• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 KANTOR PERTANAHAN KOTA SURABAYA I -ES-

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 KANTOR PERTANAHAN KOTA SURABAYA I -ES-"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

KANTOR PERTANAHAN KOTA SURABAYA I

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

(2)

LATAR BELAKANG DITERBITKAN PERATURAN KEPALA

BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2012

Perlu perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala

Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997, khususnya

Pasal 96. Untuk meningkatkan pelayanan

pertanahan mulai tahun 2013 penyiapan dan pembuatan blanko

akta PPAT dilakukan oleh PPAT, PPAT Pengganti, PPAT Sementara,

(3)

Peraturan Kepala BPN RI

Nomor 8 Tahun 2012

tentang

Perubahan Atas Peraturan

Menteri Negara Agraria/Kepala

Badan Pertanahan Nasional

(4)

BENTUK, ISI DAN CARA PEMBUATAN AKTA PPAT MENURUT KETENTUAN PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN

Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun

1997 tentang Pendaftaran Tanah

•Pasal 38 ayat (2):

•Bentuk, Isi dan cara pembuatan akta-akta

(5)

Peraturan Pemerintah RI No.37 Tahun

1998 tentang Peraturan Jabatan

Pejabat Pembuat Akta Tanah

•Pasal 21 ayat (1)

•Akta PPAT dibuat dengan bentuk yang

ditetapkan oleh Menteri

•Pasal 24

•Ketentuan-ketentuan lebih lanjut mengenai

tata cara pembuatan akta PPAT diatur dalam peraturan perundang-undangan mengenai pendaftaran tanah.

(6)

Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No.3 Tahun 1997 tentang

Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah

• Pasal 96 ayat (1)

• Bentuk-bentuk akta yang dipergunakan di dalam pembuatan akta PPAT, terdiri dari:

• Akta Jual Beli

• Akta Tukar Menukar • Akta Hibah

• Akta Pemasukan Ke Dalam Perusahaan • Akta Pembagian Hak Bersama

• Akta Pemberian Hak Tanggungan

• Akta Pemberian Hak Guna Bangunan/Hak Pakai Atas Tanah Hak Milik

(7)

• Pasal 96 ayat (2)

• Pembuatan akta sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 95 ayat (1) dan (2) harus dilakukan dengan menggunakan formulir sesuai dengan bentuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

yang disediakan.

• Pasal 96 ayat (3)

• Pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah sebagaimana dimaksud dalam pasal 95 ayat (1) dan pembuatan akta pemberi hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam pasal 95 ayat (2) tidak dapat dilakukan berdasarkan akta yang pembuatannya melanggar ketentuan pada ayat (2).

(8)

Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI Nomor 23 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI No.1 Tahun 2006 tentang Ketentuan Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah

• Pasal 51 ayat (1)

• Blanko akta PPAT dibuat dan diterbitkan oleh Badan Pertanahan Nasional RI.

• Pasal 51 ayat (2)

• Blanko akta PPAT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya

dapat diperoleh oleh PPAT, PPAT Pengganti, PPAT Sementara

(9)

Isi Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI Nomor 8 Tahun 2012

Pasal I

Ketentuan dalam PMNA/Kepala BPN Nomor 3 Tahun 1997 tentang ketentuan pelaksanaan PP Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah diubah sebagai berikut :

Ketentuan Pasal 96 ayat (2) dihapus dan ayat (3) diubah serta setelah ayat (3) ditambahkan 2 (dua) ayat baru yakni ayat (4) dan ayat (5).

(10)

 Pasal 96 ayat (1)

Bentuk akta yang dipergunakan di dalam pembuatan akta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (1) dan ayat (2) dan tata cara pengisian dibuat sesuai dengan Lampiran Peraturan ini yang terdiri dari:

1. Akta Jual Beli

2. Akta Tukar Menukar 3. Akta Hibah

4. Akta Pemasukan Ke Dalam Perusahaan 5. Akta Pembagian Hak Bersama

6. Akta Pemberian Hak Tanggungan

7. Akta Pemberian Hak Guna Bangunan/Hak Pakai Atas Tanah Hak Milik

(11)

 Pasal 96 ayat (2) dihapus.

 Pasal 96 ayat (3) Pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (1) dan pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan sebagaimana dimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (2) tidak dapat dilakukan berdasarkan akta yang pembuatannya tidak sesuai dengan ketentuan pada ayat (1).

