• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGEVALUASI DAN MENCIPTA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS SOROWAJAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar sarjana pendidikan Program studi pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGEVALUASI DAN MENCIPTA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS SOROWAJAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar sarjana pendidikan Program studi pendidikan"

Copied!
171
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI

TERHADAP KEMAMPUAN MENGEVALUASI DAN MENCIPTA

PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V

SD KANISIUS SOROWAJAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Memperoleh gelar sarjana pendidikan

Program studi pendidikan guru sekolah dasar

Disusun oleh:

STELLAMARIS BECTI SUSANTI

091134011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya tulis kupersembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat

Dan karunia yang indah kepadaku

2. Bunda Maria sebagai Bunda perantara doa doa ku

kepada Tuhan Yesus Kristus

3. Kedua orangtua, simbah, serta adikku yang selalu

memberi dukungan dengan penuh kasih

4. Para almamater Universitas Sanata Dharma

5. Dosen Pengajar PGSD

(5)

iv

MOTTO

Saya mau mencurahkan waktu, uang, tenaga dan pikiran

untuk terus belajar dan berjuang sampai saya mencapai

impian saya. (Tung Desem Waringin)

Semakin keras Anda bekerja, semakin tidak mudah Anda menyerah. (Vince Lombardi)

Jika Anda punya kemauan untuk menang, Anda sudah

mencapai separuh sukses. Jika Anda tidak punya kemauan untuk menang, Anda sudah mencapai separuh kegagalan.

(6)
(7)

vi

(8)

vii ABSTRAK

Becti Susanti, Stellamaris. 2013. Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri Terhadap Kemampuan Mengevaluasi Dan Mencipta Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci: inkuiri, kemampuan mengevaluasi, kemampuan mencipta, mata pelajaran IPA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen tipe non- equivalent kontrol design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VA sebanyak 36 siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VB sebanyak 36 siswa sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian berupa satu soal essay untuk kemampuan mengevaluasi dan dan satu soal essay untuk kemampuan mencipta. Instrumen tersebut telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas berdasarkan analisis statistik. Pengumpulan data dilakukan dengan memberi soal pretest dan posttest, dan data diolah menggunakan program SPSS 20 for windows dengan menggunakan lima tahap untuk kedua kelompok yaitu: uji perbedaan pretest, uji kenaikan skor pretest ke posttest, uji selisih skor pretest, uji besar pengaruh dan uji beda posttest 1 dan posttest 2 baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.

(9)

viii ABSTRACT

Becti Susanti, Stellamaris. 2013. The Influence of the use inquiry method toward the ability to evaluation and creat for science subject in 5 th grade Kanisius Sorowajan Elementary. Yogyakarta :Sanata Dharma University. Keyword: inquiry methods, the ability to evaluate, the ability to create, in science

studies

This study conducted to find out the effect of inquiry method of science about matter of simple aircraft which connected with cognitif ability include evaluate and creat students’ class V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta in academic year 2012/2013.

The type of research that is used is equivalent control design type of non-experimental research. The population of the research are all class V students of SD Kanisius Sorowajan .The sampel of the research are Class VA with the total number of 36 students as class experiments and Class VB with the total number of 36 students as class control. The research instrument is an essay to know the evaluation abilities and an essay to know the creation ability. The instruments are qualified validity and reliability based on statistical analysis. Data collection is done by giving a matter of pretest and posttest, and the data is being processed using SPSS 20 for windows by using the five steps for both groups: pretest difference test, test scores rise pretest to posttest, pretest score difference test, test and test of the influence of different posttest 1 and posttest 2 either control group or the experimental group.

The results showed that the method of inquiry does not significantly affect the ability to evaluate and to create. This is indicated by price sig. (2-tailed) ability to evaluate > 0.05 is 0.881 with a value of M = -, 23, SE = -, 09 for the control group and the value of M = M = -0.25, SE = 0 , 11 for the experimental group. so Hnul

acceptable and Hi rejected. In other words, the method of inquiry does not

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Pujidan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, kasih dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul: Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri Terhadap Kemampuan

Mengevaluasi Dan Mencipta Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta, tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka skripsi ini tidak akan cepat selesai tepat pada waktunya. Karena itu, pada kesempatan ini, dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi Ph.D, Selaku Dekan Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan

2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A., Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar sekaligus dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, masukan serta motivasi dengan penuh kesabaran dari awal penyusunan hingga selesai.

3. E. Catur Rismiati, S.Pd.,M.A.,Ed.D., selaku Wakaprodi PGSD

4. Agnes Herlina D H, S.Si., M.T., M.Sc, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan. 5. B. Suwardi, S.Pd selaku kepala Sekolah SD Kanisius Sorowajan yang telah

memberi ijin untuk melakukan penelitian di SD Kanisius Sorowajan

6. Yanuar Setyarso, S.Pd selaku guru mitra SD penelitian yang sudah banyak membantu proses penelitian sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar. 7. Siswa kelas VA dan VB yang telah berkerja sama dalam penelitian ini

sehingga penelitian berjalan dengan lancar

8. Sekertariat PGSD yang telah membantu proses perijinan hingga skripsi ini dapat selesai

9. Kedua orangtua dan adikku yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam pengerjaan karya ilmiah ini

(11)

x

11. Paulus Andang Febry atas perhatian, semangat, motivasi dan doanya

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan. namun, penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang akan melakukan penelitian ilmiah.

(12)

xi DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

(13)

xii

3.6. Instrumen Penelitian ... 26

3.7. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 27

3.8. Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.9.2.4. Menguji besar pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta ... 33

