• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STRUKTUR, KEMUNCULAN FAKTA DAN PROSES TRANSFORMASI PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM SISTEM RESPIRASI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS STRUKTUR, KEMUNCULAN FAKTA DAN PROSES TRANSFORMASI PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM SISTEM RESPIRASI."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRUKTUR, KEMUNCULAN FAKTA DAN PROSES TRANSFORMASI PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM

SISTEM RESPIRASI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh

Tiara Puspa Indah 1102928

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

ANALISIS STRUKTUR, KEMUNCULAN FAKTA DAN PROSES TRANSFORMASI PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM

SISTEM RESPIRASI

Oleh Tiara Puspa Indah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Tiara Puspa Indah Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

(3)
(4)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menanalisis struktur, kemunculan fakta dan proses transformasi pada desain kegiatan laboratotrium sistem respirasi dengan menggunakan instrumen diagram Vee (yang dikembangkan Novak & Gowin, 1984) dan instrumen kemunculan fakta dan proses transformasi. Penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu mengeksekusi DKL Sistem Respirasi yang berhasil dikumpulkan dari sejumlah SMP dan SMA Negeri di kota Bandung, terdiri dari 6 DKL SMP dan 21 DKL SMA. Setelah itu, DKL dianalisis menggunakan instrumen diagram Vee sehingga didapatkan rata-rata total skor diagram Vee pada DKL SMP ialah 8,17 sedangkan pada DKL SMA ialah 10,24. Hal ini menunjukkan bahwa struktur DKL SMP dan DKL SMA belum sesuai dengan kriteria ideal sesuai diagram Vee; total skor 18. Dari lima komponen diagram Vee yang ada didalam DKL, hanya komponen pertanyaan fokus dan komponen teori, prinsip dan kosep saja yang 100% terdapat dalam DKL SMP dan DKL SMA. Komponen lainnya, yaitu komponen objek/peristiwa, catatan/transformasi dan klaim pengetahuan keberadaannya berkisar antara 33,33%-66,67% pada DKL SMP dan 76,19% pada DKL SMA. DKL SMA mempunyai persentase keberadaan dan skor diagram Vee yang lebih tinggi dibandingkan DKL SMP, namun keduanya belum dapat memfasilitasi proses transformasi. Keberadaan fakta dan proses transformasi pada DKL SMP dan DKL SMA didominasi oleh skor 2, menunjukkan bahwa pada umumnya DKL tersebut kurang memberikan kesempatan kepada pengguna DKL untuk mengolah/mengubah bentuk data secara mandiri guna memberikan makna pada data yang didapatkan.

(5)

ABSTRACT

This study aimed to analyze the structure, the emergence of the facts and the transformation process in the respiratory system design laboratorium activities that uses Vee diagrams (developed Novak & Gowin, 1984) instrument and the emergence of the facts and transformation proces instrument. This study begins by executing Design Activity Laboratory (DLA) of Respiratory System collected from a number of junior high school and senior high schools in the city of Bandung, consisting of 6 DLA junior high school junior and 21 DLA senior high school. After that, the ministry analyzed is using instruments Vee diagram thus be obtained an average total score Vee diagram on DLA junior high school is 8.17 while the DLA senior high school is 10.24. This indicates that the structure of DLA junior high school and DLA senior high school does not meet the ideal criteria according Vee diagram; total score of 18. Of the five components that exist within the Vee diagram on DKL, only components focus question and components theories, principles and concept are 100% contained in DLA junior high school and DLA senior high school. Other components, the component objects/events, record/ transformation and knowledge claim of its existence ranged from 33.33%-66.67% on DLA junior high school and 76.19% on DLA senior high school. DLA Senior High School has a presence percentage Vee diagrams score higher than DLA junior high school, but they have not been able to facilitate the transformation process. The existence of the facts and the transformation process in DLA junior high school and DLA senior high school is dominated by a score of 2, which indicates that in general the DLA less give the opportunity to users DKL to process/change the shape of the data independently in order to give meaning to the data obtained.

(6)

DAFTAR ISI

UCAPAN TERIMA KASIH... i

ABSTRAK... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Batasan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian... 5

F. Strktur Organisasi Skripsi... 5

BAB II KEGIATAN LABORATORIUM DAN DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM, DIAGRAM VEE, HUBUNGAN FAKTA DAN TRANSFORMASI PADA PRAKTIKUM, ANALISIS POTENSI MATERI SISTEM RESPIRASI (PERNAPASAN) A. Kegiatan Laboratorium dan Desain Kegiatan Laboratorium... 7

B. Diagram Vee... 10

1. Komponen Pertanyaan Fokus ( Foqus question) ... 12

2. Komponen Objek/Peristiwa (Object/Event)... 12

3. Komponen Teori, Prinsip dan Konsep (Theory, Principles, and Concepts)... 12

4. Komponen Pencatatan dan Transformasi (Records/ Transformation)... 13

5. Komponen Perolehan Pengetahuan (Knowledge Claim)... 13

C. Hubungan Fakta dan Proses Transformasi pada Praktikum... 14

D. Analisis Potensi Materi Sistem Respirasi (Pernapasan)... 15

BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional... 20

B. Desain Penelitian... 21

C. Populasi dan Sampel... 22

D. Instrumen Penelitian... 23

E. Teknik Pengumpulan Data... 29

F. Analisis Data... 30

(7)

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan... 33

1. Catatan Kegiatan Eksekusi DKL... 34

2. Struktur DKL berdasarkan Keberadaan Komponen Diagram Vee... 36

3. Struktur DKL berdasarkan Hasil Skoring setiap Komponen Diagram Vee... 37

4. Kemunculan Fakta dan Proses Transformasai... 40

B. Pembahasan... 41

1. Catatan Kegiatan Eksekusi DKL... 41

2. Struktur DKL berdasarkan Keberadaan Komponen Diagram Vee... 48

3. Struktur DKL berdasarkan Hasil Skoring setiap Komponen Diagram Vee... 51

4. Kemunculan Fakta dan Proses Transformasai... 70

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan... 74

B. Implikasi dan Rekomendasi... 75

DAFTAR PUSTAKA... 76

LAMPIRAN... 79

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Model Desain Kegiatan Laboratorium... 9

Tabel 3.1 Catatan Kegiatan Eksekusi DKL... 23

Tabel 3.2 Rubrik Keberadaan Komponen Diagram Vee... 24

Tabel 3.3 Keberadaan Komponen Diagram Vee pada DKL SMP dan SMA Materi Sisterm Respirasi... 25

Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Pertanyaan Fokus... 25

Tabel 3.5 Rubrik Penilaian Objek/Peristiwa...... 26

Tabel 3.6 Rubrik Penilaian Teori, Prinsip dan Konsep... 26

Tabel 3.7 Rubrik Penilaian Catatan/Transformasi... 27

Tabel 3.8 Rubrik Penilaian Klaim Pengetahuan... 27

Tabel 3.9 Skor Komponen Diagram Vee pada DKL SMP/SMA Materi Sistem Respirasi... 28

