• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 ANALIS IS INVES TAS I IMPLEMENTAS I. 3.1 Gambaran Umum PT Astra International Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 ANALIS IS INVES TAS I IMPLEMENTAS I. 3.1 Gambaran Umum PT Astra International Tbk"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

50 BAB 3

ANALIS IS INVES TAS I IMPLEMENTAS I

3.1 Gambaran Umum PT Astra International Tbk 3.1.1 Sejarah Perusahaan

Berikut sekilas catatan sejarah PT Astra International Tbk sejak berdiri hingga tahun 2007:

1957

Pada tanggal 20 Februari PT Astra International Inc. didirikan oleh William Soeryadjaya dan adiknya Tjia Kian Tie, beserta teman adiknya Liem Peng Hong, dan berkantor di Jalan Sabang No.36A Jakarta Pusat sebagai perusahaan perdagangan umum yang melaksanakan kegiatan ekspor impor dan perdagangan produk pertanian.

Nama Astra diambil dari dewi Astrea yang menurut mitologi Yunani merupakan dewi terakhir yang menarik diri ke angkasa dan menjelma menjadi bintang dalam konstelasi Virgo. Perusahaan ini didirikan dengan suatu cita-cita besar yang tercermin dari nama dan logonya.

Astra mulai berkembang setelah memenangkan kontrak dari PLN untuk mendatangkan generator set senilai US$ 8 juta yang diimpor dari Amerika Serikat. Dalam proses impor ini terdapat kesalahan sehingga LC yang sudah dibuka harus dipakai untuk mengimpor barang lain.

Untuk itu Astra memutuskan untuk mengimpor 800 unit truk Chevrolet dalam bentuk semi knock-down dari General M otor yang juga

(2)

produsen genset tersebut. Inilah titik awal Astra mulai bergerak di bidang otomotif.

1965

Sejumlah truk Chevrolet yang di impor Astra mulai tiba di Jakarta ‐ 1969

Pada tanggal 25 Februari, Presiden Soeharto meresmikan PT Gaya M otor. Perusahaan patungan antara Pemerintah RI dengan Astra ini bergerak di bidang perakitan kendaraan bermotor roda empat. Pada tanggal 1 Juli Astra ditunjuk sebagai distributor kendaraan bermotor Toyota di Indonesia.

1970

Astra ditunjuk oleh Honda M otor Company (HM C) Jepang sebagai distributor tunggal sepeda motor Honda. Pada tanggal 24 November Astra mendapat lisensi sebagai distributor alat perkantoran Fuji Xerox di Indonesia.

1971

Pada tanggal 12 April PT Toyota-Astra M otor (TAM ) didirikan sebagai A gen Tunggal Toyota yang merupakan perusahaan patungan antara Astra dan Toyota M otor Corporation (TM C). Pada tanggal 11 Juni, Astra mendirikan PT Federal M otor sebagai pabrik perakitan sepeda motor Honda dan pada tahun yang sama sepeda motor Honda S 90 z (90cc) pun diluncurkan.

(3)

1972

Seiring dengan pembangunan infrastruktur yang tumbuh pesat di Indonesia, Astra mengembangkan usaha di bidang perdagangan dan penyewaan alat berat dari berbagai merek dengan mendirikan PT United Tractors (UT) pada tanggal 13 Oktober.

1973

UT ditunjuk sebagai distributor alat berat merek Komatsu di Indonesia.Pada tanggal 9 Juli PT M ulti Agro Corporation didirikan dan bergerak di bidang pertanian dan perkebunan. Astra ditunjuk sebagai agen tunggal produk-produk Daihatsu oleh Daihatsu Sales Co. Ltd, Japan. Sejalan dengan kebijakan Pemerintah untuk mendorong produksi komponen sepeda motor di Indonesia, PT Federal M otor bersama HM C Jepang mendirikan PT Honda Federal pada tanggal 23 Juli.

1974

Toyota-Astra M otor meluncurkan sedan tipe Corolla yang sangat populer di Indonesia. Astra bersama TM C mendirikan Yayasan Toyota-Astra (YTA) sebagai wujud kepedulian perusahaan di bidang pendidikan dengan memberikan beasiswa kepada pelajar yang berprestasi dan bantuan peralatan pendidikan seperti mesin Toyota untuk sekolah kejuruan dan universitas.

1975

PT Multi Astra yang dibangun sejak tanggal 13 April 1974, diresmikan pada tanggal 20 M aret dengan kegiatan di bidang perakitan kendaraan Toyota dan berlokasi di Jalan Sunter I, Jakarta Utara.

(4)

1976

Untuk meningkatkan pemasaran dan layanan purna jual kendraan Toyota, pada tanggal 1 Januari didirikan PT Astra M otor Sales yang berlokasi di Jalan KH. Hasyim Ashari 29 Jakarta. Perusahaan yang bergerak sebagai salah satu penyalur utama kendaraan Toyota kelak fungsinya digantikan oleh AUTO2000.

PT Astra Graphia didirikan pada tanggal 22 April sebagai anak perusahaan PT Astra International Inc. dengan kepemilikan saham 100% sebagai distributor mesin fotokopi Xerox di Indonesia.

1977

Untuk memenuhi kebutuhan akan kendaraan niaga yang tangguh, berkualitas dan irit, TAM meluncurkan Toyota Kijang. Pada kesempatan tersebut Presiden Suharto berkenan hadir.

1979

Dengan semakin berkembangnya pasar Daihatsu di Indonesia, didirikanlah PT Daihatsu Indonesia pada tanggal 31 M ei yang merupakan perusahaan patungan antara Astra, Daihatsu M otor Sales Co., Daihatsu M otor Sales dan Nichimen Corporation untuk memproduksi komponen Daihatsu. Perusahaan ini diresmikan pada tanggal 22 Oktober.

1980

Astra mendirikan Yayasan Dharma Bhakti Astra guna membantu dan membina perusahaan kecil dan menengah di bidang teknologi, manajemen, produksi, pemasaran dan akses keuangan.

(5)

1981

Setelah meraih sukses sebagai kendaraan niaga, TAM meluncurkan Kijang minibus sebagai mobil keluarga di Indonesia.

