• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KARAKTERISTIK GENERATOR GAS HHO DRY CELL DAN APLIKASINYA PADA KENDARAAN BERMESIN INJEKSI 1300 CC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI KARAKTERISTIK GENERATOR GAS HHO DRY CELL DAN APLIKASINYA PADA KENDARAAN BERMESIN INJEKSI 1300 CC"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak—Sistem elektrolisis Brown gas adalah suatu sistem elektrolisis air dengan penambahan katalisator yang dapat memisahkan antara hidrogen dan oksigen yang terkandung dalam air. Dalam beberapa penelitian yang telah ada menunjukkan bahwa penerapannya pada kendaraan bermotor dapat meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar dan meningkatkan torsi. Pada penelitian ini, dikembangkan prototipe generator gas HHO (Brown Gas) dengan sistem kering. Sebagai elektroda digunakan baja SS 304 dan sebagai katalis KOH 25%. Prototipe alat diuji karakteristiknya, yaitu konsumsi daya listrik, laju produksi gas HHO, kadar gas Hidrogen (H2) pada gas HHO dan efisiensi energi dari alat. Kemudian prototipe alat di uji cobakan pada kendaraan bermesin injeksi 1300 cc. Konsumsi bahan bakar, daya engine dan emisi gas buang diukur sebelum dan sesudah kendaraan menggunakan generator gas HHO. Dari hasil penelitian ini generator Brown gas dry cell enam ruang didapatkan campuran elektrolit berupa 25% KOH dan 75 % aquades dengan konsumsi daya listrik sebesar 67,2 Wat yang menghasilkan flowrate sebesar 4,6 ml/s. Setelah dilakukan pengujian pada kendaraan Toyota Avanza1300cc didapatkan peningkatan torsi sebesar 6,2 % dan daya yang dihasilkan sebesar 6,16 %. Penurunan nilai sfc terbesar pada mobil Toyoyta Avanza 1300 cc yaitu 14,70%. Tingkat emisi gas buang CO2 menurun 15,31% sedangkan nilai HC menurun 16,27 % dan nilai NOx menurun sebesar 19%.

Kata Kunci : Brown’s Gas (gas HHO) sistem kering , emisi gas buang, Sfc, konsumsi daya listrik, efficiency energi

I. PENDAHULUAN

Meningkatnya harga minyak dunia secara langsung mempengaruhi harga bahan bakar minyak di dalam negeri. Masyarakat selalu resah setiap kali pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak).

Selama ini berbagai cara telah dilakukan untuk menghemat pemakaian bahan bakar mulai dari yang sederhana sampai yang cukup ekstrim. Bahkan beragam alat untuk menghemat pemakaian bahan bakar pun bermunculan di pasaran. Salah satu hal yang menarik perhatian adalah menghemat bahan bakar dengan menggunakan air. Sistem bahan bakar menggunakan air ini disebut juga sistem Brown gas (HHO). Sistem Brown gas, merupakan suatu sistem elektrolisis air yang ditambah dengan katalisator yang dapat memisahkan unsur kandungan air menjadi hidrogen dan oksigen murni yang memiliki nilai kalor dan oktan yang tinggi. Apabila gas tersebut ditambahkan pada mesin bahan bakar solar atau bensin, maka akan dapat meningkatkan kualitas pembakaran yang disebabkan oleh nilai oktan bahan

bakar yang naik. Pada penelitian [1] disebutkan bahwa injeksi air pada mesin spark ignition dapat menghilangkan detonasi dan mengurangi NOx lebih dari 50%, angka oktan naik lebih dari 50%, dan meningkatkan kerja mesin antara 30% - 50%. Berdasarkan beberapa penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa hidrogen dan uap air dapat meningkatkan performa mesin (pada motor bensin maupun motor diesel).

Untuk itu dibutuhkan sebuah desain yang optimal untuk aplikasi di masyarakat luas sehingga output dari riset ini adalah generator Brown gas yang akan di produksi secara massal dengan harga yang ekonomis dan tentunya kualitas yang bagus serta sudah menjalani serangkaian fit and proper test untuk megetahui kelayakan nilai jual dan bersaing di level nasional maupun internasional.

