MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
MATA PELAJARAN
PPKn SMA/SMK
KELOMPOK KOMPETENSI 10
PENYUSUN
Dr. Mukiyat, M.Pd. (PPPPTK PKn dan IPS) Dr. Suwarno, M.H. (PPPPTK PKn dan IPS) Dr. Didik Sukriono, S.H, M.Hum. (Univ. Negeri Malang)
Diana Wulandari, S.Pd. (PPPPTK PKn dan IPS) Drs. MArgono, M.Pd, M.Si. (Univ. Negeri Malang) Drs. H. M. Ilzam Marzuk, M.A.Educ. (PPPPTK PKn dan IPS)
Dr. Nur Wahyu Rohmadi, M.Pd, M.Si. (Univ. Negeri Malang
PEMBAHAS
Dr. Didik Sukriono, S.H., M.Hum. (Univ. Negeri Malang) Muhammad Rohmatul Adib, S.Pd. (SMAN 3 Malang) Dr. Nur Wahyu Rochmadi, M.Pd., M.Si. (Univ. Negeri Malang)
Drs. Dewantara (SMAN 7 Malang)
Siti Awaliyah, S.Pd., SH, M.Hum. (Univ. Negeri Malang) Dra. Husniah (SMA Negeri 4 Malang)
Dra. Arbaiyah Prantiasih, M.Se. (Univ. Negeri Malang) Sukamto, S.Pd. (SMAN 1 Kandangan)
Drs. Teguh Santosa (SMAN 8 Malang)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PPPPTK PKn DAN IPS
PPKn SMA/SMK K-10 i
PENGANTAR
Salah satu komponen yang menjadi fokus perhatian dalam peningkatan kualitas pendidikan adalah peningkatan kompetensi guru. Hal ini menjadi prioritas baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sejalan dengan hal tersebut, peran guru yang profesional dalam proses pembelajaran di kelas menjadi sangat penting sebagai penentu kunci keberhasilan belajar siswa. Disisi lain, Guru diharapkan mampu untuk membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) diperuntukkan bagi semua guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi baik Kompetensi Pedagogik maupun Kompetensi Profesional sangat dibutuhkan bagi Guru. Informasi, tentang peta kompetensi tersebut diwujudkan dalam buku modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dari berbagai mata pelajaran.
PPPPTK PKn dan IPS merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, mendapat tugas untuk menyusun Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), khususnya modul PKB untuk mata pelajaran PPKn SMP, IPS SMP, PPKn SMA/SMK, Sejarah SMA/SMK, Geografi SMA, Ekonomi SMA, Sosiologi SMA, dan Antropologi SMA. Masing-masing modul Mata Pelajaran disusun dalam Kelompok Kompetensi 1 sampai dengan 10. Dengan adanya modul ini, diharapkan semua kegiatan pendidikan dan pelatihan baik yang dilaksan dengan pola tatap muka maupun on-line bisa mengacu dari modul-modul yang telah disusun ini.
Semoga modul ini bisa dipergunakan untuk menjadi acuan dan pengembangan proses pembelajaran, khususnya untuk mata pelajaran PKn dan IPS.
Jakarta, Desember 2015 Direktur Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan
Sumarna Surapranata, Ph.D NIP. 195908011985032001
PPKn SMA/SMK K-10 ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ... Daftar Isi ... Daftar Gambar ... Daftar Tabel ... Pendahuluan ... Kegiatan Pembelajaran 1 ... A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Kegiatan Pembelajaran 2 ...A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Kegiatan Pembelajaran 3 ...
A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...
i ii vi ix 1 11 11 11 12 14 15 15 17 17 20 20 21 21 29 30 30 31 31 32 32 32 33 38 39 39 40
PPKn SMA/SMK K-10 iii H. Kunci Jawaban ...
Kegiatan Pembelajaran 4 ... A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Kegiatan Pembelajaran 5 ...
A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Kegiatan Pembelajaran 6 ...
A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Kegiatan Pembelajaran 7 ...
A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... 41 42 42 42 42 46 47 47 48 49 50 50 50 51 60 60 61 63 63 65 65 65 66 79 80 80 83 83 84 84 84 84 89
PPKn SMA/SMK K-10 iv E. Latihan / Kasus / Tugas ...
F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Kegiatan Pembelajaran 8 ...
A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Kegiatan Pembelajaran 9 ...
A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Kegiatan Pembelajaran 10 ...
A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Kegiatan Pembelajaran 11... A. Tujuan Pembelajaran ... 90 90 92 92 93 93 93 94 102 103 103 104 104 105 105 105 105 115 117 118 119 120 121 121 121 122 145 147 148 148 148 149 149
PPKn SMA/SMK K-10 v B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...
C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Kegiatan Pembelajaran 12 ...
A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Penutup ... Daftar Pustaka ... 149 149 178 180 182 182 182 183 183 183 183 230 230 230 231 231 232 233
PPKn SMA/SMK K-10 vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 ...
Gambar 2 ... Gambar 3 ... Gambar 4 ... Gambar 5 ... Gambar 6 ... Gambar 7 ... Gambar 8 ... Gambar 9 ... Gambar 10 ... Gambar 11 ... Gambar 12 ... Gambar 13 ... Gambar 14 ... Gambar 15 ... Gambar 16 ... Gambar 17 ... Gambar 18 ... Gambar 19 ... Gambar 20 ... Gambar 21 ... Gambar 22 ... Gambar 23 ... Gambar 24 ... Gambar 25 ... Gambar 26 ... Gambar 27 ... Gambar 28 ... Gambar 29 ... Gambar 30 ... Gambar 31 ...PPKn SMA/SMK K-10 vii Gambar 32 ... Gambar 33 ... Gambar 34 ... Gambar 35 ... Gambar 36 ... Gambar 37 ... Gambar 38 ... Gambar 39 ... Gambar 40 ... Gambar 41 ... Gambar 42 ... Gambar 43 ... Gambar 44 ... Gambar 45 ... Gambar 46 ... Gambar 47 ... Gambar 48 ... Gambar 49 ... Gambar 50 ... Gambar 51 ... Gambar 52 ... Gambar 53 ... Gambar 54 ... Gambar 55 ... Gambar 56 ... Gambar 57 ... Gambar 58 ... Gambar 59 ... Gambar 60 ... Gambar 61 ... Gambar 62 ... Gambar 63 ... Gambar 64 ...
PPKn SMA/SMK K-10 viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 ... Tabel 2 ... Tabel 3 ... Tabel 4 ... Tabel 5 ... Tabel 6 ... Tabel 7 ... Tabel 9 ... Tabel 10 ... Tabel 11 ... Tabel 12 ... Tabel 13 ... Tabel 14 ... Tabel 15 ... Tabel 16 ... Tabel 17 ... Tabel 18 ... Tabel 19 ... Tabel 20 ... Tabel 21 ... Tabel 22 ... Tabel 23 ... Tabel 24 ... Tabel 25 ... Tabel 26 ... Tabel 27 ... Tabel 28 ... Tabel 29 ... Tabel 30 ... Tabel 31 ... Tabel 32 ... 115 119 119 121 122 123 124 127 128 129 136 142 151 154 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 178 180 180 182PPKn SMA/SMK K-10 ix Tabel 33 ... Tabel 34 ... Tabel 35 ... Tabel 36 ... Tabel 37 ... . 183 185 186 186 187
PPKn SMA/SMK K-10 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan agar dapat melaksanakan tugas profesionalnya. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan yang dilaksanakan sesuai kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya.
Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan agar mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan.
Profesi guru dan tenaga kependidikan harus dihargai dan dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat sebagaimana diamanatkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Hal ini dikarenakan guru dan tenaga kependidikan merupakan tenaga profesional yang mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat penting dalam mencapai visi pendidikan 2025 yaitu “Menciptakan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif”. Untuk itu guru dan tenaga kependidikan yang profesional wajib melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan.
Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK
PPKn SMA/SMK K-10 2 dan LPPPTK KPTK atau penyedia layanan diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Modul diklat PKB bagi guru dan tenaga kependidikan ini merupakan salah satu bahan referensi bagi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kegiatan PKB. Penyusunan modul ini telah melalui beberapa proses dan mekanisme yaitu tahap: persiapan, penyusunan, pemantapan (sanctioning), dan pencetakan. Modul ini disusun untuk memberikan informasi/gambaran/deskripsi dan pembelajaran mengenai materi-materi yang relevan, serta disesuaikan dengan standar isi kurikulum.
B. Tujuan
Tujuan penyusunan modul diklat PKB secara umum adalah memberikan pemahaman dan sebagai salah satu referensi bagi peserta diklat PKB, sehingga kompetensi ranah profesional dan paedagogik tercapai. Kompetensi inti dalam ranah profesional yang hendak dicapai dalam pembelajaran pada modul ini mencakup:
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/SMK
2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/SMK
3. Mengembangkan materi pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/SMK secara kreatif
Sedangkan kompetensi inti dalam ranah paedagogik yang hendak dicapai dalam pembelajaran pada modul ini mencakup:
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual.
PPKn SMA/SMK K-10 3 3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan matapelanjaran yang
diampu.
4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran
6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
7. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 8. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran
C. Peta Kompetensi
No
Mata Diklat
Kompetensi
Materi
1
Revitalisasi
Dan
Pengembang
an Nilai-Nilai
Pancasila
Sesuai
Dengan
Perkembang
an Zaman
1. Menjabarkan arti
revitalisasi dan
mengembangkan
nilai-nilai Pancasila
sesuai dengan
perkembangan
zaman.
2. Menganalisis
cara-cara merevitalisasi
dan mengembangkan
nilai-nilai Pancasila
sesuai dengan
perkembangan
zaman.
3. Menganalisi
kendala-kendala
merevitalisasi
pengembangan
implementasi
nilai-nilai Pancasila dalam
aspek kehidupan.
4. Menganalisi cara
mengatasi kendala
pengembangan
implementasi
nilai-nilai Pancasila dalam
aspek kehidupan.
1. Arti revitalisasi dan
mengembangkan
nilai-nilai Pancasila
sesuai dengan
perkembangan
zaman.
2. Cara-cara
merevitalisasi dan
mengembangkan
nilai-nilai Pancasila
sesuai dengan
perkembangan
zaman.
3. Kendala-kendala
merevitalisasi
pengembangan
implementasi
nilai-nilai Pancasila dalam
aspek kehidupan.
4. Cara mengatasi
kendala
pengembangan
implementasi
nilai-nilai Pancasila dalam
aspek kehidupan.
PPKn SMA/SMK K-10 4
No
Mata Diklat
Kompetensi
Materi
Nilai-Nilai
Pembukaan
dan
Undang-Undang
Dasar
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
tahun 1945
mengembangkan
nilai-nilai
Pembukaan
dan
Undang-Undang
Dasar
Negara
Kesatuan Republik
Indonesia
tahun
1945 selaras
dengan dinamika
global dunia.
2. menganalisis
cara-cara merevitalisasi
dan
mengembangkan
nilai-nilai
Pembukaan
dan
Undang-Undang
Dasar
Negara
Kesatuan Republik
Indonesia
tahun
1945 selaras
dengan dinamika
global dunia.
3. menganalisis
kendala-kendala
pengembangan
implementasi
nilai-nilai
Pembukaan
dan
Undang-Undang
Dasar
Negara
Kesatuan
Republik Indonesia
tahun
1945
ditengah kehidupan
global dunia.
4. menganalisis cara
mengatasi kendala
pengembangan
implementasi
nilai-nilai
Pembukaan
dan
Undang-Undang
Dasar
Negara
Kesatuan
Republik Indonesia
tahun
1945
pengembangan
nilai-nilai
Pembukaan
dan
Undang-Undang
Dasar
Negara
Kesatuan Republik
Indonesia
tahun
1945 selaras
dengan dinamika
global dunia.
2. cara-cara
merevitalisasi dan
mengembangkan
nilai-nilai
Pembukaan
dan
Undang-Undang
Dasar
Negara
Kesatuan Republik
Indonesia
tahun
1945 selaras
dengan dinamika
global dunia.
3. kendala-kendala
pengembangan
implementasi
nilai-nilai
Pembukaan
dan
Undang-Undang
Dasar
Negara
Kesatuan
Republik Indonesia
tahun
1945
ditengah kehidupan
global dunia.
4. cara
mengatasi
kendala
pengembangan
implementasi
nilai-nilai
Pembukaan
dan
Undang-Undang
Dasar
Negara
Kesatuan
Republik Indonesia
tahun
1945
ditengah kehidupan
global dunia.
PPKn SMA/SMK K-10 5
No
Mata Diklat
Kompetensi
Materi
ditengah kehidupan
global dunia.
3
Membangun
Karakter
Bangsa
dalam
konteks NKRI
1. menjelaskan
pengertian
pendidikan karakter
bangsa.
2. menjelaskan
latar
belakang
pendidikan karakter
bangsa.
3. menjelaskan tujuan
pendidikan karakter
bangsa.
4. Menganalisis
implementasi
pendidikan karakter
bangsa.
5. Membangun
integrasi pendidikan
karakter bangsa ke
mata
pelajaran
PPKn.
1. pengertian
pendidikan karakter
bangsa.
2. latar
belakang
pendidikan karakter
bangsa.
3. tujuan
pendidikan
karakter bangsa.
4. implementasi
pendidikan karakter
bangsa.
5. integrasi pendidikan
karakter bangsa ke
mata
pelajaran
PPKn.
4
Desain good
governance
dalam
penyelenggar
aan negara di
Indonesia
membangun institusi
berbasis good
governance
1. Desain good
governance dalam
penyelenggaraan
negara di Indonesia
2. Desain Good
Governance Melalui
Pembangunan
Institusi/Lembaga
3. Pengembangan
Lembaga Good
Governance
5
Inovasi
Penanganan
Korupsi di
Indonesia
1. Mampu
menganalisis
permasalahan
Penanganan
Korupsi
di
Indonesia.
2. Mampu
menganalisis
Penyebab
munculnya korupsi
di Indonesia.
1. permasalahan
Penanganan
Korupsi
di
Indonesia.
2. Penyebab
munculnya korupsi
di Indonesia.
3. Dampak korupsi di
Indonesia.
4. Undang-Undang
Tentang Korupsi di
PPKn SMA/SMK K-10 6
No
Mata Diklat
Kompetensi
Materi
3. Mampu
menganalisis
Dampak korupsi di
Indonesia.
4. Mampu
menganalisis
Undang-Undant
Tentang Korupsi di
Indonesia.
5. Mampu merancang
upaya
penanggulangan
Korupsi
di
Indonesia.
Indonesia.
5. upaya
penanggulangan
Korupsi
di
Indonesia.
6
Revitalisasi
Kesadaran
Berbangsa
dan
Bernegara
Kesatuan
Republik
Indonesia
Melalui
Pendidikan
Bela Negara
1. membangun
kesadaran warga
negara untuk bela
negara.
