• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hari Air Dunia diperingati setiap NEWSLETTER AMPL AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN. Peringatan Hari Air Dunia Agenda.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hari Air Dunia diperingati setiap NEWSLETTER AMPL AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN. Peringatan Hari Air Dunia Agenda."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

NEWSLETTER AMPL

AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN

Edisi Maret 2009

Agenda

‹ 02 Februari 2009

Presentasi Pemasaran Sanitasi (UNICEF) Sekretariat Pokja AMPL - Jakarta ‹ 03 Februari 2009

Pre-Workshop “Akses AMPL: Kemitraan Multi Pihak untuk

Mencapai Millennium Development Goals (MDGs)” R. Sapta Taruna Departemen Pekerjaan Umum - Jakarta ‹ 06 Februari 2009

Rapat Finalisasi Katalog Opsi Pengelolaan Air Minum - Rumah Tangga (PAM-RT)

RR Gd.D1 Lt.IV Ditjen P2PL, Departemen Kesehatan - Jakarta ‹ 09 Februari 2009

Workshop Nasional MTDP dan Action Plan 2010-2014

Hotel Shangrilla - Jakarta

Pertemuan Pejabat Eselon 2 Departemen yang terkait AMPL Hotel Shangrilla - Jakarta

‹ 09 - 13 Februari 2009

Pelatihan MPA-PHAST bagi Fasilitator di Enam Kelurahan Kota Kupang - Nusa Tenggara Timur

‹ 09 - 14 Februari 2009 Finalisasi RKJM

Jawa Tengah/Banten/Gorontalo/Nusa Tenggara Timur ‹ 10 Februari 2009

Rapat Jejaring AMPL

Kantor ESP, Ratu Plaza Lt.17 - Jakarta Lokakarya Hasil KAP Baseline Survey Provinsi Papua

Rapat Workshop Roadshow Ecocity RR Bappenas - Jakarta ‹ 11 Februari 2009 Rapat Teknis City Sanitation Summit Kantor ESP, Ratu Plaza Lt.17 - Jakarta Audensi Pokja AMPL Nasional

RR Pimpinan Lt.II Kantor Gubernur Makassar - Makassar ‹ 11 - 13 Februari 2009

Sosialisasi PID Perkotaan dan Penguatan Pokja Provinsi Papua

Kunjungan Supervisi Program WES Mataran - Nusa Tenggara Barat ‹ 11 - 14 Februari 2009

Pelatihan Keterampilan Fasilitasi dan Komunikasi Dasar Kota Ambon - Maluku

‹ 12 Februari 2009

Lokakarya Sehari Kerjasama Bappenas-Plan RR SS3, Bappenas - Jakarta ‹ 16 Februari 2009

Rapat Koordinasi Lokakarya Konferensi Sanitasi Perkotaan RR Direktorat Perkim Lt.3, Bappenas - Jakarta ‹ 16 - 20 Februari 2009

Pelatihan CLTS bagi Fasilitator di Enam Kelurahan Kota Kupang - Nusa Tenggara Timur ‹ 17 Februari 2009 Diskusi Media “Bedah Banjir”

R. Dirgantara 2 Lt.2, Hotel Ambhara - Jakarta ‹ 17 - 19 Februari 2009

Lokakarya Nasional Konsolidasi Pembelajaran Pelaksa-naan Pembangunan Sanitasi dengan Pendekatan Berbasis Masyarakat di Indonesia

Hotel Lido Lakes Resort and Conference - Bogor

Workshop on Knowledge Transfer & Capacity Building for Water & Sanitation Services in Asia & the Pasifi c

Bangkok - Thailand ‹ 17 - 21 Februari 2009

World Water Week 2009

“Tracking Global Water Challenges” Washington DC - United States of America

berlanjut ke halaman 2...

foto: OM

AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN

H

ari Air Dunia diperingati setiap

tanggal 22 Maret dan tema tahun 2009 adalah “Transboundary

Wa-ter Management” atau popular dengan motto

‘sharing water, sharing opportunities’ yang kira-kira bermakna ‘berbagi air, berbagi ke-hidupan’.

Pada kesempatan kali ini, Oxfam GB bersama dengan mitra lokal Bina Masyarakat Mandiri (BMP) dengan didukung oleh Ke-lompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan, PMI Jakarta Utara, dan Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Jakarta Utara, menyelenggarakan peringatan hari air dunia bertempat di RW 10 Kelurahan Suka-pura Kecamatan Cilincing dan RW 03 Kelu-rahan Pegangsaan Dua, Kecamatan Kelapa Gading Jakarta Utara.

Kegiatan yang dilakukan berbentuk sederhana tapi langsung dilakukan di tengah masyarakat dengan melibatkan ibu-ibu dan anak-anak. Kegiatannya ada 3 (tiga). Perta-ma, Gerak Jalan Sehat melibatkan sekitar 100 ibu rumah tangga yang berkeliling membawa

leafl et Hemat Air yang disebarkan di sepan-jang perjalanan, termasuk menempelkan poster hemat air di tempat strategis. Kemu-dian dilanjutkan dengan bincang santai de-ngan topik seputar air minum dan penyehatan lingkungan dipandu oleh fasilitator dari PMI dan Oxfam. Sementara anak-anak bergabung mengikuti lomba gambar bertema air. Peserta lomba terlihat antusias walaupun kemudian sebagian besar gambarnya masih berupa gambar kapal dan laut.