II. DASAR TEORI

A. Brown’s Gas (Hidrogen Hidrogen Oksida : HHO)

Brown’s Gas merupakan gas hasil dari proses pemecahan air murni (H

2O) dengan proses elektrolisis. Gas yang dihasilkan dari proses elektrolisis air tersebut adalah gas Hidrogen dan Oksigen, dengan komposisi 2 Hidrogen dan 1 Oksigen (HHO) [2].

B. Proses Elektrolisis Air untuk Memproduksi Gas HHO

Elektrolisis adalah suatu proses untuk memisahkan senyawa kimia menjadi unsur-unsurnya atau memproduksi suatu molekul baru dengan memberi arus listrik [3]. Sedangkan elektrolisis air adalah proses elektrolisa yang dimanfaatkan untuk memecah molekul air (H

2O) menjadi Hidrogen (H

2) dan Oksigen (O2). Proses elektrolisis air dapat terjadi dengan setengah reaksi asam ataupun basa (alkaline electrolysis) ataupun keduanya. Pada kedua jenis reaksi diatas gas Hidrogen juga dihasilkan pada elektroda negatif (katoda) dan gas oksigen dihasilkan pada elektroda positif (anoda).

C. Bahan Stainless Steel sebagai Elektroda

Elektroda berfungsi sebagai penghantar arus listrik dari sumber tegangan ke air yang akan dielektrolisis. Pada elektrolisis yang menggunakan arus DC, elektroda terbagi menjadi dua kutup yaitu positif sebagai anoda dan negatif sebagai katoda. Material serta luasan elektroda yang digunakan sangat berpengaruh terhadap gas HHO yang dihasilkan dari proses elektrolisis air sehingga material elektroda harus dipilih dari material yang memiliki konduktifitas listrik dan ketahanan terhadap korosi yang baik. Berdasarkan tabel A.1 dapat dilihat bahwa stainless steel Tipe

STUDI KARAKTERISTIK GENERATOR GAS

HHO DRY CELL DAN APLIKASINYA PADA

KENDARAAN BERMESIN INJEKSI 1300 CC

Iqbal Wahyudzin dan Harus Laksana Guntur

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

(2)

SS 316F, 316L, 316N, 317, 329, dan 304 mempunyai ketahanan korosi diberbagai lingkungan, sehingga stainless steel tipe ini sangat cocok digunakan sebagai elektroda pada proses elektrolisa air untuk memproduksi gas HHO.

D. Larutan Elektrolit Sebagai Katalis

Dengan melarutkan elektrolit di dalam air akan meningkatkan konduktifitas listrik dari air. Oleh karena itulah dengan penambahan elektrolit sebagai katalis pada proses elektrolisis akan menurunkan energi yang dibutuhkan, sehingga laju reaksi pemecahan molekul air menjadi lebih cepat. Dan apabila jumlah elektrolit yang dilarutkan ke air semakin banyak maka konduktifitas listrik dari air akan semakin tinggi, maka laju produksi gas HHO yang dihasilkan dari proses elektrolisis air juga akan semakin meningkat, akan tetapi jika elektrolit yang dilarutkan ke air terlalu banyak maka energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan gas HHO akan semakin besar karena larutan elektrolite akan semakin jenuh sehingga pergerakan ion-ion didalamnya menjadi terhambat.

E. Karakteristik Gas HHO

Gas HHO (Brown’s Gas) terdiri dari gas hidrogen dan oksigen, dengan perbandingan komposisi mol 2:1. Reaksi pembakaran pada gas HHO pada dasarnya adalah reaksi terikatnya kembali hidrogen pada oksigen untuk membentuk molekul air. Sebagaimana dapat dilihat pada persamaan reaksi kimia berikut ini:

2H

2(g) + O2(g) → 2HO2(l)

Persamaan reaksi kimia tersebut merupakan kebalikan dari persamaan kimia pada elektrolisis air. Jika pada proses elektrolisa untuk memecah molekul air membutuhkan energi, maka sebaliknya pada reaksi oksidasi hidrogen dihasilkan sejumlah energi. Gas hidrogen mempunyai beberapa karakteristik yaitu : tidak berwarna, mudah terbakar (flameable), sangat ringan, dan sangat mudah bereaksi dengan zat kimia lainnya. Namun gas HHO pada kondisi normal tidak akan terbakar dengan sendirinya tanpa ada sulutan api.

