• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA MENGGUNAKAN METODE IMITASI DI TK FRANSISKUS 01 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 20142015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA MENGGUNAKAN METODE IMITASI DI TK FRANSISKUS 01 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 20142015"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA MENGGUNAKAN METODE IMITASI DI TK FRANSISKUS 01 BANDAR LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2014/2015

Oleh Geby Finka Rani

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA ... iv

PERSEMBAHAN ... v

MOTTO ... vi

SANWACANA... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR BAGAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar belakang ... 1

1.2. Batasan masalah ... 5

1.3. Rumusan masalah... 5

1.4. Tujuan penelitian ... 6

1.5. Manfaat penelitian ... 6

1.6. Ruang lingkup ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Pembelajaran ... 8

2.2. Gerak ... 10

2.3. Tari ... 11

2.3.1. Tari Pada Anak ... 11

2.3.2. Seni Tari ... 11

2.4. Tari Bedana ... 12

2.4.1. Pola Lantai Tari Bedana ... 13

2.4.2. Musik Pengiring ... 14

2.4.3. Lagu Pengiring ... 16

2.4.4. Busana ... 16

2.5. Metode Imitasi ... 16

2.6. Anak Usia Dini ... 19

2.6.1. Strategi Pembelajaran TK ... 20

2.6.2. Tujuan Pembelajaran di TK ... 21

2.7. Penelitian yang Relevan ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

3.1. Disain Penelitian ... 25

3.2. Sumber Data... 25

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 25

(3)

viii

3.3.2. Wawancara ... 26

3.3.3. Dokumentasi ... 26

3.4. Instrumen ... 27

3.4.1. Intrumen Pengamatan Aktifitas Guru ... 27

3.4.2. Instrumen Pengamatan Aktifitas Siswi ... 28

3.5. Penyajian Data ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 32

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 32

4.1.1. Sejarah Sekolah ... 32

4.1.2. Visi Dan Misi TK Fransiskus 01 Bandar Lampung ... 33

4.2. Hasil Penelitian ... 35

4.3. Laporan Hasil Penelitian ... 36

4.3.1. Aktivitas Keseluruhan Siswi Pada Pembelajaran Bedana ... 36

4.3.2. Penerapan metode imitasi ... 41

4.3.3. Laporan Hasil Penelitan Pertama ... 42

4.3.4. Laporan Hasil Penelitian Kedua ... 48

4.3.5. Laporan Hasil Penelitian Ketiga ... 54

4.3.6. Laporan Hasil Penelitian Keempat ... 59

4.3.7. Laporan Hasil Penelitian Kelima ... 68

4.3.8. Laporan Hasil Penelitian Keenam ... 77

4.4. Rekapitulasi Pembelajaran ... 89

4.4.1. Rekapitulasi Aktivitas Guru ... 89

4.4.2. Rekapitulasi Aktivitas Siswi ... 90

4.5. Hasil Proses Penerapan Metode Imitasi ... 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 95

5.1. Kesimpulan ... 95

5.2. Saran ... 96

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dalam UU RI No.20 tahun 2003. (Masitoh, 2007:1.4)

Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah di selenggarakannya kegiatan pedidikan. Menurut TAP MPR No. IX/MPR/1978 Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan. (Hamalik, 2014:3)

(5)

2

pendidikan non formal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus program kesejahteraan bagi anak usia 2 sampai dengan 4 tahun, dan Taman kanak – kanak (TK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan bagi anak usia dini pada

jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4 sampai 6 tahun. Sasaran, pendidikan TK adalah anak usia 4 – 6 tahun, yang dibagi kedalam dua kelompok belajar bedasarkan usia yaitu Kelompok A untuk usia anak 4 – 5 tahun dan Kelompok B untuk anak didik usia 5 – 6 tahun. (Sujiono, 2013: 22-23).

(6)

sebagai wahana berexpresi dan berimajinasi , berkreasi sekaligus berekreasi yang dapat menimbulkan rasa senang pada anak. (Rachmi, 2008: 6.24)

Gerak tari adalah gerak tubuh yang mempunyai unsur keindahan, di dalam tari bedana terdapat sembilan ragam gerak gerak tari yang pelajari, yaitu tahtim,

humbak muloh, khesek injeng, khesek gantung, ayun, ayun gantung, jimpang,

gelek dan belitut. Tetapi dalam penelitian ini guru hanya mengambil tiga ragam

gerak yang akan diajarkan kepada anak – anak yaitu gerak tahtim, humbak muloh dan ayun yang telah di sederhanakan oleh guru.

Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penamapilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Peniruan adalah salah satu cara anak belajar mengenali aktivitas orang lain, misalnya dalam seni rupa menggambarkan objek atau dalam tarian anak banyak sekali menggunakan gerakan imitasi dari aktivitas objek tari yang diajarkan oleh guru. Meniru bukanlah hal yang asing bagi anak, bahkan meniru gerak dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk merespon rangsang yang diterima, “apa yang dilihat, didengar, dirasakan” (Rahcmi, 2008: 8.35)

(7)

4

mempelajari tari – tari tradisional daerah setempat sampai tari kreasi yang setiap tahunnya dipentaskan pada pementasan akhir tahun atau natal di TK tersebut. Kegiatan pembelajaran yang ada disekolah ini berlangsung pada hari senin sampai dengan sabtu dan hari jumat di tetapkan sebagai hari extrakulikuler bagi anak – anak TK.

Pentingnya pemilihan metode dalam proses pembelajaran merupakan strategi pemberian stimulus yang baik agar peserta didik dapat berkembang secara optimal. Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Indriyani, 2013: 14). Pemilihan metode merupakan sebuah tolak ukur tentang kompetensi guru, oleh karena itu pemilihan dan penggunaan metode haruslah tepat dan menyesuaikan faktor – faktor yang ada. Kedudukan metode sebagai alat strategi pengajaran dan alat mencapai tujuan. Metode memiliki nilai strategis yang artinya metode menduduki posisi penting di dalam keberhasilan pembelajaran.

(8)

Penelitian mengambil tari bedana sebagai objek penelitian dengan tujuan untuk menanamkan kepada anak dalam kerangka pengembangan dan pelestarian kebudayan daerah setempat, untuk proses pembudayaan yang dilakukan upaya mewariskan dan menanamkan nilai – nilai generasi tua kepada generasi berikutnya. Juga untuk memberikan bekal ilmu yang mungkin bisa menjadikannya sesuatu yang bermanfaat untuk kehidupan selanjutnya. Dalam penelitian ini gerak tari bedana yang di ajarkan telah disederhanakan oleh guru dengan cara ngede. Ini digunakan supaya mempermudah siswa dalam proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan penelitian ini lebih mengutamakan pada proses. Sasaran belajar pendidikan seni tidak mengharapkan anak didik menjadi pandai menari, melainkan sebagai wahana berekspresi dan berimajinasi, berkreasi sekaligus berekreasi yang dapat menimbulkan rasa senang.

Bedasarkan uraian yang telah dijelaskan peneliti mengambil judul “ pembelajaran

gerak tari bedana menggunakan metode imitasi di TK Fransiskus 01 Bandar Lampung”

1.2 Batasan Masalah

Bedasarkan penjelasan tersebut, penulis membatasi masalah penelitian yaitu hanya pada bagaimana pembelajaran gerak tari bedana yang telah disederhanakan oleh guru di TK Fransiskus 01 Bandar Lampung

1.3 Rumusan Masalah

Bedasarkan Latar belakang tersebut maka, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. “Bagaimana pembelajaran gerak tari bedana dengan menggunakan

(9)

6

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran gerak tari bedana menggunakan metode imitasi di TK Fransiskus 01 Bandar Lampung.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis maupun praktik terhadap Pembelajaran tari bedana dengan menggunakan metode imitasi di TK Fransiskus 01 Tanjung Karang Bandar Lampung.

Secara teoritik, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengembangan kajian keilmuan tentang dunia anak usia dini.

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang proses pembelajaran ragam gerak tari bedana anak – anak di TK Fransiskus 01 Tanjung Karang Bandar Lampung.

2. Bagi anak akan memperoleh pembelajaran ilmu praktik di bidang seni yang lebih menarik, menyenangkan dan memungkinkan dirinya untuk lebih berkembang dalam kemampuan yang sangat berguna untuk masa depan

(10)

1.6 Ruang Lingkup 1. Objek Penelitian

Objek penelitian di dalam penelitian ini adalah pembelajaran tari bedana di TK Fransiskus 01 Tanjung Karang Bandar Lampung

2. Subjek Penelitian

Adapun subjek ini adalah anak – anak di TK B yang berjumlah delapan orang siswi yang mendapat materi pembelajaran tari bedana.

3. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK Fransiskus 01 Tanjung Karang Bandar Lampung

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini di laksanakan dalam waktu 3 bulan, yaitu dilaksanakan pada bulan Desember sampai pada Febuari pembelajaran 2014/2015

Tabel 1.1 jadwal penelitian

No Tanggal Aktifitas

1. 19 Desember 2014 Observasi awal

2. 9 Januari 2015 pengamatan pembelajaran pertemuan pertama yang mencakup aktivitas guru dan aktivitas siswi.

3. 16 Januari 2015 pengamatan pembelajaran pertemuan kedua yang mencakup aktivitas guru dan aktivitas siswi.

4. 23 Januari 2015 pengamatan pembelajaran pertemuan ketiga yang mencakup aktivitas guru dan aktivitas siswi.

5. 30 Januari 2015 pengamatan pembelajaran pertemuan keempat yang mencakup aktivitas guru dan aktivitas siswi.

