• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cerita Penuh Makna di Cireundeu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Cerita Penuh Makna di Cireundeu"

Copied!
236
0
0

Teks penuh

(1)

Cerita Penuh Makna

di Cireundeu

Editor Sholikatus Sa‟diyah, M.Pd Tim Penulis Ihat Solihat, dkk

(2)

LEMBAR TIM PENYUSUN

Cerita Penuh Makna di Cireundeu

Buku ini adalah laporan hasil kegiatan kelompok KKN-PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016 di Desa Cireundeu, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang. ©LAGUKAN DAMA2016_KelompokKKN205 ISBN 978-602-6670-25-0

Tim Penyusun

Editor Sholikatus Sa‟diyah, M.Pd. Penyunting Dr. Tantan Hermansyah, M.Si

Penulis M. Fikri Ainun Najib, Riski Prasetyo Wibowo, Ali Jaya, Danu Fauzan Hilmi, Ihat Solihat, Hamalatul Qur‟ani, Syifa Fauziah, Alika Putri, Esti Rustianti, Ayu Athifah, Ridhani Ulfa Faustina.

Layout Ihat Solihat Design Cover Ayu Athifah

Kontributor M. Fikri Ainun Najib, Riski Prasetyo Wibowo, Ali Jaya, Danu Fauzan Hilmi, Ihat Solihat, Hamalatul Qur‟ani, Syifa Fauziah, Alika Putri, Esti Rustianti, Ayu Athifah, Ridhani Ulfa Faustina

Diterbitkan atas kerjasama Pusat Pengabdian kepada (PPM)-LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dengan Kelompok KKN LAGUKAN DAMA

(3)

iii

Buku Laporan Hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengabdian pada Masyarakat oleh Mahasiswa Kelompok KKN 205 di Desa Cireundeu, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang yang berjudul: Cerita Penuh Makna di Cireundeu telah diperiksa dan disahkan pada tanggal 19 Juni 2017.

Dosen Pembimbing Koord. Program KKN–PpMM

Sholikatus Sa’diyah, M.Pd Eva Nugraha, M.Ag

NIP. 197504172005012007 NIP. 19710217 199803 1 002

Mengetahui,

Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Djaka Badranaya, ME

(4)

iv | Cerita Penuh Makna di Cireundeu

Tetap ingat kebaikan orang kepadamu, walau setiap orang

melupakan kebaikanmu

(5)

v

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta‟ala atas segala limpahan rahmat, nikmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini dapat diselesaikan pada waktunya. Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Besar Rasulullah Muhammad Shallallahu „Alayhi wa Sallam, kepada keluarganya, para sahabat dan semua pengikutnya hingga akhir zaman.

Buku KKN ini disusun berdasarkan apa yang telah kami kerjakan selama kurun waktu 30 hari di Desa Cireundeu, Kecamatan Solear, Tangerang, Banten. Kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh oleh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam persyaratan penyelesaian studi yang ditempuh. Namun, tidak hanya itu, kegiatan ini juga nyatanya memberikan banyak manfaat kepada penulis baik dari segi akademik maupun pengalaman yang tidak bisa diperoleh di bangku kuliah.

Dalam proses penyusunan laporan ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosada, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas kesempatan yang diberikan kepada kami untuk belajar di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan merealisasikan Tri Darma Perguruan Tinggi melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN).

2. Bapak Djaka Badranaya, ME selaku Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas penyelenggaraan kegiatan KKN sebagai sarana untuk pengabdian kepada masyarakat dan terus melakukan evaluasi bersama staf-staf PpMD sebagai upaya dalam merancang program KKN yang lebih baik di tahun yang akan datang.

3. Bapak Eva Nugraha, M.Ag selaku Koordinator Program KKN-PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas bimbingan dan arahan selama berlangsungya KKN dan juga dalam menyelesaikan Buku Seri Laporan KKN-PpMM ini.

4. Ibu Sholikatus Sa‟diyah, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingannya, baik sebelum kegiatan, selama kegiatan berlangsung dan setelah pelaksanaan KKN,

(6)

vi | Cerita Penuh Makna di Cireundeu

5. Bapak Sakti, S.E. selaku Kepala Desa Cireundeu, Bapak Oding selaku, Ketua RW 02, Bapak Enjen selaku Ketua RT 01, Bapak Tabyani selaku Ketua RT 03 dan Bapak Jaja Kelana selaku Ketua RT 04 yang telah menerima serta membimbing kami selama KKN.

6. Kang Ali selaku Ketua Pemuda Cireundeu, Bapak H. Heri selaku Ketua DKM Masjid Nurul Hidayah dan seluruh aparat warga yang telah menjadi mitra kegiatan KKN yang sangat kooperatif,

7. Bapak H. Halimi selaku pemilik rumah tinggal yang kami tempati selama kegiatan KKN yang telah sangat ramah dan hangat. Kami sangat mensyukuri karena ketersediaan air yang sangat baik dan segala peralatan dapur untuk kami gunakan selama satu bulan KKN, serta seluruh masyarakat Desa Cireundeu yang telah aktif berpartisipasi dan memberikan dukungan serta do‟a kepada kami selama melakukan kegiatan KKN.

8. Lembaga Mushaf al-Qur‟an (Nurul Qur‟an) yang telah mendonasikan al-Qur‟an kepada Kami.

9. Serta pihak-pihak lain yang telah berkontribusi dalam kesuksesan kegiatan kami yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.

Penulis memohon maaf apabila terdapat kekurangan atau kesalahan dalam laporan kegiatan akhir KKN-PpMM ini. Kritik dan saran yang membangun akan kami terima untuk penulisan yang lebih baik lagi di masa mendatang. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak baik akademisi maupun non akademisi serta dapat menjadi inspirasi bagi peneliti selanjutnya.

Ciputat, 29 Mei 2017

(7)

vii

LEMBAR TIM PENYUSUN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

TABEL IDENTITAS KELOMPOK ... xiii

RINGKASAN EKSEKUTIF ... xv

PROLOG ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Dasar Pemikiran... 1

B. Kondisi Umum Tempat KKN-PpM Desa Cireundeu ... 3

C. Permasalahan ... 3

D. Profil Kelompok KKN-PpM 205 ... 5

E. Fokus dan Prioritas Program ... 8

F. Sasaran dan Target ... 9

G. Jadwal Pelaksanaan Program ... 10

H. Pendanaan ... 11

I. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II METODE PELAKSANAAN PROGRAM ... 13

A. Metode Intervensi Sosial ...13

B. Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat ... 14

BAB III KONDISI DESA CIREUNDEU ... 17

A. Sejarah Singkat Desa Cireundeu ... 17

B. Letak Geografis ... 18

C. Struktur Penduduk ...20

D. Sarana dan Prasarana ... 22

BAB IV DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PENGEMBANGAN ... 25

(8)

viii | Cerita Penuh Makna di Cireundeu

B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan Pada Masyarakat ... 34

C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan Pada Masyarakat ... 44

D. Faktor-Faktor Pencapaian Hasil ... 49

BAB V PENUTUP ... 51 A. Kesimpulan ... 51 B. Rekomendasi ... 52 EPILOG ... 53 DAFTAR PUSTAKA ... 149 SHORT BIOGRAPHY ... 151 LAMPIRAN 1 ... 159 LAMPIRAN 2 ... 209 LAMPIRAN 3 ... 216

(9)

ix

Tabel 1.1 Fokus dan Prioritas Program Kerja ... 8

Tabel 1.2 Program Kerja Terencana ... 9

Tabel 1.3 Waktu Pra KKN-PpMM ... 10

Tabel 1.4 Waktu Pelaksanaan KKN-PpMM ... 10

Tabel 1.5 Waktu Evaluasi Program KKN-PpMM ... 10

Tabel 1.6 Pendanaan ... 11

Tabel 3.1 Batas Wilayah Desa Cirendeu ... 19

Tabel 3.2 Luas Wilayah Desa Cirendeu ... 20

Tabel 3.3 Struktur Penduduk berdasarkan Umur ... 20

Tabel 3.4 Struktur Penduduk Berdasarkan Jumlah Jiwa ... 21

Tabel 3.5 Struktur Penduduk berdasarkan Pendidikan ... 21

Tabel 3.6 Penyebaran Penduduk ... 21

Tabel 3.7 Sarana dan Prasarana. ... 22

Tabel 4.1 Matrik SWOT Bidang Keagamaan ... 25

Tabel 4.2 Matrik SWOT Bidang Pendidikan ... 28

Tabel 4.3 Matrik SWOT Bidang Pembangunan Sarana dan Prasarana serta Lingkungan ...30

Tabel 4.4 Kerangka Pemecahan Masalah Bidang Kesehatan ... 32

Tabel 4.5 Mengajar SDN Cireundeu 1 ... 34

Tabel 4.6 Kegiatan Bimbingan Belajar ... 36

Tabel 4.7 Renovasi Perpustakaan ... 37

Tabel 4.8 Pengobatan Gratis ... 39

Tabel 4.9 Mushaf al-Qur’an ... 41

Tabel 4.10 Pembuatan dan Pemasangan Plat Nomor Rumah ... 42

Tabel 4.11 Workshop Daur Ulang Sampah ... 44

Tabel 4.12 Peringatan HUT RI ke 70 ... 46

(10)

x | Cerita Penuh Makna di Cireundeu

Ketika langkah berat untuk memulai, setidaknya lihatlah

sekitarmu yang mulai meniti jejak langkahnya dan pergi

meninggalkanmu yang masih terdiam

(Ayu Athifah)

