PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DAN
KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA
KARYAWAN
Studi Kasus pada Karyawan PT Madubaru Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Bernardus Bayu Wijaya NIM : 102214051
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2014
i
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DAN
KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN
Studi Kasus pada Karyawan PT Madubaru Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Bernardus Bayu Wijaya
NIM : 102214051
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu mendampingi dan menyertai saya melalui berkat dan
kuasa Nya dalam kehidupan saya.
Papa dan Mama yang telah membesarkan saya dengan penuh cinta dan ketulusan yang hingga saat ini tak henti-hentinya tetap memberikan semangat dan Doa
Nya pada saya.
Kakak tercinta : Mas Handoko dan Mbak Lina yang dengan penuh cinta selalu mendoakan dan memberikan
semangat pada saya.
Sahabat-sahabatku yang ada di Muntilan : Fembri, Fina, Fajar, dan Hengky yang selalu memberikan
semangat dan Doa Nya pada saya.
Semua teman-teman Manajemen angkatan 2010 Universitas Sanata Dharma yang selalu memberikan
semangat dan kebahagiaan dalam perjalanan studi saya.
Kekasihku tercinta: Christiana Nevianti yang selama ini tanpa henti selalu menemani dan memberikan perhatian, dukungan, semangat, nasihat dan saran yang membuat saya tersadar untuk berusaha lebih baik
v
MOTTO
Life can gives you a hundres reason to cry but God can gives you a thousand reason to smile...
The formulas of a success are a hard work and never give up
“Tak ada yang mustahil bagi yang mau berusaha dan percaya kepada Yesus”
(Amsal 1:7a)
Tidak ada keberhasilan tanpa perjuangan Dan tidak ada perjuangan tanpa pengorbanan
Skripsi ini dipersembahkan kepada
Papa dan Mamaku tercinta
vi
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN-PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN
Studi Kasus pada Karyawan PT Madubaru Yogyakarta
Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2014 adalah hasil karya saya.
Dengan ini, saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.
Bila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut maka saya bersedia menerima sanksi yaitu skripsi ini digugurkan, izasah dikembalikan kepada pimpinan Universitas Sanata Dharma dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E.) dibatalkan serta bila diperlukan bersedia diproses sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku (UU No 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).
Yogyakarta, 26 Agustus 2014
Yang membuat pernyataan,
Bernardus Bayu Wijaya
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Bernardus Bayu Wijaya
Nomor Mahasiswa : 102214051
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan pada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Kesejahteraan karyawan
terhadap Kinerja Karyawan
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalm bentuk pengkajian
data, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk keopentingan
akademis tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan loyalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikan pernyataan ini saya tulis dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 24 Agustus 2014
Yang menyatakan
viii
ABSTRAK
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DAN
KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN
Studi Kasus pada Karyawan PT Madubaru Yogyakarta
Bernardus Bayu Wijaya Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2014
ix
ABSTRACT
THE INFLUENCES OF LEADERSHIP STYLE, MOTIVATION, AND EMPLOYEE PROSPERITY ON EMPLOYEE PERFORMANCE
A Case Study on employees of PT Madu Baru, Yogyakarta
Bernardus Bayu Wijaya University of Sanata Dharma
Yogyakarta, 2014
This research aims to find simultaneous the influence of leadership style, motivation, and employee prosperity on employee performance simultaneously and partially. This research was conducted from April to May 2014. The
population of this research was employees who did not hold structural positions and were permanent employees of PT Madu Baru, Yogyakarta. Total samples taken were 62 respondents, who were drawn using purposive sampling technique. Technique of data analysis was multiple linier regression. The result of the
research indicated that simultaneously leadership style, motivation, employee prosperity influenced employee performance positively. The result also indicated that leadership style and employee prosperity partially influenced employee performance negative but motivation influenced employee performance positively.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Allah atas karunia dan rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Gaya
Kepemimpinan, Motivasi dan Kesejahteraan Karyawan terhadap Kinerja
Karyawan: Studi Kasus pada Karyawan Bagian SDM & Umum PT Madubaru
Yogyakarta”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak.
Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen
Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak (Alm) Drs. Alex Kahu Lantum. M.S. dan Drs. Th. Sutadi, MBA.,
selaku Dosen Pembimbing I, yang telah mengarahkan dan membimbing
penulis dengan kesungguhan hati.
4. Bapak Drs.Hg. Suseno TW, M.S., selaku Dosen Pembimbing II, yang juga
telah mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi
lebih sempurna.
5. Ibu Lina, selaku pemimbing penulis selama penelitian dan seluruh
xi
6. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma.
7. Kedua orang tua penulis, MC. Indrayadi dan CR. Kundari yang selalu
memberikan kasih sayang, doa, dukungan, nasihat, kebahagiaan, dan
memberikan penghidupan yang layak bagi penulis.
8. Semua Kakak, Saudara dan Adik-adikku: Mas Handoko, Mbak Lina,
Mbak Tyas, Mas Iyon, Etha, Nio, Dello, Tante Wiwik, Om Teguh, Om
Yanto, Bu lik Darmi, Mbak Dita, Mas Dakochand, Dik Tyas, Dik Felis,
dan Bu dhe Tik, yang selalu memberikan Doa, nasihat-nasihat dan
dorongan spiritnya.
9. Semua sahabat-sahabatku yang ada di Muntilan: Fembri, Fina, Fajar, Pria
dan Hengky yang selalu memberikan dorongan spiritnya.
10.Kekasihku tercinta: Christiana Nevianti yang selama ini selalu menemani
dengan penuh kesabaran dan tanpa henti memberikan perhatian,
dukungan, semangat, nasihat dan saran dengan yang membuat penulis
tersadar untuk berusaha lebih baik dan bekerja lebih keras hingga
selesainya proses penyusunan Skripsinya.
11.Teman-teman Manajemen angkatan 2010 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah menemani dan mengisi hari-hari penulis dengan
kebahagiaan selama hampi empat tahun terkahir. Terima kasih atas
berbagai bantuan, dukungan, kerjasama yang sudah dijalin selama ini.
Penulis merasa sangat bersyukur boleh dipertemukan dengan teman-teman
xii
Kiranya hubungan pertemanan yang sudah dijalin selama empat tahun
dapat terus dijalin dan kiranya kesuksesan selalu menyertai teman-teman
sekalian.
12.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi
bahan masukan bagi rekan-rekan dalam menyusun skripsi.
