• Tidak ada hasil yang ditemukan

PONDASI DALAM DAN TURAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PONDASI DALAM DAN TURAP"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PONDASI DALAM DAN TURAP

OLEH

1. Rahma Wulandari NIM. 14 012 004

2. Dewi Tumewu NIM. 14 012 030

3. Sevina Menajang NIM. 14 012 041

4. Regina Dumumpe NIM. 14 012 044

5. Sisilia Samandi NIM. 14 012 073

DOSEN

Ir. J. Rangkang, M.Eng, Sc.

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI MANADO

JURUSAN TEKNIK SIPIL 2017

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas penyertaan dan berkat-Nya kami bisa menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Pondasi Dalam Dan Turap” dengan baik.

Kami berterima kasih juga kepada dosen mata kuliah Rekayasa Pondasi II. Kami menyadari tanpa bantuan dan bimbingan dari dosen, maka kami tidak bisa menyelesaikan makalah “Pondasi Dalam Dan Turap” ini sebagai pemenuhan tugas kelompok.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca karena dapat menambah pengetahuan dan informasi kepada pembaca mengenai pondasi dalam dan turap, baik mengenai jenis-jenisnya maupun metode pelaksanaannya.

Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan pembuatan makalah.

Manado, Januari 2017

Penyusun

(3)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1. Jenis Pondasi Tiang Pancang Berdasarkan Kualitas Materialnya ... 4 2. Tabel 2. Jenis Pondasi Tiang Pancang Berdasarkan Cara Pemasangannya ... 4

(4)

DAFTAR GAMBAR

1. Tiang Pancang Kayu ... 5

2. Penulangan Tiang Pancang Precast Reinforced Concrete Pile ... 8

3. Tiang Pancang Precast Reinforced Concrete Pile ... 8

4. Tiang Pancang Precast Prestressed Concrete Pile ... 9

5. Tiang Pancang Cast In Place ... 10

6. Drop Hammer ... 14

7. Diesel Hammer ... 15

8. Hydraulic Hammer ... 15

9. Vibratory Pile Driver ... 16

10. Metode Hammer ... 17

11. Metode Jack-In Pile ... 17

12. Metode Injeksi ... 18

13. Penyimpanan Tiang Pancang ... 19

14. Tiang Pancang Ditarik Dengan Sling ... 20

15. Tiang Pancang Dimasukkan Kedalam Alat ... 20

16. Tiang Pancang Diluruskan... 20

17. Kemiringan di Cek Dengan Waterpass ... 20

18. Pemancangan Tiang Pertama ... 21

19. Penyambungan Tiang Pancang Dengan Pengelasan ... 21

20. Pondasi Bor Pile ... 22

21. Turap Bahan Kayu ... 26

22. Turap Bahan Beton ... 27

23. Turap Kantilever ... 28

24. Turap Berjangkar ... 28

(5)

25. Turap Dengan Landasan ... 29 26. Turap Bendung Elak Selular... 29

(6)

DAFTAR ISI

Cover ...i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Tabel ... iii

Daftar Gambar ...iv

Daftar Isi ...vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Maksud dan Tujuan ... 2

1.3 Rumusan Masalah ... 2

BAB II PONDASI DALAM ... 3

2.1 Pondasi Tiang Pancang ... 3

2.1.1 Pengertian Pondasi Tiang Pancang... 3

2.1.2 Jenis-Jenis Pondasi Tiang Pancang ... 3

2.1.3 Jenis-Jenis Alat Pemasang Tiang Pancang ... 14

2.1.4 Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang ... 17

2.1.5 Proses Pemancangan... 19

2.2 Pondasi Tiang Bor ... 22

2.2.1 Pengertian Pondasi Tiang Bor ... 22

2.2.2 Jenis- Jenis Pondasi Tiang Bor ... 22

2.2.3 Metode Pelaksanaan Pondasi Bored Pile... 24

BAB III TURAP ... 26

3.1 Pengertian Turap... 26

3.2 Jenis-Jenis Turap Berdasarkan Bahan ... 26

3.3 Tipe-Tipe Dinding Turap ... 28

3.4 Konsep Perencanaan Turap ... 30

3.5 Metode Perhitungan ... 30

(7)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 32

4.1 Kesimpulan ... 32

4.2 Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34

(8)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila tanah yang berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan beban yang bekerja padanya (Sardjono HS, 1988). Atau apabila tanah yang mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan seluruh beban yang bekerja berada pada lapisan yang sangat dalam dari permukaan tanah kedalaman > 8 m (Bowles, 1991).

Pada saat ini sistem pondasi tiang bor (bored pile) banyak digunakan pada

berbagai pondasi bangunan, seperti pada pondasi jembatan, pondasi menara transmisi listrik, dan bangunan bertingkat. Selain itu, sistem pondasi bored pile juga dipakai pada struktur yang digunakan untuk menjaga kestabilan lereng, dinding penahan tanah termasuk pada pondasi bangunan ringan yang dibangun di atas tanah lunak serta struktur yang membutuhkan gaya lateral yang cukup besar.

Turap (sheet pile) merupakan suatu konstruksi teknik sipil yang umumnya dipakai untuk melindungi keruntuhan akibat tekanan tanah lateral di sisi belakang dinding turap. Dari segi pelaksanaan, dinding turap dapat dibedakan menjadi empat yaitu turap kantilever, dinding turap diangker, dinding turap dengan landasan (platform), bendung elak seluler (cellular cofferdam). Pada pekerjaan galian tanah, 1 masalah utama yang dihadapi adalah adanya penggalian yang cukup dalam yang dapat berakibat keruntuhan (failure) tanah sekitar galian. Suatu tanah galian yang tinggi biasanya berpotensi runtuh ke arah lateral. Salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan memancang turap, dinding penahan tanah, maupun sodier pile pada kedalaman tertentu. Metode ini dianggap sebagai teknik yang umum diterima dimana penggunaan angker kadang – kadang diperlukan untuk mengurangi deformasi turap. Sistem ini dilakukan dengan cara menggali tahap demi tahap sampai kedalaman yang diperlukan (Fadly, 2009).

(9)

1.2. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas kelompok dalam mata kuliah Rekayasa Pondasi II dan sebagai bahan referensi untuk bahan pembelajaran dalam penentuan pemilihan jenis pondasi dalam dan turap yang cocok sesuai dengan jenis tanah maupun kondisi di lapangan.

1.3. Rumusan Masalah

Lingkup pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Pengertian pondasi tiang pancang serta jenis-jenisnya

2. Metode pelaksanaan pondasi tiang pancang 3. Pengertian pondasi tiang bor serta jenis-jenisnya 4. Metode pelaksanaan pondasi tiang bor

5. Pengertian pondasi turap serta jenis-jenisnya 6. Metode pelaksanaan turap

(10)

BAB II PONDASI DALAM 2.1. Pondasi Tiang Pancang

2.1.1. Pengertian Pondasi Tiang Pancang

Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang pancang bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah yang lebih dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton. Tiang pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, dibor atau di dongkrak ke dalam tanah dan dihubungkan dengan pile cap (poer). Tergantung juga pada tipe tanah, material dan karakteristik penyebaran beban tiang pancnag diklasifikasikan berbeda-beda.

Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila tanah yang berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan beban yang bekerja padanya (Sardjono HS, 1988). Atau apabila tanah yang mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan seluruh beban yang bekerja berada pada lapisan yang sangat dalam dari permukaan tanah kedalaman > 8 m (Bowles, 1991). Fungsi dan kegunaan dari pondasi tiang pancang adalah untuk memindahkan atau mentransfer beban-beban dari konstruksi di atasnya (super struktur) ke lapisan tanah keras yang letaknya sangat dalam.

2.1.2. Jenis-Jenis Pondasi Tiang Pancang

Pondasi tiang dapat digolongkan berdasarkan kualitas materialnya, cara pelaksanaan, pemakaian bahan-bahan dan sebagainya. Penggolongan berdasarkan kualitas materialnya dan cara pembuatannya diperlihatkan dalam Tabel 1. untuk penggolongan tiang berdasarkan cara pemasangannya diperlihatkan dalam Tabel 2.

(11)

Tabel 1. Jenis pondasi tiang pancang berdasarkan kualias materialnya

Tabel 2. Jenis tiang pancang berdasarkan cara pemasangan

Ada beberapa bahan yang digunakan dalam pembuatan tiang pancang. Pengguanaan berbagai jenis bahan tiang pancang ini berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan, sebab masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, dan tidak menutup kemungkinan untuk mengkombinasikannya pada pelaksanaan. Beberapa contoh tiang pancang berdasarkan bahan yang digunakan yaitu:

a. Tiang pancang kayu b. Tiang pancang beton c. Tiang pancang baja

Selain pengguanaan bahan tiang pancang yang berbeda–beda, tiang pancang juga dapat dibedakan berdasarkan cara pemancangannya yang bergantung pada tempat yang akan

(12)

dilakukan pemancangan berdasarkan hasil pengujian. Terdapat 2 jenis tiang pancang berdasarkan jenis pemancangannya yaitu:

a. Tiang pancang pra cetak b. Tiang yang dicor di tempat 2.1.2.1. Tiang Pancang Kayu

Tiang pancang dengan bahan material kayu dapat digunakan sebagai tiang pancang pada suatu dermaga. Tiang pancang kayu dibuat dari batang pohon yang cabang-cabangnya telah dipotong dengan hati-hati, biasanya diberi bahan pengawet dan didorong dengan ujungnya yang kecil sebagai bagian yang runcing. Kadang-kadang ujungnya yang besar didorong untuk maksud-maksud khusus, seperti dalam tanah yang sangat lembek dimana tanah tersebut akan bergerak kembali melawan poros. Kadang kala ujungnya runcing dilengkapi dengan sebuah sepatu pemancangan yang terbuat dari logam bila tiang pancang harus menembus tanah keras atau tanah kerikil. Pada pemakaian tiang pancang kayu ini biasanya tidak diijinkan untuk menahan muatan lebih besar dari 25 sampai 30 ton untuk setiap tiang.

Gambar 1. Tiang pancang kayu

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan material kayu sebagai tiang pancang yaitu :

a. Kepala Tiang Pancang

Sebelum pemancangan, tindakan pencegahan kerusakan pada kepala tiang pancang harus diambil. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan pemangkasan kepala tiang pancang sampai penampang melintang menjadi bulat dan tegak lurus terhadap panjangnya dan memasang cincin baja atau besi yang kuat atau dengan metode lainnya yang lebih efektif.

(13)

Setelah pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya sampai nagian kayu yang keras dan diberi bahan pengawet sebelum pur (pile cap) dipasang.

Bilama tiang pancang kayu lunak membentuk pondasi struktur permanen dan akan dipotong sampai di bawah permukaan tanah, maka perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwa tiang pancang tersebut telah dipotong pada atau di bawah permukaan air tanah yang terendah yang diperkirakan. Bilamana digunakan pur (pile cap) dari beton, kepala tiang pancang harus tertanam dalam pur dengan kedalaman yang cukup sehingga dapat memindahkan gaya. Tebal beton di sekeliling tiang pancnag paling sedikit 15 cm dan harus diberi baja tulangan untuk mencegah terjadinya keretakan.

b. Sepatu Tiang Pancang

Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang cocok untuk melindungi ujung tiang selama pemancangan, kecuali bilamana seluruh pemancangan dilakukan pada tanah yang lunak. Sepatu harus benar-benar konsentris (pusat sepatu sama dengan pusat tiang pancang) dan dipasang dengan kuat pada ujung tiang. Bidang kontak antara sepatu dan kayu harus cukup untuk menghindari tekanan yang berlebihan selama pemancangan.

c. Pemancangan

Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang, memecah ujung dan menyebabkan retak tiang pancang harus dihindari dengan membatasi tinggi jatuh palu dan jumlah penumbukan pada tiang pancang. Umumnya, berat palu harus sama dengan beratnya tiang untuk memudahkan pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan selama pemancangan untuk memastikan bahwa kepala tiang pancang harus selalu berada sesumbu dengan palu dan tegak lurus terhadap panjang tiang pancang dan bahwa tiang pancang dalam posisi yang relatif pada tempatnya.

d. Penyambungan

Bilamana diperlukan untuk menggunakan tiang pancang yang terdiri dari dua batang atau lebih, permukaan ujung tiang pancang harus dipotong sampai tegak lurus terhadap panjangnya untuk menjamin bidang kontak seluas seluruh penampang tiang pancang. Pada tiang pancang yang digergaji, sambungannya harus diperkuat dengan kayu atau pelat penyambung baja, atau profil baja seperti profil kanal atau profil siku yang dilas menjadi satu membentuk kotak yang dirancang untuk memberikan kekuatan yang diperlukan. Tiang pancang bulat harus diperkuat dengan pipa penyambung. Sambungan di dekat titik-titik yang mempunyai lendutan maksimum harus dihindarkan.

(14)

Keuntungan pemakaian tiang pancang kayu:

 Tiang pancang dari kayu relatif lebih ringan sehingga mudah dalam pengangkutan.  Kekuatan tarik besar sehingga pada waktu pengangkatan untuk pemancangan tidak

menimbulkan kesulitan seperti misalnya pada tiang pancang beton precast.

 Mudah untuk pemotongannya apabila tiang kayu ini sudah tidak dapat masuk lagi ke dalam tanah.

 Tiang pancang kayu ini lebih baik untuk friction pile dari pada untuk end bearing pile sebab tegangan tekanannya relatif kecil.

 Karena tiang kayu ini relatif flexible terhadap arah horizontal dibandingkan dengan tiang-tiang pancang selain dari kayu, maka apabila tiang ini menerima beban horizontal yang tidak tetap, tiang pancang kayu ini akan melentur dan segera kembali ke posisi setelah beban horizontal tersebut hilang.

Kerugian pemakaian tiang pancang kayu:

 Karena tiang pancang ini harus selalu terletak di bawah muka air tanah yang terendah agar dapat tahan lama, maka kalau air tanah yang terendah itu letaknya sangat dalam, hal ini akan menambah biaya untuk penggalian.

