MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED
INDIVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN TARI
HALIBAMBANG DI KELAS XI IPS 1 SMA AL-AZHAR 3
BANDAR LAMPUNG
Oleh :
ANNISA CHAIRIYAH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Seni Tari
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR ISI
2.2.2 Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) .... 18
BAB III METODE PENELITIAN ... 35
3.1 Desain Penelitian ... 35
3.2 Sumber Data ... 36
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 37
3.3.1 Observasi ... 37
3.3.2 Wawancara ... 38
3.3.3 Dokumentasi ... 39
3.3.4 Tes Praktik ... 40
3.3.5 Nontes ... 44
3.4 Instrumen Penelitian ... 50
3.5 Teknik Analisis Data ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54
4.1 Lingkungan Tempat Penelitian ... 54
4.1.1 Identitas Sekolah ... 54
4.1.2 Data Sekolah ... 56
4.2 Temuan Penelitian ... 58
4.2.1 Temuan Tentang Proses ... 58
4.2.2 Temuan Pertemuan Pertama ... 59
4.2.3 Temuan Pertemuan Kedua ... 86
4.2.4 Temuan Pertemuan Ketiga ... 109
4.2.5 Temuan Pertemuan Keempat ... 128
4.2.6 Temuan Pertemuan Kelima ... 141
4.3 Pembahasan ... 153
4.3.1 Pengamatan Hasil Kegiatan Belajar Mengajar ... 154
4.3.2 Capaian ... 156
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 163
5.1 Kesimpulan ... 163
5.2 Saran ... 165
DAFTAR PUSTAKA ... 166
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara (UU No. 20 tahun 2003).
Tujuan Pendidikan (Kemdiknas): “Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3”, tujuan pendidikan nasional adalah
mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU
No. 20 tahun 2003).
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesuai dengan rumusan Undang-Undang
No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tidak dapat dilakukan
dengan waktu yang singkat, tetapi dibutuhkan berbagai macam usaha perubahan
yang terpenting adalah dari setiap individu itu sendiri dan dari pendidikan sekolah
serta dari proses pembelajarannya.
UU Sikdiknas No. 20 tahun 2003 bab 1 Pasal 1 Ayat 20 didefinisikan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, instruction atau pembelajaran adalah
suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa yang berisi
serangkaian peristiwa yang dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk
memengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat
internal (Khanifatul, 2013: 14).
Berdasarkan para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah satu
rangkaian tindakan proses belajar yang telah dirancang dan disusun alur proses
belajarnya serta dilakukan oleh pengajar, pendidik atau guru dan diberikan kepada
siswa. Pengoptimalan pembelajaran ini dibutuhkan interaksi dan kerjasama antara
siswa dan guru terutama peranannya dalam pembelajaran. Tugas guru dalam
pembelajaran berada pada posisi yang sangat diperlukan karena guru harus bisa
mengajarkan kepada siswa apa itu belajar, bagaimana cara belajar, mendidik
kepribadian, mengembangkan keterampilan dan kreativitas serta memberikan dan
menanamkan motivasi dalam diri siswa agar dapat menjadi dorongan pada diri
setiap siswa untuk secara terus menerus belajar.
Untuk mencapai tugas guru dalam pembelajaran diperlukan beberapa persiapan
proses pembelajaran yang sesuai dengan tugas, tujuan, dan kebutuhan semua
pihak yang ada dalam pembelajaran. Perencanaan proses pembelajaran ini salah
satunya adalah rencana pelaksanaan pembelajaran. Setiap guru pada satuan
pendidikan wajib menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan lengkap
agar pembelajaran berlangsung menyenangkan, memotivasi dan menciptakan
ruang yang cukup untuk mengembangkan kreativitas, kemandirian serta minat dan
bakat siswa. Salah satu komponen dalam menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran yang perlu diperhatikan seorang guru, yakni tentang pemilihan
model pembelajaran yang merupakan salah satu bagian penting dalam
pelaksanaan pembelajaran agar mencapai pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Model Pembelajaran adalah suatu rencana atau
pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran
jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing
pembelajaran di kelas atau yang lain (Joyce & Weil, 1980: 1 dalam rusman, 2013:
133).
Pemilihan model pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan maka dipilih
salah satu model pembelajaran yakni model pembelajaran Team Assisted
Individualization (TAI). Pemilihan model ini karena model pembelajaran TAI
termasuk dalam salah satu dari macam-macam model cooperative learning.
Model cooperative learning merupakan model yang sering digunakan dan
menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli pendidikan. Slavin (1995)
menyatakan bahwa penggunaan model cooperative learning dapat meningkatkan
menumbuhkan sikap toleransi dan menghargai pendapat orang lain (Rusman,
2013: 205).
Model pembelajaran TAI adalah bantuan individual dalam kelompok (Bidak)
dengan karakteristik bahwa tanggung jawab belajar adalah pada siswa (Driver
dalam Ngalimun, 2013: 168). Model pembelajaran TAI ini menuntut kepada
siswa agar lebih bertanggung jawab dengan setiap individu dan siswa juga harus
mampu membangun pengetahuannya sendiri serta siswa tidak hanya menerima
hasil akhir pembelajaran yang diberikan oleh guru. Penerapan model
pembelajaran TAI dalam pembelajaran diharapkan bisa membuat siswa berpikir
lebih kreatif mengenai pengembangan cara atau usaha dalam pembelajaran di
sekolah dan mengajarkan kepada siswa tentang bertanggung jawab, disiplin dan
percaya diri terhadap diri sendiri dan lingkungan.
Pada penelitian pendahuluan sebelumnya, diperoleh data bahwa guru sudah
pernah menggunakan model think pair share (TPS). Model TPS ini hampir sama
dengan model TAI hanya terdapat erbedaan pada pembagian sistem kerja. Jika
pada model TPS pembagian sistem kerja dibagi secara berpasangan sedangkan
pada model TAI sistem kerja dibagi secara kelompok yang terdiri dari 4-6 orng
siswa perkelompok. Keinginan guru mengajarkan tari yang berbeda pada
pembelajaran sebelumnya maka membuat guru memilih untuk mengganti model
pembelajarannya dalam mata pelajaran seni budaya, yakni dari model TPS
Di sekolah siswa dihadapkan dengan berbagai mata pelajaran yang diajarkan oleh
berbagai guru. Salah satu mata pelajaran yang mampu mengembangkan
kreativitas siswa adalah mata pelajaran seni budaya. Mata pelajaran seni budaya
ini terbagi menjadi 4 sub bab, yakni seni musik, seni rupa, seni tari dan seni teater.