F. Pengaruh Rasio Bahan Bakar - Udara

Mesin bahan bakar bensin akan mempunyai daya terbesar pada rasio A/F udara (air) dan bahan bakar (fuel) 11,5 sampai 13. Pada rasio tersebut terdapat bahan bakar yang difungsikan sebagai pendingin dan fluida kerja, sehingga terjadi penurunan temperatur yang berakibat penurunan emisi NOx dan peningkatan torsi. Bahan bakar ini tidak ikut terbakar dan dikeluarkan melalui gas buang sehingga emisi HC menjadi tinggi. Rasio A/F mempunyai nilai ekonomi tinggi jika pada kondisi 16 dibanding 1. Untuk menggabungkan antara kebutuhan daya mesin dan nilai ekonomis dipilih nilai lamda (𝜆𝜆) sama dengan 1 yaitu perbandingan udara dan bahan bakar 14,7 dibanding 1.

G. Daya yang Dibutuhkan Generator Brown’s Gas (Watt)

Untuk menghasilkan gas HHO dengan menggunakan proses elektrolisis air dibutuhkan energi listrik. Energi listrik pada baterai aki dipergunakan untuk sistem kelistrikan di kendaraan (seperti lampu, dan air conditoner). Namun masih ada sisa energi listrik yang dapat dipergunakan sebagai sumber tegangan untuk sistem injeksi Brown’s Gas. Energi listrik tersebut jumlahnya terbatas, sehingga sistem injeksi Brown’s Gas yang dipasang pada kendaraan dayanya harus

dibatasi. Oleh karena itu harus diketahui seberapa besar daya yang dibutuhkan oleh sistem injeksi Brown’s Gas. Perumusan untuk mencari daya yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

P = V.I ……… (2.1) Dimana: P = Daya yang dibutuhkan sistem injeksi

Brown’s Gas (watt)

V = Beda potensial/voltase (volt) I = ARUS LISTRIK (AMPERE)

H. Laju Produksi/flowrate Gas HHO (Vgas HHO), [ml/s]

Produk utama proses elektrolisa air dengan menggunakan sistem injeksi Brown’s Gas adalah gas HHO. Sehingga untuk mengetahui seberapa baik kinerja sistem injeksi Brown’s Gas, perlu diketahui seberapa banyak gas HHO yang dihasilkan oleh sistem injeksi Brown’s Gas tersebut. Sehingga untuk menghitung flowrate gas HHO dapat dicari dengan persamaan berikut ini:

……… …. (2.2)

Dimana:

V gas HHO = Laju produksi gas HHO 300 ml = volume gas HHO yang dihasilkan

t = waktu untuk menghasilkan 300 ml gas HHO [s] atau [menit]

I. Torsi, Daya dan Konsumsi Bahan Bakar

Torsi yang dihasilkan suatu mesin dapat diukur dengan menggunakan dynamometer yang dikopel dengan poros output mesin. Oleh karena sifat dynamometer yang bertindak seolah–olah seperti sebuah rem dalam sebuah mesin, maka daya yang dihasilkan poros output ini sering disebut sebagai daya rem (Brake Power).

