• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ahmad Fauqi Al Aziz 1 dan Vendi Abma 2. Indonesia Yogyakarta Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ahmad Fauqi Al Aziz 1 dan Vendi Abma 2. Indonesia Yogyakarta Indonesia"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERCEPATAN OPTIMAL DURASI PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA MENGGUNAKAN (TIME COST TRADE OFF

METHOD)

(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Kantor Kecamatan Mlati Sleman)

Ahmad Fauqi Al Aziz1 dan Vendi Abma2

1Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam

Indonesia Yogyakarta Email : 12511389@students.uii.ac.id

2Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam

Indonesia

Email : vendie.abma@uii.ac.id

Abstract : One method that can be used to analyze the effect of project acceleration on costs that must be incurred is the time and trade cost (Time Cost Trade Off Method) method. Using the Time Cost Trade off method will be able to know / calculate the maximum acceleration and the minimum cost. As the object of this thesis research project is the construction of the Mlati Sleman sub-district office. The acceleration alternative used is the planned scenario of adding overtime hours, namely adding 2 hours of work, adding 3 hours of work and adding 4 hours of work. The calculation starts with finding a critical trajectory using Microsoft Project then crashing to get the lowest cost slope on critical activities, then an analysis using the cost and time exchange method (Time Cost Trade Off Analysis). Then a graph is made of the optimum cost and time relationship for each additional working hour. The results obtained from the analysis conducted are the total normal cost of Rp. 3,690,000,000 with a duration of 150 days, the total cost of adding 2 hours of work to a minimum of Rp. 3,323,759,814 with a duration of 149 days, the total cost of adding 3 working hours at a minimum of Rp. 3,323,680,123 with a duration of 149 days, the total cost of adding 4 hours of work at a minimum of Rp. 3,325,211,622 with a duration of 149 days.

Keywords: Acceleration, Microsoft Project, Precedence Diagram Method, cost slope, time cost trade off analysis.

1. PENDAHULUAN

Kebutuhan

untuk

peningkatan

penyelenggaraan

pemerintahan,

pelayanan publik di wilayah Kecamatan

sangat dibutuhkan. Untuk mendukung

perkembangannya dibutuhkan sarana

dan prasarana yang memadai, Gedung

perkantoran sebagai sarana atau media

operasional dari kegiatan pelayanan itu

sendiri tentu memerlukan pelaksanaan

proyek

yang

optimal.

Untuk

memperoleh hasil yang baik diperlukan

perencanaan yang baik antara lain

dengan mempertimbangkan waktu yang

efisien, biaya yang efisien dan mutu

yang berkualitas. Salah satu skenario

(2)

dilakukan dengan penambahan jam kerja

lembur. Salah satu metode yang dapat

digunakan untuk menganalisis pengaruh

percepatan proyek terhadap biaya yang

harus dikeluarkan adalah dengan metode

pertukaran waktu dan biaya ( Time Cost

Trade Off Method ).

Pada tugas akhir ini, studi kasus yang

dipakai adalah proyek pembangunan

kantor Kecamatan Mlati Sleman, dengan

nilai total proyek senilai 3.690.000.000.

Akan

dilakukan

analisis

skenario

percepatan penyelesaian proyek dengan

penambahan jam kerja. Metode analisis

yang akan digunakan yaitu metode

pertukaran waktu dan biaya (time cost

trade off). Tujuan dari metode ini adalah

mengetahui waktu dan biaya optimum

akibat adanya skenario percepatan durasi

proyek tersebut.

2. STUDI PUSTAKA

Penelitian ini membahas tentang analisa untuk mengetahui biaya dan waktu proyek optimal yang dilakukan percepatan dengan cara menambahkan jam kerja (lembur) pada durasi normal. Dari hasil penambahan jam kerja (lembur) tersebut akan didapatkan perubahan biaya dan waktu yang akan dianalisis dengan (time cost trade off) sehingga didapat berapa biaya yang paling minimum untuk melakukan percepatan terhadap durasi proyek. Setelah dilakukan percepatan dengan cara menambah jam kerja (lembur) akan diketahui mana yang lebih menguntungkan. Oleh sebab itu, maka sebagai bahan acuan untuk penelitian ini terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian kali ini.