(11)

xi

Gambar 3.1: Peta Desa Cireundeu ... 18

Gambar 3.2: Peta Lokasi KKN Lagukandama ... 19

Gambar 3.3: Peta Jarak Tempuh UIN Jakarta- Cireundeu ... 19

Gambar 3.4 Sarana Keagamaan ... 23

Gambar 3.5 Prasarana Wilayah ... 23

Gambar 3.6 Prasarana Perekonomian ... 23

Gambar 3.7 Prasarana Kesehatan ... 24

Gambar 3.8 Prasarana Pendidikan ... 24

Gambar 4.1: Mengajar SDN Cireundeu 1 ... 36

Gambar 4.2: Kegiatan Bimbingan Belajar ... 37

Gambar 4.3: Renovasi Perpustakaan ... 39

Gambar 4.4: Pengobatan Gratis ... 41

Gambar 4.5: Mushaf al-Qur’an. ... 42

Gambar 4.6: Pembuatan dan Pemasangan Plat Nomor Rumah ... 44

Gambar 4.7: Workshop Daur Ulang Sampah ... 46

Gambar 4.8: Pelaksanaan 17 Agustus ...47

(12)

xii | Cerita Penuh Makna di Cireundeu

Desa yang maju belum tentu sejahtera warganya. Desa yang

sejahtera pasti maju pula warganya

(13)

xiii

Kode 02/Tangerang/Solear/205

2.4.31

205

Desa Cireundeu [31]

Kelompok LAGUKAN DAMA 2016 Dana Rp15.000.000,- J. Mahasiswa 11 orang J. Kegiatan 9 kegiatan J. Pembangunan Fisik 4 (Renovasi Perpustakaan, Pembuatan Plat Nomor Rumah, Pengadaan Inventaris Masjid, Mushaf al-Qur‟an)

(14)

xiv | Cerita Penuh Makna di Cireundeu

Waktu yang paling menyenangkan ialah ketika kita bisa

berkumpul, menjaga hangatnya kebersamaan dan menikmati

damainya kebahagiaan

(Alika Putri)

(15)

xv

Buku Cerita Penuh Makna Di Desa Cireundeu disusun berdasarkan hasil kegiatan KKN-PpMM di Desa Cireundeu selama 32 hari. Ada 11 orang mahasiswa yang terlibat di kelompok ini yang berasal dari beberapa fakultas yang berbeda. Kami menamai kelompok ini dengan KKN Lagukan Dama dengan nomor kelompok 205. Kami dibimbing oleh Ibu Sholikatus Sa‟diyah, M.Pd. Beliau adalah dosen di Fakultas Adab dan Humaniora.

Tidak kurang dari 9 kegiatan yang kami lakukan di desa tersebut, yang sebagian besar merupakan pelayanan kepada masyarakat dan sebagian kecilnya adalah pemberdayaan. Dengan fokus pada RW 02, kegiatan-kegiatan yang kami lakukan menghabiskan dana sekitar 15 Juta rupiah. Dana tersebut kami dapatkan dari iuran anggota kelompok KKN sebesar Rp11.000.000,-. Dana penyertaan Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Rp4.000.000,-.

Dari hasil kegiatan yang kami lakukan, terdapat sejumlah keberhasilan yang telah kami raih yaitu:

1. Meningkatnya peran masyarakat dalam membangun desa.

2. Bertambahnya motivasi peserta didik di Sekolah Dasar (SD) untuk semakin giat belajar.

3. Bertambahnya pengetahuan masyarakat mengenai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bertambahnya pembangunan fisik atau rehab bangunan, antara lain plat nomor rumah, Penambahan Perlengkapan Masjid dan Mushalla (Ember, Sapu, Kipas Angin, Kemoceng, dll), Mushaf al-Qur‟an, Renovasi Perpustakaan dan lain-lain.

Saat merencanakan dan mengimplementasikan program kegiatan, terdapat sejumlah kendala yang kami hadapi, antara lain:

1. Kurangnya waktu untuk melakukan konsolidasi dan koordinasi dengan berbagai pihak, baik internal anggota kelompok, dosen pembimbing, pihak sponsor dan desa.

2. Kurangnya dana yang bisa terkumpul untuk memaksimalkan rencana kegiatan yang telah direncanakan. Hal ini adalah kendala yang paling dirasakan ketika mengajukan proposal kepada sponsor, baik itu berupa dana maupun barang.

(16)

xvi | Cerita Penuh Makna di Cireundeu

Dalam upaya merealisasikan semua program, kami mendapat dukungan dari beberapa warga serta para pemuda sekitar yang ikut serta membantu dalam kegiatan-kegiatan yang kami laksanakan sehingga meringankan kami dalam merealisasikan semua program yang dilaksanakan.

Namun, sekalipun demikian, kami pada akhirnya bisa merampungkan sebagian besar rencana kegiatan kami. Adapun kekurangan-kekurangannya adalah:

1. Masih minimnya papan jalan.

2. Masih minimnya tempat sampah di tempat-tempat umum.

Hal tersebut dikarenakan pada KKN tahun sebelumnya pernah dibuatkan plang jalan. Namun, tidak bertahan lama karena banyak orang-orang yang tidak bertanggungjawab mengambil plang-plang tersebut. Selain itu, terbenturnya dana yang dimiliki oleh kami untuk membeli tong-tong sampah. Namun, dua kekurangan ini telah kami sampaikan kepada kepala desa agar dapat segera ditangani demi kemaslahatan masyarakat.

Alangkah baiknya jika KKN tahun 2017 dapat diperluas lagi daerah penempatannya dikarenakan masih banyak desa atau kampung yang membutuhkan bantuan, baik itu fisik dan non-fisik dari para mahasiswa melebihi Desa Cireundeu.

(17)

xvii

pernah lepas dari perannya kepada masyarakat, baik itu di lingkungan lembaga atau masyarakat luas. Bentuk darma kepada masyarakat ini sering kali dihadirkan melalui kegiatan yang melibatkan mahasiswa, seperti kuliah kerja nyata. Kuliah Kerja Nyata, atau disingkat KKN merupakan bentuk pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup di tengah masyarakat, mengidentifikasi masalah yang ditemui dan mampu memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut. Sebagai bentuk nyata kontribusi universitas terhadap masyarakat, KKN menjadi cara jitu mengubah paradigma working for community (bekerja untuk masyarakat) menjadi working with community (bekerja dengan masyarakat) sehingga universitas dan masyarakat dapat bekerjasama dengan memberdayakan kekuatan masing-masing.

Melalui KKN, mahasiswa juga mendapat pengalaman berharga dengan hidup bersama masyarakat. Mahasiswa memperoleh pengalaman belajar dan bekerja dengan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah mereka dapatkan di universitas. Konsep-konsep akademis yang selama ini mereka dapatkan di bangku kuliah dapat dihubungkan dengan realita di kehidupan masyarakat. Apa yang terjadi di masyakarat juga dapat memperkaya bagaimana mereka memahami ilmu pengetahuan. Harapannya dengan adanya KKN akan menghasilkan mahasiswa yang peka terhadap kebutuhan masyarakat dan mampu menciptakan solusi atas masalah yang muncul di masyarakat dengan menerapkan ilmu yang mereka dapat.

Keterlibatan universitas beserta mahasiswanya dalam kehidupan masyarakat akan membantu masyarakat menghadapi dan mengatasi masalah yang muncul. Masyarakat akan mendapat bantuan pemikiran, tenaga dan ilmu pengetahuan dalam merencanakan pembangunan serta mencari jalan keluar atas masalah yang timbul dari proses pembangunan. Pertemuan dan interaksi yang dalam antara masyarakat dan mahasiswa menjadi wadah terjadinya transfer ilmu pengetahuan sehingga diharapkan KKN mampu melahirkan kader-kader masyarakat sebagai penerus pembangunan agar upaya pembangunan akan terus terjadi.

Tak kalah penting adalah terjalinnya silaturahmi antara universitas, mahasiswa dan masyarakat. Keberadaan mahasiswa di masyarakat, kedatangan pihak univeritas melalui dosen pembimbing KKN atau LPM

(18)

xviii | Cerita Penuh Makna di Cireundeu

(Lembaga Pengabdian Masyakarat) selama KKN berlangsung membuka pintu silaturahmi. Kunjungan, perbincangan, serta keterlibatan mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari masyarakat membuat tiga elemen penting tersebut saling mengenal dan menciptakan rasa sayang dan peduli. Semoga pertemanan serta rasa sayang dan peduli yang terbentuk tidak hilang dengan selesainya program KKN di wilayah tersebut. Amin

Ciputat, 26 Mei 2017 Dosen Pembimbing

Sholikatus Sa‟diyah, M.Pd NIP. 197504172005012007

(19)

1

A. Dasar Pemikiran

Pembangunan merupakan salah satu fokus terpenting berbagai negara dalam menyelenggarakan kehidupan bernegara, baik dari aspek ekonomi, sosial, kesehatan, pendidikan, hukum, budaya, agama, infrastruktur dan aspek-aspek lain yang mempengaruhinya. Cakupan pembangunan tidak dapat hanya terkonsentrasi pada daerah urban (perkotaan) saja, melainkan harus dapat memperhatikan secara khusus terkait pembangunan rural (pedesaan) demi terciptanya sebuah pembangunan yang merata dan tidak timpang.

