• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas pelaksanaan 3P (People, Process, Physical Evidence) dan kinerja perusahaan pada tingkat kompleksitas dan divergensi yang berbeda : studi kasus pada Yamaha Arditya Buana Motor dan Imung Baru Motor - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Efektivitas pelaksanaan 3P (People, Process, Physical Evidence) dan kinerja perusahaan pada tingkat kompleksitas dan divergensi yang berbeda : studi kasus pada Yamaha Arditya Buana Motor dan Imung Baru Motor - USD Repository"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

( PEOPLE, PROCESS, PHYSICAL EVIDENCE )

DAN KINERJA PERUSAHAAN

PADA TINGKAT KOMPLEKSITAS DAN DIVERGENSI YANG BERBEDA

Studi Kasus pada:

YAMAHA Arditya Buana Motor dan Imung Baru Motor

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

oleh :

Anggoro Destu Adhi

032214020

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN 3P

( PEOPLE, PROCESS, PHYSICAL EVIDENCE )

DAN KINERJA PERUSAHAAN

PADA TINGKAT KOMPLEKSITAS DAN DIVERGENSI YANG

BERBEDA

Studi Kasus pada:

YAMAHA Arditya Buana Motor dan Imung Baru Motor

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

oleh :

Anggoro Destu Adhi

032214020

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO

Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan

kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan

kesiapan.

Thomas A. Edison

Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia

yang berguna.

Einstein

Seseorang yang melihat kebaikan dalam berbagai hal berarti memiliki pikiran yang baik.

Dan seseoran yang memiliki pikiran yang baik mendapatkan kenikmatan dari hidup.

Bediuzzaman Said Nursi

“Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan,

justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya”

Anggoro Destu Adhi

Skripsi ini dipersembahkan untuk kedua orang tuaku “Pastilah engkau

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya

tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali

yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka,

sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, Juli 2010

Penulis

(7)
(8)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN 3P ( PEOPLE, PROCESS, PHYSICAL EVIDENCE )

DAN KINERJA PERUSAHAAN PADA TINGKAT KOMPLEKSITAS DAN DIVERGENSI YANG BERBEDA

Studi Kasus pada:

YAMAHA Arditya Buana Motor dan Imung Baru Motor

Anggoro Destu Adhi Universitas Sanata Dharma

2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kompleksitas dan divergensi, perbedaan efektivitas 3P dan perbedaan kinerja pada 2 bengkel (yaitu satu buah bengkel resmi dan satu buah bengkel biasa).

Teknik pengumpulan data adalah: 1). wawancara, untuk mengetahui gambaran umum perusahaan, 2). kuesioner, untuk mengetahui data kompleksitas dan divergensi perusahaan, skor/nilai persepsi tentang efektivitas 3P, 3). dokumentasi, untuk mengetahui jumlah servis tiap hari selama satu tahun. Teknik analisis data yang digunakan adalah: Uji persentase perbedaan untuk mengetahui perbedaan tingkat kompleksitas dan divergensi. Uji U Mann-Whitney, untuk mengetahui perbedaan efektivitas 3P. Uji U Mann-Whitney untuk mengetahui perbedaan kinerja.

(9)

vii ABSTRACT

A STUDY ON THE EFFECTIVENESS OF 3P’s IMPLEMENTATION (PEOPLE, PROCESS, PHYSICAL EVIDENCE) AND THE COMPANY PERFORMANCE AT DIFFERENT LEVEL OF COMPLEXITY AND

DIVERGENCE

A Case Study At Yamaha Arditya Buana Motor and Imung Baru Motor

Anggoro Destu Adhi Sanata Dharma University

2010

The aim of this research is to know the differences of the level of complexity and divergence, the different effektiveness of 3P’s and the performance of two workshops (an authorized service station of motorcycle and an unauthorized one).

The techniques used to collect data were : 1) interview, to know the general map of the company, 2) questionaires, to know data of complexity and divergence of the company, scores of perception concerning the effectiveness of 3P’s, 3) documentation, to know the daily total numbers of service within a year. The data analysing techniques used were ; the different percentage test use to know the different of level the complexity and divergence, the U Mann-Whitney Test used to know the different of 3P’s effectiveness and performances.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang

telah melimpahkan segala berkat, kasih karunia, dan bimbingan-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul

“EFEKTIVITAS PELAKSANAAN 3P (PEOPLE, PROCESS, PHYSICAL

EVIDENCE) DAN KINERJA PERUSAHAAN PADA TINGKAT

KOMPLEKSITAS DAN DIVERGENSI YANG BERBEDA Studi Kasus

pada: YAMAHA Arditya Buana Motor dan Imung Baru Motor”.

Penyusunan skripsi ini dipergunakan untuk memenuhi salah satu syarat

guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Dalam kesempatan ini pula, penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penulisan dan

penyusunan skripsi ini, khususnya kepada:

1. Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Drs. Mardi, selaku Kepala Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

3. Ike Janita Dewi, Ph. D., selaku Ketua Jurusan Manajemen, Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

4. Drs. A. Triwanggono, M.S., selaku Dosen Pembimbing I yang telah

(11)

ix

5. Dra. BR Diah Utari, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, koreksi, dan saran dalam penulisan skripsi ini.

6. Mursihanto, sebagai pemilik bengkel sepeda motor Imung Baru Motor

yang telah berkenan memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan

penelitian

7. Anastasia Sri Widarti, sebagai pemilik bengkel sepeda motor YAMAHA

Arditya Buana Motor yang telah berkenan memberikan ijin kepada penulis

untuk mengadakan penelitian.

8. Kedua orang tuaku Sugeng Sukro-Cicilia Marwi, “Terima kasih atas

dukungan dan kasih sayangnya. Maaf bila aku belum banyak

membahagiakan kalian. Masih ada waktu kan?”

9. Adik-adikku, Wenda dan Dira yang selalu menanyakan ”Kok ngga’ ke

kampus Mas?” Pertanyaan yang sering muncul sebagai bentuk dukungan

kepada saya agar segera menyelesaikan skripsi.

10.Bapak Felix dan Ibu Murti, “Terima kasih telah mengijinkan saya merasa

memiliki keluarga ini”.

11.Kekasih hatiku yang selalu membuat aku merasa bahagia, Francisca

Venita Deni Ardhani, “Ini buktinya Dek...”. My Soulmate, Elisabeth

Vianey Resti Ardhani”.

12.Teman-teman; Pak Tua, Jenky, Anang, Gawer yang selalu menanyakan, “

Piye Boy?”, pertanyaan yang membuat saya harus segera menyelesaikan

(12)

Semua pihak yang tidak mampu saya sebutkan satu per satu, yang telah

memberikan bantuan kepada penulis hingga skripsi ini dapat diselesaiksn

dengan baik dan lancar.

13.Yang utama kepada Tuhan Yesus, guru dan sahabat sejatiku, “Terima

kasih buat Kasih Karunia-Mu. Semoga dengan terselesaikannya skripsi ini,

mampu menyenangkan hati-Mu”.

Mengingat keterbatasan, pengetahuan, dan pengalaman, maka penulis

menyadari bahwa penyusunan skripsi masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi perbaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca.

Yogyakarta, Juni 2010

Penulis

(13)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Pemasaran ... 10

B. Konsep Pemasaran ... 11

C. Bauran Pemasaran ... 12

(14)

E. Kinerja ... 15

F. Karakteristik Jasa ... 16

G. Persepsi, Kompleksitas, Divergensi dan Kinerja ... 16

H. Hipotesis ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

A. Jenis Penelitian ... 19

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 19

D. Populasi dan Sampel ... 20

E. Variabel Penelitian ... 20

F. Data yang Dibutuhkan ... 23

G. Teknik Pengumpulan Data ... 24

H. Definisi Operasional ... 24

I. Teknik Pengujian Instrumen ... 25

J. Teknik Analisis Data ... 27

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 32

A. IMUNG BARU MOTOR ... 32

1. Sejarah Perusahaan ... 32

2. Struktur Organisasi ... 33

3. Personalia Perusahaan ... 34

4. Produksi ... 34

5. Pemasaran ... 35

6. Keuangan ... 35

(15)

xiii

1. Sejarah Perusahaan ... 36

2. Struktur Organisasi ... 36

3. Personalia Perusahaan ... 38

4. Produksi ... 39

5. Pemasaran ... 39

6. Keuangan ... 39

BAB V ANALISIS DATA PEMBAHASAN ... 41

A. Pengujian Instrumen ... 42

1. Uji Validitas ... 42

2. Uji Reliabilitas ... 43

B. Uji Hipotesis ... 44

1. Rumusan Masalah Pertama ... 44

2. Uji Hipotesis Kedua ... 47

3. Uji Hipotesis Ketiga ... 52

C. Pembahasan ... 54

BAB VI KESIMPULAN, SARAN dan KETERBATASAN PENELITIAN ... 61

A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 62

C. Keterbatasan Penelitian ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64

LAMPIRAN Lampiran 1 ... 66

Lampiran 2 ... 68

(16)

