• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL ETIKA PROFESI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL ETIKA PROFESI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

i

MODUL

ETIKA PROFESI

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI STMIK NUSA MANDIRI

JAKARTA 2020

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Modul Etika Profesi Teknologi dan Komunikasi Tahun 2020 ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Modul ini disusun sebagai pertanggungjawaban terhadap Pengampuh matakuliah yang akan digunakan untuk proses belajar mengajar. Kami menyadari bahwa keberhasilan dalam pembuatan modul yang kami lakukan bukanlah keberhasilan individu ataupun kelompok, untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan dan lindungan-Nya. 2. Ketua STMIK Nusa Mandiri beserta jajarannya.

3. Ketua Program Studi Sistem Informasi STMIK Nusa Mandiri. 5. Staff Program Studi Sistem Informasi STMIK Nusa Mandiri.

Jakarta, Januari 2020

(3)

iii

DAFTAR ISI

Cover ………..i

Kata Pengantar………ii

Daftar Isi……….iii

Tinjauan Umum Etika……….1

Etika Profesi………15

Prefesional Kerja Bidang IT ………...32

Cyber Crime ………38

Kebijakan Hukum Cyber Crime………47

(4)

1

TINJAUAN UMUM ETIKA

A. Pengertian Etika

Etika (ethic) bermakna sekumpulan azaz atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, tata cara (adat, sopan santun) mengenai benar dan salah tentang hak dan kewajiban yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat.TIK dalam konteks yang lebih luas, merangkum semua aspek yang berhubungan dengan mesin (komputer dan telekomunikasi) dan teknik yang digunakan untuk menangkap (mengumpulkan), menyimpan, memanipulasi, menghantarkan, dan menampilkansuatu bentuk informasi. Komputer yang mengendalikan semua bentuk ide dan informasi memainkan peranan penting dalam pengumpulan, pemprosesan, penyimpanan dan penyebaran informasi suara, gambar, teks, dan angka yang berasaskan mikroelektronik. Teknologi informasi bermakna menggabungkan bidang teknologi seperti komputer, telekomunikasi dan elektronik dan bidang informasi seperti data, fakta, dan proses.

Dengan demikian, etika TIK dapat disimpulkan sebagai sekumpulan azaz atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, tata cara, (adat, sopan santun) nilai mengenai benar dan salah, hak dan kewajiban tentang TIK yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat dalam pendidikan.

Untuk menerapkan etika TIK, diperlukan terlebih dahulu mengenal dan memaknai prinsip yang terkandung di dalam TIK di antaranya adalah :

(5)

2

1. Tujuan teknologi informasi memberikan bantuan kepada manusia untuk menyelesaikan masalah, menghasilkan kreativitas, membuat manusia lebih berkarya jika tanpa menggunakan teknologi informasi dalam aktivitasnya.

2. Prinsip High-tech-high-touch: jangan memiliki ketergantungan kepada teknologi tercanggih tetapi lebih penting adalah meningkatkan kemampuan aspek “high touch” yaitu “manusia”.

3. Sesuaikan teknologi informasi kepada manusia : seharusnya teknologi informasi dapat mendukung segala aktivitas manusia buka sebaliknya manusia yang harus menyuesuaikan kepada teknologi informasi.

B. Pengertian Moral

Moral merupakan istilah manusia mengacu pada langkah-langkah manusia atau lainnya yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki apa yang disebut moral yang amoral dan tidak bermoral berarti ia tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Jadi moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Apa hal yang berkaitan dengan proses sosialisasi moral yang eksplisit dari individu tanpa orang yang bermoral tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral saat ini memiliki nilai implisit karena banyak orang yang memiliki sikap moral atau tidak bermoral dari sudut pandang yang sempit.

Sifat moral yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus memiliki moral yang jika ia ingin dihormati oleh orang lain. Moral adalah untuk nilai-absolutan dalam masyarakat secara keseluruhan. Ukuran penilaian budaya moral yang setempat. Moral adalah suatu tindakan / perilaku / ucapan seseorang dalam interaksinya dengan manusia.

(6)

3

Jika orang tersebut melakukannya sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat dan masyarakat dapat diterima dan menyenangkan, maka orang tersebut dianggap memiliki moral yang baik, dan sebaliknya. Moral merupakan produk budaya dan agama. Setiap budaya memiliki standar moral yang bervariasi sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun lama.

Pengertian Moral Menurut Para Ahli

1. Menurut Sonny Keraf

Moral adalahsegala sesuatu yang dapat digunakan sebagai dasar guna menilai perbuatan seseorang yang dirasakan baik atau buruk di dalam sebuah masyarakat. 2. Menurut Maria J. Wantah

MOral ialah sesuatu yang bersangkutan dengan keterampilan dalam menentukkan benar atau salah serta baik atau buruknya sebuah perilaku pada diri seseorang.

3. Menurut Russel Swanburg

Moral merupakan semua pengakuan dari pemikiran yang bersangkutan dengan keantusiasan seseorang dalam bekerja dimana urusan tersebut dapat memicu perilaku seseorang tersebut.

4. Menurut Elizabeth B. Hurlock

Moral yaitu suatu kebiasaan, tata cara, dan adat dari suatu ketentuan perilaku yang sudah menjadi kebiasaan untuk anggota suatu kebiasaan dalam masyarkat.

5. Menurut Maria Assumpta

Moral yakni sejumlah aturan aturan (rule) tentang sikap (attitude) dan perilaku insan (human behavior) sebagai manusia.

(7)

4

6. Menurut Wikipedia

Moral adalahsalah satu pesan yang di ucapkan atau latihan yang dapat di petik dari cerita atau peristiwa.

7. Menurut Wijaya

Moral yakni sebuah doktrin baik dan buruk tentang tindakan atau kelakuan (akhlak). 8. Menurut Al-Ghazali

Moral atau akhlak merupakan suatu perangai, watak, atau tabiat yang menetap powerful dalam jiwa insan dan adalahsumber timbulnya perbuatan tertentu secara gampang dan ringan.

9. Menurut Imam Sukardi

MOral adalahsuatu karakter yang dicirikan sebagai sesuatu yang baik dalam masyarakat melewati nilai-nilai yang diterapkan bersama.

10.Menurut KBBI Moral ialah

a. Ajaran mengenai baik buruk yang diterima umum tentang perbuatan, sikap dan keharusan serta akhlak, budi pekerti dan susila.

b. Suatu situasi mental yang menciptakan orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, isi hati atau suasana perasaan sebagaimana terungkap dalam perbuatan. c. Segala doktrin kesusilaan yang bisa ditarik dari sebuah cerita.

11.Menurut Gunarsa

(8)

5

12.Menurut Wiwit Wahyuning

Moral yaitu saat seseorang berkata tentang nilai moral pada lazimnya akan tersiar sebagai sikap dan tindakan setiap inividu terhadap kehidupan orang lain.

13.Menurut Wantah

Moral adalah sesuatu yang berkaitan atau ada hubungannya dengan kemampuan menentukan benar salah dan baik buruknya tingkah laku.

Teori Perkembangan Moral

a. Piaget mengembangngkan teori perkembangan moral remaja dengan melakukan pengamatan dan wawancara secara ekstensif melalui anak – anak bermain kelereng berusia 4 hingga 12 tahun untuk mempelajari mengenai bagaimana mereka menggunakan dan memikirkan aturan dalam permainan. Ia menyimpulkan bahwa anak – anak berpikir melalui dua cara yang berbeda mengenai moralitas, tergantung pada kematangan perkembangannya yaitu :

b. Moralitas Heteronom (heteronomous morality) adalah tahap pertama dari perkembangan moral dalam teori piaget yang berlangsung antara usia 4 hingga 7 tahun. Keadilan dan aturan – aturan dipandang sebagai sifat –sifat mengenai dunia yang tidak dapat diubah, dihilangkan dari kontrol manusia. Seorang pemikir heteronom menentukan benar atau tidaknya perilaku dengan mempertimbangkan konsekuensi dari perilaku tersebut, bukan intensi dari aktor. Dalam heteronom juga dipercayai immanent justice, gagasan bahwa apabila sebuah aturan dilanggar, maka hukuman akan segera diterima.

