BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
1.1 Latar BelakangLatar Belakang
Keramik adalah satu kerajinan
Keramik adalah satu kerajinan tertua yang ada tertua yang ada di muka bumi. di muka bumi. Hal ini dapat dilihatHal ini dapat dilihat dengan adanya
dengan adanya penemuan benda-benda pupenemuan benda-benda purbakala yang tertanam di dalam rbakala yang tertanam di dalam tanah. tanah. SalahSalah satu jenis benda-benda yang ditemukan itu adalah benda-benda keramik berupa satu jenis benda-benda yang ditemukan itu adalah benda-benda keramik berupa wadah-wadah, seperti: guci, peralatan makan dan minum, alat sesaji dan lainya. Keramik wadah, seperti: guci, peralatan makan dan minum, alat sesaji dan lainya. Keramik merupakan suatu benda yang terbuat dari mate
merupakan suatu benda yang terbuat dari material organic, nonlogam yang mengandungrial organic, nonlogam yang mengandung unsur logam dan
unsur logam dan nonlogam yang nonlogam yang berikatan ionik dan koberikatan ionik dan kovalent. valent. Komposisi kimia dariKomposisi kimia dari material keramik sangat bervariasi, dari s
material keramik sangat bervariasi, dari senyawa sederhana hingga campuran dari banyakenyawa sederhana hingga campuran dari banyak fasa komp
fasa kompleks. leks. Material keramik Material keramik sangat bervariasi ksangat bervariasi karena terdepat arena terdepat perbedaan dperbedaan dalamalam ikatan.
ikatan. Umumnya Umumnya material keramik keras material keramik keras dan rapuh dan rapuh dengan kdengan kekerasan dan dakekerasan dan daktilitastilitas yang rendah.
yang rendah.
Keramik masih digunakan hingga saat ini, tetapi mayoritas dari masyarakat tidak Keramik masih digunakan hingga saat ini, tetapi mayoritas dari masyarakat tidak mengerti sejarah awal bagaimana peradaban manusia mulai memahami teknologi primitif mengerti sejarah awal bagaimana peradaban manusia mulai memahami teknologi primitif ini. Ilmuan-ilmuan sejarah dunia mensetujui bahwa peradaban manusia pada jaman ini. Ilmuan-ilmuan sejarah dunia mensetujui bahwa peradaban manusia pada jaman dahulu kala ingin mengetahui bagaimana cara mereka menampung air hujan dalam suatu dahulu kala ingin mengetahui bagaimana cara mereka menampung air hujan dalam suatu wadah. Mereka mendapatkan ide dari melihat daun-daun besar yang ada di hutan dapat wadah. Mereka mendapatkan ide dari melihat daun-daun besar yang ada di hutan dapat mewadahi air hujan tanpa terjadinya kebocoran. Pada saat
mewadahi air hujan tanpa terjadinya kebocoran. Pada saat itu, manusia pada jaman dahuluitu, manusia pada jaman dahulu membuat wadah air dari daun-daunan yang kering sebagai penahan dan tanah liat sebagai membuat wadah air dari daun-daunan yang kering sebagai penahan dan tanah liat sebagai tubuh wadah, yang dimana tanah liat tersebut dapat di dapat dimana saja dan dapat di tubuh wadah, yang dimana tanah liat tersebut dapat di dapat dimana saja dan dapat di bentuk
bentuk dengan mdengan mudah. Lalu udah. Lalu wadah tanah wadah tanah liat tersebut dibakaliat tersebut dibakar oleh r oleh manusia jaman manusia jaman dahuludahulu dikarenakan sudah tidak digunakan, dengan tidak sengaja mereka menemukan tanah liat dikarenakan sudah tidak digunakan, dengan tidak sengaja mereka menemukan tanah liat yang mengeras dan memiliki ukiran yang di bentuk dari daun-daunan yang kering yang mengeras dan memiliki ukiran yang di bentuk dari daun-daunan yang kering tersebut yang telah habis terbakar. Sejak penemuan t
tersebut yang telah habis terbakar. Sejak penemuan tersebut peradaban manusia memulaiersebut peradaban manusia memulai mengembangkan teknologi primitif ini untuk digunakan dalam bebagai hal seperti seni mengembangkan teknologi primitif ini untuk digunakan dalam bebagai hal seperti seni dan
dan alat rualat rumah mah tangga.tangga.