Tabel 3.10 Rubrik Penilaian Fakta dan Proses Transformasi... 28

Tabel 3.11 Frekuensi Skor pada Analisis Fakta dan Proses Transformasi... 29

Tabel 3.12 Pengumpulan dan Pengolahan Data Penelitian ... 30

Tabel 4.1 Desain Kegiatan Laboratorium Sistem Respirasi yang terkumpul dari SMP dan SMA Negeri di Kota Bandung... 34

Tabel 4.2 Catatan Kegiatan Eksekusi DKL Sistem Respirasi... 35

Tabel 4.3 Analisis Struktur DKL SMP Konsep Sistem Respirasi Berdasarkan Keberadaan Komponen Diagram Ve... 36

Tabel 4.4 Analisis Strutur DKL SMA Konsep Sistem Respirasi Berdasarkan Keberadaan Komponen Diagram Vee... 37

Tabel 4.5 Hasil Skoring Diagram Vee pada DKL SMP Konsep Sistem Respirasi... 38

Tabel 4.6 Hasil Skoring Diagram Vee pada DKL SMA Konsep Sistem Respirasi... 39

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Vee... 11

Gambar 2.2 Alat Respirometer Sederhana... ... 18

Gambar 2.3 Prinsip Kerja Alat Respirometer Sederhana... 19

Gambar 3.1 Alur Penelitian………... 32

Gambar 4.1 Contoh Langkah Kerja yang Membingungkan pada DKL PG.04... 42

Gambar 4.2 Contoh Langkah Kerja yang tidak menuntun pada DKL AL.17.. 42

Gambar 4.3 Contoh Langkah Kerja yang tidak Terstruktur pada DKL PG.06... 44

Gambar 4.4 Contoh DKL yang Meencantumkan Bahan tapi Tidak Digunakan pada DKL AG.12………... 44

Gambar 4.5 Contoh Hasil Pengamatan yang tidak sesuai Tujuan dan tanpa Pertanyaan Pengarah pada DKL AG.03... 45

Gambar 4.6 Contoh Pertanyaan Pengarah yang Tidak Dapat Dijawab dari Kegiatan Praktikum pada DKL AP.07... 46

Gambar 4.7 DKL PG.01... 47

Gambar 4.8 DKL AP.01... 48

Gambar 4.9 Grafik Persentase Komponen Diagram Vee pada DKL Sistem Respirasi... 49

Gambar 4.10 Contoh DKL SMA yang Memiliki Struktur Lengkap pada DKL AG.14... ... ... 50

Gambar 4.11 Grafik Rerata Skor Komponen Diagram Vee pada DKL... 51

Gambar 4.12 Grafik Rerata Skor Komponen Pertanyaan Fokus pada DKL... 52

Gambar 4.13 Grafik Persentase Komponen Pertanyaan Fokus pada DKL... 53

Gambar 4.14 Contoh Pertanyaan Fokus dengan SKor 2 pada DKL PG.07... 53

Gambar 4.15 Contoh Pertanyaan Fokus dengan Skor 3 pada DKL AP.01... 54

Gambar 4.16 Grafik Rerata Skor Komponen Objek/Peristiwa... 55

Gambar 4.17 Grafik Persentase Komonen Objek/Peristiwa pada DKL Sistem Respirasi... 55

(10)

Gambar 4.19 Contoh Komponen Objek/Peristiwa dengan Skor 3 pada DKL

AG.08... 57

Gambar 4.20 Contoh Komponen Objek/Peristiwa dengan Skor 1 pada DKL AP.02... 58

Gambar 4.21 Grafik Rerata Skor Komponen Teori, Prinsip dan Konsep pada DKL... 59

Gambar 4.22 Grafik Persentase Komponen Teori, Prinsip dan Konsep pada DKL... 60

Gambar 4.23 Komponen Teori, Prinsip dan Konsep pada DKL AG.08... 61

Gambar 4.24 Grafik Rerata Skor Komponen Catatan/Transformasi... 62

Gambar 4.25 Grafik Persentase Komponen Catatan/Transformasi pada DKL Sistem Respirasi... 63

Gambar 4.26 Contoh Ketiadaan Komponen Catatan/Transformasi pada DKL PG.05... 64

Gambar 4.27 Contoh Komponen Catatan pada DKL AP.01... 65

Gambar 4.28 Contoh Komponen Transformasi pada DKL AP.07... 65

Gambar 4.29 Grafik Rerata Skor Komponen Klaim Pengetahuan... 67

Gambar 4.30 Grafik Persentase Komponen Klaim Pengetahuan pada DKL... 67

Gambar 4.31 Komponen Klaim Pengetahuan dengan Skor 4 pada DKL AG.08... 68

Gambar 4.32 Komponen Klaim Pengetahuan dengan skor 2 pada DKL AP.05... 69

Gambar 4.33 Grafik Persentase Fakta dan Proses Transformasi pada DKL.... 70

Gambar 4.34 Skor 1 pada Analisis Fakta dan Transformasi pada DKL AG.12... 71

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

Lampiran A1 Instrumen Catatan Kegiatan Eksekusi DKL... 79

Lampiran A.2 Rubrik Keberadaan Komponen Diagram Vee... 80

Lampiran A.3 Instrumen Keberadaan Komponen Diagram Vee pada DKL SMP dan SMA Materi sistem Respirasi... 81

Lampiran A.4 Rubrik Penilaian Komponen-komponen Diagram Vee... 82

Lampiran A.5 Instrumen Rekapitulasi Skor Komponen Diagram Vee pada DKL SMP/SMA Materi Sistem Respirasi... 84

Lampiran A.6 Rubrik Penilaian Fakta dan Proses Transformasi... 85

LampiranA.7 Frekuensi Skor pada Analisis Fakta dan Proses Transformasi... 86

Lampiran B Lampiran B.1 Desain Kegiatan Laboratorium Sistem respirasi pada Jenjang SMP... 87

Lampiran B.2 Desain Kegiatan Laboratorium Sistem respirasi pada Jenjang SMA... 94

Lampiran C Lampiran C.1 Catatan Eksekusi DKL SMP... 131

Lampiran C.2 Catatan Eksekusi DKL SMA... 132

Lampiran C.3 Hasil Analisis Struktur dan Kualitas DKL SMP... 137

Lampiran C.4 Hasil Analisis Struktur dan Kualitas DKL SMA... 143

Lampiran C.5 Rekapitulasi Analisis Struktur dan Kualitas DKL SMP dan SMA... 164

Lampiran C.6 Hasil Analisis Fakta dan Proses Transformasi DKL SMP... 165

Lampiran C.7 Hasil Analisis Fakta dan Proses Transformasi DKL SMA... 166

Lampiran C.8 Rekapitulasi Analisis Fakta dan Proses Transformasi pada DKL SMP dan SMA... 167

(12)

Lampiran E

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan praktikum memiliki kedudukan penting dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains, khususnya Biologi. Sains merupakan pengetahuan yang telah disusun secara sistematik dan terorganisir, yang didapatkan melalui observasi dan eksperimentasi. Hakekat sains yang meliputi sains sebagai konten, proses, sikap, nilai dan salingtemas harus tercakup dalam proses pembelajaran (Romlah, 2009). Pembelajaran biologi sebagai salah satu proses sains dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran berbasis praktikum.