2. membangun kesediaan warga negara untuk melakukan bela negara.3. membangun
kesadaran
berbangsa dan
bernegara Kesatuan
Republik Indonesia
melalui Pendidikan
Bela Negara.
1. Kesadaran warga
negara untuk bela
negara.
2. Kesediaan warga
negara untuk
melakukan bela
negara.
3. Kesadaran
berbangsa dan
bernegara Kesatuan
Republik Indonesia
melalui Pendidikan
Bela Negara.
7
Strategi
Pencegahan
dan
Penanggulan
gan
Permasalaha
n HAM di
Indonesia
melalui
Pendidikan
HAM
membangun strategi
pencegahan dan
penanggulangan
permasalahan HAM di
Indonesia melalui
pendidikan HAM
Strategi pencegahan
dan penanggulangan
permasalahan HAM di
Indonesia melalui
pendidikan HAM
8
Desain
Sistem Politik
Demokrasi
1. Menjelaskan
pengertian Desain
Sistem Politik
1. Pengertian Desain
Sistem Politik
Demokrasi dan
PPKn SMA/SMK K-10 7
No
Mata Diklat
Kompetensi
Materi
dan Budaya
Politik
Partisipan
Demokrasi dan
Budaya Politik
Partisipan.
2. Menjelaskan
bentuk-bentuk Budaya
Politik Partisipan.
3. Menganalisis budaya
politik yang
bertentangan dengan
semangat politik
bangsa.
4. Menganalisis contoh
budaya politik
partisipan dalam
hidup
bermasyarakat,
berbanga, dan
bernegara.
5. Menganalisis contoh
perilaku yang
berperan aktif dalam
politik yang
berkembang di
masyarakat.
6. Menyususn kembali
Sistem Politik
Demokrasi dan
Budaya Politik
Partisipan dalam
membangun karakter
politik yang
demokratis
Budaya Politik
Partisipan.
2. Bentuk-bentuk
Budaya Politik
Partisipan.
3. Budaya politik yang
bertentangan dengan
semangat politik
bangsa.
4. Contoh budaya
politik partisipan
dalam hidup
bermasyarakat,
berbanga, dan
bernegara.
5. Contoh perilaku yang
berperan aktif dalam
politik yang
berkembang di
masyarakat.
6. Sistem Politik
Demokrasi dan
Budaya Politik
Partisipan dalam
membangun karakter
politik yang
demokratis
9
Menyusun
kembali
Pendekatan
saintifik
dalam
Pembelajaran
PPKn
1. Menguraikan
langkah-langkah
pendekatan saintifik
Kurikulum 2013.
2. Menyusun
tahapan
pendekatan saintifik
dalam pembelajaran
PPKn
SMA/SMK
dengan salah satu
contoh topik/materi.
1. Langkah-langkah
pendekatan saintifik
Kurikulum 2013.
2. Tahapan pendekatan
saintifik
dalam
pembelajaran PPKn
SMA/SMK
dengan
salah satu contoh
topik/materi.
PPKn SMA/SMK K-10 8
No
Mata Diklat
Kompetensi
Materi
pembelajaran
PPKn
SMA/SMK
model PBL, PJBL dan
DL
dalam
pembelajaran
PPKn
yang inovatif.
2. Menyusun model PBL
(Problem
Based
Learning)
dalam
pembelajaran
PPKn
yang inovatif.
3. Menyusun
Model
PJBL (Project Based
Learning)
dalam
pembelajaran
PPKn
yang inovatif.
4. Menyusun dan model
DL
(Discovery
Learning)
dalam
pembelajaran
PPKn
yang inovatif.
DL
dalam
pembelajaran
PPKn
yang inovatif.
2. Model PBL (Problem
Based
Learning)
dalam
pembelajaran
PPKn yang inovatif.
3. Model PJBL (Project
Based
Learning)
dalam
pembelajaran
PPKn yang inovatif.
4. Model DL (Discovery
Learning)
dalam
pembelajaran
PPKn
yang inovatif.
11 Menyusun
kembali
Penilaian
Pembelajaran
PPKn
1. Mendalami
konsep
penilaian
autentik
pembelajaran PPKn
yang inovatif.
2. Menyusun instrumen
penilaian
sikap
pembelajaran PPKn
yang inovatif.
3. Menyusun instrumen
penilaian
pengetahuan
pembelajaran PPKn
yang inovatif.
4. Menyusun instrumen
penilaian ketrampilan
pembelajaran PPKn
yang inovatif..
1. Konsep
penilaian
autentik
pembelajaran PPKn
yang inovatif.
2. Instrumen penilaian
sikap pembelajaran
PPKn yang inovatif.
3. Instrumen penilaian
pengetahuan
pembelajaran PPKn
yang inovatif.
4. Instrumen penilaian
ketrampilan
pembelajaran PPKn
yang inovatif..
12 Penggunaan
aplikasi
moodle
dalam
pembelajaran
PPKn
Menggunakan aplikasi
moodle dalam
pembelajaran PPKn
SMA/SMK
Penggunaan aplikasi
moodle dalam
pembelajaran PPKn
SMA/SMK
PPKn SMA/SMK K-10 9
No
Mata Diklat
Kompetensi
Materi
SMA/SMK
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembahasan dalam modul ini mencakup:
1. Revitalisasi Dan Pengembangan Nilai-Nilai Pancasila Sesuai Dengan Perkembangan Zaman
2. Revitalisasi Nilai-Nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945
3. Membangun Karakter Bangsa dalam konteks NKRI
4. Desain good governance dalam penyelenggaraan negara di Indonesia
5. Inovasi Penanganan Korupsi di Indonesia
6. Revitalisasi Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Kesatuan Republik Indonesia Melalui Pendidikan Bela Negara
7. Strategi Pencegahan dan Penanggulangan Permasalahan HAM di Indonesia melalui Pendidikan HAM
8. Desain Sistem Politik Demokrasi dan Budaya Politik Partisipan 9. Menyusun kembali Pendekatan saintifik dalam Pembelajaran PPKn 10. Inovasi model pembelajaran PPKn SMA/SMK
11. Menyusun kembali Penilaian Pembelajaran PPKn
PPKn SMA/SMK K-10 10 Pe ta K ompetensi G rade 10 Profesional
Revitalisasi Dan Pengembangan Nilai-Nilai Pancasila Sesuai Dengan Perkembangan
Zaman
Revitalisasi Nilai-Nilai Pembukaan danUUD NRI Tahun 1945
Membangun Karakter Bangsa dalam konteks NKRI
Desain good governance dalam penyelenggaraan negara di Indonesia
Inovasi Penanganan Korupsi di Indonesia
Revitalisasi Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Kesatuan Republik Indonesia
Melalui Pendidikan Bela Negara
Strategi Pencegahan dan Penanggulangan Permasalahan HAM di Indonesia melalui
Pendidikan HAM
Desain Sistem Politik Demokrasi dan Budaya Politik Partisipan
Paedagogik
Menyusun kembali Pendekatan saintifik dalam Pembelajaran PPKn
Inovasi model pembelajaran PPKn SMA/SMK
Menyusun kembali Penilaian Pembelajaran PPKn
Penggunaan aplikasi moodle dalam pembelajaran PPKn SMA/SMK
PPKn SMA/SMK K-10 11
E.