Keramik saat ini dalam pemanfaatannya masih terbatas hanya sebagai media alat Keramik saat ini dalam pemanfaatannya masih terbatas hanya sebagai media alat bantu sekunder bagi sebagian masyarakat dunia.
bantu sekunder bagi sebagian masyarakat dunia. Yang apabila kita mampu mempelajariYang apabila kita mampu mempelajari kadungan penyusun dari sebuah keramik bukan tidak mungkin kita mampu kadungan penyusun dari sebuah keramik bukan tidak mungkin kita mampu mengembangkan nilai g
mengembangkan nilai guna dari suatu keramik. una dari suatu keramik. Hal ini sedikit banyak akibat kurangnyHal ini sedikit banyak akibat kurangnyaa informasi tentang sejarah bagaimana lahirnya kerajinan keramik, sehingga untuk dapat informasi tentang sejarah bagaimana lahirnya kerajinan keramik, sehingga untuk dapat
melakukan pengembangan terhadap kerajinan keramik terhambat. Oleh sebab itu, perlu dilakukan suatu penelitian non eksperimental yang membahas tentang sejarah keramik, kelebihan dan keistimewaan keramik sehingga dapat digunakan sebagai bahan study dalam pengembangan nilai guna dari keramik.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang digunakan dalam peneitian ini adalah, bagaimana sejarah awal keramik di dunia dan di negara-negara potensial penghasil keramik ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui sejarah lahirnya keramik di dunia
2. Untuk mengetahui berbagai jenis keramik dan persebaran di awal kelahirannya
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Mampu memberikan informasi asal usul keramik
2. Mampu memberikan informasi perkembangan keramik dari zaman ke zaman 3. Sebagai media study atau referensi informasi mengenai keramik
BAB II
TINJAUAN SEJARAH
2.1 Sejarah Keramik
Keramik adalah salah satu hasil kerajinan tertua yang ada di muka bumi. Hal ini dapat ditemukan dalam penemuan benda-benda purbakala yang tertanam di dalam tanah. Salah satu jenis benda-benda yang ditemukan itu adalah benda-benda keramik berupa wadah wadah, yaitu guci, peralatan makan minum, alat sesaji, selain penemuan benda-benda yang terbuat dari batu dan \logam.
Pada umumnya ditemukan juga bentuk-bentuk figurin berupa manusia dan binatang. Hasil dari benda-benda keramik walaupun masih terlihat sederhana, namun terdapat aplikasi seni berupa motif-motif hewan atau tumbuhan yang digunakan tidak hanya untuk memperindah namun juga untuk menyiratkan symbol yang menandakan kemajuan suatu peradaban
2.2 Serjarah Keramik Di Dunia
Sejarah dari keramik memliki umur yang tua dimana waktu sejarah munculnya keramik di berbagai negara memiliki berbeda beda. Seperti negara China, Indonesia, Jepang, Mesir, Yunani, Korea, Thailand, Peru, Philipina, Vietnam dan lain sebagainya. Ketrampilan dalam membuat keramik muncul dan tumbuh secara alami. Beberapa negara ada yang tumbuh dalam waktu yang bersamaan tanpa adanya pengaruh hubungan kebudayaan satu dengan lainnya, tetapi ada pula yang muncul akibat pertukaran budaya karena perdagangan. Muncul nya keterampilan membuat keramik memiliki umur yang tua, sama halnya saat manusia mengenal dan memanfaatkan api pertama kali
Sejarah keberadaan dan penggunakan keramik pertama kali, hingga kini belum terungkap secara pasti. Berdasarkan data yang dilandasi perbandingan hasil-hasil temuan penilitian yang dilakuakn oleh ahil arkeolog, diperkirakan keramik mulai dibuat dan digunakan sejak tahun 30.000 SM. Waktu ini setua dengan manusia mengenal api. Ada beberapa ahli juga yang berpendapat bahwa sejarah tentang keramik dimulai pada 30
ribu tahun yang lalu. Periode ini dalam sejarah disebut zaman Palaeolithic atau zaman Batu Kuno (500 ribu – 10 ribu SM) karena alat pemotong atau senjata tajam pada masa itu terbuat dari batu. Hal ini di perkuat dengan penemuan tembaga, perunggu, dan besi masih
jauh dari jaman ini. Nenek moyang kita adalah pemburu dan peramu makanan yang hidupnya berpindah-pindah (nomaden). Mereka belajar bagaimana membuat api untuk pertama kalinya sebagai upaya melindungi diri dari dingin, binatang buas, memasak
daging dan juga membakar tanah liat.
