PROGRAM ASISTENSI MENGAJAR
A. LATAR BELAKANG
Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka sebagai kebijakan secara umum bertujuan untuk mempersiakan lulusan yang tangguh dalam menghadapi perubahan sosial, budaya, dunia kerja, dan teknologi yang semakin berkembang dengan pesat di era revolusi industri 4.0. Kesiapan lulusan berkaitan erat dengan proses membangun kompetensi mahasiswa sesuai dengan wawasan keilmuan yang dibarengi dengan keterampilan. Demikian pula halnya dengan kegiatan Mahasiswa Mengajar pada Program MBKM ditawarkan sebagai salah satu kegiatan yang dianggap mampu membentuk kompetensi mahasiswa (lulusan) khususnya sebagai calon guru.
Terkait dengan hal tersebut, fenomena bahwa kualitas pendidikan dasar dan menengah di Indonesia masih sangat rendah (PISA 2018 peringkat Indonesia no 7 dari bawah), menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia secara umum masih rendah dan hal ini berkaitan dengan kompetensi guru dalam mengajar. Sepertu kita ketahui pula bahwa jumlah satuan pendidikan di Indonesia yang sangat banyak memiliki beragam permasalahan baik pada satuan pendidikan formal, non formal maupun informal. Menyikapi fenomena tersebut maka Prodi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan memilihn kegiatan Mahasiswa Mengahjar dalam bentuk Asistensi Mengajar sebagai salah satu bentuk program MBKM yang dilaksanakan oleh mahasiswa sebagai calon lulusan. Kegiatan Asistensi mengajar akan dilakukan oleh mahasiswa di satuan pendidikan seperti sekolah dasar, menengah, maupun atas. Sekolah tempat praktek mengajar dapat berada di lokasi kota maupun di daerah terpencil.
B. DASAR HUKUM
Dasar hukum bagi pelaksanaan Asistensi Mengajar di satuan pendidikan adalah: 1. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; 3. UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi 4. UU Nomor 6 Tahun 2014, tentang Desa.
5. PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
7. PP Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi;
8. PP Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020, tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
10. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 17 Tahun 2019, tentang Pedoman Umum Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa.
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru;
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor;
13. Peraturan Presiden RI Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI);
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 73 tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia;
C. TUJUAN
Adapun tujuan Kegiatan Asistensi Mengajar pada Program MBKM secara umum antara lain :
1) Memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang memiliki minat dalam bidang pendidikan untuk turut serta mengajarkan dan memperdalam ilmunya dengan cara menjadi guru di satuan pendidikan.
2) Membantu meningkatkan pemerataan kualitas pendidikan, serta relevansi pendidikan dasar dan menengah dengan pendidikan tinggi dan perkembangan zaman.
D. MANFAAT
Bagi Mahasiswa:
1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menguasai kompetensi guru secara gradual.
3. Kesempatan membentuk kepercayaan diri, karena dapat menambah dan meningkatkan keterampilan serta keahlian profesi guru;
4. Mendapatkan pemahaman, penghayatan, dan pengalaman di bidang manajemen dan kultur sekolah;
5. Mendapatkan pengalaman melalui pengamatan terhadap proses pembentukan kompetensi pedagogik, kepribadian, dan sosial di sekolah;
6. Mendapatkan pengalaman dan penghayatan melalui pengamatan terhadap proses pembelajaran di kelas;
7. Memperoleh pengalaman tentang cara berfikir dan bekerja secara interdisipliner, sehingga dapat memahami adanya keterkaitan ilmu dalam mengatasi permasalahan pendidikan yang ada di sekolah;
8. Memperoleh kemampuan penalaran dalam melakukan penelaahan, perumusan dan pemecahan masalah pendidikan yang ada di sekolah;
9. Memperoleh pengalaman dan keterampilan untuk melaksanakan pembelajaran dan kegiatan manajerial di sekolah; dan
10. Memperoleh kemampuan untuk berperan sebagai motivator, fasilitator, dinamisator, dan membantu pemikiran sebagai problem solver di sekolah.
Bagi Sekolah
1. Sekolah mendapat kepercayaan dan kesempatan untuk ikut serta dalam menyiapkan calon guru yang profesional.
2. Mendapatkan bantuan pemikiran, tenaga, ilmu, dan teknologi dalam merencanakan serta melaksanakan pengembangan sekolah
3. Memperoleh kesempatan untuk bermitra dengan pihak universitas daalam melakukan perbaikan mutu pendidikan khususnya proses pembelajaran.
Bagi Universitas:
1. Memperoleh masukan untuk penyempurnaan kurikulum program studi kependidikan dan pendidikan profesi guru.
2. Menambah akses terhadap stakeholders kampus, sehingga mempermudah lulusan memperoleh pekerjaan.
3. Memperoleh umpan-balik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi akademik mahasiswa
4. Memperluas jejaring kerjasama antara universitas dengan sekolah sehingga dapat meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara program akademik dengan pengetahuan dan keterampilan lulusan.