6. 6 Febuari 2015 pengamatan pembelajaran pertemuan kelima yang mencakup aktivitas guru dan aktivitas siswi.

(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran

Hamalik, 2011 dalam bukunya “Kurikulum dan Pembelajaran” mengatakan bahwa Pembelajaran adalah suatu kobinasi yang tersusun meliputi unsur – unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboraturium. Material, meliputi buku – buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer, prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.

Sadirman, 2014: 47 dalam bukunya “Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar” mengatakan bahwa Mengajar adalah suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar menyapaikan pengetahuan pada anak didik. Pengajaran yang bersifat teacher centered bisa berlangsung.

(12)

untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian strategi pembelajaran menekankan kepada bagaimana aktivitas guru mengajar dan aktivitas anak belajar.

Jika guru memegang kunci dalam proses belajar - mengajar di kelas menanamkan pengetahuan itu pada anak didik dengan suatu harapan terjadi proses pemahaman, kemudian mengajar dalam pengertian yang luas diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik – baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar, atau di katakan, mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa. (Sadirman, 2011)

Banyak jenis aktivitas belajar yang dapat di lakukan di sekolah, aktivitas belajar siswa dapat di golongkan sebagai berikut:

1. Visual activities, yang termaksud di dalamnya misalnya, membaca,

memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

2. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

3. Listening activities, seperti contoh mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.

4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.

(13)

10

6. Motor activities, yang termaksud di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

7. Mental activities, sebagai contoh misalnya menanggapi, mengingat,

memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira,

bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. (Sudirman, 2011: 101)

2.2 Gerak

(14)

2.3 Tari

(Firmansyah, 1996) dalam bukunya “ Mengenal Tari Bedana” mengatakan Bahwa

Tari adalah gerak pada diri manusia, dan gerak itu sendiri merupakan alat bantu yang paling tua dalam kehidupan manusia, untuk mengemukakan keinginan atau menyatakan refleksi spontan di dalam jiwa manusia. Tari merupakan bagian dari kehidupan manusia baik secara mandiri ataupun berkelompok. Tari dapat dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, seperti sarana pendidikan dan rekreasi.

2.3.1 Tari pada anak

Tari pada anak usia dini sama halnya pada tari umumnya, terbentuk dari dua unsur gerak dan unsur – unsur lainnya. Perbedaannya adalah dalam kualitas gerak yang dihasilkan dan fungsi serta tujuan yang diharapkan dari kegiatan tari tersebut. Pada anak usia dini gerakan – gerakan tari sangat sederhana disesuaikan dengan kemampuan gerak motorik anak, sedangkan gerakan – gerakan tari pada umumnya lebih variatif dan lebih rumit. Selain itu ditinjau dari fungsi dan tujuan tari pada anak usia dini jelas sangat berbeda dengan tari pada umumnya

2.3.2 Seni Tari

(15)

12

dan wirupa (wujud). Keempat unsur tersebut merupakan satu ikatan yang membentuk harmoni.

2.4 Tari Bedana

Tari Bedana merupakan tari tradisional kerakyatan daerah Lampung yang mencerminkan tata kehidupan masyarakat lampung sebagai perwujudan simbolis adat istiadat, agama, etika yang telah menyatu dan kehidupan masyarakat. Konon kabarnya tari bedana ini hidup dan berkembang di daerah Lampung seiring dengan masuknya agama islam (Firmansyah, 1996: 3)

Tarian ini biasanya dibawakan pemuda – pemudi dalam acara – acara adat dan acara – acara yang tidak resmi sebagai ungkapan rasa kegembiraan. Tari bedana merupakan kesenian rakyat yang akrab dan bersatu serta mengandung nilai budaya yang dapat dijadikan cara dalam menginterprestasikan pergaulan, persahabatan, kasih sayang yang tulus dan dapat diterima oleh alhi waris generasi ke generasi (Mustika, 2012: 50)

Terdapat sembilan ragam gerak yang ada didalam tari bedana yaitu tahtim, humbak muloh, ayun, ayun gantung, khesek injing, khesek gantung, belitut,

jimpang dan gelek. dimana dalam penelitian ini hanya mengambil tiga ragam

gerak tari bedana dan yang telah disederhanakan oleh guru, yaitu tahtim, humbak muloh dan ayun..

Tabel 2.1. Bentuk Gerak Baku dan Penyederhanaan Dari Tari Bedana No Ragam

Gerak Gerak bedana baku Gerak bedana yang disederhanakan oleh guru

1 tahtim Gerak tahtim baku.