 Tiang pancang yang di buat dari kayu mempunyai umur yang relatif kecil di

bandingkan dengan tiang pancang yang di buat dari baja atau beton terutama pada daerah yang muka air tanahnya sering naik dan turun.

Pada waktu pemancangan pada tanah yang berbatu (gravel) ujung tiang pancang kayu

dapat berbentuk berupa sapu atau dapat pula ujung tiang tersebut hancur. Apabila tiang kayu tersebut kurang lurus, maka pada waktu dipancangkan akan menyebabkan penyimpangan terhadap arah yang telah ditentukan.

 Tiang pancang kayu tidak tahan terhadap benda-benda yang agresif dan jamur yang

menyebabkan kebusukan.

(15)

Gambar 3. Tiang pancang precast reinforced concrete pile

2.1.2.2. Tiang Pancang Beton

a. Precast Reinforced Concrete Pile

Precast renforced concrete pile adalah tiang pancang dari beton bertulang yang dicetak dan dicor dalam acuan beton (bekisting), kemudian setelah cukup kuat lalu diangkat dan dipancangkan. Karena tegangan tarik beton adalah kecil dan praktis dianggap sama dengan nol, sedangkan berat sendiri dari pada beton adalah besar, maka tiang pancang beton ini haruslah dieri penulangan-penulangan yang cukup kuat untuk menahan momen lentur yang akan timbul pada waktu pengangkatan dan pemancangan. Karena berat sendiri adalah besar, biasanya pancang beton ini dicetak dan dicor di tempat pekerjaan, jadi tidak membawa kesulitan untuk transport.

Tiang pancang ini dapat memikul beban yang besar (>50 ton untuk setiap tiang), hal ini tergantung dari dimensinya. Dalam perencanaan tiang pancang beton precast ini panjang dari pada tiang harus dihitung dengan teliti, sebab kalau ternyata panjang dari pada tiang ini kurang terpaksa harus dilakukan penyambungan, hal ini adalah sulit dan banyak memakan waktu.

Reinforced Concrete Pile penampangnya dapat berupa lingkaran, segi empat, segi delapan dapat dilihat pada Gambar 2. di bawah ini.

Gambar 2. Penulangan tiang pancang precast reinforced concrete pile

(16)

Keuntungan pemakaian Precast Concrete Reinforced Pile:

 Precast Concrete Reinforced Pile ini mempunyai tegangan tekan yang besar, hal ini tergantung dari mutu beton yang di gunakan.

 Tiang pancang ini dapat di hitung baik sebagai end bearing pile maupun friction pile.  Karena tiang pancang beton ini tidak berpengaruh oleh tinggi muka air tanah seperti

tiang pancang kayu, maka disini tidak memerlukan galian tanah yang banyak untuk poernya.

 Tiang pancang beton dapat tahan lama sekali, serta tahan terhadap pengaruh air maupun bahan-bahan yang corrosive asal beton dekkingnya cukup tebal untuk melindungi tulangannya.

Kerugian pemakaian Precast Concrete Reinforced Pile:

 Karena berat sendirinya maka transportnya akan mahal, oleh karena itu Precast

reinforced concrete pile ini di buat di lokasi pekerjaan.

 Tiang pancang ini di pancangkan setelah cukup keras, hal ini berarti memerlukan waktu yang lama untuk menunggu sampai tiang beton ini dapat dipergunakan.

 Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan memerlukan waktu yang lama.

 Bila panjang tiang pancang kurang, karena panjang dari tiang pancang ini tergantung dari pada alat pancang ( pile driving ) yang tersedia maka untuk melakukan panyambungan adalah sukar dan memerlukan alat penyambung khusus.

b. Precast Prestressed Concrete Pile

Precast Prestressed Concrete Pile adalah tiang pancang dari beton prategang yang menggunakan baja penguat dan kabel kawat sebagai gaya prategangnya.

Gambar 4. Tiang pancang Precast Prestressed Concrete Pile

(17)

Keuntungan pemakaian Precast prestressed concrete pile:  Kapasitas beban pondasi yang dipikulnya tinggi.

 Tiang pancang tahan terhadap karat.

 Kemungkinan terjadinya pemancangan keras dapat terjadi. Kerugian pemakaian Precast prestressed concrete pile:  Pondasi tiang pancang sukar untuk ditangani.

 Biaya permulaan dari pembuatannya tinggi.

 Pergeseran cukup banyak sehingga prategang sukar untuk disambung. c. Cast in Place Pile

Pondasi tiang pancang tipe ini adalah pondasi yang di cetak di tempat dengan jalan dibuatkan lubang terlebih dahulu dalam tanah dengan cara mengebor tanah seperti pada pengeboran tanah pada waktu penyelidikan tanah. Pada Cast in Place ini dapat dilaksanakan dua cara:

1) Dengan pipa baja yang dipancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan beton dan ditumbuk sambil pipa tersebut ditarik keatas.

2) Dengan pipa baja yang di pancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan beton,

sedangkan pipa tersebut tetap tinggal di dalam tanah.

Gambar 5.Tiang pancang cast in place

(18)

Keuntungan pemakaian Cast in Place:

 Pembuatan tiang tidak menghambat pekerjan.

 Tiang ini tidak perlu diangkat, jadi tidak ada resiko rusak dalam transport.

 Panjang tiang dapat disesuaikan dengan keadaan dilapangan.

Kerugian pemakaian Cast in Place:

 Pada saat penggalian lubang, membuat keadaan sekelilingnya menjadi kotor akibat tanah yang diangkut dari hasil pengeboran tanah tersebut.

 Pelaksanaannya memerlukan peralatan yang khusus.

Beton yang dikerjakan secara Cast in Place tidak dapat dikontrol.

2.1.2.3. Tiang Pancang Baja

Pada umumnya, tiang pancang baja struktur harus berupa profil baja gilas biasa, tetapi tiang pancang pipa dan kotak dapat digunakan. Bilamana tiang pancang pipa atau kotak digunakan, dan akan diisi dengan beton, mutu beton tersebut minimum harus K250.

Kebanyakan tiang pancang baja ini berbentuk profil H. Karena terbuat dari baja maka kekuatan dari tiang ini sendiri sangat besar sehingga dalam pengangkutan dan pemancangan tidak menimbulkan bahaya patah seperti halnya pada tiang beton precast. Jadi pemakaian tiang pancang baja ini akan sangat bermanfaat apabila kita memerlukan tiang pancang yang panjang dengan tahanan ujung yang besar.

Tingkat karat pada tiang pancang baja sangat berbeda-beda terhadap texture tanah, panjang tiang yang berada dalam tanah dan keadaan kelembaban tanah. Karat /korosi yang terjadi karena udara (atmosphere corrosion) pada bagian tiang yang terletak di atas tanah dapat dicegah dengan pengecatan seperti pada konstruksi baja biasa.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan material baja sebagai tiang pancang yaitu :

a. Perlindungan Terhadap Korosi

Bilamana korosi pada tiang pancang baja mungkin dapat terjadi, maka panjang atau ruas-ruasnya yang mungkin terkena korosi harus dilindungi dengan pengecatan menggunakan lapisan pelindung yang telah disetujui dan/atau digunakan logam yang lebih tebal bilamana daya korosi dapat diperkirakan dengan akurat dan beralasan. Umumnya seluruh panjang tiang baja yang terekspos, dan setiap panjang yang terpasang dalam tanah yang terganggu di atas muka air terendah, harus dilindungi dari korosi.

