• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Keselamatan Dan Keamanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Panduan Keselamatan Dan Keamanan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN

KEAMANAN DAN KESELAMATAN

RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2015

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah NYA sehingga PROGRAM PENGELOLAAN KEAMANAN

DAN KESELAMATAN RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta ini berhasil

disusun.program ini diharapkan mampu menjadi pedoman badi Rumah Sakit dalam pengelolaan manajemen fasilitas dan keamanan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakara.

Terima kasih kami haturkan kepada Allah SWT atas nikmat NYA sehingga diberikan izin dipermudahkan membuat program ini dengan lancar serta kepada Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan doa, moril dan materil dalam pembuatan program ini,para pejabat struktural dan tenaga fungsional dan tak lupa kepada rekan rekan POKJA MFK yang bersama bahu membahu mengerjakan dokumen Manajemen fasilitas dan keselamatan juga kepada seluruh staff di RS PKU Muhammadiyah yang telah berpartisipasi mulai dari proses penyusunan, pelaksanaan sampai pada proses monitoring dan evaluasi program kerja ini

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Yogyakarta, April 2015

(3)

BAB I. DEFINISI

Rencana manajemen keamanan dan keselamatan menjelaskan bagaimana organisasi akan menyediakan lingkungan fisik yang bebas dari bahaya dan mengelola kegiatan staf untuk mengurangi risiko cedera. Setiap rumah sakit memiliki risiko keamanan dan keselamatan yang melekat sehubungan dengan penyediaan pelayanan bagi pasien, aktifitas sehari-hari oleh staf, dan lingkungan fisik di mana pelayanan terjadi. RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta berupaya mengidentifikasi resiko-resiko

ini serta menerapkan proses untuk meminimalkan kemungkinan risiko yang

menyebabkan insiden.

Rumah Sakit sebagai tempat umum terpapar oleh berbagai resiko keamanan dan keselamatan.Baik terhadap pasien, pengunjung, karyawan, ataupun terhadap properti rumah sakit, pasien, pengunjung dan karyawan.Untuk itu RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta perlu membuat perencanaan di bidang pengaturan keamanan dan keselamatan untuk mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan

BAB II RUANG LINGKUP

Dalam rangka menjamin mutu layanan keselamatan dan keamanan di rumah sakit maka diperlukan dan dibuat prosedur tetap layanan keamanan dan keselamatan yang mengacu pada standard perundang-undangan serta sesuai rekomendasi dari team K3 dan dari pihak keamanan yang telah mendapatkan pendidikan SATPAM serta sararn dari IPCN rumah sakit agar terjamin keamanan dan keselamatan di rumah sakit.

Dalam menyusun program keamanan dan keselamatan ada beberapa hal yang harus disiapkan, antara lain :

a. Membuat invetaris alat penunjang keamanan dan keselamatan.inventarisasi

mutlak dilakukan untuk menyiapkan protap maintenance alat dan penyusunan program pemeliharaan,korektif dan evaluasi.

(4)

c. Membuat prosedur tetap keamanan dan keselamatan korektif. d. Membuat denah jalur evakuasi,.

e. Melkuakan evaluasi keamanan dan keselamatan.

f. Kuisioner pelayanan pelanggan

g. Memetakan daerah resiko

h. Merencanakan sistem keamanan terpadu.

i. Perencanaan imunisasi karyawan

j. Pembuatan jalur evakuasi.

k. Membuat tanda tanda bahaya dan terjadinya.

l. Pemasangan CCTV

m. Pengawasan dan maintenece sistem kontruksi bangunan.

BAB III TATA LAKSANA

Berikut adalah langkah langkah kegiatan keamanan dan keselamatan :

A. UPAYA KEAMANAN DAN KESELAMATAN PADA PROSES RENOVASI DAN KONSTRUKSI

Proses konstruksi dan renovasi merupakan hal yang tidak terhindarkan dari operasional rumah sakit. Kedua proses tersebut menimbulkan resiko terkait dengan keamanan dan keselamatan maupun pencegahan dan pengendalian infeksi di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

Untuk itu perlu diatur bahwa sebelum pelaksanaan proyek renovasi/ kontruksi harus dilakukan analisa dampak proyek terhadap proses pelayanan kesehatan, keamanan dan keselamatan dan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh Panitia

Pengendalian Infeksi dengan melibatkan Komite K3RS (Keamanan dan

keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit).