Mata pelajaran seni budaya yang akan diberikan di sekolah dalam penelitian ini
adalah seni tari.
Seni tari sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis merupakan bagian tak
terpisahkan dari kehidupan manusia dalam masyarakat yang penuh makna.
Keindahan tari tidak hanya keselarasan gerakan-gerakan badan dalam ruang
dengan diiringi musik tertentu, tetapi seluruh ekspresi itu harus mengandung
maksud-maksud tari yang dibawakan (Hadi 2007: 13). Pada dasarnya seni tari
merupakan ungkapan dan ekspresi gerak serta dilakukan oleh tubuh yang menjadi
kebiasaan dalam kegiatan bergerak dalam kehidupan sehari-hari dan dituangkan
dalam bentuk estetika yang lebih diperbaiki secara simbolik, tempo, dan ritme
serta diselaraskan dengan estetika iringan musik.
Tari halibambang memiliki dua pengertian, yaitu hali diartikan seperti dan
bagaikan sedangkan halibambang adalah kupu-kupu. Tari halibambang dapat
diartikan sebagai tarian yang menggambarkan kupu-kupu yang sedang
beterbangan dengan mengibas-ngibaskan sayapnya di alam yang bebas dan
berayun-ayun di bunga. Tarian ini terdapat di Kecamatan Batu Brak, Kabupaten
Lampung Barat dan tumbuh berkembang di daerah tersebut. Makna yang
kesopanan gadis atau putri dalam menyapa para tamu. Makna kesopanan gadis ini
menjadi salah satu alasan dalam memilih tari ini untuk diteliti di SMA Al-Azhar 3
Bandar Lampung kelas XI IPS 1 yang semua siswanya adalah perempuan. Selain
itu tari halibambang juga masih kurang dikenal terutama di dalam lingkungan
SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung sehingga menjadi motivasi dalam penelitian
agar dapat sekaligus memperkenalkan tari ini.
SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang beralamat di Jln. M. Nur I Sepang Jaya
Way Halim Bandar Lampung merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas
Negeri yang ada di ProvinsiLampung, Indonesia. Dipilihnya SMA AL-AZHAR 3
Bandar Lampung karena sekolah ini mempunyai visi dan misi yang menjadi
panduan dalam melaksanakan pembelajaran. Visi SMA Al-Azhar 3 Bandar
Lampung, yakni mewujudkan sekolah islami yang berkualitas dan terpercaya.
Salah satu misi untuk mewujudkan misi tersebut adalah menciptakan nuansa
pembelajaran yang islami, efektif, kreatif dan menyenangkan. Usaha mewujudkan
misi tersebut maka warga SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung menjaga dan
menumbuh kembangkan nilai-nilai positif, seperti kerja sama, tanggung jawab,
disiplin, peduli, aktif, kreatif dan inovatif. Salah satu misi inilah yang membuat
daya tarik untuk mengamati penerapan model pembelajaran Team Assisted
Individualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang di SMA Al-Azhar
3 Bandar Lampung.
Penelitian mengenai pembelajaran dengan materi tari halibambang sudah pernah
dengan judul pembelajaran tari halibambang dengan metode latihan di SMP N 8
Bandar Lampung dengan tujuan penelitian mendeskripsikan hasil pembelajaran
tari halibambang dengan menggunakan metode latihan di SMP N 8 Bandar
Lampung. Sumarmi dengan judul “Pembelajaran Tari Halibambang
Menggunakan Metode Pemodelan Pada Siswa SMP N 25 Bandar Lampung”
dengan tujuan penelitian mendeskripsikan hasil pembelajaran tari halibambang
menggunakan metode pemodelan pada siswa SMP N 25 Bandar Lampung. Meita
Widya Hapsari dengan judul “Pembelajaran Gerak Tari Halibambang Melalui
Metode Demonstrasi Di SMA N 1 Seputih Agung Tahun Pelajaran 2012/2013”
dengan tujuan penelitian mendeskripsikan hasil pembelajaran gerak tari
halibambang melalui metode demonstrasi di SMA N 1 Seputih Agung tahun
pelajaran 2012/2013.
Fairus dengan judul “Motivasi Dan Kemampuan Belajar Tari Halibambang Pada
Siswa SMP N 4 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran” dengan tujuan
pembelajaran mendeskripsikan hasil pembelajaran motivasi dan kemampuan
belajar tari halibambang pada siswa SMP N 4 Gedong Tataan Kabupaten
Pesawaran. Ade Herliyanti dengan judul “Pembelajaran Tari Halibambang Pada
Mata Pelajaran Seni Budaya Di SMP N 10 Bandar Lampung” dengan tujuan
penelitian mendeskripsikan hasil pembelajaran tari halibambang pada mata
pelajaran seni budaya di SMP N 10 Bandar Lampung. Kajian pada penelitian
terdahulu untuk mengetahui hasil pembelajaran dengan beberapa metode dan
Refrensi mengenai penelitian pembelajaran dengan materi tari halibambang
dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu. Penelitian ini
ingin mengkaji lebih dalam mengenai model pembelajaran Team Assisted
Individualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang di kelas XI IPS 1
SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung dengan tujuan penelitian mendeskripsikan
hasil penerapan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dalam
pembelajaran tari halibambang di kelas XI IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar
Lampung.
1.2Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil dan penerapan
model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran
tari halibambang di kelas XI IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung?
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Team Assisted
Individualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang di kelas XI
IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung
2. Mendeskripsikan hasil pembelajaran tari halibambang dengan
menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)
1.4Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut.
1. Diharapkan hasil penelitian ini mampu memperjelas mengenai penerapan
model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dalam
pembelajaran tari halibambang.
2. Diharapkan hasil penelitian ini mampu menumbuhkan percaya diri dan
keaktifaan siswa dalam pembelajaran
3. Diharapkan hasil penelitian ini membantu guru dan semua pihak di SMA
Al-Azhar 3 Bandar Lampung untuk mengetahui keterampilan setiap siswa
terhadap pembelajaran tari halibambang
4. Diharapkan penelitian ini mampu menambah pengetahuan dan
pemahaman peneliti mengenai penerapan model pembelajaran Team
Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang di
SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung.
1.5Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Objek penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran
pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran
tari halibambang di kelas XI IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 yang berjumlah 30 siswa
dan semuanya perempuan di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung
3. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang
beralamatkan di Jln. M. Nur I Sepang Jaya Way Halim, Bandar Lampung
4. Waktu Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembelajaran
Pembelajaran berhubungan erat dengan belajar dan mengajar. Kegiatan
pembelajaran dan belajar sama-sama memiliki input maupun output yang
dimaksud dengan proses dari tidak tahu menjadi tahu. Pembelajaran dan belajar
juga tidak terlepas dari proses mengajar. Ketika pembelajaran dilaksanakan maka
kegiatan proses belajar dan mengajar pun selalu ada sehingga proses belajar,
mengajar, dan pembelajaran selalu besama.