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang pembangunannya cukup memadai dari berbagai aspek jika dilihat ruang lingkup urbannya, sementara pembangunan pada daerah pedesaannya masih kurang memadai dan terkesan seperti desa dibangun dengan sebagian besar peran masyarakatnya sendiri karena minimnya bantuan dari pemerintah. Meskipun Indonesia telah menerapkan konsep desentralisasi dengan otonomi seluas-luasnya kepada daerah untuk mengembangkan kondisi lokalistik daerahnya, tetapi kenyataan sosial justru membuktikan bahwa desentralisasi hanyalah sebagai sebuah konsep prosedural yang belum mampu menjangkau tataran yang substansial hingga saat ini.

Atas dasar tersebutlah, pedesaan perlu diberikan perhatian khusus dalam pembangunan di berbagai aspek karena bagaimanapun pedesaan merupakan bagian dari wilayah suatu negara yang memiliki sejuta potensi dan seharusnya didukung dalam pembangunannya sehingga permasalahan ketidakmerataan, keterbelakangan dan keterbatasan desa setidaknya dapat diminimalisasi.

Salah satu daerah pedesaan yang perlu diperhatikan adalah Desa Cireundeu, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Permasalahan yang menjadi prioritas di desa ini adalah administrasi, ketersediaan berkas-berkas desa yang kurang memadai, juga permasalahan pendidikan. Ketiga hal tersebut merupakan hal penting yang menjadi tolok ukur kemajuan suatu desa. Seharusnya, segala macam informasi umum maupun terperinci (khusus) tentang desa dapat diberikan secara mudah kepada masyarakat yang membutuhkannya. Akan tetapi, persoalan yang berkaitan dengan administrasi di Desa Cireundeu agak sulit prosesnya.

(20)

2 | Cerita Penuh Makna di Cireundeu

Contohnya saja dalam hal pengurusan tim mahasiswa yang akan melaksanakan pengabdian (KKN) di sana. Hal tersebut pasti membutuhkan banyak informasi seputar desa dari pejabat yang berwenang didalamnya, tetapi pejabat yang bersangkutan tersebut justru tidak berada di tempat dan agak sulit ditemui secara langsung.

Selain itu, dalam hal ketersediaan berkas-berkas desa yang berisi informasi geografis dan demografis masih belum ada revisi yang seharusnya diperbaharui setiap tahunnya dan informasi-informasinya belum terdapat pembukuannya (dengan adanya buku dapat mempermudah pemberian informasi) sehingga informasi yang didapatkan ketika masyarakat butuh hanya dalam bentuk softcopy (dokumen dalam media penyimpanan komputer) dan informasi tersebut merupakan informasi seadanya (belum diperbaharui). Dalam hal pendidikan, permasalahan pendidikan juga menjadi sorotan. Banyak orang tua di desa tersebut yang berprinsip, “setelah tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Sekolah Menengah Akhir (SMA), tidak perlu melanjutkaannya ke tingkat lebih tinggi, lebih baik bertani.” Pandangan inilah yang menjadi penghambat seorang anak nantinya.

Oleh karena itu, mahasiswa sebagai agen perubahan sudah sepatutnya dapat mengembangkan segala sesuatu yang mereka miliki menjadi hal yang bernilai dan diperuntukkan demi kemakmuran hidup masyarakat. Mahasiswa dituntut harus mampu mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan di bangku perkuliahan ke dalam kehidupan sosial sehingga ilmu yang mereka miliki bernilai manfaat bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk menopang kemajuan daerah-daerah pedesaan demi terwujudnya desa-desa yang mampu bersaing dengan desa-desa lainnya tidak hanya dalam tataran nasional, tetapi juga pada tataran desa-desa di ASEAN, mengingat bahwa kita telah memasuki era Asean Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Sebagai bentuk tanggung jawab mahasiswa dalam menanggapi permasalahan sosial tersebut maka UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mewajibkan mahasiswanya untuk melaksanakan praktik KKN (Kuliah Kerja Nyata), di mana mahasiswa tidak hanya mengetahui dari bahan bacaan seperti buku, koran, artikel, ataupun yang lainnya, serta tidak hanya berwacana, tetapi juga dapat melihat secara langsung apa sebenarnya yang dihadapi oleh masyarakat sehingga menumbuhkan kesadaran diri untuk ikut berpartisipasi dalam memperbaiki dan membangun kehidupan realita sosial yang ada tersebut.

(21)

Cerita Penuh Makna di Cireundeu | 3 Oleh karena itu, kami sebagai mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merasa perlu untuk terjun langsung ke masyarakat serta dapat berpartisipasi aktif dalam meringankan persoalan yang dihadapi oleh masyarakat. Melalui kegiatan KKN inilah, kami berkeinginan untuk mendapatkan pengalaman yang tentunya dapat berarti bagi kami, baik secara kelompok maupun individu.

B. Kondisi Umum Tempat KKN-PpM Desa Cireundeu

Tempat KKN-PpMM LAGUKAN DAMA 2016 berlokasi di Desa Cireundeu, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang. Secara umum, desa ini berbatasan dengan beberapa desa lainnya, yaitu Desa Cikareo, Desa Pasanggrahan, Desa Cikuya dan Desa Solear. Desa ini terdiri dari terdiri dari 24 RT dan 4 RW. Desa seluas 173,6 Ha ini memiliki penduduk sejumlah 4.786 jiwa. Mayoritas masyarakat desa bermata pencaharian sebagai petani, wiraswasta dan karyawan pabrik. Selain itu, masyarakat di Desa Cireundeu menggunakan Bahasa Sunda dalam berkomunikasi satu sama lain.1

Pada dasarnya, karena di lingkungan Desa Cireundeu lahan hijaunya merupakan lahan pertanian maka Sumber Daya Alam (SDA) mayoritas di sana berupa hasil pertanian, yaitu padi. Selain itu, terdapat hutan bambu yang tumbuh secara alamiah di daerah ini, tetapi sayangnya belum termanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Cireundeu.

Dalam segi pendidikan, Desa Cireundeu memiliki 5 lembaga pendidikan formal yang terdiri dari 1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), 1 Taman Kanak-Kanak (TK), 4 Sekolah Dasar (SD), 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP), 1 Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 1 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dari segi infrastruktur, jalan-jalan utama yang biasa dilalui kendaraan di Desa Cireundeu sudah dibangun (dibeton) dengan baik, tetapi ketika memasuki beberapa jalan menuju pemukiman warga, masih terdapat jalan yang permukaannya masih berupa tanah sehingga ketika hujan jalan akan menjadi becek tergenang air. Data kondisi wilayah KKN-PpMM akan kami sajikan lebih lengkap di Bab III.

C. Permasalahan

Pada dasarnya, Desa Cireundeu memiliki potensi ekonomi yang cukup baik dengan adanya beberapa pengusaha keripik yang cukup banyak

(22)

4 | Cerita Penuh Makna di Cireundeu

menyerap tenaga kerja di daerah sekitar yang dengan hal ini pula sebenarnya dapat memajukan desa. Akan tetapi, masih terdapat beberapa permasalahan yang menjadi perhatian, di antaranya:

1. Aspek Keagamaan

Menilai dari aspek keagamaan, yang menjadi fokus di sini adalah kegiatan beribadah terutama sholah dan tempat beribadah yang mendukung untuk digunakan beribdah. Di Desa Cireundeu jumlah Masjid dan mushalla cukup banyak, hanya saja masih kurang dalam perawatan serta fasilitas yang tersedia, seperti tempat wudhu yang kotor, sajadah yang kotor, kamar mandi rusak, serta Mushaf al-Qur‟an yang masih sedikit jumlahnya. 2. Aspek Pendidikan

Menilai dari aspek pendidikannya, yang menjadi fokus adalah sekolah dan Bimbingan Belajar. Kondisi sekolah di beberapa Desa Cireundeu secara umum sudah tergolong baik, tetapi masih ada fasilitas dan kondisi yang masih kurang mendukung, seperti buku-buku paket yang biasa dijadikan referensi belajar kurang lengkap, tidak adanya tempat yang layak yang disediakan untuk perpustakaan sehingga tempatnya tidak terurus dan tidak termanfaatkan secara optimal untuk siswa.

Selain itu, minimnya tenaga pengajar yang mumpuni. Hal ini menyebabkan berkurangnya semangat mereka dalam belajar. Selain itu, angka masyarakat yang mengenyam pendidikan tergolong cukup banyak. Mayoritas mereka yang melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) mungkin hanya beberapa persen yang kemudian melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan tingkat perekonomian yang masih rendah sehingga para orang tua berpikir bahwa anak lebih baik turut membantu pekerjaan orang tua dalam situasi tersebut. Bimbingan Belajar (Bimbel) dapat dilakukan sebagai kegiatan belajar tambahan bagi para siswa agar dapat lebih memahami pelajaran. 3. Aspek Kesehatan, Kebersihan dan Lingkungan

Menilai dari aspek kesehatan, yang menjadi fokus di sini adalah kurangnya tempat berobat di desa dan tenaga ahli di bidang kesehatan. Di Desa Cireundeu sendiri hanya terdapat satu puskesmas dan bidan saja. Dalam hal kebersihan, sebenarnya warga Desa Cireundeu masih belum sadar pentingnya membuang sampah pada tempatnya, contohnya di sekolah, terdapat cukup banyak tempat sampah, tetapi masih terdapat beberapa siswa yang dengan santainya membuang sampah di sembarang tempat. Selain itu, sulitnya menemukan tempat sampah di sepanjang jalan

(23)

Cerita Penuh Makna di Cireundeu | 5 pedesaan. Hal ini mungkin dikarenakan kebiasaan warga yang lebih terbiasa membakar sampah dan bukan membuangnya dan juga karena tidak terdapatnya Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) yang membuat masyarakat memilih membakar sampah dibanding membuang sampah. Akan tetapi, apabila kebiasaan ini terus menerus dilakukan, lingkungan pun jadi imbasnya. Asap yang dihasilkan pembakaran sebenarnya menghasilkan zat yang dinamakan dioxin yang merupakan senyawa yang sangat tahan lama dan merupakan senyawa yang tidak mudah terurai dalam tubuh. Jadi, ketika ada orang yang menghirupnya, berarti tubuh menerima dioxin yang tidak mudah terurai dan akan berdampak pada kesehatan.

