Program Strategis Kementerian PAN dan RB, ANRI, BKN, BPKP dan LAN Dalam Rangka Percepatan Pencapaian Target Prioritas I Reformasi
Birokrasi dan Tata Kelola dalam RPJMN tahun 2010-2014 Oleh Kepala BPKP
A. Pendahuluan
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 telah menetapkan 11 Prioritas Nasional yaitu: reformasi birokrasi dan tata kelola; pendidikan; kesehatan; penanggulangan kemiskinan; ketahanan pangan; infrastruktur; investasi dan iklim usaha; energi; lingkungan dan pengelolaan bencana; daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca konflik; dan kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi. Prioritas tersebut dilengkapi dengan prioritas lainnya yaitu bidang politik, hukum dan keamanan; bidang perekonomian; dan bidang kesejahteraan rakyat.
Dokumen perencanaan tersebut menjadi acuan BPKP dalam merumuskan dokumen perencanaan pengawasan seperti Kebijakan Pengawasan, Kerangka Acuan Pengawasan Rencana Kerja Tahunan dan Penetapan Kinerja. Penyusunan perencanaan pengawasan juga memperhatikan peraturan perundang-undangan lainnya yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008, Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011, Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 dan arahan Presiden serta curent issues berskala nasional atau regional.
Perencanaan pengawasan tersebut mencoba merespon peran BPKP untuk mampu berkontribusi melalui pengawasan dan pembinaan yang
(sistem peringatan dini) kepada Presiden selaku Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan beserta para pimpinan lembaga eksekutif yang berwenang. Informasi dimaksud digunakan untuk keperluan continuing improvement (perbaikan berkelanjutan) penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan seperti tertuang pada RPJMN tersebut.
BPKP memfokuskan pada enam dari sebelas prioritas pembangunan nasional dan satu dari tiga prioritas lainnya, yaitu:
1. Reformasi birokrasi dan tata kelola 2. Pendidikan 3. Kesehatan 4. Penanggulangan kemiskinan 5. Ketahanan pangan 6. Infrastruktur 7. Bidang perekonomian
Program/kegiatan BPKP yang mendukung pencapaian Prioritas Nasional (RPJMN) sebanyak 13.021 penugasan pengawasan dengan biaya penugasan sebesar Rp198.689.514.000,00 seperti disajikan dalam tabel berikut:
Tabel Program/Kegitan BPKP Tahun 2013
No RPJMN KAP PROGRAM/RKP PP Dana '(000)
1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
Penataan otonomi daerah, Peningkatan Integrasi Dan Integritas Penerapan Serta Penegakan Hukum melalui Pemberantasan Korupsi, Peningkatan Penataan Kelembagaan Birokrasi Pemerintah
9.778 150.146.548
2 Kesehatan Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, mutu, dan penggunaan obat, terutama obat esensial generik
385 3.736.023 3 Pendidikan Efisiensi dan Efektivitas Manajemen Pelayanan Pendidikan 611 8.159.299 4 Penanggulangan
Kemiskinan
Peningkatan kualitas pelaksanaan dan pengelolaan lembaga jaminan sosial
7 101.606 5 Ketahanan Pangan Peningkatan produksi pangan dan surplus produksi padi untuk
memantapkan ketahanan pangan
217 2.663.353 6 Infrastruktur Mendukung Peningkatan Daya Saing Sektor Riil 709 9.478.721 7 Bidang Perekonomian Peningkatan pelayanan dan perlindungan kepada TKI,
Peningkatan Kinerja BUMN/D, Pembinaan dan Diklat APIP serta Pengawasan intern BPKP.
1.314 24.403.964
Prioritas Reformasi birokrasi dan tata kelola akan dicapai dengan melaksanakan 3 program: Penataan Otonomi Daerah, Peningkatan Integrasi Dan Integritas Penerapan Serta Penegakan Hukum melalui Pemberantasan Korupsi, Peningkatan Penataan Kelembagaan Birokrasi Pemerintah dengan kegiatan sebanyak 9.778 penugasan pengawasan.
Prioritas Kesehatan dicapai dengan melaksanakan Program Peningkatan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, Mutu, dan Penggunaan Obat, terutama obat esensial generik dengan kegiatan sebanyak 385 penugasan pengawasan.
Prioritas Pendidikan dicapai dengan melakukan Program Efisiensi dan Efektivitas Manajemen Pelayanan Pendidikan, Peningkatan Kualitas Wajib Belajar, Peningkatan Kualitas, Relevansi, dan Daya Saing Perguruan Tinggi dengan melakukan kegiatan sebanyak 611 penugasan pengawasan.
Prioritas Penanggulangan Kemiskinan dicapai dengan melakukan Program Peningkatan Kualitas Pelaksanaan dan Pengelolaan Lembaga Jaminan Sosial dengan kegiatan sebanyak 7 penugasan pengawasan.
Prioritas Ketahanan Pangan dicapai dengan melakukan Program Peningkatan Produksi Pangan dan Surplus Produksi Padi untuk memantapkan ketahanan pangan dengan kegiatan sebanyak 217 penugasan pengawasan.
Prioritas Infrastruktur dicapai dengan melakukan Program Mendukung Peningkatan Daya Saing Sektor Riil dengan kegiatan sebanyak 709 penugasan pengawasan.
Prioritas Bidang Perekonomian dicapai dengan melakukan Program Peningkatan Pelayanan dan Perlindungan kepada TKI, Peningkatan Kinerja BUMN/D, dan Pengawasan Intern BPKP dengan kegiatan sebanyak 1.314 penugasan pengawasan.
B. Percepatan Pencapaian Target Prioritas Nasional 1 (Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola) dalam RPJMN tahun 2010-2014
Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola yang merupakan Prioritas Nasional Pertama memiliki 3 sasaran strategis dengan enam indikator capaian, dengan perkembangan capaian sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 sebagaimana disajikan dalam tabel berikut:
Sasaran strategis 1 Terwujudnya Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari KKN memiliki dua indikator capaian. Indikator capaian Skor Indeks Persepsi Korupsi (IPK) memperlihatkan belum mencapai tingkat capaian yang direncanakan dan masih sangat sulit tercapai. Indikator capaian Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) telah memperlihatkan tingkat capaian yang baik untuk kelompok kementerian/lembaga namun belum meperlihatkan tingkat capaian yang baik untuk kelompok pemerintah daerah.
SASARAN TRATEGIS INDIKATOR CAPAIAN Pengukuran Indikator 2009 2010 2011 2012 2014 Status
1.Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan dan bebas dari KKN Skor Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 2,8 2,8 3 3,2 5 3 2.Meningkatnya kualitas pelayanan Publik Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP); % K/L dengan Opini WTP atas Laporan Keuangan K/L 41 56 63 77 100 1 % PEMDA dengan Opini WTP atas Laporan Keuangan PEMDA 2,68 3 9 16 60 3
SASARAN TRATEGIS INDIKATOR CAPAIAN Pengukuran Indikator 2009 2010 2011 2012 2014 Status 3.Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi Skor Indeks Integritas Pelayanan Publik; Skor Indeks Integritas Pelayanan Publik Pusat; 6,64 6,16 7,07 6,86 8 1 Skor Indeks Integritas Pelayanan Publik Daerah; 6,46 5,26 6 6,32 8 2 Peringkat Kemudahan Berusaha (Ease of Doing Business ); Peringkat Kemudahan Berusaha 129 115 126 129 75 3 Skor Indeks Efektifitas Pemerintahan Indeks Efektifitas Pemerintahan ‐0,26 ‐0,19 ‐0,24 n.a 0,5 3 Persentasi Jumlah K/L/Pemda yang Akuntabel. K/L yang Akuntabel 47,37% 63,29% 82,93% 95,06% 100% 1 Provinsi yang Akuntabel 3,76% 31,03% 63,33% 75,76% 80% 1 Kabupaten/Kota yang Akuntabel 5,08% 8,77% 12,78% n,a 60% 2 catatan status 1. Sudah tercapai/on track 2. Perlu Kerja Keras 3. Sangat sulit tercapai
Sasaran strategis 2 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik diukur dengan dua indikator. Indikator Skor Indeks Integritas Pelayanan Publik memperlihatkan capaian yang memadai, sedangkan indikator lainnya memperlihatkan tingkat capaian yang baik untuk kelompok pelayanan publik di pusat namun belum meperlihatkan tingkat capaian yang baik untuk kelompok pelayanan publik di daerah. Indikator Peringkat Kemudahan Berusaha (Ease of Doing Business) memperlihatkan tingkat capaian belum sesuai dengan yang direncanakan dan masih sangat sulit tercapai.
Sasaran strategis 3 diukur dengan dua indikator. Skor Indeks Efektifitas Pemerintahan memperlihatkan tingkat capaian belum sesuai dengan yang direncanakan dan masih sangat sulit tercapai. Indikator Persentasi Jumlah K/L/Pemda yang Akuntabel telah memperlihatkan tingkat capaian yang baik untuk kelompok kementerian/lembaga namun belum meperlihatkan tingkat capaian yang baik untuk kelompok pemerintah daerah.
Berkaitan pencapaian target prioritas nasional Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola tahun 2010-2014 yang terbagi dalam tiga sasaran strategis dan enam indikator utama, BPKP telah merencanakan sejumlah program dan kegiatan untuk tahun 2013 seperti terlihat pada Lampiran 1 dengan uraian sebagai berikut:
1. Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan dan bebas dari KKN
Sasaran strategis Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan dan bebas dari KKN dinilai dengan mengukur Skor Indeks Persepsi Korupsi (IPK) dan Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga/Pemda dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
a. Skor Indeks Persepsi Korupsi (IPK)
BPKP turut berperan aktif untuk mewujudkan skor IPK yang ditargetkan melalui kegiatan-kegiatan pengawasan berupa Sosialisasi
pengawasan; Audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan Klaim; Audit Investigasi, PKKN, PKA dan Tindak Lanjut kasus ke Instansi Penyidik; Audit investigasi atas permintaan Instansi lainnya; Peer review atas laporan penugasan investigasi; dan Reviu terhadap laporan dan pengaduan masyarakat. Seluruh kegiatan dikoordinasikan oleh Deputi bidang investigasi dengan jumlah kegiatan sebanyak 2.445 penugasan pengawasan dengan dana sebesar Rp28.849.702.000,00.
b. Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga/Pemda dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
BPKP berperan aktif untuk mewujudkan laporan keuangan K/L/Pemda dengan opini melalui Bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL/LKPD; Pengawasan atas Proyek PHLN; Bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKBUMD, Asistensi penataan BMN/BMD, dan Asistensi SIMDA. Seluruh kegiatan dikoordinasikan oleh Deputi Bidang Perekonomian, Polsoskam dan Keuangan Daerah dengan jumlah kegiatan sebanyak 2.582 penugasan pengawasan dengan dana sebesar Rp28.566.151.000,00.
2. Meningkatnya kualitas pelayanan publik
Sasaran strategis Meningkatnya kualitas pelayanan publik dinilai dengan mengukur Skor Indeks Integritas Pelayanan Publik dan Peringkat Kemudahan Berusaha (Ease of Doing Business).
a. Skor Indeks Integritas Pelayanan Publik
Dalam upaya mencapai Skor Indeks Integritas Pelayanan Publik yang ditargetkan, BPKP melalui kegiatan pengawasan atas kinerja pelayanan publik bidang Keuangan Daerah; dan Bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat. Seluruh kegiatan dikoordinasikan oleh Deputi Keuangan Daerah dan Akuntan Negara dengan jumlah kegiatan sebanyak 903 penugasan pengawasan dengan dana sebesar Rp12.512.347.000,00.
b. Peringkat Kemudahan Berusaha (Ease of Doing Business)
BPKP turut berperan mewujudkan “Kemudahan Berusaha” melalui kegiatan Pengawasan atas kinerja BUMD dan Pengawasan atas kinerja PSO BUMN. Seluruh kegiatan dikoordinasikan oleh Deputi Bidang Akuntan Negara dengan jumlah kegiatan sebanyak 503 penugasan pengawasan dengan dana sebesar Rp7.305.629.000,00.
3. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi
Sasaran starategis Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi memiliki dua indikator kinerja yaitu: Skor Indeks Efektivitas Pemerintahan dan Persentasi Jumlah K/L/Pemda yang Akuntabel.
a. Skor Indeks Efektivitas Pemerintahan
BPKP turut berperan mewujudkan efektivitas pemerintahan melalui kegiatan Pengawasan lintas sektor; Pengawasan BUN; Pengawasan atas penerimaan negara; Evaluasi; Reviu; Audit Operasional; dan Audit Khusus. Seluruh kegiatan dikoordinasikan oleh Deputi Bidang Perekonomian, Polsoskam, Keuangan Daerah, dan Akuntan Negara dengan jumlah kegiatan sebanyak 4.146 penugasan pengawasan dengan dana sebesar Rp61.029.344.280,00.
b. Persentasi Jumlah K/L/Pemda yang Akuntabel
Sesuai dengan amanah PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP, BPKP berperan mewujudkan K/L/Pemda yang akuntabel melalui kegiatan Penyusunan Pedoman Teknis Penyelenggaraan SPIP; Diklat SPIP; Sosialisasi SPIP ke Pemerintah Daerah; dan Konsultasi/ Bimbingan Teknis Penyelenggaraan SPIP kepada Kementerian/ Lembaga. Seluruh kegiatan dikoordinasikan oleh Deputi Keuangan Daerah dengan jumlah kegiatan sebanyak 696 penugasan pengawasan dengan dana sebesar Rp19.191.140.000,00.