• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi Parsial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Korelasi Parsial"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Kor

Kor eelasi Palasi Parr ssialial

Korelasi Parsial berupa korelasi antara sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas Korelasi Parsial berupa korelasi antara sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementara sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada pertautan dengannya, sementara sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada pertautan dengannya, sifatnya tertentu atau tetap. Untuk variabel-variabel Y, X

sifatnya tertentu atau tetap. Untuk variabel-variabel Y, X11, , XX22, misalnya kita dapat menentukan, misalnya kita dapat menentukan

koefisien korelasi parsial antara Y dan X

koefisien korelasi parsial antara Y dan X11 dengan menganggap X dengan menganggap X22 tetap dinyatakan dengan r  tetap dinyatakan dengan r y 1.2y 1.2,,

rumusnya sebagai berikut: rumusnya sebagai berikut:



 

 



(

(





 

 

 

 





 

 

)()(



  

 

 





))

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X22 apabila X apabila X11 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r  dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1y 2.1

rumusnya sebagai berikut: rumusnya sebagai berikut:



 

 



(

(





 

 





 

 

  

 

 

 

 

)()(







))

Dengan pengertian bahwa: Dengan pengertian bahwa: r 

r 1212 = koefisien korelasi sederhana anatara X = koefisien korelasi sederhana anatara X11 dan X dan X22

r y1y1 = koefisien korelasi sederhana anatara Y d = koefisien korelasi sederhana anatara Y dan Xan X11

r y2y2 = koefisien korelasi sederhana anatara Y d = koefisien korelasi sederhana anatara Y dan Xan X22

Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi









∑∑



 ∑∑



∑∑

   

  ∑∑



  ∑∑









 ∑∑



∑∑













∑∑



 ∑∑



∑∑

   

  ∑∑



  ∑∑









 ∑∑



∑∑













∑∑







 ∑∑



∑∑



   

  ∑∑



  ∑∑









 ∑∑



∑∑









 jika variabel-variabeln

 jika variabel-variabelnyaa Y, yaa Y, XX11, X, X22, X, X33, maka akan didapat koefisien-koefisien korelasi parsial, maka akan didapat koefisien-koefisien korelasi parsial

r y 1.23y 1.23, r , r y 2.13y 2.13, r , r y 3.12y 3.12, misalnya, menyatakan koefisien korelasi parsial antara Y dan X, misalnya, menyatakan koefisien korelasi parsial antara Y dan X33 jika X jika X11 dan dan

X

X22tetap. Rumus r tetap. Rumus r y 1.23y 1.23 sebagai berikut:sebagai berikut:



 

 

 

 

 



 

 

  





(2)

 

 

 



 

 



 (

 

)(



)

 

 

 



 

 



 (

 

)(



)

tampak bahwa menghitung koefisien korelasi parsial, terlebih dahulu perlu dihitung koefisien-koefisien korelasi sederhana.

Akhirnya, dapat dikemukakan bahwa antara koefisien korelasi, koefisien korelasi ganda dan koefisien korelasi parsil terdapat hubungan tertentu. Untuk variabel-variabel Y, X1 dan X2

misalnya, didapat hubungan: (1 -



) = (1 -



) (1 -



dan untuk Y, X1, X2 dan X3 berlaku:





    



  



  



Contoh:

Kita akan meneliti hubungan antara ketekunan (X1 )dan kecerdasan (X2 ) dengan prestasi belajar

(Y). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data seperti yang terdapat pada tabel berikut ini S X1 X2 Y X1 X2 Y X1X2 X1Y X2Y 1 2 3 4 5 6 7 8 2 6 5 4 7 3 6 5 3 6 5 4 6 4 6 6 3 7 6 4 7 5 6 6 4 36 25 16 49 9 36 25 9 36 25 16 36 16 36 36 9 49 36 16 49 25 36 36 6 36 25 16 42 12 36 30 6 42 30 16 49 15 36 30 9 42 30 16 42 20 36 36 ∑ 38 40 44 200 210 256 203 224 231 Berdasarkan tabel tersebut maka koefisien korelasi:

(3)



∑

 ∑

∑

   ∑



 ∑

 ∑

∑





 



 







Jadi besarnya hubungan antara ketekunan dan prestasi belajar adalah 0,91 atau 91%.

 Korelasi antara X2 dengan Y



∑

 ∑

∑

   ∑



 ∑

 ∑

∑





 



 







Jadi besarnya hubungan antara kecerdasan dan prestasi belajar adalah 0,93 atau 93%.

