• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN TARI HALIBAMBANG DI KELAS XI IPS 1 SMA AL AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN TARI HALIBAMBANG DI KELAS XI IPS 1 SMA AL AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED

INDIVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN TARI

HALIBAMBANG DI KELAS XI IPS 1 SMA AL-AZHAR 3

BANDAR LAMPUNG

Oleh :

ANNISA CHAIRIYAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Seni Tari

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

DAFTAR ISI

2.2.2 Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) .... 18

(3)

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

3.1 Desain Penelitian ... 35

3.2 Sumber Data ... 36

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.3.1 Observasi ... 37

3.3.2 Wawancara ... 38

3.3.3 Dokumentasi ... 39

3.3.4 Tes Praktik ... 40

3.3.5 Nontes ... 44

3.4 Instrumen Penelitian ... 50

3.5 Teknik Analisis Data ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

4.1 Lingkungan Tempat Penelitian ... 54

4.1.1 Identitas Sekolah ... 54

4.1.2 Data Sekolah ... 56

4.2 Temuan Penelitian ... 58

4.2.1 Temuan Tentang Proses ... 58

4.2.2 Temuan Pertemuan Pertama ... 59

4.2.3 Temuan Pertemuan Kedua ... 86

4.2.4 Temuan Pertemuan Ketiga ... 109

4.2.5 Temuan Pertemuan Keempat ... 128

4.2.6 Temuan Pertemuan Kelima ... 141

4.3 Pembahasan ... 153

4.3.1 Pengamatan Hasil Kegiatan Belajar Mengajar ... 154

4.3.2 Capaian ... 156

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 163

5.1 Kesimpulan ... 163

5.2 Saran ... 165

DAFTAR PUSTAKA ... 166

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara (UU No. 20 tahun 2003).

Tujuan Pendidikan (Kemdiknas): “Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3”, tujuan pendidikan nasional adalah

mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU

No. 20 tahun 2003).

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesuai dengan rumusan Undang-Undang

No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tidak dapat dilakukan

dengan waktu yang singkat, tetapi dibutuhkan berbagai macam usaha perubahan

(5)

yang terpenting adalah dari setiap individu itu sendiri dan dari pendidikan sekolah

serta dari proses pembelajarannya.

UU Sikdiknas No. 20 tahun 2003 bab 1 Pasal 1 Ayat 20 didefinisikan bahwa

pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada

suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, instruction atau pembelajaran adalah

suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa yang berisi

serangkaian peristiwa yang dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk

memengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat

internal (Khanifatul, 2013: 14).

Berdasarkan para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah satu

rangkaian tindakan proses belajar yang telah dirancang dan disusun alur proses

belajarnya serta dilakukan oleh pengajar, pendidik atau guru dan diberikan kepada

siswa. Pengoptimalan pembelajaran ini dibutuhkan interaksi dan kerjasama antara

siswa dan guru terutama peranannya dalam pembelajaran. Tugas guru dalam

pembelajaran berada pada posisi yang sangat diperlukan karena guru harus bisa

mengajarkan kepada siswa apa itu belajar, bagaimana cara belajar, mendidik

kepribadian, mengembangkan keterampilan dan kreativitas serta memberikan dan

menanamkan motivasi dalam diri siswa agar dapat menjadi dorongan pada diri

setiap siswa untuk secara terus menerus belajar.

Untuk mencapai tugas guru dalam pembelajaran diperlukan beberapa persiapan

(6)

proses pembelajaran yang sesuai dengan tugas, tujuan, dan kebutuhan semua

pihak yang ada dalam pembelajaran. Perencanaan proses pembelajaran ini salah

satunya adalah rencana pelaksanaan pembelajaran. Setiap guru pada satuan

pendidikan wajib menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan lengkap

agar pembelajaran berlangsung menyenangkan, memotivasi dan menciptakan

ruang yang cukup untuk mengembangkan kreativitas, kemandirian serta minat dan

bakat siswa. Salah satu komponen dalam menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran yang perlu diperhatikan seorang guru, yakni tentang pemilihan

model pembelajaran yang merupakan salah satu bagian penting dalam

pelaksanaan pembelajaran agar mencapai pembelajaran sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang diinginkan. Model Pembelajaran adalah suatu rencana atau

pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran

jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing

pembelajaran di kelas atau yang lain (Joyce & Weil, 1980: 1 dalam rusman, 2013:

133).

Pemilihan model pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan maka dipilih

salah satu model pembelajaran yakni model pembelajaran Team Assisted

Individualization (TAI). Pemilihan model ini karena model pembelajaran TAI

termasuk dalam salah satu dari macam-macam model cooperative learning.

Model cooperative learning merupakan model yang sering digunakan dan

menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli pendidikan. Slavin (1995)

menyatakan bahwa penggunaan model cooperative learning dapat meningkatkan

(7)

menumbuhkan sikap toleransi dan menghargai pendapat orang lain (Rusman,

2013: 205).

Model pembelajaran TAI adalah bantuan individual dalam kelompok (Bidak)

dengan karakteristik bahwa tanggung jawab belajar adalah pada siswa (Driver

dalam Ngalimun, 2013: 168). Model pembelajaran TAI ini menuntut kepada

siswa agar lebih bertanggung jawab dengan setiap individu dan siswa juga harus

mampu membangun pengetahuannya sendiri serta siswa tidak hanya menerima

hasil akhir pembelajaran yang diberikan oleh guru. Penerapan model

pembelajaran TAI dalam pembelajaran diharapkan bisa membuat siswa berpikir

lebih kreatif mengenai pengembangan cara atau usaha dalam pembelajaran di

sekolah dan mengajarkan kepada siswa tentang bertanggung jawab, disiplin dan

percaya diri terhadap diri sendiri dan lingkungan.

Pada penelitian pendahuluan sebelumnya, diperoleh data bahwa guru sudah

pernah menggunakan model think pair share (TPS). Model TPS ini hampir sama

dengan model TAI hanya terdapat erbedaan pada pembagian sistem kerja. Jika

pada model TPS pembagian sistem kerja dibagi secara berpasangan sedangkan

pada model TAI sistem kerja dibagi secara kelompok yang terdiri dari 4-6 orng

siswa perkelompok. Keinginan guru mengajarkan tari yang berbeda pada

pembelajaran sebelumnya maka membuat guru memilih untuk mengganti model

pembelajarannya dalam mata pelajaran seni budaya, yakni dari model TPS

(8)

Di sekolah siswa dihadapkan dengan berbagai mata pelajaran yang diajarkan oleh

berbagai guru. Salah satu mata pelajaran yang mampu mengembangkan

kreativitas siswa adalah mata pelajaran seni budaya. Mata pelajaran seni budaya

ini terbagi menjadi 4 sub bab, yakni seni musik, seni rupa, seni tari dan seni teater.

