RENCANA STRATEGIS
KATA PENGANTAR
Dalam
upaya
meningkatkan pembangunandaerah
di
Kota
Surabaya sebagai langkah penyesuaian perkembangan dan kemajuan di berbagai aktivitas di berbagai bidang saat ini, maka diperlukan penyesuaian Rencana Strategis (Renstra)Dinas
PerhubunganKota
Surabaya2016
-
2021
sebagaiwujud
penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2016-
2021 Kota Surabaya.Dengan adanya perkembangan berbagai kegiatan, maka Rencana Strategis Dinas Perhubungan Kota Surabaya Tahun 2016
-
2021 akan memuat beberapa strategi serta indikasi program kegiatan yang khusus akan dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Surabaya dan akan menjadi landasan serta pedoman operasional bagi Dinas Perhubungan Kota Surabaya.Dokumen Rencana strategis Dinas Perhubungan Kota Surabaya ini ditulis dengan maksud menyediakan sebuah dokumen perencanaan yang akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan Dinas Perhubungan Kota Surabaya dengan pemyataan
Visi dan
Misi Dinasserta
bagian yang tak terpisahkandari
keseluruhan dokumen perencanaan pembangunan daerah.Penyusunan Renstra
ini
disusun berdasarkan masukan-masukan adanya perkembangan situasi dan kondisi pelaksanaan kegiatan dari berbagai unit kerja dilingkungan
Dinas
PerhubunganKota
Surabaya. Penyusunan
Renstra
iniberpegangan
pada
programkerja
dinas
sebagaiarah
dan pedoman bagi unit kerja terkait yang diharapkan dapat memberi kontribusi terhadap pembangunan bidang perhubungan Kota Surabaya sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.Penyusunan
Renstra
Dinas
PerhubunganKotia Surabaya ini
masih diperlukan banyak masukan-
masukan terkait kondisi dan situasi yang semakin berkembang, untuk ifu saran dan kritik sangat diharapkan guna perbaikan dalam penyusunannya.Surabaya,
Plt. Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabay3l
Pembina Tingkati
N:P196802151994031008
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...ii
Daftar Isi ...iii
Daftar Tabel ...v
Daftar Gambar ...vi
BAB I Pendahuluan ...1
I.1. Latar Belakang ...1
I.1.1. Pengertian Renstra Dinas Perhubungan ...1
I.1.2. Proses Penyusunan Dinas Perhubungan ...1
I.1.3. Keterkaitan Antara Renstra SKPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya ...10
I.2. Landasan Hukum ...12
I.2.1. Ketentuan tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) dan Kewenangan SKPD ...12
I.2.2. Ketentuan tentang Perencanaan dan Penganggaran ...14
I.2.3. Ketentuan tentang Standar Pelayanan Minimal ...15
I.2.4. Ketentuan tentang Indikator Kunci ...17
I.3. Maksud dan Tujuan ...18
I.3.1. Maksud Penyusunan Renstra Dinas Perhubungan ...18
I.3.2. Tujuan penyusunan Rencana Strategis Dinas Perhubungan ...18
I.4. Sistematika Penulisan ...18
BAB II Gambaran Pelayanan Dinas Perhubungan ...21
II.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi ...21
II.1.1. Tugas Dinas Perhubungan ...21
II.1.2. Fungsi Dinas Perhubungan ...21
II.1.3. Struktur Organisasi Dinas Perhubungan ...21
II.2. Sumber Daya Dinas Perhubungan ...33
II.2.1. Sumber Daya Manusia ...33
II.2.2. Sarana Prasarana Dinas Perhubungan ...36
II.3. Kinerja Pelayanan Dinas Perhubungan...37
II.4. Analisis Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Perhubungan ...41
BAB III Isu – Isu Strategis Berdasarkan Tugas Dan Fungsi ...51
III.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi ...51
III.2 Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih ...52
III.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten Kota ...56
III.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis ...58
IV.2.2. Perumusan Sasaran ...63
IV.3. Strategi dan Kebijakan Dinas Perhubungan ...65
IV.3.1. Perumusan Strategi ...65
IV.3.2. Arah Kebijakan ...65
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF ...68
Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif. Adapun penyajiannya menggunakan tabel. BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS PERHUBUNGAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD ...71
Indikator kinerja Dinas Perhubungan mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD dan ditampilkan dalam table. BAB VIIPENUTUP ...73
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Contoh Agenda Kerja Penyusunan Renstra SKPD ... 4
Tabel 1.2 Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan Daerah Kabupaten/Kota ... 16
Tabel 1.3 Indikator Kinerja Kunci Bidang Perhubungan Daerah Kabupaten/ Kota ... 17
Tabel 2.1 Rekapitulasi Jumlah Pegawai Dinas Perhubungan Kota Surabaya per Desember Tahun 2015 ... 35
Tabel 2.2 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Perhubungan Kota Surabaya Tahun 2011 – 2015 ... 38
Tabel 2.3 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Dinas Perhubungan Tahun 2010–2015 Kota Surabaya ... 40
Tabel 2.4 Komparasi Capaian Sasaran Renstra SKPD Kabupaten/kota terhadap Sasaran Renstra SKPD Provinsi dan Renstra K/L ... 41
Tabel 2.5 Hubungan antara Program Renstra Dinas Perhubungan Kota Surabaya Tahun 2016-2021 dengan Kebijakan Strategi Struktur Ruang RTRW Kota Surabaya Tahun 2014-2034 ... 44
Tabel 2.6 Hasil Telaahan Struktur Ruang Wilayah Kota Surabaya ... 45
Tabel 2.7 Hasil Telaahan Pola Ruang Wilayah Kota Surabaya... 46
Tabel 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan Kota Surabaya ... 51
Tabel 3.2 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Dinas Perhubungan Kota Surabaya Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah ... 55
Tabel 3.3 Permasalahan Pelayanan SKPD Kota berdasarkan Sasaran Renstra K/L beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya ... 56
Tabel 3.4 Permasalahan Pelayanan SKPD Kota berdasarkan Sasaran Renstra SKPD Provinsi beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya ... 57
Tabel 3.5 Hubungan antara Program Renstra Dinas Perhubungan Kota Surabaya Tahun 2016-2021 dengan Kebijakan Strategi Struktur Ruang RTRW Kota Surabaya Tahun 2014-2034 ... 58
Tabel 3.6 Instrumen Penyusunan Rekomendasi dalam Penyusunan RPJMD .... 58
Tabel 3.7 Skor Kriteria Penentuan Isu-isu Strategis ... 59
Tabel 3.8 Nilai Skala Kriteria ... 59
Tabel 3.9 Rata-Rata Skor Isu-Isu Strategis ... 60
Tabel 4.1 Keterkaitan Visi dan Misi Dinas Perhubungan ... 62
Tabel 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan SKPD ... 64
Tabel 4.3 Sasaran dan Program Jangka Menengah Pelayanan SKPD ... 64
Tabel 4.4 Analisa SWOT ... 66
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Bagan Alir Penyusunan Rancangan Renstra SKPD ... 5
Gambar 1.2 Alur Penyusunan Renstra SKPD ... 11
Gambar 1.3 Keterhubungan Renstra SKPD dengan RPJMD ... 12
Gambar 2.1 Struktur Dinas Perhubungan ... 32
BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
I.1.1. Pengertian Renstra Dinas Perhubungan
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 dalam Pasal 1 mengenai ketentuan umum. Rencana strategis SKPD yang selanjutnya disingkat Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun.
Renstra Dinas Perhubungan Kota Surabaya Tahun 2016 – 2021 disusun berdasarkan isu strategis dan rumusan permasalahan perhubungan yang terjadi di kota Surabaya. Rumusan permasalahan perhubungan diperoleh dari jaring aspirasi masyarakat dan rumusan hasil evaluasi pembangunan sektor perhubungan, serta mengacu pada rencana pembangunan jangka menengah daerah kota Surabaya.
Renstra Dinas Perhubungan Kota Surabaya Tahun 2016 – 2021 merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun, dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul.
Renstra Dinas Perhubungan Kota Surabaya Tahun 2016 – 2021 adalah jawaban konkrit terhadap terciptanya sistem transportasi yang efektif, efisien dan berkualitas yang merupakan tuntutan masyarakat Kota Surabaya, dengan melakukan perbuatan nyata secara sistematis dan bertahap pada seluruh kegiatan program yang telah ditetapkan, yang dirumuskan secara kolektif oleh pimpinan bersama tim kerja untuk dikomunikasikan kepada seluruh komponen organisasi dan diimplementasikan guna mancapai visi dan misi Pemerintah Kota Surabaya.
