• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI. pembelajaran yang ditetapkan. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI. pembelajaran yang ditetapkan. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Hasil Belajar

Suprijono (2010: 5-6) menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne hasil belajar berupa: (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) keterampilan motorik, (e) Sikap.

Menurut Bloom (dalam Sudjana, 2006:22-23), mengklasifikasikan hasil belajar yang mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni

a. pengetahuan atau ingatan disebut juga sebagai mengingat kembali terhadap materi yang telah dipelajari sebelumnya atau yang telah diajarkan. Pengetahuan yang dimaksud misalnya memberikan contoh, konsep.

b. Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggali pengetahuan dari materi yang dipelajari.

c. Aplikasi merupakan abstraksi situasi konkrit. Abstraksi ini mungkin berupa ide, teori atau petunjuk teknis.

(2)

d. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, seseorang mempunyai pemahaman yang dapat memilahkan integritas menjadi bagian-bagian yang terpadu, untuk beberapa hal memahami prosesnya, untuk hal lain memahami cara kerjanya, untuk hal lain lagi memahami sistematikanya.

e. Sintesis merupakan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh

f. Evaluasi pemberian keputusan tentang nilai sesuau yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materil.

Kedua aspek pertama disebut kognitf tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Menurut Gagne (dalam Sudjana, 2006:22) menjelaskan bahwa hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam 5 kategori yaitu : (a) keterampilan intelektual, (b) informasi verbal, (c) strategi kognitif, (d) keterampilan motorik (e) sikap.

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor lingkungan. Faktor yang datang dari siswa terutama

(3)

kemampuan yang dimilikinya. Adanya pengaruh dari dalam diri siswa, merupakan hal yang logis dan wajar, sebab hakikat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang diniati dan disadarinya.

Menurut Horward Kingsley (dalam Sudjana, 2006:22), membagi tiga macam hasil belajar yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita.

Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat prabelajar. Tingkat perkembangan mental terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesainya bahan pelajaran

(Dimyati dan Mudjiono, 2009:250) Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi pada diri peserta didik setelah proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan objek penilaian penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan yang diharapkan.

Tipe hasil belajar yang akan ditinjau pada penelitian ini adalah hasil belajar kognitif yang didefinisikan sebagai tingkat pencapaian atau ketuntasan belajar siswa terhadap materi yang telah diberikan.

Menurut Bloom (dalam sudjana, 2006:22), membagi enam aspek ranah kognitif yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Tetapi dalam penelitian ini hanya ketiga aspek yang menjadi objek penilaian yakni aspek pengetahuan, pemahaman dan aplikasi, karena berkaitan dengan kemampuan

(4)

peserta didik dalam menguasai isi bahan pengajaran. Ketiga aspek tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Pengetahuan (C1), yang didefinisikan sebagai mengingat kembali terhadap materi yang telah dipelajari sebelumnya atau yang telah diajarkan. Pengetahuan yang dimaksud misalnya memberikan contoh, konsep.

b. Pemahaman (C2), yang didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggali pengetahuan dari materi yang dipelajari.

c. Aplikasi (C3), merupakan abstraksi situasi konkrit. Abstraksi ini mungkin berupa ide, teori atau petunjuk teknis.

2.2 Media Power Point

Media adalah alat saluran komunikasi. Kata media berasal dari bahasa latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium”. Beberapa hal yang termasuk dalam media adalah film, televisi, diagram, media cetak, komputer, instruktur dan lain sebagainya.

Menurut Gagne (dalam Dina Indriani, 2011:13-14), menyatakan bahwa media merupakan wujud dari adanya berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Salah satu media yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dalam penelitian ini adalah media power point.

PowerPoint merupakan salah satu software presentasi yang sering

dimanfaatkan guru dan siswa. Guru dan siswa dapat membuat teks, gambar, tabel, diagram, grafik, memasukkan foto atau video, audio, dan membuat animasi sesuai kebutuhan. Presentasi menggunakan

(5)

PowerPoint mampu mengkomunikasikan suatu gagasan kepada

orang lain dengan berbagai tujuan, terutama untuk menarik perhatian siswa terhadap materi yang disajikan. PowerPoint dapat digunakan secara interaktif untuk membuat siswa lebih berkesan terhadap materi yang dipresentasikan.

