• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Aktivitas Agensia Hayati Trichoderma spp. dan Gliocladium spp. pada Area Perakaran untuk Mendukung Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kubis (Brassica oleracea varietas Capitat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Aktivitas Agensia Hayati Trichoderma spp. dan Gliocladium spp. pada Area Perakaran untuk Mendukung Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kubis (Brassica oleracea varietas Capitat"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

17

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data pengamatan yang dikumpulkan untuk penelitian ini terdiri dari pengamatan selintas dan pengamatan utama. Data pengamatan selintas tidak dianalisis secara statistik, namun digunakan untuk mendukung pembahasan data pengamatan utama. Data pengamatan selintas yang dikumpulkan untuk mendukung data utama pada penelitian ini adalah curah hujan, suhu dan kelembaban udara, suhu dan kelembaban tanah, tingkat kemasaman tanah, dan struktur tanah yang terdisi dari bobot isi dan ruang pori tanah.

Data pengamatan utama dianalisis secara statistik Analysis of Variance atau ANOVA dan jika berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test atau DMRT dengan taraf kepercayaan 95%. Data pengamatan utama terdiri dari: tinggi tanaman, jumlah daun terbuka sempurna, diameter krop, bobot brangkasan segar akar, bobot brangkasan kering akar, volume akar, bobot brangkasan segar bagian atas tanaman (batang dan daun), dan bobot brangkasan kering bagian atas tanaman.

4.1.Lingkungan Abiotik Lahan Penelitian

(2)

18 Data curah hujan dan jumlah hari hujan disajikan pada Tabel 4.1, sedangkan data suhu udara, suhu tanah, kelembaban udara, kelembaban tanah dan tingkat kemasaman tanah disajikan pada Tabel 4.2. Curah hujan yang terjadi selama waktu penelitian bervariasi, namun secara umum dapat dilihat bahwa pada waktu tanaman budidaya tumbuh di lahan (bulan Maret sampai Mei 2015) nilai curah hujan bulanan tercatat antara 141 sampai 463 mm. Kinoshita dan Nakane (2002) menuliskan bahwa peningkatan curah hujan ini dapat mengakibatkan peningkatan risiko limpasan permukaan dan pencucian hara dan partikel tanah. Kehilangan akibat adanya limpasan permukaan dan pencucian dapat menyebabkan agensia hayati terbawa ke lapisan tanah yang lebih dalam atau ke tempat lain sehingga menyebabkan agensia hayati tidak berada pada area perakaran (rizosfer) tanaman budidaya. Trichoderma spp. dan Gliocladium spp. memiliki peran sebagai fungi antagonis bagi fungi lain yang bersifat patogenik bagi tanaman kubis. Aktivitas Trichoderma spp. dan Gliocladium spp. pada rizosfer tanaman kubis membantu akar tanaman tetap sehat dan bekerja optimal.

Tabel 4.1. Data Curah Hujan Bulan Februari sampai Juni 2015

Bulan Curah Hujan (mm) Kriteria Jumlah Hari

Hujan

Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika kabupaten Semarang

(3)

19 atau lebih tinggi dari 30°C akan menghambat aktivitas pertumbuhan dan pembentukan biomasa kultur Trichoderma spp. dan Gliocladium spp.

Tabel 4.2. Suhu Udara dan Tanah, Kelembaban Udara, Kelembaban Tanah dan Tingkat Kemasaman (pH) Tanah Lahan Penelitian

Parameter Minimum Maksimum

Suhu Udara (oC)* 20,20 32,30

Kelembaban Udara (%)* 76,00 88,00

Suhu Tanah (oC)** 24,10 26,20

Kelembaban Tanah (%)** 44,74 53,59

pH Tanah** 5,10 5,50

Keterangan:

- (*)Badan Meteorologi dan Geofisika kabupaten Semarang - (**) pengamatan mandiri

Tanah di Kebun Penelitian Salaran tergolong dalam jenis tanah Andosol. McDaniel dkk. (2012) menyatakan bahwa tipe tanah Andosol memiliki ciri khas: kelembaban tinggi dengan ketersediaan ruang pori tanah yang cukup banyak. Kelembaban tanah penelitian tercatat antara 44,74% sampai 53,59% (Tabel 4.2.). Mishra dan Khan (2015) menuliskan pertumbuhan kultur Trichoderma spp. dan Gliocladium spp. yang baik terjadi pada tingkat kelembaban antara 50% sampai 95% dengan pertumbuhan dan pembentukan spora paling tinggi terjadi pada tingkat kelembaban relatif sebesar 80%. Tingkat kelembaban yang lebih rendah daripada kondisi optimal untuk pertumbuhandan perkembangan Trichoderma spp. dan Gliocladium spp. tidak menyebabkan kematian bagi fungi, hanya saja pertumbuhan fungi dan pembentukan spora menjadi lebih lambat (Hart dan Macleod, 1966).

