• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL DANIL AZHARI NPM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARTIKEL DANIL AZHARI NPM"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KETERBATASAN GURU IPS MENGGUNAKAN MEDIA

PEMBELAJARAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN

KELAS XII DI SMAN 1 PADANG GANTING

KABUPATEN TANAH DATAR

ARTIKEL

DANIL AZHARI

NPM 12070210

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2017

(2)
(3)

2

LIMITATIONS IPS TEACHERS USE INSTRUCTIONAL MEDIA IN THE LEARNING PROCESS OF CLASS XII IN SMAN 1 PADANG GANTING TANAH DATAR DISTRICT

Danil Azhari1 Dr, Yenni Melia, S.Sos M.Pd2 Yanti Sri Wahyuni, S.Pd, M.Pd3 Sociology of education courses

STKIP PGRI West Sumatra

ABSTRACT

The background of this study, that the social studies teacher has been mempesiapkan XII class lesson plan that the contents of RPP include instructional media but in reality XII grade social studies teacher did not use instructional media in accordance with what has been planned. The purpose of this study to mendeskripskan 1). Limitations of social studies teachers to instructional media used in the process of learning in class XII at SMAN 1 Padang Ganting Tanah Datar, 2). The role of the principal 3). The role of the government. Of data collection , the reduction of the data , presentation of data and the withdrawal of conclusion . The survey results revealed the limitations of social studies teachers use instructional media in the learning process in class XII in SMAN 1 Padang Ganting are: 1. Master class XII IPS already preparing lesson plans with both inside using instructional media but in its implementation XII grade social studies teacher did not use the media learning in the learning process as well as the limitations of social studies teachers use instructional media in the learning process consists of a) .Fasilitas, b). The ability of teachers. 2. The principal's role to MGMPs and study visits to other schools. 3. The role of the government is held by the government and complementary means of learning for schools.

Key word: limitations, ips teachers, instructional media, learning process.

1

Student Of Sociology Education STKIP PGRI West Sumatra Force In 2012

2 Supervisor I and lecturers STKIP PGRI Sumbar 3 Supervisor II and lecturers STKIP PGRI Sumbar

(4)

3

KETERBATASAN GURU IPS MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN KELAS XII DI SMAN 1 PADANG GANTING KABUPATEN

TANAH DATAR

Danil Azhari1 Dr, Yenni Melia, S.Sos, M.Pd2 Yanti Sri Wahyuni, S.Pd, M.Pd3 Program Studi Pendidikan Sosiologi

STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi, bahwa guru IPS kelas XII sudah mempesiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang isi RPP diantaranya adalah media pembelajaran namun kenyataannya guru IPS kelas XII tidak menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan apa yang telah direncanakannya. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripskan 1). Keterbatasan guru IPS menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran pada kelas XII di SMAN 1 Padang Ganting Kabupaten Tanah Datar, 2). Peran kepala sekolah 3). Peran pemerintah. Dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dari hasil penelitian diketahui keterbatasan guru IPS menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran di kelas XII di SMAN 1 Padang Ganting adalah: 1. Guru IPS kelas XII sudah mempersiapkan RPP dengan baik yang didalamnya menggunakan media pembelajaran tetapi di dalam pelaksanaannya guru tidak menggunakan media pembelajaran karena terbatas media pembelajaran yang terdiri dari a).Fasilitas, b). Kemampuan guru. 2. Peran kepala sekolah yaitu memfasilitasi guru untuk MGMP dan melakukan studi banding ke sekolah lain. 3. Peran pemerintah yaitu berupa penataran yang diadakan oleh pemerintah dan melengkapi sarana pembelajaran untuk sekolah.4

Kata kunci: keterbatasan, guru ips, media pembelajaran, proses pembelajaran.

1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan 2012

2 Pembimbing I Dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat 3 Pembimbing II Dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

(5)

3

PENDAHULUAN

Pendidikan dianggap sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas, harkat dan martabat manusia. Untuk itu dilakukan berbagai upaya sebagai usaha dalam meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. Upaya peningkatan mutu pendidikan tersebut dilakukan agar tujuan pendidikan bisa tercapai.

Agar sistem pendidikan nasional tersebut dapat terealisasi, maka perlu adanya kerjasama yang baik dari semua komponen pembelajaran yang saling terhubung agar sesuai tujuannya dimana komponen pembelajaran tersebut terdiri dari: kurikulum, guru, siswa, metode, media, dan evaluasi. Dengan demikian mutu pendidikan akan bisa meningkat dan tujuan pendidikan yang diharapkan akan bisa tercapai. Untuk meningkatkan mutu pendidikan guru harus memiliki kemampuan yang profesional. Dengan kata lain tercapai tidaknya tujuan pendidikan merupakan tugas seorang guru dalam mendidik.