3.9.2.5. Menguji retensi perlakuan ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

4.1 Hasil penelitian ... 35

4.1.1 Pengaruh penggunaan metode Inkuiri terhadap kemampuan Mengevaluasi .. 35

4.1.1.1 Perbandingan Skor Pretest kemampuan Mengevaluasi ... 36

4.1.1.2. Perbandingan Skor Pretest dan posttest Kemampuan mengevaluasi ... 37

4.1.1.3 Uji Selisih Skor Posttest Kemampuan Mengevaluasi ... 39

4.1.1.4 Uji besar pengaruh Terhadap Kemampuan Mengevaluasi ... 41

4.1.1.5 Uji retensi pengaruh kemampuan mengevaluasi ... 41

4.1.2 Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mencipta ... 43

4.1.2.1 Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Mencipta ... 44

4.1.2.2. Perbandingan Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Mencipta ... 45

4.1.2.3. Uji selisih skor posttest kemampuan mencipta ... 47

4.1.2.4. Uji besar pengaruh terhadap kemampuan mencipta ... 49

4.1.2.5. Uji retensi pengaruh kemampuan mencipta ... 49

4.2 Pembahasan ... 51

4.2.1. Kemampuan mengevaluasi ... 51

4.2.2. Kemampuan mencipta ... 54

5.3. Saran ... 55

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

HALAMAN

Tabel 1. Desain Penelitian... 22

Tabel 2. Jumlah Siswa SD Kanisius Sorowajan ... 23

Tabel 3. Jadwal Penelitian... 23

Tabel 4. Matrik Pengembangan Instrumen ... 27

Tabel 5. Hasil Uji Validitas ... 29

Tabel 6. Hasil Uji Validitas Semua Aspek... 29

Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas ... 30

Tabel 8. Pemetaan Instrumen ... 31

Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mengevaluasi ... 36

Tabel 10. Perbandingan Skor Pretest dan Posttest ... 37

Tabel 11. Uji Kenaikan Skor Mengevaluasi ... 38

Tabel 12. Uji Normalitas Skor Mengevaluasi ... 39

Tabel 13. Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest ... 40

Tabel 14. Uji Besar Pengaruh Terhadap Kemampuan Mengevaluasi ... 41

Tabel 15.Uji Retensi Pengaruh Kemampuan Mengevaluasi ... 42

Tabel 16. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mencipta ... 44

Tabel 17. Perbandingan Skor Pretest ... 45

Tabel 18.Uji Kenaikan Skor Kemampuan Mencipta ... 46

Tabel 19. Uji Normalitas Skor Selisih Mencipta ... 47

Tabel 20. Uji Selisih Skor Mencipta ... 48

Tabel 21. Uji Besar Pengaruh Kemampuan Mencipta ... 49

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

HALAMAN

Gambar 1. Contoh Pengungkit Jenis Pertama ... 14

Gambar 2. Contoh Pengungkit Jenis Kedua ... 14

Gambar 3. Contoh Pengunkit Jenis Ketiga ... 14

Gambar 4. Alat-Alat yang menggunakan Prinsip Bidang Miring... 15

Gambar 5. Contoh Penggunaan Katrol Tetap ... 15

Gambar 6. Contoh Katrol Bebas ... 16

Gambar 7. Contoh Katrol Majemuk... 16

Gambar 8. Roda Berporos Pada Sepeda ... 16

Gambar 9. Bagan Penelitian-Penelitian Sebelumnya ... 18

Gambar 10. Pemetaan Variabel... 25

Gambar 11. Diagram Batang Skor Selisih Pretest-Posttestmengevaluasi ... 40

Gambar 12. Grafik Skor Pretest hingga Posttest 2 mengevaluasi ... 43

Gambar 13. Diagram Batang Skor Selisih Pretest-Posttestmencipta ... 48

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN

Lampiran 1. Silabus Kelompok Kontrol ... 59

Lampiran 2. Silabus Kelompok Eksperimen ... 63

Lampiran 3. RPP Kelompok Kontrol ... 68

Lampiran 4. RPP Kelompok Eksperimen ... 81

Lampiran 5. Soal Essay Penelitian ... 99

Lampiran 6.Rubrik Penilaian ... 102

Lampiran 7. Kunci Jawaban ... 106

Lampiran 8. Hasil Analisis SPSS Uji Validitas dan Reliabilitas ... 108

Lampiran 9. Rekap Nilai Kemampuan Mengevaluasi Uji Validitas dan Reliabilitas ... 113

Lampiran 10. Rekap Nilai Kemampuan Mencipta Uji Validitas dan Reliabilitas ... 115

Lampiran 11. Hasil Analisis SPSS Kemampuan Mengevaluasi ... 117

Lampiran 12. Hasil Analisis SPSS Kemampuan Mencipta ... 125

Lampiran 13. Rekap Nilai Kemampuan Mengevaluasi Kelompok Kontrol .. 130

Lampiran 14. Rekap Nilai Kemampuan Mengevaluasi Kelompok Eksperimen 133 Lampiran 15. Rekap Nilai Kemampuan Mencipta Kelompok Kontrol ... 137

Lampiran 16. Rekap Nilai Kemampuan Mencipta Kelompok Eksperimen .. 141

Lampiran 17. Hasil Jawaban Anak ... 145

Lampiran 18. Lembar Kerja Siswa ... 149

Lampiran 19. Foto-Foto Penelitian ... 152

Lampiran 20. Surat Ijin Penelitian ... 153

Lampiran 21. Surat Keterangan Penelitian ... 154

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian. Keempat hal tersebut akan dijelaskan pada sub bab berikut ini. 1.1Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kemajuan suatu bangsa. Proses pendidikan terjadi melalui proses belajar mengajar yang terjadi di sekolah-sekolah. Khususnya pada mata pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan menggunakan metode yang mengaktifkan siswa. Pada proses pembelajaran siswa harus mampu mengevaluasi suatu masalah dan menciptakan sesuatu, menurut Anderson dan Krathwol (2010:125) mengevaluasi masalah dilakukan dengan membuat keputusan tentang kesesuaian suatu prosedur untuk menyelesaikan masalah tertentu dan membuat keputusan apakah dua objek itu sama atau berbeda. Proses kognitif yang terlibat dalam kemampuan mencipta yaitu penggambaran masalah, perencanaan solusi dan eksekusi solusi atau mampu melaksanakan rencana dengan baik.

Fakta menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan di SD Kanisius Sorowajan masih bersifat tradisional, Hal ini dapat dilihat dari proses belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas masih menggunakan metode ceramah sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Selama proses belajar mengajar siswa mendengarkan penjelasan dari guru, mencatat dan tidak ada satupun siswa yang bertanya. Pembelajaran yang dilakukan guru kurang mengembangkan kemampuan mengevaluasi dan mencipta khususnya pada mata pelajaran IPA karena siswa hanya menerima informasi dari guru saja. Pembelajaran ini apabila dilakukan secara terus menerus tidak akan mengembangkan dan tidak akan mengaktifkan siswa.

(18)

2 pembelajaran yang dilakukan dikelas masih bersifat tradisional yaitu menggunakan metode ceramah, siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru dan siswa hanya mencatat ap yang disampaikan guru. Hal ini menyebabkan pembelajaran IPA menjadi kurang menarik dan kurang menyenangkan.

Untuk mengatasi rendahnya kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada pembelajaran IPA maka akan diujicobakan metode pembelajaran yang mengaktifkan siswa. Dari sekian banyak metode yaitu metode diskusi, metode pembelajaran kooperatif dan metode inkuiri, maka akan dipilih metode pembelajaran inkuiri. Menurut Gulo (dalam Trianto, 2010:166) strategi inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, logis dan analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Menurut Sund and Trowbridge ( E. Mulyasa, 2007 : 109) Pada metode inkuiri terbimbing guru memberikan bimbingan dan pengarahan yang cukup luas. Dalam pelaksanaannya sebagian besar perencaan dibuat guru dan peserta didik tidak merumuskan permasalahan. Metode inkuiri terbimbing akan membantu siswa untuk menemukan sendiri masalah dalam pembelajaran sehingga siswa mampu mengembangkan kemampuan mengevaluasi dan mencipta. Menurut Sanjaya (2006.206) metode inkuiri memiliki keunggulan, keunggulan antara lain metode inkuiri menekankan pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor, dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka, metode inkuiri sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern, dan dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.

(19)

3 1.2Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan tahun ajaran 2012/2013?

1.2.2 Apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mencipta pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan tahun ajaran 2012/2013?

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan tahun ajaran 2012/2013.

1.3.2 Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mencipta pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan tahun ajaran 2012/2013.