Analisa dilakukan dengan menggunakan Formulir Penilaian Resiko, baik untuk proses pelayanan kesehatan, keamanan dan keselamatan dan pengendalian infeksi.

(5)

Berikut adalah Formulir Penilaian resiko terkait dengan keamanan dan keselamatan:

Ya Tdk ANTISIPASI

RESIKO Apakah rute jalan masuk / jalan keluar normal akan

terganggu akibat proyek ini? Jika Ya, lokasi di ..

Apakah sistem deteksi dan penanggulangan dini kebakaran akan terpengaruh dengan proyek ini? Jika Ya, sebutkan sistem yang terpengaruh dan berapa lama.

Apakah pintu tahan api dan sistem exhaust asap di tangga darurat akan terpengaruh oleh proyek ini? Jika Ya, sebutkan sistem yang terpengaruh dan berapa lama

Apakah ada B3 atau Bahan mudah terbakar / meledak yang dibawa ke lokasi proyek? Jika Ya, bahan apa dan apakah sudah ada MSDSnya?

Apakah ada sistem penanggulangan kebakaran di lokasi proyek? Adakah pekerja yang terlatih menggunakannya?

Apakah ada sistem utilitas atau security yang terganggu?

Jika Ya, sebutkan sistem yang terpengaruh dan berapa lama

Apakah ada hazard untuk lingkungan sekitar proyek?

(6)

B. IDENTIFIKASI RESIKO

Identifikasi resiko (risk identification) adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk mengidentifikasi situasi yang dapat menyebabkan cedera, tuntutan atau kerugian, baik pada manusia, barang atau pun proses pelayanan. Cara yang secara teratur dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta untuk mengidentifikasi resiko adalah dengan melakukan inspeksi fasilitas dan ronde lingkungan.

1) Inspeksi Fasilitas

Inspeksi adalah suatu proses pemantauan langsung terhadap kondisi dan fungsi fasilitas-fasilitas rumah sakit yang disesuaikan dengan sistem atau standar yang berlaku. Inspeksi dilakukan oleh:

a) Internal oleh petugas-petugas di jajaran Penunjang Non Medis

1. Petugas Unit Pemeliharaan Bangunan untuk bangunan, proyek

konstruksi, renovasi, dan peralatan non-medik

2. Petugas Unit Pemeliharaan Peralatan Non Medik untuk Peralatan

Medik

3. Petugas Unit Kesehatan Lingkungan untuk parameter-parameter

lingkungan 4. Dan lain-lain

Inspeksi dilakukan secara reguler sesuai dengan jadwal kerja di masing-masing unit terkait (pada umumnya sebulan sekali). Hasil pemeriksaan didokumentasikan pada log book pemeriksaan setiap bangunan / alat. Pelaporan dilakukan kepada Manajer Penunjang Non Medis baik harian ataupun bulanan tergantung dari tingkat urgenitas kerusakan yang ditemukan. Pelaksanaan perbaikan disesuaikan dengan prioritas dan sumber daya yang tersedia.

b) Eksternal oleh petugas dari dinas / badan pemerintahan terkait, seperti Dinas Kebakaran untuk fasilitas pencegahan dan penanggulangan kebakaran, petugas Dinas Kesehatan untuk kesehatan lingkungan. Frekuensi pengecekan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. Hasil pengecekan eksternal dilaporkan oleh petugas unit terkait kepada

(7)

Manajer Penunjang Non Medik. Pelaksanaan perbaikan disesuaikan dengan prioritas dan sumber daya yang tersedia.

2) Ronde Lingkungan

a) Pengertian nya adalah :

1. Ronde lingkungan adalah upaya melakukan identifikasi dengan

cara berkeliling ke unit-unit di RS PKU Muhammadiyah

Yogyakarta sambil melakukan pencatatan terhadap jenis bahaya / resiko yang ditemukan.

