• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENILAIAN BERBASIS KELAS DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI PENILAIAN BERBASIS KELAS DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

(KTSP)

Oleh :

Mansur HR

Widyaiswara LPMP

LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kekhadirat Allah SWT, karena dengan rakhmat dan taufikNya jualah sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesikan meskipun dalam bentuk yang amat sederhana.

Makalah yang berjudul Implementasi Penilaian Berbasis Kelas Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini menguraikan beberapa aspek menyangkut Penilain Berbasis Kelas yang merupakan sistem penilaian yang digunakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Makalah ini bisa dijadikan sebagai bahan ajar dalam pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru sekaligus menjadi bahan bacaan bagi guru untuk lebih memahami apa dan bagaimana Penilaian Berbasis Kelas itu diterapkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini, dan sebelumnya penulis menyampaikan terima kasih.

Makassar, Mei 2012.

(3)

iii DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL ... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI ... ii iii BAB I PENDAHLUAN ... 1 A. Latar belakang... 1 B. Permasalahan ... 3 BAB II PEMBAHASAN ... 4

A. Konsep Penilaian Berbasis Kelas ... 4

1. Penilaian Berbasis Kelas ... 4

2. Manfaat Penilaian Berbasis Kelas ... 5

3. Fungsi Penilaian Berbasis Kelas ... 6

4. Prinsip Penilaian Berbasis Kelas ... 6

B. Implementasi Penilaian Berbasis Kelas dalam KTSP …….. 1. Penilaian Unjuk Kerja……….. 8 9 2. Penilaian Sikap ……….... 12 3. Penilaian Tertulis ……….. 17 4. Penilaian Proyek ……….. 19 5. Penilaian Produk ……….. 21 6. Penilaian Portofolio ……….. 23 7. Penilaian Diri ………. 26

BAB III PENUTUP ……….. 29

A. Kesimpulan ………... 29

B. Sasaran ………. 29

(4)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian merupakan tiga dimensi dari sekian banyak dimensi yang sangat penting dalam pendidikan. Ketiga dimensi tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum merupakan penjabaran tujuan pendidikan yang menjadi landasan proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum.

Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian kurikulum. Penilaian juga digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan, misalnya apakah proses pembelajaran sudah baik dan dapat dilanjutkan atau masih perlu perbaikan dan penyempurnaan. Oleh sebab itu di samping kurikulum yang cocok dan proses pembelajaran yang benar perlu ada sistem penilaian yang baik dan terencana.

Seorang guru yang profesional tentu saja harus menguasai ketiga dimensi tersebut, yaitu penguasaan kurikulum termasuk di dalamnya penguasaan materi, penguasaan metode pengajaran, dan penguasaan penilaian. Apabila guru memiliki kelemahan dalam salah satu dari tiga dimensi yang dimaksud, maka tentu saja hasil belajar akan kurang maksimal

(5)

2

Penilaian dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berbasis kompetensi menganut prinsip penilaian berkelanjutan dan komprehensif guna mendukung upaya memandirikan siswa untuk belajar, bekerja sama, dan menilai diri sendiri. Karena itu, penilaian dilaksanakan dalam rangka Penilaian Berbasis Kelas. Dikatakan Penilaian Berbasis Kelas karena kegiatan penilaian dilaksanakan secara terpadu dalam kegiatan pembelajaran (Muslich,2007:91)

Hasil pemantauan di beberapa kelompok kerja guru menunjukkan bahwa masih banyak guru belum memahami tentang Penilaian Berbasis Kelas, baik konsep maupun penerapannya. Misalnya seorang guru di SD yang ingin mengukur kemampuan siswanya menggunakan termometer namun teknik penilaian yang digunakan adalah tes tertulis, penilaian semacam ini tentu saja tidak valid, karena tidak menilai apa yang seharusnya dinilai. Mestinya teknik penilaian yang digunakan adalah performance test (penilaian kinerja), dimana siswa diminta untuk mempraktekkan (menggunakan) termometer kemudian guru mengamati lalu kemudian menilainnya apakah siswa tersebut sudah mampu menggunakan termometer dengan benar atau belum?