Yogyakarta, 24 Juli 2014
Penulis
Bernardus Bayu Wijaya
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ... vii
HALAMAN ABSTRAK ... viii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
xiv
G. Teknik Pengambilan Sampel... 51
H. Jenis Data ... 52
I. Teknik Pengumpulan Data ... 52
J. Teknik Pengujian Instrumen ... 53
K. Uji Asumsi Klasik ... 55
L. Teknik Analisis Data ... 59
M. Uji F ... 60
N. Uji t ... 61
xv
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 73
A. Deskripsi Data dan Analisis ... 73
B. Hasil Uji Statistik dan Pembahasan ... 76
BAB VI KESIMPULAN,SARAN DAN KETERBATASAN ... 91
DAFTAR PUSTAKA ... 95
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 73
V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 74
V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 74
V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Karyawan Bagian ... 75
V.5 Hasil Uji Validitas ... 77
V.6 Hasil Uji Reliabilitas ... 79
V.7 Hasil Estimasi Regresi Linier Berganda ... 81
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
II.1 Kerangka Pemikiran ... 33
IV.1 Struktur Organisasi ... 68
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Surat izin penelitian dari PT Madubaru ... 98
Lampiran 2 Kuesioner penelitian ... 101
Lampiran 3 Hasil Rekapitulasi data hasil jawaban karyawan ... 106
Lampiran 4 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 112
Lampiran 5 Uji asumsi klasik ... 121
Lampiran 6 Analisis Regresi Linier Berganda ... 123
Lampiran 7 Tabel Distribusi F ... 125
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mengingat ketatnya persaingan dalam dunia bisnis dan kondisi
perekonomian yang semakin sulit memaksa hampir semua perusahaan untuk
selalu berusaha dengan giat agar setiap perusahaan dapat terus berdiri dan dapat
memaksimalkan laba sehingga dapat membantu perkembagan usahanya. Dalam
menjalankan kegiatan usahanya, suatu perusahaan tentunya membutuhkan
berbagai sumber daya, seperti modal, material dan mesin. Perusahaan juga
membutuhkan sumber daya manusia (SDM), yaitu para karyawan. Karyawan
merupakan sumberdaya yang penting bagi perusahaan, karena memiliki bakat,
tenaga, dan kreativitas yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapa
itujuannya.
Hampir semua penulis manajemen SDM bersepakat bahwa kunci menuju
keunggulan kompetitif bagi perusahaan, pada dasarnya bersandar bagi
penggunaan optimal SDMnya dan pemeliharaan kerjasama antara pengguna jasa
(employees) dalam usaha mencapai tujuan-tujuan perusahaan Singh, 1997 (dalam
SDM merupakan asset penting bagi perusahaan dalam menentukan
kelangsungan hidup suatu perusahaan yang harus dapat dijaga dengan baik.
Berhasil atau tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya
tergantungoleh keberhasilannya dari pada individu karyawan perusahaan itu
sendiri dalam menjalankan tugas mereka. Berbagai macam hambatan pasti akan
ditemui oleh para individu karyawan perusahaan untuk bisa bekerja dengan baik
sehingga kinerja mereka dapat diterima dengan baik oleh perusahaan dan
masyarakat yang memerlukan. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja, antara
lain: gaya kepemimpinan, motivasi, kesejahteraan karyawan dan masih banyak
yang lainnya.
Gaya kepemimpinan yang digunakan oleh pemimpin dapat mendorong
terciptanya kinerja karyawan.Menurut Sutanto dan Stiawan (2000:31)
gayakepemimpinan yaitu sikap dan tindakan yang dilakukan pemimpin dalam
menghadapi bawahan. Pemimpin cenderung menggunakan gaya kepemimpinan
yang berfokus pada tugas untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal demi
terciptanya tujuan perusahaan. Namun karyawan tidak menyukai gaya
kepemimpinan tersebut karena karyawan tidak dapat mengembangkan diri.
Selain gaya kepemimpinan, motivasi juga merupakan salah satu faktor
kunci untuk bekerja dan mencapai kinerja yang tinggi. Motivasi diartikan juga
sebagai suatu kekuatan sumber daya yang menggerakan dan mengendalikan
seseorang terhadap pekerjaannya dalam rangka mencapai tujuan perusahaan
(Yusuf, 2008).
Kesejahteraan karyawan juga merupakan hal yang sangat penting dalam
peningkatan kinerja karyawannya. Di dalam perusahaan seorang atasan harus
menanggapi kebutuhan dan keinginan karyawan sehingga di dalam perusahaan
tercipta kondisi dimana kesejahteraankaryawan terjamin.
Selain dari pada itu jika dilihat dari segi keuntungan perusahaan dengan
adanya kinerja karyawan yang baik, maka dapat meningkatkan keuntungan
perusahaan tersebut.Untuk meningkatkan produksi perlu ditingkatkan kinerja
para karyawan sehingga prestasi kerja karyawan ini dapat meningkat.
Bertitik tolak dari uraian di atas penulis memilih judul “Pengaruh Gaya
Kepemimpinan, Motivasi, dan Kesejahteraan Karyawan terhadap Kinerja
Karyawan: Studi Kasus pada Karyawan PT Madubaru Yogyakarta”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut maka dapat dikemukakan
rumusan masalah adalah:
1. Apakah gaya kepemimpinan secara parsial berpengaruh terhadap kinerja
karyawan?
2. Apakah motivasi secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan?
3. Apakah kesejahteraan karyawan secara parsial berpengaruh terhadap
4. Apakah gaya kepemimpinan, motivasi, dan kesejahteraan karyawan secara
simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan?
C. Batasan Masalah
Pembatasan masalah diperlukan agar tidak meluasnya permasalahan yang
ada.Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Responden yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah karyawan bagian
SDM & Umum yang merupakan karyawan bawahan yang sama sekali tidak
memiliki suatu jabatan dalam pekerjaannya dan merupakan karyawan tetap.
2. Dalam penelitian ini variabel gaya kepemimpinan dibatasi pada tipe gaya
kepemimpinan otokratik, demokratik, dan laissez faire.
3. Indikator motivasi meliputi penghargaan, kesempatan, dan semangat kerja/
kesungguhan.
4. Indikator kesejahteraan karyawan meliputi keamanan, kesenangan, dan
kemakmuran.
5. Indikator kinerja karyawan meliputi kualitas, kuantitas, ketepatan waktu,
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara parsial gaya
kepemimpinan, motivasi, dan kesejahteraan karyawan terhadap kinerja
karyawan.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara simultan gaya
kepemimpinan, motivasi, dan kesejahteraan karyawan terhadap kinerja
karyawan.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Memberikan masukan dan gambaran kepada PT Madubaru Yogyakarta agar
memberikan perhatian yang lebih baik terhadap gaya kepemimpinan,
motivasi, dan kesejahteraan karyawan karena ketiga faktor tersebut
mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan.
2. Bagi Universitas
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi
tambahan untuk penelitian lebih lanjut dan sumbangan ke perpustakaan
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian merupakan tambahan pengetahuan dalam menerapkan ilmu
teoritas yang didapat di perkuliahaan dalam bentuk praktek khusus dibidang
sumber daya manusia.
F. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematikan penulisan.
Bab II : Landasan Teori
Bab ini mengemukakan tentang pengertian sumber daya manusia,
gaya kepemimpinan, motivasi, kesejahteraan karyawan, kinerja
karyawan, penelitian terdahulu, kerangka teoretis penelitian dan
hipotesis.
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini mengemukakan mengenai jenis penelitian, sujek dan objek
yang diteliti, waktu dan lokasi, variabel penelitian, sampel dan
populasi, teknik pengambilan sampel, definisi operasional, teknik
pengumpulan data, teknik pengujian instrumen dan teknik analisis
Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini berisikan tentang gambaran umum perusahaan yang
meliputi sejarah dan perkembangan perusahaan, visi dan misi
perusahaan, lokasi perusahaan, struktur organisasi dan uraian
diskripsi jabatan.
Bab V : Analisis Data
Bab ini mengemukakan tentang menganalisis data-data yang telah
dikumpulkan berdasarkan teknik analisis data yang sudah
ditentukan serta pembahasannya.
