• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN PROSEDUR KESELAMATAN DAN KEAMANAN BAGI PEMANDU WISATA DARWIS ADVENTURE TEAM (DAT) SAMBANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN PROSEDUR KESELAMATAN DAN KEAMANAN BAGI PEMANDU WISATA DARWIS ADVENTURE TEAM (DAT) SAMBANGAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

I Ketut Semarayasa1, Made Agus Dharmadi2, Ni Luh Putu Spyanawati3, I Nyoman Sudarmada4

ABSTRACT

PENDAHULUAN

Desa Sambangan merupakan salah satu desa di Kabupaten Buleleng yang banyak memiliki wisata alam. Salah satu daya tarik wisata alam yang dimiliki oleh desa ini adalah air terjun. Terdapat delapan air terjun yang ada di desa ini: air terjun dedari, air terjun canging, air terjun cemara, air terjun aling-aling, air terjun kroya, air terjun pucuk, air terjun tembok barak dan air terjun kembar (Dinas Komunikasi, informatika dan Persandian Kab. Buleleng, 2018)

Selain memiliki wisata alam berupa keindahan air terjun, desa Sambangan ini juga berusaha

menarik wisatawan melalui aktivitas-aktivitas wisata, seperti trekking, sliding, dan jumping. Ketiga jenis aktivitas merupakan aktivitas wisata yang menantang dan ekstrim, dimana dibutuhkan panduan dalam pelaksanaannya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko cedera atau bahaya ketika wisatawan melakukan kegiatan wisata di area ini.

Menurut standar kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI), pemandu wisata seharusnya memiliki kompetensi untuk menjamin keselamatan para wisatawan. Kompetensi ini sangat penting untuk dimiliki

PELATIHAN PROSEDUR KESELAMATAN DAN KEAMANAN BAGI

PEMANDU WISATA

DARWIS ADVENTURE TEAM

(DAT)

SAMBANGAN

123Jurusan Pendidikan Olahraga UNDIKSHA; 2 Jurusan Ilmu Olahraga dan Kesehatan UNDIKSHA

Email: ketut.semarayasa@undiksha.ac.id

Security and safety procedures are some of the prerequisites required by a professional tour guide. By mastering these skills, tour guides will be able to carry out their duties properly. However, not all tour guides have this ability or expertise. Many of the tour guides still do not understand work safety and security procedures, which include: Prevention and First Aid for Accidents (First Aid) in tourist areas). To facilitate them in increasing their understanding, abilities and skills, training on safety and security procedures was held for D.A.T tour guides in Sambangan Buleleng Village, Bali. The methods used in the training were: lecture method, question and answer method and simulation. This training activity was attended by 15 participants. The results of this training showed that the knowledge and abilities of participants have improved regarding security and safety procedures.

Keywords: Training, safety, security, tour guides

ABSTRAK

Prosedur keamanan dan keselamatan kerja merupakan beberapa prasyaratan yang dibutuhkan oleh pemandu wisata yang profesional. Dengan menguasai keterampilan-keterampilan tersebut, pemandu wisata akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Namun, tidak semua pemandu wisata memiliki kemampuan atau keahlian tersebut. Banyak dari pemandu wisata masih belum memaham tentang prosedur keamanan dan keselamatan kerja, yang meliputi: Pencegahan, dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di daerah wisata. Untuk memfasilitasi pemandu wisata dalam meningkatkan pemahaman, kemampuan dan keterampilan tersebut, maka diadakan pelatihan prosedur keselamatan dan keamanan bagi pemandu wisata D.A.T di Desa Sambangan Buleleng, Bali. Metode yang digunakan dalam pelatihan yaitu: metode ceramah, tanya jawab dan simulasi. Kegiatan pelatihan ini diikuti oleh 15 orang peserta. Hasil kegiatan pelatihan ini menunjukkan pengetahuan dan kemampuan peserta mengalami peningkatan terkait prosedur keamanan dan keselamatan bagi pemandu wisata D.A.T Desa , Buleleng, Bali.

