1. Merevitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman. Artinya mengembalikan makna/arti nilai Pancasila seperti semula dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman.
Contoh: ada orang yang perbuatannya betul-betul melanggar hukum, bertentang dengan agama dan nilai-nilai Pancasila tetap saja ada orang membela dan membenarkan perbuatan itu demi kepentingan yang bersifat subyektif, kepentingan teman dan partai politiknya. Hal ini terjadi tidak saja digolangan level bawah level atas seperti anggota DPR pun melakukannya.
2. Cara merevitalasisasi dan mengembangkan nilai –nilai Pancasila supaya memaknai secara obyektif seperti dulu, antar lain adalah: Sikap dan perilaku tersebut kebenarannya selain diacu dengan nilai-nilai Pancasila dengan:
a. nilai agama.
b. Hukum atau undang-undang yang berlaku. c. Adat istiadat. Dan peradaban
d. Norma, moral, dan etika yang berlaku di masyarakat. e. Sosio budaya bangsa Indonesia.
PPKn SMA/SMK K-10 19 3. Kendala-kendala merevitalisasi pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam aspek kehidupan, kendala tersebut sebagian sebagai berikut:
a. Penemuan ilmu dan teknollgi modern yang berdampak pada sikap dan perilaku yang modern juga.
b. Model dan gaya hidup yang nyeleh seperti : orang laki-laki memakai anting-anting, model potongan rambut, perkawinan sesama jenis, model ini sesuai dengan nilai Pancasila atau tidak dan bagaimana sikap nilai-nilai terhadap fenomena model hidup modern tersebut. c. Sebagian sikap dan perilaku penganut agama tertentu yang
menentang nilai-nilai Pancasila, termasuk teroris, ISIS dan lainnya. d. Pengaruh paham luar seperti sistem ekonomi kapitalis, feodalis dan
sosialis yang berkembang pada zaman modern ini.
e. Sikap dan perilaku bangsa Indonesia sendiri yang bersikap masa bodoh terhadap nilai-nilai, norma dan moral Pancasila, yang penting menguntungkan dirinya.
4. Mengatasinya dengan dua cara yaitu: penyelesaian jangka panjang dan jangka singkat.
Jangka panjang:
a. Melalui pendidikan dan penyuluhan, terutama sasarannya anak remaja.
b. Melakukan pendikan dan pengamalan Pancasila kepada semua lapisan masyarakat seperti P4 dulu, hanya dikemas lebih modern dan sederhana.
c. Mengadakan revolusi mental bangsa Indonesia yang sudah diambang kebrobrokan moral.
d. Menyusun Undang-Undang yang berhubungan dengan revitalisasi nilai-nilai Pancasila.
Jangka pendek:
a. Melakukan tindakan bagi siapa saja yang melakukan perbuatan melanggar nilai-nilai Pancasila.
PPKn SMA/SMK K-10 20 b. Menyiarkan, mempublikasikan perbuatan tersebut melalui media elektronik dan cetak biar diketahui oleh masyarakan dan tidak mengulang lagi perbuatannya.
c. Memberi sanksi, hukuman yang adil sesuai dengan hukum dan undang-undang yang berlaku.
PPKn SMA/SMK K-10 21
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN NILAI-NILAI
PEMBUKAAN DAN UNDANG-UNDANG DASAR
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 1945 SELARAS DENGAN DINAMIKA
GLOBAL DUNIA
A. Tujuan
Tujuan yang diharapkan setelah mempelajari grade sepuluh (10) pada modul konstitusi ini adalah sebagai berikut:
1. Peserta dapat merevitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 selaras dengan dinamika global dunia dengan baik setelah mengikuti pelatihan.
2. Peserta dapat menganalisis cara-cara merevitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 selaras dengan dinamika global dunia dengan baik setelah mengikuti pelatihan.
3. Peserta dapat menganalisis kendala-kendala pengembangan implementasi nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 ditengah kehidupan global dunia dengan baik setelah mengikuti pelatihan.
4. Peserta dapat menganalisi cara mengatasi kendala pengembangan implementasi nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 ditengah kehidupan global dunia dengan baik setelah mengikuti pelatihan.