1.Kaki kanan melangkah kedepan. 2.Kaki kiri melangkah kedepan

Gerak tahtim yang telah disederhanakan oleh guru

(16)

3.Kaki kanan melangkah kedepan kaki kanan diangkat

4.Mundur kaki kiri balik badan ke kiri

5.Langkah kaki kanan

6.Maju kaki kiri diikuti kaki kanan jinjit sebelah kiri

7.Maju kaki kiri badan merendah 8.Menarik kaki kiri langsung

menarik jongkok

2. Kaki kiri melangkah kedepan 3. Kaki kanan melangkah kedepan 4. Kaki kiri diangkat sambil tepuk tangan 5. Mundur kaki kiri

6. Mundur kaki kanan 7. Mundur kaki kiri

8. Kaki kanan diangkat sambil tepuk

9. Memiringkan badan kesamping kanan dan memiringkan badan kesamping kiri Sambil menepuk tangan

2 Humbak Muloh

Gerak humbak muloh baku

1. Kaki kanan kesamping kanan 2. Kaki kiri kesamping kanan

(mengikuti kaki kanan) 3. Kaki kanan ke samping kanan 4. Kaki kiri ayun ke depan 5. Gerak tangan berkelai/ ukel.

5, 6, 7, 8 kembali dari hitungan 1, 2, 3, 4.

Gerak humbak muloh yang telah disederhanakan oleh guru.

1. Kaki kanan melangkah kesamping kanan 2. Kaki kiri melangkah kesamping kanan

(mengikuti kaki kanan) 3. Kaki kanan maju kedepan

4. Kaki kanan berpindah kebelakang 5. Gerakan tangan berkelai / ukel dengan

hitungan dan tempo yang pas pada gerak humbak muloh

3 ayun Gerak ayun yang baku

1. Langkah kaki kanan 2. Langkah kaki kiri 3. Langkah kanan

4. Angkat (ayun) kaki kiri.

(gerak tangan kimbang)

Gerak ayun, yang telah disederhanakan oleh guru

1. Langkah kaki kanan kedepan

2. Langkah kaki kiri arah hadap miring ke samping kanan

3. Langkah kaki kanan. 4. Tendang

5. disertai tepuk tangan

2.4.1 Pola Lantai Tari Bedana.

(17)

14

Bagan ini adalah bagan pola lantai tari berpasangan dari tari bedana di mana pada saat pola lantai berpasangan gerak yang ditarikan oleh siswa adalah gerak humbak muloh.

Bagan ini menjelaskan tentang pola lantai berkelompok yang dilakukan pada tari bedana, di mana pola lantai berkempok ini membentuk sebuah lingkaran besar

yang berisikan delapan orang siswi dan gerakan yang ditarikan dalam pola lantai berkelompok ini adalah gerakan ayun.

2.4.2 Musik pengiring

(18)

untuk mengiringi tari dapat dihasilakan oleh penari itu sendiri, seperti tepuk tangan, hentakan kaki atau bunyian – bunyian lainnya yang dihasilkan oleh perlengkapan penari yang dipakai, bahkan adakalanya mengunakan teriak – teriakan (vokal) lagu - lagu. (Firmansyah, 1996: 4)

Untuk mengiringi musik tari bedana masih digunakan alat musik tradisional yang sederhana walaupun tidak menutup kemungkian dipakai alat musik modern sebagai musik tambahan dan sarana untuk menunjang, selama tidak mengurangi nilai dan ciri khas daerah Lampung. Terdapat 5 alat musik atau penunjang pengiring tari bedana yang lazim di pakai adalah:

1) Alat musik gambus lunik, yaitu sebuah alat musik tradisional daerah lampung yang dipetik, dawai berjumlah empat sehingga menghasilkan nada yang dominan, yang biasanya mengiringi lagu – lagu tari bedana seperti lagu selimpat, lagu panayuhan dan lagu bedana lainnya.

2) Ketipung, yaitu alat musik yang biasanya digunakan untuk mengiringi tari bedana dan lagu – lagu tradisional.

3) Kerenceng (terbangan), yaitu alat musik yang dibuat dari kayu nangka yang fungsinya sama seperti ketipung atau lebih dominan alat musik ini sebagai pengiring arak – arakan.

4) Alat musik pengiring tambahan biasanya dipakai gong kecil bahkan untuk lebih semarak dapat pula dipakai alat – alat musik modern seperti : biola, accodion, dan lain – lain.

(19)

16

2.4.3 Lagu pengiring

Lagu dalam tari bedana merupakan suatu keharusan, karena disamping keharmonisan dalam tari lagu – lagu yang dilantunkan oleh vokalis juga merupakan paduan untuk perubahan gerak atau komposisi tari. Lagu – lagu yang mengiring tari bedana adalah lagu – lagu yang bersifat gembira yang bersumber dari sagata, adi – adi, wayak atau pantun (pattun) seperti lagu penayuhan, lagu mata kipit, lagu bedana dan lagu lainnya. (Firmansyah, 1996: 7)

