• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TAHUN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TAHUN 2013"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

 Pertumbuhan Ekonomi Papua Barat tahun 2013 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) meningkat sebesar 9,30 persen terhadap tahun 2012. Semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan positif, pertumbuhan tertinggi di sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 12,66 persen, diikuti sektor industri pengolahan sebesar 12,19 persen serta sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 11,76 persen.

 Sumber utama pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 adalah sektor industri pengolahan 5,60 persen, sektor jasa-jasa 0,82 persen, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran 0,78 persen.

 Pertumbuhan PDRB tanpa migas pada tahun 2013 mencapai 7,83 persen, lebih rendah dari pertumbuhan PDRB dengan migas yang besarnya 9,30 persen.

 Besaran PDRB Papua Barat pada tahun 2013 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 50.908,73 miliar, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp 15.061,52 miliar.

 Menurut penggunaan, komponen PDRB penggunaan mengalami pertumbuhan positif pada tahun 2013 kecualiperubahan stok yang mengalami pertumbuhan negatif, dengan pertumbuhan tertinggi pada ekspor sebesar 29,99 persen, diikuti pembentukan modal tetap bruto 17,81 persen, konsumsi lembaga nirlaba 17,33 persen, konsumsi pemerintah12,15 persen, impor tumbuh sebesar 11,90 persen, dan konsumsi rumah tangga sebesar 8,12. Sementara perubahan stok mengalami pertumbuhan minus 218,88 persen. .

 Sumber utama pertumbuhan ekonomi dari sisi penggunaan adalah ekspor 19,89 persen, diikuti oleh pembentukan modal tetap bruto 3,32 persen dan komponen konsumsi rumah tangga 3,01 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 1,35 persen, konsumsi lembaga nirlaba 0,07 persen. Komponen impor sebagai faktor pengurang tumbuh 4,73 persen, dan perubahan stok minus 13,61 persen.

 Secara triwulanan, PDRB Papua Barat triwulan IV/2013 tumbuh 4,45 persen dibandingkan dengan triwulan III/2013 (q-to-q). Bila dibandingkan dengan triwulan IV/2012 (y-on-y) perekonomian PDRB Papua Barat tumbuh sebesar 15,76 persen. Di sisi sektoral, pertumbuhan tertinggi terjadi di sektor industri pengolahan yang mencapai 28,23 persen dan yang terendah terjadi di sektor pertanian yang tumbuh sebesar 2,12 persen. Sementara di sisi penggunaan, pertumbuhan tertinggi terjadi di komponen ekspor sebesar 29,79 persen dan yang terendah di komponen perubahan stok yang tumbuh minus 16,00 persen.

 PDRB per-kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 mencapai Rp 61,46 juta, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp 53,54 juta.

No. 09/02/91/Th. VIII, 05 Februari 2014

P

ERTUMBUHAN

E

KONOMI

P

APUA

B

ARAT

T

AHUN

2013

(2)

I.

Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2013 menurut Lapangan Usaha

Perekonomian Papua Barat pada tahun 2 0 1 3 mengalami pertumbuhan sebesar 9 ,3 0 persen dibanding tahun 2 0 1 2 . Nilai PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2 0 1 3 mencapai Rp 1 5 .0 6 1 ,5 2 miliar, sedangkan pada tahun 2 0 1 2 sebesar Rp 1 3 .7 8 0 ,1 2 miliar. Bila dilihat berdasarkan harga berlaku, PDRB tahun 2 0 1 3 naik sebesar 1 7 ,8 3 persen, dari Rp 4 3 .2 0 4 ,8 2 miliar pada tahun 2 0 1 2 menjadi sebesar Rp 5 0 .9 0 8 ,7 3 miliar pada tahun 2 0 1 3 . Laju Pertumbuhan (Persen) Sumber Pertumbuhan (Persen) 2012 2013 2012 2013 2013 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Pertanian 5,342.11 5,932.56 2,075.89 2,149.04 3.52 0.53

2. Pertambangan dan Penggalian 2,809.97 2,895.69 1,219.81 1,222.08 0.19 0.02 3. Industri Pengolahan 23,105.32 27,633.15 6,333.96 7,105.89 12.19 5.60 4. Listrik dan Air Bersih 126.93 150.65 40.37 44.01 9.02 0.03

