BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
1
1.1.1.. LaLattar ar BeBelalakakang ng PPenenululisisaann Ko
Kogngnititif if adadalalah ah kekemmamampupuan an beberprpikikir ir ddan an mmemembbererikikan an rarasisioonanal,l, te
termrmasuasuk k prprososes es memengnginingagat, t, memeninilailai, , ororieientntasiasi, , pepersersepspsi i dadan n memempmperherhatatikikanan.. Kognitif memberikan peran penting dalam intilegensi seseorang, yang paling utama Kognitif memberikan peran penting dalam intilegensi seseorang, yang paling utama ad
adalalahahmemengnginingagat, t, didimamana na prprososes es tetersersebubut t memelilibabatktkan an fufungngsi si kekerja rja ototak ak ununtutuk k merekam danmemanggil ulang semua atau beberapa kejadian yang pernahh dialami. merekam danmemanggil ulang semua atau beberapa kejadian yang pernahh dialami.
Ga
Gangngguguan an kokogngnititif if yayang ng papaliling ng serserining g diditemtemui ui memelilipuputi ti DeDememensnsia ia dadann De
Deliliririumum. . BaBanynyak ak ororanang g mmenensasalalah h arartitikakan n anantatara ra DeDememensnsiaia, , DeDeliliririum um dadann De
Deprpresiesi.J.Juguga a tententatang ng rerespspon on kokogngnititif if yayang ng mamalaladapdaptitive ve papada da seseseoseoranrang. g. HaHall ini
ini merupmerupaka aka tugasptugasperawat erawat sebagasebagai i tenagtenaga a profesprofessional sional yang yang mencamencakup kup bio-pbio-psiko- siko-sosial yangmemberikan asuhan keperawatan khususnya pada klien dengaan gangguan sosial yangmemberikan asuhan keperawatan khususnya pada klien dengaan gangguan kognitif yang akan dibahas oleh kelompok kali ini.
kognitif yang akan dibahas oleh kelompok kali ini.
1
1..22.. RRuummuussaan Mn Maassaallaahh 1.
1. Apa pApa pengengertertian daian dari gari gangngguaguan kogn kognitnitif?if? 2.
2. Apa saApa saja macja macam-mam-macam daacam dari gari ganggngguan kuan kognognitiitif?f? 3.
3. Apa Apa perbedperbedaan daan dari dari deliriuelirium, m, depresi depresi dan dan demendemensia?sia? 4.
4. FaktoFaktor apa sajar apa sajakah ykah yang memang mempengapengaruhi daruhi dari ganri gangguan gguan kognkognitif?itif?
5.
5. Stressor apa saja yang berpengaruh terhadap gangguan kognitif?Stressor apa saja yang berpengaruh terhadap gangguan kognitif?
6.
6. BBagagaiaimmanana a popola la mmekekananisismme e kokopipinng g yyanang g didiggununakakan an ppasasieien n ddenengganan gangguankognitif?
gangguankognitif?
1
1..33.. TTuujjuuaan Pn Peennuulliissssaann a
a.. TTuujjuuaan Un Umumumm
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa pada semester 5 Fakultas Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa pada semester 5 Fakultas Ilm
Ilmu u KeseKesehathatan an UNIUNIPDU PDU JomJombanbang. g. Dan Dan dihdiharaarapkapkan n untuntuk uk dapdapat at memmemahamahamii tentangasuhan keperawatan jiwa khususnya pada klien dengan gangguan kognitif. tentangasuhan keperawatan jiwa khususnya pada klien dengan gangguan kognitif. b.
b. TuTujujuan an KhKhusususus
1.
1. Untuk mengetahui pengertian dari gangguan kognitif Untuk mengetahui pengertian dari gangguan kognitif
2
2.. MMaaccamam-m-maacacam m ddaarri i ggaanngggguuaan n kkooggnniittiif f
3.
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi dari gangguan kognitif 5. Stressor apa saja yang berpengaruh terhadap gangguan kognitif
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Pengertian
Kognitif adalah Kemampuan berpikir dan memberikan rasional, termasuk prosesmengingat, menilai, orientasi, persepsi dan memperhatikan. (Stuart and Sundeen,1987.