1982

Untuk mendukung bisnis otomotif Grup Astra yang terus meningkat, Astra membangun Divisi Jasa Keuangan yaitu dengan mendirikan PT Raharja Sedaya yang bergerak dalam jasa pembiayaan mobil.

1984

Setelah mencapai usia 27 tahun, pendiri dan manajemen Astra merasa perlu untuk memiliki nilai-nilai perusahaan sebagai pedoman dalam berbisnis. Untuk itu dirumuskan filosofi perusahaan yang dinamakan ”Catur Dharma” yang dilanjutkan dengan penyusunan buku ”Etika Bisnis dan Etika Kerja” serta ”Astra Total Quality Control”. 1987

Kualitas dan popularitas Toyota Kijang menembus pasar internasional dengan dimulainya ekspor perdana pada bulan Februari ke M alaysia oleh Presiden Komisaris Astra William Soeryadjaya. Astra mendirikan Yayasan Dana Pensiun Astra agar karyawan yang memasuki masa purnakarya atau pensiun memperoleh jaminan hari tua.

1988

Untuk mendapatkan diversifikasi sumber pendanaan serta mengembangkan usaha Perseroan, Astra menawarkan obligasi berjangka

(6)

waktu 5 tahun senilai Rp 60 miliar yang dicatatkan di Bursa Efek Surabaya. Astra mengakuisisi 68% saham PT Pantja M otor (PM ), Agen Tunggal Isuzu di Indonesia.

1989

Astra mendirikan Astra Education Training Centre (sekarang disebut dengan Astra M anagement Development Institute), yang menyediakan berbagai pelatihan bagi karyawan untuk mengembangkan kompetensi dan jenjang karir. International Finance Corporation (IFC) yang merupakan salah satu lembaga di bawah WorldBank, menempatkan dananya di Astra sebagai penyertaan saham sebesar 6,6%. Hal ini menggambarkan kepercayaan institusi kelas dunia terhadap Astra.

1990

Pada tanggal 4 April, Astra go public dengan menawarkan 30 juta lembar saham di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Indeks BEJ mencatat angka tertinggi pada penutupan hari listing saham Astra.

1991

Astra mendirikan PT Federal Adiwiraserasi cikal bakal Astra Otoparts (AOP) yang mengelola bidang usaha komponen otomotif. PM meluncurkan Isuzu Panther, primadona kendaraan penumpang bermesin diesel di Indonesia.

1992

William Soeryadjaya pada bulan Juli menjelaskan kepada manajemen Astra bahwa beliau meminta kesediaan Prof. Sumitro Djojohadikusumo untuk menggantikannya sebagai Presiden Komisaris.

(7)

Pada tanggal 18 September Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham Astra menyetujui pengangkatan Prof. Sumitro Djojohadikusumo sebagai Presiden Komisaris dan TP Rachmat sebagai Presiden Direktur.

1993

Pada tanggal 12 M aret Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Astra menyetujui pengangkatan Oskar Surjaatmadja sebagai Presiden Komisaris menggantikan Prof. Sumitro Djojohadikusumo. Pada tahun yang sama karena wafatnya Oskar Surjaatmadja, pada tanggal 27 A gustus melalui RUPS Astra mengangkat AR Ramly sebagai Presiden Komisaris. ‐ 1995

Astra mendirikan Akademi Teknik Federal (sekarang disebut dengan Politeknik M anufaktur Astra) yang menyediakan pendidikan formal tingkat diploma di bidang manufaktur.

1997

Peluncuran Toyota Kijang ’Kapsul’ pada bulan Januari mendapat sambutan positif dari masyarakat. Gedung Astra International M anagement institute pada tanggal 11 M aret diresmikan oleh Presiden Soeharto. RUPS pada tanggal 19 Februari memutuskan pengangkatan M ohamad Hasan sebagai Presiden Komisaris dan mengangkat dua komisaris baru, Anthony Salim dan Putera Sampoerna.

1998

Krisis moneter yang melanda Indonesia juga berimbas pada Astra dan secara teknis Astra dapat dikatakan bangkrut karena beban hutang sebesar US$ 1,1 miliar meningkat menjadi lebih dari 4 kali lipat

(8)

disebabkan oleh merosotnya nilai Rupiah. RUPS mengangkat Rini M S Suwandi sebagai Presiden Direktur menggantikan TP Rahmat dan Somala Wiria sebagai Presiden Komisaris menggantikan M oh. Hasan. ‐ 1999

Astra menandatangani kesepakatan restrukturisasi hutang tahap pertama. Proses ini merupakan yang tercepat dan terbaik dalam restrukturisasi hutang sejak terjadinya krisis moneter di Tanah Air. M anajemen Astra memperkenalkan logo baru dengan makna: lebih dinamis, menggambarkan kemampuan dan kesempatan Astra yang tidak terbatas, semangat Astra untuk menjelajahi dunia usaha dan inisiatif-inisiatif baru serta go global.

2000

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Astra pada tanggal 8 Februari mengangkat TP Rachmat menggantikan Rini M S Soewandi dan AR Ramly sebagai Presiden Komisaris. Saham Astra yang dikuasai oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebesar 38,4% dibeli oleh konsorsium Cycle & Carriage Limited melalui tender offer pada tanggal 24 M aret.

Astra bersama BM W AG merestrukturisasi bisnis BM W di Indonesia:

1. Astra memiliki 100% agen tunggal BM W melalui PT Tjahja Sakti M otor Corp.

2. BM W Indonesia (dimiliki 100% BM W AG) berperan sebagai distributor tunggal di Indonesia.

(9)

3. Astra berperan sebagai salah satu dealer BM W.

Dalam melakukan restrukturisasi bisnis sepeda motor, Federal M otor dan Honda Federal dilebur menjadi Astra Honda M otor mulai Januari 2001. Komposisi saham PT Astra International dan Honda M otor Co. berubah menjadi 50:50.

2001

Dengan berkembangnya bisnis Grup Astra, manajemen menyesuaikan buku ”Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja”. Hal ini berkaitan dengan makin ditingkatkannya implementasi Good Corporate Governance (GCG) di Grup Astra.

2002

Hasil RUPS pada tanggal 25 Juni memutuskan pengangkatan Budi Setiadharma sebagai Presiden Direktur dan TP Rachmat sebagai Presiden Komisaris. Astra bersama Daihatsu M otor Corp., Jepang melakukan restrukturisasi bisnis Daihatsu di Indonesia dimana saham Astra yang semula 50% menjadi 31,87% sedangkan Daihatsu M otor Corp. dari 40% menjadi 61,75% pada tanggal 5 A gustus.