5. Konstruksi 3,135.43 3,937.44 905.58 1,008.56 11.37 0.75

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 2,832.00 3,514.45 916.69 1,024.46 11.76 0.78 7. Pengangkutan dan Komunikasi 2,043.56 2,416.98 760.51 838.22 10.22 0.56 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perush. 797.67 1,008.67 232.43 261.86 12.66 0.21

9. Jasa-jasa 3,011.83 3,419.14 1,294.89 1,407.40 8.69 0.82

PDRB 43,204.82 50,908.73 13,780.12 15,061.52 9.30 9.30

PDRB Tanpa Migas 19,167.64 22,544.62 6,996.73 7,543.17 7.83

-Tabel 1

Nilai PDRB Tahun 2012-2013, Laju serta

Sumber Pertumbuhan Tahun 2013 menurut Lapangan Usaha

Lapangan Usaha

ADH Berlaku (Miliar Rupiah)

ADH Konstan 2000 (Miliar Rupiah)

Selama tahun 2013, semua sektor ekonomi yang membentuk PDRB mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang tumbuh mencapai 12,66 persen, diikuti oleh sektor industri pengolahan 12,19 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran 11,76 persen, sektor konstruksi 11,37 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 10,22 persen, sektor listrik dan air bersih 9,02 persen, sektor jasa-jasa 8,69 persen, sektor pertanian 3,52 persen serta sektor pertambangan dan penggalian 0,19 persen. Pertumbuhan PDRB tanpa migas pada tahun 2013 mencapai 7,83 persen yang berarti lebih rendah dari pertumbuhan PDRB dengan migas yang besarnya 9,30 persen

Sumbangan sektor industri pengolahan dalam menciptakan laju pertumbuhan ekonomi selama tahun 2013 masih tetap yang terbesar. LNG Tangguh di Kabupaten Teluk Bintuni meningkatkan nilai tambah sektor industri pengolahan melalui subsektor gas alam cair. NTB yang besar dari subsektor gas alam cair masih mendongkrak kontribusi sektor industri pengolahan.

(3)

Sektor industri pengolahan memberikan sumbangan sebesar 5,60 persen terhadap pertumbuhan secara total. Kemudian diikuti oleh sektor jasa-jasa yang memberikan kontribusi sebesar 0,82 persen serta sektor perdagangan, hotel dan restoran menyumbang 0,78 persen. Sumber-sumber pertumbuhan secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 1.

Produksi LNG mempengaruhi pergeseran struktur ekonomi Papua Barat sejak tahun 2010. NTB yang tercipta mendorong sektor industri pengolahan menjadi sektor terbesar yang menyumbang nilai PDRB pada tahun 2013. Keadaan tersebut menggeser kontribusi sektor pertanian yang selama ini menjadi sektor dominan di Papua Barat. Tiga sektor utama di Papua Barat yang memiliki sumbangan terbesar adalah sektor industri pengolahan 54,28 persen, sektor pertanian 11,65 persen, dan sektor konstruksi 7,73 persen. Dengan demikian ketiga sektor tersebut menguasai 73,66 persen perekonomian di Papua Barat.

Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013

(1) (2) (3) (4)

1. Pertanian 17.36 13.77 12.36 11.65

2. Pertambangan dan Penggalian 8.57 7.23 6.50 5.69

3. Industri Pengolahan 44.55 51.66 53.48 54.28

4. Listrik dan Air Bersih 0.36 0.31 0.29 0.30

5. Konstruksi 7.57 6.86 7.26 7.73

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7.03 6.47 6.55 6.90

7. Pengangkutan dan Komunikasi 5.32 4.70 4.73 4.75

8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perush. 2.07 1.85 1.85 1.98

9. Jasa-jasa 7.17 7.14 6.97 6.72

PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00

PDRB Tanpa Migas 52.31 45.81 44.36 44.28

Tabel 2

Struktur PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (persentase)

M enurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2013

II.