Dari aspek lingkungannya, sebagian warga Desa Cireundeu merupakan peternak sapi, kambing, kerbau dan ayam. Hal yang menjadi permasalahannya adalah beberapa kandang ayam ditempatkan bersebelahan dengan rumah peternaknya. Bau yang ditimbulkan dari kandang ayam pasti mengganggu lingkungan sekitarnya, terutama peternak. Apabila hal ini terus-menerus berlanjut dan tidak ada penanganannya, bukan tidak mungkin kesehatan peternak dan warga sekitarnya menjadi buruk.

D. Profil Kelompok KKN-PpM 205

LAGUKAN DAMA adalah singkatan dari Laskar Grup KKN 205. Pesan yang terkandung di dalamnya adalah keakraban, kekeluargaan, dan pengikat tali persaudaraan yang kuat. Warna dari logo kelompok ini adalah hijau yang menandakan keislaman

karena di dalam kelompok ini semua anggotanya beragama Islam. Tidak hanya itu, hijau juga menandakan bahwa kelompok ini mencintai kedamaian, ketenangan, kepercayaan, cinta dan kasih sayang. Hijau membuat kami menjadi tenang. Oleh karena itu, kami selalu tetap tenang dalam menyelesaikan kegiatan apapun. Adapun nama-nama anggota LAGUKAN DAMA serta kemampuannya, yaitu:

1. Muhammad Fikri Ainun Najib

Najib adalah mahasiswa Jurusan Manajemen Haji dan Umroh di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Ia memiliki kompetensi

(24)

6 | Cerita Penuh Makna di Cireundeu

akademik pada bidang Matematika dan Agama, terutama dalam mengajar Matematika. Selain itu, ia juga berkompeten pada jenis keterampilan lainnya, seperti pembuatan huruf balok dari kertas karton dan membuat karya seni dari barang bekas. Posisi ia saat ini adalah sebagai ketua kelompok.

2. Ali Jaya

Ali adalah mahasiswa Jurusan Muamalat di Fakultas Syariah dan Hukum. Ia memiliki kompetensi dalam bidang Sosial dan Agama, terutama dalam mengajar Bahasa Arab dan mengaji al-Qur‟an. Selain itu, ia juga berkompeten pada jenis keterampilan lainnya, seperti memainkan alat musik dan menyanyi. Ia sangat pandai dalam bermain alat musik, khususnya gitar. Posisi ia saat ini adalah sebagai wakil ketua kelompok. 3. Ihat Solihat

Ihat adalah mahasiswi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Ia memiliki kompetensi dalam bidang Agama, terutama dalam belajar Mengajar, Mengaji dan Menghafal al-Qur‟an. Selain itu, ia juga berkompeten pada jenis keterampilan lainnya, seperti memasak dan melipat kertas origami. Posisi ia saat ini adalah sebagai sekretaris 1 kelompok.

4. Alika Putri

Alika adalah mahasiswi Jurusan Hubungan Internasional di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Ia memiliki kompetensi dalam bidang Sosial dan Bahasa Inggris teutama dalam mengajar Bahasa Inggris. Selain itu, ia juga berkompeten pada jenis keterampilan lainnya seperti menyanyi, membuat puisi, menari dan memasak. Posisi ia saat ini adalah sebagai sekretaris 2 kelompok.

5. Ayu Athifah Naufalianty

Ayu adalah mahasiswi Jurusan Ekonomi Pembangunan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Ia memiliki kompetensi dalam bidang Matematika dan Fisika. Selain itu ia juga berkompeten pada jenis keterampilan lainnya, seperti pembuatan huruf balok dari kertas karton, menyanyi dan memasak. Posisi ia saat ini adalah sebagai bendahara kelompok.

6. Hamalatul Qur’ani

Hamalatul adalah mahasiswi Jurusan Ilmu Hukum di Fakultas Syariah dan Hukum. Ia memiliki kompetensi dalam bidang Sains dan Matematika terutama dalam mengajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Selain itu, ia juga berkompeten pada jenis keterampilan lainnya, seperti

(25)

Cerita Penuh Makna di Cireundeu | 7 pembuatan huruf balok dengan kertas origami, membuat lipat origami, memasak dan bermain musik, khususnya pada alat musik gitar. Posisi ia saat ini adalah sebagai seksi acara kelompok.

7. Ridhani Ulfa Faustina

Ridhani adalah mahasiswi Jurusan Bahasa dan Sastra Arab di Fakultas Adab dan Humaniora. Ia memiliki kompetensi dalam bidang Bahasa Arab dan Agama, terutama dalam mengajar Bahasa Arab dan mengaji al-Qur‟an. Selain itu, ia juga berkompeten pada jenis keterampilan lainnya, seperti membuat lipat origami dan memasak. Posisi ia saat ini adalah sebagai seksi konsumsi kelompok.

8. Esti Rustianti

Esti adalah mahasiswi Jurusan Fisika di Fakultas Sains dan Teknologi. Ia memiliki kompetensi dalam bidang Fisika dan Matematika, terutama dalam mengajar Matematika. Selain itu, ia juga berkompeten pada jenis keterampilan lainnya, seperti memasak. Posisi ia saat ini adalah sebagai seksi konsumsi kelompok.

9. Danu Fauzan Hilmi

Danu adalah mahasiswa Jurusan Perbandingan Agama di Fakultas Ushuluddin. Ia memiliki kompetensi dalam bidang Komputer dan Agama, terutama dalam mengajar mengaji al-Qur‟an. Selain itu, ia juga berkompeten pada jenis keterampilan lainnya, seperti mendesain logo kelompok, mendesain baju kelompok dan membuat video pendek. Posisi ia saat ini adalah sebagai seksi perlengkapan kelompok.

10. Syifa Fauziah

Syifa adalah mahasiswi Jurusan Tafsir dan Hadist di Fakultas Ushuluddin. Ia memiliki kompetensi dalam bidang Agama dan Bahasa Arab, terutama dalam mengajar mengaji al-Qur‟an dan mengajar Bahasa Arab. Selain itu, ia juga berkompeten pada jenis keterampilan lainnya, seperti memasak dan menyanyi. Posisi ia saat ini adalah sebagai seksi perlengkapan kelompok.

11. Riski Prasetyo Wibowo

Riski adalah mahasiswa Jurusan Akuntansi Internasional di Fakutas Ekonomi dan Bisnis. Ia memiliki kompetensi dalam bidang Matematika dan Komputer, terutama dalam mengajar Matematika. Selain itu, ia juga berkompeten pada jenis keterampilan lainnya, seperti fotografi, membuat video pendek dan dokumentasi. Posisi ia saat ini adalah sebagai seksi dokumentasi.

(26)

8 | Cerita Penuh Makna di Cireundeu

E. Fokus dan Prioritas Program

Berdasarkan observasi permasalahan serta kapasitas dan kemampuan anggota kelompok, kami memutuskan bahwa fokus dan prioritas program kerja kelompok KKN 205 mencakup tiga bidang, yaitu: 1) Bidang keagamaan, 2) Bidang pendidikan, 3) Bidang lingkungan. Adapun rincian prioritas programnya adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1: Fokus dan Prioritas Program

Fokus Permasalahan Prioritas Program & Kegiatan

Bidang Keagamaan LAGUKAN DAMA Berbagi

Kegiatan Pelayanan Menyumbang Fasilitas mushalla dan Masjid

Kegiatan Menyumbangkan al-Qur‟an ke Masjid dan Pondok Pesantren

Bidang Pendidikan Cireundeu Berilmu

Kegiatan Mengajar di SDN Cireundeu 1 Kegiatan Bimbel di Rumah

Kegiatan Merenovasi Perpustakaan di SDN Cireundeu 1

Kegiatan Seminar Public Speaking Bidang Lingkungan Cireundeu Sehat

Kegiatan Pengobatan Gratis Berkerjasama dengan Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC)

Cireundeu Kreatif

Kegiatan Workshop Pendauran Ulang Sampah

Desa Ceria

Kegiatan Peringatan HUT RI

Kegiatan Pemasangan Plat Nomor Rumah (Desa Cireundeu)

(27)

Cerita Penuh Makna di Cireundeu | 9

F. Sasaran dan Target

Setiap program kegiatan yang dilakukan memiliki sasaran dan target: Tabel 1.2: Program Kerja Terencana

No Program Sasaran Target

1 Bimbingan Belajar Anak-anak SD di RW 02 Desa Cireundeu 50 orang anak di RT 02 mendapatkan materi pengulangan dan tambahan dari mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. 2 Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah SDN Cireundeu 1. Guru-guru di SDN Cireundeu 1

6 orang guru (kelas 1-6) SDN Cireundeu 1 terbantu dalam kegiatan belajar mengajarnya.

3 Renovasi Perpustakaan Perpustakaan SDN Cireundeu 1 Perpustakaan SDN Cireundeu 1 direnovasi sehingga dapat digunakan secara optimal oleh siswa dan siswinya.

4 Mushaf

al-Qur‟an Masjid, dan Pesantren Mushalla yang ada di RW 02 Desa Cireundeu

1 Masjid, 4 Mushalla dan Pesantren mendapat bantuan Mushaf sebanyak 2 eksemplar al-Qur‟an. 5 Pengobatan Gratis Warga Desa Cireundeu yang kurang mampu

150 warga Desa Cireundeu yang kurang mampu mendapatkan layanan kesehatan gratis. 6 Pembuatan Plat Nomor Rumah Warga RT 02, RW 01, Desa Cireundeu 60 Warga RT 02, RW 01, Desa Cireundeu

mendapatkan plat nomor rumahnya 7 Peringatan HUT RI Warga yang berada di RT 02 Desa Cireundeu

Warga Desa Cireundeu yang berada di RT 02 terbantu dalam mengadakan berbagai perlombaan peringatan HUT RI ke-70.

8 Workshop Daur Ulang

Ibu-ibu dan Siswi SMA di Desa

25 orang yang terdiri dari ibu-ibu, siswi SMA di Desa

(28)

10 | Cerita Penuh Makna di Cireundeu

Sampah Cireundeu Cireundeu mendapatkan pelatihan industri kreatif, berupa pengolahan samapah menjadi barang yang bernilai ekonomi.

9 Seminar Public Speaking

Siswa dan siswi

SMAN 27

Cireundeu

30 siswa dan siswi SMAN 27 Cireundeu mendapatkan pengetahuan tentang mengembangkan Skill Public Speaking.

G. Jadwal Pelaksanaan Program

1. Pra KKN-PpMM 2016 (April – Juli 2016)

Tabel 1.3: Waktu Pra KKN-PpMM

No. Uraian Kegiatan Waktu

1. Pembentukan Kelompok 11 April 2016

2. Pembekalan 13 April 2016

3. Survei 5 Mei 2016

14 Juni 2016 4. Penyusunan Proposal Mei – Juli 2016

5. Pelepasan 25 Juli 2016

2. Pelaksanaan Program di Lokasi KKN (25 Juli – 25 Agustus 2016)

Tabel 1.4: Waktu Pelaksanaan KKN-PpMM

No. Uraian Kegiatan Waktu

1. Pembukaan di Lokasi KKN 27 Juli 2016 2. Pengenalan Lokasi dan Masyarakat 26 Juli 2016

3. Implementasi Program 27 Juli 2016 – 24 Agustus 2016

4. Penutupan 24 Agustus 2016

5. Kunjungan Dosen Pembimbing 16 Agustus 2016 20 Agustus 2016 6. Meninggalkan Lokasi KKN 25 Agustus 2016

3. Pasca KKN-PpMM 2016

Tabel 1.5: Waktu Evaluasi Program KKN-PpMM

No Uraian Kegiatan Waktu

1. Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN 1 – 15 September 2016 2. Penyelesaian dan Pengunggahan Film Dokumenter 1 September – 15 Oktober 2016

(29)

Cerita Penuh Makna di Cireundeu | 11 3. Pengesahan dan Penerbitan Buku Laporan 19 Juni 2017

4. Pengiriman Buku Laporan Hasil KKN-PpMM 23 Juni 2017

H. Pendanaan

Tabel 1.6: Pendanaan

No. Uraian Asal Dana Jumlah

1. Kontribusi mahasiswa anggota kelompok LAGUKAN DAMA

Rp11.000.000,- 2. Dana penyertaan Program

Pengabdian Masyarakat oleh Dosen (PpMD 2016)

Rp4.000.000,-

TOTAL Rp15.000.000,-

I. Sistematika Penulisan

Buku ini disusun dalam tujuh bagian. Bagian I adalah Prolog. Prolog berisi refleksi dosen pembimbing selaku editor buku dalam melihat pelaksanaan KKN-PpMM tahun 2016. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan masukan bagi para pihak terkait agar program KKN selanjutnya menjadi lebih baik.

Bagian selanjutnya adalah BAB I, Pendahuluan. Bagian ini berisi gambaran umum terkait pelaksanaan KKN-PpMM dari kelompok KKN LAGUKAN DAMA nomor 205 yang bertujuan untuk memberi informasi landasan dilaksanakannya program KKN, kondisi umum lokasi destinasi KKN, profil kelompok, rancangan prioritas program, sasaran dan target dilaksanakannya program, jadwal pelaksanaan, hingga sumber pendanaan guna berlangsungnya program KKN-PpMM.

Berikutnya Bab II, Metode Pelaksanaan Program. Bab ini bertujuan untuk memberikan kerangka teoritis atas pelaksanaan KKN-PpMM. Pada bab ini, kelompok KKN LAGUKAN DAMA mencoba memaparkan penjelasan mengenai metode pelaksanaan program KKN dengan metode intervensi sosial serta metode Problem Solving Approach dalam pemberdayaan masyarakat.

Bab III, Kondisi Desa Cireundeu, Kecamatan Solear. Pada bab ini membahas mengenai sejarah singkat terbentuknya Desa Cireundeu, letak geografis desa, struktur penduduk yang diklarifikasikan berdasarkan jenis

(30)

12 | Cerita Penuh Makna di Cireundeu

kelamin, agama, mata pencaharian dan tingkat pendidikan, serta sarana dan prasarana yang tersedia di Desa Cireundeu.

Bab IV, Deskripsi Hasil Pelayanan dan Pemberdayaan di Desa Cireundeu. Bagian ini menjelaskan mengenai kerangka pemecahan masalah dalam penyusunan program, bentuk dan hasil kegiatan berupa pelayanan dan pemberdayaan masyarakat, serta faktor-faktor pendorong dan penghambat pelaksanaan program KKN.

Bab V, membahas kesimpulan dari pelaksanaan KKN-PpMM tahun 2016 serta rekomendasi untuk berbagai pihak, di antaranya PPM serta kelompok KKN selanjutnya.

Bagian akhir dari buku ini adalah epilog yang berisi testimoni masyarakat Desa Cireundeu atas pelaksanaan KKN-PpMM 2016 yang terdiri dari Bapak Sakti, SE selaku Kepala Desa Cireundeu, Kang Ali selaku warga Desa Cireundeu dan Ibu Arum selaku guru SDN Cireundeu 1. Selain itu, epilog juga terdiri dari penggalan kisah inspiratif yang dipaparkan oleh sebelas anggota kelompok KKN.

(31)

13

A. Metode Intervensi Sosial

Program Kuliah Kerja Nyata yang dilaksanakan oleh KKN-PpMM dengan menugaskan mahasiswa-mahasiswi untuk memberikan bantuan dan menjadi pekerja sosial kepada masyarakat yang berlokasi di pedesaan atau pada daerah-daerah tertentu dengan keterbatasan dan masih membutuhkan perhatian khusus. Oleh karena itu, melalui program pengabdian yang biasa disebut KKN-PpMM UIN Jakarta menempatkan pada salah satu desa untuk KKN LAGUKAN DAMA 205 di daerah Tangerang, tepatnya di Desa Cireundeu. Adanya kegiatan KKN ini, mahasiswa ditugaskan untuk mengimplementasikan keilmuan yang telah didapatnya kepada masyarakat. Kelompok KKN diharapkan mampu memahami kondisi lokasi dan dapat mengatasi permasalahan di desa tersebut. Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam melaksanakan pengabdian kepada masyarakat, salah satunya adalah Metode Intervensi Sosial.

Metode intervensi sosial merupakan salah satu metode yang kami gunakan dalam melaksanakan kegiatan KKN. Istilah intervensi sosial lebih banyak digunakan dalam kajian psikologi dan kesejahteraan sosial. Dalam kerangka membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan adanya ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan pada ketahanan sosial yang mereka hadapi.2 Intervensi sosial dapat diartikan sebagai cara atau strategi memberikan bantuan kepada masyarakat (individu, kelompok, komunitas). Intervensi sosial merupakan metode yang digunakan dalam praktik di lapangan pada bidang pekerjaan sosial dan kesejahteraan sosial.3 Pekerjaan sosial dan kesejahteraan sosial adalah dua bidang yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan seseorang melalui upaya memfungsikan kembali fungsi sosialnya.4 Keberfungsian sosial menunjuk pada kondisi di

2

Eva Nugraha, Panduan Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN-PpMM 2016 (Ciputat: Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, 2016), h. 23.

3 Loewenberg, Frank M., Social Work, Social Welfare, and Social Intervention

(Itaca: FE Peacock Publisher Inc, 1972), h. 3-12.

4

Isbandi Rukminto Adi, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Pengantar Pada Pengertian dan Beberapa Pokok Bahasan (Jakarta: FISIP UI Press, 2005), h.11-20.

(32)

14 | Cerita Penuh Makna di Cireundeu

mana seseorang dapat berperan sebagaimana seharusnya sesuai dengan harapan lingkungan dan peran yang dimilikinya.

Penggunaan kata intervensi sosial daripada intervensi bertujuan menggaris bawahi dua pertimbangan:

Pertama, individu merupakan bagian dari sistem sosial sehingga walaupun metode bantuan utama adalah terapi psikologi yang bersifat individu, lingkungan sosialnya juga perlu diberikan perlakuan atau intervensi. Hal ini didasari pandangan bahwa klien akan dikembalikan kepada lingkungan asalnya kelak setelah sembuh. Apabila lingkungan sosialnya tidak dipersiapkan untuk menerima klien kembali, dikhawatirkan kondisi klien kembali seperti semula sebelum mendapat penanganan. Kedua, intervensi sosial menunjuk pada area intervensi dan tujuan. Hal ini kemudian akan memunculkan pertanyaan siapakah yang menentukan tujuan.5 Tujuan utama dari intervensi sosial adalah memperbaiki fungsi sosial kelompok sasaran perubahan. Ketika fungsi sosial seseorang berfungsi dengan baik, diasumsikan bahwa kondisi sejahtera akan semakin mudah dicapai. Kondisi sejahtera dapat terwujud manakala jarak antara harapan dan kenyataan tidak terlalu lebar.

Melalui intervensi sosial, hambatan- hambatan sosial yang dihadapi kelompok sasaran perubahan akan diatasi. Dengan kata lain, intervensi sosial berupaya memperkecil jarak antara harapan lingkungan dengan kondisi riil klien. Intervensi sosial adalah suatu upaya perubahan yang terencana terhadap individu maupun kelompok, agar tingkat keberhasilan perubahan yang diberikan dapat dievaluasi dan diukur. Intervensi sosial dapat pula didefinisikan sebagai upaya untuk memperbaiki fungsi sosial dari suatu kelompok.

B. Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh John McKnight dan Jody Kretzmann6 terhadap karakteristik inisiatif komunitas di Amerika, telah ditemukan metode pendekatan untuk kesejahteraan komunitas. Metode pendekatan ini disebut Problem Solving Approach atau Pendekatan Pemecahan Masalah. Metode pendekatan ini merupakan upaya untuk ikut serta

5

Louise C. Jhonson, Praktek Pekerjaan Sosial (Suatu Pendekatan Generalist), (Bandung: terj. Tim Penerjemah STKS Bandung, 2011), h.52

6 Dureau, Christoper. Pembaru dan Kekuatan Lokal Untuk Pembangungan (Australian

(33)

Cerita Penuh Makna di Cireundeu | 15 memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat.7 Menggali dan memobilisasi kapasitas dan aset mereka sendiri.

Dalam rangka turut memecahkan masalah yang ada di masyarakat maka digunakan pendekatan berwawasan yang berakar pada masyarakat. Pendekatan tersebut dapat berupa pendekatan struktural maupun pendekatan sosial. Dengan kata lain, metode pendekatan pemecahan masalah pada hakikatnya bertumpu pada kemampuan masyarakat dan kelompok pembawa perubahan.8

Problem Solving dimulai dari identifikasi berbagai masalah untuk dianalisis dan kemudian dirumuskan cara pemecahan masalahnya. Setelah pemecahan masalah, ditentukan dan kemudian dijalankan atau diaplikasikan maka tinggal melihat bagaimana hasilnya untuk dievaluasi.

Problem Solving Approach menekankan pada tiga elemen penting dalam menyelesaikan masalah, di antaranya adalah kolektivitas masyarakat, letak geografis, dan pelembagaan yang memberikan identitas khusus pada komunitas. Orientas problem solving pun merupakan investigasi dan penemuan yang merupakan awal dari pemecahan masalah. Jika solving yang dijalankan masih belum bisa berjalan sebagaimana yang telah direncanakan maka setiap orang harus menyusuri kembali masalah dan merumuskan pemecahan yang lebih matang.

Dalam peraktek seorang pekerja sosial harus memiliki keterampilan dalam upaya pemecahan suatu masalah yang di hadapi baik masalah makro maupun masalah mikro sebelum melakukan intervensi. Seorang pekerja sosial harus memiliki skil dan kompetensi dalam menentukan masalah yang di tangani dengan tahap-tahapan berikut, yaitu :

1. Melakukan kontak dan kontrak

Dalam tahap ini pekerja sosial harus melakukan kontak maksudnya seorang pekerja sosial hendaknya melakukan kontak maksudkan membangun relasi dan setelah relasi terbentuk maka disini akan ada yang namanya kontrak atau yang biasanya di sebut dengan janji hati dalam tahap ini ada hal yang sangat penting yaitu bagaimana kita meyakinkan masyarakat atau klein agar mereka percaya kepada kita intinya pekerja sosial harus mampu membangun kepercayaan.

7 Sitompul, Metodologi Pengabdian Pada Masyarakat, (Yogyakarta: Balai Pengabdian Pada

Masyarakat P3MIAIB Sunan Kalijaga, 1993), h.293

(34)

16 | Cerita Penuh Makna di Cireundeu 2. Melakukan Assesment

Pada tahap assesment ini adalah tahap yang rawan dan sangat vital dalam memecahkan masalah ketika pada tahap ini kita tidak mampu mengungkap masalah yang dihadapi baik penyebab, maupun sumber potensi kekuatan dari suatu masalah yang di hadapi maka masalah akan sangat berpengaruh terhadap rencana kegiatan penolongan dan akan tidak tepat proses intervensi yang diberikan.

3. Menyusun program kerja

Selanjutnya setelah melakukan assesment baik dari masalah maupun potensi yang ada pada suatu masyarakat yang sedang diberikan pertolongan tahap selanjutnya yaitu menyusun program kerja. Dalam menyusun program kerja ini tidak bisa sembarang karna kita harus mengambil patokan dari hasil assesment agar masalah yang ditangani dapat diselesaikan sesuai dengan kebutuhan. Selain itu juga dalam proses pembuatan progaram kerja seorang pekerja sosial tidak bisa memberiakan dan memaksakan apa yang ingin dalam pemecahan masalah melaikan harus menanyakan atau merundingkan apa saja yang harus dilakuakan.

4. Melakukan intervensi

Setelah assesment dan program kerja disusun selanjutnya kita melakukan intervensi sosial terhadap masyarakat tugas utama dari intervensi ini lebih ke arah pemdampingan.

5. Melakukan pendampingan dan evaluasi

Dalam tahap ini pekerja sosial harus meilhat seajauh mana kemajuan terhadap program yang di berikan baik dari masalah yang di hadapi maupun kendala kendala yang akan menghalang dalam proses pertolongan dan mempersiapkan model-model lain untuk menganti intervensi yang dilakukan ketika intervensi yang di terapkan itu gagal. 6. Tahap terminasi

Setelah lima tahap di atas sudah di penuhi maka untuk menghindari ketergantungan sosial maka pekerja sosial hendaknya melakuan terminasi untuk menangulangi hal tersebut.

(35)

Cerita Penuh Makna di Cireundeu | 17

BAB III

KONDISI DESA CIREUNDEU A. Sejarah Singkat Desa Cireundeu

Kabupaten Tangerang sejak ratusan tahun lalu sudah menjadi daerah perlintasan perniagaan perhubungan sosial dan interaksi antar daerah lain. Hal ini disebabkan letak daerah ini yang berbeda di dua poros pusat perniagaan Jakarta-Banten. Berdasarkan catatan sejarah, daerah ini syarat dengan konflik kepentingan perniagaan dan kekuasaan wilayah antara Kesultanan Banten dengan penjajah Belanda.

Tanggal 28 Februari 1993, terbit UU No. 2 tahun 1993 tentang pembentukan Kota Tangerang. Berdasarkan UU ini wilayah Kota Administratif Tangerang dibentuk menjadi Daerah Otonomi Kota Tangerang yang lepas dari Kabupaten Tangerang.9 Berkaitan dengan hal itu, terbit pula Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1995 tentang pemindahan Ibu Kota Kabupaten Dati II Tangerang dari wilayah Kota Madya Dati II Tangerang, Kecamatan Tigaraksa.10

Akhirnya, pada awal tahun 2000, pusat pemerintah Kabupaten Tangerang pun dipindahkan Bupati H. Agus Djunara ke Ibu Kota Tigaraksa. Pemindahan ini dinilai strategis dalam upaya memajukan daerah karena bertepatan dengan penerapan ekonomi daerah, diberlakukannya perimbangan keuangan pusat dan daerah, adanya revisi pajak dan retribusi daerah, serta terbentuknya Provinsi Banten.

Kabupaten Tangerang terdiri dari 29 kecamatan, 29 kelurahan, dan 246 desa yang salah satunya adalah Desa Cireundeu, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Adapun Kecamatan Solear dengan luas wilayah 1.867 Ha berasal dari sebagian wilayah Kecamatan Cisaloka yang terdiri atas Desa Solear, Desa Cikuya, Desa Cikasungka, Desa Cireundeu, Desa Cikareo, Desa Pasanggrahan dan Desa Munjul, sedangkan ibu kota Kecamatan Solear berkedudukan di Solear.11

9 UU No. 2 tahun 1993

10 Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1995

11Berita Tangerang Sehat “Sejahtera Aman Tentram,” artikel diakses pada

September 2016 dari http//www.tangerangsehat.pedia.id/index.php/berita-soleardaftar-nama-desa-kelurahan-dikecamatan-solear.html

(36)

18 | Cerita Penuh Makna di Cireundeu

B. Letak Geografis

Secara geografis, Desa Cireundeu, Kecamatan Cireundeu, Kabupaten Tangerang dilihat dari beberapa aspek tinjauan meliputi :

1. Iklim

Secara umum, iklim yang terdapat di Desa Cireundeu ialah tropis dengan beberapa musim. Musim penghujan terjadi sekitar 6 bulan dengan curah hujan 100 Mm serta suhu rata-rata hariannya ialah 20-30 OC. Tinggi tempat 524.331 mdl dan bentang wilayah adalah datar.

2. Tipologi

Tipologi di daerah Desa Cireundeu ialah desa pesawahan serta desa perladangan.

3. Orbitasi

Desa Cireundeu berada di Kecamatan Solear dengan jarak tempuh menuju kecamatan 1 Km, lama tempuh sekitar 10 menit. Kendaraan umum yang dapat digunakan menuju Ibu Kota Kecamatan adalah angkot, sedangkan untuk menuju Ibu Kota Kabupaten, jarak yang ditempuh sekitar 10 Km dengan lama waktu 45 menit, dan kendaraan umum yang dapat digunakan adalah angkot.

4. Batas Desa

Batas Desa Cireundeu pada sebelah utara adalah Desa Solear dan Desa Pasanggrahan, timur berbatasan dengan Desa Cikareo, sedangkan selatan dan barat berbatasan dengan Desa Cikuya.

Gambar 3.1: Peta Desa Cireundeu12

12 http://tataruang.tangerangkab.go.id/tataruang/informasi-peta.html diakses pada

(37)

Cerita Penuh Makna di Cireundeu | 19 Tabel 3.1: Batas Wilayah Desa Cireundeu

Batas Desa/Kelurahan Kecamatan

Utara Desa Solear dan Desa Pasanggrahan Solear

Timur Desa Cikareo Solear

Selatan Desa Cikuya Solear

Barat Desa Cikuya Solear

Gambar 3.2: Peta Lokasi KKN

Terdapat dua jalur untuk menuju lokasi kediaman KKN Lagukandama, yaitu melalui Cisoka dan Adhiyasa. Lokasi tempat KKN Lagukandama juga terbilang strategis karena dekat dengan Masjid, Kantor Desa, Kantor Kecamatan, Sekolah, Pasar, Puskemas dan Lapangan.

Gambar 3.3: Peta Jarak Tempuh UIN Jakarta-Cireundeu13

(38)

20 | Cerita Penuh Makna di Cireundeu

Salah satu akses jarak yang ditempuh dari kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menuju Desa Cireundeu, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang yaitu dengan menggunakan jalur mobil, jalur Jakarta-Serang adalah 56.0 km dan memakan waktu perjalanan sekitar 1 jam 51 menit.

5. Luas wilayah

Tabel 3.2: Luas Wilayah Desa Cireundeu

No Wilayah Luas

1. Sawah Non Teknis 10 Ha

2. Sawah Tadah Hujan 46 Ha

3. Tegalan Garing Ladang 36 Ha

4. Pemukiman Warga 77,6 Ha

5. Perkantoran Pemerintah 330 M

6. Tandon Air 1 Ha

7. Lainnya 4 Ha

C. Struktur Penduduk

Dalam pelaksanaan pembangunan, jumlah penduduk dapat digunakan sebagai penentu arah kebijakan kegiatan desa, mengingat bahwa aset desa ini memiliki peran ganda sebagai subjek maupun objek kegiatan. Struktur penduduk berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin dan penyebaran pada wilayah sebagai berikut.14

a. Potensi Sumber Daya Manusia (SDM) 1. Umur

Tabel 3.3: Struktur Penduduk Berdasarkan Umur

No KELOMPOK UMUR JUMLAH/ORANG

1. 0 – 15 Tahun 1.919

2. 16 – 65 Tahun 2.835

3. 66 Tahun ke Atas 32

Jumlah 4.786

14 Laporan Keterangan Penyelenggaraan Pemerintah Desa (LKPPD), Desa Cireundeu 2015

(39)

Cerita Penuh Makna di Cireundeu | 21 2. Jumlah Jiwa (menurut jenis kelamin)

Pada tahun 2015, tercatat warga Desa Cireundeu berjumlah 4.786 orang dengan jumlah laki-laki berjumlah 2.512 orang, sedangkan jumlah perempuan berjumlah 2.274 orang. Jumlah ini menunjukkan jumlah laki-laki lebih banyak dibanding perempuan. Selain itu, jumlah kepala keluarga berjumlah 1.425 kepala keluarga.

Tabel 3.4: Struktur Penduduk Berdasarkan Jumlah Jiwa Jumlah Laki-laki 2.512 Orang

Jumlah Perempuan 2.274 Orang

Jumlah Kepala Keluarga 1.425 Kepala Keluarga

Jumlah Jiwa 4.786 Orang

3. Keadaaan Penduduk menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan masyarakat dari tahun ke tahun terus berkembang ke jenjang lebih tinggi dengan hasil capaian dalam tahun 2015 yang lulus dari jenjang tingkatan pendidikan sebagai berikut.

Tabel 3.5: Struktur Penduduk Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Terakhir Jumlah

1. Tamat SD/Sederajat 107 Orang

2. SLTP 102 Orang

3. SLTA 51 Orang

4. DIPLOMA 11 Orang

5. SARJANA 3 Orang

4. Penyebaran Penduduk

Penyebaran penduduk Desa Cireundeu tersebar pada wilayah masing-masing jaro (lurah) sebagaimana tersebut pada tabel.

Tabel 3.6: Penyebaran Penduduk

Kejaroan Jumlah Penduduk Jumlah Kk Laki-Laki Perempuan

1 2 3 4

Dusun I 1.215 949 651

(40)

22 | Cerita Penuh Makna di Cireundeu

Jumlah 2.512 2.274 1.425

D. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana keagamaan di Desa Cireundeu totalnya berjumlah 21 tempat ibadah dengan rincian: masjid jami‟ berjumlah 3, mushalla berjumlah 12 dan majelis berjumlah 6. Selanjutnya, prasarana wilayah, seperti jalan kabupaten berjumlah 2 jalan, jalan desa berjumlah 21 jalan dan gorong-gorong berjumlah 8 buah. Prasarana perekonomian, seperti pasar desa berjumlah 1, pertokoan berjumlah 15 buah, kios dan warung berjumlah 65 buah.

Selain itu, prasarana kesehatan hanya ada balai pengobatan 1 tempat dan posyandu 5 tempat. Dalam prasarana pendidikan, terdapat 2 Sekolah SMA/sederajat, 2 SMP/sederajat, 4 Sekolah Dasar (SD) dan 2 Taman Kanak-kanak (TK).

Tabel 3.7: Sarana dan Prasarana

Sarana/ Prasarana Nama Jumlah/Buah

Sarana Keagamaan Masjid Agung 0 Masjid Jami‟ 3 Mushalla 12 Majelis 6 Prasarana Wilayah Jalan Kabupaten 2 Jalan Desa 21 Stasiun Kereta Api 0 Sub Terminal 0 Jembatan Beton 0 Gorong-gorong 8 Prasarana Perekonomian Pasar Desa 1 Pasar Hewan 0 Toko 15

Kios dan Warung 65 Minimarket 0 Prasarana Kesehatan

Balai Pengobatan 1

Puskesmas 0

Posyandu 5

Prasarana Pendidikan Universitas 0 SMA/ Sederajat 2

(41)

Cerita Penuh Makna di Cireundeu | 23 SMP/ Sederajat 2

SD/ Sederajat 4 TK/ Sederajat 2 Pondok Pesantren 0

Gambar 3.4 Sarana Keagamaan

Gambar 3.5 Prasarana Wilayah

(42)

24 | Cerita Penuh Makna di Cireundeu

Gambar 3.8 Prasarana Pendidikan Gambar 3.7 Prasarana Kesehatan

(43)

25

A. Kerangka Pemecahan Masalah

Salah satu tujuan dari dilakukannya program KKN adalah untuk mempelajari dan mengatasi berbagai masalah yang terjadi di masyarakat. Beberapa teknik dan metode di dalam menganalisa dan memecahkan masalah lazim dilakukan. Salah satu metodenya adalah dengan menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD). Metode ini kami pilih karena kami anggap metode ini yang paling tepat dengan permasalahan yang terjadi di lingkungan KKN kami.

Kami mengumpulkan data dari beberapa orang yang kami rasa memang kompeten dan mengerti permasalahan yang terjadi, seperti aparatur Desa Cireundeu, pihak RT atau RW, perwakilan pemuda dan lainnya. Selain metode tersebut, kami juga melakukan suatu analisis atas kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman di lokasi KKN kami. Cara ini dinamakan dengan Analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats). Analisis ini digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari suatu proyek yang akan dijalankan. Berikut ini adalah gambaran analisis SWOT yang dilakukan oleh KKN LAGUKAN DAMA.

1. Bidang Keagamaan

Tabel 4.1:Matriks SWOT Bidang Keagamaan

Internal STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)

 Masih banyak remaja yang belajar ke pesantren di luar desa.  Pihak kecamatan masih peduli dengan kegiatan keagamaan di Desa Cireundeu.  Masyarakat masih menyukai beribadah di rumah dibandingkan di masjid.  Fanatisme tokoh agama terhadap ideologi masih kuat.  Tempat wudhu masjid kurang representatif.

(44)

26 | Cerita Penuh Makna di Cireundeu Eksternal  Masih ada pengajian rutin tingkat desa.  Masyarakat masih sadar untuk beribadah.  Masih ada tokoh agama yang peduli dengan kehidupan beragama warganya.  Banyak pengajian- pengajian rutin yang terselenggara oleh warga.  Kurangnya al-Qur‟an dan Juz

Amma untuk

mengaji.

OPPORTUNITIES(O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)

 Adanya dukungan dari

mahasiswa UIN

Jakarta

 Terdapat tokoh agama dari desa lain mengisi ceramah pengajian

 Adanya bantuan dana PpMD UIN Jakarta serta dukungan dari Dosen Pembimbing.  Memberikan pemahaman kepada warga tentang pentingnya kerukunan umat beragama.  Meminta bantuan tokoh agama untuk mengajak warga agar giat beribadah ke masjid.