2. Pelaku ronde lingkungan harus memiliki pengetahuan dasar

mengenai jenis-jenis bahaya yang perlu diidentifikasi sehingga proses tersebut berjalan dengan baik dan menghasilkan data yang akurat.

3. Hasil ronde harus ditindak lanjuti dengan melakukan

pengukuran terhadap bahaya-bahaya yang diidentifikasi oleh tenaga yang lebih ahli, dan dengan peralatan yang memadai.

b) Lokasi dan Pelaksanaan

1. Seluruh unit atau area harus dilakukan ronde lingkungan.

Ronde lingkungan dilaksanakan sesuai jadwal yang sudah

ditentukan (terlampir), dilaksanakan oleh tim yang

beranggotakan minimal :

a. Tim Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3) b. Manajer Penunjang Non Medis atau yang mewakili c. Manajer Sumber Daya Insani atau yang mewakili

d. Manajer dan kepala unit untuk area yang akan dikunjungi e. Staf Infection control / PPI

2. Bahaya atau resiko yang teridentifiasi di dokumentasikan dalam checklist ronde lingkungan (terlampir).

3. Dikarenakan fungsi dan struktur dari tiap fasilitas berbeda, diperlukan checklist tambahan yang dapat membantu keperluan

(8)

inspeksi dari masing-masing fasilitas (lihat lampiran Health Surveilance checklist)

Hasil analisa dituangkan kedalam form persetujuan pelaksanaan proyek konstruksi dan renovasi. Selain itu, pada saat pelaksanaan proyek, dilakukan kegiatan inspeksi untuk memastikan kesesuaian dengan ketentuan keamanan dan keselamatan.

C. EVALUASI TINGKAT KEAMANAN DAN SISTEM PELAPORAN

1) RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta memiliki Satuan Keamanan

(Satpam) yang dilakukan atau dikelola oleh pihak RS PKU

Muhammadiyah Yogyakarta. Pola kegiatannya dengan melakukan Patroli secara menyeluruh selama 24 jam dan adanya penempatan anggota Satpam yang ditempatkan dibeberapa area.

2) Pembagian tugas security terdiri atas 3 shift. Dan untuk shift pagi mulai dari jam 07.00 s/d 14.00 wib berjumlah 4 orang termasuk Supervisor, untuk shift sore mulai dari jam 14.00 s/d 21.00 wib berjumlah 3 orang, dan Shift malam mulai dari jam 21.00 s/d 07.00 berjumlah 3 orang. Adapun pembagian plotingannya sebagai berikut:

a) 1 staff Satpam untuk jaga Pos Satpam / Pintu utama b) 1 staff Satpam untuk jaga di area depan, parkiran dll

c) 1 staff Satpam untuk patroli keliling di area dalam Rumah Sakit d) 1 Supervisor hanya khusus shift pagi

3) Masalah keamanan atau kejadian kriminal yang melibatkan pasien, pengunjung, karyawan atau gedung RS harus segera dilaporkan kepada Petugas Satpam ( POSKO Satpam di Lt. 1 dengan extension 110 ), pelaporan akan ditangani dengan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Seluruh petugas wajib menganalisa setiap adanya masalah keamanan dan memberikan rekomendasi atau corrective action/perbaikan. Setiap anggota Satpam diharapkan dapat meningkatkan pengembangan kinerja performa yang lebih baik dengan cara melakukan pelatihan terpadu

(9)

secara terus menerus maupun pelatihan lainnya ( pelatihan bantuan medis, K3RS dll )

4) Program pelatihan kasus penculikan bayi/anak dilakukan secara periodik.

Program tersebut digunakan sebagai tindakan penanganan dan

pencegahan kejadian penculikan bayi dan anak, tindakan penanganan tersebut melibatkan unit keperawatan dan unit Diklat, apabila prosedur penanganan sudah tidak sesuai dengan kondisi teknis lapangan maka dilakukan perbaikan atau koreksi terhadap prosedur sebelumnya.

c. IDENTIFIKASI

1) Seluruh karyawan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta wajib

menggunakan ID Card yang diberikan oleh Bagian SDI dan digunakan pada saat bekerja sebagai tanda pengenal pada setiap area kerja. Selain karyawan, tanda pengenal juga digunakan oleh pasien, berupa gelang

medis yang diberikan oleh unit keperawatan pada saat pasien

masuk/dirawat. Pengunjung ( Visitor ), Detailer, pekerja/kontraktor dan lain-lain menggunakan ID Card sesuai dengan kategori kepentinganya yang disediakan dan di data oleh Satpam.