Saran Cara penggunaan modul
Petunjuk penggunaan modul ini adalah sebagai berikut: 1. Membaca judul modul dengan teliti
2. Membaca pendahuluan agar memahami latar belakang penulisan modul, tujuan penyusunan modul, peta kompetensi dalam modul, ruang lingkup pembahasan, serta petunjuk penggunaan modul yang termuat dalam saran cara penggunaan modul
3. Mengikuti alur kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan pembelajaran 1 sampai dengan kegiatan pembelajaran 15. Kegiatan pembelajaran menunjukan mata diklat atau topik yang akan dibahas dalam kegiatan diklat. Setiap kegiatan pembelajaran memiliki tujuan, indikator pencapaian, aktivitas pembelajaran, latihan/ kasus /tugas, rangkuman materi, umpan balik dan tindak lanjut, serta kunci jawaban yang berbeda.
PPKn SMA/SMK K-10 12
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN NILAI-NILAI
PANCASILA SESUAI DENGAN
PERKEMBANGAN ZAMAN
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini yaitu tentang Revitalisasi dan
Pengembangan nilai-nilai Pancasila Sesuai dengan Perkembangan Zaman diharapkan anda dapat:1. Menjabarkan arti revitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman.
2. Menganalisis cara-cara merevitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman.
3. Menganalisi kendala-kendala merevitalisasi pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam aspek kehidupan.
4. Menganalisi cara mengatasi kendala pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam aspek kehidupan.
B. Indikator Kompetensi
1.
Menjabarkan arti revitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman.2. Menganalisis cara-cara merevitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman.
3. Menganalisi kendala-kendala merevitalisasi pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam aspek kehidupan.
4. Menganalisi cara mengatasi kendala pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam aspek kehidupan.
PPKn SMA/SMK K-10 13
C. Uraian Materi
1. Arti Revitalisasi Dan Mengembangkan Nilai-Nilai Pancasila Sesuai
Dengan Perkembangan Zaman
Artinya mengembalikan makna/arti nilai Pancasila seperti semula(yang sebenarnya), dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman (Mukiyat, 2009).
Pertanyaanya mengapa mengembalikan makna/arti Pancasila seperti semula ? jawabnya karena dengan adanya perkembangan dan penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern (globalisasi) sekarang ini yang berdampak pada sikap dan perilaku kehidupan yang fenomenal, sebagian orang memaknai nilai-nilai Pancasila berbeda-beda, ada yang membenarkan (menjastivakasikan) sikap dan perilakunya sesuai dengan Pancasila, pada hal salah, ada yang ragu-ragu, ada yang secara obyektif dapat memaknai arti Pancasila sesuai dengan arti yang sebenarnya.
Dengan demikian perlu adanya revitalisasi nilai Pancasila supaya tidak terjadi secara subyektif demi kepentingannya, golongan, atau partai politiknya. Contoh: ada orang yang perbuatannya betul-betul melanggar hukum, bertentang dengan agama dan nilai-nilai Pancasila tetap saja ada orang membela dan membenarkan perbuatan itu demi kepentingan yang bersifat subyektif, kepentingan teman dan partai politiknya. Hal ini terjadi tidak digolangan level bawah,menengah dan level atas seperti anggota DPR pun melakukannya.
2. Menganalisis Cara-Cara Merevitalisasi Dan Mengembangkan
Nilai-Nilai Pancasila Sesuai Dengan Perkembangan Zaman
Cara merevitalasisasi dan mengembangkan nilai –nilai Pancasila supaya memaknai secara obyektif seperti dulu, antar lain adalah: Sikap dan perilaku tersebut kebenarannya selain diacu dengan nilai-nilai Pancasila diacu dengan:
a. nilai agama.
b. Hukum atau undang-undang yang berlaku. c. Adat istiadat.
PPKn SMA/SMK K-10 14 e. Sosio budaya bangsa Indonesia.
3. Kendala-Kendala Merevitalisasi Pengembangan Implementasi
Nilai-Nilai Pancasila Dalam Aspek Kehidupan
Pada zaman modern ini banyak sekali kendala untuk merevitalisasi pengembanangan nilai-nilai Pancasila, kendala tersebut sebagian sebagai berikut:
a. Penemuan ilmu dan teknollgi modern yang berdampak pada sikap dan perilaku yang modern juga (mengglobal).
b. Demokrasi terlalu bebas berpendapat, politik uang masih ada dalam pemilu, kurupsi, KKN, belum dapat dibrantas sampai tuntas, perpolitikan masih mementingkan dirinya dan partai politiknya, bukan kepentingan bangsa dan negara (nasional interest).
c. Model dan gaya hidup yang nyeleneh seperti : orang laki-laki memakai anting-anting, model potongan rambut, perkawinan sesama jenis, model ini sesuai dengan nilai Pancasila atau tidak dan bagaimana sikap nilai-nilai terhadap fenomena model hidup modern tersebut.
d. Sebagian sikap dan perilaku penganut agama(aliran keras), tertentu, menentang nilai-nilai Pancasila, termasuk teroris, ISIS dan lainnya.
e. Pengaruh paham luar seperti sistem ekonomi kapitalis, feodalis dan sosialis yang berkembang pada zaman modern ini.
f. Sikap dan perilaku bangsa Indonesia sendiri yang bersikap masa bodoh terhadap nilai-nilai, norma dan moral Pancasila, yang penting menguntungkan dirinya.
PPKn SMA/SMK K-10 15
4. Dalam
Menganalisis
Cara
Mengatasi
Kendala
Revitalisasi
Pengembangan
Implementasi
Nilai-Nilai
Pancasila
Aspek
Kehidupan
Mengatasinya dengan dua cara yaitu: penyelesaian jangka panjang dan jangka singkat.
Jangka panjang (preventif dan represif).
a. Melalui pendidikan dan penyuluhan, terutama sasarannya anak remaja. b. Melakukan pendikan dan pengamalan Pancasila kepada di semua lapisan
masyarakat seperti P4 dulu, hanya dikemas lebih modern dan sederhana. c. Mengadakan revolusi mental bangsa Indonesia yang sudah diambang
kebrobrokan moral.
d. Menyusun Undang-Undang yang berhubungan dengan revitalisasi nilai-nilai Pancasila.
Jangka pendek:
a. Melakukan tindakan bagi siapa saja yang melakukan perbuatan melanggar nilai-nilai Pancasila.
b. Menyiarkan, mempublikasikan perbuatan tersebut melalui media elektronik dan cetak biar diketahui oleh masyarakan dan tidak mengulang lagi perbuatannya.
c. Memberi sanksi, hukuman yang adil sesuai dengan hukum dan undang-undang yang berlaku.
D. Aktivitas Pembelajaran
1. Bacalah dengan cermat dan pamami modul di atas,
2. Setelah itu diskusikan dengan kelompok anda (membentuk kelompok). 3. Presentasikan hasil diskusi tersebut dan kelompok lain menanggapinya. 4. Simpulkan isi dan makna modul tersebut dengan kelompok anda.
PPKn SMA/SMK K-10 16
E. Latihan dan Tugas
Setelah membaca modul di atas, tugas anda adalah menjawab pertanyaan di bawah ini.
1. Jabarkan apa yang dimaksud dengan merevitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman?
2. Sebut dan uraikan cara-cara merevitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai. Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman?
3. Analisis dan sebutkan kendala-kendala merevitalisasi pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam aspek kehidupan?
4. Analisis cara mengatasi kendala pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam aspek kehidupan.
F. Rangkuman Materi.
Merevitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman. Artinya mengembalikan makna/arti nilai Pancasila seperti semula dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman.