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV/2013

Kinerja perekonomian Provinsi Papua Barat pada triwulan IV tahun 2013 yang digambarkan oleh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan perkembangan yang tumbuh positif namun melambat menjadi sebesar 4,45 persen dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q). Perlambatan kinerja pertumbuhan pada triwulan IV tahun 2013 ini terutama karena hampir semua sektor ekonomi kecuali sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa mengalami perlambatan. Sementara sektor pertambangan dan penggalian justru mengalami

(4)

kontraksi sebesar minus 0,01 persen. Peningkatan kinerja pertumbuhan tertinggi ditunjukkan oleh sektor jasa-jasa sebesar 7,25 persen, diikuti sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 6,99 persen dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 3,54 persen. Sementara sektor-sektor lain memiliki pertumbuhan positif namun mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Perlambatan pertumbuhan tertinggi terjadi di sektor industri pengolahan yang mencapai pertumbuhan sebesar 6,26 persen atau melambat sekitar 2,65 persen dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara pertumbuhan sektor lainnya adalah sektor konstruksi 4,81 persen; sektor pengangkutan dan komunikasi 2,34 persen; sektor listrik dan air bersih 1,69 persen; dan sektor pertanian 0,04 persen.

Selanjutnya, perekonomian Papua Barat pada triwulan IV tahun 2013 bila dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2012 (year-on-year) mengalami pertumbuhan sebesar 15,76 persen. Pertumbuhan tersebut terjadi pada semua sektor ekonomi. Sektor industri pengolahan mencapai pertumbuhan tertinggi sebesar 28,23 persen. Selanjutnya sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 15,49 persen; sektor perdagangan, hotel dan restoran 10,75 persen; sektor konstruksi 10,73 persen; sektor pengangkutan dan komunikasi 8,91 persen; sektor listrik dan air bersih 8,33 persen; sektor jasa-jasa 6,19 persen; pertambangan dan penggalian 2,99 persen; dan sektor pertanian 2,12 persen. Lapangan Usaha Triw II 2013 terhadap Triw I 2013 Triw III 2013 terhadap Triw II 2013 Triw IV 2013 terhadap Triw III 2013 Triw IV 2013 terhadap Triw IV 2012 Sumber Pertumbuhan (y-on-y ) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Pertanian 1.43 1.40 0.04 2.12 0.33

2. Pertambangan dan Penggalian -0.06 0.94 -0.01 2.99 0.26

3. Industri Pengolahan -9.97 8.91 6.26 28.23 12.17

4. Listrik dan Air Bersih 2.12 2.47 1.69 8.33 0.03

5. Konstruksi 2.43 5.22 4.81 10.73 0.76

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 2.20 2.41 3.54 10.75 0.76

7. Pengangkutan dan Komunikasi 1.9 3.01 2.34 8.91 0.52

8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perush. 7.80 0.82 6.99 15.49 0.28

9. Jasa-jasa 4.59 2.31 7.25 6.19 0.65

PDRB -3.70 5.27 4.45 15.76 15.76

PDRB Tanpa Migas 2.51 2.35 3.16 6.40

-Tabel 3

Laju Pertumbuhan PDRB M enurut Lapangan Usaha (persentase)

(5)

Dilihat dari nilai nominalnya, PDRB triwulan IV tahun 2013 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 13.758,99 miliar. Sementara nilai PDRB atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp 3.951,75 miliar. Nilai PDRB atas dasar harga berlaku meningkat sebesar 6,72 dibandingkan nilai pada triwulan sebelumnya atau sebesar Rp 866,64 juta. Demikian juga dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp 168,23 juta.

Distribusi PDRB menurut sektor atas dasar harga berlaku juga menunjukkan peranan masing-masing sektor terhadap perekonomian. Peranan masing-masing-masing-masing sektor ekonomi itulah yang membentuk struktur ekonomi. Tiga sektor utama perekonomian Papua Barat pada triwulan IV tahun 2013 yaitu sektor industri pengolahan, sektor pertanian, serta sektor konstruksi mempunyai peranan sebesar 73,67 persen. Sektor industri pengolahan memberi kontribusi sebesar 54,32 persen, sektor pertanian 11,29 persen, dan sektor konstruksi 8,06 persen.

