• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh efektivitas kepemimpinan, dukungan organisasi dan program pengembangan karir terhadap kepuasan kerja karyawan : studi kasus pada karyawan RS. Stella Maris Makassar - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh efektivitas kepemimpinan, dukungan organisasi dan program pengembangan karir terhadap kepuasan kerja karyawan : studi kasus pada karyawan RS. Stella Maris Makassar - USD Repository"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

   

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

   

   

Oleh:

Elisabet Ersi

NIM: 082214008

     

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

   

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

   

   

Oleh:

Elisabet Ersi

NIM: 082214008

     

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

Agar dapat membahagiakan seseorang, isilah tangannya dengan kerja, hatinya dengan

kasih sayang, pikirannya dengan tujuan, ingatannya dengan ilmu yang bermanfaat,

masa depannya dengan harapan, dan perutnya dengan makanan.

Frederick E. Crane

Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan; jangan pula lihat masa depan dengan

ketakutan; tapi lihatlah sekitar anda dengan penuh kesadaran.

James Thurber

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberikan kekuatan

kepadaku”

(Filipi 4:13)

Skripsi ini dipersembahkan kepada

Kongregasi Suster-Suster Jesus Maria Joseph

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

PENGARUH EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN, DUKUNGAN ORGANISASI

DAN PROGRAM PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP

KEPUASAN KERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Karyawan RS. Stella Maris Makassar

dan diajukan untuk diuji pada tanggal 25 Oktober 2010 adalah hasil karya saya.

Dengan ini, saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak

terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara

menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang

menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui

seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau

keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain

tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

Bila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut maka

saya bersedia menerima sanksi yaitu skripsi ini digugurkan, ijasah dikembalikan

kepada pimpinan Universitas Sanata Dharma dan gelar akademik yang saya peroleh

(S.E.) dibatalkan serta bila diperlukan bersedia diproses sesuai dengan

perundang-undangan yang berlaku (UU No 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).

Yogyakarta, 25 Oktober 2010

Yang membuat pernyataan,

(7)

Nama

:

Elisabet

Ersi

 

Nomor Mahasiswa

: 08 2214008

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN, DUKUNGAN ORGANISASI

DAN PROGRAM PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KEPUASAN

KERJA KARYAWAN

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa

perlu meminta ijin ataupun memberikan royalti kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 25 Oktober 2010

Yang menyatakan

(8)

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Panulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak.

Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1.

Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

2.

Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3.

Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku dosen pembimbing I, yang telah

mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati.

4.

Bapak Drs. L.Bambang Harnoto, M.Si selaku dosen pembimbing II, yang juga

telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati.

5.

Pimpinan Kongregasi Suster-Suster Jesus Maria Josep yang telah memberikan

kepercayaan dan tugas perutusan kepada penulis untuk mengembangkan diri

belajar di Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.

(9)

dukungan, semangat, perhatian, cinta dan doa selama penulis menjalankan tugas

perutusan studi di Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.

9.

Teman-teman yang telah memberikan dukungan, bantuan, perhatian serta

kerjasama yang baik selama menjalani tugas perutusan belajar di Fakultas

Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.

10.

Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena

keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna

menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan

masukan bagi rekan-rekan dalam menyusun skripsi.

(10)

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... x

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xi

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xii

HALAMAN ABSTRAK ... xiii

HALAMAN ABSTRACT ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.

Latar Belakang Masalah ... 1

B.

Rumusan Masalah ... 3

C.

Pembatasan Masalah ... 3

D.

Tujuan Penelitian ... 4

E.

Manfaat Penelitian ... 4

F.

Sistematika Penulisan ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A.

Landasan Teori ... 7

B.

Penelitian Sebelumnya ... 23

C.

Desain Penelitian ... 25

D.

Rumusan Hipotesis ... 26

(11)

E.

Populasi dan Sampel Penelitian ... 31

F.

Teknik Pengambilan Sampel ... 32

G.

Jenis Data ... 33

H.

Teknik Pengumpulan Data ... 33

I.

Teknik Pengujian Instrumen ... 34

J.

Teknik Analisis Data ... 36

K.

Uji Asumsi Klasik ... 37

L.

Uji F ... 39

M.

Uji t ... 41

N.

Koefisien Determinasi………. 44

BAB IV GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN ... 45

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 60

A.

Deskripsi Data dan Analisis ... 60

B.

Hasil Uji Statistik dan Pembahasan ... 65

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 81

(12)

IV.1 Kapasitas Tempat Tidur ... 53

IV.2 Jadwal pelayanan ... 56

IV.3 Jadwal Pelayanan Penunjang Medis ... 56

IV.4 Jumlah Karyawan ... 57

V.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 60

V.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Status ... 61

V.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 61

V.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan ... 62

V.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 63

V.6

Hasil Temuan Nilai Variabel Penelitian ……….. 64

V.7

Hasil Uji Validitas ... 66

V.8

Hasil Uji Reliabilitas ... 67

(13)
(14)

Lampiran 2 Struktur Organisasi ... 84

Lampiran 3 Kuesioner ... 85

Lampiran 4 Hasil Rekapitulasi Data dan Hasil Jawaban Karyawan ... 88

Lampiran 5 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 90

Lampiran 6 Uji Frequency Table ... 94

Lampiran 7 Asumsi Klasik ... 96

Lampiran 8 Analisis Regresi Linier Berganda ... 98

Lampiran 9 Tabel Distribusi F ... 99

Lampiran 10 Tabel Distribusi t ... 100

(15)

Studi Kasus pada Karyawan RS. Stella Maris Makassar

Elisabet Ersi

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara simultan efektivitas

kepemimpinan, dukungan organisasi dan program pengembangan karir terhadap

kepuasan kerja karyawan dan untuk mengetahui pengaruh secara parsial efektivitas

kepemimpinan, dukungan organisasi dan program pengembangan karir terhadap

kepuasan kerja karyawan. Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan yaitu pada 17 Mei

sampai 17 Juni 2010. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh

karyawan tetap RS. Stella Maris Makassar. Jumlah sampel yang diambil 78

responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik

analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, uji asumsi klasik,

uji F dan uji t. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil analisis data dengan bantuan program SPSS 17.0, hasil penelitian

dapat disimpulkan sebagai berikut: hasil analisis regresi diperoleh koefisien regresi

variabel efektivitas kepemimpinan, dukungan organisasi dan program pengembangan

karir berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan. Hasil penelitian juga

menunjukkan bahwa efektivitas kepemimpinan, dukungan organisasi dan program

pengembangan karir secara simultan dan secara parsial berpengaruh positif terhadap

kepuasan kerja karyawan.

(16)

Case Study of Stella Maris Makassar Hospital Employees

Elisabet Ersi

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

The purpose of this study is to know the simultaneous effect of leadership

effectiveness, organizational support, and career development program to the

employees’ job satisfaction, and to know the partial effect of leadership effectiveness,

organizational support and career development program to the employees’ job

satisfaction. This study took place for one month, that was, from Mei 17 until June

17, 2010. The populations involved in this study were all permanent employees of

Stella Maris Makassar Hospital. The sample populations were 78 respondents. This

sample was taken on the basis of purposive sampling. Data analysis technique was

multiple regression, classic assumption test, F-test and t-test. The data was gathered

through the use of questionnaires and documentation. Based on the data analysis,

with the use of SPSS 17.0, the following are the results of the study: The result of

regression analysis is that regression coefficient for variables leadership

effectiveness, organizational support and career development program have positive

effect to the employees’ job satisfaction. The result of the investigation also shows

that simultaneous and partial leadership effectiveness, organizational supports and

career development program have positive effect to the employees’ job satisfaction.

Keywords

: leadership effectiveness, organizational support, career development

(17)

A. Latar Belakang Masalah

Dalam menghadapi perubahan lingkungan yang begitu cepat dan

persaingan dunia bisnis yang semakin ketat, karyawan atau orang-orang yang

bekerja dalam organisasi merupakan salah satu keunggulan kompetitif dan

elemen kunci yang penting untuk meraih kesuksesan dalam bersaing dan

mencapai tujuan. Oleh karena itu, organisasi perlu mengembangkan dan

mempertahankan karyawan-karyawan yang berkualitas agar tetap unggul

dalam persaingan.