Contoh: ada orang yang perbuatannya betul-betul melanggar hukum, bertentang dengan agama dan nilai-nilai Pancasila tetap saja ada orang membela dan membenarkan perbuatan itu demi kepentingan yang bersifat subyektif, kepentingan teman dan partai politiknya. Hal ini terjadi tidak saja digolangan level bawah level atas seperti anggota DPR pun melakukannya. Menganalisis cara-cara merevitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman. Cara merevitalasisasi dan mengembangkan nilai –nilai Pancasila supaya memaknai secara obyektif seperti dulu, antar lain adalah: Sikap dan perilaku tersebut kebenarannya selain diacu dengan nilai-nilai Pancasila dengan:
a. nilai agama.
b. Hukum atau undang-undang yang berlaku. c. Adat istiadat.
d. Norma, moral, dan etika yang berlaku di masyarakat. e. Sosio budaya bangsa Indonesia.
PPKn SMA/SMK K-10 17 Kendala-kendala merevitalisasi pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam aspek kehidupan.
Pada zaman modern ini banyak sekali kendala untuk merevitalisasi pengembanangan nilai-nilai Pancasila, kendala tersebut sebagian sebagai berikut:
a) Penemuan ilmu dan teknollgi modern yang berdampak pada sikap dan perilaku yang modern juga.
b) Model dan gaya hidup yang nyeleh seperti : orang laki-laki memakai anting-anting, model potongan rambut, perkawinan sesama jenis, model ini sesuai dengan nilai Pancasila atau tidak dan bagaimana sikap nilai-nilai terhadap fenomena model hidup modern tersebut.
c) Sebagian sikap dan perilaku penganut agama tertentu yang menentang nilai-nilai Pancasila, termasuk teroris, ISIS dan lainnya.
d) Pengaruh paham luar seperti sistem ekonomi kapitalis, feodalis dan sosialis yang berkembang pada zaman modern ini.
e) Sikap dan perilaku bangsa Indonesia sendiri yang bersikap masa bodoh terhadap nilai-nilai, norma dan moral Pancasila, yang penting menguntungkan dirinya.
Menganalisi cara mengatasi kendala revitalisasi pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam aspek kehidupan.
Mengatasinya dengan dua cara yaitu: penyelesaian jangka panjang dan jangka singkat.
Jangka panjang:
a) Melalui pendidikan dan penyuluhan, terutama sasarannya anak remaja. b) Melakukan pendikan dan pengamalan Pancasila kepada semua lapisan
masyarakat seperti P4 dulu, hanya dikemas lebih modern dan sederhana. c) Mengadakan revolusi mental bangsa Indonesia yang sudah diambang
kebrobrokan moral.
d) Menyusun Undang-Undang yang berhubungan dengan revitalisasi nilai-nilai Pancasila.
Jangka pendek:
a) Melakukan tindakan bagi siapa saja yang melakukan perbuatan melanggar nilai-nilai Pancasila.
PPKn SMA/SMK K-10 18 b) Menyiarkan, mempublikasikan perbuatan tersebut melalui media elektronik dan cetak biar diketahui oleh masyarakan dan tidak mengulang lagi perbuatannya.
c) Memberi sanksi, hukuman yang adil sesuai dengan hukum dan undang-undang yang berlaku.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah anda membaca modul tersebut di atas apa komentar anda atau pendapat anda tentang permasalahan tersebut, tugas anda adalah mengamati sikap dan perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai Pancasila dan dengan sikap dan perilaku tersebut maka nilai-nilai Pancasila perlu diadakan revitalisasi.
H. Kunci Jawaban
1. Merevitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman. Artinya mengembalikan makna/arti nilai Pancasila seperti semula dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman.
Contoh: ada orang yang perbuatannya betul-betul melanggar hukum, bertentang dengan agama dan nilai-nilai Pancasila tetap saja ada orang membela dan membenarkan perbuatan itu demi kepentingan yang bersifat subyektif, kepentingan teman dan partai politiknya. Hal ini terjadi tidak saja digolangan level bawah level atas seperti anggota DPR pun melakukannya.
2. Cara merevitalasisasi dan mengembangkan nilai –nilai Pancasila supaya memaknai secara obyektif seperti dulu, antar lain adalah: Sikap dan perilaku tersebut kebenarannya selain diacu dengan nilai-nilai Pancasila dengan:
a. nilai agama.
b. Hukum atau undang-undang yang berlaku. c. Adat istiadat. Dan peradaban
d. Norma, moral, dan etika yang berlaku di masyarakat. e. Sosio budaya bangsa Indonesia.
PPKn SMA/SMK K-10 19 3. Kendala-kendala merevitalisasi pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam aspek kehidupan, kendala tersebut sebagian sebagai berikut:
a. Penemuan ilmu dan teknollgi modern yang berdampak pada sikap dan perilaku yang modern juga.
b. Model dan gaya hidup yang nyeleh seperti : orang laki-laki memakai anting-anting, model potongan rambut, perkawinan sesama jenis, model ini sesuai dengan nilai Pancasila atau tidak dan bagaimana sikap nilai-nilai terhadap fenomena model hidup modern tersebut. c. Sebagian sikap dan perilaku penganut agama tertentu yang
menentang nilai-nilai Pancasila, termasuk teroris, ISIS dan lainnya. d. Pengaruh paham luar seperti sistem ekonomi kapitalis, feodalis dan
sosialis yang berkembang pada zaman modern ini.
e. Sikap dan perilaku bangsa Indonesia sendiri yang bersikap masa bodoh terhadap nilai-nilai, norma dan moral Pancasila, yang penting menguntungkan dirinya.
4. Mengatasinya dengan dua cara yaitu: penyelesaian jangka panjang dan jangka singkat.
Jangka panjang:
a. Melalui pendidikan dan penyuluhan, terutama sasarannya anak remaja.
b. Melakukan pendikan dan pengamalan Pancasila kepada semua lapisan masyarakat seperti P4 dulu, hanya dikemas lebih modern dan sederhana.
c. Mengadakan revolusi mental bangsa Indonesia yang sudah diambang kebrobrokan moral.
d. Menyusun Undang-Undang yang berhubungan dengan revitalisasi nilai-nilai Pancasila.
Jangka pendek:
a. Melakukan tindakan bagi siapa saja yang melakukan perbuatan melanggar nilai-nilai Pancasila.
PPKn SMA/SMK K-10 20 b. Menyiarkan, mempublikasikan perbuatan tersebut melalui media elektronik dan cetak biar diketahui oleh masyarakan dan tidak mengulang lagi perbuatannya.
c. Memberi sanksi, hukuman yang adil sesuai dengan hukum dan undang-undang yang berlaku.
PPKn SMA/SMK K-10 21
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN NILAI-NILAI
PEMBUKAAN DAN UNDANG-UNDANG DASAR
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 1945 SELARAS DENGAN DINAMIKA
GLOBAL DUNIA
A. Tujuan
Tujuan yang diharapkan setelah mempelajari grade sepuluh (10) pada modul konstitusi ini adalah sebagai berikut:
1. Peserta dapat merevitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 selaras dengan dinamika global dunia dengan baik setelah mengikuti pelatihan.
2. Peserta dapat menganalisis cara-cara merevitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 selaras dengan dinamika global dunia dengan baik setelah mengikuti pelatihan.
3. Peserta dapat menganalisis kendala-kendala pengembangan implementasi nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 ditengah kehidupan global dunia dengan baik setelah mengikuti pelatihan.
4. Peserta dapat menganalisi cara mengatasi kendala pengembangan implementasi nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 ditengah kehidupan global dunia dengan baik setelah mengikuti pelatihan.