(19)

b. Kepala Tiang Pancang

Sebelum pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya dan topi pemancang (driving cap) harus dipasang untuk mempertahankan sumbu tiang pancang segaris dengan sumbu palu. Sebelum pemancangan, pelat topi, batang baja atau pantek harus ditambatkan pad pur, atau tiang pancang dengan panjang yang cukup harus ditanamkan ke dalam pur (pile cap).

c. Perpanjangan Tiang Pancang

Perpanjangan tiang pancang baja harus dilakukan dengan pengelasan. Pengelasan harus dikerjakan sedemikian rupa hingga kekuatan penampang baja semula dapat ditingkatkan. Sambungan harus dirancang dan dilaksanakan dengan cara sedemikian hingga dapat menjaga alinyemen dan posisi yang benar pada ruas-ruas tiang pancang. Bilamana tiang pancang pipa atau kotak akan diisi dengan beton setelah pemancangan, sambungan yang dilas harus kedap air.

d. Sepatu Tiang Pancang

Pada umumnya sepatu tiang pancang tidak diperlukan pada profil H atau profil baja gilas lainnya. Namun bilamana tiang pancang akan dipancang di tanah keras, maka ujungnya dapat diperkuat dengan menggunakan pelat baja tuang atau dengan mengelaskan pelat atau siku baja untuk menambah ketebalan baja. Tiang pancang pipa atau kotak dapat juga dipancang tanpa sepatu, tetapi bilamana ujung dasarnya tertutup diperlukan, maka penutup ini dapat dikerjakan dengan cara mengelaskan pelat datar, atau sepatu yang telah dibentuk dari besi tuang, baja tuang atau baja fabrikasi.

Keuntungan pemakaian Tiang Pancang Baja:

 pancang ini mudah dalam dalam hal penyambungannya.

 Tiang pancang ini memiliki kapasitas daya dukung yang tinggi.

 Dalam hal pengangkatan dan pemancangan tidak menimbulkan bahaya patah.

Kerugian pemakaian Tiang Pancang Baja:  Tiang pancang ini mudah mengalami korosi.

 Bagian H pile dapat rusak atau di bengkokan oleh rintangan besar.

(20)

2.1.2.4. Tiang pancang pracetak

Tiang pancang pracetak adalah tiang pancang yang dicetak dan dicor didalam acuan beton (bekisting), kemudian setelah cukup kuat lalu diangkat dan dipancangkan. Tiang pancang pracetak ini menurut cara pemasangannya terdiri dari :

a. Cara penumbukan: Dimana tiang pancang tersebut dipancangkan kedalam tanah dengan cara penumbukan oleh alat penumbuk (hammer).

b. Cara penggetaran: Dimana tiang pancang tersebut dipancangkan kedalam tanah dengan cara penggetaran oleh alat penggetar (vibrator).

c. Cara penanaman:Dimana permukaan tanah dilubangi terlebih dahulu sampai kedalaman tertentu, lalu tiang pancang dimasukkan, kemudian lubang tadi ditimbun lagi dengan tanah.

2.1.2.5. Tiang yang dicor ditempat (cast in place pile)

Tiang yang dicor ditempat (cast in place pile) ini menurut teknik penggaliannya terdiri dari beberapa macam cara yaitu :

1) Cara penetrasi alas: Cara penetrasi alas yaitu pipa baja yang dipancangkan kedalam tanah kemudian pipa baja tersebut dicor dengan beton.

2) Cara penggalian

Cara ini dapat dibagi lagi urut peralatan pendukung yang digunakan antara lain :

a. Penggalian dengan tenaga manusia: Penggalian lubang pondasi tiang pancang dengan tenaga manusia adalah penggalian lubang pondsi yang masih sangat sederhana dan merupakan cara konvensional. Hal ini dapat dilihat dengan cara pembuatan pondasi dalam, yang pada umumnya hanya mampu dilakukan pada kedalaman tertentu.

b. Penggalian dengan tenaga mesin: Penggalian lubang pondasi tiang pancang dengan tenaga mesin adalah penggalian lubang pondasi dengan bantuan tenaga mesin, yang memiliki kemampuan lebih baik dan lebih canggih.

(21)

2.1.3. Jenis-jenis Alat Pemasang Tiang Pancang (Pile Driving Equipment)

Untuk memancangkan tiang pancang ke dalam tanah dipakai alat pancang (Pile Driving Equipment). Bagian-bagian yang penting dalam alat pancang antara lain :

1) Drop Hammer

Gambar 6. Drop hammer

Drop hammer merupakan palu berat yang diletakan pada ketinggian tertentu di atas tiang palu tersebut kemudian dilepaskan dan jatuh mengenai bagian atas tiang. Untuk menghindari menjadi rusak akibat tumbukan ini, pada kepala tiang dipasangkan semacam topi atau cap sebagai penahan energi atau shock absorber. Biasanya cap dibuat dari kayu.

Pemancangan tiang biasanya dilakukan secara perlahan. Jumlah jatuhnya palu permenit dibatasi pada empat sampai delapan kali.

Keuntungan dari alat ini adalah:  Investasi yang rendah

 Mudah dalam pengoperasian

 Mudah dalam mengatur energi per blow dengan mengatur tinggi Kekurangan dari alat ini adalah :

 Kecepatan pemancangan yang kecil

 Kemungkinan rusaknya tiang akibat tinggi jatuh yang besar

 Kemungkinan rusaknya bangunan disekitar lokasi akibat getaran pada permukaan tanah.  Tidak dapat digunakan untuk pekerjaan dibawah air.

(22)

2) Diesel Hammer

Alat pemancang tiang tipe ini berbentuk lebih sederhana dibandingkan dengan hammer lainnya. Diesel hammer memiliki satu silinder dengan dua mesin diesel, piston, atau ram, tangki bahan baker, tengki pelumas, pompa bahan baker, injector, dan mesin pelumas.

Kelebihan alat ini adalah:  Ekonomis dalam pemakaian

 Mudah dalam pemakaian di daerah terpencil  Berfungsi dengan baik pada daerah dingin

Kekurangan alat ini adalah :

 Kesulitan dalam menentukan energi per blow  Sulit dipakai pada tanah lunak

3) Hydraulic Hammer

Gambar 8. Hydraulic Hammer Gambar 7. Diesel hammer

(23)

Cara kerja hammer ini adalah berdasarkan perbedaan tekanan pada cairan hidrolis. Salah satu hammer tipe ini dimanfaatkan untuk memancang fondasi tiang baja H dan fondasi lempengan baja dengan cara dicengkeram, didorong, dan ditarik. Alat ini baik digunakan jika ada keterbatasan daerah operasi karena tiang pancang yang dimasukan cukup pendek. Untuk memperpanjang tiang maka dilakukan penyambungan pada ujung-ujungnya.

