• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN MODEL Creation of Enterprises Formation of Entrepreneurs (CEFE) OLEH DISPERINDAGKOP & UKM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN MODEL Creation of Enterprises Formation of Entrepreneurs (CEFE) OLEH DISPERINDAGKOP & UKM"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN MODEL Creation of

Enterprises Formation of Entrepreneurs (CEFE) OLEH

DISPERINDAGKOP & UKM

JURNAL ILMIAH

OLEH

U.HILMANIAR NIM.F01108029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

(2)

PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN MODEL

Enterprises Formation of Entrepreneurs

Pembimbing I

PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN MODEL Creation of

Enterprises Formation of Entrepreneurs (CEFE) OLEH

DISPERINDAGKOP & UKM

Tanggung Jawab Yuridis Material Pada :

U.HILMANIAR NIM.F01108029 Disetujui Oleh : Pembimbing I Pembimbing II

Creation of

(CEFE) OLEH

Pembimbing II

(3)

PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN MODEL Creation of

Enterprises Formation of Entrepreneurs (CEFE) OLEH

DISPERINDAGKOP & UKM

U.Hilmaniar, Nuraini, Bambang Genjik Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Untan

Email : ilma_ami@yahoo.com

Abstrak : Judul penelitian ini adalah “Pelatihan Kewirausahaan Model Creation

of Enterprises Formation of Entrepreneurs (CEFE) Oleh Disperindagkop UKM

Singkawang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan penerapan pelatihan kewirausahaan model CEFE oleh Disperindagkop UKM kota Singkawang. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan bentuk penelitian survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa materi dan metode pelatihan kewirausahaan model CEFE sudah sesuai dengan tangga model pelatihan kewirausahaan. Materi pelatihan yaitu pemantapan kompetensi pribadi, pengantar pribadi dan proyek, perumusan dan presentasi rencana usaha. Metode yang diterapkan dalam pelatihan adalah metode simulasi dan games. Faktor yang menghambat pelatihan adalah keterbatasan dana dari APBD kota Singkawang dan faktor yang mendukung terlaksananya pelatihan yaitu adanya materi dan metode yang menarik. Manfaat dari pelatihan adalah melatih peserta untuk bekerjasama dengan pihak Bank. Tindak lanjut setelah pelatihan adalah memantau perkembangan usaha peserta.

Kata Kunci : Pelatihan, Kewirausahaan, Model CEFE

Abstract : The title of the study is "Entrepreneurship Training Model Creation of Enterprises Formation of Entrepreneurs (CEFE) By Disperindagkop UKM Singkawang". This study aims to reveal the application of entrepreneurship training models CEFE by Disperindagkop UKM Singkawang. The research method used is descriptive research survey form. The results showed that the materials and methods entrepreneurship training models CEFE are in line with the steps entrepreneurial training model. Training materials are strengthening personal competence, personal and project delivery, formulation and presentation of a business plan. The method applied in the training is a method of simulation and games. Factors that hinder training is lack of funding from APBD Singkawang and factors that support the implementation of the training that is the interesting materials and methods. The benefits from the training is train participants to collaboration with the Bank's. Follow up after the training is to monitor the progress of business participants.

(4)

Pelatihan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki keterampilan kerja seseorang. Pelatihan menurut Adrew E.Sikula (dalam Anwar Prabu Mangkunegara, 2008) adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisasi, pegawai non manajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan yang terbatas. Pelatihan dirasakan sangat penting untuk dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Manullang dan Marihot (2008:66) yaitu, “Dengan latihan atau pendidikan seseorang lebih mudah melaksanakan tugasnya. Adanya latihan atau pendidikan, menjamin tersedianya tenaga-tenaga dalam perusahaan yang mempunyai keahlian, lagipula orang yang terlatih atau terdidik dapat mempergunakan pikirannya secara kritis”. Oleh karena itu, dalam penelitian ini pelatihan kewirausahaan dirasakan sangat penting guna memberikan bekal berupa pengetahuan dan keterampilan kepada usaha industri kecil dan menengah.