PPKn SMA/SMK K-10 22
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Kegiatan pelatihan ini dianggap berhasil apabila peserta diklat mampu menunjukkan beberapa kompetensi di bawah ini:
1. Mampu merevitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 selaras dengan dinamika global dunia.
2. Mampu menganalisis cara-cara merevitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 selaras dengan dinamika global dunia.
3. Mampu menganalisis kendala-kendala pengembangan implementasi nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 ditengah kehidupan global dunia.
4. Mampu menganalisis cara mengatasi kendala pengembangan implementasi nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 ditengah kehidupan global dunia.
C. Uraian Materi
1. Merevitalisasi Dan Mengembangkan Nilai-Nilai Pembukaan Dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 Selaras Dengan Dinamika Global Dunia
Revitalisasi dalam kamus besar bahasa Indonesia mempunyai arti proses, cara, proses menghidupkan atau menggiatkan kembali. Merevitalisasi nilai-nilai pembukaan dan undang-undang dasar Negara kesatuan republic Indonesia berarti dapat diartikan sebagai usaha mengembalikan nilai pembukaan dan undang-undang dasar negara kepada subjeknya yaitu sebagai pedoman bagi para penyelenggara pemerintahan.
Pada sisi yang lain revitalisasi juga merupakan bentuk penyadaran bagi masyarakat bahwa kita hidup di Indonesia yang sangat beraneka ragam dalam berbagai hal tidak hanya agama, bahasa maupun budaya. Hal ini menjadi penting mengingat pancasila sebagai ideologi bangsa, telah mulai dilupakan oleh masyarakat. Contoh dengan keadaan sekarang, dari serangkaian aksi yang tidak lagi mengindahkan
PPKn SMA/SMK K-10 23 prosedur hukum yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang. Kita tahu, upaya dalam rangka mencari ideologi yang sesuai untuk bangsa Indonesia tidak semudah membalik telapak tangan. Dicetuskannya Pancasila berangkat dari sebuah pertimbangan bahwa pancasila adalah satu-satunya idiologi yang lebih bisa menjadi sarana kepentingan seluruh kelompok yang ada di Indonesia.
Pembukaan UUD 1945 dengan nilai-nilai luhurnya menjadi suatu kesatuan integral-integratif dengan Pancasila sebagai dasar negara. Jika itu diletakkan kembali, maka kita akan menemukan landasan berpijak yang sama, menyelamatkan persatuan dan kesatuan nasional yang kini sedang mengalami disintegrasi. Revitalisasi Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna bahwa Pancasila harus diletakkan utuh dengan pembukaan, di-eksplorasi-kan dimensi-dimensi yang melekat padanya, yaitu :
a. Realitasnya: dalam arti bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dikonkretisasikan sebagai kondisi cerminan kondisi obyektif yang tumbuh dan berkembang dlam masyarakat, suatu rangkaian nilai-nilai yang bersifat sein im sollen dan sollen im
sein.
b. Idealitasnya: dalam arti bahwa idealisme yang terkandung di dalamnya bukanlah sekedar utopi tanpa makna, melainkan diobjektivasikan sebagai “kata kerja” untuk membangkitkan gairah dan optimisme para warga masyarakat guna melihat hari depan secara prospektif, menuju hari esok lebih baik.
c. Fleksibilitasnya: dalam arti bahwa Pancasila bukanlah barang jadi yang sudah selesai dan mandeg dalam kebekuan oqmatis dan normatif, melainkan terbuka bagi tafsir-tafsir baru untuk memenuhi kebutuhan zaman yang berkembang. Dengan demikian tanpa kehilangan nilai hakikinya, Pancasila menjadi tetap aktual, relevan serta fungsional sebagai tiang-tiang penyangga bagi kehidupan bangsa dan negara dengan jiwa dan semangat “Bhinneka tunggal Ika”
PPKn SMA/SMK K-10 24 Revitalisasi juga dimaksudkan untuk menjaga integritas nasional dan menguatkan kemampuan bangsa dalam menjawab tantangan globalisasi.
2. Menganalisis Cara-Cara Merevitalisasi Dan Mengembangkan Nilai-Nilai Pembukaan Dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 Selaras Dengan Dinamika Global Dunia
Upaya yang dapat dilakukan untuk merevitalisasi pembukaan dan undang-undang dasar yang didalamnya terdapat ideology pancasila yaitu dengan :
a. Reaktualisasi pada perseorangan dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dengan cara :
Mempraktikkan pancasila dalam keseharian kita adalah cara jitu bagaimana hidup di Indonesia dengan cara Indonesia pula. Pancasila tidak bersifat dogmantis, tetapi ia harus difahami dan diinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari. Semua sangat universal dan bisa diterapkan, bukan hafalan. Membiasakan memiliki sifat integritas, kesetiaan dan
kejujuran yang sangat penting dalam suatu bangsa yang beradap, adil dan makmur.
Mencintai tanah air Indonesia membangun rasa nasionalisme Mengakrabi budaya bangsa Indonesia dengan ikut terlibat
dalam kesenian, mendalami adat atau bahasa.
Mengkritik tajam budaya yang tidak sesuai dengan zaman. Memberikan wawasan kebangsaan untuk sesama, dengan
mengingatkan kita selalu akanpentingnya kita mengenali jati diri kita masing – masing, talenta yang diberikan Tuhan kepada kita, sehingga kita mampu memberikan kontribusi yang terbaik bagi masyarakat.
PPKn SMA/SMK K-10 25 b. Dalam dunia pendidikan secara umum. Pendidikan Pancasila hendaknya dilakukan secara terus menerus sebagai upaya proses internalisasi dan pembudayaan nilai–nilai Pancasila melalui aktivitas beragam, tidak terbatas pada kegiatan dikelas atau seminar, sebaiknyan dilakukan dengan cara-cara yang menyenangkan diluar kegiatan belajar mengajar. Hal yang lebih penting dari proses penanaman nilai-nilai Pancasila adalah keteladanan kalangan pendidikan dan lingkungan peserta didik, dari aparat pemerintah hingga para pemimpin masyarakat. Jika selama ini pengajaran Pancasila dengan berbagai atributnya. Misalnya, pancasila sebagai filsafat, etika politik, ideologi nasional dan sebagainya, dilakukan melalui cara–cara indoktrinasi sudah waktunya para pendidik menegenalkan pancasila kepada peserta didik dan masyarakat umum dengan cara-cara pembelajaran yang menempatkan peserta didik bukan sebagai target pembelajaran yang pasif; melainkan sebagai mitra dan subjek pemebelajaran yang aktif, kolaboratif dan dinamis. Dengan para pendidik sebagai fasilitator dan inspirator bagi peserta didik untuk berfikir alternatif dan terbuka untuk berfikir kritis terhadap kandungan dan praktik sehari-hari pancasila.
c. Pembinaan akhlak dan perilaku masyarakat. Upaya untuk memperbaiki akhlak serta perilaku masyarakat tidak cukup dilakukan melalui kegiatan-kegiatan formal seperti upacara bendera, menyanyikan lagu kebangsaan atau sekedar mengenalkan masa perjuangan dulu, tetapi harus lebih konkrit pada upaya untuk memberi perhatian yang lebih dalam meningkatkan kualitas hidup dalam segala bidang kehidupan. Langkah yang perlu dan harus dilakukan antara lain dimulai dengan mengurangi konflik dalam masyarakat melalui melalui perubahan sikap, perilaku dan akhlak masyarajat dari perilaku negatif menjadi perilaku positif.