Konsumsi bahan bakar spesifik atau spesific fuel consumption (Sfc) adalah parameter unjuk kerja mesin yang berhubungan langsung dengan nilai ekonomis sebuah mesin, karena dengan mengetahui hal ini dapat dihitung jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah daya dalam selang waktu tertentu. Bila daya dalam satuan kW dan laju aliran massa bahan bakar dalam satuan kg/jam, maka :

(3)

Besarnya laju aliran massa bahan bakar (mf) dihitung

dengan persamaan berikut :

J. Emisi gas buang pada kendaraan

Emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar didalam mesin yang dikeluarkan melalui sistem pembuangan mesin. Komposisi dari hasil pembuangan berupa air (H2O), gas CO atau isebut juga karbon monoksida yang beracun, CO2 atau disebut juga karbon dioksida yang merupakan gas rumah kaca, NOX adalah senyawa nitrogen oksida yang timbul akibat tingginya temperature didalam engine dikarenakan kandungan bahan bakar yang miskin, HC merupakan sisa bahan bakar yang tidak terbakar berupa senyawa hidra arang. Strategi menurunkan emisi gas buang adalah dengan meningkatkan kualitas bahan bakar atau dengan pengembangan energi alternatif berupa listrik dan hidrogen.

K. Prinsip Kerja Generator

Prinsip kerja utama dari generator ini tidak berbeda jauh dengan genartor tipe celup. Dimana tetap terjadi proses elektrolisis didalamnya dengan menggunakan elektrolit yang campurannya 25% KOH dan 75% aquades. Yang membedakan disini adalah dimana dimensi yang dibutuhkan tidak sebesar tipe celup dan mampu memisahkan antara gas H2 dengan O2. Diharapakan dengan adanya pemisahan kedua gas tersebut mampu di aplikasikan pada kendaraan dengan sistem injeksi tanpa memanipulasi sensor udara yang terpasang pada saluran intake vacuum didalamnya. Pemisahan kedua gas tersebut dapat dilakukan dengan adanya sekat berupa screen diantara elemen katoda sebagai penghasil gas H2 dan elemen anoda yang menghasilkan O2.

Gambar 1. Generator BG Dry Cell

III. METODE PENELITIAN

Aplikasi pada mobil

Uji karakteristik performa mobil tanpa Brown Gas Generator

Uji karakteristik performa mobil menggunakan Brown Gas Generator

Data torsi,sfc dan emisi yang dihasilkan

Data torsi,sfc dan emisi yang dihasilkan

Komparasi hasil data

Analisa data

Hasil dan Kesimpulan

Selesai A

(4)

IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN DATA

A. Analisa Uji Karakteristik Campuran Elektrolit Antara KOH dan Aquades pada Generator 6 ruang

Pengujian ini menggunakan 3 macam variasi campuran yaitu 20% KOH – 80% aquades, 25% KOH – 75% aquades dan 30% KOH – 70% aquades.Pada setiap variasi yang sudah ditentukan akan diambil 5 sampel data yang meliputi flow rate dan daya yang nantinya akan didapatkan nilai rasio dari pengolahan kedua data awal tadi. Dari 5 sampel yang didapatkan akan diambil nilai rata rata rasio Q/P, sehingga masing masing variasi memiliki nilai rata rata rasio Q/P. Ketiga nilai tersebut akan dipilih variasi dengan nilai rata rata yang paling tinggi.

Tabel 1. Nilai rata-rata effisiensi setiap variasi campuran No. Kadar KOH Arus (Ampere) Flow Rate (ml/s) P (watt) Rasio (Q/P) 1 20% 9.64 7.79 115.68 6.73 2 25% 12.7 12.44 152.4 8.17 3 30% 11.8 6.18 141.6 4.36 0 2 4 6 8 10 0% 10% 20% 30% 40% Ef isie ns i ( Q /P ) Kadar KOH (%)

Efisiensi Campuran KOH dengan Aquades

Efisiensi Campuran KOH dengan Aquades Poly. (Efisiensi Campuran KOH dengan Aquades)

Grafik 1. Rata-rata effisiensi setiap variasi campuran

Dari tabel 1 dan grafik 1 didapatkan nilai rata – rata effisiensi tertinggi pada campuran 25% KOH – 75% yaitu sebesar 8,17%. Hal ini dikarenakan pada komposisi 25% KOH merupakan jumlah katalis yang seimbang untuk proses berlangsungnya elektroisis. Bila komposisi KOH kurang maka menyisakan unsur aquades yang belum berikatan dengan KOH dan berlaku sebaliknya bila kandungan KOH berlebih maka jumlah aquades sudah habis berikatan dengan KOH sehingga menyisakan beberapa unsur KOH yang berlebih.