Ada beberapa penelitian mengenai pelatihan kewirausahaan, antara lain penelitian Danan Muhuda (2001), Daryanto (2008), dan Haliza Sastri (2010). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pelatihan kewirausahaan dapat meningkatkan pengetahuan bagi mahasiswa maupun usaha industri kecil menengah. Namun demikian, penelitian yang mereka lakukan belum ada yang meneliti secara khusus mengenai penerapan dari model pelatihan kewirausahaan. Hasil studi pendahuluan peneliti di Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Singkawang menunjukkan bahwa penerapan pelatihan kewirausahaan dengan model Creation of Enterprises Formation of

Entrepreneurs (CEFE) hanya dilaksanakan pada tahun 2010 sedangkan tahun

berikutnya tidak terlaksana karena terkait masalah pendanaan.

CEFE merupakan suatu pelatihan kewirausahaan yang lebih banyak menerapkan simulasi-simulasi yang nyata dihadapi di dalam dunia wirausaha (Jurnal CEFE Kilasan Pelatihan di Kota Singkawang, 2010). Tujuan dari dilaksanakannya pelatihan kewirausahaan ini adalah menumbuhkembangkan industri kecil menengah melalui penciptaan wirausaha baru, memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai konsep kewirausahaan, membangkitkan motivasi dan semangat guna menumbuhkembangkan usaha yang mandiri dan profesional sesuai potensi yang dimiliki dan mengembangkan sumber daya manusia yang mampu menciptakan lapangan kerja. Pelatihan kewirausahaan ini mengacu pada Undang-undang RI nomor 20 Tahun 2008 Pasal 19 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia.

Fokus penelitian ini adalah penerapan pelatihan kewirausahaan bidang perindustrian model Creation of Enterprises Formation of Entrepreneurs (CEFE) oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Singkawang dengan indikator yang diteliti terdiri dari, materi pelatihan, metode pelatihan, faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam pelatihan, manfaat yang diperoleh dari pelatihan, dan tindak lanjut setelah pelaksanaan pelatihan. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang materi pelatihan, metode pelatihan, faktor penghambat dan pendukung pelatihan, manfaat pelatihan, dan tindak lanjut setelah pelatihan kewirausahaan model CEFE.

(5)

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu menggambarkan atau mengungkapkan tentang keadaan yang sebenarnya mengenai penerapan pelatihan kewirausahaan bidang perindustrian model CEFE oleh Disperindagkop UKM Kota Singkawang. Bentuk penelitian yang digunakan adalah bentuk penelitian survei. Data dalam penelitian ini adalah berupa deskripsi tentang penerapan pelatihan kewirausahaan bidang perindustrian model CEFE yang dilakukan oleh Disperindagkop UKM Kota Singkawang. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara dan catatan/arsip/dokumen. Sumber data dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang Perindustrian Disperindagkop UKM Kota Singkawang dan peserta pelatihan kewirausahaan model CEFE di bidang perindustrian pada periode tahun 2010.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara/interview dan dokumentasi dengan alat pengumpul data yaitu pedoman wawancara dan catatan-catatan. Pedoman wawancara adalah alat pengumpul data dengan mengadakan tanya jawab atau komunikasi langsung secara lisan kepada kepala bidang perindustrian Disperindagkop UKM Kota Singkawang dan peserta pelatihan kewirausahaan model CEFE di bidang perindustrian pada periode tahun 2010. Catatan adalah alat pengumpul data dengan mengambil data-data dari dokumen atau arsip yang ada di Disperindagkop UKM Kota Singkawang yang dapat mendukung penelitian berupa hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pelatihan kewirausahaan model CEFE di bidang perindustrian pada periode tahun 2010. Dengan demikian, hasil dari interview dan catatan-catatan akan diolah secara analisis kualitatif.

Proses analisis data penelitian kualitatif pada dasarnya dilakukan secara bersamaan dengan proses pelaksanaan pengumpulan data. Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono 2010:337) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik analisis interaktif merupakan analisis dimana tiga komponen analisis yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu siklus.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang terkumpul melalui wawancara dan dideskripsikan secara kualitatif., maka dapat diketahui tentang Penerapan Pelatihan Kewirausahaan Bidang Perindustrian Model CEFE Oleh Disperindagkop UKM Kota Singkawang. Penelitian ini memiliki 20 responden yang diteliti, namun dilapangan hanya 16 orang yang bisa ditemui untuk pengumpulan data melalui wawancara. Yang mana 1 responden sedang berada di Jakarta namun dari hasil pengamatan di rumah beliau, masih melanjutkan kegiatan usahanya. Sedangkan 3 responden sudah pindah keluar kota Singkawang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih ada 8 orang peserta pelatihan kewirausahaan bidang perindustrian model CEFE yang bertahan menjalankan usahanya sesuai dengan saat pelatihan, 4 orang peserta lainnya memilih untuk menjalankan usaha yang lain setelah