Hal.612).
Gangguan kognitif erat kaitannya dengan fungsi otak, karenakemampuan pasien untuk berpikir akan dipengaruhi oleh keadaan otak .Respon kognitif maladaptif meliputi ketidakmampuan untuk membuat keputusan,kerusakan memori dan penilaian, disorientasi, salah persepsi, penurunan rentangperhatian, dan kesulitan berfikir logis. Respon tersebut dapat terjadi secara episodik atau terjadi terus-menerus. Suatu kondisi dapat reversibel atau ditandai denganpenurunan fungsi secara progresif tergantung stressor.
Fungsi Otak
1. Lobus Frontalis
Pada bagian lobus ini berfungsi untuk : Proses belajar : Abstraksi, Alasan 2. Lobus Temporal • Diskriminasi bunyi • Perilaku verbal • Berbicara 3. Lobus Parietal • Diskriminasi waktu • Fungsi somatic • Fungsi motorik 4. Lobus Oksipitalis • Diskriminasi visual
• Diskriminasi beberapa aspek memori
5. Sisitim Limbik
• Perhatian • Flight of idea
• Memori
Secara umum apabila terjadi gangguan pada otak, maka seseorang akan mengalamigejala yang berbeda, sesuai dengan daerah yang terganggu yaitu :
1. Gangguan pada lobus frontalis , akan ditemukan gejala-gejala sbb :
• Kemampuan memecahkan masalah berkurang • Hilang rasa sosial dan moral
• Impilsif
• Regresi
2. Gangguan pada lobus temporalis akan ditemukan gejala sbb :
• Amnesia
• Dimensia
3. Gangguan pada lobus parietalis dan oksipitalis akan ditemukan gejala gejala
yanghampir sama, tapi secara umum akan terjadi disorientasi
4. Gangguan pada sistim limbik akan menimbulkan gejala yang bervariasi antara lain :
• Gangguan daya ingat
• Memori
• Disorientasi
2.2. Macam Gangguan Kognitif
Gangguan kognitif spesifik yang perlu mendapat perhatian adalah delirium dandemensia. Tabel berikut menjelaskan karakteristik delirium dan demensia. Depresipada lansia seringkali salah didiagnosis sebagai demensia, tabel dibawah dapatdigunakan sebagai acuan.
RENTANG RESPON KOGNITIF
Respon adaptif Respon maladaptif
Tegas Ketidak tegasan periodic Ketidakmampuan
untuk
Ingatan utuh Mudah lupa membuat keputusan
Orientasi lengkap Kebingungan trasien ringan Kerusakan ingatan dan
Peerhatian terfokus Kadang berpikir tak jelas Disorientasi
Koheren, pikiran logis Mispersepsi serius
Ketidakmampuan untuk berfokus pada perhatian Kesulitan dnegan alasan logis
2.3. Perbandingan delirium, depresi, dan demensia
Delirium Depresi Demensia
Awitan Cepat Cepat Bertahap
Perjalanan gangguan
Fluktuasi luas; dapat berlangsung terus untuk beberapa minggu jika penyebab tidak diketahui
Mungkin ada pembatasan diri atau menjadi kronik tanpa penanganan
Kronik; lambat namun penurunan
berkesinambungan
Tingkat kesadaran
Berfluktuasi dari sangat waspada hingga sulit untuk dibangunkan
Normal Normal
Orientasi Pasien disorientasi, bingung
Pasien mungkin tamapk disorientasi
Pasien disorientasi, bingung
Afek Fluktuasi Sedih, depresi, cemas,
rasa bersalah
Labil; apati pada tahap lanjut
Perhatian Selalu terganggu Kesulitan
konsentrasi;pasien
mungkin menelaah dan menelaah kembali semua tindakannya
Mungkin utuh;pasien dapat memusatkan perhatian pada satu hal untuk waktu yang lama
Tidur Selalu terganggu Terganggu; tidur berlebihan atau insomnia,
terutama ketika bangun pagi
Biasanya normal
sangat lelah, apatetik;mungkin agitasi
atau apatetik; mungkin bengong
Pembicaraan Jarang atau cepat; pasien mungkin
inkoheren
Datar,jarang, mungkin meledak-ledak, dapat dimengerti
