• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDEKATAN KONSELING ISLAMI DEPRESI PADA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDEKATAN KONSELING ISLAMI DEPRESI PADA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENDEKATAN KONSELING ISLAMI DEPRESI PADA ISTRI KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)

Andari Setianingtyas¹; Syesaria Ayuning P. 2

¹ Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Jl Raya Dukuh Waluh, PO BOX 202 Purwokerto 53182

¹ Email : andarisetianingtyas@gmail.com

ABSTRAK

Keharmonisan rumah tangga merupakan sebuah hal yang pastilah diidamkan oleh semua istri di dunia. Tidak ada satupun istri yang menginginkan perlakuan kasar dari suaminya. Namun pada kenyataannya, banyak kasus kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan suami terhadap istri. Terlepas dari apa alasan suami melakukan kekerasan pada istrinya, Islam sangat membenci suami yang tidak memuliakan istrinya. Disisi lain, kekerasan dalam rumah tangga pasti menimbulkan dampak negatif terhadap istri yang menjadi korbannya. Mulai dari perasaan tertekan, takut, rasa tidak berdaya dan tidak percaya diri, stress, depresi, bahkan dapat menimbulkan keinginan bunuh diri. Pendekatan konseling islami diharapkan dapat menjadi salah satu intervensi yang dapat membantu istri yang mendapat kekerasan dari suaminya dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

ABSTRACT

Household harmony is a matter that must be desirable by all the wives in the world. None of the wife who wants her husband’s physical abuse. But in fact, many cases of domestic violence comitted husband to wife, Islam gates the husbandwho does not glorify his wife. On

the other hand, domestic violence must have a negativeimpact on the victim’s wife. Starting from feelings of depression, fear, helplessness and self esteem, stress, depression and may even lead to suicidal thought. Islamic counseling is expected to be one of the interventions

(2)

PENDAHULUAN

Isu penindasan terhadap wanita terus menerus menjadi perbincangan hangat. Salah satunya adalah isu tentang kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialami para istri. Perjuangan penghapusan KDRT nyaring disuarakan organisasi, kelompok atau bahkan negara yang meratifikasi konvensi mengenai penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan (Convention on the Elimination of All Form of Discrimination / CEDAW) melalui Undang-undang No 7 tahun 1984. Juga berdasarkan Deklarasi Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan yang dilahirkan PBB tanggal 20 Desember 1993 dan telah di artifikasi oleh pemerintah Indonesia. Bahkan di Indonesia telah disahkan Undang-undang No 23 Tahun 2004 tentang ‘Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga’. Kasus KDRT ini hampir disayangkan oleh semua pihak. Namun entah mengapa masih saja banyak para suami yang melakukan KDRT terhadap istri. Dijelaskan dalam HR. Bukhari no. 3331 dan Muslim no. 1468 bahwa memperlakukan istri beda sekali dengan memperlakukan pria. Karena istri diciptakan dari tulang rusuk dan sifatnya seperti itu pula. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berbuat baiklah pada para wanita. Karena wanita diciptakan dari tulang rusuk. Yang namanya tulang rusuk, bagian atasnya itu bengkok. Jika engkau mencoba untuk meluruskannya (dengan kasar), engkau akan mematahkannya. Jika engkau membiarkannya, tetap saja tulang tersebut bengkok. Berbuat baiklah pada para wanita.” (HR. Bukhari no. 3331 dan Muslim no. 1468).

Dalam kasus KDRT, pihak wanita yang lebih banyak dirugikan. Kerugian fisik dan psikis, bahkan tak jarang dijumpai wanita yang mengalami depresi disebabkan oleh KDRT yang dilakukan suaminya. Depresi biasanya timbul oleh rasa inferior sakit hati yang dalam , penyalahan diri sendiri dan trauma psikis (Kartono, 2002). Oleh karena itu, dalam artikel ini, akan dibahas bagaimana permasalahan yang dihadapi wanita yang mengalami KDRT dapat diatasi atau dapat diintervensi menggunakan pendekatan konseling islami.

PEMBAHASAN Tinjauan Teori

1. Pengertian Konseling

Kata konseling (counseling) berasal dari kata counsel yang diambil dari bahasa Latin yaitu counselium, artinya “bersama” atau “bicara bersama”. Pengertian “berbicara bersama-sama” dalam hal ini adalah pembicaraan konselor (counselor) dengan seorang atau beberapa klien (conselee). (Latipun, 2008).