Mata pelajaran seni budaya yang akan diberikan di sekolah dalam penelitian ini

adalah seni tari.

Seni tari sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis merupakan bagian tak

terpisahkan dari kehidupan manusia dalam masyarakat yang penuh makna.

Keindahan tari tidak hanya keselarasan gerakan-gerakan badan dalam ruang

dengan diiringi musik tertentu, tetapi seluruh ekspresi itu harus mengandung

maksud-maksud tari yang dibawakan (Hadi 2007: 13). Pada dasarnya seni tari

merupakan ungkapan dan ekspresi gerak serta dilakukan oleh tubuh yang menjadi

kebiasaan dalam kegiatan bergerak dalam kehidupan sehari-hari dan dituangkan

dalam bentuk estetika yang lebih diperbaiki secara simbolik, tempo, dan ritme

serta diselaraskan dengan estetika iringan musik.

Tari halibambang memiliki dua pengertian, yaitu hali diartikan seperti dan

bagaikan sedangkan halibambang adalah kupu-kupu. Tari halibambang dapat

diartikan sebagai tarian yang menggambarkan kupu-kupu yang sedang

beterbangan dengan mengibas-ngibaskan sayapnya di alam yang bebas dan

berayun-ayun di bunga. Tarian ini terdapat di Kecamatan Batu Brak, Kabupaten

Lampung Barat dan tumbuh berkembang di daerah tersebut. Makna yang

(9)

kesopanan gadis atau putri dalam menyapa para tamu. Makna kesopanan gadis ini

menjadi salah satu alasan dalam memilih tari ini untuk diteliti di SMA Al-Azhar 3

Bandar Lampung kelas XI IPS 1 yang semua siswanya adalah perempuan. Selain

itu tari halibambang juga masih kurang dikenal terutama di dalam lingkungan

SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung sehingga menjadi motivasi dalam penelitian

agar dapat sekaligus memperkenalkan tari ini.

SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang beralamat di Jln. M. Nur I Sepang Jaya

Way Halim Bandar Lampung merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas

Negeri yang ada di ProvinsiLampung, Indonesia. Dipilihnya SMA AL-AZHAR 3

Bandar Lampung karena sekolah ini mempunyai visi dan misi yang menjadi

panduan dalam melaksanakan pembelajaran. Visi SMA Al-Azhar 3 Bandar

Lampung, yakni mewujudkan sekolah islami yang berkualitas dan terpercaya.

Salah satu misi untuk mewujudkan misi tersebut adalah menciptakan nuansa

pembelajaran yang islami, efektif, kreatif dan menyenangkan. Usaha mewujudkan

misi tersebut maka warga SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung menjaga dan

menumbuh kembangkan nilai-nilai positif, seperti kerja sama, tanggung jawab,

disiplin, peduli, aktif, kreatif dan inovatif. Salah satu misi inilah yang membuat

daya tarik untuk mengamati penerapan model pembelajaran Team Assisted

Individualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang di SMA Al-Azhar

3 Bandar Lampung.

Penelitian mengenai pembelajaran dengan materi tari halibambang sudah pernah

(10)

dengan judul pembelajaran tari halibambang dengan metode latihan di SMP N 8

Bandar Lampung dengan tujuan penelitian mendeskripsikan hasil pembelajaran

tari halibambang dengan menggunakan metode latihan di SMP N 8 Bandar

Lampung. Sumarmi dengan judul “Pembelajaran Tari Halibambang

Menggunakan Metode Pemodelan Pada Siswa SMP N 25 Bandar Lampung”

dengan tujuan penelitian mendeskripsikan hasil pembelajaran tari halibambang

menggunakan metode pemodelan pada siswa SMP N 25 Bandar Lampung. Meita

Widya Hapsari dengan judul “Pembelajaran Gerak Tari Halibambang Melalui

Metode Demonstrasi Di SMA N 1 Seputih Agung Tahun Pelajaran 2012/2013”

dengan tujuan penelitian mendeskripsikan hasil pembelajaran gerak tari

halibambang melalui metode demonstrasi di SMA N 1 Seputih Agung tahun

pelajaran 2012/2013.

Fairus dengan judul “Motivasi Dan Kemampuan Belajar Tari Halibambang Pada

Siswa SMP N 4 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran” dengan tujuan

pembelajaran mendeskripsikan hasil pembelajaran motivasi dan kemampuan

belajar tari halibambang pada siswa SMP N 4 Gedong Tataan Kabupaten

Pesawaran. Ade Herliyanti dengan judul “Pembelajaran Tari Halibambang Pada

Mata Pelajaran Seni Budaya Di SMP N 10 Bandar Lampung” dengan tujuan

penelitian mendeskripsikan hasil pembelajaran tari halibambang pada mata

pelajaran seni budaya di SMP N 10 Bandar Lampung. Kajian pada penelitian

terdahulu untuk mengetahui hasil pembelajaran dengan beberapa metode dan

(11)

Refrensi mengenai penelitian pembelajaran dengan materi tari halibambang

dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu. Penelitian ini

ingin mengkaji lebih dalam mengenai model pembelajaran Team Assisted

Individualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang di kelas XI IPS 1

SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung dengan tujuan penelitian mendeskripsikan

hasil penerapan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dalam

pembelajaran tari halibambang di kelas XI IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar

Lampung.

1.2Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil dan penerapan

model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran

tari halibambang di kelas XI IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1. Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Team Assisted

Individualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang di kelas XI

IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung

2. Mendeskripsikan hasil pembelajaran tari halibambang dengan

menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)

(12)

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut.

1. Diharapkan hasil penelitian ini mampu memperjelas mengenai penerapan

model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dalam

pembelajaran tari halibambang.

2. Diharapkan hasil penelitian ini mampu menumbuhkan percaya diri dan

keaktifaan siswa dalam pembelajaran

3. Diharapkan hasil penelitian ini membantu guru dan semua pihak di SMA

Al-Azhar 3 Bandar Lampung untuk mengetahui keterampilan setiap siswa

terhadap pembelajaran tari halibambang

4. Diharapkan penelitian ini mampu menambah pengetahuan dan

pemahaman peneliti mengenai penerapan model pembelajaran Team

Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang di

SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung.

1.5Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Objek penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran

pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran

tari halibambang di kelas XI IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung

(13)

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 yang berjumlah 30 siswa

dan semuanya perempuan di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang

beralamatkan di Jln. M. Nur I Sepang Jaya Way Halim, Bandar Lampung

4. Waktu Penelitian

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran

Pembelajaran berhubungan erat dengan belajar dan mengajar. Kegiatan

pembelajaran dan belajar sama-sama memiliki input maupun output yang

dimaksud dengan proses dari tidak tahu menjadi tahu. Pembelajaran dan belajar

juga tidak terlepas dari proses mengajar. Ketika pembelajaran dilaksanakan maka

kegiatan proses belajar dan mengajar pun selalu ada sehingga proses belajar,

mengajar, dan pembelajaran selalu besama.