Menurut Sadiman (2001:123) Guru adalah salah satu komponen yang utama dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan, terutama pada jenjang pendidikan formal. Oleh sebab itu guru harus mampu menerapkan cara mengajarkan yang baik mengarah kepada pencapaian tujuan pendidikan nasional. Dalam hal ini tentu guru sangat besar pengarunya disekolah.

Sekolah merupakan suatu organisasi yang mempunyai karakter tertentu yang berbeda dengan organisasi lain, dimana terjadi proses belajar dan mengajar di tempat terselengaranya pembudayaan kehidupan umat manusia. Sekolah adalah salah satu tempat mewujudkan pembangunan nasional di bidang pendidikan. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa dan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Dari penjelasan di atas telah memberikan pengertian bahwa tujuan Pendidikan Nasional di Indonesia adalah peningkatan kualitas manusia Indonesia. Berkenaan dengan itu guru yang sangat

berpengaruh dalam proses pembelajaran secara kontiniu. Salah satu upaya yang bisa dilakukan guru dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan tersebut adalah dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mengarah kepada pencapaian tujuan pendidikan yang diharapkan. Untuk tercapainya sistem pendidikan tersebut tentu tidaklah mudah. Dalam hal ini diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dari berbagai komponen pendidikan, terutama guru yang menjadi salah satu komponen yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan, sebab hanya gurulah yang secara langsung mengetahui bagaimana perkembangan peserta didik. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut tentu guru harus berusaha untuk bisa menciptakan suasana belajar yang mampu membuat siswa lebih kreatif. Dengan kata lain pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung harus terlihat adanya interaksi yang baik antara guru dengan siswa dengan melalui media pembelajaran, sehingga guru tidak menjadi satu-satunya pusat pembelajaran dengan sedemikian rupa.

Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang antara lain terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, flim, slide, foto, gambar, grafik, telivisi, dan komputer (Nurdin, 2016: 119). Dalam usaha menciptakan kegiatan pembelajaran yang mampu menimbulkan interaksi yang baik antara siswa dan guru, tentu guru sendiri harus membuat persiapan mengajar dengan sebaik mungkin.

Terbatasnya media pembelajaran perlu mendapatkan perhatian dari pihak sekolah dan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Media pembelajaran yang baik sangat membantu keberhasilan mutu pendidikan, semakin lengkap dan dimanfaatkan secara optimal media pembelajran suatu sekolah tentu semakin mempermudah murid dan guru untuk mencapai target secara bersama-sama. Namun perlu di ingat media pembelajaran yang baik harus di iringi dengan sumber daya manusia yang mempuni karena media yang lengkap tidak akan bermanfaat apabila guru tidak siap atau tidak mampu mengoperasikan secara optimal. Hal ini

(6)

4

bertujuan agar proses pembelajaran berlangsung lebih baik. Persiapan atau perencanaan guru dalam mengajar dapat dituangkan dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang hendak dicapai setelah selesai

diselengarakannya suatu proses

pembelajaran (Hamalik, 2008:6) dan dapat tercapai apabila guru dalam mengajar sesuai dengan Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP), pemilihan media yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, sehingga pembelajaran yang diberikan pada siswa akan berhasil dan berdaya guna sesuai dengan potensi dimilikinya. Guru seharusnya menyadari tentang perlunya berbagai media yang dapat digunakan didalam kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hakikat tujuan inilah yang dipakai oleh guru sebagai penunjuk dalam serangkaian media dalam pembelajaran.

Berdasarkan observasi yang

dilakukan pada saat praktek lapangan (PL) di SMAN 1 Padang Ganting pada bulan September 2015 samapai Desember 2015 menunjukan bahwa guru IPS kelas XII sudah mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Isi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tersebut salah satu di antaranya adalah media pembelajaran. Namun dalam observasi terbatasnya guru IPS menggunakan media dalam pembelajaran yang direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Guru IPS masih menerapkan cara mengajar yang berdasarkan kebiasaan lama dan lebih cenderung menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, serta memberikan catatan yang banyak kepada siswa. Begitu juga dengan media pembelajaran yang digunakan oleh guru IPS hanya terfokus pada papan tulis saja. Padahal didalam Rencana Pelaksanaan Pembelajara (RPP) guru IPS telah mencantumkan media pembelajaran yang akan digunakan. Sehingga dengan demikian pembelajaran IPS pun menjadi membosankan bagi siswa. Supaya siswa termotivasi untuk belajar guru mata pelajaran IPS harus menciptakan suasana belajar yang bisa membangkitkan minat belajar siswa dengan caramelibatkan

siswa dalam materi yang sedang dipelajari oleh siswa baik secara individual maupun kelompok. Sedangkan sarana dan prasarana yang di sediakan oleh sekolah seperti adanya Infokus, peta, globe, atlas, tipe, internet tetapi guru IPS tidak menggunakan sarana dan prasarana yang ada di SMAN 1 Padang Ganting.