1.1. Pembentukan Tim Penyusun Renstra SKPD
Pembentukan tim penyusun Renstra SKPD dimulai dari penyiapan rancangan Surat Keputusan Kepala Daerah tentang pembentukan tim penyusun Renstra SKPD provinsi dan kabupaten/kota. Susunan keanggotaan tim berasal dari pejabat dan staf SKPD bersangkutan yang memiliki kemampuan dan kompetensi di bidang perencanaan dan penganggaran.
Anggota tim penyusun yang dilibatkan harus siap bertugas secara penuh dalam menyiapkan dokumen Renstra SKPD. Dengan demikian perlu dipilih orang-orang yang mempunyai kesiapan waktu dan kemampuan teknis yang cukup. Sedapat mungkin anggota tim menguasai substansi fungsi dan tugas SKPD. Tim penyusun terdiri atas perwakilan dari setiap unit kerja (bagian/bidang/subdin/atau sebutan lain) yang ada di masing-masing SKPD dan dapat melibatkan tenaga ahli sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan. Tugas tim penyusun Renstra SKPD dijabarkan kedalam agenda kerja yang dijadikan sebagai panduan kerja sampai dengan ditetapkannya Renstra SKPD.
Tim penyusun Renstra SKPD dipersiapkan oleh Kepala SKPD dan diusulkan kepada kepala daerah untuk ditetapkan dengan surat keputusan kepala daerah.
Susunan keanggotaan tim penyusun Renstra SKPD yang ditetapkan dengan keputusan kepala daerah ini sekurang-kurangnya sebagai berikut:
Ketua Tim : Kepala SKPD
Sekretaris Tim : Kasubag TU/pejabat lainnya
Kelompok Kerja : Susunan kelompok kerja tim disesuaikan dengan kebutuhan, yang diketuai oleh kepala unit kerja dengan anggota pejabat/staf SKPD dan unsur non pemerintah yang dinilai kompeten sebagai tenaga ahli.
pemahaman terhadap berbagai peraturan perundang-undangan berkaitan dengan perencanaan pembangunan nasional dan daerah, keterkaitannya dengan dokumen perencanaan lainnya, teknis penyusunan dokumen Renstra SKPD, dan menganalisis serta menginterpretasikan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah yang diperlukan dalam menyusun Renstra SKPD.
Bahan orientasi mengenai Renstra SKPD, mencakup:
1) Peraturan perundang-undangan, antara lain: tentang keuangan negara, sistem perencanaan pembangunan nasional, pemerintahan daerah, pengelolaan keuangan daerah, pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah, pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EPPD), tahapan tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana penyelenggaraan daerah, dan tata cara pelaksanaan evaluasi kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
2) Panduan atau pedoman teknis terkait penyusunan Renstra SKPD dan penyusunan anggaran.
3) Buku-buku literatur tentang perencanaan dan penganggaran.
1.3. Penyusunan Agenda Kerja Tim Renstra SKPD
Rencana kegiatan tim penyusun Renstra SKPD disusun kedalam agenda kerja yang dijadikan sebagai panduan kerja mulai dari persiapan surat edaran KDH hingga verifikasi rancangan Renstra SKPD sebagai bahan musrenbang.
Tabel 1.1
Contoh Agenda Kerja Penyusunan Renstra SKPD
No Kegiatan Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Persiapan Penyusunan Renstra SKPD 2. Penyusunan Rancangan Renstra SKPD 3 Penyusunan Rancangan Renstra SKPD a. Penyampaian rancangan Renstra SKPD b. Verifikasi rancangan Renstra SKPD 4. Musrenbang RPJMD
1.4. Pengumpulan Data dan Informasi
Data dan informasi merupakan unsur penting dalam perumusan rencana yang akan menentukan kualitas dokumen rencana pembangunan daerah yang disusun. Untuk itu, dalam penyusunan Renstra SKPD perlu dikumpulkan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah yang akurat dan relevan serta dapat dipertanggungjawabkan.
Pengumpulan data dan informasi tersebut dilakukan dengan langkah-langkah, sebagai berikut:
1) Menyusun daftar data/informasi yang dibutuhkan bagi penyusunan Renstra SKPD dan disajikan dalam bentuk matrik (check list) untuk memudahkan analisis;
2) Mengumpulan data/informasi yang akurat dari sumber-sumber yang dapat dipertanggungjawabkan; dan
3) Menyiapkan tabel-tabel/matrik kompilasi data yang sesuai dengan kebutuhan analisis.
Data dan informasi perencanaan pembangunan daerah yang perlu dikumpulkan dalam menyusun Renstra SKPD, antara lain: 1) Peraturan perundang-undangan yang terkait;
2) Kebijakan pemerintah yang terkait; 3) Dokumen-dokumen:
a. RPJMD provinsi, RTRW provinsi, dan Renstra K/L untuk penyusunan RPJMD provinsi;
c. Hasil evaluasi Renstra SKPD periode lalu;
4) Data statistik sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun terakhir. Jenis data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun dokumen Renstra SKPD antara lain sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri Dalam Negeri ini.
2. Penyusunan Rancangan Renstra SKPD
Tahap penyusunan rancangan Renstra SKPD terdiri dari dua tahap, yaitu:
2.1. Tahap perumusan rancangan Renstra SKPD; dan 2.2. Tahap penyajian rancangan Renstra SKPD.
Tahapan penyusunan rancangan Renstra SKPD dapat digambarkan dalam gambar 1.1
Gambar 1.1 Bagan Alir Penyusunan Rancangan Renstra SKPD
2.1. Tahap Perumusan Rancangan Renstra SKPD
kinerja layanan dalam rangka pemenuhan tugas dan fungsi SKPD terkait.
Dokumentasi perumusan dan keseluruhan tahap perencanaan pembangunan daerah daerah dijadikan sebagai kertas kerja (working paper). Suatu kertas kerja perumusan dan keseluruhan tahap penyusunan Renstra SKPD merupakan dokumen yang tak terpisah dan dijadikan sebagai dasar penyajian (dokumen) Renstra SKPD.
Kegiatan-kegiatan tersebut dikelompokkan sebagai berikut : Kegiatan-kegiatan perumusan rancangan Renstra SKPD yang dilakukan secara simultan (bersamaan waktunya) dengan proses penyusunan RPJMD terdiri dari:
1. Pengolahan data dan informasi
a) data dan informasi gambaran pelayanan SKPD; mencakup (1) struktur organisasi beserta tugas dan fungsinya sebagai dasar untuk melihat dan menentukan lingkup kewenangan SKPD, (2) data dan informasi yang menggambarkan pencapaian-pencapaian yang telah dilaksanakan dalam Renstra SKPD periode sebelumnya, (3) data dan informasi yang menunjukkan aspirasi-aspirasi masyarakat terkait pemenuhan kebutuhan barang publik, layanan publik, dan regulasi dalam lingkup kewenangan SKPD.
b) data dan informasi pengelolaan pendanaan pelayanan SKPD: mencakup (1) data pendapatan SKPD, (2) data belanja SKPD, (3) data pembiayaan SKPD (khusus Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah/SKPKD).
2. Analisis gambaran pelayanan SKPD, terdiri dari:
a) analisis gambaran umum pelayanan SKPD untuk mengidentifikasi potensi dan permasalahan pelayanan SKPD.
3. Review Renstra Kementerian/Lembaga (K/L) dan Renstra SKPD Untuk penyusunan rancangan Renstra SKPD provinsi, dilakukan review Renstra K/L dan Renstra SKPD kabupaten/kota, yang mencakup:
a) tujuan dan sasaran yang akan dicapai dalam jangka waktu pelaksanaan Renstra K/L;
b) program prioritas K/L dan target kinerja serta lokasi program prioritas;
c) tujuan dan sasaran yang akan dicapai dalam jangka waktu pelaksanaan Renstra SKPD kabupaten/kota; dan
d) program prioritas SKPD kabupaten/kota dan target kinerja serta lokasi program prioritas.
Untuk penyusunan rancangan Renstra SKPD kabupaten/ kota, dilakukan review Renstra K/L dan Renstra SKPD provinsi, yang mencakup:
a) tujuan dan sasaran yang akan dicapai dalam jangka waktu pelaksanaan Renstra K/L;
b) program prioritas K/L dan target kinerja serta lokasi program prioritas;
c) tujuan dan sasaran yang akan dicapai dalam jangka waktu pelaksanaan Renstra SKPD Provinsi; dan
d) program prioritas SKPD provinsi dan target kinerja serta lokasi program prioritas.
4. Penelaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), mencakup:
a) tujuan dan sasaran RTRW; b) struktur dan pola ruang; dan
c) indikasi program pemanfaatan ruang jangka menengah. 5. Analisis terhadap Dokumen Hasil Kajian Lingkungan Hidup
b) Hasil review Renstra K/L dan Renstra SKPD kabupaten/kota untuk penyusunan Renstra SKPD provinsi dan hasil review Renstra K/L dan Renstra SKPD provinsi untuk penyusunan Renstra SKPD kabupaten/kota;
c) Hasil penelaahan RTRW;
d) Hasil analisis dokumen KLHS; dan
e) Penentuan isu-isu strategis yang akan dihadapi dalam jangka waktu pelaksanaan Renstra SKPD berdasarkan huruf a), huruf b), huruf c), dan huruf d).
7. Perumusan visi dan misi SKPD;
8. Perumusan tujuan pelayanan jangka menengah SKPD; dan 9. Perumusan sasaran pelayanan jangka menengah SKPD.
Sedangkan kegiatan yang dilakukan setelah SKPD menerima surat edaran kepala daerah perihal penyusunan rancangan Renstra SKPD adalah:
1. Mempelajari surat edaran kepala daerah perihal penyusunan rancangan Renstra SKPD beserta lampirannya yaitu rancangan awal RPJMD yang memuat indikator keluaran program dan pagu per-SKPD;
2. Perumusan strategi dan kebijakan jangka menengah SKPD guna mencapai target kinerja program prioritas RPJMD yang menjadi tugas dan fungsi SKPD;
3. Perumusan rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif selama 5 (lima) tahun, termasuk lokasi kegiatan berdasarkan rencana program prioritas RPJMD;
4. Perumusan indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran dalam rancangan awal RPJMD; dan 5. Pelaksanaan forum SKPD.
2.2 Tahap Penyajian Rancangan Renstra SKPD
SKPD, dengan sistematika penulisan sekurang-kurangnya sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Mengemukakan secara ringkas pengertian Renstra SKPD, fungsi Renstra SKPD dalam penyelenggaraan pembangunan daerah, proses penyusunan Renstra SKPD, keterkaitan Renstra SKPD dengan RPJMD, Renstra K/L dan Renstra provinsi/kabupaten/kota, dan dengan Renja SKPD.
1.2 Landasan Hukum
Memuat penjelasan tentang undang-undang, peraturan pemerintah, Peraturan Daerah, dan ketentuan peraturan lainnya yang mengatur tentang struktur organisasi, tugas dan fungsi, kewenangan SKPD, serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran SKPD.
1.3 Maksud dan Tujuan
Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan Renstra SKPD
1.4 Sistematika Penulisan
Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renstra SKPD, serta susunan garis besar isi dokumen.
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD
Memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) SKPD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, mengulas secara ringkas apa saja sumber daya yang dimiliki SKPD dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting yang telah dihasilkan
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD
Memuat penjelasan umum tentang dasar hukum pembentukan SKPD, struktur organisasi SKPD, serta uraian tugas dan fungsi sampai dengan satu eselon dibawah kepala SKPD. Uraian tentang struktur organisasi SKPD ditujukan untuk menunjukkan organisasi, jumlah personil, dan tata laksana SKPD (proses, prosedur, mekanisme).
2.2 Sumber Daya SKPD
Memuat penjelasan ringkas tentang macam sumber daya yang dimiliki SKPD dalam menjalankan tugas dan fungsinya, mencakup sumber daya manusia, asset/modal, dan unit usaha yang masih operasional.
2.3 Kinerja Pelayanan SKPD
Bagian ini menunjukkan tingkat capaian kinerja SKPD berdasarkan sasaran/target Renstra SKPD periode sebelumnya, menurut SPM untuk urusan wajib, dan/atau indikator kinerja
pelayanan SKPD dan/atau indikator lainnya seperti MDGs atau indikator yang telah diratifikasi oleh pemerintah.
I.1.3. Keterkaitan Antara Renstra SKPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
Dokumen Renstra SKPD merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dengan dokumen perencanaan lainnya. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang perencanaan pembangunan nasional, maka seharusnya Renstra SKPD merupakan penjabaran dari RPJMD Kota Surabaya Tahun 2016-2021.
Adapun gambaran tentang hubungan Renstra SKPD dengan dokumen perencanaan lainnya dalam kaitan dengan sistem perencanaan pembangunan maupun dengan sistem keuangan adalah sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.2.
Gambar 1.2. Alur Penyusunan Renstra SKPD
Penyusunan dokumen RPJMD Kota Surabaya Tahun 2016 – 2021 harus memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan mengacu pada Dokumen RPJM Provinsi Jawa Timur tahun 2014 – 2019. Sehingga RPJMD Kota Surabaya Tahun 2016-2021 dapat menjadi pedoman dalam penyusunan dokumen perencanaan organisasi perangkat daerah, yaitu Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra-PD) Tahun 2016-2021 serta dapat menjadi pedoman dalam penyusunan dokumen tahunan Perangkat Daerah yaitu Rencana Kerja SKPD.
Penyusunan dokumen Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra-PD) tahun 2016-2021 dilaksanakan dengan melakukan penyusunan Rancangan Rencana Strategis yang digunakan sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan RPJMD Kota Surabaya Tahun 2016-2021. Dokumen Renstra ini juga harus memperhatikan keselarasan dengan dokumen-dokumen lainnya antara lain RPJMN, RTRW,
Gambar 1.3 Keterkaitan Antara Renstra SKPD dengan RPJMD
I.2. Landasan Hukum
I.2.1. Ketentuan tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) dan Kewenangan SKPD
1. Susunan Organisasi, Tata Kerja dan Kewenangan Dinas Perhubungan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah adalah sebagai berikut :
(1) Dinas Perhubungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4) huruf j terdiri dari:
a. Dinas; b. Sekretariat;
c. Bidang Sarana dan Prasarana Transportasi; d. Bidang Lalu Lintas;
e. Bidang Angkutan;
f. Bidang Pengendalian dan Operasional; g. UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas); h. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b membawahi:
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; b. Sub Bagian Keuangan.
b. Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Transportasi. (4) Bidang Lalu Lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
d membawahi:
a. Seksi Manajemen Lalu Lintas; b. Seksi Rekayasa Lalu Lintas.
(5) Bidang Angkutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e membawahi:
a. Seksi Angkutan Darat;
b. Seksi Angkutan Laut dan Udara.
(6) Bidang Pengendalian dan Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f membawahi:
a. Seksi Penertiban;
b. Seksi Pembinaan dan Pengawasan.
(7) UPTD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g membawahi Sub Bagian Tata Usaha.
2. Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Perhubungan Kota Surabaya berdasarkan Peraturan Walikota Surabaya Nomor 42 Tahun 2011 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas Kota Surabaya selanjutnya terinci sebagai berikut:
(1) Dinas Perhubungan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan di bidang perhubungan.
(2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut diatas, Dinas Perhubungan mempunyai fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang perhubungan; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan
I.2.2. Ketentuan tentang Perencanaan dan Penganggaran
Peraturan – peraturan yang digunakan dalam penyusunan rencana kerja terkait dengan perencanaan dan penganggaran, sebagai berikut:
Peraturan yang terkait dengan perencanaan dan penganggaran adalah: 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
2. Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
4. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
5. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surabaya Tahun 2016 – 2021.
Peraturan yang memayungi penganggaran adalah:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011.
5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 2 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Penerapan dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan Daerah Provinsi Dan Daerah Kabupaten/Kota.
6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 81 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota
I.2.3. Ketentuan tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Dinas Perhubungan Kota Surabaya memiliki Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang harus dilaksanakan. Standar Pelayanan Minimal tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 81 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota. Adapun penyajian standar pelayanan minimal Dinas Perhubungan disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 1.2
Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan Daerah Kabupaten/Kota
No Jenis Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal Nilai Keterangan
Indikator 1 Angkutan Jalan a. Jaringan Pelayanan
Angkutan Jalan
1) Tersedianya angkutan umum yang melayani wilayah yang telah tersedia jaringan jalan untuk jaringan jalan Kabupaten/Kota
75% 2) Tersedianya angkutan umum yang melayani jaringan trayek yang
menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang Telah berkembang pada wilayah yang telah tersedia jaringan jalan Kabupaten/Kota.
60%
b. Jaringan Prasarana Angkutan Jalan
1) Tersedianya halte pada setiap Kabupaten/Kota yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek.
100% 2) Tersedianya terminal angkutan penumpang pada setiap
Kabupaten/Kota yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek.