Pada tanggal 19 A gustus Astra mendivestasi seluruh sahamnya (74,56%) di Sumalindo Lestari Jaya sebagai bagian dari strategi jangka panjang Astra untuk fokus pada bisnis utamanya. Astra menyelenggarakan penawaran saham terbatas sebanyak 1,404 miliar lembar saham pada tanggal 20 Desember senilai Rp 1,405 triliun. Sekitar 40% dari dana tersebut digunakan untuk membayar hutang pokok Astra beserta bunganya.

(10)

2003

Pada tanggal 20 Februari Astra sepakat dengan TM C mereorganisasi bisnis Toyota di Indonesia melalui dua entitas bisnis, yakni:

1. PT Toyota M otor M anufacturing Indonesia untuk bidang manufaktur dimana TM C memiliki saham 95% dan Astra 5%. 2. TAM untuk bidang distribusi dimana Astra memiliki 51% saham

dan TM C 49%.

Toyota berkolaborasi dengan Daihatsu meluncurkan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia, kendaraan serba guna, berkualitas tinggi dan harga yang kompetitif. Dua produk kembar ini mendapat sambutan yang sangat luar biasa dari masyarakat.

2004

Astra mencapai release date lebih awal dalam restrukturisasi hutang melalui refinancing. Astra bersama Standard Chartered Bank mengambil alih 63% saham PT Permata Bank Tbk dari Perusahaan Pengelola Asset. Kepemilikan Astra sebesar 31,5% yang kemudian bertambah menjadi 44,51%. Peluncuran Toyota Kijang Inova pada bulan September untuk mengantisipasi permintaan pasar global dan pencinta Kijang di Indonesia.

2005

Hasil RUPS Astra pada tanggal 26 M ei antara lain mengangkat M ichael Dharmawan Ruslim sebagai Presiden Direktur dan Budi

(11)

Setiadharma sebagai Presiden Komisaris. Presiden Republik Indonesia Soesilo Bambang Yudhoyono, meresmikan pabrik sepeda motor Honda yang ketiga di Cikarang yang memiliki kapasitas produksi sebesar 1 juta unit/tahun sehingga total kapasitas produksi di Indonesia menjadi 3 juta unit/tahun.

2006

Untuk meningkatkan pembelian kendaraan Toyota secara kredit di Indonesia, Astra bersama Toyota Financial Services Corporation mendirikan PT Toyota-Astra Financial Services.

Di bidang infrastruktur Astra melalui anak perusahaannya Astratel Nusantara menambah portofolio bisnisnya dengan mengakuisisi 30% saham PT PAM Lyonaise Jaya, perusahaan yang mengelola dan mendistribusikan air bersih untuk daerah Jakarta bagian barat.

Di bidang otomotif, Honda meluncurkan Vario, sebuah produk skuter otomatis. Kemudian, Toyota dan Daihatsu meluncurkan Toyota Rush dan Daihatsu Terios. Astra Daihatsu M otor meresmikan pabrik mesin berkapasitas 200.000 unit per tahun di Karawang. Dan pada tahun yang sama juga meningkatkan kapasitas produksi pabrik perakitannya dari 114.000 unit per tahun menjadi 150.000 unit per tahun.

2007

Pada tanggal 20 Februari Astra tepat berusia 50 tahun. Segenap manajemen dan karyawan Grup Astra di seluruh Tanah Air merayakan ulang tahun emas Astra ini dengan khidmat dan semarak serta melakukan serangkaian kegiatan sosial. Astra menerbitkan buku ”Pedoman Tata

(12)

Kelola Perusahaan Astra” (GCG Code of Conduct). Berkat kerja keras dan kebersamaan seluruh manajemen dan karyawan Grup Astra, perseroan membukukan rekor kinerja sepanjang sejarah Astra dengan membukukan laba bersih Rp 6,519 triliun. Program Komunikasi Internal yang dilaksanakan manajemen Astra secara konsisten telah membentuk rasa kebersamaan, saling percaya, saling mengerti dan saling menghargai diantara segenap eksekutif dan karyawan Astra.

3.1.2 Lokasi Perusahaan

PT Astra International Tbk beralamatkan di: JL. Gaya M otor Raya No. 8

Sunter II – Jakarta Utara 14330

3.1.3 Visi dan Filosofi Perusahaan 3.1.3.1 Visi

‐ M enjadi salah satu perusahaan dengan pengelolaan terbaik di Asia Pasifik dengan penekanan pada pertumbuhan yang berkelanjutan dengan pembangunan kompetensi melalui pengembangan sumber daya manusia, struktur keuangan yang solid, kepuasan pelanggan dan efisiensi.

‐ M enjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan.

(13)

3.1.3.2 Filosofi Perusahaan

PT Astra International Tbk memiliki filosofi perusahaan yang dinamakan Catur Dharma, yang terdiri dari 4 pilar yaitu:

‐ M enjadi milik yang bermanfaat bagi bangsa dan negara ‐ M emberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan ‐ M enghargai individu dan membina kerjasama

‐ Senantiasa mencapai yang terbaik

3.1.4 Sumber Daya Manusia PT Astra International Tbk

Jumlah karyawan PT Astra International Tbk per bulan Oktober 2010 adalah sebanyak 561 orang.

3.1.5 S truktur Bisnis PT Astra International Tbk

PT Astra International Tbk memiliki 6 lini bisnis yaitu: ‐ Otomotif

Astra menyediakan rangkaian produk-produk kendaraan bermotor roda empat dan roda dua untuk konsumen di Indonesia. Beberapa nama anak perusahaan dari PT Astra International Tbk yang termasuk dalam lini bisnis ini PT Toyota M otor M anufacturing Indonesia, PT Astra Daihatsu M otor, PT Isuzu Astra M otor Indonesia dan PT Astra Nissan Diesel Indonesia.

Jasa Keuangan

Astra memiliki berbagai unit bisnis yang menyediakan produk dan jasa keuangan berkualitas untuk mendukung aktivitas bisnis otomotif dan penjualan

(14)

alat berat. Beberapa nama anak perusahaan dari PT Astra International Tbk yang termasuk dalam lini bisnis ini Permata Bank, PT Federal International Finance, PT Astra Sedaya Finance dan PT Asuransi Astra Buana.

