• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN. PPKn SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI 10

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN. PPKn SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI 10"

Copied!
254
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MODUL

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN

PPKn SMA/SMK

KELOMPOK KOMPETENSI 10

PENYUSUN

Dr. Mukiyat, M.Pd. (PPPPTK PKn dan IPS) Dr. Suwarno, M.H. (PPPPTK PKn dan IPS) Dr. Didik Sukriono, S.H, M.Hum. (Univ. Negeri Malang)

Diana Wulandari, S.Pd. (PPPPTK PKn dan IPS) Drs. MArgono, M.Pd, M.Si. (Univ. Negeri Malang) Drs. H. M. Ilzam Marzuk, M.A.Educ. (PPPPTK PKn dan IPS)

Dr. Nur Wahyu Rohmadi, M.Pd, M.Si. (Univ. Negeri Malang

PEMBAHAS

Dr. Didik Sukriono, S.H., M.Hum. (Univ. Negeri Malang) Muhammad Rohmatul Adib, S.Pd. (SMAN 3 Malang) Dr. Nur Wahyu Rochmadi, M.Pd., M.Si. (Univ. Negeri Malang)

Drs. Dewantara (SMAN 7 Malang)

Siti Awaliyah, S.Pd., SH, M.Hum. (Univ. Negeri Malang) Dra. Husniah (SMA Negeri 4 Malang)

Dra. Arbaiyah Prantiasih, M.Se. (Univ. Negeri Malang) Sukamto, S.Pd. (SMAN 1 Kandangan)

Drs. Teguh Santosa (SMAN 8 Malang)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN

PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PPPPTK PKn DAN IPS

(3)

PPKn SMA/SMK K-10 i

PENGANTAR

Salah satu komponen yang menjadi fokus perhatian dalam peningkatan kualitas pendidikan adalah peningkatan kompetensi guru. Hal ini menjadi prioritas baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sejalan dengan hal tersebut, peran guru yang profesional dalam proses pembelajaran di kelas menjadi sangat penting sebagai penentu kunci keberhasilan belajar siswa. Disisi lain, Guru diharapkan mampu untuk membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas.

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) diperuntukkan bagi semua guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi baik Kompetensi Pedagogik maupun Kompetensi Profesional sangat dibutuhkan bagi Guru. Informasi, tentang peta kompetensi tersebut diwujudkan dalam buku modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dari berbagai mata pelajaran.

PPPPTK PKn dan IPS merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, mendapat tugas untuk menyusun Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), khususnya modul PKB untuk mata pelajaran PPKn SMP, IPS SMP, PPKn SMA/SMK, Sejarah SMA/SMK, Geografi SMA, Ekonomi SMA, Sosiologi SMA, dan Antropologi SMA. Masing-masing modul Mata Pelajaran disusun dalam Kelompok Kompetensi 1 sampai dengan 10. Dengan adanya modul ini, diharapkan semua kegiatan pendidikan dan pelatihan baik yang dilaksan dengan pola tatap muka maupun on-line bisa mengacu dari modul-modul yang telah disusun ini.

Semoga modul ini bisa dipergunakan untuk menjadi acuan dan pengembangan proses pembelajaran, khususnya untuk mata pelajaran PKn dan IPS.

Jakarta, Desember 2015 Direktur Jenderal

Guru dan Tenaga Kependidikan

Sumarna Surapranata, Ph.D NIP. 195908011985032001

(4)

PPKn SMA/SMK K-10 ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... Daftar Isi ... Daftar Gambar ... Daftar Tabel ... Pendahuluan ... Kegiatan Pembelajaran 1 ... A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Kegiatan Pembelajaran 2 ...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Kegiatan Pembelajaran 3 ...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...

i ii vi ix 1 11 11 11 12 14 15 15 17 17 20 20 21 21 29 30 30 31 31 32 32 32 33 38 39 39 40

(5)

PPKn SMA/SMK K-10 iii H. Kunci Jawaban ...

Kegiatan Pembelajaran 4 ... A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Kegiatan Pembelajaran 5 ...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Kegiatan Pembelajaran 6 ...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Kegiatan Pembelajaran 7 ...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... 41 42 42 42 42 46 47 47 48 49 50 50 50 51 60 60 61 63 63 65 65 65 66 79 80 80 83 83 84 84 84 84 89

(6)

PPKn SMA/SMK K-10 iv E. Latihan / Kasus / Tugas ...

F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Kegiatan Pembelajaran 8 ...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Kegiatan Pembelajaran 9 ...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Kegiatan Pembelajaran 10 ...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Kegiatan Pembelajaran 11... A. Tujuan Pembelajaran ... 90 90 92 92 93 93 93 94 102 103 103 104 104 105 105 105 105 115 117 118 119 120 121 121 121 122 145 147 148 148 148 149 149

(7)

PPKn SMA/SMK K-10 v B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...

C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Kegiatan Pembelajaran 12 ...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Penutup ... Daftar Pustaka ... 149 149 178 180 182 182 182 183 183 183 183 230 230 230 231 231 232 233

(8)

PPKn SMA/SMK K-10 vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 ...

Gambar 2 ... Gambar 3 ... Gambar 4 ... Gambar 5 ... Gambar 6 ... Gambar 7 ... Gambar 8 ... Gambar 9 ... Gambar 10 ... Gambar 11 ... Gambar 12 ... Gambar 13 ... Gambar 14 ... Gambar 15 ... Gambar 16 ... Gambar 17 ... Gambar 18 ... Gambar 19 ... Gambar 20 ... Gambar 21 ... Gambar 22 ... Gambar 23 ... Gambar 24 ... Gambar 25 ... Gambar 26 ... Gambar 27 ... Gambar 28 ... Gambar 29 ... Gambar 30 ... Gambar 31 ...

(9)

PPKn SMA/SMK K-10 vii Gambar 32 ... Gambar 33 ... Gambar 34 ... Gambar 35 ... Gambar 36 ... Gambar 37 ... Gambar 38 ... Gambar 39 ... Gambar 40 ... Gambar 41 ... Gambar 42 ... Gambar 43 ... Gambar 44 ... Gambar 45 ... Gambar 46 ... Gambar 47 ... Gambar 48 ... Gambar 49 ... Gambar 50 ... Gambar 51 ... Gambar 52 ... Gambar 53 ... Gambar 54 ... Gambar 55 ... Gambar 56 ... Gambar 57 ... Gambar 58 ... Gambar 59 ... Gambar 60 ... Gambar 61 ... Gambar 62 ... Gambar 63 ... Gambar 64 ...

(10)

PPKn SMA/SMK K-10 viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 ... Tabel 2 ... Tabel 3 ... Tabel 4 ... Tabel 5 ... Tabel 6 ... Tabel 7 ... Tabel 9 ... Tabel 10 ... Tabel 11 ... Tabel 12 ... Tabel 13 ... Tabel 14 ... Tabel 15 ... Tabel 16 ... Tabel 17 ... Tabel 18 ... Tabel 19 ... Tabel 20 ... Tabel 21 ... Tabel 22 ... Tabel 23 ... Tabel 24 ... Tabel 25 ... Tabel 26 ... Tabel 27 ... Tabel 28 ... Tabel 29 ... Tabel 30 ... Tabel 31 ... Tabel 32 ... 115 119 119 121 122 123 124 127 128 129 136 142 151 154 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 178 180 180 182

(11)

PPKn SMA/SMK K-10 ix Tabel 33 ... Tabel 34 ... Tabel 35 ... Tabel 36 ... Tabel 37 ... . 183 185 186 186 187

(12)

PPKn SMA/SMK K-10 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan agar dapat melaksanakan tugas profesionalnya. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan yang dilaksanakan sesuai kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya.

Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan agar mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan.