2.1.1 Teori Belajar
Menurut Vernon S. Gerlach & Donal P. Ely dalam bukunya teaching & Media-A
systematic Approach (1971) dalam Arsyad (2011: 3) mengemukakan bahwa
“belajar adalah perubahan perilaku sedangkan perilaku itu adalah tindakan yang
dapat diamati. Dengan kata lain perilaku adalah suatu tindakan yang dapat diamati
atau hasil yang diakibatkan oleh tindakan atau beberapa tindakan yang dapat
diamati”.
Menurut Gagne belajar didefinisikan sebagai proses suatu organisme berubah
(2003: 5) menyatakan belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”. Abdillah (2002) dalam Aunurrahman (2010 :35) menyimpulkan
bahwa “belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam
perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut
aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan
tertentu”.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
perubahan tingkah laku pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak
hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk
kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan
penyesuaian diri. Setiap individu dapat dikatakan bahwa belajar itu sebagai
rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan pribadi manusia
seutuhnya.
Teori yang digunakan dalam pembelajaran tari halibambang menggunakan teori
belajar kognitivistik dengan model pembelajaran Team Asissted Individualization
(TAI) di kelas XI IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung. Teori kognitivistik
ini lebih menekankan proses belajar daripada hasil belajar. Pada teori ini belajar
dipandang sebagai suatu usaha untuk mengerti sesuatu. Usaha itu dilakukan
informasi, memecahkan masalah, mencermti lingkungan, dan memraktikan
sesuatu untuk mencapai suatu tujuan (Siregar dan Hartini, 2014: 31).
2.1.2 Aktivitas Belajar
Belajar bukanlah berproses dalam kehampaan dan tidak pula pernah sepi dari
berbagai aktivitas serta tidak pernah terlihat orang yang belajar tanpa melibatkan
aktivitas raganya. Apalagi saat aktivitas belajar itu berhubungan dengan masalah
belajar menulis, mencatat memandang, membaca, mengingat, berfikir, atau
praktek (Djamarah, 2008: 38). Aktivitas istilah umum yang dikaitkan dengan
keadaan bergerak, eksplorasi, dan berbagai repson lainnya terhadap rangsangan
sekitar (Syah, 2000: 89). Aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak
pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar mulai ketika seseorang melakukan
aktivitas sendiri maupun di dalam suatu kelompok tertentu. Dipahami ataupun
tidak dipahami sesungguhnya sebagian besar aktivitas di dalam kehidupan
sehari-hari kita merupakan kegiatan belajar (Annurahman, 2010: 33).
Aktivitas belajar adalah kegiatan peserta didik dalam proses belajar mulai dari
kegiatan fisik sampai psikis. Aktivitas belajar dapat dilakukan dimana saja di
lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekolah. Sekolah
merupakan tempat yang dominan untuk mengembangkan aktivitas belajar siswa.
Dierdrich sebagaimana dikutip Sardiman (2011: 101) membuat daftar berisi
a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya; membaca, memperhati-kan,
demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
b. Oral activities, seperti; menyatakan, bertanya, memberi sesuatu, mengeluarkan
pendapat, mengadakan wawancara, diskusi dan interupsi.
c. Listening activities, misalnya; mendengarkan, uraian, percakapan, musik dan
pidato.
d. Writing activities, seperti; menulis cerita, karangan, laporan, angket dan
menyalin.
e. Drawing activities, misalnya; menggambar, membuat grafik, peta dan diagram.
f. Motor activities, misalnya; melakukan percobaan, membuat konstruksi, model
persepsi, bermain, berkebun, dan beternak.
g. Mental activities, seperti; menganggap, mengingat, memecahkan soal,
menganalisa, melihat dukungan, mengambil keputusan.
h. Emotional activities, misalnya; menaruh minat, merasa bosan, berani, tenang,
gugup.
Berdasarkan beberapa macam kegiatan siswa yang dikutip dari Sudirman (2011:
101) maka dalam penerapan model pembelajaran TAI dalam pembelajaran tari
Halibambang di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung akan digunakan 3 kegiatan
siswa, yakni visual activities, oral activities, dan motor activities.
2.1.3 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada
dalam Khanifarul, 2013: 14). Sementara menurut Gagne, instruction atau
pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar
siswa yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa
untuk memengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat
internal (Khanifarul, 2013: 14).
Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung
proses belajar siswa dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang
berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami
siswa (Winkel, 1991 dalam Eveline & Hartini, 2011 : 12). Kesimpulan pengertian
pembelajaran dari teori di atas adalah satu rangkaian tindakan proses belajar yang
telah dirancang dan disusun alur proses belajarnya serta dilakukan oleh pengajar,
pendidik atau guru dan diberikan kepada siswa.
2.1.4 Ciri-Ciri Pembelajaran
Ada tiga ciri khas dalam sistem pembelajaran, seperti yang dikemukakan oleh
Oemar Hamalik dalam bukunya kurikulum dan pembelajaran yaitu sebagai
berikut.
1. Rencana ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur yang merupakan
unsur-unsur sistem pembelajaran dalam suatu rencana khusus.
2. Kesalingtergantungan (interdepence), antara unsur “sistem pembelajaran yang
serasi dalam suatu keseluruhan”. Tiap unsur bersifat esensial, dan masing
3. Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai.
Seperti sistem transportasi, sistem komunikasi, dan sistem pemerintahan
semuanya memiliki tujuan (Oemar Hamalik, 2007: 66)
Ciri ini menjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh manusia dan
sistem pemerintahan, semuanya memiliki tujuan. Sistem alami seperti: ekologi,
sistem kehidupan hewan, memiliki unsur-unsur yang saling ketergantungan satu
sama lain disusun sesuai dengan rencana tertentu, tetapi tidak mempunyai tujuan
tertentu. Tujuan sistem menuntun proses merancang sistem. Tujuan utama sistem
pembelajaran agar siswa belajar. Tugas seorang perancang sistem adalah
mengorganisasi tenaga, material, dan prosedur agar siswa belajar secara efisien
dan efektif.
2.1.5 Tujuan Pembelajaran
Menurut Robert F. Mager (1962) mengatakan bahwa tujuan pembelajaran adalah
perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi
dan tingkat kompetensi tertentu. Kemp (1977) dan David E. Kapel (1981)
menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran suatu pernyataan yang spesifik yang
dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk
tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.