(Yuli Kwartolo, 2010:22)

Dalam Rusman (2011:295), Power point merupakan program aplikasi presentasi yang populer dan paling banyak digunakan saat ini untuk berbagai kepentingan presentasi, baik pembelajaran, presentasi produk, seminar dan sebagainya.

Rusman (2011:303) menjelaksan langkah-langkah dalam membuat PowerPoint:

1. Identifikasi program, hal ini dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara program yang dibuat dengan materi, sasaran (siswa) terutama latar belakang kemampuan, usia juga jenjang pendidikan. Perlu juga mengidentifikasi ketersediaan sumber pendukung seperti gambar, animasi, video, dll.

2. Mengumpulkan bahan pendukung sesuai dengan kebutuhan materi dan sasaran seperti video, gambar, animasi, suara. Pengumpulan bahan tersebut dapat dilakukan dengan cara mencari melalui internet (browsing), menggunakan yang sudah ada di direktori Anda, jika diperlukan memproduksi sendiri bahan-bahan yang diperlukan misalnya untuk kebutuhan video dengan shooting, rekaman audio dan untuk kebutuhan gambar melalui scanning image. Bersamaan dengan itu dilakukan juga penyusunan materi yang diambil dari bahan utama misalnya buku, modul, makalah lengkap. Materi untuk

(6)

powerpoint sebaiknya dikemas menjadi uraian pendek, pokok-pokok bahasan atau pointer-pointer.

3. Setelah bahan terkumpul dan materi sudah dirangkum, selanjutnya proses pengerjaan di Powerpoint hingga selesai. Selanjutnya mengubah hasil akhir presentasi apakah dalam bentuk Slide Show, Web Pages, atau Executable File (exe).

4. Setelah program selesai dibuat, tidak langsung digunakan sebaiknya dilakukan review program dari sisi bahasa, teks, tata letak, dan kebenaran konsep, selanjutnya di revisi dan siap digunakan.

Aplikasi program power point ini adalah program presentase yang sangat membantu kegiatan dalam penyajian atau mempresentasikan makalah, media pembelajaran dan lain-lain. Microsoft power point mudah digunakan dan menyediakan banyak fasilitas unuk membuat presentasi (Jurnal DIDAKTIKA, 2009).

(7)

Power point salah salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relatif murah, karena membutuhkan bahan baku selain alat untuk penyimpanan data (Tedjo Nurseto, 2011:31)

Kelebihan power point antara lain: dapat menyajikan teks, gambar, film, sound efek, lagu, grafik dan animasi sehingga menimbulkan pengertian dan ingaan yang kuat, mudah direvisi, mudah disimpan dan efisien, dapat dipakai berulang-ulang, dapat diperbanyak dalam waktu singkat (Tejo Nurseto:2011:31)

Program power point merupakan program yang familiar, program ini tidak terlalu rumit sehingga bagi siswa dalam waktu yang singkat dapat memanfaatkan program ini.

Gambar 2. Penyusunan Power point 2.3 LKS

Trianto (2011:223) Lembar kegiatan siswa (LKS) merupakan salah satu media yang sering digunakan dalam pembelajaran. Lembar kegiatan siswa (LKS) dapat berupa panduan untuk pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk

(8)

pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi.

LKS (lembar kerja siswa) adalah materi ajar yang dikemas secara integrasi sehingga memungkinkan siswa mempelajari materi tersebut secara mandiri (www.pustaka.ut.ac.id).

Trianto (2011:223) mengemukakan bahwa:“Komponen-komponen LKS meliputi: judul eksperimen, teori singkat tentang materi, alat dan bahan, prosedur eksperimen, data pengamatan, serta pertanyaan dan kesimpulan untuk bahan diskusi.

Penyediaan media belajar pada setiap kegiatan eksperimen menjadikan situasi belajar menjadi lebih bermakna, dan dapat terkesan dengan baik pada pemahaman siswa. karena nuansa keterpaduan konsep merupakan salah satu dampak pada kegiatan pembelajaran.

Dari pendapat diatas dapat dipahami bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran kertas yang intinya berisi informasi dan instruksi dari guru kepada siswa agar dapat mengerjakan sendiri suatu kegiatan belajar melalui praktek atau mengerjakan tugas dan latihan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan untuk mencapai tujuan pengajaran.