(9)

6

c. Moralitas Otonom (autonomous morality)adalah tahap kedua dari perkembangan moral dalam teori piaget, yang diperlihatkan oleh anak – anak yang lebih besar (sekitar 10 tahun keatas). Anak menyadari aturan – aturan dan hukum – hukum yang diciptakan oleh orang dan bahwa dalam memutuskan suatu tindakan, seseorang seharusnya mempertimbangkan intensi aktor maupun konsekuensinya. Anak – anak yang berusia 7 hingga 20 tahun yang berada dalam masa transisi diantara dua tahap inimemperlihatkan sejumlah ciri dari kedua tahp ini.

d. Martin Hoffman (1980) mengembangkan teori disekuilibrium kognitif (cognitive disequilibrium theory), yang menyatakan bahwa remaja merupakan suatu periode penting dalam perkembangan moral , khusunya ketika individu beralih dari lingkungan yang relatif homogen ke lingkungan yang lebih heterogen disekolah menengah atas dan kampus.

e. Teori Kohlberg salah satu pandangan yang provokatif mengenai perkembangan moral adalah pandangan moral yang diciptakan oleh Lawrence Kohlberg (1958, 1976, 1986), yang berpendapat bahwa perkembangan moral terutama didasarkan pada penalaran moral, yang kemudian berkembang dalam serangkaian tahap – tahap dan tiga tingkatan. konsep penting dalam perkembangan moral menurut kohler ialah interbalisasi (internalization),yaitu perubahan perkembangan dari perilaku yang awalnya dikontrol secara eksternal menjadi perilaku yang dikontrol oleh standar-standar dan prinsip-prinsip sosial.

(10)

7

Berikut adalah 3 tingkatan perkembangan moral menurut Kohlberg :

1) Tingkat 1, Penalaran prakonvensional (Preconventional reasoning).

Ditingkat ini, individu belum memperlihatkan adanya internalisasi dari nilai-nilai moral-penalaran moral dikontrol oleh hadiah dan hukuman eksternal. Pada tingkat ini terbagi menjadi 2 tahap,yaitu :

a. Tahap 1, Moralitas Heternom (Heternom morality. Ditahap ini pemikiran moral sering kali dikaitkan dengan hukuman.

b. Tahap 2, Individualisme, tujuan instrumental,dan pertukaran (individualism,instrumental purpose,and exchange). Ditahap ini individu berusaha memuaskan kepentingannya sendiri namun mereka juga membiarkan orang lain bertindak serupa.

c.

2) Tingkat 2, penalaran Konvensional (conventional reasoning).

Ditingkat ini internelasisai yang dilakukan bersifat menengah.individu mengikuti sandar-standar tertentu (internal),namun sandar-standar-sandar-standar itu ditetapkan oleh orang lain(eksternal).

a. Tahap 3, Ekspektasi interpersonal timbal-balik, relasi dan konformitas interpersonal (Mutual interpersonal expectations, relationships,and interpersonal conformity). Pada tahap, individu menilai kepercayaan,kepeduliaan dan loyalitas terhadap orang lain sebagai dasar dari penilaian moral. Pada tahap ini,anak-anak dan remaja sering kali mengadopsi standar moral dari orang tua,mencari apa yang boleh orang tua akan dianggap sebagai “anak baik”.

(11)

8

b. Tahap 4, Moralitas sistem sosial (Social System morality). Dalam tahap ini penilaian moral didasarkan pada pemahaman mengenai keteraturan sosial,hukum,keadilan dan tugas.

3) Tingkat 3, penalaran pascakonvensional (Postconvensional reasoning)

Pada tingkat moralitas sepenuhnya diinternalisasi da tidak didasarkan pada standar-standar orang lain. Individu mengenali kembali alternatif pelajaran-pelajaran moral, mengeksplorasi pilihan-pilihannya, dan kemudian menentukan aturan-aturan moral personalnya.

a. Tahap 5, Kontrak sosial atau kegunaan dan hak-hak individuall (social contract or utility and individual rights). Pada tahap ini, individu bernalar bahwa beebagai nilai,hak dan prinsip perlu melandasi atau melampaui hukum.seseorang mengevaluasi validitas dari hukum yang ada, dan sistem sosial dapat dinilai menurut sejauh mana sistem sosial tersebut menjamin dan melindungi hak-hak dan nilai-nilai individu.

b. Tahap 6, Prinsip etika Universal (Universal ethical principles). Dalam tahap ini seseorang mengembangkan sebuah standar moral berdasarkan hak-hak universal manusia. Ketika dihadapkan pada sebuah konflik antara hukum dan suara hati, seseorang bernalar bahwa suara hati sebaiknya diikuti,meskipun kepuasannya mungkin memiliki resiko.

(12)

9 Pertumbuhan Moral

Dalam kehidupannya manusia dituntut harus memiliki moral, agar dapat dihormati oleh sesamanya manusia. Namun, dalam perkembangan di era globalisasi ini tidak sedikit manusia yang kehilangan moralnya dengan berbagai alasan dan tujuan yang ada. Dengan demikian hal-hal tersebut mengganggu pertumbuhan moral dalam kehidupan manusia di zaman sekarang. Pendidikan yang didapatkan baik secara langsung maupun tidak secara langsung dalam kehidupan sehari-hari sangat berpengaruh dalam pertumbuhan moral yang ada. Dalam perkembangannya, moral dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yang jelas dalam kehidupan manusia antara lain ;

1. Keluarga

Dalam perkembangan moral, keluarga menjadi salah satu faktor internal (dari dalam) yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan pembinaan moral seseorang. Mengapa demikian ? dalam pertumbuhan moral seseorang, keluarga merupakan tempat pertama bagi setiap manusia untuk dapat berinteraksi. Adanya interaksi membuat seseorang dapat belajar bagaimana mengembangan dan menumbuhkan moral, serta belajar untuk menunjukan moral yang baik dalam kehidupannya sehari-hari.

2. Lingkungan

Selain keluarga, pertumbuhan moralitas seseorang sangat di pengaruhi oleh lingkungan sekitar. Lingkungan sangat berpengaruh penting dalam membangun moral seseorang, karena dalam lingkunganlah manusia berkembang dan bertumbuh serta berinteraksi dengan manusia lainnya. Oleh dan sebab itu baiknya setiap pribadi manusia kiranya pintar dalam menempatkan diri disebuah lingkungan.

(13)

10

Dengan memilih dan menempatakan diri kita pada hal-hal yang positif maka pertumbuhan moral kita ke arah yang positif akan sangat terbuka. Begitupun sebaliknya, jika kita salah dalam hal ini maka pertumbuhan moral yang ada akan mengarah ke arah yang negative dan cenderung merusak moralitas kita. Sekalipun dalam keluarga pertumbuhan moral kita sudah dibina dengan baik namun, dalam bergaul kita salah menempatkan posisi kita, maka hal itu akan sangat mempengaruhi moral atau sifat positif kita dan cenderung melakukan hal yang kurang baik.

3. Teknologi

Selain keluarga dan lingkungan, kurang pas rasanya kalau tidak berbicara tentang teknologi yang ada sekarang ini. Pada era globalisasi ini, banyak tercipta teknologi yang sering digunakan dalam kehidupan manusia. Teknologi ini digunakan untuk mempermudah setiap pekerjaan manusia, dan keperluannya. Akan tetapi, terkadang manusia salah dalam mempergunakan fasilitas yang sudah ada ini untuk hal-hal yang negatif. Oleh dan karena itu terkadang teknologi menjadi jalur bagi orang-orang yang amoral (tidak memiliki moral) untuk melakukan berbagai hal jahat dengan banyak tujuan maupun alasan.

Dengan adanya orang-orang amoral ini dapat mempengaruhi orang lain yang ada di sekitarnya untuk melakukan hal-hal atau tindakan yang tidak terpuji. Dengan demikian teknologi menjadi salah satu sarana yang dapat mempengaruhi pertumbuhan moral seseorang. Sehingga, kiranya setiap manusia yang ada dan hidup di jaman moderen ini dapat mempertimbangkan setiap tawaran teknologi yang ada ini dengan penuh kesadaran akan hal-hal yang akan dihadapi nantinya dan harus menggunakannya dengan penuh rasa tanggung jawab. Banyak contoh yang kasus yang dapat kita ambil dari hal ini, seperti

(14)

11

penggunaan jaringan internet dan social yang salah sehingga mengakibatkan timbulnya kejahatan-kejahatan yang ada.

Selain internet, televisi yang juga adalah salah satu sarana komunikasi secara tidak langsung ini marak disalah gunakan di massa-massa kini. Oleh dan sebab itu kita sebagai mahkluk yang moralitasnya diancam harus mampu memilih-milih dan mempergunakan teknologi dengan semestinya, sesuai dengan kegunaan sesungguhnya dengan penuh rasa bertanggung jawab.

Tujuan Moral

Berikut adalah tujuan moral, sebagai berikut:

 Untuk memastikan terwujudnya harkat dan martabat individu seseorang dan kemanusiaan.

 Untuk memotivasi manusia supaya bersikap dan beraksi dengan penuh kebajikan dan kebaikan yang didasari atas kesadaran keharusan yang dilandasi moral.

 Untuk mengawal keharmonisan hubungan sosial antar manusia, sebab moral menjadi landasan rasa percaya terhadap sesama.

 Membuat insan lebih bahagia secara rohani dan jasmani sebab menunaikan faedah moral sampai-sampai tidak terdapat rasa menyesal, konflik batin, dan perasaan berdosa atau kecewa.

 Moral dapat menyerahkan wawasan masa depan untuk manusia, baik sanksi sosial maupun konsekuensi dalam kehidupan sehingga insan akan sarat pertimbangan sebelum bertindak.