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi peneliti

Peneliti mendapatkan pengalaman baru dalam merancang pembelajaran IPA menggunakan metode inkuiri dan mampu membuktikan keunggulan penggunaan metode inkuiri daripada menggunakan metode tradisional dalam pembelajaran IPA.

1.4.2 Bagi guru

Guru mendapat inspirasi dan pengalaman dalam menerapkan pembelajaran IPA di kelas menggunakan metode inkuiri pada materi pesawat sederhana dan guru mendapat wawasan mengenai metode pembelajaran yang kreatif di kelas.

1.4.3 Bagi siswa

Siswa memperoleh pengalaman belajar menggunakan metode inkuiri dan Siswa memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan.

1.4.4 Bagi sekolah

(20)

4 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab II ini akan dibahas kajian pustaka tentang metode inkuiri, metode inkuiri terbimbing, proses kognitif, dan hakikat IPA serta hasil penelitian yang relevan. Selain itu pada bab ini akan dibahas kerangka berpikir dan hipotesis. Ketiga hal tersebut akan dijelaskan pada sub bab berikut ini.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori–teori yang Relevan

2.1.1.1 Metode Inkuiri

Penelitian ini menggunakan metode inkuiri karena metode tersebut mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran IPA. Metode ini juga dapat melatih siswa untuk menemukan sendiri masalah dalam pembelajaran dan menemukan cara pemecahan masalah tersebut.

Roestiyah (2001:75) menyatakan bahwa inkuiri adalah suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas. Suryobroto (dalam Trianto 2009:166) menjelaskan bahwa inkuiri berasal dari bahasa inggris inquiry, yang berarti pertanyaan, pemeriksaan, atau penyelidikan. Menurut Sanjaya (2006:194) inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

Gulo (dalam Trianto, 2010:166) berpendapat bahwa strategi inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, logis dan analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Jadi metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang menekankan kegiatan siswa untuk menemukan pengetahuannya sendiri dari kegiatan pembelajaran atau kegiatan yang dilakukan siswa tersebut

(21)

5 1. Berorientasi pada pengembangan intelektual

Tujuan utama inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Metode ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan inkuiri adalah siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu.

2. Prinsip interaksi

Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan lingkungan. Guru perlu mengarahkan agar siswa bisa mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka.

3. Prinsip bertanya

Kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan merupakan sebagian dari proses berpikir. Kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Berbagai jenis dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh guru agar siswa mampu mengembangkan kemampuannya.

4. Prinsip belajar untuk berpikir

Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berfikir yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak yang paling kanan.

5. Prinsip keterbukaan

Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan kemungkinan sebagai hipotesis. Tugas guru adalah menyediakan ruangan untuk memberikan kesempatan kepada siswa keterbukaan untuk mengembangkan kebenaran hipotesis yang diujikan.

Menurut Sund and Trowbridge (E. Mulyasa, 2007 : 109) mengemukakan ada tiga macam metode inquiri sebagai berikut :

1. Inquiry terbimbing (guide inquiry)

(22)

6 cukup luas. Dalam pelaksanaannya sebagian besar perencaan dibuat guru dan peserta didik tidak merumuskan permasalahan.

2. Inquiry bebas (free inquiry)

Pada metode ini peserta didik melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan. Peserta didik harus dapat mengidentifikasikan dan merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki.

3. Inquiry bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry)

Pada metode ini guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.

Pada penelitian ini akan digunakan metode Guide & Inquiry karena metode tersebut dapat dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran dengan menemukan pengetahuannya sendiri dari kegiatan yang dilakukannya dan dengan bimbingan guru.

Menurut Sanjaya (2006:199) Secara umum proses pembelajaran dengan mengunakan metode inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah orientasi guru mengkondisikan siswa agar siap melaksanakan proses belajar mengajar. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi adalah:

 Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan

 Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan

 Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar 2. Merumuskan masalah

(23)

7 3. Mengajukan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan berhipotesis adalah mengajukan pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk merumuskan jawaban sementara.

4. Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Proses pengumpulan data

membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi

berpikirnya. Karena itu, tugas dan peran guru dalam tahap ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.

5. Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data/informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.Yang paling penting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.

6. Menarik kesimpulan

Menarik kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

Menurut Gulo (dalam Trianto, 2009:168) kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:

1. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan

(24)

8 2. Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang dapat diuji dengan data.

3. Mengumpulkan data

Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Data yang dihasilkan dapat berupa tabel, matriks, atau grafik.

4. Analisis data

Siswa harus menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh. Setelah memperoleh kesimpulan dari data percobaan, siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan

5. Menarik kesimpulan

Menarik kesimpulan adalah membuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa.

Dalam penelitian ini menggunakan 7 langkah metode inkuiri sebagai berikut: 1. Orientasi

Kegiatan yang dilakukan dalam orientasi adalah mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran, membagi siswa menjadi beberapa kelompok, menyampaikan masalah yang berhubungan dengan materi, membagikan LKS, dan, memberi motivasi agar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.

2. Merumuskan masalah

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah adalah: rumusan masalah sebaiknya dirumuskan sendiri oleh siswa dan rumusan masalah mengandung jawaban pasti yaitu “ya” atau “ tidak”.

3. Merumuskan hipotesis

Guru membimbing siswa untuk menentukan jawaban-jawaban yang relevan dan memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan berbagai kemungkinan jawaban.

4. Melakukan eksperimen

(25)

9 5. Menarik kesimpulan

Beberapa hal yang dapat dilakukan saat membuat kesimpulan adalah: guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari permasalahan tersebut dan merancang solusi dari permasalahan yang mereka hadapi.

6. Mempresentasikan hasil

Beberapa hal yang dapat dilakukan saat mempresentasikan hasil antara lain: membimbing siswa untuk menyiapkan laporan kelompok dan memberikan kesempatan pada masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil di depan kelas.

7. Mengevaluasi

Guru membimbing siswa untuk mengevaluasi apakah proses inkuiri yang dilakukan dari awal sampai akhir sudah benar.

Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang memiliki keungulan (Sanjaya, 2006:206), diantaranya :

1. Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui metode ini dianggap lebih bermakna.

2. Metode inkuiri memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.

3. Metode inkuiri dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

4. Metode inkuiri dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata.

2.1.1.2Proses Kognitif Mengevaluasi dan Mencipta A. Proses Kognitif Benjamin Bloom

Menurut Anderson dan Krathwohl (2010:99) proses kognitif dari Benjamin S. Bloom yang telah direvisi terdiri dari 6 tingkatan antara lain:

1. Mengingat

(26)

10 prosedural dan metakognitif atau kombinasi dari beberapa pengetahuan ini.

2. Memahami

Anderson dan Krathwohl, (2010:105) Siswa dikatakan memahami bila mereka dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis yang disampaikan melalui pengajaran , buku atau layar komputer.

3. Mengaplikasi

Anderson dan Krathwohl, (2010:116) Proses kognitif mengaplikasi melibatkan penggunaan proses-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Mengaplikasi berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural.