Jarang atau cepat; berulang-ulang; pasien
mungkin inkoheren Ingatan Terganggu, terutama
untuk peristiwa ynag baru terjadi
Bervariasi dari hari ke hari; lamban dalam mengingat; sering deficit ingatan jangka pendek
Kerusakan, terutama untuk kejadian-kejadian terbaru Kognisi Gangguan mengemukakan alasan Mungkin tampak terganggu Gangguan mengemukakan alasan dalam menghitung Isi piker Inkoheren, bingung,
waham, streotipik
Negatif ,hipokondriak, pikiran dipenuhi oleh
kematian, paranoid
Tidak teratur, isi pikiran kaya, berwaham, paranoid
Persepsi Salah penafsiran, ilusi, halusinasi
Terganggu; pasien mungkin mengalami halusinasi pandengaran; penafsiran negative terhadap orang lain dan kejadian
Tidak berubah
Pengambilan keputusan
Buruk Buruk Buruk; peraliku social
yang tidak sesuai
2.4. Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Kognitif
Respon kognitif pada umumnya merupakan akibat dari gangguan biologis padafungsi sistem saraf pusat. Faktor yang mempengaruhi individu mengalami gangguankognitif termasuk:
1. Gangguan suplai oksigen, glukosa, dan zat gizi dasar yang penting lainnya keotak a. Perubahan vaskuler arterisklerotik
b. Serangan iskemik sementara c. Hemoragi serebral
d. Infark otak kecil multipel
2. Degenerasi yang berhubungan dengan penuaan
4. Penyakit Alzheimer
5. Human Immunodeficiency Virus (HIV)
6. Penyakit hati kronik 7. Penyakit ginjal kronik
8. Defisiensi vitamin (terutama thiamin) 9. Malnutrisi
10. Abnormalitas genetik
Gangguan jiwa mayor seperti skizofrenia, gangguan bipolar, gangguan ansietas,dan depresi, juga dapat mempengaruhi fungsi kognitif.
2.5. Stressor yang Berpengaruh Terhadap Gangguan Kognitif
Setiap serangan mayor pada otak cenderung mengakibatkan gangguan fungsikognitif. Berikut ini merupakan kategori stressor :
1. Hipoksia
2. Gangguan metabolik, termasuk hipertiroidisme, hipotiroidisme, hipoglikemi,
hipopituitarisme, dan penyakit adrenal 3. Toksisitas dan infeksi
4. Respon yang berlawanan terhadap pengobatan
5. Perubahan struktur otak, seperti tumor atau trauma 6. Kekurangan atau kelebihan sensori.
Stressor spesifik yang berhubungan dengan gangguan kognitif sering kali tidak dapat diidentifikasi, walaupun hal ini berubah secara cepat saat ilmu pengetahuantentang saraf meningkat, secara umum, ketika mengkaji respon kognitif maladaptif,penyebab fifiologis disingkirkan terlebih dahulu, kemudian steressor psikososialdipertimbangkan. Walaupun ada faktor fisiologis, stres psokososial dapat menggangguproses fikir individu. Oleh karena itu, penilaian stressor individu sangat penting.
2.6. Mekanisme Koping pada Pasien dengan Gangguan Kognitif
Respon individu termasuk kekuatan dan ketrampilan. Pemberi perawatan dapatbersifat mendukung dan juga dapat memberi informasi tentang karakteristik kepribadian, kebiasaan dan rutinitas individu.Self-help group dapat menjadi sumberkoping yang efektif bagi pemberi perawatan.
Cara individu menghadapi secara emosional respon kognitif maladaptif sangatdipengaruhi oleh pengalaman hidup yang lalu. Individu yang mengembangkanmekanisme koping yang efektif pada masa lalu akan lebih mampu mengatasi awitanmasalah kognitif daripada individu yang telah mempunyai masalah koping.Mekanisme koping yang biasanya digunakan mungkin berlebihan ketika individumencoba beradaptasi terhadap kehilangan kemampuan kognitif.