Kegiatan ini menjadi bermakna ketika kemudian bersentuhan langsung dengan masyarakat yang dalam kesehariannya masih berkutat dengan masalah banjir, sampah, air buangan yang mencemari kali, dan keterse-diaan air minum yang belum memadai. Ke-hadiran mereka dalam kegiatan ini semoga bisa menggugah kesadaran mereka akan pentingnya menjaga lingkungan. Bagi me-reka berbagi air berbagi kehidupan adalah keseharian mereka. Bagi mereka Hari Air Dunia sepertinya terjadi setiap hari. Entah bagi pengambil keputusan??? OM

(2)

Agenda

‹ 18 Februari 2009

Lokakarya Mekanisme Koordinasi Pokja AMPL Pusat - Propinsi - Kabupaten/Kota

Nusa Tenggara Timur ‹ 23 Februari 2009 Rapat Jejaring AMPL Sekretariat Pokja AMPL - Jakarta

2nd National Open Network Conference Collaborative Knowledge Network Indonesia (CKNet-INA)

Hotel Grand Kemang - Jakarta ‹ 23 - 26 Februari 2009

Lokakarya Nasional Konsolidasi Pelaksanaan Kebijakan Nasional AMPL-BM Tahun 2009 Wilayah Timur Kuta - Bali

‹ 24 Februari 2009

Sosialisasi PID Perkotaan dan Perdesaan Jayapura - Ambon - Makassar ‹ 27 Februari 2009

Diskusi Kajian UU No.18 Th.2008 tentang Pengelolaan Sampah RR SS3, Bappenas - Jakarta

‹ 02 Maret 2009

Dialog Kebijakan Pengelolaan Air Minum Tingkat Rumah Tangga Keluarga Miskin Kota

Denpasar - Bali ‹ 03 Maret 2009 - Rapat Jejaring AMPL

- Presentasi dan Diskusi Petunjuk Praktis Teknologi AMPL-BM RR Lt.6 Wisma Bakrie 2 - Jakarta

‹ 03 - 06 Maret 2009

Lokakarya Nasional Konsolidasi Pelaksanaan Kebijakan Nasional AMPL-BM Tahun 2009 Wilayah Barat Hotel Arion Swiss Bel, Bandung - Jawa Barat ‹ 06 Maret 2009

Diskusi Pembahasan Tindak Lanjut Kegiatan Studi AMPL Sekretariat Pokja AMPL - Jakarta

‹ 10 - 14 Maret 2009

Lokakarya dan Pelatihan Penyusunan Rencana Strategis AMPL Kota Ambon

Hotel Tirta Kencana - Ambon ‹ 11 - 14 Maret 2009

Orientasi CLTS/STBM Program SANIMAS Hotel Puri Khatulistiwa, Sumedang - Jawa Barat ‹ 12 Maret 2009

Kunjungan Studi Kerja Lapangan (Cross Learning Visit) Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar dan Care International Indonesia Banda Aceh ke Pokja AMPL Nasional Sekretariat Pokja AMPL - Jakarta ‹ 12 - 13 Maret 2009

Workshop Penyusunan Panduan Petaka (Resource Kit) WSLIC

Hotel Puri Jaya - Jakarta ‹ 13 Maret 2009 Rapat Jejaring AMPL Sektretariat Pokja AMPL - Jakarta ‹ 16 Maret 2009

Pelatihan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) SANIMAS 2009 -Angkatan I

Hotel Kusuma Sahid Prince, Solo - Jawa Tengah FGD Penyusunan RPJMN 2010-2014 Bidang Permukiman RR SS.1-2 Bappenas - Jakarta

Rapat Jejaring AMPL - Johnson&Johnson Sekretariat Pokja AMPL - Jakarta ‹ 17 Maret 2009

Rapat Policy Action Road Map MDGs RR 301, Bappenas - Jakarta

FGD Penyusunan RPJMN 2010-2014 Bidang Permukiman RR SS.4, Bappenas - Jakarta

‹ 18 Maret 2009

Workshop Review Pembelajaran Stakeholder STOPs

JW Marriot Hotel, Surabaya - Jawa Timur

International Workshop on Sanitation Domestic Wastewater

Grand Hyatt - Jakarta ‹ 19 Maret 2009

Expose Meeting National Program Capacity Building untuk

Kesinambungan Pasca WSLIC-2 (Exit Strategy) Hotel Puri Avia Resort, Puncak - Bogor ‹ 20 Maret 2009

Kunjungan Advisor Plan International Bangkok untuk Penerapan STBM

Kabupaten Trenggalek - Jawa Timur

foto-foto: OM

F

akta dan kondisi di lapangan menunjukkan bahwa penyediaan sarana dan prasarana sanitasi yang memenuhi persyaratan di In-donesia sampai saat ini belum dapat terpenuhi se-cara optimal. Maka tidak mengherankan apabila sampai saat ini lebih dari 100 juta penduduk yang tersebar di 30 ribu desa masih kesulitan memper-oleh akses terhadap fasilitas sanitasi dasar.

Berdasarkan itu dan dalam rangka memperi-ngati Hari Air Dunia 2009, pada tanggal 23 Maret 2009 di stasiun televisi MetroTV di adakan acara bertajuk “MDGs Insight on World Water Day” dengan tema Perluasan Akses Air Bersih Untuk Menurunkan Angka Kemiskinan.