Triw III-2013 Triw IV-2013 Triw III-2013 Triw IV-2013

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian 1,504.33 1,553.26 542.84 543.07

2. Pertambangan dan Penggalian 728.65 746.75 306.90 306.88

3. Industri Pengolahan 6,978.55 7,474.12 1,776.18 1,887.32

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 38.51 40.15 11.15 11.34

5. Konstruksi 1,019.96 1,109.00 256.87 269.23

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 897.84 953.29 258.23 267.36

7. Pengangkutan dan Komunikasi 613.83 649.34 212.38 217.35

8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perush. 247.90 297.92 65.76 70.36

9. Jasa-jasa 862.79 935.16 353.22 378.84

PDRB 12,892.35 13,758.99 3,783.52 3,951.75

PDRB Tanpa Migas 5,739.28 6,115.15 1,903.98 1,964.19

Tabel 4

PDRB M enurut Lapangan Usaha Triwulan III dan Triwulan IV-2013 (miliar rupiah)

(6)

Triwulan III Triwulan IV Triwulan III Triwulan IV

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian 12.25 12.97 11.67 11.29

2. Pertambangan dan Penggalian 6.27 6.35 5.65 5.43

3. Industri Pengolahan 53.42 50.27 54.13 54.32

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 0.30 0.31 0.30 0.29

5. Konstruksi 7.41 8.11 7.91 8.06

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 6.59 7.05 6.96 6.93

7. Pengangkutan dan Komunikasi 4.75 5.09 4.76 4.72

8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perush. 1.95 2.00 1.92 2.17

9. Jasa-jasa 7.06 7.85 6.69 6.80

PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00

PDRB Tanpa Migas 44.65 48.06 44.52 44.44

Tabel 5

Struktur PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (persentase)

M enurut Lapangan Usaha Triwulan III dan Triwulan IV Tahun 2012-2013

Lapangan Usaha 2012 2013

Dibandingkan dengan keadaan triwulan IV tahun 2012, secara umum pada tahun 2012 terjadi perubahan peranan pada dua sektor ekonomi yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa-jasa. Pada tahun 2012 triwulan IV, share sektor perdagangan, hotel dan restoran berada pada urutan tertinggi setelah jasa-jasa, namun urutannya berubah pada tahun 2013 dimana sektor perdagangan, hotel dan restoran menggeser posisi sektor jasa-jasa. Sektor industri pengolahan masih menjadi sektor paling dominan yang memberikan sumbangan terbesar terhadap PDRB Papua Barat dikarenakan adanya subsektor gas alam cair (LNG Tangguh). Sementara sektor pertanian turun menjadi peringkat kedua, diikuti oleh sektor konstruksi. Yang patut dicermati adalah semua sektor kecuali sektor industri pengolahan dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan menunjukkan peningkatan kontribusi. Sektor industri pengolahan bahkan semakin dominan dalam menggeser peranan sektor-sektor lainnya, dan peranannya mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012.

III. Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2013 Menurut Penggunaan

Pertumbuhan ekonomi Papua Barat pada tahun 2013 tercatat sebesar 9,30 persen. Dari pertumbuhan 9,30 persen, 19,89 persen bersumber dari komponen ekspor. Kemudian disusul oleh komponen pembentukan modal tetap bruto yang menyumbang 3,32 persen dan komponen konsumsi rumah tangga menyumbang 3,01 persen terhadap pertumbuhan total. Sementara komponen konsumsi pemerintah menyumbang 1,35 persen, konsumsi lembaga nirlaba 0,07 persen,

(7)

dan perubahan stok minus 13,61 persen. Impor sebagai faktor pengurang menyumbangkan 4,73 persen.

Pertumbuhan masing-masing komponen yaitu konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 8,12 persen, konsumsi lembaga swasta nirlaba sebesar 17,33 persen, konsumsi pemerintah sebesar 12,15 persen, pembentukan modal tetap bruto sebesar 17,81 persen. Sedangkan ekspor maupun impor barang dan jasa, masing-masing tumbuh sebesar 29,99 persen dan 11,90 persen. Pertumbuhan ekspor pada tahun 2013 cukup tinggi terutama terjadi karena adanya peningkatan produksi LNG Tangguh yang hasilnya memang untuk diekspor ke luar negeri, sedangkan pada komponen impor pertumbuhannya tidak setinggi ekspor.