Bab VI : Kesimpulan, Saran, Keterbatasan Penelitian
Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan, saran
yang dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait serta
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen telah banyak disebut sebagai “seni untuk menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain”. Definisi ini dikemukakan oleh Mary Parker
Follet, mengandung arti bahwa para manager mencapai tujuan-tujuan
organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai
pekerjaan yang diperlukan, atau dengan kata lain dengan tidak melakukan
pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Seperti ilmu lain yang menyangkut manusia
tidak ada definisi manajemen personalia atau sekarang disebut manajemen
sumberdaya manusia, yang telah diterima secara universal. Masing-masing
penulis buku teks tentang bidang tersebut membuat definisi yang berbeda satu
dengan yang lain. Menurut Flippo, manajemen personalia adalah
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumberdaya manusia agar
tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat. Sedangkan
French, mendefinisikan manajemen personalia sebagai penarikan, seleksi,
pengembangan, penggunaan dan pemeliharaan sumberdaya manusia oleh
pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk
mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi. Keberhasilan
pengelolaan organisasi sangat ditentukan oleh kegiatan pendayagunaan
sumberdaya manusia. Manajemen personalia diperlukan untuk meningkatkan
efektivitasan sumberdaya manusia dalam organisasi. Tujuannya adalah untuk
memberikan kepada organisasi satuan kerja yang efektif.
Menurut pendekatan sumberdaya manusia, manajemen personalia adalah
pengelolaan dan pendayagunaan sumberdaya manusia.Martabat dan
kepentingan hidup manusia hendaknya tidak diabaikan agar kehidupan
mereka layak dan sejahtera.
Dari pembahasan mengenai manajemen personalia atau manajemen
sumberdaya manusia diatas, penulis akan membahas mengenai gaya
kepemimpinan, motivasi, dan kesejahteraan karyawan terhadap kinerja
karyawan.
2. Kepemimpinan
a. Ada beberapa pengertian kepemimpinan diantaranya adalah sebagai
berikut:
1) Kepemimpinan adalah merupakan intisari dari manajemen organisasi,
sumber daya pokok, dan titik sentral dari setiap aktivitas yang terjadi
2) Kepemimpinan adalah proses memberikan tujuan (arahan yang berarti)
ke usaha kolektif, yang menyebabkan adanya usaha yang dikeluarkan
untuk mencapai tujuan (dalam Yukl, 2005:4).
b. Teori-teori kepemimpinan
1) Teori sifat adalah teori-teori yang mempertimbangkan berbagai sifat dan
karakteristik pribadi yang membedakan para pemimpin dari mereka
yang bukan pemimpin (Robbin dan Judge, 2008:49).
Teori sifat, menurut Ralph Stogdill dalam Nimran, 1999 (dalam Ardana
dkk., 2008:90) mengidentifikasi enam klasifikasi sifat kepemimpinan
yaitu:
a) karakteristik fisik (umur, penampilan, tinggi, berat badan dan
lain-lain),
b) latar belakang sosial (pendidikan,status sosial, mobilitas),
c) inteligensia
d) kepribadian (waspada, percaya diri, integritas pribadi),
e) karateristik hubungan tugas (kebutuhan prestasi tinggi, inisiatif,
orientasi tugas), dan
2) Teori Perilaku, dari aspek ini ada dua dimensi yang menonjol pada
persepsiseorang pemimpin yaitu:
a) inisiatifnya dalam menentukan dan mengorganisasikan struktur
tugas yang harus dilaksanakan oleh anak buah (gaya kepemimpinan
berorientasi pada tugas).
b) tingkat atensi, apresiasi, dukungannya terhadap kesejahteraan anak
buah (gaya kepemimpinan berorientasi karyawan).
3) Teori berdasarkan onse-ciri, menurut Djatmiko, 2002 (dalam Ardana
dkk., 2008:91) cirri-ciri teori ini antara lain adalah: pengetahuan yang
luas, kemampuan bertumbuh kembang, sifat yang inkustif, kemampuan
analitik, daya ingat yang kuat, ketrampilan berkomunikasi,keterampilan
mendidik, rasionalitas, keteladanan, kesedian menjadi pendengar,
adaptabilitas, ketegasan dan orientasi masa depan.
4) Teori kontingensi model Fiedler menurut Robins dan Coutler, 2004
(dalam Ardana dkk.,2008:94) kinerja kelompok yang efektif tergantung
pada perpaduan yang memadai antara gaya interaksi pemimpin dengan
anak buah dan derajat sejauh mana situasi member kendali dan
pengaruh kepada pemimpin itu.
Ada tiga pilihan dalam situasi kerja yang akan membantu menentukan
gaya kepemimpinan yang paling efektif yaitu:
a) hubungan pemimpin dengan anak buah
c) kewibawaan posisi pemimpin
5) Teori alur-tujuan, menurut Robbins dan Coutler, 2004 (dalam Ardana
dkk., 2004:95) bahwa tingkah laku seorang pemimpin itu dapat diterima
bawahan sejauh mana mereka menganggapnya sebagai sumber
kepuasan, entah kepuasan langsung atau kepuasan masa depan. Maka
menurut model ini perilaku/gaya kepemimpinan ada empat, yaitu:
a) direktif (mengarahkan, member bimbingan),
b) suportif (mendukung, bersikap bersahabat, perhatian terhadap
kebutuhan anak buah),
c) partisipatif (berunding dan memakai saran-saran bawahan),
d) berorientasi prestasi (mematok tujuan-tujuan yang menantang dan
berharap bawahan untuk bekerja keras).
6) Teori atribusi kepemimpinan, menurut Robbin dan Coutler, 2004 (dalam
Ardana dkk., 2008:95) bahwa kepemimpinan itu sekedar sebuah
keterangan yang dibuat orang mengenai individu-individu lain.
Pemimpin yang efektif menurut teori ini adalah orangnya konsisten,
tegas dalam keputusan, tekun dan teguh hati.
Faren dan koye (dalam wirjana dan Supardo, 2005:33) memaparkan
bahwa pemimpin masa kini dana yang akan datang harus mampu
(anabler). Mereka menjelaskan tindakan-tindakan apa yang harus di
lakukan dalam masing-masing peran di atas sebagai berikut:
1) Fasilitator
Fasilitator berkewajiban membantu anggota atau karyawan untuk
mengenal nilai-nilai karir mereka, minat-minat pekerjaan, dan
ketrampilan yang dapat “di pasarkan”. Membantu orang-orang
untuk mengerti pentingnya perencanaan jangka panjang tentang apa
yang mereka inginkan. Menciptakan suasana terbuka dan
penerimaan di mana seseorang dapat membicarakan
keprihatinannya mengenai pekerjaan. Membantu orang-orang
mengerti dan mengartikulasikan apa yang mereka inginkan dari
karya mereka.
2) Peramal
Peramal berkewajiban memberi informasi tentang organisasi,
profesi dan lungkup luasnya seperti industri atau gerakan sosial;
membantu mereka mendapatkan sumber-sumber informasi
tambahan; menunjukan kepada anggota atau karyawan seingga
mereka mengerti realitas kultur dan politik organisasi di mana
mereka bekerja; mengkonsumsikan arah strategik organisasi kepada
3) Penasihat
Seorang penasihat berkewajiban membantu anggota atau karyawan
di dalam mengidentifikasi tujuan karya atau karir yang baik;
membantu anggota atau karyawan memilih karya atau karir yang
realistis; menghubungkan tujuan karya atau karir dengan
persyaratan-persyaratan dan maksud strategik organisasi;
menunjukan sumber-sumber dukungan yang mungkin bisa didapat
dan halangan-halangan yang mungkin ditemui di dalam menjalani
karyawan atau karir.
4) Pengampu
Seorang pengampu berkewajiban membantu anggota atau
karyawannya untuk membuataction plan yang detail untuk
mencapai karyawan atau karir; membantu mereka mencapai tujuan
karya atau karir dengan mengatur kontak yang berguna dengan
orang-orang dari bidang organisasi atau bisnis lain.
