• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI MSDT( Management Style Diagnostic Test ) BERBASIS WEB MENGGUNAKAN JSP dan MYSQL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "APLIKASI MSDT( Management Style Diagnostic Test ) BERBASIS WEB MENGGUNAKAN JSP dan MYSQL"

Copied!
179
0
0

Teks penuh

(1)

BERBASIS WEB MENGGUNAKAN JSP dan MYSQL

STUDI KASUS DI LEMBAGA P2TKP UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Oleh:

Dragono Santika Soewono

065314006

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

APPLICATIONS USING JSP and MYSQL

CASE STUDY IN INSTITUTION P2TKP SANATA DHARMA UNIVERSITY

A Thesis

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements

To Obtain the Sarjana Komputer

In Study Program of Informatic Engineering

By:

Dragono Santika Soewono

065314006

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)

iv

HALAMAN MOTTO

Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam

mengatasinya adalah sesuatu yang utama.

Berusaha dan terus berusaha untuk sesuatu yang lebih baik di

keesokan hari..

(7)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada Tuhan YME yang selalu

membantu, mendampingi, memberkati dalam setiap langkah penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Untuk Almarhum Papa yang selalu mendampingi dan melindungi

penulis.

Untuk Mama, dan kedua kakak penulis yang selalu memberi

dukurngan moral dan marterial untuk selalu berjuang.

Untuk Osie,Aan,Cempluk,Ferdinan, Anggi,Ocha, Uut sahabat

sahabat baik penulis yang selalu bersama.

(8)

vi

ABSTRAKSI

P2TKP adalah Pusat Pelayanan Tes dan Konsultasi Psikologi yang

merupakan salah satu lembaga di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

P2TKP memberikan pelayanan jasa psikologi. Dari waktu ke waktu lembaga ini

mengalami perkembangan, yang mengakibatkan terjadinya beberapa masalah.

Salah satu contoh permasalahan ada di bagian pelayanan testing atau asesmen,

yaitu waktu pelayanan untuk pemeriksaan dan pemerolehan hasil test menjadi

lama. Hal ini dikarenakan proses yang dilakukan lembaga P2TKP masih manual

dengan tenaga kerja yang sedikit. Permasalahan selanjutnya, lembar jawaban hasil

test yang telah diperiksa dan dinilai tidak dapat dibuang yang menyebabkan

berkas menumpuk sehingga ruang penyimpanan menjadi tidak efisien.

Dari latar belakang diatas, dikembangkan Aplikasi berbasis web yang

dapat melakukan pemeriksaan dan pemerolehan hasil test menjadi lebih cepat dan

akurat. Aplikasi dikembangkan dengan menggunakan database MYSQL server

dan bahasa pemrograman JSP (Java Server Pages). Jenis test yang akan dikembangkan untuk aplikasi ini adalah MSDT (Management Style Diagnostic Test).

Hasil akhir yang adalah sebuah aplikasi MSDT (Management Style Diagnostic Test) yang memiliki kemampuan untuk memproses atau mengolah hasil test dengan lebih cepat dan akurat. Berdasarkan pengujian yang telah

dilakukan, tingkat ketepatan aplikasi mencapai 100 %, dan rata – rata selisih

kecepatan perhitungan hasil test antara menggunakan sistem dan secara manual

(9)

vii

ABSTRACT

P2TKP the Service Center for Psychological Testing and Consultation

which is one of the institutions at Sanata Dharma University in Yogyakarta.

P2TKP providing psychological services. From time to time these institutions

have evolved, which resulted in some problems. One example of the problem is in

the testing or assessment service, the service time for the inspection and test

results of a long acquisition. This is because the process is still done manually

P2TKP institutions with little labor. The next problem, the answer sheet test

results that have been examined and judged not to be discarded which causes the

file to accumulate so that storage space is not efficient.

From the above background, developed a web-based application that can

perform the examination and obtaining test results more quickly and accurately.

Applications developed using MYSQL database server and JSP programming

languages (Java Server Pages). Type of test that will be developed for this

application is MSDT (Management Style Diagnostic Test).

The final result is an application MSDT (Management Style Diagnostic

Test) which has the ability to process or process the test results more quickly and

accurately. Based testing has been done, the level of application accuracy reaches

100%, and average - average speed difference between the test results of

calculations using the manual system and is 2.58 minutes per sheet more quickly

(10)
(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhat Yang Maha Esa,

yang telah melimpahkan rahmat dan berkatNya sehingga penulisa dapat

menyelesaikan tugas akhir ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

pihak – pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik

dalam hal bimbinganm oerhatian, kasih sayang, semangat, kritik dan saran yang

diberikan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan antara lain kepada :

1. Ibu P.H. Prima Rosa, S.Si., M.Sc. selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Sanata Dharma

2. Ibu Ridowati Gunawan, S.Kom, M.T selaku ketua jurusan Teknik

Informatika Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu A.M. Polina, S.Kom, M.Sc. selaku Dosen Pembimbing I TA, terima kasih

atas segala bimbingan dan bantuannya selama penulis mengerjakan tugas

akhir ini.

4. Bapak Yohanes Heri Widodo, M.Psi. , selaku Dosen Pembimbing II TA,

terima kasih atas segala bimbingan dan bantuannya selama penulis

mengerjakan tugas akhir ini.

5. Bapak Puspaningtyas Sanjaya Adi, S.T., M.T. , selaku Dosen Pembimbing

Akademik angkatan 2006 dan selaku Dosen Penguji Pendadaran saya, terima

kasih atas saran, kritik selama masa kuliah dan saat penulis mengerjakan

(12)
(13)

xi

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

HALAMAN PENGESAHAN... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ii

HALAMAN MOTTO ...iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAKSI ...vi

ABSTRACT ... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASIError! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

2.1.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Berbasis Web ... 8

2.2 Metodologi FAST ... 8

2.3 Desain Sistem ... 15

2.3.1 Use Case ... 15

(14)

xii

2.5.1 Klasifikasi Test dalam Psikologi ... 27

2.6 MSDT (Management Style Diagnostic Test) ... 30

2.6.1 Dasar Tipe Terpisah (Separated basic types) ... 34

2.6.2 Dasar Tipe Terhubung (Related Basic Types) ... 35

2.6.3 Dasar Tipe Berdedikasi (Dedicated Basic Types) ... 36

2.6.4 Dasar Tipe Terpadu (Integrated Basic Types) ... 38

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM ... 40

3.1 ANALISA SISTEM ... 40

3.1.1 Fase Definisi Ruang Lingkup (Scope Definition Phase) ... 40

3.1.2 Fase Analisis Masalah (Problem Analysis Phase)... 41

3.1.3 Fase Analisis Kebutuhan (Requirement Analysis Phase) ... 44

3.2 USE CASE DIAGRAM ... 46

3.2.1 DESKRIPSI USE CASE ... 47

3.3 PERANCANGAN SISTEM ... 63

3.3.1 Fase Desain Logikal (Logical Design Phase) ... 63

3.3.2 Fase Desain Fisikal (Physical Desaign Phase) ... 83

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM ... 114

(15)

xiii

5.1 Pengujian Alpha ... 142

5.2 Pengujian Beta ... 144

5.2.1 Perbandingan hasil manual dan Aplikasi MSDT ... 144

5.2.1 Pengujian kecepatan manual dan Aplikasi MSDT ... 149

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 151

6.1 Kesimpulan ... 151

6.2 Saran ... 152

DAFTAR PUSTAKA ... 154

(16)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 8 Gaya Kepemimpinan ... 33