Henry Ellington (1984) bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang
diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar. tujuan pembelajaran dapat
Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari
tujuan pembelajaran, yaitu
1. Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar
mengajar kepada siswa sehingga siswa dapat melakukan perbuatan
belajarnya secara lebih mandiri
2. Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar
3. Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media
pembelajaran
4. Memudahkan guru mengadakan penilaian
2.2 Model Pembelajaran
Salah satu komponen dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang
perlu diperhatikan seorang guru, yakni tentang pemilihan model pembelajaran
yang merupakan salah satu bagian penting dalam pelaksanaan pembelajaran agar
mencapai pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan.
2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran
Model Pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang
bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain
2.2.2 Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)
2.2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Team Assisted Individualization
(TAI)
Model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) adalah bantuan
individual dalam kelompok dengan karakteristik bahwa tanggung jawab belajar
adalah pada siswa (Driver dalam Ngalimun, 2012: 168). Model pembelajaran
kooperatif tipe TAI merupakan model pembelajaran yang membentuk kelompok
kecil yang heterogen dengan latar belakang cara berpikir yang berbeda untuk
saling membantu terhadap siswa lain yang membutuhkan bantuan. Model ini
menerapkan bimbingan antarteman, yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab
terhadap siswa yang lemah.
Model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) ini juga dapat
meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok kecil. Siswa yang pandai dapat
mengembangkan kemampuan dan keterampilannya sedangkan siswa yang lemah
dapat terbantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Model pembelajaran
kooperatif tipe TAI memiliki 8 (delapan) komponen, yaitu
1. Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 sampai
6 siswa.
2. Placement test, yakni pemberian pre-test kepada siswa atau melihat
rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa dalam
3. Student Creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan
menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau
dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.
4. Team Study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh
kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa
yang membutuhkannya.
5. Team Scores and Team Recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil
kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok
yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang
berhasil dalam menyelesaikan tugas.
6. Teaching Group, yakni pemberian materi secara singkat dari guru
menjelang pemberian tugas kelompok.
7. Facts Test, yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang
diperoleh siswa.
8. Whole Class Units, yaitu pemberian materi oleh guru kembali di akhir
waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah (Slavin 1984
dalam Huda, 2014: 200).
Ciri-ciri model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI):
1. Belajar bersama dengan teman
2. Selama proses belajar terjadi tatap muka antarteman
3. Saling mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok
4. Belajar dari teman sendiri dalam kelompok
6. Siswa aktif (Stahl, 1994). Paling utama adalah setiap siswa secara individual
belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru
Berdasarkan 8 komponen model pembelajaran TAI terdapat 3 komponen yang
secara aktif dilakukan oleh siswa, yakni pada komponen teams, student creative,
dan team study sedangkan pada 5 komponen lain merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh guru. Oleh karena itu dalam penerapan model pembelajaran TAI
dalam pembelajaran tari halibambang di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung akan
digunakan 3 komponen, yakni teams, student creative, dan team study.
2.2.2.2Langkah-Langkah Implementasi Model Pembelajaran Team Assisted
Individualization (TAI)
Adapun langkah-langkah dalam model pembelajaran TAI yang akan diterapkan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Kegiatan Pendahuluan
a.Memeriksa kesiapan siswa
b.Melakukan kegiatan apersepsi
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1) Menjelaskan kepada siswa mengenai materi yang akan dipelajari
2) Memberitahukan kepada siswa mengenai materi bahan ajar yang akan
b. Elaborasi
1) Membentuk kelompok kecil yang heterogen yang terdiri dari 4-6 siswa
perkelompok
2) Memberi tugas kelompok dengan bahan yang sudah disiapkan
c. Konfirmasi
1) Memantau siswa dalam melaksanakan tugas kelompok
2) Memberikan bantuan secara individual atau kelompok bagi yang
memerlukan
3. Kegiatan Penutup
a. Memberikan penilaian kepada setiap kelompok atas hasil kerja mereka
b. Memberikan evaluasi dan refleksi
2.2.2.3 Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran Team Assisted
Individualization (TAI)
Model pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan dan kelemahannya
masing-masing. Model pembelajaran Team Assisted Individulization (TAI) juga memiliki
kelebihan dan kelemahan. Berikut ini adalah kelebihan dan kelemahan model
pembelajaran Team Assisted Individulization (TAI).
a. Kelebihan Model Pembelajaran Team Assisted Individulization (TAI)
1. Meningkatkan hasil belajar,
2. Meningkatkan motivasi belajar,
4. Program ini bisa membantu siswa yang lemah/ siswa yang mengalami
kesulitan dalam memahami materi belajar,
5. Model pembelajaran Team Assisted Individualization membantu
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa
6. Pada model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization
siswa mendapatkan penghargaan atas usaha mereka,
7. Melatih siswa untuk bekerja secara kelompok, melatih keharmonisan
dalam hidup bersama atas dasar saling menghargai.
b. Kelemahan Model Pembelajaran Team Assisted Individulization (TAI)
1. Tidak semua mata pelajaran cocok diajarkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI.
2. Apabila model pembelajaran ini merupakan model pembelajan yang baru
diketahui, kemungkinan sejumlah siswa bingung, sebagian kehilangan rasa
percaya diri dan sebagian mengganggu antar siswa lain.
2.3 Tari
Seni tari sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis merupakan bagian tak
terpisahkan dari kehidupan manusia dalam masyarakat yang penuh makna.
Keindahan tari tidak hanya keselarasan gerakan-gerakan badan dalam ruang
dengan diiringi musik tertentu, tetapi seluruh ekspresi itu harus mengandung
maksud-maksud tari yang dibawakan (Hadi 2007: 13). Pada dasarnya seni tari
merupakan ungkapan dan ekspresi gerak yang dilakukan oleh tubuh serta menjadi
dalam bentuk estetika yang lebih diperbaiki secara simbolik, tempo, dan ritme
serta diselaraskan dengan estetika iringan musik.
2.4 Tari Halibambang
2.4.1 Sejarah Tari Halibambang
Tari halibambang memiliki dua pengertian, yaitu hali diartikan seperti dan
bagaikan sedangkan halibambang adalah kupu-kupu. Tari halibambang dapat
diartikan sebagai tarian yang menggambarkan kupu-kupu yang sedang
beterbangan dengan mengibas-ngibaskan sayapnya di alam yang bebas dan
berayun-ayun di bunga. Makna yang terkandung dalam tari halibambang adalah
sifat keagungan dan keindahan serta kesopanan gadis atau putri dalam menyapa
para tamu. Tarian ini terdapat di Kecamatan Batu Brak, Kabupaten Lampung
Barat dan tumbuh berkembang di daerah tersebut (Mustika, 2013: 62).