Buruknya pelayanan sanitasi merupa-kan kendala serius dalam mengurangi tingkat kemiskinan dan dalam meningkatkan kesehat-an masyarakat. Akibatnya masyarakat harus menanggung beban berupa menurunnya kuali-tas lingkungan dan memburuknya tingkat ke-sehatan masyarakat. “Dampak keke-sehatan akibat sanitasi yang buruk juga menyebabkan Indone-sia kehilangan 60 trilyun rupiah per tahunnya,” sambung Direktur Permukiman dan Perumahan

BAPPENAS, Budi Hidayat.

Banyak hal yang menjadi kendala dalam pemenuhan kebutuhan akan akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak ini, diantaranya adalah masih rendahnya komitmen pemerintah atau pemerintah daerah dalam pembangunan sa-rana dan prasasa-rana air minum dan sanitasi. Selain itu, banyak sarana dan prasarana yang terbangun tidak terpelihara dan tidak berlanjut pengelolaan-nya. Hal ini dikarenakan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan lingkungan yang masih rendah.

Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah melakukan berbagai upaya dengan mengguna-kan pendekatan yang melibatmengguna-kan partisipasi masyarakat. ”Pendekatan yang bottom up akan jauh lebih efektif,” Eddy Soedjono, pengamat air minum dan penyehatan lingkungan dari Ins-titut Teknologi Sepuluh November (ITS) Sura-baya mengamini. Ia menambahkan, ”Sejak awal masyarakat sudah dilibatkan dalam pencarian solusi sehingga tercipta kerjasama antara peme-rintah dan masyarakat dalam mengatasi perso-alan.” Selamat Hari Air Dunia! DHA

MDGs Insight on World Water Day

MetroTV, 23 Maret 2009

”Perluasan Akses Air Bersih Untuk Menurunkan Angka Kemiskinan”

Kegiatan di Hari Air Dunia 2009

(3)

Kunjungan Studi Kerja Lapangan (Cross Learning Visit)

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar dan Care International Indonesia

Banda Aceh ke Pokja AMPL Nasional

D

alam rangka mengkaji

keber-hasilan dan kegagalan pemba-ngunan sarana dan prasarana AMPL, Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar dengan Care International

Indo-nesia Banda Aceh melakukan kunjungan

lapangan ke Pokja AMPL Kabupaten So-lok Provinsi Sumatera Barat dan Pokja AMPL Nasional di Jakarta. Kunjungan ke Pokja AMPL Nasional dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2009 bertempat di Sekretariat Pokja AMPL Nasional, Jalan

Cianjur No 4 Menteng, Jakarta Pusat. Dalam menyambut tamu dari Aceh Besar tersebut, unsur Pokja AMPL Na-sional yang hadir antara lain dari Bappe-nas dan Departemen Pekerjaan Umum. Sementara dari Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar, unsur yang hadir antara lain dari Bappeda, Bappedalda, Dinas Kesehatan, dan Dinas Bina Marga dan Cipta Karya. Selain itu hadir pula unsur Bappeda Provinsi NAD, para Camat dari beberapa kabupaten dan staf Care.

Dalam diskusi yang berkembang, banyak dikemukakan pertanyaan seputar upaya-upaya yang harus dilakukan untuk bisa memperoleh bantuan pembangunan AMPL di Kabupaten Aceh Besar. Reko-mendasi yang diberikan antara lain ada-lah untuk belajar ke Pokja Provinsi NAD yang telah menyusun strategi sanitasi,

untuk kemudian diajukan jika memang dibutuhkan bantuan. Tak lupa Handy Le-gowo dari Departemen Pekerjaan Umum mengingatkan agar tidak melupakan prinsip berbasis masyarakat, dan kontri-busi pemerintah daerah dalam rencana pembangunan AMPL daerah. DYO

Lokakarya Nasional Konsolidasi Pelaksanaan

Kebijakan Nasional AMPL-BM Tahun 2009

P

enguatan kapasitas bagi

Ke-lompok Kerja Air Minum

dan Penyehatan

Lingkung-an (Pokja AMPL) tetap menjadi

prioritas menjelang berakhirnya

WASPOLA 2. Hal ini terkait dengan

adanya indikasi bahwa lebih dari

75 % anggota Pokja AMPL daerah

adalah orang baru baik di tingkat

provinsi maupun kabupaten,

sehu-bungan dengan kebijakan

pemerin-tah tentang Satuan Organisasi

Tata-laksana Kepemerintahan (SOTK).

Terdapat dua isu penting yang perlu

mendapatkan penanganan melalui

kegiatan penguatan kapasitas yaitu

i) pendekatan program yang perlu

dilakukan oleh daerah dalam upaya

melaksanakan berbagai upaya

da-lam pencapaian target MDGs dan

keberlanjutan pembangunan AMPL

di daerahnya, ii) strategi daerah

da-lam upaya pencapaian target MDGs

sebagai salah satu tolok ukur

ke-mandirian kelompok kerja terhadap

pelaksanaan program pembangunan

AMPL di daerahnya.

Isu keberlanjutan pembangunan

AMPL di daerah dan MDGs ini

men-jadi bahasan utama dalam Lokakarya

Nasional Konsolidasi Pelaksanaan

Kebijakan Nasional AMPL

Berba-sis Masyarakat Tahun 2009 yang

diselenggarakan pada 23 – 26 Maret

2009. Acara yang dihadiri oleh

seki-tar 80 orang anggota Pokja AMPL

untuk bagian Timur ini, dibuka oleh

Kasubdit. Air Minum dan Air

Lim-bah, Bappenas. Dalam sambutannya

Nugroho Tri Utomo menyampaikan

bahwa pengarusutamaan

pelaksana-an kebijakpelaksana-an terhadap upaya

pen-capaian target MDG’s Bidang Air

Minum dan Sanitasi Dasar menjadi

penting sebagai bagian dari upaya

operasionalisasi Renstra AMPL

yang telah disusun di masing-masing

daerah.