(15)

12

 Moral dalam diri manusia pun dapat menyerahkan landasan kesabaran dalam bertahan dalam setiap desakan naluri dan keingingan atau nafsu yang menakut-nakuti harkat dan martabat pribadi.

C. Pengertian Norma

Sony Keraf (1991), ada dua macam norma :

1. Norma Umum

Norma yang memiliki sifat universal, terbagi menjadi tiga :

a. Norma Sopan Santun : disebut juga norma etiket adalah norma yang mengatur pola prilaku dan sikap lahiriah manusia.

b. Norma Hukum : adalah norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh masyarakat karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan kesejahteraan manusia dalam kehidupan bermasyarakat.

c. Norma Moral : yaitu aturan mengenai sikap dan prilaku manusia sebagai manusia. Norma ini menyangkut aturan tentang baik-buruknya, adil tidaknya tindakan dan prilaku manusia sejauh dilihat sebagai manusia.

2. Norma Khusus

Aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau kehidupan khusus misalnya aturan yang berlaku dalam bidang pendidikan, keolahragaan, bidang ekonomi dan sebagainya. Norma ini hanya berlaku pada lingkup bidangnya dan tidak berlaku jika memasuki bidang lainnya.

Berdasarkan Nilai dan Norma yang terkandung didalamnya, Etika dikelompokkan menjadi :

(16)

13 1. Etika Deskriptif

Etika yang berbicara tentang fakta, yaitu nilai dan pola perilaku manusia yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam masyarakat

2. Etika Normatif

Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia tentang bagaimana harus bertindak sesuai dengan norma yang berlaku.

Sanksi yang timbul atas pelanggaran Etika :

1. Sanksi Sosial

Berupa teguran dari masyarakat, pengucilan dari masyarakat

2. Sanksi Hukum

Hukum pidana dan hukum perdata.

Sumaryono (1995) mengklasifikasikan moralitas menjadi dua golongan :

1. Moralitas Obyektif, moralitas yang melihat perbuatan sebagaimana adanya, terlepas dari segala bentuk modifikasi kehendak bebas pelakunya

2. Moralitas Subyektif, moralitas yang melihat perbuatan sebagai dipengaruhi oleh pengetahuan dan perhatian pelakunya, latar belakang, stabilitas emosional dan perlakuan persoanal lainnya.

D. Etika danTeknologi

 Teknologi adalah segala sesuatu yang diciptakan manusia untuk memudahkan pekerjaannya.

 Kehadiran teknologi membuat manusia “kehilangan” beberapa sense of human yang alami. (otomatiasi mesin→refleks/ kewaspadaan melambat)

(17)

14

 Cara orang berkomunikasi, by or by surat, membawa perubahan signifikan, dalam sapaan/tutur kata

 Orang berzakat dengan SMS, implikasi pada silaturahmi yang “tertunda”

 Emosi (“touch”) yang semakin tumpul karena jarak dan waktu semakin bias dalam Teknologi Inf.

(18)

15

ETIKA PROFESI

A. Pengertian Profesi

Secara etimologi profesi dari kata profession yang berarti pekerjaan. Professional artinya orang yang ahli atau tenaga ahli. Professionalism artinya sifat professional. (John M. Echols & Hassan Shadily, 1990: 449). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah profesionalisasi ditemukan sebagai berikut: Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan dan sebagainya) tertentu. Profesional adalah (1) bersangkutan dengan profesi, (2) memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya dan (3) mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya.

Profesionalisasi adalah proses membuat suatu badan organisasi agar menjadi professional. ( Depdiknas, 2005: 897). Secara leksikal, perkataan profesi itu ternyata mengandung berbagai makna dan pengertian. Pertama, profesi itu menunjukkan dan mengungkapkan suatu kepercayaan (to profess means to trust), bahkan suatu keyakinan (to belief in) atas sesuatu kebenaran (ajaran agama) atau kredibilitas seseorang (Hornby, 1962). Kedua, profesi itu dapat pula menunjukkan dan mengungkapkan suatu pekerjaan atau urusan tertentu (a particular business, Hornby, 1962). Webster’s New World Dictionary menunjukkan lebih lanjut bahwa profesi merupakan suatu pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi (kepada pengembannya) dalam liberal arts atau science, dan biasanya meliputi pekerjaan mental dan bukan pekerjaan manual, seperti mengajar, keinsinyuran, mengarang, dan sebagainya; terutama kedokteran, hukum dan teknologi. Good’s Dictionary of Education lebih menegaskan lagi bahwa profesi itu merupakan suatu pekerjaan yang meminta persiapan spesialisasi yang relatif lama di perguruan tinggi (kepada pengembannya) dan

(19)

16

diatur oleh suatu kode etika khusus. Dari berbagai penjelasan itu dapat disimpulkan bahwa profesi itu pada hakekatnya merupakan suatu pekerjaan tertentu yang menuntut persyaratan khusus dan istimewa sehingga meyakinkan dan memperoleh kepercayaan pihak yang memerlukannya.Pada umumnya masyarakat awam memaknai kata profesionalisme bukan hanya digunakan untuk pekerjaan yang telah diakui sebagi suatu profesi, melainkan pada hampir setiap pekerjaan. Muncul ungkapan misalnya penjahat profesional, sopir profesional, hingga tukang ojeg profesional.

Pernyataan di atas itu mengimplikasikan bahwa sebenarnya seluruh pekerjaan apapun memungkinkan untuk berkembang menuju kepada suatu jenis model profesi tertentu. Dengan mempergunakan perangkat persyaratannya sebagai acuan, maka kita dapat menandai sejauh mana sesuatu pekerjaan itu telah menunjukkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu dan/atau seseorang pengemban pekerjaan tersebut juga telah memiliki dan menampilkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu pula yang dapat dipertanggungjawabkan secara profesional (memadai persyaratan sebagai suatu profesi). Berdasarkan indikator-indikator tersebut maka selanjutnya kita akan dapat mempertimbangkan derajat profesionalitasnya (ukuran kadar keprofesiannya). Jika konsepsi keprofesian itu telah menjadi budaya, pandangan, faham, dan pedoman hidup seseorang atau sekelompok orang atau masyarakat tertentu, maka hal itu dapat mengandung makna telah tumbuh-kembang profesionalisme di kalangan orang atau masyarakat yang bersangkutan.Namun ada semacam common denominators antara berbagai profesi. Suatu profesi umumnya berkembang dari pekerjaan (vocation) yang kemudian berkembang makin matang. Selain itu, dalam bidang apapun profesionalisme seseorang ditunjang oleh tiga hal. Tanpa ketiga hal ini dimiliki, sulit seseorang mewujudkan profesionalismenya. Ketiga hal itu ialah keahlian, komitmen, dan keterampilan yang relevan

(20)

17

yang membentuk sebuah segitiga sama sisi yang ditengahnya terletak profesionalisme. Ketiga hal itu pertama-tama dikembangkan melalui pendidikan pra-jabatan dan selanjutnya ditingkatkan melalui pengalaman dan pendidikan/latihan dalama jabatan. Karena keahliannya yang tinggi, maka seorang profesional dibayar tinggi. ”well educated, well trained, well paid”, adalah salah satu prinsip profesionalisme.Profesionalitas adalah suatu sebutan terhadap kualitas sikap para anggota suatu profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk dapat melakukan tugas-tugasnya. Ahmad Tafsir memberikan pengertian profesionalisme sebagai paham yang mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang professional. (Ahmad Tafsir, 1992: 107).Sudarwan Danim merujuk pendapat Howard M. Vollmer dan Donald L. Mills berpendapat bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang menuntut kemampuan intelektual khusus yang diperoleh melalui kegiatan belajar dan pelatihan yang bertujuan untuk menguasai ketrampilan atau keahlian dalam melayani atau memberikan advis pada orang lain dengan memperoleh upah atau gaji dalam jumlah tertentu.(Sudarwan Danim, 2010: 56).

Profesional menurut rumusan Undang-Undang nomor 14 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 ayat 4 digambarkan sebagai pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, dan kecakapan yang memenuhi standar mutu dan norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. (Sekretariat Negara, 2005: 6). Dari berbagai pengertian di atas tersirat bahwa dalam profesi digunakan teknik dan prosedur intelektual yang harus dipelajari secara sengaja, sehingga dapat diterapkan untuk kemaslahatan orang lain. Dalam kaitan ini seorang pekerja profesional dapat dibedakan dari seorang pekerja amatir walaupun sama-sama menguasai sejumlah

(21)

18

teknik dan prosedur kerja tertentu, seorang pekerja profesional memiliki filosofi untuk menyikapi dan melaksanakan pekerjaannya.

profesi itu adalah jabatan yang sesuai dengan pengertian profesi di bawah ini:

1.Melayani masyarakat, merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang hayat (tidak berganti-ganti pekerjaan).

2.Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan khalayak ramai.