Bukti arkeologis menunjukkan bahwa orang-orang di zaman batu kuno di sebagian belahan bumi telah membuat tungku pembakaran sederhana dan karya primitif sekitar 30
ribu tahun yang lalu. Walaupun gaya hidup masyarakat pada zaman batu tergolong primitif, akan tetapi masyarakat pada zaman tersebut mampu membuat gambar-gambar
sederhana yang tampak hidup dan realis. Gambar sebagian besar dilukis pada dinding batuan, dan sebagian dimodelkan dari tanah lihat. Sebagian besar gambar – gambar
tersebut berupa gambar hewan yang mereka buru. Lukisan dinding di dalam gua pada zaman batu kuno yang populer adalah Caves of Lascaux di Prancis dan Caves of Altamira di spanyol. Para ahli arkeolog memperkirakan umur dari lukisan ini sekitar 20 ribu tahun. Selain perbedaan pendapat mengenai waktu pertama kali muncul keramik. Ada beberapa ahli juga yang berpendapat bahwa keramik mulai ada sejak tahun 12.000 SM. Vincent memperkirakan pada tahun 10.000 SM dan 5.000 SM melihat bentuk keramik pmasa Neolitik (Vincent A.Roy, 1969). Berikut ini beberapa sejarah keramik dibeberapa belahan dunia, yaitu china, jepang, indonesia, dan mesir.
2.3 Sejarah Keramik Di Mesir
Pada era keemasan Islam, sudah menggunakan lantai keramik sebagai motif hiasan utama dalam arsitekturnya. Pada masa kekhalifahan, negeri-negeri di Timur Dekat seperti Iran, Irak, Suriah dan Mesir merupakan sentra utama produsen keramik Islam. Menurut Stockin Sejarah keramik Islam yang berkembang di sentra industri keramik itu dapat dibagi dalam tiga periode. Pertama adalah periode awal yang berlangsung dari abad 9 M hingga abad 11 M. Kedua adalah periode pertengahan dari abad 12 M hingg abad 14 M. Periode ketiga berlangsung dari abad 15 M hingga abad 19 M.
Pada periode awal seniman Muslim sudah mengembangkan ide tentang lusterware˗˗ jenistembikar atau porselin dengan lapisan metalik yang memberi efek warna. Pembuatan lusterware melalui 3 proses pembakaran. Pada masa itu di era kekuasaan Dinasti fatimiyah, keramik atau porselin diproduksi di Mesir. Tembikar khas negeri Piramida itu dilukis dengan gambar burung, hewan-hewan serta manusia. Lusterware juga dikembangkan dan diproduksi di Persia dan Afghanistan.
Sepanjang abad 1175 M – 1225 M industri keramik berkembang dengan pesat di kawasan Timur Dekat. Pada era itu, kota Rayy dan Kashan, di utara Pers ia tengah menjadi sentra beragam jenis tembikar. Pada abad ke-13 M, keramik mulai muncul di Kashan, Mesir. Sepanjang abad ke-13 – 14 M, beragam jenis keramik diproduksi di Kashan. Pusat industri keramik itu juga diakui sebagai penghasil ubin lantai yang termasyhur. Pada periode pertengahan, Mesir juga menjelma menjadi sentra industri keramik yang maju yang saat itu berada di bawah kekuasaan Dinasti Mamluk. Terlebih, negeri tiu tidak mampu ditembus oleh tentara Mongol.
Pada masa kekuasaan Mamluk, produksi keramik berkembang pesat karena banyak seniman dari wailayah yang ditarik untuk berkreasi di Mesir. Ciri khas keramik yang diciptakan seniman Mamluk adalah menampilkan tema-tema keagamaan. Pada periode akhir, ada tiga jenis keramik atau tembikar yang berkembang di dunia Islam. Salah satu keramik yang terkenal adalah tembikar Kubachi dan Iznik. Salah satu pusat industri keramik pada periode terakhir berada di Kirman. Para pembuat keramik membuat tiruan keramik Cina. Teknik dan desain keramik Islam telah memberikan pengaruh terhadap seni keramik di negara-negara Eropa seperti Italia, Prancis, Spanyol dan Inggris. Bahkan para seniman Spanyol sering menggunakan desain Islam dalam mebuat aneka produk
keramik yang dikenal dengan nama Hispano-Moresque.
