m
SALINAN
* .",
J.T^tt,"3ot|
*..,
oPERATUMN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
44
TAHUN 2017TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2O1O
TENTANG BADAN NASIONAL PENGEI,OI.,A PERBATASAN
DENGAN RAHMATTUHANYANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang:
a.
bahwa dalam rangka
percepatan
dan
optimalisasipelaksanaan
tugas
dan
fungsi
Badan
NasionalPengelola Perbatasan,
perlu
melakukan
penyesuaianterhadap Peraturan
PresidenNomor
12 Tahun
2010 tentang Badan Nasional Pengelola perbatasan;b.
bahwa
berdasarkan pertimbangan
seb.Fimana
dimaksud dalam
huruf
a, perlu menetapkan peraturan Presidententang
PerubahanAtas perahrran
presidenMengingat
:Nomor
12
Tahun
2OlO tentang Badan
Nasional Pengelola Perbatasan;1.
Pasal
4
ayat (1)
Undang-Undang
Dasar
NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945;
Undang-Undang
Nomor
43
Tahun
2OO8
tentang Wilayah Negara(kmbaran
Negara Republik IndonesiaTahun
2OO8 NomorL77,Tatr$ahan
kmbaran
NegaraRepublik Indonesia Nomor 4925);
Peraturan
PresidenNomor
12
Tahun 2010
tentang Badan Nasional Pengelola Perbatasan;MEMUTUSKAN:
MenetapKan:
PERATURAN PRESIDEN TENTANG PERUBAHAN ATASPERATURAN PRESIDEN
NOMOR
L2
TAHUN
2OIO TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOI,,A PERBATASAN.2.
3.
PRESIDEN
REPUBLIK INOONESIA
-2-Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 12
Tahun 2010 tentang Badan Nasional Pengelola Perbatasan
diubah sebagai berikut:
l.
Ketentuan
Pasal5
diubah
sehinggaberbunyi
sebagaiberikut:
Pasal 5
Pelaksanaan
teknis
pembangunanBatas
Wilayah Negaradan
Kawasan Perbatasandilakukan
olehKementerian,
Iembaga
Pemerintah
NonKementerian, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
Pelaksanaan
teknis
pembangunan Batas WilayahNegara
dan
Kawasan Perbatasan
sebagqiman.dimaksud
pada
ayat (1)
berdasarkan
rencanainduk
dan
rencana
aksi
pembangunan
Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan.Rencana
induk
sebagaimana
dimaksud
padaayat
(21ditetapkan
Presidenatas
usul
MenteriDa1am Negeri selaku Kepala BNpp.
Rencana
aksi
sebagaimanadimaksud pada
ayat(2)
diatur
dengan Peraturan Kepala BNPp setelahberkoordinasi
dengan
kementerian/lembagaterkait.
Rencana
induk
dan
Rencanaiksi
sebagaimanadimaksud pada
ayat (2)
disusun
berdasarkan RencanaTata Ruang
dan/ ata.u Rencana Zonasi Kawasan Perbatasan.(l)
(21 (3) 14) (s) 2. Ketentuan . . ,PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-3-2.
Ketentuan Pasal6
diubah,
sehinggaberbunyi
sebagaiberikut:
Pasal 6
Susunan keanggotaan BNPP
terdiri
atas:a.
Pengarah BNPP:1.
Ketua Pengarah Menteri Koordinator BidangPolitik, Hukum,
danKeamanan.
Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan.
Menteri Koordinator Bidang
Kemaritiman.
Menteri Dalam Negeri.
1.
Menteri Luar Negeri.2.
Menteri Pertahanan.3.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.4.
Menteri Keuangan.5.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.6.
Menteri Kesehatan.7.
Menteri Perindustrian.8.
Menteri Perdagangan.9.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.2.
Walil
Ketua Pengarah I3.
Wakil Ketua Pengarah II4.
Wakil Ketua PengarahIII
b.
Kepala BNPPc.
Anggota BNPP: 10. Menteri .PRES I OEN
REPUBLIK INOONESIA
-4-lO.Menteri
Pekerjaan
Umum
dan
Perumahan Rakyat.I l. Menteri Perhubungan.
12. Menteri Komunikasi dan Informatika. 13. Menteri Pertanian.
l4.Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.15. Menteri Kelautan dan Perikanan.
l6.Menteri
Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Tran smigrasi.lT.Menteri Agraria
dan
Tata.
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional.l8.Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
Badan
Perencanaan
Pembangunan Nasional.19.Menteri Badan Usaha
Milik
Negara.2O.Menteri
Koperasi
dan
Usaha
Kecil
dan Menengah.21. Panglima Tentara Nasional Indonesia.
22.Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.
23. Kepala Badan
Inteliien
Negara.24.Kepala Badan Narkotika Nasional.
25. Kepala Badan Informasi Geospasial.
26.Kepala
Badan
Nasional
Penanggulangan Terorisme.27.Kepala Badan Keamanan Laut.
28.
Gubernur
yang
memiliki wilayah
perbatasannegara.
m
PR ES IDEN
REPUALIK INDONESIA
-5-3.
Ketentuanayat
(1) Pasal7
diubah
sehingga berbunyisebagai berikut:
Pasal 7
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum,
danKeamanan
selaku
Ketua
Pengarah
dibantu
Menteri
Koordinator
Bidang
Perekonomianselaku
Wakil
Ketua
Pengarah
I,
KoordinatorBidang
PembangunanManusia dan
Kebudayaanselaku
Wakil
Ketua
Pengarah
II
dan
MenteriKoordinator Bidang Kemaritiman
selaku
WakilKetua
Pengarah
III
memberikan
pengarahanpelaksanaan
tugas
BNPP secara
periodik
atausewaktu-waktu
sesuai
kebutuhan
faktual
pengelolaan Batas
Wilayah
Negaradan
Kawasan Perbatasan.Menteri Dalam
Negeri
selaku
Kepala
BNPPmemimpin
dan
mengendalikan
pelaksanaan tugas dan fungsi BNPP.4.
Ketentuan Pasal 11diubah
sehinggaberbunyi
sebagaiberikut:
Pasal
l1
Sekretaris BNPP mempunyai tugas menyelenggarakan
koordinasi
pelalsanaan
tugas,
pembinaan,
danpemb€rian
dukungan administrasi
kepada
seluruhunsur
organisasi di lingkungan BNpp,(1)
(21
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-6-5.
Di
antara
Pasal 11dan
Pasal 12ditambah
7
(tujuh) Pasalyakni
Pasal 11A, Pasal118, pasal 11C,
pasal11D, Pasal 11E, Pasal
l1F,
dan pasal
1lG,
sehinggaberbunyi sebagai berikut:
Pasal 11A
Dalam
melaksanakan
tugas
sebagaimanadimaksud
dalam
Pasal
11,
Sekretaris
BNpp menyelenggarakan fungsi:a.
fasilitasi
perumusan
kebijakan
pembangunan, rencanainduk dan
rencanaaksi
pengetolaan serta pemanfaatan Batas Wilayah Negaradan
KawasanPerbatasan;
b.
koordinasi
dan
fasilitasi
pen5rusunan
rencanrakegiatan
dan
anggaran
pembangunan
dan pengelolaanBatas Wilayah
Negaradan
Kawasan Perbatasan;c. koordinasi
dan fasilitasi
pelalsanaanpembangunan
lintas
sektor,
pengendalian
danpengawasan
serta
evaluasi
dan
pelaporan pengelolaanBatas Wilayah
Negaradan
Kawasan Perbatasan;d.
pembinaan dan pemberiandukungan
administrasiyang
meliputi
ketatausahaan,
kepegawaian,keuangan,
kerumahtanggaan,
kerja
sarna,hubungan masyarakat,
arsip,
dan
dokumentasiBNPP;
e.
koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta pelaksanaan advokasihukum;
f.
penyelenggaraan
pengelolaan
barang
milik/
kekayaan
negara
dan
layanan
pengadaanbarang/jasa; dan
g.
pelaksanaan
fungsi
lain
yang
diberikan
oleh Kepala.PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-7
-Pasal 11BDeputi
Bidang
PengelolaanBatas Wilayah
Negaramempunyai
tugas
melakukan
penJrusunan
danperumusan
rencana
induk
dan
rencana
aksi,koordinasi
pen5rusunan anggaranuntuk
pengelolaanserta pemanfaatan Batas Wilayah Negara.
Pasal
1lC
Dalam
melaksanakan
tugas
sebagaimanadimaksud
dalam Pasal
1lB,
Deputi
Bidang
Pengelolaan
BatasWilayah
Negara menyelenggarakan fungsi:a.
penJrusunandan perumusan
rencanainduk
dan rencanaaksi
serta
pengoordinasian penrusunankebijakan
dan
pengelolaan
serta
pemanfaatanBatas Wilayah Negara;
b.
koordinasi
pengelolaandan fasilitasi
penegasan,pelaksanaan pembangunan, pemeliharaan,
dan pengamanan Batas Wilayah Negara;c.
koordinasi
penyusunan
anggaran
untuk
pembangunan
dan
pengelolaan
Batas
WilayahNegara sesuai dengan skala prioritas; dan
d.
pelaksanaan pengendalian, pengawasan, evaluasidan
pelaporan
pelaksanaan pembangunan sertapengelolaan Batas Wilayah Negara.
Pasal
llD
Deputi
Bidang
Pengelolaan
Potensi
Kawasan Perbatasan mempunyai tugas melakukan penJrusunandan
perumusan rencana
induk
dan
rencana
aksi,inventarisasi
potensi sumber
daya,
koordinasipenJrusunan anggaran
untuk
pembangunan
danpengelolaan potensi Kawasan Perbatasan.
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
-8-Pasal 11E
Dalam
melaksanakantugas
sebagaimana dimaksuddalam
PasalllD,
Deputi Bidang Pengelolaan potensi Kawasan Perbatasan menyelenggarakan fungsi:a.
penJrusunandan perumusan
rencanainduk
danrencana
aksi
serta
pengoordinasian pen3rusunankebijakan
dan
pelaksanaan
pembangunan, pengelolaandan
pemanfaatan potensi
KawasanPerbatasan;
b.
inventarisasi
potensisumber
dayadan
membuatrekomendasi
penetapan
mna
pengembanganekonomi, pertahanan, sosial budaya,
lingkungan hidup dan zona lainnya di Kawasan Perbatasan;c.
koordinasi
penJrusunan
anggaran
untuk
pembangunan
dan
pengelolaanpotensi
Kawasan Perbatasan sesuai dengan skala prioritas; dand.
pela}sanaan
pengendalian, pengawasan, evaluasidan
pelaporan pelaksanaan pembangunan sertapengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan. Pasal
llF
Deputi
Bidang
PengelolaanInfrastruktur
KawasanPerbatasan
mempunyai
tugas
melakukanpenJrusunan
dan
perumusan
rencana
induk
danrencana
aksi,
koordinasi perumusan kebijakan
danfasilitasi
pelaksanaan pembangunan
sarana
danprasarana
serta
koordinasi
penyusunan
anggaranuntuk
pernbangunandan
pengelolaaninfrastruktur
Kawasan Perbata.san.PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-9-Pasal
1lG
Dalam
melaksanakantugas
sebagaimana dimaksuddalam
Pasal
11F,
Deputi
Bidang
pengelolaanInfrastruktur
Kawasan Perbatasan menyelenggarakanfungsi:
a.
penyusunan
danperumusan
rencanainduk
dan rencanaaksi
serta pengoordinasian penyusunankebljakan
dan
pelaksanaan
pembangunan,pengelolaan
serta
pemanfaatan infrastruktur
Kawasan Perbatasan;b.
koordinasi perumusan
kebijakan
dan
fasilitasi
pelaksanaan pembangunan
sarana
danprasarana perhubungan darat,
laut,
dan
udara,serta
sarana
dan
prasarana
pendukung
zonaperekonomian,
pertahanan,
sosial
budaya,lingkungan hidup, dan
zonalainnya
di
Kawasan Perbatasan;c.
koordinasi
penJrusunan
anggaran
untuk
pembangunan
dan
pengelolaan infrastruktur
Kawasan
Perbatasan
sesuai dengan
skala prioritas; dand.
pelaksanaan pengendalian, pengawasan, evaluasidan
pelaporan pelaksanaan pembangunan
danpengelolaan
infrastruktur
Kawasan perbatasan.6.
Ketentuan Pasal 12diubah
sehinggaberbunyi
sebagaiberikut:
Pasal 12
(
1)
Deputi
terdiri
atas
paling banyak
3
(tiea)Asisten
Deputi,
masing-masing Asisten Deputi
terdiri
atas paling banyak
3
(tiga)
Bidang,masing-masing
Bidang
terdiri
atas
paling
banyak
2
(dua)
Subbidang
dan
kelompokj abatan fungsional.
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA _
lo_
(21 Dikecualikan
dari
ketentuan
sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(l),
jumlah
Bidang
padaAsisten Deputi yang menangani fungsi pengelolaan
lintas
batas
negara
pada
Deputi
BidangPengelolaan
Batas
Wilayah
Negara
sesuaikebutuhan.
Sekretariat BNPP
terdiri
atas paling banyak 3 (tiga)Biro,
masing-masing
Biro
terdiri
atas
paling banyak 3 (tiga) Bagian, dan masing-masing Bagranterdiri
atas paling banyak3
(tiga) Subbagian dankelompok jabatan fungsional.
Dikecualikan
dari
ketentuan
sebagaimanadimaksud
padaayat
(3), Bagian yang menanganifungsi
ketatausahaan
pimpinan
terdiri
atas sejumlah Subbagian sesuaikebutuhan.
7.
Ketentuan ayat {21 Pasal 20diubah,
sehingga berbunyisebagai berikut:
Pasal 2O
Pendanaan belanja operasional BNPP dibebankan kepada Anggaran Pendapatan
dan
Belanja Negara pada Bagian Anggaran BNPP.Pendanaan
untuk
pelaksanaan
teknis pembangunan batas wilayah negara dan kawasan perbatasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5ayat
(l)
dibebankanpada
Bagran
AnggaranKementerian/lembaga
Pemerintah
NonKementerian
terkait,
dan
Anggaran
Pendapatandan
Belanja Daerah setelah dikoordinasikan oleh BNPP. (3) (4) (1) (21 Pasal IIPeraturan
Presiden
ini
mulai
berlaku
padadiundangkan.
tanggal
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-
li
-Agar
setiap orang
mengetahuinya,
memerintahkanpengundangan
Peraturan Presiden
ini
denganpenempatannya
dalam
Lembaran Negara
Republik Indonesia.Ditetapkan di
Jakarta
pada tanggal 11
April
2017PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
JOKO WIDODO
Diundangkan di
Jakarta
pada tanggal L2 Apnl 2Ol7
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR 79
Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Asisten Deputi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Deputi Bidang Hukum dan