Karena gangguan perilaku yang mendasar pada delirium adalah perubahankesadaran, yang mencerminkan gangguan biologis yang berat dalam otak, mekanismekoping psikologis pada umumnya tidak digunakan. Dengan demikian perawat harusmelindungi pasien dari bahaya dan mengganti mekanisme koping individu dengantetap mengorientasikan pasien
dan mendorongnya menghadapi realitas.
Perilaku yang menunjukkan upaya seseorang yang mengalami demensia untuk mengatasi kehilangan kemampuan kognitif dapat meliputi kecurigaan, permusuhan,bercanda, depresi, seduktif, dan menarik diri. Mekanisme pertahanan ego yangmungkin teramati pada pasien yang mengalami gangguan kognitif meliputi :
• Regresi • Penyangkalan • Kompensasi
BAB III
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. Pengkajian Faktor Predisposisi
• Gangguan fungsi susunan saraf pusat • Gangguan pengiriman nutrisi
• Gangguan peredaran darah
Faktor Presipitasi • Hipoksia • Anemia hipoksik • Histotoksik hipoksia • Hipoksemia hipopoksik • Iskemia hipoksik
• Suplai darah ke otak menurun/berkurang
Malfungsi endokrin : Underproduct / Overproduct Hormon
• Hipotiroidisme • Hipertiroidisme • Hipoglikemia • Hipopituitarisme Racun, Infeksi • Gagal ginjal • Syphilis
• Aids Dement Comp
Perubahan Struktur
• Tumor
• Trauma
Stimulasi Sensori
• Stimulasi sensori berkurang • Stimulasi berlebih
Delirum adalah : Suatu keadaan proses pikir yang terganggu, ditandai dengan:Gangguan perhatian, memori, pikiran dan orientasi
Demensia : Suatu keadaan respon kognitif maladaptif yang ditandai denganhilangnya kemampuan intelektual/ kerusakan memori, penilaian, berpikir abstrak.
Karakteristik Delirium dan demensia :
• Biasanya tiba-tiba
• Biasanya singkat/ < 1 bulan • Racun, infeksi, trauma • Fluktuasi tingkat kesadaran • Disorientasi
• Gelisah • Agitasi
• Biasanya perlahan
• Biasanya lama dan progressif
• Paling banyak dijumpai pada usia & gt; 65 th
• Hipertensi, hipotensi, anemia. Racun, deficit vitamin, tumor atropi jaringan otak
• Hilang daya ingat
• Kerusakan penilaian • Perhatian menurun • Perilaku sosial tidak • Ilusi
• Halusinasi
• Pikiran tidak teratur
• Gangguan penilaian dan pengambilan keputusan • Afek labil
• Sesuai • Agitasi
Mekanisme koping
• Dipengaruhi pengalaman masa lalu • Regresi
• Rasionalisasi
• Intelektualisasi Sumber Koping • Pasien • Keluarga • Teman 3.2. Diagnosa Keperawatan
Kebanyakan gangguan yang mengakibatkan beberapa tingkat gangguan kognitif biasanya bersifat fisiologis. Oleh karena itu perawat harusmempertimbangkankebutuhan fisik pasien
dan masalah perilaku psikososial. Diagnosis keperawatan yanglengkap menggambarkan semua pengaruh ini terhadap perilaku pasien. Jika disabilitaskognitif pasien mengganggu peran sertanya dalam proses perencanaan pengobatan,mungklin perlu melibatkan orang terdekat pasien dalam merumuskan diagnosiskeperawatan.Diagnosis keperawatan NANDA yang berhubungan dengan respon kognitif maladaptif:
1. Ansietas
2. Komunikasi, hambatan verbal 3. Konfusi, akut
4. Konfusi, kronis
5. Koping keluarga, penurunan 6. Koping individu, ketidakefektifan 7. Pemeliharaan rumah, gangguan 8. Cedera, resiko
9. Memori, kerusakan
10. Mobilitas fisik, hambatan
11. Performa peran, ketidakefektifan
12. Defisit perawatan diri, mandi/hygiene, berpakaian/berhias, makan, eliminasi
13.Persepsi sensori, gangguan: penglihatan, pendengaran, kinestetik, pengecapan, peraba,
penghidung
14. Pola tidur, gangguan 15. Interaksi sosial, hambatan 16. Isolasi sosial
18. KeluyuranGangguan proses pikir berhubungan dengan gangguan otak ditandai dengan :
• Interpretasi lingkungan yang tidak akurat
• Kurang memori saat ini
• Kerusakan kemampuan memberikan rasional • Konfabulasi
19. Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan :
• Ketakutan
• Disorientasi yang ditandai dengan perilaku agitasi
20. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan : 21. Kerusakan kognitif
22. Kehilangan memori saat ini 23. Konfabulasi
3.3. Intervensi Keperawatan Identifikasi hasil