2.4.4 Busana

Tari bedana mempunyai dan menggunakan busana tari dan aksesoris yang khas daerah Lampung. Hal ini perlu dikemukakan agar pakaian busana tari bedana dapat diseragamkan dan memiliki identitas tersendiri. Dengan demikian pemakain busana tari bedana diseluruh provinsi Lampung diharapkan sama. Hal ini akan membedakan busana tari bedana daerah lain Indonesia. (Firmansyah, 1996: 13)

2.5 Metode Imitasi

(20)

imitasi adalah salah satu tindakan yang dilakukan dimana guru tersebut memberikan contoh agar siswa mendapatkan gambaran mengenai kualitas menari yang baik dan benar. Menurut Ahmadi(2003:16),

Peniruan adalah salah satu cara anak belajar mengenali aktifitas orang lain. Ini bukan sesuatu yang keliru bagi seorang anak yang ingin memenuhi rasa keingin tahuannya, merasakan, mengalami menjadi orang lain (biasanya yang ditirukan adalah ayah, ibu, guru dan kakak – kakaknya). Mari kita lihat anak kecil yang sering mencoba mengenakan sepatu ayahnya atau ibunya. Memoleskan lipstik atau bedak milik ibunya ke wajahnya, atau mengenakan dasi dan helm ayahnya lalu memantaskan diri kedepan kaca serta bergaya seperti orang yang ditirunya. Pengimitasian juga dapat dijumpai dalam kegiatan berkesenian anak – anak, misalnya seni rupa menggambar objek atau dalam tarian anak yang banyak sekali menggunakan gerakan – gerakan imitasi dari aktivitas objek tari.

(Rachmi, 2008) dalam bukunya “Keterampilan musik dan tari” mengatakan

(21)

18

yang asing lagi bagi anak, bahkan meniru gerak dapat digunakan sebagai salah satu cara merespons rangsang yang dia terima (apa yang dilihat, didengar, dirasakan baik melalui perabaan dan pengecapan).

Metode imitasi adalah metode penyampaian tari secara Tradisional yang banyak digunakan guru-guru tari terutama di PAUD, TK dan SD. Metode imitasi ini dibagi menjadi dua yaitu imam (anak diajarin tarian secara keseluruhan dengan arah hadap yang sama) dan ngede (anak menirukan gerakan yang diajarkan guru berlawana arah atau anak seperti bercermin dikaca). Secara umum motode imitasi memiliki tujuan untuk membentuk kebiasaan, tingkah laku, keterampilan, sikap dan keyakinan

Dengan metode imitasi ini, siswa dapat belajar dengan cara mendengarkan, mengamati, dan menirukan keterampilan teknik yang dilakukan atau dicontohkan oleh pengajar. Adapun langkah – langkah yang dilakukan pada metode imitasi sebagai berikut.

1. Pengajar menemukan topik dari tujuan imitasi.

2. Pengajar memberikan gambaran garis besar terhadap materi yang akan diimitasikan.

3. Pengajar memberikan pengaruh kepada anak didik tentang hal – hal yang harus dilakukan.

4. Siswa melakukan imitasi guru mencontohkan, memberikan koreksi untuk kelancaran imitasi.

(22)

metode imitasi memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun yang menjadi kelebihan metode tersebut adalah mudah dilaksanakan dan dapat diterapkan dalam segala kondisi, misalnya dalam kondisi keterbatasan. Sedangkan kekurangan dari Metode imitasi adalah pengetahuan hanya dapat bersifat peniruan dan bukan berdasarkan pemahaman, sukar memberikan tugas yang membutuhkan pemahaman yang tinggi, dan kreativitas rendah

2.6 Anak Usia Dini

(Sujiono, 2013) dalam bukunya “ Konsep Dasar Anak Usia Dini” mengatakan

bahwa Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia. Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak. Dan masing – masing orang memiliki pengertian yang berbeda-beda, ada pula beberapa batasan pengertian yang di pergunakan oleh The National Association for The Education of Young Children (NAEYC), sebagai berikut:

(23)

20

b) Early Childhood Setting (tatanan anak masa awal) menunjukan pelayanan anak sejak lahir sampai delapan tahun disuatu pusat penyelenggaraan, rumah, seperti Kindergarten, seperti playgroup, Sekolah Dasar, dan program rekreasi yang menggunakan sebagian waktu atau penuh waktu.

c) Early Chilhood education terdiri dari pelayanan yang diberikan dalam tatanan awal masa anak, biasanya oleh pendidikan anak usia dini (young children) digunakan istilah early chilhood (anak masa awal) early Chilhood Education (pendidikan masa awal) dianggap sama atau sinonim.

2.6.1 Strategi pembelajaran TK

Masitoh, 2007 Dalam Bukunya “ Strategi Pembelajaran TK” mengatakan bahwa terdapat berbagai strategi pembelajaran yang dapat digunakan dilembaga – lembaga pendidikan anak usia dini umumnya dan anak Taman Kanak – kanak khususnya. Strategi pembelajaran umum tersebut adalah:

(1) meningkatkan keterlibatan indra. (2) mempersiapkan isyarat lingkungan. (3) analisis tugas.

