• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS UNTUK CLUSTERING DATA ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH DI KABUPATEN XYZ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS UNTUK CLUSTERING DATA ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH DI KABUPATEN XYZ"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS UNTUK

CLUSTERING DATA ANGGARAN PENDAPATAN

BELANJA DAERAH DI KABUPATEN XYZ

SKRIPSI

Oleh

Dwi Noviati Nango

531408022

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO JULI 2012

(2)

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS UNTUK

CLUSTERING DATA ANGGARAN PENDAPATAN

BELANJA DAERAH DI KABUPATEN XYZ

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Sistem Informasi

Oleh

Dwi Noviati Nango

531408022

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

JULI 2012

(3)
(4)
(5)
(6)

vi

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan akhir Skripsi ini dalam waktu yang telah ditetapkan.

Teriring ucapan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah banyak membantu dan mendukung demi rampungnya laporan ini, terutama kepada :

1. Kedua orang tua tercinta atas doa dan dukungannya.

2. Bapak Syafrudin K. Lamusu, SE, MM, selaku sekretaris Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah.

3. Ibu Ir. Rawiyah Husnan, MT, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo.

4. Pembantu Dekan I, Pembantu Dekan II dan Pembantu Dekan III Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo.

5. Bapak Arip Mulyanto, M.Kom, selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo.

6. Bapak Agus Lahinta, ST, M.Kom, selaku Ketua Program Studi S1 Sistem Informasi Universitas Negeri Gorontalo, sekaligus pembimbing I.

7. Ibu Lillyan Hadjaratie, S.Kom, M.Si, selaku pembimbing II.

8. Seluruh staf dosen pengajar S1 Sistem Informasi Teknik Informatika Universitas Negeri Gorontalo, yang telah mendidik dan memberikan berbagai bekal

(7)

vii

pengetahuan yang tak ternilai harganya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

9. Semua teman-teman senasib dan seperjuangan, khususnya Angkatan 2008 S1 Sistem Informasi Teknik Informatika Fakultas Teknik universitas Negeri Gorontalo.

10. Seluruh keluargaku tercinta

11. Serta semua orang yang telah mendukung dalam penyusunan ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tetap saja masih terdapat kekurangan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat. Amin.

Gorontalo, Juli 2012

(8)

viii Intisari

Penelitian ini bertujuan untuk mengelompokkan data APBD tahun 2006-2011 yang memiliki kemiripan karakteristik berdasarkan kedekatan jarak, menggunakan teknik

clustering dengan algoritma K-Means. Pembentukan cluster diuji dengan 3 nilai

centroid dan 2 nilai centroid, yang dilanjutkan dengan menghitung nilai SSE (Sum of Squared Error). Hasil cluster dengan nilai SSE terkecil dijadikan sebagai parameter untuk mengestimasi data anggaran belanja yang akan datang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa pembentukan cluster dengan 3 nilai centroid adalah cluster yang terbaik, karena memiliki nilai SSE terkecil yaitu 6.235.940.663,88,. Untuk nilai pendapatan tahun 2012 sebesar Rp 394.083.451.404,-, diperoleh hasil estimasi nilai belanja tidak langsung sebesar Rp 199.533.334.595,76,- sampai Rp 203.564.311.052,24. Serta estimasi nilai belanja langsung sebesar Rp 176.135.846.021,76,- sampai Rp 180.166.822.478,24,-.

(9)

ix Abstract

The objective of this research to group the data of Local Budget revenue and expenditure fiscal year 2006-2011 which has resemblance characteristics based on distance by using clustering technique with K-Means algorithm. Cluster formed tested by 3 value of centroid and 2 value of centroid which continued by calculation SSE (Sum of Squared Error) value. Cluster result with the smallest SSE value became a parameter to estimate the next budget expenditure. Based on the study, it can reveal that cluster formed by 3 centroid value is the best cluster because has SSE smallest 4 value that is 6.235.940.663, 88,. Revenue value on 2012 around Rp. 394.083.451.404,-, obtained estimation value indirect expenditure around Rp. 199.533.334.594,76 to Rp. 203.564.311.052,24. Direct estimation expenditure value around Rp. 176.135.846.021,76.- to Rp. 180.166.822.478,24,-.

(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

INTISARI ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ...xiii

DAFTAR GAMBAR ...xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 2

C.Ruang Lingkup Penulisan ... 2

D.Tujuan Penulisan ... 3

E. Manfaat Penulisan ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A.Knowledge Discovery in Database (KDD) dan Data Mining ... 5

1. Pengertian data mining ... 7

2. Tujuan data mining ... 7

3. Pengelompokkan data mining ... 8

B.Clustering ... 11

1. Pengertian clustering ... 11

2. Metode clustering... 12

3. Document clustering ... 14

4. Klasifikasi algoritma clustering ... 14

C.Penelitian Terkait ... 15

D.Algoritma K-Means ... 17

1. Pengertian K-Means ... 17

2. Algoritma K-Means ... 18

(11)

xi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ... 23

A.Objek Penelitian ... 23

1. Gambaran umum badan pengelola keuangan dan aset daerah .. 23

2. Visi badan pengelola keuangan dan aset daerah ... 23

3. Misi badan pengelola keuangan dan aset daerah ... 24

4. Struktur organisasi badan pengelola keuangan dan aset daerah ... 25

B.Metode Penelitian ... 26

C.Teknik Pengumpulan Data ... 26

1. Studi literatur ... 26

2. Teknik pengumpulan data arsip ... 26

D.Tahapan Penelitian ... 27

1. Studi pustaka ... 28

2. Pengumpulan data arsip ... 28

3. Praproses data... 28

4. Clustering menggunakan algoritma K-Means ... 29

5. Analisis hasil clusterisasi ... 30

6. Selesai ... 30

E. Jadwal Penelitian ... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32

A.Tahapan Penelitian ... 32

1. Pra proses data... 32

2. Cleaning data ... 33

3. Clustering menggunakan algoritma K-Means ... 34

B.Tahap Analisis ... 35

1. Proses clustering dalam K-Means ... 35

2. Pola hasil clustering dengan K-Means ... 57

3. Flowchart clustering K-Means ... 62

C.Desain Hasil ... 63

1. Hasil implementasi input data parameter k dan x ... 63

2. Hasil implementasi input data nama k ... 64

3. Hasil implementasi input data APBD ... 65

4. Hasil implementasi tampilan proses hasil perhitungan centroid ... 66

5. Hasil implementasi perhitungan jarak data ke centroid ... 67

6. Hasil implementasi iterasi ... 68

7. Hasil implementasi SSE ... 69

8. Hasil implementasi laporan data mining ... 70

(12)

xii BAB V PENUTUP ... 72 A.Kesimpulan ... 72 B.Saran ... 72 DAFTAR PUSTAKA ... 73 LAMPIRAN

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1Contoh data yang redundant ... 33

Tabel 4.2Data APBD Kabupaten XYZ 6 tahun terakhir... 35

Tabel 4.3Hasil perhitungan centroid setiap cluster pada pengujian 2 parameter ... 38

Tabel 4.4Hasil perhitungan jarak data pada nilai k dengan masing-masing centroid setiap cluster ... 44

Tabel 4.5Perhitungan iterasi pertama pada cluster pendapatan ... 44

Tabel 4.6Perhitungan iterasi pertama pada cluster belanja tidak langsung ... 45

Tabel 4.7Perhitungan iterasi pertama pada cluster belanja langsung ... 46

Tabel 4.8Perhitungan iterasi pertama pada cluster pendapatan... 48

Tabel 4.9Perhitungan iterasi pertama pada cluster belanja tidak langsung ... 49

Tabel 4.10Perhitungan iterasi pertama pada cluster belanja langsung ... 50

Tabel 4.11Hasil perhitungan jarak data terhadap masing-masing nilai centroid untuk dijadikan seagai perhitungan ... 53

Tabel 4.12Perhitungan iterasi kedua pada cluster pendapatan ... 53

Tabel 4.13Perhitungan iterasi kedua pada cluster belanja tidak langsung ... 54

Tabel 4.14Perhitungan iterasi kedua pada cluster belanja langsung ... 55

Tabel 4.15Hasilakhirperhitungan iterasi dengan 3 nilai centroid dan 2 nilai centroid ... 56

Tabel 4.16Hasil perhitungan nilai SSE dengan 3 nilai centroid dan 2 nilai centroid ... 57