Ciri khas keramik Islam dimana para seniman mampu memadukan bahan seperti emas dan perak. Sehingga tembikar yang dihasilkan diakui sangat anggun dan cantik. Selain itu juga menghadirkan kilauan metalik yang memukau. Para seniman Muslim di era kekhalifahan selain membuat lantai keramik yang digunakan untuk menghiasi dinding dan lantai, merekapun membuat beragam barang kebutuhan sehari-hari seperti cangkir, gelas, piring, mangkuk, botol dan penampung air dari tembikar.
Pada era Dinasti Abbasiyah, mulai berkembang keramik dengan desai n ukiran. Ciri-ciri keramik jenis ini memiliki desain geometris atau bentuk-bentuk flora yang dimasukkan dengan cara distempel. Keramik jenis ini dapat ditemukan di Samara, Irak, Fustat dan Mesir. Penaklukan daerah akibat ekspansi oleh kerajaan akan berpengaruh dari perkembangan seni, sehingga muncul perpaduan seni antara keduanya.
2.4 Sejarah Keramik di China
Seni Keramik Prasejara di dataran China berkembang di zaman Neolitikum antara tahun 2500 SM – 1500 SM adalah seni keramik prasejarah. Pada dinasti Shang tahun
1500 – 1000 SM yang berkedudukan di lembah sungai kuning seni keramik tumbuh berdampingan dengan seni perunggu khas di china.
Zaman dinasti Han (206 SM – 220 SM) merupakan periode kreatif pertama di Cina. Awal periode ini produk keramik yang dihasilkan belum berglasir, baru pada akhir periode ini ditemukan benda-benda keramik yang berglasir. Pada masa dinasti Tang (61 –
906 M), keramik berglasir dibuat dengan berbagai macam warna. Seni keramik kemudian berkembang pesat sepanjang masa pemerintahan dinasti Shung (960 – 1279 M), dinasti Yuan Kang His (1662 – 1722 M). Benda keramik yang dihasilkan memiliki kualitas yang tinggi baik dari pewarnaan, tekstur maupun bentuk. Karya keramik pada masa itu apabila dibandingkan dengan produk keramik Amerika dan Eropa saat ini, kualitas produk dan kemampuan pengrajin keramik Cina di abad 16 belum bisa dikalahkan. (Helen Marie Evans dan Carla Davis Dumesnil. An Invitation To Design : 166).
Gambar 2.12 Lady China, T’ang Dinasti Sumber: wikimedia.org
Tomb figure of a Lady (Gambar 2.13), tembikar warna abu-abu dengan detil goresan yang tadinya dilukis, ditemukan di arah utara Wei periode ( abad ke-6). Dengan gaya dan hiasan kepala tinggi yang menjadi khas dari periode ini. Model of a tomb dignitary (Gambar 2.14), merupakan tembikar yang dicat berasal dari T'ang dinasti, abad ke 7-8, terdapat di dalam pusara-pusara. Figur-figur seperti itu dipercaya terkait dengan kesejahteraan atau kesehatan di masa depan bagi orang yang telah meninggal.
Gambar 2.13 Tomb figure of a Lady (kiri) dan Model of a Tomb dignitary (kanan) Sumber: World Ceramics
Group of musicians and dancers (Gambar 2.15). Merupakan tembikar yang dicat. Dari dinasti T'ang, pada abad ke 7, patung-patung keramik ini memperlihatkan rombongan dari musisi dan penari pada waktu itu.
Gambar 2.15. Group of musicians and dancers Sumber : World Ceramics
2.5 Sejarah Keramik Di Jepang
Barang tanah liat pertama kali dibuat di kepulauan Jepang sekitar 13.000 tahun yang lalu. Periuk besar dan dalam yang digunakan untuk merebus adalah yang paling umum. Tanah liatnya dihias dengan menggiling atau menekan tali berkepang pada permukaannya. Karena pola tali inilah, barang tanah liat dari jaman ini disebut dengan jomon doki ( jo = tali; mon = pola; doki = barang tanah liat). Sekitar 5000 tahun yang lalu, selama jaman Jomon, beberapa desain yang sangat dinamis muncul, termasuk ornamen ombak pada bibir periuk dan pola-pola aneh yang menutupi setiap bagian l uarnya.