3.Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktek (teori baru dikembangkan dari hasil penelitian).

4.Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang.

5.Terkendali berdasarkan lisensi baku dan atau mempunyai persyaratan masuk (untuk menduduki jabatan tersebut memerlukan izin tertentu atau ada persyaratan khusus yang ditentukan untuk dapat mendudukinya).

6.Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu (tidak diatur oleh orang luar).

7.Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan unjuk kerja yang ditampilkan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan (langsung bertanggung jawab terhadap apa yang diputuskannya, tidak dipindahkan ke atasan atau instansi yang lebih tinggi). Mempunyai sekumpulan unjuk kerja yang baku.

8.Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien, dengan penekanan terhadap layanan yang akan diberikan.

9.Menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya, relatif bebas dari supervisi dalam jabatan.

(22)

19

10. Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri.

11.Mempunyai asosiasi profesi dan atau kelompok ‘elit’ untuk mengetahui dan mengakui keberhasilan anggotanya.

12.Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau menyangsikan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan.

13.Mempunyai kepercayaan yang tinggi dari publik dan kepercayaan diri setiap anggotanya.

14. Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi (bila dibandingkan dengan jabatan lain).

B. Syarat-syarat Profesi.

Menurut Syafrudin Nurdin ada delapan kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu pekerjaan agar dapat disebut sebagai profesi, yaitu :

1.Panggilan hidup yang sepenuh waktu 2.Pengetahuan dan kecakapan atau keahlian 3.Kebakuan yang universal

4.Pengabdian

5.Kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif 6.Otonomi

7.Kode etik 8.Klien

9.Berperilaku pamong 10.Bertanggung jawab,

(23)

20

Sementara Ahmad Tafsir mengemukakan 10 kriteria/syarat untuk sebuah pekerjaan yang bisa disebut profesi, yaitu:

1. Profesi harus memiliki suatu keahlian yang khusus.

2. Profesi harus diambil sebagai pemenuhan panggilan hidup. 3. Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal. 4. Profesi adalah diperuntukkan bagi masyarakat.

5. Profesi harus dilengkapi dengan kecakapan diagnostic dan kompetensi aplikatif. 6. Pemegang profesi memegang otonomi dalam melakukan profesinya.

7. Profesi memiliki kode etik. 8. Profesi miliki klien yang jelas. 9. Profesi memiliki organisasi profesi.

10.Profesi mengenali hubungan profesinya dengan bidang-bidang lain.

C. Pengertian Etika Profesi

Pengertian Etika Profesi (professional ethics) adalah sikap hidup berupa keadilan untuk dapat/bisa memberikan suatu pelayanan professional terhadap masyarakat itudengan penuh ketertiban serta juga keahlian yakni sebagai pelayanan dalam rangka melakukan tugas yang merupakan kewajiban terhadap masyarakat.

Secara umum, pengertian etika profesi ini merupakan suatu sikap etis yang dimiliki seorang profesional yakni sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam mengembang tugasnya dan juga menerapkan norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) didalam kehidupan manusia.

(24)

21

Etika profesi atau juga kode etik profesi ini sangat berhubungan dengan bidang tertentu yang berhubungan dengan masyarakat atau juga konsumen dengan secara langsung. Konsep etika profesi itu harus disepakati bersama oleh pihak yang berada di ruang lingkup kerja, contohnya dokter, jurnalistik serta lain sebagainya.

Etika profesi ini berperan ialah sebagai sistem norma, nilai, serta aturan profesional dengan secara tertulis yang dengan tegas menyatakan apa yang benar/baik serta apa yang tidak benar/tidak baik bagi seorang profesional. Dengan kata lain, tujuan dari etika profesi ini ialah supaya seorang profesional tersebut bertindak sesuai dengan aturan serta juga menghindari tindakan yang tidak sesuai dengan kode etik profesi.

Pengertian Etika Profesi Menurut Para Ahli

Supaya dapat mengerti lebih lagi mengenai pengertian etika profesi, maka kita dapat mengacu pada pengertian etika profesi yang dikemukakan oleh beberapa para ahli, diantaranya sebagai berikut :

a). Menurut Prakoso (2015)

Pengertian Etika profesi merupakan etika sosial dalam etika khusus memiliki tugas serta juga tanggung jawab kepada ilmu dan juga profesi yang disandangnya.

b). Menurut Anang Usman, SH., MSi

Pengertian Etika profesi ialah merupakan sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan profesional dari klien (pelanggan) dengan keterlibatan serta juga keahlian yakni sebagai pelayanan didalam rangka kewajiban. masyarakat ialahsebagai keseluruhan terhadappara anggota masyarakat yang membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama

(25)

22 Fungsi Etika Profesi

Dibawah ini merupakan fungsi etika profesi diantaranya sebagai berikut :

 Sebagai pedoman bagi seluruh anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang ditetapkan.

 Sebagai sebuah alat kontrol sosial bagi masyarakat umum terhadap profesi tertentu.

 Sebagai sarana untuk dapat mencegah campur tangan dari pihak lain di luar organisasi, terkait hubungan etika didalam keanggotaan suatu profesi.

Tujuan Etika Profesi

Dibawah ini merupakan tujuan kode etik profesi diantaranya sebagai berikut :

 Untuk menjunjung tinggi martabat suatu profesi.

 Untuk menjaga serta jug amengelola kesejahteraan anggota profesi.

 Untuk dapat meningkatkan pengabdian para anggota profesi.

 Untuk membantu meningkatkan mutu profesi.

 Untuk meningkatkan pelayanan profesi itu di atas keuntungan pribadi.

 Untuk menentukan standar baku bagi profesi.

 Untuk meningkatkan kualitas organisasi menjadi lebih profesional dan juga terjalin dengan erat.

Prinsip Dasar Etika Profesi

Dibawah ini merupakan prinsip-prinsip dasar yang melandasi pelaksanaan etika profesi diantaranya sebagai berikut :

(26)

23

 Prinsip Tanggung Jawab

Tiap-tiap profesional itu harus bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pekerjaan dan juga terhadap hasilnya. Selain dari itu, profesional juga bertanggung jawab atas dampak yang mungkin terjadi dari profesinya bagi kehidupan orang lain atau juga masyarakat umum.

 Prinsip Keadilan

Tiap-tiap profesional itu dituntut untuk mengedepankan keadilan dalam menjalankan pekerjaannya. Dalam hal tersebut, keadilan itu harus diberikan kepada siapa saja yang berhak.

 Prinsip Otonomi

Tiap-tiap profesional itu mempunyai wewenang serta juga kebebasan dalam menjalankan pekerjaan sesuai dengan profesinya. Artinya, seorang profesional tersebut berhak untuk dapat melakukan atau tidak melakukan sesuatu dengan mempertimbangkan kode etik profesi.

 Prinsip Integritas Moral

Integritas moral ini merupakan kualitas kejujuran serta prinsip moral dalam diri seseorang yang dilakukan dengan secara konsisten dalam menjalankan profesinya. Artinya, seorang profesional tersebut harus memiliki komitmen pribadi untuk dapat menjaga kepentingan profesi, dirinya, serta juga masyarakat.

Menurut Darmastuti (2007), terdapat tiga prinsip yang harus dipegang dalam etika profesi, diantaranya sebagai berikut :

(27)

24

 Tanggung jawab.

Maksud tanggung jawab disini ialah tanggung jawab pelaksanaan (by function) serta juga tanggung jawab dampak (by profession).

 Kebebasan.

Maksud kebebasan disini ialah kebebasan untuk dapat mengembangkan profesi itu dalam batas-batas aturan yang berlaku didalam sebuah profesi.

 Keadilan.

Prinsip keadilan ingin membangun 1 kondisi yang tidak memihak manapun yang memungkinkan untuk ditunggangi pihak-pihak yang berkepentingan.

D. Etika Komputer

Etika komputer (Computer Ethic) adalah seperangkat asas atau nilai yang berkenaan dengan penggunaan komputer. Etika komputer berasal dari 2 suku kata yaitu etika (bahasa Yunani: ethos) adalah adat istiadat atau kebiasaan yang baik dalam individu, kelompok maupun masyarakat dan komputer (bahasa Inggris: to compute) merupakan alat yang digunakan untuk menghitung dan mengolah data. Jumlah interaksi manusia dengan komputer yang terus meningkat dari waktu ke waktu membuat etika komputer menjadi suatu peraturan dasar yang harus dipahami oleh masyarakat luas. Sehingga jika kita menggabungkan pengertian dari kata etika dan komputer adalah seperangkat nilai yang mengatur manusia dalam penggunaan komputer serta proses pengolahan data. Etika komputer sendiri ini bertujuan untuk mencegah kejahatan-kejahatan terutama di dunia maya seperti pencurian data, pembajakan software, dan lainnya.