40% c. Fasilitas Perlengkapan
Jalan
Tersedianya fasilitas perlengkapan jalan (rambu, marka, dan guardrill) dan penerangan jalan umum (PJU) pada jalan Kabupaten/Kota.
60% d. Pelayanan Pengujian
Kendaraan Bermotor
Tersedianya unit pengujian kendaraan bermotor bagi Kabupaten/Kota yang memiliki populasi kendaraan wajib uji minimal 4000 (empat ribu) kendaraan wajib uji.
60%
e. Sumber Daya Manusia (SDM)
1) Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang terminal pada Kabupaten/Kota yang telah memiliki terminal.
50% 2) Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pengujian
kendaraan bermotor pada Kabupaten/Kota yang telah melakukan pengujian berkala kendaraan bermotor.
100%
3) Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang MRLL, Evaluasi Andalalin, Pengelolaan Parkir pada Kabupaten/Kota.
40% 4) Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi
sebagai pengawas kelaikan kendaraan pada setiap perusahaan angkutan umum.
100%
f. Keselamatan Terpenuhinya standar keselamatan bagi angkutan umum yang melayani trayek di dalam Kabupaten/Kota.
I.2.4. Ketentuan tentang Indikator Kinerja Kunci (IKK)
Dinas Perhubungan Kota Surabaya memiliki Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang harus dilaksanakan. Indikator Kinerja Kunci (IKK) tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 06 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Bidang Perhubungan Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota. Dalam peraturan tersebut, Dinas Perhubungan memiliki target Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang tertuang seperti Tabel 1.3.
Tabel 1.3
Indikator Kinerja Kunci Bidang Perhubungan Daerah Kabupaten/Kota
No. Fokus Indikator Formula Tahun 2015 1 Perhubungan a. Jumlah arus
penumpang angkutan umum
Jumlah arus penumpang angkutan umum yang masuk/keluar daerah
Datang 27909 Berangkat 28886
b. Rasio ijin trayek Jumlah ijin trayek yang dikeluarkan Jumlah penduduk
0,0025
c. Jumlah uji kir angkutan umum
Jumlah uji kir angkutan umum
102.052
d. Jumlah pelabuhan laut/udara/terminal bis
Jumlah pelabuhan laut/udara/ terminal bis
4
Dalam pelaksanaan tugas tersebut diatas telah dilakukan oleh masing-masing Bidang dan UPTD dilingkunagn Dinas Perhubungan Kota Surabaya, antara lain :
a. Jumlah arus penumpang angkutan umum dilaksanakan oleh UPTD Terminal
b. Rasio ijin trayek pengolahan data dilakukan oleh Bidang Angkutan c. Jumlah uji kir angkutan umum dilaksanakan oleh UPTD Pengujian
Kendaraan Bermotor
d. Jumlah pelabuhan laut/udara/terminal bis dilaksanakan oleh Bidang Sarpras.
I.3. Maksud dan Tujuan
I.3.1. Maksud Penyusunan Renstra Dinas Perhubungan
Renstra Dinas Perhubungan Kota Surabaya 2016 – 2021 merupakan bagian dari dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya 2016 – 2021.
Rencana Strategis Dinas Perhubungan Kota Surabaya dimaksudkan sebagai dokumen perencanaan pembangunan sektor perhubungan dan merupakan sasaran strategis yang ingin dicapai selama 5 Tahun kedepan serta menjadi landasan bagi semua dokumen perencanaan sektor perhubungan. Disamping itu, Rencana Strategis Dinas Perhubungan Kota Surabaya menjadi salah satu acuan rencana pembangunan tahunan yang disusun dengan maksud untuk menyediakan acuan Dinas Perhubungan Kota Surabaya dalam menentukan program dan kegiatan tahunan Dinas Perhubungan Kota Surabaya.
I.3.2. Tujuan Penyusunan Rencana Strategis Dinas Perhubungan
Tujuan penyusunan Rencana Strategis Dinas Perhubungan Kota Surabaya adalah untuk menjabarkan visi, misi dan program kerja Dinas Perhubungan. Dengan adanya Rencana Strategis Dinas Perhubungan diharapkan penyusunan dokumen perencanaan jangka menengah pemerintah kota Surabaya terutama di sektor perhubungan dapat berjalan dengan lancar, terpadu, sinkron dan sinergi sesuai dengan kondisi dan karakteristik kota Surabaya.
I.4. Sistematika Penulisan
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Perhubungan Kota Surabaya disusun dengan sistematika penulisan, sebagai berikut :
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Landasan Hukum I.3. Maksud dan Tujuan I.4. Sistematika Penulisan
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERHUBUNGAN II.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi
II.2. Sumber Daya Dinas Perhubungan II.3. Kinerja Pelayanan Dinas Perhubungan
II.4. Analisis Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Perhubungan
BAB III
ISU – ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI III.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi III.2. Perumusan isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
III.3. Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
III.4. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten Kota
III.5. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
III.6. Penentuan isu – isu strategis
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN IV.1. Visi dan Misi Dinas Perhubungan
Pada bagian ini dikemukakan rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif.
Adapun penyajiannya menggunakan tabel.
BAB VI
INDIKATOR KINERJA DINAS PERHUBUNGAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Indikator kinerja Dinas Perhubungan mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD dan ditampilkan dalam tabel.
BAB VII PENUTUP
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERHUBUNGAN
II.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi II.1.1. Tugas Dinas Perhubungan
Berdasarkan Peraturan Walikota Surabaya nomor 42 Tahun 2011 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas Kota Surabaya sebagaimana dikutip dalam Pasal 146 Dinas Perhubungan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan di bidang Perhubungan.
II.1.2. Fungsi Dinas Perhubungan
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut diatas, Dinas Perhubungan mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Perhubungan.
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum. c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sebagaimana tersebut dalam
uraian tugas diatas.
d. Pengelolaan ketatausahaan Dinas.
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya.
II.1.3. Struktur Organisasi Dinas Perhubungan
Struktur Organisasi Dinas Perhubungan sesuai Peraturan Walikota Surabaya nomor 42 tahun 2011 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas Kota Surabaya, terdiri dari :
1. Kepala Dinas 2. Sekretariat
4. Bidang Lalu Lintas
a. Seksi Manajemen Lalu Lintas b. Seksi Rekayasa Lalu Lintas 5. Bidang Angkutan
a. Seksi Angkutan Darat
b. Seksi Angkutan Laut dan Udara 6. Bidang Pengendalian dan Operasional
a. Seksi Penertiban
b. Seksi Pembinaan dan Pengawasan
Selain Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Seksi sebagaimana tersebut diatas, di Dinas Perhubungan terdapat 8 UPTD dan satu kelompok jabatan fungsional yang terdiri dari :
1. UPTD Parkir Wilayah Utara 2. UPTD Parkir Wilayah Timur 3. UPTD Parkir Wilayah Selatan
4. UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor Tandes 5. UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor Wiyung 6. UPTD Terminal Purabaya
7. UPTD Terminal Joyoboyo
8. UPTD Terminal Tambak Oso Wilangon 9. Kelompok Jabatan Fungsional
Sekretariat dan Bidang, masing – masing dipimpin oleh seorang Sekretaris, Kepala Bidang, sedangkan UPTD Parkir, UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor dan UPTD Terminal dipimpin oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas, yang semuanya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
Dalam menjalankan kegiatan operasional Dinas Perhubungan memiliki pejabat-pejabat fungsional yang memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut :
1. Kepala Dinas
pengawasan dan pengendalian, rekayasa, manajemen dan pengaturan bidang transportasi dan lalu lintas angkutan.