2) Pada saat kegiatan konstruksi / renovasi, setiap pekerja wajib didata dan

diberi tanda pengenal khusus. Pekerja yang tidak menggunakan tanda

pengenal tidak diperbolehkan memasuki area kerja. Perusahaan yang

mempekerjakan wajib memberikan data nama pekerja tersebut dan pemutakhiran datanya.

3) Khusus untuk kamar bayi pada saat kelahiran bayi diberikan identifikasi

khusus yang persis sama dengan yang diberikan pada Ibunya berupa gelang medis yang dilekatkan pada pergelangantangan.

(10)

2. AREA BERESIKO TINGGI

1) Untuk pencegahan dan penanganan keamanan di setiap area maka Rumah

Sakit menetapkan beberapa area yang masuk dalam katagori beresiko tinggi dalam hal perlakuan dari sisi keamanan dan prosedur penempatan anggota. Pihak Satpam dan K3akan selalu mengadakan evaluasi terhadap area yang beresiko tersebut berdasarkan atas data kejadian / incident report dan hasil evaluasi dan informasi lainnya.

2) Berikut adalah rincian area yang masuk dalam kategori area Beresiko tinggi :

 Poliklinik mulai dari depan sampai belakang  Farmasi Rawat Jalan

 Relasi / Kasir

 Kantin dan Swalayan  IGD

 Pendaftaran  Hemodialisa

 Parkir kendaraan, baik tamu maupun karyawan  Keuangan

 Masjid As Syifa

 Lantai 3 ( ruang Direksi, BPH, TU, UP, Server dll )  Bangsal Keperawatan  Kamar Operasi  ICU  IMC  Parkir Ambulance  Laboratorium

Setiap area tersebut diatas diperlakukan dengan tingkat keamanan tinggi dengan sebagian dengan tambahan fasilitas kamera CCTV dan petugas Patroli selama 24 Jam.

(11)

3. AKSES KELUAR – MASUK

1) Akses IGD diawasi oleh Satpam selama 24 jamdan dilengkapi oleh CCTV,

alarm dan petugas patroli.

2) Area yang beresiko tinggi memerlukan pengawasan yang lebih ketat berupa

pemasangan alat camera CCTV, dan patroli setiap 3 jam sekali.

3) Petugas Satpamakan selalu memastikan bahwa selain pasien dan pembesuk

yang masuk wajib mengenakan ID Card.

4) Pengamanan terhadap pasien VIP akan dikomunikasikan dari SDI atau Humas

dan Kominfokemudian akan diteruskan kepada petugas Satpam.

5) Setiap media yang akan melakukan peliputan harus menghubungi Humas dan

Kominfo untuk mendapatkan izin dari petugas Satpam.

6) Pengacara yang ada kepentingan berhubungan dengan masalah hukum atau

pengacara pasien yang akandatang ke area rumah sakit diarahkan ke Supervisor Hukum dan Relasi. Aparat penegak hukum diarahkan untuk menghubungi Satuan Pengamanan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta saat melakukan aktifitas di area rumah sakit.

4. ALUR KENDARAAN

1) Satpam yang bertugas di area IGD selalu memastikan bahwa alur kendaraan

yang masuk maupun yang melintas di depan area pintu masuk IGD berjalan dengan lancar. Petugas wajib memantau kondisi lalu lintas sekitar IGD segera tanggap dan cepat mengarahkan Ambulance yang datang maupun kendaraan darurat yang menuju ke IGD. Petugas harus selalu siaga selama 24 jam.

2) Petugas Satpam secara rutin melakukan pengawasan dan penertiban terhadap

pejalan kaki dan pengunjung dari luar yang masuk ke area IGD agar tidak menghalangi jalur kendaraan dan mobilitas kegiatan bantuan medis di area IGD.