Untuk itu, diharapkan melalui

lokakarya ini Pokja AMPL Daerah

memiliki dan melaksanakan rencana

aksi menuju pencapaian target MDGs

Bidang Air Minum dan Sanitasi Dasar

dan melakukan serta meningkatkan

sinergi dengan program-progam

AMPL terkait dalam upaya

keberlan-jutan pembangunan AMPL. DHA

Tampak perwakilan Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar dan Care International Indonesia Banda Aceh sedang berdiskusi dengan

(4)

Dialog Kebijakan Pengelolaan Air Minum di Tingkat Rumah Tangga

(PAM-RT) untuk Kelompok Miskin Kota

D

isadari bersama bahwa

kelom-pok miskin kota masih mengala-mi kesulitan untuk memperoleh layanan air minum. Salah satu isu yang mengemuka adalah masih relatif kurang-nya pilihan sumber air minum bagi ke-lompok miskin kota. Mencermati hal ini, Bali Fokus bekerjasama dengan

South-east Asia Urban Environmental Manage-ment Applications (SEA-UEMA) Project,

sebuah proyek kerjasama antara Asian

Institute of Technology dan Canadian In-ternational Development Agency,

menye-lenggarakan dialog tersebut di atas. Pertemuan dilaksanakan di Denpasar pada tanggal 2 Maret 2009, dengan di-hadiri oleh berbagai pihak diantaranya pemerintah pusat yang diwakili oleh Pokja AMPL Nasional, dan Departemen Kesehatan; pemerintah daerah di Bali;

perguruan tinggi, dan beberapa LSM. Pada kesempatan tersebut, peserta berkesempatan mendapatkan penjelasan kebijakan nasional PAM-RT, selain juga saling bertukar pengalaman tentang pi-lihan sumber air minum non perpipaan khususnya bagi kelompok miskin kota dari berbagai proyek percontohan, dan ditutup dengan kunjungan lapangan ke lokasi Sanimas. OM

Diskusi Regulasi Peraturan Perundang-Undangan

Terkait Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (PSBM)

D

engan terbitnya

Undang-Un-dang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, tampaknya tak hanya Pemerintah Pusat yang sibuk dalam mempersiapkan per-aturan turunannya, seperti perper-aturan pemerintah dan lainnya. Kesibukan juga terasa di berbagai daerah.

Pemerintah daerah terutama, bersa-ma stakeholder-nya, sibuk berbenah da-lam mengimplementasi undang-undang sampah yang baru itu. Sudah banyak daerah yang pemda-nya menyiapkan tempat-tempat sampah untuk pemilahan. Demikian pula fasilitas di Tempat Pem-buangan Akhir (TPA).

Sebuah diskusi mengupas soal sampah bertema “Diskusi Regulasi Per-aturan Perundang-Undangan Terkait

Pe-ngelolaan Sampah Berbasis Masyarakat” digelar pada Jumat, 27 Februari 2009, di Bappenas Jakarta .

Diskusi yang digagas Pokja AMPL bersama LSM Borda ini menghadirkan pembicara; Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup Ujang Solihin Sidik, Kepala Subdit Pe-ngelolaan dan Pengusahaan Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman PU Endang Setyaningrum, Dosen Fakultas Hukum Universitas Has-sanudin Makassar Laode M. Syarif, dan Direktur CBTEC-LPTP Surakarta Popo Riyanto.

Ujang Solihin Sidik mengatakan sampah tak hanya menjadi isu regional dan tidak cukup diselesaikan oleh satu daerah saja. “Sampah ini menjadi isu global, menjadi persoalan dunia, dengan gas metan penyebab pemanasan global,” tuturnya.

Untuk itu, tambah Ujang, pemerin-tah pusat terus mengejar regulasi agar daerah siap dan segera menyelesaikan persoalan sampah. Undang-Undang No-mor 18 Tahun 2008 mengamanatkan 11 peraturan pemerintah dan pemerintah pusat membaginya dalam tidak kelom-pok, yaitu rencana peraturan pemerin-tah pengurangan sampah, penanganan

sampah, dan pengolahan sampah spesi-fi k. “Pesan undang-undang pengelolaan sampah adalah mengolah dan mendaur-ulang,” tegasnya.

Sementara Endang Setyaningrum menjelaskan dasar hukum dan pembe-lajaran pelaksanaan program 3R oleh Departemen Pekerjaan Umum. Diskusi ini juga semakin lengkap dengan adanya penjelasan Laode M. Syarif yang mem-fokuskan pada konvensi internasional terkait persampahan.

Selanjutnya Popo Riyanto menyoroti pelaksanaan pengelolaan sampah yang sudah berjalan di berbagai daerah saat ini. Menurutnya, undang-undang penge-lolaan sampah memberikan banyak ke-sempatan bagi para pengelola sampah mandiri untuk mendapatkan insentif dari pemerintah daerahnya.

“Masih banyak kelompok-kelompok masyarakat yang mengalami kendala, terutama infrastruktur, untuk mengelola sampah. Dan ini menjadi tanggung jawab pemda sebenarnya,” tutur Popo.