4. Menganalisis

Anderson dan Krathwohl (2010:120) Menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antara bagian dan struktur keseluruhannya. 5. Mengevaluasi

Anderson dan Krathwohl (2010:125) Mengevaluasi adalah membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. Kriteria yang sering

digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan

konsistensi.Kriteria ini ditentukan oleh siswa. Standar-standarnya bisa bersifat kuatitatif dan kualitatif

6. Mencipta

Anderson dan Krathwohl (2010:128) Melibatkan proses menyusun elemen-elemen jadi sebuah keseluruhan yang koherenatau fungsional.

B. Kemampuan Mengevaluasi

Proses kognitif mengevaluasi dijabarkan menjadi 4 kategori, yaitu 1. Memeriksa

(27)

data-11 datanya mendukung atau menolak hipotesia, atau apakah suatu bahan pelajaran berisikan bagian-bagian yang saling bertentangan. Jika dipadukan dengan merencanakan, memeriksa melibatkan proses menetukan seberapa baik rencana itu berjalan.

2. Mengkritik

Anderson dan Krathwohl (2010:127) Mengkritik melibatkan proses penilaian suatu produk atau prosesberdasarkan kriteria dan standar-standar eksternal. Dalam mengkritik, siswa mencatat ciri-ciri positif dan negatif dari suatu produk dan membuat keputusan setidaknya sebagian berdasarkan ciri-ciri tersebut. Mengkritik merupakan inti dari apa yang disebut berpikir kritis. Nama lain dari mengkritik adalah menilai.

3. Menguji

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:1237) menguji adalah memeriksa untuk mengetahui mutu sesuatu.

4. Menilai

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:783) menilai adalah

memperkirakan atau mententukan nilai. C. Kemampuan Mencipta

Proses kognitif mencipta dijabarkan menjadi 4 kategori, yaitu: 1. Merumuskan

Anderson dan Krathwohl (2010:130) Merumuskan melibatkan proses menggambarkan masalah dan membuat pilihan atau hipotesis yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu merumuskan dibatasi dalam pengertian yang sempit. Memahami juga melibatkan proses-proses merumuskan yang didalamnya termasuk menerjemahkan, mencontohkan, merangkum, menyimpulkan, mengklarifikasi, menjelaskan, dan menjelaskan. Tujuan merumuskan dalam mencipta bersifat divergen (mereka-reka berbagai kemungkinan).

2. Mendesain

(28)

12 3. Mengkonstruksi

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:250) Mengkonstruksi adalah susunan (model, tata letak) suatu bangunan (jembatan, rumah, dan sebagainya).

4. Merencanakan

Anderson dan Krathwohl, (2010:131) Merencanakan melibatkan proses merencanakan metode penyelesaian masalah yang berkaitan dengan kriteria-kriteria masalahnya yakni rencana untuk menyelesaikan masalah merencanakan adalah mempraktikan langkah-langkah untuk untuk menciptakan solusi yang nyata bagi suatu masalah dalam merencanakan, siswa bisa jadi menemukan sub tujuan atau memeriksa tugas jadi sub-sub tugas yang harus dilaksanakan ketika menyelesaikan masalah.

2.1.2 Hakikat IPA

2.1.2.1. Pembelajaran IPA

IPA adalah mata pelajaran yang berhubungan dengan alam semesta. Guru di sekolah mengajar dengan metode ceramah sehingga siswa kurang memahami materi yang disampaikan, apalagi untuk materi yang luas seperti materi pesawat sederhana. Siswa seharusnya lebih aktif dalam pembelajaran IPA. Siswa seharusnya menemukan pengetahuannya sendiri berdasarkan pengalaman siswa dan guru hanya menjadi fasilitator, sehingga pembelajaran IPA menjadi lebih menyenangkan.

Menurut Fowler (dalam Trianto, 2010:136) IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi. Wahyana (dalam Trianto, 2010:136) IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan penggunaanya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

(29)

13 dapat ditarik benang merah bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, dan jujur.

Trianto (2010:141), Hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen berupa konsep, prinsip dan teori yang berlaku secara universal.

Depdiknas (dalam Trianto 2010: 138) secara khusus menjelaskan fungsi dan tujuan IPA berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi sebagai berikut.

1. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 2. Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah

3. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains dan teknologi

4. Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi

Jadi IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala yang terjadi di alam semesta.

2.1.2.2. Pesawat Sederhana

Asmiyawati (2008:120) menjelaskan bahwa pesawat sederhana adalah alat yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia. Pesawat sederhana dibedakan menjadi 4 jenis yaitu:

1. Pengungkit atau Tuas

Pengungkit atau disebut juga tuas merupakan pesawat sederhana yang paling sederhana. Pengungkit dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu:

a. Pengungkit jenis pertama

(30)

14 Gambar 1:contoh pengungkit jenis pertama

(Sumber: Sulistyanto:2008: 110) b. Pengungkit jenis kedua

Pengungkit jenis kedua memiliki letak titik beban yang berada diantara titik kuasa dan titik tumpu. Contoh pemanfaatan pengungkit jenis kedua antara lain gerobak dorong, pembuka botol, pemecah kemiri

Gambar 2: contoh Pengungkit Jenis Kedua

(Sumber: Sulistyanto :2008: 112)

c. Pengungkit jenis ketiga

Pengungkit jenis ketiga memiliki letak titik kuasa yang berada diantara titik beban dan titik tumpu. Contoh pemanfaatan pengungkit jenis ketiga diantaranya pinset, stapler dan alat pancing

a

b c

keterangan a:titik tumpu, b:kuasa, c:beban

Gambar 3:contoh pengungkit jenis ketiga

(Sumber: Asmiyawati:2008:100)

2. Bidang Miring

(31)

15 berliku-liku, papan yang dimiringkan, baji, sekrup, pisau, pahat, paku dan baut.

a b c d

Gambar 4: alat-alat yang menggunakan prinsip bidang miring, antara lain, (a) kapak, (b)

pisau, (c) obeng, dan (d) skrup

(Sumber:Sulistyanto:2008: 115)

3. Katrol

Menurut Tim Bina IPA (2010:98) katrol adalah roda berputar pada porosnya tetapi tidak berjalan seperti roda pada sepeda.Katrol berfungsi untuk mempermudah menarik atau mengangkat benda.Katrol dilengkapi dengan rantai dan tali. Berdasarkan jenisnya ada empat macam katrol, yaitu:

a) Katrol tetap

Katrol tetap merupakan katrol yang posisinya tidak berpindah pada saat digunakan.Katrol jenis ini biasanya dipasang pada tempat tertentu.Katrol yang digunakan pada tiang bendera dan sumur timba adalah contoh katrol tetap

a b

Gambar 5: contoh penggunaan katrol tetap (a) katrol pada tiang bendera (b) katrol pada

sumur timba

(Sumber:Sulistyanto:2008: 117)

b) Katrol bebas

(32)

16 Gambar 6: contoh katrol bebas

(Sumber: Sulistyanto:2008: 118)

c) Katrol majemuk

Katrol majemuk merupakan perpaduan dari katrol tetap dan katrol bebas. Kedua katrol ini dihubungkan dengan tali. Pada katrol majemuk, beban dikaitkan pada katrol bebas. Salah satu ujung tali dikaitkan pada penampang katrol tetap. Jika ujung tali yang lain ditarik maka beban akan terangkat beserta geraknya katrol bebas ke atas

Gambar 7: contoh katrol majemuk

(Sumber: Sulistyanto:2008: 118)

4. Roda Berporos

Roda berporos merupakan roda yang dihubungkan dengan sebuah poros yang dapat berputar bersama-sama. Roda berporos digunakan untuk memudahkan memindahkan barang. Roda dapat mengurangi gesekan dengan jalan karena bentuknya yang bulat sehingga mudah bergerak. Roda berporos merupakan salah satu jenis pesawat sederhanayang banyak ditemukan pada alat-alat seperti setir mobil, setir kapal, roda sepeda, roda kendaraan bermotor, gerinda

Gambar 8: Roda berporos pada sepeda

(33)

17 Jadi dapat ditarik benang merah bahwa pesawat sederhana adalah alat yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia antara lain: pengungkit, bidang miring, roda berporos, dan katrol

2.2 Penelitian Terdahulu

2.2.1 Metode inkuiri

Berikut beberapa penelitian sebelumnya tentang metode inkuiri dalam pembelajaran.