2.4 Materi Energi Dan Perubahannya 2.4.1 Energi

Aspek yang paling penting dari semua kata kerja memiliki berbagai arti pada bahasa sehari-hari. Tetapi dalam fisika, kerja diberi arti yang spesifik untuk mendeskripsikan apa yang dihasilkan oleh gaya ketika ia bekerja pada benda

(9)

sementara benda tersebut bergerak dalam jarak tertentu. Lebih spesifik lagi, kerja yang dilakukan pada sebuah benda oleh gaya yang konstan (konstan dalam hal besar dan arah) didefinisikan sebagai hasil kali besar perpindahan dengan konponen gaya yang sejajar dengan perpindahan. Dalam bentuk persamaan, dapat kita tuliskan:

W= Flld

Dimana Fll adalah komponen gaya konstan F yang sejajar dengan perpindahan d. Aspek yang paling penting dari semua jenis energi adalah bahwa jumlah dari semua jenis energi, energi total tetap sama setelah proses apapun dengan jumlah sebelumnya: yaitu besaran “energi” dapat didefinisikan sedemikian sehingga energi merupakan besaran yang kekal. Energi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja.

(Giancoli, 2001:173) a. Energi Kinetik

Sebuah benda yang bergerak memberikan gaya pada benda kedua, dan memindahkannya sejauh jarak tertentu. Sebuah benda yang sedang bergerak memiliki kemampuan untuk melakukan kerja dan dengan demikian dapat dikatakan mempunyai energi. Energi gerak disebut energi kinetik. Dari kata yunani kinetikos, yang berarti “gerak”.

Kita definisikan besaran 2 1

mv2 sebagai energi kinetik translasi (EK) dari

(10)

EK= 2 1 mv2 (Giancoli, 2001:179) b. Energi Potensial

Sebuah benda dikatakan memiliki energi sebagai sifat dari geraknya, yang kita sebut dengan energi kinetik. Tetapi benda juga mungkin memiliki energi potensial, yang merupakan energi yang diubungkan dengan gaya-gaya yang bergantung pada posisi atau konvigurasi benda dan lingkungannya. Contoh yang paling umum dari energi potensial adalah energi potensial gravitasi. Sebuah batu bata yang dipegang tinggi diudara mempunyai energi potensial karena posisi relatifnya terhadap bumi. Batu itu mempunyai kemampuan untuk melakukan kerja, karena jika dilepaskan batu tersebut akan jatuh ke tanah karena adanya gaya gravitasi dan dapat melakukan kerja. y2

Fext (diberikan oleh tangan) d

h

y1 FG = mg

Gambar 3. Energi Potensial Gravitasi

Untuk mengangkat vertikal benda dengan massa m, gaya keatas yang paling tidak sama dengan beratnya, mg. untuk mengangkat benda itu tanpa percepatan setinggi h, dari posisi y1 ke y2 pada gambar diatas, orang harus melakukan kerja yang

(11)

sama dengan hasil kali gaya eksternal yang dibutuhkan, Fext = mg ke atas, dan jarak vertikal h. yaitu

Wext = Fext d cos 00 = mgh = mg (y2-y1).

Dengan demikian kita definisikan energi potensial gravitasi sebuah benda sebagai hasil kali beratnya, mg, dan ketinggian, y, diatas tingkat acuan tertentu

Epgrav= mgy

(Giancoli, 2001:182-183) 2.4.2 Perubahan Energi Dan Hukum Kekekalan Energi

Bentuk-bentuk lain dari energi diantaranya ialah energi listrik, energi nuklir, energi panas, dan energi kimia yang tersimpan dalam makanan dan bahan bakar.

Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya, sebagai contoh;sebuah batu yang dipegang tinggi diudara mempunyai energi potensial pada waktu batu itu jatuh, energi potensialnya hilang karena ketinggiannya diatas tanah berkurang. Pada saat yang sama, batu itu mendapat energi kinetik, karena kecepatannya bertambah. Energi potensial diubah menjadi energi kinetik.

Bilamana energi dipindahkan atau diubah, ternyata tidak ada energi yang didapat atau hilang pada proses tersebut, ini merupakan hukum kekekalan energi. Dimana “Energi total tidak berkurang dan juga tidak bertambah pada proses

apapun, energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya dan dipindahkan dari satu benda ke benda yang lain, tetapi jumlah totalnya tetap konstan”.