B. Analisa Uji Karakteristik Jumlah Ruangan yang Digunakan

Untuk mengetahui pengaruh jumlah ruangan terhadap proses elektrolisis maka dilakukan eksperimen melalui elektrolisis dengan variasi jumlah sel yaitu 4,5 dan 6 ruang di laboratorium desain teknik mesin ITS. Dari hasil eksperimen tersebut maka akan didapatkan 2 jenis data yaitu arus listrik yang dibutuhkan dan flowrate yang dihasilkan. Dari hasil perhitungan kedua data tersebut maka akan didapatkan harga daya dan effisiensi pada masing masing variasi sel.

Tabel 2 Rata-Rata variasi jumlah cell brown’s gas wet cell

No. Jumlah Cell Arus (Ampere) Flow Rate (ml/s) P (watt) Rasio (Q/P) 1 4 21,73 15,26 260,8 5,85 2 5 9,12 7,94 109,44 7,27 3 6 2,36 2,52 28,32 8,94

Grafik 2 Effisiensi variasi jumlah cell.

Berdasarkan pada data tabel 2 dan grafik 2 diatas didapatkan perbedaan effisiensi yang cukup signifikan antar selnya. Nilai effisiensi tertinggi terdapat pada jumlah ruang 6, dimana hal ini disebabkan oleh pembagian tegangan yang mendekati harga yang sesuai dengan syarat terjadinya elektrolisis sempurna yaitu 1,5 V tiap selnya.

Pengujian selanjutnya untuk menentukan jumlah sel yang akan digunakan adalah pengukuran kandungan kadar hidrogen pada outputan gas yang dihasilkan generator. Pengukuran ini dilakukan di Laboratorium LPPM-ITS dengan variasi jumlah sel 4,5 dan 6. Dengan menggunakan alat pengukur berupa Gas Chromatography maka akan didapatkan hasil data yang diawali dengan pengukuran 100% hidrogen sebagai nilai kalibrasi terhadap 3 sampel yang akan diuji. Hasil data yang didapatkan adalah sebagai berikut:

Tabel 3 Pengaruh jumlah cell terhadap prosentase kadar Hidrogen Jumla h Cell Luasan Area Hidrogen oleh Brown Gas Luasan Area 100 % Hidrogen Prosentase kadar Hidrogen 4 154440 423215 36,49 5 221397 423215 52,31 6 328725 423215 77,67

Grafik 3 Prosentase Kadar Hidrogen Wet Cell

Berdasarkan grafik 3 diatas dimana didapatkan tren grafik yang meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah sel yang digunakan. Berdasarkan pada table 3 diatas menunjukkan bahwa pada jumlah sel 6 didapatkan prosentase sebesar 77,67 % dimana nilai ini berbanding jauh dengan jumlah sel 4 yang memiliki prosentase sebesar 36,69%. Hal ini dikarenakan arus listrik yang besar dihasilkan pada jumlah sel yang semakin sedikit yang mana besarnya nilai tahanan tersebut juga akan berkurang. Dengan arus yang besar maka proses elektrolisis akan berlebih sehingga temperature cairan elektrolit mengalami peningkatan temperature yang cukup signifikan. Sehingga dengan dilakukannya dua pengujian diatas sudah dapat dipastikan merancang generator dry cell dengan jumlah

0 10 0 2 4 6 8 Ef isi en si Jumlah cell

Wet cell

Wet cell Poly. (Wet cell) 0 50 100 0 2 4 6 8 Kad ar H id ro ge n (% ) Jumlah cell

Prosentase Kadar Hidrogen

wet cell

Prosentase Kadar Hidrogen wet cell

(5)

6 ruang. Maka selanjutnya dilakukan 2 pengujian ulang diatas untuk mendpatkan karakteristik dari generator dry cell itu sendiri yaitu :

Grafik 4 Effisiensi Generator Dry Cell

Dari grafik diatas didapatkan effisiensi terbesar pada pengujian 2 yaitu 7,83% dan effisiensi untuk pengujian ke-3 sampai ke-5 mengalami penurunan, hal ini dikarenakan generator dry cell mengalami penurunan flowrate yang linear dengan penurunan konsumsi daya listrik.