3. Gaya Kepemimpinan
Tiga gaya kepemimpinan yang dikembangkan oleh Lewin, Lippit, dan
White (Abidin, 2009) yaitu:
a. Gaya Kepemimpinan Otokratik
Gaya kepemimpinan otokratik adalah kemampuan mempengaruhi
telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang akan dilakukan
semata-mata diputuskan oleh pimpinan. Pemimpin secara sepihak
menentukan peran serta apa, bagaimana, kapan, dan bilamana
berbagai tugas harus dikerjakan. Yang menonjol dalam gaya ini
adalah pemberian perintah. Pemimpin otokratik adalah seseorang
yang memerintah dan menghendaki kepatuhan. Ia memerintah
berdasarkan kemampuannya untuk memberikan hadiah serta
menjatuhkan hukuman.
Gaya ini kadang-kadang dikatakan kepemimpinan terpusat pada
diri pemimpin atau gaya direktif. Gaya ini ditandai dengan sangat
banyaknya petunjuk yang datangnya dari pemimpin dan sangat
terbatasnya bahkan sama sekali tidak adanya peran serta anak buah
dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
Adapun ciri-ciri gaya kepemimpinan otokratik adalah sebagai
berikut:
1) wewenang mutlak terpusat pada pemimpin
2) keputusan selalu dibuat oleh pemimpin
3) kebijakan selalu dibuat oleh pemimpin
4) komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada
bawahan
5) pengawasan terhadap sikap, tingkah lau, perbuatan atau
6) tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran
pertimbangan atau pendapat
7) tugas-tugas bawahan diberikan secara instruktif
8) lebih banyak kritik dari pada pujian, menuntut prestasi dan
kesetiaan sempurna dari bawahan tanpa syarat, dan cenderung
ada paksaan, ancaman, dan hukuman
b. Gaya Kepemimpinan Demokratik
Gaya kepemimpinan demokratik adalah kemapuan
mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai
kegiatan yang akan dilakukan,ditentukan bersama antara pimpinan
dan bawahan.
Gaya ini kadang-kadang disebut juga gaya kepemimpinan yang
terpusat pada anak buah, kepemimpinan dengan kesederajatan,
kepemimpinan konsultatif atau partisipatif. Pemimpin berkonsultasi
dengan anak buah untuk merumuskan tindakan keputusan bersama.
Adapun ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratik adalah sebagai
berikut:
1) Wewenang pemimpin tidak mutlak
2) Pemimpin bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada
3) Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan
bawahan
4) Komunikasi berlangsung secara timbal balik, baik yang terjadi
antar pimpinan dan bawahan maupun sesama bawahan
5) Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau
kegiatan para bawahan dilakukan secara wajar
6) Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan
7) Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran,
pertimbangan atau pendapat
8) Tugas-tugas kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat
permimtaan dari pada instruksi
9) Pimpinan memperhatikan dalam bersikap dan bertindak, adanya
saling percaya, dan saling menghormati
c. Gaya kepemimpinan Lissez-faire
Gaya ini mendorong kemampuan anggota untuk mengambil
inisiatif. Kurang interaksi dan kontrol yang dilakukan oleh
pemimpin, sehingga gaya ini hanya bisa berjalan apabila bawahan
memperlihatkan tingkat kompetensi dan keyakinan akan mengejar
tujuan dan sasaran cukup tinggi. Dalam gaya kepemimpinan ini,
pemimpin sedikit sekali menggunakan kekuasaannya atau
Adapun ciriciri gaya kepemimpian Laisssez Faire adalah sebagai
berikut:
1) Bawahan diberikan kelonggaran atau fleksibel dalam
melaksanakan tugas-tugas, tetapi dengan hati-hati diberi batasan
serta berbagai prosedur
2) Bawahan yang telah berhasil menyelesaikan tugas-tugasnya
diberikan hadiah atau penghargaan, disamping adanya
sanksi-sanksi bagi mereka yang kurang berhasil
3) Hubungan antara atasan dan bawahan dalam suasana yang baik
secara umum manajer bertindak cukup baik
4) Manajer menyampaikan berbagai peraturan yang berkaitan
dengan tugas-tugas atau perintah, dan sebaliknya para bawahan
diberikan kebebasan untuk memberikan pendapatnya
4. Motivasi
a. Ada beberapa pengertian motivasi diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Menurut Samsudin (2005:281) motivasi adalah proses mempengaruhi
atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau sekelompok kerja
agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan.
2) Menurut Robbins dan Coutler, 2004 (dalam Ardana dkk., 2008:30),
tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan
upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individu tertentu.
b. Banyak pakar yang telah menulis tentang berbagai faktor yang
mempengaruhi motivasi:
1) karakteristik individu
2) minat
3) sikap terhadap diri sendiri, pekerjaan, dan situasipekerjaan,
4) kebutuhan individual
5) kemampuan atau kompetensi
6) pengetahuan tentang pekerjaan
7) emosi, suasana hati, perasaan keyakinan dan nilai-nilai
c. Faktor-faktor pekerjan
1) Faktor lingkungan pekerjaan antara lain: gaji, kebijakan-kebijakan
perusahaan, supervisi, hubungan antara manusia, kondisi pekerjaan
seperti jam kerja dan budaya organisasi.
2) Faktor dalam pekerjaan antara lain: sifat pekerjaan, rancangan tugas/
pekerjaan, pemberian pengakuan terhadap prestasi, tingkat/besarnya
tanggung jawab yang diberikan, adanya pengembangan dan
kemajuan dalam pekerjaan, dan adanya kepuasan dari pekerjaan.
3) Menurut Robbins, 2001 (dalam Ardana dkk., 2008:32) membagi teori
motivasi menjadi dua bagian yakni teori-teori dini/awal tentang
d. Teori-teori dini/awal tentang motivasi
1) Teori Hirarki kebutuhan dari Abraham Maslow menghipotesiskan
bahwa pada diri manusia ada lima jenjang kebutuhan, yaitu sebagai
berikut:
a) kebutuhan fisiologis (sadang, pangan, papan, seks, dan lain-lain
kebutuhan pokok ragawi lainnya),
b) kebutuhan rasa aman (keselamatan dan perlindungan),
c) kebutuhan rasa sosial (berkumpul dan berkawan),
d) kebutuhan aktualisasi diri (pengembangan potensi secara
maksimal).
2) Teori X dan teori Y, Douglas Mc. Gregor mengemukakan dua
pandangan yang berbeda tentang manusia yaitu negative (X),
sementara yang lainnya adalah positif (Y).
1) menurut teori X, manajer mengandaikan karyawan/manusia itu
negatif, seperti: tidak suka pekerjan, malas, tidak suka tanggung
jawab, mengedepankan keamanan di atas semua faktor lain maka
karyawan dipaksa agar berprestasi.
2) menurut teori Y, karyawan/manusia cenderung positif,seperti:
suka pekerjaan,kreatif, bertanggung jawab, dan inovatif.
3) Teori motivasi – hygiene atau teori dua faktor, Frederick Herzbreg mengembangkan suatu teori yang disebut teori dua faktor, yang
(1) faktor higiene, yaitu faktor-faktor yang dapat menyebabkan
ataupun mencegah ketidakpuasaan yang pada hakekatnya terdiri
atas faktor ekstrinsik dari pekerjaan.
