ANALISIS PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PADA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BOGOR
Dondy Muhammad Rezha Zen 22212249
AKUNTANSI
LATAR BELAKANG
Pembangunan daerah merupakan hal yang penting untuk memajukan dan meningkatkan kemandirian setiap daerah dalam mencapai setiap tujuan yang diinginkan oleh setiap daerah. Dengan setiap daerah yang semakin berkembang dan mandiri dalam mengelola daerahnya, tentunya negara Indonesia ini akan mencapai kemandirian daerah dan kemakmuran yang di cita-citakan sejak lama.
Kota Bogor merupakan salah kota yang berada di Provinsi Jawa Barat. Merupakan kota yang memiliki potensi daerah yang baik dan pembangunan daerah yang baik juga. Pemerintah Kota Bogor memiliki perencanaan pembangunan dan program-program yang baik untuk memajukan dan meningkatkan kemandirian Kota Bogor, tentunya pemerintah Kota Bogor juga memiliki anggaran APBD untuk menunjang dan mencapai tujuan yang ingin dicapai. Dalam APBD Kota Bogor terdapat sumber-sumber penerimaan dan pengeluaran yang dapat menunjang Kota Bogor.
Kinerja dan evaluasi APBD yang baik akan semakin membantu untuk proses pembangunan dan kemajuan Kota Bogor. Setiap aspek penerimaan dan pengeluaran APBD tentunya akan dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pemerintah Kota Bogor. Untuk dapat mengukur kinerja dan evaluasi APBD perlu diperhatikan dalam jangka waktu masa kerja pemimpin daerah di wilayah tersebut. Dengan jangka waktu tersebut, maka dapat terlihat kinerja keuangan daerah selama masa kerja pemimpin yang menjabat untuk periode tersebut dan dapat dinilai apakah berhasil atau tidaknya pemimpin daerah tersebut dalam meningkatkan kemandirian dan kemajuan daerahnya.
Sesuai dengan latar belakang masalah yang diuraikan oleh penulis,penulis akan melakukan penelitian dan mengambil judul penelitian yaitu “ Analisis Pendapatan Dan Belanja Daerah Pada Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kota Bogor “.
RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang disampaikan di atas, penulis merumuskan masalah penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana kinerja keuangan daerah dilihat dari analisis pendapatan daerah yaitu pertumbuhan pendapatan, analisis rasio keuangan berupa rasio derajat desentralisasi, rasio ketergantungan keuangan daerah, rasio kemandirian keuangan daerah pada APBD Kota Bogor tahun 2010-2014 ?
2. Bagaimana kinerja keuangan daerah dilihat dari analisis belanja daerah yaitu pertumbuhan belanja daerah, analisis keserasian belanja berupa rasio belanja operasi, dan rasio belanja modal, pada APBD Kota Bogor tahun 2010-2014 ?
Penulis membatasi masalah hanya pada analisis pendapatan dan belanja daerah pada APBD Kota Bogor dengan teknik analisis pendapatan daerah dan analisis belanja daerah dalam periode tahun 2010-2014.
TUJUAN PENELITIAN
Penulis melakukan penelitian ini dengan tujuan :1. Untuk mengetahui kinerja keuangan daerah dilihat dari analisis pendapatan daerah yaitu pertumbuhan pendapatan, analisis rasio keuangan berupa rasio derajat desentralisasi, rasio ketergantungan keuangan daerah, rasio kemandirian keuangan daerah pada APBD Kota Bogor tahun 2010-2014.
2. Untuk mengetahui kinerja keuangan daerah dilihat dari analisis belanja daerah yaitu pertumbuhan belanja daerah, analisis keserasian belanja berupa rasio belanja operasi, dan rasio belanja modal pada APBD Kota Bogor tahun 2010-2014.
METODE PENELITIAN
Objek PenelitianObjek penelitian yang digunakan oleh penulis adalah Kota Bogor yang merupakan salah satu daerah atau kota yang berada di Provinsi Jawa Barat, melalui laporan APBD Kota Bogor yang diperoleh dari Dirjen Perimbangan Keuangan Republik Indonesia, Dinas Pendapatan Daerah Kota Bogor, dan Badan Pusat Statistik Kota yang memiliki website resmi Pemerintahan, dan Kota Bogor.
Jenis dan Sumber Data
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder . Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung yang berkaitan dengan objek penelitian ini. Data sekunder ini dapat diperoleh dari buku-buku, jurnal, dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data APBD Kota Bogor, dalam periode tahun 2010-2014 yang diperoleh dari website resmi Kota Bogor dan website resmi pemerintahan seperti http://www.kotabogor.go.id/,
http://www.dispenda.kotabogor.go.id/, http://www.djpk.kemenkeu.go.id, serta
Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis pendapatan daerah dan analisis belanja daerah .
Analisis pendapatan daerah dapat dilakukan melalui : • Pertumbuhan pendapatan.
• Rasio derajat desentralisasi.
• Rasio ketergantungan keuangan daerah. • Rasio kemandirian daerah.
• Hubungan rasio derajat desentralisasi, ketergantungan keuangan daerah, dan kemandirian daerah.