C. Analisa Uji Karakteristik Pada Mobil Toyota Avanza 1300 cc

Analisa pada subbab ini adalah hasil pengujian dengan menggunakan alat ukur berupa Chasis Dynotest dengan tujuan mobil disimulasikan dalam kondisi berjalan meskipun aktualnya mobil diam ditempat dengan cara roda penggerak belakang diapit oleh kedua roller sebagai pemberi beban putar pada roda penggerak. Dengan demikian dapat dilakukan berbagai macam variasi pengujian meliputi uji daya, torsi, bahan bakar spesifik dan kadar emisi gas buang.

0 20 40 60 80 100 120 140 0 2000 4000 6000 8000 To rs i ( Nm ) rpm

Grafik Torsi Engine

Standart Dry cell

Grafik 6 Hasil Uji Torsi

0 10 20 30 40 50 60 70 80 0 2000 4000 6000 8000 Da ya ( BH P) rpm

Grafik Daya Engine

Standart Dry cell

Grafik 7 Hasil Pengujian Daya

Pada pengujian kali ini dilakukan bersamaan antara pengujian torsi dan daya, sehingga didapatkan data dalam waktu yang sama. Mengacu pada grafik 6 dan 7 dapat disimpulkan bahwa peningkatan torsi dan daya sudah didapatkan pada awal rpm 1500 dimana peningkatan torsi sebesar 3,15 % dan daya sebesar 3,2 % dan peningkatan yang

signifikan juga terjadi pada rpm 3000 sebesar 6,23 % untuk torsi dan 6,16 %untuk daya. Pada pengujian data yaitu setelah rpm 3000 mengalami penurunan yang disebabkan outputan dari generator tidak cukup untuk memenuhi putaran mesin yang tinggi karena flowrate dari generator konstan.

D. Analisa dan Pembahasan Bahan Bakar Spesifik

Grafik 5 Hasil uji konsumsi bahan bakar Toyota Avanza 1300 cc

Berdasarkan grafik 5 didapatkan hasil perbandingan konsumsi bahan bakar antara keadaan standart mobil Toyota Avanza 1300cc dengan menggunakan brown’s gas dry cell 6 ruang. Pada putaran engine rendah yaitu 1000 rpm, terdapat penurunan sfc 10,43 % yaitu 0,07 Kg BB / HP Jam. Penurunan jumlah sfc tertinggi terjadi pada 2000 rpm sebesar 14,39% yaitu 0,04 Kg BB / HP Jam. Dan terjadi penurunan prosentase perubahan sfc pada 3000 rpm yaitu 12.08% yaitu 0.019 Kg BB / HP Jam. Penurunan sfc ini dipengaruhi oleh penambahan gas hidrogen yang masuk kedalam engine sebagai suplemen bahan bakar yang meningkatkan tenaga engine karena hasil pembakaran yang lebih sempurna sehingga dibutuhkan sedikit bahan bakar untuk mendapatkan tenaga yang diinginkan.

E. Analisa dan Pembahasan Kadar Emisi Gas Buang Tabel 4 Hasil uji kadar emisi gas buang Toyota Avanza

1300cc

Pengujian Mesin Toyota Avanza 1300 CC (3000 rpm) Standar BG % penurunan

NOX (%) 0.963 0.78 19.00 COX (%) 13.1 11.5 12.21 CO (%) 1.11 0.94 15.31

HC (ppm) 86 72 16.28

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4 diatas, didapatkan data penurunan emisi gas buang Nox yaitu sebesar 19,003% yang disebabkan dengan adanya hidrogen maka temperatur didalam ruang bakar lebih dingin dikarenakan waktu pengapian sedikit tertunda sehingga adanya beberapa saat waktu bahan bakar untuk mendinginkan ruang bakar. Penurunan Cox sebesar 12,21% dan CO sebesar 15,31% dikarenakan proses pembakaran yang lebih sempurna dan HC menurun sebesar 11,27% karena jumlah sisa bahan bakar yang tidak terbakar semakin berkurang dengan adanya penambahan hidrogen. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan penambahan brown’s gas dry cell 6 ruang, proses pembakaran didalam engine akan menjadi lebih baik, hal ini dapat dilihat dari penurunan kadar emisi gas buang yang dikeluarkan oleh mobil Toyota Avanza1300cc.

