• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK. Kata Kunci : Dysmenorhea, Siswi, Massage

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK. Kata Kunci : Dysmenorhea, Siswi, Massage"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID PADA SISWI DI MADRASAH ALIYAH COKROAMINOTO

KECAMATAN TALAGA JAYA

Nurmila Simin Djakaria, Rini Fahriani Zees*, Nanang Roswita Paramata** Jurusan Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu – Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan

Universitas Negeri Gorontalo

Email : nurmila_djakaria@yahoo.com ABSTRAK

Pada sebagian wanita terutama siswi yang merasakan nyeri haid/dysmenorhea sering kali menggunakan obat – obatan yang banyak dijual di pasaran. Namun hal ini dapat berefek ketergantungan seseorang terhadap obat – obatan anti nyeri tersebut. Di sisi lain masih banyak teknik terapi yang dapat digunakan untuk mengatasi nyeri ini, salah satunya adalah terapi massage. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi massage terhadap penurunan nyeri haid/dysmenorhea pada siswi di MA Cokroaminoto Kec.Talaga Jaya. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah Pre Experimental dengan pendekatan one group pretest-posttest design dengan satu macam perlakuan tanpa kelompok kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi di MA Cokroaminoto yang mengalami nyeri haid/dysmenorrhea berjumlah 44 orang, dengan tehnik sampling total/jenuh. Analisis statistik yang digunakan adalah Uji T berpasangan. Hasil penelitian dengan menggunakan uji T berpasangan adalah p value = 0.000 < 0.05. Dari hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan antara nyeri haid/dysmenorhea sebelum dan sesudah diberikan terapi.Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh pemberian terapi massage terhadap penurunan nyeri haid/dysmenorhea pada siswi di MA Cokroaminoto. Peneliti menyarankan kepada para wanita khususnya siswi untuk menggunakan terapi massage ini dalam penanganan nyeri haid/dysmenorhea karena lebih mudah, efisien dan dapat dilakukan secara mandiri.

Kata Kunci : Dysmenorhea, Siswi, Massage

PENDAHULUAN

Masa remaja adalah masa yang khusus dan penting karena merupakan periode pematangan organ reproduksi manusia. Khususnya remaja putri yang mengalami menarche tidak lepas dari keluhan nyeri haid / dismenorhea (Aulia, 2009). Menurut Widjanarko (dalam Ernawati, 2010: 106) bahwa “Istilah dismenore (dysmenorrhoea) berasal dari bahasa “Greek”yang artinya dys (gangguan/nyeri hebat/abnormalitas) – meno (bulan) – rrhea (“flow” atau aliran) sehingga dari makna tersebut, dismenore adalah gangguan aliran darah haid atau nyeri haid”.

(2)

2002 menunjukkan bahwa pada dismenorea primer, nyeri haid paling sering muncul pada usia 12 tahun (46,7 %). Nyeri haid pada sebagian besar (64,3 %) subjek penelitian tersebut tidak menyebabkan gangguan aktivitas dan tidak perlu obat, 27,6 % memerlukan obat dengan sebagian aktivitas terganggu, dan 8,3 % dengan aktivitas sangat terganggu meskipun telah mengkonsumsi obat. Sehubungan hal tersebut di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Terapi Massage Terhadap Penurunan Nyeri Haid Pada Siswi di MA Cokroaminoto Kec. Talaga Jaya “.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian sebagai berikut :

Pretest Experimen Posttest

01 X 02

(Arikunto, 2003) Gambar 1. Desain Penelitian

Keterangan :

01 :Test awal (Pretest)

02 : Test akhir (Posttest)

X : Eksperimen/perlakuan yang diberikan kepada responden

Desain dari penelitian ini adalah Pre Experimental dengan pendekatan one group pretest-posttest design dengan satu macam perlakuan tanpa kelompok kontrol. Dalam model ini, sebelum dimulai perlakuan responden diberi test awal atau pretest untuk mengukur kondisi awal (01).

Populasi dan Sampel

Kelas X Kelas XI Kelas XII

IPA IPS IPA IPS

10 siswi 5 siswi 5 siswi 12 siswi 12 siswi Sumber: Data Primer Populasi penelitian ini adalah siswi kelas X, XI, dan XII di MA Cokroaminoto yang sering mengalami dismenore berjumlah 44 orang. Besar sampel adalah 44 orang.