Alat Berat, Pertambangan dan Energi

Astra melayani kebutuhan akan ketersediaan alat berat untuk sektor pertambangan, konstruksi, agribisnis dan kehutanan. Beberapa nama anak perusahaan dari PT Astra International Tbk yang termasuk dalam lini bisnis ini PT United Tractors, PT Pamapersada Nusantara, PT Traktor Nusantara dan PT Bina Pertiwi.

Agribisnis

Astra juga memiliki salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia. Salah satu contoh anak perusahaan dari PT Astra International Tbk yang termasuk dalam lini bisnis ini PT Astra Agro Lestari dan seluruh anak perusahaannya.

Teknologi Informasi

Teknologi informasi merupakan salah satu kebutuhan yang paling penting bagi sebuah perusahaan. Oleh karena itu Astra menyediakan solusi teknologi informasi baik dalam hal document solution dan information technology solution untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Beberapa nama anak perusahaan dari PT Astra International Tbk yang termasuk dalam lini bisnis ini PT Astra Graphia Document Solution dan PT Astra Graphia – IT.

(15)

Infrastruktur dan Mata Rantai Logistic

Astra menyediakan kebutuhan jasa di bidang infrastruktur, meliputi jalan tol, telekomunikasi, penyediaan air bersih dan jasa logistik. Beberapa nama anak perusahaan dari PT Astra International Tbk yang termasuk dalam lini bisnis ini PT M arga M andala Sakti, PT Palyja dan PT Serasi Auto Raya.

3.1.6 S truktur Organisasi PT Astra International Tbk 3.1.6.1 S truktur Organisasi Head Office

(16)

3.1.6.2 S truktur Organisasi Corporate Human Capital Development

(17)

3.1.7 Fungsi dan Tanggung Jawab 3.1.7.1 Board of Commissioner

Dewan komisaris perseroan bertugas dan bertanggung jawab mengawasi kebijakan dan pelaksanaan pengurusan perseroan oleh direksi serta memberikan nasehat kepada direksi dan memastikan pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Kedudukan masing-masing anggota dewan komisaris termasuk presiden komisaris adalah setara dan segala tindakan dewan komisaris dilakukan secara majelis. Presiden komisaris bertugas untuk mengkoordinasikan kegiatan dewan komisaris.

3.1.7.2 Board of Director

Direksi bertugas dan bertanggung jawab atas pengelolaan perseroan sesuai maksud dan tujuan perseroan. Pedoman Good Corporate Governance perseroan menjelaskan bahwa kedudukan masing-masing anggota direksi termasuk presiden direktur adalah setara, dan tugas presiden direktur adalah mengkoordinasikan kegiatan direktur.

3.1.7.3 Executive Committee

Executive committee melakukan kajian atas setiap keputusan dan kebijakan bisnis yang memerlukan persetujuan dewan komisaris .

3.1.7.4 Audit Committe

Audit committee bertugas memberikan advis kepada dewan komisaris mengenai efektivitas mekanisme pengendalian internal serta kepatuhan

(18)

terhadap ketentuan yang berlaku, termasuk ketentuan Badan Pengawas Pasar M odal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).

3.1.7.5 Remuneration and Nomination Committee

Remuneration and nomination committee bertugas merekomendasikan remunerasi bagi anggota dewan komisaris dan direksi serta pejabat senior perseroan lainnya.

3.1.7.6 Corporate Secretary

Corporate Secretary Perusahaan bertanggung jawab atas beberapa fungsi yang terkait dengan aspek kepatuhan dan keterbukaan. Corporate Secretary Perusahaan memastikan bahwa prinsip-prinsip Good Corporate Governance telah dimengerti dan telah diterapkan secara konsisten di lingkungan Perseroan. Selain itu, Corporate Secretary Perusahaan bertugas memastikan kebutuhan terhadap peraturan administrasi dan pelaporan tepat waktu kepada otoritas Pasar M odal.

3.1.7.7 Corporate Planning and Strategy

Corporate planning and strategy bertanggung jawab untuk menentukan strategi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya serta pembuatan perencanaan kegiatan untuk menjalankan strategi tersebut.

(19)

3.1.7.8 Corporate Human Capital Development

Fungsi utama dari Corporate Human Capital Development adalah untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mengembangkan sumber daya manusia yang telah dimiliki oleh melalui upaya-upaya yang mengarah kepada penguatan kultur perusahaan yang mengacu kepada filosofi perusahaan, yaitu catur dharma sehingga berdampak kepada perkembangan bisnis perusahaan secara keseluruhan.

3.1.7.9 Corporate Communication

Tanggung jawab dari corporate communication adalah mewakili perusahaan untuk membangun komunikasi konstruktif mengenai aktivitas dan keberadaan astra kepada kalangan internal (karyawan) maupun eksternal seperti media massa, pemerintah, dan kalangan masyarakat melalui upaya-upaya komunikasi yang efektif. Selain itu, orporate communication juga bertanggang jawab untuk menjalankan komunikasi yang efektif dengan para investor dan analisis melalui penyediaan informasi yang terkait dengan kinerja usaha perseroan dan arah kedepan.

3.1.7.10 Corporate Secu rity, Environment and Social Responsibility

Tanggung jawab dari corporate security, environment and social responsibility adalah menjalankan berbagai program sosial perusahaan (corporate social responsibility), menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman bagi seluruh karyawan yang dirumuskan dalam kerangka Astra Green Company (AGC) serta menciptakan keamanan (security) di lingkungan kerja.

(20)

3.1.7.11 Corporate Legal

Tanggung jawab dari corporate legal adalah menangani hal-hal yang berkaitan dengan hukum baik di lingkungan internal (karyawan) maupun eksternal (rekan bisnis) perusahaan guna menunjang kegiatan operasional perusahaan.

3.1.7.12 Group Internal Audit

Fungsi utama Group Internal Audit (GIA) adalah memberikan pendangan independen mengenai kondisi sistem kontrol internal perseroan. M elalui penyelenggaraan pekerjaan audit, konsultasi mengenai masalah pengendalian internal, quality assurance dan aktivitas terkait lainnya. AIG mengevaluasi dan meningkatkan kecukupan dan efektivitas sistem kontrol internal dengan memperhatikan tingkat resiko yang wajar di Perseroan dan Grup.