Penelitian pertama dilakukan oleh Gulo pada tahun 2014 studi kasus Proyek Pembangunan Perumahan Cemara Kuta-Medan. Proyek perumahan Cemara Kuta telah mengalami keterlambatan pada pelaksanaannya sebesar 12,71% dari kondisi yang direncanakan. Pada pelaksanaannya, proyek yang berjalan masih 15,20% dari

rencana yaitu sebesar 27,91%. Dari hasil analisis percepatan durasi proyek dengan metode time cost trade off pada proyek pembangunan perumahan Cemara Kuta, untuk alternatif penambahan jam kerja (lembur) diperoleh waktu optimum 260 HK

dan total biaya optimum Rp

24.338.574.520,42. Sedangkan untuk alternatif penambahan jumlah tenaga kerja diperoleh waktu optimum 261 HK dan total biaya optimum Rp 24.206.637.473,90. Penelitian kedua dilakukan oleh Mela pada tahun 2016 studi kasus Proyek Pembangunan Hotel Zodiak Lampung – Pembangunan Hotel Park In By Radisson – Pembangunan Toko Mitra Hasil Sentosa Lampung. Analisis dilakukan dengan cara skenario percepatan penyelesaian proyek dengan membandingkan penambahan jam kerja sebanyak 4 jam (skenario 1) dan penambahan tenaga kerja sebesar 25% (skenario 2). Metode analisis yang akan digunakan yaitu metode pertukaran waktu dan biaya (time cost trade off). Dari hasil analisis didapat bahwa percepatan yang menghasilkan total cost minimum (belum termasuk biaya tidak langsung) untuk proyek Hotel Zodiak Lampung adalah dengan menggunakan penambahan tenaga kerja, dengan total cost dan total durasi masing-masing menjadi Rp. 29.523.160.619 menjadi 309 hari. Percepatan untuk Hotel Park In By Radisson adalah dengan melakukan percepatan tanpa denda menggunakan penambahan tenaga kerja, dengan total cost dan total durasi masing-masing menjadi Rp. 201.974.119.946 dan 196 hari. Sedangkan proyek Toko Mitra Hasil Sentosa adalah dengan penambahan jam kerja, dengan total cost dan total durasi masing-masing menjadi Rp. 18.348.782.435 dan 263 hari.

Penelitian ketiga dilakukan oleh Aulia Putri pada tahun 2017 studi kasus Proyek Pembangunan Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo. Objek dari penulisan tugas akhir pada proyek pembangunan rumah sakit palang biru kutoarjo tentang alternatif percepatan menggunakan penambahan jam kerja. Hasil yang didapatkan dari analasis

(3)

yang dilakukan adalah total biaya normal cost sebesar Rp 23.729.915.132,00,- dengan durasi 264 hari, total biaya dengan menambahkan jam kerja 2 jam didapatkan total biaya sebesar Rp 23.770.013.010,00,- dengan durasi 249 hari, total biaya dengan menambahkan jam kerja 3 jam didapatkan total biaya sebesar Rp 23.842.237.972,00,- dengan durasi 244 hari, total biaya dengan menambahkan jam kerja 4 jam didapatkan total biaya sebesar Rp 23.838.505.428,00,- dengan durasi 241 hari.

3. LANDASAN TEORI 3.1 Pendahuluan

3.1.1 Definisi Proyek

Menurut Soeharto (1997), kegiatan proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu tebatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau deliverable yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas.

3.1.2 Manajemen Proyek

Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges), keterampilan (skills), alat (tools) dan teknik (techniques) dalam aktivitas-aktivitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek. 3.2 Penjadwalan Proyek

Penjadwalan merupakan tahapan menerjemahkan suatu perencanaan ke dalam suatu diagram-diagram yang sesuai dengan skala waktu.

Menjadwalkan adalah berpikir secara mendalam melalui berbagai persoalan-persoalan, menguji jalur-jalur yang logis, serta menyusun berbagai macam tugas, yang menghasilkan suatu kegiatan lengkap, dan menuliskan bermacam-macam kegiatan dalam kerangka yang logis dan rangkaian waktu yang tepat (Luthan dkk, 2006). 3.2.1 Durasi Proyek

Durasi proyek adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan proyek (Fajarwati 2006).

Disebutkan bahwa faktor yang berpengaruh dalam menentukan durasi pekerjaan adalah volume pekerjaan, metode kerja, keadaan lapangan serta keterampilan tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan proyek. 3.2.2 Kurva S

Kurva S pertama kali dikembangkan atas dasar pengamatan terhadap pelaksanaan sejumlah proyek dari awal hingga selesai. Kurva S secara grafis adalah penggambaran kemajuan kerja (bobot %) kumulatif pada sumbu vertikal terhadap waktu pada sumbu horizontal. Kemajuan kegiatan biasanya diukur terhadap jumlah uang yang telah dikeluarkan oleh proyek. Pembandingan kurva S rencana dengan kurva pelaksanaan memungkinkan dapat diketahuinya kemajuan pelaksanaan proyek apakah sesuai, lambat, ataupun lebih dari yang direncanakan (Abrar, 2009).