Tampaknya, keberhasilan pengelola-an sampah hpengelola-anya akpengelola-an menjadi harappengelola-an bila masing-masing pemerintah daerah tidak melaksanakan peraturan sesuai dengan tanggung jawabnya. BW

Para peserta diskusi sedang memperhatikan salah satu presentasi. foto: Bowo

(5)

Lokakarya Promosi Penyediaan Air Minum, Sanitasi dan Higinitas

melalui Corporate Social Responsibility (CSR)

B

eberapa tahun terakhir, pelu-ang untuk menjadikan CSR sebagai salah satu sumber pendanaan air minum dan sanitasi semakin besar. Terlihat dari mulai maraknya lokakarya yang memper-temukan pemerintah dan perusahaan. Salah satu diantaranya adalah loka-karya yang diadakan oleh Indonesia

Business Links (IBL) di Jakarta pada

tanggal 5 Maret 2009. Diharapkan dari lokakarya ini dapat dihasilkan kesepakatan antara pemerintah dan perusahaan tentang kegiatan yang da-pat dibiayai melalui CSR.

Pada kesempatan tersebut,

loka-karya dibuka oleh Yanti Koestoer selaku Direktur Pelaksana IBL. Seba-gai pembicara adalah Yan (Danone), Mira Kusmarini (Ashoka), dan Os-war Mungkasa (Jejaring AMPL/Pokja AMPL Nasional). Satu hal yang me-narik dari lokakarya ini adalah diper-temukannya secara langsung pihak pemerintah yang diwakili oleh

Indo-nesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP) dan pemerintah

daerah terkait yang menyampaikan usulan kegiatan yang layak didanai melalui CSR dan pihak swasta yang berminat mendanai kegiatan sanitasi.

Kegiatan ini merupakan

kelan-jutan dari Lokakarya Pendahuluan ”Akses Air Minum dan Penyehatan Lingkungan: Kemitraan Multi Pihak untuk Mencapai Millenium

Develop-ment Goals (MDGs)” yang

merupa-kan kerjasama Departemen Pekerjaan Umum (DPU) dan IBL bertempat di DPU pada tanggal 3 Februari 2009. Pada lokakarya tersebut, Dirjen Cipta Karya DPU berkesempatan mem-buka acara dan dilanjutkan dengan pencerahan berjudul ”Harmonisasi Program dan Kemitraan Multi-Pihak untuk Mencapai MDGs” oleh Erna Witoelar. OM

International Workshop on Sanitation:

Domestic Wastewater

P

rogram pembangunan air minum dan penyehatan ling-kungan (AMPL) di Indonesia sudah banyak dilaksanakan. Namun, upaya untuk mengevaluasi program-program tersebut masih sering terlu-pakan. Untuk itu, Bapedal Provinsi Jawa Timur, ITS Surabaya bekerja-sama dengan Uni Eropa dibawah program DIM SUM (Innovative

Deci-sion Making for Sustainable Manage-ment of Water in Developing Coun-tries) melakukan sebuah penelitian

untuk mengobservasi, menganalisis dan mengevaluasi program-program AMPL yang sudah dilakukan.

Dalam rangka mendiseminasikan dan mengevaluasi hasil studi terse-but, maka diselenggarakan sebuah lokakarya bertajuk International

Workshop on Sanitation: Domestic Wastewater yang berlokasi di Ruang

Krakatau Grand Hyatt, Jakarta pada tanggal 18 Maret 2009.

Lokakarya ini dihadiri oleh ber-bagai instansi baik dari pemerintah, organisasi nonpemerintah, pelaksana proyek maupun institusi pendidikan. Acara ini sendiri dibuka oleh Direktur Permukiman dan Perumahan Bappe-nas. Sebagai pemateri dalam loka-karya ini yaitu: (i) Eddy Soedjono dari ITS Surabaya; (ii) Markus Starkl dari BOKU Vienna, Austria; (iii) Djoko Mursito dari Departemen Pekerjaan Umum; (iv) Dewi Putriatni dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Jawa Timur; (v) Gary Swisher dari WASPOLA; dan (vi) Nugroho Tri Utomo dari Bappenas.

Fokus utama dalam lokakarya ini adalah evaluasi terhadap beberapa opsi teknologi untuk pengolahan air limbah yang dilakukan di DAS Sungai

Brantas, tepatnya di daerah Mojokerto. Teknologi yang dievaluasi terdiri dari: (i) Toilet dengan septic tank; (ii) SA-NIMAS; dan (iii) Ecosan. Sesuai de-ngan judul program ini sendiri, yaitu berkaitan dengan proses pengambilan keputusan, maka keluaran dari studi ini adalah berupa rekomendasi opsi teknologi yang sesuai diterapkan di daerah tersebut. DYO

Salah satu peserta lokakarya sedang mempresentasikan materinya foto: Dyota

(6)

MDGs yang merupakan hasil dari kerjasama Bap-penas-Plan Indonesia, yang kemudian materinya disem-purnakan oleh WASPOLA banyak diminati. Namun sayang sekali karena ke-terbatasan kuantitas, maka tidak seluruh permintaan dapat dipenuhi. Meskipun demikian, minat yang cukup tinggi tersebut hendaknya dipandang sebagai peluang yang baik untuk mensosiali-sasikan mengenai mandat pencapaian MDGs yang di-emban oleh negara ini, ter-utama dalam memperbaiki kondisi AMPL di Indonesia.