PPKn SMA/SMK K-10 22
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Kegiatan pelatihan ini dianggap berhasil apabila peserta diklat mampu menunjukkan beberapa kompetensi di bawah ini:
1. Mampu merevitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 selaras dengan dinamika global dunia.
2. Mampu menganalisis cara-cara merevitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 selaras dengan dinamika global dunia.
3. Mampu menganalisis kendala-kendala pengembangan implementasi nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 ditengah kehidupan global dunia.
4. Mampu menganalisis cara mengatasi kendala pengembangan implementasi nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 ditengah kehidupan global dunia.
C. Uraian Materi
1. Merevitalisasi Dan Mengembangkan Nilai-Nilai Pembukaan Dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 Selaras Dengan Dinamika Global Dunia
Revitalisasi dalam kamus besar bahasa Indonesia mempunyai arti proses, cara, proses menghidupkan atau menggiatkan kembali. Merevitalisasi nilai-nilai pembukaan dan undang-undang dasar Negara kesatuan republic Indonesia berarti dapat diartikan sebagai usaha mengembalikan nilai pembukaan dan undang-undang dasar negara kepada subjeknya yaitu sebagai pedoman bagi para penyelenggara pemerintahan.
Pada sisi yang lain revitalisasi juga merupakan bentuk penyadaran bagi masyarakat bahwa kita hidup di Indonesia yang sangat beraneka ragam dalam berbagai hal tidak hanya agama, bahasa maupun budaya. Hal ini menjadi penting mengingat pancasila sebagai ideologi bangsa, telah mulai dilupakan oleh masyarakat. Contoh dengan keadaan sekarang, dari serangkaian aksi yang tidak lagi mengindahkan
PPKn SMA/SMK K-10 23 prosedur hukum yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang. Kita tahu, upaya dalam rangka mencari ideologi yang sesuai untuk bangsa Indonesia tidak semudah membalik telapak tangan. Dicetuskannya Pancasila berangkat dari sebuah pertimbangan bahwa pancasila adalah satu-satunya idiologi yang lebih bisa menjadi sarana kepentingan seluruh kelompok yang ada di Indonesia.
Pembukaan UUD 1945 dengan nilai-nilai luhurnya menjadi suatu kesatuan integral-integratif dengan Pancasila sebagai dasar negara. Jika itu diletakkan kembali, maka kita akan menemukan landasan berpijak yang sama, menyelamatkan persatuan dan kesatuan nasional yang kini sedang mengalami disintegrasi. Revitalisasi Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna bahwa Pancasila harus diletakkan utuh dengan pembukaan, di-eksplorasi-kan dimensi-dimensi yang melekat padanya, yaitu :
a. Realitasnya: dalam arti bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dikonkretisasikan sebagai kondisi cerminan kondisi obyektif yang tumbuh dan berkembang dlam masyarakat, suatu rangkaian nilai-nilai yang bersifat sein im sollen dan sollen im
sein.
b. Idealitasnya: dalam arti bahwa idealisme yang terkandung di dalamnya bukanlah sekedar utopi tanpa makna, melainkan diobjektivasikan sebagai “kata kerja” untuk membangkitkan gairah dan optimisme para warga masyarakat guna melihat hari depan secara prospektif, menuju hari esok lebih baik.
c. Fleksibilitasnya: dalam arti bahwa Pancasila bukanlah barang jadi yang sudah selesai dan mandeg dalam kebekuan oqmatis dan normatif, melainkan terbuka bagi tafsir-tafsir baru untuk memenuhi kebutuhan zaman yang berkembang. Dengan demikian tanpa kehilangan nilai hakikinya, Pancasila menjadi tetap aktual, relevan serta fungsional sebagai tiang-tiang penyangga bagi kehidupan bangsa dan negara dengan jiwa dan semangat “Bhinneka tunggal Ika”
PPKn SMA/SMK K-10 24 Revitalisasi juga dimaksudkan untuk menjaga integritas nasional dan menguatkan kemampuan bangsa dalam menjawab tantangan globalisasi.