Tabel 4.17Data APBD sebelum di cluster ... 58

Tabel 4.18Nilai anggota pendapatan, belanja tidak langsung dan belanja langsung pada (C0) ... 58

Tabel 4.19Nilai anggota pendapatan, belanja tidak langsung dan belanja langsung pada (C1) ... 58

Tabel 4.20Nilai anggota pendapatan, belanja tidak langsung dan belanja langsung pada (C2) ... 59

Tabel 4.21Nilai anggota pendapatan 2012 ... 60

Tabel 4.22Contoh nilai outlier ... 60

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1Tahapan dalam KDD ... 5

Gambar 2.2 Contoh clustering ... 12

Gambar 2.3Cara kerja algoritma K-Means ... 21

Gambar 3.1Tahapan penelitian ... 27

Gambar 4.1 Flow chart K-Means ... 62

Gambar 4.2Implementasi input data parameter k dan x dengan 3 nilai centroid ... 63

Gambar 4.3Implementasi input data parameter k dan x dengan 2 nilai centroid ... 63

Gambar 4.4Implementasiinput data nama k dengan 3 nilai centroid ... 64

Gambar 4.5Implementasiinput data nama k dengan 2 nilai centroid ... 64

Gambar 4.6Implementasi input data APBD dengan 3 nilai centroid... 65

Gambar 4.7Implementasi input data APBD dengan 2 nilai centroid... 65

Gambar 4.8 Implementasi tampilan proses hasil perhitungan dengan 3 nilai centroid ... 66

Gambar 4.9 Implementasi tampilan proses hasil perhitungan dengan 2 nilai centroid ... 66

Gambar 4.10Implementasitampilan perhitungan jarak data dengan 3 nilai centroid ... 67

Gambar 4.11 Implementasitampilan perhitungan jarak data dengan 2 nilai centroid ... 67

Gambar 4.12 Implementasi tampilan iterasi dengan 3 nilai centroid ... 68

Gambar 4.13Implementasi tampilan iterasi dengan 2 nilai centroid ... 68

Gambar 4.14 Implementasi tampilan akhir iterasi dengan 2 nilai centroid ... 69

Gambar 4.15 Implementasi tampilan nilai SSE dengan 3 nilai centroid ... 69

Gambar 4.16 Implementasi tampilan nilai SSE dengan 2 nilai centroid ... 69

Gambar 4.17 Implementasi laporan data mining dengan 3 nilai centroid ... 70

Gambar 4.18 Implementasi laporan data mining dengan 2 nilai centroid ... 70

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran data APBD Kabupaten XYZ tahun 2006 (part 1) ... 1

Lampiran data APBD Kabupaten XYZ tahun 2006 (part 2) ... 2

Lampiran data APBD Kabupaten XYZ tahun 2007 ... 3

Lampiran data APBD Kabupaten XYZ tahun 2008 ... 4

Lampiran data APBD Kabupaten XYZ tahun 2009 ... 5

Lampiran data APBD Kabupaten XYZ tahun 2010 ... 6

Lampiran data APBD Kabupaten XYZ tahun 2011 ... 7

Lampiran surat ijin pengambilan data di Kabupaten XYZ ... 8

Lampiran surat pelaksanaan penelitian dari Kabupaten XYZ ... 9

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini begitu banyak data yang terdapat dalam sebuah organisasi, sehingga menimbulkan kesulitan dalam hal pengelompokkan data. Namun dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) terdapat berbagai macam solusi untuk mengatasi kesulitan tersebut, salah satunya adalah dengan menggunakan teknik Data

Mining (DM). “DM merupakan proses pencarian pola dan relasi-relasi yang

tersembunyi dalam sejumlah data yang besar dengan tujuan untuk melakukan klasifikasi, estimasi, prediksi, asosiasi rule, clustering, deskripsi dan visualisasi”

(Han dkk,2001, dalam Baskoro,2010).

Data Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang dikelola oleh badan keuangan daerah di Kabupaten XYZ pada dasarnya sudah dikelompokkan berdasarkan pendapatan, belanja langsung dan tidak langsung. Akan tetapi karena data yang dikelola oleh badan pengelola keuangan daerah tersebut memiliki data yang begitu banyak, maka perlu diketahui bagaimana keterkaitan antar data pendapatan, belanja langsung dan tidak langsung dari lembaga tersebut. Salah satu metode yang digunakan yaitu clustering. Dengan clustering dimaksudkan untuk

(17)

2

Terdapat berbagai algoritma yang digunakan dalam teknik DM dengan metode

clustering salah satunya adalah algoritma K-Means. “Algoritma K-Means adalah

salah satu algoritma unsupervised learning yang paling sederhana yang dikenal dapat

menyelesaikan permasalahan clustering dengan baik” (Mac Queen, 1967). Dengan

diterapkannya algoritma K-Means dalam proses clusterisasi APBD maka diharapkan

dapat mengelompokkan dan menentukan jumlah cluster yang paling tepat/akurat

juga memprediksi nilai belanja tidak langsung serta nilai belanja langsung yang akan datang terhadap data APBD Kabupaten XYZ. Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis mengusulkan sebuah penulisan yang berjudul “Penerapan Algoritma K-Means Untuk Clustering Data Anggaran Pendapatan Belanja Daerah di

Kabupaten XYZ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada, maka rumusan masalahnya adalah bagaimana menerapkan algoritma K-Means untuk mengclustering data APBD

yang dikelola oleh badan pengelola keuangan daerah di Kabupaten XYZ ?

C. Ruang Lingkup Penulisan

Ruang lingkup penulisan meliputi :

a. Dataset yang digunakan adalah data APBD 6 tahun terakhir (2006 – 2011).

(18)

3

c. Atribut belanja tidak langsung yang digunakan dalam dataset ini adalah belanja pegawai.

d. Atribut belanja langsung yang digunakan dalam dataset ini adalah seluruh item pembelanjaan disetiap instansi.

D. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah :

a. Membangun protipe clusterisasi data APBD Kabupaten XYZ.

b. Menerapkan algoritma K-Means untuk mengelompokkan dan menentukan

jumlah cluster yang paling tepat/akurat terhadap data APBD Kabupaten XYZ.

c. Menganalisa hasilnya untuk menentukan parameter-parameter batasan berdasarkan karakteristik pada masing-masing cluster.

d. Dapat mengestimasi nilai belanja tidak langsung dan belanja langsung di masa yang akan datang.

E. Manfaat Penulisan

Manfaat yang diperoleh dalam penulisan ini yaitu :

a. Memberikan gambaran langkah-langkah penerapan algoritma K-Means pada

data APBD kabupaten XYZ.

b. Dapat memberikan suatu informasi penting bagi organisasi tentang bagaimana mengelompokkan data APBD dengan cara clustering menggunakan algoritma

(19)

4

c. Dengan adanya clustering dapat memperoleh pengetahuan tentang estimasi nilai

(20)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Knowledge Discovery in Database (KDD) dan Data Mining

Banyak orang menggunakan istilah data mining dan knowledge discovery in

databases (KDD) secara bergantian untuk menjelaskan proses penggalian informasi

tersembunyi dalam suatu kumpulan data yang besar. Akan tetapi kedua istilah tersebut memiliki konsep yang berbeda, tetapi berkaitan satu sama lain. ”Salah satu tahapan dalam proses KDD adalah data mining” (Han & Kamber,2006 dalam Baskoro,2010).

Han and Kamber (2006) menyatakan :

Knowledge Discovery in Database (KDD) adalah proses menentukan informasi

yang berguna serta pola-pola yang ada dalam data. Informasi ini terkandung dalam basis data yang berukuran besar yang sebelumnya tidak diketahui dan potensial bermanfaat. Data Mining merupakan salah satu langkah dari

serangkaian proses iterative KDD. Tahapan proses KDD dapat dilihat pada

gambar dibawah ini.