2. Sekretariat
Berdasarkan Peraturan Walikota Surabaya Nomor 42 Tahun 2011 dalam Pasal 148 Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Perhubungan di bidang kesekretariatan. Rincian tugas Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 148, sebagai berikut :
a. pemrosesan administrasi perizinan/rekomendasi;
b. pelaksanaan koordinasi perencanaan program, anggaran dan laporan dinas;
c. pelaksanaan pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan; d. pengelolaan administrasi kepegawaian;
e. pengelolaan surat menyurat, dokumentasi, rumah tangga dinas, kearsipan dan perpustakaan;
f. pemeliharaan rutin gedung dan perlengkapan/peralatan kantor; g. pelaksanaan hubungan masyarakat dan keprotokolan;
h. pelaksanaan administrasi perizinan/pemberian rekomendasi; i. penilaian angka kredit jabatan fungsional;
j. pemrosesan administrasi pemberian izin (rekomendasi) kegiatan pengerukan di wilayah perairan pelabuhan khusus lokal;
k. pemrosesan administrasi pemberian izin (rekomendasi) kegiatan reklamasi di wilayah perairan pelabuhan khusus lokal;
l. pemrosesan administrasi pemberian Izin (rekomendasi) kegiatan pengerukan di dalam DLKr/DLKp pelabuhan laut lokal;
m.pemrosesan administrasi pemberian izin (rekomendasi) kegiatan reklamasi di dalam DLKr/DLKp pelabuhan laut lokal;
n. pemrosesan administrasi pemberian rekomendasi dalam penerbitan izin usaha dan kegiatan salvage serta persetujuan
q. pemrosesan administrasi perizinan penggunaan jalan selain untuk kepentingan lalu lintas di jalan kota;
r. pemrosesan administrasi pemberian rekomendasi penetapan lokasi pelabuhan umum;
s. pemrosesan administrasi pemberian rekomendasi penetapan lokasi pelabuhan khusus;
t. pemrosesan administrasi pemberian rekomendasi penetapan lokasi bandar udara umum;
u. pemrosesan administrasi pemberian izin trayek angkutan kota; v. pemrosesan administrasi pemberian izin operasi angkutan taksi
yang melayani wilayah kota;
w. pemrosesan administrasi pemberian rekomendasi operasi angkutan sewa;
x. pemrosesan administrasi pemberian izin usaha angkutan pariwisata;
y. pemrosesan administrasi pemberian izin usaha angkutan barang;
z. pemrosesan administrasi pemberian izin usaha bengkel umum kendaraan bemotor;
aa. pemrosesan administrasi pemberian izin trayek angkutan kota yang wilayah pelayanannya dalam satu wilayah kota;
bb. pemrosesan administrasi pemberian izin usaha mendirikan pendidikan dan latihan mengemudi sesuai Norma Standar Prosedur Kriteria (NSPK);
cc. pemrosesan administrasi pemberian rekomendasi lokasi pelabuhan penyeberangan;
dd. pemrosesan administrasi pemberian rekomendasi rencana induk, DLKr/DLKp pelabuhan penyeberangan yang terletak pada jaringan jalan provinsi, nasional dan antar negara;
ee. pemrosesan administrasi pemberian izin pembuatan tempat penimbunan kayu (logpon), jaring terapung dan kerambah di sungai dan danau;
gg. pemrosesan administrasi pemberian izin operasi kegiatan angkutan orang dan/atau barang dengan kereta api umum untuk pelayanan angkutan antar kota dan perkotaan yang lintas pelayanannya dalam satu kota;
hh. pemrosesan administrasi pemberian surat izin berlayar kapal berukuran tonase kotor sama dengan atau lebih dari 7 (GT=7) yang berlayar hanya di perairan daratan (sungai dan danau);
ii. pemrosesan administrasi pemberian surat izin berlayar;
jj. pemrosesan administrasi pemberian rekomendasi penetapan rencana induk pelabuhan laut internasional hub, internasional dan nasional;
kk. pemrosesan administrasi penetapan izin pengoperasian pelabuhan khusus lokal;
ll. pemrosesan administrasi pemberian rekomendasi penetapan DLKr/DLKp pelabuhan laut internasional;
mm. pemrosesan administrasi pemberian rekomendasi penetapan DLKr/DLKp pelabuhan laut nasional;
nn. pemrosesan administrasi pemberian rekomendasi penetapan DLKr/DLKp pelabuhan laut regional;
oo. pemrosesan administrasi pemberian rekomendasi penetapan pelabuhan yang terbuka bagi perdagangan luar negeri;
pp. pemrosesan administrasi pemberian izin usaha perusahaan angkutan laut bagi perusahaan yang berdomisili dan beroperasi pada lintas pelabuhan dalam kota setempat;
qq. pemrosesan administrasi pemberian izin usaha pelayaran rakyat bagi perusahaan yang berdomisili dan beroperasi pada lintas pelabuhan dalam wilayah kota setempat;
3. Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Transportasi
Sesuai Peraturan Walikota Surabaya Nomor 42 Tahun 2011 dalam Pasal 151, Bidang Sarana dan Prasarana Transportasi mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Perhubungan di bidang sarana dan prasarana transportasi.
Rincian tugas Bidang Sarana dan Prasarana Transportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, sebagai berikut :
a. pemrosesan teknis perizinan/rekomendasi sesuai Bidangnya; b. pengadaan kapal SDP;
c. pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan rambu penyeberangan;
d. pemetaan alur sungai kota untuk kebutuhan transportasi;
e. pengusahaan prasarana kereta api umum yang tidak dilaksanakan oleh badan usaha prasarana kereta api;
f. pelaksanaan pemeriksaan konstruksi kapal; g. pelaksanaan pemeriksaan permesinan kapal; h. pelaksanaan pemeriksaan perlengkapan kapal; i. pelaksanaan pengukuran kapal;
j. penetapan penggunaan tanah lokasi pelabuhan laut;
k. penetapan keputusan pelaksanaan pembangunan pelabuhan laut lokal;
l. penetapan pelaksanaan pembangunan pelabuhan khusus lokal; m.pertimbangan teknis terhadap penambahan dan/atau
pengembangan fasilitas pokok pelabuhan laut lokal; n. penetapan DUKS di pelabuhan lokal;
o. pelaksanaan rancang bangun fasilitas pelabuhan bagi pelabuhan dengan pelayaran lokal (kota);
p. penetapan lokasi pemasangan dan pemeliharaan alat pengawasan dan alat pengamanan (rambu-rambu), danau dan sungai lintas kota;
q. penetapan lokasi terminal penumpang Tipe C; r. penetapan lokasi pelabuhan sungai dan danau; s. pelaksanaan pengukuran kapal;
4. Kepala Bidang Lalu Lintas
Sesuai Peraturan Walikota Surabaya Nomor 42 Tahun 2011 dalam Pasal 154, Bidang Lalu Lintas mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Perhubungan di bidang lalu lintas.
Rincian tugas Bidang Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 154, sebagai berikut:
a. pemrosesan teknis perizinan/rekomendasi sesuai Bidangnya; b. penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan transportasi
jalan kota;
c. penentuan lokasi, pengadaan, pemasangan, pemeliharaan dan penghapusan rambu lalu lintas, marka jalan dan alat pemberi isyarat lalu lintas, alat pengendali dan pengamanan pemakai jalan serta fasilitas pendukung di jalan kota;
d. penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas di jalan kota;
e. penyelenggaraan andalalin di jalan kota;
f. penentuan lokasi fasilitas parkir untuk umum di jalan kota;
g. penutupan perlintasan untuk keselamatan perjalanan kereta api dan pemakai jalan perlintasan sebidang yang tidak mempunyai izin dan tidak ada penanggungjawabnya, dilakukan oleh pemilik dan/atau Pemerintah Daerah.
5. Kepala Bidang Angkutan
Sesuai Peraturan Walikota Surabaya Nomor 42 Tahun 2011 dalam Pasal 157, Bidang Angkutan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Perhubungan di bidang angkutan.
Rincian tugas Bidang Angkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 157, sebagai berikut:
a. pemrosesan teknis perizinan/rekomendasi sesuai Bidangnya; b. penyusunan jaringan trayek dan penetapan kebutuhan
d. perumusan bahan penetapan wilayah operasi dan kebutuhan kendaraan untuk angkutan taksi yang wilayah pelayanannya dalam kota;
e. perumusan bahan penetapan tarif penumpang kelas ekonomi angkutan dalam kota;
f. penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan sungai dan danau dalam kota;
g. penyusunan dan penetapan rencana umum lintas penyeberangan dalam kota yang terletak pada jaringan jalan kota;
h. perumusan bahan penetapan lintas penyeberangan dalam kota yang terletak pada jaringan jalan kota;
i. penyelenggaraan pelabuhan penyeberangan; j. penyelenggaraan pelabuhan sungai dan danau;
k. penyusunan rencana induk, DLKr/DLKp pelabuhan SDP yang terletak pada jaringan jalan kota;
l. perumusan bahan penetapan tarif angkutan penyeberangan kelas ekonomi pada lintas penyeberangan dalam kota yang terletak pada jaringan jalan kota;
m. perumusan bahan penetapan tarif angkutan sungai dan danau kelas ekonomi dalam kota;
n. perumusan bahan penetapan tarif jasa pelabuhan SDP yang tidak diusahakan yang dikelola kota;
o. pemberian persetujuan pengoperasian kapal untuk lintas penyeberangan dalam kota pada jaringan jalan kota;
p. penyusunan rencana induk perkeretaapian kota;
q. pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah kota meliputi : 1. penyusunan sasaran dan arah kebijakan pengembangan
sistem perkeretaapian kota yang jaringannya berada di wilayah kota;
2. pemberian arahan, bimbingan, pelatihan dan bantuan teknis kepada pengguna dan penyedia jasa;
s. perumusan bahan penetapan jaringan pelayanan kereta api dalam kota;
t. perumusan bahan penetapan jaringan pelayanan kereta api perkotaan berada dalam kota;
u. perumusan bahan penetapan persetujuan angkutan orang dengan menggunakan gerbong kereta api dalam kondisi tertentu yang pengoperasian di dalam wilayah kota;
v. perumusan bahan penetapan tarif penumpang kereta api dalam hal pelayanan angkutan yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat dan pelayanan angkutan yang disediakan untuk pengembangan wilayah, untuk pelayanan angkutan antar kota dan perkotaan yang lintas pelayanannya dalam satu kota; w. kapal berukuran tonase kotor kurang dari 7 (GT <7) yang
berlayar hanya di perairan daratan (sungai dan danau): x. penerbitan pas perairan daratan;
y. pencatatan kapal dalam buku register pas perairan daratan; z. penerbitan sertifikat keselamatan kapal;
aa. penerbitan dokumen pengawakan kapal;
bb. kapal berukuran tonase kotor kurang dari GT 7 (GT < 7) yang berlayar di laut:
cc. penerbitan pas kecil;
dd. pencatatan kapal dalam buku register pas kecil; ee. penerbitan sertifikat keselamatan kapal;
ff. penerbitan dokumen pengawakan kapal; gg. pengelolaan pelabuhan lokal lama;
hh. perumusan bahan penetapan keputusan pelaksanaan pengoperasian pelabuhan laut lokal;
ii. perumusan bahan penetapan DLKr/DLKp pelabuhan laut lokal; jj. perumusan bahan penetapan pelayanan operasional 24 (dua
mm. pemberitahuan pembukaan kantor cabang perusahaan angkutan laut nasional yang lingkup kegiatannya melayani lintas pelabuhan dalam satu kota;
nn. pemberitahuan pembukaan kantor cabang perusahaan pelayaran rakyat yang lingkup kegiatannya melayani lintas pelabuhan dalam satu kota;
oo. pelaporan pengoperasian kapal secara tidak tetap dan tidak teratur (tramper) bagi perusahaan angkutan laut yang berdomisili dan beroperasi pada lintas pelabuhan dalam wilayah kota setempat;
pp. pelaporan penempatan kapal dalam trayek tetap dan teratur (liner) dan pengoperasian kapal secara tidak tetap dan tidak teratur (tramper) bagi perusahaan pelayaran rakyat yang berdomisili dan beroperasi pada lintas pelabuhan dalam wilayah kota setempat;
qq. pemantauan terhadap pelaksanaan keputusan penetapan lokasi bandar udara umum dan melaporkan ke pemerintah, pada bandar udara yang belum terdapat kantor bandara;
rr. pemberian izin kegiatan pengerukan di wilayah perairan pelabuhan khusus lokal;
ss. pemberian izin kegiatan reklamasi di wilayah perairan pelabuhan khusus lokal;
tt. pemberian izin kegiatan pengerukan di Daerah Lingkungan Kerja (DLKr)/Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) pelabuhan laut lokal;
uu. pemberian izin kegiatan reklamasi di Daerah Lingkungan Kerja (DLKr)/Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) pelabuhan laut lokal.
6. Kepala Bidang Pengendalian dan Operasional
Sesuai Peraturan Walikota Surabaya Nomor 42 Tahun 2011 dalam Pasal 160, Bidang Pengendalian dan Operasional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Perhubungan di bidang pengendalian dan operasional.
a. pemrosesan teknis perizinan/rekomendasi sesuai Bidangnya; b. pengawasan dan pengendalian operasional terhadap
penggunaan jalan selain untuk kepentingan lalu lintas di jalan kota;
c. pengawasan penyelenggaraan pendidikan dan latihan mengemudi;
d. pemeriksaan kendaraan di jalan sesuai kewenangannya; e. pelaksanaan penyidikan pelanggaran :
1. perda kota bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; 2. pemenuhan persyaratan teknis dan laik jalan; 3. pelanggaran ketentuan pengujian berkala;
f. pengawasan pelaksanaan tarif angkutan SDP dalam kota yang terletak pada jaringan jalan kota;
g. pengawasan pengoperasian penyelenggaraan angkutan sungai dan danau;
h. pengawasan pengoperasian penyelenggaraan angkutan penyeberangan dalam kota pada jaringan jalan kota;
i. pengawasan terhadap pelaksanaan perkeretaapian kota; j. pelaksanaan pengawasan keselamatan kapal;
k. pemantauan kualitas emisi sumber bergerak skala kota;
l. pengujian emisi gas buang dan kebisingan kendaraan bermotor lama skala berkala;
m. pengoperasian terminal angkutan barang.
Dalam perkembangannya Dinas Perhubungan akan melakukan ekspansi organisasi dengan mengikuti perkembangan Kota Surabaya yang semakin pesat. Akibat perkembangan Kota Surabaya Dinas Perhubungan akan melakukan ekspansi seperti pengembangan pengelolaan angkutan massal dan pengelolaan sistem informasi
II.2. Sumber Daya Dinas Perhubungan II.2.1. Sumber Daya Manusia
Karyawan / karyawati Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Perhubungan Kota Surabaya Tahun 2015 berjumlah 458 orang dengan perincian sebagai berikut :
1) Menurut golongan
1) Golongan I : 33 orang 2) Golongan II : 321 orang 3) Golongan III : 99 orang 4) Golongan IV : 4 orang
2) Menurut pendidikan
1) Pasca Sarjana : 16 orang 2) Sarjana : 69 orang 3) Diploma : 17 orang 4) SLTA : 301 orang 5) SLTP : 26 orang 6) SD : 29 orang 3) Menurut Eselon 1) Eselon II : 1 orang 2) Eselon III : 5 orang 3) Eselon IV : 26 orang
4) Diklat Teknis Fungsional dengan rincian :
1) Pengujian Kendaraan Bermotor : 41 orang 2) Akademi Lalu lintas : 16 orang
3) Transportasi : 11 orang
5) Diklat Penjenjangan dengan rincian : 1) Diklatpim IV : 23 orang 2) Diklatpim III : 5 orang 3) Diklatpim II : - orang
Karyawan / Karyawati Tenaga Kontrak (Non PNS) di Dinas Perhubungan Kota Surabaya Tahun 2015 berjumlah 480 orang.
Tabel 2.1. Rekapitulasi Jumlah Pegawai Dinas Perhubungan Kota Surabaya per Desember Tahun 2015
NO BIDANG/UPTDBAGIAN/
Gol. IV
JML
Gol. III JML Gol. II JML Gol. I JML JML GANDER HONORER JML JUMLAH
d c b a d c b a d c b a d c b a PNS L P PP31 THL T. Kontrak TOTAL 1 SEKRETARIAT DINAS 1 1 4 1 1 1 7 9 8 3 20 1 1 29 15 14 1 20 21 50 2 BIDANG DAL-OPS 1 1 1 2 3 3 9 2 8 10 3 23 3 2 2 7 40 37 4 58 58 98 3 BIDANG LALU LINTAS 1 1 3 3 4 10 13 12 2 27 0 38 33 6 47 47 85 4 BIDANG SARPRAS TRANSPORTASI 0 2 2 3 1 8 3 2 1 1 7 1 1 16 12 4 52 52 68 5 BIDANG ANGKUTAN 1 1 2 1 5 8 3 7 1 11 0 20 15 5 22 22 42 6 UPTD PARKIR UTARA 0 2 1 3 9 3 12 0 15 10 5 1 2 3 18 7 UPTD PARKIR SELATAN 0 2 1 2 5 1 7 3 11 0 16 12 5 4 4 20
8 UPTD PARKIRTIMUR 0 2 1 1 3 7 7 3 10 1 1 18 13 3 2 2 20
9 UPTD PURABAYA 0 1 1 15 1 18 2 66 25 10 103 3 5 2 10 131 119 12 1 12 71 84 215
II.2.2. Sarana Prasarana Dinas Perhubungan
Sarana prasarana yang dikelola Dinas Perhubungan sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 8 Tahun 2008 tentang organisasi perangkat daerah dan Peraturan Walikota Nomor 42 Tahun 2011 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas Kota Surabaya adalah sebagai berikut :
a. Sarana :
Jumlah Kendaraan sebagai berikut : 1) Roda 4 (empat) : 27 unit 2) Truk Tangki : 1 unit 3) Truk Engkel : 5 unit 4) Sky Walker : 4 unit 5) Bus Sekolah : 4 unit 6) Roda 2 ( dua ) : 47 unit 7) Mobil Derek : 5 unit 8) Mobil Uji Keliling : 1 unit 9) Roda 3 (tiga) : 2 unit
b. Prasarana :
1) Kantor Dinas Perhubungan Kota Surabaya di Jl. Dukuh Menanggal No.1 Surabaya dengan luas tanah 1900 m2 dan luas bangunan 966,4 m2.
Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan dan Pelayananan perijinan – perijinan dibidang Perhubungan. 2) Terminal Purabaya dengan luas tanah 120.000 m2
Pelaksanaan dan pengawasan moda transportasi angkutan umum perkotaan, antar kota dalam provinsi dan antar kota antar provinsi.
3) Terminal Tambak Oso Wilangon dengan luas tanah 30.000 m2 Pelaksanaan dan pengawasan moda transportasi angkutan umum perkotaan dan antar provinsi.
4) Terminal Joyoboyo dengan luas tanah 11.134 m2
Pelaksanaan dan pengawasan moda transportasi angkutan umum perkotaan.
5) Terminal Kedung Cowek dengan luas 7.496 m2
6) Terminal Type C Bratang dengan luas tanah 7.575 m2
Pelaksanaan dan pengawasan moda transportasi angkutan umum perkotaan.
7) Terminal Type C Dukuh Kupang dengan luas 2.652 m2
Pelaksanaan dan pengawasan moda transportasi angkutan umum perkotaan.
8) Terminal Type C Benowo dengan luas 500 m2
Pelaksanaan dan pengawasan moda transportasi angkutan umum perkotaan.
9) Terminal Type C Kalimas Barat dengan luas 2.574 m2
Pelaksanaan dan pengawasan moda transportasi angkutan umum perkotaan.
10) Terminal Type C Balongsari dengan luas 1.676 m2
Pelaksanaan dan pengawasan moda transportasi angkutan umum perkotaan.
11) Terminal Type C Menanggal dengan luas 2.197 m2
Pelaksanaan dan pengawasan moda transportasi angkutan umum perkotaan.
12) Terminal Type C Manukan Kulon dengan luas 5.031 m2
Pelaksanaan dan pengawasan moda transportasi angkutan umum perkotaan.
13) Terminal Type C Keputih dengan luas 1.944 m2
Pelaksanaan dan pengawasan moda transportasi angkutan umum perkotaan.
14) Halte 56 unit @ 18 m2sama dengan 1.008 m2
Sebagai salah satu fasilitas pendukung penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang berfungsi sebagai tempat pemberhentian kendaraan angkutan umum dalam menaikkan dan menurunkan penumpang.
II.3. Kinerja Pelayanan Dinas Perhubungan
Kinerja pelayanan ini menunjukkan tingkat capaian kinerja Dinas Perhubungan Kota Surabaya berdasarkan sasaran / target renstra Dinas
indikator kecepatan rata-rata berhasil tercapai. Akan tetapi untuk indikator headway angkutan umum masih belum dapat tercapai dikarenakan masih banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah kepemilikan armada angkutan umum yang masih dimiliki oleh perseorangan, kendaraan angkutan yang sudah tidak laik jalan, dsb.
Adapun penyajian kinerja pelayanan Dinas Perhubungan disajikan dalam tabel sebagaimana berikut ini.
Tabel 2.2
Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Perhubungan Kota Surabaya Tahun 2010 – 2015
NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan
Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya
Target Renstra Tahun ke ... Realisasi Capaian Tahun ke ... Rasio Capaian pada Tahun ke ...
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
1 Headway angkutan umum (menit) untuk bis kota
32,41 32,41 32,41 20,00 20,00 35,12 41,60 42,73 43,09 43,86 0,92 0,78 0,76 0,46 0,45
2 Headway angkutan umum (menit) untuk mikrolet
14,72 14,72 14,72 14,72 14,72 17,21 24,19 24,84 25,73 26,21 0,85 0,61 0,59 0,57 0,56
3 Kecepatan rata-rata kendaraan (km/jam) pada jalan arteri primer
23,73 23,73 23,73 23,73 25,63 26,22 26,98 27,83 31,23 28,77 1,10 1,14 1,17 1,31 1,12
4 Kecepatan rata-rata kendaraan (km/jam) pada jalan arteri sekunder
Tabel 2.3
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Dinas Perhubungan Tahun 2010 - 2015
Kota Surabaya
Uraian
Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-Rata-rata Pertumbuhan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Anggaran Realisasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) Belanja Tidak Langsung Rp. 29.547.475.098 Rp. 36.608.563.988 Rp. 32.081.209.048 Rp. 38.465.357.979 Rp. 41.282.340.576 Rp. 28.436.978.472 Rp. 32.035.457.582 Rp. 31.163.411.333 Rp. 35.073.046.253 Rp. 39.004.895.666 96% 87,51% 97,14% 91,18% 94,48% 9,69% 8,42% Belanja Langsung Rp. 96.786.596.038 Rp. 82.566.892.910 Rp. 121.257.103.513 Rp. 137.573.140.100 Rp. 151.486.374.936 Rp. 75.148.995.239 Rp. 73.357.192.234 Rp. 102.137.934.512 Rp. 103.179.412.614 Rp. 134.765.167.527 78% 88,85% 84,23% 75,00% 88,96% 13,93% 17,12% Total Rp. 126.334.071.136 Rp. 119.175.456.898 Rp. 153.338.312.561 Rp. 176.038.498.079 Rp. 192.768.715.512 Rp. 103.585.973.711 Rp. 105.392.649.816 Rp. 133.301.345.845 Rp. 138.252.458.867 Rp. 173.770.063.193 82% 88,43% 86,93% 78,54% 90,14% 11,83 % 17,36%
Berdasarkan tabel diatas anggaran Dinas Perhubungan terus mengalami kenaikan meskipun di tahun ke-2 mengalami penurunan dikarenakan terdapat beberapa kegiatan yang tidak lagi dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan. Capaian realisasi anggaran Dinas Perhubungan juga mengalami kenaikan dari setiap tahunnya meskipun pada tahun ke-4 mengalami penurunan penyerapan. Hal ini dikarenakan terdapat kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata pertumbuhan Anggaran Dinas Perhubungan setiap tahunnya sebesar 11,83% dan rata-rata Realisasi penyerapan anggaran Dinas Perhubungan sebesar 17,36%.
II.4. Analisis Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Perhubungan
II.4.1. Analisis dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
Berdasarkan situasi dan kondisi Kota Surabaya yang semakin berkembang, khususnya di bidang transportasi, maka perlu dilakukan identifikasi Analisis Renstra Kementerian / Lembaga (K/L), Analisis Renstra SKPD Provinsi (Kabupaten/Kota) dan Analisis Renstra SKPD Kabupaten/Kota. Hasil analisis kondisi sebagaimana berikut :
Tabel 2.4
Komparasi Capaian Sasaran Renstra SKPD Kabupaten/kota terhadap Sasaran Renstra SKPD Provinsi dan Renstra K/L
No Indikator Kinerja
Capaian Sasaran Renstra SKPD Kabupaten/Kota
Sasaran pada Renstra SKPD Provinsi
Sasaran pada Renstra K/L (1) (2) (3) (4) (5) 1 Presentase Jalan Kewenangan Kota dengan V/C ratio ≤ 0,95 Menyediakan sistem manajemen transportasi yang berkualitas Meningkatnya Pelayanan kepada masyarakat, dan meningkatnya kompetensi SDM petugas sektor transportasi Meningkatkan kinerja lalu lintas jalan Perkotaan 2 a. Peningkatan Load Factor Kendaraan Umum (Angkot/ Mikrolet) b. Peningkatan Load Factor Kendaraan Umum (Bus Kota)
Penyediaan dan optimalisasi sistem angkutan umum massal yang nyaman, aman, cepat, dan berkualitas serta ramah lingkungan Meningkatnya kualitas manajemen transportasi dengan penekanan pada ketersediaan sarana prasarana dan peran serta masyarakat dan Swasta
Meningkatkan aplikasi teknologi informasi dan skema sistem Manajemen transportasi Perkotaan 3 Meningkatnya tingkat keselamatan dan keamanan penyelenggaraan pelayanan transportasi
Dengan kondisi dan perkembangan transportasi pada saat ini Dinas Perhubungan perlu untuk melakukan perbaikan dan meningkatkan serta mengembangkan sarana prasarana transportasi, antara lain :
Meningkatkan Pengelolaan manajemen perparkiran di tepi jalan umum maupun tempat khusus parkir menjadi lebih baik.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan mengikutsertakan diklat teknis di bidang transportasi.