3.2.3 Diagram Jaringan Kerja (Network Diagram)

Network diagram adalah suatu rencana kerja yang disusun berdasarkan urutan-urutan kegiatan dari semua pekerjaan sedemikian rupa sehingga tampak keterkaitan pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lain. Rencana kerja dengan diagram jaringan kerja ini biasanya digunakan pada proyek-proyek besar yang mempunyai aktivitas pekerjaan yang cukup banyak dan rumit. 3.2.4 Lintasan Kritis

Lintasan kritis dalam sebuah network diagram adalah lintasan yang terdiri dari kegiatan-kegiatan kritis, peristiwa-peristiwa kritis. Lintasan kritis dimulai dari peristiwa awal network diagram. Mungkin saja terdapat lebih dari sebuah lintasan kritis, dan bahkan mungkin saja semua lintasan yang ada dalam sebuah network diagram kritis semua.

3.3 Rencana Anggaran Biaya

Sebelum proyek dimulai, terlebih dahulu diperkirakan secara cermat biaya yang akan dikeluarkan dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang memuat real cost dari proyek yang dikerjakan. Rencana Anggaran Biaya

(4)

(RAB) adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek.

3.4 Hubungan Antara Waktu dan Biaya

Biaya total proyek sama dengan penjumlahan dari biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya total proyek sangat bergantung dari waktu penyelesaian proyek. Hubungan antara biaya dengan waktu dapat dilihat pada Gambar 3.6. Titik A pada gambar menunjukkan kondisi normal, sedangkan titik B menunjukkan kondisi dipercepat. Garis yang menghubungkan antar titik tersebut disebut dengan kurva waktu biaya. Gambar 3.6 memperlihatkan bahwa semakin besar penambahan jumlah jam lembur maka akan semakin cepat waktu penyelesaian proyek, akan tetapi sebagai konsekuensinya maka terjadi biaya tambahan yang harus dikeluarkan akan semakin besar. Gambar 3.7 menunjukkan hubungan biaya langsung, biaya tak langsung dan biaya total dalam suatu grafik dan terlihat bahwa biaya optimum didapat dengan mencari total biaya proyek yang terkecil.

Gambar 3.6 Grafik hubungan waktu-biaya normal dan dipercepat untuk suatu kegiatan (Sumber: Soeharto, 1997)

Gambar 3.7 Grafik hubungan waktu dengan biaya total, biaya langsung, dan biaya tak langsung (Sumber : Soeharto, 1997)

3.4.1 Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja (Lembur)

Salah satu strategi untuk mempercepat waktu penyelesaian proyek adalah dengan menambah jam lembur para pekerja. Penambahan dari jam lembur ini sangat sering dilakukan dikarenakan dapat memberdayakan sumber daya yang sudah ada di lapangan dan cukup dengan mengefisienkan tambahan biaya yang akan dikeluarkan oleh kontraktor. Biasanya waktu kerja normal pekerja adalah 7 jam (dimulai pukul 08.00 dan selesai pukul 16.00 dengan satu jam istirahat), kemudian jam lembur dilakukan setelah jam kerja normal selesai.

3.5 Analisis Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off)

Time cost trade off merupakan kompresi jadwal untuk mendapatkan proyek yang lebih menguntungkan dari segi waku (durasi), biaya, dan pendapatan. Tujuannya adalah memampatkan proyek dengan durasi yang dapat diterima dan meminimalisasi biaya total proyek. Pengurangan durasi proyek dilakukan dengan memilih aktivitas tertentu.

Ervianto (2004) mengatakan pengertian time cost trade off adalah suatu proses yang disengaja, sistematik, dan analitik dengan cara melakukan pengujian dari semua kegiatan dalam suatu proyek yang dipusatkan pada kegiatan yang berada pada jalur kritis. Selanjutnya melakukan kompresi dimulai dari lintasan kritis yang mempunyai nilai cost slope terendah.

(5)

3.6 Program Microsoft Project

Microsoft Project merupakan program aplikasi pengolah data administrasi yang digunakan untuk melakukan perencanaan, pengelolaan, pengawasan dan pelaporan data dari suatu proyek. Kemudahan penggunaan dan keleluasaan lembar kerja serta cakupan unsur-unsur proyek menjadikan software ini sangat mendukung proses administrasi sebuah proyek.

Microsoft Project memberikan unsur-unsur manajemen proyek yang sempurna dengan memadukan kemudahan pengguna, kemampuan, dan fleksibilitas sehingga penggunanya dapat mengatur proyek lebih efesien dan efektif.