3.1.7.13 Group Risk Management

Group Risk Management (GRM ) menjalankan fungsi konsultasi dan evaluasi bagi Direksi dengan mengacu kepada standar praktik terbaik, GRM memfasilitasi sosialisasi dan implementasi kebijakan pengelolaan resiko dan kebijakan terkait lainnya di lingkungan Astra Group. GRM juga berfungsi memberikan kepastian kepada Direksi, Dewan Komisaris dan Komite Audit mengenai pelaksanaan, kebijakan, serta dalam mengidentifikasi faktor-faktor resiko utama dan efektivitas perangkat pengendalian resiko secara tepat waktu.

(21)

3.1.7.14 Group Treasury

Group treasury bertanggung jawab menjalankan kegiatan perencanaan dan pengawasan serta kebijakan internal yang berkaitan dengan finansial perusahaan termasuk diantaranya budget, tax, pembayaran tagihan-tagihan perusahaan.

3.1.7.15 Corporate Information System and Technology

Corporate information system & technology bertanggung jawab menjalankan fungsi konsultasi akan kebutuhan sistem informasi bagi perusahaan serta seluruh kegiatan yang berkaitan dengan support teknologi komputer bagi kegiatan operasional sehari-hari perusahaan.

3.2 Kerangka Berpikir

Skema kerangka berfikir menjelaskan tentang kerangka pemikiran yang digunakan oleh penulis dalam pembuatan skripsi ini agar penelitian yang dilakukan menjadi lebih terarah. Berikut digambarkan skema kerangka berfikir yang digunakan oleh penulis:

(22)

Gambar 3.3 Skema Kerangka Berpikir

Langkah awal dari proses penelitian ini adalah penetapan topik, dimana penulis memilih topik ”Information Economics”. Topik ini dipilih karena tidak mudah bagi sebuah perusahaan untuk menghitung manfaat yang dapat diberikan dari hasil implementasi sebuah teknologi informasi. Pada departemen Recruitment & Assessment Services sebagai tempat penelitian dari topik ini, diharapkan penulis dapat memberikan saran yang mungkin akan berguna bagi perusahaan sebagai hasil dari penelitian.

Kemudian langkah selanjutnya adalah mendapatkan gambaran umum tentang perusahaan dan obyek penelitian, dilanjutkan dengan mengidentifikasi masalah yang muncul di departemen Recruitment & Assessment Services, yaitu permasalahan mengenai evaluasi implementasi Astra Recruitment System.

(23)

Setelah berhasil mengidentifikasi permasalahan mengenai evaluasi implementasi Astra Recruitment System, penulis mencoba menjabarkan tujuan dan manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya penulisan skipsi ini. Langkah berikutnya adalah perumusan landasan teori yang akan dijadikan acuan dalam melakukan analisis dan mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk proses analisis, metode yang digunakan dalam mengumpulkan data tesebut adalah dengan melalui metode observasi, penyebaran kuesioner, wawancara dan studi kepustakaan, kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengolahan data.

Setelah semua data terkumpul maka dapat dilakukan perhitungan skor implementasi Astra Recruitment System. Dalam melakukan analisis ini, penulis menggunakan metode Information Economics, dimana dalam perhitungan ini dibutuhkan nilai korporasi (corporate value) dan perhitungan risk and benefit yang nantinya akan digunakan sebagai bobot pengali pada Information Economic Scorecard.

Langkah selanjutnya adalah melakukan identifikas i setiap manfaat yang diperoleh dengan adanya penerapan Astra Recruitment System dan dilakukan perhitungan secara keseluruhan mengenai biaya-biaya yang berkaitan dengan investasi dan pengimplementasian sistem, yaitu biaya pengembangan yang dikeluarkan saat pertama kali investasi sistem tersebut dilaksanakan dan biaya yang dikeluarkan selama lima tahun sistem berjalan.

Terdapat tiga macam manfaat yang dapat diidentifikasi yaitu manfaat yang tidak kasat mata (intangible benefit), manfaat kasat mata (tangible benefit) dan manfaat tidak kasat mata tapi dapat dihitung (quasi tangible benefit). Ketiga manfaat ini beserta penilaian terhadap faktor domain bisnis dan domain teknologi

(24)

nantinya akan menghasilkan analisis traditional cost and benefit dan skor corporate value. Kemudian hasil dari analisis traditional cost and benefit dan skor corporate value akan dipakai untuk perhitungan economic scorecard yang mana skor akhir dari perhitungan economic scorecard akan menjadi acuan predikat dari investasi Astra Recruitment System menggunakan teori skala likert.

Pengolahan data yang lain dilakukan dengan menganalisis kondisi lingkungan perusahaan serta mempelajari gambaran umum dari Astra Recruitment System. Hasil pengolahan data ini nantinya akan digabungkan dengan predikat yang didapatkan oleh Astra Recruitment System dalam skala likert dan menghasilkan ringkasan hasil pembobotan corporate value dan traditional cost and benefit.

Tahap akhir yang dilakukan oleh penulis adalah membuat simpulan dari hasil pengolahan data dan memberikan saran yang dapat dijadikan referensi oleh perusahaan.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah:

‐ Observasi, melakukan pengamatan secara langsung terhadap lokasi obyek penelitian.

‐ Kuesioner, membagikan kuesioner kepada berbagai pihak yang terlibat dalam implementasi sistem

‐ Wawancara, melakukan tanya jawab dengan pihak yang berkepentingan dalam perusahaan yang berkaitan untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk melakukan penelitian.

(25)

Studi pustaka, mempelajari serta membaca buku, jurnal, company profile perusahaan untuk mendapatkan data mengenai perusahaan serta sistem yang akan diimplementasikan.