(2) faktor motivator, yaitu faktor-faktor yang betul-betul membawa
pada pengembangan sikap positif dan pendorong pribadi
(bersifat intrinsik).
4) Teori kontemporer tentang motivasi,diantaranya yaitu:
a) Teori ERG oleh Clayton Aldefer merupakan modifikasi dan
pengurangan dari lima jenjang kebutuhan inti yaitu:
(1) eksistensi, yang oleh Maslow meliputi kebutuhan faalidan
rasa aman.
(2) hubungan sama dengan kbutuhan sosialnya Maslow.
(3) pertumbuhan, mencakup kebutuhan penghargaan serta
aktualisasi diri dari Maslow.
5) Teori kebutuhan David McClallend mempunyai tiga kebutuhan yaitu:
a) kebutuhan akan prestasi adalah keinginan untuk melakukan
sesuatu dengan lebih baik, lebih efisien, dan lebih unggul.
b) kebutuhan akan kekuasaaan adalah keinginan untuk mengawasi
atau mengendalikan orang lain, mempengaruhi perilaku mereka
c) kebutuhan akan afilasi yaitu keinginan untuk membangun dan
memelihara hubungan yang bersahabat dan hangat dengan orang
lain.
6) Teori penetapan tujuan
Edwin Locke sekitar tahun 1960-an mengatakan bahwa
maksud-maksud untuk bekerja ke arah suatu tujuan merupakan sumber
utama dari motivasi kerja. Teori ini menguraikan hubungan antara
tujuan dengan prestasi kerja. Konsepnya adalah bahwa karyawan yang
memahami tujuan organisasi dapat berpengaruh terhadap perilaku
kerjanya.
7) Teori Penguatan
Bahwa perilaku adalah fungsi dari konsekuensi yang mengarah kepada
konsekuensi yang positif dan menghidari konsekuensi yang tidak
menyenangkan.
Ada tiga jenis penguatan yang dapat dipergunakan manajer untuk
memodifikasi motivasi anak buah yaitu sebagai berikut:
a) Penguatan positif: memberikan penghargaan plus kenaikan
imbalan atas prestasi bagus karyawan.
b) Penguatan negatif/penghindaran yaitu mencegah, menghilangkan
akibat yang tidak menyenangkan. Karyawan bekerja keras karena
c) Hukuman, menghindari pengulangan perilaku yang tidak
diinginkan. Misalnya terhadap karyawan yang datang terlambat
diberi peringatan “agar tidak mengulangi lagi”.
e. Hadiwiryo (2002:269) mengatakan bahwa indikator-indikator yang
membentuk motivasi sebagai berikut:
1) Penghargaan
Penghargaan atas suatu prestasi yang telah dicapai oleh seorang akan
memberikan kepuasan batin, sehingga orang akan berusaha agar lebih
berprestasi dengan harapan akan memperoleh tingkatan kepuasan
yang lebih tinggi.
2) Kesempatan
Kesempatan untuk maju dalam bentuk jenjang karier yang terbuka,
dari tingkat bawah sampai tingkat manajen puncak merupakan
perangsang yang cukup kuat bagi tenaga kerja. Bekerja tanpa harapan
atau kesempatan untuk meraih kemajuan atau perbaikan nasib, tidak
akan merupakan perangsang untuk berkinerja atau bekerja produktif.
3) Tanggung jawab
Adanya rasa ikut memiliki akan menimbulkan motivasi untuk merasa
bertanggung jawab secara benar terhadap kelangsungan hidup
organisasi di mana ia bekerja. Tanggung jawab diartikan sebagai
kewajiban melaksakan tugas sesuai dengan syarat yang telah
5. Kesejahteraan Karyawan
Setiap orang yang hidup selalu menginginkan kesejahteraan hidup
sebab dengan sejahtera hidupnya akan menjadi tenang dan tenang dan
tentram WJS Poerwodarminto (dalam Novia, 2009:6), kesejahteraan adalah
suatu kondisi aman sentosa dan makmur terhindar dari berbagai ancaman
dan kesulitan yang dirasakanseseorang yang telah melakukan sesuatu
pekerjaan di suatu tempat atau perusahaan.Jenis-jenis tunjangan dan
peningkatan kesejahteraan yaitu:
a. Menurut T.Hani Handoko (dalam Hariandja, 2005:280)
mengklasifikasikannya dengan:
1) time-off beneit yang meliputi hari-hari sakit,liburan,cuti, dan
alasan-alasan lainnya,
2) jaminan terhadap resiko ekonomi,
3) program-program pelayanan yang meliputi program rekreasi,
kreteria, perumahaan, beasiswa pendidikan, fasilitas pembelian,
conseling financial dan legal, dan lain-lainnya.
4) tunjangan-tunjangan yang diharuskan oleh undang-undang.
b. Menurut Gary Desler (dalam Hariandja, 2005:282) mengklasifikasikan
dengan:
1) upah untuk waktu tidak bekerja, asuransi pengangguran, cuti dan
2) tunjangan asuransi yang meliputi kompensasi karyawan, asuransi
jiwa, asuransi rumah sakit, medis, dan cacat,
3) tunjangan pensiun,
4) tunjangan dinas karyawan yang meliputi tunjangan jasa personal,
5) program tunjangan fleksibel yang meliputi prefensi karywan atas
aneka macam tunjangan dan pendekatan kafetaria.
Bila dilihat dari berbagai pendapat di atas, program kesejahteraan dapat
dikategorikan menjadi lima yaitu: pembayaraan upah tidak bekerja
dengan alasan tertentu, jaminan terhadap resiko kerja, program
peningkatan kesheatan dan kesejahteraan, program yang berkaitan
dengan pengembangan diri karyawan, dan tunjangan yang diharuskan
oleh undang-undang.
Dari uraian tentang teori kesejahteraan karyawan di atas, maka
dalam penelitian ini kesejahteraan karyawan yang dimaksud adalah:
a) Keamanan, meliputi rasa aman terhadap suasana kerja, pemberian
jaminan asuransi dan pelayanan usaha kesehatan.
b) Kesenangan, meliputi pemberian waktu rekreasi bersama, pemberian
cuti dan sebagainya.
c) Kemakmuran, meliputi pemberian gaji yang sesuai, pemberian
tunjangan kepada karyawan, atau kantin bagi karyawan, pemberian
6. Kinerja Karyawan
a. Ada beberapa pengertian kinerja karyawan diantaranya adalah sebagai
berikut:
1) Kinerja adalah hasil kerja dan kemajuan yang telah dicapai seorang
dalam bidang tugasnya (Usman, 2008:456). Kinerja artinya sama
dengan prestasi atau dalam bahasa Inggrisnya disebut performance.
2) Menurut Hikman, 1990 (dalam Usman, 2008:456), kinerja
merupakan tanda keberhasilan suatu organisasi dan orang-orang
yang ada dalam organisasi tersebut.
3) Stoner dan Freeman 1994 (dalam Usman, 2008:456)
mengemukakan bahwa kinerja adalah kunci yang harus berfungsi
secara efektif agar organisasi secara keseluruhan dapat berhasil.
4) Kotter dan Hesket, 1998 (dalam Usman,2008:456) mengartikan
kinerja sebagai hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang pegawai
dalam satuan waktu tertentu. Pandangan itu menunjukan bahwa
kinerja merupakan hasil karya nyata dari seseorang atau perusahaan
yang dapat dilihat, dihitung jumlahnya, dan dapat dicatat waktu
perolehannya.
b. Ada beberapa pengertian penilaian kinerja diantaranya adalah sebagai
berikut:
1) Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah yang dipakai oleh
karyawan (Simamora, 2004:238). Dalam penilaian kinerja dinilai
kontribusi karyawan kepada organisasi selama periode waktu
tertentu.