(4) bantuan orang yang lebih berpengalaman (scaffolding). (5) praktek terbimbing.

(24)

(11) Menceritakan/menjelaskan/ menginformasikan. (12) do-it-singal.

(13) tantangan. (14) pertanyaan. (15) kesenyapan.

2.6.2 Tujuan Pembelajaran TK.

(Masitoh, 2007) dalam bukunya “ Strategi Pembelajaran TK” mengatakan Bahwa

(25)

22

Jadi, menata tari bagi anak TK harus memperhatikan dua hal yakni bagian – bagian tubuh yang dapat dilatih dan karakteristik atau ciri – ciri gerak anak. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa karakter gerak fisik anak TK adalah: a) Bersifat sederhana

b) Biasanya bersifat maknawi dan bertema, artinya tiap gerak mengandung tema tertentu.

c) Gerak anak menirukan gerak keseharian orang tua dan juga orang – orang yang berada disekitarnya.

d) Anak juga menirukan gerak – gerak binatang.

Untuk dapat memberikan tari yang sesuai dengan karakteristik anak TK, ada beberapa butir yang harus diketahui antara lain:

a) Tema

Pada umumnya anak – anak selalu menyenangi apa yang pernah dilihatnya. Dari apa yang dilihatnya secara tidak disadari atau tidak dengan spontan menirukan gerak sesuai dengan apa yang pernah dilihatnya. Dari apa yang pernah dilihat dan diamati, dapat dijadikan suatu tema. Pada umumnya tema – tema yang disenangi anak TK antara lain tingkah laku binatang seperti: kucing, anjing, burung dan lain – lain serta tingkah laku manusia seperti ayah, ibu, dokter, insinyur dan lain –

lain.

b) Bentuk gerak

(26)

pula. Bentuk gerak yang dilakukannya biasanya bentuk gerak – gerak yang lincah, cepat dan seakan menggambarkan kegembiraan. (kamtini, 2005:81)

2.7 Penelitian Yang Relevan

(27)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Disain penelitian

Berkaitan dengan Judul penelitian yaitu pembelajaran tari bedana dengan menggunakan metode imitasi di TK Fransiskus 01 Bandar Lampung tahun pelajaran 2015/2016. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskiptif yang berupa kata – kata tulisan dari orang – orang dan prilaku yang dapat diamati, penelitian bersifat deskriptif ialah data yang diperoleh (berupa kata – kata, gambar, prilaku) tidak dituangkan dalam bilangan atau angka statistik, peneliti segera melakukan analisis data dengan memberikan pemaparan gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif. Hakikat pemaparan adalah seperti orang merajut, setiap bagian ditelaah satu demi satu, dengan menjawab pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana suatu fenomena itu bisa terjadi dalam konteks lingkungannya.

Disain penelitian yang digunakan yaitu

(28)

2. Melakukan observasi pengamatan selama proses pembelajaran extrakurikuler berlangsung pada materi tari bedana didalam pembelajaran, yang diamati dalam proses pembelajaran yaitu aktifitas guru dan dan siswi.

3.2Sumber Data

sumber data dalam penelitian ini berupa data – data yang berasal dari anak didik yang berjumlah 8 orang siswi, guru tari yaitu Fitri sawalena di TK Fransiskus 01 Bandar Lampung.

3.3Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. (Sugiyono, 2008: 308)

3.3.1 Pengamatan (Observation)

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi berada bersama objek yang diselidiki disebut observasi langsung. Sedangkan observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya peristiwa yang akan diselidiki. (Margono, 2010: 158-159)

(29)

26

yang dilakukan terlebih dahulu dengan menitik beratkan pengamatan terhadap anak – anak dapat menentukan tahapan – tahapan yang tepat dalam proses pembelajaran tari bedana pada anak – anak.

3.3.2 Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang diperoleh. (Sugiyono, 2013:319).

Wawancara yang dilakukan guna mencari informasi yang berkaitan dengan pembelajaran yang efektif untuk anak – anak didik di TK Fransiskus 01 Bandar Lampung, berikut panduan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada Kepala sekolah, guru dan peserta didik.

3.3.3 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya – karya momunental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah, kehidupan, ceritra, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumentasi yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain – lainnya. (Sugiyono, 2013: 329)

(30)

Dokumentasi penelitian ini dilakukan dengan tujuan memperoleh data yang valid dengan berbagai dokumentasi nyata yang seperti gambar dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang TK Fransiskus 01 Bandar Lampung yang dijadikan sebagai sekolah tempat penelitian dan juga pembelajaran seni tari bedana pada anak – anak.

