• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengambilan Keputusan Manajerial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengambilan Keputusan Manajerial"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PERKULIAHAN

Pengambilan

Keputusan

Manajerial

Modul Final Semester

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Ekonomi dan Bisnis Manajemen

08

MK Andre M. Lubis, ST, MBA

Abstract

Kompetensi

Mampu mengidentifikasi masalah dan memahami model-model pengambilan keputusan dalam berbagai situasi

Mampu merespon sebuah masalah dalam keputusan, dalam berbagai situasi yang dihadapi

(2)

Modul 8

Latar Belakang

Dalam rangka mengenali permasalahan yang dihadapi, penganmbil keputusan-siapun itu-membutuhkan pengetahuan (knowledge). Hal itu dibutuhkan agar mampu mengidentifikasi situasi keputusan yang dihadapinya secara benar. Ketiadaan pengetahuan bisa membuat analisisi yang dilakukannya menjadi salah sehingga pengambil keputusan akan melakukan kesalahan dalam membentuk model mental keputusan.

Isi

Pengambilan Keputusan dengan Tujuan Jamak

Pendahuluan

Dalam pembahasan sebelumnya, walaupun dihadapkan pada berbagai ssituasi yang berbeda-beda, pengambil keputusan hanya memiliki satu tujuan yang rasional, apakah maksimalisasi keuntungan (profit maximization) atau kepuasan. Namun demikian, situasi keputusan dengan tujuan tunggal dalam banyak kasu bukanlah situasi yang bisa diperthankan.

Dalam pengambilan keputusan bertujuan tunggal, pengambil keputusan memfokuskan dirinya pada satu tujuan dan berusaha memaksimalkan nilai hasil keputusannya. Akan tetapi, dalam pengambilan keputusan dengan tujuan jamak, pengambil keputusan dihadapkan pada berbagai tujuan keputusan yang sering kali bersifat antagonis satu sama lain.

Keputusan memilih kontraktor atau pemborong untuk merenovasi gedung kantor, selain mempertimbangkan harga penawaran, juga mempertimbangkan kualitas pekerjaan, reputasi, lamanya pengerjaan, kerapian dan ketersediaan modal kerja, di mana semuanya merupakan hal yang penting.

Persoalan pengambilan keputusan dengan tujuan jamak (multiple attribute decision making) menjadi lebih mudah apabila pengambil keputusan mampu membuat ranking kepentingan dari berbagai atribut yang relevan dan menyatukannya secara integral.

Yoon dan Hwang (1982) merumuskan pengambilan keputusan dengan atribut jamak sebagai pemilihan berbagai alternative yang “disifati” dengan adanya atribut. Hwang dan Masud (1979) memasukkan tujuan jamak ke dalam persyaratan pengambilan keputusan semacam itu.

Super Goal

Pardee (1969) mengusulkan super goal (sasaran super) sebagai atribut acuan dalam masalah pengambilan keputusan dengan tujuan jamak. Super goal merupakan atribut yang normative, bersifat lengkap dan ekshausti (menyeluruh). Super goal diisyaratkan bersifat mutually exclusive, dapat diterjemahkan secara koheren dan logis ke dalam atribut-atribut

(3)

yang lebih rendah tanpa terjadi konflik, serta maksimum berjumlah 7 hal/item (miller,1956). Penyebab pembatasan super goal ke dalam 7 item karena pengambilan keputusan beratribut jamak, pengambil keputusan harus enentukan prioritas di antara item-item atribut melaui cara pembandingan berpasangan.

Gambar 8.1 sasaran super dan atribut

Perbandingan Atribut

Rangking atribut.

Pembandingan atribut dilakukan dalam rangka memberikan bobot di antara atribut-atribut yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Secara natural, apabila tidak terdapat preferensi di antara atribut, bobot setiap atributa adalah 1/n di mana n adalah jumlah atribut.

Ranking atribut merupakan metode paling sederhana dalam menetukan prioritas antar-atribut. Metode ini dimulai dengan membandingkan preferensi dua atribut, misalnya X1>X2,

X3>X2, X3>X1. Symbol p diperuntukkan bagai semua Xi >Xj. sementara itu, symbol bagi x

bagi yang selain dari itu. Yoon dan Hwang (1995) menyarankan jumlah C untuk

menyatakan frekuensi bagi setiap atribut yang dinyatakan lebih disukai dibanding lainnya. Rankin g di antara atribut kemudian dapat di urutkan berdasarkan jumlahC sebagaimana dapat diikutu berikut.

Table 8.1 ranking atribut

X1 X2 X3 X3 X4 Ranking

X1 - P P P P 4 1

(4)

X1 X2 X3 X3 X4 Ranking

X3 x p - P X 2 3

X4 x X X - X 0 5

X5 x p p p - 3 2

Pembobotan Atribut.