Dilihat dari nilai nominalnya, PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2013 senilai Rp 50.908,73 miliar, lebih dari separuhnya digunakan untuk ekspor yaitu sebesar Rp 26.305,00 miliar. Komponen penggunaan lainnya meliputi pengeluaran untuk konsumsi konsumsi rumah tanggasebesar Rp 17.996,15 miliar, konsumsi lembaga swasta nirlaba sebesar Rp 187,04 miliar, konsumsi pemerintah sebesar Rp 6.859,27 miliar, pembentukan modal tetap bruto sebesar Rp 12.538,32 miliar, perubahan stok sebesar Rp 5.019,99 miliar, serta transaksi impor sebesar Rp 17.997,04 miliar. Laju Pertumbuhan (Persen) Sumber Pertumbuhan (Persen) 2012 2013 2012 2013 2013 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 15.208,56 17.996,15 5.109,86 5.524,94 8,12 3,01

2. Pengeluaran Kons. Lembaga Swasta Nirlaba 146,47 187,04 51,83 60,81 17,33 0,07

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 6.222,87 6.859,27 1.537,04 1.723,72 12,15 1,35

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 10.051,78 12.538,32 2.572,08 3.030,08 17,81 3,32

5. Perubahan Stok 5.198,67 5.019,99 856,71 -1.018,42 -218,88 -13,61

6. Ekspor 20.638,46 26.305,00 9.136,28 11.876,46 29,99 19,89

7. Dikurangi Impor 14.261,99 17.997,04 5.483,67 6.136,08 11,90 4,73

PDRB 43.204,82 50.908,73 13.780,12 15.061,52 9,30 9,30

Tabel 6

Nilai PDRB Tahun 2012-2013, Laju serta Sumber Pertumbuhan PDRB Menurut Penggunaan Tahun 2013 (persentase)

Jenis Penggunaan

ADH Berlaku (Miliar Rupiah) ADH Konstan 2000 (Miliar Rupiah)

Dari nilai atas dasar harga berlaku bisa dilihat struktur perekonomian Papua Barat menurut penggunaan. Komponen yang mempunyai kontribusi terbesar masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya yaitu komponen ekspor yang memberikan kontribusi sebesar 51,67 persen. Kemudian disusul oleh konsumsi rumah tangga 35,35 persen, pembentukan modal tetap bruto 24,63 persen, konsumsi pemerintah 13,47 persen, perubahan stok 9,86 persen dan konsumsi lembaga nirlaba 0,37

(8)

persen. Jika peranan tersebut dibandingkan dengan peranan tahun 2012 maka terlihat tidak adanya perubahan struktur peranan masing-masing komponen. Peranan komponen ekspor meningkat dibanding tahun 2012 karena adanya ekspor LNG Tangguh yang meningkat dimana LNG merupakan penyumbang terbesar komoditas ekspor Papua Barat. Produksi LNG pada tahun 2013 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012. Peningkatan distribusi terjadi pada komponen impor yang distribusinya meningkat menjadi 35,35 persen dibanding tahun 2012 yang hanya mencapai 33,01 persen. Meskipun demikian, secara net ekspor tahun 2013 masih lebih baik dibanding tahun 2012. Net ekspor tahun 2013 sebesar Rp 8.307,96 miliar, sedangkan tahun 2012 sebesar Rp 6.376,47 miliar. Komponen yang mengalami penurunan kontribusi pada tahun 2013 ialah pengeluaran konsumsi pemerintah, dimana persentasenya selalu menurun sejak tahun 2011.

IV. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV Tahun 2013 Menurut Penggunaan

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV tahun 2013 mencapai 4,45 persen dibandingkan triwulan III 2013 (q-to-q). Sumber pertumbuhan terbesar dari komponen ekspor, sebesar 4,46 persen, diikuti oleh pembentukan modal tetap bruto sebesar 1,14 persen. Bila dilihat laju pertumbuhan q-to-q masing-masing komponen, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen perubahan stok sebesar 15,21 persen. Peningkatan ini dapat terjadi karena banyaknya persediaan barang menjelang Natal dan perayaan tahun baru. Komponen selanjutnya yang memiliki pertumbuhan tertinggi ialah pengeluaran konsumsi pemerintah. Banyaknya kegiatan instansi-instansi pemerintah pada triwulan IV, berupa pertemuan seminar, workshop, perjalanan dinas menyumbang besar pada pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi pemerintah. Sementara itu ekspor berada pada urutan ketiga dengan laju pertumbuhan sebesar 5,67 persen. Peningkatan