(28)

25 Isu-isu pokok etika komputer saat ini diantaranya:

Kejahatan Komputer

Selain memberikan dampak positif, komputer juga mengundang tangan-tangan kriminal untuk beraksi. Hal ini memunculkan fenomena khas yang disebut computercrime atau kejahatan didunia komputer. Kejahatan komputer merupakan kejahatan yang ditimbulkan karena penggunaan komputer secara ilegal” (Andi Hamzah 1989).

Beberapa kejahatan didunia komputer diantaranya:

a. Unauthorized Access to Computer System and Service, adalah kejahatan yang dilakukan dengan memasuki/menyusup ke dalam suatu sistem jaringan komputer secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer yang dimasukinya. Biasanya pelaku kejahatan (hacker) melakukannya dengan maksud sabotase ataupun pencurian informasi penting dan rahasia. Namun begitu, ada juga yang melakukan hanya karena merasa tertantang untuk mencoba keahliannya menembus suatu sistem yang memiliki tingkat proteksi tinggi. Kejahatan ini semakin marak dengan berkembangnya teknologi internet/intranet.

b. Illegal Contents, merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet tentang sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum. Sebagai contohnya adalah pemuatan suatu berita bohong atau fitnah yang akan menghancurkan martabat atau harga diri pihak lain, hal-hal yang berhubungan dengan pornografi atau pemuatan suatu informasi yang merupakan rahasia negara, agitasi dan propaganda untuk melawan pemerintahan yang sah, dan sebagainya.

(29)

26

c. Data Forgery, merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen

penting yang tersimpan sebagai scriptless document melalui internet. Kejahatan ini biasanya ditujukan pada dokumen-dokumen e-commerce dengan membuat seolah-olah terjadi “salah ketik” yang pada akhirnya akan menguntungkan pelaku.

d. Cyber Espionage, merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan komputer (computer network system) pihak sasaran. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap saingan bisnis yang dokumen ataupun data-data pentingnya tersimpan dalam suatu sistem yang computerized.

e. Cyber Sabotage and Extortion, kejahatan ini dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung dengan internet. Biasanya kejahatan ini dilakukan dengan menyusupkan suatu logic bomb, virus komputer ataupun suatu program tertentu, sehingga data, program komputer atau sistem jaringan komputer tidak dapat digunakan, tidak berjalan sebagaimana mestinya, atau berjalan sebagaimana yang dikehendaki oleh pelaku. Dalam beberapa kasus setelah hal tersebut terjadi, maka pelaku kejahatan tersebut menawarkan diri kepada korban untuk memperbaiki data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang telah disabotase tersebut, tentunya dengan bayaran tertentu. Kejahatan ini sering disebut sebagai cyber-terrorism.

f. Offense against Intellectual Property, kejahatan ini ditujukan terhadap Hak atas Kekayaan Intelektual yang dimiliki pihak lain di internet. Sebagai contoh adalah peniruan tampilan pada web page suatu situs milik orang lain secara ilegal, penyiaran

(30)

27

suatu informasi di internet yang ternyata merupakan rahasia dagang orang lain, dan sebagainya.

g. Infringements of Privacy, kejahatan ini ditujukan terhadap informasi seseorang yang merupakan hal yang sangat pribadi dan rahasia. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan pribadi seseorang yang tersimpan pada formulir data pribadi yang tersimpan secara computerized, yang apabila diketahui oleh orang lain maka dapat merugikan korban secara materil maupun immateril, seperti nomor kartu kredit, nomor PIN ATM, cacat atau penyakit tersembunyi dan sebagainya.

h. Cracking, adalah kejahatan dengan menggunakan teknologi komputer yang dilakukan

untuk merusak system keamaanan suatu system computer dan biasanya melakukan pencurian, tindakan anarkis begitu merekan mendapatkan akses. Biasanya kita sering salah menafsirkan antara seorang hacker dan cracker dimana hacker sendiri identetik dengan perbuatan negative, padahal hacker adalah orang yang senang memprogram dan percaya bahwa informasi adalah sesuatu hal yang sangat berharga dan ada yang bersifat dapat dipublikasikan dan rahasia.

i. Carding, adalah kejahatan dengan menggunakan teknologi computer untuk melakukan

transaksi dengan menggunakan card credit orang lain sehingga dapat merugikan orang tersebut baik materil maupun non materil.

j. Denial of Service Attack, adalah serangan tujuan ini adalah untuk memacetkan sistem dengan mengganggu akses dari pengguna jasa internet yang sah. Taktik yang digunakan adalah dengan mengirim atau membanjiri situs web dengan data sampah yang tidak perlu bagi orang yang dituju. Pemilik situs web menderita kerugian, karena untuk

(31)

28

mengendalikan atau mengontrol kembali situs web tersebut dapat memakan waktu tidak sedikit yang menguras tenaga dan energi.

k. Hate sites, Situs ini sering digunakan oleh hackers untuk saling menyerang dan melontarkan komentar-komentar yang tidak sopan dan vulgar yang dikelola oleh para “ekstrimis” untuk menyerang pihak-pihak yang tidak disenanginya. Penyerangan terhadap lawan atau opponent ini sering mengangkat pada isu-isu rasial, perang program dan promosi kebijakan ataupun suatu pandangan (isme) yang dianut oleh seseorang / kelompok, bangsa dan negara untuk bisa dibaca serta dipahami orang atau pihak lain sebagai “pesan” yang disampaikan.

l. Cyber Stalking adalah segala bentuk kiriman e-mail yang tidak dikehendaki oleh user atau junk e-mail yang sering memakai folder serta tidak jarang dengan pemaksaan. Walaupun e-mail “sampah” ini tidak dikehendaki oleh para user.

Cyber Ethics

Salah satu perkembangan pesat dibidang komputer adalah internet. Internet, akronim dari Interconection Networking, merupakan suatu jaringan yang menghubungkan suatu kmputer dengan komputer lain. selain memberikan dampak baik, internet juga memunculkan permaslahan baru. Pengguna internet merupakan orang-orang yang hidup dalam dunia anonymouse yang tidak memiliki keharusan menunjukkan identitas asli dalam berinteraksi. Sementara itu, munculnya berbagai layanan dan fasilitas yang diberikan dalam internet memungkinkan pengguna untuk berinteraksi.

Permasalahan diatas, menuntut adanya aturan dan prinsip dalam melakukan komunikasi via internet. Salah satu yang dikembangkan adalah Netiket atau Nettiquette, yang merupakan suatu etika acuan dalam berkomunikasi menggunakan internet.

(32)

29

Berkomunikasi dengan internet memerlukan tatacara sendiri. Netiket yang sering digunakan mengacu pada standar netiket yang ditetapkan oleh IETF (the Internet Task Force). IETF adalah suatu komunitas masyarakat internasional yang terdiri dari para perancang jaringan, operator, penjual dan peneliti yang terkait dengan evolusi arsitektur dan pengoprasian internet. IETF terbagi menjadi kelompok-kelompok kerja yang menangani beberapa topik seputar internet baik dari sisi teknis maupun non teknis. Termasuk menetaapkan netiquette Guidelines yang terdokumentasi dalam request for comments (RFC).

 Ecommerce

Selanjutnya, perkembangan pemakaian internet yang sangat pesat juga menghasilkan sebuah model perdagangan elektronik yang disebut Electronic Commerce (e-commerce). Secara umum e-commerce adalah sistem perdagangan yang mrnggunakan mekanisme elektonik yang ada di jaringan internet. E-commerce merupakan warna baru dalam dunia perdagngan, dimana kegiakan perdagangan tersebut dilakukan secara elektronik dan online. dalam pelaksanaanya, e-commerce menimbulkan beberapa isu menyangkut hukum perdagangan dalam penggunaan sistem yang terbentuk secara online networking management tersebut. Beberapa permasalahan tersebut antara lain menyangkut prinsip-prinsip yuridiksi dalam transaksi, permasalah kontrak dalam transaksi elektronik. Dengan berbagai masalah yang muncul menyangkut perdagangan via internet tersebut diperlukan acuan model hukum yang dapat digunakan sebagai standar transaksi. Salah satu acuan internasional yang banyak digunakan adalah Uncitral Model Law on Electronic Commerce 1996. acuan yang berisi model hukum dalam transaksi e-commerce tersebut diterbitkan oleh UNCITRAL

(33)

30

sebagai salah satu komisi internasional yang berada dibawah naungan PBB. Model tersebut telah diuji oleh General Assembly Ressolution No 51/162 tanggal 16 Desember 1996.

 Pelangaran Hak Atas Kekayaan Intelektual

Sebagai teknologi yang bekerja secara digital, hal ini memudahkan seseorang berbagi dengan orang lain. Hal tersebut menimbulkan banyak keuntungan akan tetapi juga menimbulkan permasalahan, terutama menyangkut hak atas kekayaan intelektual. Beberapa kasus pelanggaran atas hak kekayaan intelektual tersebut antara lain adalah pembajakan perangkat lunak, pemakaaian lisensi melebihi kapasitas penggunaan yang seharusnya, penjualan CD-ROM ilegal atau juga penyewaan peranggkat lunak ilegal. Berdasarkan survei yang dilakukan Business Softeware Alliance (BSA) pada tahun 2001, menempatkan Indonesia pada peringkat ke tiga di dunia.