2) Penilaian kinerja adalah kegiatan pengukuran sebagai usaha
menetapkan keputusan tentang sukses atau gagal dalam melakukan
pekerjaan oleh seorang pekerja (Nawawi, 2005:237)
c. Tujuan penilaian kinerja
Ada beberapa tujuan penting dari program penilaian kinerja yaitu:
1) perbaikan hasil kerja,
2) memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengambil
tindakan-tindakan perbaikan untuk keningkatkan melalui feedback
yang diberikam oleh organisasi,
3) penyesuaian gaji,
4) keputusan untuk penempatan sesuai dengan keahliannya,
5) pelatihan dan pengembangan,
6) perencanaan karier dan mengidentifikasi kelemahan-kelemahan
dalam proses penempatan (Hariandja, 2005:195)
d. Hambatan penilaian kerja
Penilaian yang dilakukan dengan baik sesuai dengan fungsinya
akan sangat menguntungkan organisasi, yaitu akan dapat meningkatkan
baik ini terdapat beberapa tantangan (Hariandja, 2005:201), yaitu:
kesalahan penilaian, ketidaksiapan penilaian, ketidak efektifan praktek
dan kebijakan organisasi, dan formulir penilaian yang tidak baik.
e. Kesalahan Penilaian
Para ahli mengemukankan beberapa kecenderungan kesalahan penilaian
yang harus diperhatikan (Harianja, 2005:201) yaitu:
1) Hallo Effect, yaitu penyimpangan yang terjadi karena pendapat
pribadi/subjektif penilaian mempengaruhi penilaian hasil kerja.
2) The error of Central tendency, yaitu penilai tidak senang
memberikan penilaian jelak taua baik pegawai, sehingga cenderung
menilai secara rata-rata.
3) The leniency and strictness biases, yaitu penilai terlalu lunak atau
keras. Terlalu lunak mengakibatkan penilai cenderung memberikan
nilai terlalu tinggi, dan terlalu keras mengakibatkan penilai
memberikan nilai terlalu rendah sehingga tidak mencerminkan
pelaksanaan untuk kerja yang sesungguhnya.
4) Personal prejudice, yaitu penilaian didasarkan atau dipengaruhi
oleh prasangka-prasanga yang tidak baik terhadap suatu kelompok
masyarakat, misalnya suku atau jenis kelamin dari kelompok mana
pegawai berasal.
5) The recency effect, yaitu penilai mendasarkan penilaiannya pada
f. Meningkatkan kinerja
Implikasinya dari adanya sistem penilaian kinerja yang efektif dan
peningkatan kinerja yang ditimbulkan karena karyawan termotivasi.
Karyawan akan lebih disiplin, bertanggung jawab, jujur dalam bekerja,
setia terhadap perusahaan, meningkatkan prestasi kerja, memiliki
kepemimpinan yang lebih baik, meningkatkan dedikasi dan inisiatif
serta membangun kerja sama tim.
Beberapa indikator untuk mengukur sejauh mana pegawai mencapai
suatu kinerja secara individual menurut (Bernadin, 1993 dalam Crimson
Sitanggang, 2005) adalah sebagai berikut:
1) Kualitas: Tingkat dimana hasil aktifitas yang dilakukan mendekati
sempurna dalam arti menyesuaikan beberapa cara ideal dari
penampilan aktifitas ataupun memenuhi tujuan yang diharapkan
dari suatu aktifitas.
2) Kuantitas: Jumlah yang dihasilkan dalam istilah jumlah unit, jumlah
siklus aktifitas yang diselesaikan.
3) Ketepatan waktu: Tingkat suatu aktifitas diselesaikan pada waktu
awal yang diinginkan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil
output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktifitas
lain.
4) Efektifitas: Tingkat penggunaan sumber daya manusia, organisasi
mengurangi kerugian dari setiap unit dalam penggunaan sumber
daya.
5) Kemandirian: Tingkat dimana seorang pegawai dapat melakukan
fungsi kerjanya tanpa meminta bantuan bimbingan dari pengawas
atau meminta turut campurnya pengawas untuk menghindari hasil
yang merugikan.
6) Komitmen organisasi: Tingkat dimana pegawai mempunyai
komitmen kerja dengan organisasi dan tanggung jawab pegawai
terhadap organisasi.
B. Penelitian Sebelumnya
Di Indonesia penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
karyawan banyak dilakukan. Diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh:
a. Novia, Irma. 2009. Analisis pengaruh kesejahteraan karyawan terhadap
kinerja karyawan (studi empiris di PT AIR MANCUR Palur). Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui kesejahteraan karyawan di PT AIR
MANCUR Palur dan untuk mengetahui pengaruh kesejahteraan karyawan
terhadap kinerja karyawan di PT AIR MANCUR Palur air. Populasi
penelitian ini adalah seluruh karyawan dengan jumlah sampel 88 karyawan
dengan menggunakan teknik Conviniance sampling dan menggunakan
regresi sederhana. Dalam penelitian ini penulis menyatakan hasil
variable tunjangan kesejahteraan positif, Hasil ji t menunjukan bahwa
meliputi variable tunjangan kesejahteraan berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan. Hasil perhitungan untuk R2 dengan bantuan program
SPSS 10.0, dalam analasis regresi berganda diperoleh angka koefisien
determinasi atau R2 sebesar 0,343. Hal ini berarti 34,3% variasi perubahan
kinerja karyawan dijelaskan oleh variasi perubahan tunjangan kesejahteraan.
Sementara sisanya sebesar 65,7% diterangkan oleh faktor lain yang tidak
ikut terobservasi.
b. Regina Aditya Reza. 2010. Pengaruh Gaya kepemimpinan, motivasi dan
disiplin kerja terhadap kinerja karyawan adalah untuk mengethaui seberapa
besar pengaruh Gaya kepemimpinan, motivasi, disiplin kerja terhadap
kinerja karyawan PT Sinar Santosa Perkasa Banjarnegara. Populasi
penelitian ini adalah semua pegawai di PT Sinar Santosa Perkasa
Banjarnegara yang berjumlah 112 Karyawan. Dalam penelitian ini tidak
digunakan teknik sampling karena sampel yang diteliti adalah keseluruhan
dari populasi yang ada atau disebut dengan sensus. Sehingga sampel dari
penelitian ini adalah eluruh karyawan tiap bagian unit dalam PT Sinar
Santosa Perkasa. Dalam penelitian ini penulis menyatakan hasil
penelitiannya bahwa variable gaya kepemimpinan, motivasi, dan dispiplin
kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
pada PT Sinar Santosa Perkasa. Variabel motivasi menurut analisis data
Santosa Perkasa. nilai F hitung sebesar 50,113. Artinya bahwa secara
bersama-sama faktor kepemimpinan, motivasi dan displin kerja mempunyai
pengaruh terhadap kinerja karyawan di PT Sinar Santosa Perkasa. koefisien
determinasi (adjusted RR2) yang diperoleh sebesar 0,57. Hal ini berarti 57%
variasi variabel kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variable gaya
kepemimpinan, motivasi, dan disiplin kerja, sedangkan sisanya sebesar 43%
diterangkan oleh variabel lain yang tidak diajukan dalam penelitian ini.
C. Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka konseptual penelitian adalah kerangka berpikir yang dibuat oleh
penulis untuk menggambarkan hubungan variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian.Dalam kerangka konseptual menyertakan indikator-indikator
yang akan dipakai penulis sebagai acuan untuk menyusun pernyataan dalam
Kinerja Karyawan
(Y) Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Pengaruh Secara Parsial
Pengaruh SecaraSimultan
Gambar II.1
Kerangka Pemikiran
Dari gambaran kerangka diatas penulis ingin meneliti apakah terdapat pengaruh
antara gaya kepemipinan, motivasi, dan kesejahteraan karyawan terhadap kinerja
karyawan secara parsial maupun simultan. Secara parsial penulis ingin meneliti
pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi dan kesejahteraan karyawan terhadap Gaya Kepemimpinan (X1)
Otokratik
Demokratik
Lissez-faire
Kesejahteraan karyawan (X3)
kinerja karyawan. Sedangkan secara simultan penulis ingin meneliti pengaruh
gaya kepemimpinan, motivasi dan kesejahteraan karyawan secara bersama-sama
terhadap kinerja karyawan.
D. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara
terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga
harus diuji secara empiris, hipotesis berasal dari kata hypo yang berarti di bawah
dan thesa yang berarti kebenaran (Hasan, 2004:31).
Gaya kepemimpinan seorang pemimpin mempengaruhi kinerja
karyawan, seorang pemimpin harus mampu menggunakan gaya kepemimpinan
yang tepat dalam mengelola karyawan sehingga karyawan dapat memaksimalkan
kinerjanya. Kinerja karyawan yang maksimal akan membantu perusahaan kearah
tercapainya tujuan perusahaan.
Motivasi sangat dibutuhkan oleh setiap orang, tidak terkecuali dengan
karyawan. Mereka membutuhkan suatu motivasi yang dapat membantu untuk
meningkatkan kinerja mereka. Motivasi dapat dilakukan dengan memberikan
insentif dan berupa perlindungan-perlindungan lainnya. Apabila karyawan diberi
motivasi baik dari perusahaan maupun pemimpinnya maka akan mempengaruhi
kinerja mereka. Untuk itu antara perusahaan atau pemimpin harus dapat mengerti
Setiap orang yang hidup selalu menginginkan kesejahteraan hidup sebab
dengan hidupnya akan menjadi tenang dan tentram. Kesejahteraan adalah suatu
kondisi aman sentosa dan makmur terhindar dari berbagai macam ancaman dan
kesulitan yang dirasakan seseorang yang telah melakukan suatu pekerjaan
disuatu tempat atau perusahaan. Seperti yang dirasakan karyawan, apabila
perusahaan memperhatikan kesejahteraan karyawan makan akan berpengaruh
positif bagi kinerja mereka nantinya.
Berdasarkan alasan-alasan di atas, maka dalam penelitian ini penulis
menggunakan hipotesis 2 arah, kemudian mengajukan hipotesis yaitu:
H1: Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
H2: Motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
H3: Kesejahteraan karyawan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
H4: Gaya kepemimpinan, motivasi, dan kesejahteraan karyawan secara bersama-
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian studi
kasus.Penelitian studi kasus adalah suatu penelitian yang terinci mengenai
suatu obyek tertentu selama kurun waktu tertentu termasuk lingkungan dan
kondisi masa lalunya dengan cukup menyeluruh.
B. Subjek dan Obyek Penelitian
Subjek penelitian adalah karyawan PT Madubaru yang beralamat di Tromol
pos 49 Padokan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55181.Objek
penelitian adalah gaya kepemimpinan, motivasi, kesejahteraan karyawan dan
kinerja karyawan.
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksankan pada bulan April-Mei 2014 dan lokasi
penelitian dilakukan di PT Madubaru Yogyakarta.
D. Variabel Penelitian
1. Identifikasi variabel
a. Variabel Independen (X)
Variabel independen (bebas) adalah variabel yang menjelaskan atau
Variabel independen dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan,
motivasi, dan kesejahteraan karyawan.
b. Variabel Dependen ( Y )
Variabel dependen (tergantung) adalah variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independen (Umar, 2003 : 62). Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan.
2. Definisi operasional variabel (X1)
a. Gaya kepemimpinan(X1)
Gaya kepemimpinan yaitu sikap dan tindakan yang dilakukan
pemimpin dalam menghadapi bawahan.
1) Otokratik (X1,1)
Kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia
bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
dengan cara segala kegiatan yang akan dilakukan semata-mata
diputuskan oleh pimpinan. Melaluhi pengukuran
instrumentsebagai berikut :
a) Pemimpin selalu memberikan keputusan
b) Pemimpin sering mengkritik kinerja karyawan
c) Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan
Pembobotan dari masing-masing instrumen menggunakan
skala Likert :
Pernyataan Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
2) Demokratik (X1,2)
Kemapuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan, ditentukan
bersama antara pimpinan dan bawahan.
Melaluhi pengukuran instrumen sebagai berikut:
a) Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan
dan bawahan
b) Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan
saran, pertimbangan atau pendapat
c) Pimpinan memperhatikan karyawan dalam bersikap dan
Pembobotan dari masing-masing instrumen menggunakan skala
Likert :
3) Laissez-faire (X1,3)
Anggota untuk mengambil inisiatif. Melaluhi pengukuran
instrumen sebagai berikut:
a) Bawahan diberikan kelonggaran atau fleksibel dalam
melaksanakan pekerjaan dengan cara sendiri
b) Bawahan yang telah berhasil menyelesaikan
tugas-tugasnya diberikan hadiah atau penghargaan
c) Hubungan antara atasan dan bawahan adalam suasana
yang baik
Pernyataan Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Pembobotan dari masing-masing instrumen menggunakan
skala Likert :
Pernyataan Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
b. Motivasi (X2)
1) Penghargaan (X2,1)
Penghargaan atas suatu prestasi yang telah dicapi oleh seorang
akan memberikan kepuasan batin. Melaluhi pengukuran instrumen
sebagai berikut:
a) Pemberian penghargaan dari perusahaan untuk karyawan
berprestasi.
b) Kepuasan tersendiri apabila mendapat penghargaan dari
perusahaan.
c) Ingin selalu mendapatkan penghargaan atas pekerjaan yang
Pembobotan dari masing-masing instrumen menggunakan skala
Likert :
Pernyataan Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
2) Kesempatan (X2,2)
Bekerja jika tanpa harapan atau kesempatan untuk meraih
kemajuan atau perbaikan nasib, tidak akan merupakan perangsang
untuk berkinerja atau bekerja produktif. Melaluhi pengukuran
instrumen sebagai berikut:
a) Memperoleh kesempatan untuk mengikuti program studi
lanjut.
b) Memperoleh kesempatan untuk mengikuti program
pendidikan dan pelatihan.
Pembobotan dari masing-masing instrumen menggunakan skala
Likert :
Pernyataan Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
c. Kesejahteraan Karyawan (X3)
1) Keamanan (X3,1)
Meliputi rasa aman terhadap suasana kerja, pemberian jaminan
asuransi dan pelayanan usaha kesehatan. Melaluhi pengukuran
instrumen sebagai berikut:
a) Merasa aman dalam bekerja.
b) Jaminan asuransi yang di berikan perusahaan sudah baik.
c) Perusahan memberikan alat perlindungan diri untuk
Pembobotan dari masing-masing instrumen menggunakan skala
Likert :
Pernyataan Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
2) Kemakmuran (X3,3)
Meliputi pemberian gaji yang sesuai, pemberian tunjangan kepada
karyawan, atau kantin bagi karyawan, pemberian seragam kerja
kepada karyawan. Melaluhi pengukuran instrumen sebagai
berikut:
a) Gaji atau imbalan yang diterima sudah sesuai dengan
golongan masa kerja.
b) Tunjangan hari raya yang diberikan telah sesuai dengan
kinerja karyawan.