Analisis belanja daerah dapat dilakukan melalui : • Pertumbuhan belanja.
• Rasio belanja operasi. • Rasio belanja modal.
PEMBAHASAN
Analisis Pendapatan Daerah
• Analisis Pertumbuhan Pendapatan
Hasil Perhitungan Pertumbuhan Pendapatan Kota Bogor
Tahun % Pertumbuhan 2010 5,53 2011 52 2012 18,82 2013 16,05 2014 3,07
• Analisis Rasio Derajat Desentralisasi, Rasio Ketergantungan
Keuangan Daerah, dan Rasio Kemandirian Daerah.
Hasil Perhitungan Rasio DD, KKD, dan KD Kota Bogor
Tahun % DD ( Kriteria ) % KKD ( Kriteria ) % KD ( Kriteria )
2010 14,94 (Kurang) 84,66 (Sangat Kurang) 16,96 (Kurang)
2011 20,19 (Cukup) 75,34 (Sangat Kurang) 26,77 (Cukup)
2012 22,19 (Cukup) 72,5 (Sangat Kurang) 29,74 (Cukup)
2013 29,5 (Cukup) 68,74 (Sangat Kurang) 42,93 (Baik)
Analisis Belanja Daerah
• Analisis Pertumbuhan Belanja
Hasil Perhitungan Pertumbuhan Belanja Kota Bogor
Tahun % Pertumbuhan 2010 12,12 2011 17,81 2012 16,82 2013 13,21 2014 19,56
• Analisis Rasio Belanja Operasi
Hasil Perhitungan Rasio Belanja Operasi Kota Bogor
Tahun % Rasio Belanja Operasi
2010 80,06
2011 87,46
2012 81,92
2013 83,96
• Analisis Rasio Belanja Modal
Hasil Perhitungan Rasio Belanja Modal Kota Bogor
Tahun % Rasio Belanja Modal
2010 19,94
2011 12,37
2012 17,7
2013 15,78
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Secara kinerja keuangan daerah pada APBD Kota Bogor tahun 2010-2014 dengan analisis pendapatan daerah. melihat hubungan dari rasio-rasio ini dapat terlihat bahwa Pemerintah Kota Bogor berusaha meningkatkan kinerja APBD setiap tahunnya agar lebih baik dan maksimal. Dan hasilnya hingga di tahun 2014 Kota Bogor bisa meningkatkan Rasio Derajat Desentralisasinya, menurunkan Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah, dan menjadi daerah dengan Rasio Kemandirian Daerah yang menunjukkan kriteria baik. Meskipun Kota Bogor telah masuk dalam skala interval baik dalam kemandirian daerah, namun kemandirian tersebut bukanlah kemandirian yang secara murni hasil daerah sepenuhnya tetapi masih cukup berpengaruhnya berasal dari pendapatan transfer pusat dalam penerimaan pendapatan daerah tersebut.
Secara kinerja keuangan daerah pada APBD Kota Bogor tahun 2010-2014 dengan menggunakan analisis belanja daerah. Pertumbuhan belanja Kota Bogor menunjukkan hasil pertumbuhan yang meningkat dari tahun 2010-2014. Analisis belanja operasi Kota Bogor dapat diindikasikan tinggi selama tahun 2010-2014 dengan mencapai kisaran 80%. Hal ini cukup tinggi karena seiring penerimaan pendapatan Kota Bogor juga cukup tinggi dan meningkat sehingga memungkinkan belanja operasi untuk naik setiap tahunnya, namun dengan proporsi belanja operasi yang selalu tinggi terlihat menjadi tidak efektif karena menjadi tidak seimbang dengan alokasi belanja modal Kota Bogor. Analisis belanja modal Kota Bogor dari tahun 2010-2014 menunjukkan nilai belanja modal yang berfluktuatif, nilai belanja modal Kota Bogor terlihat masih kurang karena alokasi anggaran yang lebih besar digunakan untuk belanja operasi daerah. Namun di tahun 2014 terlihat belanja modal Kota meningkat cukup besar menjadi 28,03%, ini merupakan peningkatan belanja modal terbesar dari tahun-tahun sebelumnya.
Saran
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih kompleks dan lebih baik lagi, serta objek yang lebih banyak agar ilmu yang disampaikan dapat lebih luas sehingga dapat diperbandingkan dan lebih memberikan manfaat.
Bagi objek yang penulis teliti diharapkan pemerintah Kota Bogor dapat lebih memanfaatkan potensi daerahnya agar dapat melakukan desentralisasi pendapatan asli daerah yang lebih menyeluruh dan maksimal bagi daerahnya serta mengurangi ketergantungan terhadap pemerintah pusat yang berlebih, dengan desentralisasi yang baik akan menciptakan daerah dengan kemandirian yang baik. Dapat menghasilkan pendapatan daerah yang lebih maksimal juga belanja daerah yang lebih efektif dan efisien yang digunakan untuk pemanfaatan daerah itu sendiri. Sehingga menghasilkan APBD yang baik dan menjadi contoh bagi daerah-daerah yang lain agar menjadi daerah yang mandiri dan kuat.