Tabel. 1 Media yang terdapat di dalam RPP guru IPS dan pelaksanaan di kelas XII SMAN 1 Padang Ganting. No Mata Pelajaran Media Pembejaran di Dalam RPP Pelaksanaan di Dalam Kelas 1 Sosiologi Media Visual

seperti Power point, Media Gambar. Hanya menggunakan papan tulis

2 Ekonomi Media Visual hanya terfokus pada papan tulis Hanya menggunakan papan tulis

3 Geografi Media Atlas, Globe, Peta, Denah, Buku-buku yang Relevan Hanya menggunakan papan tulis

4 Sejarah Media Visual hanya terfokus pada papan tulis. Hanya menggunakan papan tulis

Sumber: data skunder, RPP guru IPS, Tahun: 2016

Dari data diatas dapat penulis uraikan bahwa pada mata pelajaran sosiologi guru telah menerapkan didalam rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP)

mengunakan media power point yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan, tetapi guru kenyataannya guru tidak menggunakan media tersebut dikarenakan guru lebih baik mengunakan papan tulis. Pada mata pelajaran Ekonomi guru hanya memfokuskan pada media visual saja yaitu papan tulis dikarenakan dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran tidak

dicantumkan media pembelajaran. Pada mata pelajaran Geografi, guru mengunakan media Atlas, Globe, Peta, Denah untuk menyajikan berbagai informasi kepada siswa mulai informasi fisik wilayah, informasi

(7)

5

gejala sosial yang dapat dipetakan seperti kepadatan penduduk, akan tetapi guru tidak mengunakan media tersebut dalam proses pembelajaran sehingga siswa tidak paham dan mengerti dan hanya diam dalam proses pembelajaran Geografi. Sedangkan pada mata pelajaran Sejarah guru tidak

mengunakan media pembelajaran

dikarenakan didalam rencana pelaksanaan pembelajan (RPP) tidak mencantumkan media pembelajaran cara belajarnya membosankan bagi siswa karena guru larut dengan metode ceramah. Berdasarkan rumusan masalah maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai keterbatasan guru ips menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran pada kelas xii di sman 1 padang ganting kabupaten tanah datar. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori kognitif dari Jean Piaget yang mana dalam teori ini lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif dengan tipe deskipsi. Menurut Sugiyono (2009:1) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana penelitian kualitatif bertujuan membuat deskripsi atau sebuah fenomena sosial atau alam secara sistematik, faktual dan akurat. Arikunto (2006:12) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif menunjukan bahwa pelaksanaan penelitian terjadi secara alamiah, apa adanya dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan dan kondisinya dan dituntut keterlibatan peneliti secara langsung dilapangan. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif. Penelitian lebih mengarahkan pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interprestasi atau analisis (Pandudu, 2005:4). Alasan memilih pendekatan kualitatif dan tipe deskriptif ini karena dengan pendekatan dan tipe ini dapat melihat dan mengamati secara langsung pelaku informan, sehingga data diperoleh lebih akurat mengenai keterbatasan guru IPS menggunakan media pembelajaran dalam

proses pembelajaran kelas XII di SMAN 1 Padang Ganting kabupaten Tanah Datar.

Informan adalah yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong, 2007:132). Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan masalah penelitian, maka peneliti membutuhkan informan. Informan orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi masalah penelitian. Jadi ia harus mempunyai banyak pengalaman tentang masalah penelitian. Ia berkewajiban secara sukarela menjadi anggota tim penelitian walaupun hanya bersifat informal. Sebagai anggota tim dengan kebaikannya dan kesukarelaannya ia dapat memberikan jawaban sesuai dengan latar penelitian.

Afrizal (2014:139) ”Informan penelitian adalah orang yang memberikan informasi baik tentang dirinya ataupun orang lain atau sesuatu kejadian atau suatu hal kepada peneliti atau wawancara mendalam”. Informan penelitian ini di ambil secara

Purposive Sampling yaitu ditentukan secara

sengaja berdasarkan kriteria tertentu. Alasan peneliti memilih cara

purposive (sengaja) yaitu karena peneliti

ingin menentukan kriteria, dan kriterianya adalah sebagai berikut:

1. Guru IPS kelas XII SMAN 1 Padang Ganting Kabupaten Tanah Datar.

2. Kepala sekolah SMAN 1 Padang Ganting Kabupaten Tanah Datar.

3. KABID SLTP/SM Dinas

Pendidikan Kabupaten Tanah Datar.