Mengingat masih banyaknya guru yang belum memahami apa dan bagaimana penilaian berbasis kelas ini diimplementasikan, maka penulis mencoba menguraikannya dalam makalah singkat ini dengan judul ”Implementasi Penilaian Berbasis Kelas Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan”

(6)

3

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan berkaitan dengan Penilaian Berbasis Kelas yang akan diuraikan dalam makalah ini, yaitu :

1. Apakah penilaian berbasis kelas itu?

2. Bagaimanakah mengimplementasikan Penilaian Berbasis Kelas dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)?

(7)

4

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Penilaian Berbasis Kelas. 1. Pengertian Penilaian Berbasis

Kelas.Penilaian berbasis kelas merupakan bagian integral dalam proses pembelajaran yang dilakukan sebagai proses pengumpulan dan pemanfaatan informasi yang menyeluruh tentang hasil belajar yang diperoleh siswa untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan kompetensi seperti yang ditentukan dalam kurikulum dan sebagai umpan balik perbaikan proses pembelajaran (Sanjaya: 2006,184).

Dari pengertian di atas, penilaian berbasis kelas memiliki beberapa karakteristik penting;

(a) Penilaian berbasis kelas merupakan bagian integral dalam proses pembelajaran, artinya bahwa penilaian ini dilakukan secara terus menerus dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa baik di dalam maupun di luar kelas, seperti di laboratorium atau di lapangan ketika siswa sedang melakukan proses pembelajaran.

(b) Penilaian berbasis kelas merupakan proses pengumpulan informasi yang menyeluruh, artinya dalam penilaian berbasis kelas, guru dapat mengembangkan berbagai jenis evaluasi, baik evaluasi yang berkaitan dengan pengujian dan pengukuran tingkat kognitif maupun evaluasi

(8)

5

terhadap perkembangan mental melalui penilaian tentang sikap, dan evluasi terhadap produk atau karya siswa.

(c) Hasil pengumpulan informasi dimanfaatkan untuk menetapkan tingkat penguasaan kompetensi, baik standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator hasil belajar seperti yang terdapat dalam kurikulum.

(d) Hasil pengumpulan informasi, digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui proses perbaikan kualitas pembelajaran agar lebih efektif dan efisien

2. Manfaat Penilaian Berbasis Kelas

Menurut Harianti (2006) manfaat penilaian kelas antara lain sebagai berikut:

(a) Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.

(b) Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik.

(c) Untuk umpan balik bagi pendidik dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan.

(d) Untuk masukan bagi pendidik guna merancang kegiatan belajar.

(e) Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan komite satuan pendidikan tentang efektivitas pendidikan.

(f) Untuk memberi umpan balik bagi pengambil kebijakan (Diknas Daerah) dalam mempertimbangkan konsep penilaian kelas yang digunakan.

(9)

6

3. Fungsi Penilaian Berbasis Kelas

Harianti (2006) mengemukakan bahwa Penilaian Berbasis Kelas memiliki fungsi sebagai berikut:

(a) Menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi.

(b) Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami kemampuan dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan (sebagai bimbingan).

(c) Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu pendidik menentukan apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan.

(d) Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya. (e) Sebagai kontrol bagi pendidik dan satuan pendidikan tentang kemajuan

perkembangan peserta didik.

4. Prinsip-prinsip Penilaian Berbasis Kelas

Sebagai suatu proses, pelaksanaan penilaian berbasis kelas harus terencana dan terarah sesuai dengan tujuan pencapaian kompetensi. Hakikat penilaian berbasis kelas adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, bukan semata-mata sebagai alat untuk mengetahui penguasaan materi

(10)

7

pelajaran. Oleh karena itulah dalam proses pelaksanaannya, guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip penilaian berbasis kelas. Adapun prinsip-prinsip penilaian berbasis kelas menurut Sanjaya (2006) dan Harianti (2006) adalah sebagai berikut:

(a) Validitas

Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. Dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, misalnya indikator ” mempraktikkan gerak dasar jalan..”, maka penilaian valid apabila mengunakan penilaian unjuk kerja. Jika menggunakan tes tertulis maka penilaian tidak valid.

(b) Reliabilitas

Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Penilaian yang reliable (ajeg) memungkinkan perbandingan yang reliable dan menjamin konsistensi. Misal, pendidik menilai dengan unjuk kerja, penilaian akan reliabel jika hasil yang diperoleh itu cenderung sama bila

unjuk kerja itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama. Untuk menjamin penilaian yang reliabel petunjuk pelaksanaan unjuk kerja dan penskorannya harus jelas.

(c) Menyeluruh

Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh mencakup seluruh domain yang tertuang pada setiap kompetensi dasar. Penilaian harus

(11)

8

menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi peserta didik, sehingga tergambar profil kompetensi peserta didik.