3) Pemblokiran akses/jalan luar RS dapat dilakukan oleh pihak Satpam dengan

(12)

area luar dilakukan dengan melakukan koordinasi dengan pihak pengelola wilayah (POLSEK Wilayah Gondomanan)

5. PROSEDUR DARURAT

1) Apabila terjadi keadaan darurat seperti: gangguan sipil, situasi

penyanderaan dan penculikan bayi, harus segera menghubungi Posko Satpam. Petugas akan segera melakukan tindakan cepat dan tepat sesuai kebijakan dan prosedur yang berlaku.

2) Setiap pekerja dan pimpinan disetiap unit bertanggung jawab terhadap

tindakan penanganan keadaan apabila terjadi bencana eksternal dan internal gedung berdasarkan kepada kebijakan dan SOP Penanganan Kesiapsiagaan Darurat.

3) Semua informasi mengenai dokumen klinis Pasien adalah rahasia dan tidak

boleh diketahui atau diinformasikan ke pihak lain atau media.

4) Supervisor Satpam maupun Pelaksana Satpamselalu berkoordinasikan

dengan Manajer Penunjang Non Medik untuk memberikan pemberitahuan mengenai kondisi darurat dapat melalui telpon ruangan maupun handphone atau dengan system alarm. Hal ini mencakup situasi seperti ancaman bom, insiden penyanderaan, penembakan atau penculikan bayi.

6. PENCULIKAN BAYI ATAU ANAK

1) Bila terjadi penculikan bayi atau anak, petugas Satpam akan melakukan

penjagaan disetiap pintu keluar masuk dan melakukan pengamatan terhadap setiap orang yang keluar masuk ke area rumah sakit. Dan selalu berkoordinasi dengan petugas keamanan yang berada di CCTV.

2) Petugas operator akan melakukan panggilan handphone apabila terjadi

keadaan darurat sesuai dengan SOP yang berlaku.

3) Semua informasi pasien bersifat rahasia dan tidak boleh disebarkan tanpa

(13)

menghubungi Humas /Kominfo untuk mendapatkan izin dari petugas Satpam terlebih dahulu.

4) Staf yang berada di area terjadinya insiden atau area pediatric akan

melakukan sensus dan pencarian. Daerah penculikan akan dibiarkan tidak disentuh agar tidak merusak barang bukti.

5) Petugas Satpamakan berkoordinasi dengan Polsek terdekat bila terjadi

penculikan anak dan bayi.

D. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1. Pelatihan Karyawan

Pelatihan karyawan tentang keamanan dan keselamatan dilakukan pada setiap acara Orientasi Umum untuk karyawan baru dan secara periodik setiap tahun untuk karyawan lama. Materi yang diberikan meliputi:

a) Budaya keamanan dan keselamatan b) Prosedur pelaporan kecelakaan

c) Cara-cara pencegahan kecelakaan dan pengendalian bahaya

d) Topik-topik lain yang berhubungan dengan keamanan dankeselamatan e) Materi pelatihan karyawan baru dan karyawan lama tersebut dapat berubah

seiring waktu, disesuaikan dengan:

1) Temuan-temuan dalam ronde lingkungan (environmental round)

2) Laporan-laporan kecelakaan yang menonjol

3) Resiko-resiko keamanan dan keselamatan yang menonjol di

masing-masing unit/ departemen

f. Salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan tentang keamanan dan

keselamatan kepada karyawan adalah dengan penyusunan Buku Panduan Keamanan dan keselamatan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta yang didistribusikan kepada setiap karyawan RS.

2. Pelatihan Kepada Vendor / Kontraktor

Pelatihan keamanan dan keselamatan kerja juga dilakukan terhadap vendor dan kontraktor pada kunjungan pertama untuk perbaikan peralatan, pengerjaan