Pembelajaran berbasis praktikum merupakan proses penyusunan pengetahuan dari pengalaman konkrit, aktivitas kolaboratif, refleksi serta interpretasi yang diketahui dapat mendukung siswa untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan berpikir (hands on dan minds on). Pengalaman konkrit pada kegiatan praktikum memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi langsung dengan dunia materi (dengan data yang diambil dari dunia material), sedangkan aktivitas kolaboratif, refleksi serta interpretasi diwujudkan dalam hal menggunakan alat-alat, teknik pengumpulan data, model, dan teori-teori ilmu (Schwiengruber, Hilton & Singer 2005). Pembelajaran berbasis praktikum memiliki tujuan diantaranya: (1) untuk memberikan pengalaman praktis tentang bagaimana para ilmuwan menggunakan metode ilmiah untuk melakukan pengamatan sains, dimulai dari membuat hipotesis sampai melakukan percobaan untuk mendapatkan bukti-bukti yang mendukung atau menyangkal hipotesis; (2) untuk memberikan keterampilan dalam kerja praktek, penggunaan alat dan kemampuan menerapkan teori-teori ilmiah (Safdar, Hussain, Shah & Tasnim, 2013).

(14)

2

mengenai tujuan dari penyelidikan yang mereka lakukan. Penelitian lain menunjukkan bahwa dalam kegiatan penemuan saat praktikum lebih memainkan permainan sosial daripada penemuan pengetahuan asli. Dalam hal ini siswa memberitahu hasil pengamatannya kepada guru agar mendapatkan konfirmasi dari guru terkait apa yang seharusnya didapat dan kebenaran fakta yang mereka temukan (Millar, 2004). Proses pembentukkan pengetahuan melalui fakta yang ditemukan seharusnya dituntun oleh langkah-langkah yang terstruktur dalam suatu tuntunan/pedoman praktikum.

Desain Kegiatan Laboratorium (DKL) merupakan salah satu penuntun atau pedoman untuk melakukan praktikum yang seyogyanya memiliki struktur yang sistematis sehingga dapat menuntun siswa pada kegiatan praktikum yang efektif dan bermakna. Desain kegiatan laboratorium yang dirancang dan dikembangkan secara tidak matang atau bahkan prosedurnya tidak diuji coba di laboratorium dapat mengakibatkan kegiatan laboratorium yang tidak efektif karena tidak memberikan kontribusi berarti terhadap penguatan pemahaman maupun terhadap konstruksi pengetahuan baru pada siswa (Supriatno, 2013). Saat ini, masih sering ditemukan beberapa desain kegiatan laboratorium yang bermasalah dalam hal: (1) langkah kerja yang tidak terstruktur, (2) prosedur yang sulit dikerjakan, (3) tabel data kaku dan hasil menimbulkan miskonsepsi, (4) kegiatan tidak tuntas, dan (5) memerlukan waktu yang lama (Supriatno, 2009). Permasalahan lain yang ditemukan Solihat (2011) ialah bahwa seringkali pengetahuan yang terbentuk bukan berdasarkan peristiwa pengamatan atau catatan yang telah dibuat.

(15)

3

siswa pada pembahasan data yang dihubungkan dengan teori, prinsip maupun konsep yang relevan.

Pembentukan pengetahuan dari kegiatan praktikum terbilang sangat penting mengingat hakekat praktikum sendiri ialah membentuk suatu pengetahuan. Diagram Vee merupakan alat heuristik yang dikembangkan oleh Gowin (1984) yang memungkinkan siswa untuk memahami struktur pengetahuan (misalnya, jaringan relasional, hierarki, kombinasi) dan proses konstruksi pengetahuan (Alvarez & Risko, 2007). Alat heuristik ini dapat digunakan untuk melihat proses konstruksi pengetahuan dari kegiatan praktikum dilihat dari struktur dan kualitas desain kegiatan laboratorium yang menuntunnya serta dari hasil eksekusi DKL.

(16)

4

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat dibentuk dari penelitian ini adalah, “Bagaimana skruktur, kemunculan fakta dan proses transformasi pada Desain Kegiatan Laboratorium (DKL) Sistem Respirasi yang digunakan saat ini?”

Adapun pertanyaan penelitian yang dapat dikembangkan:

1. Bagaimana hasil eksekusi DKL sistem respirasi SMP dan SMA?

2. Bagaimana struktur DKL sistem respirasi pada jenjang SMP dan SMA ditinjau dari keberadaan komponen-komponen diagram Vee?

3. Bagaimana kualitas DKL sistem respirasi pada jenjang SMP dan SMA ditinjau dari nilai skor dari setiap komponen-komponen diagram Vee?

4. Bagaimana keberadaan fakta dan proses transformasi pada DKL sistem respirasi jenjang SMP dan SMA yang dihasilkan dari eksekusi langkah kerja?

C. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Analisis struktur yang dimaksud ialah analisis keberadaan dan kualitas dari kelima komponen Diagram Vee (Novak & Gowin, 1984); pertanyaan fokus, objek/peristiwa, teori/prinsip/konsep, catatan/transformasi serta klaim pengetahuan sebagai acuan dalam penyusunan suatu Desain Kegiatan Laboratorium (DKL). Analisis dilakukan dengan melakukan eksekusi DKL dan penilaian setiap komponen yang menyusun DKL menggunakan rubrik penilaian diagram Vee.

2. Analisis kemunculan fakta dan proses transformasi ialah analisis kemunculan dan kualitas fakta hasil eksekusi DKL serta proses transformasi (kegiatan mengubah data kedalam bentuk lain seperti tabel, grafik, bagan, dsb) yang terdapat dalam setiap DKL menggunakan rubrik penilaian yang dikembangkan dari penilaian diagram Vee.

(17)

5

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu:

1. Mengidentifikasi hasil eksekusi langkah kerja DKL sistem respirasi SMP dan SMA.

2. Menganalisis struktur DKL sistem respirasi pada jenjang SMP dan SMA ditinjau dari keberadaan komponen-komponen diagram Vee.

3. Menganalisis kualitas DKL sistem respirasi pada jenjang SMP dan SMA ditinjau dari nilai skor komponen-komponen diagram Vee.

4. Mengidentifikasi keberadaan fakta dan proses transformasi pada DKL sistem respirasi jenjang SMP dan SMA yang dihasilkan dari eksekusi langkah kerja.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

Memberikan informasi faktual mengenai struktur dan kualitas desain kegiatan laboratorium biologi pada materi sistem respirasi yang beredar dan digunakan di lapangan saat ini, sehingga diharapkan guru dapat memilih maupun mengembangkan desain kegiatan laboratorium yang baik untuk kemudian digunakan dalam pembelajaran biologi di sekolah.