Carl Rogers, seorang psikolog humanistic terkemuka, berpandangan bahwa konseling merupakan hubungan terapi dengan klien yang bertujuan untuk melakukan perubahan self (diri) pada pihak klien. Pada intinya Rogers dengan tegas menekankan pada perubahan sistem self klien sebagai tujuan konseling akibat dari struktur hubungan konselor dengan kliennya. (Latipun, 2008).

(3)

hidupnya, agar orang tersebut mampu mengatasi dirinya sendiri sehina timbul pada diri pribadinya suatu cahaya harapan kebahagiaan hidup saat sekarang dan masa depannya.

2. Pengertian Konseling Islami

Konseling islami adalah suatu aktifitas memberikan bimbingan, pelajaran, dan pedoman kepada individu yang meminta bimbingan (klien) dalam hal bagaimana seharusnya seorang klien dapat mengembangkan potensi akal fikirannya, kejiwaannya, keimanan dan keyakinan serta dapat menanggulangi problematika hidup dan kehidupannya dengan baik dan benar secara mandiri yang berparadigma kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah Rasulullah SAW. (Adz-Dzaky, 2002).

Menurut Rajab (2015), konseling islam merupakan bantuan terarah daripada seorang konselor terhadap klien yang menghadapi masalah, sehingga klien tersebut boleh menjalani hidup dengan lebih baik dan bahagia sesuai dengan panduan dan petunjuk al-Qur’an dan al-Sunnah. Oleh itu, Konseling Islam dapat diformulasikan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan kesedaran individu bagi meraih kebahagiaan hidup di dunia dan juga di akhirat.

Syamsu Yusuf (dalam Nuriah, 2013) menyatakan bahwa pendekatan konseling islami adalah konseling yang cara kerjanya berdasarkan agama islam, dimana dalam konseling islami merupakan proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu mengembangkan kesadaran dan komitmen beragamanya (primordial kemakhlukannya yang fitrah = tauhidullah) sebagai hamba dan khalifah Allah yang bertanggung jawab untuk mewujudkan kesejahteraan hidup bersama baik secara fisik-jasmaniah maupun psikis-ruhaniah, baik kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.

3. Ciri Khas Konseling Islam

Adz Dzaky (2002) menyebutkan ciri khas konseling islam yang sangat mendasar adalah, sebagai berikut :

a. Berparadigma kepada wahyu dan ketauladanan para Nabi, Rasul, dan ahli warisnya. b. Hukum konselor memberikan konseling kepada konseli klien dan konseli/klien yang

meminta bimbingan kepada konselor adalah waib dan suatu keharusan bahkan merupakan ibadah.

c. Akibat konselor menyimpang dari wahyu dapat berakibat fata; bagi dirinya sendiri maupun konseli/klien dan Allah menghukumi mereka sebagai orang yang mendustakan agama (kafir), melanggar agama dengan sengaja dan terang-terangan (zhalim), menganggap enteng dan mengabaikan agama (fasiq).

(4)

dengan Al-Hikmah, yaitu rahasia-rahasia dibalik segala peristiwa yang terjadi di dalam hidup dan kehidupan.

e. Konselor sejati dan utama adalah mereka yang dalam proses konseling selalu dibawah bimbingan atau pintu pimpinan Allah dan Al-Qur’an.

4. Teori-Teori Konseling dalam Islam a. Teori Al-Hikmah

Kata “Al Hikmah” dalam perspektif bahasa mengandung makna: 1) Mengetahui keunggulan sesuatu melalui suatu pengetahuan, sempurna, bijaksana, dan sesuatu yang tergantung padanya akibat sesuatu yang terpuji, 2) Ucapan yang sesuai dengan kebenaran, filsafat, perkara yang benar dan lurus, keadilan, pengetahuan dan lapang dada, 3) Kata “Al Hikmah” dengan bentuk jamaknya “Al Hikam” bermakna: Kebijaksanaan, ilmu dengan pengetahuan, filsafat, kenabian, keadilan, pepatah dan Alqur’an Al Karim.

Teori Al Hikmah adalah sebuah pedoman, penuntun dan pembimbing untuk memberi bantuan kepada individu yang sangat membutuhkan pertolongan dalam mendidik dan mengembangkan eksistensi dirinya hingga ia dapat menemukan jati diri dan citra dirinya serta dapat menyelesaikan atau mengatasi berbagai ujian hidup secara mandiri. Proses aplikasi pembimbing dan konseling dengan teori ini semata-mata dapat dilakukan oleh seorang pembimbing atau konselor dengan pertolongan Allah secara langsung atau melalui utusanNya, yaitu Allah mengutus malaikatNya, dimana ia hadir dalam jiwa konselor atas izinNya.