(14)

renovasi/ konstruksi dan pekerjaan lainnya di lingkungan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Pada dasarnya materi yang diberikan sama dengan materi pelatihan untuk karyawan RS yang meliputi:

a) Budaya keamanan dan keselamatan b) Prosedur pelaporan kecelakaan

c) Cara-cara pencegahan kecelakaan dan pengendalian bahaya

d) Topik-topik lain yang berhubungan dengan keamanan dan keselamatan

3. Pelatihan Pasien Dan Pengunjung Lainnya

Sebagai salah satu komponen pengguna rumah sakit, pasien dan pengunjung lainnya juga harus mendapatkan pendidikan mengenai aspek-aspek keamanan dan keselamatan dan pencegahan kecelakaan. Pendidikan diberikan melalui kegiatan orientasi pasien baru di unit rawat inap, penempelan poster-poster, penempatan signage, rambu-rambu dan lain-lain. Materi keamanan dan keselamatan yang diberikan antara lain:

a) Prosedur ketika terjadi keadaan darurat/ bencana: denah lantai, jalur evakuasi, tempat berkumpul

b) Larangan merokok

c) Dan topik-topik keamanan dan keselamatan lainnya

E. PEMANTAUAN DAN KEPATUHAN

1) Kinerja departemen dan karyawan dipantau pada saat ronde lingkungan

dan audit. Kepatuhan dengan kebijakan dan prosedur dinilai dan

dilaporkan kepada Tim K3

2) Tata cara pemantaun dan kepatuhan:

a) Hasil pemantauan dari Safety Round didokumentasikan oleh sekretaris

b) Hasil pemantauan dirapatkan dalam rapat Tim K3RS minimal satu bulan sekali.

c) Hasil dari rapat dilakukan grading risiko

d) Masukkan hasil ke Risk Register (lihat Kebijakan Manajemen Risiko Program Keamanan dan Keselamatan)

(15)

e) Dari Risk Register, bila masalah masih dapat diselesaikan di unit, maka notulen akan dikirim ke unit dan manajer yang bersangkutan untuk dibahas penyelesaiannya

f) Hasil dari penyelesaian notulen dipantau penyelesaiannya oleh Tim K3 RS sesuai action plan yang dibuat.

F. REFERENSI

1) Undang-Undang No. 1 th 1970 tentang Keamanan dan keselamatan Kerja 2) Permenaker No. 5 / Men / 1996 tentang Sistem Manajemen Keamanan dan

keselamatan dan Kesehatan Kerja.

3) Kepmenkes RI No. 432/Menkes/SK/IV/2007, Tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keamanan dan keselamatan Kerja (K3) di rumah Sakit 4) Surat Edaran Dirjen Pelayanan Medik Tentang PK3RS No.

HK.00.06.6.4.0.1497 tgl. 24 Februari 1995

5) Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 472/MENKES/PER/V/1996, tertanggal 9 Mei 1996

6) Undang Undang no28/th 2002/tentang Fasilitas bangunan

7) Undang Undang no 44/th 2009/tentang Rumah Sakit

8) Peraturan Kepolisian Republik Indonesia No 24 Tahun 2007 mengenai

Referensi

Dokumen terkait

Prognosis dan perjalanan alamiah dari polip nasi sulit dipastikan. Terapi medis untuk polip nasi biasanya diberikan pada pasien yang tidak memerlukan tindakan operasi atau

Fuzzy Neural Network atau Jaringan Syaraf Kabur atau sistem neuro- fuzzy adalah mesin belajar yang menemukan parameter sistem kabur (yaitu, himpunan fuzzy, aturan fuzzy)

Kepedulian pemerintah tentang keberadaan upacara tradisional Yaqowiyu memang cukup beralasan, karena dengan mengelola atraksi ini meniiliki beberapa keuntungan antara

Hal ini ini sesua sesuai i denga dengan n literat literature ure (Suwa (Suwardi20 rdi2002) 02) yang menyatakan Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya

Sedangkan pada sistem persamaan permintaan pada responden dengan penguasaan lahan lebih dari 0,5 hektar dugaan variabel ukuran rumah tangga nyata pada taraf 1 persen hanya pada

Program Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan program yang diberikan untuk memberikan bekal kepada mahasiswa untuk dapat berlatih dengan ilmu yang telah

Seberapa ingin anda memilih pekerjaan yang sulit namun menantang dibanding pekerjaan yang mudah dan rutin. • Elemen b, (Dimensi 4) : Memilih

Diantara sanro (dukun) dan bissu sebelumnya sangat dihormati oleh masyarakat tidak lagi dihormati seperti sebelumnya. Sejak operasi taubat tahun 1966, jumlah bissu,