hasil yang diharapkan untuk pasien dengan respon kognitif maladaptive adalah; pesian akan mencapai fungsi kognitif yang optimal
Perencanaan
rencana penyuluhan keluarga untuk keluarga pasien dengan respon kognitif maladaptive Implementasi
Delirium
Beberapa intervensi yang harus ada dalam intervensi keperawatan delirium 1. Memenuhi kebutuhan fisiologik
Mempertahankan keseimbangan nutrisi dan cairan/elektrolit
Lakukan tindakan keperawatan seperti menggosok punggung, emberikan susu
hangat dan percakapan yang menenangkan pasien sehingga dapat tidur. Obat sedative mungkin merupakan kontraindikasi sampai diketahui penyerbab delirium.
2. Lakukan intervensi pada gangguan persepsi seperti halusinasi
Pastikan keamanan dengan menempatkan pasien dalam ruangan dengan tirai
pengaman dan memindahkan perabot yang berlebihan
Berikan asuhan keperawatan satu perawat-satu pasien jika diperlukan untuk
mempertahankan orientasi pasien.
Orientasikan kembali pada waktu, tempat dan orang
3. Komunikasi
Berikan pesan yang jelas
Hindari memberikan pilihan
Gunakan pernytaan langsung yang sederhana
4. Penyuluhan pasien
Berikan informasi mengenai penyebab delirium
Ajarkan pasien dan keluarga tentang pengobatan yang diresepkan.
Informasikan tentang pencegahan episode dimasa yang akan dating,
Rujuk pada agensi keperawatan kesehatan komunitas jika dibutuhkan
penyuluhan dan intervensi lebih lanjut.
Ringkasan Rencana Asuhan Keperawatan Respon Kognitif Maladaptif Diagnosis Keperawatan: Perubahan Proses PikirKriteria Hasil: Pasien akan mencapai fungsi kognitif yang optimal
Tujuan jangka pendek Intervensi Rasional
Pasien akan memenuhi kebutuhan biologis dasar
Pertahan nutrisi yang adekuat; pantau asupan dan keluaran cairan; pantau TTV Berikan kesempatan untuk istirahat dan stimulasi
Bantu ambumlasi jika diperlukan
Integritas biologis dasar diperlukan untuk mempertahankan kehidupan Intervensi yang berhubungan dengan mempertahankan kehidupan diberikan prioritas tinggi dalam intervensi
Bantu aktivitas hygiene sesuai kebutuhan
keperawatan
Respon kognitif maladaptif biasanya mencakup
gangguan sensori dan persepsi yang dapat membahayakan keamanan pasien
Pasien akan aman dari cedera
Kaji fungsi sensori dan persepsi
Berikan kemudahan untuk memperoleh kacamata, alat bantu pendengaran, tongkat, alat bantu berjalan, jika diperlukan
Amati dan jauhkan dari
keadaan yang
membahayakan (mis; lantai licin, penerangan kurang) Awasi pengobatan jika perlu Lindungi pasien dari cedera selama periode agitasi
Pasien akan mengalami tingkat harga diri yang optimal
Lakukan orientasi realitas Bina hubungan saling percaya
Dukung kemandirian
Identifikasi minat dan keterampilan; berikan kesempatan untuk menggunakannnya
Beri pujian yang tulus terhadap keberhasilan yang dicapainya
Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk membantu
Gangguan kognitif merupkan ancaman terhadap harg diri; hubungan perawat-pasien yang positif dapat membantu pasien mengekspresikan rasa takut dan merasa aman dalam lingkungan ia berada; memberikan pujian terhadap keberhasilan yang dicapainya juga dapat meningkatkan
pasien menyampaikan pikiran dan perasaannya
Pasien akan
mempertahankan hubungan interpersonal yang positif
Awali kontrak dengan orang yang dekat dengan pasien Dukung pasien untuk berinteraksi dengan orang
lain; libatkan dalam aktivitas kelompok
Ajarkan keluarga dan pasien tentang sifat masalah dan rencana pelayanan kesehatan yang direkomendasikan
Izinkan orang terdekat untuk membantu dalam asuhan pasien
Bertemu dengan orang terdekat secara teratur dan berikn mereka kesempatan
untuk berbicara
Libatkan pasien dan keluarga dalam perencanaan pulang
Hubungan yang penuh perhtian dengan orang lain akan meningkatkan konsep diri yang positif; komunikasi dengn orang terdekat seringkali dapat lebih mudah dimengerti daripada komunikasi dengan orang asing; keluarga dan teman dapat memberikan bantuan berupa informasi tentang kebiasaan dan minat pasien; keterlibatan orang terdekat dalam pemberian asuhan sering membantu mereka untuk mengatasi stres yang berkaitan dengan kesehatan pasien.