 Tanggung Jawab Profesi

Seiring perkembangan teknologi pula, para profesional dibidang komputer sudah melakukan spesialisasi pengetahuan . Organisasi profesi di AS, seperti association for computing machinery (ACM) dan institute of electrical and electonic engineers (IEEE), sudah menetapkan kode etik, syarat-syarat pelaku profesi dan garis besar pekerjaan untuk membantu para profesional komputer dalam memahami dan mengatur tanggungjawab etis yang harus dipenuhinya.

Di Indonesia, organisasi profesi dibidang komputer yang didirikan sejak tahun 1974 yang bernama IPKIN (ikatan profesi komputer dan informatika), juga sudah menetapkan kode etik yang disesuaikan dengan kondisi perkembangan pemakaian teknologi komputer di indonesia. Kode etik profesi tersebut menyangkut kewajiban plaku p

(34)

31

(Kurniawan, 2020)rofesi terhadap masyarakat, sesama pengembang profesi ilmiah, serta kewajiban terhadap sesama umat manusia dan lingkunagan hidup. munculnya kode etik profesisi tersebut tentunya memberikan gambaran adanya tanggung jawab yang tinggi bagi para pengembang profesi bidang komputer untuk menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai seorang profesional dengan baik sesuai dengan profesionalisme yang di tetapkan.

(35)

32

PROFESIONALISME KERJA BIDANG IT

A. Hubungan IT dalam Profesionalisme

1. Seorang profesionalisme dijaman sekarang diharuskan mengerti tentang perkembangan teknologi masa kini, teknologi yang sangat cepat kemajuannya mendorong seorang professional untuk mengambil pendidikan khusus tentang Teknologi informatika yang mumpuni untuk menunjang kemajuan karirnya, seorang professional mengerti betul kemudahan yang diberikan ketika kemampuannya dipadukan dengan kemampuan akan teknologi informatika, professional yang sadar tentang kebutuhan ini akan mengambil langkah-langkah dalam meningkatkan skil informatikanya, baik dengan kursus disebuah lembaga atau dengan kuliah lanjutan.

B. Meningkatkan Profesionalisme di Bidang IT

1. Peningkatan Prosesionalisme, syarat profesionalisme yang harus dimiliki pekerja IT: a.Dasar ilmu yang kuat dalam bidangnya sebagai bagian dari masyarakat teknologi dan masyarakat ilmu pengetahuan abad 21.

b.Penguasaan kiat-kiat profesi yang dilakukan berdasarkan riset dan praktis, bukan hanya merupakan teori atau konsep.

c.Pengembangan kemampuan professional berkesinambungan. 2. Mempersiapkan SDM

Contoh program pendidikan Indonesia yang berkaitan dengan Teknologi Informasi: a.Program Sekolah 2000

b.Program SMK Teknologi Informasi c.Program Diploma Teknologi Informasi

(36)

33

d.Program Pendidikan Sarjana Teknologi Informasi

3. Menjadi Profesional dengan sertifikasi, Alasan pentingnya sertifikasi profesionalisme dibidang IT:

1.Bahwa untuk menuju pada level yang diharapkan, pekerjaan dibidang TI membutuhkan expertise.

2.Bahwa profesi dibidang TI, dapat dikatakan merupakan +9profesi menjual jasa dan bisnis jasa bersifat kepercayaan.

C. Jenis Pekerjaan di bidang IT

Secara umum, pekerjaan dibidang IT setidaknya terbagi dalam 4 kelompok sesuai bidangnya. a.Kelompok pertama, adalah mereka yang bergelut didunia perangkat lunak (software), baik mereka yang merancang system operasi, database maupun system aplikasi. Pada lingkungan kelompok ini, terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti misalnya:

1.SistemAnalis 3.Web designer 2.Programmer 4. Web Programmer

Sistem Analis Merupakan orang yang bertugas menganalisa system yang akan diimplementasikan mulai dari menganalisa system yang ada, kelebihan kekurangannya, sampai studi kelayakan dan desain system yang akan dikembangkan. Ada beberapa yang menganalogikan antara analyst dan programmer seperti pekerjaan membuat baju.

Programmer merupakan orang yang bertugas mengimplementasikan rancangan system analis, yaitu membuat program (baik aplikasi maupun system operasi) sesuai dengan system yang dianalisa sebelumnya. Dari pengalaman, programmer perlu memiliki kemampuan yang spesifik disuatu teknologi atau spesialisasi, misalnyaJava, .NET, atau yang lainnya

(37)

34

b.Kelompok kedua, adalah mereka yang bergelut dibidang perangkat keras (hardware). Pada lingkungan kelompok ini, terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti:

-Technical engenieer, sering juga disebut teknisi yaitu orang yang berkecimpung dalam bidang teknik, baik mengenal pemeliharaan maupun perbaikan perangkat system computer

-Networking engineer, adalah orang yang berkecimpung dalam bidang teknisi jaringan computer dari maintenance sampai pada troubleshooting-nya

-Web Designer merupakan orang yang melakukan kegiatan perencanaan, termasuk studi kelayakan, analis dan desain terhadap suatu pembuatan proyek.

-Web Programmer merupakan orang yang bertugas mengimplementasikan rancangan web designer, yaitu membuat program berbasis web sesuai desain yang telah dirancang sebelumnya c.Kelompok ketiga adalah mereka yang berkecimpung dalam operasional system informasi. Pada lingkungan kelompok ini, terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti ini:

-EDP Operator adalah orang yang bertugas mengoperasikan program-program yang berhubungan dengan electronic data processing dalam lingkungan sebuah perusahaan atau organisasi lainnya.

-Sistem Administrator merupakan orang yang bertugas melakukan administrasi terhadap system melakukan pemeliharaan sistem, memiliki kewenangan mengatur hak akses terhadap sistem, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan pengaturan operasional sebuah system. d.Kelompok keempat, adalah mereka yang berkecimpung dipengembangan bisnis IT. Pada bagian ini, pekerjaan diidentifikasikan oleh pengelompokkan berbagi sector diindustri IT. Adapun pekerjaan yang lain selain yang diatas adalah:

(38)

35

1)Peneliti atau dosen, Bagi yang memiliki jiwa peneliti dan pengajar, pekerjaan ini sangat cocok buat anda. Tentunya orang-orang yang memilih jalur ini akan mendapatkan kesempatan untuk tingkat pendidikan lebih lanjut seperti S2 dan S3.

2)Administrator Ada beberapa tipe administrator yang dimaksud yaitu administrator database ,administrator operating system, administrasion jaringan, dan administrator aplikasi (missal ERP).

D. Sertifikasi

Dalam mempertanggungjawabkan kemampuan menjalankan pekerjaan dibidang TI, perlu standarisasi dari sebuah profesi. Cara yang ditempuh adalah melalui sertifikasi, sebagai lambang sebuah profesionalisme.

Beberapa manfaat sertifikasi :

a. Ikut berperan dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih profesional.

b. Pengakuan resmi pemerintah tentang tingkat keahlian individu terhadap sebuah profesi. c. Pengakuan dari organisasi profesi sejenis (benchmarking), baik pada tingkat

regional/internasional.

d. Membuka akses lapangan pekerjaan scr nasional, regional/internasional.

e. Memperoleh peningkatan karier dan pendapatan sesuai perimbangan dengan pedoman skala yang diberlakukan.

Sertifikasi internasional untuk profesi bidang TI relatif pada lingkungan terbatas dan biasanya dikeluarkan berkaitan dengan produk software atau hardware dari perusahaan tertentu, seperti Microsoft, Oracle, Cisco, dll. Pelaksanaan sertifikasi diselenggarakan oleh perusahaan tersebut / lembaga yang ditunjuk sebagai afiliasi, tentunya dengan biaya yang cukup mahal. Beberapa contoh sertifikasi yang berorientasi produk:

(39)

36

a) Sertifikasi Microsoft

 MCDST (Microsoft Certified Desktop Support Technicians)

 MCSA (Microsoft Certified System Administrations)

 MCSE (Microsoft Certified Systems Engineers)

 MCDBA (Microsoft Certified Database Administations)

 MCT (Microsoft Certified Trainers)

 MCAD (Microsoft Certified Application Developers)

 MCSD (Microsoft Certified Solution Developers)

 Office Specialist (Microsoft Office Specialist) b) Sertifikasi Oracle

 OCA (Oracle Certified Associate)

 OCP (Oracle Certified Professional)

 OCM (Oracle Certified Master) c) Sertifikasi Cisco

 CCNA (Cisco Certified Networking Associate)

 CCNP (Cisco Certified Networking Professional)

 CCIA (Cisco Certified Internetworking Expert) d) Sertifikasi Novell

 Novel CLP (Novel Certified Linux Professional)

 Novel CLE (Novel Certified Linux Engineer)

 Suse CLP (SUSE Certified Linux Professional)

(40)

37

Selain sertifikasi yang berorientasi produk, adapula sertifikasi yang tidak berorientasi pada produk.