Pada jaman Yayoi berikutnya, penanaman padi dan jenis tembikar baru diperkenalkan dari semenanjung Korea. Tembikar Yayoi merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, digunakan terutama banyak untuk penyimpanan, memasak dan makan. Tembikar jenis ini tidak semeriah barang tembikar Jomon, dan warnanya yang muda menciptakan kesan lembut.
Sekitar awal abad ke-5, terjadi perubahan besar ketika teknik baru memasuki Jepang dari semenanjung Korea. Sebelumnya, tanah liat dibakar di api unggun, tetapi jenis tembikar baru, yang disebut dengan tembikar Sueki, dibakar dengan suhu tinggi di dalam tempat pembakaran dengan cerobong (terowongan) yang dibangun loreng. Tembikar Sueki adalah tembikar yang sebenarnya.
Sekitar pertengahan abad ke-7, para pengrajin tembikar Jepang pergi untuk mempelajari teknik-teknik Korea dan Cina, dan belajar cara menggunakan glasir dan membakar tanah liat dengan suhu yang cukup rendah. Beberapa glasir dari sini berwarna hijau tua, sedangkan barang Nara Sansai menonjol dengan tiga warna, seringkali berwarna merah, kuning, dan hijau. Akan tetapi, barang-barang ini digunakan hanya di
istana, keluarga bangsawan, dan kuil-kuil, dan sekitar abad ke-11 tidak dibuat lagi. Kemajuan yang diperoleh tembikar Sueki menyebabkan pembangunan tempat-tempat pembakaran di banyak bagian di Jepang. Tidak lama kemudian, para pengrajin menemukan bahwa abu kayu di dalam tempat pembakaran yang panas bereaksi dengan tanah liat sehingga menciptakan glasir alami. Hal ini mendorong mereka untuk menaburkan abu dari tanaman yang dibakar secara sengaja ke atas tanah liat sebelum dibakar. Teknik glasir abu alami ini pertama sekali dilakukan di tempat pembakaran Sanage di propinsi Owari (sebelah barat daya propinsi Aichi sekarang).
Tembikar Sueki di jaman pertengahan menjadi pondasi untuk teknik- teknik baru dan menjamurnya pembangunan tempat pembakaran. Enam kota tempat tembikar bersejarah di Jepang yakni Seto, Tokoname, Echizen, Shigaraki, Tanba dan Bizen dimulai pada masa ini, dan tempat pembakaran mereka masih berproduksi. Hampir semuanya membuat gerabah yang terlihat alami. Hasil produksi mereka kebanyakan guci besar, jambangan besar dan periuk. Sampai sekitar abad ke-16, Seto adalah satu-satunya tempat di Jepang
yang terus memproduksi tembikar berglasir.
Perang saudara yang melanda seluruh negeri Jepang pada jaman Warring States (1467-1568), dan para pengrajin di Seto pergi ke utara ke daerah pegunungan menuju Mino (kini propinsi Gifu bagian selatan). Disana mereka memelopori gaya baru unik Jepang, yang terbaik adalah tembikar Kiseto, Seto- guro, Shino, dan Oribe. Sekitar pada saat inilah upacara minum teh mulai menarik perhatian. Kebiasaan minum teh berasal dari China pada akhir abad ke-12, dan pada abad ke-16 telah menjadi kebiasaan untuk mengadakan acara yang berfokus pada upacara penyajian teh.
Dengan mulainya jaman Momoyama (akhir tahun 1500-an) berakhirlah perang saudara, penggabungan Jepang, dan penyempurnaan upacara minum teh. Ini adalah saat transformasi untuk barang tembikar Jepang. Toyotomi Hideyoshi memulai kampanye militer di semenanjung Korea, dan hal ini menciptakan kesempatan bagi para samurai menyenangi upacara minum teh untuk membawa pengrajin tembikar Korea ke Jepang dan menyuruh mereka membangun tempat pembakaran. Banyak pusat produksi baru termasuk Karatsu, Hagi, Agano, Takatori dan Satsuma didirikan di bagian-bagian yang berlainan di Kyushu.