Pengelolaan SDM hendaklah mendapatkan prioritas utama karena SDM

merupakan asset penting dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Setiap

organisasi pasti ingin menarik dan mempekerjakan tenaga kerja yang

berkualitas. Akan tetapi, mereka juga harus memanfaatkan sumber daya yang

tersedia dengan sebaik-baiknya, karena kegagalan seorang karyawan dalam

melaksanakan tugasnya belum tentu disebabkan oleh ketidakmampuan

karyawan tersebut, tetapi bisa juga terjadi karena ketidakefektifan

kepemimpinan, kurangnya dukungan organisasi dan program pengembangan

karir mereka.

Efektivitas kepemimpinan merupakan suatu hal yang sangat didambakan

oleh semua pihak yang berkepentingan dalam keberhasilan organisasi, karena

(18)

saja, tetapi mereka harus mampu menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka

dengan situasi yang kongkrit, yaitu melihat keadaan para karyawan dan

lingkungan sekitar baik internal maupun eksternal.

Karyawan sebagai individu yang bekerja dalam organisasi adalah

orang-orang yang memiliki motivasi, persepsi, keahlian dan nilai-nilai, oleh karena

itu perlu dukungan dari organisasi agar mereka dapat melaksanakan tugasnya

dengan baik dan optimal sehingga pada akhirnya merasakan kepuasan. Setiap

orang yang bekerja pada suatu organisasi akan memiliki sejumlah harapan

sebagai balas jasa atas pengorbanan atau prestasi yang telah diberikannya.

Salah satu diantaranya adalah harapan untuk meraih posisi/jabatan yang lebih

tinggi atau baik dari posisi/jabatan sebelumnya. Pengembangan karir

merupakan aktivitas kepegawaian yang membantu karyawan merencanakan

karir masa depan mereka di organisasi agar organisasi dan karyawan yang

bersangkutan dapat mengembangkan diri secara maksimum. Bilamana hal-hal

yang telah disebutkan di atas dapat terlaksana dengan baik diharapkan

kepusan kerja karyawan dapat tercapai.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengambil

judul “Pengaruh Efektivitas Kepemimpinan, Dukungan Organisasi, dan

Program Pengembangan Karir terhadap Kepuasan Kerja Karyawan: Studi

(19)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka dapat

dirumuskan masalah yang akan diteliti yaitu:

1. Apakah efektivitas kepemimpinan, dukungan organisasi, dan program

pengembangan karir secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan kerja

karyawan?

2. Apakah efektivitas kepemimpinan, dukungan organisasi, dan program

pengembangan karir secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan kerja

karyawan?

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan dan

pemecahan masalah terarah maka penulis membatasi penelitian pada:

1. Efektivitas kepemimpinan yang meliputi hubungan pimpinan-bawahan,

struktur tugas, dan kekuatan posisi pemimpin.

2. Dukungan organisasi yang meliputi keadilan dalam penilaian prestasi

kerja, pemanfaatan pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan dukungan

supervisor pada pengembangan karir.

3. Program pengembangan karir meliputi peran organisasi dan karyawan

dalam perencanaan karir.

4. Kepuasan kerja karyawan yaitu keadaan emosional yang menyenangkan

atau tidak menyenangkan bagi para karyawan dalam memandang

(20)

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan efektivitas kepemimpinan,

dukungan organisasi, dan program pengembangan karir terhadap kepuasan

kerja karyawan.

2. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial efektivitas kepemimpinan,

dukungan organisasi, dan program pengembangan karir terhadap kepuasan

kerja karyawan.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Organisasi

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

RS. Stella Maris dalam menentukan kebijakan selanjutnya tentang

efektivitas kepemimpinan, bentuk-bentuk dukungan organisasi dan

program pengembangan karir guna meningkatkan kepuasan kerja

karyawan.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Sebagai bahan referensi bagi perpustakaan Sanata Dharma dan bahan

pembanding bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian sejenis.

3. Bagi Penulis

Dengan adanya penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan

penulis tentang efektivitas kepemimpinan, dukungan organisasi dan

(21)

F. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan tentang teori-teori yang mendukung penulisan

skripsi ini yang meliputi uraian secara teoritis terhadap masalah

penelitian. Beberapa pokok bahasan diantaranya adalah tentang

efektivitas kepemimpinan, dukungan organisasi, program

pengembangan karir, kepuasan kerja karyawan, penelitian

sebelumnya dan kerangka berpikir dan hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis penelitian, subjek dan objek penelitian,

lokasi dan waktu penelitian, variabel penelitian, definisi

operasional, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel,

teknik pengumpulan data, teknik pengujian instrumen dan teknik

analisis data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM RS. STELLA MARIS MAKASSAR

Bab ini berisi tentang jenis penelitian, data RS. Stella Maris Tahun

2009, visi-misi RS. Stella Maris Makassar, jenis-jenis pelayanan

RS. Stella Maris Makassar, daftar jadwal pelayanan RS. Stella

(22)

BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang deskripsi data dan analisi dan hasil uji

statistik serta pembahasan

BAB VI : KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

(23)

A. Kepemimpinan

1. Pengertian kepemimpinan

Menurut Herujito (2006:179) kepemimpinan adalah seni

kemampuan mempengaruhi perilaku manusia dan kemampuan

mengendalikan orang-orang dalam organisasi agar perilaku mereka

sesuai perilaku yang dinginkan oleh pimpinan. Rost (dalam Sulistiyani,

2008:12) mendefinisikan kepemimpinan sebagai sebuah hubungan yang

saling mempengaruhi di antara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang

menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya.

Sedangkan menurut Nawawi (dalam Pasolong, 2008:4) kepemimpinan

adalah kemampuan atau kecerdasan mendorong sejumlah orang (dua

orang atau lebih) agar bekerja sama melaksanakan kegiatan-kegiatan

yang terarah pada tujuan bersama.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

kepemimpinan adalah kemampuan menggunakan berbagai cara atau gaya

untuk mempengaruhi perilaku para pengikut/bawahan dalam melakukan

(24)

2. Fungsi-fungsi kepemimpinan

Menurut Adair (2008:11) fungsi-fungsi kepemimpinan, adalah

sebagai berikut:

a. Perencanaan, yaitu mencari semua informasi yang tersedia,

mendefinisikan tugas, maksud atau tujuan kelompok, membuat

rencana yang dapat terlaksana.

b. Pemrakarsaan, yaitu memberikan pengarahan pada kelompok

mengenai sasaran dan rencana, menjelaskan mengapa menetapkan

sasaran atau rencana merupakan hal yang penting, membagi tugas

pada anggota kelompok, menetapkan standar kelompok.

c. Pengendalian, yaitu memelihara antara kelompok, mempengaruhi

tempo, memastikan semua tindakan diambil dalam upaya meraih

tujuan, menjaga relevansi diskusi, dan mendorong kelompok

mengambil tindakan/keputusan.

d. Pendukung, yaitu mengungkapkan pengakuan terhadap orang dan

kontribusi mereka, memberi semangat pada kelompok/individu,

menciptakan semanta tim, meredahkan ketegangan dengan humor,

merukunkan perselisihan atau meminta orang lain menyelidikinya.

e. Penginformasian, yaitu memperjelas tugas dan rencana, memberi

informasi baru kepada kelompok, menerima informasi dari kelompok,

(25)

f. Pengevaluasian, yaitu mengevaluasi kelayakan gagasan, menguji

konsekuensi solusi yang diusulkan, mengevaluasi prestasi kelompok,

membantu kelompok mengevaluasi sendiri prestasi mereka

berdasarkan standar yang ada.