(21)

6 Tahapan proses KDD terdiri dari :

a. Data Selection

Pada proses ini dilakukan pemilihah himpunan data, menciptakan himpunan data target, atau memfokuskan pada subset variabel (sampel data) dimana penemuan (discovery) akan dilakukan. Hasil seleksi disimpan dalam suatu berkas yang

terpisah dari basis data operasional. b. Pre-Processing dan Cleaning Data

Pre-Processing dan Cleaning Data dilakukan membuang data yang tidak

konsisten dan noise, duplikasi data, memperbaiki kesalahan data, dan bisa

diperkaya dengan data eksternal yang relevan.

c. Transformation

Proses ini mentransformasikan atau menggabungkan data ke dalam yang lebih tepat untuk melakukan proses mining dengan cara melakukan peringkasan

(agregasi).

d. Data Mining

Proses data mining yaitu proses mencari pola atau informasi menarik dalam data

terpilih dengan menggunakan teknik, metode atau algoritma tertentu sesuai dengan tujuan dari proses KDD secara keseluruhan.

e. Interpretation / Evaluasi

Proses untuk menerjamahkan pola-pola yang dihasilkan dari data mining.

Mengevaluasi (menguji) apakah pola atau informasi yang ditemukan bersesuaian atau bertentangan dengan fakta atau hipotesa sebelumnya. Pengetahuan yang

(22)

7

diperoleh dari pola-pola yang terbentuk dipresentasikan dalam bentuk visualisasi.

1. Pengertian data mining.

Santosa (2007) menyatakan bahwa data mining merupakan suatu kegiatan yang

meliputi pengumpulan, pemakaian data historis untuk menentukan keteraturan, pola atau hubungan dalam set data berukuran besar. Salah satu tugas utama dari data mining adalah pengelompokan clustering dimana data yang dikelompokkan belum

mempunyai contoh kelompok.

Larose (2005) menyatakan bahwa data mining adalah suatu proses pencarian

korelasi, pola dan tren baru yang berguna dalam media penyimpanan data berukuran besar menggunakan teknologi pengenalan pola seperti teknik-teknik statistik dan matematis. Istilah lain yang sering digunakan antara lain knowledge mining from

data, knowledge extraction, data/pattern analysis, data archeology, dan data

dredging.

2. Tujuan data mining.

Baskoro (2010) menyatakan bahwa adapun tujuan dari adanya data mining

adalah :

a. Explanatory, yaitu untuk menjelaskan beberapa kegiatan observasi atau suatu

kondisi.

b. Confirmatory, yaitu untuk mengkonfirmasikan suatu hipotesis yang telah ada.

(23)

8

3. Pengelompokkan data mining.

Tan et. al. (2005), menyatakan :

Secara garis besar data mining dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori utama :

a. Descriptive mining, yaitu proses untuk menemukan karakteristik penting dari

data dalam suatu basis data. Teknik data mining yang termasuk dalam

descriptive mining adalah clustering, association, dan sequential mining.

b. Predictive mining, yaitu proses untuk menemukan pola dari data dengan

menggunakan beberapa variabel lain di masa depan. Salah satu teknik yang terdapat dalam predictive mining adalah klasifikasi.

Larose and Daniel (2005), menyatakan :

Pengelompokkan data mining berdasarkan tugas yang dapat dilakukan yaitu :

a. Deskripsi

Deskripsi adalah menggambarkan pola dan kecenderungan yang terdapat dalam data yang memungkinkan memberikan penjelasan dari suatu pola atau kecenderungan tersebut.

b. Estimasi

Estimasi hampir sama dengan klasifikasi, akan tetapi variabel target estimasi lebih ke arah numerik daripada ke arah kategori.

c. Prediksi

Prediksi hampir sama dengan klasifikasi dan estimasi, akan tetapi dalam prediksi nilai dari hasil akan terwujud di masa yang akan datang.

(24)

9 d. Klasifikasi

Klasifikasi adalah proses untuk menemukan model atau fungsi yang menggambarkan dan membedakan kelas data atau konsep dengan tujuan memprediksikan kelas untuk data yang tidak diketahui kelasnya (Han and Kamber, 2006).

e. Clustering

Clustering atau analisis cluster adalah proses pengelompokan satu set

benda-benda fisik atau abstrak ke dalam kelas objek yang sama (Han & Kamber, 2006).

f. Asosiasi

Asosiasi dalam data mining adalah menemukan atribut yang muncul dalam satu

waktu.

Kusrini dkk (2009), menyatakan bahwa :

Pengelompokkan data mining diatas dijadikan sebagai teknik dari data mining

berdasarkan tugas yang bisa dilakukan, yaitu : a. Deskripsi

Para penulis/analis biasanya mencoba menemukan cara untuk mendeskripsikan pola dan trend yang tersembunyi dalam data.

b. Estimasi

Estimasi mirip dengan klasifikasi, kecuali variabel tujuan yang lebih ke arah

numerik daripada kategori. Misalnya, akan dilakukan estimasi tekanan systolic

dari pasien rumah sakit berdasarkan umur pasien, jenis kelamin, indeks berat badan, dan level sodium darah.

(25)

10 c. Prediksi

Prediksi memiliki kemiripan dengan estimasi dan klasifikasi. Hanya saja,

prediksi hasilnya menunjukkan sesuatu yang belum terjadi (mungkin terjadi dimasa depan). Misalnya, ingin diketahui prediksi harga beras tiga bulan yang akan datang.

d. Klasifikasi

Dalam klasifikasi variable, tujuan bersifat kategorik. Misalnya, kita akan

mengklasifikasikan pendapatan dalam tiga kelas, yaitu pendapatan tinggi, pendapatan sedang, dan pendapatan rendah.

e. Clustering

Clustering lebih kearah pengelompokan record, pengamatan, atau kasus dalam

kelas yang memiliki kemiripan. Sebuah cluster adalah kumpulan record yang

memiliki kemiripan satu dengan yang lain dan memiliki ketidak miripan dengan

record-record dalam cluster yang lain, misalnya untuk tujuan audit akuntasi

akan dilakukan segmentasi perilaku financial dalam kategori dan mencurigakan. f. Asosiasi

Mengidentifikasi hubungan antara berbagai peristiwa yang terjadi pada satu waktu. Pendekatan asosiasi tersebut menekankan sebuah kelas masalah yang dicirikan dengan analisis keranjang pasar.

(26)

11 B. Clustering

1. Pengertian clustering.

Clustering atau analisis cluster adalah proses pengelompokan satu set benda-benda fisik atau abstrak ke dalam kelas objek yang sama” (Han and Kamber, 2006). Baskoro (2010) menyatakan bahwa :

Clustering atau clusterisasi adalah salah satu alat bantu pada data mining yang

bertujuan mengelompokkan obyek-obyek ke dalam cluster-cluster. Cluster

adalah sekelompok atau sekumpulan obyek-obyek data yang similar satu sama

lain dalam cluster yang sama dan dissimilar terhadap obyek-obyek yang berbeda

cluster. Obyek akan dikelompokkan ke dalam satu atau lebih cluster sehingga

obyek-obyek yang berada dalam satu cluster akan mempunyai kesamaan yang

tinggi antara satu dengan lainnya. Obyek-obyek dikelompokkan berdasarkan prinsip memaksimalkan kesamaan obyek pada cluster yang sama dan

memaksimalkan ketidaksamaan pada cluster yang berbeda. Kesamaan obyek

biasanya diperoleh dari nilai-nilai atribut yang menjelaskan obyek data, sedangkan obyek-obyek data biasanya direpresentasikan sebagai sebuah titik dalam ruang multidimensi.

Dengan menggunakan clusterisasi, kita dapat mengidentifikasi daerah yang

padat, menemukan pola-pola distribusi secara keseluruhan, dan menemukan keterkaitan yang menarik antara atribut-atribut data. Dalam data mining, usaha

difokuskan pada metode-metode penemuan untuk cluster pada basis data berukuran besar secara efektif dan efisien. Beberapa kebutuhan clusterisasi

(27)

12

atribut yang berbeda, mampu menangani dimensionalitas yang tinggi, menangani data yang mempunyai noise, dan dapat diterjemahkan dengan

mudah.

Gambar 2.2 Contoh Clustering (Baskoro 2010)

Adapun tujuan dari data clustering ini adalah untuk meminimalisasikan

objective function yang diset dalam proses clustering, yang pada umumnya

berusaha meminimalisasikan variasi di dalam suatu cluster dan

memaksimalisasikan variasi antar cluster.

2. Metode clustering.

Secara garis besar, terdapat beberapa metode clusterisasi data. Pemilihan metode

clusterisasi bergantung pada tipe data dan tujuan clusterisasi itu sendiri.