Jenis Penggunaan 2013 2012 2011

(1) (2) (3) (4)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 35,35 35,20 36,33

2. Pengeluaran Kons. Lembaga Swasta Nirlaba 0,37 0,34 0,36

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 13,47 14,40 15,31

4. Pembentukan M odal Tetap Bruto 24,63 23,27 21,88

5. Perubahan Stok 9,86 12,03 3,41

6. Ekspor 51,67 47,77 53,12

7. Dikurangi Impor 35,35 33,01 30,42

PDRB 100,00 100,00 100,00

Struktur Komponen-komponen PDRB Papua Barat Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Penggunaan Tahun 2011-2013

(persentase) Tabel 7

(9)

ekspor pada triwulan ini terjadi terutama karena peningkatan ekspor luar negeri, yang didorong oleh pertumbuhan produksi LNG, yang masih menjadi komoditas utama ekspor luar negeri Papua Barat. Sedangkan komponen impor sebagai faktor pengurang juga tumbuh sebesar 4,53 persen. Berbeda dengan ekspor yang didominasi ekspor luar negeri, komponen impor lebih banyak didominasi impor dari luar Provinsi Papua Barat. Impor antar propinsi mengalami pertumbuhan sebesar 5,17 persen sedangkan impor luar negeri menurun sebesar 64,62 persen.

Jika dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan yang sama tahun 2012 (year-on-year), terdapat komponen penggunaan yang menunjukkan pertumbuhan negatif, yaitu komponen perubahan stok yang tumbuh minus 233,73 persen. Laju pertumbuhan yang tertinggi terjadi pada komponen ekspor sebesar 47,84 persen, diikuti oleh konsumsi pemerintah sebesar 19,15 persen, pembentukan modal tetap bruto yang tumbuh 18,60 persen, komponen konsumsi lembaga swasta nirlaba 17,77 persen, impor sebesar 16,82 persen, dan konsumsi rumah tangga sebesar 7,00 persen.

Jenis Penggunaan Triw IV 2013 terhadap Triw III 2013 Triw III 2013 terhadap Triw II 2013 Triw IV 2013 terhadap Triw IV 2012 Sumber Pertumbuhan (y-on-y) Sumber Pertumbuha n (q-to-q) (1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 2,44 3,76 7,00 2,76 0,91

2. Pengeluaran Kons. Lembaga Swasta Nirlaba 4,38 4,28 17,77 0,07 0,02

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 7,50 11,81 19,15 2,30 0,90

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 5,55 5,53 18,60 3,76 1,14

5. Perubahan Stok 15,21 -7,58 -233,73 -16,00 -1,09 6. Ekspor 5,67 3,51 47,84 29,79 4,46 7. Dikurangi Impor 4,53 4,93 16,82 6,93 1,88 PDRB 4,45 5,27 15,76 15,76 4,45 Tabel 8 (persentase)

Laju Pertumbuhan PDRB M enurut Penggunaan Triwulan III-IV tahun 2013

Dilihat dari pola distribusi PDRB penggunaan, tampak bahwa komponen ekspor masih merupakan penyumbang terbesar dalam penggunaan PDRB Papua Barat.Ekspor memberikan kontribusi sebesar 51,26 persen. Kontribusi tersebut naik tipis dibandingkan kontribusinya pada triwulan sebelumnya. Komponen-komponen lain yang mengalami peningkatan dalam kontribusi terhadap PDRB Penggunaan yaitu pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 15,00 persen, dan impor sebesar 36,60 persen. Sementara komponen lain mengalami penurunan. Pengeluaran konsumsi rumah tangga kontribusinya hanya menjadi 35,30 persen, pembentukan modal tetap bruto turun tipis menjadi 25,05 persen, perubahan stok menjadi 9,61 persen, dan konsumsi lembaga swasta nirlaba tetap memberikan kontribusi sebesar 0,37 persen. Besar sumbangan tiap

(10)

komponennya dipengaruhi oleh nilai nominal masing-masing komponen. Nilai masing-masing komponen dapat dilihat pada tabel 9.