2. Menganalisis Cara-Cara Merevitalisasi Dan Mengembangkan Nilai-Nilai Pembukaan Dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 Selaras Dengan Dinamika Global Dunia
Upaya yang dapat dilakukan untuk merevitalisasi pembukaan dan undang-undang dasar yang didalamnya terdapat ideology pancasila yaitu dengan :
a. Reaktualisasi pada perseorangan dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dengan cara :
Mempraktikkan pancasila dalam keseharian kita adalah cara jitu bagaimana hidup di Indonesia dengan cara Indonesia pula. Pancasila tidak bersifat dogmantis, tetapi ia harus difahami dan diinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari. Semua sangat universal dan bisa diterapkan, bukan hafalan. Membiasakan memiliki sifat integritas, kesetiaan dan
kejujuran yang sangat penting dalam suatu bangsa yang beradap, adil dan makmur.
Mencintai tanah air Indonesia membangun rasa nasionalisme Mengakrabi budaya bangsa Indonesia dengan ikut terlibat
dalam kesenian, mendalami adat atau bahasa.
Mengkritik tajam budaya yang tidak sesuai dengan zaman. Memberikan wawasan kebangsaan untuk sesama, dengan
mengingatkan kita selalu akanpentingnya kita mengenali jati diri kita masing – masing, talenta yang diberikan Tuhan kepada kita, sehingga kita mampu memberikan kontribusi yang terbaik bagi masyarakat.
PPKn SMA/SMK K-10 25 b. Dalam dunia pendidikan secara umum. Pendidikan Pancasila hendaknya dilakukan secara terus menerus sebagai upaya proses internalisasi dan pembudayaan nilai–nilai Pancasila melalui aktivitas beragam, tidak terbatas pada kegiatan dikelas atau seminar, sebaiknyan dilakukan dengan cara-cara yang menyenangkan diluar kegiatan belajar mengajar. Hal yang lebih penting dari proses penanaman nilai-nilai Pancasila adalah keteladanan kalangan pendidikan dan lingkungan peserta didik, dari aparat pemerintah hingga para pemimpin masyarakat. Jika selama ini pengajaran Pancasila dengan berbagai atributnya. Misalnya, pancasila sebagai filsafat, etika politik, ideologi nasional dan sebagainya, dilakukan melalui cara–cara indoktrinasi sudah waktunya para pendidik menegenalkan pancasila kepada peserta didik dan masyarakat umum dengan cara-cara pembelajaran yang menempatkan peserta didik bukan sebagai target pembelajaran yang pasif; melainkan sebagai mitra dan subjek pemebelajaran yang aktif, kolaboratif dan dinamis. Dengan para pendidik sebagai fasilitator dan inspirator bagi peserta didik untuk berfikir alternatif dan terbuka untuk berfikir kritis terhadap kandungan dan praktik sehari-hari pancasila.
c. Pembinaan akhlak dan perilaku masyarakat. Upaya untuk memperbaiki akhlak serta perilaku masyarakat tidak cukup dilakukan melalui kegiatan-kegiatan formal seperti upacara bendera, menyanyikan lagu kebangsaan atau sekedar mengenalkan masa perjuangan dulu, tetapi harus lebih konkrit pada upaya untuk memberi perhatian yang lebih dalam meningkatkan kualitas hidup dalam segala bidang kehidupan. Langkah yang perlu dan harus dilakukan antara lain dimulai dengan mengurangi konflik dalam masyarakat melalui melalui perubahan sikap, perilaku dan akhlak masyarajat dari perilaku negatif menjadi perilaku positif.
d. Kembali ke Jati Diri Bangsa
Upaya ini dilakukan melalui penelusuran sejarah, penggalian nilai-nilai serta mengaplikasikan nilai-nilai-nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari yang dilaksanakan secara terus menerus. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tersebut adalah akhlak dan
PPKn SMA/SMK K-10 26 perilaku positif yang apabila dapat diterapkan secara baik akan menjadi perekat kehidupan berbangsa dan bernegara. Bangsa Indonesia dalam melanjutkan kehidupannya harus berpegang pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, permusyawaratan dan perwakilan serta keadilan sosial.
e. Peningkatan perhatian masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila. Dalam menghalau dampak negatif berkembangnya berbagai ideologi negara lain termasuk kuatnya pengaruh ideologi leluhur ditengah-tengah masyarakat, maka perhatian masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila harus kembali dapat ditingkatkan melalui serangkaian upaya dan kegiatan sebagai berikut :
Mengunggah dan mensosialisasikan secara terus menerus eksistensi dan keberadaan ideologi Pancasila sebagai pemersatu untuk membangkitkan kembali rasa nasionalisme. Meningkatkan filter/saringan masyarakat terhadap eksistensi
ideologi kapitalis dan liberalis yang mencoba untuk memecah belah Indonesia disemua aspek politik, ekonomi dan sosial budaya.