Tabel 3.1 Analisis Sebab Akibat ... 42

Tabel 3.2 Deskripsi Pengguna ... 44

Tabel 3.3 Use Case Login ... 47

Tabel 3.4 Use Case Pendaftaran Peserta ... 48

Tabel 3.5 Use Case Pemasukan Hasil Scan ... 50

Tabel 3.6 Use Case Ubah Password Staff ... 52

Tabel 3.7 Use Case Cetak Hasil ... 53

Tabel 3.8 Use Case Kelola User ... 54

Tabel 3.9 Use Case Ubah Password Admin ... 60

Tabel 3.10 Use Case Validasi Hasil Test ... 61

Tabel 3.11 Use Case Logout ... 62

Tabel 3.12 Kelas Analisis Login ... 63

Tabel 3.13 Analisis Kelas Edit Data Peserta ... 64

Tabel 3.14 Kelas Analisis Delete Data Peserta ... 65

Tabel 3.15 Kelas Analisis Lihat Data Peserta ... 66

Tabel 3.16 Kelas Analisis Insert Data Hasil Test ... 68

Tabel 3.17 Kelas Analisis Ubah Password Staff ... 69

Tabel 3.18 Kelas Analisis Cetak Hasil ... 70

Tabel 3.19 Kelas Analisis Insert Psikolog ... 71

Tabel 3.20 Kelas Analisis Edit DAta Psikolog ... 72

Tabel 3.21 Kelas Analisis Delete Data Psikolog ... 73

Tabel 3.22 Kelas Analisis Lihat Data Psikolog ... 75

Tabel 3.23 Kelas Analisis Insert Data Staff ... 76

Tabel 3.24 Kelas Analisis Edit Data Staff ... 77

Tabel 3.25 Kelas Analisis Delete Data Staff ... 78

Tabel 3.26 Kelas Analisis Lihat Data Staff ... 79

Tabel 3.27 Kelas Analisis Ubah PAssword Admin ... 80

Tabel 3.28 Kelas Analisis Ubah Password Psikolog ... 81

Tabel 3.29 Tabel administrator ... 91

Tabel 3.30 Tabel staff ... 92

Tabel 3.31 Tabel Psikolog ... 92

Tabel 3.32 Tabel Peserta ... 92

Tabel 3.33 Tabel jawaban_peserta ... 93

Tabel 3.34 Tabel Hasil Test ... 93

Tabel 3.35 Daftar Method Kelas Kontrol ... 94

Tabel 5.1 Hasil perbandingan jawaban manual dan sistem ... 146

Tabel 5.2 pencatatan kecepatan perhitungan manual vs aplikasi MSDT ... 149

(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Metodologi FAST ... 9

Gambar 2.2 Simbol Use Case ... 15

Gambar 2.3 Simbol Aktor ... 16

Gambar 2.4 Simbol Depend On ... 16

Gambar 2.5 Objek Antarmuka ... 17

Gambar 2.6 Objek Kontrol ... 17

Gambar 2.7 Objek Entiti ... 18

Gambar 2.8 Kelas ... 18

Gambar 2.9 Hubungan Dependency ... 19

Gambar 2.10 Hubungan Association ... 20

Gambar 2.11 Hubungan Generalization ... 20

Gambar 2.12 Hubungan Realization ... 21

Gambar 2.13 Alur JSP ... 22

Gambar 2.14 Alur Kerja JSP ... 22

Gambar 2.15 Diagram 8 Gaya Kepemimpinan ... 33

Gambar 3.1 Use Case Diagram ... 46

Gambar 3.2 Diagram Parsial Login ... 63

Gambar 3.3 Diagram Sequential Login ... 64

Gambar 3.4 Diagram Parsial Edit Data Peserta ... 64

Gambar 3.5 Diagram Sequential Edit Data Peserta ... 65

Gambar 3.6 Diagram Parsial Delete Data Peserta ... 65

Gambar 3.7 Diagram Sequential Delete Data Peserta ... 66

Gambar 3.8 Diagram Parsial Lihat Data Peserta ... 66

Gambar 3.9 Diagram Sequential Lihat Data Peserta ... 67

Gambar 3.10 Diagram Parsial Insert Data Hasil Test ... 68

Gambar 3.11 Diagram Sequence Insert Data Hasil Test ... 69

Gambar 3.12 Diagram Parsial Ubah Password Staff ... 69

Gambar 3.13 Diagram Sequential Ubah Password Staff ... 70

Gambar 3.14 Diagram Parsial Cetak Hasil ... 70

Gambar 3.15 Diagram Sequential Cetak Hasil ... 71

Gambar 3.18 Diagram Parsial Edit Data Psikolog ... 72

Gambar 3.21 Diagram Sequence Delete Data Psikolog... 74

Gambar 3.22 Diagram Parsial Lihat Data Psikolog ... 75

Gambar 3.23 Diagram Sequential Lihat Data Psikolog ... 76

Gambar 3.24 Diagram Parsial Insert Data Staff... 76

(18)

xvi

Gambar 3.29 Diagram Sequential Delete Data Peserta ... 79

Gambar 3.28 Diagram Parsial Lihat Data Staff ... 79

Gambar 3.31 Diagram Sequential Ubah Password Admin ... 81

Gambar 3.32 Diagram Parsial Ubah Password Psikolog ... 81

Gambar 3.33 Diagram Sequential Ubah Psssword Psikolog ... 82

Gambar 3.35 Diagram Kelas Use Case Login Staff ... 83

Gambar 3.38 Diagram Kelas Use Case Lihat Data Peserta ... 84

Gambar 3.39 Diagram Kelas Use Case Insert Data Hasil Test ... 85

Gambar 3.40 Diagram Kelas Use Case Lihat Data Hasil Test ... 85

Gambar 3.41 Diagram Kelas Use Case Ubah Password Staff ... 85

Gambar 3.42 Diagram Kelas Use Case Cetak Hasil ... 86

Gambar 3.43 Diagram Kelas Use Case Insert Data Psikolog ... 86

Gambar 3.51 Diagram Kelas Use Case Ubah Password Admin ... 89

Gambar 3.67 Desain Interface Halaman Lihat Data Peserta ... 105

Gambar 3.60 Desain Interface Halaman Edit Data Peserta ... 105

Gambar 3.61 Desain Interface Lihat Hasil Test ... 106

Gambar 3.68 Desain Interface Lihat Data Staff ... 110

Gambar 3.69 Desain Interface Halaman Utama Psikolog ... 111

Gambar 3.70 Desain Interface Lihat Hasil Data Test Psikolog ... 111

Gambar 3.71 Desain InterfaceHalaman Validasi Hasil Test ... 112

Gambar 3.72 Desain Interface Halaman Logout Staff ... 113

Gambar 3.73 Desain Interface Halaman Logout Admin ... 113

Gambar 3.74 Desain Interface Halaman Logout Psikolog ... 113

Gambar 4.1 Gambar hasil database dbp2tkp_kepribadian ... 115

Gambar 4.2 Detail Tabel Administrator ... 115

Gambar 4.3 Detail Tabel hasil_test ... 115

Gambar 4.4 Detail Tabel hasil_test (lanjutan) ... 116

Gambar 4.5 Detail Tabel jawaban_peserta ... 116

Gambar 4.6 Detail Tabel peserta... 116

Gambar 4.7 Detail Tabel psikolog ... 116

Gambar 4.8 Detail Tabel staff ... 117

Gambar 4.9 Gambar Halaman input Login Staff ... 117

Gambar 4.10 Gambar Halaman output Login Staff ... 117

Gambar 4.11 Halaman input Edit Data Peserta ... 118

Gambar 4.12 Halaman output Edit Data Peserta ... 118

Gambar 4.13 Halaman input Delete Data Peserta ... 119

Gambar 4.14 Halaman output Delete Data Peserta ... 120

Gambar 4.15 Halaman input Lihat Data Peserta ... 120

Gambar 4.16 Halaman output Lihat Data Peserta ... 121

Gambar 4.17 Halaman input Insert Data Hasil Test ... 121

(19)

xvii

Gambar 4.19 Halaman input Lihat Data Hasil Test ... 123

Gambar 4.20 Halaman output Lihat Data Hasil Test ... 123

Gambar 4.21 Halaman input Ubah Password Staff ... 124

Gambar 4.22 Halaman output Ubah Password Staff ... 125

Gambar 4.23 Halaman input Cetak Hasil ... 126

Gambar 4.24 Halaman output Cetak Hasil ... 126

Gambar 4.25 Halaman input Lihat Data Hasil Test ... 127

Gambar 4.26 Halaman output Lihat Data Hasil Test ... 127

Gambar 4.27 Gambar Halaman input Ubah Komentar ... 129

Gambar 40.28 Gambar Halaman output Ubah Komentar ... 130

Gambar 4.29 Gambar Halaman input Ubah Password Psikolog ... 131

Gambar 4.30 Gambar Halaman output Ubah Password Psikolog ... 131

Gambar 4.31 Halaman input Insert Data Psikolog... 132

Gambar 4.32 Halaman output Insert Data Psikolog... 132

Gambar 4.33 Halaman input Edit Data Psikolog ... 133

Gambar 4.34 Halaman output Edit Data Psikolog ... 133

Gambar 4.35 Halaman input Delete Data Psikolog ... 134

Gambar 4.36 Halaman output Delete Data Psikolog ... 135

Gambar 4.37 Halaman input Lihat Data Psiklog ... 136

Gambar 4.38 Halaman output Lihat Data Psikolog ... 136

Gambar 4.39 Halaman input Insert Data Staff ... 137

Gambar 4.40 Halaman output Insert Data Staff ... 137

Gambar 4.41 Halaman input Edit Data Staff ... 138

Gambar 4.42 Halaman output Edit Data Staff ... 138

Gambar 4.43 Halaman Input Delete Data Staff ... 139

Gambar 4.44 Halaman output Delete Data Staff ... 139

Gambar 4.45 Halaman input Lihat Data Staff ... 140

Gambar 4.46 Halaman output Lihat Data Staff ... 140

Gambar 4.47 Halaman input Ubah Password Admin ... 141

Gambar 4.48 Halaman output Ubah Password Admin ... 141

Gambar 5.1 Hasil Peserta 1 (Aplikasi MSDT) ... 145

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

P2TKP adalah Pusat Pelayanan Tes dan Konsultasi Psikologi yang

merupakan salah satu lembaga di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