3.4 Gambaran Umum Sistem

3.4.1 Bisnis Proses Astra Recruitment S ystem

ARS mulai dikembangkan pada bulan September 2008 sampai bulan Agustus 2009. Sistem ini mulai diimplementasikan pada bulan September 2009 di PT Astra International Tbk. ARS mendukung dalam proses penyeleksian administratif para pelamar yang melamar pekerjaan di PT Astra International Tbk. Sistem ini dimulai dari recruitment analyst memasang iklan lowongan kerja di ARS berdasarkan kebutuhan man power yang ada di perusahaan. Iklan lowongan kerja ini langsung tersambung dengan web perusahaan, jadi para pelamar bisa langsung mengetahui lowongan pekerjaan yang ada di PT Astra International Tbk dengan membuka web PT Astra International Tbk di www.astra.co.id/career.

Setelah para pelamar melihat iklan lowongan kerja tersebut dan tertarik untuk mengirimkan aplikasi surat lamaran dan CV (curiculum vitae), mereka tidak perlu mengirimkan secara hard copy, tetapi cukup dengan membuat account di web tersebut dan kemudian melakukan apply on line application.

Proses berikutnya adalah, ketika iklan lowongan kerja tersebut sudah ditutup, recruitment analyst melakukan proses seleksi administratif dari semua aplikasi yang masuk ke dalam ARS. Jika dulu sebelum ada ARS, proses seleksi ini dilakukan secara manual dengan melihat semua surat lamaran dan CV hard

(26)

copy yang masuk untuk kemudian dipilih siapa pelamar yang berhak mengikuti proses seleksi selanjutnya. Namun, sekarang recruitment analyst hanya perlu mengakses ARS untuk memilih siapa saja pelamar yang berhak mengikuti proses seleksi lanjutan, ARS menyediakan fasilitas filterisasi CV dan surat lamaran berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan man power yang ada. Hal ini tentunya dapat menghemat waktu dalam melakukan proses penyeleksian administratif data pelamar. Setelah proses seleksi selesai, maka daftar pelamar yang berhak mengikuti proses seleksi berikutnya akan di download dalam bentuk sebuah file excel oleh admin recruitment.

Gambar 3.4 Gambaran Umum Astra Recruitment System

Data pelamar yang sudah tersedia dalam bentuk excel tersebut akan digunakan oleh admin recruitment untuk menyiapkan daftar panggil yang akan

(27)

disimpan dalam file sharing internal yang nantinya juga akan dapat diakses oleh recruitment analyst. Daftar panggil ini juga akan digunakan oleh admin recruitment untuk melakukan pengiriman SM S yang berisi informasi pelaksanaan test kepada pelamar dengan menggunakan SM S machine. Setelah pengiriman sms dilakukan maka pelamar akan menerima segala informasi yang berkaitan dengan proses seleksi selanjutnya. Setelah menerima informasi tersebut, pelamar harus menginformasikan apakah mereka bisa menghadiri proses seleksi (reply yes jika bisa hadir atau reply reschedule jika tidak bisa hadir dan meminta alternatif tanggal test yang berikutnya). Berdasarkan konfirmasi kehadiran dari pelamar, kemudian admin recruitment membuat rekap hasil konfrimasi tersebut untuk diletakkan di file sharing sehingga bisa diakses oleh recruitment analyst.

3.4.2 S pesifikasi Teknologi Informasi Astra Recruitment S ystem 3.4.2.1 Hardware

Server

Personal Computer (PC)

CPU / Processor, MainBoard, Memory, HDD, M onitor, Keyboard, Mouse, Case, Graphic, LAN

3.4.2.2 Software

Operating System:

ƒ M icrosoft Windows Server 2003 Standard Edition Service Pack 2 ƒ M icrosoft XP Professional

(28)

Web Browser

ƒ Internet Explorer ƒ M ozilla Firefox ƒ Opera

‐ M icrosoft Visual Studio .Net ‐ Web Hosting

3.4.2.3 Bahasa Pemrograman ‐ ASP.net

3.4.2.4 Database

‐ M icrosoft SQL Server 2008

3.4.2.5 Arsitektur Jaringan Astra Recruitment S ystem

(29)

3.5 Analisis Corporate Value

3.5.1 Pembobotan Nilai dan Resiko Korporasi PT Astra International Tbk

Pembobotan korporasi untuk teknologi informasi adalah mengidentifikasi keterhubungan atau keterkaitan antara proses bisnis dari PT Astra International Tbk khususnya Astra Recruitment System dengan dukungan teknologi informasi yang dimiliki. Dalam kerangka kerja Information Economics menggunakan cost and benefit, pembobotan terhadap nilai-nilai yang ada dalam perusahaan dapat dilakukan terhadap dua hal yaitu pembobotan yang bersifat tangible (nyata) dan yang bersifat intangible (tidak nyata). Pembobotan nilai (value) yang ada dalam perusahaan, kemudian disesuaikan berdasarkan beberapa faktor seperti pengembalian biaya investasi, kemampuan bersaing perusahaan, tingkat dukungan teknologi perusahaan dan faktor lainnya yang dapat dilihat pada tabel faktor dan pembobotan nilai perusahaan. Bobot maksimum untuk pembobotan nilai adalah +5 sedangkan bobot minimumnya adalah 0. Selain pembobotan nilai, pembobotan resiko juga perlu didapatkan sebagai faktor pengurang dalam kesuksesan sebuah proyek sehingga dapat menentukan hasil akhir dari sebuah investasi sistem. Bobot maksimum untuk pembobotan resiko adalah 0 sedangkan bobot minimumnya adalah +5.

Pembobotan nilai dan resiko dapat dibagi lagi kedalam dua domain yaitu domain bisnis dan domain teknologi. Sebuah perusahaan yang telah menggunakan teknologi informasi dalam menjalankan segala aktivitas bisnisnya tentu telah memiliki kedua sisi tersebut. Dengan melakukan sistem pembobotan nilai ini pada implementasi Astra Recruitment System di departemen Recruitment & Assessment Services PT Astra International Tbk, maka PT Astra

(30)

International Tbk berada pada kuadran B, yaitu kuadran Strategic yang berarti PT Astra International Tbk yang pada khususnya departemen Recruitment & Assessment Services telah memiliki sisi bisnis yang kuat dengan dukungan sistem informasi yang juga kuat.

Gambar 3.6 Matriks Keterkaitan Bisnis dan TI pada PT Astra International Tbk

3.5.2 Penilaian Faktor Domain Bisnis 3.5.2.1 Return of Investment (ROI)

M anajemen organisasi memandang bahwa faktor ini memang dianggap penting, tapi berdasarkan tujuan pada saat mengembangkannya bahwa ARS dibangun untuk meningkatkan efisiensi proses dimana terdapat penekanan terhadap pengurangan biaya operasional namum bukan pada peningkatan keuntungan organisasi secara langsung maka Return of Investment (ROI) ini diberi bobot +3.