Profesi guru dan tenaga kependidikan harus dihargai dan dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat sebagaimana diamanatkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Hal ini dikarenakan guru dan tenaga kependidikan merupakan tenaga profesional yang mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat penting dalam mencapai visi pendidikan 2025 yaitu “Menciptakan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif”. Untuk itu guru dan tenaga kependidikan yang profesional wajib melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan.

Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK

(13)

PPKn SMA/SMK K-10 2 dan LPPPTK KPTK atau penyedia layanan diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Modul diklat PKB bagi guru dan tenaga kependidikan ini merupakan salah satu bahan referensi bagi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kegiatan PKB. Penyusunan modul ini telah melalui beberapa proses dan mekanisme yaitu tahap: persiapan, penyusunan, pemantapan (sanctioning), dan pencetakan. Modul ini disusun untuk memberikan informasi/gambaran/deskripsi dan pembelajaran mengenai materi-materi yang relevan, serta disesuaikan dengan standar isi kurikulum.

B. Tujuan

Tujuan penyusunan modul diklat PKB secara umum adalah memberikan pemahaman dan sebagai salah satu referensi bagi peserta diklat PKB, sehingga kompetensi ranah profesional dan paedagogik tercapai. Kompetensi inti dalam ranah profesional yang hendak dicapai dalam pembelajaran pada modul ini mencakup:

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/SMK

2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/SMK

3. Mengembangkan materi pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/SMK secara kreatif

Sedangkan kompetensi inti dalam ranah paedagogik yang hendak dicapai dalam pembelajaran pada modul ini mencakup:

1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual.

(14)

PPKn SMA/SMK K-10 3 3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan matapelanjaran yang

diampu.

4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran

6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

7. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 8. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran

C. Peta Kompetensi

No

Mata Diklat

Kompetensi

Materi

1

Revitalisasi

Dan

Pengembang

an Nilai-Nilai

Pancasila

Sesuai

Dengan

Perkembang

an Zaman

1. Menjabarkan arti

revitalisasi dan

mengembangkan

nilai-nilai Pancasila

sesuai dengan

perkembangan

zaman.

2. Menganalisis

cara-cara merevitalisasi

dan mengembangkan

nilai-nilai Pancasila

sesuai dengan

perkembangan

zaman.

3. Menganalisi

kendala-kendala

merevitalisasi

pengembangan

implementasi

nilai-nilai Pancasila dalam

aspek kehidupan.

4. Menganalisi cara

mengatasi kendala

pengembangan

implementasi

nilai-nilai Pancasila dalam

aspek kehidupan.

1. Arti revitalisasi dan

mengembangkan

nilai-nilai Pancasila

sesuai dengan

perkembangan

zaman.

2. Cara-cara

merevitalisasi dan

mengembangkan

nilai-nilai Pancasila

sesuai dengan

perkembangan

zaman.

3. Kendala-kendala

merevitalisasi

pengembangan

implementasi

nilai-nilai Pancasila dalam

aspek kehidupan.

4. Cara mengatasi

kendala

pengembangan

implementasi

nilai-nilai Pancasila dalam

aspek kehidupan.

(15)

PPKn SMA/SMK K-10 4

No

Mata Diklat

Kompetensi

Materi

Nilai-Nilai

Pembukaan

dan

Undang-Undang

Dasar

Negara

Kesatuan

Republik

Indonesia

tahun 1945

mengembangkan

nilai-nilai

Pembukaan

dan

Undang-Undang

Dasar

Negara

Kesatuan Republik

Indonesia

tahun

1945 selaras

dengan dinamika

global dunia.

2. menganalisis

cara-cara merevitalisasi

dan

mengembangkan

nilai-nilai

Pembukaan

dan

Undang-Undang

Dasar

Negara

Kesatuan Republik

Indonesia

tahun

1945 selaras

dengan dinamika

global dunia.

3. menganalisis

kendala-kendala

pengembangan

implementasi

nilai-nilai

Pembukaan

dan

Undang-Undang

Dasar

Negara

Kesatuan

Republik Indonesia

tahun

1945

ditengah kehidupan

global dunia.

4. menganalisis cara

mengatasi kendala

pengembangan

implementasi

nilai-nilai

Pembukaan

dan

Undang-Undang

Dasar

Negara

Kesatuan

Republik Indonesia

tahun

1945

pengembangan

nilai-nilai

Pembukaan

dan

Undang-Undang

Dasar

Negara

Kesatuan Republik

Indonesia

tahun

1945 selaras

dengan dinamika

global dunia.

2. cara-cara

merevitalisasi dan

mengembangkan

nilai-nilai

Pembukaan

dan

Undang-Undang

Dasar

Negara

Kesatuan Republik

Indonesia

tahun

1945 selaras

dengan dinamika

global dunia.

3. kendala-kendala

pengembangan

implementasi

nilai-nilai

Pembukaan

dan

Undang-Undang

Dasar

Negara

Kesatuan

Republik Indonesia

tahun

1945

ditengah kehidupan

global dunia.

4. cara

mengatasi

kendala

pengembangan

implementasi

nilai-nilai

Pembukaan

dan

Undang-Undang

Dasar

Negara

Kesatuan

Republik Indonesia

tahun

1945

ditengah kehidupan

global dunia.

(16)

PPKn SMA/SMK K-10 5

No

Mata Diklat

Kompetensi

Materi

ditengah kehidupan

global dunia.

3

Membangun

Karakter

Bangsa

dalam

konteks NKRI

1. menjelaskan

pengertian

pendidikan karakter

bangsa.

2. menjelaskan

latar

belakang

pendidikan karakter

bangsa.

3. menjelaskan tujuan

pendidikan karakter

bangsa.

4. Menganalisis

implementasi

pendidikan karakter

bangsa.

5. Membangun

integrasi pendidikan

karakter bangsa ke

mata

pelajaran

PPKn.

1. pengertian

pendidikan karakter

bangsa.

2. latar

belakang

pendidikan karakter

bangsa.

3. tujuan

pendidikan

karakter bangsa.

4. implementasi

pendidikan karakter

bangsa.

5. integrasi pendidikan

karakter bangsa ke

mata

pelajaran

PPKn.

4

Desain good

governance

dalam

penyelenggar

aan negara di

Indonesia

membangun institusi

berbasis good

governance

1. Desain good

governance dalam

penyelenggaraan

negara di Indonesia

2. Desain Good

Governance Melalui

Pembangunan

Institusi/Lembaga

3. Pengembangan

Lembaga Good

Governance

5

Inovasi

Penanganan

Korupsi di

Indonesia

1. Mampu

menganalisis

permasalahan

Penanganan

Korupsi

di

Indonesia.

2. Mampu

menganalisis

Penyebab

munculnya korupsi

di Indonesia.

1. permasalahan

Penanganan

Korupsi

di

Indonesia.

2. Penyebab

munculnya korupsi

di Indonesia.

3. Dampak korupsi di

Indonesia.

4. Undang-Undang

Tentang Korupsi di

(17)

PPKn SMA/SMK K-10 6

No

Mata Diklat

Kompetensi

Materi

3. Mampu

menganalisis

Dampak korupsi di

Indonesia.

4. Mampu

menganalisis

Undang-Undant

Tentang Korupsi di

Indonesia.

5. Mampu merancang

upaya

penanggulangan

Korupsi

di

Indonesia.

Indonesia.

5. upaya

penanggulangan

Korupsi

di

Indonesia.

6

Revitalisasi

Kesadaran

Berbangsa

dan

Bernegara

Kesatuan

Republik

Indonesia

Melalui

Pendidikan

Bela Negara

1. membangun

kesadaran warga

negara untuk bela

negara.

2. membangun kesediaan warga negara untuk melakukan bela negara.

3. membangun

kesadaran

berbangsa dan

bernegara Kesatuan

Republik Indonesia

melalui Pendidikan

Bela Negara.

1. Kesadaran warga

negara untuk bela

negara.

2. Kesediaan warga

negara untuk

melakukan bela

negara.

3. Kesadaran

berbangsa dan

bernegara Kesatuan

Republik Indonesia

melalui Pendidikan

Bela Negara.

7

Strategi

Pencegahan

dan

Penanggulan

gan

Permasalaha

n HAM di

Indonesia

melalui

Pendidikan

HAM

membangun strategi

pencegahan dan

penanggulangan

permasalahan HAM di

Indonesia melalui

pendidikan HAM

Strategi pencegahan

dan penanggulangan

permasalahan HAM di

Indonesia melalui

pendidikan HAM

8

Desain

Sistem Politik

Demokrasi

1. Menjelaskan

pengertian Desain

Sistem Politik

1. Pengertian Desain

Sistem Politik

Demokrasi dan

(18)

PPKn SMA/SMK K-10 7

No

Mata Diklat

Kompetensi

Materi

dan Budaya

Politik

Partisipan

Demokrasi dan

Budaya Politik

Partisipan.

2. Menjelaskan

bentuk-bentuk Budaya

Politik Partisipan.

3. Menganalisis budaya

politik yang

bertentangan dengan

semangat politik

bangsa.

4. Menganalisis contoh

budaya politik

partisipan dalam

hidup

bermasyarakat,

berbanga, dan

bernegara.

5. Menganalisis contoh

perilaku yang

berperan aktif dalam

politik yang

berkembang di

masyarakat.

6. Menyususn kembali

Sistem Politik

Demokrasi dan

Budaya Politik

Partisipan dalam

membangun karakter

politik yang

demokratis

Budaya Politik

Partisipan.

2. Bentuk-bentuk

Budaya Politik

Partisipan.

3. Budaya politik yang

bertentangan dengan

semangat politik

bangsa.

4. Contoh budaya

politik partisipan

dalam hidup

bermasyarakat,

berbanga, dan

bernegara.

5. Contoh perilaku yang

berperan aktif dalam

politik yang

berkembang di

masyarakat.

6. Sistem Politik

Demokrasi dan

Budaya Politik

Partisipan dalam

membangun karakter

politik yang

demokratis

9

Menyusun

kembali

Pendekatan

saintifik

dalam

Pembelajaran

PPKn

1. Menguraikan

langkah-langkah

pendekatan saintifik

Kurikulum 2013.

2. Menyusun

tahapan

pendekatan saintifik

dalam pembelajaran

PPKn

SMA/SMK

dengan salah satu

contoh topik/materi.

1. Langkah-langkah

pendekatan saintifik

Kurikulum 2013.

2. Tahapan pendekatan

saintifik

dalam

pembelajaran PPKn

SMA/SMK

dengan

salah satu contoh

topik/materi.

(19)

PPKn SMA/SMK K-10 8

No

Mata Diklat

Kompetensi

Materi

pembelajaran

PPKn

SMA/SMK

model PBL, PJBL dan

DL

dalam

pembelajaran

PPKn

yang inovatif.

2. Menyusun model PBL

(Problem

Based

Learning)

dalam

pembelajaran

PPKn

yang inovatif.

3. Menyusun

Model

PJBL (Project Based

Learning)

dalam

pembelajaran

PPKn

yang inovatif.

4. Menyusun dan model

DL

(Discovery

Learning)

dalam

pembelajaran

PPKn

yang inovatif.

DL

dalam

pembelajaran

PPKn

yang inovatif.

2. Model PBL (Problem

Based

Learning)

dalam

pembelajaran

PPKn yang inovatif.

3. Model PJBL (Project

Based

Learning)

dalam

pembelajaran

PPKn yang inovatif.

4. Model DL (Discovery

Learning)

dalam

pembelajaran

PPKn

yang inovatif.

11 Menyusun

kembali

Penilaian

Pembelajaran

PPKn

1. Mendalami

konsep

penilaian

autentik

pembelajaran PPKn

yang inovatif.

2. Menyusun instrumen

penilaian

sikap

pembelajaran PPKn

yang inovatif.

3. Menyusun instrumen

penilaian

pengetahuan

pembelajaran PPKn

yang inovatif.

4. Menyusun instrumen

penilaian ketrampilan

pembelajaran PPKn

yang inovatif..

1. Konsep

penilaian

autentik

pembelajaran PPKn

yang inovatif.

2. Instrumen penilaian

sikap pembelajaran

PPKn yang inovatif.

3. Instrumen penilaian

pengetahuan

pembelajaran PPKn

yang inovatif.

4. Instrumen penilaian

ketrampilan

pembelajaran PPKn

yang inovatif..

12 Penggunaan

aplikasi

moodle

dalam

pembelajaran

PPKn

Menggunakan aplikasi

moodle dalam

pembelajaran PPKn

SMA/SMK

Penggunaan aplikasi

moodle dalam

pembelajaran PPKn

SMA/SMK

(20)

PPKn SMA/SMK K-10 9

No

Mata Diklat

Kompetensi

Materi

SMA/SMK

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pembahasan dalam modul ini mencakup:

1. Revitalisasi Dan Pengembangan Nilai-Nilai Pancasila Sesuai Dengan Perkembangan Zaman

2. Revitalisasi Nilai-Nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945

3. Membangun Karakter Bangsa dalam konteks NKRI

4. Desain good governance dalam penyelenggaraan negara di Indonesia

5. Inovasi Penanganan Korupsi di Indonesia

6. Revitalisasi Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Kesatuan Republik Indonesia Melalui Pendidikan Bela Negara

7. Strategi Pencegahan dan Penanggulangan Permasalahan HAM di Indonesia melalui Pendidikan HAM

8. Desain Sistem Politik Demokrasi dan Budaya Politik Partisipan 9. Menyusun kembali Pendekatan saintifik dalam Pembelajaran PPKn 10. Inovasi model pembelajaran PPKn SMA/SMK

11. Menyusun kembali Penilaian Pembelajaran PPKn

(21)

PPKn SMA/SMK K-10 10 Pe ta K ompetensi G rade 10 Profesional

Revitalisasi Dan Pengembangan Nilai-Nilai Pancasila Sesuai Dengan Perkembangan

Zaman

Revitalisasi Nilai-Nilai Pembukaan danUUD NRI Tahun 1945

Membangun Karakter Bangsa dalam konteks NKRI

Desain good governance dalam penyelenggaraan negara di Indonesia

Inovasi Penanganan Korupsi di Indonesia

Revitalisasi Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Kesatuan Republik Indonesia

Melalui Pendidikan Bela Negara

Strategi Pencegahan dan Penanggulangan Permasalahan HAM di Indonesia melalui

Pendidikan HAM

Desain Sistem Politik Demokrasi dan Budaya Politik Partisipan

Paedagogik

Menyusun kembali Pendekatan saintifik dalam Pembelajaran PPKn

Inovasi model pembelajaran PPKn SMA/SMK

Menyusun kembali Penilaian Pembelajaran PPKn

Penggunaan aplikasi moodle dalam pembelajaran PPKn SMA/SMK

(22)

PPKn SMA/SMK K-10 11

E.

Saran Cara penggunaan modul

Petunjuk penggunaan modul ini adalah sebagai berikut: 1. Membaca judul modul dengan teliti

2. Membaca pendahuluan agar memahami latar belakang penulisan modul, tujuan penyusunan modul, peta kompetensi dalam modul, ruang lingkup pembahasan, serta petunjuk penggunaan modul yang termuat dalam saran cara penggunaan modul

3. Mengikuti alur kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan pembelajaran 1 sampai dengan kegiatan pembelajaran 15. Kegiatan pembelajaran menunjukan mata diklat atau topik yang akan dibahas dalam kegiatan diklat. Setiap kegiatan pembelajaran memiliki tujuan, indikator pencapaian, aktivitas pembelajaran, latihan/ kasus /tugas, rangkuman materi, umpan balik dan tindak lanjut, serta kunci jawaban yang berbeda.

(23)

PPKn SMA/SMK K-10 12

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN NILAI-NILAI

PANCASILA SESUAI DENGAN

PERKEMBANGAN ZAMAN

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari modul ini yaitu tentang Revitalisasi dan

Pengembangan nilai-nilai Pancasila Sesuai dengan Perkembangan Zaman diharapkan anda dapat:

1. Menjabarkan arti revitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman.

2. Menganalisis cara-cara merevitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman.

3. Menganalisi kendala-kendala merevitalisasi pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam aspek kehidupan.

4. Menganalisi cara mengatasi kendala pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam aspek kehidupan.

B. Indikator Kompetensi

1.

Menjabarkan arti revitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman.

2. Menganalisis cara-cara merevitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman.

3. Menganalisi kendala-kendala merevitalisasi pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam aspek kehidupan.

4. Menganalisi cara mengatasi kendala pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam aspek kehidupan.

(24)

PPKn SMA/SMK K-10 13

C. Uraian Materi

1. Arti Revitalisasi Dan Mengembangkan Nilai-Nilai Pancasila Sesuai

Dengan Perkembangan Zaman

Artinya mengembalikan makna/arti nilai Pancasila seperti semula(yang sebenarnya), dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman (Mukiyat, 2009).

Pertanyaanya mengapa mengembalikan makna/arti Pancasila seperti semula ? jawabnya karena dengan adanya perkembangan dan penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern (globalisasi) sekarang ini yang berdampak pada sikap dan perilaku kehidupan yang fenomenal, sebagian orang memaknai nilai-nilai Pancasila berbeda-beda, ada yang membenarkan (menjastivakasikan) sikap dan perilakunya sesuai dengan Pancasila, pada hal salah, ada yang ragu-ragu, ada yang secara obyektif dapat memaknai arti Pancasila sesuai dengan arti yang sebenarnya.

Dengan demikian perlu adanya revitalisasi nilai Pancasila supaya tidak terjadi secara subyektif demi kepentingannya, golongan, atau partai politiknya. Contoh: ada orang yang perbuatannya betul-betul melanggar hukum, bertentang dengan agama dan nilai-nilai Pancasila tetap saja ada orang membela dan membenarkan perbuatan itu demi kepentingan yang bersifat subyektif, kepentingan teman dan partai politiknya. Hal ini terjadi tidak digolangan level bawah,menengah dan level atas seperti anggota DPR pun melakukannya.

2. Menganalisis Cara-Cara Merevitalisasi Dan Mengembangkan

Nilai-Nilai Pancasila Sesuai Dengan Perkembangan Zaman

Cara merevitalasisasi dan mengembangkan nilai –nilai Pancasila supaya memaknai secara obyektif seperti dulu, antar lain adalah: Sikap dan perilaku tersebut kebenarannya selain diacu dengan nilai-nilai Pancasila diacu dengan:

a. nilai agama.

b. Hukum atau undang-undang yang berlaku. c. Adat istiadat.

(25)

PPKn SMA/SMK K-10 14 e. Sosio budaya bangsa Indonesia.

3. Kendala-Kendala Merevitalisasi Pengembangan Implementasi

Nilai-Nilai Pancasila Dalam Aspek Kehidupan

Pada zaman modern ini banyak sekali kendala untuk merevitalisasi pengembanangan nilai-nilai Pancasila, kendala tersebut sebagian sebagai berikut:

a. Penemuan ilmu dan teknollgi modern yang berdampak pada sikap dan perilaku yang modern juga (mengglobal).

b. Demokrasi terlalu bebas berpendapat, politik uang masih ada dalam pemilu, kurupsi, KKN, belum dapat dibrantas sampai tuntas, perpolitikan masih mementingkan dirinya dan partai politiknya, bukan kepentingan bangsa dan negara (nasional interest).

c. Model dan gaya hidup yang nyeleneh seperti : orang laki-laki memakai anting-anting, model potongan rambut, perkawinan sesama jenis, model ini sesuai dengan nilai Pancasila atau tidak dan bagaimana sikap nilai-nilai terhadap fenomena model hidup modern tersebut.

d. Sebagian sikap dan perilaku penganut agama(aliran keras), tertentu, menentang nilai-nilai Pancasila, termasuk teroris, ISIS dan lainnya.

e. Pengaruh paham luar seperti sistem ekonomi kapitalis, feodalis dan sosialis yang berkembang pada zaman modern ini.

f. Sikap dan perilaku bangsa Indonesia sendiri yang bersikap masa bodoh terhadap nilai-nilai, norma dan moral Pancasila, yang penting menguntungkan dirinya.

(26)

PPKn SMA/SMK K-10 15

4. Dalam

Menganalisis

Cara

Mengatasi

Kendala

Revitalisasi

Pengembangan

Implementasi

Nilai-Nilai

Pancasila

Aspek

Kehidupan

Mengatasinya dengan dua cara yaitu: penyelesaian jangka panjang dan jangka singkat.

Jangka panjang (preventif dan represif).

a. Melalui pendidikan dan penyuluhan, terutama sasarannya anak remaja. b. Melakukan pendikan dan pengamalan Pancasila kepada di semua lapisan

masyarakat seperti P4 dulu, hanya dikemas lebih modern dan sederhana. c. Mengadakan revolusi mental bangsa Indonesia yang sudah diambang

kebrobrokan moral.

d. Menyusun Undang-Undang yang berhubungan dengan revitalisasi nilai-nilai Pancasila.

Jangka pendek:

a. Melakukan tindakan bagi siapa saja yang melakukan perbuatan melanggar nilai-nilai Pancasila.

b. Menyiarkan, mempublikasikan perbuatan tersebut melalui media elektronik dan cetak biar diketahui oleh masyarakan dan tidak mengulang lagi perbuatannya.

c. Memberi sanksi, hukuman yang adil sesuai dengan hukum dan undang-undang yang berlaku.

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Bacalah dengan cermat dan pamami modul di atas,

2. Setelah itu diskusikan dengan kelompok anda (membentuk kelompok). 3. Presentasikan hasil diskusi tersebut dan kelompok lain menanggapinya. 4. Simpulkan isi dan makna modul tersebut dengan kelompok anda.

(27)

PPKn SMA/SMK K-10 16

E. Latihan dan Tugas

Setelah membaca modul di atas, tugas anda adalah menjawab pertanyaan di bawah ini.

1. Jabarkan apa yang dimaksud dengan merevitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman?

2. Sebut dan uraikan cara-cara merevitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai. Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman?

3. Analisis dan sebutkan kendala-kendala merevitalisasi pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam aspek kehidupan?

4. Analisis cara mengatasi kendala pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam aspek kehidupan.

F. Rangkuman Materi.

Merevitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman. Artinya mengembalikan makna/arti nilai Pancasila seperti semula dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman.

Contoh: ada orang yang perbuatannya betul-betul melanggar hukum, bertentang dengan agama dan nilai-nilai Pancasila tetap saja ada orang membela dan membenarkan perbuatan itu demi kepentingan yang bersifat subyektif, kepentingan teman dan partai politiknya. Hal ini terjadi tidak saja digolangan level bawah level atas seperti anggota DPR pun melakukannya. Menganalisis cara-cara merevitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman. Cara merevitalasisasi dan mengembangkan nilai –nilai Pancasila supaya memaknai secara obyektif seperti dulu, antar lain adalah: Sikap dan perilaku tersebut kebenarannya selain diacu dengan nilai-nilai Pancasila dengan:

a. nilai agama.

b. Hukum atau undang-undang yang berlaku. c. Adat istiadat.

d. Norma, moral, dan etika yang berlaku di masyarakat. e. Sosio budaya bangsa Indonesia.