Beberapa sertifikasi yang berorientasi pd pekerjaan / profesi:

a) Institut for Certification of Computing Professionals (ICCP): Badan Sertifikasi Teknologi Informasi di Amerika

CDP (Certified Data Processor)

CCP (Certified Computer Programmer) CSP (Certfied Systems Professional)

b) Computing Technology Industry Association (CompTIA): Asosiasi Industri Teknologi Komputer di Amerika

A+ (Entry Level Computer Services)

Networks+ (Networks Support and Administration) Security+ (Computer and Information Security) HTI+ (Home Technology Installation)

IT Project+ (IT Project Management)

Hambatan pelaksanaan sertifikasi :

1. Biaya mahal, untuk mengikuti sertifikasi berstandar internasional dibutuhkan biaya kurang lebih 150 USD, itupun belum tentu lulus.

2. Kemampuan yang kurang memadai terhadap penguasaan materi sertifikasi 3. Dibutuhkan pengetahuan dan kemampuan diatas rata-rata untuk lulus sertifikasi.

(41)

38

CYBER CRIME

A. Pengertian Cyber Crime

Berbicara masalah cyber crime tidak lepas dari permasalahan keamanan jaringan komputer atau keamanan informasi berbasis internet dalam era global ini, apalagi jika dikaitkan dengan persoalan informasi sebagai komoditi. Informasi sebagai komoditi memerlukan kehandalan pelayanan agar apa yang disajikan tidak mengecewakan pelanggannya. Untuk mencapai tingkat kehandalan tentunya informasi itu sendiri harus selalau dimutaakhirkan sehingga informasi yang disajikan tidak ketinggalan zaman. Kejahatan dunia maya (cyber crime) ini muncul seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat. Untuk lebih mendalam ada beberapa pendapat di bawah ini tentang apa yang dimaksud dengan cyber crime? Di antaranya adalah Menurut Kepolisian Ingris, Cyber crime adalah segala macam penggunaan jaringan komputer untuk tujuan criminal dan/atau criminal berteknologi tinggi dengan menyalahgunakan kemudahan teknologi digital.

Pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan komunikasi telah mengubah baik perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara global. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan berlangsung demikian cepat. Seiring dengan perkembangan teknologi internet, menyebabkan munculnya kejahatan yang disebut dengan Cybercrime atau kejahatan melalui jaringan Internet. Munculnya beberapa kasus Cybercrime di Indonesia, seperti pencurian kartu kredit, hacking beberapa situs, menyadap transmisi data orang lain, misalnya email, dan

(42)

39

memanipulasi data dengan cara menyiapkan perintah yang tidak dikehendaki ke dalam programmer komputer.

Menurut Andi Hamzah dalam bukunya “Aspek-aspek pidana di bidang komputer” (1989) mengartikan cybercrime sebagai kejahatan di bidang komputer secara umum dapat diartikan sebagai penggunaan komputer secara illegal. Adapun definisi lain mengenai cybercrime, yaitu: 1. Girasa (2002), mendefinisikan cybercrime sebagai aksi kegiatan yang menggunakan teknologi komputer sebagai komponen utama.

2. Tavani (2000) memberikan definisi cybercrime, yaitu : kejahatan dimana tindakan kriminal hanya bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi cyber dan terjadi di dunia cyber.

Untuk menanggulangi kejahatan Cyber maka diperlukan adanya hukum Cyber atau Cyber Law. Cyberlaw adalah aspek hukum yang ruang lingkupnya meliputi setiap aspek yang berhubungan dengan orang perorangan atau subyek hukum yang menggunakan dan memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat mulai online dan memasuki dunia cyber atau maya. Cyberlaw sendiri merupakan istilah yang berasal dari Cyberspace Law.

Istilah hukum cyber diartikan sebagai padanan kata dari Cyberlaw, yang saat ini secara internasional digunakan untuk istilah hukum yang terkait dengan pemanfaatan TI. Istilah lain yang juga digunakan adalah Hukum TI (Law of Information Teknologi), Hukum Dunia Maya (Virtual World Law) dan Hukum Mayantara. Secara akademis, terminologi cyberlaw belum menjadi terminologi yang umum. Di Indonesia sendiri tampaknya belum ada satu istilah yang disepakati. Dimana istilah yang dimaksudkan sebagai terjemahan dari cyberlaw, misalnya, Hukum Sistem Informasi, Hukum Informasi, dan Hukum Telematika (Telekomunikasi dan

(43)

40

Informatika).

Secara yuridis, cyberlaw tidak sama lagi dengan ukuran dan kualifikasi hukum tradisional. Kegiatan cyber meskipun bersifat virtual dapat dikategorikan sebagai tindakan dan perbuatan hukum yang nyata. Kegiatan cyber adalah kegiatan virtual yang berdampak sangat nyata meskipun alat buktinya bersifat elektronik. Dengan demikian subjek pelakunya harus dikualifikasikan pula sebagai orang yang telah melakukan perbuatan hukum secara nyata.

B. Karakteristik dari kejahatan didunia maya adalah sebagai berikut : 1. Ruang Lingkup Kejahatan

Ruang Lingkup Kejahatan Cybercrime, bersifat global, melintasi batas negara sehingga sulit untuk dideteksi pelaku dan hukum yang berlaku.

2. Sifat Kejahatan

Sifat Kejahatan dari Cybercrime, tidak menimbulkan kekacauan yang mudah terlihat. 3. Perilaku Kejahatan

Pelaku Kejahatan dari Cybercrime, tidak mengenal usia dan bersifat universal. Bahkan beberapa diantaranya masih anak-anak dan remaja.

4. Modus Kejahatan

Modus Kejahatan dari Cybercrime, adalah modus operand. Dimana modus tersebut hanya bias dimengerti oleh orang-orang yang menguasai pengetahuan tentang Komputer, teknik pemrograman dan seluruh bentuk dunia cyber.

5. Jenis Kerugian yang Ditimbulkan

(44)

41

martabat, bahkan kerahasiaan informasi

C. Beberapa langkah penting yang harus dilakukan setiap negara dalam penanggulangan cybercrime adalah:

1. Melakukan modernisasi hukum pidana nasional beserta hukum acaranya, yang diselaraskan dengan konvensi internasional yang terkait dengan kejahatan tersebut

2. Meningkatkan sistem pengamanan jaringan komputer nasional sesuai standar internasional 3. Meningkatkan pemahaman serta keahlian aparatur penegak hukum mengenai upaya pencegahan, investigasi dan penuntutan perkara-perkara yang berhubungan dengan cybercrime

4. Meningkatkan kesadaran warga negara mengenai masalah cybercrime serta pentingnya mencegah kejahatan tersebut terjadi

5. Meningkatkan kerjasama antar negara, baik bilateral, regional maupun multilateral, dalam upaya penanganan cybercrime, antara lain melalui perjanjian ekstradisi dan mutual assistance treaties.

D. Jenis-Jenis Cyber Crime

Ada beberapa jenis Cyber Crime, diantaranya adalah: 1. Pencurian Data (Data Theft)

Pencurian data atau data theft merupakan suatu tindakan ilegal dengan mencuri data dari sistem komputer untuk kepentingan pribadi atau dikomersilkan dengan menjual data curian kepada pihak lain. Biasanya, tindakan pencurian data ini berujung pada kejahatan penipuan secara online.

(45)

42

2. Akses Ilegal (Unauthorized Access)

Membuka atau masuk ke akun orang lain tanpa ijin dan dengan sengaja merupakan suatu tindakan kejahatan di dunia maya. Akun yang telah dibobol pelaku sangat mungkin membuat pemiliknya mengalami kerugian, misalnya:

a. Membuat pemilik akun kehilangan data penting.

b. Menggunakan akun untuk aksi kejahatan, misalnya menipu orang lain dengan memakai nama pemilik akun.

3. Hacking dan Cracking

Hacking merupakan aktivitas menerobos program komputer milik orang lain. Si pelaku, atau yang lebih dikenal dengan sebutan hacker biasanya memiliki keahlian membuat dan membaca program tertentu dan terobsesi mengamati keamanannya.

Ada juga kejahatan yang dinamakan cracking, yaitu hacking untuk tujuan jahat. Biasanya, para cracker atau sebutan bagi pelaku cracking bisa mengetahui simpanan para nasabah di beberapa bank atau pusat data sensitif lain untuk menguntungkan diri sendiri.

