• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI TINGKAT KUALITAS TANAH DISEKITAR TEMPAT PENAMPUNGAN SAMPAH DI JORONG BRASTAGI KENAGARIAN UJUNG GADING KABUPATEN PASAMAN BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI TINGKAT KUALITAS TANAH DISEKITAR TEMPAT PENAMPUNGAN SAMPAH DI JORONG BRASTAGI KENAGARIAN UJUNG GADING KABUPATEN PASAMAN BARAT."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

STUDI TINGKAT KUALITAS TANAH DISEKITAR TEMPAT

PENAMPUNGAN SAMPAH DI JORONG BRASTAGI KENAGARIAN

UJUNG GADING KABUPATEN PASAMAN BARAT

Oleh:

Ainul Watni

1

Erna Juita

2

Farida

3 1

Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

2,3

Staf pengajar Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis 1) Kualitas tanah dilihat dari sifat fisika tanah (tekstur, struktur, dan konsistensi) disekitar tempat penampungan sampah. 2)Kualitas tanah dilihat dari sifat kimia tanah (pH) disekitar penampungan sampah. 3) Kualitas tanah dilihat dari sifat biologi tanah (bahan organik) disekitar penampungan sampah di Jorong Brastagi, Kecamatan Lembah Melintang.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan teknik pengambilan sampel dengan cara yaitu purposive sampling, dimana penarikan sampel disekitar tempat penampungan sampah dengan empat titik sampel. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Kualitas tanah dilihat dari sifat fisika tanah (tekstur, struktur, dan konsisitensi). Pada kualitas tanah tergolong kategori baik pada sampel 1, pada sampel 2 dan 3 tergolong kategori jelek, pada sampel 4 tergolong kategori sedang, dan struktur tergolong kategori sedang pada sampel 1 dan 4, pada sampel 2 dan 3 tergolong kategori baik, selanjutnya konsistensi tergolong kategori sedang pada sampel 1 dan 4, pada sampel 2 dan 3 tergolong kategori sangat jelek utuk kualitas tanah. 2) Kualitas tanah dilihat dari sifat kimia tanah (pH). Pada kualitas tanah tergolong kategori jelek pada sampel 1, dan pada sampel 2, 3,dan 4 tergolong dalam kategori sedang untuk kualitas tanah. 3) Kualitas tanah dilihat dari sifat biologi tanah (bahan organik). Pada kualitas tanah tergolong baik pada sampel 1dan 4, pada sampel 2 tergolong dalam kategori jelek, dan pada sampel 3 tergolong dalam kategori sedang untuk kualitas tanah.

(3)

THE STUDY ABOUT LAND QUALITY AROUND THE SAVING

RUBBISH PLACE IN JORONG BRASTAGI KENAGARIAN UJUNG

GADING KABUPATEN PASAMAN BARAT

Oleh:

Ainul Watni1Erna Juita2Farida3

1

Geography College Student Departmen STKIP PGRI West Sumatera

2,3Teaching Staff Geography Departmen STKIP PGRI West Sumatera

ABSTRACT

This research done with the analysis aim 1) Land quality seen from land physhical characteristic ( texture, structure, and consistency) around the saving rubbish place. 2) Land quality seen from land chemical characteristic (pH) around the saving rubbish place. 3) Land quality seen from land biological characteristic (organic subtance) around the saving rubbish place in Jorong Brastagi Kecamatan Lembah Melintang.

This kind of research is descriptive research with the removal technical sample soch as “ purposive sampling”, where the removal sample around the saving rubbish place with four center sample. Data analys that using is descriptive quantitative.

Result research showed that : 1) Land quality seen from land physical characteristic ( texsture, structure and consistency). From the land quality classify in the good category although in sample 1, sample 2 and sample 3 clasify in the bad category, in the sample 4 classify in middle category and structure classify in the middle category for sample 1 and 4, for the sample 2 and 3 classify in the good category, then consistency classify in the middle category for the sample 1 and 4, for the sample 2 and 3 classify in very bad category for the land quality. 2) Land quality seen from land chemichal characteristic (pH). For the land quality sample classify in the bad category for the sample 1, and for the sample 2, 3 and 4 classify in the middle category for the land quality. 3) Land quality seen from land biological characteristic ( Organic substance). For the land quality sample classify in the good category for the sample 1 and 4, for the sample 2 classify in the bad category, and for the sample 3 classify in the moddle category for the land quality.