(d) Berkesinambungan

Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta didik dalam kurun waktu tertentu.

(e) Obyektif

Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif. Untuk itu, penilaian harus adil, terencana, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor.

(f) Mendidik

Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki proses pembelajaran bagi pendidik, meningkatkan kualitas belajar dan membina peserta didik agar tumbuh dan berkembang secara optimal.

B. Implementasi Penilaian Berbasis Kelas dalam KTSP

Pengembangan dan penggunaan instrumen penilaian berbasis kelas dimulai dengan menganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran untuk selanjutnya dikembangkan ke beberapa indikator pencapaian kompetensi dasar. Indikator tersebut menjadi dasar untuk mengembangkan alat atau teknik penilaian. Dalam KTSP dikenal beberapa cara atau teknik penilaian yang dapat digunakan baik berupa tes maupun non tes. Harianti (2006) dan

(12)

9

Surapranata (2005) mengemukakan ada tujuh teknik yang dapat digunakan dalam penilaian berbasis kelas, yaitu:

1. Penilaian Unjuk Kerja a. Pengertian

Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di laboratorium, praktek sholat, praktek olah raga prestasi, diskusi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/ deklamasi dan lain lain. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.

b. Teknik Penilaian Unjuk Kerja

Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai kemampuan berbicara peserta didik, misalnya dilakukan pengamatan atau observasi berbicara yang beragam, seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan melakukan wawancara. Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen berikut:

(13)

10

1) Daftar Cek (Check-list)

Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik-tidak baik). Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai.

Contoh Check list

Format Penilaian Pidato Bahasa Inggris

Nama peserta didik: ________ Kelas: _____

No. Aspek Yang Dinilai Baik Tidak baik

1. Organization ( Introduction, body, conclusion) 2. Content ( depth of knowledge, logic)

3. Fluency 4. Language:

Pronunciation Grammar Vocabulary

5. Performance (eye contact, facial expression, gesture)

Skor yang dicapai

Skor maksimum 7

Keterangan :

Baik mendapat skor 1 Tidak baik mendapat skor 0

(14)

11

2) Skala Penilaian (Rating Scale)

Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten. Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu orang, agar hasil penilaian lebih akurat.

Contoh Rating Scale

Format Penilaian Pidato Bahasa Inggris

Nama Siswa: ________ Kelas: _____

N

o Aspek Yang Dinilai

Skor 1 2 3 4

1. Organization ( Introduction, body, conclusion) 2. Content ( depth of knowledge, logic)

3. Fluency 4. Language:

Pronunciation Grammar Vocabulary

5. Performance ( eye contact, facial expression, gesture)

Jumlah skor Catatan:

a. Kolom skor diisi dengan angka sebagai berikut: 4 = sangat kompeten

(15)

12

3 = kompeten 2 = kurang kompeten 1 = tidak kompeten

b. Penilaian dapat dilakukan dengan kriteria sebagai berikut Skor minimum : 1 x 7 (aspek yang dinilai) = 7

Skor maksimum : 4 x 7 (aspek yang dinilai) = 28 Kategori kriteria : 4

Rentangan Nilai : 28 - 7

--- = 5.25 4

Penentuan Kriteria:

Skor 23-28, dapat ditetapkan sangat kompeten Skor 18-22, dapat ditetapkan kompeten Skor 13-17, dapat ditetapkan kurang kompeten Skor 7 -12, dapat ditetapkan tidak kompeten

2. Penilaian Sikap. a. Pengertian

Penilaian sikap adalah penilaian terhadap perilaku dan keyakinan siswa terhadap suatu objek, penomena, atau masalah.

Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut.

Sikap terhadap materi pelajaran. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap materi pelajaran. Dengan sikap`positif dalam diri peserta didik akan tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan.

(16)

13

Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap guru. Peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan.  Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik juga perlu

memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan.

Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Misalnya kasus atau masalah lingkungan hidup, berkaitan dengan materi Biologi atau Geografi.

b. Teknik Penilaian Sikap

Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-teknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut.

(1) Observasi perilaku

Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah. Berikut contoh format buku catatan harian.

(17)

14

Contoh halaman sampul Buku Catatan Harian:

Contoh isi Buku Catatan Harian :

No. Hari/ Tanggal Nama peserta didik Kejadian

Kolom kejadian diisi dengan kejadian positif maupun negatif. Catatan dalam lembaran buku tersebut, selain bermanfaat untuk merekam dan menilai perilaku peserta didik sangat bermanfaat pula untuk menilai sikap peserta didik serta dapat menjadi bahan dalam penilaian perkembangan peserta didik secara keseluruhan.

Selain itu, dalam observasi perilaku dapat juga digunakan daftar cek yang memuat perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan muncul dari

BUKU CATATAN HARIAN PESERTA DIDIK nama sekolah Mata Pelajaran : ___________________ Kelas : ___________________ Program : IPA/IPS/BHS Tahun Pelajaran : ___________________ Nama Guru : ___________________ Makassar, 2007

(18)

15

peserta didik pada umumnya atau dalam keadaan tertentu. Berikut contoh format Penilaian Sikap.

Contoh Format Penilaian Sikap dalam praktek IPA :

N

o Nama

Aspek perilaku yang dinilai

Skor Keteran gan Bekerja sama Berini siatif Penuh Perhatian Bekerja sistematis 1. Ruri 2. Tono 3. .... Catatan:

a. Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut. 1 = sangat kurang 2 = kurang 3 = cukup 4 = baik 5 = amat baik

b. Skor merupakan jumlah dari skor masing-masing aspek perilaku c. Penilaian dapat dilakukan dengan kriteria sebagai berikut

Skor minimum : 4 x 1 = 4 Skor maksimum : 4 x 5 = 20 Kategori penilaian : 5 Rentangan Nilai : 20 - 4 --- = 3,2 5

(19)

16

Kolom keterangan dapat diisi dengan: amat baik, bila jumlah skor 17 - 20 baik, bila jumlah skor 14 - 16

cukup, bila jumlah skor 11 - 13 kurang, bila jumlah skor 8 - 10 sangat kurang, bilajumlah skor 4 – 7

(2) Pertanyaan langsung

Kita juga dapat menanyakan secara langsung atau wawancara tentang sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan peserta didik tentang kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah mengenai "Peningkatan Ketertiban".

Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam memberi jawaban dapat dipahami sikap peserta didik itu terhadap objek sikap.

(3) Laporan pribadi

Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya, peserta didik diminta menulis pandangannya tentang "Kerusuhan Antaretnis" yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh peserta didik tersebut dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.

(20)

17

3. Penilaian Tertulis a. Pengertian

Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti menjawab secara lisan, memberi tanda, mewarnai, menggambar, melakukan sesuatu, dan lain sebagainya.

b. Teknik Penilaian

Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu:

1) memilih jawaban, yang dibedakan menjadi:

(1) pilihan ganda

(2) dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)

(3) menjodohkan

(4) sebab-akibat

2) mensuplai jawaban, dibedakan menjadi:

(1) isian atau melengkapi

(2) jawaban singkat atau pendek

(21)

18 Contoh Penilaian tertulis

a). Memilih jawaban (pilihan ganda)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : X/1

Indikator : Mengidentifikasi ide pokok tiap paragraf Aspek : Membaca

Soal:

Perkembangan teknologi dewasa ini sangat pesat. Hal ini ditandai oleh banyaknya

barang elektronik yang beredar di masyarakat. Pemunculan barang tersebut sudah sampai di kalangan masyarakat menengah ke bawah. Ada yang dikatagorikan barang mewah, ada pula yang dikatagorikan bukan barang mewah.

Ide pokok paragraf tersebut adalah ... .

a. pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini b. banyaknya peredaran barang elektronik

c. pemunculan barang elektronok di masyarakat d. banyaknya barang mewah yang beredar e. perkembangan barang elektronik yang mewah

b). Mensuplai jawaban (Uraian)

Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : X/1

Soal : Jelaskan proses terjadinya alam semesta menurut teori Big Bang

(22)

19

Penskoran:

Skor diberikan tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban yang diberikan. Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor.

4. Penilaian Proyek a. Pengertian

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.

Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.

b. Teknik Penilaian Proyek

Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.

(23)

20

Beberapa contoh kegiatan peserta didik dalam penilaian proyek: a) penelitian sederhana tentang air di rumah;

b) Penelitian sederhana tentang perkembangan harga sembako. Contoh Penilaian Proyek

Mata Pelajaran : Sejarah

Nama Proyek : Perkembangan Islam di Nusantara Alokasi Waktu : Satu Semester

Nama Siswa : _________________ Kelas : XI/1

No Aspek Skor (1 – 5) 1. Perencanaan: a. Persiapan b. Rumusan Judul 2. Pelaksanaan a. Sistematika Penulisan

b. Keakuratan Sumber Data/Informasi c. Kuantitas Sumber Data

d. Analisis Data e. Penarikan Kesimpulan 3. Laporan Proyek a. Performans b. Presentasi / Penguasaan Total Skor

 Aspek yang dinilai disesuaikan dengan proyek dan kondisi siswa/sekolah

(24)

21

 Skor diberikan kepada peserta didik tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban yang diberikan. Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor.

5. Penilaian Produk

a. Pengertian

Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.

Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:

 Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.

 Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.

 Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.

b. Teknik Penilaian Produk

(25)

22

1) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan (tahap: persiapan, pembuatan produk, penilaian produk).

2) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan hanya pada tahap penilaian produk (appraisal). Contoh Penilaian Produk

Mata Pelajaran : IPA (Kimia) Nama Proyek : Membuat Sabun Alokasi Waktu : 4 kali Pertemuan Nama Siswa : ____________________ Kelas : XI/1

No Aspek Skor (1 – 5)

1. Perencanaan Bahan 2. Proses Pembuatan

a. Persiapan Alat dan Bahan b. Teknik Pengolahan

c. K3 (Keamanan, Keselamatan dan Kebersihan)

3. Hasil Produk

a. Bentuk Fisik c. warna b. Inovasi d. pewangi Total Skor

(26)

23

 Skor diberikan tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban yang diberikan. Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor.

6. Penilaian Portofolio

a. Pengertian

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik, lembar jawaban tes yang menunjukkan soal yang mampu dan tidak mampu dijawab (bukan nilai) atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran. Portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dsb.

b. Teknik Penilaian Portofolio

Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh peserta didik

(27)

24

sendiri. Dengan melihat portofolionya peserta didik dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi peserta didik untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri.

2) Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda. Misalnya, untuk kemampuan menulis peserta didik mengumpulkan karangan-karangannya. Sedangkan untuk kemampuan menggambar, peserta didik mengumpulkan gambar-gambar buatannya

3) Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu map atau folder di rumah masing-masing atau loker masing-masing di sekolah.

4) Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.

5) Sebaiknya tentukan aspek-aspek yang akan dinilai dari sampel portofolio beserta pembobotannya bersama para peserta didik sebelum mereka membuat karyanya. Diskusikan cara penilaian kualitas karya para peserta didik. Contoh, untuk kemampuan menulis karangan aspek yang akan dinilai, misalnya: penggunaan tata bahasa, pemilihan kosakata, kelengkapan gagasan, dan sistematika

(28)

25

penulisan. Dengan demikian, peserta didik mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai standar tersebut.

6) Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat membimbing peserta didik, bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebut, serta bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.

7) Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaiki. Namun, antara peserta didik dan guru perlu dibuat “kontrak” atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan

8) Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika perlu, undang orang tua peserta didik dan diberi penjelasan tentang maksud serta tujuan portofolio, sehingga orangtua dapat membantu dan memotivasi anaknya.

Contoh Penilaian Portofolio

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Alokasi Waktu : 1 Semester

Sampel yang dikumpulkan : karangan

Nama Siswa : _________________ Kelas : X/1

N o Standar Kompetensi/Komp etensi Dasar Perio de

Aspek yang dinilai

Keteran gan Tata baha sa Kosa kata Kelengka pan gagasan Siste matika penuli

(29)

26 san 1. Menulis karangan deskriptif 30/7 10/8 dst. 2. Membuat resensi buku 1/9 30/9 10/10 Dst. Catatan:

Setiap karya siswa sesuai Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar yang masuk dalam daftar portofolio dikumpulkan dalam satu file (tempat) untuk setiap peserta didik sebagai bukti pekerjaannya. Skor untuk setiap kriteria menggunakan skala penilaian 0 - 10 atau 0 - 100. Semakin baik hasil yang terlihat dari tulisan peserta didik, semakin tinggi skor yang diberikan. Kolom keterangan diisi dengan catatan guru tentang kelemahan dan kekuatan tulisan yang dinilai.

7. Penilaian Diri (self assessment) a. Pengertian

Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Tujuan utama dari penilaian diri adalah untuk mendukung atau memperbaiki

(30)

27

proses dan hasil belajar. Meskipun demikian, hasil penilaian diri dapat digunakan guru sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan nilai.

b. Teknik Penilaian

Ada kecenderungan peserta didik akan menilai diri terlalu tinggi dan subyektif. Karena itu, penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Untuk itu penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.

1) Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri.

2) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.

3) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.

4) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian.

5) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.

6) Guru mengkaji hasil penilaian, untuk mendorong peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.

7) Lakukan tindakan lanjutan, antara lain guru memberikan balikan tertulis, guru dan siswa membahas bersama proses dan hasil penilaian Contoh Penilaian Diri

Mata Pelajaran : Matematika Aspek : Kognitif Alokasi Waktu : 1 Semester

Nama Siswa : _________________ Kelas : X/1 No S. Kompetensi / K. Dasar

Tanggapan

Keterangan

(31)

28

1. Aljabar

a. Menggunakan aturan pangkat b. Menggunakan aturan akar c. Menggunakan aturan logaritma d. Memanipulasi aljabar 1 = Paham 0 = Tidak Paham 2. Dst Catatan:

Guru menyarankan kepada peserta didikk untuk menyatakan secara jujur sesuai kemampuan yang dimilikinya, karena tidak berpengaruh terhadap nilai akhir. Hanya bertujuan untuk perbaikan proses pembelajaran.

Perlu dicatat bahwa tidak ada satu pun alat penilaian yang dapat mengumpulkan informasi hasil dan kemajuan belajar peserta didik secara lengkap. Penilaian tunggal tidak cukup untuk memberikan gambaran/informasi tentang kemampuan, keterampilan, pengetahuan dan sikap seseorang. Lagi pula, interpretasi hasil tes tidak mutlak dan abadi karena anak terus berkembang sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya.

(32)

29

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Penilaian berbasis kelas adalah penilaian yang terintegrasi dengan proses pembelajaran yang pelaksanaannya harus mengacu pada prinsip-prinsip penilaian berbasis kelas yaitu validitas, reliabilitas, menyeluruh, berkesinambungan, obyektif, dan mendidik.

2. Penilaian berbasis kelas dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik atau cara yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penilaian portofolio, dan penilaian diri. Pilihan pada salah satu teknik penilaian tersebut tentunya disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dasar yang ingin dicapai.

B. Saran

1. Dalam menerapkan sistem penilaian berbasis kelas hendaknya guru (pendidik) mengacu pada prinsip-prinsip penilaian berbasis kelas yang ada.

2. Dalam menerapkan sistem penilaian berbasis kelas hendaknya guru (pendidik) melihat relevansi antara kompetensi dasar atau indikator yang ingin dicapai dengan teknik penilaian yang akan digunakan.

(33)

30

DAFTAR PUSTAKA

Harianti Diah, (2006), Makalah Model Penilaian Kelas SD,SMP,SMA Jakarta: Puskur Depdiknas.

Muslich Masnur, (2007), KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan

Jakarta: Bumi Aksara

Sanjaya Wina, (2006), Pembelajaran DalamImplementasi Kurikulum

Berbasis Kompetensi Jakarta: Bumi Aksara.

Supranata sumarna, (2005), Panduan Penulisan Tes Tertulis

Referensi

Dokumen terkait

Contohnya adalah jenis kayu seperti tusam, pinus, dan cendana yang tidak cocok digunakan sebagai media tanam jamur tiram karena kayu jenis ini memiliki kadar resin

Untuk memberikan pemahaman sesuai dengan yang diharapkan dan permasalahan yang akan dibahas bisa terpecahkan dengan lebih terarah pada tujuan, maka dalam

Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukanlah penelitian “D ampak Krom pada Limbah Buangan Industri Penyamakan Kulit di Sungai Gajah Wong Terhadap Mortalitas dan

Dokumen asli pernyataan/pengakuan tertulis bahwa perusahaan yang bersangkutan dan manajemennya atau peserta perorangan tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit,

Sehubungan dengan pelelangan sederhana Pengadaan Alat Laboratorium Fourier Transform Infra Red DIPA Badan Layanan Umum Tahun Anggaran 2016, dengan ini kami

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dimensi apa saja yang terdapat pada Retailing mix yang bisa mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada

(1) Dalam hal perjanjian penyediaan jasa pekerja/buruh tidak didaftarkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dan perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh tetap melaksanakan

Ini memberikan gambaran tidak adanya kesenjangan anara studi kasus dengan studi literatur, hal ni terjadi karena situasi dan respon dari penderita dan keluarga