Lampiran 4 ... 74

Lampiran 5 ... 76

Lampiran 6 ... 78

Lampiran 7 ... 79

Lampiran 8 ... 81

Lampiran 9 ... 84

Lampiran 10 ... 90

Lampiran 11 ... 96

Lampiran 12 ... 102

Lampiran 13 ... 108

(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel V.1 Uji Validitas pada Pelanggan Bengkel Resmi ... 42

Tabel V.2 Uji Reliabilitas pada Pelanggan Bengkel Resmi ... 43

Tabel V.3 Perbedaan Efektivitas People pada Bengkel Sepeda Motor

Resmi Maupun Biasa ... 47

Tabel V.4 Perbedaan Efektivitas Process pada Bengkel Sepeda Motor

Resmi Maupun Biasa ... 49

Tabel V.5 Perbedaan Efektivitas Physical evidence pada Bengkel Sepeda

Motor Resmi Maupun Biasa ... 50

Tabel V.6 Efektivitas 3P ( People, Process, Physical evidence ) pada

Bengkel Resmi dan Bengkel Biasa ... 51

Tabel V.7 Uji Statistik Perbedaan Kinerja Bengkel Resmi dengan

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar V.1 Pengambilan Kesimpulan Uji U Mann-Whitney Test Variabel

People pada Bengkel Resmi dan Bengkel Biasa ... 48

Gambar V.2 Pengambilan Kesimpulan Uji U Mann-Whitney Test Variabel

Process pada Bengkel Resmi dan Bengkel Biasa ... 49

Gambar V.3 Pengambilan Kesimpulan Uji U Mann-Whitney Test Variabel

People pada Bengkel Resmi dan Bengkel Biasa ... 50

Gambar V.4 Skema Perbandingan Kompleksitas dan Divergensi,

Efektivitas 3P dan Kinerja pada Bengkel Resmi dengan

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan kita sehari-hari, sering kita jumpai berbagai macam

bisnis jasa. Di antaranya adalah bisnis jasa telekomunikasi (telepon dan faximile),

asuransi, hiburan televisi, pendidikan, laundry, hotel, restoran, reparasi, bengkel

dan jasa finansial. Berbagai macam jenis jasa tersebut merupakan sebagian kecil

dari sekian banyak jenis jasa yang berkembang dewasa ini. Dapat dikatakan

bahwa betapa berpengaruhnya bisnis jasa dalam dunia modern. Saat ini setiap

konsumen tidak lagi sekedar membeli suatu produk, tetapi juga aspek jasa atau

pelayanan yang melekat pada produk tersebut, mulai dari tahap pra pembeliaan

hingga tahap purna beli.

Bila ditinjau dari sudut pandang perusahaan, salah satu cara yang efektif

dalam melakukan diferensiasi adalah melalui jasa atau pelayanan yang diberikan.

Hal ini membawa perubahan yang cukup mendasar dalam bisnis utama suatu

perusahaan. Sebagai contoh, bisnis utama restoran bergeser dari sekedar

menyediakan segala macam makanan untuk dijual, menjadi usaha melayani dan

memuaskan rasa lapar para pelanggan dengan disertai usaha menyediakan suasana

yang kondusif bagi pelanggan untuk menikmati hidangan. Contoh lain adalah

perusahaan komputer, di mana yang dijual adalah solusi, bukan sekedar produk

fisiknya. Hal ini dikarenakan konsumen membeli komputer terutama digunakan

(20)

banyak sebagai alat bantu. Dengan demikian segala aspek jasa atau pelayanan

seperti instalasi, reparasi, konsultasi cara penggunaan, dan lain-lain menjadi satu

bagian yang tak terpisahkan dari komputer yang dijual.

Berbagai macam fasilitas jasa atau pelayanan yang ditawarkan oleh

perusahaan menyangkut pula berbagai kebutuhan pelanggan. Pemenuhan

kebutuhaan pelanggan dan kepuasan pelanggan merupakan salah satu dari sekian

tujuan perusahaan. Kinerja perusahaan yang baik juga merupakan tujuan

perusahaan. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut diperlukan suatu alat yang

disebut dengan bauran pemasaran. Penyusunan dan pengimplementasian bauran

pemasaran yang efektiflah yang diinginkan perusahaan dalam perumusan dan

pelaksanaan strategi pemasaran.

Konsep bauran pemasaran tradisional yang dirumuskan dengan 4P

(Product, Price, Promotion, dan Place) dalam perkembangannya, untuk bisnis

jasa, dinilai terlampau terbatas atau sempit karena adanya kelemahan-kelemahan

yang terdapat dalam bisnis jasa. Kelemahan-kelemahan ini mendorong banyak

pakar pemasaran untuk menambahkan atau memperluas dengan empat unsur

lainnya yaitu People, Process, Physical evidence, dan Customer service.

Keputusan mengenai setiap unsur bauran pemasaran ini saling berkaitan satu sama

lain. Walaupun demikian, tingkat kepentingan yang ditentukan pada

masing-masing unsur antar jasa cenderung bervariasi.

Selain Product, Place, Promotion, dan Price, komponen-komponen

penting dalam bauran pemasaran jasa yang tidak kalah pentingnya yakni People,

(21)

yang ditawarkan dan berperan signifikan dalam rangka melakukan “mewujudkan

yang tidak berwujud”.

Karakteristik intangibilitas jasa berimplikasi pada sulitnya pelanggan

mengevaluasi sebuah jasa sebelum jasa tersebut dikonsumsi dan pada gilirannya

akan menyebabkan persepsi terhadap resiko pembelian meningkat secara

signifikan. Oleh karena itu, salah satu unsur penting dalam perencanaan

pemasaran adalah mengurangi tingkat resiko tersebut dengan jalan menawarkan

bukti fisik (physical evidence) untuk penyampaian jasa yang dijanjikan. Bukti

fisik ini bisa beraneka ragam, di antaranya brosur, penampilan karyawan, gedung

dan fasilitas fisik, garansi dan seterusnya.

Bagi kebanyakan jasa, sumber daya manusia (orang / people) merupakan

elemen vital bauran pemasaran. Manajemen sumber daya manusia berdampak

signifikan terhadap penawaran jasa perusahaan dalam empat aspek pokok.

Pertama, kebanyakan proses produksi jasa menuntut staf organisasi jasa untuk

memberikan masukan signifikan pada proses produksi jasa, baik pada proses

front-line maupun back-line. Kedua, banyak proses jasa yang menuntut

keterlibatan aktif para konsumen jasa. Konsekuensinya, konsumen menjadi

co-producer jasa. Ketiga, orang lain yang pada saat bersamaan mengkonsumsi

sebuah jasa yang diproduksi secara masal dapat mempengaruhi manfaat yang

diterima individu tertentu dari jasa bersangkutan. Keempat, setiap perusahaan bisa

menciptakan keunggulan bersaing melalui penciptaan dan penyampaian personal

differentiation.

Sementara itu, proses (process) meliputi prosedur aktual, tugas, dan tahap

(22)

layanan. Proses pada jasa didukung oleh dua unsur yang sangat penting yaitu

orang (people) dan bukti fisik (physical evidence). Secara garis besar, proses jasa

dapat dikelompokkan berdasarkan dua karakteristik utama, yakni kompleksitas

dan divergensi. Kompleksitas menyangkut jumlah dan keruwetan (seluk-beluk)

langkah-langkah yang diperlukan untuk melakukan suatu layanan atau jasa.

Sedangkan divergensi adalah tingkat variabilitas, kebebasan, judgment,

keleluasaan atau adaptasi situasional yang diperkenankan dalam sebuah langkah

proses.

Melalui pengelompokan kompleksitas dan divergensi,

perusahaan-perusahaan jasa dapat dikelompokkan menjadi dua. Pengelompokan ini masih

dapat dibagi lagi berdasar tingkat tinggi-rendahnya kompleksitas dan divergensi

yang dimiliki perusahaan. Berdasar pengelompokan-pengelompokan tersebut

perusahaan-perusahaan dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu kelompok

dengan kompleksitas tinggi-divergensi tinggi, kompleksitas tinggi-divergensi

rendah, kompleksitas divergensi tinggi, dan kompleksitas

rendah-divergensi rendah.

Pelanggan jasa pada umumnya lebih menyukai dan mengharapkan proses

penyampaian jasa dengan tingkat kompleksitas rendah, dengan kata lain mereka

lebih menyukai dan mengharapkan proses penyampaian jasa yang sederhana.

Dengan banyaknya kebutuhan pelanggan yang ada akan berdampak pada

banyaknya macam kebutuhan yang berbeda satu sama lain, bisnis jasa dituntut

untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka. Penyedia jasa yang mampu memenuhi

kebutuhan pelangganlah yang dapat bertahan dalam persaingan bisnis. Hal ini

(23)

memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan pelanggan menyangkut pada tingkat

variabilitas, kebebasan, judgment, keleluasaan atau adaptasi situasional yang

diperkenankan. Oleh karena itu konsumen akan lebih menyukai penyedia jasa

yang memberikan tingkat divergensi tinggi karena di sini jasanya di-customized

sesuai dengan preferensi masing-masing pelanggan.