4) Vibratory Pile Driver

Gambar 9. Vibratory pile driver

Alat ini sangat baik dimanfaatkan pada tanh lembab. Jika material dilokasi berupa pasir kering maka pekerjaan menjadi lebih sulit karena material tidak terpengaruh dengan adanya getaran yang dihasilkan oleh alat. Efektifitas penggunaan alat ini tergantung pada beberapa factor yaitu amplitude, momen eksentrisitas, frekuensi, berat bagian bergetar dan berat lain tidak bergetar.

(24)

2.1.4. Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang

Pada dasarnya metode pemancangan ada 3 cara, antara lain : 1) Metode Hammer

Metode Hammer yakni dimana proses pemancang tiang pancang dengan memberikan tekanan beban secara Dinamik pada bagian ujung tiang dengan cara menjatuhkan beban ke tiang pancang seperti dipukul secara berulang ulang hingga penetrasi tiang pancang sudah maksimum.

Gambar 10. Metode hammer

2) Metode JACK-IN Pile

Metode JACK-IN Pile adalah metode pemancangan dengan menggunakan Mesin Pancang Hydraulic dimana proses pemancang tiang pancang dengan memberikan tekanan beban secara Statis (beban tetap, baik besarnya (intensitasnya), titik bekerjanya dan arah garis kerjanya) pada tiang pancang, penekanan/pemancangan tiang akan berhenti bila tiang telah mencapai tanah keras aktual (bisa sesuai data sondir report dan bisa juga kurang atau lebih dalam dari kedalaman sondir).

Gambar 11. Metode JACK-IN pile

(25)

3) Metode Injeksi

Cara kerja ini prinsipnya hampir sama dengan bor pile akan tetapi setelah pengeboran pile atau pancang di tinggal. Tidak seperti bor Pile yg cuma membuat lubang lalu di berikan tulangan untuk dilakukan pengecoran pada tahap berikutnya.

Gambar 12. Metode injeksi

(26)

2.1.5. Proses Pemancangan

Pelaksanaannya akan dijelaskan seperti dibawah ini : 1) Persiapan Lokasi Pemancangan

Mempersiapkan lokasi dimana alat pemancang akan diletakan, tanah haruslah dapat menopang berat alat. Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada di bawah permukaan tanah asli, maka galian harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan agar dasar pondasi tidak terganggu oleh penggalian diluar batas-batas yang ditunjukan oleh gambar kerja.

2) Persiapan Alat Pemancang

Pelaksana harus menyediakan alat untuk memancang tiang yang sesuai dengan jenis tanah dan jenis tiang pancang sehingga tiang pancang tersebut dapat menembus masuk pada kedalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya dukung yang telah ditentukan, tanpa kerusakan. Bila diperlukan, pelaksana dapat melakukan penyelidikan tanah terlebih dahulu. Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis drop hammer, diesel atau hidrolik. Berat palu pada jenis drop hammer sebaiknya tidak kurang dari jumlah berat tiang beserta topi pancangnya. Sedangkan untuk diesel hammer berat palu tidak boleh kurang dari setengah jumlah berat tiang total beserta topi pancangnya ditambah 500 kg dan minimum 2,2 ton.

3) Penyimpanan Tiang Pancang

Tiang pancang disimpan di sekitar lokasi yang akan dilakukan pemancangan. Tiang pancang disusus seperti piramida, dan dialasi dengan kayu 5/10. Penyimpanan dikelompokan sesuai dengan type, diameter, dimensi yang sama.

Gambar 13. Penyimpanan tiang pancang

(27)

4) Pemacangan

Kepala tiang pancang harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel. Tiang pancang diikatkan pada sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik sehingga tiang pancang masuk pada bagian alat.

Gambar 14. Tiang pancang ditarik dengan sling Gambar 15. Tiang pancang dimasukkan kedalam alat

Gambar 16. Tiang pancang diluruskan Gambar 17. Kemiringan dicek dengan waterpass

Setelah kemiringan telah sesuai, kemudian dilakukan pemancangan dengan menjatuhkan palu pada mesin pancang.

(28)

 Pemancangan Tiang Pertama

Bila kedalaman pemancangan lebih dalam dari pada panjang tiang pancang satu batang, maka perlu dilakukan penyambungan dengan tiang pancang kedua, yaitu dengan pengelasan.

 Penyambungan Tiang Pancang dengan Pengelasan

Gambar 19. Penyambungan tiang pancang dengan pengelasan

Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi tertentu sesuai dengan perencana atau Direksi Pekerjaan. Selanjutnya dilakukan pemancangan di titik berikutnya dengan langkah yang sama.

Gambar 18. Pemancangan tiang pertama

(29)

2.2. Pondasi Tiang Bor

2.2.1. Pengertian Pondasi Tiang Bor

Pondasi tiang bor (bored pile) adalah pondasi tiang yang pemasangannya dilakukan dengan mengebor tanah pada awal pengerjaannya. Bored pile dipasang ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebih dahulu, baru kemudian diisi tulangan dan dicor beton. Tiang ini biasanya dipakai pada tanah yang stabil dan kaku, sehingga memungkinkan untuk membentuk lubang yang stabil dengan alat bor. Jika tanah mengandung air, pipa besi dibutuhkan untuk menahan dinding lubang dan pipa ini ditarik ke atas pada waktu pengecoran beton. Pada tanah yang keras atau batuan lunak, dasar tiang dapat dibesarkan untuk menambah tahanan dukung ujung tiang.

2.2.2. Jenis-Jenis Pondasi Tiang Bor Jenis-jenis pondasi bored pile : a. Bored pile lurus untuk tanah keras

b. Bored pile yang ujungnya diperbesar berbentuk trapesium c. Bored pile yang ujungnya diperbesar berbentuk bel d. Bored pile lurus untuk tanah batuan

Fungsi pondasi tiang bor pada umumnya dipengaruhi oleh besar atau bobot dan fungsi bangunan yang hendak didukung dan jenis tanah sebagai pendukung konstruksi seperti :

1) Transfer beban dari konstruksi bangunan atas (upper structure) ke dalam tanah melalui selimut tiang dan perlawanan ujung tiang.

2) Menahan daya desak ke atas (up live) maupun guling yang terjadi akibat kombinasi beban struktur yang terjadi.

3) Memampatkan tanah, terutama pada lapisan tanah yang lepas (non cohesive).

4) Mengontrol penurunan yang terjadi pada bangunan terutama pada bangunan yang berada pada tanah yang mempunyai penurunan yang besar.

Gambar 20. Pondasi bor pile

(30)

Faktor utama yang sering menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan jenis pondasi adalah biaya dan keandalannya. Keandalan disini merupakan keyakinan dari ahli pondasi dimana rancangan yang tertulis dalam dokumen desain akan memperoleh kondisi yang mendekati kondisi lapangan sehingga dapat memikul beban dengan suatu faktor keamanan yang memadai. Kemajuan-kemajuan telah diperoleh terhadap informasi mengenai perilaku tiang bor dengan adanya instrumentasi pada tiang bor yang diuji. Pondasi tiang bor mempunyai karakteristik khusus karena cara pelaksanaannya yang dapat mengakibatkan perbedaan perilakunya di bawah pembebanan dibandingkan pondasi tiang pancang.