(2)

mengingat atraksi wisata yang di tawarkan di desa Sambangan ini, khususnya di Sambangan Secret garden sangat ekstrim dan menantang. Selain itu, kompetensi ini juga penting untuk memberi jaminan kepada keselamatan kepada para wisatawan dan menarik minat mereka untuk mencoba atraksi wisata adventure yang tersedia di daerah ini. Apabila pemandu wisata tidak memiliki kompetensi ini, para wisatawan akan cenderung ragu untuk mencoba atraksi wisata yang ada di desa ini. Akibatnya, wisata alam yang tersedia menjadi sepi pengunjung, pendapatan/pemasukan masyarakat pun cenderung menurun.

Pelatihan-pelatihan terkait pengembangan wisata alam telah banyak dilakukan, misalnya pelatihan tentang pembuatan guidebook (Andiani, 2014), pelatihan pembuatan MOU (Andiani, 2017) dan pelatihan pengemasan produk wisata (Andiani & Widiastini, 2017), tetapi masih sedikit yang menyasar tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Sekalipun ada, pelatihan dilakukan dalam waktu yang singkat dan tidak berkelanjutan.

Dengan mengacu pada masalah terbatasnya pengetahuan dan keterampilan pelaku wisata tentang keamanan dan keselamatan kerja, maka penulis berkeinginan untuk mengadakan pelatihan terkait dua aspek tersebut untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan mereka kepada wisatawan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua kelompok sadar wisata Adventure Team

Sambangan (DAT), pengetahuan dan

keterampilan tentang penanganan pertama pada kecelakaan pelaku wisata di kawasan ini masih tergolong masih rendah. Salah satu pemandu wisata di kawasan ini juga menambahkan bahwa pelatihan terkait keamanan dan keselamatan kerja sangat mereka butuhkan. Hal ini karena pelatihan semacam ini jarang diberikan. Padahal, kompetensi terkait kesehatan dan keselamatan sangat penting untuk dimiliki untuk meningkatkan kualitas pelayanan mereka sebagai pemandu wisata atraksi adventure. Biasanya kalau terjadi permasalahan, tim akan segera menyerahkan

pada pihak medis. Sebelum menyerahkan pada tim medis, sebaiknya pemandu wisata sudah membekali dirinya dengan pengetahuan dan keterampilan tentang pemberian pertolongan pertama kepada wisatawan yang mengalami cedera.

Hasil observasi awal yang penulis lakukan juga mengindikasikan bahwa rata-rata pelaku wisata di kawasan ini belum mampu dan menguasai Prosedur Keselamatan, dan Keamanan bagi Pemandu Wisata Darwis Adventure Team

(DAT) Sambangan.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi maka penulis merasa sangat penting untuk diadakan suatu pelatihan bagi para pelaku wisata Darwis Adventure Team (DAT) Sambangan tentang pentingnya kemananan dan keselamatan kerja dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kepada wisatawan.

METODE

Metode yang digunakan dalam pelatihan adalah metode ceramah, tanya jawab dan simulasi. Pelatihan ini diikuti oleh 15 (lima belas) orang peserta. Kegiatan pelatihan dilakukan pada hari minggu, tanggal 23 agustus 2020 yang bertempat di kantor Kepala Desa Sambangan. Sebelum melakukan kegiatan pelatihan, sejumlah persiapan telah dilaksanakan, seperti: penyiapan materi, penyiapan narasumber, permohonan ijin kegiatan/tempat pelatihan dan juga pendataan peserta pelatihan. Evaluasi kegiatan juga langsung dilakukan oleh fasilitator melalui evaluasi proses ketika proses pelatihan sedang berlangsung. Dimana evaluasi ini dilakukan melalui metode pengamatan (observasi) untuk mengetahaui tingkat partisipasi peserta pelatihan.