 Korelasi antara X1 dengan X2



∑

 ∑

∑

   ∑



 ∑

 ∑



∑





 



 







Jadi besarnya hubungan antara ketekunan dan kecerdasan adalah 0,93 atau 93%. Untuk menghitung korelasi parsial nya sebagai berikut:

 Korelasi antara X1 dengan Y mengendalikan X2





 







(4)











 





Jadi besarnya hubungan antara ketekunan dan prestasi belajar dengan dikendalikan oleh kecerdasan adalah 0,36 atau 36%.

 Korelasi antara X2 dengan Y mengendalikan X1





 







 (



)

 







  

 

 







Jadi besarnya hubungan antara kecerdasan dan prestasi belajar dengan dikendalikan oleh ketekunan adalah 0,53 dan 53%.

Mencari korelasi parsial dengan menggunakan spss : 1. Buka aplikasi spss

2. Masukan data

3. Lalu pilihAnalyze Correlation Partial

4. Lalu muncul dialog

(5)

 Masukan X2 dan Y pada kotak “variables” (kotak yg atas)

 Dan masukkan X1 pada kotak “controlling for” (kotak yg bawah)

 Lalu klik OK dan kemudian akan muncul hasilnya untuk korelasi antara X2

dengan Y mengendalikan X1

B. Untuk korelasi antara X1 dengan Y mengendalikan X2

 Masukan X1 dan Y pada kotak “variables” (kotak yg atas)

 Dan masukkan X2 pada kotak “controlling for” (kotak yg bawah)

 Lalu klik OK dan kemudian akan muncul hasilnya untuk korelasi antara X1

dengan Y mengendalikan X2 Uji Keberartian Koefisien Korelasi Parsial

Sebelum koefisien korelasi parsial yang diperoleh kita gunakan untuk mengambill kesimpulan, terlebih dahulu perlu diperiksa apakah bilangan yang diperoleh itu berarti atau tidak. Jadi disini, yang akan diuji adalah apakah koefisien korelasi parsial antara Y dengan Xi

 jika peubah-peubah X1, X2, ... , XI-1, Xi+1,... , Xk   dianggap tetap, dapat diabaikan ataukah

tidak.

Dalam hal ini, hipotesis nol yang perlu diuji adalah koefisien korelasi parsial antara Y dengan Xi  jika peubah-peubah X1, X2, ... , XI-1, Xi+1,... , Xk  tetap tidak berarti melawan

hipotesis tandingan bahwa koefisien korelasi parsial itu berrti. Untuk menguji hipotesis nol ini, seperti biasa kita perlukan n buah pasang data X1, X2, ... , Xk  , Y berdasarkan ppenelitian

kemudian hitung koefisien korelasi parsialnya, ialah r yi.12...(i-1)(i+1)... k   jika syarat-syarat

dipenuhi, diantaranya mengenai kenormalan distribusi, ternyata bahwa untuk menguji hipotesis nol tersebut dapat digunakan statistik.

  

√ 

  



Statistik t diatas, distribusi samplingnya mendekati distribusi Student t





  Akibatnya, untuk pengujian ini kita bisa menggunakan tabel distribusi Student t. Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa koefisien nol bahwa koefisien korelasi parsial

(6)

tidak berart, jika

||

 yang didapat dengan rumus diatas terlalu besar dan terima hipotesis nol itu dalam hal lainnya. Untuk berlakunya pengujian ini, maka syarat-syaratnya perlu dipenuhi termasuk kenormalan distribusi, keindependenan, kehomogenan varians dsb.

Contoh

Seperti pada tabel sebelumnya, korelasi parsial antara prestasi belajar (Y) dengan ketekunan (X1) jika kecerdasan (X2) dikontrol dan antara Y dengan X2 jika X1 dikontrol, masing masing

r y 1.2 = 0,36 dan r y2.1= 0,53. Dengan

  

, untuk menguji keberartian koefisien korelasi

 parsial dalam populasi dari mana sampel acak yang berukuran 8 itu telah diambil, kita hitung statistik t dengan rumus dan cara sebagai berikut:

 

 √ 

  



  √ 

  



dan

  

 √ 

  



  √ 

  



Berdasarkan nilai t sebesar 0,863 dan 1,398 dan dengan menggunakan db=5(N-3) dalam tabel nilai-nilai t diperoleh harga t teoritik sebesar 2,571 pada taraf 5% dan 4,032 pada taraf 1%. Hal ini berarti bahwa harga t empirik lebih kecil dari pada harga t teoritiknya, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara variabel ketekunan (X1) dengan indeks prestasi (Y) pada taraf kecerdasan (X2) tertentu.

