• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sekilas Konservasi Lukisan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sekilas Konservasi Lukisan"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Sekilas

Konservasi Lukisan

Puji Yosep Subagiyo

Primastoria Studio

Taman Alamanda Blok BB2 No. 55-59, Bekasi 17510, Indonesia

Web: primastoria.net Email: primastoria@outlook.com

S

TORiA

PRiMA

(2)
(3)

Kata Pengantar

Konservator adalah orang yang mampu me-

lakukan pengamatan (kajian), berpikir analitik, dan

melakukan konservasi karya seni, artefak, relik,

dan benda lain dengan menggunakan metode atau

teknik yang benar. Sehingga seorang konservator

harus memiliki pengetahuan cukup tentang metode

dan teknik konservasi; serta dapat memilih dan

menerapkan bahan (materials) atau alat dalam

proses konservasi dengan baik. Nantinya, mereka

dapat pula mengkhususkan diri pada satu atau

lebih bidang konservasi, seperti: batu, logam, kayu, tekstil, lukisan, karya seni bermedia kertas, buku, (pita) film, pita

perekam suara, foto, atau benda lain bermedia komplek (campuran). Pengertian konservasi itu sendiri adalah suatu tindakan

yang bersifat kuratif – restoratif (penghambatan proses kerusakan dan perbaikannya) dan tindakan yang bersifat preventif

(pencegahan dari kemungkinan proses kerusakan).

Warisan budaya termasuk di dalamnya benda seni dan budaya di galeri atau

museum yang integral dengan sumber daya pengelolanya merupakan aset yang penting.

Kekayaan tersebut telah menjadi sasaran pokok pengelolaan (manajemen) dan objek

utama yang melahirkan kegiatan penting. Kegiatan penting itu adalah salah satunya

pelestarian; baik melalui pendataan (studi koleksi, proses kurasi, observasi, dll.) yang

menghasilkan artefaktual dokumen sebagai objek penelitian lanjutan

[1]

, atau konservasi

fisik aktuil yang mengupayakan kondisi fisik benda koleksi tetap lestari

[2]

.

“Sekilas Konservasi Lukisan” ini disusun berdasarkan pengalaman penulis lebih

dari 30 tahun dalam bidang konservasi, yang akan menjelaskan tentang:

Bekasi, Juli 2017

Puji Yosep Subagiyo

[1] Administrasi diartikan sebagai : 1). kegiatan yang meliputi: catat-mencatat, surat-menyurat, pembukuan ringan, ketik-mengetik, agenda, dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan; 2). seluruh proses kerja sama antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan dengan memanfaatkan sarana prasarana tertentu secara berdaya guna dan berhasil guna; 3). usaha dan kegiatan yang berkenaan dengan penyelenggaraan kebijaksanaan untuk mencapai tujuan; atau 4). cabang ilmu manajemen yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan perkantoran secara efisien, kapan, dan di mana pekerjaan itu harus dilakukan.

Tertib kelola dalam penyimpanan dan pameran lukisan juga ditunjukkan melalui kertas

kerja yang berkaitan dengan pendataan benda (Lembar Inventaris), survai kondisi benda

(Lembar Kondisi Lukisan) dan pengamatan benda secara teknis (Lembar Pengamatan

Lukisan).

Semoga dengan mengenal dan memahami dari uraian dalam “Sekilas Konservasi

Lukisan” ini akan mendapatkan pengetahuan dan gambaran tentang pekerjaan

konservasi lukisan secara utuh, sistematis dan terukur.

1). uraian tugas konservator;

2). 10 faktor kerusakan pada manajemen resiko;

3). observasi;

4). identifikasi;

5). uji (lab) bahan;

6). analisis (kerusakan);

7). konservasi (kuratif-restoratif-preventif).

[2] Teknik adalah : 1). cara (kepandaian dan sebagainya) membuat atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni; atau 2). metode atau sistem mengerjakan sesuatu.

[3] Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki yang melekat pada seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Manakala informasi dan data sekadar untuk mem- beritahukan atau bahkan menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan berkemampuan untuk mengarahkan tindakan. Ini lah yang disebut potensi untuk menindaki.

Skema Proses Observasi - Konservasi

Analisis

Observasi

Benda

2A

Kerusakan

2C

Konservasi (Perawatan dan Pengawetan)

4 1 3B

Uji Lab

3A

Persiapan

2 2B

Penyebab Kerusakan

[Lingkungan Mikro, dll.]

10 Faktor Kerusakan

?

08. Kesalahan Suhu 01. Tekanan Fisik 07. Cahaya dan UV 06. Polutan 05. Hama 03. Api 10. Disosiasi 04. Air 09. Kesalahan RH 02. Kriminal

hal. 01-05.

hal. 06,18-21

hal. 07-09,12-24.

hal. 08,09,17,24-26,33.

hal. 11,17.

hal. 10-11,16,17,18

hal. 07,15,22,23,27-32.

(4)
(5)

1. Kemampuan Dasar : Asisten Konservator dan Konservator 1 - 4.

Definisi:

Lingkup pekerjaan pada posisi kelompok ini meliputi konservasi karya seni (works of art), artifak, relik (benda peninggalan), dan benda lain yang merupakan bagian dari koleksi, dibawah pengawasan institusi (lembaga) konservasi. Ini meliputi penelitian dan pemberian saran bagi pengembangan standar (landasan) konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain. Ini juga termasuk pengawasan (supervisi) bagi karyawan yang terlibat (dipekerjakan) dalam lingkup tugas kerja konservasi.

Gambaran:

Pekerjaan konservator meliputi pengamatan karya seni, relik, atau benda lain untuk maksud pencegahan dari suatu proses kerusakan dan perlakuannya, serta perbaikannya (jika perlu). Konservator mengamati benda ini untuk ditempatkan pada ruang pamer dan penyimpanan dengan kondisi yang benar; serta perlindungan terhadap kemungkinan serangan serangga dan jamur. Konservator juga bertanggung jawab bagi pemasangan alat-alat yang standar bagi kebutuhan ruang pamer dan penyimpanan koleksi. Ia dituntut untuk memberikan jaminan secara maksimal pada pemeliharaan dan penanganan karya seni, relik, dan benda lain dalam proses peminjaman atau dalam pameran keliling (benda dalam perjalanan). Disamping ia juga memberikan saran kepada kurator dan desainer pameran (untuk menjaga kondisi ruangan yang benar), berikut pemasangan alat-alat bagi kebutuhan suatu pameran.

Walaupun kualifikasi pemberian kewenangan (mandat) tidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. Secara umum ini diperlukan bahwa pembuktian akan dapat ditunjukkan bagi yang memiliki kualifikasi tingkat ketiga (tertier), yang setara dengan disiplin ilmu yang terkait, seperti: sains konservasi, senirupa, atau ilmu bahan (materials

science). Konservator dengan kualifikasi tingkat terampil (mahir) sangat diperlukan untuk pekerjaan yang menuntut tingkat kesulitan tinggi. Tetapi pengetahuan teoritis dan praktis yang diperlukan bagi pekerjaan konservasi ini dapat juga diperoleh melalui kursus, diklat atau pelatihan dengan bimbingan khusus.

Pekerjaan konservator juga memerlukan wawasan (apresiasi) terhadap nilai kultural (budaya) untuk karya seni, relik dan benda lain yang akan dikonservasi. Konservator juga diharapkan mengetahui kapan suatu benda tertentu tidak dapat dikonservasi secara layak dalam suatu laboratorium konservasi lembaga yang memiliki benda yang akan dikonservasi; dan menganjurkan bagaimana sebaiknya benda tersebut ditangani.

Beberapa aspek kerja konservasi dapat memerlukan pengetahuan khusus dalam tahap analisis dan perlakuan pada kelompok benda tertentu, seperti: lukisan, tekstil, keramik, kaca, logam, kayu, buku, karya seni bermedia kertas, kertas lain pada umumnya, foto, dan pita perekam suara (tape magnetik).

Istilah-istilah yang digunakan:

Analisis adalah pengamatan suatu benda, barang, atau bahan untuk digunakan dalam perawatan atau perlakuan pada suatu benda, untuk mempertimbangkan komposisi dan/ atau kondisi pada bahan (materials) pembentuknya.

Konservasi meliputi identifikasi, pencegahan, penghambatan, penahanan (pemberhentian?) dan mengembalikan pengaruh- pengaruh kerusakan fisik pada (bahan pembentuk) karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain; serta mencakup semua

aspek pemeliharaan benda, yang meliputi: perbaikan, merekondisi, atau membuat kondisi yang sesuai terhadap benda rusak mendekati aslinya.