2.1.1 Teori Belajar

Menurut Vernon S. Gerlach & Donal P. Ely dalam bukunya teaching & Media-A

systematic Approach (1971) dalam Arsyad (2011: 3) mengemukakan bahwa

“belajar adalah perubahan perilaku sedangkan perilaku itu adalah tindakan yang

dapat diamati. Dengan kata lain perilaku adalah suatu tindakan yang dapat diamati

atau hasil yang diakibatkan oleh tindakan atau beberapa tindakan yang dapat

diamati”.

Menurut Gagne belajar didefinisikan sebagai proses suatu organisme berubah

(15)

(2003: 5) menyatakan belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Abdillah (2002) dalam Aunurrahman (2010 :35) menyimpulkan

bahwa “belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam

perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut

aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan

tertentu”.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

perubahan tingkah laku pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak

hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk

kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan

penyesuaian diri. Setiap individu dapat dikatakan bahwa belajar itu sebagai

rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan pribadi manusia

seutuhnya.

Teori yang digunakan dalam pembelajaran tari halibambang menggunakan teori

belajar kognitivistik dengan model pembelajaran Team Asissted Individualization

(TAI) di kelas XI IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung. Teori kognitivistik

ini lebih menekankan proses belajar daripada hasil belajar. Pada teori ini belajar

dipandang sebagai suatu usaha untuk mengerti sesuatu. Usaha itu dilakukan

(16)

informasi, memecahkan masalah, mencermti lingkungan, dan memraktikan

sesuatu untuk mencapai suatu tujuan (Siregar dan Hartini, 2014: 31).

2.1.2 Aktivitas Belajar

Belajar bukanlah berproses dalam kehampaan dan tidak pula pernah sepi dari

berbagai aktivitas serta tidak pernah terlihat orang yang belajar tanpa melibatkan

aktivitas raganya. Apalagi saat aktivitas belajar itu berhubungan dengan masalah

belajar menulis, mencatat memandang, membaca, mengingat, berfikir, atau

praktek (Djamarah, 2008: 38). Aktivitas istilah umum yang dikaitkan dengan

keadaan bergerak, eksplorasi, dan berbagai repson lainnya terhadap rangsangan

sekitar (Syah, 2000: 89). Aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak

pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar mulai ketika seseorang melakukan

aktivitas sendiri maupun di dalam suatu kelompok tertentu. Dipahami ataupun

tidak dipahami sesungguhnya sebagian besar aktivitas di dalam kehidupan

sehari-hari kita merupakan kegiatan belajar (Annurahman, 2010: 33).

Aktivitas belajar adalah kegiatan peserta didik dalam proses belajar mulai dari

kegiatan fisik sampai psikis. Aktivitas belajar dapat dilakukan dimana saja di

lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekolah. Sekolah

merupakan tempat yang dominan untuk mengembangkan aktivitas belajar siswa.

Dierdrich sebagaimana dikutip Sardiman (2011: 101) membuat daftar berisi

(17)

a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya; membaca, memperhati-kan,

demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

b. Oral activities, seperti; menyatakan, bertanya, memberi sesuatu, mengeluarkan

pendapat, mengadakan wawancara, diskusi dan interupsi.

c. Listening activities, misalnya; mendengarkan, uraian, percakapan, musik dan

pidato.

d. Writing activities, seperti; menulis cerita, karangan, laporan, angket dan

menyalin.

e. Drawing activities, misalnya; menggambar, membuat grafik, peta dan diagram.

f. Motor activities, misalnya; melakukan percobaan, membuat konstruksi, model

persepsi, bermain, berkebun, dan beternak.

g. Mental activities, seperti; menganggap, mengingat, memecahkan soal,

menganalisa, melihat dukungan, mengambil keputusan.

h. Emotional activities, misalnya; menaruh minat, merasa bosan, berani, tenang,

gugup.

Berdasarkan beberapa macam kegiatan siswa yang dikutip dari Sudirman (2011:

101) maka dalam penerapan model pembelajaran TAI dalam pembelajaran tari

Halibambang di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung akan digunakan 3 kegiatan

siswa, yakni visual activities, oral activities, dan motor activities.

2.1.3 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada

(18)

dalam Khanifarul, 2013: 14). Sementara menurut Gagne, instruction atau

pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar

siswa yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa

untuk memengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat

internal (Khanifarul, 2013: 14).

Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung

proses belajar siswa dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang

berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami

siswa (Winkel, 1991 dalam Eveline & Hartini, 2011 : 12). Kesimpulan pengertian

pembelajaran dari teori di atas adalah satu rangkaian tindakan proses belajar yang

telah dirancang dan disusun alur proses belajarnya serta dilakukan oleh pengajar,

pendidik atau guru dan diberikan kepada siswa.

2.1.4 Ciri-Ciri Pembelajaran

Ada tiga ciri khas dalam sistem pembelajaran, seperti yang dikemukakan oleh

Oemar Hamalik dalam bukunya kurikulum dan pembelajaran yaitu sebagai

berikut.

1. Rencana ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur yang merupakan

unsur-unsur sistem pembelajaran dalam suatu rencana khusus.

2. Kesalingtergantungan (interdepence), antara unsur “sistem pembelajaran yang

serasi dalam suatu keseluruhan”. Tiap unsur bersifat esensial, dan masing

(19)

3. Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai.

Seperti sistem transportasi, sistem komunikasi, dan sistem pemerintahan

semuanya memiliki tujuan (Oemar Hamalik, 2007: 66)

Ciri ini menjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh manusia dan

sistem pemerintahan, semuanya memiliki tujuan. Sistem alami seperti: ekologi,

sistem kehidupan hewan, memiliki unsur-unsur yang saling ketergantungan satu

sama lain disusun sesuai dengan rencana tertentu, tetapi tidak mempunyai tujuan

tertentu. Tujuan sistem menuntun proses merancang sistem. Tujuan utama sistem

pembelajaran agar siswa belajar. Tugas seorang perancang sistem adalah

mengorganisasi tenaga, material, dan prosedur agar siswa belajar secara efisien

dan efektif.

2.1.5 Tujuan Pembelajaran

Menurut Robert F. Mager (1962) mengatakan bahwa tujuan pembelajaran adalah

perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi

dan tingkat kompetensi tertentu. Kemp (1977) dan David E. Kapel (1981)

menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran suatu pernyataan yang spesifik yang

dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk

tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.