Nugroho (2010) meneliti pembelajaran IPA menggunakan pendekatan kontekstual melalui metode inkuiri dengan sampel dan populasi siswa kelas V SD Budya Wacana pada semester genap. Dari hasil penelitian dilakukan dari siklus I,II dan III menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa.Hasil belajar siswa pada kondisi awal 81,71 meningkat pada siklus I menjadi 83,13 dan siklus II menjadi 86,00. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM, kondisi awal 83,3% meningkat pada siklus I menjadi 84,2% dan siklus II 94,74 %

Ozdilek dan Bulunuz (2009) meneliti efektivitas metode inkuiri terbimbing untuk meningkatkan rasa keyakinan dari guru dalam mengajar ilmu pengetahuan dasar. Sampel penelitian terdiri 101 guru SD. Data dianalisis dengan menggunakan paired sample t-tes dengan program SPSS 16.00 pada tingkat signifikasi 0,01. Temuan kualitatif dan kuantitatif menunjukkan bahwa tingkat harapan keberhasilan peserta dan hasil harapan pada skor posttest lebih tinggi dari skor pretest.

2.2.2 Proses kognitif mengevaluasi dan mencipta

Berikut beberapa penelitian sebelumnya tentang proses kognitif mengevaluasi dan mencipta dalam pembelajaran:

(34)

18 Septiani (2012) meneliti pembelajaran IPA menggunakan metode mind map dengan sampel dan populasi siswa kelas V SD Kanisius Sengkan dengan jumlah 24 siswa. Metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi. Dari hasil perhitungan analisis data kemampuan mengevaluasi dengan Independent Samples T-test, diperoleh harga sig. (2-tailed) sebesar 0,043. Hal ini membuktikan bahwa metode mind map efektif meningkatkan kemampuan mengevaluasi siswa.

2.3 Literature Map

Berikut ini merupakan Literature map dari peneliti sebelumnya.

Gambar 9: Bagan penelitian-penelitian sebelumnya

Dari penelitian yang dilakukan sebelumnya tidak ada yang menyoroti tentang proses kognitif mengevaluasi dan mencipta pada materi pesawat sederhana di SD. Penelitian sebelumnya hanya menyoroti tentang mengevaluasi saja atau mencipta saja.Karena itu peneliti akan mengujicobakan metode inkuiri

Metode Inkuiri Proses Kognitif mengevaluasi dan mencipta

Ozdilek dan Bulunuz (2009)

Inkuiri terbimbing-rasa Metode mind map-kemampuan

menerapkan dan mencipta

Yang Perlu diteliti: Metode Inkuiri, proses kognitif

(35)

19 terbimbing pada mata pelajaran IPA kelas V SD dengan variabel dependen kemampuan mengevaluasi dan mencipta.

2.4 Kerangka Berpikir

Pesawat sederhana merupakan materi kelas V SD yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Hal ini disebabkan karena materinya yang terlalu banyak dan banyak penggolongan dari pesawat sederhana yang sulit dipahami. Banyak sekolah yang mengajarkan materi pesawat sederhana ini dengan metode ceramah sehingga banyak siswa tidak memahami materi tersebut. Siswa hanya mempelajari materi tersebut namun tidak melihat bendanya langsung dan tidak memprakktekannya sehingga siswa tidak memiliki kemampuan untuk mengevaluasi dan mencipta pada materi pesawat sederhana karena kebanyakan guru hanya menjelaskan kepada siswa sehingga siswa hanya memiliki kemampuan mengingat saja

Metode pembelajaran inkuiri terbimbing dapat mengaktifkan siswa untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah dalam proses pembelajaran. Siswa dibimbing oleh guru untuk menemukan fakta, konsep atau prinsip dari kegiatan yang dilakukan. Dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing pada mata pelajaran IPA diharapkan dapat memberikan dorongan kepada siswa untuk menemukan sendiri informasi yang dipelajari sehingga siswa dapat merumuskan jawabannya sendiri dan dapat memberi kebebasan kepada siswa untuk belajar sendiri

(36)

20 2.5 Hipotesis Penelitian

2.5.1 Penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan semester genap tahun ajaran 2012/2013

(37)

21 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas delapan hal, yaitu jenis penelitian, setting penelitian, populasi dan sampel penelitian, jadwal implementasi pembelajaran dan pengambilan data, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, uji validitas dan reliabilitas, teknik pengumpulan data, dan jadwal penelitian. Delapan hal tersebut akan dijelaskan pada sub bab-sub bab berikut ini. 3.1Jenis Penelitian

Menurut Gay (dalam Emzir, 2008:63) metode penelitian eksperimen adalah satu-satunya metode penelitian yang dapat menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab akibat). Menurut Sukmadinata (2008:58) ada empat jenis penelitian eksperimen, yaitu:

3.1.1 Eksperimen murni (true experimental)

Eksperimen murni adalah metode eksperimen yang paling mengikuti prosedur dan memenuhi syarat-syarat eksperimen. Prosedur dan syarat tersebut yaitu: pengontrolan variabel, kelompok kontrol, pemberian perlakuan atau manipulasi kegiatan dan pengujian hasil.

3.1.2 Eksperimen semu (quasi experimental)

Metode eksperimen semu pada dasarnya sama dengan eksperimen murni, bedanya dalam pengontrolannya hanya dilakukan terhadap satu variabel yang dipandang paling dominan.

3.1.3 Eksperimen lemah (weak experimental)

Eksperimen lemah adalah metode penelitian eksperimen yang desain perlakuannya seperti eksperimen tetapi tidak ada pengontrolan variabel sama sekali.