(12)

2.5 Kajian Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian relevan sebelumnya dilakukan oleh Noni Angeline Yunita yang mengkaji tentang peningkatan hasil belajar siswa menggunakan media power point dan animasi berbasis macromedia flash dengan model explicit instruction. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar menggunakan media Power Point dan Animasi Berbasis Macromedia Flash dengan model Explicit Instruction pada mata pelajaran Desain Grafis kelas XI IPA 1 di SMA Negeri 11 Yogyakarta. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa penelitian tindakan kelas model Explicit Instruction pada mata pelajaran desain grafis menggunakan media power point dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 11 Yogyakarta yang diterapkan dalam materi penggunaan perangkat lunak pembuat animasi. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari nilai rata-rata 82.37 pada tahap pre-test menjadi 89.11 pada tahap siklus I. Model Explicit Instruction pada mata pelajaran desain grafis menggunakan media animasi berbasis macromedia flash dapat lebih meningkatkan hasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 11 Yogyakarta. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari nilai rata-rata 82.37 pada tahap pretest, menjadi 89.11 pada siklus I, dan menjadi 93.11 pada siklus II.

2. Penelitian relevan sebelumnya juga dilakukan oleh Setiyoningsih yang mengkaji tentang Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Power Point dan DVD

(13)

Terhadap Prestasi Belajar Sosiologi Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa kelas X SMA Negeri di Kabupaten Pati. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian menggunakan desain faktorial 2 x 2. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kayen sebagai kelompok Eksperimen dan SMA Negeri 1 Tayu sebagai kelompok kontrol pada siswa kelas X tahun pelajaran 2011-2012. Sampel penelitian diperoleh dengan teknik purposive cluster random sampling. Berdasarkan hasil analisis dengan taraf signifikansi (α = 0,05) dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Terdapat pengaruh media pembelajaran dengan menggunakan Power Point dan DVD terhadap prestasi belajar Sosiologi Fobs > Ftabel atau (18,514 > 3,92); (2) terdapat pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar Sosiologi Fobs > Ftabel atau (60,137 > 3,92); dan (3) tidak terdapat pengaruh interaksi media pembelajaran dengan menggunakan Power Point dan DVD dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar Sosiologi. Fobs < Ftabel atau (1,873 > 3,92).

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah peneliti menggunakan media pembelajaran dalam hal ini adalah media power point, pada penelitian sebelumnya menggunakan media power point dengan memfariasikan media lain (DVD dan macromedia flash), dengan melihat perbedaan yang signifikan antara kelas yang menggunakan media power point dengan kelas yang hanya menggunakan LKS.

(14)

2.6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan media power point dan kelas yang menggunakan LKS”.

Gambar

Gambar 1. Prosese Penyajian Power Point
Gambar 2. Penyusunan Power point  2.3 LKS

Referensi

Dokumen terkait

Saya hanya bisa berandai: kalaupun ada yang berniat menyebut nama Siauw Giok Tjhan dalam sejarah Indonesia saat itu, tentunya akan dicatat sebagai salah satu kriminal

Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya , hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Audit Tenure, Reputasi Auditor, Spesialisasi

Berikut penelitian yang berkaitan dengan penyelesaian pembagian harta bersama yang telah dilakukan penelitian sebelumnya, di antaranya Soemiyati, dalam bukunya Hukum

Dari catatan, ada sekitar 5 lokasi tempat pemandian yang dikelola secara profesional, di antaranya pemandian air panas Karona Family, Alam Sibayak, Panorama, Rindu Alam dan

Bagian pertama tentang pendekatan dalam kajian etika komunikasi yaitu pendekatan kultural guna menganalisis perilaku pelaku profesi komunikasi dan pendekatan strukrural

Dari hasil pengujian tersebut maka dapat dipastikan bahwa komponen atau elemen dari aplikasi tersebut telah berfungsi sesuai dengan yang diharapkan oleh pihak

jawab direksi perusahaan dalam hal terjadi suspensi saham di bursa efek Indonesia yang merugikan pihak investor dan akibat hukum dari suspensi saham tersebut

Untuk pegawai golongan II juga didapat bahwa moda yang dianggap paling aman menuju tempat kerja adalah bus kantor dengan nilai 37,18% unggul sedikit dari mobil pribadi sebesar