Henry Ellington (1984) bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang

diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar. tujuan pembelajaran dapat

(20)

Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari

tujuan pembelajaran, yaitu

1. Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar

mengajar kepada siswa sehingga siswa dapat melakukan perbuatan

belajarnya secara lebih mandiri

2. Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar

3. Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media

pembelajaran

4. Memudahkan guru mengadakan penilaian

2.2 Model Pembelajaran

Salah satu komponen dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang

perlu diperhatikan seorang guru, yakni tentang pemilihan model pembelajaran

yang merupakan salah satu bagian penting dalam pelaksanaan pembelajaran agar

mencapai pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan.

2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran

Model Pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk

membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang

bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain

(21)

2.2.2 Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)

2.2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Team Assisted Individualization

(TAI)

Model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) adalah bantuan

individual dalam kelompok dengan karakteristik bahwa tanggung jawab belajar

adalah pada siswa (Driver dalam Ngalimun, 2012: 168). Model pembelajaran

kooperatif tipe TAI merupakan model pembelajaran yang membentuk kelompok

kecil yang heterogen dengan latar belakang cara berpikir yang berbeda untuk

saling membantu terhadap siswa lain yang membutuhkan bantuan. Model ini

menerapkan bimbingan antarteman, yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab

terhadap siswa yang lemah.

Model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) ini juga dapat

meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok kecil. Siswa yang pandai dapat

mengembangkan kemampuan dan keterampilannya sedangkan siswa yang lemah

dapat terbantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Model pembelajaran

kooperatif tipe TAI memiliki 8 (delapan) komponen, yaitu

1. Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 sampai

6 siswa.

2. Placement test, yakni pemberian pre-test kepada siswa atau melihat

rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa dalam

(22)

3. Student Creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan

menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau

dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.

4. Team Study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh

kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa

yang membutuhkannya.

5. Team Scores and Team Recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil

kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok

yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang

berhasil dalam menyelesaikan tugas.

6. Teaching Group, yakni pemberian materi secara singkat dari guru

menjelang pemberian tugas kelompok.

7. Facts Test, yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang

diperoleh siswa.

8. Whole Class Units, yaitu pemberian materi oleh guru kembali di akhir

waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah (Slavin 1984

dalam Huda, 2014: 200).

Ciri-ciri model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI):

1. Belajar bersama dengan teman

2. Selama proses belajar terjadi tatap muka antarteman

3. Saling mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok

4. Belajar dari teman sendiri dalam kelompok

(23)

6. Siswa aktif (Stahl, 1994). Paling utama adalah setiap siswa secara individual

belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru

Berdasarkan 8 komponen model pembelajaran TAI terdapat 3 komponen yang

secara aktif dilakukan oleh siswa, yakni pada komponen teams, student creative,

dan team study sedangkan pada 5 komponen lain merupakan kegiatan yang

dilakukan oleh guru. Oleh karena itu dalam penerapan model pembelajaran TAI

dalam pembelajaran tari halibambang di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung akan

digunakan 3 komponen, yakni teams, student creative, dan team study.

2.2.2.2Langkah-Langkah Implementasi Model Pembelajaran Team Assisted

Individualization (TAI)

Adapun langkah-langkah dalam model pembelajaran TAI yang akan diterapkan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Kegiatan Pendahuluan

a.Memeriksa kesiapan siswa

b.Melakukan kegiatan apersepsi

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

1) Menjelaskan kepada siswa mengenai materi yang akan dipelajari

2) Memberitahukan kepada siswa mengenai materi bahan ajar yang akan

(24)

b. Elaborasi

1) Membentuk kelompok kecil yang heterogen yang terdiri dari 4-6 siswa

perkelompok

2) Memberi tugas kelompok dengan bahan yang sudah disiapkan

c. Konfirmasi

1) Memantau siswa dalam melaksanakan tugas kelompok

2) Memberikan bantuan secara individual atau kelompok bagi yang

memerlukan

3. Kegiatan Penutup

a. Memberikan penilaian kepada setiap kelompok atas hasil kerja mereka

b. Memberikan evaluasi dan refleksi

2.2.2.3 Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran Team Assisted

Individualization (TAI)

Model pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan dan kelemahannya

masing-masing. Model pembelajaran Team Assisted Individulization (TAI) juga memiliki

kelebihan dan kelemahan. Berikut ini adalah kelebihan dan kelemahan model

pembelajaran Team Assisted Individulization (TAI).

a. Kelebihan Model Pembelajaran Team Assisted Individulization (TAI)

1. Meningkatkan hasil belajar,

2. Meningkatkan motivasi belajar,

(25)

4. Program ini bisa membantu siswa yang lemah/ siswa yang mengalami

kesulitan dalam memahami materi belajar,

5. Model pembelajaran Team Assisted Individualization membantu

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa

6. Pada model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

siswa mendapatkan penghargaan atas usaha mereka,

7. Melatih siswa untuk bekerja secara kelompok, melatih keharmonisan

dalam hidup bersama atas dasar saling menghargai.

b. Kelemahan Model Pembelajaran Team Assisted Individulization (TAI)

1. Tidak semua mata pelajaran cocok diajarkan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe TAI.

2. Apabila model pembelajaran ini merupakan model pembelajan yang baru

diketahui, kemungkinan sejumlah siswa bingung, sebagian kehilangan rasa

percaya diri dan sebagian mengganggu antar siswa lain.

2.3 Tari

Seni tari sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis merupakan bagian tak

terpisahkan dari kehidupan manusia dalam masyarakat yang penuh makna.

Keindahan tari tidak hanya keselarasan gerakan-gerakan badan dalam ruang

dengan diiringi musik tertentu, tetapi seluruh ekspresi itu harus mengandung

maksud-maksud tari yang dibawakan (Hadi 2007: 13). Pada dasarnya seni tari

merupakan ungkapan dan ekspresi gerak yang dilakukan oleh tubuh serta menjadi

(26)

dalam bentuk estetika yang lebih diperbaiki secara simbolik, tempo, dan ritme

serta diselaraskan dengan estetika iringan musik.

2.4 Tari Halibambang

2.4.1 Sejarah Tari Halibambang

Tari halibambang memiliki dua pengertian, yaitu hali diartikan seperti dan

bagaikan sedangkan halibambang adalah kupu-kupu. Tari halibambang dapat

diartikan sebagai tarian yang menggambarkan kupu-kupu yang sedang

beterbangan dengan mengibas-ngibaskan sayapnya di alam yang bebas dan

berayun-ayun di bunga. Makna yang terkandung dalam tari halibambang adalah

sifat keagungan dan keindahan serta kesopanan gadis atau putri dalam menyapa

para tamu. Tarian ini terdapat di Kecamatan Batu Brak, Kabupaten Lampung

Barat dan tumbuh berkembang di daerah tersebut (Mustika, 2013: 62).

2.4.2 Unsur dan Bentuk Tari Halibambang

a. Penari

Jumlah penari dalam tari halibambang ini ditarikan oleh oleh 6 (enam) orang

penari wanita. Tari halibambang hanya ditarikan oleh penari wanita tidak ada

(27)

b. Busana dan Aksesoris Tari Halibambang

1. Kumbang Gijekh (Kumbang Goyang) sebagai lambang keanggunan dan

keindahan.