DYO

Lokakarya Nasional Konsolidasi Pembelajaran Pembangunan Sanitasi

dengan Pendekatan Berbasis Masyarakat di Indonesia

C

ommunity Led Total Sanitation

(CLTS), sebuah pendekatan pembangunan sanitasi yang menekankan pada perubahan perilaku, telah banyak dipraktekkan di seluruh penjuru Indonesia. Pelakunya sendiri beragam, mulai dari pemerintah daerah,

lembaga swadaya masyarakat, proyek, pergurutan tinggi, maupun masyarakat sendiri. Berbeda pelaku, berbeda daerah, bisa jadi berbeda strategi. Dalam rangka mengumpulkan pembelajaran dari prak-tek CLTS dari masing-masing pelaku dan daerah, maka pada tanggal 17 – 19 Februari 2009, bertempat di Lido Lakes

Resort & Conference, diselenggarakan

lokakarya untuk konsolidasi pembe-lajaran pembangunan sanitasi dengan pendekatan berbasis masyarakat di Indonesia, dimana materi spesifi k ada-lah membahas mengenai implementasi CLTS.

Sebanyak 34 peserta yang berasal dari unsur pemerintah daerah, proyek, LSM, perguruan tinggi dan tokoh masyarakat berkumpul untuk membagi pengalaman lapangan terkait CLTS. Mencuat beberapa pembelajaran

me-narik dalam lokakarya ini, mulai dari praktek pemicuan di malam hari, pem-buatan buku saku keterkaitan agama dengan buang air besar sembarangan, pemberian reward bagi desa yang su-dah bebas buang air besar sembarangan (open defecation free/ODF), dan banyak pembelajaran lainnya.

CLTS mengubah mindset masya-rakat untuk berubah perilakunya agar tidak buang air besar secara sembarang-an lagi. Meskipun demikisembarang-an, CLTS masih fase awal. Upaya menuju pening-katan akses terhadap fasilitas sanitasi yang memadai masih panjang. Meskipun demikian, Nugroho Tri Utomo dari Bap-penas dalam sambutannya menyatakan bahwa kita layak optimis bahwa melalui CLTS ini, upaya perbaikan sanitasi di Indonesia akan berkembang lebih pesat.

DYO

D

alam rangka memperingati

Dies Emas ITB, digelar Pa-meran Inovasi IPTEKS yang berlokasi di Campus Center Institut Teknologi Bandung. Dalam pameran tersebut, digelar berbagai karya muta-khir dan inovatif sebagai tawaran solusi alternatif lain tentang persoalan energi dan lingkungan.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pun tak keting-galan ikut berpartisipasi dalam pameran ini. Pada booth Bappenas ini, produk dari Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) dipamerkan, mulai dari leafl et-leafl et, majalah Percik dan Percik Yunior, bu-klet serta CD fi lm dokumenter MDGs, dan masih banyak yang lainnya.

Seorang narasumber dari Bappenas menyatakan bahwa fi lm dokumenter

Pameran Inovasi IPTEKS, Campus Center ITB

Para pembicara dalam Lokakarya Nasional Konsolidasi

Pembelajaran Pembangunan Sanitasi dengan Pendekatan Berbasis Masyarakat di Indonesia foto: Dyota

Tampak stand pameran milik BAPPENAS yang ikut serta dalam pameran tersebut foto: Dyota

(7)

Memantau Karbon

Kompas - 26 Februari 2009

K

arbon adalah tulang punggung ke-hidupan. Unsur ini merasuki semua makhluk di muka bumi dan terus ber-putar dalam siklus yang seimbang. Daur alami karbon mulai terusik ketika manusia mulai menggunakan senyawa karbon sebagai bahan bakar penggerak mesin peradabannya.

Karbon terkandung dalam senyawa gene-tik makhluk hidup. Di alam karbon pun me-ngalami daur. Karbon terlepas ke udara seba-gai gas karbon dioksida (CO2)sisa pernapasan makhluk hidup dan pembakaran. Gas ini akan diserap tumbuhan untuk membantu proses fo-tosintesis hingga terkubur di bumi.

Bumi memiliki daya lebih untuk menye-rap CO2 lalu menyimpannya. Namun, itu terjadi pada masa lalu ketika hutan begitu rapat menutupi daratan. Kini, daya isap CO2 oleh bumi telah melemah. Masalahnya bu-kan hanya karena hutan terus dibabat hingga nyaris gundul, bahkan gas karbon dan ”ke-lompoknya”, seperti sulfur (S), nitrogen (Ni), metana (CH4), dan ozon, yang biasa disebut gas rumah kaca, kian memadati angkasa hing-ga memperburuk lingkunhing-gan bumi. Menhing-gapa bisa terjadi?

Ketika James Watt menemukan mesin uap berbahan bakar batu bara pada abad ke-19 yang mengawali Revolusi Industri, se-jak itu gas karbon termasuk gas rumah kaca lainnya—mulai diemisikan ke atmosfer dari waktu ke waktu, tanpa henti hingga meningkat secara eksponensial.

Pola ekonomi dan gaya hidup masyarakat modern itu yang terus mengeksploitasi sumber karbon, seperti membakar sumber hidrokar-bon berupa migas dan batu bara, menyebab-kan naiknya temperatur bumi akibat efek gas rumah kaca.