Metode-metode beserta algoritma yang termasuk didalamnya meliputi (Baskoro, 2010): Cluster1

Cluster 2 outliers

(28)

13 a. Partitioning Method

Membangun berbagai partisi dan kemudian mengevaluasi partisi tersebut dengan beberapa kriteria, yang termasuk metode ini meliputi algoritma Means,

K-Medoid, PROCLUS, CLARA, CLARANS, dan PAM.

b. Hierarchical Methods

Membuat suatu penguraian secara hierarkikal dari himpunan data dengan menggunakan beberapa kriteria. Metode ini terdiri atas dua macam, yaitu

Agglomerative yang menggunakan strategi bottom-up dan Disisive yang

menggunakan strategi top-down. Metode ini meliputi algoritma BIRCH, AGNES,

DIANA, CURE, dan CHAMELEON.

c. Density-based Methods

Metode ini berdasarkan konektivitas dan fungsi densitas. Metode ini meliputi algoritma DBSCAN, OPTICS, dan DENCLU.

d. Grid-based Methods

Metode ini berdasarkan suatu struktur granularitas multi-level. Metode clusterisasi ini meliputi algoritma STING, WaveCluster, dan CLIQUE.

e. Model-based Methods

Suatu model dihipotesakan untuk masing-masing cluster dan ide untuk mencari

best fit dari model tersebut untuk masing-masing yang lain. Metode clusterisasi

ini meliputi pendekatan statitik, yaitu algoritma COBWEB dan jaringan syaraf

(29)

14 Sadaaki et. al. (2008) menyatakan :

Sebelum memutuskan berapa jumlah cluster yang akan dibentuk bahwa

terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan yaitu : a. supervised (jika jumlah cluster ditentukan).

b. unsupervised (jika jumlah cluster tidak ditentukan/alami).

3. Documentclustering.

“Document clustering merupakan suatu teknik untuk mengelompokkan dokumen-dokumen berdasarkan kemiripannya dengan tujuan mendapatkan sekumpulan dokumen yang tepat” (Widyawati, 2010). Dokumen-dokumen tersebut dikelompokan ke dalam cluster berdasarkan tingkat kemiripannya. Suatu cluster

dapat dikatakan bagus apabila tingkat kemiripan antar anggota cluster sangat tinggi

dan tingkat kemiripan antar cluster sangat rendah. Sedangkan kualitas suatu

cluster dapat diukur melalui kemampuannya dalam menemukan pola-pola yang

tersembunyi.

4. Klasifikasi algoritma clustering.

“Algoritma clustering secara luas diklasifikasikan menjadi dua algoritma, yaitu

hierarchical clustering, dan non-hierarchical clustering” (Henjaya, 2010).

Han and Kamber (2006) menyatakan bahwa hierarchical clustering adalah

sebuah metode hierarkis yang menciptakan komposisi hierarkis yang diterapkan pada objek data, sehingga akan menghasilkan cluster-cluster yang bersarang. Algoritma

(30)

15

hubungan antara setiap objek (Henjaya, 2010). “Contoh algoritma Hierarchical

clustering adalah HAC (Hierarchical Agglomerative Clustering)” (Karhendana,

2008).

Non-hierarchical clustering, pada umumnya disebut algoritma partitional

clustering, memberikan sejumlah n objek dan k yang merupakan jumlah dari cluster

yang terbentuk. Algoritma partitional clustering mengolah objek ke dalam k

-kelompok berdasarkan kriteria optimasi tertentu, dimana setiap -kelompok merupakan representasi sebuah cluster. Han and Kamber (2006) menyatakan bahwa contoh

algoritma partitional clustering antara lain K-Means.

C. Penulisan Terkait

Berdasarkan penulisan yang dilakukan oleh Firdausi dkk pada tahun 2011 tentang Analisis Financial Distress Dengan Pendekatan Data Mining Pada Industri

Manufaktur Go-Public Di Indonesia, dikemukakan bahwa penulisan tersebut berisi

tentang perbandingan algoritma K-Means dan Fuzzy C-Means (FCM). Cara kerja

algoritma K-Means dalam pengelompokan data keuangan dan data perusahaan yang

akan mengalami kebangkrutan lebih baik dari cara kerja algoritma FCM, dimana

dalam penulisan itu menggunakan rumus sum squared error (SSE) serta icdrate

(internal cluster disprersion rate). Dimana dari penulisan ini didapatkan nilai SSE

terkecil pada K-Means, menunjukkan bahwa total kesalahan kuadrat yang terjadi

pada pengelompokkan metode tersebut kecil. Sehingga metode itu dapat dikatakan memiliki nilai error terkecil dan lebih baik dibandingkan metode FCM.

(31)

16

Pada metode FCM, keragaman dalam cluster (Sum of Squared Within) SSW

bernilai tertinggi serta keragaman antar cluster (Sum of Squared Between) SSB

bernilai paling rendah sehingga metode FCM memiliki nilai icdrate tertinggi

dibandingkan K-Means. Hal ini menunjukkan pada pengelompokkan dengan

menggunakan metode FCM, terdapat banyak data berbeda dalam tiap cluster yang

terbentuk dan tercermin pada nilai SSW yang tinggi. Serta sedikitnya perbedaan data antar cluster yang terbentuk dapat dikatakan perbedaan antar cluster 1 dan 2 tidak

jauh beda yang tercermin pada nilai SSB yang rendah. Nilai terkecil pada seluruh

metode K-Means tercipta karena keragaman dalam cluster SSW yang terbentuk

sangat kecil dan keragaman antar cluster SSB sangat tinggi. Oleh karena itu antara

metode K-Means dengan FCM setelah dibandingkan dengan mempertimbangkan

nilai SSE dan icdrate, didapatkan metode K-Means sebagai metode terbaik.

Penulisan lain yang dilakukan oleh Wahyuni pada tahun 2009 dalam jurnalnya yang berjudul Penggunaan Cluster-Based Sampling Untuk Penggalian Kaidah

Asosiasi Multi Obyektif, menjelaskan bahwa algoritma K-Means lebih baik

dibandingkan algoritma FCM. Dalam penulisan ini berisi tentang dua pembandingan

metode clustering yaitu K-Means dan FCM. Adapun penulisan ini membahas hasil

penggalian kaidah asosiasi multi obyektif dengan menggunakan sampel yang dilakukan proses clustering terlebih dahulu akan menghasilkan kaidah-kaidah

asosiasi yang lebih baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata yang diperoleh mempunyai nilai yang lebih besar dibandingkan data yang tidak melalui proses

clustering terlebih dahulu. Perbandingan metode clustering yang digunakan yaitu

(32)

17

dengan nilai rata-rata confidence yang dihasilkan menggunakan metode K-Means

mempunyai nilai yang lebih besar dibandingkan dengan metode FCM.

Penulisan yang dilakukan oleh Widyawati pada tahun 2010 dalam skripsinya yang berjudul Perbandingan Clustering Based On Frequent Word Sequence (CFWS)

Dan K-Means Untuk Pengelompokkan Dokumen Berbahasa Indonesia menjelaskan

bahwa didapatkan nilai F-Measure dan Purity hasil implementasi menggunakan

algoritma K-Means lebih tinggi dibandingkan dengan implementasi menggunakan

algoritma CFWS. Hal ini membuktikan bahwa algoritma K-Means lebih tepat

digunakan untuk pengelompokkan dokumen berbahasa Indonesia.

D. Algoritma K-Means

1. Pengertian K-Means.

“K-Means merupakan algoritma yang umum digunakan untuk clustering

dokumen. Prinsip utama K-Means adalah menyusun k prototype atau pusat massa

(centroid) dari sekumpulan data berdimensi n” (Aryan, 2010). Sebelum diterapkan

proses algoritma K-means, dokumen akan di preprocessing terlebih dahulu.

Kemudian dokumen direpresentasikan sebagai vektor yang memiliki term dengan nilai tertentu.

Agusta (2007) menyatakan bahwa K-Means merupakan salah satu metode data

clustering non hirarki yang berusaha mempartisi data yang ada ke dalam bentuk satu

atau lebih cluster/kelompok. Metode ini mempartisi data ke dalam cluster/kelompok

sehingga data yang memiliki karakteristik sama dikelompokkan ke dalam satu

(33)

18

2. Algoritma K-Means.

Algoritma k-means merupakan algoritma yang membutuhkan parameter input

sebanyak k dan membagi sekumpulan n objek kedalam k cluster sehingga tingkat

kemiripan antar anggota dalam satu cluster tinggi sedangkan tingkat kemiripan

dengan anggota pada cluster lain sangat rendah. Kemiripan anggota terhadap cluster

diukur dengan kedekatan objek terhadap nilai mean pada cluster atau dapat disebut

sebagai centroid cluster atau pusat massa (Widyawati, 2010).