3.5.2.2 Strategic Match

M anajemen perusahaan memandang bahwa Astra Recruitment System mempunyai pernanan yang cukup penting untuk membantu departemen terkait

(31)

dalam menjalankan aktivitasnya secara keeluruhan yang pada akhirnya dapat membantu perusahaan untuk mencapai tujuan strategis yang telah ditetapkan. Berdasarkan sudut pandang ini maka, strategi match diberi bobot +3.

3.5.2.3 Competitive Advantage

M anajemen perusahaan memandang bahwa Astra Recruitment System berperan dalam dalam memperoleh competitive advantage bagi perusahaan sehingga perusahaan dapat bersaing bahkan unggul dari para pesaingnya. Berdasarkan sudut pandang tersebut maka, competitive advantage diberi bobot +4.

3.5.2.4 Management Information

M anajemen perusahaan memandang bahwa Astra Recruitment System dapat mendukung core activities dari unit departemen terkait serta secara tidak langsung juga mendukung core activities dari perusahaan. Berdasarkan sudut pandang tersebut maka, management information diberi bobot +3.

3.5.2.5 Competitive Response

Sebelum mengimplementasikan Astra Recruitment System, perusahaan sudah menggunakan teknologi informasi, namun sistem tersebut tidak terintegrasi dengan sistem internal yang ada diperusahaan, sehingga membuat proses tidak menjadi efisien.

Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka, perusahaan memutuskan untuk dapat memperbaiki proses kerja agar lebih efekttif. Oleh karena itu

(32)

dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut maka competitive response diberi bobot +2.

3.5.2.6 Project or Organizational Risk

M anajemen perusahaan telah memiliki rencana yang baik dalam mengimplementasikan teknologi informasi, serta memiliki sumber daya yang siap akan perubahan sebagai dampak akan adanya teknologi informasi. Namun langkah antisipasi yang baik kurang dilakukan dalam menghadapi perubahan tersebut. Oleh karena itu untuk project or organizational risk diberi bobot -1.

3.5.3 Penilaian Faktor Domain Teknologi 3.5.3.1 Strategic IS Architecture

Penerapan Astra Recruitment System oleh perusahaan merupakan bagian dari blue print strategi sistem informasi secara keseluruhan yang dimiliki oleh perusahaan. Berdasarkan sudut pandang ini maka, strategic information system architecture diberi bobot +3.

3.5.3.2 Definitional Uncertainty

Resiko yang mungkin timbul akan adanya ketidakpastian dari sebuah kebutuhan harus diminimalisasi dikarenakan tentunya dapat membuat bagian teknologi informasi perusahaan kesulitan untuk menyediakan solusi akan adanya kebutuhan tersebut. Untuk meminimalisasi akan adanya ketidakpastian tersebut, perusahaan telah mendefinisikan kebutuhannya secara jelas, termasuk spesifikasi dan lingkungan penelitiannya namun tidak menutup kemungkinan

(33)

akan adanya perubahan-perubahan kecil yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan dari organisasi. Oleh karena itu, untuk definitional uncer tainty diberi bobot -2.

3.5.3.3 Technical Uncertainty

Perusahaan telah membuat rencana yang baik secara teknis untuk sebuah implementasi teknologi informasi agar dapat membantu menjalankan bisnis dengan baik. Namun tidak menutup kemungkinan akan adanya penunjukkan pihak ketiga untuk dapat membantu perusahaan dalam mengimplementasikan sebuah teknologi informasi, tentunya penunjukan pihak ketiga ini didasari oleh beberapa pertimbangan. Dengan adanya hal tersebut maka, technical uncertanty diberi bobot -3.

3.5.3.4 IS Infrastructu re Risk

Resiko yang mungkin muncul dengan adanya sebuah implementasi teknologi informasi adalah berubahnya infrastruktur sistem informasi yang sedang berjalan dalam perusahaan karena kebutuhan akan database baru, aplikasi baru, dan sistem distribusi data yang baru. Namun tentunya perubahan yang telah disesuaikan dengan infrastruktur yang dimiliki agar terjadi keselarasan oleh karena itu maka information system infrastructure risk diberi bobot -1.

(34)

3.5.4 Hasil Pembobotan dan Nilai Resiko Korporat

Dari hasil analisis penentuan bobot yang telah dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan, menghasilkan ringkasan tabel bobot dan nilai maksimum terhadap masing-masing faktor baik pada domain bisnis maupun teknologi domain. Hasil analsis ini dapat dilihat pada tabel dibawah.

Business Domain Values and Risks Evaluation

Range Weight

1. Return of Investment 0 - 5 3

2. Strategic Match 0 - 5 3

3. Competitve Advantage 0 - 5 4

4. Management Info rmation 0 - 5 3

5. Competitive Response 0 - 5 2

6. Project or Organizational Risk 0 - 5 -1 Technology Domain Values and Risk Evaluation Range Weight 1. IS Strategic Architecture 0 - 5 3 2. Definitional Uncertainty 0 - 5 -2

3. Technical Uncert ainty 0 - 5 -3

4. IS Infrastructure Risk 0 - 5 -1

Total Value 18

Total Risk and Uncertainty -7

Tabel 3.1 Hasil Pembobotan Nilai dan Resiko Korporat

3.5.5 Penilaian Faktor Domain Bisnis

Pembobotan yang dilakukan pada sub bab ini dilakukan berdasarkan kesesuaian antara investasi aplikasi teknologi informasi dengan kondisi perusahaan pada saat ini, dalam hal ini adanya kesesuaian antara aplikasi ARS dengan keadaan PT Astra International Tbk. Nilai faktor domain bisnis diperoleh

(35)

dari hasil kuesioner dengan dengan karyawan dalam domain bisnis yang menggunakan atau berhubungan langsung dengan aplikasi ARS.