Selain evaluasi proses kegiatan, pada pelatihan ini juga dilakukan evaluasi hasil yang dilakukan setelah kegiatan pelatihan berakhir. .Evaluasi hasil digunakan untuk

(3)

mengetahui pemahaman dan keterampilan peserta tentang prosedur keamanan dan keselamatan kerja bagi pemandu wisata, pada evaluasi ini peserta diminta untuk melakukan simulasi. Secara ringkas, kegiatan pelatihan bisa dilihat pada gambar 1.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pelatihan ini ditujukan kepada pemandu wisata D.A.T Sambangan, Buleleng, Bali. Pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 2020. Pelatihan ini diikuti oleh 15 peserta. Kegiatan pelatihan ini dilakukan melalui beberapa tahapan.

Satu, pemberian materi tentang prosedur keselamatan dan keamanan kerja di daerah wisata. Pemberian materi ini bermanfaat bagi para peserta karena pemahaman peserta tentang materi ini akan mampu membantu mereka tentang pentingnya prosedur keselamatan dan

keamanan di daerah wisata dan juga untuk memberikan kesan yang positif kepada para pengunjung.

Dua, pemberian materi tentang pencegahan dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Di daerah wisata. Adapun topik yang diberikan tentang pencegahan cedera meliputi: factor fasilitas, factor kebugaran, factor prilaku, warming up/pemanasan dan colling down/pendinginan. Hal ini sangat penting sekali, mengingat Desa Sambangan memiliki aktivitas-aktivitas wisata, seperti trekking, sliding, dan jumping. Aktivitas-aktivitas tersebut merupakan aktivitas wisata yang menantang dan ekstrim, sehingga

dibutuhkan panduan dalam

pelaksanaannya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko cedera atau bahaya ketika wisatawan melakukan aktivitas ini. Setelah materi prinsip pencegahan cedera, dilanjutkan dengan materi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) didaerah wisata. Pertolongan pertama (first aid) adalah penanganan atau perawatan awal dari terjadinya suatu penyakit atau kecelakaan. Hal ini dapat biasanya dilakukan oleh orang yang bukan ahli dalam menangani kejadian sakit atau cedera, sampai menunggu pengobatan definitif dapat diakses (Suputra, dkk 2019). Prinsip-prinsip P3K adalah tindakan yang dilakukan segera, mempertahankan hidup korban, mengurangi penderitaan, mencegah pengotoran luka dan penderitaan lanjutan serta merujuk korban ke tempat pelayanan kesehatan terdekat. Prinsip-prinsip P3K ini sangat dianggap perlu bagi semua lapisan masyarakat, karena dengan P3K kita dapat membantu orang atau korban sampai benar-benar mendapat perawatan medis professional. P3K bisa dilakukan oleh baik itu masyarakat umum ataupun siswa, sampai pertolongan medis professional tiba

Pelatihan Penyemaian informasi keselamatan keamanan kerja Ceramah dan diskusi Penyemaian informasi P3K Praktek Praktek P3K Simulasi berkelompok Evaluasi

(4)

untuk menangani korban (Saubers,Nadine, 2008).

Tiga, praktek simulasi terkait kedua materi tersebut. Pada sesi ini, narasumber membagi peserta menjadi kelompok. Peserta pelatihan bekerja dalam kelompok untuk mempraktekkan materi tentang pencegahan cedera, seperti mempraktekkan bagaimana melakukan pemanasan dan pendinginan yang baik dan benar, sebelum dan sesudah aktivitas. Peserta juga mempraktekkan tentang cara/atau prosedur penanganan cedera, baik cedera ringan, sedang dan berat di daerah wisata.

Untuk mencapai tujuan pelatihan, penulis melakukan beberapa analisis evaluasi, yang meliputi evaluasi proses dan evaluasi hasil. Adapun hasilnya sebagai berikut. Berdasarkan hasil evaluasi proses pelatihan yang dilakukan melalui pengamatan (observasi) diperoleh data sebagai berikut.