Berikut rumus pengukuran jarak menurut (Santosa, 2007) :

d(x,y)

= ||x-y||

2

=

𝑛𝑖=1(𝑥𝑖 − 𝑦𝑖) 2

Adapun rumus perhitungan jarak lainnya didefinisikan sebagai berikut :

d(x,y) =

( xi – yi )2 + ( xi – yi )2

Keterangan :

d = titik dokumen x = data record

y = data centroid

Jarak yang terpendek antara centroid dengan dokumen menentukan posisi

cluster suatu dokumen. Misalnya dokumen A mempunyai jarak yang paling pendek

ke centroid 1 dibanding ke yang lain, maka dokumen A masuk ke group 1. Hitung

kembali posisi centroid baru untuk tiap-tiap centroid (C

i..j)dengan mengambil

rata-... ( 1 )

(34)

19 rata dokumen yang masuk pada cluster awal (G

i..j ). Iterasi dilakukan terus hingga

posisi group tidak berubah. Berikut rumus dari penentuan centroid.

C (i) = 1

𝐺𝑖 𝑥𝜖𝑐

𝑑𝑥

Adapun rumus iterasi lainnya didefinisikan sebagai berikut :

C(i) = x1+ x2+ x..+ x…

𝑥 Keterangan :

x1 = nilai data record ke-1

x2 = nilai data record ke-2

∑x = jumlah data record

K-Means merupakan algoritma clustering yang bersifat partitional yaitu

membagi himpunan objek data ke dalam sub himpunan (cluster) yang tidak overlap,

sehingga setiap objek data berada tepat dalam satu cluster. Strategi

partitional-clustering yang paling sering digunakan adalah berdasarkan kriteria square error.

Secara umum, tujuan kriteria square error adalah untuk memperoleh partisi (jumlah

cluster tetap) yang meminimalkan total square error.

SSE (Sum Squared of Error) menyatakan total kesalahan kuadarat yang terjadi

bila n data i n x ,..., x dikelompokkan kedalam k cluster dengan pusat tiap cluster

adalah k m ,...,m 1 . Nilai SSE tergantung pada jumlah cluster dan bagaimana data

dikelompokkan ke dalam cluster-cluster tersebut. Semakin kecil nilai SSE, semakin

bagus hasil clustering-nya.

... ( 3 )

(35)

20 Adapun rumus SSE adalah sebagai berikut :

SSE = (Ci)2 + (Ci)2 + (C..)2 + (C..)2

Keterangan :

Ci = nilai centroid

3. Tahapan algoritma K-Means.

Widyawati (2010), menyatakan :

Proses algoritma K-Means sebagai berikut :

a. Pilih secara acak objek sebanyak k, objek-objek tersebut akan direpresentasikan sebagai mean pada cluster.

b. Untuk setiap objek dimasukan kedalam cluster yang tingkat kemiripan objek

terhadap cluster tersebut tinggi. Tingkat kemiripan ditentukan dengan jarak

objek terhadap mean atau centroid cluster tersebut.

c. Hitung nilai centroid yang baru pada masing-masing cluster.

d. Proses tersebut diulang hingga anggota pada kumpulan cluster tersebut tidak

berubah.

Sedangkan menurut Adiningsih (2007) tahap penyelesaian algoritma K-Means

adalah sebagai berikut :

a. Menentukan K buah titik yang merepresentasikan obyek pada setiap cluster

(centroid awal).

b. Menetapkan setiap obyek pada cluster dengan posisi centroid terdekat.

c. Jika semua obyek sudah dikelompokkan maka dilakukan perhitungan ulang dalam menentukan centroid yang baru.

(36)

21

d. Ulangi langkah ke-2 dan ke-3 sampai centroid tidak berubah.

Kurniawan dkk (2010) menyatakan :

Langkah-langkah dari algoritma K-Means yaitu :

.

Berikut penjelasan dari gambar 2.3, dengan algoritma K-means dilakukan cara

berikut hingga ditemukan hasil iterasi yang stabil :

a. Menentukan data centroid, pada sistem ini, ditentukan bahwa centroid pertama

adalah n data pertama dari data-data yang akan di-cluster.

b. Menghitung jarak antara centroid dengan masing-masing data.

c. Mengelompokkan data berdasarkan jarak minimum.

Start Number of cluster K Centroid Distance objects to centroids Grouping based on minimum distance End

Gambar 2.3 Cara Kerja Algoritma K-Means (Kurniawan dkk 2010)

No object move group

(37)

22

d. Jika penempatan data sudah sama dengan sebelumnya, maka stop. Jika tidak, kembali ke cara yang ke-2.

(38)

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi Gorontalo, yaitu di Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah (BPKAD).

1. Gambaran umum badan pengelola keuangan dan aset daerah (BPKAD).

Berdasarkan PP nomor 8 tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah mengamanatkan adanya penataan kembali Organisasi Perangkat Daerah. Sehingga Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten XYZ mengalami perubahan nama menjadi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah disingkat (BPKAD), yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten XYZ nomor 15 tahun 2005 sampai dengan sekarang. Organisasinya terdiri dari Kepala Badan, Bagian Tata Usaha, Bidang Pendapatan, Bidang Belanja, Bidang Kekayaan dan Aset, Bidang Pembukuan dan Pelaporan, Kelompok Jabatan Fungsional, dan Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah, mempunyai tugas menyelenggarakan kewenangan pemerintah dalam bidang Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

(39)

24

2. Visi badan pengelola keuangan dan aset daerah (BPKAD).

Perencanaan pengendalian manajemen pengelolaan keuangan daerah serta optimalisasi penerimaan pendapatan dan pengelolaan aset daerah dalam rangka mendukung pencapaian program pemerintah daerah Kabupaten XYZ.

3. Misi badan pengelola keuangan dan aset daerah (BPKAD).

a. Merumuskan kebijakan teknis pengelolaan keuangan. b. Optimalisasi dan diversifikasi potensi penerimaan.

c. Penataan dan pengembangan sistem pengelolaan keuangan.

d. Peningkatan kemampuan sumber daya aparatur pengelola keuangan daerah. e. Diversifikasi pemanfaatan dan pengamanan aset daerah dalam menunjang

pelaksanaan program.

(40)

25

4. Struktur organisasi badan pengelola keuangan dan aset daerah (BPKAD). STRUKTUR ORGANISASI

BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN XYZ

SUB BID. PENDAPATAN DAERAH LAINNYA

SUB BID. PERBENDAHARAAN

SUB BID. PEMANFAATAN

DAN PENGENDALIAN SUB BID. PEMBUKUAN

DAN PELAPORAN SUB BIDANG PAD

BIDANG PENDAPATAN

SUB BID. ANGGARAN DAN PERMODALAN

BIDANG BELANJA

SUB BIDANG PENGADAAN DAN

PERAWATAN BIDANG KEKAYAAN DAN

ASSET

SUB BIDANG VERIVIKASI BIDANG PEMBUKUAN

DAN PELAPORAN SUB BAGIAN KEUANGAN

SUB BAGIAN PENYUSUNAN

PROGRAM

SUB BAGIAN UMUM & KEPEGAWAIAN KEPALA BADAN

UPT

(41)

26

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penulisan kali ini adalah metode eksperimen. “Metode eksperimen merupakan rancangan penelitian yang mengidentifikasi hubungan kausal” (Sudaryono dkk:45, 2011).

C. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang dilakukan oleh penulis yaitu :

1. Studi literatur.

Dengan mengumpulkan dan mempelajari literatur yang berkaitan dengan konsep DM clustering, yang menggunakan algoritma K-Means. Sumber literatur berupa

buku teks, paper, jurnal, karya ilmiah, dan situs-situs penunjang.

2. Teknik pengumpulan data arsip.

Dengan mengumpulkan data arsip yang berkaitan dengan data APBD Kabupaten XYZ serta data tentang analisis isi yang digunakan.