(4)

Pendahuluan

Tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik yang terletak dipermukaan sampai kedalam tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor genesis dan lingkungan, yakni bahan induk, iklim, organisme hidup (mikro dan makro), topografi dan waktu yang berjalan selama kurun waktu yang sangat panjang, yang dapat dibedakan dari ciri- ciri bahan induk asalnya baik secara fisika, kimia, dan biologi, maupun morfologinya, Winarso (2005).

Tanah merupakan sumber daya alam yang sangat berfungsi penting dalam kelangsungan hidup makhluk hidup. Bukan hanya fungsi sebagai tempat berjangkarnya tanaman, penyediaan sumber daya penting dan tempat berpijak tetapi juga fungsinya sebagai suatu bagian dari ekosistem. Selain itu tanah juga merupakan suatu ekosistem tersendiri. Penurunan fungsi tanah tersebut dapat menyebabkan terganggunya ekosistem termasuk juga didalamnya manusia. Mengingat pentingnya peran tanah untuk berbagai bidang misalnya pertanian, berjangkarnya tanaman ,penyediaan sumber daya penting dan tempat berpijak tentu tanah juga ditentukan oleh sifat- sifat tanah seperti sifat fisika tanah, sifat kimia tanah, dan sifat biologi tanah untuk menetukan kualitas tanah disuatu daerah, (Fitri,2014).

Arief dalam Sari (2015) Sampah merupakan buangan padat dan setengah padat yang dihasilkan dari aktivitas manusia yang tidak disukai atau tidak berguna. Sampah berdasarkan sumbernya secara garis besar dapat dikelompokkan atas sampah domestik dan sampah nondomestik. Sampah domestik merupakan sampah yang dihasilkan dari kegiatan atau lingkungan rumah tangga sedangkan non domestik merupakan sampah yang berasal dari sampah komersil, sampah industri, sampah institusi, sampah bangunan, sampah pelayanan kota, lumpur, pengolahan dan sisa- sisa lain dan sampah pertanian.

Sampah- sampah yang tidak bisa didaur ulang ini bisa digunakan sebagai sebuah kreasi yang akan menghasilkan uang tambahan. Sampah- sampah yang bisa terurai dengan mudah bisa digunakan untuk kompos berbagai tanaman dirumah. Banyak orang sudah mulai menjual kompos buatan

mereka keorang lain. Pengelolaan sampah yang baik bisa mendapatkan manfaat bukan hanya uang melainkan lingkungan rumah yang semakin sehat dan hijau. Sampah merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Semakin meningkatnya populasi mengakibatkan aktivitas didaerah semakin meningkat begitu juga dengan sampah yang dihasilkan. Pertambahan jumlah sampah yang tidak diimbangi dengan pengelolaan yang ramah lingkungan akan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan.

Volume sampah yang besar dengan jenis sampah yang beraneka ragam, jika tidak dikelola dengan baik sangat berpotensi menimbulkan permasalahan lingkungan yang serius, bukan hanya bagi sampah sendiri tetapi juga bagi aspek lingkungan lain seperti tanah yang ikut tercemar akibat penumpukan sampah. Penguraian senyawa organic dan anorganik yang dapat larut, kemudian meresap melalui timbunan sampah menimbulkan pencemaran. Seiring ditetapkannya peraturan pelarangan pembuangan sampah dilahan terbuka sajak tahun 2008 yang diberi waktu hingga 2013 untuk menutup semua tempat lahan pembuangan sampah ( UU No. 18 Tahun 2008 ), namun masih ada lahan- lahan yang belum bisa di tutup karena belum ada solusi pengalihannya.

Berdasarkan observasi awal penulis pada tanggal 20 Desember 2015 di Jorong Brastagi Kenagarian Ujung Gading Kecamatan Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat, keadaan yang penulis lihat banyaknya sampah yang bertumpuk pada sebuah lahan terbuka. Sampah-sampah rumah tangga, sisa bangunan, sampah-sampah pertanian semuanya dibuang pada sebuah lahan terbuka yang diangkut dengan mobil truk dan dibawa ketempat pembuangan tersebut, dimana sampah tersebut tidak dipisahkan antara sampah organik dan anorganik yang dapat mencemari tanah, udara dan lingkungan sekitar tempat pembuangan sampah. Disekitar tempat pembuangan sampah terdapat lahan sawit dimana lahan sawit tersebut kurang subur karena tanah disekitar lahan sawit tersebut sudah bercampur dengan sampah organik dan anorganik.