4. Siswa IPS kelas XII SMAN 1 Padang Ganting Kabupaten Tanah Datar.

Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah observasi, wawancara dan studi dokumen yang mencari data secara kompleks. Model analisis data penelitian ini adalah analisis data Miles dan Huberman.

(8)

6

HASIL PENELITIAN

Keterbatasan Guru IPS Menggunakan Media Pembelajaran Dalam Proses Pembelajaran Pada Kelas XII di SMAN 1 Padang Ganting.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa penggunaan media pembelajaran oleh guru IPS kelas XII di SMAN 1 Padang Ganting Kabupaten Tanah Datar masih terbatasnya guru menggunakan media pembelajaran dan hampir tidak menggunakan media pembelajaran sama sekali. Sedangkan di dalam RPP guru telah menerapkan media pembelajaran. Hal ini terlihat dari tidak adanya media yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Didalam teori kognitif dari Jean Piaget mewajibkan guru agar pembelajaran diisi dengan interaksi indrawi antara siswa dengan benda-benda dan fenomena konkrit yang ada dilingkungan serta dimaksudkan

untuk menumbuh perkembangan

kemampuan berfikir, antara lain kemampuan berfikir konservasi.

Teori Jean Piaget tentang

perkembangan kognitif memberikan batasan kembali tentang kecerdasan, pengetahuan dan hubungan anak didik dengan lingkungannya. Seorang guru diharuskan memiliki kompetensi bidang kognitif, artinya guru harus memiliki kemampuan intelektual seperti penguasaan materi pengajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan cara menilai siswa dan sebagainya.

Penyebab keterbatasan guru IPS menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran kelas XII.

Adapun beberapa yang menjadi penyebab guru IPS tidak menggunakan media pembelajaaran dalam proses pembelajaran yaitu

1. Kurangnya fasilitas yang mana fasilitas yang disediakan oleh sekolah sangat terbatas seperti infokus hanya ada satu yang disediakan sekolah. Pihakpun tidak melengkapi sarana media pembelajaran guna membantu guru untuk meningkatkan proses pembelajaran.

2. Kurangnya kemampuan guru yang mana kurangnya kemampuan guru

untuk menggunakan media

pembelajaran, malas untuk

menggunakan media pembelajaran dan sulit untuk mengoperasikan media pembelajaran.

Guru tidak mempunyai inisiatif untuk mencari bahan materi dari sumber lain. Padahal dengan kemajuan teknologi guru bisa menambah atau mencari sumber materi dari berbagai sumber seperti internet. Padahal kalau dilihat guru-guru SMAN 1 Padang Ganting banyak meningikuti pelatihan-pelatihan yang di adakan oleh pemerintah.

Berdasarkan teori kognitif yang dikemukakan oleh Jean Piaget bahwa belajar lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar dan teori kognitif mengatakan bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, melainkan tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi saling berhubungan dengan seluruh konteks situasi tersebut. Teori Piaget memberi efek signifikan pada praktek pendidikan. Banyak pendidik berusaha untuk merumuskan kebijakan spesifik berdasarkan teori Piaget yang lainnya berusaha mengembangkan tes kecerdasan berdasarkan teorinya.

Peran Kepala Sekolah Untuk Mengatasi Keterbatasan Guru IPS Dalam Menggunakan Media Pembelajaran Pada Kelas XII Di SMAN 1 Padang Ganting.

Kepala sekolah memang berperan penting dalam kegiatan pembelajaran guna menentukan dan mengarahkan segala kegiatan guru dalam pembelajaran. Kegiatan pembelajaran tersebut diarahkan dan diupayakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah direncakanan guru, bukan sekedar formalitas saja akan tetapi harus diikuti dengan kemampuan pendidik itu sendiri sesuai dengan tugas-tugasnya.

Peran kepala sekolah yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran guna menentukan dan mengarahkan segala kegiatan guru dalam mengajar dan berbagai diupayakan oleh kepala sekolah untuk

(9)

7

mengatasi keterbatasan guru menggunakan media pembeajaran yaitu

1. Memfasilitasi guru untuk MGMP, yang mana kepala telah memfasilitasi guru untuk MGMP memberikan dana transportasi untuk guru dan adapun jadwal guru mengajar maka guru lain akan mengantikan jam mengajar guru tersebut.