Pelepasan karbon

Seberapa besar karbon yang tersimpan dan terlepas ke atmosfer saat ini terus dihitung para ahli. Guna menyusun neraca karbon, pe-nelitian mereka mencakup peran semua unsur di muka bumi dalam menyerap karbon, mulai dari hutan, laut, sungai, dan makhluk hidup.

Berdasarkan data tahun 2005, menurut Raupach, emisi karbon akibat pembakaran BBM dan aktivitas industri mencapai 5,9 giga ton per tahun, sedangkan akibat pembukaan lahan mencapai 1,2 giga ton per tahun.

Adapun penelitian di Indonesia, antara lain dilakukan Sutopo Purwo Nugroho, ahli hidrologi dan pengelolaan sumber daya air BPPT, dilakukan untuk melihat peran sungai dalam siklus karbon karena berfungsi sebagai penghantar lateral karbon dari daratan menuju lautan.

Penelitian Sutopo yang tengah menjalani program doktornya di IPB menunjukkan,

su-ngai-sungai di Indonesia diperkirakan berkon-tribusi 10 persen dari karbon yang terlarut (DOC) dari daratan ke lautan di dunia.

Dari delapan sungai di Jawa, jumlah kar-bon terlarut mencapai sekitar 0,83 TgC per tahun (0,83 x 106 ton per tahun) atau hampir 1,2 persen DOC global dari sungai-sungai di dunia. Namun, dalam lingkup Indonesia, total kontribusi pemasukan karbon dari sungai ke laut mencapai 10 persen dari total dunia. Ini tergolong yang terbesar di dunia.

Sutopo menyimpulkan pelepasan karbon oleh sungai-sungai di Jawa lebih besar dari-pada sungai-sungai di dunia karena berkaitan dengan besarnya kepadatan penduduk di Jawa. Sungai-sungai kecil di pegunungan ternyata menjadi sumber terbesar pencemaran karbon organik ke lautan daripada perkiraan sebelum-nya, kata Sutopo.

Selama dua tahun hingga 2007 dalam South East Asia Regional Steering Committe, ia terlibat dalam riset penelitian neraca karbon di Lautan China Selatan yang meliputi perai-ran Asia Tenggara dan Asia Timur.

Pelepasan karbon dari bumi Nusantara ini juga tergolong besar, antara lain dari terbu-kanya lahan gambut di Kalimantan. Bambang Setiadi selaku Ketua Masyarakat Akunting Sumber Daya Alam dan Lingkungan Indone-sia (MASLI) beberapa waktu lalu mengung-kapkan, data lapangan serta remote sensing di Kalteng wilayah Sebangau, misalnya, dari luasan lahan gambut 7.347 km2 dengan vo-lume lahan sekitar 39,6 km3 memendam kar-bon sekitar 2,30 giga ton karkar-bon. Bila lahan gambut di kawasan itu terbuka, karbon yang terlepas dan terakumulasi di atmosfer akan menjadi sangat tinggi.

Skenario IPCC

Kecenderungan pelepasan karbon ini sulit dihentikan. Upaya yang mungkin ditempuh adalah menekan BBM dan menggantikan

dengan sumber energi terbarukan seperti sel surya, energi angin, dan mikrohidro, juga bio-fuel dan biogas.

Selain itu juga didorong pencegahan pe-nebangan hutan dan penanaman kembali ka-wasan vegetasi yang telah gundul melalui pro-gram Carbon Depletion Mechanism (CDM), yaitu dukungan pendanaan dari negara maju terhadap upaya-upaya untuk menekan emisi CO2.

Kesepakatan bangsa di dunia terhadap langkah menekan dampak pemanasan global atau perubahan iklim ditetapkan melalui ber-bagai pertemuan internasional atau PBB, antara lain terselenggara di Bali pada Desem-ber 2007.

Langkah konkret di negara maju meng-hadapi pemanasan global dan perubahan iklim global telah ditempuh beberapa negara. Penggunaan energi surya mulai digunakan di industri otomotif Jepang, misalnya, untuk mengurangi penggunaan listrik dari PLN bagi penerangan di pabrik. Hal sama juga diguna-kan di sejumlah rumah tangga Jepang.

Menghadapi kacaunya pola iklim dan meningkatnya hari panas serta sebaliknya menurunnya hari hujan dalam setahun, maka dikembangkan bibit tanaman pokok seperti padi, gandum, jagung, dan sorg.

Sementara itu, berkurangnya luas daratan akibat melelehnya es di kutub mengakibatkan banyak negara kepulauan, termasuk Indone-sia, akan kehilangan sebagian pulau-pulau-nya. Hal ini tentunya mendorong dilakukan penataan ulang tata ruang wilayah dan pola penyebaran penduduk di wilayah pantai dan pulau-pulau kecil.

Langkah-langkah yang harus ditempuh segera dalam menghadapi dampak pemanasan global ini memerlukan dukungan peraturan dan kebijakan pemerintah, serta pelibatan masyarakat sendiri. YUNI IKAWATI

Artikel

(8)

Pustaka dan Publikasi

Link

Buku:

- Data dan Informasi Kemiskinan Tahun 2007 (Buku 1: Provinsi)

- Data dan Informasi Kemiskinan Tahun 2007 (Buku 2: Kabupaten/Kota)

- Indikator Kesejahteraan Rakyat (Welfare Indica-tors) 2007

- Statistik Kesejahteraan Rakyat (Welfare Statis-tics) 2007 – Survei Sosial Ekonomi Nasional - CSR dan Pelestarian Lingkungan Mengelola

Dampak: Positif dan Negatif (Buku 2 CSR for Better Life: Indonesian Context)