2.4.2 Unsur dan Bentuk Tari Halibambang
a. Penari
Jumlah penari dalam tari halibambang ini ditarikan oleh oleh 6 (enam) orang
penari wanita. Tari halibambang hanya ditarikan oleh penari wanita tidak ada
b. Busana dan Aksesoris Tari Halibambang
1. Kumbang Gijekh (Kumbang Goyang) sebagai lambang keanggunan dan
keindahan.
2. Sanggul (keindahan).
3. Tali Galah(tali leher) yang diberi kumbang tabokh (keindahan).
4. Kipas (properti)lambang sayap kupu-kupu.
5. Gelang Kana (kemakmuran).
6. Gajah Minung atau kalung selembok (kemakmuran)
7. Busung /ikat pinggang (kemakmuran).
8. Kawai/baju beludru (kesucian).
9. Injang bumpe
c. Musik Iringan Tari Halibambang
1. Musik pengiring tari halibambang menggunakan talo balak, nada yang
dihasilkan dari bunyi tabuhan Talo balak ini dapat disimpulkan pada kunci
nada = G ( Sedikit Sumbang ),
2. Gong besar berbunyi nada = 1( do )
3. Gong Kecil berbunyi nada = 2/ ( ri )
4. Talo Balak
5. Gendang
d. Gerak Tari
Secara umum gerakan tari halibambang yang sudah mengalami kreasi dari bentuk
Tabel 2.1
Ragam Gerak Tari Halibambang
No. Nama
Gerak Foto Deskripsi
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain dalam penelitian ini adalah menggunakan jenis penelitian deskriptif
kualitatif. Menurut Kirk dan Miller dalam Moleong (1990: 3) mendefinisikan
bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial
yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam
bahasanya dan dalam peristiwanya (Margono 2010: 36).
Sementara itu dalam Sugiono, 2010: 15, metode penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositifsime digunakan
untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci pengambilan sample
sumber dan data dilakukan secara purposive dan snowbaal. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan triangulasi (gabungan) analisis data bersifat
induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna
Menurut Hidayat Syah penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek
penelitian pada suatu masa tertentu. Menurut Punaji Setyosari ia menjelaskan
bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan
atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala
sesuatu yang terkait dengan variabel-variabel yang bisa dijelaskan baik dengan
angka-angka maupun kata-kata. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk
penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada,
baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa
berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan
perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata,
2006:72).
Berdasarkan pengertian di atas, dalam penelitian ini akan digunakan desain
penelitian deskripti kualitatif untuk mendeskripsikan tentang proses penerapan
model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran
tari halibambang di kelas XI IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang
mencakup aktivitas siswa dan guru serta hasil pembelajaran tersebut.
3.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 yang berjumlah 30
orang yang semuanya perempuan dan guru mata pelajaran seni budaya SMA
Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terlibat dalam penelitian mengenai model
halibambang di kelas XI IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung serta 13 ragam
gerak tari haibambang yang akan dipraktikkan.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses
penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik
pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana
yang paling tepat sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliable. Pada
penelitian ini ada lima teknik pengumpulan data, yakni observasi, wawancara,
dokumentasi, tes praktik, dan nontes. Adapun langkah-langkah pengumpulan data
sebagai berikut.
3.3.1 Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dimana peneliti melakukan
pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan
yang dilakukan (Riduwan, 2004 : 104). Bungin (2007: 115) mengemukakan
beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu
observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan observasi kelompok tidak
terstruktur.
1. Observasi partisipasi (participant observation) adalah metode
pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian
melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti
2. Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa
menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau pengamat
harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati
suatu objek.
3. Observasi kelompok adalah observasi yang dilakukan secara berkelompok
terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.
Pada penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data observasi tidak
terstruktur. Tujuan observasi dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data
melalui pengamatan secara langsung aktivitas siswa dan guru dalam penerapan
model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran
tari halibambang di kelas XI IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung.
3.3.2 Wawancara
Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap informasi atau
keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan dalam
penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam
(in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan
informan atau orang yang diwawancarai dengan atau tanpa menggunakan
pedoman (guide) wawancara dimana pewawancara dan informan terlibat dalam
Interview adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah
pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari interview
adalah kontak langsung dengan tatap muka (face to face relation ship) antara si
pencari informasi (interviewer atau informan hunter) dengan sumber informasi
(interviewer) (Sutopo 2006: 74). Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur
dan tidak terstruktur, dan dapat dilakukan dengan tatap muka (face to face)
maupun menggunakan telepon (Sugiyono, 2006; Al-Azhar 38-140).
Penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur. Susunan pertanyaan dan
kata-kata dalam wawancara dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
ketika wawancara. Wawancara dilakukan terhadap pihak sekolah (kepala sekolah
atau wakil), guru dan siswa. Wawancara dilakukan dengan pihak sekolah
bertujuan untuk mengetahui suasana sekolah dan pembelajaran di tempat
penelitian. Wawancara terhadap guru bertujuan untuk mengetahui cara aktivitas
pembelajaran siswa pada saat sebelum adanya penelitian dan perkembangan
aktivitas pembelajaran siswa dalam pembelajaran tari halibambang yang
berlangsung selama penelitian ini. Wawancara terhadap siswa bertujuan untuk
mengetahui tingkat pemahaman mengenai model pembelajaran Team Assisted
Indivualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang.
3.3.3 Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2011: 329-330) dokumentasi merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, dan kebijakan. Dokumen
yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.
Dokumen yang berbentuk karya, misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar,
patung, film, dan lain-lain. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan
lebih dapat dipercaya jika didukung oleh sejarah pribadi kehidupan masa kecil,
sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobografi. Dokumentasi dalam
penelitian ini berupa foto dan video serta peneliti akan memperkuat hasil
penelitian akhir dengan dokumentasi tertulis melalui catatan harian serta hasil
wawancara.
3.3.4 Tes Praktik
Tes praktik yaitu tes kemampuan hasil mengembangkan tari halibambang dari
hasil penerapan model pembelajaran Team Assisted Indivualization (TAI) dalam
pembelajaran tari halibambang. Tes praktik ini digunakan untuk memperoleh data
hasil belajar siswa dalam belajar tari halibambang.