Meningkatkan intensitas pemberian materi pelajaran pendidikan Pendidikan Pancasila seperti pendidikan moral pancasila pada tataran teori maupun praktek kepada para siswa/mahasiswa pada semua jenjang pendidikan. Pengemasan materi pelajaran tersebut harus ditampilkan semenarik mungkin dan menghindari kesan adanya doktrinasi sebagaimana pernah terjadi pada masa lalu.
f. Penataan kelembagaan formal terstruktur sebagai pengawas dan pengembangan nilai-nilai Pancasila secara formal. Kelembagaan formal terstruktur yang diterapkan secara terstruktur/melembaga, maupun melalui sistem pendidikan nasional yang menyangkut program membudayakan dan memasyarakatkan Pancasila di berbagai lingkungan organisasi kemasyarakatan maupun lingkungan pendidikan dapat terbentuk, sehingga dapat
PPKn SMA/SMK K-10 27 terwujud lembaga yang mengawasi, mengembangkan Pancasila secara formal.
g. Pemberdayaan fungsi Pancasila dalam proses legislasi instrumen hukum. Agar berbagai aturan Undang-undang yang disusun akan memiliki norma-norma yang menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam perilaku sehari-hari sehingga dapat menjamin penegakan hukum dan keadilan dapat dilaksanakan sesuai harapan oleh masyarakat Dengan demikian fungsi regulatif dan fungsi kontitutif Pancasila sebagai sebagai cita hukum dapat terimplementasikan dengan baik
3.
Menganalisis Kendala-Kendala Pengembangan Implementasi
Nilai-Nilai Pembukaan Dan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 Ditengah
Kehidupan Global Dunia
Pengembangan implementasi nilai-nilai pembukaan dan undang-undang dasar 1945 ditengah kehidupan global tidaklah semudah membalikan telapak tangan, selalu ada halangan dan juga rintangan di sana sini. Era Kehidupan global ini sering membuat kita semua terbuai dengan semua kemudahan dan segala fasilitas yang dengan mudah kita dapatkan. Semakin mudahnya kita memperoleh segala fasilitas sering membuat kita lupa pada nilai-nilai yang sudah tertanam pada diri kita yakni nilai-nilai yang sesuai dengan pembukaan dan undang-undang dasar 1945. Hal ini membuat kita mudah sekali terpengaruh oleh hal-hal negative dari luar.
Beberapa hal yang menjadi kendala pengembangan implementasi nilai-nilai pembukaan dan undang-undang dasar 1945 diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Sikap acuh teerhadap sesame.
Seringkali kita lupa bahwa kita adalah makhluk social sehingga sering bersikap acuh terhadap sesame. Padahal suatu saat kita tidak akan pernah tahu bahwa kita juga memerlukan bantuan dari orang lain b. Mendahulukan kepentingan kelompok.
PPKn SMA/SMK K-10 28 Fenomena yang akhir-akhir ini muncul yakni kita lebih sering memntingkan kepentingan golongan tempat kita merasa nyaman dari pada kepentingan bersama.
c. Kesetiaan yang membabi buta.
Kesetiaan kita pada kelompok tertentu seringkali melahirkan kesetiaan yang membabi buta, kita tidak lagi melihat mana yang benar dan mana yang salah yang terpenting adalah kita membela kelompok kita. Meskipun kelompok kita berada di pihak yang salah. d. Anarkisme
Seringkali kita lihat ataupun kita dengan dari berbagai media kasus anarkisme yang semakin merajalela, bahkan yang sering disebabkan oleh hal-hal yang bersifat sepele.
e. Himpitan ekonomi
Semakin meningkatnya kebutuhan hidup dan sulitnya untuk mendapatkan pekerjaan seringkali membuat orang gelap mata dan tidak berpikiran jernih sehingga melakukan segala cara untuk memenuhi kebutuhan mereka.
f. Kurangnya toleransi
Toleransi antar sesame semakin hari semakin tergerus oleh budaya modernisasi dan individualism.
g. Dan lain-lain.