2. Bagi penyusun Desain Kegiatan Laboratorium

Sebagai bahan kajian dan masukan dalam pengembangan desain kegiatan laboratorium biologi. Diharapkan setelah penelitian ini, penyusun desain kegiatan laboratorium dapat memperhatikan struktur dan kualitas DKL yang disusunnya. 3. Bagi Peneliti lain

Dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penelitian lanjutan mengenai penggunaan atau pengembangan desain kegiatan laboratorium di sekolah.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi secara umum adalah sebagai berikut: 1. BAB I Pendahuluan, berisi tentang:

(18)

6

kualitas proses dan produk pembelajaran dan fakta tentang keadaan desain kegiatan laboratorium di lapangan yang belum dapat memfasilitasi terbentuknya pengetahuan baru disebabkan oleh beberapa hal salah satunya adalah tidak teridentifikasinya fakta sebagai objek/peristiwa utama pengamatan, pencatatan dan transformasi data. Berdasarkan fakta yang telah dipaparkan tersebut, peneliti memiliki pertimbangan untuk menganalisis struktur, fakta dan proses transformasi pada DKL sistem respirasi yang digunakan oleh SMP dan SMA Negeri di kota Bandung saat ini.

2. BAB II Tinjauan Pustaka, berisi tentang:

Penjabaran teori-teori mengenai hakekat praktikum, desain kegiatan laboratorium, diagram Vee dan mengenai analisis materi sistem respirasi.

3. BAB III Metode Penelitian, berisi tentang:

Penjabaran metode yang digunakan dalam penelitian, dalam hal ini peneliti menggunakan metode deskripsi analitik yang didalamnya terdapat kegiatan analisis data kualitatif dan kuantitatif, dilengkapi dengan cara analisisnya.

4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang:

Pemaparan hasil penelitian mengenai struktur Desain Kegiatan Laboratorium (DKL) berdasarkan komponen-komponen yang menyusun diagram Vee, keberadaan fakta pada setiap DKL dan proses transformasi didalamnya. Pemaparan hasil tersebut disajikan dalam tiga bagian yaitu analisis data, temuan serta pembahasan hasil penelitian guna menjawab rumusan masalah penelitian. 5. BAB V Kesimpulan, berisi tentang:

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional

Perlu dijelaskan secara operasional beberapa pengertian yang digunakan dalam penelitian ini agar tidak menimbulkan salah tafsir. Penjelasan tersebut meliputi:

1. Analisis Struktur, Kemunculan Fakta dan Proses Transformasi

Analisis struktur, kemunculan fakta dan proses transformasi yang dimaksud pada penelitian ini adalah analisis mengenai komponen yang menyusun Desain Kegiatan Laboratorium mengacu pada diagram Vee (Novak & Gowin, 1984) yang keberadaannya dapat dijadikan suatu indikator desain praktikum yang baik. Komponen-komponen tersebut terdiri dari:

a. Pertanyaan fokus, merupakan pertanyaan utama yang menjadi arahan siswa mengenai sesuatu hal yang harus dikerjakan dan diketahui siswa.

b. Object dan atau event, merupakan suatu peristiwa/kejadian yang muncul dan teramati, hasil dari eksekusi prosedur/langkah kerja.

c. Teori, Prinsip dan Konsep, merupakan sisi konseptual yang harus dipahami siswa agar siswa dapat menghubungkan temuan hasil kegiatan laboratorium dengan teori, prinsip dan konsep yang terkait sehingga kegiatan laboratorium/praktikum yang dilakukan dapat bermakna.

d. Record/Transformation, merupakan kegiatan pencatatan fakta dan data yang dihasilkan dari kegiatan laboratorium/praktikum berupa perekaman data yang tak teratur namun penting, yang kemudian diubah bentuk atau tampilannya kedalam bentuk lain yang lebih terorganisir seperti tabel, grafik atau diagram sehingga menghasilkan data dengan keterbacaan yang baik.

e. Knowledge claims, merupakan pengetahuan yang terbentuk dari kegiatan praktikum dan diharapkan dapat menjawab pertanyaan fokus.

(20)

21

mengetahui kemunculan fakta yang kemudian dianalisis menggunakan rubrik diagram Vee untuk melihat kualitas setiap Desain Kegiatan Laboratorium. Selain itu dilakukan analisis kemunculan fakta dan transformasi untuk melihat kemunculan dan kualitas fakta dari setiap DKL dan proses transformasi. Dalam proses transformasi terdapat kegiatan mengubah suatu fakta (hasil eksekusi prosedur) kedalam suatu data yang kemudian dirubah bentuknya baik dalam bentuk tabel, grafik, maupun diagram sehingga menghasilkan data dengan keterbacaan yang baik. Kegiatan transformasi ini merupakan dasar dari pembentukan knowledge claim sehingga diharapkan dapat menunjang pembentukan pengetahuan baru oleh siswa. Dalam penelitian ini, kegiatan transformasi di analisis menggunakan rubrik yang dikembangkan dari kegiatan

record/transformation dalam diagram Vee. 2. Desain Kegiatan Laboratorium

Desain Kegiatan Laboratorium (DKL) merupakan panduan kegiatan laboratorium/praktikum yang tersusun atas langkah kerja/prosedur yang harus dieksekusi dan diamati oleh siswa untuk menunjukkan objek/fenomena, disertai dengan proses pengumpulan data dan pembentukan pengetahuan melalui pertanyaan pengarah yang mengacu pada record/transformation dan dikaitkan dengan teori, prinsip dan konsep, guna menjawab tujuan dari kegiatan laboratorium/praktikum. DKL pada umumnya dikenal sebagai Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Praktikum. Pada penelitian ini, DKL yang dianalisis yaitu DKL materi sistem respirasi yang berhasil dikumpulkan dari sejumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di kota Bandung, baik yang berasal dari buku paket, buatan guru maupun penerbit.

B. Desain Penelitian

(21)

22

C. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilakukan terhadap Desain Kegiatan Laboratorium (DKL) konsep sistem respirasi yang digunakan oleh SMP dan SMA di kota Bandung. Populasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Desain Kegiatan Laboratorium SMP dan SMA yang digunakan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan laboratorium, baik yang bersumber dari buku paket, DKL buatan guru atau DKL penerbit (biasa dikenal LKS Praktikum).

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

purposive sampling. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan DKL sistem respirasi yang sedang digunakan oleh SMP dan SMA Negeri yang ada di Kota Bandung baik yang bersumber dari buku, LKS maupun yang dibuat oleh guru itu sendiri, ditinjau dari struktur, kemunculan fakta dan proses transformasi yang ada didalamnya. Berdasarkan hasil survei dari 53 SMP dan 27 SMA Negeri di Kota Bandung, hanya sebagian sekolah yang bersedia memberikan DKL sistem respirasi dan beberapa sekolah diketahui tidak melakukan kegiatan praktikum sistem respirasi, sehingga DKL yang terkumpul hanya 27 DKL, 6 DKL diantaranya DKL SMP dan 21 DKL lainnya ialah DKL SMA. Jumlah desain kegiatan laboratorium yang berhasil dikumpulkan sebenarnya 33 DKL, terdiri dari 6 DKL SMP dan 27 DKL SMA, namun 4 DKL SMA diantaranya sama, 1 DKL SMA keadaannya tidak lengkap sehingga tidak memenuhi kriteria untuk dianalisis (lembar mengenai judul, tujuan dan alat bahan tidak ada) dan 1 DKL SMA lainnya dirasa kurang baik untuk dieksekusi karena melibatkan bahan yang kurang aman (rokok).

(22)

23

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk menganalisis struktur, fakta dan proses transformasi pada Desain Kegiatan Laboratorium (DKL) sistem respirasi SMP dan SMA ialah sebagai berikut:

1. Catatan Kegiatan Eksekusi DKL

Catatan kegiatan eksekusi DKL bertujuan untuk mencatat sesuatu hal yang ditemukan saat eksekusi, diantaranya mengenai kesulitan atau kesalahan pada DKL serta kemunculan fakta sebagai objek/peristiwa utama yang diamati. Ekseskusi merupakan suatu pelaksanaan putusan tanpa pertimbangan. Dalam penelitian ini, eksekusi DKL dilakukan oleh peneliti dengan melaksanakan prosedur sesuai arahan yang terdapat pada DKL tanpa modifikasi, menggunakan alat dan bahan yang mengikuti standar sekolah dalam skala laboratorium. Adapun format instrumen yang digunakan untuk melaporkan catatan kegiatan eksekusi ialah sebagai berikut:

Tabel 3.1. Catatan kegiatan Eksekusi DKL

No. Kode DKL

Kesulitan/Kendala selama Eksekusi Desain Kegiatan Laboratorium

Keterangan

1 2 3 ...

Keterangan:

Kolom kode DKL diisi berdasarkan kode dari DKL yang dieksekusi, sedangkan kolom catatan selama eksekusi diisi oleh segala hal yang terjadi/ditemukan selama eksekusi.

2. Rubrik Penilaian Struktur DKL berdasarkan Keberadaan dan Skoring Komponen Diagram Vee

(23)

24

desain kegiatan laboratorium. Analisis dilakukan dengan melihat keberadaan dan kualitas setiap kmponen diagram Vee pada setiap DKL. Komponen Diagram Vee terdiri dari: (1) Pertanyaan fokus, (2) Objek/ peristiwa utama, (3) Teori, Prinsip dan Konsep, (4) Catatan/ transformasi, (5) Klaim Pengetahuan.

Melalui eksekusi langkah kerja, struktur DKL dapat terlihat dari keberadaan dan kualitas dari setiap komponen diagram Vee yang ada didalamnya. Adapun rubrik keberadaan komponen Diagram Vee ialah sebagai berikut:

Tabel 3.2. Rubrik Keberadaan Komponen Diagram Vee

Komponen Keberadaan Kriterian

Pertanyaan Fokus

Ada Pertanyaan fokus teridentifikasi baik pada tujuan maupun rumusan masalah.

Tidak ada Pertanyaan fokus tidak teridentifikasi. Objek/

Peristiwa

Ada Objek/peristiwa teridentifikasi yaitu berupa fakta-fakta, hasil dari kegiatan eksekusi langkah kerja.

Tidak ada Objek/peristiwa yang diharapkan tidak teridentifikasi kebera-daannya.

Teori, Prinsip, dan Konsep

Ada Teori, prinsip, atau konsep teridentifikasi baik pada tujuan praktikum, langkah kerja, maupun pada pertanyaan pengarah. Tidak ada Teori, prinsip, atau konsep tidak teridentifikasi baik pada tujuan

praktikum, langkah kerja, maupun pertanyaan pengarah. Catatan/

Transformasi

Ada Catatan teridentifikasi setelah diketahui objek/peristiwa muncul serta proses transformasi yang menyertai baik dalam bentuk tabel, grafik, maupun pertanyaan pengarah.

Tidak ada Tidak ada catatan yang dapat teridentifikasi pada saat objek/ event muncul serta tidak ada proses transformasi yang menyertai baik dalam bentuk tabel, grafik, maupun pertanyaan pengarah. Klaim

Pengetahuan

Ada Terdapat arahan untuk melakukan klaim pengetahuan melalui pertanyaan pengarah atau perintah membuat kesimpulan.

Tidak ada Tidak ada arahan untuk melakukan klaim pengetahuan.

(24)

25

Tabel 3.3. Keberadaan Komponen Diagram Vee pada DKL SMP dan SMA Materi Sistem Respiarasi

No. Kode

DKL

Keberadaan Komponen Diagram Vee

Pertanyaan Fokus Objek/ Peristiwa Utama Teori/ Prinsip/ Konsep Catatan/ Transformasi Klaim Pengetahuan 1 2 3 ... ... Persentase (%)

Keterangan: kolom diisi tanda ceklis (√) jika komponen ditemukan, dan tanda strip (-) jika komponen tidak ditemukan

Selain mengidentifikasi keberadaan komponen diagram Vee, analisis mengenai struktur DKL dilakukan berdasarkan kualitas dari setiap komponen diagram Vee melalui pemberian nilai skor setiap komponen menggunakan rubrik komponen diagram Vee.

a. Rubrik Penilaian Komponen Pertanyaan Fokus

Pertanyaan fokus merupakan pertanyaan utama dalam Desain Kegiatan Laboratorium yang mengarahkan siswa pada peristiwa utama yang harus diamati. Pertanyaan fokus biasanya dapat ditemukan dalam tujuan praktikum, idealnya mengandung bagian konseptual, serta mendukung dan memperkuat observasi objek atau peristiwa utama. Berikut kriteria dari setiap skor pada kompoenen pertanyaan fokus:

Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Pertanyaan Fokus

No Indikator Skor

1 Tidak ada pertanyaan fokus yang teridentifikasi 0

2 Pertanyaan fokus dapat teridentifikasi, namun tidak fokus pada objek dan peristiwa utama atau sisi konseptual dari Vee.

1

3 Pertanyaan fokus dapat diidentifikasi; termasuk konsep, tetapi tidak mendukung observasi objek atau peristiwa utama yang terbentuk.

2

4 Pertanyaan fokus yang jelas dapat diidentifikasi; termasuk konsep yang akan digunakan dan menunjukkan peristiwa utama dan objek yang menyertainya.

3

b. Rubrik Penilaian Komponen Objek/ Peristiwa

(25)

26

karena dapat menentukan kualitas klaim pengetahuan yang terbentuk. Rentang skor pada komponen ini sama seperti pada pertanyaan fokus, yaitu 0-3, Berikut kriteria dari setiap skornya:

Tabel 3.5 Rubrik Penilaian Objek/ Peristiwa

No Indikator Skor

1 Objek atau peristiwa tidak dapat diidentifikasi. 0

2

Event utama atau objek dapat diidentifikasi dan konsisten dengan pertanyaan

fokus, atau event dan objek dapat diidentifikasi, tetapi tidak konsisten dengan pertanyaan fokus.