d. Kembali ke Jati Diri Bangsa
Upaya ini dilakukan melalui penelusuran sejarah, penggalian nilai-nilai serta mengaplikasikan nilai-nilai-nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari yang dilaksanakan secara terus menerus. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tersebut adalah akhlak dan
PPKn SMA/SMK K-10 26 perilaku positif yang apabila dapat diterapkan secara baik akan menjadi perekat kehidupan berbangsa dan bernegara. Bangsa Indonesia dalam melanjutkan kehidupannya harus berpegang pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, permusyawaratan dan perwakilan serta keadilan sosial.
e. Peningkatan perhatian masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila. Dalam menghalau dampak negatif berkembangnya berbagai ideologi negara lain termasuk kuatnya pengaruh ideologi leluhur ditengah-tengah masyarakat, maka perhatian masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila harus kembali dapat ditingkatkan melalui serangkaian upaya dan kegiatan sebagai berikut :
Mengunggah dan mensosialisasikan secara terus menerus eksistensi dan keberadaan ideologi Pancasila sebagai pemersatu untuk membangkitkan kembali rasa nasionalisme. Meningkatkan filter/saringan masyarakat terhadap eksistensi
ideologi kapitalis dan liberalis yang mencoba untuk memecah belah Indonesia disemua aspek politik, ekonomi dan sosial budaya.
Meningkatkan intensitas pemberian materi pelajaran pendidikan Pendidikan Pancasila seperti pendidikan moral pancasila pada tataran teori maupun praktek kepada para siswa/mahasiswa pada semua jenjang pendidikan. Pengemasan materi pelajaran tersebut harus ditampilkan semenarik mungkin dan menghindari kesan adanya doktrinasi sebagaimana pernah terjadi pada masa lalu.
f. Penataan kelembagaan formal terstruktur sebagai pengawas dan pengembangan nilai-nilai Pancasila secara formal. Kelembagaan formal terstruktur yang diterapkan secara terstruktur/melembaga, maupun melalui sistem pendidikan nasional yang menyangkut program membudayakan dan memasyarakatkan Pancasila di berbagai lingkungan organisasi kemasyarakatan maupun lingkungan pendidikan dapat terbentuk, sehingga dapat
PPKn SMA/SMK K-10 27 terwujud lembaga yang mengawasi, mengembangkan Pancasila secara formal.
g. Pemberdayaan fungsi Pancasila dalam proses legislasi instrumen hukum. Agar berbagai aturan Undang-undang yang disusun akan memiliki norma-norma yang menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam perilaku sehari-hari sehingga dapat menjamin penegakan hukum dan keadilan dapat dilaksanakan sesuai harapan oleh masyarakat Dengan demikian fungsi regulatif dan fungsi kontitutif Pancasila sebagai sebagai cita hukum dapat terimplementasikan dengan baik
3.
Menganalisis
Kendala-Kendala Pengembangan Implementasi
Nilai-Nilai Pembukaan Dan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
Tahun
1945
Ditengah
Kehidupan Global Dunia
Pengembangan implementasi nilai-nilai pembukaan dan undang-undang dasar 1945 ditengah kehidupan global tidaklah semudah membalikan telapak tangan, selalu ada halangan dan juga rintangan di sana sini. Era Kehidupan global ini sering membuat kita semua terbuai dengan semua kemudahan dan segala fasilitas yang dengan mudah kita dapatkan. Semakin mudahnya kita memperoleh segala fasilitas sering membuat kita lupa pada nilai-nilai yang sudah tertanam pada diri kita yakni nilai-nilai yang sesuai dengan pembukaan dan undang-undang dasar 1945. Hal ini membuat kita mudah sekali terpengaruh oleh hal-hal negative dari luar.
Beberapa hal yang menjadi kendala pengembangan implementasi nilai-nilai pembukaan dan undang-undang dasar 1945 diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Sikap acuh teerhadap sesame.
Seringkali kita lupa bahwa kita adalah makhluk social sehingga sering bersikap acuh terhadap sesame. Padahal suatu saat kita tidak akan pernah tahu bahwa kita juga memerlukan bantuan dari orang lain b. Mendahulukan kepentingan kelompok.
PPKn SMA/SMK K-10 28 Fenomena yang akhir-akhir ini muncul yakni kita lebih sering memntingkan kepentingan golongan tempat kita merasa nyaman dari pada kepentingan bersama.
c. Kesetiaan yang membabi buta.
Kesetiaan kita pada kelompok tertentu seringkali melahirkan kesetiaan yang membabi buta, kita tidak lagi melihat mana yang benar dan mana yang salah yang terpenting adalah kita membela kelompok kita. Meskipun kelompok kita berada di pihak yang salah. d. Anarkisme
Seringkali kita lihat ataupun kita dengan dari berbagai media kasus anarkisme yang semakin merajalela, bahkan yang sering disebabkan oleh hal-hal yang bersifat sepele.
e. Himpitan ekonomi
Semakin meningkatnya kebutuhan hidup dan sulitnya untuk mendapatkan pekerjaan seringkali membuat orang gelap mata dan tidak berpikiran jernih sehingga melakukan segala cara untuk memenuhi kebutuhan mereka.
f. Kurangnya toleransi
Toleransi antar sesame semakin hari semakin tergerus oleh budaya modernisasi dan individualism.
g. Dan lain-lain.
4.
Menganalisis
Cara Mengatasi Kendala Pengembangan
Implementasi Nilai-Nilai Pembukaan Dan Undang-Undang
Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945
Ditengah Kehidupan Global Dunia
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala dalam pengembangan implementasi nilai-nilai pada pembukaan dan UUD 1945 yakni:
a. Sikap saling menghargai.
Sikap ini sangat diperlukan mengingat tidak ada seorangpun yang tidak ingin dihargai.
PPKn SMA/SMK K-10 29 Negara Indonesia adalah Negara yang sangat kaya akan perbedaan, perberbedaan agama, perbedaan kebudayaan dan adat istiadat, perbedaan suku bangsa, warna kulit, dan banyak lagi perbedaan yang lain. Jika sikap menghormati tidak tumbuh diantara masyarakat niscaya hanya perpecahan dan permusuhan yang akan terjadi.
c. Saling menghormati.
Saling mengahargai sangat diperlukan dalam perwujudan implementasi nilai pembukaan dan UUD 1945 begitu juga dengan sikap saling menghormati sama pentingnya dengan sikap saling menghargai
d. Tolong menolong.
Tolong menolong dan saling bergotong royong adalah cirri khas bangsa Indonesia, jadi jangan sampai kekhasan ini menghilang karena akan merugikan untuk kita semua.
e. Bersatu menjaga keamanan Negara.
Saling bahu-membahu antar warga Negara untuk tetap menjaga keamanan Negara baik terhadap serangan dari luar ataupun dari dalam.
f. Mendahulukan kepentingan bersama.
Seperti halnya penerapan Pancasila sila ke empat yang berbunyi “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan” kita senantiasa diharuskan untuk mendahulukan kepentingan bersama dari pada kepentingan diri sendiri atau golongan.
g. Melaksanakan kewajiban dengan sebaik-baiknya.
Warga Negara yang baik dan patuh terhadap aturan yang berlaku sudah sepatutnya kita melaksanakan kewajiban kita dengan sebaik-baiknya.
h. Cinta tanah air.