- Menuju Prioritas Percepatan Pembangunan Sanitasi (Peduli Sanitasi Kabupaten Malang) - Melangkah Bersama Harapan Segera Jadi

Nya-ta (Peduli SaniNya-tasi KoNya-ta YogyakarNya-ta)

- Bekerja Sama dan Sama-Sama Bekerja untuk Sanitasi (Peduli Sanitasi Kota Medan)

- Bersama Mencipta Kota SenSanitasional - Peraturan Menteri Negara Pekerjaan Umum

Nomor 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pe-ngelolaan Air Limbah Permukiman

CD/VCD/DVD:

- CD Laporan Akhir Modul Teknologi Tepat Guna un-tuk Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat - CD P3B (Perencanaan dan Pengendalian

Pe-nanganan Bencana)

Laporan:

- Laporan District Lombok Timur Post Construc-tion Census Second Water and SanitaConstruc-tion for Low Income Community (WSLIC-2)

- Laporan District Malang Post Construction Cen-sus Second Water and Sanitation for Low In-come Community (WSLIC-2)

- Laporan District Sumenep Post Construction Census Second Water and Sanitation for Low Income Community (WSLIC-2)

Leafl et:

- Agenda Kursus/Pelatihan Lingkungan Hidup Tahun 2009

- PUSTEKLIM (Pusat Teknologi Limbah) – Establish-ment and ManageEstablish-ment of Appropriate Technology Center for Waste Water Treatment in Indonesia Majalah:

- Majalah Percik Yunior Edisi 7, November 2008 - Majalah Percik Bahasa Inggris Edisi Desember 2008 - Majalah Sumpitan (Suara Masyarakat Pinggiran

Hutan) No.21/ Oktober-Desember 2008 Newsletter:

- Newsletter AMPL (Air Minum dan Penyehatan Lingkungan) Edisi Februari 2009

Panduan:

- Petunjuk Praktis Partisipasi Masyarakat dalam

Penanggulangan Banjir

- Technical Manual Biosand Filter as a Household Water Treatment Option (Panduan Teknis Sa-ringan Pasir-Bio sebagai Pilihan Pengolahan Air Rumah Tangga)

- Guidelines for Drinking-Water Quality: First Adden-dum to Third Edition (Volume 1 Recommendations) - WSSLIC II Manual No. WSSLIC II/Trn/01

(Pem-berdayaan)

- WSSLIC II Manual No. WSSLIC II/ASS/01 (Kom-petensi Assessment)

Tesis:

- Analisis Kebutuhan Air Irigasi Padi Sawah de-ngan 5 Metoda Sistem Pemberian Hemat Air - Kajian Pemanfaatan Air di Daerah Pengaliran

Sungai Oyo

- Perencanaan Pengembangan Pemanfaat-an Mata Air dalam JaringPemanfaat-an Air Bersih bagi Masyarakat Jetisharjo

Untuk informasi lebih lengkap dapat langsung dilihat di http://www.ampl.or.id atau http://digilib-ampl.net

Kami juga menerima tulisan berita yang terkait AMPL, kirimkan tulisan Anda ke pokja@ampl.or.id atau redaksi@digilib-ampl.net

Tulisan yang terpilih akan di muat dalam newsletter cetak tiap bulannya.

- Asset-Based Community Development Institute (ABCD Institute)

http://www.sesp.northwestern.edu/abcd/

- World Water Day 2009

http://www.unwater.org/worldwaterday/fl ash-index.html

- 5th World Water Forum 2009 http://www.worldwaterforum5.org/ Alamat Sekretariat: Jl. Cianjur No.4 Menteng - Jakarta 10310 Hubungi: Telp/Fax: (6221) 31904113 e-mail: pokja@ampl.or.id Kunjungi juga http://yunior.ampl.or.id http://jejaring.ampl.or.id http://daerah.ampl.or.id http://gtps.ampl.or.id

Newsletter ini diterbitkan oleh: Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL)

[ Redaksi: Oswar, Fany, Dini, Dyota, Bowo, Willy, Wahyu, Meddy Design: Meddy ]

PERCIK

Y

U

N

I

O

R

Referensi

Dokumen terkait

RAD -AMPL Kabupaten Cirebon Tahun 2016 - 2020 berperan sebagai rencana pengembangan kapasitas daerah untuk perluasan program pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan

Rencana Aksi Daerah Penyediaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan selanjutnya disingkat dengan RAD AMPL adalah dokumen operasionalisasi kebijakan daerah

Rencana Aksi Daerah Penyediaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan yang selanjutnya disingkat RAD-AMPL, adalah dokumen operasionalisasi kebijakan daerah jangka menengah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada pengaruh secara simultan dari biaya produksi, biaya promosi dan volume penjualan terhadap laba, (2) ada pengaruh secara parsial dari

10.Rencana Aksi Daerah Penyediaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan yang selanjutnya disingkat RAD AMPL adalah dokumen operasionalisasi kebijakan Daerah jangka

Rencana Aksi Daerah Penyediaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan selanjutnya disingkat dengan RAD AMPL adalah dokumen operasionalisasi kebijakan daerah jangka menengah

Rencana Aksi Daerah Penyediaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2017-2021 yang selanjutnya disingkat RAD AMPL adalah dokumen operasional kebijakan daerah

Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan selanjutnya disingkat dengan RAD AMPL adalah dokumen operasionalisasi kebijakan Daerah jangka menengah dalam