Hal-hal yang mengakibatkan perbedaan tersebut diantaranya adalah :

1) Tiang bor dilaksanakan dengan menggali lubang bor dan mengisinya dengan meterial beton, sedangkan pondasi tiang pancang dimasukkan ke tanah dengan mendesak tanah disekitarnya (displacement pile).

2) Beton dicor dalam keadaan basah dan mengalami masa curing di bawah permukaan tanah.

3) Kadang-kadang digunakan casing untuk menjaga stabilitas dinding lubang bor dan dapat pula casing tersebut tidak tercabut karena kesulitan di lapangan.

4) Kadang-kadang digunakan slurry untuk menjaga stabilitas lubang bor yang dapat membentuk lapisan lumpur pada dinding galian serta mempengaruhi mekanisme gesekan tiang dengan tanah.

5) Cara penggalian lubang bor disesuaikan dengan kondisi tanah. Keuntungan pemakaian pondasi bore pile antara lain :

 Pemasangan tidak menimbulkan gangguan suara dan getaran yang membahayakan bangunan sekitarnya

 Mengurangi kebutuhan beton dan tulangan dowel pada pelat penutup tiang (pile cap)  Kedalaman tiang dapat divariasikan

 Tanah dapat diperiksa dan dicocokkan dengan data laboratorium  Tiang bor dapat dipasang menembus batuan

 Diameter tiang memungkinkan dibuat besar  Tidak ada resiko kenaikan muka tanah

 Penulangan tidak dipengaruhi oleh tegangan pada waktu pengangkutan dan pemancangan.

(31)

Pondasi tiang bor ini juga mempunyai kelemahan, diantaranya :

 Pengecoran tiang dipengaruhi kondisi cuaca pengecoran beton agak sulit bila dipengaruhi air tanah karena mutu beton tidak dapat di kontrol dengan baik.

 Mutu beton hasil pengecoran bila tidak terjamin keseragamannya di sepanjang badan tiang bor mengurangi kapasitas dukung tiang bor, terutama bila tiang bor cukup dalam.  Pengeboran dapat mengakibatkan gangguan kepadatan, bila tanah berupa pasir atau

tanah yang berkerikil.

 Air yang mengalir ke dalam lubang bor dapat mengakibatkan gangguan tanah, sehingga mengurangi kapasitas dukung tiang.

2.2.3. Metode Pelaksanaan Pondasi Bored Pile

Metode pelaksanaan pondasi bore pile ada 3 macam, yaitu metode kering, metode basah, dan metode casing. Berikut penjelasan perbedaan metode yang digunakan pada pelaksanaan pondasi bored pile.

1) Metode Kering

 Metode kering cocok digunakan pada tanah diatas muka air tanah yang ketika di bor dinding lubangnya tidak longsor, seperti lempung kaku homogen.

 Metode kering dapat dilakukan pada tanah dibawah muka air tanah, jika tanahnya mempunyai permeabilitas rendah, sehingga ketika dilakukan pengeboran, air tidak masuk ke dalam lubang bor saat lubang masih terbuka

 Pada metode kering, lubang dibuat menggunakan mesin bor tanpa pipa pelindung tanpa casing

 Dasar lubang bor yang kotor oleh rontokan tanah dibersihkan, tulangan yang telah dirangkai dimasukkan ke dalam lubang bor dan kemudian dicor

2) Metode Basah

 Metode basah umumnya dilakukan bila pengeboran melewati muka air tanah, sehingga lubang bor selalu longsor bila dindingnya tidak ditahan.

 Agar lubang tidak longsor, di dalam lubang bor diisi dengan larutan tanah lempung atau larutan polimer, jadi pengeboran dilakukan dalam larutan

 Jika kedalaman yang diinginkan telah tercapai, lubang bor dibersihkan dan tulangan yang telah dirangkai dimasukkan ke dalam lubang bor yang masih berisi cairanbentonite (Polymer)

(32)

 Adukan beton dimasukkan ke dalam lubang bor dengan pipa tremie, larutan bentonite akan terdesak dan terangkut ke atas oleh adukan beton

 Larutan yang keluar dari lubang bor, ditampung dan dapat digunakan lagi untuk pengeboran di lokasi selanjutnya.

3) Metode Casing

 Metode ini digunakan jika lubang bor sangat mudah longsor, misalnya tanah dilokasi adalah pasir bersih di bawah muka air tanah.

 Untuk menahan agar lubang bor tidak longsor digunakan pipa selubung baja (Casing)  Pemasangan pipa selubung ke dalam lubang bor dilakukan dengan cara memancang,

menggetarkan atau menekan pipa baja sampai kedalaman yang ditentukan.  Sebelum sampai menembus muka air tanah pipa selubung dimasukkan.

 Tanah di dalam pipa selubung dikeluarkan saat penggalian atau setelah pipa selubung sampai kedalaman yang diinginkan. Kemudian lubang bor dibersihkan kemudian tulangan yang telah dirangkai dimasukkan ke dalam pipa selubung

 Adukan beton dimasukkan ke dalam lubang (bila pembuatan lubang digunakan larutan, maka untuk pengecoran digunakan pipa tremie)

 Pipa selubung ditarik ke atas, namun kadang-kadang pipa selubung ditinggalkan di tempat

4) Metode Pelaksanaan Tiang Bor Secara Umum

Pekerjaan pondasi merupakan pekerjaan awal pada suatu proyek. Oleh karena itu langkah awal yang dilakukan adalah pemetaan terlebih dahulu, proses ini sebaiknya dilakukan sebelum alat-alat proyek masuk, agar tidak ada gangguan. Dari kegiatan pemetaan ini akan diperoleh suatu patokan yang tepat antara koordinat pada gambar kerja dengan kondisi lapangan yang sesungguhnya. Paralel dengan kegiatan pemetaan maka pembuatan penulangan tiang bor sudah dapat dilakukan. Hal ini penting agar pada saat proses pengeboran selesai tulangan sudah siap untuk dipasang. Karena bila tertunda lama maka lubang bor bisa rusak oleh hujan atau lainnya.

Saat semua alat berat sudah tersedia di lokasi maka pekerjaan pengeboran dapat dilakukan. Pengeboran merupakan proses awal dimulainya pengerjaan pondasi tiang bor, kedalaman dan diameter pengeboran merupakan parameter utama sebagai pemilihan alat-alat bor. Selain itu, batuan atau material yang ada di bawah permukaan tanah perlu diantisipasi sehingga bisa disediakan metode dan peralatan yang cocok.