4.
Menganalisis Cara Mengatasi Kendala Pengembangan
Implementasi Nilai-Nilai Pembukaan Dan Undang-Undang
Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945
Ditengah Kehidupan Global Dunia
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala dalam pengembangan implementasi nilai-nilai pada pembukaan dan UUD 1945 yakni:
a. Sikap saling menghargai.
Sikap ini sangat diperlukan mengingat tidak ada seorangpun yang tidak ingin dihargai.
PPKn SMA/SMK K-10 29 Negara Indonesia adalah Negara yang sangat kaya akan perbedaan, perberbedaan agama, perbedaan kebudayaan dan adat istiadat, perbedaan suku bangsa, warna kulit, dan banyak lagi perbedaan yang lain. Jika sikap menghormati tidak tumbuh diantara masyarakat niscaya hanya perpecahan dan permusuhan yang akan terjadi.
c. Saling menghormati.
Saling mengahargai sangat diperlukan dalam perwujudan implementasi nilai pembukaan dan UUD 1945 begitu juga dengan sikap saling menghormati sama pentingnya dengan sikap saling menghargai
d. Tolong menolong.
Tolong menolong dan saling bergotong royong adalah cirri khas bangsa Indonesia, jadi jangan sampai kekhasan ini menghilang karena akan merugikan untuk kita semua.
e. Bersatu menjaga keamanan Negara.
Saling bahu-membahu antar warga Negara untuk tetap menjaga keamanan Negara baik terhadap serangan dari luar ataupun dari dalam.
f. Mendahulukan kepentingan bersama.
Seperti halnya penerapan Pancasila sila ke empat yang berbunyi “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan” kita senantiasa diharuskan untuk mendahulukan kepentingan bersama dari pada kepentingan diri sendiri atau golongan.
g. Melaksanakan kewajiban dengan sebaik-baiknya.
Warga Negara yang baik dan patuh terhadap aturan yang berlaku sudah sepatutnya kita melaksanakan kewajiban kita dengan sebaik-baiknya.
h. Cinta tanah air.
Sikap cinta tanah air sangat diperlukan untuk menjaga dan mewujudkan cita-cita luhur dari bangsa Indonesia
PPKn SMA/SMK K-10 30
D. Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran ini akan menggunakan model pembelajaran discovery learning. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Stimulation (memberi stimulus). Pada kegiatan ini guru memberikan stimulan, dapat berupa bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai dengan materi pembelajaran/topik/tema yang akan dibahas, sehingga peserta didik mendapat pengalaman belajar mengamati pengetahuan konseptual melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar. 2. Problem Statement (mengidentifikasi masalah). Dari tahapan tersebut,
peserta didik diharuskan menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga pada kegiatan ini peserta didik diberikan pengalaman untuk menanya, mencari informasi, dan merumuskan masalah.
3. Data Collecting (mengumpulkan data). Pada tahapan ini peserta didik diberikan pengalaman mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi. Kegiatan ini juga akan melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, serta membiasakan peserta didik untuk mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah, jika satu alternatif mengalami kegagalan.
4. Data Processing (mengolah data). Kegiatan mengolah data akan melatih peserta didik untuk mencoba dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata, sehingga kegiatan ini juga akan melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
5. Verification (memferifikasi). Tahapan ini mengarahkan peserta didik untuk mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data, melalui berbagai kegiatan, antara lain bertanya kepada teman, berdiskkusi, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.
6. Generalization (menyimpulkan). Pada kegiatan ini peserta didik digiring untuk menggeneralisasikan hasil simpulannya pada suatu kejadian atau permasalahan yang serupa, sehingga kegiatan ini juga dapat melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.
PPKn SMA/SMK K-10 31
E. Latihan/Kasus/Tugas
Jelaskan secara singkat apa yang dimaksud dengan revitalisasi nilai-nilai pada pembukaan dan undang-undang dasar 1945!
F. Rangkuman
Merevitalisasi nilai-nilai pembukaan dan undang-undang dasar Negara kesatuan republic Indonesia berarti dapat diartikan sebagai usaha mengembalikan nilai pembukaan dan undang-undang dasar negara kepada subjeknya yaitu sebagai pedoman bagi para penyelenggara pemerintahan. Pada sisi yang lain revitalisasi juga merupakan bentuk penyadaran bagi masyarakat bahwa kita hidup di Indonesia yang sangat beraneka ragam dalam berbagai hal tidak hanya agama, bahasa maupun budaya. Hal ini menjadi penting mengingat pancasila sebagai ideologi bangsa, telah mulai dilupakan oleh masyarakat.
Cara-cara yang dapat ditempuh untuk merevitalisasi dan mengembangkan nilai-nilai pembukaan dan UUD 1945 adalah sebagai berikut:
1. Reaktualisasi pada perseorangan dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
2. Dalam dunia pendidikan secara umum. Pendidikan Pancasila hendaknya 3. Pembinaan akhlak dan perilaku masyarakat.
4. Kembali ke Jati Diri Bangsa
5. Peningkatan perhatian masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila. 6. Penataan kelembagaan formal terstruktur sebagai pengawas
7. Pemberdayaan fungsi Pancasila dalam proses legislasi instrumen hukum.
Beberapa hal yang menjadi kendala pengembangan implementasi nilai-nilai pembukaan dan undang-undang dasar 1945 diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Sikap acuh terhadap sesama.
b. Mendahulukan kepentingan kelompok. c. Kesetiaan yang membabi buta.
PPKn SMA/SMK K-10 32 e. Himpitan ekonomi
f. Kurangnya toleransi g. Dan lain-lain.
Cara mengatasi kendala implementasi nilai pembukaan dan UUD 1945 adalah denga menerapkan beberapa hal dibawah ini:
a. Sikap saling menghargai. b. Menghormati perbedaan. c. Saling menghormati. d. Tolong menolong.
e. Bersatu menjaga keamanan Negara. f. Mendahulukan kepentingan bersama.
g. Melaksanakan kewajiban dengan sebaik-baiknya. h. Cinta tanah air.
i. Dan lain-lain
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah mengikuti pelatihann ini peserta diharapkan mampu memberikan masukan yang positif dan saling tukar fikiran terkait dempngan materi yang telah dibahas bersama.
H. Kunci Jawaban
Merevitalisasi nilai-nilai pembukaan dan undang-undang dasar Negara kesatuan republic Indonesia berarti dapat diartikan sebagai usaha mengembalikan nilai pembukaan dan undang-undang dasar negara kepada subjeknya yaitu sebagai pedoman bagi para penyelenggara pemerintahan. Pada sisi yang lain revitalisasi juga merupakan bentuk penyadaran bagi masyarakat bahwa kita hidup di Indonesia yang sangat beraneka ragam dalam berbagai hal tidak hanya agama, bahasa maupun budaya. Hal ini menjadi penting mengingat pancasila sebagai ideologi bangsa, telah mulai dilupakan oleh masyarakat.
PPKn SMA/SMK K-10 33
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
MEMBANGUN KARAKTER BANGSA DALAM
KONTEKS NKRI
A. Tujuan
Adapun tujuan dalam mempelajari materi permasalahan implementasi nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme ini adalah sebagai berikut:
1. Peserta diklat mampu menjelaskan Pengertian Pendidikan Karakter Bangsa dengan baik setelah mengikuti kegiatan diklat.
2. Peserta diklat mampu menjelaskan latar belakang pendidikan karakter bangsa dengan baik setelah mengikuti kegiatan diklat.
3. Peserta diklat mampu menjelaskan tujuan pendidikan karakter bangsa dengan baik setelah mengikuti kegiatan diklat.
4. Peserta diklat mampu menganalisis implementasi pendidikan karakter bangsa dengan baik setelah mengikuti kegiatan diklat.
5. Peserta diklat mampu membangun integrasi pendidikan karakter bangsa ke mata pelajaran PPKn dengan baik setelah mengikuti kegiatan diklat.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Adapun peserta dikatakan berhasil dalam diklat ini apabila telah dapat memenuhi hal-hal di bawah ini: