• Tidak ada hasil yang ditemukan

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 1, 2,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 1, 2,"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS ASESMEN

PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU

DARI KECENDERUNGAN KOMUNIKASI PADA TEMA

TEMPAT TINGGALKU SISWA KELAS IV

SD NEGERI 5 UBUNG

I Made Arifawan

1

, I.G.A.A.Sri Asri

2

, I Made Suara

3 123

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: Made_arifawan@yahoo.com

1

, xgungasrix@gmail.com

2

,

imadesuara@yahoo.co.id

3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar Pkn kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dengan kecenderungan komunikasi lisan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dengan kecenderungan komunikasi tertulis pada siswa kelas IV tema Tempat tinggalku SD Negeri 5 Ubung. Penelitian ini merupakan penelitian pra-eksperimen dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah Prates-Pascates Kelompok Statis (The Static Group Pretest-Postest Disign). Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV SD Negeri 5 Ubung yang berjumlah 65 orang yang terdiri dari 30 siswa kelas IVA dan 35 siswa kelas IVB. Sampel berjumlah 60 orang yang diambil menggunakan sampling jenuh dengan teknik

matching. Data hasil belajar PKn dikumpulkan menggunakan tes hasil belajar bentuk

pilihan ganda biasa dengan empat pilihan jawaban. Data dianalisis menggunakan uji t. Penelitian ini menunjukan hasil belajar PKn siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dengan komunikasi lisan lebih baik dengan rata-rata 89,89. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dengan komunikasi lisan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dengan komunikasi tertulis. Hal ini dibuktikan dari perolehan thitung = 2,30 dan ttabel =2,00 dengan

demikian thitung = 2,30 > ttabel = 2,00. Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan

hasil tersebut dapat disimpulkan terdapat pengaruh pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio terhadap hasil belajar PKn ditinjau dari kecenderungan komunikasi pada tema tempat tinggalku Siswa kelas IV SD Negeri 5 Ubung.

Kata Kunci : pendekatan saintifik, asesmen portofolio, hasil belajar PKn,

kecenderungan komunikasi

Abstract

The purpose of this research was to determine the differences between learning outcomes of citizenship education in a group of students by using scientific approach based on portfolio assessment with the tendency of verbal communication and learning outcomes of citizenship education in a group of students by using scientific approach based on portfolio assessment with the tendency of written communication in the fourth grade students of 5 Ubung Elementary School.This research was a pre experimental research with the static Group Pretest-Posttest Design. The population of this research

(2)

was the fourth students of 5 Ubung Elementary School with total of 65 students,consist of 30 students from IVA class and 35 students of IVB class. The sample of this research was taken by using saturated sampling method with matching technique. The data of citizenship learning outcomes was obtained by using simple multiple choice test with four options. Data was analyzed by using T-test. Of the research that has been done to learn the results of the student group that learned through scientific approach based portofolio assessment with better verbal communication with the average 89,89. The result of this research shows that there is significant difference oflearning outcomes of citizenship education in a group of students by using scientific approach based on portfolio assessment with the tendency of verbal communication and in a group of students by using scientific approach based on portfolio assessment with the tendency of written communication. It can be proved from the result of tcount = 2,30 and ttable= 2,00

so tcount= 2,30 >ttable= 2,00. So that H0 rejected and Ha accepted. Based on this result can

be concluded that there is a significant effect of scientific approach based on portfolio assessment towards learning outcomes of citizenship education reviewed from the tendency of communication in eight theme of fourth grade students in 5 Ubung Elementary School.

Key words : scientific approach, portfolio assessment, learning outcomes of citizenship

education, tendency of communication.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi keberhasilan pembangunan dan pengembangan sumber daya manusia. Seperti yang kita ketahui, salah satu tujuan nasional Negara Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 pada alenia IV yaitu mencerdaskan

kehidupan bangsa. Maka untuk

merealisasikan tujuan tersebut diperlukan suatu sistem pendidikan yang baik dan kondusif sehingga dapat terbentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di era dewasa ini. Untuk menciptakan pendidikan yang baik dan kondusif diperlukan suatu kurikulum yang

sesuai dan mampu menjawab

perkembangan jaman.

Secara pedagogis, kurikulum adalah rancangan pendidikan yang memberikan kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas yang diinginkan (Daryanto. 2014:1). Suatu kurikulum harus terus beradaptasi dengan berbagai perubahan dan perkembangan yang ada. Oleh karenanya, perubahan kurikulum adalah sesuatu yang memang sangat mungkin terjadi agar suatu kurikulum mampu menjawab tantangan zaman yang

terus berubah tanpa dapat dicegah, dan untuk mempersiapkan siswa yang mampu bersaing di masa depan dengan segala kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka dari itu Perubahan kurikulum adalah sesuatu yang tidak terelakkan dalam proses pengembangan pendidikan.

Dalam sejarah pendidikan di

Indonesia sudah beberapa kali

dilaksanakan perubahan dan perbaikan kurikulum. Perubahan kurikulum tersebut

didasari pada kesadaran bahwa

perkembangan dan perubahan yang terjadi menuntut perlunya perbaikan sistem

pendidikan nasional, termasuk

penyempurnaan kurikulum untuk

mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman maka dibutuhkan pendidikan yang menuntut siswa untuk lebih kreatif, inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang dihadapi di sekolah. Oleh karena itu pemerintah menerapkan kurikulum 2013 yang merupakan serentetan rangkaian penyempurnaan terhadap kurikulum yang telah dirintis tahun 2004 yang berbasis kompetensi kemudian diteruskan dengan kurikulum 2006 yaitu KTSP (Kurniasih & Sani, 2014:3).

(3)

Dalam penerapannya, kurikulum 2013 lebih ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Adapun ciri kurikulum 2013 yang paling mendasar ialah menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa telah mudah mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi dan informasi. Sedangkan untuk siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun memiliki kemampuan berpikir kritis. Tujuannya adalah terbentuknya generasi produktif, kreatif, inovatif, dan afektif. Khusus untuk tingkat SD, pendekatan tematik integratif memberi kesempatan siswa untuk mengenal dan memahami suatu tema dalam berbagai mata pelajaran (Kurniasih & Sani, 2014:7).

Di dalam pelaksanaan kurikulum 2013 selalu identik dengan pendekatan Saintifik atau pendekatan ilmiah dimana pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipadukan dengan kaidah – kaidah pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah. Pendekatan saintifik tersebut sering disebut sebagai ciri khas dan menjadi kekuatan tersendiri dari kurikulum 2013 (Kurniasih & Sani, 2014:29).

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah merupakan pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hokum, atau prinsip melalui proses mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan

masalah), merumuskan masalah,

mengajukan atau merumuskan hipotesi, mengumpulkan data, menganalisis data,

menarik kesimpulan dan

mengomunikasikan konsep, hokum, prinsip yang ditemukan (Kurniasih & Sani,

2014:29). Pembelajaran dengan

pendekatan saintifik memiliki karakteristik seperti berpusat kepada siswa, melibatkan

keterampilan proses saint dalam mengonstruksi konsep, hokum, atau prinsip, melibatkan proses – proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa, dan dapat mengembangkan karakter siswa. Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Hasil penelitian membuktikan bahwa pada pembelajaran tradisional, retensi informasi dari guru sebesar 10 persen setelah 15 dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25 persen. Pada pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, retensi informasi dari guru sebesar lebih dari 90 persen setelah dua hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 50-70 persen (Daryanto, 2014:55).

Di dalam sebuah pembelajaran tentunya ada sebuah penilaian, di dalam pembelajaran yang berbasis pendekatan saintifik identik dengan penilaian autentik dimana penilaian autentik digunakan untuk menilai segala perilaku siswa. Pendekatan saintifik dan penilaian autentik diduga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar yaitu perubahan – perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Untuk mengetahui hasil belajar siswa guru melakukan penilaian, salah satu penilaian dalam kurikulum 2013 yaitu penilaian portofolio. Portofolio sebagai instrument penilaian difokuskan pada dokumen tentang kerja siswa yang produktif, yaitu bukti tentang apa yang dilakukan siswa, bukan apa yang tidak bisa dikerjakan siswa. Penilaian portofolio merupakan alat untuk mengukur sejauh

mana kemampuan siswa dalam

mengkonstruksi dan merefleksikan suatu pekerjaan/tugas/ karya dengan mengoleksi atau mengumpulkan bahan yang relevan dengan tujuan dan keinginan yang dikonstruksi oleh siswa sehingga hasil konstruksi dapat dinilai oleh guru. Penilaian portofolio diduga berpengaruh dalam pembelajaran Pkn dimana penilaian portofolio merupakan pengajaran yang dapat mendorong adanya interaksi antar

(4)

lingkungan seperti interaksi guru, siswa, dan masyarakat.

Di dalam penerapan pendekatan saintifik perlu kiranya menanamkan rasa cinta tanah air, dengan tujuan membentuk peserta didik yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Di dalam Sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam UU RI No. 20 tahun 2003, Pasal 37, ayat 1 dan 2 menegaskan pula bahwa kurikulum pendidikan wajib memuat pendidikan Kewarganegaraan (Burhan. 2014:2).

Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Dalam pembelajaran PKn di sekolah dasar, pembelajaran PKn dimaksudkan sebagai suatu proses belajar mengajar dalam rangka membantu siswa agar dapat belajar dengan baik dan membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam pembentukan karakter bangsa yang diharapkan mengarah pada penciptaan suatu masyarakat yang menempatkan demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegera yang berlandaskan pada Pancasila, UUD, dan norma-norma yang berlaku di masyarakat yang diselenggarakan selama enam tahun (Susanto, 2014:227). Ini dapat dilihat dari pendapat Mulyasa (2007), (dalam buku susanto, 2014:231), tujuan

mata pelajaran pendidikan

kewarganegaraan adalah untuk menjadikan siswa agar : (1) mampu berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya, (2) mampu berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan, (3) bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu adanya upaya yang dilakukan untuk menerapakan kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen

portofolio dalam pembelajaran Pkn ditinjau dari kecenderungan komunikasi. Namun seberapa besar pengaruh pendekatan saintifik berbasis portopolio terhadap hasil belajar Pkn ditinjau dari kecenderungan komunikasinya belum diketahui. Maka perlu diajukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Pendekatan Saintifik Berbasis Asesmen Portofolio Terhadap Hasil Belajar Pkn Ditinjau Dari Kecenderungan Komunikasi Pada Tema Tempat Tinggalku Siswa Kelas IV SD Negeri 5 Ubung”.