4. METODE PENELITIAN 4.1 Pendahuluan

Pada bab ini akan menjelaskan metode penelitian, yaitu tahapan yang akan dilalui peneliti dalam melakukan penelitian. Pada bab I telah disebutkan bahwa penelitian ini merupakan penelitian analitis untuk optimalisasi biaya dan waktu proyek yang dilakukan percepatan dengan cara menambahkan jam kerja (lembur) pada durasi normal. Percepatan dengan menambahkan jam kerja (lembur) akan dibandingkan biayanya dengan pekerjaan normal tanpa dilakukan percepatan kemudian akan diketahui mana yang lebih menguntungkan dan optimal.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya yang mungkin terjadi dan durasi yang paling optimal untuk melakukan percepatan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi kontraktor yang akan melakukan percepatan. Mengetahui item-item perkerjaan yang berada pada lintasan kritis yang dapat dilakukan percepatan. Selanjutnya mengetahui dampak yang ditimbulakan akibat percepatan durasi proyek tersebut.

4.2 Objek Dan Subjek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah proyek pembangunan kantor Kecamatan Mlati

Sleman. Sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah menerapkan metode time cost trade off pada percepatan durasi proyek dengan alternatif, yaitu penambahan jam kerja (lembur).

4.3 Metode Pengambilan Data

Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus (case study). Studi kasus dalam penelitian ini adalah proyek pembangunan kantor Kecamatan Mlati Sleman. Akan digunakan data yang sudah ada dari dinas PU Sleman yaitu Rencana anggaran biaya (RAB) dan kurva S pada proyek pembangunan kantor Kecamatan Mlati Sleman. Informasi berupa penjadwalan serta anggaran biaya proyek sebagai fokus penelitian yang akan dibandingkan dengan pekerjaan proyek yang dilakukan percepatan dengan menambah jam kerja (lembur) untuk melakukan analisa biaya dan efektifitas maupun efisiensi yang lainnya. Untuk mendukung penelitian dan sebagai keperluan analisa data, maka diperlukan sejumlah data pendukung yang berasal dari dalam maupun dari luar proyek pembangunan kantor Kecamatan Mlati Sleman.

4.4 Analisis Data

Analisis Data yang digunakan adalah dengan cara penyusunan jaringan kerja dengan Microsoft Project yang kemudian nanti akan diketahui Jalur Kritis. Setelah diketahui jalur kritisnya maka selanjutnya adalah melakukan crashing pada kegiatan-kegiatan yang dianggap kritis. Adapun metode yang digunakan adalah sebagai berikut :

4.4.1 Menyusun Jaringan Kerja Dengan Microsoft Project

Pada penelitian ini dipergunakan data sekunder yang sudah ada berupa studi kasus Proyek Pembangunan Kantor Kecamatan Mlati Sleman, yaitu : RAB (Rencana Anggaran Biaya), Daftar Analisis Harga Satuan, (Rencana Waktu Pelaksanaan)/Bar Chart (Diagram Balok). Penyusunan

(6)

jaringan kerja yang relatif banyak dan kompleks dari data tersebut menggunakan software Microsoft Project. Dalam Proyek Pembangunan Kantor Kecamatan Mlati Sleman dari 4 kegiatan utama, masing-masing bagian tertentu atas pekerjaan yang lebih spesifik dari kegiatan utama tersebut. 4.4.2 Crash Cost Pekerja, Crash Cost Total, dan Cost Slope

Crash cost pekerja adalah besarnya biaya/upah pekerja yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan dengan kurun waktu tercepat (crash duration), dalam analisis ini percepatan dilakukan dengan metode penambahan jam kerja/lembur. Adapun perhitungan crash cost pekerja dapat ditulis sebagai berikut :

a. Harga satuan upah pekerja (diketahui) b. Produktivitas harian

c. Produktivitas tiap jam d. Crash cost pekerja

Crash cost total yang dimaksud adalah crash cost total dari sebuah aktivitas durasi pada kegiatan tersebut atau besarnya biaya/upah pekerja yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan dengan kurun waktu dipercepat (crash duration). Perhitungan crash cost ini hanya dilakukan pada aktivitas pada jalur kritis saja. Dan yang terakhir adalah mencari nilai cost slope, Cost Slope adalah pertambahan biaya langsung (direct cost) untuk mempercepat suatu aktivitas persatuan waktu.

4.4.3 Penerapan Metode Time Cost Trade Off

Setelah didapat nilai cost slope dari masing-masing kegiatan, maka dilakukan penekanan (kompresi) durasi proyek pada semua aktivitas yang berada pada lintasan kritis dan dimulai dari aktivitas yang mempunyai cost slope terendah. Dari tahap-tahap pengkompresian tersebut akan dicari waktu optimal dan biaya total proyek yang minimal.

4.5 Tata Urutan Pekerjaan

Tata urutan dan langkah kerja dalam penyusunan tugas akhir ini adalah :

1. Melakukan identifikasi objek yang akan diteliti, dalam penelitian ini objek yang digunakan adalah proyek pembangunan kantor kecamatan Mlati Sleman.

2. Pengambilan data berupa Rencana anggaran biaya (RAB) dan kurva S pada studi kasus proyek pembangunan kantor Kecamatan Mlati Sleman.

3. Studi literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas.

4. Analisa atas data yang diperoleh untuk melakukan perhitungan ulang dengan skenario crashing dan menambahkan jam kerja (lembur).

5. Melakukan perhitungan ulang RAB pekerjaan yang akan dilakukan percepatan proyek

6. Analisa perbandingan biaya proyek yang akan dilakukan penambahan jam kerja dengan yang tidak dilakukan penambahan jam kerja.

5. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1 Data Penelitian

Data penelitian ini diambil dari proyek pembangunan Kantor Kecamatan Mlati Sleman Jl. Gajah Mada, Tlogodadi, Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55286. Data proyek diperoleh data yang sudah ada dari pihak kontraktor yaitu PT. Matra Karya melalui bidang cipta karya Dinas Pekerjaaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman.

5.2 Pembiayaan Proyek 5.2.1 Rencana Anggaran Biaya

Berdasarkan data yang diperoleh dari Proyek Pembangunan Kantor Kecamatan Mlati Sleman.

Total Biaya Proyek = Rp. 3.690.000.000 Biaya Langsung = Rp. 3.136.500.000 Biaya Tidak Langsung = 5% x Total biaya proyek

= 5% x Rp. 3.690.000.000 = Rp. 184.500.000 5.3 Analisis Data

(7)

Durasi pekerjaan pada proyek ini berpedoman pada data kurva S yang didapatkan dari pihak kontraktor , kemudian penulis menganalisis data tersebut dengan cara sebagai berikut :

Penjabaran durasi per pekerjaan

Data durasi pekerjaan pokok yang akan dilakukan analisis sesuai batasan masalah pada tugas akhir ini berdasarkan kurva S. Pekerjaan tanah dan pasir (3 minggu) = 3 x 6 HK = 18 hari

Pekerjaan beton lantai 1 (4 minggu) = 4 x 6 HK = 24 hari

Pekerjaan beton lantai 2 (7 minggu) = 7 x 6 HK = 42 hari

Pekerjaan pasangan, plesteran, dan acian lantai 2 (4 minggu)

= 4 x 6 HK = 24 hari Rumus estimasi durasi : 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑜𝑢𝑟𝑐𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑜𝑢𝑟𝑐𝑒 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 5.3.2 Menyusun Rencana Jadwal proyek Menggunakan Microsoft Project 2013

Setelah didapat durasi masing-masing pekerjaan, kemudian langkah selanjutnya adalah input ke microsoft project 2013. A. Hubungan antar pekerjaan

Dalam menyusun penjadwalan proyek harus diketahui hubungan antara pekerjaan satu dengan pekerjaan lainnya. Pada tahap ini data yang di analisa berdasarkan uraian pekerjaan dengan durasi yang telah diketahui berdasarkan hasil analisis penulis diperkuat dengan hasil wawancara dengan pihak pengawas proyek Bapak Rinaldhy Zulfahmi S.T, M.B.A (CV. Multi Citra Graha) mengenai urutan pekerjaan diproyek pembangunan kantor kecamatan Mlati Sleman.

Hasil dari analisis data ini adalah lintasan kritis (critical path) yang merupakam pekerjaan yang akan dipercepat.

5.3.3 Jalur Kritis (Critical Path)

Setelah menentukan hubungan antar pekerjaan atau pekerjaan yang mendahului dari setiap pekerjaan dalam kondisi normal dan dimodelkan dalam Microsoft Project 2013 maka didapatkan beberapa item

pekerjaan yang berada pada lintasan kritis. Pekerjaan yang berada pada lintasan kritis inilah yang akan dilakukan optimalisasi pertukaran waktu dan biaya (time cost trade off method).

5.4 Perhitungan Crashing Program Setelah didapat hasil analisis input pekerjaan dengan microsoft project 2013 berupa pekerjaan-pekerjaan kritis, maka tahap selanjutnya adalah melakukan analisis percepatan dengan skenario penambahan jam kerja lembur. Dalam hal ini dilakukan 3 skenario penambahan jam kerja, Pertama menambahkan 2 jam, kedua menambahkan 3 jam, dan ketiga menambahkan 4 jam. Rencana kerja yang akan dilakukan dalam mempercepat durasi sebuah pekerjaan dengan alternatif penambahan 2 jam kerja, 3 jam kerja, 4 jam kerja (lembur) adalah : 1. Waktu kerja normal adalah 8 jam kerja per hari (08.00 – 17.00) dengan 1 jam istirahat (12.00 – 13.00). sedangkan kerja lembur dilakukan setelah waktu kerja normal untuk penambahan 2 jam (18.00 – 20.00), 3 jam (18.00 - 21.00), 4 jam (18.00 - 22.00). Dalam seminggu hanya dilakukan 6 hari kerja, yaitu senin – sabtu.

2. Harga upah pekerja untuk kerja lembur menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 pasal 11 (Anonim, 2004) diperhitungkan sebagai berikut :

a. Untuk 1 jam kerja lembur pertama, harus dibayar upah kerja lembur sebesar 1,5 kali upah sejam.

b. Untuk setiap jam kerja berikutnya, harus dibayar upah kerja lembur sebesar 2 kali upah sejam.

3. Produktivitas untuk 2 jam kerja lembur diperhitungkan sebesar 80%, untuk 3 jam kerja lembur diperhitungkan sebesar 70%, untuk 4 jam kerja lembur diperhitungkan sebesar 60% dari produktivitas normal (Soeharto, Iman, 1999).

A. Crash Duration

Langkah – langkah dalam menghitung crash duration :

(8)

1. Menghitung produktivitas harian Produktivitas harian = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛

𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 2. Menghitung produktivitas per jam Produktivitas per jam =

𝑃𝑟𝑜𝑑.ℎ𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛

Dimana : Jam kerja normal harian = 8 jam 3. Menghitung produktivitas lembur Produktivitas lembur = Jam kerja lembur x

Koef. produktivitas x Prod. Per jam Dimana :

Jam kerja lembur 2 jam Koefisien produktivitas = 80% Jam kerja lembur 3 jam Koefisien produktivitas = 70% Jam kerja lembur 4 jam Koefisien produktivitas = 60%

4. Menghitung produktivitas harian setelah di-crash

Produktivitas harian setelah crash = Prod.harian + Prod.lembur 5. Menghitung crash duration

Crash Duration = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛

𝑃𝑟𝑜𝑑.ℎ𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑐𝑟𝑎𝑠ℎ B. Crash Cost

Langkah – langkah dalam meghitung crash cost :

1. Menghitung upah kerja harian normal Upah kerja harian normal = Prod.harian x Harga satuan upah kerja

2. Menghitung upah kerja per jam normal Upah kerja per jam normal = Prod.per jam x Harga satuan upah kerja

3. Menghitung upah kerja lembur per hari Upah kerja lembur per hari =

(1,5 x upah sejam normal) + n x (2 x upah sejam normal)

Keterangan :

n : tambahan jam lembur setelah 1 jam pertama

4. Menghitung crash cost tenaga kerja per hari

Crash cost tenaga kerja per hari = upah harian + upah kerja lembur per hari

5. Menghitung crash cost total

Crash cost total = crash cost per hari x crash

duration

C. Cost Slope

Cost slope dirumuskan sebagai berikut : Cost slope = 𝐶𝑟𝑎𝑠ℎ 𝑐𝑜𝑠𝑡−𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑠𝑡

𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛−𝐶𝑟𝑎𝑠ℎ 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛

5.5 Analisa Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off)

Setelah didapatkan nilai cost slope dari masing-masing aktifitas, maka penekanan (kompresi) durasi proyek dilakukan pada semua aktifitas yang berada pada lintasan kritis dan dimulai dari aktifitas yang mempunyai cost slope terendah.

5.5.1 Penambahan Jam Kerja (Lembur)

A. Analisa Waktu dan Biaya

Langkah-langkah perhitungan analisa waktu dan biaya adalah sebagai berikut :

1. Menghitung biaya langsung

a. Tambahan biaya dan Kumulatif tambahan biaya

Tambahan biaya = Cost slope x Total Crash

b. Biaya langsung

Biaya langsung = Biaya langsung normal + Kumulatif tambahan biaya Dimana :

Biaya langsung = Rp. 3.136.500.000 Total Crash = Durasi normal – Crash duration

2. Menghitung biaya tidak langsung Biaya tidak langsung = 5% x biaya langsung

= 5% x Rp. 3.690.000.000 = Rp. 184.500.000

3. Menghitung total biaya

Biaya total = Biaya langsung + Biaya tidak langsung

5.6 Pembahasan

Pada proyek Pembangunan Kantor Kecamatan Mlati Sleman direncanakan adanya skenario penambahan jam kerja lembur, yaitu penambahan 2 jam kerja, penambahan 3 jam kerja dan penambahan 4 jam kerja. Dari hasil penelitian didapat adanya pengurangan biaya total yang diakibatkan oleh skenario penambahan jam kerja lembur. Dari hasil tersebut juga didapatkan durasi dan biaya optimum akibat adanya skenario penambahan jam kerja lembur. Durasi normal dari perencanaan proyek tersebut adalah 150 hari kerja dengan biaya total sebesar Rp. 3.690.000.000.

(9)

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan untuk penambahan 2 jam kerja lembur memiliki efisiensi durasi optimum proyek selama 149 hari kerja atau 0,67% , Sedangkan untuk efisiensi biaya penambahan 2 jam kerja lembur ada pengurangan sebesar Rp. 366.240.186 biaya total menjadi Rp. 3.323.759.814 atau 9,925% untuk menyelesaikan proyek lebih cepat. Untuk penambahan 3 jam kerja lembur memiliki efisiensi durasi optimum proyek selama 149 hari kerja atau 0,67% , Sedangkan untuk efisiensi biaya penambahan 3 jam kerja lembur ada pengurangan sebesar Rp. 366.319.877 biaya total menjadi Rp. 3.323.680.123 atau 9,927% untuk menyelesaikan proyek lebih cepat. Untuk penambahan 4 jam kerja lembur memiliki efisiensi durasi optimum proyek selama 149 hari kerja atau 0,67% , Sedangkan untuk efisiensi biaya penambahan 4 jam kerja lembur ada pengurangan sebesar Rp. 364.788.378 biaya total menjadi Rp. 3.325.211.622 atau 9,886% untuk menyelesaikan proyek lebih cepat.

6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Setelah dilakukan skenario percepatan

dengan metode time cost trade off menggunakan alternatif penambahan 2 jam kerja, 3 jam kerja, dan 4 jam kerja lembur. Didapatkan hasil durasi optimum penambahan 2 jam kerja adalah 149 hari, dengan biaya optimum sebesar Rp. 3.323.759.814. Durasi optimum penambahan 3 jam kerja adalah 149 hari,

dengan biaya optimum Rp.

3.323.680.123. Durasi optimum penambahan 4 jam kerja adalah 149 hari,

dengan biaya optimum Rp.

3.325.211.622.

2. Berdasarkan evaluasi dan analisis disimpulkan pilihan terbaik untuk durasi paling optimum berada pada alternatif

penambahan 4 jam kerja baik dari durasi paling minimal sampai durasi paling maksimal percepatan yang bisa diterapkan pada proyek. Dan untuk biaya paling optimum berada pada alternatif penambahan 4 jam kerja dikarenakan adanya penghematan efektif tambahan biaya paling minimum dan tambahan biaya paling maksimum pada alternatif penambahan 4 jam kerja. Hasil tersebut bila diaplikasikan dalam pekerjaan dilapangan tedapat dua pilihan alternatif yang bisa dipakai sesuai dengan pertimbangan antara biaya, waktu serta kondisi.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang ingin disampaikan oleh penulis.

1. Untuk analisis percepatan waktu proyek yang menggunakan aplikasi Microsoft Project sebaiknya memiliki data yang lengkap seperti rencana anggaran biaya, Time Schedule lengkap per sub pekerjaan yang ada, dan jumlah tenaga kerja yang digunakan di lapangan. Hal ini akan mempermudah analisis dan hasil analisis lebih akurat.

2. Analisis percepatan waktu proyek dengan penambahan jam kerja ini bisa dikembangkan lebih lanjut dengan menggunakan alternatif percepatan lain se perti, penambahan tenaga kerja, pemakaian sistem kerja shift, atau penggunaan metode pelaksanaan yang lebih efektif, yang kiranya diharapkan dapat memberi hasil yang lebih menguntungkan terkait waktu dan biaya pelaksanaan proyek.

3. Penelitian metode time cost trade off ini bisa dicoba diaplikasikan dalam proyek dengan kapasitas yang lebih besar

dan lebih kompleks seperti proyek pembangkit listrik, proyek kilang minyak, proyek industri berat manufaktur, proyek pelabuhan, proyek bendungan dll.

(10)

7. DAFTAR PUSTAKA

Anastasia Florensia. M. 2016. Analisis time cost trade off untuk mengejar keterlambatan pelaksanaan proyek. Skripsi : Universitas Lampung. Ardika. O.P. 2014. Analisis time cost trade

off dengan penambahan jam kerja pada proyek konstruksi: studi kasus proyek pembangunan jalan tol Bogor Ring Road seksi II A. Skripsi : Universitas Sebelas Maret.

Aulia Putri 2017. Analisis percepatan waktu proyek konstruksi menggunakan metode time cost trade off analysis: studi kasus proyek pembangunan rumah sakit palang biru Kutoarjo. Skripsi : Universitas Islam Indonesia. Dipohusodo, Istimawan. 1995. Manajemen Proyek & Kontruksi. Jilid 1. Yogyakarta : Badan Penerbit Kanisius.

Dipohusodo, Istimawan. 1995. Manajemen Proyek & Kontruksi. Jilid 2. Yogyakarta : Badan Penerbit Kanisius.

Frederika. Ariany. 2010. Analisis Percepatan Pelaksanaan dengan Menambah Jam Kerja Optimum pada Proyek Konstruksi. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol.14. No.2. Denpasar : Universitas Udayana.

Gunawan, Sulistianingsih, Debataraja. 2015. Penentuan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Jalan Alianyang Kota Pontianak Dengan

Precedence Diagram Methode

(PDM). Buletin IlmiahMat.Stat. dan Terapannya. Vol.04(3), hal 237-242 Husen. Abrar. 2009. Manajemen Proyek.

Yogyakarta : ANDI.

Husen. Abrar. 2011. Manajemen proyek (edisi kedua). Yogyakarta : ANDI. Jernih Putri. N. Gulo 2014. Analisa

percepatan durasi proyek dengan metode pertukaran waktu dan biaya (time cost trade off). Skripsi : Universitas Sumatra Utara.

Levin, R.I., dan Kirkpatrick. C.A, (1972). Perentjanaan dan Pengawasan

Dengan PERT dan CPM. Bharatara. Jakarta.

Luthan, Puti Lynna A., dan Syafriandi, 2006, Aplikasi Microsoft Project untuk Penjadwalan Kerja Proyek Teknik Sipil, Yogyakarta: ANDI. Marlina. 2009. Analisis Komparasi Waktu

dan Biaya Gabungan Metode PDM

dan PERT Dengan Metode

BartChart. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. UII. Yogyakarta Nurhayati, 2010. Manajemen proyek.

Yogyakarta : Graha Ilmu.

Santosa, B. 2013. Manajemen proyek : konsep & implementasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Siswanto, 2007. Operations Research. Erlangga, Jakarta

Soeharto. Iman. 1995. Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai Operasional Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Soeharto. Iman. 1997. Manajemen proyek dari konseptual sampai operasional (Edisi 2). Jakarta : Erlangga.

Wati, M. N. 2015. Analisis percepatan proyek menggunakan metode time cost trade off dengan penambahan jam kerja lembur optimum. Skripsi: Universitas Sebelas Maret.

Wulfram. Ervianto. 2004. Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta.

Gambar

Gambar 3.6 Grafik hubungan waktu-biaya  normal dan dipercepat untuk suatu kegiatan  (Sumber: Soeharto, 1997)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil profil disolusi sampel nanosuspensi kering baik dalam air maupun pelarut organik yang lebih rendah kadar disolusi dibandingkan dengan bahan baku asam mefenamat

Tingkat kesukaan panelis terhadap rasa mi kering dipengaruhi oleh bahan baku yang digunakan yaitu terigu, tepung kecambah jagung, dan rumput laut.. Perlakuan P1 dan P2 memiliki

Nilai tersebut lebih besar dari taraf α = 1 persen yang menunjukan tempat pembelian tidak berpengaruh nyata pada permintaan rumah tangga terhadap cabai merah di Kecamatan Coblong

Dari hasil Uji t yang dilakukan untuk melihat perbedaan persepsi antara petani di kabupaten Jombang dan peta- ni di Kabupaten Deli Serdang diperoleh nilai t

tentang Keimanandan Ketaqwaan kepada Allah SWT serta hubungan keimanan dan ketaqwaan dalam konteks akhlak islamiyah.

Sain dan Tehnologi merupakan suatu masalah yang urugen dalam masyarakat terutama untuk kehidupan manusia. Perihal apapun tidak lepas dari campur tangan sains

(In an Elixir project, we ’ d put the files in the lib directory, but you don ’ t need to worry about it now; you ’ ll see how to build a proper project in Chapter 6, Designing

Apakah Faktor Fundamental yang diukur dengan Current Ratio , Return on Equity , Long Tern Debt to Equity Ratio , Total Asset Turn Over , dan Faktor Makroekonomi yang diukur