(42)

27

D. Tahapan Penelitian

pengumpulan data

praproses

Gambar 3.1 Tahapan penelitian Mulai

Studi Pustaka Pengumpulan DataArsip Instansi /

SKPD Jurnal, Buku Seleksi data Cleaning Tranformasi data Clustering (menggunkan Algoritma K-means) Hasil Selesai

(43)

28

Adapun tahapan penelitian yang akan dilakukan penulis dalam proses penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Studi pustaka.

Dengan mengumpulkan dan mempelajari literatur yang berkaitan dengan konsep DM clustering, yang menggunakan algoritma K-Means. Sumber literatur berupa

buku teks, paper, jurnal, karya ilmiah, dan situs-situs penunjang.

2. Pengumpulan data arsip.

Untuk mengetahui informasi yang dibutuhkan, penulis melakukan pengumpulan data arsip (laporan APBD dari tahun 2006-2011).

3. Praproses data.

Praproses data meliputi :

a. Seleksi data.

Untuk memilih himpunan data (dataset) yang akan digunakan pada penulisan ini, yaitu data pendapatan, belanja langsung dan tidak langsung.

b. Cleaning.

Untuk membersihkan data, yaitu melengkapi data, menghapus data duplikat, menghilangkan noise.

c. Transformasi data.

Untuk memformat data agar siap di cluster.

4. Clustering menggunakan algoritma k-means.

Tahapan proses dimana data yang sudah dipraproses di cluster dengan

(44)

29

a. Pilih jumlah cluster k. Inisialisasi k pusat cluster ini dapat dilakukan dengan

berbagai cara. Cara random sering digunakan, pusat-pusat cluster diberi nilai

awal dengan angka-angka random dan digunakan sebagai pusat cluster awal.

b. Tempatkan setiap data/obyek ke cluster terdekat, kedekatan kedua obyek

ditentukan berdasarkan jarak kedua obyek tersebut. Demikian juga kedekatan suatu data ke cluster tertentu ditentukan jarak antara data dengan pusat cluster.

Dalam tahap ini perlu dihitung jarak tiap data ke tiap pusat cluster. Jarak paling

dekat antara satu data dengan satu cluster tertentu akan menentukan suatu data

masuk dalam cluster mana. Adapun penghitungan jarak menggunakan rumus

Eulidean.

c. Hitung kembali pusat cluster dengan keanggotaan cluster yang sekarang. Pusat

cluster adalah rata-rata dari semua data/obyek dalam cluster tertentu.

Penghitungannya melalui penentuan centroid/pusat cluster.

Jarak yang terpendek antara pusat cluster dengan data/obyek menentukan posisi

cluster suatu data/obyek. Misalnya data/obyek A mempunyai jarak yang paling

pendek ke pusat cluster 1 dibanding ke yang lain, maka data/obyek A masuk ke

cluster 1.

d. Tugaskan kembali setiap obyek dengan menggunakan pusat cluster yang baru.

Jika pusat cluster sudah tidak berubah lagi, maka proses pengclusteran selesai. C(i) = x1+ x2+ x..+ x…

∑x

(45)

30

Bila berubah, maka kembali ke langkah no.3 hingga pusat cluster tidak berubah

lagi.

e. Setelah proses pengclusteran selesai, maka akan di hitung nilai SSE dari setiap

cluster. Nilai SSE tergantung pada jumlah cluster dan bagaimana data

dikelompokkan ke dalam cluster-cluster tersebut. Tujuannya untuk memperoleh

partisi (jumlah cluster tetap) yang meminimalkan total square error. Semakin

kecil nilai SSE, semakin bagus hasil clustering-nya. Berikut cara kerja dari SSE.

5. Analisis hasil clusterisasi.

Tahapan untuk menganalisa hasil yang sudah diperoleh pada proses clustering.

6. Selesai.

(46)

31

E. Jadwal Penelitian

NO KEGIATAN

BULAN

Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Penyusunan Proposal 2. Pengumpulan Data 3. Praproses data 4. Clusterisasi Data 5. Analisis Hasil Clusterisasi 6. Penyusunan Laporan 7. Ujian Skripsi

(47)

32 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tahapan Penelitian

1. Praproses data.

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 6 tahun terakhir (2006-2011) yang terdiri dari beberapa tabel antara lain tabel tahun, nama instansi, uraian, rincian item, dan rincian biaya. Adapun atribut tersebut yaitu :

a. Tahun.

Merupakan atribut yang berisi laporan tiap tahun di setiap laporan data anggaran dan pendapatan.

b. Nama instansi.

Merupakan atribut yang berisi nama-nama badan pemerintah yang tercantum pada kabupaten tersebut.

c. Uraian.

Merupakan atribut yang berisi item pendapatan, belanja tidak langsung dan belanja langsung.

d. Rincian item.

Merupakan atribut yang berisi rincian pembelanjaan dari transaksi pendapatan, belanja tidak langsung dan belanja langsung dari setiap instansi.

e. Rincian biaya.

(48)

33

Hasil akhir dari seleksi atribut didapatkan 4 atribut yang telah relevan dan konsisten, tetapi hanya 2 atribut saja yang digunakan dalam proses clustering yaitu

atribut uraian ( pendapatan, belanja langsung dan belanja tidak langsung ) dan rincian biaya. Karena informasi yang terkandung di dalamnya sudah mewakili informasi yang dibutuhkan untuk dijadikan indikator penentu dalam proses clustering

menggunakan algoritma K-Means.

2. Cleaning data.

Dilakukan pembersihan data terhadap data yang memiliki redundant. Dalam dataset terdapat tabel tahun, nama instansi, rincian item dan rincian biaya, atribut yang dihapus yaitu (tabel tahun, nama instansi dan rincian item). Hal itu dilakukan karena data tersebut tidak akan memberikan informasi apapun jika dipertahankan.

Tabel 4.1 Contoh data yang redundant

3. Clustering menggunakan algoritma K-Means.

Berikut cara algoritma K-Means mempartisi dataset ke dalam cluster.

a. Algoritma menerima jumlah cluster untuk mengelompokkan data. Dataset yang

akan dicluster dijadikan sebagai nilai input.

Tahun Nama Instansi Rincian Item

2007 Dinas Pendidikan o Hasil retribusi daerah

o Belanja pegawai

o Program pelayanan administrasi perkantoran

o Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur

o Program peningkatan disiplin aparatur

o Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

(49)

34

b. Algoritma membuat sebanyak k cluster awal (k = jumlah cluster yang terbentuk)

dari dataset.

c. Algoritma K-Means menghitung nilai rata-rata dari setiap cluster yang dibentuk

dalam dataset. Sebagai contoh jika di dalam dataset terdapat record Q yang menerima nilai pendapatan, belanja tidak langsung dan belanja langsung, maka ditulis Q = {pendapatan, belanja tidak langsung, belanja langsung}. Jika nilai pendapatan 201.553, belanja tidak langsung 93.572, belanja langsung 129.828. Maka ditulis Q = {201.553, 93.572, 129.828},

d. K-Means menghitung ulang rata-rata dari semua cluster. Rata-rata dari setiap

cluster adalah rata-rata dari semua record dalam cluster. Sebagai contoh, sebuah

cluster berisi 3 record Q = {201.553, 93.572, 129.828}, dan R = {259.246,

101.397, 207.566}. Maka rata-rata dalam sebuah record dinyatakan sebagai,

nilai rata-rata pendapatan pada record Q ditambahkan nilai rata-rata pendapatan pada record R, kemudian dibagi 2. Rata-rata pada pendapatan = (201.553 +

259.246)/2. rata pada belanja tidak langsung = (93.572 + 101.397)/2. Rata-rata pada belanja langsung = (129.828 + 207.566)/2. Rataan nilai itu akan menjadi pusat dari cluster yang baru.

e. K-Means mengirimkan lagi setiap data record di dalam dataset ke salah satu dari

cluster yang baru terbentuk.

f. Hitung kembali pusat cluster dengan anggota cluster sebelumnya, hingga

terbentuk cluster yang stabil dan prosedur K-Means selesai. Cluster stabil

terbentuk saat iterasi dari K-Means tidak membuat cluster baru sebagai pusat

(50)

35 g. Menghitung nilai SSE.

B. Tahap Analisis

Dalam penelitian ini penulis menentukan dahulu jumlah k, yaitu ada 3

(pendapatan, belanja tidak langsung dan belanja langsung).