(28)

PPKn SMA/SMK K-10 17 Kendala-kendala merevitalisasi pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam aspek kehidupan.

Pada zaman modern ini banyak sekali kendala untuk merevitalisasi pengembanangan nilai-nilai Pancasila, kendala tersebut sebagian sebagai berikut:

a) Penemuan ilmu dan teknollgi modern yang berdampak pada sikap dan perilaku yang modern juga.

b) Model dan gaya hidup yang nyeleh seperti : orang laki-laki memakai anting-anting, model potongan rambut, perkawinan sesama jenis, model ini sesuai dengan nilai Pancasila atau tidak dan bagaimana sikap nilai-nilai terhadap fenomena model hidup modern tersebut.

c) Sebagian sikap dan perilaku penganut agama tertentu yang menentang nilai-nilai Pancasila, termasuk teroris, ISIS dan lainnya.

d) Pengaruh paham luar seperti sistem ekonomi kapitalis, feodalis dan sosialis yang berkembang pada zaman modern ini.

e) Sikap dan perilaku bangsa Indonesia sendiri yang bersikap masa bodoh terhadap nilai-nilai, norma dan moral Pancasila, yang penting menguntungkan dirinya.

Menganalisi cara mengatasi kendala revitalisasi pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam aspek kehidupan.

Mengatasinya dengan dua cara yaitu: penyelesaian jangka panjang dan jangka singkat.

Jangka panjang:

a) Melalui pendidikan dan penyuluhan, terutama sasarannya anak remaja. b) Melakukan pendikan dan pengamalan Pancasila kepada semua lapisan

masyarakat seperti P4 dulu, hanya dikemas lebih modern dan sederhana. c) Mengadakan revolusi mental bangsa Indonesia yang sudah diambang

kebrobrokan moral.

d) Menyusun Undang-Undang yang berhubungan dengan revitalisasi nilai-nilai Pancasila.

Jangka pendek:

a) Melakukan tindakan bagi siapa saja yang melakukan perbuatan melanggar nilai-nilai Pancasila.

(29)

PPKn SMA/SMK K-10 18 b) Menyiarkan, mempublikasikan perbuatan tersebut melalui media elektronik dan cetak biar diketahui oleh masyarakan dan tidak mengulang lagi perbuatannya.

c) Memberi sanksi, hukuman yang adil sesuai dengan hukum dan undang-undang yang berlaku.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah anda membaca modul tersebut di atas apa komentar anda atau pendapat anda tentang permasalahan tersebut, tugas anda adalah mengamati sikap dan perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai Pancasila dan dengan sikap dan perilaku tersebut maka nilai-nilai Pancasila perlu diadakan revitalisasi.

H. Kunci Jawaban

1. Merevitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman. Artinya mengembalikan makna/arti nilai Pancasila seperti semula dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman.

Contoh: ada orang yang perbuatannya betul-betul melanggar hukum, bertentang dengan agama dan nilai-nilai Pancasila tetap saja ada orang membela dan membenarkan perbuatan itu demi kepentingan yang bersifat subyektif, kepentingan teman dan partai politiknya. Hal ini terjadi tidak saja digolangan level bawah level atas seperti anggota DPR pun melakukannya.

2. Cara merevitalasisasi dan mengembangkan nilai –nilai Pancasila supaya memaknai secara obyektif seperti dulu, antar lain adalah: Sikap dan perilaku tersebut kebenarannya selain diacu dengan nilai-nilai Pancasila dengan:

a. nilai agama.

b. Hukum atau undang-undang yang berlaku. c. Adat istiadat. Dan peradaban

d. Norma, moral, dan etika yang berlaku di masyarakat. e. Sosio budaya bangsa Indonesia.

(30)

PPKn SMA/SMK K-10 19 3. Kendala-kendala merevitalisasi pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam aspek kehidupan, kendala tersebut sebagian sebagai berikut:

a. Penemuan ilmu dan teknollgi modern yang berdampak pada sikap dan perilaku yang modern juga.

b. Model dan gaya hidup yang nyeleh seperti : orang laki-laki memakai anting-anting, model potongan rambut, perkawinan sesama jenis, model ini sesuai dengan nilai Pancasila atau tidak dan bagaimana sikap nilai-nilai terhadap fenomena model hidup modern tersebut. c. Sebagian sikap dan perilaku penganut agama tertentu yang

menentang nilai-nilai Pancasila, termasuk teroris, ISIS dan lainnya. d. Pengaruh paham luar seperti sistem ekonomi kapitalis, feodalis dan

sosialis yang berkembang pada zaman modern ini.

e. Sikap dan perilaku bangsa Indonesia sendiri yang bersikap masa bodoh terhadap nilai-nilai, norma dan moral Pancasila, yang penting menguntungkan dirinya.

4. Mengatasinya dengan dua cara yaitu: penyelesaian jangka panjang dan jangka singkat.

Jangka panjang:

a. Melalui pendidikan dan penyuluhan, terutama sasarannya anak remaja.

b. Melakukan pendikan dan pengamalan Pancasila kepada semua lapisan masyarakat seperti P4 dulu, hanya dikemas lebih modern dan sederhana.

c. Mengadakan revolusi mental bangsa Indonesia yang sudah diambang kebrobrokan moral.

d. Menyusun Undang-Undang yang berhubungan dengan revitalisasi nilai-nilai Pancasila.

Jangka pendek:

a. Melakukan tindakan bagi siapa saja yang melakukan perbuatan melanggar nilai-nilai Pancasila.

(31)

PPKn SMA/SMK K-10 20 b. Menyiarkan, mempublikasikan perbuatan tersebut melalui media elektronik dan cetak biar diketahui oleh masyarakan dan tidak mengulang lagi perbuatannya.

c. Memberi sanksi, hukuman yang adil sesuai dengan hukum dan undang-undang yang berlaku.

(32)

PPKn SMA/SMK K-10 21

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN NILAI-NILAI

PEMBUKAAN DAN UNDANG-UNDANG DASAR

NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 1945 SELARAS DENGAN DINAMIKA

GLOBAL DUNIA

A. Tujuan

Tujuan yang diharapkan setelah mempelajari grade sepuluh (10) pada modul konstitusi ini adalah sebagai berikut:

1. Peserta dapat merevitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 selaras dengan dinamika global dunia dengan baik setelah mengikuti pelatihan.

2. Peserta dapat menganalisis cara-cara merevitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 selaras dengan dinamika global dunia dengan baik setelah mengikuti pelatihan.

3. Peserta dapat menganalisis kendala-kendala pengembangan implementasi nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 ditengah kehidupan global dunia dengan baik setelah mengikuti pelatihan.

4. Peserta dapat menganalisi cara mengatasi kendala pengembangan implementasi nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 ditengah kehidupan global dunia dengan baik setelah mengikuti pelatihan.

(33)

PPKn SMA/SMK K-10 22

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Kegiatan pelatihan ini dianggap berhasil apabila peserta diklat mampu menunjukkan beberapa kompetensi di bawah ini:

1. Mampu merevitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 selaras dengan dinamika global dunia.

2. Mampu menganalisis cara-cara merevitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 selaras dengan dinamika global dunia.

3. Mampu menganalisis kendala-kendala pengembangan implementasi nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 ditengah kehidupan global dunia.

4. Mampu menganalisis cara mengatasi kendala pengembangan implementasi nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 ditengah kehidupan global dunia.

C. Uraian Materi

1. Merevitalisasi Dan Mengembangkan Nilai-Nilai Pembukaan Dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 Selaras Dengan Dinamika Global Dunia

Revitalisasi dalam kamus besar bahasa Indonesia mempunyai arti proses, cara, proses menghidupkan atau menggiatkan kembali. Merevitalisasi nilai-nilai pembukaan dan undang-undang dasar Negara kesatuan republic Indonesia berarti dapat diartikan sebagai usaha mengembalikan nilai pembukaan dan undang-undang dasar negara kepada subjeknya yaitu sebagai pedoman bagi para penyelenggara pemerintahan.

Pada sisi yang lain revitalisasi juga merupakan bentuk penyadaran bagi masyarakat bahwa kita hidup di Indonesia yang sangat beraneka ragam dalam berbagai hal tidak hanya agama, bahasa maupun budaya. Hal ini menjadi penting mengingat pancasila sebagai ideologi bangsa, telah mulai dilupakan oleh masyarakat. Contoh dengan keadaan sekarang, dari serangkaian aksi yang tidak lagi mengindahkan

(34)

PPKn SMA/SMK K-10 23 prosedur hukum yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang. Kita tahu, upaya dalam rangka mencari ideologi yang sesuai untuk bangsa Indonesia tidak semudah membalik telapak tangan. Dicetuskannya Pancasila berangkat dari sebuah pertimbangan bahwa pancasila adalah satu-satunya idiologi yang lebih bisa menjadi sarana kepentingan seluruh kelompok yang ada di Indonesia.

Pembukaan UUD 1945 dengan nilai-nilai luhurnya menjadi suatu kesatuan integral-integratif dengan Pancasila sebagai dasar negara. Jika itu diletakkan kembali, maka kita akan menemukan landasan berpijak yang sama, menyelamatkan persatuan dan kesatuan nasional yang kini sedang mengalami disintegrasi. Revitalisasi Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna bahwa Pancasila harus diletakkan utuh dengan pembukaan, di-eksplorasi-kan dimensi-dimensi yang melekat padanya, yaitu :

a. Realitasnya: dalam arti bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dikonkretisasikan sebagai kondisi cerminan kondisi obyektif yang tumbuh dan berkembang dlam masyarakat, suatu rangkaian nilai-nilai yang bersifat sein im sollen dan sollen im

sein.

b. Idealitasnya: dalam arti bahwa idealisme yang terkandung di dalamnya bukanlah sekedar utopi tanpa makna, melainkan diobjektivasikan sebagai “kata kerja” untuk membangkitkan gairah dan optimisme para warga masyarakat guna melihat hari depan secara prospektif, menuju hari esok lebih baik.

c. Fleksibilitasnya: dalam arti bahwa Pancasila bukanlah barang jadi yang sudah selesai dan mandeg dalam kebekuan oqmatis dan normatif, melainkan terbuka bagi tafsir-tafsir baru untuk memenuhi kebutuhan zaman yang berkembang. Dengan demikian tanpa kehilangan nilai hakikinya, Pancasila menjadi tetap aktual, relevan serta fungsional sebagai tiang-tiang penyangga bagi kehidupan bangsa dan negara dengan jiwa dan semangat “Bhinneka tunggal Ika”

(35)

PPKn SMA/SMK K-10 24 Revitalisasi juga dimaksudkan untuk menjaga integritas nasional dan menguatkan kemampuan bangsa dalam menjawab tantangan globalisasi.

2. Menganalisis Cara-Cara Merevitalisasi Dan Mengembangkan Nilai-Nilai Pembukaan Dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 Selaras Dengan Dinamika Global Dunia

Upaya yang dapat dilakukan untuk merevitalisasi pembukaan dan undang-undang dasar yang didalamnya terdapat ideology pancasila yaitu dengan :

a. Reaktualisasi pada perseorangan dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dengan cara :

 Mempraktikkan pancasila dalam keseharian kita adalah cara jitu bagaimana hidup di Indonesia dengan cara Indonesia pula. Pancasila tidak bersifat dogmantis, tetapi ia harus difahami dan diinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari. Semua sangat universal dan bisa diterapkan, bukan hafalan.  Membiasakan memiliki sifat integritas, kesetiaan dan

kejujuran yang sangat penting dalam suatu bangsa yang beradap, adil dan makmur.

 Mencintai tanah air Indonesia membangun rasa nasionalisme  Mengakrabi budaya bangsa Indonesia dengan ikut terlibat

dalam kesenian, mendalami adat atau bahasa.

 Mengkritik tajam budaya yang tidak sesuai dengan zaman.  Memberikan wawasan kebangsaan untuk sesama, dengan

mengingatkan kita selalu akanpentingnya kita mengenali jati diri kita masing – masing, talenta yang diberikan Tuhan kepada kita, sehingga kita mampu memberikan kontribusi yang terbaik bagi masyarakat.

(36)

PPKn SMA/SMK K-10 25 b. Dalam dunia pendidikan secara umum. Pendidikan Pancasila hendaknya dilakukan secara terus menerus sebagai upaya proses internalisasi dan pembudayaan nilai–nilai Pancasila melalui aktivitas beragam, tidak terbatas pada kegiatan dikelas atau seminar, sebaiknyan dilakukan dengan cara-cara yang menyenangkan diluar kegiatan belajar mengajar. Hal yang lebih penting dari proses penanaman nilai-nilai Pancasila adalah keteladanan kalangan pendidikan dan lingkungan peserta didik, dari aparat pemerintah hingga para pemimpin masyarakat. Jika selama ini pengajaran Pancasila dengan berbagai atributnya. Misalnya, pancasila sebagai filsafat, etika politik, ideologi nasional dan sebagainya, dilakukan melalui cara–cara indoktrinasi sudah waktunya para pendidik menegenalkan pancasila kepada peserta didik dan masyarakat umum dengan cara-cara pembelajaran yang menempatkan peserta didik bukan sebagai target pembelajaran yang pasif; melainkan sebagai mitra dan subjek pemebelajaran yang aktif, kolaboratif dan dinamis. Dengan para pendidik sebagai fasilitator dan inspirator bagi peserta didik untuk berfikir alternatif dan terbuka untuk berfikir kritis terhadap kandungan dan praktik sehari-hari pancasila.

c. Pembinaan akhlak dan perilaku masyarakat. Upaya untuk memperbaiki akhlak serta perilaku masyarakat tidak cukup dilakukan melalui kegiatan-kegiatan formal seperti upacara bendera, menyanyikan lagu kebangsaan atau sekedar mengenalkan masa perjuangan dulu, tetapi harus lebih konkrit pada upaya untuk memberi perhatian yang lebih dalam meningkatkan kualitas hidup dalam segala bidang kehidupan. Langkah yang perlu dan harus dilakukan antara lain dimulai dengan mengurangi konflik dalam masyarakat melalui melalui perubahan sikap, perilaku dan akhlak masyarajat dari perilaku negatif menjadi perilaku positif.

d. Kembali ke Jati Diri Bangsa

Upaya ini dilakukan melalui penelusuran sejarah, penggalian nilai-nilai serta mengaplikasikan nilai-nilai-nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari yang dilaksanakan secara terus menerus. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tersebut adalah akhlak dan

(37)

PPKn SMA/SMK K-10 26 perilaku positif yang apabila dapat diterapkan secara baik akan menjadi perekat kehidupan berbangsa dan bernegara. Bangsa Indonesia dalam melanjutkan kehidupannya harus berpegang pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, permusyawaratan dan perwakilan serta keadilan sosial.

e. Peningkatan perhatian masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila. Dalam menghalau dampak negatif berkembangnya berbagai ideologi negara lain termasuk kuatnya pengaruh ideologi leluhur ditengah-tengah masyarakat, maka perhatian masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila harus kembali dapat ditingkatkan melalui serangkaian upaya dan kegiatan sebagai berikut :

 Mengunggah dan mensosialisasikan secara terus menerus eksistensi dan keberadaan ideologi Pancasila sebagai pemersatu untuk membangkitkan kembali rasa nasionalisme.  Meningkatkan filter/saringan masyarakat terhadap eksistensi

ideologi kapitalis dan liberalis yang mencoba untuk memecah belah Indonesia disemua aspek politik, ekonomi dan sosial budaya.

 Meningkatkan intensitas pemberian materi pelajaran pendidikan Pendidikan Pancasila seperti pendidikan moral pancasila pada tataran teori maupun praktek kepada para siswa/mahasiswa pada semua jenjang pendidikan. Pengemasan materi pelajaran tersebut harus ditampilkan semenarik mungkin dan menghindari kesan adanya doktrinasi sebagaimana pernah terjadi pada masa lalu.

f. Penataan kelembagaan formal terstruktur sebagai pengawas dan pengembangan nilai-nilai Pancasila secara formal. Kelembagaan formal terstruktur yang diterapkan secara terstruktur/melembaga, maupun melalui sistem pendidikan nasional yang menyangkut program membudayakan dan memasyarakatkan Pancasila di berbagai lingkungan organisasi kemasyarakatan maupun lingkungan pendidikan dapat terbentuk, sehingga dapat

(38)

PPKn SMA/SMK K-10 27 terwujud lembaga yang mengawasi, mengembangkan Pancasila secara formal.

g. Pemberdayaan fungsi Pancasila dalam proses legislasi instrumen hukum. Agar berbagai aturan Undang-undang yang disusun akan memiliki norma-norma yang menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam perilaku sehari-hari sehingga dapat menjamin penegakan hukum dan keadilan dapat dilaksanakan sesuai harapan oleh masyarakat Dengan demikian fungsi regulatif dan fungsi kontitutif Pancasila sebagai sebagai cita hukum dapat terimplementasikan dengan baik

3.

Menganalisis

Kendala-Kendala Pengembangan Implementasi

Nilai-Nilai Pembukaan Dan Undang-Undang Dasar Negara

Kesatuan

Republik

Indonesia

Tahun

1945

Ditengah

Kehidupan Global Dunia

Pengembangan implementasi nilai-nilai pembukaan dan undang-undang dasar 1945 ditengah kehidupan global tidaklah semudah membalikan telapak tangan, selalu ada halangan dan juga rintangan di sana sini. Era Kehidupan global ini sering membuat kita semua terbuai dengan semua kemudahan dan segala fasilitas yang dengan mudah kita dapatkan. Semakin mudahnya kita memperoleh segala fasilitas sering membuat kita lupa pada nilai-nilai yang sudah tertanam pada diri kita yakni nilai-nilai yang sesuai dengan pembukaan dan undang-undang dasar 1945. Hal ini membuat kita mudah sekali terpengaruh oleh hal-hal negative dari luar.

Beberapa hal yang menjadi kendala pengembangan implementasi nilai-nilai pembukaan dan undang-undang dasar 1945 diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Sikap acuh teerhadap sesame.

Seringkali kita lupa bahwa kita adalah makhluk social sehingga sering bersikap acuh terhadap sesame. Padahal suatu saat kita tidak akan pernah tahu bahwa kita juga memerlukan bantuan dari orang lain b. Mendahulukan kepentingan kelompok.

(39)

PPKn SMA/SMK K-10 28 Fenomena yang akhir-akhir ini muncul yakni kita lebih sering memntingkan kepentingan golongan tempat kita merasa nyaman dari pada kepentingan bersama.

c. Kesetiaan yang membabi buta.

Kesetiaan kita pada kelompok tertentu seringkali melahirkan kesetiaan yang membabi buta, kita tidak lagi melihat mana yang benar dan mana yang salah yang terpenting adalah kita membela kelompok kita. Meskipun kelompok kita berada di pihak yang salah. d. Anarkisme

Seringkali kita lihat ataupun kita dengan dari berbagai media kasus anarkisme yang semakin merajalela, bahkan yang sering disebabkan oleh hal-hal yang bersifat sepele.

e. Himpitan ekonomi

Semakin meningkatnya kebutuhan hidup dan sulitnya untuk mendapatkan pekerjaan seringkali membuat orang gelap mata dan tidak berpikiran jernih sehingga melakukan segala cara untuk memenuhi kebutuhan mereka.

f. Kurangnya toleransi

Toleransi antar sesame semakin hari semakin tergerus oleh budaya modernisasi dan individualism.

g. Dan lain-lain.

4.

Menganalisis

Cara Mengatasi Kendala Pengembangan

Implementasi Nilai-Nilai Pembukaan Dan Undang-Undang

Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945

Ditengah Kehidupan Global Dunia

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala dalam pengembangan implementasi nilai-nilai pada pembukaan dan UUD 1945 yakni:

a. Sikap saling menghargai.

Sikap ini sangat diperlukan mengingat tidak ada seorangpun yang tidak ingin dihargai.

(40)

PPKn SMA/SMK K-10 29 Negara Indonesia adalah Negara yang sangat kaya akan perbedaan, perberbedaan agama, perbedaan kebudayaan dan adat istiadat, perbedaan suku bangsa, warna kulit, dan banyak lagi perbedaan yang lain. Jika sikap menghormati tidak tumbuh diantara masyarakat niscaya hanya perpecahan dan permusuhan yang akan terjadi.

c. Saling menghormati.

Saling mengahargai sangat diperlukan dalam perwujudan implementasi nilai pembukaan dan UUD 1945 begitu juga dengan sikap saling menghormati sama pentingnya dengan sikap saling menghargai

d. Tolong menolong.

Tolong menolong dan saling bergotong royong adalah cirri khas bangsa Indonesia, jadi jangan sampai kekhasan ini menghilang karena akan merugikan untuk kita semua.

e. Bersatu menjaga keamanan Negara.

Saling bahu-membahu antar warga Negara untuk tetap menjaga keamanan Negara baik terhadap serangan dari luar ataupun dari dalam.

f. Mendahulukan kepentingan bersama.

Seperti halnya penerapan Pancasila sila ke empat yang berbunyi “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan” kita senantiasa diharuskan untuk mendahulukan kepentingan bersama dari pada kepentingan diri sendiri atau golongan.

g. Melaksanakan kewajiban dengan sebaik-baiknya.

Warga Negara yang baik dan patuh terhadap aturan yang berlaku sudah sepatutnya kita melaksanakan kewajiban kita dengan sebaik-baiknya.

h. Cinta tanah air.

Sikap cinta tanah air sangat diperlukan untuk menjaga dan mewujudkan cita-cita luhur dari bangsa Indonesia

(41)

PPKn SMA/SMK K-10 30

D. Aktivitas Pembelajaran

Pembelajaran ini akan menggunakan model pembelajaran discovery learning. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Stimulation (memberi stimulus). Pada kegiatan ini guru memberikan stimulan, dapat berupa bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai dengan materi pembelajaran/topik/tema yang akan dibahas, sehingga peserta didik mendapat pengalaman belajar mengamati pengetahuan konseptual melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar. 2. Problem Statement (mengidentifikasi masalah). Dari tahapan tersebut,

peserta didik diharuskan menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga pada kegiatan ini peserta didik diberikan pengalaman untuk menanya, mencari informasi, dan merumuskan masalah.

3. Data Collecting (mengumpulkan data). Pada tahapan ini peserta didik diberikan pengalaman mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi. Kegiatan ini juga akan melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, serta membiasakan peserta didik untuk mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah, jika satu alternatif mengalami kegagalan.

4. Data Processing (mengolah data). Kegiatan mengolah data akan melatih peserta didik untuk mencoba dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata, sehingga kegiatan ini juga akan melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.

5. Verification (memferifikasi). Tahapan ini mengarahkan peserta didik untuk mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data, melalui berbagai kegiatan, antara lain bertanya kepada teman, berdiskkusi, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.

6. Generalization (menyimpulkan). Pada kegiatan ini peserta didik digiring untuk menggeneralisasikan hasil simpulannya pada suatu kejadian atau permasalahan yang serupa, sehingga kegiatan ini juga dapat melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.