1

3 Event utama dengan objek yang menyertai dapat diidentifikasi, dan konsisten

dengan pertanyaan fokus. 2

4 Sama seperti di atas, tetapi juga menunjukkan catatan apa yang akan diambil 3

c. Rubrik Penilaian Komponen Teori, Prinsip dan Konsep

Komponen yang merupakan bagian konseptual ini diketahui dapat membantu menjelaskan bagaimana dan mengapa peristiwa utama terjadi, sehingga komponen ini harus dimiliki siswa sebagai pengetahuan awal yang menjadi dasar pembentukan pengetahuan baru pada kegiatan praktikum. Pada komponen ini, rentang skor berkisar anatara 0-4, berikut kriteria dari masing-masing skornya:

Tabel 3.6 Rubrik Penilaian Teori, Prinsip dan Konsep

No Indikator Skor

1 Tidak ada sisi konseptual yang dapat diidentifikasi. 0

2 Beberapa konsep dapat diidentifikasi, tetapi tanpa prinsip dan teori, atau prinsip yang

ditulis adalah klaim pengetahuan yang dicari dalam praktikum. 1

3 Terdapat konsep dan setidaknya satu jenis prinsip (konseptual dan metodologis) atau

konsep dan teori yang relevan dapat diidentifikasi. 2

4 Konsep dan dua jenis prinsip dapat diidentifikasi, atau konsep, salah satu jenis

prinsip, dan teori yang relevan dapat diidentifikasi. 3

5 Konsep, dua jenis prinsip, dan teori yang relevan dapat diidentifikasi 4

d. Rubrik Penilaian Komponen Catatan/ Transformasi

(26)

27

konsisten dengan pertanyaan fokus dan tingkat kelas dan kemampuan siswa. Rentang skor pada komponen ini ialah 0-4, dengan criteria sebagai berikut:

Tabel 3.7 Rubrik Penilaian Catatan/ Transformasi

Skor Indikator Skor

1 Tidak ada catatan atau transformasi yang dapat diidentifikasi. 0

2 Catatan dapat diidentifikasi, tetapi tidak sesuai dengan pertanyaan fokus atau

peristiwa utama. 1

3 Catatan atau transformasi dapat diidentifikasi, tetapi tidak keduanya. 2

4 Catatan dapat diidentifikasi untuk peristiwa utama; transformasi yang tidak

konsisten dengan maksud pertanyaan fokus. 3

5 Catatan dapat diidentifikasi untuk peristiwa utama; transformasi yang konsisten

dengan pertanyaan fokus dan tingkat kelas dan kemampuan siswa. 4

e. Rubrik Penilaian Komponen Klaim Pengetahuan

Klaim pengetahuan merupakan pengetahuan yang terbentuk dari kegiatan laboratorium, yang diharapkan dapat menjawab pertanyaan fokus dan berasal dari catatan/ transformasi. Dalam prosesnya, pembentukan klaim pengetahuan diarahkan melalui pertanyaan pengarah yang menerapkan sisi konseptual dalam membahas data yang dihasilkan dari kegiatan laboratorium. Rentang skor pada komponen ini sama halnya seperti pada komponen teori, prinsip dan konsep serta komponen catatan/ transformasi, yaitu antara 0-4, dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.8 Rubrik Penilaian Klaim Pengetahuan

No Indikator Skor

1 Tidak ada klaim pengetahuan yang dapat diidentifikasi. 0

2 Klaim pengetahuan tidak berhubungan dengan sisi kiri dari Vee. 1

3 Pengetahuan klaim mencakup konsep yang digunakan dalam konteks yang tidak tepat atau generalisasi yang tidak konsisten dengan catatan dan transformasi. 2

4 Pengetahuan klaim meliputi konsep dari pertanyaan fokus dan berasal dari catatan

dan transformasi. 3

5 Sama seperti di atas, tetapi klaim pengetahuan mengarah ke fokus baru pertanyaan. 4

(27)

28

Tabel 3.9. Skor Komponen Diagram Vee pada DKL SMP/ SMA Materi Sistem Respirasi

No. Kode

DKL

Nilai komponen diagram Vee

Total Skor Pertanyaan Fokus Objek/ Peristiwa Teori/ Prinsip/ Konsep Catatan/ Transformasi Klaim Pengetahuan 1 2 3 ... Rerata

Keterangan: total skor berkisar antara 0-18

Data pada Tabel 3.9 diatas kemudian diubah kedalam bentuk persentase untuk mengetahui frekuensi DKL pada setiap skor untuk setiap komponennya dan bentuk diagram batang.

3. Rubrik Penilaian Fakta dan Proses Transformasi

Analisis mengenai fakta dan proses transformasi dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana DKL dapat menghasilkan fakta dan memfasilitasi kegiatan transformasi. Idealnya sebuah DKL dapat menghasilkan fakta yang sesuai dengan pertanyaan fokus, kemudian dapat memfasilitasi kegiatan transformasi karena kegiatan ini terbilang penting mengingat data-data yang dicatat (Record) pada umumnya masih belum sepenuhnya bermakna, sehingga perlu untuk ditransformasikan kedalam bentuk lain seperti tabel, grafik, atau diagram agar memiliki nilai keterbacaan yang lebih baik. Rubrik untuk menilai fakta dan proses transformasi ini merupakan rubrik yang dikembangkan dari rubrik diagram Vee (Novak dan Gowin, 1984), dengan rentang skor 0-6 dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.10. Rubrik Penilaian Fakta dan Proses Transformasi

No. Kriteria Fakta dan Proses Transformasi Skor

1 Tidak terdapat fakta yang dapat diidentfikasi 0

2 Fakta tidak dapat diidentifikasi namun terdapat perintah/kegiatan pencatatan fakta (menuliskan fakta dalam bentuk catatan, mengisi tabel yang sudah disediakan atau menggambar) atau

fakta tidak sesuai dengan pertanyaan fokus dan tidak terdapat perintah/kegiatan pencatatan fakta (menuliskan fakta dalam bentuk catatan, mengisi tabel yang sudah disediakan atau menggambar)

(28)

29

No. Kriteria Fakta dan Proses Transformasi Skor

3 Fakta yang sesuai dengan pertanyaan fokus dapat diidentifikasi namun tidak ada perintah/kegiatan pencatatan fakta (mengisi tabel atau menggambar) atau Fakta dapat diidentifikasi namun tidak sesuai dengan pertanyaan fokus, terdapat perintah/kegiatan pencatatan fakta (menuliskan fakta dalam bentuk catatan, mengisi tabel yang sudah disediakan atau menggambar)

2

4 Fakta yang sesuai dengan pertanyaan fokus dapat diidentifikasi, terdapat perintah/kegiatan pencatatan fakta (menuliskan fakta dalam bentuk catatan, mengisi tabel yang sudah disediakan atau

menggambar).