P2TKP merupakan pengembangan dari Lembaga Penyelidikan dan

Pembinaan Kurikulum yang disingkat LP3K. LP3K dahulunya digunakan

sebagai pusat kajian Jurusan Pendidikan Umum saat lembaga pendidikan

Sanata Dharma ini masih berupa Institut Keguruan dan Ilmu Pengetahuan

(IKIP). Untuk keperluan internal, lembaga ini bertugas menyelenggarakan

tes seleksi mahasiswa baru dan dosen – karyawan Universitas Sanata

Dharma, sedangkan untuk pelayanan eksternal, lembaga ini banyak

memberikan pelayanan test kepada pihak – pihak yang membutuhkan di

bidang pendidikan dan Sumber Daya Manusia (SDM) perusahaan.

P2TKP memberikan pelayanan jasa psikologi asesmen (dengan

metode psikotest, wawancara dan focus group discussion), konseling, dan training secara individual maupun kelompok. P2TKP juga menyediakan

layanan konsultasi pengembangan program atau instrument tes. Jika

diperlukan, pelayanan dapat diberikan secara terpadu, misalnya asesmen

(21)

Dari waktu ke waktu lembaga ini mengalami perkembangan

terutama dalam ragam pelayanannya untuk merespon kebutuhan masyarakat

yang semakin beragam pula. Setelah IKIP Sanata Dharma dikembangkan

menjadi Universitas Sanata Dharma (USD) dan dibentuk lembaga

penelitian, aktifitas LP3K ditingkatkan sebagai salah satu kegiatan lembaga

Universitas Sanata Dharma yang kemudian diubah namanya menjadi

P2TKP (Pelayanan Tes dan Konsultasi Psikologi), dan saat ini memiliki 3

divisi pelayanan yaitu Testing (asesmen), Konseling, dan Training,

disamping kegiatan – kegiatan penelitian dan pengembangan instrument

psikologi. Hingga saat ini ada 170 lembaga dari dalam maupun luar

Universitas Sanata Dharma yang menggunakan pelayanan P2TKP ini.

Akibat dari perkembangan ragam pelayanan P2TKP ini

menimbulkan beberapa masalah. Salah satu contoh permasalahannya ada

dalam bagian pelayanan Testing atau Asesmen, yaitu waktu pelayanan

untuk pemeriksaan dan pemerolehan hasil test menjadi lama. Lamanya

pemeriksaan dan pemerolehan test tersebut dikarenakan proses yang

dilakukan lembaga P2TKP ini masih secara manual dan dilakukan oleh

tenaga kerja yang sedikit, kadang kala meminta bantuan mahasiswa untuk

melakukan pemeriksaan test, selain itu faktor kelelahan dari tenaga kerja

juga mempengaruhi ketepatan hasil dari test tersebut.

Masalah lain yang timbul adalah lembar jawaban hasil test yang

telah diperiksa dan dinilai semakin lama semakin menumpuk dan tidak

(22)

P2TKP yang merupakan bukti bahwa seseorang telah melakukan test. Hal

ini menyebabkan ketidakefisienan ruang penyimpanan dan tentu saja akan

mengalami kesulitan ketika melakukan pencarian data tertentu.

Berdasarkan beberapa masalah yang dialami lembaga P2TKP di atas,

maka penulis tertarik untuk mengimplementasikan sebuah Aplikasi MSDT

(Management Style Diagnostic Test) berbasis web yang berfungsi untuk melakukan pemeriksaan dan pemerolehan hasil test secara otomatis, cepat

dan akurat serta mengefisiensikan ruang penyimpanan data, sehingga dapat

memaksimalkan kinerja pelayanan di lembaga P2TKP tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan

menjadi sebagai berikut :

a. Bagaimana membuat sebuah aplikasi MSDT (Management Style Diagnostic Test) dengan hasil yang tepat untuk memaksimalkan kinerja lembaga P2TKP dalam pemeriksaan dan pemerolehan hasil

test?

(23)

1.3 Batasan Masalah

Dalam mengimplementasikan sistem informasi ini terdapat beberapa

batasan sebagai berikut:

1. Sistem yang dibuat membahas tentang test MSDT (Management Style Diagnostic Test) .

2. Sistem yang dibuat terbatas untuk P2TKP Universitas Sanata Dharma.

3. Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman Java dan

database MySQL.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penulisan tugas akhir adalah membuat suatu aplikasi untuk

lembaga P2TKP Universitas Sanata Dharma dalam mengolah hasil dari tes

MSDT seseorang dengan lebih cepat dan sistematis.

Adapun manfaat penelitian ini adalah dapat memaksimalkan kinerja

lembaga P2TKP dalam mengolah hasil dari test MSDT dengan cepat dan

tepat.

1.5 Metodologi Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Studi Lapangan

Dalam studi lapangan ini penulis melakukan observasi langsung ke

P2TKP dan melakukan wawancara dengan kepala lembaga P2TKP yaitu

(24)

lembaga P2TKP dan bentuk solusi aplikasi seperti apa yang cocok untuk

menangani masalah yang ada.

2. Pengembangan Perangkat Lunak dengan metode FAST

Metode yang penulis pakai adalah metode FAST (Framework for the Aplication of System Thinking) (Whitten, 2004). dengan dilakukan beberapa langkah berikut ini :

a. Analisis Sistem

Scope definiton ( Definisi Lingkup )

Hal yang dilakukan pada tahap ini adalah mendefinisikan

ruang lingkup dengan cara menganalisa sistem pemeriksaan

dan pemerolehan hasil test intelegensi di lembaga P2TKP

yang ada saat ini melalui wawancara dan observasi.

Problem analysis ( Analisa Permasalahan )

Hal yang dilakukan pada tahap ini adalah analisa masalah

yang ada pada sistem pemeriksaan dan pemerolehan hasil tes

MSDT di lembaga P2TKP saat ini dan merumuskannya

dalam PIECES dan dalam tabel sebab akibat, sehingga

diperoleh gambaran sistem baru yang akan dibuat.

Requirement analysis ( Analisa Kebutuhan )

Hal yang dilakukan pada tahap ini adalah mengidentifikasi

kebutuhan sistem, dengan cara mengumpulkan data

kebutuhan – kebutuhan yang kemudian dimodelkan dalam

(25)

b. Perancangan Sistem

1. Logicaldesign

Mengorganisasikan objek dan mengidentifikasi relasi dengan

class diagram.

2. Physicaldesignandintegration

a. Memodelkan interaksi objek dan behavior yang mendukung

use case skenario dengan sequencediagram.

b. Mengubah objek model yang mencerminkan lingkungan

implementasi dengan classdiagram. c. Construction and testing

Mengimplementasikan rancangan ke dalam suatu program

menggunakan JSP dan MySql sebagai basis datanya. Melakukan

uji coba alpha test

3. Uji coba sistem ke user (lembaga P2TKP).

Melakukan uji coba beta test dengan pihak lembaga P2TKP.

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan secara keseluruhan adalah sebagai

berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi

(26)

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini menjelaskan dasar-dasar teori yang digunakan dalam

mendukung penulisan tugas akhir, antara lain : dasar teori MSDT,

metodologi FAST, database, JAVA dan MySQL.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini menjelaskan tentang rancangan sistem, rancangan desain,

rancangan proses, rancangan antarmuka, dan rancangan database.

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM

Pada bab ini menjelaskan tentang implementasi rancangan sistem ke

dalam suatu program atau pembahasan program.

BAB V ANALISA HASIL

Pada bab ini berisi tentang analisa dan pembahasan hasil yang

dilakukan terhadap implementasi yang telah dibuat.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan yang menjawab rumusan

masalah serta saran yang diberikan dalam pengembangan sistem di masa

(27)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi Berbasis Web

2.1.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Berbasis Web

Sistem informasi berbasis web adalah suatu sistem di dalam suatu

organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi

harian, mendukung operasi, bersifat managerial dan kegiatan strategi

dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan

laporan-laporan yang diperlukan dengan interaksi secara langsung dan

beroperasi pada sebuah browser aplikasi dan teknologi internet

(Whitten, 2005).