Tingkat kemasaman tanah penelitian antara 5,10 sampai 5,50. Nilai ini termasuk dalam rentang pH yang masih mendukung untuk pertumbuhan Trichoderma spp. Produksi biomassa optimum Trichoderma spp. dan Gliocladium spp. terjadi pada rentang pH antara 4,6 dan 6,8 (Jackson dkk., 1991; Atlas dan Bartha, 1993 dalam Uruilal dkk., 2012; Kaewachai dkk., 2009).

(4)

20 kondisi kepadatan yang sama. Nilai bobot isi tanah antara 0,82 sampai 0,99 g/cm3. Bobot isi tanah yang relatif ringan ini diimbangi dengan ketersediaan ruang pori tanah yang cukup tinggi akan mempengaruhi kandungan air dan ketersediaan udara didalam tanah. Hal ini mendukung tanah tetap dalam keadaan yang cukup lembab akibat kemampuan pegang air kapiler yang tinggi. Kondisi ini memberikan dukungan yang baik bagi pertumbuhan agensia hayati yang diaplikasikan. Jumlah ruang pori tanah yang disajikan pada Tabel 4.3. berikut ini

Tabel 4.3. Hasil Analisis Kondisi Fisik Tanah pada Petak Percobaan

Perlakuan BI RPMak RPMik RPT

(g/cm3) (%) (%) (%)

Tanpa Aplikasi Agensia Hayati (kontrol) 0,86 10,89 56,73 67,62 Konsentrasi 0,5 g/l pada seluruh bedengan 0,89 11,29 55,24 66,53 Konsentrasi 1,5 g/l pada seluruh bedengan 0,82 12,10 56,82 68,92 Konsentrasi 2,5 g/l pada seluruh bedengan 0,99 11,59 51,15 62,75 Konsentrasi 0,5 g/l pada pokok tanaman 0,83 16,74 51,87 68,61 Konsentrasi 1,5 g/l pada pokok tanaman 0,85 18,16 49,87 68,03 Konsentrasi 2,5 g/l pada pokok tanaman 0,85 12,64 55,26 67,90

Rerata 0,87 13,34 53,85 67,19

Keterangan: BI (Bobot Isi Tanah); RPMak (Ruang Pori Makro); RPMik (Ruang Pori Mikro); dan RPT (Ruang Pori Total)

Berdasarkan pengamatan kondisi fisik tanah dan lingkungan abiotik pada lahan penelitian Salaran menunjukkan bahwa keadaan tanah dan lingkungan ini memberikan dukungan yang baik untuk perkembangan dan aktivitas agensia hayati Trichoderma spp. dan Gliocladium spp. Aplikasi agensia hayati Trichoderma spp. dan Gliocladium spp. pada lahan penelitian dapat memberikan dukungan tambahan untuk budidaya tanaman kubis maupun jenis tanaman yang lain.

4.2.Pengaruh Perlakuan Konsentrasi Agensia Hayati yang Diaplikasikan terhadap Pertumbuhan Tanaman Kubis

(5)

21 konsentrasi agensia hayati tidak menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (lihat Tabel 4.4). Hasil yang tidak saling berbeda nyata ini terutama karena kubis adalah jenis tanaman roset, dan aplikasi agensia hayati Trichoderma spp. dan Gliocladium spp. tidak berpengaruh pada perpanjangan ruas batang tanaman kubis melainkan berpengaruh pada jumlah daun terbuka sempurna dan diameter krop.

Tabel 4.4. Data Tinggi, Jumlah Daun Terbuka Sempurna dan Diameter Krop Tanaman Kubis pada Aplikasi Agensia Hayati Trichoderma spp. dan Gliocladium spp.

Perlakuan T (cm) JD (helai) DK (cm)

(70 hspt) (35 hspt) (70 hspt) Tanpa Aplikasi Agensia Hayati (kontrol) 29,08 a 10,16 b 9,40 b Konsentrasi 0,5 g/l pada seluruh bedengan 27,00 a 10,96 ab 10,36 ab Konsentrasi 1,5 g/l pada seluruh bedengan 27,24 a 11,00 ab 10,63 ab Konsentrasi 2,5 g/l pada seluruh bedengan 28,80 a 11,56 ab 11,76 a Konsentrasi 0,5 g/l pada pokok tanaman 27,64 a 12,32 a 9,88 ab Konsentrasi 1,5 g/l pada pokok tanaman 28,36 a 12,00 ab 8,92 b Konsentrasi 2,5 g/l pada pokok tanaman 28,16 a 11,44 ab 11,04 ab

Keterangan:

- T (tinggi tanaman); JD (jumlah daun terbuka sempurna pada tana man); DK (diameter krop tanaman), hspt (hari setelah pindah tanam)

- Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan tidak saling berbeda nyata pada uji DMRT dengan taraf kepercayaan 95%

(6)

22 dibandingkan dengan perlakuan tanpa agensia hayati (kontrol), akan tetapi tidak berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan aplikasi agensia hayati yang lainnya. Altomare dkk. (1999) menuliskan bahwa Trichoderma spp. mampu meningkatkan kelarutan hara P dan hara mikro yang lain. Hara P yang tidak diimbangi dengan ketersediaan N akan memacu tanaman untuk memasuki fase generatif lebih cepat, akibatnya pertumbuhan vegetatif tanaman menjadi tidak sempurna (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Hal ini diduga yang mengakibatkan aplikasi agensia hayati Trichoderma spp. dan Gliocladium spp. dengan konsentrasi yang lebih tinggi relatif menurunkan jumlah daun terbuka sempurna pada tanaman kubis.

Diameter krop yang dihasilkan pada tanaman kubis di lahan penelitian tercatat antara 8,92 sampai 11,76 cm (Tabel 4.4), masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan deskripsi varietasnya (lihat Lampiran 1). Hal ini diduga terjadi akibat pengaruh faktor lingkungan terutama suhu udara pada fase pembentukan krop yaitu pada bulan April sampai Mei 2015 (lihat Lampiran 2) yang lebih tinggi dibandingkan lingkungan adaptasi yang sesuai untuk tanaman kubis (berdasarkan deskripsi varietasnya). Meskipun demikian, berbagai konsentrasi agensia hayati Trichoderma spp. dan Gliocladium spp. pada tanaman kubis relatif meningkatkan jumlah daun terbuka sempurna dan diameter krop dibandingkan dengan tanaman kubis yang dibudidayakan tanpa aplikasi agensia hayati (Tabel 4.4.).

Perlakuan agensia hayati dengan konsentrasi 2,5 g/l yang diaplikasikan pada seluruh bedengan memberikan diameter krop yang lebih tinggi dan berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan tanpa agensia hayati (kontrol) dan perlakuan agensia hayati dengan konsentrasi 1,5 g/l yang diaplikasikan pada pokok tanaman. Perlakuan agensia hayati yang diaplikasikan pada bedengan dengan konsentrasi 0,5 g/l dan 1,5 g/l; serta perlakuan agensia hayati yang diaplikasikan pada pokok tanaman dengan konsentrasi 0,5 g/l dan 2,5 g/l tidak menunjukkan perbedaan diameter krop dibandingkan dengan perlakuan tanpa, perlakuan dengan konsentrasi 2,5 g/l pada seluruh bedengan dan perlakuan dengan konsentrasi 1,5 g/l pada pokok tanaman.

(7)

23 yang lebih baik dapat dicapai dengan mengkombinasikan pemberian agensia hayati

dengan pupuk Nitrogen untuk mendukung pertumbuhan vegetatif tanaman budidaya. Efek samping dari keberadaan Trichoderma spp. dan Gliocladium spp. yang mampu

menekan perkembangan patogen penyakit tular tanah dan juga dapat meningkatkan penyerapan hara sehingga pertumbuhan tanaman berlangsung dengan normal (Iskandar dan Pinem 2009; Saba dkk., 2012; Topolovec dkk., 2013). Marh (2005) dan Herlina (2013) menuliskan bahwa dalam proses dekomposisi, Gliocladium spp. membantu mempercepat ketersediaan hara bagi mikroorganisme dan tanaman. Hal ini yang menyebabkan aplikasi agensia hayati pada tanaman kubis relatif meningkatkan jumlah daun terbuka sempurna dan diameter krop tanaman kubis dibandingkan dengan perlakuan tanpa aplikasi agensia hayati (kontrol).

4.3.Pengaruh Perlakuan Konsentrasi Agensia Hayati yang Diaplikasikan terhadap Hasil Tanaman Kubis

(8)

24

-(*) Data ditransformasi dengan menggunakan (√ ) -(**) Data ditransformasi dengan menggunakan (√ )

-Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan tidak saling berbeda nyata pada uji DMRT dengan taraf kepercayaan 95%

Perlakuan agensia hayati Trichoderma spp. dan Gliocladium spp. dengan konsentrasi 0,5 g/l dan 1,5 g/l pada pokok tanaman menunjukkan data yang berbeda nyata terhadap perlakuan aplikasi dengan konsentrasi 0,5 g/l pada seluruh bedengan untuk bobot brangkasan akar dalam keadaan segar dan kering serta volume akar namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan tanpa agensia hayati (kontrol), 1,5 g/l dan 2,5 g/l pada seluruh bedengan serta konsentrasi 2,5 g/l pada pokok tanaman.