B. Efektivitas Kepemimpinan

Menurut Sulistiyani (2008:V) ada 4 (empat) komponen kepemimpinan

atau leadership yang menentukan bagaimakah kesuksesan dan keefektifan

seorang pemimpin, ialah: influencer yang ada pada diri si pemimpin (leader),

influence yang ada pada diri bawahan (follower), cara atau teknik

mempengaruhi (influence the behaviour) dan situasi (situation or

environment). Salah satu kriteria efektivitas kepemimpinan adalah

kemampuan mengambil keputusan tidak hanya diukur dengan ukuran

kuantitatif atau jumlah keputusan yang diambil tetapi yang digunakan adalah

keputusan yang bersifat praktis, realistik, dapat dilaksanakan dan

memperlancar usaha pencapaian tujuan organisasi.

Fiedler dalam Robbins dan Judge (2008:59)mengemukakan bahwa tiga

kemungkinan faktor-faktor yang menentukan situasional kunci efektivitas

kepemimpinan, yaitu:

1. Hubungan pimpinan-bawahan adalah tingkat kepatuhan, kepercayaan,

dan rasa hormat para anggota terhadap pemimpin mereka. Gaya

kepemimpinan yang berorientasi hubungan pimpinan-bawahan adalah

(26)

memotivasi bawahannya sehingga bawahan mampu mengikuti dan

melaksanakan apa yang diperintahkan, bukan karena terpaksa tetapi

dengan penuh kesadaran dan kesungguhan hati dengan demikian tujuan

organisasi tercapai dengan baik dan sekaligus membawa kepuasan bagi

bawahan itu sendiri.

2. Struktur tugas adalah tingkat sejauh mana penentuan pekerjaan

diproseduralkan, yaitu terstruktur atau tidak terstruktur. Gaya

kepemimpinan yang berorientasai pada tugas atau struktur tugas adalah

pemimpin memberikan petunjuk kepada bawahan, pemimpin selalu

mengadakan pengawasan secara ketat terhadap bawahan, pemimpin

meyakinkan kepada bawahan bahwa tugas-tugas harus dilaksanakan

sesuai dengan keinginannya, serta pemimpin lebih menekankan kepada

pelaksanaan tugas daripada pembinaan dan pengembangan bawahan.

3. Kekuatan posisi pimpinan adalah pengaruh yang berasal dari posisi

struktural formal seseorang dalam organisasi termasuk kekuatan untuk

mempekerjakan, memecat, mendisiplinkan, mempromosikan, dan

memberikan kenaikan gaji. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada

kekuatan posisi pemimpin adalah pemimpin yang sering menghindari

kekuasaan, bergantung pada kelompok untuk menetapkan tujuan

perusahaan, bisa memotivasi bawahan, bertanggung jawab dalam

menghadapi kejadian yang terjadi dalam perusahaan, dan bertanggung

(27)

C. Dukungan organisasi

Dukungan organisasi merupakan salah satu faktor yang dapat

mewujudkan kepuasan kerja karyawan. Ada berbagai macam cara yang dapat

dilakukan organisasi dalam memberikan dukungan terhadap karyawan, tetapi

penelitian ini hanya mengekspolarasi dukungan organisasi yang meliputi:

1. Keadilan dalam penilaian prestasi kerja

Keadilan (equity) adalah keadilan yang dirasakan dari apa yang

dilakukuan seseorang (masukan) dan apa yang diterima orang tersebut

(hasil) (Mathias dan Jackson, 2006:430). Sedangkan penilaian prestasi

kerja (performance appraisal) adalah proses melalui mana

organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan (Handoko,

2001:135).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulakan bahwa keadilan

penilaian prestasi kerja adalah usaha yang dilakukan seseorang/organisasi

agar setiap orang mampu merasakan hasil dari prestasi kerja atau dengan

kata lain setiap orang dapat menikmati hasil usahanya.

Dalam pelaksanaan penilain prestasi kerja, setiap organisasi

mempunyai standar tersendiri. Casio (dalam Alwi, 2008:194) memberikan

petunjuk mengenai pelaksanaan penilaian prestasi kerja yang efektif, yaitu

(28)

a. Relevansi (relevancy) berarti, penilaian harus menunjukkan kejelasan

hubungan antara standar kinerja yang harus dicapai karyawan dengan

tujuan organisasi dan kejelasan antara deskripsi tugas dengan item

penilaian yang tertera dalam formulir evaluasi.

b. Sensitivitas (sensitivity) berarti, penilaian harus menunjukkan

kemampuan untuk membedakan kinerja yang efektif dan kinerja yang

tidak efektif.

c. Reliabilitas, merupakan faktor yang jika diabaikan paling potensial

menimbulkan konflik interpersonal (appraisor dan appraisee) dan

konflik manajerial (bersifat fungsional pemimpin dan bawahan). Dalam

hubungan ini, data yaitu apa yang telah dikerjakan dan dalam kondisi

apa itu dikerjakan oleh bawahan, dan sumber data (dari kelompok,

supervisor) harus dapat dianalisis secara tepat berdasarkan alat evaluasi

yang berlaku dalam lingkungan organisasi.

d. Akseptabilitas adalah prinsip yang harus dipertimbangkan semua pihak

yang berkepentingan baik manajer maupun non manajer agar tidak

menimbulkan kesan bahwa penilaian berlangsung kurang fair. Hasil

penilaian harus diterima oleh semua pihak sebelum diambil keputusan

sukses atau tidak suksesnya seorang karyawan yang menjalankan tugas.

e. Practicality pada dasarnya merupakan prinsip dari satu instrumen

penilaian. instrumen itu biasanya terwujud dalam bentuk daftar aspek

kinerja yang dievaluasi dan skala hasil-hasilnya yang mudah

(29)

Adapun tujuan dari penilaian prestasi kerja, sebagai berikut:

a. Pengambilan keputusan administrasi seperti; seleksi, promosi, demosi,

retention, transfer, pemecatan, kenaikan gaji.

b. Pemberian pinalti seperti; bimbingan untuk meningkatkan motivasi dan

diklat untuk pengembangan keahlian

Kegunaan-kegunaan penilaian prestasi kerja (Handoko, 2001:135)

sebagai berikut:

a. Perbaikan prestasi kerja

Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan karyawan, manajer dan

departemen personalia dapat membetulkan kegiatan-kegiatan mereka

untuk memperbaiki prestasi.

b. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi

Evaluasi prestasi kerja membantu para pengambil keputusan dalam

menentukan kenaikan upah, pemberian bonus dan bentuk kompensasi

lainnya.

c. Keputusan-keputusan penempatan

Promosi, transfer dan demosi biasanya didasarkan pada prestasi kerja

masa lalu atau antisipasinya. Promosi sering merupakan penghargaan

terhadap prestasi kerja masa lalu.

d. Kebutuhan-kebutuhan latihan dan pengembangan

Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kebutuhan latihan.

Demikian juga, prestasi yang baik mungkin mencerminkan potensi

(30)

e. Perencanaan dan pengembangan karir

Umpan balik prestasi mengarahkan keputusan-keputusan karier, yaitu

tentang jalur karier tertentu yang harus diteliti.

f. Penyimpangan-penyimpangan proses staffing

Prestasi kerja yang baik atau jelek mencerminkan kekuatan atau

kelemahan prosedur staffing departemen personalia.

g. Ketidak-akuratan informasional

Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kesalahan-kesalahan

dalam informasi analisis jabatan, rencana-rencana sumberdaya manusia,

atau komponen-komponen lain system informasi manajemen

personalia. Menggantungkan diri pada informasi yang tidak akurat

dapat menyebabkan keputusan-keputusan personalia yang diambil tidak

tepat.

h. Kesalahan-kesalahan desain pekerjaan

Prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan suatu tanda kesalahan

dalam desain pekerjaan. Penilaian prestasi membantu diagnose

kesalahan-kesalahan tersebut.

i. Kesempatan kerja yang adil

Penilaian prestasi kerja secara akurat akan menjamin

(31)

j. Tantangan-tantangan eksternal

Kadang-kadang prestasi kerja dipengaruhi oleh factor-faktor di luar

lingkungan kerja, seperti keluarga, kesehatan, kondisi financial atau

masalah-masalah pribadi lainnya.