3.4 Instrumen

Instrumen penelitian merupakan alat ukur dalam penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (sugiyono, 2011:148). Instrumen dalam penelitian ini, adalah penelitian itu sendiri, yang mengumpulkan data, meliputi instrumen pengamatan aktivitas guru, penilaian proses dan hasil individu.

3.4.1 Instrumen pengamatan aktifitas guru

Guru atau tenaga kependidikan merupakan satu komponen yang paling penting dalam penyelenggaraan pendidikan yang bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelolah, dan atau memberi pelayanan teknis dalam bidang pendidikan. Salah satu unsur tenaga kependidikan adalah tenaga pendidik/tenaga pengajar yang tugas utamanya adalah mengajar (Hamalik, 1994: 9).

(31)
[image:31.595.110.511.108.330.2]

28

Tabel 3.1 lembar pengamatan aktivitas guru

No Instrumen P1 P2 P3 P4 P5 P6

1 Mempersiapkan siswa 2 melakukan pemanasan

3 pembelajaran sesuai dengan tujuan 4 menyampaikan materi dengan jelas 5 pembelajaran sesuai dengan alokasi

waktu

6 memberikan motivasi individu 7 melakukan penilaian aktivitas proses

peserta didik

8 mengamati sikap dan prilaku peserta didik dalam belajar

9 melakukan refleksi dengan melibatkan peserta didik

10 melaksanakan tindak lanjut

Sistem dalam lembar pengamatan aktivitas guru menggunakan penilaian cheklis pada setiap pertemuan.

3.4.2 Instrumen Pengamatan Aktivitas Siswi

Instrumen yang digunakan dalam pembelajaran gerak tari bedana menggunakan metode imitasi adalah dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswi pada setiap proses pertemuan. Terdapat 2 aspek yang diamati yaitu aspek motorik kasar dan motorik halus. Pada setiap proses pertemuan seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.2 lembar Pengamatan Aktivitas Siswi.

No aspek Indikator Nilai

1 Motorik

Kasar

a. Keterampilan lokomotorik  Anak – anak mampu

memeragakan gerak

berlari,melompat, berhenti, dan berjalan, yang meliputi gerak – gerakan bagian kepala, tangan, badan dan kaki pada saat menari.  Anak – anak tidak mampu

memeragakan gerak berlari, melompat, berhenti, dan berjalan, yang meliputi gerak –

a. Lokomotorik

 MAMPU

[image:31.595.107.517.586.757.2]
(32)

gerakan bagian kepala, tangan, badan dan kaki pada saat menari b. Keterampilan nonlokomotorik

 Anak – anak mampu

menggerakan gerak anggota tubuh dengan posisi tubuh diam ditempat, berayun, berbelok, mengangkat, merentang, melengkung, memutar dan mendorong. Yang meliputi gerakan – gerakan bagian kepala, tangan, badan dan kaki pada saat menari

 Anak – anak tidak mampu menggerakan gerak anggota tubuh dengan posisi tubuh diam di tempat, berayun, berbelok, mengangkat, merentang, melengkung, memutar dan mendorong. Yang meliputi gerakan – gerakan bagian kepala, tangan, badan dan kaki pada saat menari

b. Nonlokomotorik

 MAMPU

 TIDAK MAMPU

2 Motorik

Halus

a. Mengukel tangan  Anak – anak mampu

memeragakan gerak memutar dan mengukel jari – jari menggunakan kedua tangan dengan hitungan dan tempo yang pas pada saat menari

 Anak – anak tidak mampu memutar dan mengukel jari – jari menggunakan kedua tangan dengan hitungan dan tempo yang pas pada saat menari.

b. Menepuk tangan  Anak – anak mampu

memeragakan gerak menepuk tangan menggunakan kedua tangan dengan hitungan dan tempo yang pas pada saat menari.

 Anak – anak tidak mampu memeragakan gerak menepuk tangan menggunakan kedua tangan dengan hitungan dan tempo yang pas pada saat menari

a. Mengukel tangan  MAMPU

 TIDAK MAMPU

b. Menepuk Tangan  MAMPU

(33)

30

Sistem penilaian yang dilakukan dalam lembar pengamatan aktivitas siswi dijabarkan dalam uraian “mampu” atau “tidak mampu”. “mampu” berarti semua

siswi mampu memeragakan gerak dari setiap aspek yang telah tentukan. “Tidak mampu” berarti siswi belum mampu memeragakan gerak dari setiap aspek yang telah ditentukan.

3.5 Penyajian Data

Penyajian data disini merupakan sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpuan dan pengambilan tindakan. Data yang disajikan dalam penelitian ini, bedasarkan data yang telah dikumpulkan setelah melalui reduksi data. Teknik pengumpulan data, dilakukan pada penelitian ini, yaitu dengan teknik nontest.

(34)

Menarik kesimpulan/Verifikasi

Kesimpulan dalam penelitian ini merupakan temuan yang dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas setelah diselidiki menjadi jelas.