2. Sanggul (keindahan).

3. Tali Galah(tali leher) yang diberi kumbang tabokh (keindahan).

4. Kipas (properti)lambang sayap kupu-kupu.

5. Gelang Kana (kemakmuran).

6. Gajah Minung atau kalung selembok (kemakmuran)

7. Busung /ikat pinggang (kemakmuran).

8. Kawai/baju beludru (kesucian).

9. Injang bumpe

c. Musik Iringan Tari Halibambang

1. Musik pengiring tari halibambang menggunakan talo balak, nada yang

dihasilkan dari bunyi tabuhan Talo balak ini dapat disimpulkan pada kunci

nada = G ( Sedikit Sumbang ),

2. Gong besar berbunyi nada = 1( do )

3. Gong Kecil berbunyi nada = 2/ ( ri )

4. Talo Balak

5. Gendang

d. Gerak Tari

Secara umum gerakan tari halibambang yang sudah mengalami kreasi dari bentuk

(28)

Tabel 2.1

Ragam Gerak Tari Halibambang

No. Nama

Gerak Foto Deskripsi

(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain dalam penelitian ini adalah menggunakan jenis penelitian deskriptif

kualitatif. Menurut Kirk dan Miller dalam Moleong (1990: 3) mendefinisikan

bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial

yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam

kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam

bahasanya dan dalam peristiwanya (Margono 2010: 36).

Sementara itu dalam Sugiono, 2010: 15, metode penelitian kualitatif adalah

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositifsime digunakan

untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah

eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci pengambilan sample

sumber dan data dilakukan secara purposive dan snowbaal. Teknik pengumpulan

data dilakukan dengan triangulasi (gabungan) analisis data bersifat

induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna

(39)

Menurut Hidayat Syah penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang

digunakan untuk menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek

penelitian pada suatu masa tertentu. Menurut Punaji Setyosari ia menjelaskan

bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan

atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala

sesuatu yang terkait dengan variabel-variabel yang bisa dijelaskan baik dengan

angka-angka maupun kata-kata. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk

penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada,

baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa

berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan

perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata,

2006:72).

Berdasarkan pengertian di atas, dalam penelitian ini akan digunakan desain

penelitian deskripti kualitatif untuk mendeskripsikan tentang proses penerapan

model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran

tari halibambang di kelas XI IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang

mencakup aktivitas siswa dan guru serta hasil pembelajaran tersebut.

3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 yang berjumlah 30

orang yang semuanya perempuan dan guru mata pelajaran seni budaya SMA

Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terlibat dalam penelitian mengenai model

(40)

halibambang di kelas XI IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung serta 13 ragam

gerak tari haibambang yang akan dipraktikkan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses

penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik

pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana

yang paling tepat sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliable. Pada

penelitian ini ada lima teknik pengumpulan data, yakni observasi, wawancara,

dokumentasi, tes praktik, dan nontes. Adapun langkah-langkah pengumpulan data

sebagai berikut.

3.3.1 Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dimana peneliti melakukan

pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan

yang dilakukan (Riduwan, 2004 : 104). Bungin (2007: 115) mengemukakan

beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu

observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan observasi kelompok tidak

terstruktur.

1. Observasi partisipasi (participant observation) adalah metode

pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian

melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti

(41)

2. Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa

menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau pengamat

harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati

suatu objek.

3. Observasi kelompok adalah observasi yang dilakukan secara berkelompok

terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.

Pada penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data observasi tidak

terstruktur. Tujuan observasi dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data

melalui pengamatan secara langsung aktivitas siswa dan guru dalam penerapan

model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran

tari halibambang di kelas XI IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung.

3.3.2 Wawancara

Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap informasi atau

keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan dalam

penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam

(in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan

informan atau orang yang diwawancarai dengan atau tanpa menggunakan

pedoman (guide) wawancara dimana pewawancara dan informan terlibat dalam

(42)

Interview adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah

pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari interview

adalah kontak langsung dengan tatap muka (face to face relation ship) antara si

pencari informasi (interviewer atau informan hunter) dengan sumber informasi

(interviewer) (Sutopo 2006: 74). Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur

dan tidak terstruktur, dan dapat dilakukan dengan tatap muka (face to face)

maupun menggunakan telepon (Sugiyono, 2006; Al-Azhar 38-140).

Penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur. Susunan pertanyaan dan

kata-kata dalam wawancara dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi

ketika wawancara. Wawancara dilakukan terhadap pihak sekolah (kepala sekolah

atau wakil), guru dan siswa. Wawancara dilakukan dengan pihak sekolah

bertujuan untuk mengetahui suasana sekolah dan pembelajaran di tempat

penelitian. Wawancara terhadap guru bertujuan untuk mengetahui cara aktivitas

pembelajaran siswa pada saat sebelum adanya penelitian dan perkembangan

aktivitas pembelajaran siswa dalam pembelajaran tari halibambang yang

berlangsung selama penelitian ini. Wawancara terhadap siswa bertujuan untuk

mengetahui tingkat pemahaman mengenai model pembelajaran Team Assisted

Indivualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang.

3.3.3 Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2011: 329-330) dokumentasi merupakan catatan peristiwa

yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

(43)

harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, dan kebijakan. Dokumen

yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.

Dokumen yang berbentuk karya, misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar,

patung, film, dan lain-lain. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan

lebih dapat dipercaya jika didukung oleh sejarah pribadi kehidupan masa kecil,

sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobografi. Dokumentasi dalam

penelitian ini berupa foto dan video serta peneliti akan memperkuat hasil

penelitian akhir dengan dokumentasi tertulis melalui catatan harian serta hasil

wawancara.

3.3.4 Tes Praktik

Tes praktik yaitu tes kemampuan hasil mengembangkan tari halibambang dari

hasil penerapan model pembelajaran Team Assisted Indivualization (TAI) dalam

pembelajaran tari halibambang. Tes praktik ini digunakan untuk memperoleh data

hasil belajar siswa dalam belajar tari halibambang.

Tabel 3.1

Lembar Pengamatan Tes Praktik 1 (Proses)

No.

Ragam Gerak Tari Halibambang

Deskriptor Penilaian Skor Kriteria

1

Siswa memperagakan ragam gerak tari halibambang sesuai dengan 4 ketepatan gerak (hitungan, tangan, kaki, dan badan)

5 Baik Sekali

Siswa memperagakan ragam gerak tari halibambang sesuai dengan 3 ketepatan gerak

(44)

No.