 Membantu

perbaikan tempat ibadah serta sarana

 Mengajak para warga untuk beribadah di masjid melalui siraman rohani di pengajian rutin.  Berkoordinasi dengan tokoh agama dalam membangun kerukunan beragama.  Menanamkan kepada para remaja

(45)

Cerita Penuh Makna di Cireundeu | 27 keagamaan lain.  Memberikan bantuan kelengkapan masjid untuk menambah kenyaman beribadah. dan pemuda tentang pentingnya pergaulan secara Islami.

THREATHS(T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)

 Adanya televisi.  Alat telekomunikasi menjadikan masyarakat malas beribadah ke masjid.  Pergaulan pemuda/i dengan lingkungan luar desa yang negatif.

 Kurangnya partisipasi pemuda/i terhadap kepentingan masjid.  Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya beribadah secara berjama‟ah.  Diskusi keagamaan untuk membahas tentang syariat Islam yang benar.

 Menumbuhkan semangat warga untuk terus mendukung kegiatan-kegiatan yang diadakan di masjid.  Mengajak para pemuda masjid untuk berdikusi membahas kegiatan pemuda.  Mengajar

al-Qur‟an bagi anak- anak dan remaja

di tempat

pengajian.

Dari Matriks SWOT di atas maka kami menyusun program-program berikut ini:

 Pengadaan perlengkapan masjid dan kipas angin untuk masjid dan

mushalla di Desa Cireundeu, RW 02.

 Mushaf al-Qur‟an di Pondok Pesantren, 2 masjid, dan 2 mushalla.

(46)

28 | Cerita Penuh Makna di Cireundeu 2. Bidang Pendidikan

Tabel 4.2: Matriks SWOT Bidang Pendidikan

Internal Eksternal STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)  Adanya dukungan dari lembaga sekolah dan pemerintah.  Para siswa mempunyai potensi untuk mengembangka n bakat.  Jumlah lembaga pendidikan sudah cukup banyak.  Sudah ada pengajaran kesenian tari jaipong;  Anak-anak dan remaja mempunyai banyak potensi akademik dan non akademik yang bagus.  Semangat yang kuat para siswa SD-SMA untuk belajar.  Anak-Anak semangat dalam kerajinan tangan.  Sarana dan prasarana sekolah masih banyak kekurangan.  Pengetahuan siswa akan Bahasa Inggris masih kurang.  Kurangnya perhatian masyarakat terhadap dunia pendidikan. Kurang maksimalnya kegiatan ekstrakurikuler dan softskill.  Penguasaan materi pelajaran yang masih kurang.

(47)

Cerita Penuh Makna di Cireundeu | 29

OPPORTUNITIES(S) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)

Adanya dukungan

dari PPM UIN

Jakarta.

Sering diadakannya

perlombaan oleh

pemerintah bagi para siswa.

Kompetensi para tim

KKN untuk membantu pengembangan potensi siswa. Anggota KKN Lagukandama memiliki latar belakang pendidikan yang beragam. Adanya pengalaman mengajar dan skill mengajar yang baik dari anggota KKN

Bersedianya tenaga

bantuan dari

Organisasi sosial dan Kesehatan

Masyarakat UIN

untuk mengadakan

workshop

Adanya bantuan dana PpMD UIN Jakarta serta dukungan dari Dosen Pembimbing

 Mengintensifikasi potensi yang dimiliki anak-anak.  Memperdalam ilmu yang sebelumnya belum dipelajari.  Memanfaatkan peluang melalui program-program pemerintah.  Memberikan bantuan perlengkapan sekolah yang masih kurang dengan memanfaatkan dana PpMD dan mahasiswa.  Memberikan pengajaran ilmu pengetahuan dan Bahasa Inggris di beberapa sekolah.  Mengembangkan kreativitas para siswa.

THREATHS(T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)

 Adanya pemikiran bahwa kesuksesan Merumuskan program yang  Memberikan pemahaman

(48)

30 | Cerita Penuh Makna di Cireundeu

itu tidak harus sekolah yang tinggi.

 Banyak masyarakat yang kreatif, tetapi

tidak bisa

menuangkan idenya.

 Kurangnya informasi dari luar lingkungan sekolah.

memberikan motivasi

terhadap warga

bahwa menuntut

ilmu itu sangat wajib.

 Melakukan

pembinaan untuk

peningkatan

pengembangan minat dan bakat para pemuda. kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan.  Memberikan pengetahuan dan pelatihan tentang public speaking.

Dari Matriks SWOT di atas maka kami menyusun program-program berikut ini:

 renovasi Perpustakaan

 Seminar Public Speaking di Sekolah Menengah Atas (SMA)

 Mengajar di SDN Cireundeu 1

 Bimbingan Belajar

3. Bidang Sosial, Pembangunan Sarana Prasarana, dan Lingkungan Tabel 4.3: Matriks SWOT Bidang Sosial, Pembangunan Sarana Prasarana dan

Lingkungan

Internal STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)

 Adanya dukungan dari masyarakat;

 Masih terjalinnya

kerukunan dengan desa lainnya.

 Gotong royong warga masih bagus.

 Ekonomi masyarakat mayoritas sudah mapan.

 Kerukunan dan

kekeluargaan antar warga masih terjaga.

 Kesadaran akan membuang sampah pada tempatnya masih kurang.  Kurangnya kreativitas dalam membuat sebuah produk kerajinan.  Kurangnya pemanfaatan media sosial secara positif.

(49)

Cerita Penuh Makna di Cireundeu | 31

Eksternal

 Para remaja sudah mengenal penggunaan internet dan media sosial.

 Perhatian pemerintah desa masih bagus.

 Masih ada warga yang miskin.

OPPORTUNITIES(S) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)

 Adanya anggota KKN Lagukandama yang memberikan bantuan penyediaan sarana ibadah dan tempat sampah beserta alat kebersihan.  Adanya potensi tim KKN untuk membantu masyarakat dalam pemecahan sosial, ekonomi dan lingkungan  Adanya anggota KKN Lagukandama yang ikut membantu dalam perbaikan pemberdayaan balai warga dan mushalla.

 Aparatur desa dan warga setempat turut serta dalam penyelenggara an program kami seperti pemberdayaan balai warga,  Mengkoordinasika n program-program dengan dukungan masyarakat dan mahasiswa.  Mengintensifikasi potensi yang dimiliki ibu-ibu dan usia produktif

dalam hal

kerajinan tangan.

 Menanamkan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat kepada masyarakat.  Membuat produk unggulan desa mandiri dalam pengembangan kreativitas.

(50)

32 | Cerita Penuh Makna di Cireundeu

mushalla, ataupun

penyediaan

THREATHS(T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)

 Adanya kerusakan alam yang dapat mengganggu lingkungan warga.  Ancaman dari limbah sampah plastik dari industri-industri yang ada.  Budaya perkotaan yang negatif.

 Dengan adanya sistem kebersamaan maka akan saling membantu dan konsisten satu sama lain

dalam melaksanakan

tugasnya.

 Dengan potensi yang dimiliki dalam hal kerajinan tangan dengan

semangat yang

konsisten, pasti akan terus berkelanjutan ke depan.  Meningkatkan semangat kewirausahaan pada jiwa masyarakat.  Memberikan pengetahuan dan pelatihan pemanfaatan sampah plastic.  Memanfaatkan dana PpMD dalam pembuatan plat nomor rumah.

Dari matriks SWOT di atas maka kami menyusun program-program berikut ini:

Workshop Kewirausahaan dan Lingkungan: Mengubah Sampah Jadi Uang,

berupa pelatihan kerajinan tangan dari limbah-limbah plastik bekerja sama dengan Eco Business Indonesia (Ebi_Bag).

Pembuatan Plat nomor rumah.

Mengadakan peringatan HUT RI dengan perlombaan-perlombaan.

4. Bidang Kesehatan

Tabel 4.4: Matriks SWOT Bidang Kesehatan

Internal STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)

 Masyarakat masih sadar akan kesehatan.  Masih ada pemerintah yang peduli dengan kesehatan warga.  Rendahnya tingkat ekonomi menjadikan masyarakat malas berobat di luar.  Kurangnya partisipasi

Referensi

Dokumen terkait

SHOFIA WARDANI.

Dari uji coba yang dilakukan dengan cara memberikan dry ice dan mengatur ambang batas kadar CO2 sebesar 1000 ppm, sistem pengamanan dengan ventilasi berukuran 18

Meningkatkan Daya Imajinasi Menggambar Anak Melalui Penggunaan Metode Karyawisata (Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelompok B Paud Mandiri Terpadu Cimahi Tahun Pelajaran

Tingkat Kejenuhan Belajar Mahasiswa Kerjasama Kabupaten Landak Dan Penyelesaian Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Triangulasi: mencocokkan hasil observs, wwcr, & dokumts E. Triangulasi: mencocokkan hasil observs, wwcr,

Dengan keberhasilan yang saat ini telah di capai oleh Donita Frozen Food tentu tidak terlepas dari segala upaya yang dilakukan oleh pemilik usaha untuk dapat terus bertahan

Paket Paket Paket Paket LCKASI PEKERJAAN « BengkuUBengtaAj Utara Bengku!u,Bengku!uUtara Bengku!u,Benekulu Utara Bengkutu,Bengkufu Utara Bengku!u,Bengkulu Utara Bengku!u,Bengku!u

2.   Berdasarkan  Pasal  3  ayat  (1)  Peraturan  Pemerintah  Nomor 45 Tahun  1990  tentang  Perubahan atas Peraturan  Pemerintah Nomor 10 Tahun  1983 tentang