3.1.4 Eksperimen subjek tunggal (single subject experimental)

(38)

22 Penelitian yang dilakukan menggunakan jenis penelitian quasi esperimental design tipe non equivalent control group design. Menurut Sugiyono (2010:116) dalam penelitian quasi esperimental design tipe non equivalent control group design terdapat kelompok kontrol (kelompok yang tidak diberi perlakuan) dan kelompok eksperimen (kelompok yang diberi perlakuan) yang diambil tidak secara random, karena populasinya berupa kelas. Dua kelompok tersebut diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal siswa sebelum adanya perlakuan atau treatment. Hasil pretest yang baik jika tidak ada perbedaan yang signifikan diantara pretest kelompok tersebut. Setelah diberi treatment kemudian dilakukan posttest. Pengaruh treatment dihitung dengan cara: (O1-O2)-(O4-O3)

Tabel. 1. Desain penelitian

( Sumber:Sugiyono, 2010:116)

Keterangan:

O1= Hasil observasi dengan pretest pada kelompok eksperimen O2 = Hasil observasi dengan posttest pada kelompok eksperimen O3 = Hasil observasi dengan pretest pada kelompok kontrol O4 = Hasil observasi dengan posttest pada kelompok kontrol X =Perlakuan (treatment)

(39)

23 3.2Setting penelitian

3.2.1 Lokasi penelitian

Lokasi yang digunakan untuk penelitian adalah SD Kanisius Sorowajan yang beralamat di jalan Sorowajan no.111, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta 55198. di SD Kanisius Sorowajan memiliki kelas paralel dengan jumlah 12 kelas dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2. Jumlah siswa SD Kanisius Sorowajan Kelas Jumlah siswa

1.2.2. Waktu pengambilan data

Waktu pengambilan data dimulai tanggal 6 Februari 2013 sampai 20 Februari 2013. Berikut jadwal pengambilan data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 3. Jadwal penelitian

kelompok Hari tanggal pertemuan Kegiatan Alokasi waktu Eksperimen Kontrol VB Rabu, 6 Februari

2013

(40)

24

3.3Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2010:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan yang berjumlah 72 siswa. Kelas VA ada 36 siswa yang terdiri dari 16 siswa perempuan dan 20 siswa laki-laki sedangkan kelas VB ada 36 siswa yang terdiri dari 22 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki

Menurut Sugiyono (2010:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta yang digunakan sebagai kelompok eksperimen dan sebagai kelompok kontrol. Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu sampel kelompok eksperimen yaitu kelas VA dan sampel kelompok kontrol yaitu kelas VB. Cara pengambilan sampel dilakukan dengancara diundi. Pembelajaran pada kedua kelas tersebut dilakukan oleh guru yang sama untuk mengurangi bias dalam penelitian.

3.4Variabel Penelitian

(41)

25 adalah variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel tergantung adalah variabel yang memberi reaksi atau respon jika dihubungkan dengan variabel bebas.

Menurut Setyosari (2010:109) variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau mempengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati.Variabel terikat adalah faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul atau faktor yang tidak muncul, atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti itu. Pada penelitian ini yang mengkaji variabel independen menggunakan metode inkuiri dengan 7 langkah yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, membuat kesimpulan, mempresentasikan hasil dan mengevaluasi. Variabel dependen menggunakan 2 variabel yaitu: variabel mengevaluasi dengan 4 aspek, yaitu: memeriksa, mengkritik, menguji, dan menilai sedangkan variabel mencipta dengan 4 aspek, yaitu merumuskan hipotesis, mendesain, mengkonstruksi, dan merencanakan. Variabel independen maupun variabel dependen dalam penelitian ini digambarkan pada bagan berikut.

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 10. Pemetaan variabel

3.5Definisi Operasional

1. Metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang menekankan kegiatan siswa untuk menemukan pengetahuannya sendiri dari kegiatan pembelajaran atau kegiatan yang dilakukan dengan menerapkan tujuh langkah inkuiri, yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan

Metode Inkuiri

Kemampuan Mencipta

(42)

26 hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil dan mengevaluasi.

2. Metode inkuiri terbimbing adalah metode inkuiri yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran dengan menemukan pengetahuannya sendiri dari kegiatan yang dilakukannya dan dengan bimbingan guru. 3. Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari

gejala-gejala yang terjadi di alam semesta.

4. Pesawat sederhana adalah alat yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia antara lain pengungkit, bidang miring, roda berporos, dan katrol.

5. Proses kognitif adalah proses berpikir sesuai dengan taksonomi Benjamin S. Bloom yang sudah direvisi terdiri dari 6 level, yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. 6. Mengevaluasi adalah kemampuan untuk menilai benar tidaknya suatu

permasalahan berdasarkan kriteria tertentu.

7. Mencipta adalah kemampuan menyusun elemen-elemen menjadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional.

8. Siswa SD adalah siswakelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 72 siswa.

3.6Instrumen Penelitian

(43)

27 layak digunakan untuk penelitian karena sudah diuji validitas dan reliabilitasnya.Untuk menunjukkan validitas isi dari butir soal, peneliti membuat matriks pengembangan instrumen. Berikut ini adalah matriks pengembangan instrument.

Tabel 4.Matriks pengembangan instrumen

No Variable Aspek Indikator Soal No.

1 Mengevaluasi

Memeriksa Memeriksa alat yang termasuk pesawat sederhana

5 Mengkritik

Mengkritik penyelesaian pekerjaan menggunakan pesawat sederhana dan tidak menggunakan pesawat

sederhana

Menguji Menguji prinsip penggunaan pengungkit

Menilai

Menilai prinsip kerja yang paling mudah antara katrol dan bidang miring

2 Mencipta

Merumuskan hipotesis

Menentukan hipotesis dari kasus pemindahan gundukan pasir dengan menggunakan pesawat sederhana dan tidak menggunakan pesawat

sederhana

6 Mendesain Merancang prinsip kerja pengungkit

dalam pesawat sederhana

Mengkonstruksi

Menggambar hasil rancangan proses pemindahan semen satu karung dan gundukan pasir

Merencanakan

Merencanakan alat yang akan digunakan untuk pemindahan gundukan pasir dan semen satu karung

3.7Uji Validitas dan Reliabilitas

(44)

28 1.2.3. Validitas

Menurut Sugiyono (2010:363) validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dilaporkan oleh peneliti. Menurut Arikunto (2012:82) ada 4 macam validitas, yaitu:

3.7.2.1 Validitas isi

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Oleh karena materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas ini sering juga disebut validitas kurikuler. Validitas isi dapat diusahakan tercapainya sejak saat penyusunan dengan cara merinci materi buku pelajaran.

3.7.2.2 Validitas konstruksi

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membanguan tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam tujuan instruksional khusus. Dengan kata lain jika butir-butir soal mengukur aspek berpikir tersebut sudah sesuai dengan aspek berpikir yang menjadi tujuan instruksional. 3.7.2.3 Validitas empiris

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. Pengalaman selalu mengenai hal yang telah lampau sehingga data pengalaman tersebut sudah ada. Dalam membandingkan hasil sebuah tes maka diperlukan suatu kriterium atau alat banding maka hasil tes merupakan sesuatu yang dibandingkan. 3.7.2.4 Validitas prediksi

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas ramalan apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

(45)

29 Jika harga probabilitas yang terungkap dalam dilakukan uji instrument sig. (2-tailed) dibawah 0,05 (p < 0,05), konstruk tersebut dinyatakan valid. Untuk memudahkan perhitungan digunakan program komputer SPSS 20 for Windows. Hasil perhitungan uji validitas terhadap 6 soal essai adalah sebagai berikut.(Lmpiran 8a)