(6)

pelatihan, 5 orang peserta memilih tidak melanjutkan usahanya dikarenakan alasan tidak memiliki modal, tempat maupun waktu yang cukup untuk menjalankan usaha, dan 3 orang peserta tidak dapat dijangkau keberadaannya karena telah pindah ke luar kota Singkawang.

Pelatihan kewirausahaan model CEFE dikatakan sebagai konsep ekonomi yang bertumpu pada kompetensi melalui pembentukan wirausaha. Pelatihan kewirausahaan ini lebih banyak menerapkan simulasi nyata yang dihadapi di dalam dunia wirausaha. Pelatihan kewirausahaan model CEFE ini berdasarkan pada tangga model pelatihan kewirausahaan. Adapun tangga model pelatihan kewirausahaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Pengkajian Lingkungan Promosi

Pencalonan Pemilihan

Bagan. 1 Tangga Model Pelatihan Kewirausahaan

Sesuai dengan tangga model pelatihan kewirausahaan bagan. 1, terdapat empat tahap materi yang diberikan dalam pelatihan kewirausahaan model CEFE yaitu terdiri dari : 1) pemantapan kompetensi pribadi melalui materi ini para peserta mengetahui sifat-sifat apa yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan, 2) pengantar pribadi dan proyek melalui materi ini peserta dilatih untuk mengenali dan memilih proyek usaha mereka sendiri, 3) perumusan rencana usaha melalui materi ini peserta harus mampu memilih proyek usaha yang diyakini akan berhasil, mampu melakukan penelitian dan mengembangkannya dalam sebuah rencana usaha yang mencakup aspek pemasaran, produksi, organisasi dan manajemen, serta aspek keuangan, 4) presentasi rencana usaha dihadapan kredit

P ela tih an P em an ta pa n K om pe te ns i P rib ad i Dinamika Perorangan/Kelompok Lingkungan Situasi

Wawasan, Sifat, Sumber Daya Strategeering

Identifikasi Gagasan Usaha Penyaringan Gagasan Usaha Pemilihan Gagasan Usaha

P en ga nta r P rib ad i & P ro ye k Pemasaran Produksi

Organisasi & Manajemen

Keuangan P re se nta si R en ca na U sa ha

Test Daya Hidup Rencana Usaha P as ca P ela tih an P ela ya na n T in da k L an ju t

- Pemantauan - Klinik Usaha - Bimbingan - Evaluasi P er um us an R en ca na U sa ha P elu nc ur an P ra P ela tih an

(7)

analisis dari Bank Mandiri dan Kalbar untuk memberikan pengalaman kepada para peserta dalam berhubungan dengan calon mitra usaha mereka pada waktu mendatang.

Pelatihan ini bekerjasama dengan pihak Bank Mandiri dan Bank Kalbar yang bertugas memantau kegiatan pelatihan serta menguji rencana usaha yang dibuat oleh peserta pelatihan. Pelaksanaan pelatihan kewirausahaan model CEFE dilaksanakan di Hotel Restu pada tanggal 20 Mei 2010 s/d 02 Juni 2010 dengan peserta pelatihan sebanyak 20 orang. Peserta yang akan mengikuti pelatihan kewirausahaan model CEFE ini harus memenuhi syarat-syarat yaitu minimal lulusan D3, mengikuti test tertulis dan wawancara, memenuhi syarat-syarat administrasi, dan bagi orang yang akan merintis usaha. Adapun instruktur pelatihan ini berasal dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Kalimantan Barat yaitu Bapak Uray Yuliansyah Noor, B.Sc dan Bapak Hermansyah yang sekarang berdinas di UP-IKM Disperindag Provinsi Kalbar.

Dalam pelaksanaannya, pelatihan kewirausahaan model CEFE lebih banyak menggunakan metode simulasi dan games (permainan). Dalam simulasi dan

games terkandung makna dari materi yang akan diberikan oleh instruktur. Adapun

materi dan metode yang digunakan dalam pelatihan kewirausahaan model CEFE adalah sebagai berikut :

Bagan. 2 Metode Pelatihan Kewirausahaan Model CEFE

Simulasi yang diberikan dalam materi aspek pemasaran yaitu berupa kegiatan memasarkan produk (promosi) serta bernegosiasi antara pembeli dan produsen. Simulasi dalam aspek produksi yaitu peserta membuat satu produk dengan memperhatikan alur proses produksinya dan kemudian di presentasikan. Dalam aspek organisasi manajemen peserta diberikan games lempar anak panah. Maksud dari games ini adalah agar seorang pimpinan perusahaan mengetahui potensi diri dari karyawannya dan lebih cermat dalam menempatkan posisi karyawan di dalam perusahaan. Sedangkan dalam aspek keuangan peserta diberikan simulasi yang berupa kertas kerja (the work pakers). Kertas kerja ini merupakan metode inti dari pelatihan dimana peserta memasukkan data-data

Materi Pelatihan Kewirausahaan Simulasi Games Materi Aspek Pemasaran Materi Aspek Produksi Materi Aspek Keuangan Materi Organisasi & Manajemen - Promosi, Negosiasi Harga Produk - Membuat satu produk dengan alur produksi yang jelas - Kertas kerja Lempar Anak Panah

(8)

usahanya yang terbagi atas aspek pemasaran, produksi, organisasi manajemen, dan keuangan. Melalui metode tersebut, para peserta jauh lebih mudah untuk memahami maksud dan tujuan dari materi yang akan disampaikan oleh instruktur.

Pelatihan kewirausahaan model CEFE ini banyak memberikan manfaat kepada peserta pelatihan. Adapun manfaat yang diperoleh peserta pelatihan adalah

menciptakan lapangan kerja, menambah wawasan mengenai konsep

(kewirausahaan, aspek pemasaran, produksi, organisasi dan manajemen serta aspek keuangan), menciptakan jiwa kekeluargaan antara peserta satu dengan peserta lainnya, melatih peserta untuk mengembangkan usaha melalui mitra usaha dengan pihak Bank terkait pinjaman modal usaha, mengasah kemampuan untuk menjadi seorang wirausahawan, sebagai tolak ukur keberhasilan usaha sebelum mengikuti pelatihan maupun setelah pelatihan, melatih peserta untuk dapat berkomunikasi yang baik dengan relasi kerja.

Namun dengan manfaat yang begitu banyak dirasakan oleh peserta tidak sejalan dengan pelaksanaan pelatihan yang hanya dilaksanakan satu kali yaitu pada tahun 2010. Hal ini dikarenakan adanya faktor penghambat yaitu terkait masalah pendanaan yang dianggarkan kepada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) belum menjadi prioritas sehingga tidak dapat terlaksana setiap tahunnya. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Singkawang mencoba untuk menganggarkan kembali dana pelatihan kepada BAPPEDA agar pelatihan ini dijadikan prioritas utama di kota Singkawang dan bisa dilaksanakan setiap tahunnya. Hal ini di dukung oleh adanya materi serta metode yang menarik untuk diikuti oleh peserta dan besarnya manfaat yang dirasakan oleh peserta setelah mengikuti pelatihan kewirausahaan model CEFE. Setelah pelaksanaan pelatihan berlangsung, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Singkawang melakukan tindak lanjut kepada para peserta pelatihan yang berupa kegiatan pemantauan perkembangan usaha.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya materi dan metode yang digunakan dalam pelatihan kewirausahaan model CEFE sudah sesuai dengan tangga model pelatihan kewirausahaan. Hal ini dikarenakan instruktur yang menangani pelatihan ini adalah seorang yang berdedikasi atas pelatihan kewirausahaan model CEFE di Kalimantan Barat. Namun pada saat pelatihan selesai ada kegiatan tindak lanjut yang harus sesuai dengan tangga model pelatihan kewirausahaan. Kegiatan tindak lanjut ini bukan tanggung jawab dari instruktur melainkan tanggung jawab dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Singkawang. Adapun tindak lanjut pelatihan ini yaitu berupa pemantauan secara langsung, bimbingan, melaksanakan klinik usaha, dan evaluasi.

Berdasarkan wawancara kepada peserta pelatihan kewirausahaan model CEFE di kota Singkawang periode tahun 2010 bahwa setelah pelatihan selesai (pasca pelatihan) mereka kurang mendapatkan perhatian dari Disperindagkop UKM Kota Singkawang. Sebagian besar dari mereka tidak mendapatkan bantuan pinjaman modal usaha dari pihak Bank sehingga masih ada peserta yang tidak melanjutkan usahanya karena terkendala masalah permodalan. Namun disis lain, peserta mengaku sangat merasakan manfaat dari pelatihan kewirausahaan ini.

(9)

SIMPULAN

Penerapan pelatihan kewirausahaan model CEFE di kota Singkawang sudah sesuai dengan tangga model pelatihan kewirausahaan. Hal ini didukung dari materi dan metode pelatihan. Adapun materi pelatihan berupa pemantapan kompetensi pribadi, pengantar pribadi dan proyek, perumusan dan presentasi rencana usaha sedangkan metode pelatihan adalah simulasi dan games, sehingga membuat tertarik peserta pelatihan. Manfaat dari pelatihan adalah melatih peserta untuk bekerjasama dengan pihak Bank. Pelatihan ini dilaksanakan hanya sekali karena adanya faktor penghambat yaitu keterbatasan dana dari APBD kota Singkawang. Disperindagkop UKM kota Singkawang sebaiknya mencoba untuk mengajukan proposal anggaran pelatihan pada BAPPEDA sehingga untuk periode tahun berikutnya pelatihan ini tetap terlaksana. Adapun tindak lanjut setelah pelatihan yaitu memantau perkembangan usaha peserta dan sebaiknya peserta tetap dibimbing untuk mengurus pinjaman modal usaha kepada pihak Bank.

DAFTAR RUJUKAN

Anwar Prabu Mangkunegara. 2008. Perencanaan dan Pengembangan Sumber

Daya Manusia. Bandung : PT Refika Aditama.

Danan Muhuda A.S. 2001. Peran Pelatihan Kewirausahaan Dalam

Meningkatkan Produktivitas Pengusaha Kecil di Yayasan Mahendra Adji Saroyo (MAS) Pontianak. Skripsi tidak diterbitkan. Pontianak : FISIP

UNTAN PONTIANAK.

Daryanto. 2008. Peran Pelatihan Kewirausahaan Dalam Meningkatkan

Produktivitas Pengusaha Kecil di Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (Pinbuk) Kalimantan Barat. Skripsi tidak diterbitkan. Pontianak : FISIP

UNTAN PONTIANAK.

Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. 2010.

Jurnal CEFE Kilasan Pelatihan. Kota Singkawang.

FKIP UNTAN. 2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Pontianak : Edukasi Press FKIP UNTAN.

Haliza Sastri. 2010. Pengaruh Program Mahasiswa Wirausaha Tahun 2009

Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak. Skripsi tidak diterbitkan.

Pontianak : FKIP UNTAN PONTIANAK.

M. Manullang dan Marihot Amh Manullang. 2008. Manajemen Personalia. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Redaksi Sinar Grafika. 2008. UU RI No.20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro

Kecil Dan Menengah. Jakarta : Sinar Grafika.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Referensi

Dokumen terkait

57 BBTN BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk DAEN1 - DATINDO ENTRYCOM, PT 500 58 BCAP BHAKTI CAPITAL INDONESIA Tbk BSRE1 - BSR INDONESIA PT.. BSRE1 - BSR

Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah pada Pasal 83, Angka 2, Huruf a, yang.

[r]

WAJIB MENDAFTAR BADAN WAJIB MENDAFTAR TIDAK WAJIB MENDAFTAR TIDAK WAJIB MENDAFTAR NPWP NPWP & NPPKP PENGHASILAN NETTO 1 TAHUN <= PTKP. MELAKUKAN

Program Persiapan SBMPTN, SIMAK UI, dan Ujian Mandiri – Bimbingan Alumni UI PREDIKSI 1: SAINTEK7.

Dentin dalam keadaan lembab lebih baik untuk penetrasi resin komposit dan penggunaan teknik ethanol wet-bonding pada restorasi Klas II resin komposit nanoybrid lebih

[r]

sarana untuk membangun masyarakat karena pendidikan merupakan proses yang.. bertanggung jawab dalam melahirkan warga negara Indonesia yang