E. MEKANISME
Adapun mekanisme pelaksanaan asistensi mengajar di satuan pendidikan adalah sebagai berikut.:
1. Program Studi / Jurusan
a) Bersama dengan Perguruan Tinggi Menyusun dokumen kerja sama (MoU/SPK) dengan mitra satuan pendidikan, izin dari dinas Pendidikan, dan menyusun program bersama satuan Pendidikan setempat.
b) Menyeleksi Program kerjasama dengan program Indonesia Mengajar, Forum Gerakan Mahasiswa Mengajar Indonesia (FGMMI), dan program-program lain yang direkomendasikan oleh Kemendikbud.
c) Menyususn data satuan pendidikan dari Dinas Pendidikan setempat, serta mendata kebutuhan jumlah tenaga asisten pegajar dan mata pelajarannya didasarkan pada kebutuhan masing-masing pemerintah daerah melalui dinas pendidikan provinsi/kota.
d) Mendata serta memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengikuti program mengajar di satuan pendidikan formal maupun non-formal.
e) Menugaskan Dosen Pembimbing Asistensi Mengajar (DPAM) untuk melakukan pendampingan, pelatihan, monitoring, serta evaluasi terhadap kegiatan mengajar di satuan pendidikan yang dilakukan oleh mahasiswa.
f) Merancang proses penyetaraan/rekognisi jam kegiatan mengajar di satuan pendidikan untuk diakui sebagai SKS.
g) Melaporkan hasil kegiatan belajar ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi melalui Pangkalan Data Pendidikan Tinggi.
2. Sekolah/Satuan Pendidikan
a) Menjamin kegiatan mengajar di satuan pendidikan yang diikuti mahasiswa sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak kerja sama
b) Menunjuk guru pamong/pendamping mahasiswa yan melakukan kegiatan mengajar di satuan pendidikan.
c) Bersama-sama dosen pembimbing melakukan monitoring dan evaluasi atas kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa
d) Memberikan nilai untuk direkognisi menjadi SKS mahasiswa.
3. Mahasiswa
a) Melalui persetujuan Dosen Pembimbing Asistensi Mengajar (DPAM mahasiswa mendaftarkan dan mengikuti seleksi asisten mengajar di satuan pendidikan.
b) Melaksanakan kegiatan asistensi mengajar di satuan Pendidikan di bawah bimbingan dosen pembimbing.
c) Mengisi logbook sesuai dengan aktivitas yang dilakukan.
F. ALUR PELAKSANAAN
1. Mahasiswa mendaftar melalui Prodi untuk mengikuti program Asistensi Mengajar
2. Prodi menetapkan Dosen Pembimbing dan menjalin komunikasi dengan Sekolah untuk rencana penempatan mahasiswa
3. Mahasiswa berdiskusi dengan dosen pembimbing terkait rencana program 4. Rencana program asistensi mengajar disetujui Dosen Pembimbing dan Prodi 5. Mahasiswa mengikuti sosialisasi pelaksanaan Asistensi Mengajar Program
Merdeka Belajar – Kampus Merdeka
6. Mahasiswa dengan didampingi Dosen Pembimbing melapor ke Sekolah lokasi Asistensi Mengajar
7. Sekolah menunjuk guru pamong mahasiswa
8. Mahasiswa menjalankan rencana program Asistensi Mengajar dan mengisi logbook sesuai dengan aktivitas yang dilakukan
9. Dosen Pendamping meninjau dan mengevaluasi realisasi program mahasiswa tiap bulan
10. Dosen Pendamping melaporkan perkembangan realisasi program mahasiswa kepada Prodi untuk tiap bulan
11. Di akhir pelaksanaan Asistensi Mengajar, Dosen Pendamping menjemput Mahasiswa di Sekolah sekaligus berdiskusi dengan pihak sekolah terkait pengembangan program Asistensi Mengajar
12. Mahasiswa membuat laporan hasil kinerja Asistensi Mengajar dan mendiseminasikan dihadapan Dosen Pendamping, Ketua Prodi, dan Pihak Sekolah
13. Nilai pelaksanaan Asistensi Mengajar mahasiswa dilaporkan kepada Bagian Akademik
Mahasiswa Prodi Dosen Pendamping Sekolah Mitra Bagian Akademik PDDikti Mengajukan Asistensi Mengajar Membimbing mahasiswa menyusun dan menjalankan rencana program Perkuliahan di prodi sendiri Menunjuk guru pamong Ya Tidak Memberikan penilaian akhir bersama Prodi, dan Pihak Sekolah Mitra Melaporkan nilai