iv
PERJANJIAN KEMITRAAN DENGAN POLA INTI-PLASMA PADA
PETANI KELAPA SAWIT DI KABUPATEN PASAMAN BARAT
DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008
TENTANG USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
ABSTRAK
Salah satu bentuk pemanfaatan sumber daya alam di Indonesia yaitu melalui kegiatan perkebunan. Kegiatan perkebunan biasanya diperuntukkan untuk komoditi tanaman yang berskala besar, salah satu contohnya adalah kelapa sawit. Perluasan usaha perkebunan perlu melakukan pola kemitraan dengan masyarakat setempat atau yang lazim disebut dengan pola inti-plasma. Sistem kemitraan antara perusahaan dengan petani plasma perkebunan kelapa sawit mempunyai tujuan yang sama-sama menguntungkan. Namun seiring berjalannya waktu, banyak timbul masalah seperti yang terjadi di Kabupaten Pasaman Barat, petani plasma cenderung diperlakukan tidak adil karena sering dirugikan dalam timbangan, rendemen, dan harga. Disamping itu, petani plasma tidak mengeyam bangku pendidikan yang layak, banyak dari mereka bahkan buta huruf. Kelemahan yang dimiliki petani plasma ini kemudian disalahgunakan oleh perusahaan inti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kedudukan petani plasma dan mengetahui tanggung jawab pemerintah dalam perjanjian kemitraan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan spesifikasi penelitian deskriptif analitis, yaitu suatu metode dengan cara mengumpulkan data kemudian disusun dan dianalisis untuk memperoleh gambaran mengenai masalah yang dihadapi dalam penelitian. Penulis menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, yaitu suatu pendekatan penelitian yang menekankan kepada ilmu hukum, penelitian kepustakaan guna memperoleh gambaran menyeluruh dan sistematis norma hukum, asas hukum, namun disamping itu pula berusaha menelaah kaidah-kaidah hukum yang berlaku di dalam masyarakat.