(42)

PPKn SMA/SMK K-10 31

E. Latihan/Kasus/Tugas

Jelaskan secara singkat apa yang dimaksud dengan revitalisasi nilai-nilai pada pembukaan dan undang-undang dasar 1945!

F. Rangkuman

Merevitalisasi nilai-nilai pembukaan dan undang-undang dasar Negara kesatuan republic Indonesia berarti dapat diartikan sebagai usaha mengembalikan nilai pembukaan dan undang-undang dasar negara kepada subjeknya yaitu sebagai pedoman bagi para penyelenggara pemerintahan. Pada sisi yang lain revitalisasi juga merupakan bentuk penyadaran bagi masyarakat bahwa kita hidup di Indonesia yang sangat beraneka ragam dalam berbagai hal tidak hanya agama, bahasa maupun budaya. Hal ini menjadi penting mengingat pancasila sebagai ideologi bangsa, telah mulai dilupakan oleh masyarakat.

Cara-cara yang dapat ditempuh untuk merevitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai pembukaan dan UUD 1945 adalah sebagai berikut:

1. Reaktualisasi pada perseorangan dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari

2. Dalam dunia pendidikan secara umum. Pendidikan Pancasila hendaknya 3. Pembinaan akhlak dan perilaku masyarakat.

4. Kembali ke Jati Diri Bangsa

5. Peningkatan perhatian masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila. 6. Penataan kelembagaan formal terstruktur sebagai pengawas

7. Pemberdayaan fungsi Pancasila dalam proses legislasi instrumen hukum.

Beberapa hal yang menjadi kendala pengembangan implementasi nilai-nilai pembukaan dan undang-undang dasar 1945 diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Sikap acuh terhadap sesama.

b. Mendahulukan kepentingan kelompok. c. Kesetiaan yang membabi buta.

(43)

PPKn SMA/SMK K-10 32 e. Himpitan ekonomi

f. Kurangnya toleransi g. Dan lain-lain.

Cara mengatasi kendala implementasi nilai pembukaan dan UUD 1945 adalah denga menerapkan beberapa hal dibawah ini:

a. Sikap saling menghargai. b. Menghormati perbedaan. c. Saling menghormati. d. Tolong menolong.

e. Bersatu menjaga keamanan Negara. f. Mendahulukan kepentingan bersama.

g. Melaksanakan kewajiban dengan sebaik-baiknya. h. Cinta tanah air.

i. Dan lain-lain

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah mengikuti pelatihann ini peserta diharapkan mampu memberikan masukan yang positif dan saling tukar fikiran terkait dempngan materi yang telah dibahas bersama.

H. Kunci Jawaban

Merevitalisasi nilai-nilai pembukaan dan undang-undang dasar Negara kesatuan republic Indonesia berarti dapat diartikan sebagai usaha mengembalikan nilai pembukaan dan undang-undang dasar negara kepada subjeknya yaitu sebagai pedoman bagi para penyelenggara pemerintahan. Pada sisi yang lain revitalisasi juga merupakan bentuk penyadaran bagi masyarakat bahwa kita hidup di Indonesia yang sangat beraneka ragam dalam berbagai hal tidak hanya agama, bahasa maupun budaya. Hal ini menjadi penting mengingat pancasila sebagai ideologi bangsa, telah mulai dilupakan oleh masyarakat.

(44)

PPKn SMA/SMK K-10 33

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3

MEMBANGUN KARAKTER BANGSA DALAM

KONTEKS NKRI

A. Tujuan

Adapun tujuan dalam mempelajari materi permasalahan implementasi nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme ini adalah sebagai berikut:

1. Peserta diklat mampu menjelaskan Pengertian Pendidikan Karakter Bangsa dengan baik setelah mengikuti kegiatan diklat.

2. Peserta diklat mampu menjelaskan latar belakang pendidikan karakter bangsa dengan baik setelah mengikuti kegiatan diklat.

3. Peserta diklat mampu menjelaskan tujuan pendidikan karakter bangsa dengan baik setelah mengikuti kegiatan diklat.

4. Peserta diklat mampu menganalisis implementasi pendidikan karakter bangsa dengan baik setelah mengikuti kegiatan diklat.

5. Peserta diklat mampu membangun integrasi pendidikan karakter bangsa ke mata pelajaran PPKn dengan baik setelah mengikuti kegiatan diklat.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Adapun peserta dikatakan berhasil dalam diklat ini apabila telah dapat memenuhi hal-hal di bawah ini:

1. Dapat menjelaskan pengertian pendidikan karakter bangsa. 2. Dapat menjelaskan latar belakang pendidikan karakter bangsa. 3. Dapat menjelaskan tujuan pendidikan karakter bangsa.

4. Dapat menganalisis implementasi pendidikan karakter bangsa. 5. Dapat membangun integrasi pendidikan karakter bangsa ke mata

(45)

PPKn SMA/SMK K-10 34

C. Uraian Materi

1. Pengertian Pendidikan Karakter Bangsa.

a. Menurut Suyanto (2009)

Pendidikan karakter adalah cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun Negara. b. Menurut Kertajaya (2010)

Pendidikan karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individe tersebut, serta merupakan “mesin” yang mendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap, berucap, dan merespon sesuatu.

c. Menurut Kamus Psikologi

Menurut kamus psikologi pendidikan karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, dan berkaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap. (Dali Gulo, 1982).

d. Menurut Thomas Lickona

Pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.

2. Latar Belakang Pendidikan Karakter Bangsa

Dalam Undang-Undang yang membahas tentang pendidikan di Indonesia, terdapat 1 undang-undang yang membahas tentang pendidikan nasional sebagai salah satu latar belakang pendidikan karakter yang diterapkan sekarang ini, yaitu Rumusan Tujuan Pendidikan Nasional Nomor 20 pasal 3 yang membahas mengenai sistem pendidikan nasional. Dalam pasal ini yang digunakan sebagai latar belakang pendidikan karakter dijelaskan bahwa pendidikan nasional digunakan sebagai wadah mengembangkan kemampuan serta membentuk watak dan peradaban yang bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemudian juga bertujuan untuk

Gambar

Gambar 2 Integrasi Pendidikan Karakter Bangsa
Gambar 4 Desain Pendidikan HAM dari Kremer-Hayon  (dalam Halpérin, 1997)
Tabel 2 Pertanyaan tentang Kasus Marsinah  No.  Pertanyaan tentang Kasus Marsinah
Tabel 4 Format Penilaian Proses Pengumpulan Data  Kelas    : ..........................
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai PERPRES Nomor 54 Tahun 2010, dan PERPRES Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas PERPRES Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah kepada

Sehubungan dengan pelaksanaan evaluasi Pembangunan Pagar RPH (340 M) yang saudara ikuti, setelah mempelajari dan meneliti dokumen penawaran yang Saudara ajukan maka kami

Dituturkan oleh seorang sarjana pendidikan kepada temannya yang saat itu ingin berhenti mengajar pencopet , dan penutur memohon agar tetap mengajar para copet. “Loe kenapa

Ini memberikan gambaran tidak adanya kesenjangan anara studi kasus dengan studi literatur, hal ni terjadi karena situasi dan respon dari penderita dan keluarga

Dalam penelitiannya Tiyas tidak membahas tentang kepribadian tokoh dalam drama namun keduanya memiliki kesamaan analisis yaitu sama-sama menghubungkan dengan

A. Pengadaan CPNS dilaksanakan setelah mendapatkan penetapan formasi PNS dan instansi yang berwenang. Pengadaan CPNS pada prinsipnya mengacu pada ketentuan Peraturan Pemerintah

penulis menerima kritikan dan saran-saran yang membangun sehingga dapat. menunjang perbaikan yang mungkin akan dilakukan