3

5 Fakta yang sesuai dengan pertanyaan fokus dapat diidentifikasi, terdapat perintah/kegiatan pencatatan fakta (menuliskan fakta dalam bentuk catatan, mengisi tabel yang sudah disediakan atau

menggambar) dan pengolahan data.

4

6 Fakta yang sesuai dengan pertanyaan fokus dapat diidentifikasi, terdapat perintah/kegiatan pencatatan fakta yang kemudian disajikan dalam sebuah tabel pengamatan yang dibuat sendiri atau Fakta yang sesuai dengan pertanyaan fokus dapat diidentifikasi, terdapat perintah/kegiatan pencatatan fakta (mengisi tabel atau menggambar) yang kemudian diubah bentuknya kedalam suatu grafik atau bagan.

5

Hasil penilaian fakta dan proses transformasi berdasarkan rubrik pada Tabel 3.10 diatas kemudian dituliskan ke dalam Tabel 3.11 berikut:

Tabel 3.11. Persentase Skor pada Analisis Fakta dan Proses Transformasi

No DKL

Jenjang

Jumlah DKL pada Skor

0 1 2 3 4 5

1. SMP

2. SMA

E. Teknik Pengumpulan Data

Tahapan-tahapan pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan DKL sampel dari SMP dan SMA Negeri di Kota Bandung. 2. Pelaksanaan eksekusi DKL skala laboratorium pada desain kegiatan

laboratorium sesuai prosedur tanpa mengubah sedikitpun isinya. 3. Pengumpulan dan analisis data ke dalam instrumen yang telah dibuat. 4. Penarikan kesimpulan.

(29)

30

F. Analisis Data

Analisis data pada seluruh DKL dilakukan berdasarkan hasil penilaian instrumen yang digunakan sehingga pada akhirnya terbentuk data berupa tabulasi yang selanjutnya di analisis dengan menggunakan analisis deskriptif, yaitu dengan mendeskripsikan hasil perolehan tabulasi yang ada untuk memperoleh gambaran mengenai keadaan DKL SMP dan SMA materi sistem respirasi di Kota Bandung berdasarkan struktur, fakta dan proses transformasi. Data yang didapatkan berupa bentuk ceklis untuk keberadaan komponen diagram Vee, skor untuk kualitas komponen diagram Vee dan skor untuk kualitas fakta dan proses transformasi pada DKL. Jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.12 berikut ini:

Tabel 3.12. Pengumpulan dan Pengolahan Data Penelitian

No. Aspek yang dianalisis Teknik

Pengumpulan Data

Instrumen Analisis

Data

1 Kemunculan fakta sebagai objek/ peristiwa yang diamati, kesalahan DKL, kesulitan selama eksekusi Pencatatan hasil eksekusi DKL Catatan lapangan eksekusi DKL Deskriptif

2 Keberadaan komponen

diagram Vee pada DKL

Identifikasi keberadaan lima komponen diagram Vee Rubrik keeradaan komponen diagram Vee Deskriptif

3 Kualitas komponen diagram Vee pada DKL

Skoring pada lima komponen diagram Vee

Rubrik penilaian komponen diagram Vee.

Deskriptif

4 Keberadaan dan kualitas Fakta dan Proses Transformasi pada DKL

Skoring fakta dan proses transformasi

Rubrik penilaian fakta dan proses transformasi

Deskriptif

(30)

31

skoring pada setiap komponen diagram Vee memperlihatkan kualitas dari setiap komponen yang menyusun DKL. Mengenai frekuensi kualitas fakta dan proses transformasi sendiri, dapat dilihat dari hasil skoring fakta dan proses transformasi. 1. Analisis Persentase Kendala/Kesulitan pada DKL

Persentase DKL yang bermasalah = Jumlah DKL yang bermasalah X 100 Total DKL

2. Analisis persentase keberadaan Komponen diagram Vee Persentase/Komponen (%) = Jumlah Ceklis X 100

Total DKL

3. Analisis Struktur DKL Berdasarkan Hasil Skoring Rerata/komponen = Jumlah skor

Skor Ideal

4. Analisis Persentase Skor pada Analisis Kemunculan Fakta dan Proses Transformasi

(31)

32

G. Alur Penelitian

Studi pendahuluan

Persiapan Penelitian

Pelaksanaan Penelitian

Analisis dan Pengolahan

Gamabar 3.1 Alur Penelitian

Revisi Instrumen Penelitian Judgement Instrumen Penelitian

Merumuskan instrumen penelitian Merumuskan masalah

Studi kepustakaan

Menentukan populasi dan sampel penelitian

Pembuatan Instrumen penelitian Seminar Proposal Penelitian Pembuatan Proposal Penelitian

Mengumpulkan DKL sistem respirasi dari SMP dan SMA Negeri di Kota Bnandung

Menentukan objek penelitian

Eksekusi DKL

Analisis DKL

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan

(32)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Temuan saat eksekusi DKL sistem respirasi pada jenjang SMP dan SMA menunjukkan permasalahan umum dalam hal menghadirkan fakta sebagai objek/peristiwa yang diamati, disebabkan karena kurang terstrukturnya langkah kerja, objek yang tidak konsisten dengan tujuan serta pertanyaan pengarah yang kurang menuntun dalam membahas data dan terdapat kegiatan yang sama pada beberapa DKL SMP maupun DKL SMA.

Berdasarkan hasil analisis struktur, fakta dan proses transformasi pada DKL SMP dan SMA materi sistem respirasi, diketahui bahwa secara umum DKL SMP dan DKL SMA belum mengikuti struktur berdasarkan diagram Vee. Diagram Vee dalam penelitian ini dijadikan sebagai instrumen untuk menentukan seberapa baik struktur desain kegiatan laboratorium ditinjau dari keberadaan dan kualitas dari komponen-komponen diagram Vee didalamnya. Dilihat dari kelengkapan lima komponen diagram Vee yang ada didalamnya, beberapa DKL masih belum dapat menghadirkan beberapa komponen diataranya objek/peristiwa, catatan/ transformasi dan klaim pengetahuan. Adapun kualitas dari setiap komponen yang ada masih perlu diperbaiki karena pada umumnya belum sesuai dengan yang diharapkan, terutama pada komponen objek/peritiwa yang dalam hal ini sangat mempengaruhi terhadap kualitas catatan/transformasi dan klaim pengetahuan.

Mengenai fakta dan proses transformasi, baik DKL SMP maupun DKL SMA belum dapat memfasilitasi adanya proses transformasi, melainkan hanya sampai pada penemuan fakta dan penulisan fakta (kegiatan pecatatan) sebagai langkah awal pengorganisasian data sehingga dalam hal ini siswa kurang memiliki kesempatan untuk mengeksplor kemampuannya dalam mengolah/mengubah bentuk data guna memberikan makna pada data yang didapatkan.