(33)

BAB III TURAP 3.1. Pengertian

Turap adalah konstruksi yang dapat menahan tekanan tanah di sekelilingnya, mencegah terjadinya kelongsoran dan biasanya terdiri dari dinding turap dan penyangganya. Konstruksi dinding turap terdiri dari beberapa lembaran turap yang dipancangkan ke dalam tanah, serta membentuk formasi dinding menerus vertikal yang berguna untuk menahan timbunan tanah atau tanah yang berlereng. Turap terdiri dari bagian-bagian yang dibuat terlebih dahulu (pre-fabricated) atau dicetak terlebih dahulu

(pre-cast). (Sri Respati, 1995) Turap memiliki fungsi sebagai berikut ;

a. Struktur penahan tanah, misalnya pada tebing jalan raya atau tebing sungai b. Struktur penahan tanah pada galian

c. Struktur penahan tanah yang berlereng atau curam agar tanah tersebut tidak longsor d. Konstruksi bangunan yang ringan, saat kondisi tanah kurang mampu untuk

mendukung dinding penahan tanah

3.2. Jenis – jenis Turap Berdasarkan Bahan Terdapat 3 tipe turap berdasarkan bahan yaitu : 1) Turap Kayu

Turap kayu digunakan untuk dinding penahan tanah yang tidak begitu tinggi, karena tidak kuat menahan beban-beban lateral yang besar. Turap ini tidak cocok digunakan pada tanah berkerikil, karena turap cenderung pecah bila dipancang. Bila turap kayu digunakan untuk bangunan permanen yang berada di atas muka air, maka perlu diberikan lapisan pelindung agar tidak mudah lapuk. Turap kayu banyak digunakan pada pekerjaaan-pekerjaan sementara, misalnya untuk penahan tebing galian. Bentuk-bentuk susunan turap kayu dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 21. Turap bahan kayu

(34)

2) Turap Beton

Turap beton merupakan balok-balok yang telah di cetak sebelum dipasang dengan bentuk tertentu. Balok-balok turap dibuat saling mengkait satu sama lain. Masing-masing balok, kecuali dirancang kuat menahan beban-beban yang bekerja pada turap, juga terhadap beban-beban yang akan bekerja pada waktu pengangkatannya. Ujung bawah turap biasanya dibentuk meruncing untuk memudahkan pemancangan. Turap beton biasa

digunakan pada bangunan permanen atau pada detail-detail konstruksi yang agak sulit.

Gambar 22. Turap bahan beton

3) Turap Baja

Turap baja adalah jenis paling umum yang digunakan, baik digunakan untuk bangunan permanen atau ssementara karena beberapa sifat-sifatnya sebagai berikut:

a. Tahan terhadap tegangan dorong tinggi yang dikembangkan di dalam bahan keras atau bahan batuan

b. Mempunyai berat relatif yang tinggi c. Dapat dipakai berulang-ulang

d. Umur pemakaiannya cukup panjang baik di atas maupun di bawah air dengan perlindungan sederhana menurut NBS (1962) yang meringkaskan data tentang sejumlah tiang pancang yang diperiksa setelah pemakaian yang berlangsung lama e. Mudah menambah panjag tiang pancang dengan mengelas maupun dengan

memasang baut

f. Sambungan-sambungan sangat sedikit mengalami deformasi bila di desak penuh dengan tanah dan batuan selama pemancangan.

(35)

3.3. Tipe – tipe Dinding Turap

Terdapat 4 tipe dinding turap yaitu : 1) Dinding Turap Kantilever

Dinding turap kantilever merupakan turap yang dalam menahan beban lateral mengandalkan tahanan tanah didepan dinding. Defleksi lateral yang terjadi relatif besar pada pemakaian turap kantilever. Karena luas tampang bahan turap yang dibutuhkan bertambah besar dengan ketinggian tanah yang ditahan (akibat momen lentur yang timbul). Turap kantilever hanya cocok untuk menahan tanah denga ketinggian/kedalaman yang sedang.

Gambar 23. Turap kantilever

2) Dinding Berjangkar

Dinding turap berjangkar cocok untuk menahan tebing galian yang dalam, tetapi masih juga bergantung pada kondisi tanah. Dinding turap ini menahan beban lateral dengan mengandalkan tahanan tanah pada bagian turap yang terpancang kedalam tanah dengan dibantu oleh angker yang dipasang pada bagian atasnya.

Gambar 24. Turap berjangkar

(36)

3) Dinding Turap dengan Landasan (platform)

Dinding turap semacam ini dalam menahan tekanan tanah lateral dibantu oleh tiang-tiang, dimana diatas tiang tiang-tiang tersebut dibuat landasan untuk meletakkan bangunan tertentu. Tiang-tiang pendukung landasan juga berfungsi untuk mengurangi beban lateral pada turap. Dinding turap ini dibuat bila di dekat lokasi dinding turap direncanakan akan dibangun jalan kereta api, mesin derek atau bangunan-bangunan berat lainnya.

Gambar 25. Turap dengan landasan

4) Bendungan Elak Seluler

Bendungan elak seluler (celullar cofferdam) merupakan turap yang berbentuk sel-sel yang diisi dengan pasir. Dinding ini menahan tekanan tanah dengan mengandalkan

beratnya sendiri. (Hary Christady Hardiyatmo, 2002)

Gambar 26. Turap bendung elak seluler

(37)

3.4. Konsep Perencanaan Turap

Berdasarkan hasil penelitian dan survey lapangan yang telah dilakukan pada lokasi yang akan dibangunnya turap ini, serta dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan dalam pelaksanaannya, disusun beberapa konsep perencanaan turap antara lain :

a. Turap yang direncanakan tidak mengganggu atau merusak aliran air sungai (tidak mengganggu luas penampang basah sungai)

b. Turap berfungsi sebagai dinding yang dapat menahan kelongsoran tebing sungai dan melindungi tebing sungai terhadap gerusan air.

c. Turap dapat menahan tekanan tanah aktif serta tekanan air dan beban-beban lainnya yang bekerja pada dinding turap.

d. Turap direncanakan memiliki ketahanan jangka panjang pada llingkungan dengan siklus basah, kering dan dan lembab.

e. Turap juga berfungsi sebagai pelataran terbuka (open space) yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan publik.

f. Struktur turap terdiri dari tiang turap, dinding turap dan plat penutup tiang (pile

cap).

g. Dinding turap memiliki tekanan tanah lateral tanah aktif dan air, sedangkan tiang turap berfungsi memiliki gaya aksial dan lateral yang bekerja pada dinding turap, lantai penutup berfungsi sebagai beban aksial (counter weight) dan juga dapat dimanfaatkan sebagai open space.

3.5. Metode Perhitungan

Perhitungan stabilitas turap dilakukan dengan menggunakan metode perhitungan

Pemancangan Turap Kantilever dan Pemancangan Turap Diangker dengan

memperhitungkan berbagai variasi elevasi muka air pada sisi aktif dan sisi pasif turap dan memperhitungkan panjang kedalaman pembenaman D untuk kondisi pancang turap dari baja. Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan momen lentur maksimum (Mmaks) dan momen bending yang timbul pada turap dan besarnya gaya angkur.

1) Metode Perhitungan Ujung Bebas (Free Earth Method)

Dalam metode ini diasumsikan bahwa kedalaman turap tidak mencapai tanah keras sehingga ujung bawah turap tidak cukup kaku dan dapat berotasi. Kedalaman turap dibawah dasar galian dianggap tidak cukup untuk menahan tekanan tanah yang terjadi pada bagian atas dinding turap.