Seaver dan Edward menyarankan ranking atas atributbisa dibuat secara subjectiif, namun yang terpenting adalah bagaimana memberikan bobot (weighting). Ada 2 pendekatan:

Rank reciprocal method:

Dimana, Wj adalah bobot dari atribut j dan rj adalah rank dari atribut j,

Sementara itu metode bobot penjumlahan rank menggunakan formula sbb.:

Di mana n adalah jumlah atribut. Untuk lebih jelasnya bobot dari aitribut X1 s.d. X5, sbb:

Atribut Ranking 1/r Wj1 (n-rj+1) Wj X1 1 1.0 0.44 5 0.33 X2 4 0.3 0.11 2 0.13 X3 3 0.3 0.15 3 0.2 X4 5 0.2 0.09 1 0.07 X5 2 0.5 0.22 4 0.27 2.3 15

Rasio Pemberian Bobot

Saaty, dalam rasio pemberian bobot (weighting), menggunakan skala 1-7 dengan penjabaran: 1 (dua atribut sama penting); 3 (atribut pertama sedikit lebih penting); 5 (atribut pertama jauh lebih penting); dan 7 (atribut pertama secara ekstrem lebih penting). Skala tengah (2,4,6) masih dimungkinka untuk diaplikasikan dalam metode Saaty.

Tabel 8.3 preferensi antar-atribut metode Saaty

X1 X2 X3

X1 1 1/3 ½

X2 3 1 3

(5)

Pada metode Saaty, pengambil keputusan cukup member nilai preferensi antar-atribut sebanyak (n2 – n)/2 +n sel. Pada contoh ini, pengambil keputusan cukup member nilai

preferensi sebanyak (9-n)2 +3 sel, yaitu sebanyak 6 sel. Sel lain berisi nilai inverse sel bayangannya. Sebagi contoh, sel (1,2) berisi inverse sel bayangannya, yaitu sel (2,1). Dengan demikian , nilai sel (1,2) adalah 1/3. Sel (3,2) bernilai 1/3 sehingga (2,3) bernilai 3. bobot X1 (1 x 1/3 x ½)1/3 = 0.5503 X2 (3 x 1 x 3) 1/3 = 2.0801 X3 (2 x 1/3 x 1) 1/3 = 0.8736 Jumlah = 3.504 Pemilihan Alternatif

Pengambilan keputusan pada dasarnya merupakan pemilihan sebuah alternative dari sejumlah alternative tersedia. Dalam pengambilan keputusan dengan tujuan tunggal, spserti dalam hal pemilihan alternative dengan metode net present value (NPV), tujuan pemilihan adalah mencari alternative yang menghasilkan NPV paling besar.

Dua metode pemilihan alternative dalam situasi kebutuhan dengan tujuan jamak yang akan dibicarakan adalah simple wighting method dan metode eliminasi sekual.

Metode pembobotan sederhana:

V(a)maks = maks

Pembobotan sederhana dalam praktik

Persaingan merek sepatu Nike dengan adidas memaksa Nike untuk memikirkan langkah-langkah strategis yang harus dilakukan. Ad 3 langka; (1) Nike memainkan peran lebih baik dalam meningkatkan kondisi kerja; (2) Nike mengembangkan lebih banyak lagi produk yang inovatif dan melestarikan lingkungan; (3) Nike mengeluarkan produk untuk konsumen/pasar yang berusia muda. 4 kritera relevan dalam bisnis, konsumen, pemegang saham, rekanan bisnis, masyarakat.

Tabel 8.4 Pilihan Strategi bagi Nike

Alternatif Bobot

Konsumen Pemegang

saham Rekan Masyarakat Total

0.3 0.2 0.3 0.2 Kondisi kerja 2 4 2 8 3.6 Produk inovatif 8 5 5 8 6.5 Pasar lebih muda 8 6 7 9 7.5 0.1571 0.5936 0.2493 =

(6)

Metode Eliminasi Sekual.

Kriteria Kontraktor 1 Kontraktor

2 Kontraktor 3 Kontraktor 4 Biaya proyek <500juta 350 juta 450 juta 400 juta 500 juta

Pengalaman >10 tahun 20 thn 12 thn 15 thn 10 thn

Rekam jejak keterlambatan

<2bulan 1 bln 1 bln 2 bln 0.5 bln

(7)

Daftar Pustaka

Heizer Jay, B. Render, (2006), Operations Management (Manajemen Operasi),

Salemba Empat, Edisi Ketujuh, Jakarta

Gambar

Gambar 8.1 sasaran super dan atribut
Tabel 8.3 preferensi antar-atribut metode Saaty
Tabel 8.4 Pilihan Strategi bagi Nike

Referensi

Dokumen terkait

Pertama, terdapat beberapa proses yang dilalui remaja dalam pengambilan keputusan, mulai dari mengenali masalah yang ada, menetapkan tujuan yang ingin dicapai,

Prosedur pengambilan keputusan meliputi identifikasi masalah yaitu proses menentukan masalah yang sebenarnya sedang dihadapi, mengklasifikasikan tujuan-tujuan khususs

pengambilan keputusan menjadi masalah tersendiri dalam diri seorang pemimpin melibatkan ego, kepentingan, kondisi bawahan, materi keputusan..  Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu. tindakan sebagai cara

Simbol c1,c2,...,cn merupakan kontribusi masing-masing variabel keputusan terhadap tujuan, disebut juga koefisien fungsi tujuan pada model matematiknya.Simbol

Ada beberapa definisi tentang pengambilan keputusan, dalam hal ini arti pengambilan keputusan sama dengan pembuatan keputusan, misalnya Terry, definisi pengambilan keputusan

Sistem Penunjang Keputusan adalah Sistem yang interaktif, membantu pengambilan keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah-masalah

komputer untuk manajemen pengambilan keputusan yang menangani masalah – masalah semi struktur “ Dengan pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa sistem pendukung keputusan bukan