(33)

75

B. Implikasi dan Rekomendasi

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai keadaan dan kualitas DKL sistem respirasi di lapangan saat ini, baik pada jenjang SMP maupun SMA, ditinjau dari temuan hasil eksekusi dan hasil analisis struktur, kemunculan fakta dan proses transformasi yang mengacu pada diagram Vee yang dikembangkan Novak Gowin (1984). Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan referensi bagi pendidik maupun pembuat desain kegiatan laboratorium untuk meninjau kembali desain kegiatan laboratorium yang hendak digunakan agar ketika dieksekusi dapat menghasilkan kegiatan yang bermakna sampai pada akhirnya dapat membentuk pengetahuan baru.

Selain analisis struktur desain kegiatan laboratorium, analisis mengenai tinjauan materi dengan kompetensi dasar yang diharapkan terbilang penting dalam penyusunan desain kegiatan laboratorium. Hal ini memiliki tujuan agar kegiatan praktikum dapat menunjang pencapaian kompetensi dasar yang diharapkan berdasarkan jenjang pendidikannya.

(34)

76

Daftar Pustaka

Alvarez, M. C., & Risko, V. J. (2007). The use of vee diagrams with third graders as a metacognitive tool for learning science concepts.

Arifin, M. 2003. Common Textbook Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Calais, G. J. (2009). “The Vee Diagram as a Problem Solving Strategy: Content

Area Reading/Writing Implications”. National Forum Teacher Education Journal. 19(3): 1-8.

Campbell et al., (2010). Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Dahlan, A. (2014). Keterampilan Proses Sains. [Online]. Diakases dari

http://www.eurekapendidikan.com/2014/10/keterampilan-proses-sains.html. Diakses pada tanggal.

Hasibuan, J. & Moedjiono. (2008). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Imran, S. (2014). Macam-macam Bentuk Lembar Kegiatan Siswa (LKS) sebagai Bahan Ajar. [Online]. Diakases dari http://ilmu-pendidikan. net/pembelajaran/bahan-ajar/bentuk- lembar-kegiatan-siswa.

Jakaria, Y. (2009). Uji Coba Model (Validasi). Jakarta: Pusat Penelitian Kebijakan Dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.

Johnstone, A.H. dan Al-Shuaili, A. (2001). Learning in the laboratory; some thought from the literature. U.Chem.Ed.,5: 42-51.

Katamwatiningsih, S. S. (2014). Pengembangan Kegiatan Laboratorium Fisika Berbasis Empat Pilar Pendidikan di Madrasah Tsanawiyah. [Online]. Diakases dari http://bdksemarang.kemenag.go.id/pengembangan-kegiatan-

laboratorium-fisika-berbasis-empat-pilar-pendidikan-di-madrasah-tsanawiyah/.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2012). Kurikulum 2013. [Online]. Diakases dari http://abbah.yolasite.com/resources/KURIKULUM%20SMP %202013%2 0dan%20Kompetensi%20Dasar%20SMP.pdf.

Lagowski, J.J. (2002). The Role of The Laboratory in Chemical education.

Department of Chemistry and Biochemistry The University of Texas at Austin. 1-15.

(35)

77

Lunetta, V. N., & Tamir, P. (1979). Matching Lab Activities with Teaching Goals. Science Teacher, 46(5), 22-24.

Lunetta, V.N. (1998). The school science laboratory: Historical perspectives and centers forcontemporary teaching. In: B.J. Fraser & K.G. Tobin (Eds), International handbook ofscience education. Dordrecht. Kluwer Academic Publishers.

Millar, R. (2004). The role of practical work in the teaching and learning of science. High school science laboratories: Role and vision.

Novak, J. D., & Gowin, D. B. (1984). Learning how to learn. Cambridge University Press.

Ottander, C. & Grelsson, G. (2006). Laboratory work: the teachers’ perspective.

Journal of Biological Education, 40(3): 113–118.

Prastowo, A. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: DIV A Press.

Rofiah, F. (2014). Lembar Kegiatan Siswa (LKS). [Online]. Diakases dari

http://www.eurekapendidikan.com/2015/01/lembar-kegiatan-siswa-lks.html.

Romlah, O. (2009). Peranan Praktikum dalam Mengembangkan Keterampilan Proses dan Kerja Laboratorium. Preceding Pertemuan MGMP Biologi Kabupaten Garut. Garut: Tidak diterbitkan.

Rustaman, A & Wulan, A. (2007). Kegiatan Laboratorium dalam Pembelajaran Biologirategi. Jakarta: Universitas Terbuka.

Safdar, M., Hussain, A., Shah, I. dan Tasnim, M. H. (2013). Make The Laboratory work meaningful through Concept maps and V Diagrams. IOSR Journal of Research & Method in Education (IOSR-JRME). 3(2):55-60.

Schweingruber, H. A., Hilton, M. L., & Singer, S. R. (Eds.). (2005). America's Lab Report: Investigations in High School Science. National Academies Press.

Solihat, L. S. (2011). Analisis Penerapan Metakognitif pada Desain Kegiatan Laboratorium Alat Indera di SMA dengan Menggunakan Diagram Vee.

Skripsi UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Suprayitno, T. (2011). Pedoman Pembuatan Alat Peraga Biologi Sederhana untuk SMA. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Supriatno, B. (2009). Uji Langkah Kerja Laboratorium Biologi Sekolah.

(36)

78

Supriatno, B. (2013). Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang dan Mengembangkan Desain Kegiatan Laboratorium. Disertasi Doktor pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Suyitno. (-). Ciri Makhluk: (1)Semua Makhluk Bernafas (Respirasi). Pelatihan pada guru Instruktur Biologi SLTP se Indonesia di BPG Matematik Yogyakarta.

Swami, P. & Shields, R. (2006). Gowin’s Knowledge Vee: Using to Improve

Preservice Teachers Ability for Conducting and Directing Science Investigations. [Online]. Diakases dari http://theaste.org/publications/ proceedings/2006proceedings/Swami%201%.20.htm.

Syamri, L. O. (2014). Definisi Konsep Menurut Para Ahli. [Online]. Diakases dari http://laodesyamri.net/2015/01/02/defenisi-konsep-menurut-para-ahli/.

Thiessen, R. (1993). “The Vee Diagram: A Guide for Problem Solving”. AIMS

Newsletter.

Gambar

Tabel 3.1. Catatan kegiatan Eksekusi DKL
Tabel 3.2. Rubrik Keberadaan Komponen Diagram Vee Keberadaan
Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Pertanyaan Fokus  Indikator
Tabel 3.6 Rubrik Penilaian Teori, Prinsip dan Konsep Indikator
+5

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan. © Senja Wijaya Rahmat Universitas

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014).. Universitas Pendidikan Indonesia |

[r]

Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah, jadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh motivasi, kepribadian dan

dalam keluarga terjadi proses pendidikan orang tua pada anak yang dapat.. membantu perkembangan

MENURUT ORGANI SASI / BAGI AN ANGGARAN, UNI T ORGANI SASI , PUSAT,DAERAH DAN KEWENANGAN. KODE PROVINSI KANTOR PUSAT KANTOR DAERAH DEKONSEN

4.2.6 Gambaran perbandingan usaha batu alam dengan usaha unggulan lainnya dilihat dari tenaga kerja

[r]