Sikap cinta tanah air sangat diperlukan untuk menjaga dan mewujudkan cita-cita luhur dari bangsa Indonesia
PPKn SMA/SMK K-10 30
D. Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran ini akan menggunakan model pembelajaran discovery learning. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Stimulation (memberi stimulus). Pada kegiatan ini guru memberikan stimulan, dapat berupa bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai dengan materi pembelajaran/topik/tema yang akan dibahas, sehingga peserta didik mendapat pengalaman belajar mengamati pengetahuan konseptual melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar. 2. Problem Statement (mengidentifikasi masalah). Dari tahapan tersebut,
peserta didik diharuskan menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga pada kegiatan ini peserta didik diberikan pengalaman untuk menanya, mencari informasi, dan merumuskan masalah.
3. Data Collecting (mengumpulkan data). Pada tahapan ini peserta didik diberikan pengalaman mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi. Kegiatan ini juga akan melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, serta membiasakan peserta didik untuk mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah, jika satu alternatif mengalami kegagalan.
4. Data Processing (mengolah data). Kegiatan mengolah data akan melatih peserta didik untuk mencoba dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata, sehingga kegiatan ini juga akan melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
5. Verification (memferifikasi). Tahapan ini mengarahkan peserta didik untuk mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data, melalui berbagai kegiatan, antara lain bertanya kepada teman, berdiskkusi, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.
6. Generalization (menyimpulkan). Pada kegiatan ini peserta didik digiring untuk menggeneralisasikan hasil simpulannya pada suatu kejadian atau permasalahan yang serupa, sehingga kegiatan ini juga dapat melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.
PPKn SMA/SMK K-10 31
E. Latihan/Kasus/Tugas
Jelaskan secara singkat apa yang dimaksud dengan revitalisasi nilai-nilai pada pembukaan dan undang-undang dasar 1945!
F. Rangkuman
Merevitalisasi nilai-nilai pembukaan dan undang-undang dasar Negara kesatuan republic Indonesia berarti dapat diartikan sebagai usaha mengembalikan nilai pembukaan dan undang-undang dasar negara kepada subjeknya yaitu sebagai pedoman bagi para penyelenggara pemerintahan. Pada sisi yang lain revitalisasi juga merupakan bentuk penyadaran bagi masyarakat bahwa kita hidup di Indonesia yang sangat beraneka ragam dalam berbagai hal tidak hanya agama, bahasa maupun budaya. Hal ini menjadi penting mengingat pancasila sebagai ideologi bangsa, telah mulai dilupakan oleh masyarakat.
Cara-cara yang dapat ditempuh untuk merevitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai pembukaan dan UUD 1945 adalah sebagai berikut:
1. Reaktualisasi pada perseorangan dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
2. Dalam dunia pendidikan secara umum. Pendidikan Pancasila hendaknya 3. Pembinaan akhlak dan perilaku masyarakat.
4. Kembali ke Jati Diri Bangsa
5. Peningkatan perhatian masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila. 6. Penataan kelembagaan formal terstruktur sebagai pengawas
7. Pemberdayaan fungsi Pancasila dalam proses legislasi instrumen hukum.
Beberapa hal yang menjadi kendala pengembangan implementasi nilai-nilai pembukaan dan undang-undang dasar 1945 diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Sikap acuh terhadap sesama.
b. Mendahulukan kepentingan kelompok. c. Kesetiaan yang membabi buta.
PPKn SMA/SMK K-10 32 e. Himpitan ekonomi
f. Kurangnya toleransi g. Dan lain-lain.
Cara mengatasi kendala implementasi nilai pembukaan dan UUD 1945 adalah denga menerapkan beberapa hal dibawah ini:
a. Sikap saling menghargai. b. Menghormati perbedaan. c. Saling menghormati. d. Tolong menolong.
e. Bersatu menjaga keamanan Negara. f. Mendahulukan kepentingan bersama.
g. Melaksanakan kewajiban dengan sebaik-baiknya. h. Cinta tanah air.
i. Dan lain-lain
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah mengikuti pelatihann ini peserta diharapkan mampu memberikan masukan yang positif dan saling tukar fikiran terkait dempngan materi yang telah dibahas bersama.
H. Kunci Jawaban
Merevitalisasi nilai-nilai pembukaan dan undang-undang dasar Negara kesatuan republic Indonesia berarti dapat diartikan sebagai usaha mengembalikan nilai pembukaan dan undang-undang dasar negara kepada subjeknya yaitu sebagai pedoman bagi para penyelenggara pemerintahan. Pada sisi yang lain revitalisasi juga merupakan bentuk penyadaran bagi masyarakat bahwa kita hidup di Indonesia yang sangat beraneka ragam dalam berbagai hal tidak hanya agama, bahasa maupun budaya. Hal ini menjadi penting mengingat pancasila sebagai ideologi bangsa, telah mulai dilupakan oleh masyarakat.
PPKn SMA/SMK K-10 33
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
MEMBANGUN KARAKTER BANGSA DALAM
KONTEKS NKRI
A. Tujuan
Adapun tujuan dalam mempelajari materi permasalahan implementasi nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme ini adalah sebagai berikut:
1. Peserta diklat mampu menjelaskan Pengertian Pendidikan Karakter Bangsa dengan baik setelah mengikuti kegiatan diklat.
2. Peserta diklat mampu menjelaskan latar belakang pendidikan karakter bangsa dengan baik setelah mengikuti kegiatan diklat.
3. Peserta diklat mampu menjelaskan tujuan pendidikan karakter bangsa dengan baik setelah mengikuti kegiatan diklat.
4. Peserta diklat mampu menganalisis implementasi pendidikan karakter bangsa dengan baik setelah mengikuti kegiatan diklat.
5. Peserta diklat mampu membangun integrasi pendidikan karakter bangsa ke mata pelajaran PPKn dengan baik setelah mengikuti kegiatan diklat.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Adapun peserta dikatakan berhasil dalam diklat ini apabila telah dapat memenuhi hal-hal di bawah ini:
1. Dapat menjelaskan pengertian pendidikan karakter bangsa. 2. Dapat menjelaskan latar belakang pendidikan karakter bangsa. 3. Dapat menjelaskan tujuan pendidikan karakter bangsa.
4. Dapat menganalisis implementasi pendidikan karakter bangsa. 5. Dapat membangun integrasi pendidikan karakter bangsa ke mata
PPKn SMA/SMK K-10 34
C. Uraian Materi
1. Pengertian Pendidikan Karakter Bangsa.
a. Menurut Suyanto (2009)Pendidikan karakter adalah cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun Negara. b. Menurut Kertajaya (2010)
Pendidikan karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individe tersebut, serta merupakan “mesin” yang mendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap, berucap, dan merespon sesuatu.
c. Menurut Kamus Psikologi
Menurut kamus psikologi pendidikan karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, dan berkaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap. (Dali Gulo, 1982).
d. Menurut Thomas Lickona
Pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.
2. Latar Belakang Pendidikan Karakter Bangsa
Dalam Undang-Undang yang membahas tentang pendidikan di Indonesia, terdapat 1 undang-undang yang membahas tentang pendidikan nasional sebagai salah satu latar belakang pendidikan karakter yang diterapkan sekarang ini, yaitu Rumusan Tujuan Pendidikan Nasional Nomor 20 pasal 3 yang membahas mengenai sistem pendidikan nasional. Dalam pasal ini yang digunakan sebagai latar belakang pendidikan karakter dijelaskan bahwa pendidikan nasional digunakan sebagai wadah mengembangkan kemampuan serta membentuk watak dan peradaban yang bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemudian juga bertujuan untuk