(3)

Tehnik Sampling

Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan Nonprobability sampling - Sampling Jenuh/Total Sampling dimana semua anggota populasi dimasukkan sebagai sampel penelitian ini.

Instrumen Penelitian

Sebagai instrument untuk pengumpulan data pada penelitian ini adalah lembar kuesioner berupa Skala Bourbonais untuk mengukur intensitas nyeri saat pre-test dan post-tes pada responden yang diteliti.

Analisis Data

Semua data dicatat dalam status penelitian, dikumpulkan dan kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS 16. Pengolahan data menggunakan uji T berpasangan (Paired sample T-Test) . Sebelum dianalisis, data diuji normalitas datanya terlebih dahulu.

HASIL

Umur saat diteliti

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur Saat Diteliti

Umur(tahun) N Persentase(%) 16 10 22.7 17 13 29.5 18 13 29.5 19 8 18.2 Total 44 100 %

Sumber : Data Primer, 2013 Dari tabel 1 dapat disimpulkan bahwa umur semua responden hampir terbagi rata pada rentang umur 16 – 19 tahun. Di mana responden yang berumur 16 tahun ada 10 orang (22.7%), yang berumur 17 tahun ada 13 orang (29.5%), yang berumur 18 tahun ada 13 orang (29.5%), dan yang berumur 19 tahun ada 8 orang (18.2%).

(4)

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur Menarche Umur(tahun) N Persentase(%) 10 6 13.6 11 9 20.5 12 12 27.3 13 10 22.7 14 7 15.9 Total 44 100 %

Sumber : Data Primer, 2013 Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa semua responden pertama kali haid pada rentang umur menarche 10-14 tahun. Di mana responden yang pertama kali haid pada umur 10 tahun ada 6 orang (13.6%), pada umur 11 tahun ada 9 orang (20.5%), pada umur 12 tahun ada 12 orang (27.3%), pada umur 13 tahun ada 10 orang (22.7%), dan pada umur 14 tahun ada 7 orang (15.9%).

Durasi Nyeri

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Durasi Nyeri

Durasi Nyeri N Persentase %

< 1 jam 8 18.2

> 1 jam 7 15.9

1 hari 24 54.5

>1 hari 5 11.4

Total 44 100 %

Sumber : Data Primer, 2013 Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa responden mengalami nyeri haid dengan durasi < 1 jam yaitu 8 orang (18.2 %), dengan durasi > 1 jam yaitu 7 orang (15.9 %), dengan durasi 1 hari yaitu 24 orang (54.5%), dan dengan durasi > 1 hari yaitu 5 orang (11.4 %).

(5)

Tingkat nyeri sebelum diterapi

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Skala Nyeri Sebelum Diberikan Terapi

Skala Nyeri N Persentase

(%)

0 (tidak nyeri) 0 0

1-3 (nyeri ringan) 7 15.9

4-6 (Nyeri sedang) 27 61.4

7-9 (nyeri berat terkontrol) 10 22.7

10 (Nyeri berat tidak terkontrol) 0 0

Total 44 100 %

Sumber : Data Primer, 2013 Berdasarkan tabel 4 bahwa pada hasil penelitian ditemukan bahwa sebelum diberikan terapi responden paling banyak mengalami nyeri pada skala 4-6 (nyeri sedang) yaitu sekitar 4-60 %, pada skala 1-3 (nyeri ringan) ada 7 orang (15.9%), pada skala 7-9 (nyeri berat terkontrol) ada 10 orang (22.7%).

Tingkat nyeri setelah diberikan terapi

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden Skala Nyeri Setelah Diberikan Terapi

Skala Nyeri N Persentase

(%)

0 (tidak nyeri) 2 4.5

1-3 (nyeri ringan) 26 59.1

4-6 (Nyeri sedang) 15 34.1

7-9 (nyeri berat terkontrol) 1 2.3

10 (Nyeri berat tidak terkontrol) 0 0

Total 44 100 %

Sumber : Data Primer yang diolah Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa setelah diberikan terapi responden yang mengalami nyeri 7 – 9(nyeri berat terkontrol) ada 1 orang (2.3%), nyeri skala 4 - 6 (nyeri sedang) ada 15 orang (34.1 %), nyeri 1 - 3 (nyeri ringan) ada 26 orang (59.1 %), dan tidak mengalami nyeri ada 2 orang (4.5 %).

(6)

Tabel 6 Hasil Uji Normalitas Data

Kolmogorov-Smirnova

Sig.

Sebelum terapi 0.07

Sesudah diterapi 0.06

Dari tabel 6 dapat disimpulkan bahwa data sebelum diterapi berdistribusi normal (0.07 > 0.05). Sedangkan untuk data setelah diterapi juga berdistribusi normal (0.06 > 0.05).

PEMBAHASAN

Tingkat Nyeri Haid Sebelum diberikan Terapi Massage

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 44 responden sebagian besar responden mengalami nyeri haid pada skala 4 - 6 (nyeri sedang) yaitu sebanyak 27 responden (61.4 %).

Menurut peneliti bahwa nyeri haid pada responden berada pada skala nyeri sedang disebabkan oleh tingginya kadar Prostaglandin dalam darah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Perry and Potter (2006) bahwa selama haid, uterus berkontraksi lebih kuat. Kadang-kadang ketika kontraksi seseorang itu akan merasakan nyeri. Kontraksi otot-otot rahim berlaku ketika prostaglandin dihasilkan.

Tingkat Nyeri Haid Setelah diberikan Terapi Massage

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa setelah diberikan terapi dari 44 responden sebagian besar responden mengalami nyeri haid pada skala 1 – 3 (nyeri ringan) yaitu sebanyak 26 orang (59.1 %). Selain itu didapatkan ada 7 orang responden (16 %) yang tidak mengalami penurunan nyeri haid.

Menurut peneliti hal ini terjadi karena faktor stres dari responden tersebut. Hal ini sesuai dengan teori menurut Prawirohardjo (2006), yang menyatakan bahwa faktor yang memegang peranan penting sebagai penyebab dysmenorrhea salah satunya adalah faktor kejiwaan. Karena pada masa remaja labilnya emosi erat kaitannya dengan perubahan hormon dalam tubuh.

(7)

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa derajat nyeri menstruasi responden sebelum diberikan terapi massage sebagian besar pada skala nyeri sedang sebanyak 60%. Derajat nyeri menstruasi responden sesudah diberikan terapi massage sebagian besar pada skala nyeri ringan yaitu sebanyak 66.66%. Disimpulkan pula bahwa ada pengaruh pemberian terapi massage terhadap nyeri menstruasi karena terjadi penurunan nyeri menstruasi pada responden setelah pemberian terapi massage. Disarankan kepada para siswi/wanita untuk menggunakan terapi massage ini dalam penanganan nyeri haid karena lebih mudah, efisien dan dapat dilakukan secara mandiri.

DAFTAR PUSTAKA

Andrews, G. 2009. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita. EGC. Jakarta Arikunto, S. 2003. Manejemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Aulia. 2009. Kupas Tuntas Menstruasi. Millestone.Yogyakarta.

Baziad A, J, Surjana ED, Alkaff Z. 1993. Endokrinologi ginekologi. Jakarta. KSERI.

Bobak, I. 2004. Buku Saku Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.

Bruner and Sudart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC Chandra, B. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : EGC

Cunningham, G, Norman, Gant, Leveno, Kenneth. 2001. Gynecology Obstetrics: International Edition. Mc- Graw-Hill.

Dawood, MY and Khan-Dawood, Firyal S. 2007. Clinical efficacy and differential inhibition of menstrual fluid prostaglandin F 2α in a randomized, double- blind, crossover treatment with plasebo, acetaminophen, and ibuprofen in primary dysmenorrhea. American Journal of Obstetrics & Gynecology Volume 196, Issue 1, Pages 35.e1-35.e5.

Ekowaty, R. 2009. Efek Teknik Masase Efflurage Pada Abdomen Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Dismenore Primer Mahasiswi PSIK FKUB Malang. Jurnal online. Diakses pada tanggal 1 Juni 2013.

(8)

Dismenore Pada Mahasiswi Universitas Muhamadiyah Semarang. Prosiding Seminar Nasional Unimus. ISBN:978.979.704.883.9. Unimus : Semarang.

Fitria, D. 2012. Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenorrhea di Dusun Banteran Desa Kalisabuk Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap. Skripsi, Akademi Kebidanan Graha Mandiri Cilacap.

Hamilton, P. 2005. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. EGC. Jakarta

Harel, Zeev MD. 2006. Dysmenorrhea in Adolescents and Young Adults: Etiology and Management . J Pediatr Adolesc Gynecol 19:363-371

Hartono, 2008. Statistik Untuk Penelitian. Yogyakarta. Lembaga Studi Filsafat Kemasyarakatan dan Perempuan.

Inayah, Dyan. 2010. Hubungan Dismenorea Dengan Tingkat Kecemasan Pada Siswi MTS Sudirman Kuwayuhan Pejagoan Kebumen. Program S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong. Jurnal online. Diakses pada tanggal 23 Juni 2013.

Lundstrom, V and Green, K. 1978. Endogenous Levels Of Prostaglandin F2 And Its Main Metabolites In Plasma And Endometrium Of Normal And Dysmenorrheic Women. Am J Obstet Gynecol ;130:640-46.

Manuaba. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan.

Nisofa. 2002. Pengaruh Stimulasi Kulit Dengan Teknik Effleurage Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Persalinan Pada Primigravida Kala I Fase Aktif Persalinan Normal di Kamar Bersalin di RSUD DR. Saiful Anwar Malang. Tugas Akhir, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.

Notoatmojo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Perry and Potter. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC. Prawirohardjo, S. 2006. Ilmu Kebidanan. YBPSP. Jakarta.

Price, S. 1994. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Perjalanan Penyakit Edisi 4. Jakarta : EGC.

Proverawati, A dan Misaroh, S. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha Medika.

(9)

Purnomo, Windhu. 2006. Uji t Sampel Berpasangan. Handout MK Statistik Parametrik. Surabaya.

Purwanti, Sri. 2008. Hubungan antara Tingkat Stres dengan Kejadian Dismenore Pada Remaja Putri di SMK Hidayah Banyumanik. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Jurnal online. Diakses pada tanggal 23 Juni 2013.

Saraswati, Novita.2009. Pengaruh Teknik Effleurage terhadap Skala Nyeri Menstruasi (Dysmenorrhoea) pada Remaja di SMAN 1 Sidoarjo.Fakultas Ilmu Keperawatan. Universitas Airlangga. Jurnal online. Diakses pada tanggal 15 Juni 2013.

Sarwono, J, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Graha Ilmu.

Smeltzer SC, Bare B.G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Volume 2. Jakarta : EGC.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA, cv. Tarsyah, A. 2001. Serba Serbi Wanita : Panduan Mengenal Wanita. Almahira.

Jakarta

Wiknjosastro H, Saifuddin, Abdul B, Rachmhadhi, Trijatmo. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Wicaksono, H. 2004. Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Gambar

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur Saat Diteliti
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur Menarche  Umur(tahun)  N  Persentase(%)  10  6  13.6  11  9  20.5  12  12  27.3  13  10  22.7  14  7  15.9  Total  44  100 %
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Skala Nyeri Sebelum Diberikan Terapi

Referensi

Dokumen terkait

semakin tinggi sanksi yang berikan kepada wajib pajak maka akan. semakin tinggi pula kepatuhan wajib pajak dalam

• Perlu adanya layanan standar data berbasis elektronik dengan memanfaatkan teknologi yang ada (web services, API) sehingga dapat dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan

Berdasarkan hasil penelitian sesudah dilakukan kompres hangat didapatkan responden paling banyak mengalami nyeri ringan. Nyeri

Jenis data yang digunakan dalam penelitian analisis kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan di PT Ramajaya Copier adalah:b. Data primer, merupakan data yang

Untuk dapat memanfaatkan jenis rotan tersebut, perlu dilakukan penelitian mengenai cara pemanenan, sifat dasar rotan, cara pengolahan yang dapat memenuhi standar mutu yang

Stimulation (pemberian rangsangan) 1) Peserta didik membaca teks yang sudah disiapkan pada Schoology tentang aspek privasi dalam pengumpulan data dan cara mengambil dan

Penerapan gaya kepemimpinan ini kurang efektif atau kurang situasional karena bawahan tergolong sebagai bawahan dengan tingkat kesiapan yang sangat tinggi (R4) yaitu

Senyawa senyawa bahan alam turunan dari ekstrak metanol yang ada pada daun Mahkota Dewa atau Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) memiliki potensi untuk dapat