Rencana Penyuluhan Keluarga : Membantu Anggota Keluarga dengan ResponKognitif Maladaptif
Isi Aktivitas intruksional Evaluasi
Jelaskan kemungkijnan penyebab respon kognitif
maladaptive
Uraikan factor – factor predisposisi dan stressor pencetus yang mungkin
mengarah pada kerusakan kognisi: berikan bahan referensi tertulis
Keluarga mengidentifikasi kemungkinan penybab gangguan pasien
Definisikan dan uraikan orientasi terhadap waktu, tempat dan orang
Definisikan tiga bidang orientasi: mainkan peran respons interpersonal terhadap disorientasi
Keluarga mengidentifikasi disorientasi dan melakukan reorientasi
Uraikan hubungan tigkat fungsi kognitif dengan kemampuan berkomunikasi
Uraikan dampak respons kognitif maladaptifpada komunikasi; peragakan teknik komujnikasi yang efektif; rekam dan bahas peragaan ulang
Keluarga menyesuaikan pendekatan komunikasi dengan kemampuan pasien dalam berinteraksi.
BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan
Respon kognitif maladaptif adalah ketidakmampuan untuk membuatkeputusan, kerusakan memori dan penilaian, disorientasi, salah persepsi, penurunanrentang perhatian, dan kesulitan berfikir logis. Macam gangguan kognitif melitputiDelirium dan Demensia.Terdapat beberapa perbedaan antara Delirium, Demensia, dan Depresi, terutama pada tingkat kesadaran pasien dimana pasien dengan delirium dapatmengalami penurunan
tingkat kesadaran.
Delirum adalah suatu keadaan proses pikir yang terganggu, ditandaidengan: Gangguan perhatian, memori, pikiran dan orientasiSedangkan demensia adalah suatu keadaan respon kognitif maladaptif yangditandai dengan hilangnya kemampuan intelektual/ kerusakan memori, penilaian,berpikir abstrak.Faktor yang menyebabkan terjadinya respon kognitif pada umumnyamerupakan akibat dari gangguan biologis pada fungsi sistem saraf pusat.
4.2. Saran
Sebagai tenaga kesehatan yang professional, hendaknya kita:
• Dalam memberikan asuhan keperawatan menarik diri hendaknya hubungan
salingpercaya dilakukan secara bertahap, mulai dari perawat kemudian perawat lainserta pada klien lainnya
• Membuat kontrak yang dibuat bersama klien hendaknya dilakukan secarakonsisten. • Menerapkan terapi aktivitas kelompok dan stimulus hendaknya dilakukan
secarateratur.
• Memberikan feed back positif setiap melakukan kegiatan dan kemajuan yangdialami
pasien.
• Mampu membedakan klien dengan delirium dan demensia sehingga dapatmemberikan
DAFTAR PUSTAKA
Stuart, G.W.2007.Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta. Penerbit BukuKedokteran EGC http://akatsuki-ners.blogspot.com/2011/02/askep-dengan-gangguan kognitif.html
http://ameliarina.blogspot.com/gangguan-kognitif.html