Ragam Gerak Tari Halibambang

Deskriptor Penilaian Skor Kriteria

6

Siswa memperagakan ragam gerak tari halibambang sesuai dengan 2 ketepatan gerak (hitungan, tangan, kaki, dan badan)

3 Cukup

Siswa memperagakan ragam gerak tari halibambang sesuai

memperagakan ragam gerak tari halibambang sesuai dengan ketepatan gerak (hitungan, tangan, kaki, dan

dapat dilakukan perhitungan nilai tes praktik 1 sebagai berikut.

Nilai Tes Praktik 1 = Perolehan Skor Siswa

Jumlah Skor Maksimal×Skor Ideal

Contoh siswa dengan kode AC memperoleh skor dari tes praktik, yaitu akumulasi dari 13

ragam gerak tari Halibambang adalah 60. Untuk menghitung nilai skor yang diperoleh

(45)

Nilai Tes Praktik 1= 60

65 x 100%=92

Tabel 3.2

Lembar Pengamatan Tes Praktik 2 (Evaluasi Akhir)

No. Aspek Deskriptor Skor Kriteria

1 Hafalan Urutan Gerak

Siswa mampu memperagakan semua urutan gerak tari halibambang tanpa kesalahan

5 Baik Sekali

Siswa tidak mampu memperagakan semua urutan gerak tari halibambang sebanyak 1-3 gerak

4 Baik

Siswa tidak mampu memperagakan semua urutan gerak tari halibambang sebanyak 4-6 gerak

3 Cukup

Siswa tidak mampu memperagakan semua urutan gerak tari halibambang sebanyak 7-9 gerak

2 Kurang

Siswa tidak mampu memperagakan semua urutan gerak tari

Siswa mampu memperagakan semua urutan gerak tari

halibambang sesuai dengan

hitungan gerak dan musik

5 Baik Sekali

Siswa tidak mampu memperagakan semua urutan gerak tari

halibambang sesuai dengan

hitungan gerak dan musik sebanyak 1-3 ragam gerak

4 Baik

Siswa tidak mampu memperagakan semua urutan gerak tari

halibambang sesuai dengan

hitungan gerak dan musik sebanyak 4-6 ragam gerak

(46)

No. Aspek Deskriptor Skor Kriteria

Siswa tidak mampu memperagakan semua urutan gerak tari

halibambang sesuai dengan

hitungan gerak dan musik sebanyak 7-9 ragam gerak

2 Kurang

Siswa tidak mampu memperagakan semua urutan gerak tari

halibambang sesuai dengan

hitungan gerak dan musik sebanyak 10-12 ragam gerak

1 Gagal

Total Skor Maksimum 10

Nilai tes praktik 2 tari halibambang siswa dapat diukur menggunakan lembar

pengamatan tes praktik 2 dengan 13 ragam gerak yang diakumulasikan dengan

jumlah skor maksimal 10. Setelah skor diperoleh maka dapat dilakukan

perhitungan nilai tes praktik 2 siswa sebagai berikut.Jumlah Skor Maksimal

Nilai Tes Praktik 2 = Perolehan Skor Siswa

Jumlah Skor Maksimal×Skor Ideal

Contoh siswa dengan kode AC memperoleh skor dari tes praktik, yaitu akumulasi dari 13

ragam gerak tari halibambang adalah 9. Untuk menghitung nilai skor yang diperoleh

berdasarkan rumus perhitungan nilai tes praktik 2.

Nilai Tes Praktik 2= 9

10 x 100%=90

Perolehan tes praktik 1 dan tes praktik 2 siswa tersebut diukur dengan

menggunakan penentuan patokan dengan persentase untuk skala lima sebagai

(47)

Tabel 3.3

Penentuan Patokan Persentase Untuk Skala Lima

Interval Persentase

Tingkat Penguasaan Keterangan Skor

85%-100% Baik Sekali 5

Nontes yaitu pengumpulan data berupa pengamatan tentang aktivitas siswa dan

guru dalam penerapan model pembelajaran Team Assisted Indivualization (TAI)

dalam pembelajaran tari halibambang.

Seluruh kelompok siswa

memperhatikan guru pada saat guru menjelaskan dan memberikan instruksi pada awal pembelajaran tari halibambang

5 Baik

Sekali

Dari 6 kelompok siswa terdapat 5 kelompok siswa yang memperhatikan guru pada saat guru menjelaskan dan memberikan instruksi pada awal pembelajaran tari halibambang

4 Baik

Dari 6 kelompok siswa terdapat 4 kelompok siswa yang memperhatikan

(48)

No. Aspek Deskriptor Skor Kriteria

guru pada saat guru menjelaskan dan memberikan instruksi pada awal pembelajaran tari halibambang

Dari 6 kelompok siswa terdapat 3 kelompok siswa yang memperhatikan guru pada saat guru menjelaskan dan memberikan instruksi pada awal pembelajaran tari halibambang

2 Kurang

Dari 6 kelompok siswa terdapat 2 atau kurang dari 2 kelompok siswa yang memperhatikan guru pada saat guru menjelaskan dan memberikan instruksi pada awal pembelajaran tari halibambang

1 Gagal

2 Oral

Activities

Seluruh kelompok siswa melakukan

diskusi kelompok dalam

menyelesaikan tugas analisis ragam gerak tari halibambang

5 Baik

Sekali

Dari 6 kelompok siswa terdapat 5 kelompok yang melakukan diskusi kelompok dalam menyelesaikan tugas analisis ragam gerak tari halibambang

4 Baik

Dari 6 kelompok siswa terdapat 4 kelompok yang melakukan diskusi kelompok dalam menyelesaikan tugas analisis ragam gerak tari halibambang

3 Cukup

Dari 6 kelompok siswa terdapat 3 kelompok yang melakukan diskusi kelompok dalam menyelesaikan tugas analisis ragam gerak tari halibambang

2 Kurang

Dari 6 kelompok siswa terdapat 2 atau kurang dari 2 kelompok yang melakukan diskusi kelompok dalam menyelesaikan tugas analisis ragam gerak tari halibambang

1 Gagal

3 Motor

Activities

Seluruh kelompok siswa

memperagakan ragam gerak tari

halibambang dengan masing-masing

kelompok

5 Baik

(49)

No. Aspek Deskriptor Skor Kriteria

Dari 6 kelompok siswa terdapat 2 atau kurang dari 2 kelompok siswa memperagakan ragam gerak tari halibambang

1 Gagal

Total Skor Maksimal 15

Setelah skor perhitungan aktivitas siswa diperoleh maka dilakukan perhitungan

untuk mengetahui nilai aktivitas belajar siswa yang akan dijadikan indikator

penilaian aktivitas belajar siswa, yakni visual activities, oral activities, dan motor

activities dengan skor maksimal 15. Perhitungan nilai aktivitas belajar siswa

menggunakan perhitungan dengan persentase skala lima sehingga didapat rumus

sebagai berikut.