METODE

Jenis penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian eksperimen (pra eksperimen). Eksperimen adalah metode yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dari suatu tindakan atau perlakuan tertentu yang sengaja dilakukan untuk kondisi tertentu ( Sanjaya, 2013: 87 ). Desain penelitian eksperimen yang digunakan adalah Prates-Pascates Kelompok Statis (The Static Group

Pretest-Postest Disign) merupakan dua kelompok

yang di berikan perlakuan berbeda dalam rumpun yang sejenis. Pola Prates-Pascates Kelompok Statis (The Static Group

Pretest-Postest Disign).

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri 5 Ubung tahun ajaran 2015/2016. Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar PKn kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dengan kecenderungan komunikasi lisan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dengan kecenderungan komunikasi tertulis pada tema tempat tinggalku siswa kelas IV SD Negeri 5 Ubung.

Penelitian ini menggunakan 2 kelompok eksperimen yaitu eksperimen A dan eksperimen B. Kelompok pertama terdiri dari satu kelas yaitu kelas IV A merupakan kelompok eksperimen A yang diberikan perlakuan berupa pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio melalui kecenderungan komunikasi lisan pada tema 8, sedangkan kelompok eksperimen B yaitu kelas IV B merupakan kelompok eksperimen B yang diberikan

(5)

perlakuan berupa pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio melalui kecenderungan komunikasi tertulis.

Dalam suatu penelitian tidak lepas dari objek yang akan diteliti, seperti halnya penelitian tentang Pengaruh Pendekatan Saintifik Berbasis Asesmen Portofolio Terhadap Hasil Belajar PKn Ditinjau Dari Kecenderungan Komunikasi Pada Tema Tempat Tinggalku SD Negeri 5 Ubung. Subjek yang akan diteliti diistilahkan sebagai populasi dan sampel. Dalam suatu penelitian populasi dan sampel memiliki hubungan saling keterkaitan.

Populasi merupakan kumpulan dari beberapa individu yang sejenis. Populasi dalam penelitian bisa diartikan sebagai keseluruhan individu yang akan diteliti. Ali (2011:47) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan objek dalam suatu penelitian. Sedangkan Koyan (2012:30) menyatakan bahwa populasi adalah himpunan dari unsure-unsur yang sejenis. Unsur-unsur sejenis tersebut dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda dan sejenisnya. Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluhuran objek sejenis yang akan diteliti secara lengkap dan jelas.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 5 Ubung dengan jumlah siswa keseluruhan 65 orang. Kelas IVa sebanyak 30 orang dan Kelas IVb sebanyak 35 orang.

Menurut Sugiyono (2014:118), sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian, sering kali terjadi bahwa peneliti tidak dapat melakukan studi terhadap semua anggota kelompok yang menjadi interes penelitian. Dan mereka hanya mampu mengambil sebagian dari jumlah populasi yang ada. Sebagian dari jumlah populasi yang ada tersebut diambil datanya. Data yang terkumpul tersebut kemudian dianalisis. Hasil akhir penelitian yang didapatkan, kemudian digunakan untuk merefleksikan keadaan populasi yang ada. Sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data tersebut disebut sampel atau cuplikan (Sukardi, 2008:54). Jadi, dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah

dan karakteristik populasi yang dipilih untuk sumber data. Dalam hal ini tidak bisa dilakukan pengacakan individu, jika pengacakan individu dilakukan dapat mengubah kelas yang telah terbentuk sebelumnya. Untuk menentukan sampel pada penelitian ini digunakan teknik

sampling jenuh. Hal tersebut berdasarkan

atas pendapat Sugiyono (2014:124) yang menyatakan bahwa “sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”.

Untuk membuktikan kelas tersebut setara secara empirik, maka dilakukan teknik pemetaan atau matching. Pemetaan ini dilakukan dengan cara memasangkan satu persatu nilai siswa pada pre-test sehingga setiap siswa mendapatkan pasangan satu-satu (Darmadi, 2011:197). Teknik matching digunakan “apabila peneliti telah mengidentifikasi suatu variabel yang dipercaya ada hubungannya dengan penampilan pada variabel tidak bebas” (Darmadi, 2011:173). Melalui teknik

matching, skor masing-masing siswa pada

satu kelompok dijodohkan atau

dipasangkan dengan skor yang sama pada masing-masing siswa di kelompok kedua. Apabila terdapat siswa dalam kelompok yang tidak mendapat skor pasangan maka siswa tersebut tidak diikutkan dalam penyelidikan.Jadi, hasil dari pemetaan (matching) skor masing-masing siswa pada kelompok pertama dan kelompok kedua dapat menyatakan bahwa kelas tersebut setara.

Jika ada pertanyaan tentang apa yang diteliti, maka jawabannya berkenaan dengan variabel penelitian. Variabel merupakan “gejala yang bervariasi” misalnya jenis kelamin, karena jenis kelamin mempunyai variasi: laki-laki, perempuan, berat badan, karena ada berat 40 kg, 50 kg, dan sebagainya. Menurut Sumadi Suryabrata (1978 :79) Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Jadi dapat

disimpulkan bahwa variabel adalah suatu

atribut atau gejala-gejala yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelejari dan ditarik suatu kesimpulan.

Variabel bebas sering disebut juga sebagai variabel independen atau prediktor.

(6)

Variabel bebas adalah satu atau lebih dari variabel-variabel yang sengaja dipelajari pengaruhnya terhadap variabel tergantung Agung (2011:43). Sedangkan (Tuckman, 1978:58) menyatakan variabel bebas adalah faktor yang dimanupulasi untuk menentukan hubungan pada gejala yang diobservasi. Jadi, variabel bebas adalah variabel yang apabila berada bersamaan dengan variabel lain yang diperkirakan menjadi penyebab perubahan dalam variabel terikat dan dinotasikan dengan simbol X.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio ditinjau dari kecenderungan komunikasi.

Variabel terikat sering juga disebut variabel dependen atau kriteria. Variabel terikat adalah faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan akibat dari variabel bebas (Tuckman, 1978:59)

sedangkan Winarsunu (2012:4)

mengemukakan bahwa variabel tergantung, variabel tak bebas, variabel terpengaruh biasanya diberi lambang Y. Jadi dapat disimpulkan variabel terikat adalah variabel tergantung dan terpengaruh yang ingin diprediksi serta dipengaruhi oleh beberapa variabel dan faktor lainnya. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar PKn siswa kelas IV.

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data tentang hasil belajar PKn siswa. Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri 5 Ubung tahun ajaran 2015/2016

yang menjadi anggota sampel.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes. Data tentang hasil belajar PKn dikumpulkan dengan tes hasil belajar PKn dikumpulkan dengan tes hasil belajar PKn yang disusun sendiri oleh peneliti.

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar PKn adalah tes hasil belajar objektif dalam bentuk pilihan ganda biasa dengan empat pilihan dengan jumlah pertanyaan yakni 30 butir soal. Tes sebagai alat penilaian menurut Sudjana (1995:35) adalah pernyataan-pernyataan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam

bentuk tulisan (tes tertulis) untuk menilai dan mengukur hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Penyusunan tes hasil belajar yang baik merupakan tugas guru yang menantang. Dikatakan demikian sebab tes yang berkualitas tidak dengan sendirinya terjadi, melainkan perlu persiapan yang matang.

Prinsip-prinsip penyusunan kisi-kisi, penulisan butir soal, pemilihan format yang tepat, penyekoran, analisis butir yang perlu dikuasai selain isi materi sebagai bahan penyusun tes. Tes objektif bentuk pilihan ganda biasa dengan lima pilihan ini pada umumnya terdiri atas : kalimat pokok yang berupa pertanyaan belum lengkap, diikuti oleh empat kemungkinan jawaban (alternative A,B,C, dan D) yang dapat melengkapi pertanyaan tersebut (Sudijono, 2012:120).

Untuk penskoran yaitu skor nol untuk siswa yang menjawab salah dan skor 1 untuk siswa yang menjawab benar pada setiap item butir soal. Jadi skor setiap jawaban dijumlahkan dan jumlah tersebut menjadi skor variabel hasil belajar PKn yang bergerak dari kisaran 0-100. 0 merupakan skor minimal ideal dan 100 merupakan skor maksimal tes hasil belajar PKn. Sebanyak 30 butir soal yang diberikan kepada siswa kelas IV memiliki tujuan validitas butir tes. Untuk mengetahui kemampuan hasil belajar PKn siswa yang diperoleh dari tes dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut.

Setelah instrumen tersusun dilakukan uji coba untuk mendapatkan gambaran secara empirik tentang kelayakan instrumen agar dapat dipergunakan sebagai instrumen penelitian. Arikunto (2002:57) mengemukakan suatu instrumen penelitian dikatakan baik jika sudah memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Tahap validasi menurut Koyan (2011:97) harus dilalui secara teoretik maupun empirik. Berdasarkan pengertian tersebut uji coba instrumen yang dilakukan adalah uji validitas konstruk oleh pakar, kemudian dilanjutkan dengan uji validitas empirik yang dianalisis dengan uji: validitas tes, reliabilitas tes, daya beda tes serta taraf kesukaran.

(7)

Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji homogenitas dan normalitas. Tujuan dilakukannya uji normalitas data adalah untuk mengetahui apakah uji hipotesis dengan statistik parametrik dapat dilakukan atau tidak. Apabila sebaran data sudah berdistribusi normal, maka uji lanjut dengan menggunakan statistic parametric dapat dilakukan. Sedangkan, bila data tidak berdistribusi normal maka uji lanjut menggunakan statistik parametrik tidak bisa dilakukan dan harus beralih menggunakan statistik nonparametrik. Untuk mengetahui apakah sebaran data hasil belajar PKn siswa berdistribusi normal atau tidak maka digunakan analisis Chi-Square.

Uji kesamaan dua varians digunakan untuk menguji apakah sebaran data homogen atau tidak, yaitu dengan

membandingkan variansnya. Uji

homogenitas dapat dilakukan apabila kelompok data tersebut dalam distribusi normal. Uji homogenitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa perbedaan yang terjadi pada uji hipotesis benar-benar terjadi akibat adanya perbedaan antar kelompok, bukan sebagai akibat dari perbedaan dalam kelompok. Uji homogenitas untuk kedua kelompok digunakan uji F dari Havley.

Data yang telah diuji normalitas dan homogenitasnya selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini yaitu Ho : tidak terdapat

perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio melalui kecenderungan komunikasi lisan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik melalui kecenderungan komunikasi tertulis pada tema tempat tinggalku siswa kelas IV SD Negeri 5 Ubung. Jika dari hasil uji normalitas dan homogenitas varians, diketahui bahwa sampel berdistribusi normal dan homogen, maka untuk menguji hipotesisnya digunakan teknik t-test dengan taraf signifikansi 5%. Uji hipotesis menggunakan Uji-t dengan rumus polled

varians.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi data penelitian ini memaparkan mean, median, modus, standar deviasi, varian, nilai minimum, nilai maksimum, dan rentangan dari data nilai akhir hasil belajar Pkn untuk siswa kelas IV A SD Negeri 5 Ubung yang dibelajarkan melalui Pendekatan Saintifik Berbasis asesmen portofolio dengan komunikasi lisan maupun siswa kelas IV B SD Negeri 5 Ubung yang dibelajarkan dengan Pendekatan Saintifik berbasis asesmen portofolio dengan komunikasi tertulis.

Untuk tes hasil belajar PKn yang digunakan sebagai instrumen penelitian ini berjumlah 30 butir soal pilihan ganda biasa yang telah diuji validitas, daya beda, tingkat kesukaran dan reliabilitasnya. Post test diberikan setelah 6 kali perlakuan baik di kelompok eksperimen A maupun kelompok eksperimen B.

Banyaknya siswa yang dianalisis data hasil belajar PKn pada kelompok eksperimen A adalah 30 orang dan pada kelompok eksperimen B adalah 30 orang, karena jumlah siswa yang setara setelah dilakukan uji kesetaraan dengan menggunakan matching adalah sebanyak 60 orang.

Berdasarkan tabel 4.1 rata-rata nilai akhir hasil belajar Pkn dari nilai post test yaitu nilai kognitif. Mean kelompok eksperimen A yang dibelajarkan melalui Pendekatan Saintifik berbasis asesmen portofolio dengan komunikasi lisan adalah 89,89 dengan varian sebesar 36,38 dan standar deviasi 6,03. Sedangkan rata-rata nilai akhir hasil belajar Pkn dari nilai post

test pada kelompok Eksperimen B yang

dibelajarkan melalui Pendekatan Saintifik berbasis asesmen portofolio dengan komunikasi tertulis adalah 86,33 dengan varian sebesar 35,52 dan standar deviasi 5,96.

Dari data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar kelompok eksperimen A yang dibelajarkan melalui Pendekatan Saintifik berbasis asesmen portofolio dengan komunikasi lisan memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi daripada kelompok Eksperimen B yang dibelajarkan melalui Pendekatan Saintifik berbasis asesmen portofoliodengan komunikasi tertulis.

(8)

Skor hasil belajar Pkn siswa kelas IV

A SD Negeri 5 Ubung dengan

menggunakan Pendekatan Saintifik berbasis asesmen portofolio dengan komunikasi lisan menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 100 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai adalah 100, sedangkan skor terendah yang dicapai siswa adalah 77 dari skor yang mungkin dicapai 0, rentangan sebesar 23, rata-rata sebesar 89,89 , modus sebesar 90, dan median sebesar 90. Frekuensi absolut dan frekuensi relatif hasil belajar Pkn siswa kelas eksperimen ditampilkan seperti tabel berikut.

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut selanjutnya disusun klasifikasi tingkat kategori hasil belajar Pkn siswa kelas eksperimen dengan menggunakan Pendekatan Saintifik berbasis asesmen portofolio dengan komunikasi lisan seperti berikut ini.

Memperhatikan hasil perhitungan pada tabel 4.4, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Pkn siswa kelas eksperimen A dengan menggunakan Pendekatan Saintifik dengan komunikasi lisan termasuk kategori sangat baik sebanyak 30 siswa atau sebesar 100%.