0 2 4 6 8 10 0 2 4 6 Ef fis ie ns i ( Q /P ) Pengujian

Ke-Pengujian Generator Dry Cell

Pengujian Generator Dry Cell 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 ko n su m si b ah an b ak ar ( m l) Putaran mesin (rpm)

Grafik konsumsi bahan bakar

standart dry cell

(6)

V. KESIMPULAN/RINGKASAN

Mengacu pada hasil analisa aplikasi pemakaian generator dry cell pada mobil Avanza 1300cc, sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan campuran elektrolit adalah 25% KOH dan 75% aquades dengan jumlah ruangan yang digunakan adalah 6 ruang. Pada aplikasinya terhadap mobil dapat meningkatkan torsi sebesar 3,15% dan daya 3,2 % dengan penurunan sfc rata rata 12,30 %. Demikian pula dengan kandungan emisi gas buang yang mengalami penurunan cukup signifikan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan dan doa , Dan Bapak Dr. Eng. Harus Laksana Guntur, ST., M.Eng. yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan sehingga penelitian yang dilakukan dapat terselesaikan dengan baik, juga terima kasih kepada teman-teman semoga kita semua sukses selalu.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Lanzafame. R. Water injection effects in a single-cylinder CFR engine. SAE Int. Congress and exposition Detroit, Micigan 1999 [2] Lowrie, Peter E.W, Electrolyte Gas, 2005

[3] Helmenstine, Anne Marie, Chemistry Glossary Definition of Electrolysis, 2001.

[4] Rasiawan. Rancang Bagun Elektronik Kontrol Sistem Elektroleser Brown Gas Pada Kendaraan, Thesis S2 Teknik Mesin FTI-ITS, Surabaya, 2009.

[5] Cobb M Harrold, Steel Product Manual : Stainless Steel, 1999. [6] Christoper J. Chadwell, Philip J. B. Dingle. Effect of diesel and water

co-injection with real time control on diesel engine performance and emissions. SAE Int. World congress, Detroid, Michigan, 2008

Gambar

Gambar 1. Generator BG Dry Cell
Tabel 2 Rata-Rata variasi jumlah cell brown’s gas wet cell  No.  Jumlah  Cell  Arus  (Ampere)  Flow Rate (ml/s)  P  (watt)  Rasio (Q/P)  1  4  21,73  15,26  260,8  5,85  2  5  9,12  7,94  109,44  7,27  3  6  2,36  2,52  28,32  8,94

Referensi

Dokumen terkait

Nasabah penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di Bank Syariah dan atau Unit Usaha Syariah dalam bentuk simpanan berdasarkan akad antara bank syariah atau Unit Usaha

Sebenarnya, masih banyak sekali potensi yang bisa dikembangkan atau ditambahkan pada tabel konstruksi baja, seperti modulus plastis, kuat tekan dan tarik nominal, momen nominal,

A 85.01-100 Merupakan perolehan mahasiswa superior, yaitu mereka yang mengikuti perkuliahan dengan sangat baik, memahami materi dengan sangat baik bahkan tertantang untuk

Teknologi Pembelajaran adalah proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara

Menteri dan/atau menteri/kepala lembaga terkait menerbitkan surat dan/atau instrumen hukum lainnya tentang Dukungan Pemerintah Lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal

Oleh yang demikian, terapi seni ekspresif dilihat sebagai intervensi yang positif dalam memangkinkan strategi daya tindak ibu tunggal, di samping mencari

Berdasarkan judul yang diangkat yaitu mengenai determinasi ketidakutuhan keluarga dan konsep diri terhadap kenakalan remaja yang menggunakan dua variable bebas dan

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan modifikasi (drbble dan bola sejenis) mampu meningkatkan daya konsentrasi pada anak autis dengan