Nilai Aktivitas Siswa= Perolehan Skor Siswa

Skor Maksimal x Skor Ideal

Lembar pengamatan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran

Team Assisted Indivualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang seperti

yang akan dijabarkan di bawah ini digunakan untuk mengetahui keefektifan

penerapan model pembelajaran Team Assisted Indivualization (TAI) dalam

(50)

Tabel 3.5

Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Team Assisted Indivualization (TAI)

No. Aspek Deskriptor Skor Kriteria

1 Teams Seluruh kelompok siswa mau

menerima dan menghargai siswa lain yang telah dikelompokkan dalam setiap kelompok yang dibagikan guru

5 Baik Sekali

Dari 6 kelompok siswa terdapat 5 siswa yang mau menerima dan menghargai siswa lain yang telah dikelompokkan dalam setiap kelompok yang dibagikan guru

4 Baik

Dari 6 kelompok siswa terdapat 4 siswa yang mau menerima dan menghargai siswa lain yang telah dikelompokkan dalam setiap kelompok yang dibagikan guru

3 Cukup

Dari 6 kelompok siswa terdapat 3 siswa yang mau menerima dan menghargai siswa lain yang telah dikelompokkan dalam setiap kelompok yang dibagikan guru

2 Kurang

Dari 6 kelompok siswa terdapat 2 atau kurang dari 2 kelompok siswa yang mau menerima dan menghargai siswa lain yang telah dikelompokkan dalam setiap kelompok yang dibagikan guru

1 Gagal

2 Student

Creative

Seluruh kelompok bekerjasama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru

5 Baik Sekali

Dari 6 kelompok terdapat 5 kelompok yang mampu bekerjasama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru

4 Baik

Dari 6 kelompok terdapat 4 kelompok yang mampu bekerjasama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru

(51)

No. Aspek Deskriptor Skor Kriteria

Dari 6 kelompok terdapat 3 kelompok yang mampu bekerjasama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru

2 Kurang

Dari 6 kelompok terdapat 2 atau kurang dari 2 kelompok yang mampu bekerjasama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru

1 Gagal

3 Team Study Seluruh kelompok mau bertanggung

jawab terhadap setiap anggota kelompoknya

5 Baik Sekali

Dari 6 kelompok terdapat 5 kelompok yang mau bertanggung jawab terhadap setiap anggota kelompoknya

4 Baik

Dari 6 kelompok terdapat 4 kelompok yang mau bertanggung jawab terhadap setiap anggota kelompoknya

3 Cukup

Dari 6 kelompok terdapat 3 kelompok yang mau bertanggung jawab terhadap setiap anggota kelompoknya

2 Kurang

Dari 6 kelompok terdapat 2 atau kurang dari 2 kelompok yang mau bertanggung jawab terhadap setiap anggota kelompoknya

1 Gagal

Total Skor Maksimum 15

Berdasarkan lembar pengamatan proses pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran Team Assisted Individulization (TAI) dengan jumlah skor

maksimal 40, perhitungan nilai aktivitas belajar siswa model pembelajaran TAI

digunakan perhitungan dengan persentase skala lima sehingga didapat rumus

(52)

Nilai TAI=Perolehan Skor Siswa

Skor Maksimal x 100%

Lembar pengamatan aktivitas guru digunakan untuk mengetahui kegiatan guru di

dalam kelas. Guru berperan aktif dalam penggunaan model Team Assisted

Individualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang.

Tabel 3.6

Lembar Pengamatan Aktivitas Guru

No. Aspek yang Dinilai P1 P2 P3 P4 P5

I Kegiatan Pendahuluan

a. Memeriksa kesiapan siswa b. Melakukan kegiatan apersepsi II Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

1. Menjelaskan kepada siswa mengenai materi yang akan dipelajari

2. Memberitahukan kepada siswa mengenai materi bahan ajar yang akan diselesaikan secara kelompok

b. Elaborasi

1. Membentuk kelompok kecil yang heterogen yang terdiri dari 4-6 siswa perkelompok

2. Memberi tugas kelompok dengan bahan yang sudah disiapkan

c. Konfirmasi

1. Memantau siswa dalam

melaksanakan tugas kelompok

(53)

No. Aspek yang Dinilai P1 P2 P3 P4 P5

III Kegiatan Penutup

a. Memberikan penilaian kepada setiap kelompok atas hasil kerja mereka b. Memberikan evaluasi dan refleksi

Lembar pengamatan ini digunakan untuk mengamati aktivitas guru pada saat

sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung pada setiap pertemuan. Apabila

telah dilakukan maka kolom-kolom ini akan diberi tanda chek list (√) sebagai

penanda.

3.4 Instrumen Penelitian

Dalam instrumen penelitian digunakan beberapa panduan, yakni :

1. Panduan Observasi

Pengamatan(observasi) yakni mengamati secara langsung agar dapat dijelaskan

secara lengkap dengan melakukan pencatatan tentang apa saja yang telah

dilihat. Lembar pengamatan (observasi) digunakan pada saat pengamatan

tentang hal yang dilihat dan diamati secara langsung.

2. Panduan Wawancara

Saat wawancara, alat yang digunakan berupa alat tulis dan media perekam

audio ataupun visual (kamera, handphone, dan handycam). Catatan berisi hasil

wawancara dari berbagai narasumber juga bisa memudahkan untuk

(54)

3. Panduan Dokumentasi

Catatan secara tertulis ataupun praktik berupa foto, catatan, rekaman suara,

ataupun video digunakan dalam pengumpulan data melalui observasi dan

wawancara.

4. Panduan Tes Praktik

Tes praktik ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar tari

halibambang menggunakan model pembelajaran TAI. Pengamatan

menggunakan lembar pengamatan tes praktik yang sudah berisi tentang

aspek-aspek penilaian yang sudah ditentukan.

5. Panduan Nontes

Teknik nontes digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa dan

guru dalam pembelajaran tari halibambang menggunakan model pembelajaran

TAI. Lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru berisi tentang aspek-aspek

penilaian yang sudah ditentukan.

3.5 Teknik Analisis Data

Menurut Ardhana (dalam Lexy J. Moleong 2002: 103) menjelaskan bahwa

analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam

suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Jika dikaji pada dasarnya definisi

(55)

lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data. Definisi tersebut dapat

disintesiskan bahwa analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat

ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan

oleh data.

