PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Penelitian
Pajak merupakan alat pemasukan Negara yang utama dan sepenuhnya dipergunakan secara bijak untuk keperluan belanja Negara. Namun daripada itu, banyak perusahaan yang merupakan salah satu dari wajib pajak sering malakukan tindakan yang merugikan Negara dalam konteks perpajakan. Hal ini dapat ditemui dalam berbagai kasus, antara lain yang sedang marak ialah isu mengenai transfer pricing, yang dimana melibatkan dua belah pihak dan memiliki hubungan istimewa. Pada dasarnya transaksi ini melibatkan dua atau lebih Negara, atau lebih sering dikenal sebagai cross border
transfer pricing.
Tindakan tersebut salah satunya didasari oleh perbedaan tarif pajak antar Negara yang mengakibatkan perusahaan dapat melakukan penghindaran pajak dengan cara mengatur harga transfer untuk mengalihkan laba ke perusahaan afiliasi yang berada di Negara lain dengan tarif pajak yang relative lebih rendah, hal ini dilakukan dalam rangka mengurangi total beban pajak dari group perusahaan sehingga perusahaan tersebut mendapatkan perhitungan penghasilan kena pajak yang jauh lebih kecil.
Untuk menyikapi hal tersebut, pemerintah yang dalam hal ini diwakilkan oleh direktur jenderal pajak pada awalnya menerapkan peraturan direktur jenderal pajak nomor per-43/pj/2010 mengenai “prinsip kewajaran dan kelaziman usaha dalam transaksi antara wajib pajak dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa” yang
pada awalnya ketentuan ini secara khusus mewajibkan membuat dokumentasi dasar penentuan transfer pricing. Dimana jika dokumentasi tersebut tidak dibuat, maka direktorat jenderal pajak berwenang menetapkan harga wajar atau laba wajar berdasarkan data atau dokumen lain yang dinilai tepat oleh direktorat jenderal pajak.
Namun seiring dengan perubahan waktu dan semakin berkembangnya transaksi multinasional, pada tanggal 11 november 2011 peraturan direktur jenderal pajak nomor per-43/pj/2010 dirubah dengan peraturan yang baru yaitu peraturan direktur jenderal pajak nomor per-32/pj/2011. Perubahan yang signifikan terdapat pada pasal 2 ayat 1 dan pasal 4 ayat 1 poin c. Dimana pada pasal 2 ayat 1 terdapat perubahan pada ruang lingkup transaksi yang pada ketentuan sebelumnya transaksi domestik ikut dicantumkan, mengalami perubahan dengan hanya mencantumkan transaksi cross
border dengan pengecualian 3 transaksi domestik, 3 transaksi domestik yang dimaksud
yakni:
1. perlakuan pengenaan pajak penghasilan final atau tidak final pada sektor usaha tertentu,
2. perlakuan pengenaan pajak penjualan atas barang mewah, dan
3. transaksi yang dilakukan dengan wajib pajak kontraktor kontrak kerja sama migas.
Pasal 4 ayat 1 poin c adalah sebagai penyempurnaan dari pasal 4, dimana data pembanding yang bersifat insidental hanya dapat digunakan untuk transaksi yang bersifat insidental pula, hal ini dilakukan karena data – data insidental sering kali digunakan untuk menjustifikasi transaksi yang tidak wajar menjadi wajar.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak dari peraturan direktur jenderal pajak nomor per-32/pj/2011 terhadap PT. OKM yang melakukan transaksi dengan perusahaan afiliasi dari luar negeri, dimana pada transaksi hubungan istimewa tersebut terdapat harga transfer yang berpotensi terjadi penyimpangan pada penentuan harga wajarnya, hal ini dikarenakan harga yang diterapkan dalam transaksi ke pihak ketiga sebagai pembanding dan tidak memiliki hubungan istimewa berbeda dengan harga yang diterapkan pada transaksi ke perusahaan afiliasi. Hal tersebut yang melatar belakangi penulis untuk mengkaji lebih lanjut apakah transaksi yang dilakukan PT. OKM dengan OM BV sebagai persuahaan afiliasi diluar negeri sudah efektif atau membutuhkan beberapa koreksi kembali agar sesuai dengan norma – norma hukum pajak yang berlaku.
I.2 Ruang Lingkup Penelitian
Untuk memfokuskan permasalahan agar tidak terlalu luas, maka penulis membatasi beberapa masalah yang akan dibahas dalam ruang lingkup sebagai berikut:
1. Dalam melakukan evaluasi pemberlakuan pedoman transfer pricing, penulis
membatasi pada penentuan harga transfer atas transaksi yang dilakukan wajib pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap di Indonesia dengan wajib pajak luar negeri di luar Indonesia.
2. Dokumen dan catatan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan.
3. Analisa terhadap penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha dalam
transaksi antara pihak yang memiliki hubungan istimewa.
5. Bagaimanakah proses pengalihan laba pada PT. OKM yang melakukan cross
border transfer pricing.
I.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang permasalahan diatas, identifikasi masalah pada penelitian ini mengacu pada:
“Bagaimanakah dampak dari penerapan peraturan direktur jenderal pajak nomor per-32/pj/2011 mengenai transfer pricing di PT. OKM yang melakukan transaksi dengan perusahaan afiliasi dari luar negeri?”
I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan ruang lingkup penelitian yang akan dibahas, maka penelitian ini memiliki beberapa tujuan antara lain sebagai berikut :
1. Mengetahui dampak dari penerapan peraturan direktur jenderal pajak nomor
per-32/pj/2011 di PT. OKM.
2. Menerapkan peraturan direktur jenderal pajak nomor per-32/pj/2011 pada tiap transaksi yang dilakukan PT. OKM dengan perusahaan afiliasi diluar negeri. Adapun manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengantisipasi timbulnya sanksi yang mungkin akan timbul di PT. OKM
bilamana penerapan peraturan direktur jenderal pajak nomor per-32/pj/2011 tidak dilaksanakan secara efektif.
2. Agar tiap transaksi yang dilakukan PT. OKM dengan perusahaan afiliasi diluar negeri berjalan secara wajar dan sesuai dengan ketentuan undang – undang perpajakan yang berlaku.
3. Memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan pengkajian dan
pembahasan terhadap ilmu – ilmu yang diterima selama masa perkuliahan dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi dalam perusahaan.
4. Memberikan gambaran kepada pembaca, mengenai aktivitas cross border
transfer pricing di kenyataan sebenarnya yang terjadi dalam perusahaan.
I.5 Ringkasan Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi penelitian juga merupakan ilmu yang mempelajari tentang metode – metode penelitian, dan ilmu yang mempelajari tentang alat – alat dalam pelaksanaan penelitian. Selanjutnya Noeng (2000:3) mengatakan:
“metodologi penelitian berbeda dengan metode penelitian. Metodologi penelitian membahas konsep teoritik berbagai metode, kelebihan dan kelemahannya, yang dalam karya ilmiah dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan, sedangkan metode penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode – metode yang digunakan dalam penelitiannya”.
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam, yaitu metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif. Pada penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif, hal ini merujuk pada pernyataan Moleong (2002:4): “Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan (entity)”. Hal tersebut membawa peneliti untuk
memasuki dan melibatkan sebagian waktunya baik itu di masyarakat, perusahaan ataupun di lokasi lainnya. Moleong (2002:5) mengistilahkan cara pengumpulan data yang demikian dikenal dengan “pengamatan berperan serta” atau
participant-observation.
I.6 Sistematika Penulisan Skripsi
Secara garis besar skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab. Sistematika penulisan skripsi ini dapat diuraikan sebagai berikut :
Bab 1 : Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum mengenai isu transfer pricing, dimana suatu perusahaan dapat melakukan tindakan penghindaran pajak dengan cara mengatur harga transfer untuk mengalihkan laba ke perusahaan afiliasi diluar negeri. Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
Bab 2 : Landasan Teori
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan masalah penelitian, antara lain mengenai pengertian akuntansi, pengertian akuntansi pajak, pengertian laporan keuangan, hubungan istimewa, prinsip kewajaran dan kelaziman usaha, pengertian transfer pricing, serta metode – metode transfer pricing. Bab 3 : Objek dan Desain Penelitian
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang meliputi sejarah singkat perusahaan, struktur orgnisasi, bidang usaha yang dijalankan,
produk – produk yang dihasilkan, transaksi yang dilakukan dengan perusahaan afiliasinya diluar negeri.
Bab 4 : Pembahasan
Bab ini berisi tentang pembahasan dari masalah yang diteliti Bab 5 : Simpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah dilakukan pada bab – bab sebelumnya, serta pemberian saran – saran sehubungan dengan pembahasan yang telah dilakukan.