Sekilas, hacking dan cracking hampir sama saja, tetapi ada perbedaan yang mendasar di antara keduanya. Jika hacking adalah upaya yang lebih fokus pada prosesnya, cracking lebih fokus untuk menikmati hasilnya.

a. Carding

(46)

43

identitas kartu kredit orang lain. Hal ini dilakukan secara ilegal dan data kartu kredit biasanya didapat melalui tindakan pencurian lewat internet.

b.Defacing

Defacing adalah aktivitas mengubah halaman suatu website milik pihak lain. Pada kasus-kasus defacing yang sering dijumpai, biasanya para pelaku melakukannya hanya untuk iseng, pamer kemampuan bisa membuat program, hingga berniat jahat untuk mencuri data dan dijual ke pihak lain.

c. Cybersquatting

Cybersquatting atau penyerobotan domain name yang merupakan jenis kejahatan dunia maya yang masuk ke dalam kategori domain hijacking (pembajakan domain). Cara yang dilakukan adalah dengan mendaftarkan domain nama perusahaan atau nama orang lain.

Hasil kejahatan biasanya akan dijual kepada perusahaan atau pihak lain dengan harga yang lebih mahal. Pelaku akan berusaha untuk menguntungkan dirinya sendiri dengan merugikan pihak lain.

d.Cyber Typosquatting

Cyber typosquatting merupakan kejahatan yang dilakukan dengan cara membuat domain plesetan yang mirip dengan nama domain orang lain. Salah satu tujuannya adalah menjatuhkan domain asli dengan melakukan penipuan atau berita bohong kepada masyarakat.

(47)

44

Konten ilegal biasanya berisi tentang informasi atau data yang tidak etis, tidak benar, dan bisa jadi melanggar hukum. Jenisnya sendiri ada banyak sekali, beberapa di antaranya yang sering kita jumpai adalah berita hoax dan konten yang mengandung unsur pornografi.

f. Malware

Malware merupakan salah satu program komputer yang mencari kelemahan dari suatu software. Biasanya malware diciptakan untuk membobol atau merusak suatu software atau sistem operasi.

Malware terdiri dari beberapa jenis, seperti worm, virus, trojan horse, adware, browser hijacker, dan yang lainnya.

Meskipun tersebar juga antivirus atau anti spam, Anda tetap harus waspada agar terhindar dari malware karena si pembuat biasanya sangat kreatif dan terus produktif dalam membuat program yang merugikan para korbannya.

g.Cyber Terorism

Kejahatan dunia maya bisa masuk ke dalam kategori cyber terorism jika telah mengancam pemerintah. Para pelaku cyber terorism biasanya akan melakukan cracking ke situs pemerintah atau militer.

h.Pemalsuan Data (Data Forgery)

Ini merupakan tindak kejahatan dunia maya dengan memalsukan data pada dokumen penting yang disimpan sebagai scriptless document di internet. Salah satu praktik pemalsuan data ini

(48)

45

misalnya pemalsuan dokumen pada situs e-commerce yang dibuat seolah-olah terjadi typo atau salah ketik sehingga menguntungkan pelakunya.

i. Memata-Matai (Cyber Espionage)

Ini adalah kejahatan di dunia maya yang memanfaatkan jaringan internet untuk masuk ke sistem jaringan komputer pihak lain untuk memata-matai.

Beberapa metode Cyber Crime: 1.Password Cracker

Kegiatan ini merupakan suatu tindakan pencurian atau peretasan password orang lain dengan bantuan sebuah program yang mampu membuka enkripsi password.

2.Spoofing

Spoofing adalah tindakan memalsukan sebuah data atau identitas seseorang dengan tujuan pelaku bisa login ke dalam sebuah jaringan komputer atau akun pemilik layaknya user yang asli.

3.Distributed Denial of Attacks (DDoS)

DDoS adalah tindakan penyerangan yang dilakukan terhadap server atau komputer di dalam sebuah jaringan internet. Serangan ini mampu menghabiskan resource yang ada pada server sehingga perangkat tersebut tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik seperti semula.

(49)

46

4.Sniffing

Sniffing merupakan tindakan pencurian username dan password pihak lain. Jika akun sudah dikuasai, pelaku bisa melakukan tindak kejahatan berupa penipuan dengan mengatasnamakan pemilik akun yang asli.

5.Destructive device

Destructive device merupakan suatu program atau software yang berisi virus. Pelaku biasanya memiliki tujuan untuk menghancurkan atau merusak data yang terdapat pada sebuah komputer yang dituju. Beberapa isi program tersebut adalah worms, email bombs, nukes, trojan horse, dsb.

(50)

47

KEBIJAKAN HUKUM CYBER CRIME

A. Pengertian Kebijakan Penanggulangan Cyber Crime

Kebijakan penanggulangan cyber crimedengan hukum pidana termasuk bidang penal policyyang merupakan bagian dari criminal policy(kebijakan penanggulangan kejahatan). Dilihat dari sudut criminal policy, upaya penanggulangan kejahatan (termasuk penanggulangan cyber crime) tidak dapat dilakukan semata-mata secara parsial dengan hukum pidana (sarana penal), tetapi harus pula ditempuh dengan pendekatan integral/sistemikSebagai salah satu bentuk high tech crimeyang dapat melampaui batas-batas negara (bersifat transnational/transborder), merupakan hal yang wajar jika upaya penanggulangan cyber crimejuga harus ditempuh dengan pendekatan teknologi (techno prevention). Di samping itu, diperlukan pula pendekatan budaya/kultural, pendekatan moral/edukatif, dan bahkan pendekatan global melalui kerjasama internasional.Operasionalisasi kebijakan penal meliputi kriminalisasi, dekriminalisasi, penalisasi dan depenalisasi. Penegakan hukum pidana tersebut sangat tergantung pada perkembangan politik hukum, politik kriminal, dan politik sosial. Oleh karena itu, penegakan hukum tidak hanya memperhatikan hukum yang otonom, melainkan memperhatikan juga masalah kemasyarakatan dan ilmu perilaku sosial.Kebijakan kriminalisasi merupakan suatu kebijakan dalam menetapkan suatu perbuatan yang semula bukantindak pidana menjadi suatu tindak pidana.Jadi pada hakikatnya, kebijakan kriminalisasi merupakan bagian dari kebijakan kriminal (criminal policy) dengan

(51)

48

menggunakan sarana hukum pidana sehingga itu termasuk bagian dari kebijakan hukum pidana (penal policy), khususnya kebijakan formulasi. Menurut Bassiouni, keputusan untuk melakukan kriminalisasi dan dekriminalisasi harus didasarkan pada faktor-faktor kebijakan tertentu yang mempertimbangkan bermacam-macam faktor-faktor, termasuk: 1.Keseimbangan sarana-sarana yang digunakan dalam hubungannya dengan hasil-hasil yang ingin dicapai;

2.Analisis biaya terhadap hasil-hasil yang diperoleh dalam hubungannya dengan tujuan-tujuan yang dicari.

3.Penelitian atau penafsiran tujuan-tujuan yang dicari itu dalam kaitannya dengan prioritas lainnya dalam pengalokasian sumber-sumber tenaga manusia.

4.Pengaruh sosial dari kriminalisasi dan dekriminalisasi yang berkenaan dengan pengaruh-pengaruhnya yang sekunder.

Kebijakan Penangggulangan cyber crimehukum dalam pidana di Indonesia selama ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Dalam KUHP Perumusan tindak pidana di dalam KUHP kebanyakan masih bersifat konvensional dan belum secara langsung dikaitkan dengan perkembangan cyber crime, selain itu juga terdapat berbagai kelemahan dan keterbatasan dalam menghadapi perkembangan teknologi dan high tech crimeyang sangat bervariasi. Contoh dalam hal menghadapi masalah pemalsuan kartu kredit dan transfer dana elektronik saja, KUHP mengalami kesulitan karena tidak adanya aturan khusus mengenai hal tersebut. Ketentuan yang ada hanya mengenai :

Referensi

Dokumen terkait

Capaian Program Meningkatnya jumlah Masyarakat yang mampu menggunakan TIK 600 Orang. Masukan Jumlah Dana

Donn Parker dari SRI International menyarankan agar CIO mengikuti rencana sepuluh langkah dalam mengelompokkan perilaku dan menekankan standar etika dalam perusahaan,

Di bidang perekayasaan, ada Etika Perekayasaan ( Engineering Ethics ), yakni telaah tentang masalah moral dan keputusan yang dihadapi orang dan organisasi yang terlibat

Dengan terminologi akhak seperti diatas, dimana umat Islam harus berakhlak sesuai Al Qur’an, menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan- Nya, maka etika

Selama ini Sertifikasi internasional untuk profesi di bidang IT hanya dikenal di lingkungan yang relative terbatas dan biasanya dikeluarkan berkaitan dengan produk

[r]

Perangkat teknologi informasi dan komu-nikasi seperti perangkat lunak atau program- program komputer merupakan suatu karya cipta/ karya intelektual yang harus kita hargai dan..

Mampu mematuhi dan menerapkan norma, moral dan etika dalam bermasyarakat Pengertian etika Kelompok- kelompok etika Penilaian etika Pengertian moral Tahapan perkembangan moral