Tabel 5. Hasil uji validitas No Variabel Pearson

correlation

Sig.(2-talied) Keterangan 1. Mengingat .487** .002 Valid

Berikut hasil perhitungan uji validitas dengan SPSS 20 for windows terhadap 6 soal essay pada setiap aspek adalah sebagai berikut.(Lmpiran 8 a)

Tabel 6.Hasil uji validitas semua aspek No Variabel Aspek Pearson

corelation

Sig.(2-talied) Keterangan 1. Mengingat Mengenali 1,00** ,000 Valid

Mengingat kembali 1,00** ,000 Mengidentifikasi 1,00** ,000 Mengambil 1,00** ,000 2. Memahami Menafsirkan ,841** ,002

Valid Mencontohkan ,648** ,000

Mengklasifikasi ,755** ,000 Menjelaskan ,802** ,000

3. Mengaplikasi Melaksanakan ,693** ,000 Valid Mengeksekusi ,926** ,000

Mengimplementasikan ,951** ,000 Menggunakan ,948** ,000

4. Menganalisis Membedakan ,841** ,000 Valid Mengorganisasi ,841** ,000

Mendiskripsikan ,882** ,000 Mengatribusi ,430** ,007

5. Mengevaluasi Memeriksa ,905** ,000 Valid Mengkritik ,903** ,000

Menguji ,846** ,000 Menilai ,904** ,000

6. Mencipta Merumuskan hipotesis ,907** ,000 Valid Mendesain ,892** ,000

(46)

30 Dari hasil uji validitas tersebut, peneliti hanya mengambil nomor 5 dan 6 saja yaitu aspek mengevaluasi dan mencipta dengan hasil perhitungan Pearson correlation untuk variabel mengevaluasi adalah ,665 dan untuk variabel mencipta adalah ,592 dan hasilnya valid. Penelitian ini menggunakan Pearson correlation karena datanya berbentuk interval atau ratio dan fungsi dari Pearson correlation adalah untuk menguji hubungan antara satu item dengan satu skor total. untuk variabel mengevaluasi rata-rata dibawah 0,05 sehingga valid.

1.2.4. Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2010:364) reliabilitas adalah derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Penentuan reliabilitas menggunakan teknik Alpha Cronbach. Menurut Nunnally (dalam Ghozali 2009:46) suatu konstruk dikatakan reliabel jika harga Alpha Cronbach> 0,60. Dari uji reliabilitas dapat diperoleh data sebagai berikut (lampiran 8b).

Tabel 7.Hasil uji reliabilitas

No Aspek Alpha Cronbach Kategori 1. Mengingat 1,000 Reliabel 2. Memahami ,737 Reliabel 3. Mengaplikasi ,893 Reliabel 4. Menganalisis ,708 Reliabel 5. Mengevaluasi ,912 Reliabel

6. Mencipta ,898 Reliabel

Dari hasil uji reliabilitas tersebut, peneliti hanya mengambil nomor 5 dan 6 saja yaitu aspek mengevaluasi dan mencipta dan hasilnya reliabel yaitu mengevaluasi ,912 dan mencipta ,898. Berdasarkan penelitian tersebut harga Alpha Cronbach untuk variabel mengevaluasi dan mencipta > 0,60, sehingga instrumen tersebut reliabel.

3.8Teknik Pengumpulan Data

(47)

31 Untuk mengukur kemampuan mengevaluasi dan mencipta peneliti menggunakan 6 soal uraian, namun yang digunakan untuk penelitian hanya soal nomor 5 dan soal nomor 6. Penelitian yang dilakukan menggunakan dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pretest dilakukan sebelum adanya pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal setiap kelompok. Setelah ada proses pembelajaran kemudian dilakukan posttest pada masing-masing kelompok untuk mengetahui perbedaan kemampuan sebelum dan sesudah pembelajaran. Pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 8.Pemetaan instrumen

Skor pretest Soal essai item no 5 Skor posttest Soal essai item no 5

2. Kemampuan

mencipta

Skor pretest Soal essai item no 6 Skor postest Soal essai item no 6

3.9Teknik analisi data

3.9.1 Uji normalitas

Sebelum data dianalisis perlu dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data terdistribusi dalam kurva normal atau tidak. Menurut Setyosari (2010:214) jika data terdistribusi normal analisis data dilakukan menggunakan statistik parametrik dan jika data terdistribusi tidak normal analisis data dilakukan menggunakan statistik nonparametrik. (Sarwono dan Suhayati, 2010:78), Kriteria yang digunakan adalah:

1) Jika harga sig.(2-tailed) > 0.05 maka distribusi data normal 2) Jika harga sig.(2-tailed) < 0.05 maka distribusi data tidak normal

Jika distribusi data normal maka digunakan statistik parametrik uji t.uji t digunakan untuk mengevaluasi efek dari suatu treatment tertentu. Jika distribusi data tidak normal digunakan statistik non parametrik mann-whitney, Wilcoxon atau kruskal wallis.

(48)

32 3.9.2 Uji selisih

3.9.2.1. Uji beda skor pretest

Uji perbedaan skor pretest dilakukan dengan menganalisis pretest dari kelompok eksperimen dan pretest kelompok kontrol. Uji perbedaan pretest dilakukan untuk mengetahui kedua kelompok tersebut apakah memiliki kemampuan awal yang sama sebelum diberikan treatment. Analisis data yang digunakan adalah statistik parametrik independen sample t-test untuk distribusi data normal dan statistik nonparametrik Mann-Whitney U test untuk distribusi data tidak normal. Sarwono dan Suhayati (2010:78) Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Jika harga sig.(2-tailed) < 0.05 Hnull ditolak dan Hi diterima artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok eksperimen dan pretest kelompok kontrol. Dengan kata lain kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama.

2) Jika harga sig.(2-tailed) > 0.05 Hnull diterima dan Hi ditolak artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok eksperimen dan pretest kelompok kontrol, dengan kata lain kedua kelompok tersebut tidak memiliki kemampuan awal yang sama.

3.9.2.2. Uji beda skor pretest dan posttest

Uji beda skor pretest dan posttest dilakukan untuk memastikan apakah ada kenaikan skor yang signifikan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan cara membandingkan hasil skor pretest dan posttest. (Sarwono dan Suhayati, 2010:78) Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Jika harga sig. (2-tailed) > 0.05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest dengan kata lain tidak ada peningkatan yang signifikan dari skor pretest ke posttest

(49)

33 3.9.2.3. Uji beda skor selisih pretest dan posttest

Analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan kognitif adalah analisis statistik dengan membandingkan selisih skor pretest ke posttest baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol untuk mengetahui apakah skor kelompok eksperimen berbeda secara signifikan dari skor kelompok kontrol (Johnson & Christensen, 2008:312, 330). Perhitungan selisih skor dilakukan dengan menghitung selisih rata-rata dari skor pretest dan skor posttest kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Setelah skor selisih didapat skor tersebut diuji pembedanya. (Sarwono dan Suhayati, 2010:78) kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Jika harga sig. (2-tailed) > 0.05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0.05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

3.9.2.4. Uji besar pengaruh metode inkuiri

Uji pengaruh dilakukan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan dari metode yang digunakan terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta. Metode tersebut yaitu, metode ceramah yang dilakukan pada kelompok kontrol dan metode inkuiri yang dilakukan pada kelompok eksperimen. Uji besar pengaruh dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Field, 2009:57,179):

r =

Keterangan:

r = effect size dengan koefisien korelasi Pearson t = harga student test

df = harga derajad kebebasan

Untuk mengetahui persentase pengaruh digunakan koefisien determinasi R2dengan caraR2 = r2 × 100%

(50)

34 r = .10 (efek kecil) yang setara dengan 1% pengaruh yang diakibatkan oleh

variabel independen

r = .30 (efek menengah) yang setara dengan 9% pengaruh yang diakibatkan oleh variabel independen

r = .50 (efek besar) yang setara dengan 25% pengaruh yang diakibatkan oleh variabel independen

3.9.2.5. Menguji retensi pengaruh

Uji retensi treatment atau perlakuan dilakukan setelah 1 bulan diberikan treatmen baik untuk kelompok kontrol maupun untuk kelompok eksperimen. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah efek yang ditimbulkan masih sekuat pada posttest I. Kriteria yang digunakan adalah:

1) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima . artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan skor posttest II. Dengan kata lain terdapat penurunan skor yang signifikan dari posttest I dan skor posttest II.

(51)

35 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV ini membahas pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi pada pelajaran IPA materi pesawat sederhana dan pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mencipta pada pelajaran IPA materi pesawat sederhana.

4.1Hasil penelitian

4.1.1 Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan

mengevaluasi

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kolaboratif antara peneliti dan guru mitra yang dilakukan dalam kelompok payung IPA. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SD untuk membuktikan pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap berbagai tingkat level kognitif menurut Benjamin S. Bloom. Menurut Anderson dan Krathwohl (2010:99) proses kognitif dari Benjamin S. Bloom yang telah direvisi terdiri dari 6 tingkatan yaitu: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Pada bagian ini akan dibahas pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi, penelitian ini dilakukan menggunakan quasi-esperimental design tipe non-equivalent control group design

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara undian. Hasilnya kelas VA menjadi kelas eksperimen dan kelas VB menjadi kelas kontrol, dengan jumlah masing-masing kelas 36 siswa. Pengumpulan data dilakukan dua kali yaitu pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sehingga diperoleh empat data yaitu: pretest kelompok kontrol, posttest kelompok kontrol, pretest kelompok eksperimen dan posttest kelompok eksperimen.

(52)

36 Data yang diperoleh dari pengujian normalitas dengan uji Kolmogorov Smirnov dengan program komputer SPSS 20 for windows untuk menetukan jenis uji statistik yang digunakan dalam analisis data responden. Distribusi data dikatakan normal jika nilai signifikansinya > 0,05 dan distribusi data dikatakan tidak normal jika nilai signifikansinya < 0,05. Berikut data hasil pengujian normalitas kemampuan mengevaluasi (lampiran 8.a):

Tabel 9.Hasil uji normalitas kemampuan mengevaluasi No Aspek Nilai Signifikansi Keterangan 1. Rerata pretest kontrol 0,057 Normal maupun kelompok eksperimen memiliki distribusi data normal karena memiliki harga sig.(2-tailed ) > 0,05. Semua data pada kemampuan mengevaluasi termasuk data yang normal maka analisis data yang digunakan adalah statistik parametrik t-test. Analisis data yang digunakan pada kemampuan mengevaluasi ada lima langkah yaitu: uji perbandingan skor pretest, uji perbandingan skor pretest ke posttest, uji selisih skor pretest dan posttest, uji besar pengaruh (effect size) terhadap kemampuan mengevaluasi dan uji retensi pengaruh.

4.1.1.1. Perbandingan skor pretest kemampuan mengevaluasi

Perbandingan skor pretest dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara hasil pretest pada kelompok kontrol dan pretest pada kelompok eksperimen. Cara ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut mempunyai kemampuan awal yang sama. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik independent samples t-test. Analisis data dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95%.

Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:

(53)

37 Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: 1. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada

perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua kelompok tersebut tidak memiliki kemampuan awal yang sama.

2. Jika harga sig.(2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama. Dari pengujian tersebut diperoleh hasil (lampiran 11.b)

Tabel 10.Perbandingan skor pretest kemampuan mengevaluasi Hasil pretest Signifikansi Keterangan

Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

0,749 Tidak berbeda

Tabel tersebut menunjukkan bahwa harga M = -0,04, SE = 0,14 sig.(2-tailed) > 0,05 yaitu 0,749, t(70) = -0,32 dengan harga Levene’s Test dengan tingkat kepercayaan 95% F= 1,270 dan sig.(2-tailed) = 0,264 (terdapat homogenitas varian) sehingga dapat diketahui bahwa Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain pretest kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen berawal dari titik pijak yang sama.

(54)

38 Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:

Hi: Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan skor posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan skor posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut:

1. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain ada peningkatan yang signifikan dari skor pretest ke posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

2. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain tidak terjadi peningkatan yang signifikan dari skor pretest ke posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil analisis data tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini (lampiran 11.c)

Tabel 11. Uji kenaikan skor mengevaluasi No kelompok Tes %

Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa siswa pada kelompok kontrol mencapai skor yang lebih rendah yaitu dengan nilai M = -0,23 , SE = -0,09 , sig (2-tailed) = 0,022 , t(35) = -2,394 dibandingkan dengan kelompok eksperimen yang menggunakan metode inkuiri dengan nilai M = -0,25, SE = 0,11 , sig.(2-tailed) = 0,030, t(35) = -2,264.

Gambar

Gambar 2: contoh Pengungkit Jenis Kedua
Gambar 4: alat-alat yang menggunakan prinsip bidang miring, antara lain, (a) kapak, (b)
Gambar 6: contoh katrol bebas
Gambar 9: Bagan penelitian-penelitian sebelumnya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Apabila pelayanan yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan, sehingga melalui kepuasan itu

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan nilai ujian nasional SLTP dengan prestasi belajar mata pelajaran alat ukur siswa kelas X Mekanik Otomotif di

Untuk mencapai maksud tersebut akan dikaji secara mendasar (tinjauan instruksional khusus: TIK) tiga pokok bahasan (PB) yang menyangkut : pertama manajemen Iingkungan

Sebaiknya dalam memilih sepeda motor yang baik perlu memperhatikan hal- hal seperti bobot motor yang ringan, kestabilan motor dalam kecepatan tinggi, teknologi fuel injection ,

dijangkau, calon mahasiswa akan mendapatkan informasi wilayah FT lebih cepat daripada harus datang ke kampus FT. Berbagai informasi wilayah FT bisa berisi mengenai

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Hasil belajar siswa mata pelajaran gambar teknik masuk dalam kategori tinggi 57 siswa

Dengan adanya Rancang Bangun Sistem Administrasi Pasien pada Puskesmas Jagir Surabaya, maka dapat memberikan informasi yang lebih akurat dan membantu dalam pencarian data

dengan judul “ Pengaruh Lingkungan Kerja Non Fisik dan Karakteristik Pekerjaan Terhadap Kepuasan Kerja (Studi pada Karyawan Hotel Bintang Dua di Yogyakarta) ”.. Semoga skripsi