2. Pemanfaatan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan

Menurut Desyana (2005:166) apabila persepsi karyawan terhadap

pemanfaatan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan karyawan dalam

perusahaan meningkat, maka karyawan semakin mudah merasakan

kepuasan kerja yang semakin tinggi. Oleh karena itu, agar para karyawan

berkualitas setiap organisasi harus mengusahakan dan mengadakan

berbagai kegiatan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan

kemampuan mereka sehingga bisa berkontribusi dengan maksimal untuk

mencapai tujuan bersama baik individu maupun organisasi.

3. Dukungan supervisor pada pengembangan karir

Mathias dan Jackson (2006:136) dukungan supervisor yaitu

membangun hubungan positif dan membantu retensi karyawan dengan

berlaku adil dan tidak diskriminatif, yang memungkinkan adanya

fleksibilitas kerja dan keseimbangan kerja/kehidupan, memberikan

karyawan umpan balik yang mengakui usaha dan kinerja karyawan, dan

mendukung perencanaan pengembangan karir untuk para karyawan.

Dukungan supervisor sangat diperlukan untuk memotivasi karyawan,

apabila persepsi karyawan terhadap dukungan supervisor pada

(32)

merasakan kepuasan kerja dengan demikian karyawan dapat bekerja lebih

optimal. Peran serta organisasi dan karyawan dalam perencanaan karir

untuk mencapai tujuan karir karyawan dapat memberikan kepuasan bagi

karyawan karena mereka sungguh dipersiapkan untuk menemukan karir

mereka.

D. Program Pengembangan Karir

1. Pengertian pengembangan karir

Pengembangan karir adalah aktivitas kepegawaian yang membantu

pegawai-pegawai merencanakan karir masa depan mereka di dalam

organisasi agar organisasi dan pegawai yang bersangkutan dapat

mengembangkan diri secara maksimum. Pengembangan karir ini dapat

dilihat dari dua perspektif yaitu individu dan organisasi karena

pengembangan karir bukan hanya merupakan tanggung jawab karyawan

tetapi juga merupakan kewajiban dari organisasi untuk memberikan bantuan

dan memotivasi karyawan dalam pencapaian karir mereka.

Menurut Raja (dalam akses online: 12/04/2010) pengembangan karir

terdiri dari 2 elemen utama, yaitu:

a. Inisiatif organisasional, terdiri dari:

1) Sistem job posting

Job posting adalah proses teroganisasi yang memungkinkan karyawan

(33)

Mereka dapat merespon pengumuman dan posting untuk posisi yang

lowong, kemudian diseleksi bersama kandidat eksternal.

2) Aktivitas mentoring

Tujuan utama dari sistem mentoring adalah untuk mengenalkan para

karyawan (Junior) kepada jaringan pegawai senior dan

berpengalaman, yang mungkin dapat membimbing mereka dalam

pengembangan karir. Selain itu sistem mentoring membantu

mengklarifikasi ekspektasi yang diharapkan dari organisasi dan

kelemahan dari karyawan baru, serta menjadi media untuk berbagi

keahlian/pengalaman.

3) Career resourcee centers

Membantu karyawan untuk secara mandiri mendesain program

pengembangan karir yang paling sesuai dengan dirinya dan juga

memberikan self-directed, self paced learning bagi para karyawan dan

menyediakan/menyiapkan beragam layanan sumber daya guna

mendukung para karyawan dalam merancang langkah pengembangan

karirnya.

4) Manajer sebagai konselor karir

Inisiatif ini memiliki beberapa keuntungan khusus dalam

kaitannya dengan peran konseling karir. Dalam hal ini, sang manajer:

(a) Dapat membuat penilaian yang realistis mengenai

(34)

(b) Dapat menggunakan informasi dari penilaian kinerja sebelumnya

guna memberikan saran yang lebih realistis dalam proses

perencanaan karir.

(c) Telah memiliki pengalaman sebelumnya dalam mengambil

keputusan karir.

5) Workshop pengembangan karir

(a) Workshop pengembangan karir didesain untuk mendorong

karyawan dalam mengambil tanggung jawab dalam

pengembangan karir mereka dan juga merupakan sarana terbaik

untuk mengorientasikan karyawan terhadap aspek career/life

planing, suatu aspek yang merupakan komponen utama dari proses

pengembangan karir.

(b) Workshop pengembangan karir mencari jawaban untuk beberapa

pertanyaan mendasar, sebagai berikut:

(1) Dimanakah posisi karir Anda saat ini?

(2) Apa tujuan dan minat karir Anda?

(3) Dimanakah Anda ingin berada dalam karir Anda di masa yang

akan datang?

(4) Apa yang menjadi pilihan karir Anda?

(5) Pengetahuan dan kemampuan apa yang Anda perlukan untuk

mencapai tujuan karir Anda?

(6) Bagaimana rencana Anda untuk mengembangkan

(35)

(7) Apakah rencana Anda realistis? apa rintangannya? dan

bagaimana Anda akan mengelolah rintangan tersebut?

(8) Sejauh mana komitmen Anda dalam proses pengembangan

karir yang Anda ingin raih?

(9) Human resource planning dan forecasting

Dari analisis kebutuhan tersebut, kemudian dapat ditentukan

prioritas penempatan dan alokasi SDM yang tepat melalui

mekanisme manajemen karir.

b. Inisiatif individual (karyawan)

1) Perencanaan karir

(a) Perencanaan karir merupakan proses perumusan tujuan karir dan

sekaligus penyusunan rangkaian aktivitas pengembangan yang

akan membantu pencapaian tujuan karir.

(b) Perencanaan karir juga dapat dipandang sebagai proses personal

yang berisi 3 elemen:

(1) Broad life planning

(2) Development planning

(3) Performance planning

2) Career awareness

(a) Pada akhirnya, karyawan sendiri yang memiliki tanggung jawab

paling besar dalam merumuskan pengembangan karir bagi dirinya.

(b) Karyawanlah yang akan menentukan sendiri beragam pilihan

(36)

apakah mereka akan menerima penugasan pekerjaan khusus, atau

apakah mereka bersedia memenuhi target kinerja yang diharapkan,

dan juga apakah mereka bersedia ditraining/dikembangkan.

(c) Tugas dari praktisi HRD adalah untuk memberikan pengertian

atau informasi untuk membantu dalam pengambilan keputusan

karir formal. Praktisi HRD harus mengembangkan suasana dan

kultur yang kondusif untuk pertumbuhan serta iklim yang

mendorong pengembangan karir.

3) Pemanfaatan career resource center

(a) Career resource berfungsi untuk memberikan petunjuk pekerjaan,

referensi edukasional, dan panduan perencanaan karir yang

membantu karyawan dalam menentukan minat, nilai dan

kompetensi karir mereka.

(b) Dukungan dari career resource center ini dapat meningkatkan

efektivitas dan efisiensi perencanaan serta pengembangan karir

karyawan.