(9)

25 Agensia hayati Trichoderma spp. memiliki aktivitas utama sebagai mikroorganisme yang bersifat antagonis bagi fungi patogen pada tanaman budidaya. Aktivitas agensia hayati ini pada area perakaran tanaman kubis berfungsi sebagai kompetitor fungi yang berpotensi sebagai patogen sehingga tidak menginfeksi sistem perakaran tanaman (Ousley dkk., 1993 dalam Topovolec dkk., 2013). Keadaan ini memungkinkan akar tanaman tumbuh dengan baik. Ketersediaan ruang tumbuh yang cukup pada tanah juga turut mendukung pertumbuhan akar tanaman secara optimal. Beberapa strain Trichoderma mampu mengkolonisasi permukaan akar, bahkan melakukan penetrasi pada lapisan epidermis akar (Harman dkk., 2006; Hermosa dkk., 2012). Kondisi ini memberi dukungan perlindungan bagi akar tanaman sekaligus peningkatan daya serap hara oleh akar sebagai dampak dari perluasan permukaan akar oleh koloni mikroorganisme.

4.4.Keterkaitan antar Parameter dalam Aplikasi Agensia Hayati Trichoderma spp. dan Gliocladium spp. pada Tanaman Kubis

(10)

26

Tabel 4.6. Nilai dan Signifikansi Korelasi antar Parameter dalam Aplikasi Agensia Hayati Trichoderma spp. dan Gliocladium spp. pada Tanaman Kubis brangkasan akar); BK atas (bobot kering brangkasan bagian atas); Vol. akar (volume akar)

-(*) korelasi signifikan pada taraf kepercayaan 95% -(**) korelasi signifikan pada taraf kepercayaan 99%

Diameter krop memberikan nilai korelasi yang paling rendah dan tidak signifikan terhadap volume akar. Selain itu, korelasi negatif antara diameter krop dengan bobot brangkasan bagian atas tanaman menunjukkan bahwa semakin besar krop yang terbentuk tidak menaikkan nilai bobot brangkasan bagian atas tanaman. Hal ini diduga karena krop yang terbentuk pada tanaman kubis memiliki kepadatan yang rendah, meskipun diameter yang terbentuk lebih besar namun tidak diimbangi dengan kenaikan bobotnya.

Bobot segar brangkasan bagian atas tanaman memiliki korelasi yang erat dan sangat signifikan dengan bobot keringnya. Hal ini berarti seiring dengan bertambahnya bobot brangkasan bagian atas tanaman, penumpukan fotosintat pada jaringan tanaman juga bertambah. Kondisi ini didukung dengan pertumbuhan akar yang baik, dimana bobot dan volume akar memiliki keterkaitan yang signifikan terhadap bobot brangkasan bagian atas tanaman.

(11)

27 akar. Volume akar memiliki keterkaitan yang sangat signifikan terhadap jumlah daun terbuka sempurna, bobot segar dan kering akar, serta bobot segar dan kering brangkasan bagian atas tanaman kubis. Akar tanaman kubis tumbuh dengan baik pada kondisi tanah penelitian yang memiliki bobot isi relatif ringan sehingga menyediakan ruang tumbuh yang besar (lihat Tabel 4.3).

Gambar

Tabel 4.1. Data Curah Hujan Bulan Februari sampai Juni 2015 Curah Hujan (mm) Total Rata-rata Harian
Tabel 4.3. Hasil Analisis Kondisi Fisik Tanah pada Petak Percobaan BI (g/cm
Tabel 4.4. Data Tinggi, Jumlah Daun Terbuka Sempurna dan Diameter Krop  Tanaman Kubis pada Aplikasi Agensia Hayati Trichoderma spp
Tabel 4.5. Data Bobot Brangkasan Bagian Atas serta Bobot Brangkasan dan Volume Akar Tanaman Kubis pada Aplikasi Agensia Hayati
+2

Referensi

Dokumen terkait

Akar tunggang terpanjang yaitu pada perlakuan T2 (T. koningii dalam media jagung 25 g/ polibag) yaitu 47,67 cm yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan T1, T3, T4, T5, T6, T7, T8,

Hal ini dikarenakan setelah dilakukan uji lanjut DMRT pada taraf 5% antara perlakuan POC konsentrasi 5 ml/l aplikasi 2 kali dan POC konsentrasi 5 ml/l aplikasi 3 kali memberikan

Penambahan dosis pupuk kandang ayam pada berbagai taraf perlakuan menjadi tidak berbeda nyata karena didalam tanah sudah terdapat kandungan nutrisi yang menunjang

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

Rata-rata pengaruh konsentrasi pupuk organik cair pada parameter berat segar tajuk g Perlakuan Konsentrasi POC Bioliz Rata-Rata K0 0 cc/L air 141,72 b K1 5 cc/L Air 146,94 b K2 10