2.6 Sejarah Keramik di Indonesia
Di Indonesia, keramik sudah dikenal sejak jaman Neolithikum, diperkirakan rentang waktunya mulai dari 2500 SM – 1000 SM. Pening galan zaman ini diperkirakan banyak
dipengaruhi oleh para imigran dari Asia Tenggara berupa pengetahuan tentang kelautan, pertanian dan peternakan. Alat-alat berupa gerabah dan alat pembuat pakaian kulit kayu. Kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu mengalami perubahan sesuai perkembangan zaman.
Awalnya manusia membuat alat bantu untuk kebutuhan hidupnya, mulai dari membuat kapak dari batu. Seperti di Sumatra ditemukan pecahan-pecahan periuk belanga di Bukit Kulit Kerang. Meskipun pecahan tembikar tersebut kecil dan berkeping-keping namun telah terlihat adanya bukti nyata membuat wadah dari tanah liat. Teknik pembuatannya dilakukan dengan tangan, dan untuk memadatkan serta menghaluskan digunakan benda keras seperti papan. Cara menghias dilakukan dengan menekankan sebuah kayu berukir, atau menekan tali, anyaman bambu, duri ikan, dan sebagainya, pada permukaan keramik (mentah) setelah selesai pembentukan. Cara seperti ini paling banyak dilakukan oleh perajin tradisional di berbagai daerah di pelosok tanah air. Di pantai selatan Jawa tepatnya diantara Yogyakarta dan Pacitan ditemukan pecahan tembikar yang berhiaskan teraan anyaman atau tenunan seperti hasil tenun yang di buat di Sumba. Di daerah Melolo (P. Sumba) ditemukan pula periuk belanga yang berisikan tulang-tulang manusia.
Peninggalan-peninggalan prasejarah ini juga ditemukan didaerah Banyuwangi, Kelapa Dua-Bogor, Kalumpang serta Minanga di Sulawesi, Gilimanuk di Bali dan juga penemuan pada waktu peninggalan arkeologis di sekitar candi Borobudur dan di
Trowulan-Mojokerto. Termasuk juga peninggalan zaman Kerajaan Majapahit (abad 16 M) banyak di temukan bata-bata dan genteng dari tanah liat yang dibakar sebagai bahan bangunan, namun juga benda-benda seperti celengan. Pecahan-pecahan tembikar juga
ditemukan di situs Batujaya, di Karawang Jawa Barat. Ditemukan juga fragmen yang terbuat dari terracotta. Sesuai penandaaan maka tembikar-tembikar ini ada pada abad ke 3 atau 4 masehi. Gambar tembikar juga terdapat pada relief hiasan bangunan dan patung- patung, contohnya terdapat pada relief candi Prambanan dan Borobudur. Keramik rakyat dari zaman ke zaman berkembang secara evolusioner, demikian dengan bentuk dan teknik pengolahan serta pembakarannya. Pembakaran dilakukan hanya dengan menggunakan
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1.
Sejarah awal keramik pertama kali di dunia menurut ahli bahwa keramik dimulai pada 30 ribu tahun yang lalu. Periode ini dalam sejarah disebut zaman Palaeolithic atau zaman Batu Kuno (500 ribu – 10 ribu SM) karena alat pemotong atau senjata tajam pada masa itu terbuat dari batu.2.
Sejarah keramik pertama kali di negara Mesir. Menurut Stockin Sejarah keramik Islam yang berkembang di sentra industri keramik itu dapat dibagi dalam tiga periode yaitu: Periode awal dengan ciri-ciri terdapat lukisan hewan-hewan dan manusia (abad 9 M - abad 11 M), Periode pertengahan dengan ciri-ciri sudah dapat memadukan bahan seperti emas dan perak (abad 12 M - abad 14 M) Periode terakhir dengan ciri-ciri memiliki desain flora dan terdapat paduan antara emas dan perak (abad 15 M - abad 19 M).3.
Sejarah keramik pertama kali di negara china. Seni Keramik Prasejara di dataran China berkembang di zaman Neolitikum antara tahun 2500 SM – 1500 SM adalah seni keramik prasejarah. Pada dinasti Shang tahun 1500 – 1000 SM yang berkedudukan di lembah sungai kuning seni keramik tumbuh berdampingan denganseni perunggu khas di china.