2.2

Metodologi

FAST

Metodologi pengembangan sistem (system development methodology) adalah proses pengembangan sistem yang sangat formal dan akurat yang mendefinisikan sekumpulan aktivitas, metode, praktek-praktek

terbaik, penyampaian, dan alat terotomasi yang digunakan oleh

pengembang sistem dan manajer proyek untuk mengembangkan dan

memelihara sistem dan software informasi. Salah satu metodologi

pengembangan sistem yang umum dipakai adalah metodologi FAST

(28)

Metodologi FAST (Framework for the Application of System Thinking) merupakan kerangka yang fleksibel untuk menyediakan tipe-tipe berbeda proyek dan strategi (Whitten, 2004). Metode ini merupakan suatu

proses standar atau metodologi yang digunakan untuk mengembangkan

dan memelihara seluruh bagian sistem informasi. Metodologi FAST

mendukung bagian pengembangan sistem dan operasi serta langkah-

langkah pendukungnya.

(29)

a. Scope Definition Phase

Fase ini adalah fase pertama proses pengembangan sistem klasik. Fase

ini biasanya terdiri dari tugas-tugas berikut :

 Mengidentifikasikan masalah-masalah dan

kesempatan-kesempatan titik tolak (baseline).

 Menegosiasikan lingkup titik tolak.

 Menilai kelayakan proyek titik tolak.

 Mengembangkan jadwal dan anggaran titik tolak.

 Mengkomunikasikan rencana proyek.

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi yang akan diteliti

tingkat feasibility dan ruang lingkup proyek yaitu dengan menggunakan kerangka PIECES (Performance, Information,

Economics, Control, Efficiency, Service). Hal ini dilakukan untuk

menemukan inti dari masalah-masalah yang ada (problems), kesempatan untuk meningkatkan kinerja organisasi (opportunity), dan kebutuhan-kebutuhan baru yang dibebankan oleh pihak manajemen

atau pemerintah (directives). b. Problem Analysis Phase

Dalam metodologi - metodologi lain, fase analisis masalah

mungkin dikenal sebagai fase studi, studi sistem saat ini, fase

penyelidikan terinci atau fase analisis kelayakan. Tujuan fase analisis

(30)

cukup baik secara menyeluruh menganalisis masalah, kesempatan

dan batasannnya. Fase ini umumnya terdiri dari tugas-tugas berikut :

 Memahami bidang masalah.

 Menganalisis masalah-masalah dan kesempatan-kesempatan.

 Menganalisis proses-proses bisnis.

 Menentukan tujuan-tujuan perbaikan sistem.

 Memperbaharui atau mengasah rencana proyek.

 Mengkomunikasikan penemuan-penemuan dan

rekomendasi-rekomendasi.

Pada tahap ini akan diteliti masalah-masalah yang muncul pada sistem

yang ada sebelumnya. Dalam hal ini project charter yang dihasilkan

dari tahapan preliminary investigation adalah kunci utamanya. Hasil dari tahapan ini adalah peningkatan performa sistem yang akan

memberikan keuntungan dari segi bisnis perusahaan. Hasil lain dari

tahapan ini adalah sebuah laporan yang menerangkan tentang

problems, causes, effects, dan solution benefits.

c. Requirement Analysis Phase

Fase ini menentukan kebutuhan bisnis bagi sistem yang baru.

Dalam metodologi yang berbeda-beda, fase ini dapat disebut fase

definisi atau fase desain logis. Fase ini biasanya mencakup

tugas-tugas berikut :

 Mengidentifikasi dan menyatakan kebutuhan sistem.

(31)

 Memperbaharui atau memperhalus rencana proyek.

 Mengkomunikasikan pernyataan kebutuhan.

Pada tahap ini akan dilakukan pengurutan prioritas dari

kebutuhan-kebutuhan bisnis yang ada. Tujuan dari tahapan ini adalah

mengidentifikasi data, proses dan antarmuka yang diinginkan

pengguna dari sistem yang baru. Alat bantu untuk memahami

kebutuhan bisnis yang ada adalah dengan pemodelan use case.

d. Logical Design Phase

Fase ini mendokumentasikan kebutuhan bisnis dengan

menggunakan model-model sistem yang menggambarkan struktur

data, proses bisnis, aliran data dan antarmuka pengguna. Fase ini

umumnya mencakup tugas-tugas berikut :

 Menstruktur kebutuhan fungsional.

 Prototipe kebutuhan fungsional.

 Validasi kebutuhan fungsional.

 Menentukan penerimaan test case.

Tujuan dari tahapan ini adalah mentransformasikan

kebutuhan-kebutuhan bisnis dari fase requirements analysis kepada sistem model yang akan dibangun nantinya. Dengan kata lain pada fase ini akan

menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar penggunaan teknologi (data,

process, interface) yang menjamin usability, reliability, completeness,

(32)

Maksud dari fase ini adalah untuk mengenali solusi kandidat,

menganalisa solusi kandidat tersebut dan merekomendasi sebuah

sistem target yang akan dirancang, dibangun dan

diimplementasikan. Fase ini umumnya mencakup tugas berikut :

 Mengidentifikasi solusi kandidat.

 Menganalisa solusi kandidat.

 Membandingkan solusi kandidat.

 Memperbaharui rencana proyek.

 Merekomendasikan solusi sistem.

Pada tahap ini akan akan dipertimbangkan beberapa kandidat dari

perangkat lunak dan keras yang nantinya akan dipilih dan dipakai

dalam implementasi sistem sebagai solusi atas problems dan

requirements yang sudah didefinisikan pada tahapan-tahapan sebelumnya.

f. Physical Design and Integration Phase

Physical design menerjemahkan bisnis user requirement ke dalam sistem model yang menggambarkan implementasi teknik dari bisnis

user requirement Sinominnya adalah technical design atau penjelasan output, implementation model. Physical design berfokus

pada view yang berbasis teknologi dari system yang meliputi :

Physical database design specification.

(33)

Tujuan dari tahapan ini adalah mentransformasikan kebutuhan bisnis

yang direpresentasikan sebagai logical design menjadi physical design

yang nantinya akan dijadikan sebagai acuan dalam membuat sistem

yang akan dikembangkan. Jika di dalam logical design tergantung kepada berbagai solusi teknis, maka physical design merepresentasikan solusi teknis yang lebih spesifik.

g. Construction and Testing Phase

Mulai mengkonstruksi dan menguji komponen-komponen sistem

untuk desain. Ada dua tujuan fase ini yaitu :

 Membangun dan menguji sebuah sistem yang memenuhi

persyaratan bisnis dan spesifikasi desain fisik.

 Mengimplementasikan interface antara sistem yang baru

dengan sistem yang telah ada.

h. Installation and Delivery Phase

Kegiatan yang dilakukan pada fase ini adalah instalasi sistem,

training user, manual sistem, mengkonversi file dan database yang ada ke dalam database yang baru, final testing dan menyiapkan prosedur konversi. Setelah sistem dioperasikan, perlu system support yang berkesinambungan untuk sisa siklus hidupnya yang berguna dan

produktif. Dukungan sistem terdiri dari aktivitas - aktivitas

berkesinambungan berikut :

 Membantu para pengguna.

(34)

 Mengembalikan keadaan semula sistem.

Mengadaptasikan sistem pada persyaratan baru.

2.3

Desain Sistem

2.3.1 Use Case

Use case adalah sebuah diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem dengan eksternal sistem dan pengguna. Secara grafik

digambarkan dalam bentuk elips dengan nama use case tertera didalamnya (Whitten, 2004). Gambar dibawah ini merupakan simbol

use case.

Gambar 2.2 Simbol Use Case

Pengguna / aktor merupakan segala sesuatu yang perlu

berinteraksi dengan sistem untuk pertukaran informasi. Dapat berupa

orang, organisasi atau sistem informasi yang lain atau juga suatu waktu

kejadian (Whitten, 2004). Gambar dibawah ini merupakan simbol

(35)

Gambar 2.3 Simbol Aktor

Use case depends on relationship merupakan sebuah relasi use case yang menentukan bahwa use case yang lain harus dibuat sebelum

use case yang sekarang. Digambarkan sebagai anak panah yang dimulai dari suatu use case dan menunjuk ke use case yang depend on

kepadanya. Setiap relasi depend on diberi label “<<depend on>>”. Gambar dibawah ini merupakan simbol depend on.