Dari aspek kehadiran, seluruh peserta pelatihan hadir sebelum acara dimulai. Bahkan beberapa dari peserta pelatihan bersedia untuk membantu panitia untuk menyiapkan dan ikut membersihkan tempat lokasi pelatihan.. Dari aspek attentive, hampir seluruh peserta pelatihan menunjukkan keseriusan dan bersungguh-sungguh mendengarkan materi yang disampaikan narasumber. Hal ini dilakukan peserta pelatihan agar mereka tidak kehilangan atau ketinggalan informasi yang disampaikan oleh narasumber. Foto ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Peserta pelatihan serius mendengarkan narasumber

Keseriusan dan kesungguhan dari peserta pelatihan tidak bisa dilepaskan dari peran instruktur. Pada pelatihan ini, instruktur mengemas materi dengan sangat menarik. Materi pelatihan juga dibuat sangat konteksual, sesuai dengan kebutuhan peserta sehingga mereka benar-benar merasa membutuhkan informasi tersebut.

Teknik komunikasi yang dilakukan oleh narasumber atraktif dan humoris juga membantu peserta untuk tetap fokus pada materi pelatihan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Djauhari (2016) bahwa gaya mengajar, dalam hal ini narasumber bisa mempengaruhi hasil belajar siswa (peserta pelatihan).

Gambar 3. Penyampaian materi oleh narasumber

Setelah melakukan evaluasi proses, selanjutnya evaluasi hasil dengan unjuk kerja dari peserta pelatihan. Berdasarkan hasil evaluasi dalam pelatihan, sebagian besar peserta (10 orang peserta) mampu menunjukkan pengetahuan dan keterampilan sesuai yang dilatihkan dengan baik. Sisanya (5 orang) peserta pelatihan menunjukkan keterampilan cukup baik. Hasil pelatihan ini selanjutnya mengkonfirmasi penelitian-penelitian tentang penggunaan pelatihan dengan metode simulasi dalam meningkatkan pengetahuan siswa tentang P3K, seperti penelitian yang dilakukan oleh Warouw,

Kumaat, dan Pondaag (2018); Endiyono,

(5)

SIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan prosedur keselamatan dan keamanan kerja D.A.T Sambangan sudah terlaksana dengan baik. Hasil kegiatan pelatihan ini dievaluasi berdasarkan 2 aspek, yaitu aspek proses, dan aspek hasil. Dari sisi proses kegiatan, pelatihan telah dihadiri oleh seluruh peserta. Peserta mengikuti kegiatan dengan bersungguh-sungguh, semangat dan sangat aktif. Dari sisi hasil, peserta pelatihan telah mampu memahami dan mempraktekkan keterampilan melalui simulasi. Berdasarkan simpulan di atas, beberapa hal yang dapat disarankan adalah sebagai berikut. a) Kegiatan P2M serupa sebaiknya dilakukan secara regular dan berkelanjutan dengan menambahkan materi-materi lain seperti: a)Basic Life Support, dan b) pemandu wisata yang sudah mengikuti kegiatan pelatihan hendaknya terus dapat mengimplementasikan hasil dari kegiatan pelatihan untuk meningkatkan kualitas layanan kepada pengunjung.

DAFTAR PUSTAKA

Adikampana, I Made. 2009. Pariwisata Alam

dan Pembangunan Ekonomi

Masyarakat Lokal. Jurnal Analisis

Pariwisata. Vol 9. No. 1 tahun 2009. Universitas Udayana.

Andiani, D. N. (2014). Pelatihan Penyusunan Guidebook Pokdarwis Tunjung Mekar di Desa Sambangan. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat. Widya Laksana, 3(1), 76-86.

Andiani, D. N. (2017). P2M Pelatihan Pembuatan MOU Pokdarwis Tunjung Mekar di Desa Sambangan. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat. Widya Laksana, 2(2), 33-41.