Meningkatkan Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) yang transparan dan akuntabel berbasis IT.
Tantangan atas kondisi dan perkembangan tersebut memang perlu untuk ditindaklanjuti mengingat kota Surabaya saat ini tidak hanya dikenal sebagai ibukota propinsi Jawa Timur, tetapi kota Surabaya juga sudah dikenal oleh dunia internasional karena prestasi skala Nasional dan Internasional yang telah diraih.
Selain hal tersebut kota Surabaya mempunyai peluang untuk berkembang lebih pesat karena tidak terlepas dari pembangunan dan perbaikan sarana prasarana infrastruktur yang dilakukan jauh lebih baik dan didukung adanya pelabuhan udara internasional maupun pelabuhan laut.
Perbaikan di dalam pemerintahan sendiri sudah jauh lebih baik dengan dikembangkannya fasilitas - fasilitas penunjang kerja yang lebih modern dan menggunakan teknologi informatika sesuai perkembangan saat ini.
II.4.2 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
Dalam penyusunan RPJMD Kota Surabaya 2016-2021 telah memperhatikan kesesuaian dengan Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 12 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Surabaya Tahun 2014-2034. Penyelarasan dilakukan terhadap program dalam RPJMD Kota Surabaya dengan kebijakan, strategi, dan indikasi program dalam RTRW Kota Surabaya Tahun 2014-2034. Dalam rencana tata ruang wilayah Kota Surabaya dapat dilihat bahwa penataan ruang Kota Surabaya adalah mengembangkan ruang kota metropolitan yang mengarah pada kota perdagangan dan jasa. Guna mendukung perkembangan Kota Surabaya sebagai kota metropolitan yang berbasis perdagangan dan jasa, tentunya perlu didukung dengan
Adapun kesesuaian antara kebijakan strategi struktur ruang dan pola ruang RTRW dengan program Renstra Dinas Perhubungan Kota Surabaya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.5
Hubungan antara Program Renstra Dinas Perhubungan Kota Surabaya Tahun 2016-2021 dengan Kebijakan Strategi Struktur Ruang RTRW Kota Surabaya Tahun 2014-2034
Kebijakan Strategi RTRW Kota Surabaya
Tahun 2014 – 2034
Program Renstra Dinas Perhubungan Kota Surabaya
Tahun 2016-2021
Kegiatan yang berkaitan dengan
Kebijakan Strategi Faktor Pendorong Faktor Penghambat
Struktur Ruang Undang-Undang dan
Peraturan Pemerintah di bidang Lalu Lintas Angkutan Jalan Political Will di bidang
transportasi
Kerjasama pemerintah dengan pihak swasta Kesediaan dan
kemauan masyarakat menggunakan kendaraan angkutan umum yang aman, nyaman dan selamat Koordinasi dan kerjasama dengan instansi lain Belum adanya integrasi perencanaan transportasi dan jaringan lintas angkutan umum dan barang di daerah Gerbang Kertasusila Tidak adanya
pembatasan usia kendaraan angkutan umum dan angkutan barang
Belum adanya subsudi Pemerintah terhadap kendaraan angkutan umum Tidak adanya pembatasan penggunaan kendaraan pribadi Strategi pengembangan pusat kegiatan nasional
Mengembangkan jaringan infrastruktur terpadu dan
berkelanjutan dalam skala kota dan wilayah sekitarnya a. Program Peningkatan Sistem Manajemen Transportasi b. Program Pengembangan Sistem Transportasi Berkelanjutan
1. Pemeliharaan perlengkapan jalan 2. Pengadaaan perlengkapan jalan 3. Pembangunan sarana prasarana
transportasi
4. Pengembangan sarana prasarana transportasi
5. Pemeliharaan sarana dan prasarana transportasi
6. Pengadaan perlengkapan jalan 7. Pengelolaan parkir
Strategi pengembangan sistem jaringan transportasi Mengembangkan transportasi darat a. Program Peningkatan Sistem Manajemen Transportasi b. Program Pengembangan Sistem Transportasi Berkelanjutan
1. Peningkatan pelayanan dan keselamatan angkutan
2. Penyelenggaraan manajemen lalu lintas
3. Penyelenggaraan transportasi bagi pelajar
4. Penyelenggaraan pelayanan angkutan umum
5. Pengelolaan terminal angkutan umum
6. Pengembangan angkutan umum massal perkotaan
Tabel 2.6
Hasil Telaahan Struktur Ruang Wilayah Kota Surabaya No. Rencana Struktur Ruang Struktur Ruang Saat Ini Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada
Periode Perencanaan Berkenaan
Pengaruh Rencana Struktur Ruang terhadap
Kebutuhan Pelayanan SKPD Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Rencana Pengembangan Jaringan Transportasi Pemantapan dan Pengembangan Terminal secara hierarki
Pembangunan Sub Terminal dan Halte
Berkurangnya ruang bagi pejalan kaki untuk
pembangunan halte
Pembangunan Sub Terminal dan Halte yang tersebar di Kota Surabaya Pemantapan dan
Pengembangan Angkutan Darat
Pengembangan Angkutan Massal Dalam Kota
Bertambahnya volume kepadatan kendaraan yang akan berimbas ke
kemacetan pada beberapa ruas jalan
Pengembangan angkutan massal dalam kota
Surabaya
Pengembangan angkutan massal berbasis jalan
Bertambahnya volume kepadatan kendaraan yang akan berimbas ke
kemacetan pada beberapa ruas jalan
Pengembangan angkutan massal berbasis jalan dalam kota Surabaya
Tabel 2.7
Hasil Telaahan Pola Ruang Wilayah Kota Surabaya
No. Rencana Pola Ruang
Pola Ruang Saat Ini
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada
Periode Perencanaan Berkenaan
Pengaruh Rencana Struktur Ruang terhadap
Kebutuhan Pelayanan SKPD Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Perlindungan Kawasan Lindung Perlindungan kawasan sepanjang sempadan rel Kereta Api dari pelaksanaan pembangunan
Untuk perlindungan
kawasan sempadan rel KA tidak masuk ke dalam kewenangan Dinas Perhubungan
Dinas Perhubungan tetap melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk pengamanan
kawasan sempadan rel KA demi keselamatan
transportasi Pengelolaan dan
Pengembangan Kawasan Lindung
Penertiban dan pengendalian kawasan sempadan rel KA
Untuk penertiban dan pengendalian kawasan sempadan rel KA tidak masuk ke dalam kewenangan Dinas Perhubungan
Dinas Perhubungan tetap melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk pengamanan
kawasan sempadan rel KA demi keselamatan
II.4.3. Analisis Terhadap Dokumen Hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KHLS)
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah kajian yang harus dilakukan pemerintah daerah sebelum memberikan izin pengelolaan lahan maupun hutan. KLHS tertuang dalam UU No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pembuatan KLHS ditujukan untuk memastikan penerapan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam pembangunan suatu wilayah, serta penyusunan kebijakan dan program pemerintah.
KLHS merupakan suatu upaya pengkajian dan/atau evaluasi terhadap pengaruh lingkungan dan penjaminan integrasi prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pengambilan keputusan strategis pembangunan daerah yang bertujuan untuk memastikan prinsip pembangunan berkelanjutan yang menjadi dasar dalam pembangunan. Kaitannya dengan penyusunan RPJMD, dokumen KLHS memberikan penilaian kelayakan program strategis pembangunan daerah dalam kerangka prinsip keberlanjutan, hal inidisesuaikan dengan rumusan Permendagri 67/2012 tentang pedoman penyusunan KLHS untuk rencana pembangunan daerah. KLHS bermanfaat untuk menjamin bahwa setiap kebijakan, rencana dan/atau program dapat “lebih hijau” dalam arti dapat menghindarkan atau mengurangi dampak negative terhadap lingkungan hidup.
KLHS disusun melalui pendekatan pengambilan keputusan berdasarkan masukan dari berbagai kepentingan. Pendekatan yang digunakan yaitu penyelenggaraan KLHS tidak ditujukan untuk menolak atau mengkritisi kebijakan suatu perencanaan saja, namun untuk meningkatkan kualitas proses dan produk kebijakan. Terdapat tiga nilai penting dalam penyelenggaraan KLHS yang dapat mencerminkan