Tujuan dari kuesioner ini adalah untuk mendapatkan skor dari faktor-faktor domain bisnis terhadap proyek sistem informasi yang dibangun disamping perhitungan ROI sederhana yang dilakukan.pada tabel dibawah ini telah dihitung skor rata-rata dari masing-masing nilai dan resiko dalam domain bisnis yang nantinya akan digunakan untuk melengkapi Information Economics Scorecard. Hasil perhitungan faktor domain bisnis ini dapat dilihat pada tabel 3.2.

Faktor-Faktor Domain Bisnis

Skor Responden Total Skor Skor Pembulatan Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 Rata-Rata Strategic Match 4 4 3 4 5 5 2 1 27 3,6 4 Competitive Advantage 4 4 4 3 3 4 4 2 28 3,5 4 Management Information 5 4 3 4 3 5 3 5 32 4,0 4 Competitive Response 3 3 4 3 5 3 4 2 29 3,6 3

Project or Organizational Risk -2 0 -1 -1 -1 0 -2 -1 -8 -0,8 -1 Tabel 3.2 Rangkuman Kuesioner Faktor Domain Bisnis

Berdasarkan hasil rangkuman yang ada pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa :

Strategic Match

Dari faktor ini dapat diketahui sejauh mana ARS dapat mendukung dan membantu pencapaian strategis perusahaan. Dari hasil kuesioner yang telah dibagikan, faktor strategic match memiliki bobot +4, dimana aplikasi ARS secara langsung dapat mendukung sebagian dari strategi perusahaan.

(36)

Competitive Advantage

Faktor competitive advantage ini dimaksudkan untuk mendukung perusahaan dengan mempertahankan dan meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan dari implementasi aplikasi ARS, dari kuesioner yang telah dibagikan, faktor competitive advantage memiliki bobot +4, yang mana dengan adanya aplikasi ARS perusahaan dapat lebih unggul dibandingkan dengan para kompetitornya.

Management Information

M aksud dari faktor ini adalah bagaimana aplikasi ARS dapat menyediakan informasi untuk mendukung kegiatan perusahaan. Dari hasil kuesioner yang dibagikan, faktor management information memiliki bobot +4, dikarenakan adanya aplikasi ARS dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Competitive Response

Faktor competitive response merupakan faktor yang menjelaskan mengenai kerugian yang diterima perusahaan karena adanya penundaan pengimplementasian aplikasi ARS. Dari hasil kuesioner yang dibagikan competitive response diberi bobot +3, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penundaan dalam pengimplementasian aplikasi ARS tidak terlalu berpengaruh terhadap posisi kompetitif perusahaan.

Project or Organizational Risk

Faktor ini berhubungan dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi perubahan yang dilakukan dengan adanya implementasi aplikasi ARS. Dari hasil kuesioner yang dibagikan, faktor project or organizational risk

(37)

memiliki bobot -1. Dengan kesimpulan bahwa perusahaan telah memiliki rencana yang baik terkait dengan perubahan yang mungkin terjadi dengan adanya implementasi aplikasi ARS.

3.5.6 Penilaian Faktor Domain Teknologi

Selain penilaian faktor domain bisnis, dilakukan juga penilaian terhadap faktor domain teknologi. Penilaian faktor domain teknologi ditujukan kepada departemen teknologi informasi yang terlibat dalam pengembangan aplikasi ARS. Sama halnya dengan faktor domain bisnis, faktor domain teknologi juga nantinya akan digunakan untuk melengkapi Information Economics Scorecard. Hasil perhitungan faktor domain teknologi ini dapat dilihat pada tabel 3.3.

Faktor-Faktor Domain Teknologi Skor Responden Total Skor Skor Pembulatan Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata-Rata Strategic IT Architecture 4 4 3 3 4 4 3 1 1 1 28 2,8 3 Definitional Uncertainty -4 -4 -4 -2 -2 -2 -3 0 0 -3 -24 -2,4 -2 Technical Uncertainty -4 -5 -4 -2 -3 -3 -2 -2 -2 -1 -28 -2,8 -3 IS Infrastructure Risk -4 -4 -2 -3 -3 -4 -3 -3 -3 -1 -30 -3 -3 Tabel 3.3 Rangkuman Kuesioner Faktor Domain Teknologi

Berdasarkan hasil rangkuman yang ada pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa :

Strategic IT Architectu re

Faktor ini berhubungan dengan evaluasi investasi suatu proyek dengan strategi system informasi perusahaan. Dari hasil kuesioner yang dibagikan, faktor strategic IT architecture memiliki bobot +3, yang mana aplikasi ARS

(38)

ini sudah termasuk ke dalam perencanaan arsitektur perusahaan, sehingga mendapatkan nilai yang cukup baik.

Definitional Uncertainty

Faktor definitional uncertainty bertujuan untuk menilai kejelasan dari persyaratan kebutuhan dan spesifikasi sistem yang akan dikembangkan dan juga menilai adanya perubahan non rutin yang terjadi. Dari hasil kuesioner yang dibagikan, faktor definitional uncertainty memiliki bobot -2, dimana dengan adanya aplikasi ARS diperlukan kebutuhan akan persyaratan berikut dengan spesifikasi sistem yang jelas, dan tidak menutup kemungkinan adanya perubahan non rutin dalam pengunaan aplikasi.

Technical Uncertainty

Faktor technical uncertainty merupakan faktor mengenai kesiapan teknis dalam pengimplementasian ARS. Dari hasil kuesione yang dibagikan, faktor technical uncertainty memiliki bobot -3 dari rata-rata setiap komponennya. IS Infrastructu re Risk

Faktor IS infrastructure risk merupakan faktor yang berhubungan dengan resiko yang aka dihadapi oleh perusahaan dengan adanya implementasi system baru dimana resikonya bersifat jangka pendek. Dari hasil kuesiner yang dibagikan IS infrastructure risk memiliki bobot -3 karena implementasi dari ARS membutuhkan perubahan yang cukup besar dan juga dibutuhkan investasi awal untuk mengimplementasikan ARS, dan nantinya seiring berjalannya waktu dibutuhkan beberapa investasi untuk mengoptimalkan manfaat dari ARS.

Gambar

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Astra International Tbk
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Corporate Human Capital Development
Gambar 3.3 Skema Kerangka Berpikir
Gambar 3.4 Gambaran Umum Astra Recruitment System
+5

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan untuk Indonesia, Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) memberikan hasil bahwa hampir 90% perusahaan di Indonesia yang mengalami proses akuisisi mengalami