Hal yang diperoleh dari hasil analisis data akan digunakan untuk mendeskripsikan

mengenai penerapan model pembelajaran Team Assisted Individulization (TAI)

dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tari halibambang menggunakan

model pembelajaran Team Assisted Individulization (TAI) di kelas XI IPS 1 SMA

Al-Azhar 3 Bandar Lampung. Langkah-langkah analisis data antara lain:

1. Mengamati penerapan model pembelajaran Team Assisted Individulization

(TAI) dalam pembelajaran tari halibambang di kelas XI IPS 1 SMA

Al-Azhar 3 Bandar Lampung

2. Mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran tari

halibambang menggunakan model pembelajaran Team Assisted

Individulization (TAI)

3. Menganalisis hasil tes tari halibambang menggunakan model

pembelajaran Team Assisted Individulization (TAI) yang dianalisis

menggunakan lembar pengamatan proses dan lembar pengamatan akhir tes

praktik individu

4. Mengakumulasikan semua nilai hasil tes praktik siswa, kemudian diukur

hasil belajar siswa dalam pembelajaran tari halibambang menggunakan

(56)

5. Mereduksi data dengan cara mengumpulkan, memilih, dan merangkum

data yang menjadi pokok untuk dianalisis

6. Membuat kesimpulan dengan cara mengelola dan menganalisis data-data

pada saat observasi, wawancara, dokumentasi, hasil tes praktik dan nontes

(57)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis deskriptif kualitatif dan pembahasan,

maka dapat diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran Teams Assisted

Individualization pada pembelajaran tari halibambang di SMA Al-Azhar 3

Bandar Lampung sebagai berikut.

1. Penerapan dari kegiatan belajar mengajar menggunakan model

pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran

tari halibambang di kelas XI IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung

dilaksanakan dengan baik, termasuk dalam kriteria baik sekali. Pada

panduan pelaksanaan model pembelajaran Team Assisted Individualization

(TAI) diawali dengan komponen Teams, siswa diharuskan menerima dan

menghargai siswa lain. Student Creative, siswa bekerjasama dalam

menyelesaikan tugas kelompok. Team Study, siswa bertanggung jawab

terhadap setiap anggota kelompoknya. Penerapan model pembelajaran Team

Assisted Individualization (TAI) terlihat pada aktivitas guru dan siswa

dalam pelaksanaan pembelajaran tari halibambang. Guru memberikan

stimulan kepada siswa untuk menerapkan 3 komponen yang ada pada

(58)

model pembelajaran yang telah ditetapkan. Pada kegiatan belajar mengajar

temuan pertemuan pertama sampai temuan pertemuan kelima semua

langkah-langkah pembelajaran terlaksana dengan baik, guru melaksanakan

semua langkah-langkah pembelajaran dan siswa mampu mengikuti kegiatan

belajar mengajar dengan baik.

2. Hasil dari capaian penerapan model pembelajaran Teams Assisted

Individualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang di kelas XI

IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung dilaksanakan dengan baik,

termasuk dalam kriteria baik. Pada capaian dua tahap penilaian secara

praktik, yakni analisis gerak yang diperagakan oleh siswa dan pengambilan

nilai hasil analisis gerak. Tahap analisis gerak oleh siswa melalui lembar

kerja siswa yang diberikan oleh guru dengan jumlah ragam gerak dilakukan

secara bertahap, yakni pertemuan pertama 4 ragam gerak, pertemuan kedua

5 ragam gerak, pertemuan ketiga 4 ragam gerak, dan pertemuan kelima

perpaduan gerak dangan musik. Tahap pengambilan nilai dilakukan oleh

guru dengan dua tingkatan, yakni pengambilan nilai hasil analisis setiap

gerak (siswa melakukan gerak dengan hitungan) yang dilakukan pada

pertemuan pertama, kedua, ketiga dan pengambilan nilai ragam gerak sesuai

dengan iringan musik pada pertemuan kelima. Capaian penerapan model

pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) dapat dilaksanakan

dengan baik sekali. Kriteria tersebut ditinjau dari pengamatan proses

pembelajaran dengan model pembelajaran TAI dari pertemuan pertama

sampai pertemuan kelima yang masing-masing pertemuan mendapatkan

(59)

pertemuan kedua dan ketiga mendapatkan nilai 93, pertemuan keempat dan

kelima mendapatkan nilai 100. Dilihat dari capaian aktivitas siswa yang

terdiri dari 3 aspek, yakni visual activities, oral activities, dan motor

activities. Aspek penilaian aktivitas siswa ini mendapatkan rata-rata nilai 97

dengan kriteria baik sekali dan masing-masing aspek mendapatkan kriteria

baik sekali dengan masing-masing nilai, yakni pertemuan pertama, kedua

dan kelima mendapatkan nilai 100, dan pertemuan ketiga dan keempat

mendapatkan nilai 93.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis deskriptif kualitatif, pembahasan dan

kesimpulan, untuk kepentingan penelitian maka disarankan sebagai berikut.

1. Hendaknya pihak sekolah memberikan perhatian lebih terhadap peningkatan

kemampuan guru dalam mengajar melalui pelatihan-pelaihan dan workshop.

2. Pada pembelajaran seni budaya hendaknya siswa memakai baju praktik agar

bergerak dapat lebih leluasa dibandingkan dengan memakai baju seragam

sekolah.

3. Demi kelancaran pembelajaran seni budaya sebaiknya ditingkatkan kembali

fasilitas di dalam ruang aula sekolah, contohnya sound sistem & tempat

(60)

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar, Edisi 2. Jakarta: Rineka Cipta.

Hadi, Sumandiyo Y. 2007. Kajian Tari Teks Dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka Book Publizer

Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Khanifatul. 2013. Pembelajaran Inovatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Lampung, Universitas. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Moleong, Lexy J.2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Mustika, Wayan. 2013. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja.

Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Dan Sastra. Yogyakarta: BPFE

Punaji Setyosari. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta : Kencana.

Riduwan. 2004. Metode Riset. Jakarta : Rineka Cipta

Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

(61)

Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, NS. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sutopo, HB. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.

Suyitno, Amin. 2006. Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannya di Sekolah. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Syah, Hidayat. 2010. Pengantar Umum Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Verivikatif. Pekanbaru : Suska Pres.

Gambar

Tabel 2.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
+2

Referensi

Dokumen terkait

Informasi dan nilai apa yang disebarkan oleh media, dalam hal ini televisi, secara menonjol akan mempengaruhi persepsi, bahkan sikap, pemirsa atau masyarakat,

mengetahui apakah semua variabel bebas, yaitu minat belajar, lingkungan sekolah dan profesionalisme guru secara bersama-sama memiliki kontribusi yang signifikan

Berdasarkan hasil pengujian black box testing yang dilakukan terhadap fungsi dan kinerja setiap menu dari aplikasi, dapat diketahui bahwa aplikasi penjualan dan stok barang pada

Memahami bentuk penyimpanan data dalam memori yang berupa Linear Doubly Linked List..

Perkeretaapian Umum di Wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun.. 2015 Nomor 206) diubah

[r]

Penerapan Model Inkuiri Untuk Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Bermain Sepakbola SMP Negeri 1 Losari.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Salah satu faktor yang dapat mencegah terjadinya kecurangan pada perusahaan yaitu dengan adanya peran audit internal, salah satu peran audit internal adalah untuk