Andiani, D. N., & Widiastini, N. M. A. (2017). Pengemasan Produk Wisata oleh Pokdarwis sebagai Salah Satu Model Pariwisata Alternatif. JKB, 20(11), 1-13.

American Red Cross. (2015). Basic Life Support for Healthcare Providers

Handbook. USA: StayWell.

Djoko Pekik Irianto. (2004). Pedoman Praktis Berolahraga Untuk Kebugaran Dan

Kesehatan. Yokyakarta: ANDI Ofset.

Endiyono & Lutfiasari, A. (2016). Pendidikan Kesehatan Pertolongan Pertama Berpengaruh Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Praktek Guru dalam Penanganan Cedera Pada Siswa di Sekolah Dasar. MEDISAINS: Jurnal

Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, 14(1),

10-16.

Giriwijoyo,S. & Dikdik Z. S. (2013). Ilmu Faal Olahraga. Bandung : PT. Remaja Posdakarya.

Handley A.J, (1997). Basic Life Support. British Journal of Anaesthesia, edisis September 1997 hal. 151-158. Diakses

dari laman web

https://www.researchgate.net/

publication/13880417 Tanggal 2 Desember 2019

Jurisa, Enny. (2015). Efektivitas Program Pendidikan Terhadap Pengetahuan

Basic Life Support Remaja. Jurnal Ilmu

Keperawatan Vol. 3 No. 1 ed. Januari-Juni 2015.

Mutohir, Toho Cholik dan Maksum, Ali. 2007.Sport Development Index :

Konsep, Metodologi dan Aplikasi :

Jakarta : PT INDEKS.

Rusita, Walimbo, R., Sari,Y., & Yanti, M. (2016). Studi Potensi Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata Alam Air Terjun Wiyono di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rahman Provinsi Lampung. Info Teknik, 17(2), 165-186.

Saubers, Nadine. 2008. The Everything First Aid Book, Adams Media, Massachusetts. USA.

Warouw, J.A., Kumaat, L.T & Pondaag, L. (2018). Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan Simulasi Terhadap Pengetahuan Tentang Balut Bidai Pertolongan Pertama Fraktur Tulang Panjang Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 6 Manado. Jurnal

Gambar

Gambar  3.  Penyampaian  materi  oleh  narasumber

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 12 Ekspresi β-glucuronidase (warna biru) pada berbagai organ (akar, batang, daun, dan bunga) tanaman padi cv Ciherang (CH) dan Nipponbare (N) hasil transformasi

Dalam cedera tidak lengkap, pasien sering dapat memindahkan satu anggota gerak lebih daripada yang lain, mungkin memiliki fungsi yang lebih pada satu sisi dari

Sesuai dengan Pancasila agama/kepercayaan yang pernah, sedang dan akan ada di Indonesia harus dilindungi oleh negara... Pasal berapa saja UUD 1945 pertama kali

Label konsep pada subbab kedua yaitu label konsep hubungan konfigurasi elektron dan sistem periodik unsur terdapat tipologi simbolik pada tabel konfigurasi elektron

Kebutuhan-kebutuhan yang bersifat primer bagi kehidupan manusia dalam konteks penanganan kasus KDRT oleh BKBPMPP di Sleman seperti dari perlindungan hukum, bantuan

Hasil analisa rerata total polifenol dan total flavonoid pada proses ekstraksi bawang tiwai bahwa ekstrak ampas juiser dan ekstrak pati bawang tiwai pada tabel 2

Pentingnya mata pelajaran Ke-NW-an disadari dan didasarkan pada - bahwa dalam upaya meletakkan dasar-dasar keyakinan akan kebenaran perjuangan NW di kalangan pelajar

Manajemen pembiakan komodo di KBS dilakukan secara intensif dengan memperhatikan aspek penting dari pengelolaan, yaitu pakan yang disesuaikan menurut kelas umur,