Persepsi pelanggan akan berdampak signifikan pada tingkat pembelian.

Persepsi yang baik akan meningkatkan pembelian maupun pembelian ulang yang

nantinya akan meningkatkan kinerja perusahaan penyedia jasa.

Berawal dari pemahaman yang telah dipaparkan diatas, penulis berusaha

untuk meneliti dan menganalisis pengaruh yang diberikan dari efektivitas

pelaksanaan 3P (People, Process, dan Physical evidence) terhadap kinerja

perusahaan, pada tingkat kompleksitas dan divergensi yang berbeda. Bengkel

kendaraan khususnya kendaraan roda dua merupakan salah satu dari sekian

banyak perusahaan jasa yang mengutamakan kepuasan pelanggan. Ketika

pelanggan puas maka kecenderungan mereka untuk melakukan pembelian ulang

atas jasa yang ditawarkan tersebut semakin besar. Konsumenlah yang pantas

menjadi penilai segala layanan dan fasilitas yang ditawarkan suatu bengkel. Di

kota Yogyakarta banyak terdapat bengkel sepeda motor yang dikelola oleh

masyarakat itu sendiri yang sering dipahami oleh masyarakat sebagai bengkel

biasa atau non-resmi dan ada juga yang berada di bawah pengawasan sebuah

perusahaan sepeda motor yang sering dipahami oleh masyarakat sebagai bengkel

resmi. Agar penelitian ini dapat mewakili kedua jenis bengkel yang ada di

Yogyakarta, maka penulis mengambil salah satu dari kelompok bengkel resmi dan

(24)

“Efektivitas Pelaksanaan 3P (People, Process dan Physical evidence) Dan

Kinerja Perusahaan Pada Tingkat Kompleksitas dan Divergensi Yang

Berbeda” Studi Kasus pada: YAMAHA Arditya Buana Motor dan IMUNG

BARU Motor.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah sebelumnya, penulis merumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Adakah perbedaan tingkat kompleksitas – divergensi antara bengkel resmi

dengan bengkel biasa?

2. Adakah perbedaan efektivitas pelaksanaan 3P (People, Process dan

Physical evidence) antara bengkel resmi dengan bengkel biasa, pada

tingkat kompleksitas – divergensi yang berbeda?

3. Adakah perbedaan kinerja antara bengkel resmi dengan bengkel biasa,

pada tingkat kompleksitas – divergensi yang berbeda?

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis memberikan batasan-batasan agar

penelitian tidak terlalu meluas dan menyimpang. Batasan-batasan tersebut

antara lain :

1. Unsur bauran pemasaran yang akan diteliti adalah People, Process, dan

Physical evidence saja. Dengan anggapan unsur bauran pemasaran yang

(25)

2. Kinerja perusahaan yang akan diteliti hanya pada tingkat pelaksanaan

servis berat,servis menengah dan servis ringan.

3. Pembagian kelompok perusahaan berdasarkan tingkat tinggi-rendahnya

kompleksitas dan divergensi.

4. Kompleksitas tinggi apabila salah satu perusahaan dalam melalukan jasa

atau layanan memiliki beberapa langkah atau tahap yang tidak dimiliki

perusahaan yang menjadi pembandingnya. Peneliti akan melihat job

description ataupun blue printing dan akan menentukan masing-masing

perusahaan pada kelompoknya, apabila untuk penentuan kelompok dengan

cara di atas masih sulit.

5. Untuk penentuan batasan tingkat divergensi, ditentukan setelah melakukan

analisis dan wawancara kepada pihak manajer atau pemilik bengkel. Dari

data yang diperoleh, peneliti akan mengelompokkan mana yang tinggi

tingkat divergensinya dan mana yang relatif rendah tingkat divergensinya.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan :

1. Untuk mengetahui perbedaan tingkat kompleksitas dan tingkat divergensi

pada bengkel resmi dengan bengkel biasa.

2. Untuk mengetahui perbedaan efektivitas pelaksanaan 3P antara bengkel

resmi dengan bengkel biasa pada tingkat kompleksitas – divergensi yang

berbeda.

3. Untuk mengetahui perbedaan kinerja antara bengkel resmi dengan bengkel

(26)

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini adalah :

1. Bagi Perusahaan

Dari hasil penelitian ini, penulis dapat memberikan masukan mengenai

pengaruh kompleksitas dan divergensi dalam jasa yang ditawarkan,

efektivitas pelaksanaan 3P terhadap kinerja perusahaan. Masukan ini dapat

sebagai umpan balik bagi perusahaan untuk meningkatkan kembali

efektivitas 3P yang telah dilaksanakan dan yang dapat pula berpengaruh

terhadap peningkatan kinerja perusahaan.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan sarana dalam mengimplementasikan ilmu

pengetahuan yang telah diperoleh di bangku kuliah. Peneliti juga dapat

menjawab segala rumusan masalah yang telah dirumuskan dalam

penelitian ini.

3. Bagi Universitas

Penulis berharap bahwa penelitian ini dapat menambah wawasan

pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagai tambahan literatur referensi

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma.

F. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

(27)

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini penulis menguraikan beberapa teori yang

berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dan

perumusan hipotesis dari masalah yang akan dibahas.

BAB III : METODE PENELITIAN

Meliputi jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian,

subyek dan obyek penelitian, populasi dan sampel,

variabel penelitian, data yang dibutuhkan, teknik

pengumpulan data, definisi operasional, teknik pengujian

instrumen, dan teknik analisis data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Berisi uraian gambaran informasi tentang

perusahaan-perusahaan yang menjadi tempat dilakukannya penelitian.

BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Meliputi uraian tantang hasil pengolahan data, analisa

data, pembahasan dan jawaban dari masalah yang dibahas.

BAB VI :KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

PENELITIAN

Meliputi kesimpulan yang diambil dari penelitian dan

saran-saran kepada pihak perusahaan disertai pernyataan

(28)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pemasaran

Dalam dunia bisnis yang semakin ketat persaingannya, pemasaran

berperan sangat penting bagi perusahaan untuk bersaing memperebutkan

pelanggan. Pemasaran juga mempunyai arti sebagai alat untuk memuaskan

kebutuhan pelanggan.

Menurut Philip Kotler (2000) :

Pemasaran dalam definisi sosial adalah proses sosial yang dengan proses tersebut individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran dalam definisi manajerial adalah seni menjual produk.

Menurut Miller & Layton (2000) dalam Fandy Tjiptono (2005) :

Pemasaran merupakan sistem total aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk, jasa, dan gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasional.

Menurut Orville C. Walker, J. C. Larreche, & Boyd (2000)

Pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan kebutuhan pertukaran.

Dari ketiga definisi pemasaran tersebut dapat disimpulkan bahwa

pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dari keseluruhan kegiatan untuk

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, mendistribusikan serta

mempertukarkan produk barang dan jasa dengan pihak lain dalam rangka

(29)

B. Konsep Pemasaran

Terdapat lima konsep yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan

pemasaran suatu organisasi (Kotler, 1998)

1. Konsep Produksi

Konsep ini berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang

tersedia di mana-mana dan harganya murah. Maka para manajer dalam

organisasi akan memusatkan usahanya untuk mencapai efisiensi produksi

yang tinggi dan saluran distribusi yang luas. Asumsi ini berlaku pada dua

situasi, yaitu situasi pertama di mana permintaan akan produk yang melebihi

penawaran yang ada, sehingga konsumen lebih tertarik pada produk dari pada

nilainya. Situasi kedua di mana biaya produk tinggi dan harus diturunkan

melalui peningkatan produktivitas untuk memperluas pasar.

2. Konsep Produk

Konsep produk ini berpendapat bawa konsumen akan menyukai produk yang

menawarkan mutu, performa, dan ciri terbaik. Para manajer akan memusatkan

usahanya untuk menghasilkan produk yang baik dan terus menerus

menyempurnakannya. Orientasi dari penerapan konsep ini adalah konsumen

yang menyukai produk yang dibuat secara baik, dapat menghargai mutu dan

performa produk, dan bersedia membayar lebih mahal untuk produk yang

“istimewa”.

3. Konsep Penjualan

Konsep ini berpendapat bahwa organisasi jangan membiarkan konsumen

(30)

Konsumen kadangkala menampakkan kengganan untuk membeli, maka

konsumen harus dipikat agar mau membeli lebih banyak. Serangkaian alat

penjualan dan promosi yang efektif diperlukan untuk merangsang pembelian

dalam jumlah yang lebih banyak.

4. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan

organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta

memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien

dibandingkan para pesaing. Perusahaan yang menganut konsep ini akan

bersandar pada empat hal utama, yaitu fokus pasar, orientasi pada pelanggan,

pemasaran terpadu, dan kemampulabaan.

5. Konsep Pemasaran Sosial

Konsep pemasaran sosial berpendapat bahwa tugas organisasi adalah

menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta

memberikan kepuasan yang diharapkan dengan cara yang lebih efektif dari

para pesaing dengan tetap melestarikan atau meningkatkan kesejahteraan

konsumen dan masyarakat. Konsep ini mengajak organisasi untuk membuat

keseimbangan antara laba perusahaan, pemuasan keinginan konsumen dan

kepentingan masyarakat dalam menetapkan kebijakan pemasaran.

C. Bauran Pemasaran

Konsep bauran pemasaran yang dipopulerkan oleh Jerome Mc. Carthy

(31)

perkembangannya untuk bidang jasa perlu ditambahkan empat unsur lainnya yaitu

People, Process, Physical evidence, Customer Service (Fandy Tjiptono,2005).

Lovelock mendefinisikan People, Process, Physical evidence sebagai

berikut:

People: personnel (and sometime other customer) who are involved in service production.

People: orang / personalia (dan kadang-kadang pelanggan lain) yang terlibat di produksi jasa.

Orang merupakan unsur penting dalam bauran pemasaran jasa. Dalam

industri jasa, setiap tindakan dan perilaku orang memiliki dampak langsung pada

output yang diterima pelanggan. Maka untuk mencapai standar yang telah

ditetapkan suatu perusahaan, metode-metode rekrutmen, pelatihan, pemotivasian,

dan penilaian kerja tidak semata-mata dipandang sebagai keputusan personalia,

semua itu merupakan bagian dari keputusan bauran pemasaran.

Orang di sini adalah tenaga kerja atau karyawan dari pihak perusahaan

sendiri dan pelanggan. Karyawan atau tenaga kerja disebut People menyangkut

beberapa hal yaitu: rekrutmen, pelatihan, pemotivasian, penghargaan, dan

kerjasama kelompok. Pelanggan disebut People menyangkut beberapa hal yaitu:

pendidikan dan pengetahuan atau pengalaman.

Process: a particular method of operations or series of actions, typically involving steps that need to occur in defined sequence.

Process: metode khusus dari operasi atau rangkaian tindakan, yang melibatkan langkah-langkah khusus, yang dibutuhkan dalam rangkaian atau rentetan definisi.

Proses produksi atau operasi merupakan faktor penting bagi konsumen

jasa dengan kontak tinggi, yang seringkali juga berperan sebagai asisten manajer

(32)

dan lamanya menunggu selama proses produksi. Dalam bisnis jasa, manajemen

pemasaran dan manajemen operasi terkait erat dan sulit dibedakan dengan tegas.

Process meliputi aliran aktivitas, langkah-langkah, dan keterlibatan

pelanggan. Dalam aliran aktivitas terdapat standarisasi dan customized. Dalam

langkah dibedakan menjadi sederhana dan kompleks.

Physical evidence:visual or other tangible clues that provide evidence of service quality.

Physical evidence: visual (sesuatu yang dapat dilihat) atau petunjuk-petunjuk nyata lain yang memberikan bukti dari atau akan kualitas pelayanan atau jasa.

Karakteristik intangible pada jasa menyebabkan pelanggan tidak bisa

menilai suatu jasa sebelum mengkonsumsinya. Bukti fisik (seperti brosur paket

liburan yang menarik, penampilan staf yang rapi dan sopan, ruang tunggu yang

nyaman, dsb) merupakan unsur penting dalam bauran pemasaran jasa dalam

upaya mengurangi resiko yang dipersepsikan konsumen dalam keputusan

pembelian.

Physical evidence dapat dilihat dari beberapa bukti fisiknya. Bukti-bukti

tersebut antara lain: fasilitas desain, peralatan, signage, pakaian karyawan dan

bukti lainnya berupa laporan-laporan kartu bisnis, pernyataan-pernyataan, dan

jaminan.

D. Efektivitas Bauran Pemasaran

Efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau

peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (T. Hani

(33)

Efektivitas bauran pemasaran dapat diartikan kemampuan memilih bauran

pemasaran yang tepat sebagai alat pemuas kebutuhan dan keinginan pelanggan

dalam mempengaruhi keyakinan beli atau mengkonsumsi dan menggunakan.

E. Kinerja

Kinerja dalam suatu bisnis dapat dilihat dari 4 perspektif (Robert N.

Anthony,2004), yaitu :

1. keuangan ( laba, tingkat pengembalian atas aktiva, arus kas )

2. pelanggan ( pangsa pasar, indeks kepuasan pelanggan )

3. bisnis internal ( retensi karyawan, pengurangan waktu siklus )

4. inovasi dan pembelajaran ( persentase penjualan dari produk yang

ditawarkan )

Organisasi telah mengembangkan sistem untuk mengukur kinerja

keuangan dengan sangat canggih. Namun, banyak ditemukan perusahaan bisnis

yang dipicu oleh perubahan dalam bidang non-keuangan, seperti kualitas dan

kepuasan pelanggan. Dan yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja keuangan

perusahaan.

Ukuran non-keuangan dapat disebut sebagai faktor kunci keberhasilan.

Untuk bisnis yang berfokus pada pelanggan terdiri dari beberapa variabel kunci

keberhasilan yaitu : pemesanan, pesanan tertunda, pangsa pasar, kepuasan

(34)

F. Karakteristik Jasa

Secara garis besar Lovelock mendefinisikan karakteristik jasa berdasarkan

proses menjadi dua, yaitu kompleksitas dan divergensi.

Complexity: the number of steps required to complete a service process.

Kompleksitas: beberapa langkah wajib untuk melengkapi proses pelayanan atau jasa.

Kompleksitas, menyangkut pada jumlah dan keruwetan atau seluk-beluk

langkah-langkah yang diperlukan untuk melakukan suatu layanan atau jasa.

Divergence: the amount of variability allowed in executing the steps in a service process.

Divergensi: kuantitas atau jumlah yang berubah-ubah dalam menjalankan langkah-langkah di proses pelayanan atau jasa.

Divergensi, menyangkut pada tingkat variabilitas, kebebasan, judgement,

keleluasaan atau adaptasi situasional yang diperkenankan maupun inheren dalam

sebuah langkah proses.

Cetakan biru atau blue printing adalah cara baik untuk menggambarkan

kompleksitas dan divergensi dalam proses pelayanan atau jasa yang spesifik.

Penyedia jasa dapat mengubah tingkat kompleksitas dan divergensi untuk

menempatkan kembali penyediaan layanan atau jasa yang spesifik.

G. Persepsi, Kompleksitas, Divergensi dan Kinerja

Kotler (1999) mendefinisikan persepsi sebagai sebuah proses di mana

seseorang melakukan seleksi, mengorganisasi dan menginterpretasikan

informasi-informasi yang masuk ke dalam pikirannya menjadi sebuah gambar besar yang

memiliki arti. Persepsi tidak tergantung hanya pada stimuli fisik saja tetapi juga

(35)

seseorang secara pribadi. Persepsi tidak bisa dibangun tanpa realitas yang

mendasar.

Fandy Tjiptono menyebutkan bahwa pelanggan lebih menyukai dan

mengharapkan proses penyampaian jasa yang sederhana (Pemasaran Jasa, 2005).

Dengan kata lain pelanggan lebih menyukai dan mengharapkan proses

penyampaian jasa dengan tingkat kompleksitas rendah. Dengan banyaknya

kebutuhan pelanggan yang ada akan berdampak pada banyaknya macam

kebutuhan yang berbeda satu sama lain, bisnis jasa dituntut untuk dapat

memenuhi kebutuhan mereka. Penyedia jasa yang mampu memenuhi kebutuhan

pelangganlah yang dapat bertahan dalam persaingan bisnis. Hal ini dikarenakan

konsumen lebih menyukai penyedia jasa yang benar-benar dapat memenuhi

kebutuhan mereka. Kebutuhan pelanggan menyangkut pada tingkat variabilitas,

kebebasan, judgment, keleluasaan atau adaptasi situasional yang diperkenankan.

Oleh karena itu konsumen akan lebih menyukai penyedia jasa yang memberikan

tingkat divergensi tinggi karena di sini jasanya di-customized sesuai dengan

preferensi masing-masing pelanggan.

Persepsi pelanggan mempunyai dampak signifikan pada tingkat

pembelian. Persepsi yang baik akan meningkatkan pembelian maupun pembelian

ulang yang nantinya akan meningkatkan kinerja perusahaan (Kotler,1999).

H. Hipotesis

Hipotesis didefinisikan sebagai hubungan dan perbedaan yang

diperkirakan secara logis antara dua variabel atau lebih yang diungkapkan dalam

(36)

1. Masalah pertama tidak memerlukan hipotesis.

2. Hipotesis untuk masalah kedua adalah bahwa ada perbedaan efektivitas

pelaksanaan 3P antara bengkel resmi dengan bengkel biasa, pada tingkat

kompleksitas dan divergensi yang berbeda.

3. Hipotesis untuk masalah ketiga adalah bahwa ada perbedaan kinerja antara

bengkel resmi dengan bengkel biasa, pada tingkat kompleksitas dan

(37)

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan atau studi

kasus, penelitian terhadap obyek tertentu dimana peneliti mengambil penelitian di

beberapa perusahaan dengan mencari data dan permasalahan yang ada untuk

diteliti lebih lanjut. Data tersebut diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan

kesimpulan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian : YAMAHA ARDITYA BUANA BENGKEL dan

IMUNG BARU MOTOR.

2. Waktu penelitian : November 2008 – Oktober 2009

C. Subyek Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian : pihak-pihak dari perusahaan yang menangani

bauran pemasaran, yaitu pimpinan atau pemilik

bengkel dan para pelanggan.

2.Obyek Penelitian : unsur bauran pemasaran (People, Process, Physical

evidence) dan kinerja perusahaan (tingkat

(38)

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pelanggan atau orang yang

pernah dan menggunakan jasa di bengkel, dari kedua bengkel yang

menjadi lokasi penelitian.

2. Sampel penelitian ini adalah para pengguna jasa dari kedua bengkel.

Teknik pengambilan sampel menggunakan metode stratified-accidental

sampling, yaitu pengambilan sampel dengan pengelompokkan populasi

dengan kriteria tertentu ke dalam beberapa strata dan secara kebetulan

ditemui. Penelitian ini akan mengambil jumlah sampel dengan

menggunakan rumus sebagai berikut (Boedijoewono, 2003) :

=

n 0,25

2

× ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡

E Z

Dimana :

n = besarnya sample

Z = nilai z yang besarnya ditentukan oleh interval keyakinan

E = besarnya kesalahan yang diharapkan

Dengan interval keyakinan 95%, maka Z sebesar 1,96. Tingkat

kesalahan sebesar 10%. Maka jumlah sampel yang dibutuhkan sebesar

96,04, untuk mempermudah perhitungan peneliti membulatkan banyaknya

sampel sebesar 100 pada masing-masing bengkel.

E. Variabel Penelitian

1. Variabel untuk rumusan masalah pertama.

Variabel dari penelitian ini adalah tingkat kompleksitas dan tingkat

(39)

melengkapi proses pelayanan atau jasa. Aspek variabel kompleksitas

meliputi banyaknya macam layanan yang ditawarkan bengkel dan

sejumlah aliran prosedur yang wajib dilakukan baik oleh karyawan

maupun pelanggan untuk memenuhi suatu layanan. Divergensi yang

berarti kuantitas atau jumlah yang berubah-ubah dalam menjalankan

langkah-langkah pada proses pelayanan atau jasa. Aspek variabel

divergensi meliputi fleksibilitas prosedur dan judgement (pertimbangan

untuk menentukan dan memilih) dalam menjalankan langkah-langkah

pada proses pelayanan atau jasa. Kedua variabel ini dalam perhitungannya

menggunakan pengukuran dengan skala dikotomi karena data nominal

yang diperoleh berupa pernyataan ”Ya” dan ”Tidak”.

2. Variabel untuk rumusan masalah kedua.

Variabel dari penelitian ini adalah efektivitas 3P.

Efektivitas People yang berarti kemampuan aspek-aspek People yang

dilaksanakan perusahaan sebagai alat yang tepat untuk memenuhi

kebutuhan atau memuaskan pelanggan menurut persepsi konsumen.

Aspek-aspek di dalamnya meliputi sikap karyawan dalam menjalankan

tugas melayani pelanggan dan pengetahuan pelanggan.

Efektivitas Process yang berarti kemampuan aspek-aspek Process yang

dilaksanakan perusahaan sebagai alat yang tepat untuk memenuhi

kebutuhan atau memuaskan pelanggan menurut persepsi konsumen.

Aspek-aspek di dalamnya meliputi langkah-langkah memenuhi layanan

(40)

Efektivitas Physical evidence yang berarti kemampuan aspek-aspek

Physical evidence yang dilaksanakan perusahaan sebagai alat yang tepat

untuk memenuhi kebutuhan atau memuaskan pelanggan menurut persepsi

konsumen. Aspek-aspek di dalamnya meliputi peralatan, fasilitas, layout

fasilitas, dan desain ruangan.

Ketiga variabel di atas menggunakan pengukuran dengan skala likert

karena data yang diperoleh berupa data nominal dengan pemberian skor 1

s.d 5 untuk mengetahui tingkat efektivitasnya.

3. Variabel untuk rumusan masalah ketiga.

Variabel penelitian untuk rumusan masalah ketiga adalah kinerja pada

masing-masing kelompok perusahaan yang berarti kemampuan perusahaan

mencapai hasil ekonomik. Indikator kinerja perusahaan adalah tingkat

pelaksanaan jasa servis. Jasa servis yang dimaksud meliputi servis berat,

servis menengah dan servis ringan.

Untuk masing-masing jenis servis memiliki perbedaan layanan dan waktu

penyelesaian layanan oleh karena itu tarif yang dikenakanpun berbeda.

Pada bengkel resmi perbandingan tarifnya sebagai berikut; tarif servis

ringan : tarif servis menengah : tarif servis berat = 2 : 3 : 10. Sedangkan

pada bengkel biasa perbandingan tarifnya sebagai berikut; tarif servis

ringan : tarif servis menengah : tarif servis berat = 1 : 2 : 5

Oleh karena bobot masing-masing jenis servis berbeda maka peneliti akan

mengkonversikan semua jenis servis ke satuan ukur yang sama. Berdasar

perbandingan tarif, ketiga jenis servis tersebut akan dikonversikan ke

(41)

Dengan membandingkan pada tarif servis ringan, maka untuk 1 kali servis

menengah dinyatakan sama dengan 1,5 kali servis ringan dan 1 kali servis

berat dinyatakan sama dengan 5 kali servis ringan. Pernyataan tersebut

berlaku pada bengkel resmi. Sedangkan pada bengkel biasa, untuk 1 kali

servis menengah sama dengan 2 kali servis ringan dan 1 kali servis berat

sama dengan 5 kali servis ringan.

Dalam memberikan layanan servis berat terkadang terdapat beberapa hal

yang tidak bisa dikerjakan oleh bengkel resmi maupun bengkel biasa. Oleh

karena itu bengkel melakukan sub-kontrak dengan pemberi jasa lain guna

melengkapi layanan servis berat yang diberikan. Bengkel membebankan

biaya sub-kontrak dengan memasukkannya pada tarif servis berat yang

harus dibayar pelanggan bengkel. Ada atau tidaknya sub-kontrak bengkel

akan tetap memberikan tarif yang sama yaitu tarif servis berat itu sendiri.

Maka untuk kasus sub-kontrak, peneliti akan menyamakannya dengan

servis berat tanpa kontrak. Untuk 1 kali servis berat dengan

sub-kontrak dinyatakan sama dengan 1 kali servis berat.

F. Data Yang Dibutuhkan

1. Data Primer

Data primer penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari

sumber penelitian yang berupa jawaban atas pertanyaan yang diajukan.

Dari pelanggan berupa persepsi tentang kualitas, kemudahan, fasilitas fisik

dan proses jasa yang ditawarkan perusahaan.

(42)

Data sekunder penelitian ini adalah data yang diperoleh dari perusahaan

berupa deskripsi latar belakang perusahaan, laporan pencatatan pemberian

jasa servis motor harian dan perencanaan-perencanaan perusahaan.

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak dari perusahaan yang

mempunyai informasi yang dibutuhkan peneliti mengenai kinerja

perusahaan. Pihak yang dimaksud adalah pemimpin atau pemilik bengkel.

Peneliti juga menyediakan beberapa pertanyaan yang akan

menggambarkan tingkat kompleksitas dan tingkat divergensi perusahaan.

2. Kuesioner

Kuesioner ditujukan kepada responden, responden yang dituju adalah para

pelanggan yang menggunakan jasa bengkel.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan pengumpulan data dengan menyalin data atau

keterangan-keterangan perusahaan yang berhubungan dengan masalah

yang diteliti. Data yang dimaksud adalah laporan-laporan pelaksanaan

servis.

H. Definisi Operasional

1. Efektivitas People, yaitu kemampuan kebijakan yang berkaitan dengan

orang atau karyawan untuk memenuhi kepuasan pelanggan menurut

(43)

2. Efektivitas Process, yaitu kemampuan kebijakan yang berkaitan dengan

proses produksi atau operasi untuk memenuhi kepuasan pelanggan

menurut persepsi pelanggan.

3. Efektivitas Physical evidence, yaitu kemampuan kebijakan yang berkaitan

dengan bukti-bukti fisik dari karakteristik jasa untuk memenuhi kepuasan

pelanggan menurut persepsi pelanggan.

4. Kinerja perusahaan yaitu kemampuan perusahaan mencapai hasil

ekonomik.

I. Teknik Pengujian Instrumen

a) Uji Validitas

Uji validitas untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Rumus

yang digunakan yaitu korelasi Product Moment dari Pearson (Husein

Umar,2002)

rxy =

(

)

(

)

) }

{

(

)

(

{

∑ ∑

}

2 2

2 2

y y

n x x

n

y x xy n

Keterangan:

n = banyaknya subyek keseluruhan

x = skor subyek pertanyaan

y = skor subyek pada skala tetap

rxy= koefisien korelasi product moment

Taraf nyata atau signifikansi yang digunakan 5%, dikatakan valid jika r

dihitung ≥ r tabel dan tidak valid jika r dihitung < r tabel.

(44)

Pengujian reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di

dalam mengatur gejala yang sama. Pegujian ini juga menunjukkan sejauh

mana alat ukur dapat dipercaya dan diandalkan dalam memberikan hasil

yang relatif sama dalam subyek sama dalam beberapa kali pelaksanaan.

Untuk penelitian ini digunakan Reliabilitas Alpha Cronbach karena

menggunakan instrument yang jawabannya berskala (Husein Umar,2002).

Rumus yang digunakan :

⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = 1 k k

r

⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛

2

2 1 t b σ

σ

Keterangan :

r = reliabilitas konsumen

k = banyak butir pertanyaan

2 t

σ = varians total

2

b

σ = jumlah varian butir

Sebelum dimasukkan ke dalam rumus koefisien alpha dari Cronbach,

jumlah varian butir dicari terlebih dahulu dengan cara mencari nilai varian

tiap butir. Rumus varian yang digunakan adalah sebagai berikut:

(

)

n n X X

= 2 2 2 σ Keterangan:

n = jumlah responden

(45)

Pengujian reliabel apabila r hitung ≥ r tabel dengan taraf keyakinan 95%.

Pengujian tidak reliabel bila r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan

95%. Apabila hasil pengujian instrumen reliabel dan valid, maka kuesioner

sahih untuk digunakan.

J. Teknik Analisis Data

1. Untuk membedakan tingkat kompleksitas dan divergensinya diperoleh dari

skor dari beberapa pernyataan yang diajukan kepada pemilik bengkel.

Untuk mengetahui besarnya perbedaan, peneliti akan mempersentasekan

perbedaan tersebut dengan mempersentasekan selisih skor dari kedua

bengkel.

Skor maksimal = 2 x N

Skor minimal = 1 x N

N = banyaknya pernyataan

Selisih perbedaan terbesar = skor maksimal – skor minimal

Persentase perbedaan terbesar = 100%

Persentase perbedaan = ( selisih skor x 100% ) : N

2. Untuk menguji hipotesis kedua digunakan perhitungan berdasarkan analisis

Uji U Mann – Whitney. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah

ada perbedaan efektivitas 3P antara bengkel resmi dengan bengkel biasa,

bila dilihat dari tingkat kompleksitas dan divergensinya.

(46)

a. Mencari skor rata-rata ketiga variabel (efektivitas people, efektivitas

process, efektivitas physical evidence) dari bengkel resmi dan bengkel

biasa.

b. Rumusan H0 dan H1 :

H0 : tidak ada perbedaan efektivitas 3P antara bengkel resmi

dengan bengkel biasa.

H1 : ada perbedaan efektivitas 3P antara bengkel resmi dengan

bengkel biasa.

c. Menggabungkan kedua sampel independen dan memberi jenjang

(rank) pada tiap-tiap anggotanya mulai dari nilai pengamatan terkecil

sampai nilai pengamatan terbesar.

d. Menjumlahkan jenjang (rank) masing-masing, untuk sampel pertama

menggunakan notasi R1 dan sampel kedua dengan R2.

e. Uji statistik untuk sampel pertama atau sampel kedua

U

= n1n2+ – R1

U

= n1n2+ – R2

n1= banyaknya anggota sampel variabel 3P bengkel resmi

n2= banyaknya anggota sampel variabel 3P bengkel biasa

f. Dari kedua nilai U yang digunakan dinotasikan dengan U’, yang

digunakan dalam perhitungan selanjutnya adalah nilai U yang lebih

besar dari daripada (n1n2)/2.

g. Mencari nilai U

(47)

h. Mencari E (U) dengan rumus : E(U) = n1n2 / 2

i. Karena banyaknya n1 dan n2 lebih besar dari 20, maka digunakan nilai

standard ( Z ), dihitung dengan :

Z =

Dengan

σ

U sebagai berikut :

σ

U =

j. Dengan kriteria pengambilan keputusan :

Daerah penolakan H0 Daerah penolakan H0

–Zα/2 Zα/2

Daerah penerimaan H0

Kesimpulan:

a. H0 diterima apabila –Zα/2 ≤ Z ≤ Zα/2

b. H0 ditolak apabila - Zα/2 > Z > Zα/2

3. Untuk menguji hipotesis ketiga digunakan perhitungan berdasarkan analisis

Uji U Mann – Whitney. Dengan langkah sebagai berikut :

a. Menentukan H0 : tidak ada perbedaan kinerja antara bengkel resmi

dengan bengkel biasa. H1 : ada perbedaan kinerja antara bengkel

(48)

b. Menggabungkan kedua sampel independen dan memberi jenjang

(rank) pada tiap-tiap anggotanya mulai dari nilai pengamatan terkecil

sampai nilai pengamatan terbesar.

c. Menjumlahkan jenjang (rank) masing-masing, untuk sampel pertama

menggunakan notasi R1 dan sampel kedua dengan R2.

d. Uji statistik untuk sampel pertama atau sampel kedua

U

= n1n2+ – R1

U

= n1n2+ – R2

n1= banyaknya hari kerja dalam 1 tahun bengkel resmi

n2= banyaknya hari kerja dalam 1 tahun bengkel biasa

e. Dari kedua nilai U yang digunakan dinotasikan dengan U’, yang

digunakan dalam perhitungan selanjutnya adalah nilai U yang lebih

besar dari daripada (n1n2)/2

f. Mencari nilai U

U = n1n2 – U’

g. Mencari E (U) dengan rumus : E(U) = n1n2 / 2

h. Karena banyaknya n1 dan n2 lebih besar dari 20, maka digunakan nilai

standard ( Z ), dihitung dengan :

Z =

Dengan

σ

U sebagai berikut :
(49)

i. Dengan kriteria pengambilan keputusan :

Daerah penolakan H0 Daerah penolakan H0

–Zα/2 Zα/2

Daerah penerimaan H0

Kesimpulan :

a. H0 diterima apabila –Zα/2 ≤ Z ≤ Zα/2

b. H0 ditolak apabila - Zα/2 > Z > Zα/2

(50)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Dalam penelitian ini, bengkel sepeda motor yang akan diteliti yaitu

bengkel resmi YAMAHA ARDITYA BUANA MOTOR yang terletak di Jl. Ring

Road Utara No. 5 Gejayan – Sleman dan bengkel sepeda motor biasa IMUNG

BARU MOTOR yang terletak di Jl. Gedong Kuning No. 117 Rejowinangun

Yogyakarta.

A. Imung Baru Motor

1. Sejarah Perusahaan

Berawal dari kecintaannya terhadap dunia motor, Bapak

Mursihanto melanjutkan sekolah di STM 1 Jetis Yogyakarta dengan

harapan dapat mempelajari dan memahami seluk beluk mesin dan

bercita-cita untuk membuka usaha bengkel sepeda motor. Setelah

menyelesaikan sekolahnya, beliau bekerja di bengkel sepeda motor

resmi Honda AHASS. Pada tahun 1983 Bapak Mursihanto memulai

karyanya di bengkel Honda AHASS di Jln. Brigjen Katamso

Yogyakarta, 2 tahun berlalu beliau pindah di Honda AHASS Sayidan

dan terakhir beliau bekerja di Honda AHASS Colombo menjabat sebagai

supervisor.

Bapak Mursihanto dengan bekal pengetahuan tentang otomotif,

pengalaman kerja dan modal dana, pada 27 Maret 1995 membuka

(51)

Gedongkuning. Pada tahun 1999 beliau pindah lokasi bengkelnya tetapi

masih dekat dengan lokasi bengkel sebelumnya. Bengkel barunya

tersebut diberi nama Bengkel IMUNG BARU MOTOR.

2. Struktur Organisasi

Perusahaan bengkel ini dipimpin oleh Bapak Mursihanto. Sebagai

pemimpin sekaligus pemilik bengkel, Bapak Mursihanto dibantu oleh

istrinya mengelola administrasi bengkel, baik segala pencatatan harian

pemberian servis, penjualan sparepart dan pengambilan atau penerimaan

sparepart dari supllyer. Pada tahun 1995 Bapak Mursihanto

memperkerjakan 4 orang karyawan untuk mendukung kinerja bengkel.

Pada tahun 1998 karyawan yang bekerja bertambah menjadi 8 orang

hingga sekarang dengan dibantu siswa-siswa yang sedang melakukan

praktek di Bengkel IMUNG BARU MOTOR.

Struktur organisasi untuk Bengkel IMUNG BARU MOTOR dapat

digambarkan secara sederhana sebagai berikut :

Adapun gambaran tugas (job description) untuk masing-masing

posisi dalam struktur organisasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pimpinan Perusahaan / Pemilik Bengkel bekerja mengawasi

kinerja pengelolaan bengkel, sebagai perencana dan penentu

kebijakan strategis, berwenang membuat keputusan manajerial, Pimpinan Perusahaan / Pemilik Bengkel

(52)

mengelola administrasi bengkel baik segala pencatatan harian

pemberian servis penjualan sparepart dan pengambilan atau

penerimaan sparepart dari supllyer, berwenang memberi

sangsi kepada karyawan.

2. Karyawan / Mekanik / Teknisi Mesin bertanggung jawab

dalam penanganan servis sepeda motor (sebatas teknis).

3. Personalia Perusahaan

Bengkel IMUNG BARU MOTOR mempunyai jumlah karyawan 8

orang. Sistem perekrutan yang digunakan pada awalnya (1995) masih

menggunakan sistem kekeluargaan (hubungan pertemanan). Mulai tahun

1998 perekrutan karyawan mulai diseleksi dengan menyeleksi

siswa-siswa yang pernah melakukan praktek di bengkel ini dan ingin berkerja

di bengkel ini. Seleksi melalui 2 tahap tes, yaitu wawancara dan praktek,

dimana seleksi ini dilakukan oleh pemilik bengkel. Sistem pemberian

gaji yang digunakan adalah mingguan, dan besarnya gaji didasarkan

pada kemapuan dan keahlian menangani mesin motor.

4. Produksi

Produk utama yang ditawarkan oleh bengkel IMUNG BARU

MOTOR adalah jasa servis (perawatan dan perbaikan) sepeda motor.

Ada 3 jenis servis yang ditawarkan yaitu servis ringan, servis sedang dan

servis berat, serta termasuk di dalamnya penggantian spare part sepeda

motor. Selain servis, IMUNG BARU MOTOR juga menyediakan jasa

press body dan pengecatan sepeda motor. Prosedur pelayanan jasa servis

(53)

Pendaftaran Pencatatan (merk motor, jenis, nomer plat, apa yang

dikerjakan, siapa mekaniknya) Servis Finishing

Peralatan yang dipakai adalah peralatan standar bengkel pada

umumnya, yaitu berupa peralatan bongkar pasang body maupun mesin

motor, kompresor, kunci-kunci, hidrolik, gerenda, bor .

5. Pemasaran

Untuk menarik dan mempertahankan pelanggan, pihak bengkel

berusaha memberikan servis yang optimal selain itu bengkel

memberikan harga khusus kepada pelanggan setia. Dengan strategi

semacam ini, pihak bengkel berharap agar para pelanggan meneruskan

word of mouth (getok tular).

6. Keuangan

Pada awal mulanya Pak Mursihanto menghabiskan biaya Rp.

1.900.000,- untuk pembelian alat dan spare part. Pak Mursihanto

mendapat keringanan biaya untuk lokasi yang digunakan pada saat itu

karena beliau diberi tempat usaha gratis dari saudaranya. Seiring dengan

berkembangnya usaha bengkel ini, Pak Mursihanto sedikit demi sedikit

menambah peralatan-peralatannya sesuai dengan kebutuhan. Karena ini

adalah usaha perorangan (keluarga) maka sebagian besar modal berasal

dari pribadi yaitu 50% dan 50% merupakan modal pinjaman bank.

Kondisi keuangan secara umum stabil. Sedangkan sistem pencatatan

akuntansi yang diterapkan belum 100% terkomputerisasi. Masih

memadukan cara manual dan komputer hanya untuk memudahkan

(54)

B. Yamaha Arditya Buana Motor

1. Sejarah Perusahaan

Pada tahun 1985 Ibu Anastasia Sri Widarti bersama suami

mendirikan bengkel motor yang berlokasi di daerah Condong Catur

Depok Sleman Yogyakarta. Pada waktu itu di daerah tersebut masih

sedikit bengkel motor, oleh karena itu Ibu Anastasia bersama suami

memiliki gagasan untuk membuka bengkel motor. Seiring dengan

berjalannya waktu, bengkel motor umum ini memiliki banyak pelanggan.

Pada tahun 1994, Ibu Anastasia mendapat tawaran dari YMKI untuk

mengembangkan bengkelnya menjadi bengkel resmi Yamaha. Pada

tahun itu pula bengkel resmi Yamaha Arditya Buana Motor resmi berdiri.

Saat ini bengkel motor Yamaha Arditya Buana Motor membuka cabang

di daerah Cebongan Sleman.

2. Struktur Organisasi

Perusahaan bengkel ini dipimpin oleh Ibu Anastasia Sri Widarti.

Sebagai pemimpin sekaligus pemilik bengkel, Ibu Anastasia Sri Widarti

dibantu oleh suaminya mengelola administrasi bengkel, baik segala

pencatatan harian pemberian servis, penjualan sparepart dan

pengambilan atau penerimaan sparepart dari supllyer. Pada tahun 1985

Ibu Anastasia Sri Widarti memperkerjakan 3 orang karyawan untuk

mendukung kinerja bengkel. Pada tahun 1994 karyawan yang bekerja

(55)

Anastasia mempercayakan kepada seorang untuk memimpin bengkel dan

membawahi 2 orang karyawan atau teknisi.

Struktur organisasi untuk Bengkel Yamaha Arditya Buana Motor

dapat digambarkan secara sederhana sebagai berikut :

Adapun gambaran tugas (job description) untuk masing-masing

posisi dalam struktur organisasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. YMKI (Yamaha Motor Kencana Indonesia ) bertugas

mengawasi kinerja pengelolaan bengkel, sebagai konsultan

untuk rencana strategis, dan sebagai lembaga yang

memberikan pelatihan resmi kepada para teknisi yang

bekerja pada bengkel-bengkel resmi Yamaha di seluruh

Indonesia.

2. Pimpinan Perusahaan / Pemilik Bengkel bertanggung jawab

atas kinerja pengelolaan bengkel, sebagai perencana dan

penentu kebijakan strategis, berwenang membuat keputusan

manajerial, mengelola administrasi bengkel baik segala

pencatatan harian pemberian servis penjualan sparepart dan Pimpinan Perusahaan / Pemilik Bengkel

(56)

pengambilan atau penerimaan sparepart dari supllyer,

berwenang memberi sangsi kepada karyawan.

3. Karyawan / Mekanik / Teknisi Mesin bertanggung jawab

dalam penanganan servis sepeda motor (sebatas teknis).

3. Personalia Perusahaan

Bengkel Yamaha Arditya Buana Motor pada awal mulanya

sebelum menjadi bengkel remi mempunyai jumlah karyawan 3 orang.

Sistem perekrutan yang digunakan pada awalnya (1985) masih

menggunakan sistem kekeluargaan (hubungan pertemanan). Mulai tahun

1994 setelah terbentuknya bengkel resmi di bawah pengawasan YMKI

perekrutan karyawan mulai diseleksi dengan menyeleksi

mekanik-mekanik yang sudah berpengalaman kerja. Setelah terseleksi

karyawan-karyawan tersebut mendapat pelatihan resmi dari YMKI . Mekanik yang

telah mengikuti pelatihan, mendapat sertifikat resmi dari YMKI yang

menandakan bahwa karyawan tersebut layak bekerja pada

bengkel-bengkel resmi Yamaha karena mempunyai standard kerja sebagai

mekanik motor Yamaha. Pada saat ini bengkel yang berlokasi di daerah

Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta memiliki 6 karyawan

mekanik dan pada bengkel cabang yang berlokasi di daerah Cebongan

Sleman memiliki 1 asisten manajer dan 2 karyawan mekanik. Sistem

pemberian gaji yang digunakan adalah mingguan, dan besarnya gaji

didasarkan pada kemapuan dan keahlian menangani mesin motor, selain

(57)

4. Produksi

Produk utama yang ditawarkan oleh bengkel Yamaha Arditya

Buana Motor adalah jasa servis (perawatan dan perbaikan) sepeda motor,

sepeda motor merk YAMAHA khususnya. Ada 3 jenis servis yang

ditawarkan yaitu servis ringan, servis sedang dan servis berat, serta

termasuk di dalamnya penggantian spare part sepeda motor. Prosedur

pelayanan jasa servis adalah sebagai berikut:

Pendaftaran Pencatatan (nama, pelanggan, merk motor, jenis, nomer

plat, apa yang dikerjakan, siapa mekaniknya) Servis Finishing

(test drive, cuci motor)

Peralatan yang dipakai adalah peralatan standar bengkel resmi

Yamaha.

5. Pemasaran

Untuk menarik dan mempertahankan pelanggan, bengkel berusaha

memberikan servis yang optimal selain itu bengkel memberikan garansi

kepada pelanggan. Promosi juga dilakukan dengan memberikan saran

kepada pelanggan untuk menggunakan oli atau pelumas mesin standard

Yamaha agar performa mesin optimal. Dengan strategi semacam ini,

pihak bengkel berharap agar para pelanggan secara berkala akan terus

menggunakan jasa bengkel ini dan dapat meneruskan word of mouth

(getok tular).

6. Keuangan

Modal yang digunakan untuk mendirikan bengkel ini merupakan

(58)

belum 100% terkomputerisasi. Masih memadukan cara manual dan

(59)

41

BAB V

ANALISIS DATA PEMBAHASAN

Pada bagian ini penulis akan menganalisis data yang telah dilakukan

secara kuantitatif. Analisis data dalam penelitian ini terdiri atas tiga bagian. Pada

bagian pertama akan dilakukan pengujian instrumen yang terdiri dari uji validitas

dan reliabilitas pada kuesioner yang disebar pada lokasi penelitian. Sebanyak 100

buah kuesioner disebar dan diisi di lokasi penelitian pada bengkel sepeda motor

Yamaha Arditya Buana Motor. Kuesioner disebar dan diisi pada bulan November

2008 hingga Oktober 2009, dengan pembagian waktu dan banyaknya kuesioner

yang disebar, 8 kuesioner setiap bulannya. Pada kurun waktu yang sama,

sebanyak 100 buah kuesioner disebar dan diisi di lokasi penelitian pada bengkel

sepeda motor Imung Baru Motor. Kuesioner disebar dan diisi pada bulan

November 2008 hingga Oktober 2009, dengan pembagian waktu dan banyaknya

kuesioner yang disebar, 8 kuesioner setiap bulannya. Pada bagian kedua terdiri

dari tiga bagian. Pertama uji persentase perbedaan, perhitungan ini digunakan

untuk mengetahui persentase perbedaan tingkat kompleksitas dan divergensi pada

bengkel resmi dengan bengkel biasa. Kedua, analisis Uji U Mann-Whitney.

Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan efektivitas 3P

pada bengkel resmi dengan bengkel biasa. Dan yang ketiga, analisis Uji U Mann –

Whitney, analisis ini digunakan untuk mengetahui perbedaan kinerja bengkel pada

bengkel remi dengan bengkel biasa. Pada bagian ketiga merupakan pembahasan

dari analisis data yang telah dilakukan. Pembahasan berisi uraian hasil analisis

(60)

A. Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan untuk mengukur valid atau sahih tidaknya

suatu kuesioner. Jika suatu kuesioner dikatakan valid, berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS pada taraf

signifikansi (α)= 0,05 dapat dihitung tingkat validitas kuesioner dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel V.1

Uji Validitas Pada Pelanggan Bengkel Resmi

Variabel Efektivitas

3P

r hitung r tabel r = 0,3 Keterangan

People 1 0,671 0,135 0,3 Valid

People 2 0,710 0,135 0,3 Valid

People 3 0,611 0,135 0,3 Valid

People 4 0,518 0,135 0,3 Valid

People 5 0,636 0,135 0,3 Valid

Process 1 0,666 0,135 0,3 Valid

Process 2 0,630 0,135 0,3 Valid

Process 3 0,714 0,135 0,3 Valid

Process 4 0,518 0,135 0,3 Valid

Process 5 0,336 0,135 0,3 Valid

Phy Ev 1 0,662 0,135 0,3 Valid

Phy Ev 2 0,485 0,135 0,3 Valid

Phy Ev 3 0,569 0,135 0,3 Valid

Phy Ev 4 0,642 0,135 0,3 Valid

Phy Ev 5 0,351 0,135 0,3 Valid

Dari hasil uji validitas yang telah dilakukan seperti yang tersaji

pada tabel di atas, maka dengan membandingkan nilai r hitung dengan r

tabel pada taraf signifikansi (α)= 0,05, dan membandingkan r hitung

(61)

nilai r hitung > r tabel dan r hitung > r = 0,3. Berdasarkan ketentuan

pengujian validitas yang menyatakan suatu kuesioner dinyatakan valid

apabila r hitung ≥ r tabel, maka semua pertanyaan mengenai efektivitas 3P

pada pelanggan bengkel resmi dinyatakan valid atau tidak ada yang gugur.

2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas pada prinsipnya menunjukkan sejauh mana

alat ukur dapat dipercaya dan dapat diandalkan dalam memberikan hasil

yang relatif sama dalam subyek yang sama dalam beberapa kali

pelaksanaan. Teknik analisis uji keandalan butir yang digunakan adalah

koefisien Alpha Cronbach’s. Dengan Menggunakan bantuan program

komputer SPSS pada taraf signifikansi (α)= 0,05 maka dapat dihitung

tingkat keandalannya sebagai berikut:

Tabel V.2

Uji Reliabilitas pada Pelanggan Bengkel Resmi

Kelompok r hitung r tabel r = 0,6 r = 0,7 Keterangan

Bengkel Resmi

0,895 0,135 0,6 0,7 Andal

Dari hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan seperti yang tersaji

pada tabel di atas, maka dengan membandingkan nilai r hitung dengan r

tabel pada taraf signifikansi (α)= 0,05 ; r = 0,6 dan r = 0,7, variabel

efektivitas 3P dalam kelompok bengkel resmi memiliki nilai r hitung > r

tabel; r hitung > r = 0,6 dan r hitung > r = 0,7 Berdasarkan ketentuan

pengujian reliabilitas yang menyatakan suatu kuesioner dinyatakan

reliabel apabila nilai r hitung ≥ r tabel, maka semua variabel efektivitas 3P

(62)

Dalam penelitian ini kuesioner kedua bengkel sama, maka untuk

selanjutnya data yang diperoleh dari responden layak dianalisis.

B. Uji Hipotesis

1. Rumusan Masalah Pertama

Untuk menjawab rumusan masalah pertama yang menyatakan

bahwa ada atau tidaknya perbedaan tingkat kompleksitas dan divergensi

pada bengkel resmi dengan bengkel biasa, maka digunakan uji persentase

perbedaan yang akan membandingkan masing-masing skor kompleksitas

dan skor divergensi pada bengkel resmi dengan bengkel biasa. Dari

perbandingan skor tersebut akan diketahui perbedaannya.

a. Variabel Kompleksitas

Pada bengkel resmi diperoleh data pemilihan opsi “YA”

dengan skor 2 sebanyak 16 dan pemilihan opsi “TIDAK” dengan

skor 1 sebanyak 2. Oleh karena itu pada bengkel resmi untuk

variabel kompleksitas memiliki total skor 34. Sedangkan pada

bengkel biasa diperoleh data pemilihan opsi “YA” sebanyak 13 dan

pemilihan opsi “TIDAK” sebanyak 5. Dengan begitu pada bengkel

biasa memiliki total skor 31. Dengan menggunakan kriteria dan

rumus sebagai berikut :

N = banyaknya pernyataan

Skor maksimal = 2 x N Skor minimal = 1 x N

Selisih perbedaan terbesar = skor maksimal – skor

Gambar

Tabel V.1 Uji Validitas pada Pelanggan Bengkel Resmi  ...........................
Gambar V.1  Pengambilan Kesimpulan Uji U Mann-Whitney Test Variabel
Tabel V.1 Uji Validitas Pada Pelanggan Bengkel Resmi
Tabel V.2 Uji Reliabilitas pada Pelanggan Bengkel Resmi
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Operasi optimal pada pembangkit dapat diketahui dengan melihat karakteristik pembangkit. Karakteristik pembangkit digunakan untuk mengetahui konsumsi bahan bakar yang optimal. Nilai

Perlindungan hukum terhadap nasabah penyimpan bilyet deposito dalam hal ini termasuk ke dalam nasabah penyimpan dana (kreditur), karena bilyet deposito merupakan

Pada bab ini akan dijelaskan tahapan implementasi dengan menjelaskan proses-proses instalasi perangkat lunak penunjang voip, mulai dari instalasi asterisk server

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kualitas dari layanan VoIP antara yang menggunakan protokol H.323 dengan protokol Session Initiation Protocol

Biaya pembuatan bahan promosi masih dianggap urgent BTN Syari’ah KC Yogyakarta karna BTN Syari’ah KC Yogyakarta. BTN Syari’ah KC Yogyakarta juga masih terus gencar

Tujuan pembelajaran Evaluasi Program Pembelajaran Seleksi pengalaman belajar (konten) Organisasi pengalaman belajar (metode) Evaluasi Materi Metode Tujuan Metode

Hasil uji beda menunjukkan nilai signifikansi (2-tailed) post-test hasil belajar peserta didik sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,005 (0,000&lt;0,005) sehingga