2. Manfaat pengembangan karir

Menurut Handoko (2001:127) manfaat pengembangan, sebagai

berikut:

a. Mengembangkan para karyawan yang dapat dipromosikan

Perencanaan karir membantu untuk mengembangkan suplai karyawan

(37)

b. Menurunkan perputaran karyawan

Perhatian terhadap karir individual akan meningkatkan kesetiaan

organisasional, sehingga menurunkan perputaran karyawan

c. Mengungkap potensi karyawan

Perencanaan karir mendorong para karyawan untuk lebih menggali

kemampuan-kemampuan potensial mereka karena mereka mempunyai

sasaran-sasaran karir tertentu.

d. Mendorong pertumbuhan

Berbagai rencana dan sasaran karir memotivasi para karyawan untuk

tumbuh dan berkembang.

e. Mengurangi penimbunan

Tanpa perencanaan karir, para manajer akan mudah “menimbun”

bawahan-bawahan kunci yang berketerampilan dan berprestasi kerja

tinggi.

f. Memuaskan kebutuhan karyawan

Dengan sedikit penimbunan dan meningkatnya kesempatan-kesempatan

untuk tumbuh bagi karyawan, kebutuhan-kebutuhan penghargaan

individual, seperti penghargaan dan prestasi, akan lebih terpuaskan.

g. Membantu pelaksanaan rencana-rencana kegiatan yang telah disetujui

Perencanaan karir dapat membantu para anggota kelompok agar siap

(38)

E. Kepuasan Kerja Karyawan

1. Pengertian Kepuasan Kerja

Kepuasan Kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang

positif yang merupakan hasil dari evaluasi pengalaman kerja seseorang

(Mathias dan Jackson, 2006:121). Sedangkan menurut Luthans (2006:243)

kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi karyawan mengenai seberapa

baik pekerjaan mereka memberikan hal yang dinilai penting.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja

adalah perasaan yang menyenangkan yang dialami oleh seseorang karena

harapan atau kebutuhan mereka terpenuhi.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja

Menurut Luthans (2006:244) ada lima dimensi pekerjaan telah

diidentifikasi untuk mempresentasikan karakteristik pekerjaan yang paling

penting di mana karyawan memiliki respons afektif, sebagai berikut:

a. Pekerjaan itu sendiri

Dalam hal di mana pekerjaan memberikan tugas yang menarik,

kesempatan untuk belajar, dan kesempatan untuk menerima tanggung

jawab.

b. Gaji

Sejumlah upah yang diterima dan tingkat di mana hal ini bisa

dipandang sebagai hal yang dianggap pantas dibandingkan dengan

(39)

c. Kesempatan promosi, kesempatan untuk maju dalam organisasi.

d. Pengawasan

e. Kemampuan penyelia untuk memberikan bantuan teknis dan dukungan

perilaku.

f. Rekan kerja

Tingkat di mana rekan kerja pandai secara teknis dan mendukung

secara sosial.

3. Manfaat kepuasan kerja

Menurut Luthans (2006:247) kepuasan kerja bukan hanya

mengurangi stres, tetapi juga dapat membantu meningkatkan kinerja,

mengurangi pergantian karyawan dan ketidakhairan.

F. Penelitian sebelumnya

1. Jurnal

Tony Wijaya. 2006. Pengaruh efektivitas kepemimpinan terhadap

kepuasan kerja karyawan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui penerapan strategi-strategi manajemen kepemimpinan

khususnya efektivitas kepemimpinan yang didasarkan pada faktor

situasional yang diharapkan mampu menjawab persoalan kepuasan kerja

karyawan. Penelitian dilakukan di Ramayana Departemen store

Yogyakarta dengan metode penelitian adalah metode sensus. Penelitian

ini mengambil sampel yang jumlahnya sama dengan besarnya populasi

(40)

validitas menggunakan metode korelasi product moment person,

sedangkan uji reliabilitas menggunakan cronbach alpha dengan alat

bantu statistik SPSS for windows versi 11. Analisis regresi berganda

untuk mengetahui besaranya pengaruh variabel faktor situasional

efektivitas kepemimpinan terhadap kepuasan kerja baik secara simultan

maupun secara parsial. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

semua variabel berpengaruh secara simultan maupun secara parsial

terhadap kepuasan kerja.

2. Jurnal

Desyana dan Harsiwi. 2005. Pengaruh dukungan organisasi dan program

formal pengembangan karir terhadap kepuasan kerja.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dukungan organisasi dan

program formal pengembangan karir terhadap kepuasan kerja baik secara

simultan maupun secara parsial. Obyek penelitian adalah karyawan PT.

Helsan Kriswana Sentosa Palu. Adapun populasi adalah seluruh

karyawan dengan sampel 100 orang. Metode pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan metode proportionate stratified random

sampling. Sedangkan skala pengukuran instrumen penelitian

menggunakan skala Likert yang didesain untuk menguji seberapa kuat

subyek setuju dan tidak setuju terhadap pernyataan dengan 5 skala

pilihan yang ada. Data yang masuk diuji validitas dan reliabilitasnya,

selanjutnya dianalisis dengan statistik deskriptif untuk profil responden

(41)

adanya hubungan dan keeratan hubungan faktor-faktor pengembangan

karir, serta regresi berganda untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor

pengembangan karir terhadap kepuasan kerja. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa semua variabel berpengaruh secara simultan

maupun secara parsial terhadap kepuasan kerja.

G. Kerangka Konseptual Penelitian

Untuk mempermudah memahami penelitian ini, maka dikemukakan

kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar II. 1 Kerangka Pemikiran

Keterangan:

= pengaruh simultan

= pengaruh parsial

Efektivitas kepemimpinan (X1) •hubungan pimpinan-bawahan •struktur tugas

•kekuatan posisi pimpinan

Dukungan organisasi (X2)

•keadilan dalam penilaian prestasi kerja •pemanfaatan pengetahuan, keterampilan,

dan kemampuan.

•dukungan supervisor pada pengembangan karir.

Program pengembangan karir (X3) •peran organisasi dalam perencanaan karir •Peran karyawan dalam perencanaan karir

(42)

H. Hipotesis

Efektivitas kepemimpinan, dukungan organisasi dan program

pengembangan karir merupakan faktor yang sangat penting untuk

meningkatkan kepusan kerja karyawan. Hubungan pemimpin bawahan

menjadi hubungan yang baik apabila bawahan menghargai, menyukai, dan

mendukung pemimpin serta bersedia mengikuti arahan pimpinan. Situasi

seperti ini akan menguntungkan pemimpin dalam mengefektifkan

kepemimpinannya.

Struktur tugas yang tinggi akan memberikan kontribusi pada situasi

yang menguntungkan pemimpin dalam memonitor dan mempengaruhi

perilaku karyawannya sehingga kerja pemimpin semakin efektif. kekuatan

posisi pemimpin berupa tingkat kewenangan pemimpin mengevaluasi

pelaksanaan kerja, dan memberikan penghargaan, promosi maupun

hukuman.

Semakin besar kekuasaan formal seorang pemimpin akan

meningkatkan pengendalian karyawan, hal ini membuat situasi semakin

efektif bagi pemimpin. Keadilan dalam penilaian prestasi kerja yang baik

akan meningkatkan prestasi kerja karyawan, karena karyawan yang

mengalami perlakuan yang adil menjadi puas dan berusaha memperbaiki

kinerjanya sehingga organisasi memperoleh karyawan yang berkualitas.

Apabila persepsi karyawan terhadap pemanfaatan pengetahuan,

(43)

semakin mudah merasakan kepuasan kerja yang tinggi di samping itu

organisasi juga semakin mudah memahami kualitas karyawannya.

Dukungan supervisor sangat diperlukan untuk memotivasi karyawan,

apabila persepsi karyawan terhadap dukungan supervisor pada

pengembangan karir meningkat, maka semakin mudah karyawan merasakan

kepuasan kerja dengan demikian karyawan dapat bekerja lebih optimal.

Peran serta organisasi dan karyawan dalam perencanaan karir untuk

mencapai tujuan karir karyawan dapat memberikan kepuasan bagi karyawan

karena mereka sungguh dipersiapkan untuk menemukan karir mereka.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat ditarik kesimpulan

sementara sebagai berikut;

H1: Efektivitas kepemimpinan, dukungan organisasi, dan program

pengembangan karir secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan

kerja karyawan.

H2: Efektivitas kepemimpinan, dukungan organisasi, dan program

pengembangan karir secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan

(44)

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian studi

kasus yaitu suatu penelitian terhadap obyek yang populasinya terbatas,

sehingga kesimpulan yang diambil berdasarkan penelitian yang hanya terbatas

pada obyek yang diteliti.

B. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian adalah karyawan RS. Stella Maris. Sedangkan obyek

yang akan ditelitih adalah efektivitas kepemimpinan, dukungan organisasi,

program pengembangan karir, dan kepuasan kerja karyawan.

C. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian: RS. Stella Maris

Jl. Somba Opu 273 Makassar, Sulawesi Selatan

(45)

D. Variabel Penelitian

1. Identifikasi variabel

Variabel independen atau variabel bebas (X1) adalah efektivitas

kepemimpinan yang meliputi hubungan pimpinan-bawahan, struktur

tugas, dan kekuatan posisi pemimpin. Dukungan organisasi (X2) meliputi

keadilan dalam penilaian prestasi kerja, pemanfaatan pengetahuan,

keterampilan, dan kemampuan serta dukungan supervisor pada

pengembangan karir. Program pengembangan karir (X3) meliputi peran

organisasi dalam perencanaan karir dan peran karyawan dalam

perencanaan karir. Sedangkan variabel dependen atau variabel tidak bebas

(Y) adalah kepuasan kerja karyawan yaitu keadaan emosional yang

menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi para karyawan dalam

memandang pekerjaan mereka.

2. Definisi operasional variabel

a. Efektivitas kepemimpinan (X1) adalah keefektifan kepemimpinan

yang berorientasi pada hubungan pimpinan-bawahan, struktur tugas,

dan kekuatan posisi pemimpin.

b. Dukungan organisasi (X2) adalah suatu usaha yang dilakukan untuk

mempengaruhi kepuasan kerja karyawan melalui keadilan dalam

penilaian prestasi kerja, pemanfaatan pengetahuan, keterampilan,

kemampuan dan dukungan supervisor pada pengembangan karir.

c. Program pengembangan karir (X3) adalah usaha yang dilakukan untuk

(46)

perilaku karyawan, sehingga karyawan siap memegang tanggung

jawab suatu pekerjaan di waktu sekarang maupun akan datang.

d. Kepuasan kerja karyawan (Y) yaitu keadaan emosional yang

menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi para karyawan dalam

memandang pekerjaan mereka.

3. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan Skala likert.

adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial

(Sugiyono dalam Wijaya, 2006:42). Jawaban responden dikuantitatifkan

dengan menggunakan skala Likert sebagai berikut:

a. Sangat setuju (SS) skor 5

b. Setuju (S) skor 4

c. Netral (N) skor 3

d. Tidak setuju (ST) skor 2

e. Sangat tidak setuju (STS) skor 1

Untuk mendapatkan skor dari setiap jawaban responden, setiap

pernyataan mempunyai 5 (lima) alternatif jawaban berurutan dan

berjenjang dari jawaban dengan kategori baik hingga buruk dengan

menggunakan interval kelas yang ditentukan sebagai seberikut:

           

(47)

Dengan interval kelas tersebut dapat dikelompokkan tingkat

kepentingan sebagai berikut:

1) Rata-rata nilai 1,0 – 2,3 : dikategorikan rendah.

2) Rata-rata nilai 2,4 – 3,7 : dikategorikan sedang.

3) Rata-rata nilai 3,8 – 5,1 : dikategorikan paling tinggi.

.

E. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian baik terdiri dari benda

yang nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupkan sumber data dan

memiliki karakter tertentu dan sama. Sedangkan sampel adalah bagian dari

populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari obyek yang merupakan

sumber data (Sukandarrumidi, 2002:47-50). Adapun populasi penelitian

adalah karyawan tetap RS. Stella Maris Makassar sebanyak 355 karyawan dan

yang akan diambil sebagai sampel adalah sebanyak 78 karyawan dengan

menggunakan rumus Slovin yaitu (Suliyanto, 2006:100):

2 1 Ne

N n

+ =

 

Keterangan:

n = jumlah sampel minimal

N = jumlah populasi

e = persentase kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan

sampel (10%). Menurut Adi, 2004:112 bahwa sampel yang relatif

(48)

Adapun perhitungannya: 2 ) 1 , 0 ( 355 1 355 + = n ) 01 , 0 ( 355 1 355 + = n 55 , 3 1 355 + = n 55 , 4 355 = n

n = 78, 02 ≈ 78 karyawan.

F. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling (pengambilan sampel berdasarkan tujuan) yaitu siapa

yang akan diambil sebagai anggota sampel diserahkan pada pertimbangan

pengumpul data yang berdasarkan atas pertimbangannya sesuai maksud dan

tujuan penelitian (Sukandarrumidi, 2002:65). Kriteria yang dimaksud adalah

karyawan tetap RS. Stella Maris bagian administrasi, medis dan non medis

dengan masa kerja 3 tahun ke atas.

Berdasarkan jumlah sampel yang telah dikemukakan di atas kemudian

dicari pengambilan sampel berstrata dengan memakai rumusan alokasi

proposional dari Sugiyono (dalam Riduwan, 2009:67) yaitu:

n N N ni = i.

(49)

ni = Jumlah sampel menurut stratum.

n = Jumlah sampel seluruhnya.

N1 = Jumlah populasi menurut stratum.

N = Jumlah populasi seluruhnya.

Adapun perhitungannya:

1. Administrasi = 167 : 355 x 78 = 36,69 ≈ 37 karyawan

2. Medis = 13 : 355 x 78 = 2,85 ≈ 3 karyawan

3. Non medis = 175 : 355 x 78 = 38,45 ≈ 38 karyawan +

Jumlah = 78 karyawan

G. Jenis Data

Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang

diperoleh langsung dari subyek yang ditelitih dan data sekunder yang

diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada di perusahaan.

H. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner (Angket) adalah suatu cara pengumpulan data dengan

menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka

akan memberikan respon terhadap daftar pertanyaan tersebut (Umar,

2003:92). Peneliti memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan

kepada para karyawan yang telah terpilih sebagai anggota sampel. Daftar

(50)

sudah disiapkan sehingga responden tinggal memilih jawaban yang sesuai

dengan situasi hidup mereka.

2. Dokumentasi, merupakan teknik pengumpulan data yang ditujukan kepada

subyek penelitian. Dokumentasi dibedakan menjadi dokumen primer dan

dokumen sekunder (Sukandarrumidi, 2002:78). Peneliti akan mencatat

data-data yang diperlukan baik berupa data primer maupun sekunder yang

berhubungan dengan masalah penelitian.

I. Teknik Pengujian Instrumen

Teknik pengujian instrumen pada penelitian ini adalah uji validitas dan

realibilitas. Teknik pengujian instrumen ini digunakan untuk mengetahui

apakah instrumen atau alat yang digunakan telah benar-benar mencerminkan

variabel atau atribut yang diulas. Software yang digunakan untuk menganalisis

data adalah dengan menggunakan software SPSS 17.0.

1. Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat

mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian ini dilakukan untuk mengukur

apa yang ingin diukur, sehingga instrumen tersebut dapat mengukur secara

benar. Pengujian validitas menggunakan korelasi product moment (Umar,

2003:103):

(51)

Keterangan:

r : koefisien korelasi

X : nilai dari variabel

Y : nilai total variabel

N : banyaknya responden

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat

pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan uji reliabilitas dengan menggunakan Cronbach

Alpha (Umar, 2003:103) sebagai berikut:

r1  1 ∑

Keterangan:

k = banyak item

∑S = jumlah varians item

S = varians total

instrumen dikatakan reliable bila nilai koefisien r lebih besar dari angka

(52)

J. Teknik Analisis Data

1. Analisis Regresi Berganda

Metode ini digunakan apabila variabel independen lebih dari dua dan

mempengaruhi secara bersama-sama, serta untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh positif antara variabel yang mempengaruhi kepuasan kerja

dengan efektivitas kepemimpinan, dukungan organisasi dan program

pengembangan karir.

Peneliti menggunakan metode ini karena di dalam penelitian ini

terdapat tiga variabel independen yang mempengaruhi faktor kepuasan

kerja, yaitu faktor efektivitas kepemimpinan, dukungan organisasi, dan

program pengembangan karir saling mempengaruhi secara simultan.