Data yang didapat dari pembelajaran gerak tari bedana akan dianalisis dengan cara sebagai berikut

1. Memeriksa kembali hasil dari proses penggunaan metode imitasi dalam pembelajaran gerak tari bedana di TK Fransiskus 01 Bandar Lampung. 2. Mendeskripsikan hasil pengamatan proses aktivitas siswi tiap pertemuan 3. Menyimpulkan hasil penggunaan metode imitasi dalam pembelajaran gerak

(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Bedasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

(36)

dan tempo yang pas pada saat pembelajaran tari mampu menunjukan respon yang sangat baik terhadap gerak tari bedana yang diajarkan. Hal ini dikarenakan guru dapat melihat kemampuan siswi dan pendekatan yang tepat di setiap pembelajaran tari bedana.

2. Hasil pembelajaran ragam gerak tari bedana dalam kegiatan extrakurikuler di TK Fransiskus 01 Bandar Lampung dapat dikatakan sudah cukup mampu. Hal tersebut dikarenakan masih ada beberapa anak – anak yang melakukan kesalahan – kesalahan pada setiap aspek gerak di setiap pertemuan, yang dijadikan penilain pada aktivitas siswi. Ini disebabkan usia anak TK yang selalu cenderung ingin selalu diperhatikan dan cepat merasa bosan terhadap apa yang mereka pelajari secara berulang - ulang. pengembangan metode imitasi dalam pembelajaran gerak tari bedana sangat dibutuhkan, ini bertujuan untuk lebih meningkatkan kemampuan gerak siswi dalam pembelajaran dan tidak membuat mereka cepat merasa bosan dalam setiap kali pertemuan

5.2 Saran – Saran

1. Penelitian ini diharapkan memotivasi guru yang lain untuk menerapkan metode imitasi yang disesuaikan dengan jenjang pendidikan dan karakteristik pembelajaran

(37)

97

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar dan Arsyad Ahmad. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta.

Aswan dan Syaiful Bahri Djamarah. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Renika Cipta.

Hamalik, Oemar. 2014. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi aksara. Juandi, Firmansyah, Hafzihi Hasan, M. Kamsadi. 1996. Mengenal Tari Bedana.

Bandar Lampung.

Kamtini dan Husni Wardi Tanjung. 2005. Bermain Melalu Gerak Dan Lagu

Ditaman Kanak Kanak. Jakarta: Pembinaan pendidikan tenaga

kependidikan dan ketenagaan perguruan tinggi

Masitoh, Dkk. 2007. Strategi Pembelajaran Di TK. Jakarta: Universitas Terbuka. Moeslichatoen. 2014. Metode Pengajaran Ditaman Kanak – Kanak. Jakarta:

renika cipta.

Margono, S. 2010. Metedologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Renika Cipta. Mustika, I Wayan. 2012. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Bandar Lampung:

Aura.

Padmododewo, Soemiarti. 2008. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rajawali Press.

Rahmi, Tetty, Dkk. 2008. Keterampilan Musik Dan Tari. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

(39)

Ulfa, Fitri Al. 2012. Pembelajaran Gerak tari Melalui Metode Imitasi Di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Babul’ Ilmi Kedaton. Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Gambar

Tabel 1.1  jadwal penelitian
Tabel 3.2 lembar Pengamatan Aktivitas Siswi.

Referensi

Dokumen terkait

Sumber data pada peneliti ini adalah data pembelajaran tari bedana yang dilakukan di SD Ar-Raudah Bandar Lampung dengan menggunakan pembelajaran metode problem solving

Sumber data dalam penelitian ini adalah tari bedana, guru seni budaya sekaligus pelatih tari dalam kegiatan Ekstrakurikuler di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung dan siswa yang mengikuti

Materi ragam gerak tari bedana yang disampaikan dengan metode demonstrasi hanya membuat beberapa siswa yang memperhatikan dan tidak sedikit siswa yang merasa jenuh dan bosan karena

Metode pemodelan secara tidak langsung yang digunakan oleh guru menjadi kendala bagi siswa, misalnya ketika model terlalu cepat dalam mencontohkan gerak tari bedana sehingga siswa

Terdapat kesesuaian antara perolehan proses gerak tari bedana terhadap perolehan hasil pengamatan nilai-nilai afektif pada pembelajaran tari bedana di kelas X.MIA 3 SMA YP

Sumber data dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran seni tari yaitu guru, sarana prasarana sekolah, ragam gerak tari, dan siswa kelas XI.MIA.1 SMA Negeri 9 Bandar

Sumber data pada peneliti ini adalah data pembelajaran tari bedana yang dilakukan di SD Ar-Raudah Bandar Lampung dengan menggunakan pembelajaran metode problem solving

Kemampuan menari siswa ditinjau dari Indikator wirama pada aspek kesesuaian gerak tari bedana dengan iringan musik tergolong dalam kriteria baik dengan persentase