Hasil belajar Pkn siswa kelas eksperimen B dengan menggunakan Pendekatan Saintifik berbasis asesmen portofiloi dengan komunikasi tertulis menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 100 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai adalah 100, sedangkan skor terendah yang dicapai siswa adalah 77 dari skor yang mungkin dicapai 0, rentangan sebesar 23, rata-rata sebesar 86,33, modus sebesar 80, dan median sebesar 87. Frekuensi absolut dan frekuensi relatif hasil belajar Pkn siswa kelas Eksperimen B dengan menggunakan Pendekatan Saintifik berbasis asesmen portofolio dengan komunikasi tertulis ditampilkan seperti tabel berikut.

Pencarian tingkat hasil belajar Pkn siswa kelas eksperimen B dilakukan dengan terlebih dahulu menghitung mean ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (SDi). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut selanjutnya disusun klasifikasi tingkat kategori hasil belajar Pkn siswa kelas eksperimen B dengan menggunakan

Pendekatan Saintifik berbasis asesmen portofolio dengan Komunikasi tertulis seperti berikut ini.

Memperhatikan hasil perhitungan pada tabel 4.6, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Pkn siswa kelas eksperimen B dengan menggunakan Pendekatan Saintifik berbasis asesmen portofolio dengan komunikasi tertulis termasuk kategori sangat baik sebanyak 30 siswa dengan persentase 100%.

Berdasarkan data-data di atas

menunjukkan bahwa siswa yang

dibelajarkan melalui Pendekatan Saintifik berbasis asesmen portofolio dengan komunikasi lisan lebih baik daripada siswa yang dibelajarkan dengan Pendekatan Saintifik berbasis asesmen portofolio dengan komunikasi tertulis. Hal ini disebabkan karena Pendekatan Saintifik dengan komunikasi lisan siswa lebih aktif dalam pembelajaran, dimana siswa secara lisan dapat menyampaikan pendapatnya di dalam proses pembelajaran. Berbeda dengan proses pembelajaran yang menggunakan Pendekatan Saintifik berbasis asesmen portofolio dengan komunikasi tertulis siswa cenderung pasif di dalam pembelajaran.

Pengujian normalitas data dilakukan pada dua kelompok data, meliputi data

kelompok eksperimen A melalui

Pendekatan Saintifik berbasis asesmen portofoliodengan komunikasi lisan dan data

kelompok Eksperimen B melalui

Pendekatan Saintifik berbasis asesmen portofolio dengan komunikasi tertulis. Uji ini dilakukan untuk mengetahui sebaran data skor hasil belajar Pkn yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji normalitas

sebaran data dilakukan dengan

menggunakan uji Chi-Square (

χ

2) pada taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan dk = n-1.

Untuk langkah-langkah uji Chi-Square (

χ

2) kelompok eksperimen A melalui Pendekatan Saintifik berbasis asesmen portofolio dengan Komunikasi Lisan pada tabel berikut.

Berdasarkan nilai

χ

2tabel pada taraf

signifikansi 5% (α=0,95) dan derajat kebebasan (dk = 6-1=5) adalah 11,07 dan

(9)

hasil analisis

χ

2hitung ∑ fe ) fe -fo ( 2 = 3,84, sehingga

χ

2hitung ˂

χ

2tabel maka data

berdistribusi normal. Ini berarti sebaran data nilai post-test Pkn siswa kelas eksperimen A berdistribusi normal. Hal ini berarti sebaran data hasil belajar Pkn siswa kelas eksperimen A berdistribusi normal.

Berdasarkan nilai

χ

2tabel pada taraf

signifikansi 5% (α=0,95) dan derajat kebebasan (dk = 6-1=5) adalah 11,07 dan hasil analisis

χ

2hitung ∑

fe ) fe -fo ( 2 = 6,19 , sehingga

χ

2hitung ˂

χ

2tabel maka data

berdistribusi normal. Ini berarti sebaran data nilai post-test Pkn siswa kelas eksperimen B berdistribusi normal.

Uji homogenitas varian ini dilakukan berdasarkan data hasil belajar Pkn yang meliputi data kelompok eksperimen A

melalui Pendekatan Saintifik berbasis asesmen portofolio dengan komunikasi lisan dan data kelompok eksperimen B melalui Pendekatan Saintifik berbasis asesmen portofolio dengan komunikasi tertulis. Jumlah masing-masing unit analisis adalah 30 untuk kelas eksperimen A dan 30 untuk kelas eksperimen B. Uji homogenitas varian menggunakan uji F. Kriteria pengujian jika Fhitung< Ftabel maka sampel

homogen. Pengujian dilakukan pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang n1 – 1 (30-1=29) dan derajat kebebasan untuk penyebut n2 – 1 (30-1=29).

Untuk langkah-langkah uji Chi-Square (

χ

2) kelompok Eksperimen B melalui Pendekatan Saintifik berbasis asesmen portofolio dengan komunikasi tertulis dapat

disajikan pada tabel berikut

.

Tabel 4.9 Tabel Uji Homogenitas Varians

Sampel Mean SD Varians Fhitung Ftabel Kesimpulan

Kelas Eksperimen 89,89 6,03 36,38 1,02 1,68 Data Homogen Kelas Kontrol 86,33 5,96 35,52 Berdasarkan tabel 4.9, hasil uji homogenitas varians menunjukkan hasil bahwa Fhitung < FTabel. Ini berarti bahwa

varians antara kelas eksperimen A dan kelas eksperimen B homogen.

Hipotesis penelitian yang diuji adalah H0 yang berbunyi Tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio melalui kecenderungan komunikasi lisan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik melalui kecenderungan komunikasi tertulis pada tema 8 siswa kelas IV SD Negeri 5 Ubung. Dan Ha yang berbunyi Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik

berbasis asesmen portofolio melalui kecenderungan komunikasi lisan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik melalui kecenderungan komunikasi tertulis pada tema 8 siswa kelas IV SD Negeri 5 Ubung. Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas varians diperoleh data kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal serta varians kedua kelompok homogen. Berdasarkan hal tersebut maka uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji beda mean (uji-t) dengan rumus separated varians. Dengan kriteria pengujian adalah H0 diterima jika thitung ≤

ttabel. Nilai ttabel dihitung dari db = n1 + n2 - 2.

Hasil penghitungan uji hipotesis disajikan dalam tabel berikut.

(10)

Tabel 4.10 Tabel Uji Hipotesis

Kelas Mean Varians n ttabel thitung Kesimpulan

Kelas

Eksperimen 89,89 36,38 30

2,00 2,30 H0 ditolak

Kelas

Kontrol 86,33 35,52 30

Berdasarkan tabel 4.10, tampak bahwa thitung lebih besar dari pada ttabel yaitu

2,30 > 2,00. Dengan hasil tersebut maka dapat dapat disimpulkan bahwa H0 yang

berbunyi “Tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio melalui kecenderungan komunikasi lisan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik melalui kecenderungan komunikasi tertulis pada tema 8 siswa kelas IV SD Negeri 5 Ubung”, ditolak dan Ha yang

menyatakan “Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio melalui kecenderungan komunikasi lisan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik melalui kecenderungan komunikasi tertulis pada tema 8 siswa kelas IV SD Negeri 5 Ubung”, diterima.

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri 5 Ubung pada tema 8. Dalam penelitian ini menggunakan dua kelas eksperimen yaitu kelas eksperimen A dan kelas eksperimen B. kelas IV A SD Negeri 5 Ubung digunakan sebagai kelas eksperimen A yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio menggunakan komunikasi lisan, sedangkan kelas IV B SD Negeri 5 ubung sebagai eksperimen B yang di belajarkan menggunakan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dengan komunikasi tertulis. Rerata hasil belajar kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan Saintifik berbasis asesmen portofolio dengan komunikasi lisan pada siswa kelas IV A SD Negeri 5 Ubung sebagai kelompok eksperimen A menjadi optimal yaitu sebesar 89,89. Hasil belajar PKn siswa kelas eksperimen A berada pada kategori

sangat baik dengan persentase 100%. Pembelajaran PKn siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dengan komunikasi lisan berlangsung optimal. Selama pembelajaran berlangsung siswa menjadi aktif, hal ini dikarenakan siswa belajar berkomunikasi secara lisan baik dalam

mengemukakan pendapat ataupun

menyampaikan hasil diskusi kelompoknya. Dalam pembelajaran, siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

diberikan dengan mengembangkan

pengetahuan dan ide yang dimiliki serta siswa belajar secara menyenangkan karena guru mengajak siswa belajar secara berkelompok juga menekankan pada siswa

aktif dalam bertanya maupun

berkomunikasi dengan temannya.

Diterapkannya pendekatan Saintifik berbasis asesmen portofolio dengan komunikasi lisan berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa karena siswa terlihat secara aktif berkomunikasi dengan temannya terkait materi yang dipelajari. Hasil belajar Pkn siswa kelas eksperimen B dengan menggunakan Pendekatan Saintifik berbasis asesmen portofiloi dengan komunikasi tertulis menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 100 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai adalah 100, sedangkan skor terendah yang dicapai siswa adalah 77 dari skor yang mungkin dicapai 0 dengan nilai rata-rata sebesar 86,33,

Berdasarkan uji-t diperoleh thitung > ttabel

berarti hipotesis yang menyebutkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio melalui kecenderungan komunikasi lisan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio melalui kecenderungan komunikasi tertulis pada tema 8 siswa kelas

(11)

IV SD Negeri 5 Ubung pada taraf signifikansi 5% diterima.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulakan rerata hasil belajar Pkn siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio melalui kecenderungan komunikasi lisan pada siswa kelas IV A SD Negeri 5 Ubung Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai kelompok eksperimen A sebesar 89,89. Hasil belajar Pkn siswa kelas eksperimen A dengan menggunakan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio melalui kecenderungan komunikasi lisan berada pada kategori sangat baik dengan persentase 100%.

Rerata hasil belajar Pkn siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio melalui kecenderungan komunikasi tertulis pada siswa kelas IV B SD Negeri 5 Ubung Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai kelompok Eksperimen B sebesar 86,33. Hasil belajar Pkn siswa kelas Eksperimen B dengan menggunakan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio melalui kecenderungan komunikasi tertulis berada pada kategori sangat baik dengan persentase 100%.

Dari perhitungan uji-t pada bab sebelumnya, diperoleh thitung = 2,30 dan ttabel

= 2,000. Kedua nilai tersebut dibandingkan maka diperoleh thitung > ttabel (2,30 >

2,000). Dari perbandingan ini maka H0

ditolak dan Ha diterima, yang artinya

Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio melalui kecenderungan komunikasi lisan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik melalui kecenderungan komunikasi tertulis pada tema 8 siswa kelas IV SD Negeri 5 Ubung. Hal tersebut menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio melalui kecenderungan komunikasi sangat berpengaruh bagi kelas eksperimen A dan kelas Eksperimen B.

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut (1) Bagi Guru penelitian menjadi acuan

dalam meningkatkan kinerjanya dalam merancang pembelajaran dengan tujuan memperoleh hasil belajar yang optimal. Kepada guru yang mengajar pada mata pelajaran Pkn siswa kelas IV pada khususnya disarankan untuk mampu mengembangkan inovasi pembelajaran dengan menerapkan strategi, pendekatan,

model, dan metode yang mampu

memberikan kontribusi yang baik terhadap hasil belajar siswa. Dengan penerapan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio melalui kecenderungan komunikasi lisan menjadi salah satu model yang dapat diterapkan guru dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Pkn. Guru yang inovatif adalah guru yang mampu mengembangkan diri untuk merubah paradigma pembelajaran yang membosankan menjadi menyenangkan. (2) Bagi Siswa dengan diterapkannya Pendekatan Saintifik pada mata pelajaran PKn, diharapkan siswa untuk aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran serta

mampu membangun pengetahuannya

sendiri untuk meningkatkan hasil belajar dalam pengembangan aspek kognitif yang dimiliki. Dari hal tersebut siswa menjadi mandiri dan percaya diri dalam mengikuti pembelajaran dan dalam segala hal yang terkait dengan aktifitas individu siswa.(3) Bagi Sekolah Penelitian ini menunjukan bahwa hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik lebih baik untuk mata pelajaran PKn pada siswa kelas IV khususnya. Diharapkan sekolah melaksanakan sosialisasi secara berkelanjutan mengenai inovasi-inovasi pembelajaran kepada guru-guru dalam membelajarkan siswa dengan tujuan perubahan paradigma proses pembelajaran di sekolah yang menunjang kredibelitas menjadi sekolah yang unggul dan inovatif.(4) Bagi Peneliti Bagi peneliti lain, untuk memperoleh hasil yang berbeda dan pada mata pelajaran yang berbeda peneliti menyarankan kepada peneliti lain untuk melakukan penelitian pada mata pelajaran dan pokok bahasan yang lebih beragam untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

(12)

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar – dasar

Evaluasi Pendidikan. Edisi 2 2013.

Jakarta: BumiAksara.

Burhan, Wirman. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan, Pancasila, dan

Undang – undang Dasar 1945.

Jakarta: Rajawali Pers.

Daryanto, 2014. Pendekatan Pembelajaran

Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta:

Gava Media.

Koyan. 2012. Statistik pendidikan Teknik

Analisis Data Kuantitatif. Singaraja:

Universitas Pendidikan Ganesha Pers.

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014.

Sukses Mengimplementasikan

Kurikulum 2013. Jakarta:Kata Pena.

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil

Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Sugiyono.2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA,

cv.

Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar dan

Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Winarsunu, Tulus. 2009. Statistik Dalam

Penilaian Psikologi danPendidikan.

Malang: Universitas Muhamadyah Malang.

Gambar

Tabel 4.9 Tabel Uji Homogenitas Varians

Referensi

Dokumen terkait

Adapun hipotesis penelitian yang diuji yaitu hipotesis alternatif menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA pada kelas yang dibelajarkan

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPA antara siswa yang dibelajarkan melalui model

(2) Usulan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dalam rangka pemberian fasilitas Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan kepada Menteri Keuangan

Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini, diperoleh hasil bahwa person organization fit berpengaruh terhadap kinerja pada karyawan PDAM Kabupaten Ponorogo. Dimana

Berbeda dengan Amerila Latin dan Karibia dimana anak gadis hampir semuanya terdaftar di sekolah dasar.Pada tahun 1950-1960 seorang tokoh bernama Esther Boserup

Rapat Koordinasi adalah forum evaluasi, perencanaan, dan pembentukan kesepakatan pelaksanaan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga, dipimpin oleh

dipergunakan, disamping database yang lama sudah baik. 2) SIA yang baru ini Web Based, sehingga dibutuhkan server dan client yang baik dan up to date dalam

Transaksi menggunakan teknologi Blockchain adalah peer-to-peer, dalam arti bahwa data (dapat berupa pesan, uang, atau informasi penting) dapat dipindahkan dari satu pengguna ke