Pembobotan dari masing-masing instrumen menggunakan skala
Likert :
Pernyataan Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
d. Kinerja karyawan
Perbandingan hasil kerja nyata karyawan dengan standar kerja yang
telah ditetapkan oleh perusahaan. Melaluhi pengukuran instrumen
sebagai berikut:
1) Kualitas kerja lebih baik daripada karyawan lain
2) Kuantitas kerja melebihi rata-rata karyawan lain
3) Waktu lebih efisien daripada karyawan lain
4) Kemampuan yang dimiliki melebihi standar yang ditetapkan
5) Berusaha lebih keras
Pembobotan dari masing-masing instrumen menggunakan skala
Likert :
Pernyataan Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
E. Pengukuran variabel
Penulis memperoleh langsung data-data yang dibutuhkan berdasarkan dari
keterangan dan informasi yang diberikan kepada respoden melalui kuesioner
yang telah disebarkan dengan metode skor. Pemberian skor ini digunakan
sistem skala Likert yaitu :
Tabel Penilaian
Pernyataan Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Untuk mendapatkan skor dari setiap jawaban responden, setiap pernyataan
mempunyai 5 (lima) alternatif jawaban berurutan dan berjenjang dari jawaban dengan
kategori baik hingaa buruk.
1) Pernyataan tentang Gaya Kepemimpinan ada 9 (enam) item.
a) Sangat setuju (SS) = 5 x 9 item = 45
b) Setuju (S) = 4 x 9 item = 36
c) Netral (N) = 3 x 9 item = 27
d) Tidak setuju (TS) = 2 x 9 item = 18
e) Sangat tidak setuju (STS) = 1 x 9 item = 9
Dengan demikian nilai terendah dalam kuesioner pernyataan tentang gaya
kepemimpinan adalah 9 dan nilai tertinggi adalah 45. Maka dicari interval
dari gaya kepemimpinan tersebut dengan rumus sturges (dalam Andhika,
2005:34).
C
i=
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒𝑘
Keterangan:
Ci = interval kelas
Range = selisih batas dan bawah
k = banyaknya kelas
Interval kelasnya:
C
i=
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒𝑘
=
45−9Dengan skala gaya kepemimpinan sebagai berikut:
Skor 9 –≤ 21 adalah gaya kepemimpinan Otokratik
Skor > 21 –≤ 33 adalah gaya kepemimpinan Demokratik
Skor > 33 – 45 adalah gaya kepemimpinan Laissez Faire
2) Pernyataan tentang motivasi ada 6 (enam) item.
a) Sangat setuju (SS) = 5 x 6 item = 30
b) Setuju (S) = 4 x 6 item = 24
c) Netral (N) = 3 x 6 item = 18
d) Tidak setuju (TS) = 2 x 6 item = 12
e) Sangat tidak setuju (STS) = 1 x 6 item = 6
Dengan demikian nilai terendah dalam kuesioner pernyataan tentang
motivasi adalah 6 dan nilai tertinggi adalah 30. Maka dicari interval dari
motivasi tersebut dengan rumus sturges (dalam Andhika, 2005:34).
C
i=
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒𝑘
Keterangan:
Ci = interval kelas
Range = selisih batas dan bawah
k = banyaknya kelas
Interval kelasnya:
C
i=
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒𝑘
=
30−6Dengan skala motivasi sebagai berikut:
Skor 6 –≤ 14 adalah motivasi rendah
Skor > 14 –≤ 22 adalah motivasi sedang
Skor > 22 – 30 adalah motivasi tinggi
3) Pernyataan tentang kesejahteraan karyawan ada 5 (lima) item.
a) Sangat setuju (SS) = 5 x 5 item = 25
b) Setuju (S) = 4 x 5 item = 20
c) Netral (N) = 3 x 5 item = 15
d) Tidak setuju (TS) = 2 x 5 item = 10
e) Sangat tidak setuju (STS) = 1 x 5 item = 5
Dengan demikian nilai terendah dalam kuesioner pernyataan tentang
kesejahteraan karyawan adalah 5 dan nilai tertinggi adalah 25. Maka
dicari interval dari kesejahteraan karyawan tersebut dengan rumus sturges
(dalam Andhika, 2005:34).
C
i=
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒𝑘
Keterangan:
Ci = interval kelas
Range = selisih batas dan bawah
k = banyaknya kelas
Interval kelasnya:
C
i=
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒𝑘
=
25−5Dengan skala kesejahteraan karyawan sebagai berikut:
Skor 5 –≤ 11,6 adalah kesejahteraan karyawan rendah
Skor > 11,7 –≤ 18,3 adalah kesejahteraan karyawan sedang
Skor > 18,4 – 25 adalah kesejahteraan karyawan tinggi
4) Pernyataan tentang kinerja karyawan ada 7 (tujuh) item.
a) Sangat setuju (SS) = 5 x 7 item = 35
b) Setuju (S) = 4 x 7 item = 28
c) Netral (N) = 3 x 7 item = 21
d) Tidak setuju (TS) = 2 x 7 item = 14
e) Sangat tidak setuju (STS) = 1 x 7 item = 7
Dengan demikian nilai terendah dalam kuesioner pernyataan tentang
kinerja karyawan adalah 7 dan nilai tertinggi adalah 35. Maka dicari
interval dari kinerja karyawan tersebut dengan rumus sturges (dalam
Andhika, 2005:34).
C
i=
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒𝑘
Keterangan:
Ci = interval kelas
Range = selisih batas dan bawah
Skor 7 – 16,3 adalah kinerja karyawan rendah
Skor > 16,3 –≤ 25,6 adalah kinerja karyawan sedang
Skor > 25,7 – 35 adalah kinerja karyawan tinggi
F. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisai yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (sugiyono, 2009:61).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang ada PT. Madu
baru yaitu sebanyak 200 Karyawan.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Arikunto, 1996 (dalam Riduwan, 2009:218) mengemukakan bahwa
untuk sekedar ancer-ancer makan apabila subjek kurang dari 100, maka lebih
baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil anatara 10%-15% atau
20-25% atau lebih.
Surakhmad (1994) berpendapat apabila ukuran populasi sebanyak kurang dari
100, maka pengambilan sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran
populasi. Apabila ukuran populasisama dengan atau lebih dari 1000, ukuran
Menurut pendapat di atas, maka penentuan jumlah sampel dapat dirumuskan
sebagai berikut :
S = 15% +1000 − 100 ∙1000 − n (50% − 15%)
Keterangan :
S = Jumlah sampel yang diambil
n = Jumlah anggota populasi
Adapun penghitungannya :
S = 15% +1000 − 200
1000 − 100 ∙(50% − 15%)
= 15% +800
900∙ (35% )
= 15% + 0.311
= 15% + 31.11%
= 31.26%
Jadi, jumlah sampel sebesar 200 X 31.26% = 62.52 = 62 karyawan
G. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling yang akan digunakan penelitian ini adalah sampling
non-probabilitas yaitu cara pengambilan sampel yang tidak berdasarkan peluang
artinya kemungkinan setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel
tidak sama. Dalam hal ini sampling non-probabilitas yang digunakan adalah