Gambar 2.4 Simbol Depend On

2.3.2 Diagram Sequential

Diagram sequential adalah diagram UML yang memodelkan

(36)

diantara objek dalam urutan waktu (Whitten, 2004). Ada 3 simbol objek

yang digunakan dalam diagram ini, diantaranya adalah :

a. Objek antarmuka / interface object merupakan objek yang menyediakan peralatan dimana pengguna dapat mengantarmuka

dengan sistem tersebut. Contohnya adalah sebuah window,

dialogue box, atau screen. Untuk aktor bukan manusia, application program interface (API) adalah objek antarmuka (Whitten, 2004).

Gambar 2.5 Objek Antarmuka

b. Objek control / control object merupakan objek yang berisi logika aplikasi yang bukan merupakan tanggung jawab objek entiti.

Contoh logika tersebut adalah aturan dan perhitungan bisnis yang

melibatkan banyak objek. Objek kontrol mengkoordinasi pesan

antara objek antarmuka dan objek entiti dan sekuensi dimana pesan

terjadi (Whitten, 2004).

(37)

c. Objek entiti/entity object merupakan objek yang berisi informasi

yang berhubungan dengan bisnis yang bersifat menetap dan

disimpan pada sebuah database (Whitten, 2004).

Gambar 2.7 Objek Entiti

2.3.3 Diagram Kelas / Class Diagram

Diagram kelas menggambarkan struktur objek sistem. Diagram

ini menunjukkan kelas objek yang menyusun sistem dan juga

hubungan antara kelas objek tersebut. Diagram kelas membantu

pengembang mendapatkan struktur sistem dan menghasilkan rancangan

sistem yang baik.

Class / kelas adalah deskripsi dari sekumpulan obyek yang berbagi atribut,operasi,hubungan dan semantik yang sama. Kelas

mengimplementasikan satu atau lebih interface. Kelas digambarkan sebagai persegi panjang, biasanya termasuk didalamnya nama,atribut

dan operasi, seperti gambar dibawah ini.

(38)

Ada 4 macam hubungan dalam UML. Hubungan ini adalah dasar

dari pembangunan relasional dari UML. Anda mengunakannya untuk

menulis bentuk model yang baik. 4macam hubungan ini adalah :

1. Dependency

Dependency / ketergantungan adalah hubungan semantik antara dua hal di mana perubahan ke satu hal (hal yang

independen) dapat mempengaruhi secara semantik hal lain

(hal yang tergantung). Dependency ini dapat digambarkan sebagai garis putus-putus, mungkin terarah, kadang-kadang

termasuk label seperti gambar dibawah ini.

Gambar 2.9 Hubungan Dependency

2. Association

asosiasi adalah hubungan struktural yang menggambarkan

satu set link, link yang kemudian menjadi hubungan antar

objek. Agregasi adalah jenis khusus dari asosiasi, yang

mewakili hubungan struktural antara keseluruhan dan

bagian-bagiannya. Asosiasi dapat digambarkan sebagai garis padat,

mungkin terarah, kadang-kadang termasuk label, dan sering

mengandung tambahan lain, seperti nama, keanekaragaman /

(39)

Gambar 2.10 Hubungan Association

3. Generalization/ Generalisasi

Generalisasi adalah hubungan spesialisasi / generalisasi di

mana obyek yang memiliki elemen khusus (anak) yang

disubstitusikan untuk objek elemen umum (orangtua). Dengan

cara ini, anak berbagi struktur dan perilaku orangtua.

Hubungan generalisasi dapat digambarkan sebagai garis solid

dengan panah berongga yang menunjuk ke orang tua seperti

gambar dibawah ini.

Gambar 2.11 Hubungan Generalization

4. Realization

Realisasi adalah hubungan semantik antara pengklasifikasi,

dimana satu classifier menentukan kontrak sedangkan

classifier yang lain memberikan jaminan untuk melaksanakan.

Anda akan menemukan hubungan realisasi di dua tempat:

antara interface dan kelas-kelas atau komponen yang

mengetahui mereka, dan antara use case dan kolaborasi yang mewujudkannya. Hubungan realisasi dapat digambarkan

sebagai persilangan antara generalisasi dan hubungan

(40)

Gambar 2.12 Hubungan Realization

2.3 Java Server Pages (JSP)

Pada subbab ini akan dijelaskan tentang Java Server Pages. Pembahasannya meliputi gambaran JSP secara umum, arsitektur JSP, Web

Container dan JVM.

2.3.1 Pengertian JSP

Java Server Pages (JSP) adalah bahasa scripting untuk web programming yang bersifat server side seperti halnya PHP dan ASP.

JSP dapat berupa gabungan antara baris HTML dan fungsi-fungsi dari

JSP yang disisipkan. JSP merupakan suatu teknologi web berbasis

bahasa pemrograman Java dan berjalan di platform java, serta

merupakan bagian teknologi J2EE (Java 2 Enterprise Edition). JSP sangat tangguh dan sesuai untuk menangani permintaan client di web.

2.3.2 Arsitektur JSP

JSP merupakan bagian dari J2EE dan khususnya merupakan

komponen web dari aplikasi J2EE secara keseluruhan. JSP juga

memerlukan JVM (Java Virtual Machine) supaya dapat berjalan, yang berarti juga mengisyaratkan keharusan menginstal JVM di server,

dimana JSP akan dijalankan. Selain JVM, JSP memerlukan web server

(41)

Gambar 2.13 Alur JSP

Tujuan dari adanya spesifikasi JSP dalam J2EE API adalah untuk

menyederhanakan pembuatan halaman web yang bersifat dinamis,

dengan cara memisahkan content dan presentasi dari halaman web

tersebut. Pada saat JSP dipanggil oleh client melalui web browser, JSP

tersebut akan di compile terlebih dahulu menjadi sebuah Servlet,

kemudian hasilnya dikembalikan kepada client.

Gambar 2.14 Alur Kerja JSP

2.3.3 Web Container

(42)

dengan Servlet dan JSP. Selain menjadi service oleh Java Application Server, Web Container dapat berdiri sendiri. Contoh Web Container

adalah Tomcat, ServletExec, Resin, Jrun, Blazix. Web Container juga dapat bekerja sama dengan web server, misalnya Tomcat dengan Apache, JRUN dengan IIS.

2.3.4 Java Virtual Machine (JVM)

Sebelum menginstal Web Container sebagai prasyarat untuk menjalankan JSP, maka kita terlebih dahulu harus menginstal Java VirtualMachine. JavaVirtual Machine adalah software yang berfungsi untuk menterjemahkan program Java supaya dapat dimengerti oleh

Komputer. Untuk menginstal JVM kita memerlukan JDK (Java Development Kit) karena kita memerlukan class - class API untuk

development.

2.4 MySQL

MySQL merupakan database yang paling populer. MySQL

didistribusikan secara gratis di bawah lisensi GPL (General Public License

), sehingga setiap orang bebas menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk yang bersifat komersial.

MySQL sebenarnya merupakan turunan dari database SQL

(Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian

(43)

memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara

otomatis. Sistem database sangat handal dalam melakukan proses perintah

SQL, yang dibuat oleh pengguna maupun aplikasinya.

MySQL memiliki keunggulan antara lain :

1. Dapat menangani jutaan pengguna dalam waktu yang bersamaan.

2. Mampu menampung lebih dari 50.000.000 record. 3. Dapat mengeksekusi perintah dengan cepat.

Memiliki user system yang mudah dan efisien.

2.5 Test dan Pengukuran

Dilihat dari wujud fisiknya, suatu test tidak lain daripada sekumpulan

pertanyaan yang harus dijawab dan/atau tugas yang harus dikerjakan yang

akan memberikan informasi. Batasan seperti ini tentu agak terlalu

sederhana, karena pada kenyataannya tidak sembarang kumpulan

pertanyaan cukup berharga untuk dinamai test. Banyak syarat – syarat

kualitas yang harus dipenuhi oleh rangkaian pertanyaan atau tugas itu agar

dapat disebut sebagai test.

Dengan menekankan syarat kualitas yang utama, Anne Anastasi

dalam bukunya Psychological Testing (1976) mengatakan bahwa test pada dasarnya adalah suatu pengukuran yang objektif dan standar terhadap

sampel perilaku. Sedangkan Brown (1976) mengatakan bahwa test adalah

suatu prosedur yang sistimatis guna mengukur sampel perilaku seseorang.

(44)

yang dikemukakannya dalam buku Essentials of Phychological Testing,

yaitu : “...a systematic procedur for observing a person’s behavior and

describing it with the aid of a numerical scale or a category system”

(Cronbach,1970).