Tabel 4.2 Data APBD Kabupaten XYZ 6 tahun terakhir

1. Proses clustering dalam k-means.

Dalam tahap ini penulis menentukan nilai centroid menjadi 2 bagian, yaitu yang

mempunyai 3 centroid serta 2 centroid. Hal ini dilakukan untuk mengetahui jumlah

centroid mana yang paling baik, karena dalam perumusan K-Means nilai cluster

yang paling terkecil akan menjadi nilai cluster yang paling baik.

a. Proses clustering dalam k-means dengan pengujian 3 nilai centroid dan 2

nilai centroid .

Tahun Pendapatan Belanja Tidak

Langsung Belanja Langsung 2006 201.553.514.383 93.572.060.106 129.828.573.884 2007 259.246.501.847 101.397.703.745 207.566.731.839 2008 323.651.578.493 140.833.244.772 219.186.897.446 2009 317.827.261.000 153.340.367.941 199.611.893.059 2010 326.719.642.227 176.183.064.040 152.491.575.430 2011 360.831.808.019 201.548.822.824 178.151.334.250

(51)

36

1) Perhitungan centroid awal.

Tahapan clusterisasi menggunakan algoritma K-Means, diawali dengan

pembentukan cluster pada dataset yaitu 3 cluster dengan pengujian 2 parameter

berupa 3 nilai centroid dan 2 nilai centroid.

a) Perhitungan centroid awal dengan 3 nilai centroid.

Cluster Nilai Pendapatan :

(C0) 201.553 + 259.246 = 230.399,5 2 (C1) 323.651 + 317.827 = 320.739 2 (C2) 326.719 + 360.831 = 343.775 2

Cluster Nilai Belanja Tidak Langsung :

(C0) 93.572 + 101.397 = 97.484,5 2 (C1) 140.833 + 153.340 = 147.086,5 2 (C2) 176.183 + 201.548 = 188.865,5 2

(52)

37

Cluster Nilai Belanja Langsung :

(C0) 129.828 + 207.566 = 168.697 2 (C1) 219.186 + 199.611 = 209.398,5 2 (C2) 152.491 + 178.151 = 165.321 2

b) Perhitungan centroid awal dengan 2 nilai centroid.

Cluster Nilai Pendapatan :

(C0) 201.553 + 259.246 + 323.651 = 261.483,34 3

(C1) 317.827 + 326.719 + 360.831 = 335.125,67 3

Cluster Nilai Belanja Tidak Langsung :

(C0) 93.572 + 101.397 + 140.833 = 111.934 3

(C1) 153.340 + 176.183 + 201.548 = 177.023,67 3

(53)

38

Cluster Nilai Belanja Langsung :

(C0) 129.828 + 207.566 + 219.186 = 185.526,67 3

(C1) 199.611 + 152.491 + 178.151 = 176.751 3

Tabel 4.3 Hasil perhitungan centroid setiap cluster pada pengujian 2 parameter

Cluster 3 centroid 2 centroid C0 C1 C2 C0 C1 Pendapatan 230.399,5 320.739 343.775 261.483,34 335.125,67 Belanja Tidak Langsung 97.484,5 147.086,5 188.865,5 111.934 177.023,67 Belanja Langsung 168.697 209.398,5 165.321 185.526,67 176.751

2) Proses perhitungan jarak.

Dalam langkah ini dilakukan proses perhitungan jarak untuk mengetahui masing – masing hasil jarak data pada jumlah k di setiap centroid.

Melakukan penghitungan untuk menentukan jarak setiap data dengan centroid awal, menggunakan rumus euclidiance distance.

a) Perhitungan jarak dengan 3 nilai centroid.

Jarak antara data pertama dengan centroid pertama (C0) :

d 1,0 = (201.553 – 230.399,5)2 + (93.572 – 97.484,5)2 + (129.828 – 168.697)2 = 48.561,58

(54)

39

Jarak antara data pertama dengan centroid kedua (C1) :

d 1,1 = (201.553 – 320.739)2 + (93.572 – 147.086,5)2 + (129.828 – 209.398,5)2 = 152.972,44

Jarak antara data pertama dengan centroid ketiga (C2) :

d 1,2 = (201.553 – 343.775)2 + (93.572 – 188.865,5)2 + (129.828 – 165.321)2 = 174.836,21

Jarak antara data kedua dengan centroid pertama (C0) :

d 1,0 = (259.246 – 230.399,5)2 + (101.397 – 97.484,5)2 + (207.566 – 168.697)2 = 48.561,58

Jarak antara data kedua dengan centroid kedua (C1) :

d 1,1 = (259.246 – 320.739)2 + (101.397 – 147.086,5)2 + (207.566 – 209.398,5)2 = 76.630,79

Jarak antara data kedua dengan centroid ketiga (C2) :

d 1,2 = (259.246 – 343.775)2 + (101.397 – 188.865,5)2 + (207.566 – 165.321)2 = 128.765,41

Jarak antara data ketiga dengan centroid pertama (C0) :

d 1,0 = (323.651 – 230.399,5)2 + (140.833 – 97.484,5)2 + (219.186 – 168.697)2 = 114.560,35

(55)

40

Jarak antara data ketiga dengan centroid kedua (C1) :

d 1,1 = (323.651 – 320.739)2 + (140.833 – 147.086,5)2 + (219.186 – 209.398,5)2 = 11.974,19

Jarak antara data ketiga dengan centroid ketiga (C2) :

d 1,2 = (323.651 – 343.775)2 + (140.833 – 188.865,5)2 + (219.186 – 165.321)2 = 74.923,53

Jarak antara data keempat dengan centroid pertama (C0) :

d 1,0 = (317.827 – 230.399,5)2 + (153.340 – 97.484,5)2 + (199.611 – 168.697)2 = 108.254,7

Jarak antara data keempat dengan centroid kedua (C1) :

d 1,1 = (317.827 – 320.739)2 + (153.340 – 147.086,5)2 + (199.611 – 209.398,5)2 = 11.974,19

Jarak antara data keempat dengan centroid ketiga (C2) :

d 1,2 = (317.827 – 343.775)2 + (153.340 – 188.865,5)2 + (199.611 – 165.321)2 = 55.777,81

Jarak antara data kelima dengan centroid pertama (C0) :

d 1,0 = (326.719 – 230.399,5)2 + (176.183 – 97.484,5)2 + (152.491 – 168.697)2 = 125.433,39

(56)

41

Jarak antara data kelima dengan centroid kedua (C1) :

d 1,1 = (326.719 – 320.739)2 + (176.183 – 147.086,5)2 + (152.491 – 209.398,5)2 = 64.193,69

Jarak antara data kelima dengan centroid ketiga(C2) :

d 1,2 = (326.719 – 343.775)2 + (176.183 – 188.865,5)2 + (152.491 – 165.321)2 = 24.826,64

Jarak antara data keenam dengan centroid pertama (C0) :

d 1,0 = (360.831 – 230.399,5)2 + (201.548 – 97.484,5)2 + (178.151 – 168.697)2 = 167.125,6

Jarak antara data keenam dengan centroid kedua (C1) :

d 1,1 = (360.831 – 320.739)2 + (201.548 – 147.086,5)2 + (178.151 – 209.398,5)2 = 74.497,18

Jarak antara data keenam dengan centroid ketiga (C2) :

d 1,2 = (360.831 – 343.775)2 + (201.548 – 188.865,5)2 + (178.151 – 165.321)2 = 24.826,64

b) Perhitungan jarak dengan 2 nilai centroid.