Sesungguhnya Allah Swt melimpahkan Al Hikmah itu tidak hanya kepada para Nabi dan Rasul, akan tetapi Dia telah limpahkan juga kepada siapa saja yang dikehendakiNya, seperti firmanNya:

بببببللأبللٱ ااوللاوأل آللبإب رلكلبذلبيب امبوب اررريثبكب اررريلخب ىبتبوأل دلقبفب ةبمبكلحبللٱ تبؤليل نمبوب ءلآشبيب نمب ةبمبكلحبللٱ ىتبؤليل

“Allah menganugerahkan Al hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan barang siapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar Telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil suatu pelajaran, kecuali orang-orang yang berakal tinggi”. (Qs. Al Baqoroh: 269)

b. Teori Al Mau’izhoh Al Hasanah

Yaitu teori bimbingan atau konseling dengan cara mengambil pelajaran-pelajaran atau i’tibar-i’tibar dari perjalanan kehidupan para Nabi, Rasul dan para Auliaya-Allah. Bagaimana Allah membimbing dan mengarahkan cara berfikir, cara berperasaan, cara berperilaku serta menanggulangi berbagai problem kehidupan. Bagaimana cara mereka membangun ketaatan dan ketaqwaan kepadaNya.

(5)

Yang dimaksud teori Mujadalah ialah teori konseling yang terjadi dimana seorang klien sedang dalam kebimbangan. Teori ini biasa digunakan ketika seorang klien ingin mencari suatu kebenaran yang dapat menyakinkan dirinya, yang selama ini ia memiliki problem kesulitan mengambil suatu keputusan dari dua hal atau lebih; sedangkan ia berasumsi bahwa kedua atau lebih itu lebih baik dan benar untuk dirinya. Padahal dalam pandangan konselor hal itu dapat membahayakan perkembangan jiwa, akal fikiran, emosional, dan lingkungannya.

5. Kekerasaan dalam Rumah Tangga (KDRT)

Komnas Perempuan (2001) menyatakan bahwa kekerasan terhadap perempuan adalah segala tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap perempuan yang berakibat atau kecenderungan untuk mengakibatkan kerugian atau penderitaan fisik, seksual, maupun psikologis, baik perempuan dewasa atau perempuan remaja. Termasuk didalamnya ancaman, pemaksaan maupun secara sengaja mengkungkung kebebasan perempuan. Tindakan kekerasan fisik, seksual dan psikologis dapat terjadi dalam lingkungan keluarga atau masyarakat.

Dampak kekerasan terhadap istri adalah :

 Sakit fisik

 Tekanan mental

 Menurunnya rasa percaya diri dan harga diri

 Mengalami ketergantungan pada suami yang sudah menyiksa dirinya

 Stress hingga depresi

Menurut Suryakusuma (1995) efek psikologis penganiayaan bagi banyak perempuan lebih parah dibanding efek fisiknya. Rasa takut, cemas, dan letih, kelainan stress post traumatic, serta gangguan makan dan tidur merupakan dampak jangka panjang dari kekerasan terhadap istri.

6. DEPRESI

Depresi merupakan gangguan mental yang setiap orang berpeluang mengalaminya. Seringkali kita tidak dapat membedakan antara depresi, stress dan kesedihan. Menurut Rice PL (1992) depresi adalah gangguan mood, kondisi berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan, berperilaku) seseorang. Sedangkan menurut Kartono ( 2002) depresi adalah kemuraman hati yang patologis sifatnya. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai proses mental seseorang, yang disertai perasaan sedih, kehilangan minat dan kegembiraan berkurangnya energi yang menuju pada meningkatnya keadaan mudah lelah yang sangat nyata dan berkurangnya aktivitas.

Pembahasan

(6)

tersebut jarang sekali diungkapkan, alasannya istri merasa malu menceritakan tentang penganiayaan yang telah dilakukan suami terhadap dirinya. Sehingga, perasaan tertekan yang terus menerus dipendam tentunya mengakibatkan stress bahkan depresi yang berdampak negatif pada kehidupan berumah tangga. Padahal kewajiban dan tugas istri di rumah harus tetap berjalan. Istri harus dapat mengurus pekerjaan rumah, mengurus anak, terlebih jika istri adalah seorang wanita karir.

Konseling Islami dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan para istri yang mengaami KDRT. Dalam pendekatan konseling islami dapat juga dijelaskan berbagai ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits yang berkaitan dengan aturan-aturan poligami di dalam Islam, antara lain dalam Surat Ar Rum ayat 21 Allah berfirman : “Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikannya diantara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.”

Ayat tersebut mengungkapkan bahwa tujuan dasar pembentukan rumah tangga yaitu disamping untuk mendapat keturunan, untuk hidup tentram dengan suasana yang sakinah dan dipenuhi kasih sayang. Dan Islam tidak membenarkan seorang suami melakukan kekerasan terhadap istrinya baik secara lahir maupun secara batin. Namun jika istri tidak mendapat ketenangan batin dalam berumah tangga karena mandapatkan kekerasan, disitulah peran konseling dapat diterapkan dalam permasalahan ini. Tentunya dengan menggunakan pendekatan konseling islami.

Teori konseling islami yang dapat digunakan dalam permasalahan ini yaitu menggunakan Teori Al-Mau’izhoh Al-Hasanah, yaitu teori konseling dengan cara mengambil pelajaran-pelajaran atau I’tibar-I’tibar dari perjalanan kehidupan para Nabi, Rasul dan para Auliya-Allah. Yang perlu dilakukan konselor dengan menggunakan teknik ini adalah :

1. Mendengarkan terlebih dahulu permasalahan-permasalahan yang dihadapi konseli.

2. Membacakan ayat Al-Qur’an beserta artinya tentang KDRT yaitu QS An-Nisa ayat 19 kepada konseli, untuk membuka pemahaman dan mengawali sesi konseling kepada konseli.

3. Menceritakan kisah-kisah perjalanan kehidupan Nabi dan Rasul, dalam hal ini kehidupan yang berkaitan dengan tindakan yang seharusnya dilakukan suami yang seharusnya mencontoh kisah para Nabi dan Rasul.

4. Memberikan kesempatan dan waktu kepada konseli untuk dapat merenungkan tindakan suaminya yang melakukan kekerasan, sehingga konseli dapat mengambil jalan keluar terbaik dan apa yang harus konseli lakukan setelah sesi konseling selesai dan pulang kerumah.

Kesimpulan

(7)

seperti depresi, dapat ditangani dengan pendekatan konseling Islami yang menggunakan teori Al-Mau’izhoh Al-Hasanah, yaitu teori konseling dengan cara mengambil pelajaran-pelajaran atau I’tibar-I’tibar dari perjalanan kehidupan para Nabi, Rasul dan para Auliya-Allah.

Daftar Pustaka

Amalia E., 2000. Kekerasan terhadap Perempuan dalam Keluarga: Analisa Kasus pada beberapa Keluarga di Wilayah Ciputat. Jakarta: Unpublished Research Report PSW IAIN Syarif Hidayatullah.

Muhammad Surya. 2003. Psikologi Konseling. Bandung. Pustaka Bani Quraisy. Ahmad Mubarok, Al-Irsyadan Nafsy. 2002. Konseling Agama Teori dan Kasus.

Yogyakarta. Fajar Pustaka Baru.

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak : Tujuan yang hendak di capai dalam penelitian ini adalah : 1) untuk mengetahui pengetahuan gizi dan kesehatan dari ibu yang memiliki anak dengan status gizi

Dengan berakhirnya pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada tanggal, 6 Pebruari 2015, maka melalui surat ini kami atas nama Panitia Praktek Kerja Lapangan

Dalam Petitumnya, Permohonan Pemohon tidak memenuhi syarat ketentuan Pasal 8 ayat (1) dan seterusnya, sebagaimana telah diubah dengan PMK Nomor 1 Tahun 2017 yang

Walaupun sebagian besar penelitian menyatakan bahwa kecerdasan emosional dan spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja, ada hasil penelitian yang menyatakan

Standar pengelolaan pembelajaran AIK adalah kriteria minimal tentang segala sesuatu yang digunakan untuk melakukan pengelolaan pembelajaran. Tujuan dan sasaran dari

Ficus kisigung ( Ficus villosa ) serta jenis pohon tidur yang sering digunakan seperti rasamala ( Altingia excelsa ) dan pasang ( Quercus oidocarpa ); 2) monitoring

Penambahan simbol ini pada pesan keselamatan “Bahaya” atau “Peringatan” menunjukkan adanya bahaya kelistrikan yang akan menyebabkan cedera jika petunjuknya tidak dipatuhi.. Ini

• Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala. penilaian (rating scale) yang disertai rubrik,