Rumus Regresi Berganda adalah

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan:

A = konstanta

b1, b2, b3 = koefisien regresi

Y = kepuasan kerja karyawan

X1 = efektivitas kepemimpinan

X2 = dukungan organisasi

X3 = program pengembangan karir

e = Suatu kesalahan berdistribusi normal dengan rata-rata 0,

(53)

K. Uji Asumsi Klasik

Secara teoritis, model yang digunakan dalam penelitian ini akan

menghasilkan nilai parameter model praduga yang sahih bila dipenuhi asumsi

klasik regresi. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji multikolonieritas,

uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji normalitas.

1. Uji Multikolonieritas

Uji multikolinieritas dimaksudkan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel bebas/independen

(Ghozali, 2007:91). Multikolinieritas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance

dan lawannya dan (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini

menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh

variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel

independen menjadi variabel dependen dan diregres terhadap variabel

independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen

yang terpilih tidak dijelaskan oleh variablel independen lainnya. Jadi nilai

tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/

tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF

> 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang masih

dapat ditolerir. Sebagai nilai tolerance = 0,10 sama dengan tingkat

(54)

2. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul

karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama

lainnya (Ghozali, 2007:95). Menurut Makridakis (dalam Sujianto,

2009:80) salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah

autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai

berikut:

a. 1,65 < DW < 2,35 maka tidak ada autokorelasi.

b. 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW 2,79 maka tidak dapat disimpulkan.

c. DW < 1,21 atau DW > 2,79 maka terjadi autokorelasi.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dan residual dari suatu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dan residual dari suatu

pengamatan kepengamatan yang lain, maka disebut homoskedastisitas dan

jika varian berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2007:105). Untuk

mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas pada suatu model dapat

dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Tidak terdapat

heteroskedastisitas jika: (1) penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak

(55)

angka 0 dan (3) titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di

bawah saja (dalam Sujianto, 2009:79).

4. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Cara

menguji normalitas residual dengan analisis grafik lewat SPSS.

Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat

penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik P-P Plot. Dasar

pengabilan keputusan sebagai berikut (Ghozali, 2007:110):

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/ atau tidak mengikuti

arah garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka

model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

L. Uji F

Untuk menguji hipotesis pertama, dilihat dari signifikan F hasil uji

regresi tersebut. Dari hasil hitungan linier berganda diperoleh parameter

dengan F. F hitung dimaksudkan untuk menguji model regresi atas pengaruh

variabel independen yaitu pengaruh efektivitas kepemimpinan dukungan

organisasi, dan program pengembangan karir secara simultan terhadap

(56)

yang ditolerir yaitu 5%. Apabila probabilitas tingkat kesalahan F hitung lebih

kecil dari tingkat signifikan yang ditolerir (signifikan 5%), maka model

regresi yang diuji adalah signifikan dalam menentukan variabilitas perilaku

konsumen sebagai variabel dependen. Uji Simultan (Uji F) dapat diukur

dengan menggunakan rumus (Hasan, 2004 : 107):

R /  n– k– 1 k  1 R²

Keterangan:

n = banyaknya sampel

k = banyaknya variabel bebas

R² = Koefisien korelasi linear berganda

Tahap-tahap untuk melakukan uji F adalah sebagai berikut:

1. Menentukan formulasi hipotesis

H0 : b1 : b2: b3 = 0 artinya variabel efektivitas kepemimpinan, dukungan

organisasi dan program pengembangan karir secara simultan tidak

berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.

H1 : b1 : b2: b3 minimal salah satu ≠ 0 artinya variabel efektivitas

kepemimpinan, dukungan organisasi dan program pengembangan karir

secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.

2. Menentukan tingkat signifikan (α)

Tingkat signifikansi α = 5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran yang

(57)

3. Menentukan F hitung dengan menggunakan SPSS atau rumus F hitung (Hasan,

2004 : 107):

R /   n– k– 1 k  1 R²

4. Menentukan F tabel

df 1 = m – 1 dan df 2 = n – m

m = jumlah variabel, n = jumlah sampel.

5. Kriteria pengujian

H0 ditolak (H1 diterima) apabila F hitung > F tabel pada α 0,05. Artinya

variabel efektivitas kepemimpinan, dukungan organisasi dan program

pengembangan karir secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan kerja

karyawan.

H0 diterima (H1 ditolak) apabila F hitung ≤ F tabel pada α 0,05. Artinya

variabel efektivitas kepemimpinan, dukungan organisasi dan program

pengembangan karir secara simultan tidak berpengaruh terhadap kepuasan

kerja karyawan.

M.Uji t

Sedangkan untuk menguji hipotesis kedua, dilihat dari signifikan t hasil

uji regresi tersebut. Uji t digunakan untuk menguji regresi secara parsial. Uji t

ini digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial terdapat pengaruh yang

signifikan antara variabel independen (efektivitas kepemimpinan, dukungan

(58)

(kepuasan kerja karyawan). Apabila tingkat signifikan lebih kecil dari 5%,

maka hipotesis yang diajukan diterima atau didukung.

Selanjutnya untuk mengetahui besar kecilnya pengaruh variabel

tersebut dapat diketahui dari besar kecilnya koefisien beta (β), koefisien ini

digunakan uantuk membandingkan kekuatan pengaruh masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependennya. Suatu variabel

independen disebut mendominasi pengaruh variabel independen yang lain

terhadap dependen, apabila memiliki koefisien beta (β) besar. Untuk

membuktikan apakah hipotesis diterima atau ditolak maka diadakan uji

signifikasi dengan uji statistik uji t (Hasan, 2004:103)dengan rumus sebagai

berikut:

t i = 1,2,3

Keterangan

bi = nilai koefisien regresi

Bi = nilai koefisien regresi untuk populasi

Sbi = simpangan baku koefisien regresi bi

Tahap-tahap melakukan uji t adalah sebagai berikut:

1. Menentukan formulasi hipotesis

H0 : b1 ; b2 ; b3 = 0 artinya variabel efektivitas kepemimpinan, dukungan

organisasi dan program pengembangan karir secara parsial tidak

(59)

H1 : b1 ; b2 ; b3≠ 0 artinya variabel efektivitas kepemimpinan, dukungan

organisasi dan program pengembangan karir secara parsial berpengaruh

terhadap kepuasan kerja karyawan.

2. Menetukan tingkat signifikansi (α)

Tingkat signifikansi α = 5%.

3. Menentukan t hitung dengan menggunakan SPSS atau rumus t hitung (Hasan,

2004:104):

t bS B

4. Menetukan t tabel

Tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat

kebebasan = n – 2

5. Kriteria pengujian

H0 ditolak (H1 diterima) apabila t hitung > t α/2. Artinya variabel efektivitas

kepemimpinan, dukungan organisasi dan program pengembangan karir

secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.

H0 ditolak (H1 ditolak) apabila t hitung ≤ t α/2. Artinya variabel efektivitas

kepemimpinan, dukungan organisasi dan program pengembangan karir

(60)

N. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) dari hasil regresi berganda

menunjukkan seberapa besar variabel dependen bisa dijelaskan oleh

variabel-variabel bebasnya (Santoso 2004:167).

Dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda maka

masing- masing variabel independen yaitu efektivitivitas kepemimpinan,

dukungan organisasi dan program pengembangan karir secara simultan

dan secara parsial mempengaruhi variabel dependen yaitu kepuasan kerja

karyawan yang dinyatakan dengan R2 untuk menyatakan koefisien

determinasi atau seberapa besar pengaruh efektivitivitas kepemimpinan,

dukungan organisasi dan program pengembangan karir terhadap variabel

(61)

A. Sejarah RS. Sakit Stella Maris Makassar

Terbentuknya RS. Stella Maris bermula dari nilai kasih yang tulus

dan membuahkan cita-cita luhur yang membuat keprihatinan dan

kepedulian akan penderitaan orang-orang kecil yang kurang mampu. Oleh

karena itu, sekelompok Suster JMJ Komunitas Rajawali mewujudkan

kasih dan cita-cita tersebut ke dalam suatu rencana untuk membangun

sebuah rumah sakit katolik yang berpedoman pada nilai-nilai injil.