Tabel 3.1
Lembar Pengamatan Tes Praktik 1 (Proses)
No.
Ragam Gerak Tari Halibambang
Deskriptor Penilaian Skor Kriteria
1
Siswa memperagakan ragam gerak tari halibambang sesuai dengan 4 ketepatan gerak (hitungan, tangan, kaki, dan badan)
5 Baik Sekali
Siswa memperagakan ragam gerak tari halibambang sesuai dengan 3 ketepatan gerak
No.
Ragam Gerak Tari Halibambang
Deskriptor Penilaian Skor Kriteria
6
Siswa memperagakan ragam gerak tari halibambang sesuai dengan 2 ketepatan gerak (hitungan, tangan, kaki, dan badan)
3 Cukup
Siswa memperagakan ragam gerak tari halibambang sesuai
memperagakan ragam gerak tari halibambang sesuai dengan ketepatan gerak (hitungan, tangan, kaki, dan
dapat dilakukan perhitungan nilai tes praktik 1 sebagai berikut.
Nilai Tes Praktik 1 = Perolehan Skor Siswa
Jumlah Skor Maksimal×Skor Ideal
Contoh siswa dengan kode AC memperoleh skor dari tes praktik, yaitu akumulasi dari 13
ragam gerak tari Halibambang adalah 60. Untuk menghitung nilai skor yang diperoleh
Nilai Tes Praktik 1= 60
65 x 100%=92
Tabel 3.2
Lembar Pengamatan Tes Praktik 2 (Evaluasi Akhir)
No. Aspek Deskriptor Skor Kriteria
1 Hafalan Urutan Gerak
Siswa mampu memperagakan semua urutan gerak tari halibambang tanpa kesalahan
5 Baik Sekali
Siswa tidak mampu memperagakan semua urutan gerak tari halibambang sebanyak 1-3 gerak
4 Baik
Siswa tidak mampu memperagakan semua urutan gerak tari halibambang sebanyak 4-6 gerak
3 Cukup
Siswa tidak mampu memperagakan semua urutan gerak tari halibambang sebanyak 7-9 gerak
2 Kurang
Siswa tidak mampu memperagakan semua urutan gerak tari
Siswa mampu memperagakan semua urutan gerak tari
halibambang sesuai dengan
hitungan gerak dan musik
5 Baik Sekali
Siswa tidak mampu memperagakan semua urutan gerak tari
halibambang sesuai dengan
hitungan gerak dan musik sebanyak 1-3 ragam gerak
4 Baik
Siswa tidak mampu memperagakan semua urutan gerak tari
halibambang sesuai dengan
hitungan gerak dan musik sebanyak 4-6 ragam gerak
No. Aspek Deskriptor Skor Kriteria
Siswa tidak mampu memperagakan semua urutan gerak tari
halibambang sesuai dengan
hitungan gerak dan musik sebanyak 7-9 ragam gerak
2 Kurang
Siswa tidak mampu memperagakan semua urutan gerak tari
halibambang sesuai dengan
hitungan gerak dan musik sebanyak 10-12 ragam gerak
1 Gagal
Total Skor Maksimum 10
Nilai tes praktik 2 tari halibambang siswa dapat diukur menggunakan lembar
pengamatan tes praktik 2 dengan 13 ragam gerak yang diakumulasikan dengan
jumlah skor maksimal 10. Setelah skor diperoleh maka dapat dilakukan
perhitungan nilai tes praktik 2 siswa sebagai berikut.Jumlah Skor Maksimal
Nilai Tes Praktik 2 = Perolehan Skor Siswa
Jumlah Skor Maksimal×Skor Ideal
Contoh siswa dengan kode AC memperoleh skor dari tes praktik, yaitu akumulasi dari 13
ragam gerak tari halibambang adalah 9. Untuk menghitung nilai skor yang diperoleh
berdasarkan rumus perhitungan nilai tes praktik 2.
Nilai Tes Praktik 2= 9
10 x 100%=90
Perolehan tes praktik 1 dan tes praktik 2 siswa tersebut diukur dengan
menggunakan penentuan patokan dengan persentase untuk skala lima sebagai
Tabel 3.3
Penentuan Patokan Persentase Untuk Skala Lima
Interval Persentase
Tingkat Penguasaan Keterangan Skor
85%-100% Baik Sekali 5
Nontes yaitu pengumpulan data berupa pengamatan tentang aktivitas siswa dan
guru dalam penerapan model pembelajaran Team Assisted Indivualization (TAI)
dalam pembelajaran tari halibambang.
Seluruh kelompok siswa
memperhatikan guru pada saat guru menjelaskan dan memberikan instruksi pada awal pembelajaran tari halibambang
5 Baik
Sekali
Dari 6 kelompok siswa terdapat 5 kelompok siswa yang memperhatikan guru pada saat guru menjelaskan dan memberikan instruksi pada awal pembelajaran tari halibambang
4 Baik
Dari 6 kelompok siswa terdapat 4 kelompok siswa yang memperhatikan
No. Aspek Deskriptor Skor Kriteria
guru pada saat guru menjelaskan dan memberikan instruksi pada awal pembelajaran tari halibambang
Dari 6 kelompok siswa terdapat 3 kelompok siswa yang memperhatikan guru pada saat guru menjelaskan dan memberikan instruksi pada awal pembelajaran tari halibambang
2 Kurang
Dari 6 kelompok siswa terdapat 2 atau kurang dari 2 kelompok siswa yang memperhatikan guru pada saat guru menjelaskan dan memberikan instruksi pada awal pembelajaran tari halibambang
1 Gagal
2 Oral
Activities
Seluruh kelompok siswa melakukan
diskusi kelompok dalam
menyelesaikan tugas analisis ragam gerak tari halibambang
5 Baik
Sekali
Dari 6 kelompok siswa terdapat 5 kelompok yang melakukan diskusi kelompok dalam menyelesaikan tugas analisis ragam gerak tari halibambang
4 Baik
Dari 6 kelompok siswa terdapat 4 kelompok yang melakukan diskusi kelompok dalam menyelesaikan tugas analisis ragam gerak tari halibambang
3 Cukup
Dari 6 kelompok siswa terdapat 3 kelompok yang melakukan diskusi kelompok dalam menyelesaikan tugas analisis ragam gerak tari halibambang
2 Kurang
Dari 6 kelompok siswa terdapat 2 atau kurang dari 2 kelompok yang melakukan diskusi kelompok dalam menyelesaikan tugas analisis ragam gerak tari halibambang
1 Gagal
3 Motor
Activities
Seluruh kelompok siswa
memperagakan ragam gerak tari
halibambang dengan masing-masing
kelompok
5 Baik
No. Aspek Deskriptor Skor Kriteria
Dari 6 kelompok siswa terdapat 2 atau kurang dari 2 kelompok siswa memperagakan ragam gerak tari halibambang
1 Gagal
Total Skor Maksimal 15
Setelah skor perhitungan aktivitas siswa diperoleh maka dilakukan perhitungan
untuk mengetahui nilai aktivitas belajar siswa yang akan dijadikan indikator
penilaian aktivitas belajar siswa, yakni visual activities, oral activities, dan motor
activities dengan skor maksimal 15. Perhitungan nilai aktivitas belajar siswa
menggunakan perhitungan dengan persentase skala lima sehingga didapat rumus
sebagai berikut.
Nilai Aktivitas Siswa= Perolehan Skor Siswa
Skor Maksimal x Skor Ideal
Lembar pengamatan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Team Assisted Indivualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang seperti
yang akan dijabarkan di bawah ini digunakan untuk mengetahui keefektifan
penerapan model pembelajaran Team Assisted Indivualization (TAI) dalam
Tabel 3.5
Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Team Assisted Indivualization (TAI)
No. Aspek Deskriptor Skor Kriteria
1 Teams Seluruh kelompok siswa mau
menerima dan menghargai siswa lain yang telah dikelompokkan dalam setiap kelompok yang dibagikan guru
5 Baik Sekali
Dari 6 kelompok siswa terdapat 5 siswa yang mau menerima dan menghargai siswa lain yang telah dikelompokkan dalam setiap kelompok yang dibagikan guru
4 Baik
Dari 6 kelompok siswa terdapat 4 siswa yang mau menerima dan menghargai siswa lain yang telah dikelompokkan dalam setiap kelompok yang dibagikan guru
3 Cukup
Dari 6 kelompok siswa terdapat 3 siswa yang mau menerima dan menghargai siswa lain yang telah dikelompokkan dalam setiap kelompok yang dibagikan guru
2 Kurang
Dari 6 kelompok siswa terdapat 2 atau kurang dari 2 kelompok siswa yang mau menerima dan menghargai siswa lain yang telah dikelompokkan dalam setiap kelompok yang dibagikan guru
1 Gagal
2 Student
Creative
Seluruh kelompok bekerjasama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru
5 Baik Sekali
Dari 6 kelompok terdapat 5 kelompok yang mampu bekerjasama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru
4 Baik
Dari 6 kelompok terdapat 4 kelompok yang mampu bekerjasama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru
No. Aspek Deskriptor Skor Kriteria
Dari 6 kelompok terdapat 3 kelompok yang mampu bekerjasama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru
2 Kurang
Dari 6 kelompok terdapat 2 atau kurang dari 2 kelompok yang mampu bekerjasama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru
1 Gagal
3 Team Study Seluruh kelompok mau bertanggung
jawab terhadap setiap anggota kelompoknya
5 Baik Sekali
Dari 6 kelompok terdapat 5 kelompok yang mau bertanggung jawab terhadap setiap anggota kelompoknya
4 Baik
Dari 6 kelompok terdapat 4 kelompok yang mau bertanggung jawab terhadap setiap anggota kelompoknya
3 Cukup
Dari 6 kelompok terdapat 3 kelompok yang mau bertanggung jawab terhadap setiap anggota kelompoknya
2 Kurang
Dari 6 kelompok terdapat 2 atau kurang dari 2 kelompok yang mau bertanggung jawab terhadap setiap anggota kelompoknya
1 Gagal
Total Skor Maksimum 15
Berdasarkan lembar pengamatan proses pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Team Assisted Individulization (TAI) dengan jumlah skor
maksimal 40, perhitungan nilai aktivitas belajar siswa model pembelajaran TAI
digunakan perhitungan dengan persentase skala lima sehingga didapat rumus
Nilai TAI=Perolehan Skor Siswa
Skor Maksimal x 100%
Lembar pengamatan aktivitas guru digunakan untuk mengetahui kegiatan guru di
dalam kelas. Guru berperan aktif dalam penggunaan model Team Assisted
Individualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang.
Tabel 3.6
Lembar Pengamatan Aktivitas Guru
No. Aspek yang Dinilai P1 P2 P3 P4 P5
I Kegiatan Pendahuluan
a. Memeriksa kesiapan siswa b. Melakukan kegiatan apersepsi II Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1. Menjelaskan kepada siswa mengenai materi yang akan dipelajari
2. Memberitahukan kepada siswa mengenai materi bahan ajar yang akan diselesaikan secara kelompok
b. Elaborasi
1. Membentuk kelompok kecil yang heterogen yang terdiri dari 4-6 siswa perkelompok
2. Memberi tugas kelompok dengan bahan yang sudah disiapkan
c. Konfirmasi
1. Memantau siswa dalam
melaksanakan tugas kelompok
No. Aspek yang Dinilai P1 P2 P3 P4 P5
III Kegiatan Penutup
a. Memberikan penilaian kepada setiap kelompok atas hasil kerja mereka b. Memberikan evaluasi dan refleksi
Lembar pengamatan ini digunakan untuk mengamati aktivitas guru pada saat
sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung pada setiap pertemuan. Apabila
telah dilakukan maka kolom-kolom ini akan diberi tanda chek list (√) sebagai
penanda.
3.4 Instrumen Penelitian
Dalam instrumen penelitian digunakan beberapa panduan, yakni :
1. Panduan Observasi
Pengamatan(observasi) yakni mengamati secara langsung agar dapat dijelaskan
secara lengkap dengan melakukan pencatatan tentang apa saja yang telah
dilihat. Lembar pengamatan (observasi) digunakan pada saat pengamatan
tentang hal yang dilihat dan diamati secara langsung.
2. Panduan Wawancara
Saat wawancara, alat yang digunakan berupa alat tulis dan media perekam
audio ataupun visual (kamera, handphone, dan handycam). Catatan berisi hasil
wawancara dari berbagai narasumber juga bisa memudahkan untuk
3. Panduan Dokumentasi
Catatan secara tertulis ataupun praktik berupa foto, catatan, rekaman suara,
ataupun video digunakan dalam pengumpulan data melalui observasi dan
wawancara.
4. Panduan Tes Praktik
Tes praktik ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar tari
halibambang menggunakan model pembelajaran TAI. Pengamatan
menggunakan lembar pengamatan tes praktik yang sudah berisi tentang
aspek-aspek penilaian yang sudah ditentukan.
5. Panduan Nontes
Teknik nontes digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa dan
guru dalam pembelajaran tari halibambang menggunakan model pembelajaran
TAI. Lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru berisi tentang aspek-aspek
penilaian yang sudah ditentukan.
3.5 Teknik Analisis Data
Menurut Ardhana (dalam Lexy J. Moleong 2002: 103) menjelaskan bahwa
analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam
suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Jika dikaji pada dasarnya definisi
lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data. Definisi tersebut dapat
disintesiskan bahwa analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan
oleh data.
Hal yang diperoleh dari hasil analisis data akan digunakan untuk mendeskripsikan
mengenai penerapan model pembelajaran Team Assisted Individulization (TAI)
dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tari halibambang menggunakan
model pembelajaran Team Assisted Individulization (TAI) di kelas XI IPS 1 SMA
Al-Azhar 3 Bandar Lampung. Langkah-langkah analisis data antara lain:
1. Mengamati penerapan model pembelajaran Team Assisted Individulization
(TAI) dalam pembelajaran tari halibambang di kelas XI IPS 1 SMA
Al-Azhar 3 Bandar Lampung
2. Mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran tari
halibambang menggunakan model pembelajaran Team Assisted
Individulization (TAI)
3. Menganalisis hasil tes tari halibambang menggunakan model
pembelajaran Team Assisted Individulization (TAI) yang dianalisis
menggunakan lembar pengamatan proses dan lembar pengamatan akhir tes
praktik individu
4. Mengakumulasikan semua nilai hasil tes praktik siswa, kemudian diukur
hasil belajar siswa dalam pembelajaran tari halibambang menggunakan
5. Mereduksi data dengan cara mengumpulkan, memilih, dan merangkum
data yang menjadi pokok untuk dianalisis
6. Membuat kesimpulan dengan cara mengelola dan menganalisis data-data
pada saat observasi, wawancara, dokumentasi, hasil tes praktik dan nontes
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis deskriptif kualitatif dan pembahasan,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran Teams Assisted
Individualization pada pembelajaran tari halibambang di SMA Al-Azhar 3
Bandar Lampung sebagai berikut.
1. Penerapan dari kegiatan belajar mengajar menggunakan model
pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran
tari halibambang di kelas XI IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung
dilaksanakan dengan baik, termasuk dalam kriteria baik sekali. Pada
panduan pelaksanaan model pembelajaran Team Assisted Individualization
(TAI) diawali dengan komponen Teams, siswa diharuskan menerima dan
menghargai siswa lain. Student Creative, siswa bekerjasama dalam
menyelesaikan tugas kelompok. Team Study, siswa bertanggung jawab
terhadap setiap anggota kelompoknya. Penerapan model pembelajaran Team
Assisted Individualization (TAI) terlihat pada aktivitas guru dan siswa
dalam pelaksanaan pembelajaran tari halibambang. Guru memberikan
stimulan kepada siswa untuk menerapkan 3 komponen yang ada pada
model pembelajaran yang telah ditetapkan. Pada kegiatan belajar mengajar
temuan pertemuan pertama sampai temuan pertemuan kelima semua
langkah-langkah pembelajaran terlaksana dengan baik, guru melaksanakan
semua langkah-langkah pembelajaran dan siswa mampu mengikuti kegiatan
belajar mengajar dengan baik.
2. Hasil dari capaian penerapan model pembelajaran Teams Assisted
Individualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang di kelas XI
IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung dilaksanakan dengan baik,
termasuk dalam kriteria baik. Pada capaian dua tahap penilaian secara
praktik, yakni analisis gerak yang diperagakan oleh siswa dan pengambilan
nilai hasil analisis gerak. Tahap analisis gerak oleh siswa melalui lembar
kerja siswa yang diberikan oleh guru dengan jumlah ragam gerak dilakukan
secara bertahap, yakni pertemuan pertama 4 ragam gerak, pertemuan kedua
5 ragam gerak, pertemuan ketiga 4 ragam gerak, dan pertemuan kelima
perpaduan gerak dangan musik. Tahap pengambilan nilai dilakukan oleh
guru dengan dua tingkatan, yakni pengambilan nilai hasil analisis setiap
gerak (siswa melakukan gerak dengan hitungan) yang dilakukan pada
pertemuan pertama, kedua, ketiga dan pengambilan nilai ragam gerak sesuai
dengan iringan musik pada pertemuan kelima. Capaian penerapan model
pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) dapat dilaksanakan
dengan baik sekali. Kriteria tersebut ditinjau dari pengamatan proses
pembelajaran dengan model pembelajaran TAI dari pertemuan pertama
sampai pertemuan kelima yang masing-masing pertemuan mendapatkan
pertemuan kedua dan ketiga mendapatkan nilai 93, pertemuan keempat dan
kelima mendapatkan nilai 100. Dilihat dari capaian aktivitas siswa yang
terdiri dari 3 aspek, yakni visual activities, oral activities, dan motor
activities. Aspek penilaian aktivitas siswa ini mendapatkan rata-rata nilai 97
dengan kriteria baik sekali dan masing-masing aspek mendapatkan kriteria
baik sekali dengan masing-masing nilai, yakni pertemuan pertama, kedua
dan kelima mendapatkan nilai 100, dan pertemuan ketiga dan keempat
mendapatkan nilai 93.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis deskriptif kualitatif, pembahasan dan
kesimpulan, untuk kepentingan penelitian maka disarankan sebagai berikut.
1. Hendaknya pihak sekolah memberikan perhatian lebih terhadap peningkatan
kemampuan guru dalam mengajar melalui pelatihan-pelaihan dan workshop.
2. Pada pembelajaran seni budaya hendaknya siswa memakai baju praktik agar
bergerak dapat lebih leluasa dibandingkan dengan memakai baju seragam
sekolah.
3. Demi kelancaran pembelajaran seni budaya sebaiknya ditingkatkan kembali
fasilitas di dalam ruang aula sekolah, contohnya sound sistem & tempat
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar, Edisi 2. Jakarta: Rineka Cipta.
Hadi, Sumandiyo Y. 2007. Kajian Tari Teks Dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka Book Publizer
Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Khanifatul. 2013. Pembelajaran Inovatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Lampung, Universitas. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Moleong, Lexy J.2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Mustika, Wayan. 2013. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja.
Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Dan Sastra. Yogyakarta: BPFE
Punaji Setyosari. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta : Kencana.
Riduwan. 2004. Metode Riset. Jakarta : Rineka Cipta
Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, NS. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sutopo, HB. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.
Suyitno, Amin. 2006. Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannya di Sekolah. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Syah, Hidayat. 2010. Pengantar Umum Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Verivikatif. Pekanbaru : Suska Pres.