(5)

Pencemaran tanah dapat diakibatkan oleh sampah organik dan anorganik, misalnya dari kegiatan rumah tangga , pasar, industry, kegiatan pertanian, peternakan. Sampah organik lebih menguntungkan karena lebih mudah terdegradasi oleh mikroorganisme dan menyatu kembali dengan alam. Sedangkan sampah anorganik seperti sampah plastik, berbagai jenis botol, kaleng dan lain- lain merupakan sampah yang sukar sekali mengalami degradasi sehingga menimbulkan penumpukan dan pencemaran. Timbunan sampah akan menutupi permukaan tanah sehingga tanah tidak bisa dimanfaatkan. Selain itu, timbunan sampah dapat menghsilkan mercury, krom, dan arsen pada timbunan sampah dapat menimbulkan gangguan terhadap bio tanah, tumbuhan, merusak tekstur dan struktur tanah yang dapat menimbulkan kepadatan tanah. Sampah anorganik tidak terbiodegrasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme didalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman

sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang.

Bahan organik memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung tanaman, sehingga jika kadar bahan organik tanah menurun, kemampuan tanah dalam mendukung produktifitas tanaman juga menurun. Menurunnya kadar bahan organik merupakan salah satu bentuk kerusakan tanah yang umum terjadi, sedangkan ketidak seimbangan masukan bahan organik terhadap tanah yang dapat mengakibatkan tanah menjadi rusak. Namun, jika hal ini dibiarkan maka akan tidak menguntungkan bagi pertanian yang berkelanjutan. Meningkatnya kemasaman tanah akan mengakibatkan ketersediaan hara dalam tanah yang semakin berkurang dan dapat mengurangi umur produktif tanaman.

Melihat permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Studi Tingkat Kualitas Tanah Di Sekitar

Tempat Penampungan Sampah Di Jorong

Brastagi Kenagarian Ujung Gading

Kecamatan Lembah Melintang

Kabupaten Pasaman Barat”.

Metodologi Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan gejala atau keadaan tentang suatu variabel apa adanya dilapangan (Khairani, 2009). Penelitian ini untuk mengetahui gambaran Kualitas Tanah dilihat dari parameter sifat fisika, kimia, dan biologi tanah sekitar tempat pembuangan sampah. Penelitian ini membandingkan antara hasil analisis yang diperoleh dari lapangan dan laboratorium.

Hasil dan Pembahasan

Letak Dan Luas Nagari Ujung Gading

Letak suatu daerah ditentukan dengan beberapa cara yaitu menurut letak jarak dari suatu ibu kota, menurut ketinggian, secara astronomis, geografis,dan sebagainya. Secara administrasi Nagari Ujung Gading memiliki luas nagari 212,21 . Nagari Ujung Gading terletak pada ketinggian antara 0- 2.912 m di atas permukaan laut. Letak geografis merupakan

suatu gambaran gejala, keruangan suatu daerah serta aspek kehidupan didaerah yang sedang berlangsung. Letak astronomis Nagari Ujung Gading berada antara 00 33LU-00 05LS dan 99 28

BT-99 42BT.

Batas wilayah Nagari Ujung Gading: Sebelah Utara : Tapanuli Selatan Sebelah Selatan : Nagari Sungai Aua Sebelah Barat : Nagari Parit Sebelah Timur : Nagari Sungai Aua

Pertama, Kualitas tanah dilihat dari

sifat fisik tanah ( tekstur, struktur, konsistensi) di sekitar penampungan sampah pada sampel 1 bagian utara. Berdasarkan analisis tekstur tanah di peroleh dari hasil uji laboratorium tanah yang memiliki tekstur tanah liat tergolong baik. Bersifat sedang meliputi pasir, debu, dan liat pada semua satuan lahan di daerah penelitian sampel 1, sampel 2, sampel 3 dan sampel 4. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh ( Hardjowigeno, 2007). Bahwa tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah dari fraksi tanah halus (<22mm), berdasarkan atas perbandingan banyaknya butir- butir pasir, debu, dan liat maka tanah dikelompokkan kedalam beberapa macam

(6)

kelas tekstur yaitu kasar, agak kasar, sedang, agak halus , halus.

Berdasarkan pengamatan dilapangan dapat diketahui bahwa struktur pada kualitas tanah pada masing- masing sampel penelitian yaitu remah terdapat pada sampel sampel 1 dan sampel 4 tergolong pada kategori sedang. Berdasarkan kriteria kutipan dari Sari (2015), selanjutnya semu terdapat pada sampel 2 dan 3 tergolong pada kategori baik.

Berdasarkan kutipan dari Fitri (2014), bahwa struktur tanah yang baik yaitu gumpal dengan kategori sangat baik. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh ( Sarwono, 2007). Bahwa struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir- butir tanah. Gumpalan struktur ini terjadi karena butiran-butiran pasir, debu, dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perikat seperti bahan organik, oksida- oksida besi, dan lain-lain. Gumpalan- gumpalan kecil ini mempunyai bentuk,ukuran, dan kemantapan (ketahanan) yang berbeda- beda.

Berdasarkan pengamatan lapangan diketahui bahwa konsistensi pada masing-masing sampel penelitian yaitu agak lunak pada sampel 1 dan sampel 4 yang dikategorikan sangat jelek, selanjutnya lepas pada sampel 2 dan 3 tergolong kategori jelek, berdasarkan kutipan dari Fitri (2014), bahwa struktur tanah yang baik yaitu teguh dengan kategori baik.

Hal ini sesuiai dengan yang dikemukakan oleh (Hanafiah, 2005). Bahwa konsistensi merupakan ketahanan tanah terhadap tekanan gaya- gaya dari luaryang merupakan indikator derajat manifestasi kekuatan dan corak gaya- gaya fisik (kohesi dan adhesi) yang bekerja pada tanah selaras dengan tingkat kejenuhan airnya. Konsistensi ditetapkan dalam tiga kadar air tanah yaitu : 1. Konsistensi basah (pada kadar air sekitar kapasitas lapangan) untuk menilai : a) derajat kelekatan tanah terhadap benda- benda yang menempelinya, yang dideskripsikan menjadi tak lekat, lekat, dan sangat lekat serta, b) derajat kelenturan tanah terhadap perubahan bentuknya, yaitu nonplastis (kaku), agak plastis dan sangat plastis. 2. Konsistensi lembab (kadar air antara kapasitas lapangan dan kering udara), untuk menilai derajat kegemburan tanah yang dipilih menjadi : lepas,sangat gembur, teguh, sangat teguh, dan ekstra teguh. 3.

Konsistensi kering ( kadar air kondisi kering udara) untuk menilai derajat kekerasan tanah, yaitu lepas, lunak, agak keras, keras, sangat keras, dan ekstra keras.

Kedua, kualitas tanah dilihat dari

sifat kimia tanah (pH) disekitar penampungan sampah. Berdasarkan hasil pengukuran pH tanah yang diperoleh dari uji laboratorium diketahui bahwa kadar pH H2O

masing- masing sampel penelitian yaitu pada pH 4,36 terdapat pada sampel 1 tergolong dalam kategori jelek, berdasarkan kutipan dari Fitri (2014), bahwa pH tanah yang baik yaitu 5,57 dengan kategori baik. selanjutnya pada pH 7,03 terdapat pada sampel 2, pada pH 4,90 terdapat pada sampel 3, pH 4,99 pada sampel 4 tergolong pada kategori sedang, berdasarkan kriteria kutipan dari Fitri ( 2014). Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh (Hardjowigeno, 1995). Bahwa reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya kosentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion (H+) di dalam tanah makin masam tanah tersebut. Dalam tanah selain H+ dan ion- ion lain ditemukan pula ion H-, sedangkan pada tanah alkalinitas kandungan OH lebih banyak dari pada kandungan ion H+. Bila kandungan H+ sama dengan kandungan OH maka tanah bereaksi netral yang mempunyai nilai 7.

Ketiga, kualitas tanah dilihat dari

sifat biologi (bahan organik) disekitar penampungan sampah. Berdasarkan analisis kandungan bahan organik (BO %) dalam tanah yang diperoleh dari uji laboratorium diketahui bahwa 5,33% terdapat pada sampel 1 , 6,17 pada sampel 4 tergolong dalam kategori baik, berdasarkan kriteria kutipan dari Sari (2015), selanjutnya 1,24 pada sampel 2 tergolong dalam kategori sedang dan 0,42 pada sampel 3 tergolong dalam kategori jelek, berdasarkan kutipan dari Sari (2015), bahwa bahan organik tanah yang sangat baik yaitu 2-5 dengan kategori sangat baik.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh (Hermon, 2006), bahwa bahan organik memiliki fungsi bagi tanah yaitu kemampuan menahan air pada tanah meningkat, warna tanah menjadi coklat sampai hitam, meranggang pemantapan

(7)

agregat tanah dan mendorong aktivitas mikroorganisme.

Jadi tingkat kualitas tanah pada sampel 1 bagian utara tergolong dalam kategori baik, sedangkan tingkat kualitas tanah pada sampel 2 bagian selatan tergolong dalam kategori sedang dan tingkat kualitas tanah pada sampel 3 bagian barat tergolong dalam kategori sedang, serta tingkat kualiatas tanah pada sampel 4 bagian timur tergolong dalam kategori sedang. Hasil penelitian ini sesuai atau cocok berdasarkan kutipan dari Sari (2015).