2. Melakukan studi banding kesekolah lain guna memberikan pengenalan serta wawasan yang berbeda dari yang dihadapi sehari-hari dengan kondisi sekolah yang memiliki latar belakang yang berbeda dengan SMAN 1 Padang Ganting agar guru bisa melihat bagaimana cara guru lain mengajar supaya termotivasi bagi guru untuk meningkatkan cara mengajar guru di SMAN 1 Padang Ganting Kabupaten Tanah Datar.

Peran Pemerintah (Dinas Pendidikan) Terhadap Keterbatasan Guru IPS Dalam Menggunakan Media Pembelajaran Pada Kelas XII Di SMAN 1 Padang Ganting.

Hal ini juga sejalan dengan pihak pemerintah yang telah berperan terhadap keterbatasan guru dalam menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran bentuk peran dari pemerintah yaitu

1. Penataran yang mana penetaran yang diikuti oleh guru terdiri dari penataran penyegaran adalah pengembangan kinerja guru sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta menetapkan kinerja guru agar dapat melaksanakan tugas guru tersebut. Penataran peningkatan kualifikasi agar kualiats

guru bisa meningkat dalam

menggunakan media pembelajaran. Penataran penjenjangan adalah penataran keprofesionalan guru untuk meningkatkan kualitas guru.

2. Melengkapi sarana pembelajaran untuk sekolah diman bantuan yang diberikan kepada sekolah berupa bantuan dari BOS dan dinas pendidikan seperti perabot, media

pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi dan telekomunikasi agar media terpenuhi disekolah tersebut.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berkaitan dengan keterbatasan guru IPS menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran kelas XII di SMAN 1 Padang Ganting Kabupaten Tanah Datar maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dalam proses pembelajaran IPS guru sudah membuat media pembelajaran di dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Didalam

pelaksanaannya guru tidak

menggunakan media yang sesuai dengan RPP. Keterbatasan guru IPS menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran yaitu: kurangya fasilitas yang disediakan sekolah, kurangnya kemampuan guru dalam memakai dan menggunakan media media pembelajaran yang kurang.

2. Peran kepala sekolah terhadap keterbatasan guru menggunakan

media pembelajaran yaitu

memfasilitasi guru untuk MGMP dan melakukan studi banding.

3. Peran pemerintah terhadap

keterbatasn guru IPS menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran yaitu berupa penataran untuk guru dan melengkapi sarana pembelajaran untuk sekolah.

Daftar Pustaka

Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum Dan

Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT.

Remaja Rosda Karya.

Nurdin, Syafruddin. 2016. Kurikulim dan

Pembelajaran. Jakarta: Rajawali

(10)

8

Sadiman. A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi

Belajar Mengajar. Jakarta:

Rajawali Press.

Sadiman, Arif dkk. 2012. Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Syafril, Zehendri Zen & dkk. 2012.

Pengantar Pendidikan. Padang :

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Tuntutan kami sederhana: Negara harus minta maaf terhadap para Korban 65 karena Negara lalai dan dengan sengaja membiarkan terjadinya pembunuhan secara massal atas Rakyat yang

5) Resiko terhadap kebebasan mengakses Rekam Medis elektronik. Rekam kesehatan elektronik memungkinkan berbagai informasi medis dari berbagai sumber dalam bentuk untuk

$UWLNHO LQL PHPEDKDV WHQWDQJ NHJLDWDQ ³)HVWLYDO 7XPSHQJ´ \DQJ GLJHODU PDV\DUDNDW .HFDPDWDQ Ngancar atas prakarasa Pemerintah Kabupaten Kediri. Melalui artikel ini, kami berargumen

Desa Sugihwaras termasuk kedalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Kelud yang pernah mengalami erupsi sehingga menyebabkan kerusakan dan hambatan dalam berbagai

Transaksi uang harus dilakukan secara tunai jika barangnya sejenis, dan jika di dalam transaksi tersebut ada kelebihan, maka statusnya adalah riba, namun jika transaksi

Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang belum efisien dalam Manajemen pemberkasan Beban Kinerja Dosen BKD dan perhitungan Penetapan Angka Kredit PAK karena dalam sistem yang

Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut di atas, maka tanggung jawab sosialisasi dan pendidikan pemilih bagi penyandang disabilitas menjadi beban bagi penyelenggara

Segenap komponen bangsa harus turut melakukan pembenahan sistem pendidikan di Indonesia sehingga penciptaan kesadaran individu dalam rangka kebebasan berpikir dan