(38)

Anggapan dalam analisis stabilitas turap diangker dengan metode ujung bebas : a. Turap merupakan bahan yang sangat kaku dibandingkan dengan tanah disekitarnya. b. Kondisi tekanan tanah yang bekerja dianggap memenuhi syarat teori Rankie atau

Coulomb.

c. Turap dianggap berotasi dengan bebas diujung bawah dan tidak diizinkan bergerak secara lateral ditempat angker.

2) Metode Perhitungan Ujung Tetap (Fixed Earth Method)

Dalam metode ini diasumsikan bahwa kedalaman turap sudah mencapai tanah keras sehingga ujung bawah tetap kaku. Kedalaman penembusan turap dibawah dasar galian dianggap sudah cukup dalam, sehingga tanah dibawah dasar galian mampu memberikan tahanan pasif yang cukup untuk mencegah ujung bawah turap berotasi.

Anggapan dalam analisis stabilitas turap diangker dengan metode ujung tetap:

a. Kondisi tekanan tanah yang bekerja dianggap memenuhi syarat teori Rankine atau Coulomb.

b. Turap bebas berotasi, namun tidak diizinkan bergerak pada angkernya. c. Titik balik ditentukan dari teori elastisitas.

Pada metode ujung tetap hanya cocok untuk turap yang secara keseluruhan terletak dalam tanah granuler.

(39)

BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan

Berdasarkan makalah yang telah disusun ini dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pondasi tiang pancang berdasarkan bahan yang digunakan terbagi 3 yaitu tiang

pancang kayu, tiang pancang beton, dan tiang pancang baja. Sedangkan berdasarkan jenis pemancangnya yaitu tiang pancang pra cetak dan tiang yang dicor di tempat.

2. Pondasi tiang bor ada 4 jenis yaitu tiang bor lurus untuk tanah keras, tiang bor yang

ujungnya diperbesar berbentuk trapesium, tiang bor yang ujungnya diperbesar berbentuk bel, dan tiang bor lurus untuk tanah batuan

3. Ada 3 jenis turap, turap kayu, turap beton, dan turap baja.

4. Pemilihan jenis pondasi tergantung kondisi beban yang dipikulnya dan juga

tergantung pada jenis tanahnya.

5. Jenis-jenis alat pemasang tiang pancang adalah Drop Hammer, Diesel Hammer,

Hydraulic Hammer, dan Vibratory Pile Driver.

6. Metode pelaksanaan pemancangan ada tiga cara, yaitu metode hammer, metode

jack-in pile, dan metode jack-injeksi yang masjack-ing-masjack-ing memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Penggunaannya disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

7. Metode pelaksanaan pondasi tiang bor terdapat 3 cara yaitu metode kering, metode

basah, dan metode casing.

8. Konsep perencanaan turap antara lain :

a. Turap yang direncanakan tidak mengganggu atau merusak aliran air sungai (tidak mengganggu luas penampang basah sungai)

b. Turap berfungsi sebagai dinding yang dapat menahan kelongsoran tebing sungai dan melindungi tebing sungai terhadap gerusan air.

c. Turap dapat menahan tekanan tanah aktif serta tekanan air dan beban-beban lainnya yang bekerja pada dinding turap.

d. Turap direncanakan memiliki ketahanan jangka panjang pada llingkungan dengan siklus basah, kering dan dan lembab.

e. Turap juga berfungsi sebagai pelataran terbuka (open space) yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan publik.

f. Struktur turap terdiri dari tiang turap, dinding turap dan plat penutup tiang (pile cap).

(40)

g. Dinding turap memiliki tekanan tanah lateral tanah aktif dan air, sedangkan tiang turap berfungsi memiliki gaya aksial dan lateral yang bekerja pada dinding turap, lantai penutup berfungsi sebagai beban aksial (counter weight) dan juga dapat dimanfaatkan sebagai open space.

4.2. Saran

1. Sebelum perencanaan pemilihan pondasi apa yang akan digunakan, hendaknya perlu kita melakukan persiapan dengan memperoleh data teknis yang lengkap.

2. Untuk mendapat hasil yang baik sebaiknya dilakukan penyelidikan tanah terlebih dahulu.

3. Perhatikan K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja) selama di lapangan terutama saat menggunakan alat-alat berat.

4. Tetap fokus saat bekerja.

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Muttahizi, Ama. 2014. PONDASI TIANG BOR (BOR PILE).

http://dokumen.tips/documents/makalah-bor-pile.html . Dilihat : 27 Januari 2017. Simanjuntak, Elisabeth. 2015. Makalah Tiang Pancang.

http://gracesimpo.blogspot.co.id/2015/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html . Dilihat : 27 Januari 2017.

Amarta. 2016. Pondasi Tiang Pancang. http://dokumen.tips/documents/makalah-pondasi-tiang-pancang.html . Dilihat : 27 Januari 2017

Zebua, Robert. 2012. Pondasi Tiang Bor.

http://robertdesignstructure.blogspot.co.id/2012/12/pondasi-tiang-bor.html . Dilihat : 27 Januari 2017.

Syaifullah, Panji. 2011. Jenis Turap Dan Turap Kantilever.

https://www.scribd.com/doc/65173616/Jenis-Turap-Dan-Turap-Kantilever . Dilihat : 27 Januari 2017.

Melinda, AA. 2015. DEFINISI TURAP.

http://eprints.polsri.ac.id/1722/3/BAB%20II%20TINJAUAN%20PUSTAKA.pdf. Dilihat : 27 Januari 2017.

Gambar

Tabel 1. Jenis pondasi tiang pancang berdasarkan kualias materialnya
Gambar 1. Tiang pancang kayu
Gambar 3. Tiang pancang precast reinforced concrete pile
Gambar 4. Tiang pancang Precast Prestressed Concrete Pile
+7

Referensi

Dokumen terkait

Daya dukung selimut bored pile (skin friction). Qs = Daya dukung selimut tiang, ton.. Priscilla Girsang : Analisa Daya Dukung Pondasi Bored Pile Tunggal Pada Proyek Pembangunan

Kondisi eksisting pondasi yang digunakan berupa pondasi Bored Pile dan dalam skripsi ini Gedung didesai menggunakan pondasi alternatif tiang pancang untuk

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe pondasi tiang bored pile dengan diameter 1,00 m dan panjang tiang 7 m dapat menjadi pilihan pondasi gedung turbin mengingat

Setelah melakukan analisis keamanan lereng, analisis daya dukung pondasi dan analisis struktur maka dapat ditentukan ukuran pondasi tiang bor tunggal (single

Paper ini menyajikan tentang hasil karya imliah skripsi penulis tentang studi banding perencanan pondasi tiang pancang beton dan bored pile, dimana konstruksi

Berdasarkan beberapa kondisi diatas, maka perlu adanya studi perencanaan ulang (re-design) dengan mengharapkan pondasi tiang bor (bored pile) mampu menjadi

Dari Gambar 28, 29 dan 30 biaya total pelaksanaan pondasi yang terbesar adalah pada pondasi bored pile sedangkan biaya terkecil adalah pondasi tiang pancang

Marga Mandalasakti yaitu tiang pancang sudah efisien dalam segi waktu pengerjaannya, kemudian dibandingkan dengan desain pondasi baru yaitu pondasi bored pile dan untuk mengetahui