Triw IV-2013 Triw III-2013 Triw IV-2013 Triw III-2013

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 4.856,81 4.657,28 1.440,82 1.406,55 2. Pengeluaran Kons. Lembaga Swasta Nirlaba 50,89 48,20 16,15 15,47 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2.064,41 1.782,15 489,14 455,03 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 3.446,80 3.234,53 818,02 774,99

5. Perubahan Stok 1.322,36 1.258,22 -312,59 -271,32

6. Ekspor 7.053,37 6.587,31 3.143,14 2.974,50

7. Dikurangi Impor 5.035,65 4.675,33 1.642,93 1.571,71

PDRB 13.758,99 12.892,35 3.951,75 3.783,52

Tabel 9

PDRB M enurut Penggunaan Triwulan III dan Triwulan IV 2013 (M iliar Rupiah)

Jenis Penggunaan Harga Berlaku Harga Konstan 2000

Triwulan IV Triwulan III Triwulan IV Triwulan III

(1) (2) (3) (4)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 35,30 36,12 38,56 35,95

2. Pengeluaran Kons. Lembaga Swasta Nirlaba 0,37 0,37 0,36 0,34

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 15,00 13,82 15,69 15,31

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 25,05 25,09 25,48 24,21

5. Perubahan Stok 9,61 9,76 14,11 14,35

6. Ekspor 51,26 51,09 41,22 43,79

7. Dikurangi Impor 36,60 36,26 35,43 33,95

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00

Tabel 10

Struktur Komponen-komponen PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (persentase)

M enurut Penggunaan Triwulan III 2013 dan IV Tahun 2012-2013

Jenis Penggunaan 2013 2012

V.

PDRB Per Kapita

PDRB per-kapita merupakan PDRB (atas dasar harga berlaku) dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Pada tahun 2 0 1 3 angka PDRB per-kapita diperkirakan mencapai Rp 6 1 ,4 6 juta. Sementara PDRB per-kapita tahun 2 0 1 2 sebesar Rp 5 3 ,5 4 juta.

(11)

Berita Resmi Statistik No.09/02/91/Th. VIII, 05 Februari 2014

BPS PROVINSI PAPUA BARAT

Informasi lebih lanjut hubungi:

Drs. Jerison Sumual, MM

Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Papua Barat

Telepon/Fax: (0986) 214119 / (0986) 214119 Email: bps9100@ bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Karena pengaruh orang tua (mewakili lingkungan berupa pergaulan, bacaan, pendidikan, dan lain sebagainya) dapat mempengaruhi manusia menjadi buruk, jahat dan seterusnya. Apabila

Yang Mulia, saya ingin menguatkan apa yang disampaikan atau disaksikan oleh Saudara Bithsael Maraou tentang keabsahan dari Ketua KPU Sarmi, yaitu Saudara Helimansi, S.E …

Gambar 2 menunjukkan nilai stabilitas yang dihasilkan dari Campuran Aspal Emulsi Dingin (CAED) tanpa serat ijuk dengan umur curing 0 hari telah memenuhi syarat

MENETAPKAN : KEPUTUSAN REKTOR UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA TENTANG PENETAPAN HASIL VERIFIKASI DOKUMEN ASLI DAN PENGELOMPOKAN UANG KULIAH TUNGGAL (UKT) CALON MAHASISWA

Oleh karena itu, pada tugas akhir ini, akan dikonstruksi kode swa-dual Hermitian yang baru atas GF (9) dengan panjang 12, sehingga diperoleh 9 kode swa-dual near MDS Hermitian yang

nya sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kinerja seorang aparatur (Notoatmodjo, 2003:38). Tuntutan yang terasa kuat untuk melakukan pengembangan sumber daya manusia

Dari penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh propolis terhadap perbaikan klinis selesma pada anak, sehingga dapat dijadikan bukti ilmiah untuk membantu

Secara teknis operasional, internet sangat tidak praktis karena membutuhkan komputer dan ruang khusus untuk komputer serta jaringan telekominikasi yang handal;