(7)

Korelasi Semi Parsial

Korelasi semi parsial adalah suatu teknik statistik parametrik yang digunakan untuk menguiji taraf hubungan antara variabel terikat (Y) dengan variabel bebas (X1) setelah

variabel X1 dikontrol variabel X2.

Misalkan kita gunakan variabel seperti pada contoh korelasi parsial yang terdapat pada  bagian sebelumnya, yaitu peneliti akan menguji hubungan antara variabel kondisi ekonomi (X1) dengan prestasi belajar (Y) dimana variabel kondisi ekonomi diukur dari kelompok

individu yang memiliki taraf kecerdasan (X2) tertentu, misalnya diambilkan dari individu

yang memiliki kecerdasan diatas rata-rata, sedangkan d ibawah rata-rata tidak diteliti.

Dasar anggapan yang digunakan dalam penelitian adalah bahwa variabel kecerdasan (X2) tidak mempengaruhi besarnya kondisi ekonomi (X1) atau bersifat konstan. Akan tetapi

diduga berpengaruh pada variabel prestasi belajar (Y). Jadi dalam persoalan ini kita  berhadapan dengan korelasi semi partial antara Y dengan X1  dalam kondisi X1  dikontrol

variabel X2. Harga koefisien korelasi semi parsial atau diberi symbol r y (1.2)  dapat dihitung

melalui rumus:



 



 

 









Pada korelasi semi parsial dapat juga variabel kontrol X2  dikenakan pada variabel

terikat Y bukan pada X1. Sehingga kita akan berhadapan dengan persoalan apakah ada

hubungan antara X1 dengan Y jika Y dikontrol dengan variabel X2. Rumus yang digunakan

untuk menghitung hubungan semi parsial pada masalah ini adalah:



 



 







 (



)

Contoh, kita gunakan kembali contoh soal korelasi parsial diatas yang mengenai meneliti hubungan antara ketekunan (X1  )dan kecerdasan (X2  ) dengan prestasi belajar (Y)

dimana harga-harga korelasi yang ditemukan adalah: r y1 = 0,91; r y2 = 0,93, r 12 = 0,93 dan N =

8. Maka koefisien korelasi semi parsial dapat dihitung sebagai b erikut:





 

 









  

2 93 , 0 1 93 , 0 93 , 0 91 , 0   

(8)

14 , 0 



 



 







 (



)

  

2 93 , 0 1 93 , 0 93 , 0 91 , 0    14 , 0 

Mencari korelasi semi parsial dengan menggunakan spss : 1. Buka aplikasi spss

2. Masukan data

3. Lalu pilih Analyze Regression Linear

4. Lalu muncul dialog

5. Kemudian masukan Y ke kotak dependent dan X1 dan X2 ke kotak independent, klik menu STATISTIC dan centang “part and partial correlation”

6. Klik OK

(9)

Untuk melakukan uji signifikansi dapat digunakan rumus nilai t sebagai berikut:  Nilai

 



√ 

  



2 14 , 0 1 3 8 14 , 0    32 , 0  ( t empirik )

Dengan menggunakan db = 5 diperoleh dari (N-3) maka akan didapatkan nilai t teoritik sebesar 2,571 pada taraf 5% dan 4,032 pada taraf 1%. Berdasarkan nilai-nilai ini dapat dibuktikan bahwa nilai empirik terlampau kecil dibandingkan nilai teoritiknya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ketekunan (X1)

dengan prestasi belajar (Y) setelah variabel ketekunan (X1) dikontrol dengan variabel taraf

kecerdasan (X2).

Seperti halnya pada korelasi parsial, variabel kontrol pada korelasi semi parsial juga dapat diperluas jumlahnya. Misalnya dengan menggunakan 2 variabel kontrol, maka rumusnya adalah sebagai berikut:

 

2 ) 2 . 3 ( 1 ) 2 . 3 ( 1 ) 2 . 3 ( ) 2 . 1 ( ) 23 . 1 (

1

r  r  r  r 

 y  y  y 

 

(10)

 

2 ) 1 . 3 ( 2 ) 1 . 3 ( 2 ) 1 . 3 ( ) 1 . 2 ( ) 13 . 2 (

1

r  r  r  r 

 y  y  y

   

 

2 ) 1 . 2 ( 3 ) 1 . 2 ( 3 ) 1 . 2 ( ) 1 . 3 ( ) 12 . 3 (

1

r  r  r  r 

 y  y  y

 

Keterangan:

r y (1.23) = Korelasi antara X1 dengan Y dalam kondisi X1 dikontrol X2 dan X3

r y (2.13) = Korelasi antara X2 dengan Y dalam kondisi X2 dikontrol X1 dan X3

r y (3.12) = Korelasi antara X3 dengan Y dalam kondisi X1 dikontrol X1 dan X2

Dengan menggunakan korelasi semi parsial 2 variabel kontrol nampak bahwa untuk menghitung koefisien korelasinya kita harus melakukan hitungan-hitungan berjenjang, yaitu terlebih dahulu harus menemukan (1) koefisien korelasi tunggal, (2) koefisien korelasi semi  parsial 1 variabel kontrol, dan (3) koefisien korelasi semi parsial 2 variabel kontrol. Dari uraian ini menjadi jelas bahwa perhitungan-perhitungannya akan dilakukan secara bertahap dan dengan demikian dapat dimengerti bahwa apabila variabel kontrol yang digunakan semakin banyak maka semakin panjang pula jenjang perhitungan yang harus dilakukan.

(11)

Sebagai contoh berikut disajikan tabel data hubungan antara keterampilan proses (x) dan prestasi belajar (y) siswa SMP dalam belajar matematika peluang dengan menggunakan strategi integrated and discovery berbasis aplikasi teknologi.

X 85 68 87 89 78 81 84 78 70 96 84 75 79 72 82 89 78 87 75 89 Y 85 50 90 90 75 95 85 80 65 97 75 65 80 80 80 95 80 95 75 85 Akan diuji melalui data sampling 20 siswa tersebut cukupkah mewakili populasi tentang adanya hubungan antara variabel keterampilan proses dalam pembelajaran dengan prestasi  belajar yang diperoleh?

Pengoperasian perhitungan koefisien korelasi r dengan SPSS dapat diikuti langkah berikut: 1. Masukkan data variabel x dan y secara vertikal di data view SPSS. Klik variabel view

 beri nama variabel dengan x dan y selanjutnya beri keterangan pada label masing-masing keterampilan proses untuk x dan prestasi belajar untuk y pada decimal berilah 0.

(12)

2. Pada menu utama SPSS pilih Analyse, Correlate, Bivariate.

Masukkan variabel x dan y ke kotak variables dengan cara menekan panah kanan setelah memblok variabel x dan y. Biarkan pilihan korelasi pearson tetap aktif dan abaikan yang lain, lalu tekan ok akan muncul hasil sebagai berikut.

Correlations ketrampila n  prose s  prestasi  belaja r ketrampilan  proses Pearson Correlati on 1 .831** Sig. (2-tailed) .000  N 20 20

(13)

 prestasi  belajar Pearson Correlati on .831** 1 Sig. (2-tailed) .000  N 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Pengujian:

1. Hipotesis deskriptif dan matematik

   

 (hubungan antara x dan y lemah)

   

 (hubungan antara x dan y tidak lemah) 2. Taraf signifikan 5%

3. Kriteria pengujian

Jika nilai sig

 

 maka

ditolak. 4. Analisis hasil

Dari tabel output diatas diperoleh nilai sig



  kurang dari



  berarti

ditolak dan menerima

. Nilai



  menunjukkan nilai yang cukup besar dekat dengan



5. Kesimpulan

Jadi korelasi antara x dan y tidak lemah. Dalam pembembelajran matematika dengan menggunakan strategi integrated and discovery  berbasis aplikasi teknologi menghasilkan suatu keterampilan proses belajar siswa yang mempunyai hubungan kuat terhadap prestasi belajarnya.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis dengan anava rambang lugas menunjukkan bahwa ekstrak daun tapak liman pada konsentrasi 5, 10, dan 15% b/v mempunyai efek antiinflamasi, serta ada hubungan

Para ulama selain Ma>likiyah berpendapat bahwa utang tidak boleh dijadikan dijadikan marhu>n sebab tidak termasuk harta yang tampak. Adapun menurut ulama

Nilai-nilai tersebut seyogyanya dapat dikembangkan melalui semua mata pelajaran, bukan hanya pada matakuliah Pendidikan Agama dan pendidikan kewarganegaraan walaupun Muchlas

Fahmi (2012 : 23) menyatakan laporan keuangan sangat diperlukan untuk mengukur hasil usaha dan perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu dan untuk mengetahui

[r]

Hal ini diperkuat oleh hasil pengamatan pada kecepatan dan persentase perkecambahan yang telah dilakukan dimana biji dari buah berwarna hijau kemerahan mempunyai

Hasil eksplorasi bakteri Pseudomonas sp. dari tanah beserta akar tanaman padi yang berasal dari daerah Unyur Kecamatan Kota Serang, terdapat 54 isolat bakteri Pseudomonas

Rahmaditasari, Endah Peniati dan Kasmui (2013) mengungkap modul pembelajaran IPA Terpadu berpendekatan keterampilan proses pada tema dampak limbah rumah tangga