Jarak antara data pertama dengan centroid pertama (C0) :

d 1,0 = (201.553 – 261.483,34)2 + (93.572 – 111.934)2 + (129.828 – 185.526,67)2 = 83.851,95

(57)

42

Jarak antara data pertama dengan centroid kedua (C1) :

d1,1 = (201.553 – 335.125,67)2 + (93.572 – 177.023,67)2 + (129.828 – 176.751)2 = 164.339,91

Jarak antara data kedua dengan centroid pertama (C0) :

d1,0= (259.246 – 261.483,33)2 + (101.397 – 111.934)2 + (207.566 – 185.526,67)2 = 24.530,92

Jarak antara data kedua dengan centroid kedua (C1) :

d1,1= (259.246 – 335.125,67)2 + (101.397 – 177.023,67)2 + (207.566 – 176.751)2 = 111.475.03

Jarak antara data ketiga dengan centroid pertama (C0) :

d1,0= (323.651 – 261.483,33)2 + (140.833 – 111.934)2 + (219.186 – 185.526,67)2 = 76.373,57

Jarak antara data ketiga dengan centroid kedua (C1) :

d1,1 = (323.651 – 335.125,67)2 + (140.833 – 177.023,67)2 + (219.186 – 176.751)2 = 56.939,98

Jarak antara data keempat dengan centroid pertama (C0) :

d1,0 = (317.827 – 261.483,33)2 + (153.340 – 111.934)2 + (199.611 – 185.526,67)2 = 71.326,25

(58)

43

Jarak antara data keempat dengan centroid kedua (C1) :

d1,1= (317.827 – 335.125,67)2 + (153.340 – 177.023,67)2 + (199.611 – 176.751)2 = 37.185,21

Jarak antara data kelima dengan centroid pertama (C0) :

d1,0= (326.719 – 261.483,33)2 + (176.183 – 111.934)2 + (152.491 – 185.526,67)2 = 97.339,52

Jarak antara data kelima dengan centroid kedua (C1) :

d1,1= (326.719 – 335.125,67)2 + (176.183 – 177.023,67)2 + (152.491 – 176.751)2 = 25.689,03

Jarak antara data keenam dengan centroid pertama (C0) :

d1,0 = (360.831 – 261.483,33)2 + (201.548 – 111.934)2 + (178.151– 185.526,67)2 = 133.996,38

Jarak antara data keenam dengan centroid kedua (C1) :

d1,1 = (360.831 – 335.125,67)2 + (201.548 – 177.023,67)2 + (178.151– 176.751)2 = 35.555,12

(59)

44

Tabel 4.4 Hasil perhitungan jarak data pada nilai k dengan masing-masing

centroidsetiap cluster

3) Melakukan iterasi.

Berdasarkan cara kerja algoritma K-Means setelah ditentukan nilai k lalu

menghitung nilai centroid dan jarak antar data pada setiap masing-masing centroid.

Dalam tahap ini dilakukan perhitungan kembali nilai centroid pada masing-masing

cluster yang dinamakan iterasi, hingga nilai centroid tidak berubah dari sebelumnya.

a) Perhitungan iterasi pertama pada cluster pendapatan dengan 3 nilai

centroid.

Tabel 4.5 Perhitungan iterasi pertama pada cluster pendapatan

Data 3 centroid 2 centroid

C0 C1 C2 C0 C1 1 48.561,58 152.972,44 174.836,21 83.851,95 164.339,91 2 48.561,58 76.630,79 128.765,41 24.530,92 111.475.03 3 114.560,35 11.974,19 74.923,53 76.373,57 56.939,98 4 108.254,7 11.974,19 55.777,81 71.326,25 37.185,21 5 125.433,39 64.193,69 24.826,64 97.339,52 25.689,03 6 167.125,60 74.497,18 24.826,64 133.996,38 35.555,12

Tahun Data

Ke-Centroid C0 C1 C2 2006 201.553 48.561,58 152.972,44 174.836,21 2007 259.246 48.561,58 76.630,79 128.765,41 2008 323.651 114.560,35 11.974,19 74.923,53 2009 317.827 108.254,7 11.974,19 55.777,81 2010 326.719 125.433,39 64.193,69 24.826,64 2011 360.831 167.125,60 74.497,18 24.826,64

(60)

45 Hitung kembali centroid

o centroid pertama (C0) = 201.553 + 259.246 2 = 230.399,5 o centroid kedua (C1) = 323.651 + 317.827 2 = 320.739 o centroid ketiga (C2) = 326.719 + 360.831 2 = 343.755

b) Perhitungan iterasi pertama pada cluster belanja tidak langsung dengan 3

nilai centroid.

Tabel 4.6 Perhitungan iterasi pertama pada cluster belanja tidak langsung

Tahun Data Ke- Centroid

C0 C1 C2 2006 93.572 48.561,58 152.972,44 174.836,21 2007 101.397 48.561,58 76.630,79 128.765,41 2008 140.833 114.560,35 11.974,19 74.923,53 2009 153.340 108.254,7 11.974,19 55.777,81 2010 176.183 125.433,39 64.193,69 24.826,64 2011 201.548 167.125,60 74.497,18 24.826,64

(61)

46 Hitung kembali centroid

o centroid pertama (C0) = 93.572 + 101.397 2 = 97.484,5 o centroid kedua (C1) = 140.833 + 153.340 2 = 147.086,5 o centroid ketiga (C2) = 176.183 + 201.548 2 = 188.865,5

c) Perhitungan iterasi pertama pada cluster belanja langsung dengan 3 nilai

centroid.

Tabel 4.7 Perhitungan iterasi pertama pada cluster belanja langsung

Tahun Data

Ke-Centroid C0 C1 C2 2006 129.828 48.561,58 152.972,44 174.836,21 2007 207.566 48.561,58 76.630,79 128.765,41 2008 219.186 114.560,35 11.974,19 74.923,53 2009 199.611 108.254,7 11.974,19 55.777,81 2010 152.491 125.433,39 64.193,69 24.826,64 2011 178.151 167.125,60 74.497,18 24.826,64

(62)

47 Hitung kembali centroid

o centroid pertama (C0) = 129.828 + 207.566 2 = 168.697 o centroid kedua (C1) = 219.186 + 199.611 2 = 209.398,5 o centroid ketiga (C2) = 152.491 + 178.151 2 = 165.321

Karena pada iterasi pertama nilai centroid pusat tidak berubah sama dengan nilai

(63)

48

d) Perhitungan iterasi pertama pada cluster pendapatan dengan 2 nilai

centroid.

Tabel 4.8 Perhitungan iterasi pertama pada cluster pendapatan

Hitung kembali centroid

o centroid pertama (C0) = 201.553 + 259.246 2 = 230.399,5 o centroid kedua (C1) = 323.651 + 317.827 + 326.719 + 360.831 4 = 332.257

Tahun Data

Ke-Centroid C0 C1 2006 201.553 83.851,95 164.339,92 2007 259.246 29.476,38 111.475,02 2008 323.651 76.373,54 56.939,99 2009 317.827 71.326,24 37.185,20 2010 326.719 97.339,51 25.689,03 2011 360.831 133.996,37 35.555,12

(64)

49

e) Perhitungan iterasi pertama pada cluster belanja tidak langsung dengan 2

nilai centroid.

Tabel 4.9 Perhitungan iterasi pertama pada cluster belanja tidak langsung

Hitung kembali centroid

o centroid pertama (C0) = 93.572 + 101.397 2 = 97.484,5 o centroid kedua (C1) = 140.833 + 153.340 + 176.183 + 201.548 4 = 167.976

Tahun Data

Ke-Centroid C0 C1 2006 93.572 83.851,95 164.339,92 2007 101.397 29.476,38 111.475,02 2008 140.833 76.373,54 56.939,99 2009 153.340 71.326,24 37.185,20 2010 176.183 97.339,51 25.689,03 2011 201.548 133.996,37 35.555,12

Gambar

Gambar 2.1 Tahapan dalam KDD (Han and Kamber 2006)
Gambar 2.3 Cara Kerja Algoritma K-Means (Kurniawan dkk 2010)
Gambar 3.1 Tahapan penelitian Mulai
Tabel 4.1 Contoh data yang redundant
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini mempunyai keterkaitan beberapa peneliti sebelumnya yaitu penelitian yang berjudulImplementasi Algoritma Clustering dengan Singuler Vector Decomposition

Tempatkan setiap data pada cluster, sehingga data akan dimasukkan kedalam cluster yang memiliki jarak paling dekat dengan titik pusat dari setiap cluster, untuk

Setelah melakukan proses evaluasi dengan metode silhouette didapatkan hasil bahwa cluster yang tidak memiliki nilai negatif adalah jumlah cluster 2 dan 3, dengan melihat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan anggaran dengan efektiftas dan efisiensi realisasi anggaran pendapatan dan belanja pada Badan Pengelola Keuangan

Kepala Badan Keuangan Daerah selaku Pejabat Pengelola Keuangan

Kepala Badan Keuangan Daerah selaku Pejabat Pengelola Keuangan

Untuk mengetahui kinerja keuangan daerah dilihat dari analisis pendapatan daerah yaitu pertumbuhan pendapatan, analisis rasio keuangan berupa rasio derajat desentralisasi, rasio

Berdasarkan urgensi pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa Keuangan tersebut, dan sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 320 ayat 1 Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah