• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mistik Nawaruci dan Mistik Bimasuci dalam Perjumpaannya dengan Yesus, Sang Air Kehidupan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mistik Nawaruci dan Mistik Bimasuci dalam Perjumpaannya dengan Yesus, Sang Air Kehidupan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

12 | P a g e

Mistik Nawaruci dan Mistik Bimasuci

dalam Perjumpaannya dengan Yesus,

Sang Air Kehidupan

Endah Christina

Pendahuluan

Mistik Nawaruci atau Mistik Bimasuci adalah suatu lakon wayang yang mempergelarkan secara simbolis tentang bagaimana cara Bima melakukan perjalanan dan berusaha untuk memperoleh hubungan langsung, berdialog, menerima ajaran rahasia dan kemudian manunggal dengan Dewaruci atau Nawaruci. Setelah melalui perjalanan dan

perjuangan yang berat, Bima berhasil dalam usahanya. Ia menjadi suci. Oleh karena itu Bima diberi nama Bimasuci. Ia berhak disebut mistikikus.

Bagaimana kisah yang terkenal dalam pewayangan ini dapat

dijadikan sarana untuk menyampaikan Yesus Kristus kepada masyarakat Jawa? Bagian cerita manakah yang dapat dijadikan jembatan agar

pemahaman yang utuh tentang Yesus, Sang Air Kehidupan dapat dipahami mereka? Artikel singkat ini berusaha mencari analogi antara Mistik

Nawaruci dan Mistik Bimasuci dengan kebenaran Kristiani guna menolong masyarakat Jawa mengenal Yesus Kristus, Sang Juru Selamat.

Bima Mencari Air Kehidupan

Secara ringkas jalan cerita lakon Nawaruci sebagai berikut[1]:

[1]Ir. Sri Mulyono, Wayang dan Filsafat Nusantara (Jakarta:

(2)

13 | P a g e

Bima sudah lama jadi murid Drona. Ia sudah mencapai tingkat advance, dan karena itulah Drona menganggap Bima sudah mencapai waktu untu k menerima ngelmu kasampurnan. Untuk itu ia diperintahkan untuk

mencari air suci (tirta pawitra) yaitu air yang menyucikan dirinya. Atas perintah Drona, ia pergi ke sumur Dorangga, namun tidak menemukan air kehidupan. Justru ia bertemu dan berkelahi dengan dua ekor naga yang kemudian menjelma menjadi bidadari Sarasamboda dan Harsanadi.

Bima kembali ke Gajahoya menghadap Drona. Bima diperintahkan kembali mencari air kehidupan ke lapangan Andadawo. Di situ ia juga tidak menemukan air kehidupan. Ia bertemu dan berkelahi dengan raksasa Indrabahu dan berhasil meruwatnya kembali menjadi batara Indra.

Sekali lagi, Bima kembali ke Gajahoya menghadap Drona. Bima diperintahkan kembali mencari air kehidupan di Samudra Asin. Atas nasihat punakawan Gagak Kampuhan dan Tuwalen (Semar), Bima minta diri terlebih dahulu pada ibu dan saudara-saudaranya di Indrapasta. Baru sesudah itu, Bima melanjutkan perjalanan terjun ke samudra tanpa

menghiraukan saudaranya. Bima hampir mati tenggelam di samudra

itu. Namun ia ditolong oleh Nawaruci ke suatu pulau emas. Di tengah laut, Bima mendapat ajaran-ajaran filsafat dari Nawaruci.

Bima dengan memakai nama Awirata pergi ke Siwamurti dimana air kehidupan berada. Bima harus berkelahi terlebih dahulu dengan Raja Panulah, penjaga air kehidupan.

Atas restu dan bantuan Nawaruci, Bima berhasil menemukan air kehidupan. Dan kemudian, Bima menyerahkan air itu kepada

Drona. Drona mencela kasiat air tersebut. Karena itu ia dikutuk oleh Nawaruci sehingga terlempar ke tengah samudra. Namun akhirnya ia ditolong oleh Bima.

kisah Mistik Nawaruci dan Mistik Bimasakti diambil hanya dari buku tersebut.

(3)

14 | P a g e

Bima dengan nama Angkusprana bertapa di Pratiwiyati. Di situ ia mendapat berbagai macam godaan dan cobaan dari Batara Guru. Batara Guru kalah dengan Bima. Adegan ini dalam wayang kulit menjadi satu lakon tersendiri. Bimapaksa atau Bimasuci atau Bimasakti adalah Bima setelah ia disucikan, lalu menjadi guru yang perkasa dan sakti. Bima kemudian mengajarkan Sastrajendra di Argakelasa.

Mengenal Maknanya Menurut Orang Jawa

Bima

Bima dalam pakeliran pedalangan telah dijadikan model sebagai manusia teladan, manusia pilihan. Bahkan ia menjadi tolok ukur bagi para moralis, prajurit maupun mistikikus. Ia dijadikan tolok ukur bukan karena kepriyayiannya, tetapi karena kejujuran, kesederhanaan (dalam bercakap dan bertindak), kepolosan, keningratan budinya dan kesentosaan batinnya.

Dewaruci

Disebut juga Nawaruci, yaitu Sang Hyang Tattwajnana yang berarti Sang Hyang (ilmu) Sejati dan juga bergelar Acintya yang berarti Yang

Gaib. Ia digambarkan sebagai Cahaya Suci.

Di lain pihak, dalam Kitab Dewaruci karangan Kyai Yasadipura I (1729-1802), lakon Dewaruci digolongkan sebagai Kawireh atau Suluk, berarti petunjuk dari pujangga/Empu. Petunjuk itu adalah ajaran religius yang esoteris (rahasia). Hampir sama dengan dharma.

Dengan kata lain, lakon Dewaruci oleh Kyai Yasadipura I

dinyatakan sebagai lambang perbuatan mistik atau merupakan petunjuk tentang perjalanan hidup manusia menuju kahanan jati (keadaan sejati, realitas sesungguhnya).

(4)

15 | P a g e

Penjelasan tentang Dewaruci tidak dapat dipisahkan dengan penjelasan berikut ini.

Mencari Air Kehidupan

Ketika Bima berpamitan kepada keluarganya dan keluarganya melarangnya untuk mencari air kehidupan, berkatalah Bima,

“Saya tidak mungkin dapat dicegah. Ketahuilah bahwa mati dan hidupku ini adalah kepunyaanku sendiri. Aku memang sungguh-sungguh ingin mencapai kesempurnaan agar aku dapat bersatu dengan Sang Hyang Otipati (Mahasuci).”

Tanpa menunggu persetujuan keluarganya, Bima segera meninggalkan Indrapasta menuju Astina, untuk menghadap Drona.

Dari uraian ini jelas apa yang dimaksudkan dengan simbol “mencari air kehidupan”. Mencari air kehidupan berarti mencari ngelmu

kasampurnan. Mendapat “air kehidupan” berarti mencapai

kesempurnaan. Memperoleh “air kehidupan” berarti dapat bersatu dengan Sang Hyang Otipati (Mahasuci) atau Dewaruci.

Jadi “air kehidupan” adalah simbol dari puncak tujuan mistik yaitu “Manunggaling Kawula Gusti”. Oleh Dr. Subardi diterjemahkan: The

water of life is the ultimate mystical goal which is the pamoring Kawula Gusti or the union between servant and Lord.”

(5)

16 | P a g e

Beberapa Jembatan Untuk Menyampaikan Berita Injil

1. Lakon Bima yang mencari air kehidupan sedang mewakili semangat orang Jawa yang berusaha untuk mencapai kesempurnaan dengan cara olah mistik atau ngelmu. Ngelmu adalah perjalanan batin atau rohani yang bertujuan agar berada di hadirat ilahi. Puncak dari ngelmu adalah

Manunggaling Kawula Gusti (ngelmu kasampurnan).

Lakon ini mirip dengan seorang wanita Samaria yang sedang mencari air di sumur yang kemudian berjumpa dengan Tuhan Yesus (Yoh.4:1-42). Tuhan Yesus menawarkan padanya air hidup, yang tak lain adalah diriNya, kepada wanita itu. Ia berkata, “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."

Tawaran Yesus kepada wanita Samaria ini juga ditujukan kepada setiap manusia, termasuk orang Jawa. Air kehidupan itu telah tersedia di dalam Yesus Kristus. Manusia tidak perlu bersusah payah melakukan perjalanan mistis untuk mendapatkannya. Itu ditawarkan tanpa manusia harus melakukan segala usaha.

2. Air kehidupan dalam mistik Bimasuci adalah Dewaruci atau Nawaruci sendiri, yang adalah Sang Hyang Otipati (Mahasuci) atau Yang

Ilahi. Minum air kehidupan berarti mengalami Manunggaling Kawula Gusti, bersatu dengan Yang Ilahi itu. Bersatu dengan Yang Ilahi berarti telah

mencapai kesempurnaan ngelmu; juga berarti telah mencapai tujuan hidup, karena dari Yang Ilahi-lah asal dan tujuan akhir hidup manusia. Jadi

Manunggaling Kawula Gusti menjadi tujuan akhir perjalanan batin

manusia. Sebelum mencapai Manunggaling Kawula Gusti manusia belum dikatakan sempurna.

(6)

17 | P a g e

Dalam Yohanes 4:10,13,14 Yesus mengakui bahwa Ia adalah air kehidupan itu. Seseorang yang telah ”minum air kehidupan” atau percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat, orang itu telah berada “di dalam Dia.” Menurut Deissmann, istilah “di dalam Kristus” dalam tulisan Paulus bermakna mistis, artinya adanya persekutuan dengan Dia yang disadari. Contoh: Tak ada sesuatupun yang dapat menceraikan kita dari kasih Allah (Rom.8:39).[2] Penulis lain mengatakan bahwa berada “di dalam Kristus” berarti berada dalam lingkup baru keselamatan. Mereka yang menjadi milikNya, dengan iman telah melewati kematian dan

kebangkitan sehingga sekarang hidup bagi Allah.[3]

Itulah kesempurnaan hidup sejati seorang manusia, yaitu ketika ia menemukan dirinya berada dalam persatuan dan hubungan yang erat dalam Yesus Kristus. Di dalam Dia, manusia mendapat kesempurnaan dalam kebenaran hidup (Gal.2:17), dalam kekudusan (I Kor.1:2) dan penebusan dosa (Rom.3:24). Kerinduan dan cita-cita tertinggi setiap

manusia seharusnya adalah tetap hidup melekat dan bertumbuh di dalam Dia. Karena di luar Dia, manusia tidak akan mendapatkan kesempurnaan dan kebahagiaan hidup yang sejati.

3. Untuk mendapatkan air kehidupan itu, Bima menemukan beberapa tantangan. Salah satunya, ia harus berhadapan dengan naga dan

mengalahkannya. Tindakan Bima ini adalah simbol bahwa manusia harus menaklukkan hawa nafsunya agar mencapai kesempurnaan.

Dengan caranya yang tidak menghakimi, Tuhan Yesus

mengharapkan agar wanita Samaria dan suaminya melepaskan kehidupan dosanya (percabulan; ayat 16,17) agar ia dianggap layak untuk minum air kehidupan itu. Demikian juga, setiap orang yang mengambil keputusan untuk mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat harus melakukan

[2]G.E. Ladd, Teologia Perjanjian Baru Jilid 2 (Bandung: Yayasan Kalan Hidup, 2000), 249

-

(7)

18 | P a g e

hal serupa. Meninggalkan kehidupan yang diperbudak oleh dosa, dan beralih menjadi hamba kebenaran dalam Yesus Kristus.

Kesimpulan

Mistik Nawaruci dan mistik Bimasuci adalah cerita dalam

pewayangan yang sangat tepat untuk dijadikan sarana memberitakan kabar keselamatan dalam Yesus Kristus kepada masyarakat Jawa. Alasannya adalah bahwa kisah ini sangat mirip dengan konsep Kekristenan tentang Yesus, Sang Air Kehidupan dan kesatuan orang percaya dengan Yesus. Namun, kemiripan ini tidak dapat diterapkan begitu saja.

Perjalanan mistis dalam konsep orang Jawa berakhir dengan bersatunya salik[4] dengan Dewaruci, yang membawa sang salik mengenal diri

sendiri. Jadi sebenarnya Manunggaling Kawula Gusti menghasilkan orang yang mengenal dirinya sampai sedalam-salamnya. Efeknya, dapat

menjadikan orang tersebut sombong rohani karena ia sudah melakukan perjalanan rohani yang panjang dan dalam.

Tidak demikian dengan kesatuan orang percaya dengan Yesus. Ini akan menghasilkan pengenalan yang sejati tentang Dia, yang kemudian menghasilkan orang percaya yang rendah hati dan berkarakter seperti Yang Dikenalnya.

Walaupun demikian, jika jembatan ini dapat disampaikan dengan cara yang tepat, kisah ini akan tetap menjadi sarana yang baik untuk membawa orang Jawa pada Yesus Kristus, Sang Air Kehidupan yang Sejati.

Daftar Pustaka

(8)

19 | P a g e

Ladd, G.E. Teologia Perjanjian Baru Jilid 2. Bandung: Yayasan Kalan Hidup, 2000.

Mulyono, Sri. Wayang dan Filsafat Nusantara. Jakarta: Gunung Agung, 1982.

Sumber: http://sttbereasalatiga.blogspot.co.id/2012/07/mistik-nawaruci-dan-mistik-bimasuci.html

Referensi

Dokumen terkait

Tempat yang terletak di tepi selatan di mana sungai Yordan keluar dari danau Galilea menuju Laut Mati ini dipro- mosikan oleh pemerintah Israel sebagai tempat di

Memang dapat menimbulkan frustrasi bagi para penyandang cacat menghadapi kenyataan bahwa berbagai hambatan arsitektural di dalam bangunan-bangunan dan fasilitas-fasilitas

Kesimpulan dari penelitian ini adalah usaha sapi perah rakyat di Kecamatan Cepogo masih menguntungkan dengan skala pemilikan rata-rata 3 ekor sapi laktasi, biaya

Secara teoritis, semakin banyak jumlah wisatawan dan semakin lama wisatawan tinggal di suatu daerah tujuan wisata, maka semakin banyak pula uang yang dibelanjakan di

Dalam proses desain ulang parapodium dinamik dilakukan penyesuaian beberapa ukuran produk agar ergonomis dengan ukuran dan bentuk tubuh orang dewasa Indonesia dengan mengacu

Hale, Museum Making; Narratives, Architecture, Exhibitions (pp.. New

Dengan perkenan Tuhan Yesus Kristus, Sang Kepala Gereja, akan dilakukan Peneguhan Penatua pada Minggu, 25 Mei 2014 dalam Kebaktian II dan dilayani

71 Ketika Petrus kembali ke pintu masuk pekarangan, seorang gadis pelayan melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ, “Orang ini juga bersama dengan Yesus yang