(12)

 Pasal 96 ayat (4) Penyiapan dan pembuatan akta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh masing-masing Pejabat Pembuat Akta Tanah, Pejabat Pembuat Akta Tanah Pengganti, Pejabat Pembuat Akta Tanah Sementara, Pejabat Pembuat Akta Tanah Khusus.

 Pasal 96 ayat (5) Kepala Kantor Pertanahan menolak pendaftaran akta Pejabat Pembuat Akta Tanah yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur pada ayat (1).

(13)

PASAL II

1. Dengan berlakunya peraturan ini :

a. Blanko akta Pejabat Pembuat Akta Tanah yang masih tersedia dikantor Badan Pertanahan Nasional atau masing-masing Pejabat Pembuat Akta Tanah, Pejabat Pembuat Akta Tanah Pengganti, Pejabat Pembuat Akta Tanah Sementara, atau Pejabat Pembuat Akta Tanah Khusus masih dapat

dipergunakan.

b. Blanko akta Pejabat Pembuat Akta Tanah sebagaimana dimaksud pada huruf a, apabila Pejabat Pembuat Akta Tanah tidak menggunakan lagi, wajib dikembalikan ke kantor pertanahan setempat paling lambat 31 Maret 2013.

(14)

c. Pengembalian akta sebagaimana dimaksud pada huruf b, dilakukan dengan membuat berita acara penyerahan blanko Pejabat Pembuat Akta Tanah

dari Pejabat Pembuat Akta Tanah yang

bersangkutan kepada kepala kantor pertanahan atau pejabat yang ditunjuk.

d. Pejabat Pembuat Akta Tanah yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf b dan huruf c dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(15)

2. Pada saat peraturan ini mulai berlaku, ketentuan yang bertentangan dengan Peraturan ini, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

3. Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal 2 Januari 2013.

(16)

SEKILAS

LAMPIRAN PERATURAN

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

RI NOMOR 8 TAHUN 2012

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

 BENTUK AKTA (8 Jenis)

 TATA CARA PENGISIAN AKTA (8 Jenis)  CONTOH AKTA UNTUK PPAT (8 Jenis)

 CONTOH AKTA UNTUK PPAT SEMENTARA CAMAT (8

Jenis)

 CONTOH AKTA UNTUK PPAT SEMENTARA KEPALA

DESA (8 Jenis)

 CONTOH AKTA UNTUK PPAT KHUSUS (8 Jenis)  CONTOH AKTA UNTUK PPAT PENGGANTI

(18)

KETENTUAN UMUM TATA CARA PENGISIAN AKTA PPAT

(19)

KETENTUAN UMUM TATA CARA PENGISIAN AKTA PPAT

(20)

Dalam hal terjadi Renvoi :

 perbaikan/penggantian kata/frasa/kalimat yang salah, dicoret dan diberi paraf oleh para penandatangan akta;

 penambahan kata/frasa/kalimat dilakukan di:

ruang kosong lembaran akta dengan diberi paraf oleh para penandatangan akta;

lembar kertas yang ditambahkan pada akta, mencantumkan nomor akta di setiap halaman yang ditambahkan dan diberi paraf oleh para penandatangan akta.

(21)

SPESIFIKASI SAMPUL AKTA

 jenis kertas sampul adalah kertas karton (contoh : BW/BC/TIK) 150 s.d. 250 gram;

 ukuran kertas sampul 29.7 cm x 42 cm (A3);  warna sampul putih;

 sampul depan diberikan kop PPAT dan ditulis judul akta misal ”AKTA JUAL BELI”;

 penulisan judul akta dengan huruf Bookman Old

Style, ukuran 28 dan warna hitam;

 tinta yang dipergunakan berwarna hitam dan tidak mudah luntur.

(22)

SPESIFIKASI FORMULIR AKTA

 jenis kertas HVS 80 s/d 100 gram;  ukuran kertas 29.7 cm x 42 cm (A3);  warna kertas putih;

 setiap halaman formulir akta dicetak diketik

dengan huruf Bookman Old Style, ukuran 12 dan warna hitam;

 setiap lembar formulir akta diketik bolak-balik tiap

halaman;

 tinta yang dipergunakan berwarna hitam dan tidak

(23)

PENJILIDAN AKTA

 1 (satu) rangkap Lembar Pertama akta yang

disimpan oleh PPAT, dijilid dan dijahit

tanpa

sampul

, dan tidak ditempel teraan cap jabatan PPAT;

 1 (satu) rangkap Lembar Kedua akta yang

disampaikan kepada Kantor Pertanahan, dijilid dan dijahit

dengan sampul

, dan ditempel teraan cap jabatan PPAT di tengah sisi kiri;

 salinan akta yang diberikan kepada para pihak,

dijilid dan dijahit

dengan sampul

, dan ditempel teraan cap jabatan PPAT di tengah sisi kiri.

(24)

KOP AKTA PPAT

PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT)

SOFIA LAUREN, S.H., M.Kn.

DAERAH KERJA KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN

SK. ... Nomor : …/...-…../…/... Tanggal ...

Jalan Panglima Polim Nomor …, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Telepon.. Fax ...

(25)

PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH SEMENTARA

(PPATS)

CAMAT

KECAMATAN ………….. KABUPATEN / KOTA…… SK. ... Nomor : …/...-…../…/...

Tanggal ...

Jalan Merdeka Raya … , Ciledug, Kota Tangerang, Telepon. …. Fax…….

(26)

KOP PPAT SEMENTARA KEPALA DESA

PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH SEMENTARA

(PPATS)

KEPALA DESA

DESA .... KECAMATAN ….. KABUPATEN / KOTA……

SK. ... Nomor : …/...-…../…/... Tanggal ...

Jalan Jati Raya … , Kayuringin, Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Telepon. …. Fax…….

(27)

KOP PPAT KHUSUS

PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH KHUSUS (PPAT KHUSUS)

KEPALA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN POSO

SK. ... Nomor : …/...-…../…/... Tanggal ...

Jalan Pattimura …, Kayamanya, Poso Kota, Poso, Telepon. …. Fax…….

(28)

KOP PPAT PENGGANTI

PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH PENGGANTI (PPAT PENGGANTI)

FAJRIA CLAMENTIN, S.H., M.Kn.

PENGGANTI DARI MARINA, S.H., M.Kn. DAERAH KERJA KABUPATEN NUNUKAN

SK. ... Nomor : …/...-…../…/... Tanggal ...

Jalan Sawit Raya Nomor …, Nunukan Barat, Nunukan, Telepon. …. Fax…….

(29)

BAGIAN BAWAH FORMULIR AKTA

 PPAT, diisi nama lengkap dengan gelar, dan daerah kerja.

Contoh :

Sofia Lauren, S.H., M.Kn.

(30)

BAGIAN BAWAH FORMULIR AKTA

 PPAT Sementara, diisi dengan jabatan (Camat/Kepala Desa) dan wilayah kerja (Desa, Kecamatan dan Kabupaten/Kota).

Contoh :

Untuk Camat Camat

(31)

BAGIAN BAWAH AKTA

Untuk Kepala Desa Contoh :

Kepala Desa

(32)

BAGIAN BAWAH AKTA

 PPAT Pengganti, diisi nama lengkap PPAT dan yang digantikan dengan gelar serta daerah kerja.

Contoh :

Fajria Clamentin, S.H., M.Kn.

Pengganti dari Marina, S.H., M.Kn. Daerah Kerja Kabupaten Nunukan

(33)

BAGIAN BAWAH AKTA

 PPAT Khusus, diisi dengan jabatan (Kepala

Kantor Pertanahan) dan wilayah kerja (Kabupaten/Kota).

Contoh :

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Poso

(34)

Referensi

Dokumen terkait

Ketiga, sebagian mahasiswa tidak dapat menyebutkan nama alatnya dengan benar tetapi mengetahui fungsi dan gambar alat tersebut seperti buret, klem, cawan petri,

Dengan kata lain model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang menempatkan suatu masalah menjadi titik awal dari proses

Sidearm pass, adalah passing yang dilakukan di sisi salah satu tangan, bisa kiri atau tangan, bisa oleh satu tangan bisa oleh kedua tangan, bisa ke arah dada pemain lagi bisa

Selama waktu percepatan ini adalah merupakan proses ‘run up’darimotor induksi dan selama ini torsi yang dihasilkan oleh motor adalah merupakan penjumlahan dari torsi lawan beban

Betapa pengukuran kinerja sangat penting dalam pengelolaan Perguruan Tinggi atau dunia pendidikan.Pembenahan sistem informasi dan administrasi khususnya untuk

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi sediaan emulgel ekstrak daun kersen ( Muntingia calabura L.) dengan kitosan sebagai gelling agent terhadap penyembuhan

keinginan – keinginan tersebut dengan bantuan nilai pembobotan. Dapat dilakukan dengan melakukan wawancara, pertanyaan, dan upaya lain. 2) Bandingkan kinerja produk dengan

Metode geolistrik mengasumsikan bahwa bumi adalah medium homogen isotropis maka hasil yang diperoleh dari hasil pengambilan data adalah nilai resistivitas