Lembaga Konservasi adalah sebuah lembaga atau badan yang memiliki tanggung-jawab dalam menangani, mengawasi, dan melaksanakan konservasi benda yang merupakan bagian daripada koleksi nasional secara profesional; atau yang memiliki tanggung-jawab lain dalam kaitannya dengan konservasi benda, seperti: pemberian saran dan asistansi (bantuan) tenaga ahli kepada badan/ lembaga- lembaga dalam pelaksanaan konservasi.

Koleksi nasional meliputi koleksi senirupa, sejarah, teknologi, etnografi, arkeologi, benda (dalam kajian ilmu) alam, perpustakaan dan arsip.

2. Kemampuan Khusus : a. Asisten Konservator.

Definisi:

Di bawah supervisi yang terus-menerus melaksanakan konservasi karya seni, artifak, relik dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah lembaga konservasi.

Gambaran:

Konservator pada tingkat ini, meliputi orang-orang yang hanya dengan bekal pengetahuan dan pengalaman yang terbatas. Pada awalnya, pekerjaan mereka diawasi secara ketat, tetapi dalam perkembangannya tingkat pengawasan- nya menjadi berkurang seiring dengan pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh. Mereka juga membantu staf konservasi lain dalam melaksanakan pekerjaan konservasi, dan jika memungkinkan juga membantu dalam pelaksanaan analisis dan penelitian (riset).

Uraian Tugas:

Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Asisten Konservator.

Melaksanakan pekerjaan konservasi secara terus- menerus pada karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) lembaga konservasi, seperti: • Pencucian, pelepasan bahan penguat (support/ back-up)

yang sudah tidak memenuhi syarat, dan menggantinya dengan bahan lain yang lebih cocok, seperti: perekat berupa film atau (cello) tape magnetik;

• Memperbaiki sobekan pada barang sablonan (prints), gambaran (drawing), dan dokumen arsip/ naskah (archival

documents), perlakuan penjilidan buku (book bindings),

melaksanakan prosedur penjilidan; dan penguatan kertas yang rusak dan rapuh;

• Penggandaan film dan bahan (pita) perekam suara ke standar arsip;

• Perlakuan benda logam dengan teknik stabilisasi, seperti: elektrolisis; dan

• Perlakuan konsolidasi (permukaan benda), perlakuan atau pengecatan ulang atau “tusir” (repainting/ inpainting) benda etnografi dan artifak.

• Pengawasan terhadap staf bawahan (asisten).

• Memberikan instruksi dalam penanganan dan pemelihara- an benda koleksi.

• Membantu program kerja pelatihan staf dalam pekerjaan konservasi, termasuk pengawasan siswa, peserta kursus/ diklat konservasi tingkat lanjut (mahir).

• Menyiapkan dan melengkapi catatan kondisi benda, (usulan) perlakuan konservasi, dan catatan teknis lain.

b. Konservator 1. Definisi:

Di bawah pengawasan yang tidak begitu ketat, orang ini mampu melaksanakan penelitian dan analisis; serta melakukan konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi dengan menggunakan metode/ teknik yang benar.

Gambaran:

Seseorang yang memiliki pengetahuan cukup tentang metode dan teknik konservasi; serta mampu memilih dan menerapkan bahan (materials) dalam proses konservasi secara benar. Mereka dapat pula mengkhususkan diri pada satu atau lebih bidang konservasi, seperti: lukisan jagrag (easel painting), karya seni bermedia kertas, buku, (pita) film, pita perekam suara, foto, logam, tekstil, atau benda lain bermedia komplek (campuran).

Konservator pada tingkat ini dapat diminta untuk mengawasi staf konservasi bawahan.

Uraian Tugas:

Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 1.

Melaksanakan penelitian dan analisis karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi untuk mempertimbangkan keadaan dan kebutuhan konservasinya.

Melaksanakan konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi dengan menggunakan metode dan teknik yang memadai; dan melaporkan pekerjaan konservasi yang di- lakukannya, seperti:

• Pembersihan (permukaan) lukisan; melaksanakan penguatan (supports); “tusir” (inpainting); dan konsolidasi terhadap cat yang terangkat (cracking) pada lukisan;

• Memperbaiki sobekan pada barang sablonan (prints), gambaran (drawing), dan dokumen arsip/ naskah (archival

documents), perlakuan penjilidan buku (book bindings),

melaksanakan prosedur penjilidan; dan penguatan kertas yang rusak dan rapuh;

• Penggandaan film dan bahan (pita) perekam suara ke standar arsip;

• Perlakuan benda logam dengan teknik stabilisasi, seperti: elektrolisis; dan

• Perlakuan konsolidasi (permukaan benda), perlakuan atau pengecatan ulang atau “tusir” (repainting/ inpainting) benda etnografi dan artifak.

• Pengawasan terhadap staf bawahan (pembantu).

• Memberikan instruksi didalam penanganan dan pe- meliharaan benda koleksi.

• Membantu program kerja pelatihan staf dalam pekerjaan konservasi, termasuk pengawasan siswa, peserta kursus/ diklat konservasi tingkat lanjut (mahir).

• Menyiapkan dan melengkapi lembar kondisi benda, (usulan) perlakuan konservasi, dan catatan teknis lain.

c. Konservator 2. Definisi:

Di bawah pengawasan yang terbatas, orang ini mampu mengarahkan pekerjaan kelompok yang diemban dalam pelaksanaan konservasi khusus karya seni, artifak, relik dan benda koleksi lain di laboratorium konservasi. Dalam kondisi yang sama, orang ini juga mampu melaksanakan penelitian

dan analisis; serta melakukan konservasi tingkat lanjut terhadap karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi dengan meng- gunakan metode/ teknik yang benar.

Gambaran:

Seseoramg yang memiliki pengetahuan, pengalaman dan kecakapan yang cukup, serta mampu menampilkan metode dan teknik konservasi. Disamping ia telah menunjuk- kan kompetensi kerja konservasi dan konsisten dengan tidak berpindah-pindah pekerjaan. Mereka secara umum dapat diminta untuk mengawasi staf bawahan/ asisten.

Konservator pada tingkat ini juga mampu mengarahkan pekerjaan kelompok staf. Mereka dapat juga melaksanakan penelitian dan analisis; serta melaksanakan pekerjaan konservasi.

Uraian Tugas:

Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 2.

• Merancang sebuah program kerja konservasi untuk sebuah kelompok;

• Mempertimbangkan peralatan dan permintaan sumber daya baru; serta pengonsepan rekomendasi bagi staf senior; • Menjamin penggunaan peralatan secara optimal; • Mengalokasikan tenaga didalam kelompok;

• (Bilamana perlu) membantu staf bawahan/ asisten; dan menunjukkan saran bagi staf pada institusi konservasi lain dalam aspek teknis konservasi;

Melaksanakan konservasi tingkat lanjut pada karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi, meliputi: pengembangan dan/ atau adaptasi metode atau teknik yang lebih baik. Sebagai contoh:

• Memperbaiki kerusakan pada kertas yang sangat rapuh; • Mengkonsolidasi secara ekstensif terhadap kerusakan atau

pengelupasan cat (cracking) pada lukisan;

• Melaksanakan kerja konservasi secara ekstensif atau pekerjaan “tusir” (inpainting) yang rumit pada lukisan; • Memperbaiki atau merestorasi koleksi yang sangat rentan

dan rumit, seperti: kelim renda (lace) dan peta kuno yang sangat rapuh;

• Perlakuan terhadap benda etnografi yang rapuh; • Merestorasi/ penjilidan buku; dan

• Memperbaiki tatakan (inlays) yang terbuat dari kayu, kulit [binatang] (leather), atau logam.

* Melaksanakan penelitian masalah konservasi, dan bilamana mungkin menerapkan hasil penelitian itu;

* Melaksanakan survai dan laporan bagi kebutuhan konservasi benda koleksi;

* Melatih staf dalam pekerjaan konservasi, termasuk supervisi terhadap siswa dari suatu program kursus atau diklat konservasi tingkat lanjut;

* Memberikan saran yang berkenaan dengan aktifitas kurasi (pengelolaan koleksi) dan staf lain yang berhubungan dengan penyimpanan, pemindahan koleksi, dan kebutuhan pada sebuah pameran koleksi;

* Memberikan saran dalam perawatan, perbaikan, dan re- habilitasi benda koleksi yang rusak dalam keadaan darurat, seperti: bencana banjir, kebakaran, gempa, dll. * Melaksanakan atau mengatur analisis instrumental

komplek dan interpretasinya;

* Mengarahkan program restorasi yang berhubungan dengan bidang kegitan konservasi.

...

Sumber : Prof. Dr. Colin Pearson (1990): “Establishment of A Conservator Classification Structure in Australia”, Los

Angeles, Getty Conservation Institute (GCI). Diterjemahkan oleh: Puji Yosep Subagiyo.

Uraian Tugas Konservator [Kemampuan Dasar & Khusus, As. Konservator - Konservator 1 - 4]

...

c. Konservator 3.

Definisi:

Di bawah pengawasan yang terbatas, konservator pada tingkatan ini mampu mengarahkan pekerjaan sebuah seksi konservasi pada laboratorium konservasi. Orang ini juga mampu melaksanakan penelitian dan analisis tingkat lanjut; serta melaksanakan konservasi terhadap karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi yang memerlukan tingkat inovasi dan kemahiran (skill) yang tinggi.

Gambaran:

Orang-orang pada tingkat ini memiliki pengalaman yang begitu memadai dalam bidang konservasi, dan karena pengetahuan konservasi yang sangat ditekuninya, maka orang ini dapat dikualifikasikan sebagai ahli dalam bidang konservasi.

Bagi orang yang memiliki pengetahuan mendekati kualifikasi tingkat lanjut (mahir) dalam disiplin ilmu yang berhubungan, seperti: sains konservasi, seni rupa, atau ilmu bahan (materials science) cukup berpengaruh pada unjuk-kerja konservasi pada tingkat ini.

Orang-orang ini dapat mengarahkan sebuah seksi, serta mampu melaksanakan penelitian, analisis; dan melaksana- kan pekerjaan konservasi.

Uraian Tugas:

Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 3.

• Merancang sebuah program kerja konservasi bagi seksi yang bersangkutan;

• Menjamin penggunaan sumber daya yang ada secara optimal;

• Mengakses dan membuat rekomendasi bagi kebutuhan peralatan baru dan sumber daya yang diperlukan;

• Mengalokasikan tenaga-kerja dalam seksi yang relevan; • Membantu (membina) staf bawahannya, bilamana perlu

dan

• Memberikan saran kepada staf institusi konservasi lain dalam aspek teknis konservasi, yang meliputi: konservasi, penyimpanan, pemindahan (transport), dan kebutuhan bagi pameran benda koleksi;

* Melaksanakan konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi yang memerlukan tingkat inovasi dan kemahiran yang tinggi, seperti: dengan melengkapi dan mengawasi penyelidikan masalah yang belum diketahui cara mengatasinya.

* Melaksanakan penelitian tingkat lanjut terhadap masalah konservasi yang lebih rumit; dan mengembangkan metode dan/ atau teknik baru, yang kemudian hasilnya dapat diterapkan.

Mengembangkan strategi kebijaksanaan untuk mengatasi bencana, seperti:

• Memberikan masukan pada masalah yang ada hubungan- nya dengan perawatan, perbaikan (recovery), dan re- habilitasi benda dalam bencana yang tak terduga, seperti: kebanjiran, kebakaran, gempa, dll.

• Pelatihan staf dalam teknik-teknik pengelolaan koleksi (kurasi) yang rusak.

d. Konservator 4. Definisi:

Dalam keterbatasan kebijaksanaan yang diberikan, konservator tingkat ini masih mampu merumuskan, meng- arahkan, dan mengendalikan program konservasi pada sebuah institusi/ lembaga yang besar.

Gambaran:

Ada gambaran umum pada “Catatan” di bawah, hanya

satu kedudukan (jabatan) dalam sebuah institusi yang besar. Orang pada tingkatan ini mampu memberikan saran dalam masalah konservasi kepada kepala (pimpinan tertinggi) pada lembaga yang bersangkutan. Mereka memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bidang konservasi lebih dari cukup memadai; dan dapat dikualifikasikan sebagai ahli konservasi.

Orang yang memiliki pengetahuan mendekati kualifikasi tingkat ahli dari disiplin ilmu yang relevan (linier), seperti:

sains konservasi, seni rupa, dan ilmu bahan (materials

science) sangat mempengaruhi dalam memberikan unjuk-

kerja konservator pada tingkat ini.

Uraian Tugas:

Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 4.

* Memberikan saran kepada kepala (pimpinan tertinggi lembaga yang bersangkutan) dan staf lembaga; bilamana perlu bagi lembaga atau badan-badan lain dalam kebutuhan konservasi benda koleksi.

* Merumuskan, mengarahkan, dan mengendalikan program konservasi pada sebuah lembaga besar.

* Memperlengkapi dan mengarahkan berbagai perangkat bagi program pengembangan staf konservasi.

Catatan:

Pada keadaan tertentu, sebuah kedudukan/ jabatan dapat diputuskan pada tingkatan ini, yang mana tidak harus bertanggung-jawab terhadap program konservasi pada sebuah institusi yang besar. Tetapi lingkup pekerjaan konservasi yang diberikan tetap merupakan sebuah kontribusi penting dan unik bagi program yang diemban oleh seorang

ahli konservasi berkualifikasi dan cukup dikenal secara internasional.

(6)

1. Kemampuan Dasar : Asisten Konservator dan Konservator 1 - 4.

Definisi:

Lingkup pekerjaan pada posisi kelompok ini meliputi konservasi karya seni (works of art), artifak, relik (benda peninggalan), dan benda lain yang merupakan bagian dari koleksi, dibawah pengawasan institusi (lembaga) konservasi. Ini meliputi penelitian dan pemberian saran bagi pengembangan standar (landasan) konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain. Ini juga termasuk pengawasan (supervisi) bagi karyawan yang terlibat (dipekerjakan) dalam lingkup tugas kerja konservasi.

Gambaran:

Pekerjaan konservator meliputi pengamatan karya seni, relik, atau benda lain untuk maksud pencegahan dari suatu proses kerusakan dan perlakuannya, serta perbaikannya (jika perlu). Konservator mengamati benda ini untuk ditempatkan pada ruang pamer dan penyimpanan dengan kondisi yang benar; serta perlindungan terhadap kemungkinan serangan serangga dan jamur. Konservator juga bertanggung jawab bagi pemasangan alat-alat yang standar bagi kebutuhan ruang pamer dan penyimpanan koleksi. Ia dituntut untuk memberikan jaminan secara maksimal pada pemeliharaan dan penanganan karya seni, relik, dan benda lain dalam proses peminjaman atau dalam pameran keliling (benda dalam perjalanan). Disamping ia juga memberikan saran kepada kurator dan desainer pameran (untuk menjaga kondisi ruangan yang benar), berikut pemasangan alat-alat bagi kebutuhan suatu pameran.

Walaupun kualifikasi pemberian kewenangan (mandat) tidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. Secara umum ini diperlukan bahwa pembuktian akan dapat ditunjukkan bagi yang memiliki kualifikasi tingkat ketiga (tertier), yang setara dengan disiplin ilmu yang terkait, seperti: sains konservasi, senirupa, atau ilmu bahan (materials

science). Konservator dengan kualifikasi tingkat terampil (mahir) sangat diperlukan untuk pekerjaan yang menuntut tingkat kesulitan tinggi. Tetapi pengetahuan teoritis dan praktis yang diperlukan bagi pekerjaan konservasi ini dapat juga diperoleh melalui kursus, diklat atau pelatihan dengan bimbingan khusus.

Pekerjaan konservator juga memerlukan wawasan (apresiasi) terhadap nilai kultural (budaya) untuk karya seni, relik dan benda lain yang akan dikonservasi. Konservator juga diharapkan mengetahui kapan suatu benda tertentu tidak dapat dikonservasi secara layak dalam suatu laboratorium konservasi lembaga yang memiliki benda yang akan dikonservasi; dan menganjurkan bagaimana sebaiknya benda tersebut ditangani.

Beberapa aspek kerja konservasi dapat memerlukan pengetahuan khusus dalam tahap analisis dan perlakuan pada kelompok benda tertentu, seperti: lukisan, tekstil, keramik, kaca, logam, kayu, buku, karya seni bermedia kertas, kertas lain pada umumnya, foto, dan pita perekam suara (tape magnetik).

Istilah-istilah yang digunakan:

Analisis adalah pengamatan suatu benda, barang, atau bahan untuk digunakan dalam perawatan atau perlakuan pada suatu benda, untuk mempertimbangkan komposisi dan/ atau kondisi pada bahan (materials) pembentuknya.

Konservasi meliputi identifikasi, pencegahan, penghambatan, penahanan (pemberhentian?) dan mengembalikan pengaruh- pengaruh kerusakan fisik pada (bahan pembentuk) karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain; serta mencakup semua

aspek pemeliharaan benda, yang meliputi: perbaikan, merekondisi, atau membuat kondisi yang sesuai terhadap benda rusak mendekati aslinya.

Lembaga Konservasi adalah sebuah lembaga atau badan yang memiliki tanggung-jawab dalam menangani, mengawasi, dan melaksanakan konservasi benda yang merupakan bagian daripada koleksi nasional secara profesional; atau yang memiliki tanggung-jawab lain dalam kaitannya dengan konservasi benda, seperti: pemberian saran dan asistansi (bantuan) tenaga ahli kepada badan/ lembaga- lembaga dalam pelaksanaan konservasi.

Koleksi nasional meliputi koleksi senirupa, sejarah, teknologi, etnografi, arkeologi, benda (dalam kajian ilmu) alam, perpustakaan dan arsip.

2. Kemampuan Khusus : a. Asisten Konservator.

Definisi:

Di bawah supervisi yang terus-menerus melaksanakan konservasi karya seni, artifak, relik dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah lembaga konservasi.

Gambaran:

Konservator pada tingkat ini, meliputi orang-orang yang hanya dengan bekal pengetahuan dan pengalaman yang terbatas. Pada awalnya, pekerjaan mereka diawasi secara ketat, tetapi dalam perkembangannya tingkat pengawasan- nya menjadi berkurang seiring dengan pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh. Mereka juga membantu staf konservasi lain dalam melaksanakan pekerjaan konservasi, dan jika memungkinkan juga membantu dalam pelaksanaan analisis dan penelitian (riset).

Uraian Tugas:

Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Asisten Konservator.

Melaksanakan pekerjaan konservasi secara terus- menerus pada karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) lembaga konservasi, seperti: • Pencucian, pelepasan bahan penguat (support/ back-up)

yang sudah tidak memenuhi syarat, dan menggantinya dengan bahan lain yang lebih cocok, seperti: perekat berupa film atau (cello) tape magnetik;

• Memperbaiki sobekan pada barang sablonan (prints), gambaran (drawing), dan dokumen arsip/ naskah (archival

documents), perlakuan penjilidan buku (book bindings),

melaksanakan prosedur penjilidan; dan penguatan kertas yang rusak dan rapuh;

• Penggandaan film dan bahan (pita) perekam suara ke standar arsip;

• Perlakuan benda logam dengan teknik stabilisasi, seperti: elektrolisis; dan

• Perlakuan konsolidasi (permukaan benda), perlakuan atau pengecatan ulang atau “tusir” (repainting/ inpainting) benda etnografi dan artifak.

• Pengawasan terhadap staf bawahan (asisten).

• Memberikan instruksi dalam penanganan dan pemelihara- an benda koleksi.

• Membantu program kerja pelatihan staf dalam pekerjaan konservasi, termasuk pengawasan siswa, peserta kursus/ diklat konservasi tingkat lanjut (mahir).

• Menyiapkan dan melengkapi catatan kondisi benda, (usulan) perlakuan konservasi, dan catatan teknis lain.

b. Konservator 1. Definisi:

Di bawah pengawasan yang tidak begitu ketat, orang ini mampu melaksanakan penelitian dan analisis; serta melakukan konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi dengan menggunakan metode/ teknik yang benar.

Gambaran:

Seseorang yang memiliki pengetahuan cukup tentang metode dan teknik konservasi; serta mampu memilih dan menerapkan bahan (materials) dalam proses konservasi secara benar. Mereka dapat pula mengkhususkan diri pada satu atau lebih bidang konservasi, seperti: lukisan jagrag (easel painting), karya seni bermedia kertas, buku, (pita) film, pita perekam suara, foto, logam, tekstil, atau benda lain bermedia komplek (campuran).

Konservator pada tingkat ini dapat diminta untuk mengawasi staf konservasi bawahan.

Uraian Tugas:

Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 1.

Melaksanakan penelitian dan analisis karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi untuk mempertimbangkan keadaan dan kebutuhan konservasinya.

Melaksanakan konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi dengan menggunakan metode dan teknik yang memadai; dan melaporkan pekerjaan konservasi yang di- lakukannya, seperti:

• Pembersihan (permukaan) lukisan; melaksanakan penguatan (supports); “tusir” (inpainting); dan konsolidasi terhadap cat yang terangkat (cracking) pada lukisan;

• Memperbaiki sobekan pada barang sablonan (prints), gambaran (drawing), dan dokumen arsip/ naskah (archival

documents), perlakuan penjilidan buku (book bindings),

melaksanakan prosedur penjilidan; dan penguatan kertas yang rusak dan rapuh;

• Penggandaan film dan bahan (pita) perekam suara ke standar arsip;

• Perlakuan benda logam dengan teknik stabilisasi, seperti: elektrolisis; dan

• Perlakuan konsolidasi (permukaan benda), perlakuan atau pengecatan ulang atau “tusir” (repainting/ inpainting) benda etnografi dan artifak.

• Pengawasan terhadap staf bawahan (pembantu).

• Memberikan instruksi didalam penanganan dan pe- meliharaan benda koleksi.

• Membantu program kerja pelatihan staf dalam pekerjaan konservasi, termasuk pengawasan siswa, peserta kursus/ diklat konservasi tingkat lanjut (mahir).

• Menyiapkan dan melengkapi lembar kondisi benda, (usulan) perlakuan konservasi, dan catatan teknis lain.

c. Konservator 2. Definisi:

Di bawah pengawasan yang terbatas, orang ini mampu mengarahkan pekerjaan kelompok yang diemban dalam pelaksanaan konservasi khusus karya seni, artifak, relik dan benda koleksi lain di laboratorium konservasi. Dalam kondisi yang sama, orang ini juga mampu melaksanakan penelitian

dan analisis; serta melakukan konservasi tingkat lanjut terhadap karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi dengan meng- gunakan metode/ teknik yang benar.

Gambaran:

Seseoramg yang memiliki pengetahuan, pengalaman dan kecakapan yang cukup, serta mampu menampilkan metode dan teknik konservasi. Disamping ia telah menunjuk- kan kompetensi kerja konservasi dan konsisten dengan tidak berpindah-pindah pekerjaan. Mereka secara umum dapat diminta untuk mengawasi staf bawahan/ asisten.

Konservator pada tingkat ini juga mampu mengarahkan pekerjaan kelompok staf. Mereka dapat juga melaksanakan penelitian dan analisis; serta melaksanakan pekerjaan konservasi.

Uraian Tugas:

Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 2.

• Merancang sebuah program kerja konservasi untuk sebuah kelompok;

• Mempertimbangkan peralatan dan permintaan sumber daya baru; serta pengonsepan rekomendasi bagi staf senior; • Menjamin penggunaan peralatan secara optimal; • Mengalokasikan tenaga didalam kelompok;

• (Bilamana perlu) membantu staf bawahan/ asisten; dan menunjukkan saran bagi staf pada institusi konservasi lain dalam aspek teknis konservasi;

Melaksanakan konservasi tingkat lanjut pada karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi, meliputi: pengembangan dan/ atau adaptasi metode atau teknik yang lebih baik. Sebagai contoh:

• Memperbaiki kerusakan pada kertas yang sangat rapuh; • Mengkonsolidasi secara ekstensif terhadap kerusakan atau

pengelupasan cat (cracking) pada lukisan;

• Melaksanakan kerja konservasi secara ekstensif atau pekerjaan “tusir” (inpainting) yang rumit pada lukisan; • Memperbaiki atau merestorasi koleksi yang sangat rentan

dan rumit, seperti: kelim renda (lace) dan peta kuno yang sangat rapuh;

• Perlakuan terhadap benda etnografi yang rapuh; • Merestorasi/ penjilidan buku; dan

• Memperbaiki tatakan (inlays) yang terbuat dari kayu, kulit [binatang] (leather), atau logam.

* Melaksanakan penelitian masalah konservasi, dan bilamana mungkin menerapkan hasil penelitian itu;

* Melaksanakan survai dan laporan bagi kebutuhan konservasi benda koleksi;

* Melatih staf dalam pekerjaan konservasi, termasuk supervisi terhadap siswa dari suatu program kursus atau diklat konservasi tingkat lanjut;

* Memberikan saran yang berkenaan dengan aktifitas kurasi (pengelolaan koleksi) dan staf lain yang berhubungan dengan penyimpanan, pemindahan koleksi, dan kebutuhan pada sebuah pameran koleksi;

* Memberikan saran dalam perawatan, perbaikan, dan re- habilitasi benda koleksi yang rusak dalam keadaan darurat, seperti: bencana banjir, kebakaran, gempa, dll. * Melaksanakan atau mengatur analisis instrumental

komplek dan interpretasinya;

* Mengarahkan program restorasi yang berhubungan dengan bidang kegitan konservasi.

c. Konservator 3. Definisi:

Di bawah pengawasan yang terbatas, konservator pada tingkatan ini mampu mengarahkan pekerjaan sebuah seksi konservasi pada laboratorium konservasi. Orang ini juga mampu melaksanakan penelitian dan analisis tingkat lanjut; serta melaksanakan konservasi terhadap karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi yang memerlukan tingkat inovasi dan kemahiran (skill) yang tinggi.

Gambaran:

Orang-orang pada tingkat ini memiliki pengalaman yang begitu memadai dalam bidang konservasi, dan karena pengetahuan konservasi yang sangat ditekuninya, maka orang ini dapat dikualifikasikan sebagai ahli dalam bidang konservasi.

Bagi orang yang memiliki pengetahuan mendekati kualifikasi tingkat lanjut (mahir) dalam disiplin ilmu yang berhubungan, seperti: sains konservasi, seni rupa, atau ilmu bahan (materials science) cukup berpengaruh pada unjuk-kerja konservasi pada tingkat ini.

Orang-orang ini dapat mengarahkan sebuah seksi, serta mampu melaksanakan penelitian, analisis; dan melaksana- kan pekerjaan konservasi.

Uraian Tugas:

Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 3.

• Merancang sebuah program kerja konservasi bagi seksi yang bersangkutan;

• Menjamin penggunaan sumber daya yang ada secara optimal;

• Mengakses dan membuat rekomendasi bagi kebutuhan peralatan baru dan sumber daya yang diperlukan;

• Mengalokasikan tenaga-kerja dalam seksi yang relevan; • Membantu (membina) staf bawahannya, bilamana perlu

dan

• Memberikan saran kepada staf institusi konservasi lain dalam aspek teknis konservasi, yang meliputi: konservasi, penyimpanan, pemindahan (transport), dan kebutuhan bagi pameran benda koleksi;

* Melaksanakan konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi yang memerlukan tingkat inovasi dan kemahiran yang tinggi, seperti: dengan melengkapi dan mengawasi penyelidikan masalah yang belum diketahui cara mengatasinya.

* Melaksanakan penelitian tingkat lanjut terhadap masalah konservasi yang lebih rumit; dan mengembangkan metode dan/ atau teknik baru, yang kemudian hasilnya dapat diterapkan.

Mengembangkan strategi kebijaksanaan untuk mengatasi bencana, seperti:

• Memberikan masukan pada masalah yang ada hubungan- nya dengan perawatan, perbaikan (recovery), dan re- habilitasi benda dalam bencana yang tak terduga, seperti: kebanjiran, kebakaran, gempa, dll.

• Pelatihan staf dalam teknik-teknik pengelolaan koleksi (kurasi) yang rusak.

d. Konservator 4. Definisi:

Dalam keterbatasan kebijaksanaan yang diberikan, konservator tingkat ini masih mampu merumuskan, meng- arahkan, dan mengendalikan program konservasi pada sebuah institusi/ lembaga yang besar.

Gambaran:

Ada gambaran umum pada “Catatan” di bawah, hanya

satu kedudukan (jabatan) dalam sebuah institusi yang besar. Orang pada tingkatan ini mampu memberikan saran dalam masalah konservasi kepada kepala (pimpinan tertinggi) pada lembaga yang bersangkutan. Mereka memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bidang konservasi lebih dari cukup memadai; dan dapat dikualifikasikan sebagai ahli konservasi.

Orang yang memiliki pengetahuan mendekati kualifikasi tingkat ahli dari disiplin ilmu yang relevan (linier), seperti:

sains konservasi, seni rupa, dan ilmu bahan (materials

science) sangat mempengaruhi dalam memberikan unjuk-

kerja konservator pada tingkat ini.

Uraian Tugas:

Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 4.

* Memberikan saran kepada kepala (pimpinan tertinggi lembaga yang bersangkutan) dan staf lembaga; bilamana perlu bagi lembaga atau badan-badan lain dalam kebutuhan konservasi benda koleksi.

* Merumuskan, mengarahkan, dan mengendalikan program konservasi pada sebuah lembaga besar.

* Memperlengkapi dan mengarahkan berbagai perangkat bagi program pengembangan staf konservasi.

Catatan:

Pada keadaan tertentu, sebuah kedudukan/ jabatan dapat diputuskan pada tingkatan ini, yang mana tidak harus bertanggung-jawab terhadap program konservasi pada sebuah institusi yang besar. Tetapi lingkup pekerjaan konservasi yang diberikan tetap merupakan sebuah kontribusi penting dan unik bagi program yang diemban oleh seorang

ahli konservasi berkualifikasi dan cukup dikenal secara internasional.

(7)

1. Kemampuan Dasar : Asisten Konservator dan Konservator 1 - 4.

Definisi:

Lingkup pekerjaan pada posisi kelompok ini meliputi konservasi karya seni (works of art), artifak, relik (benda peninggalan), dan benda lain yang merupakan bagian dari koleksi, dibawah pengawasan institusi (lembaga) konservasi. Ini meliputi penelitian dan pemberian saran bagi pengembangan standar (landasan) konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain. Ini juga termasuk pengawasan (supervisi) bagi karyawan yang terlibat (dipekerjakan) dalam lingkup tugas kerja konservasi.

Gambaran:

Pekerjaan konservator meliputi pengamatan karya seni, relik, atau benda lain untuk maksud pencegahan dari suatu proses kerusakan dan perlakuannya, serta perbaikannya (jika perlu). Konservator mengamati benda ini untuk ditempatkan pada ruang pamer dan penyimpanan dengan kondisi yang benar; serta perlindungan terhadap kemungkinan serangan serangga dan jamur. Konservator juga bertanggung jawab bagi pemasangan alat-alat yang standar bagi kebutuhan ruang pamer dan penyimpanan koleksi. Ia dituntut untuk memberikan jaminan secara maksimal pada pemeliharaan dan penanganan karya seni, relik, dan benda lain dalam proses peminjaman atau dalam pameran keliling (benda dalam perjalanan). Disamping ia juga memberikan saran kepada kurator dan desainer pameran (untuk menjaga kondisi ruangan yang benar), berikut pemasangan alat-alat bagi kebutuhan suatu pameran.

Walaupun kualifikasi pemberian kewenangan (mandat) tidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. Secara umum ini diperlukan bahwa pembuktian akan dapat ditunjukkan bagi yang memiliki kualifikasi tingkat ketiga (tertier), yang setara dengan disiplin ilmu yang terkait, seperti: sains konservasi, senirupa, atau ilmu bahan (materials

science). Konservator dengan kualifikasi tingkat terampil (mahir) sangat diperlukan untuk pekerjaan yang menuntut tingkat kesulitan tinggi. Tetapi pengetahuan teoritis dan praktis yang diperlukan bagi pekerjaan konservasi ini dapat juga diperoleh melalui kursus, diklat atau pelatihan dengan bimbingan khusus.

Pekerjaan konservator juga memerlukan wawasan (apresiasi) terhadap nilai kultural (budaya) untuk karya seni, relik dan benda lain yang akan dikonservasi. Konservator juga diharapkan mengetahui kapan suatu benda tertentu tidak dapat dikonservasi secara layak dalam suatu laboratorium konservasi lembaga yang memiliki benda yang akan dikonservasi; dan menganjurkan bagaimana sebaiknya benda tersebut ditangani.

Beberapa aspek kerja konservasi dapat memerlukan pengetahuan khusus dalam tahap analisis dan perlakuan pada kelompok benda tertentu, seperti: lukisan, tekstil, keramik, kaca, logam, kayu, buku, karya seni bermedia kertas, kertas lain pada umumnya, foto, dan pita perekam suara (tape magnetik).

Istilah-istilah yang digunakan:

Analisis adalah pengamatan suatu benda, barang, atau bahan untuk digunakan dalam perawatan atau perlakuan pada suatu benda, untuk mempertimbangkan komposisi dan/ atau kondisi pada bahan (materials) pembentuknya.

Konservasi meliputi identifikasi, pencegahan, penghambatan, penahanan (pemberhentian?) dan mengembalikan pengaruh- pengaruh kerusakan fisik pada (bahan pembentuk) karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain; serta mencakup semua

aspek pemeliharaan benda, yang meliputi: perbaikan, merekondisi, atau membuat kondisi yang sesuai terhadap benda rusak mendekati aslinya.

Lembaga Konservasi adalah sebuah lembaga atau badan yang memiliki tanggung-jawab dalam menangani, mengawasi, dan melaksanakan konservasi benda yang merupakan bagian daripada koleksi nasional secara profesional; atau yang memiliki tanggung-jawab lain dalam kaitannya dengan konservasi benda, seperti: pemberian saran dan asistansi (bantuan) tenaga ahli kepada badan/ lembaga- lembaga dalam pelaksanaan konservasi.

Koleksi nasional meliputi koleksi senirupa, sejarah, teknologi, etnografi, arkeologi, benda (dalam kajian ilmu) alam, perpustakaan dan arsip.

2. Kemampuan Khusus : a. Asisten Konservator.

Definisi:

Di bawah supervisi yang terus-menerus melaksanakan konservasi karya seni, artifak, relik dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah lembaga konservasi.

Gambaran:

Konservator pada tingkat ini, meliputi orang-orang yang hanya dengan bekal pengetahuan dan pengalaman yang terbatas. Pada awalnya, pekerjaan mereka diawasi secara ketat, tetapi dalam perkembangannya tingkat pengawasan- nya menjadi berkurang seiring dengan pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh. Mereka juga membantu staf konservasi lain dalam melaksanakan pekerjaan konservasi, dan jika memungkinkan juga membantu dalam pelaksanaan analisis dan penelitian (riset).

Uraian Tugas:

Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Asisten Konservator.

Melaksanakan pekerjaan konservasi secara terus- menerus pada karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) lembaga konservasi, seperti: • Pencucian, pelepasan bahan penguat (support/ back-up)

yang sudah tidak memenuhi syarat, dan menggantinya dengan bahan lain yang lebih cocok, seperti: perekat berupa film atau (cello) tape magnetik;

• Memperbaiki sobekan pada barang sablonan (prints), gambaran (drawing), dan dokumen arsip/ naskah (archival

documents), perlakuan penjilidan buku (book bindings),

melaksanakan prosedur penjilidan; dan penguatan kertas yang rusak dan rapuh;

• Penggandaan film dan bahan (pita) perekam suara ke standar arsip;

• Perlakuan benda logam dengan teknik stabilisasi, seperti: elektrolisis; dan

• Perlakuan konsolidasi (permukaan benda), perlakuan atau pengecatan ulang atau “tusir” (repainting/ inpainting) benda etnografi dan artifak.

• Pengawasan terhadap staf bawahan (asisten).

• Memberikan instruksi dalam penanganan dan pemelihara- an benda koleksi.

• Membantu program kerja pelatihan staf dalam pekerjaan konservasi, termasuk pengawasan siswa, peserta kursus/ diklat konservasi tingkat lanjut (mahir).

• Menyiapkan dan melengkapi catatan kondisi benda, (usulan) perlakuan konservasi, dan catatan teknis lain.

b. Konservator 1. Definisi:

Di bawah pengawasan yang tidak begitu ketat, orang ini mampu melaksanakan penelitian dan analisis; serta melakukan konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi dengan menggunakan metode/ teknik yang benar.

Gambaran:

Seseorang yang memiliki pengetahuan cukup tentang metode dan teknik konservasi; serta mampu memilih dan menerapkan bahan (materials) dalam proses konservasi secara benar. Mereka dapat pula mengkhususkan diri pada satu atau lebih bidang konservasi, seperti: lukisan jagrag (easel painting), karya seni bermedia kertas, buku, (pita) film, pita perekam suara, foto, logam, tekstil, atau benda lain bermedia komplek (campuran).

Konservator pada tingkat ini dapat diminta untuk mengawasi staf konservasi bawahan.

Uraian Tugas:

Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 1.

Melaksanakan penelitian dan analisis karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi untuk mempertimbangkan keadaan dan kebutuhan konservasinya.

Melaksanakan konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi dengan menggunakan metode dan teknik yang memadai; dan melaporkan pekerjaan konservasi yang di- lakukannya, seperti:

• Pembersihan (permukaan) lukisan; melaksanakan penguatan (supports); “tusir” (inpainting); dan konsolidasi terhadap cat yang terangkat (cracking) pada lukisan;

• Memperbaiki sobekan pada barang sablonan (prints), gambaran (drawing), dan dokumen arsip/ naskah (archival

documents), perlakuan penjilidan buku (book bindings),

melaksanakan prosedur penjilidan; dan penguatan kertas yang rusak dan rapuh;

• Penggandaan film dan bahan (pita) perekam suara ke standar arsip;

• Perlakuan benda logam dengan teknik stabilisasi, seperti: elektrolisis; dan

• Perlakuan konsolidasi (permukaan benda), perlakuan atau pengecatan ulang atau “tusir” (repainting/ inpainting) benda etnografi dan artifak.

• Pengawasan terhadap staf bawahan (pembantu).

• Memberikan instruksi didalam penanganan dan pe- meliharaan benda koleksi.

• Membantu program kerja pelatihan staf dalam pekerjaan konservasi, termasuk pengawasan siswa, peserta kursus/ diklat konservasi tingkat lanjut (mahir).

• Menyiapkan dan melengkapi lembar kondisi benda, (usulan) perlakuan konservasi, dan catatan teknis lain.

c. Konservator 2. Definisi:

Di bawah pengawasan yang terbatas, orang ini mampu mengarahkan pekerjaan kelompok yang diemban dalam pelaksanaan konservasi khusus karya seni, artifak, relik dan benda koleksi lain di laboratorium konservasi. Dalam kondisi yang sama, orang ini juga mampu melaksanakan penelitian

dan analisis; serta melakukan konservasi tingkat lanjut terhadap karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi dengan meng- gunakan metode/ teknik yang benar.

Gambaran:

Seseoramg yang memiliki pengetahuan, pengalaman dan kecakapan yang cukup, serta mampu menampilkan metode dan teknik konservasi. Disamping ia telah menunjuk- kan kompetensi kerja konservasi dan konsisten dengan tidak berpindah-pindah pekerjaan. Mereka secara umum dapat diminta untuk mengawasi staf bawahan/ asisten.

Konservator pada tingkat ini juga mampu mengarahkan pekerjaan kelompok staf. Mereka dapat juga melaksanakan penelitian dan analisis; serta melaksanakan pekerjaan konservasi.

Uraian Tugas:

Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 2.

• Merancang sebuah program kerja konservasi untuk sebuah kelompok;

• Mempertimbangkan peralatan dan permintaan sumber daya baru; serta pengonsepan rekomendasi bagi staf senior; • Menjamin penggunaan peralatan secara optimal; • Mengalokasikan tenaga didalam kelompok;

• (Bilamana perlu) membantu staf bawahan/ asisten; dan menunjukkan saran bagi staf pada institusi konservasi lain dalam aspek teknis konservasi;

Melaksanakan konservasi tingkat lanjut pada karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi, meliputi: pengembangan dan/ atau adaptasi metode atau teknik yang lebih baik. Sebagai contoh:

• Memperbaiki kerusakan pada kertas yang sangat rapuh; • Mengkonsolidasi secara ekstensif terhadap kerusakan atau

pengelupasan cat (cracking) pada lukisan;

• Melaksanakan kerja konservasi secara ekstensif atau pekerjaan “tusir” (inpainting) yang rumit pada lukisan; • Memperbaiki atau merestorasi koleksi yang sangat rentan

dan rumit, seperti: kelim renda (lace) dan peta kuno yang sangat rapuh;

• Perlakuan terhadap benda etnografi yang rapuh; • Merestorasi/ penjilidan buku; dan

• Memperbaiki tatakan (inlays) yang terbuat dari kayu, kulit [binatang] (leather), atau logam.

* Melaksanakan penelitian masalah konservasi, dan bilamana mungkin menerapkan hasil penelitian itu;

* Melaksanakan survai dan laporan bagi kebutuhan konservasi benda koleksi;

* Melatih staf dalam pekerjaan konservasi, termasuk supervisi terhadap siswa dari suatu program kursus atau diklat konservasi tingkat lanjut;

* Memberikan saran yang berkenaan dengan aktifitas kurasi (pengelolaan koleksi) dan staf lain yang berhubungan dengan penyimpanan, pemindahan koleksi, dan kebutuhan pada sebuah pameran koleksi;

* Memberikan saran dalam perawatan, perbaikan, dan re- habilitasi benda koleksi yang rusak dalam keadaan darurat, seperti: bencana banjir, kebakaran, gempa, dll. * Melaksanakan atau mengatur analisis instrumental

komplek dan interpretasinya;

* Mengarahkan program restorasi yang berhubungan dengan bidang kegitan konservasi.

c. Konservator 3. Definisi:

Di bawah pengawasan yang terbatas, konservator pada tingkatan ini mampu mengarahkan pekerjaan sebuah seksi konservasi pada laboratorium konservasi. Orang ini juga mampu melaksanakan penelitian dan analisis tingkat lanjut; serta melaksanakan konservasi terhadap karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi yang memerlukan tingkat inovasi dan kemahiran (skill) yang tinggi.

Gambaran:

Orang-orang pada tingkat ini memiliki pengalaman yang begitu memadai dalam bidang konservasi, dan karena pengetahuan konservasi yang sangat ditekuninya, maka orang ini dapat dikualifikasikan sebagai ahli dalam bidang konservasi.

Bagi orang yang memiliki pengetahuan mendekati kualifikasi tingkat lanjut (mahir) dalam disiplin ilmu yang berhubungan, seperti: sains konservasi, seni rupa, atau ilmu bahan (materials science) cukup berpengaruh pada unjuk-kerja konservasi pada tingkat ini.

Orang-orang ini dapat mengarahkan sebuah seksi, serta mampu melaksanakan penelitian, analisis; dan melaksana- kan pekerjaan konservasi.

Uraian Tugas:

Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 3.

• Merancang sebuah program kerja konservasi bagi seksi yang bersangkutan;

• Menjamin penggunaan sumber daya yang ada secara optimal;

• Mengakses dan membuat rekomendasi bagi kebutuhan peralatan baru dan sumber daya yang diperlukan;

• Mengalokasikan tenaga-kerja dalam seksi yang relevan; • Membantu (membina) staf bawahannya, bilamana perlu

dan

• Memberikan saran kepada staf institusi konservasi lain dalam aspek teknis konservasi, yang meliputi: konservasi, penyimpanan, pemindahan (transport), dan kebutuhan bagi pameran benda koleksi;

* Melaksanakan konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi yang memerlukan tingkat inovasi dan kemahiran yang tinggi, seperti: dengan melengkapi dan mengawasi penyelidikan masalah yang belum diketahui cara mengatasinya.

* Melaksanakan penelitian tingkat lanjut terhadap masalah konservasi yang lebih rumit; dan mengembangkan metode dan/ atau teknik baru, yang kemudian hasilnya dapat diterapkan.

Mengembangkan strategi kebijaksanaan untuk mengatasi bencana, seperti:

• Memberikan masukan pada masalah yang ada hubungan- nya dengan perawatan, perbaikan (recovery), dan re- habilitasi benda dalam bencana yang tak terduga, seperti: kebanjiran, kebakaran, gempa, dll.

• Pelatihan staf dalam teknik-teknik pengelolaan koleksi (kurasi) yang rusak.

d. Konservator 4. Definisi:

Dalam keterbatasan kebijaksanaan yang diberikan, konservator tingkat ini masih mampu merumuskan, meng- arahkan, dan mengendalikan program konservasi pada sebuah institusi/ lembaga yang besar.

Gambaran:

Ada gambaran umum pada “Catatan” di bawah, hanya

satu kedudukan (jabatan) dalam sebuah institusi yang besar. Orang pada tingkatan ini mampu memberikan saran dalam masalah konservasi kepada kepala (pimpinan tertinggi) pada lembaga yang bersangkutan. Mereka memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bidang konservasi lebih dari cukup memadai; dan dapat dikualifikasikan sebagai ahli konservasi.

Orang yang memiliki pengetahuan mendekati kualifikasi tingkat ahli dari disiplin ilmu yang relevan (linier), seperti:

sains konservasi, seni rupa, dan ilmu bahan (materials

science) sangat mempengaruhi dalam memberikan unjuk-

kerja konservator pada tingkat ini.

Uraian Tugas:

Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 4.

* Memberikan saran kepada kepala (pimpinan tertinggi lembaga yang bersangkutan) dan staf lembaga; bilamana perlu bagi lembaga atau badan-badan lain dalam kebutuhan konservasi benda koleksi.

* Merumuskan, mengarahkan, dan mengendalikan program konservasi pada sebuah lembaga besar.

* Memperlengkapi dan mengarahkan berbagai perangkat bagi program pengembangan staf konservasi.

Catatan:

Pada keadaan tertentu, sebuah kedudukan/ jabatan dapat diputuskan pada tingkatan ini, yang mana tidak harus bertanggung-jawab terhadap program konservasi pada sebuah institusi yang besar. Tetapi lingkup pekerjaan konservasi yang diberikan tetap merupakan sebuah kontribusi penting dan unik bagi program yang diemban oleh seorang

ahli konservasi berkualifikasi dan cukup dikenal secara internasional.

1. UU CAGAR BUDAYA (UU No. 11 Tahun 2010);

2. PP No. 66 Tahun 2015 tentang

MUSEUM;

3. KAMUS JABATAN FUNGSIONAL PNS

(Perka BKN No. 3 Tahun 2013);

4. ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMDIKBUD

(Permendikbud RI No. 01 Tahun 2012);

5. ORGANISASI & TATA KERJA MUSEUM NASIONAL

(Permendikbud RI No. 48 Tahun 2012);

6. RINCIAN TUGAS MUSEUM NASIONAL

(Permendikbud RI No. 27 Tahun 2013); 7. URAIAN JABATAN DI LINGKUNGAN KEMDIKBUD

(Permendikbud RI No. 8 Tahun 2015).

Landasan/ Dasar Hukum Konservasi :

(8)

Menganalisis data dan mengidentifikasi masalah kondisi koleksi serta melakukan observasi, perawatan dan

pengawetan koleksi benda bernilai budaya berskala nasional

sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang

berlaku dalam rangka pelestarian koleksi di ...

A. Ikhtisar Jabatan Konservator

Per = Perencanaan; BK = Berpikir Konseptual; BA = Berpikir Analitis; BpK = Berorientasi pada Kualitas;

PI = Pencarian Informasi; KtO = Komitmen terhadap Organisasi.

Penjelasan Kode Identifikasi Kompetensi [

Key Performance Indicators (KPI)

]

1. Menyiapkan bahan rencana kerja seksi sesuai dengan program kerja Bidang

Perawatan dan Pengawetan dan hasil evaluasi pelaksanaan tugas tahun sebelumnya

sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

2. Menyusun instrumen pengumpulan dan pengolahan data observasi, perawatan dan

pengawetan koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai dengan program kerja

Bidang Perawatan dan Pengawetan sebagai panduan pelaksanaan tugas;

3. Menganalisis data hasil kegiatan observasi, perawatan dan pengawetan

sesuai

prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mengetahui permasalahan;

4. Mengidentifikasi masalah kondisi koleksi benda bernilai budaya berskala nasional

sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mengetahui pemecahannya;

5. Menyiapkan bahan dalam pembuatan konsep penanganan masalah kondisi koleksi

benda bernilai budaya berskala nasional

sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku

untuk memecahkan masalah dan peningkatan kinerja;

6. Menyiapkan bahan dalam pembuatan materi/ naskah pengkajian perawatan dan

pengawetan koleksi benda bernilai budaya berskala nasional

sesuai prosedur dan

ketentuan yang berlaku dalam rangka penetapan perawatan dan pengawetan koleksi;

7. Melakukan

uji laboratorium tentang jenis dan proses kerusakan/ pelapukan koleksi

benda bernilai budaya berskala nasional

sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku

untuk mengetahui karakteristik benda bernilai budaya berskala nasional;

8. Melakukan pembersihan, perbaikan dan restorasi koleksi benda bernilai budaya

berskala nasional

sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk merawat koleksi

agar tetap lestari;

9. Melakukan rekonstruksi koleksi benda bernilai budaya berskala nasional

sesuai

prosedur dan ketentuan yang berlaku dalam rangka penelusuran bentuk;

10. Melakukan konsolidasi, penguatan, pelapisan, dan bentuk pengawetan lainnya

koleksi benda bernilai budaya berskala nasional

sesuai prosedur dan ketentuan yang

berlaku untuk mencegah kerusakan koleksi lebih lanjut;

11. Melakukan fumigasi pada koleksi benda bernilai budaya berskala nasional

sesuai

prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk melindungi koleksi organik dari faktor

penyebab kerusakan berupa hama;

12. Melakukan kegiatan pemantauan dan pengendalian lingkungan mikro koleksi benda

bernilai budaya berskala nasional

sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku

untuk mencegah kerusakan koleksi lebih lanjut;

13. Menyiapkan bahan materi pemberian bantuan teknis dan layanan konsultasi di

bidang observasi, perawatan dan pengawetan koleksi benda bernilai budaya

berskala nasional

sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku sebagai bagian dari

pelayanan;

14. Menyusun laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan hasil yang telah dicapai

sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas;

15. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

B. Uraian Tugas Konservator

[KtO] [PI] [BpK] [BpK] [BpK] [BpK] [PI] [PI] [BA] [BA] [BK] [Per] [BpK] [BpK] [BpK] IDENTIFIKASI KOMPETENSI

KPI

Penjelasan Permendikbud No. 8 Tahun 2015

Ikhtisar Jabatan dan Uraian Tugas Konservator

[KJ : E.125]

Identifikasi Kompetensi (Manajerial, Teknis & Tambahan)

Catatan: 1). Yang dimaksud dengan “instrumen pengumpulan dan pengolahan data” lihat hal. 13, 14; 10 dan 11.