Dalam perkembangannya, RS. Stella Maris Makassar memiliki 6

(enam) masa lintasan dalam sejarah, sebagai berikut:

1. Masa Pembangunan (1938-1939)

Awal berdirinya RS. Stella Maris diawali dengan pembelian sebidang

tanah oleh Suster Jesus Maria Jesus (JMJ) di jalan Strandsweg

(Penghibur), jalan Datuk Museng, dan Arendsweg (Lamadukelleng).

Tanah ini dibeli dari De Heer de Munnik. Selanjutnya dilakukan

pembangunan rumah sakit dan akhirnya pada tanggal 22 September

1939, rumah sakit ini diresmikan yang ditandai dengan peresmian

gedung “R.K.Z” (Rooms Katoliek Ziekenhuis) atau Rumah Sakit

(62)

2. Masa Pertumbuhan (1939-1942)

Pada masa ini, RS. Stella Maris dikelola secara sangat sederhana

dengan fasilitas yang masih minim bahkan belum ada direktur rumah

sakit. Untuk pelayanan rumah sakit perlu mendatangkan Dr Smit dan

perawatnya dari rumah sakit tentara. Masyarakat mulai mengenal

rumah sakit ini sebagai “R.K.Z” (Rooms Katoliek Ziekenhuis) atau

Rumah Sakit Katolik “Stella Maris”.

3. Masa Pendudukan (1942-1945)

Pada masa ini RS. Stella Maris dikuasai oleh tentara Jepang sehingga

namanya diganti menjadi “Makassar Minseibu Biong” (Rumah Sakit

Daerah Makassar) dan merupakan masa yang menegangkan, para

perawat dan pegawai rumah sakit tak dapat bekerja dengan tenang dan

aman karena berada di bawah kekejaman perang yang swaktu-waktu

dapat merenggut nyawa. Meskipun demikian, fungsinya masih tetap

untuk melayani masyarakat, bahkan berfungsi juga sebagai tempat

pendidikan perawat dan sudah dilengkapi dengan bagian-bagian seperti

Bedah Umum, Gynekologi, Interna, dan THT. Pada masa ini, rumah

sakit berada di bawah kepemimpinan Dr. Azzuma yang berkebangsaan

Jepang.

4. Masa Peralihan (1945-1947)

Pada masa ini, manajemen RS. Stella Maris beralih dari Jepang ke

tentara sekutu di bawah kendali pemerintah Hindia Belanda, dengan

(63)

kembali dan dilengkapi, seperti: pengadaan tempat tidur, meubelair, alat

tenun, verband, instrument, obat-obatan dan lain-lain sehingga dalam

situasi seperti ini rumah sakit tetap memberikan pelayanan yang baik.

5. Masa Perjuangan untuk Pengembalian (1947-1948)

Masa perjuangan pengembalian yang dimaksud adalah pengembalian

RS. Stella Maris dari pemerintah c.q Departemen kesehatan NIT kepada

para suster JMJ. Perjuangan pengembalian akhirnya berhasil setelah

kementrian kesehatan NIT menyetujui pengembalian RS. Stella Maris

kepada para Suster JMJ. Pada masa rumah sakit dipimpin oleh Dr.

HAPC. Oomen.

6. Masa Pembenahan dan Pengembangan (1948-kini)

Pada masa ini, untuk mempertahankan eksistensi RS. Stella Maris,

maka dilakukan perekrutan tenaga dengan cara pemberian beasiswa di

samping itu mendirikan sekolah keperawatan yang dikelolah oleh

rumah sakit sendiri. Untuk memperlancar pelayanan kepada pasien

didirikan asrama pegawai dalam kompleks rumah sakit, sehingga

perawat selalu siap setiap saat bila dibutuhkan. Kapasitas rumah sakit

berangsur-angsur ditingkatkan, melalui pengadaan fasilitas medik yang

sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

bidang kedokteran sedangkan tradisi dokter jaga rumah sakit mulai

sejak tahun 1965. Pada masa ini, dr.J.L Makalew menjadi direktur

(64)

dr. Piet Nara (1987-2003), dr. Viktor Trigno (2003-2009), dan dr.

Thomas Soharto, MMR (2009-sekarang).

Dalam pemberian pelayanan kesehatan, RS. Stella Maris tetap

memperhatikan fungsi sosialnya dengan ikut berperan serta dalam program

pemerintah, yaitu program jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat

(JPKM), meskipun sekarang ini rumah sakit memiliki orientasi profit

mengingat statusnya sebagai rumah sakit swasta di Makassar.

B. Data RS. Stella Maris Tahun 2009

1. Nama Rumah Sakit : RS. Stella Maris

2. Pemilik : Tarekat Soc. JMJ – Indonesia

3. Penyelenggara : Yayasan Ratna Miriam

4. Status Kepemilikan : Swasta Katolik

5. Kategori : Rumah Sakit Umum

6. Type/Kelas : C/Madya

7. Nomor Kode R.S : 7 3 7 1 0 6 3

8. Tanggal didirikan : 8 Desember 1938

9. Diresmikian : 22 September 1939

10. Kegiatan dimulai : 7 Januari 1940

11. Surat Ijin Penyelenggaraan

a. Nomor : HK. 07.06/III/4034/08

b. Tanggal : 7 November 2008

(65)

d. Status : Ijin Tetap – Perpanjangan (5 tahun)

12. Surat Ijin Pemakaian Sumber Radiasi (X-Ray)

a. Nomor : 016/PS/1501/01

b. Tanggal : 29 Januari 2001

c. Dari : Badan Tenaga Atom Nasional

d. Masa berlaku : 2 (dua) tahun

13. Sertifikat Akreditasi

a. Yang Baru : Sementara dalam proses

b. Yang Lama

1. Nomor : YM.00.03.3.5.8728

2. Tanggal : 10 September 1998

3. Status : Akreditasi Penuh

4. Dari : Departemen Kesehatan RI

5. Masa berlaku: 3 (tiga) tahun

14. Alamat : Jl. Somba Opu No. 273

Kelurahan Losari

Kecamatan Ujung Pandang

Kota Makassar

Provinsi Sulawesi Selatan

Kode Pos 90001

15. Telepon/Faximile : (0411) 854341-871391-873346

Faximail: (0411) 859545

(66)

16. Luas tanah – Bangunan : Luas Tanah: 1,99537 ha

Luas Bangunan RS: 14.658 m2

17. Sumber Air Bersih

a. Air PAM, kapasitas 5 liter/detik

b. Air tanah (dangkal)

18. Sumber Tenaga Listrik

a. PLN, kapasitas 3x335 KVA

b. Gen

Gambar

Tabel Judul
Gambar II. 1
Tabel IV.1
Tabel IV.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nilai median atau nilai tengah diperoleh dengan mencari nilai tengah dari frekuensi yang totalnya ada 29, yang berarti nilai tengahnya berada pada frekuensi ke 15.. Dari tabel

2010 metų egzamino statistinė analizė: 2010 metų lietuvių kalbos (gimtosios) valstybinio brandos egza - mino rezultatų statistinė analizė. Literatūrinis ugdymas šiandienos

Kesimpulan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan ini adalah ada peningkatan prestasi belajar Teknologi Perkantoran pada siswa kelas X OTKP 1 SMK Negeri 2

(1) Standar Kompetensi Kerja Khusus dan/atau Standar Kompetensi Kerja Internasional yang telah diregistrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) digunakan untuk

Save the Children bersama dengan Dinas Sosial serta bantuan pihak kepolisian juga tidak hanya melakukan penjangkauan dilokalisasi-lokalisasi yang diindikasi

MEMPERHATIKAN : Usulan dari Dekan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya tentang tenaga pengajar matakuliah di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya pada semester

Data selisih skor plak yang diperoleh kemudian diuji menggunakan Independent t test dan menunjukkan p=0,002 (p&lt;0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan

beberapa faktor dengan luaran (outcome) pada anak yang terinfeksi HIV, dilakukan analisis multivariat, ternyata faktor stadium klinis saat diagnosis ditegakkan