Dari batasan – batasan mengenai test diatas, dapatlah ditarik beberapa

kesimpulan perngertian, antara lain :

1. Test adalah prosedur yang sistematis, artinya (a) item – item dalam

test disusun menurut cara dan aturan tertentu, (b) prosedur

administrasi dan pemberian angka (skoring) test harus jelas dan

dispesifikasikan secara terperinci, dan (c) setiap orang yang

mengambil test itu harus mendapat item – item yang sama dan

dalam kondisi yang sebanding.

2. Test berisi sampel perilaku, artinya (a) betapapun panjangnya suatu

test isi yang tercakup didalamnya tidak akan lebih dari seluruh

item yang mungkin ada, dan (b) kelayakan suatu test tergantung

pada sejauh mana item – item didalam test itu mewakili secara

representatif kawasan (domain) perilaku yang diatur.

3. Test mengukur perilaku, artinya item – item dalam test

menghendaki subjek agar menunjukkan apa yang diketahui atau

apa yang telah dipelajari subjek dengan cara menjawab item –

item atau mengerjakan tugas – tugas yang dikehendaki oleh test.

Sedangkan beberapa hal yang tidak tercakup dalam batasan test adalah

(45)

1. Test tidak memberi spesifikasi formatnya, artinya test dapat

disusun dalam berbagai bentuk dan tipe sesuai dengan tujuan dan

maksud diadakannya test.

2. Test tidak membatasi isi yang dapat dicakupnya, artinya test dapat

melakukan fungsi ukur terhadap hasil belajar, abilitas, kemampuan

khusus atau bakat, inteligensi, dan sebagainya sesuai dengan

maksud apa test itu dibuat.

3. Subjek yang dikenai test tidak perlu dan harus tahu kalau ia sedang

dikenai test. Lebih lanjut, subjek tidak selalu perlu tahu aspek

psikologis apa yang sedang diukur dari dirinya.

Pengukuran (measurement) mempunyai arti yang sering dipertukarkan dengan pengertian test. Hal demikian adalah lazim dikarenakan pemakaian

istilah test dan istilah pengukuran seringkali tidak mengandung perbedaan

arti dalam situasi – situasi tertentu. Sebagian ahli membatasi test sebagai

suatu prosedur khusus yang merupakan bagian dari pengukuran secara

keseluruhan. Tyler (1971) membatasi pengukuran sebagai :

“...assignment of numerals according to rules”. Suatu ciri pokok dalam

pengukuran, sebenarnya, adalah adanya perbandingan. Jadi pengukuran

adalah membandingkan sesuatu yang sedang diukur dengan suatu alat

pengukur secara deskriptif, tidak evaluatif. Maksud deksriptif adalah

menyatakan hasil ukur hanya dengan satuan atau besaran ukurnya saja tanpa

memberi penilaian kualitatif. Misalnya dalam mengukur panjang sebuah

(46)

sentimeter dan meter itu merupakan hasil pengukuran yang tidak diikuti

oleh pernyataan apakah sekian sentimeter itu adalah panjang atau pendek,

karena panjang dan pendek merupakan hasil evaluasi bukan hasil

pengukuran.

Karena alat test sekaligus merupakan alat ukur, maka istilah

pengetesan kerap kali menggantikan istilah pengukuran, dan sebaliknya.

Dalam hal ini yang penting adalah mengetahui dimana penggunaan kedua

istilah tersebut yang tepat, dimana penggunaan kedua istilah itu dapat

dipertukarkan atau saling menggantikan, dan dimana kedua istilah itu harus

dibedakan karena mungkin akan menimbulkan salah pengertian.

2.5.1 Klasifikasi Test dalam Psikologi

Cara pembagian jenis test ini dapat kita kutip dari seorang ahli

yang bernama Cronbach (1976). Cronbach membagi test menjadi dua

golongan besar, yaitu test yang mengukur performansi maksimal

(maximum performance) dan test yang mengukur performasi tipikal (typical performance).

1. Test yang mengukur performansi maksimal

Test ini dirancang untuk mengungkap apa yang dapat

dilakukan oleh subjek dan seberapa baik ia dapat melakukannya.

Dalam penyajiannya, subjek selalu didorong untuk berusaha sebaik

mungkin. Kesiapan, motivasi, dan keinginan berusaha di pihak

subjek sangat penting artinya dalam mengerjakan test jenis ini.

(47)

pemberian skor pun seringkali harus diberitahukan sebelumnya

kepada subjek, demikian juga batas waktu pengerjaan dan

semacamnya. Dalam hal ini hanya pendekatan dan strategi

penyelesaian soal yang tidak diberitahukan pada subjek. Yang

termasuk dalam jenis test yang mengukur performansi maksimal

adalah test intelegensi, test kemampuan khusus (test bakat), test

profisiensi, dan semacamnya.

2. Test yang mengukur performansi tipikal

Test jenis ini disusun untuk mengungkap apa yang cenderung

dilakukan oleh subjek dalam situasi – situasi tertentu. Jadi test ini

tidak dimaksudkan guna mengukur apa yang dapat atau mampu

dilakukan oleh subjek, tetapi mengungkap apa yang dilakukannya.

Biasanya subjek tidak mengetahui jawaban bagaimana yang

diharapkan darinya. Stimulus dalam pernyataan test jenis ini sering

kali tidak mempunyai struktur yang jelas sehingga subjek sukar

untuk menebak jawaban terbaik yang harus diberikan, dan subjek

tidak mengetahui bagaimana jawabannya nanti akan diberi skor

atau nilai. Termasuk golongan jenis test yang mengukur minat

(interest), test yang mengukur sikap, skala – skala kepribadian, dan semacamnya.

Klasifikasi umum yang banyak digunakan dalam bidang psikologi

sebagai dasar penggolongan test adalah klasifikasi yang membagi jenis

(48)

1. Test yang mengukur intelegensi umum (general intelligence), yang biasanya juga dikenal sebagai test IQ. Test ini merupakan test

standart yang harus sudah memenuhi berbagai persyaratan kualitas.

Walaupun pengertian test inteligensi akan menghasilkan suatu

angka IQ, hal ini dikarenakan IQ memang bukan satu – satunya

cara menyatakan tingkat inteligensi. Pada beberapa macam test

inteligensi hasilnya cukup dinyatakan dalam bentuk penggolongan

kecerdasan tanpa perlu melakukan perhitungan IQ.

2. Test yang mengukur kemampuan khusus (special ability test). Test ini disebut juga test bakat dan dimaksudkan untuk mengungkap

kemampuan potensial atau kemampuan yang belum muncul pada

diri subjek. Kemampuan yang diungkap merupakan kemampuan

khusus yang dilihat secara relatif terhadap kemampuan –

kemampuan lainnya.

Dari hasil test jenis ini diharapkan dapat diperoleh suatu prediksi

mengenai keberhasilan subjek di bidang tertentu apabila ia diberi

kesempatan untuk menunjukkan prestasinya di bidang tersebut.

3. Test yang mengukur prestasi (achievement test). Test prestasi dimaksudkan sebagai alat untuk mengungkap kemampuan aktual

sebagai hasil belajar (learning). Sebagai alat pengungkap prestasi, test jenis ini mempunyai berbagai fungsi dalam proses pendidikan.

(49)

sesungguhnya istilah test tidak begitu tepat untuk dipakai, karena

hasil pengukuran mengenai kepribadian umumnya tidak digunakan

untuk membandingkan individu yang satu dengan yang lain secara

kuantitatif. Hasil pengukuran kepribadian dinyatakan dalam bentuk

deskripsi kualitatif yang kemudian diikuti oleh kategorisasi

menurut aspek kepribadian mana yang diungkap. Karena itu,

pertanyaan – pertanyaan dalam suatu alat ungkap kepribadian pun

akan dijawab oleh jawaban – jawaban atau pernyataan – pernyataan

yang tidak dapat dinilai sebagai benar atau salah. Setiap jawaban

adalah bersifat indivialis dan merupakan karakteristik dalam diri

subjek itu sendiri.

2.6

MSDT (

Management Style Diagnostic Test

)

MSDT adalah test yang digunakan untuk mengukur Gaya

Kepemimpinan seseorang yang didasarkan pada teori 3 Dimensi yang

dikemukakan oleh W.J Reddin. Profesor Bill Reddin telah melakukan

terobosan untuk ke tingkat selanjutnya dari teori kepemimpinan yang

praktis. Ia mengembangkan metode yang relatif sederhana untuk mengukur

“tuntutan situasional” yaitu, hal – hal yang menentukan bagaimana seorang

manajer harus bertindak secara efektif.

Model Reddin ini berdasarkan dua dimensi dasar dari kepemimpinan

yang diidentifikasi oleh pelajar dari Ohio State. Dua dimensi dasar tersebetu

(50)

(Relationship - Orientation). Namun Reddin memperkenalkan dengan apa yang disebut dimensi ketiga yaitu Efektivitas (Effectivenness). Efektivitas adalah apa yang dihasilkan ketika seseorang menggunakan gaya

kepemimpinan yang tepat untuk situasi tertentu.

Reddin kemudian mengidentifikasi ada empat gaya kepemimpinan

dalam efektivitas yang tinggi dan 4 gaya dalam efektivitas yang rendah,

yang mana gaya efektivitas kepemimpinan mana yang sesuai

dengantuntutan situasi. Jadi seorang manager harus dapat menunjukkan

Orientasi Tugas (Task - Orientation) yang tinggi dan Orientasi Hubungan (Relationship - Orientation) yang rendah dimana gaya yang diperlukan tersebut telah dikenal sebagai otokrat Kebajikan (Benevolent Autocrat), sementara seorang manajer yang menerapkan gaya tersebut dimana situasi

tidak menyebutnya karena itu dia diberi label sebagai otokrat(Autocrat). Pada dasarnya, mengetahui gaya kepemimpinan dapat membantu kita

untuk mengadopsinya dalam situasi yang berbeda. Meskipun mungkin ada

satu gaya kepemimpinan yang dominan secara keseluruhan bagi seseorang,

dia tidak dapat hanya selalu menempel pada satu gaya tertentu saja. Beralih

diantara gaya kepemimpinan diperlukan dalam berbagai situasi manajemen

proyek untuk meraih sukses.

Bill Reddin memperkenalkan model gaya kepemimpinan yang berisi

(51)

1. Hubungan orientasi (Relationship Orientation) tinggi dan hubungan tugas (Task Orientation) tinggi yang disebut Type Terpadu(Integrated Type).

2. Hubungan orientasi (Relationship Orientation) tinggi dan hubungan tugas (Task Orientation) yang rendah yang disebut Type Istimewa (Related Type).

3. Hubungan orientasi(Relationship Orientation) yang rendah dan hubungan tugas (Task Orientation) yang tinggi yang disebut Type Berdedikasi (Dedicated Type).

4. Hubungan orientasi (Relationship Orientation) yang rendah dan hubungan tugas (Task Orientation) yang rendah yang disebut Type Terpisah (Separated Type).

Selanjutnya, dengan mengukur tingkat efektivitas setiap gaya Reddin,

(52)

Gambar 2.15 Diagram 8 Gaya Kepemimpinan

Tabel dibawah ini menunjukkan gaya kepemimpinan yang Kurang

Efektif dan yang lebih Efektif setiap tipe dasar

Tabel 2.1 8 Gaya Kepemimpinan

Less Effective

(Kurang Efektif)

Basic type

(tipe dasar)

More Effective

(Lebih Efektif)

Desserter SEPARATED Bureaucratic

(53)

Autocratic DEDICATED Benevolent Autocratic

Compromiser INTEGRATED Executive

2.6.1Dasar Tipe Terpisah (Separated basic types)

a. Desserter : Gaya kepemimpinan kurang efektif (LESS EFFECTIVE LEADERSHIP STYLE)

Ini pada dasarnya adalah pendekatan hand – off atau laisser-faire : menghindari keterlibatan atau intervensi. Asumsi bersikap netral

pada selama sehari, mencari jalan lain untuk menghindari

pemberlakuan aturan, menjaga supervisor dan bawahannya;

pencegahan perubahan dan perencanaan.

Kegiatan dilakukan oleh manajer, yang menggunakan pendekatan

ini cenderung menjadi defensif. Seseorang yang mencapai nilai

tertinggi mungkin akan merugikan untuk tugas – tugas manajerial

atau mungkin telah mulai kehilangan minat dalam tugas – tugas

tersebut. Ini tidak berarti mereka adalah manajer yang buruk hanya

coba mempertahankan status quo.

b. Bureucratic : Gaya kepemimpinan yang lebih efektif (MORE EFFECTIVE LEADERSHIP STYLE)

Ini adalah pendekatan legalistik dan prosedural : kepatuhan

terhadap aturan dan prosedur; penerimaan hirarki kewenangan;

preferensi jalur komunikasi formal/ skor tinggi cenderung lebih

(54)

kebijakan yang jelas, aturan didefinisikan dengan baik dan

menerapkan kriteria kinerja yang obyektif dan universal. Karena

mereka bersikeras pada sistem rasional, manajer ini mungkin

terlihat sebagai otokratis, kaku atau rewel. Karena ketergantungan

mereka pada aturan dan prosedur, mereka hampir tidak dapat

dibedakan dari manajer otokratis.

2.6.2Dasar Tipe Terhubung (Related Basic Types)

a. Missionary : Gaya kepemimpinan kurang efektif (LESS EFFECTIVE LEADERSHIP STYLE)

Gaya ini merupakan pendekatan yang afektif. Gaya ini

menekankan pada suasana positif dan keserasian di tempat kerja.

Pencetak skor paling tinggi sensitif dan peduli terhadap kebutuhan

pribadi bawahannya. Mereka mencoba memberikan yang terbaik

yang dapat mereka lakukan. Dukungan tingkah laku merupakan

komponen positif dari gaya ini. Yang memiliki gaya ini mungkin

akan menghindari atau mendamaikan jika terjadi konflik, mereka

merasa tidak nyaman dalam memaksakan sesuatu dan menemukan

kesulitan dalam menolak permintaan, atau membuat penilaian yang

jujur.

(55)

Gaya ini merupakan pasangan tujuan dari gaya misionaris.

Tujuannya dalam arti bahwa kepedulian terhadap seseorang

dilakukan dengan profesional. Gaya ini mengijinkan bawahan

untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, dan diberi

kesempatan untuk mengekspresikan pandangan mereka dan untuk

mengembangkan potensi mereka. Kontribusi mereka yang

memiliki gaya ini diakui dan diberi perhatian lebih terhadap

pengembangan mereka. Mereka yang memiliki skor tertinggi

cenderung optimis tentang keinginan orang - orang yang ingin

berkerja dan menghasilkan sesuatu. Pendekatan mereka pada

bawahan adalah kolegial. Mereka ingin berbagi pengetahuan dan

keahlian dengan bawahana mereka dan bangga dalam menemukan

dan mempromosikan bakat.

2.6.3Dasar Tipe Berdedikasi (Dedicated Basic Types)

a. Autocratic : Gaya Kepemimpinan kurang Efektif ( LESS

EFFECTIVE LEADERSHIP STYLE )

Ini adalah intruksi dan pengendalian pendekatan. Kepedulian untuk

produksi dan output melampaui hubungan dan kepedulian terhadap

pekerja. Manajer ynag mendapatkan skor tinggi cenderung bersifat

formal. Mereka memberikan tugas kepada bawahan dan melihat

pelaksanaannya dengan ketat.kesalahan tidak ditoleransi, dan

penyimpangan terhadap tujuan atau perintah lain adalah dilarang.

(56)

untuk menjelaskan atau membenarkan keputusan tersebut. Mereka

meminimalisaski interaksi dengan orang lain, atau membatasi

komunikasi hanya untuk komunikasi yang penting dari tugas yang

dikerjakannya. Mereka mempercayai pada tanggung jawab

individu dan mempertimbangkan pertemuan kelompok adalah

membuang waktu. Mereka cenderung formal, lugas dan kritis. Oleh

karena itu, meraka biasanya dianggap sebagai seseorang yang

dingin dan sewenang – wenang.

b. Benevolent Autocratic : gaya kepemimpinan lebih efektif

(MORE EFFECTIVE LEADERSHIP STYLE )

Gaya ini adalah pasangan yang komunikatif dari gaya autocratic. Sesoeorang yang memiliki skor tinggi dari gaya ini biasanya dilihat

sebagai master tugas yang mendedikasikan diri mereka untuk

tercapainya target produksi. Mereka menikmati dalam hal

menangani masalah operasinal dan mungkin kurang memiliki

kesabaran dalam mengatasi masalah yang berhubungan dengan

orang lain (public relation). Mereka tetap berhubungan dengan bawahan mereka, memberi intruksi / memerintahkan bawahan

mereka, dan membantu bawahan dalam mengatasi masalah

operasional. Mereka menyusun pekerjaan sehari hari, menetapkan

tujuan untuk memberikan perintah atau mendelegasikannya dengan

(57)

memberikan teguran, tetapi melakukannya secara adil dan tanpa

menimbulkan kemarahan dari bawahannya.

2.6.4Dasar Tipe Terpadu (Integrated Basic Types)

a. Compromiser : Gaya kepemimpinan yang kurang efektif (LESS

EFFECTIVE LEADERSHIP STYLE)

Merupakan orientasi dari hubungan manusia dan orientasi

tugasnya. Namun ada kesulitan dalam mengintegrasikan kedua hal

tersebut. Oleh karena itu, orang yang termasuk ke dalam gaya ini

biasanya akan terombang ambing antara tugas dengan hubungan

manusia. Untuk mengurangi tekanan langsung, mereka mungkin

akan mencoba untuk berkompromi dengan solusi atau

kebijaksanaan. Mereka mungkin akan sensitif terhadap

pertimbangan realitas yang mungkin akan sitemui, dan bersedia

untuk menunda tugas yang mereka miliki untuk alasan apapun,

baik itu internal maupun eksternal. penilaian yang realistis dari

situasi mereka mungkin menjelaskan mengapa mereka tidak

menggunakan pendekatan yang sebenarnya mereka sukai, yaitu

pendekatan eksekutif.

b. Executive : Gaya Kepemimpinan Lebih Efektif (MORE EFFECTIVE LEADERSHIP STYLE)

Pendekatan ini mengintegrasikan orientasi tugas dan orientasi

hugungan manusia dalam menanggapi permintaan realistis. Cara

(58)

pendekatan pemecahan sebuah masalah. Pendekatan ini yang

dituntut dalam mengelola operasi yang membutuhkan eksplorasi

solusi alternatif, penyatuan sumber daya yang berbeda, dan

mengintegrasikan perspektif yang berlawanan. Mereka mendukung

pendekatan tim dalam perencanaan pemecahan masalah dan

pengambilan keputusan. Mereka merangsang komunikasi dengan

bawahannya, sehingga dapat memperoleh saran dan ide – ide yang

kolektif. Manajer yang menggunakan pendekatan ini biasanya

dianggap sebagai motivator yang baik yang cenderung menangani

koflik dengan terbuka da yang mencoba untuk mendapatkan

(59)

BAB III

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 ANALISA SISTEM

3.1.1 Fase Definisi Ruang Lingkup (Scope Definition Phase) 3.1.2.1 Gambaran Sistem Yang Ada Saat Ini

Pemeriksaan dan pemerolehan hasil di lembaga P2TKP saat ini

masih bersifat manual. Proses pemeriksaan test dilakukan oleh tenaga

kerja di lembaga P2TKP yang kadang masih harus dibantu oleh

beberapa mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Pemeriksaan dilakukan secara manual dengan menghitung jumlah

jawaban A dan jumlah jawaban B dari tiap peserta.

Jumlah dari jawaban tersebut nantinya akan dijumlahkan lagi

sesuai dengan tata cara perhitungan MSDT. Hasil dari perhitungan

tersebut akan direpresentasikan dalam kata – kata yang menjadi hasil

dari test MSDT ini.

Kemudian psikolog juga mewawancarai para peserta test,

kemudian hasil wawancara psikolog dan peserta test akan disertakan

(60)

3.1.2 Fase Analisis Masalah (Problem Analysis Phase)

Pemeriksaan dan pemerolehan hasil test di lembaga P2TKP

Universitas Sanata Dharma saat ini masih secara manual sehingga dapat

menimbulkan beberapa persoalan. Berikut ini persoalan – persoalan yang

muncul dan diuraikan ke dalam PIECES framework.

Performance

Proses Pemeriksaan dan pemerolehan hasil test yang saat ini

membutuhkan waktu yang lama.

Information

Penyimpanan informasi hasil test yang saat dilakukan tidak

tersimpan dengan baik sehingga akan membutuhkan waktu yang

lama untuk pencarian informasi tertentu.

Economics

-

Control

Ada kemungkinan data yang disimpan hilang atau terselip karena

banyaknya berkas yang disimpan. Selain itu media test yang

digunakan mudah rusak ataupun hilang yang akan menyebabkan

kehilangan informasi yang mungkin saja penting baik bagi pihak

pelaksana test atau peserta test.

Efficiency

Ruang penyimpanan membutuhkan ruang / tempat yang besar karena

(61)

seseorang telah melakukan test dan juga kurang efisien waktu akses

terhadap data jika data dibutuhkan sewaktu – waktu.

Service

Proses pada saat pemeriksaan dan pemerolehan hasil memerlukan

waktu yang lama sehingga peserta test pun tidak bisa memperoleh

hasil dengan cepat.

3.1.2.1 Analisis Sebab Akibat

Dalam tabel berikut akan dipaparkan mengenai sebab dan akibat

yang akan ditimbulkan oleh masalah-masalah yang terdapat pada

sistem yang ada saat ini.

Tabel 3.1 Analisis Sebab Akibat

Analisis Sebab Akibat Tujuan Pengembangan Sistem

Masalah Sebab dan Akibat Tujuan Sistem Batasan Sistem

1. Kesalahan

Akibat : Peserta test

tidak mendapatkan

nilai / masuk

kategori nilai yang

Mengurangi

kemungkinan

kesalahan dalam

pemeriksaan test.

(62)

tidak tepat.

2. Penyimpanan

data hasil test

kurang efisien

Sebab : berkas hasil

test tidak bisa

dibuang karena

efisien dan penuh

dengan berkas yang

tidak dapat dibuang

dan kesulitan

hasil test berupa

data digital

hasil test yang

lama.

Sebab : karena

keterbatasan petugas

yang ada, dan

permintaan test yang

banyak dari

beberapa instansi.

Akibat : para peserta

test harus menunggu

agak lama untuk

menerima hasil test.

Mempercepat

hasil test yang

(63)

3.1.2.2 Gambaran Sistem Baru

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap sistem yang

ada sekarang ini, maka dibutuhkan suatu sistem baru untuk

mensolusikan masalah-masalah yang ada pada sistem yang ada

sekarang. Sistem yang akan dikembangkan adalah sistem yang

berbasis web sehingga dapat memudahkan user untuk mengakses

sistem melalui media internet. Selain itu, sistem juga akan membuat

melakukan perhitungan dan penentuan hasil dari test psikologi

seseorang secara otomatis.

3.1.3 Fase Analisis Kebutuhan (Requirement Analysis Phase)

3.1.3.1 Analisis Kebutuhan Pengguna

Sistem yang akan dikembangkan ini dapat diakses oleh 3 aktor

pengguna yaitu administrator, staff / petugas P2TKP, psikolog. Pada

tabel di bawah ini akan dijelaskan mengenai deskripsi untuk tiap-tiap

aktor pengguna :

Tabel 3.2 Deskripsi Pengguna

Aktor Deskripsi

Administrator Aktor yang memiliki hak akses

untuk menambah, mengganti

Gambar

Gambar 2.1 Skema Metodologi FAST
Gambar 2.2 Simbol Use Case
Gambar 2.3 Simbol Aktor
Tabel 3.4 Use Case Pendaftaran Peserta
+7

Referensi

Dokumen terkait

perhitungan total biaya pada halaman semua iklan baris dan E-mail user sudah tepat. dengan perhitungan manual yang sudah peneliti

Dari metode tersebut dibuatlah suatu Aplikasi Online Wedding Organizer Berbasis Web yang bertujuan untuk membantu mengambil keputusan dalam hal resepsi pernikahan, dan

Berdasarkan uraian di atas yang menjadi masalah adalah bagaimana membuat, mendesain dan menghasilkan suatu sistem informasi yang memiliki tampilan yang menarik,

Untuk mengatasi masalah tersebut maka diupayakan untuk menerapkan sistem aplikasi khusus untuk pengelolaan jasa laundry yang dapat melakukan penanganan data konsumen

Rancang Bangun Aplikasi Pembangkit Halaman HTML untuk Pembuatan Media Cetak Digital Berbasis Windows Metro Style... • Bagaimana aplikasi pembangkit halaman yang dibuat mampu

Sistem Informasi Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) City Com berbasis web menggunakan PHP dan MySql yang terintegrasi dengan sistem online jauh lebih cepat dan

Saat ini prodi Manajemen Informatika belum memiliki website portal resmi untuk menyebarkan informasi.Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk membuat Aplikasi Portal

3 judul “APLIKASI VALIDASI IJAZAH MENGGUNAKAN QR CODE BERBASIS WEB DI POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA” 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana merancang dan membuat suatu aplikasi validasi