(9)

meteran

Ruang Kerja Konservasi

Struktur Organisasi

:

Kewenangan

dan

Kompetensi

DIRECTOR

DEPUTY DIRECTOR (COLLECTION) OR CHIEF CURATOR DEPUTY DIRECTOR

(PROGRAMMES) (ADMINISTRATION)DEPUTY DIRECTOR

SECRETARY

Curators Registrar Librarian

Collection Secretary

Conservation Technician Cataloguer Data EntryClerk Photographer

Curatorial

Assistants TechnicianLibrary ConservationScientist Conservator Archivist Chief Conservator

E.068

E.223

E.122

E.125

E.126

E.473

Sumber :

Skema Proses Konservasi

digital thermohygro-barometer solid semi-solid pH meter

moisture meter

OPTIVISOR

Gail D. Lord & B. Lord (1997): The Manual of Museum Management, London, The Stationery Office, pp. 13-37.

a.

b.

c.

1).

2).

3).

Perawatan dan Pengawetan

[Proses Konservasi]

Analisis

Observasi

Benda

Penyebab Kerusakan

Kerusakan

2A 2C 4 1 3B

Uji Lab

3A

Persiapan

2 2B

[Lingkungan Mikro, dll.]

(10)

A

[46,3 %]

D

[12 %]

B

[38,9 %]

C

[1,4 %]

E

[1,4 %] digital thermohygro-barometer

solid semi-solid pH meter

moisture meter OPTIVISOR meteran

Ultra Violet [A/B] Light Meter

Konservasi adalah suatu tindakan yang bersifat kuratif – restoratif (penghentian atau penghambatan proses

kerusakan dan perbaikannya) dan tindakan yang bersifat preventif (pencegahan dari kemungkinan proses kerusakan).

Konservator adalah orang yang mampu melakukan pengamatan (kajian), berpikir analitik, dan melaksanakan konservasi karya seni,

artefak, relik, dan benda lain dengan menggunakan metode atau teknik yang benar. Konservator harus memiliki pengetahuan cukup tentang metode dan teknik konservasi; serta dapat memilih dan menerapkan bahan (materials) atau alat dalam proses konservasi dengan baik. Mereka dapat pula mengkhususkan diri pada satu atau lebih bidang konservasi, seperti: batu, logam, kayu, tekstil, lukisan, karya seni bermedia kertas, buku, (pita) film, pita perekam suara, foto, atau benda lain bermedia komplek (campuran).

Skema Proses Observasi

B.

Gambar 02.

Perawatan dan Pengawetan

[Proses Konservasi]

Analisis

Observasi

Benda

Penyebab Kerusakan

Kerusakan

2A 2C 4 1 3B

Uji Lab

3A

Persiapan

2 2B

[Lingkungan Mikro, dll.]

10 Faktor Kerusakan Pada Manajemen Resiko

A.

Gambar 01.

01. Hama; 02. Polutan; 03. Cahaya dan UV; 04. Kesalahan Suhu; 05. Kesalahan RH [Air].

[Debu, asap, dan gas berbahaya lain] [Tikus, kelelawar, kecoa, kumbang, silver-fish, dsb.]

10 Agen

(Faktor)

Deteriorasi

?

[RH terlalu tinggi/ rendah/ fluktuatif, dsb.] [Tumpukan yang berlebihan,

penggantungan tanpa backup, dsb.]

08. Kesalahan Suhu 01. Tekanan Fisik 07. Cahaya dan UV 06. Polutan 05. Hama [Pest] 03. Api [Suhu terlalu tinggi/ rendah/ fluktuatif, dsb.] [Penerangan & Radiasi UV tinggi, dsb.] [Terjadi kebocoran, banjir, dsb.] [Kebakaran, dsb.] [Pencurian, vandalisme, dsb.] [Mishandling; Mis- interpretasi Nilai (Historis, Ilmiah & Artistik); Kompetensi SDM, Pensiun; dsb.] 10. Disosiasi 04. Air 09. Kesalahan RH 02. Kriminal

0

Memiliki nilai atau manfaat yang sangat besar, tetapi mungkin bernilai 243X lebih dari yang Skala 1. Skor ini menunjukkan nilai maksimal dari semua komponen aset.

1

3

Skala untuk menilai tingkatan :

9

27

81

243

Memiliki nilai atau manfaat yang agak besar, tetapi mungkin bernilai 27X lebih dari yang Skala 1. Memiliki nilai atau manfaat yang besar, tetapi mungkin bernilai 81X lebih dari yang Skala 1. Memiliki nilai atau manfaat yang sedang, tetapi mungkin bernilai 9X lebih dari yang Skala 1. Memiliki nilai atau manfaat yang kecil, tetapi mungkin bernilai 3X lebih dari yang Skala 1. Memiliki nilai atau manfaat yang sangat kecil.

Tidak punya nilai atau manfaat.

Nilai Aset per SubKelompok Koleksi

15

Nilai Historis[Berhubungan langsung dan berkontribusi dalam cara untuk memahami dan menghargai sejarah bangsa selama periode tertentu dan daerah tertentu.]

5

1

Nilai atau manfaat, definisi dan bobotnya :

Nilai Ilmiah [Memuat informasi atau data yang (mungkin) penting untuk penelitian ilmiah dan/ atau landasan bagi ilmu pengetahuan.] Nilai Artistik[Menampilkan

keindahan/ artistik dan ber- desain khas, mewakili seniman, gaya dan masa tertentu.]

Penghitungan Nilai Aset per Sub Kelompok dan Satuan Koleksi : Historis Ilmiah Artistik

A B C D E 243 x 5 81 x 5 3 x 5 9 x 5 3 x 5 3 X 1 27 X 1 2 X 1 3 X 1 0 X 1 243 x 15 243 x 15 9 x 15 81 x 15 9x 15 S.Klp Jml. Nilai 4.863 4.077 151 1.263 150 10.504 Jumlah Keseluruhan Persentase Nilai / S.Klp 4.863 / 10.504 = 46,3% 4.077 / 10.504 = 38,9% 151 / 10.504 = 1,4% 1.263 / 10.504 = 12% 150 / 10.504 = 1,4% 100%

Jml. Koleksi Persentase Nilai / Koleksi 2.220 9.800 148 120 5.620 17.908 46,3% / 2.220 = 0,021% 38,9% / 9.800 = 0,0040% 1,4% / 148 = 0,012% 12% / 120 = 0,081% 1,4% / 5.620 = 0,00025%

The 10 Agents of Deterioration. Pengelompokkan 10 penyebab (agents) ini mungkin telah mewakili semua hal yang berbahaya terhadap benda sebagai aset warisan budaya. Namun kita tetap diper- silahkan untuk memikirkan bagaimana maksud bahaya ini dan tentang warisan budaya itu sendiri. Pengelompokkan yang telah dikembangkan pada tahun 1981 (Michalski 1990) dan dibuat untuk desain poster CCI, dipublikasikan tahun 1994

sebagai “Rencanakerja Pelestarian Koleksi Warisan Budaya”.

Pemutusan atau pemisahan sesuatu dari sesuatu yang lain

Gambar

Gambar 1. Perbandingan Jumlah Kerusakan Lukisan terhadap Lokasi dan Kondisi [Total: 1.694]
Gambar 2.: Ilustrasi “Oddy Test 3 in 1”
Foto Tahun 1994 kondisi kain kuat, masih utuh & tidak ada lubang
Gambar 01.:   a. Seluruh  permukaan kotor, warna  tidak keluar, sebagian cat terkelupas dan kanvas sobek.
+6

Referensi

Dokumen terkait

Ciri stilistik keempat yang terdapat di dalam gaya bahasa pengulangan atau repetisi bermaksud gaya bahasa yang mengandungi unsur pengulangan bunyi, suku kata, kata, frasa

Dalam penelitian yang berjudul ”Pengaruh Manajemen Laba dan Tingkat Pengungkapan Sukarela pada Laporan Keuangan Tahunan terhadap Biaya Modal Ekuitas (Cost of Equity

Tujuan. Menilai efikasi dan toleransi topiramate untuk monoterapi pasien pediatri dengan epilepsi. Penelitian pra-eksperimental dilakukan di Poliklinik Neurologi Anak RSUD Dr

Epilepsi didefinisikan sebagai suatu keaadaan yang ditandai oleh bangkitan (seizure) berulang sebagai akibat dari adanya gangguan fungsi otak secara intermiten,

Pada pasien dengan spasme infantil dari pemeriksaan EEG tidak didapatkan irama dasar yang dapat dikenali, hanya berupa gelombang lambat dan gelombang spike dengan

ABSTRAK Sarah Dea Fatonah 201310515137 Hubungan Antara Instigation dengan Kontrol Diri Pada Pengguna Media Sosial Usia Dewasa Awal di Universitas Bhayangkara Jakarta Raya..

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemampuan berpikir kritis yang terjadi di Indonesia, khususnya di SMAN 5 Surakarta. Tujuan penelitian dan pengembangan yang

Bagi menentukan keberkesanan perkhidmatan yang diberi mengikut keperluan dan keselarasan maklumat, pemantauan oleh pihak BTP, JPN, BTPN, PPD, PTPB dan PKG perlu