Kesimpulan

1. Kualitas tanah dilihat dari sifat fisik tanah (tekstur, struktur, dan konsistensi) disekitar tempat penampungan sampah di jorong Brastagi Kenagarian Ujung Gading Kabupaten Pasaman Barat adalah untuk tekstur tergolong dalam kategori

Baik, struktur tergolong dalam kategori sedang dan baik, selanjutnya konsistensi

tergolong dalam kategori sangat jelek dan jelek pada kualitas tanah.

2. Kualitas tanah dilihat dari sifat kimia tanah (pH) disekitar tempat penampungan sampah di Jorong Brastagi Kenagarian Ujung Gading Kabupaten Pasaman Barat adalah untuk pH tergolong dalam kategori jelek dan sedang pada kualitas tanah.

3. Kualitas tanah dilihat dari sifat biologi tanah (bahan organik) disekitar tempat penampungan sampah di Jorong Brastagi Kenagarian Ujung Gading Kabupaten Pasaman Barat adalah untuk bahan organik tergolong kategori baik dan

jelek pada kualitas tanah. Daftar Pustaka

Chandra, Budiman. 2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Fitri, Oktavioldi Pandora. 2014. Studi Kualitas Tanah Liat Kenagarian Padang Sibusuk Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung : STKIP PGRI Sumatera Barat.

Hardjowigeno, Sarwono. 2007. IlmuTanah .Jakarta : AkademikaPressindo.

Hermon, Dedi&Khairani. 2009. Geografi Tanah. Padang : Yayasan Jihadul Khair Center.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta.

Partoyo.2005. Analisis Indeks Kualitas Tanah Pertanian di Lahan Pasir Pantai Samas Yogyakarta . Jurnal Ilmu Pertanian. No 2. Halaman 142. Sari, Eka Yulina. 2015. Analisis Kualitas

Tanah pada Lahan Tanaman Kakao di Kenagarian Lakitan Utara Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi. Padang STKIP PGRI Sumatera Barat. Sari, Novita. 2015. Studi Tentang

Pengelolaan Sampah RT di Kelurahan Pakan Labuah Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh Kota Bukit Tinggi. Skripsi. Padang : STKIP PGRI Sumatera Barat.

Tika, Pabundu. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi Aksara. Waluyaningsih, Sri Rahayu. 2008. Studi

Analisis Kualitas Tanah pada Beberapa pengguna Lahan dan Hubungannya dengan Tingkat Erosidi Sub Das Keduang Kecamatan Jatisrono Wonogiri. Tesis. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.

Winarso, Sugeng. 2005. Kesuburan Tanah Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Yogyakarta : Gava Media

Referensi

Dokumen terkait

Siang Juragan, Alhamdulillah Hari ini Sastra Blog Bisa Update Postinggan tentang Cara Menghilangkan Blacklist SMADAV 8.9.1 + Key Pro yang pastinya udah ditunggu-tunggu oleh

Tujuan penulis dalam membuat tugas akhir dengan judul Perancangan Kampanye Sosial Meningkatkan Kesadaran Penilaian Pria Terhadap Cara Berpakaian Wanita agar dapat

Nanuleitta, Alexander A Patty, Analisa Nilai Kekerasan Baja Karbon Rendah (S35C) Dengan Pengaruh 931 Waktu Penahan (Holding Time) Melalui Proses Pengarbonan

Pada Tugas Akhir ini sistem informasi yang dibangun dapat menjawab kebutuhan informasi yang berkenaan dengan salon kecantikan beserta pengelolaan pemesanan produk dan layanan

Berdasarkan tabel diatas dalam model ANOVA dapat diperoleh nilai F hitung yaitu 11,471 dan nilai F tabel sebesar 3,25 dengan tingkat signifikan 0,000. Oleh karena

LSM Kampus Peduli dengan Program Pondok Prestatif Indonesia merupakan salah satu upaya sebagai bentuk partisipasi masyarakat dengan orientasi agar anak-anak yatim

At a similar loading, alkanolamide indicated a higher degree of silica dispersion, greater silica natural rubber e interaction and higher reinforcing ef ciency than ami-

Sebagai Wanita Karir Terhadap Pendidikan Anak Dalam Rumah Tangga Muslim. di Desa Wates Campurdarat Tulungagung” akan peneliti paparkan