PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR'AN
MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL
KELAS V NEGERI KRAMAT 4 KOTA MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2 0 0 7 - 2 0 0 8
Oleh:
ACHSANUDIN
N IM :11406252SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
S A L A T I G A
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR'AN
MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL
KELAS V NEGERI KRAMAT 4 KOTA MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2 0 0 7 - 2 0 0 8
S K R I P S I
(Diajukan untuk^tMemenufi Tugas
dan tMeCengkgpi Syarat guna MemperoCeh
Qe(arSarjana datam iCmu darSiyafi
Oleh:
ACHSANUDIN
NIM: 11406252
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
S A L A T I G A
PERSETU JU A N
P E N IN G K A T A N K E M A M PU A N M E M B A C A A L Q U R ’AN
M E L A L U I M E D IA PE M B E L A JA R A N A U D IO V ISU A L
K E L A S V SD N E G E R I K R A M A T 4
K O T A M A G E L A N G T A H U N P E L A JA R A N 2007 - 2008
Telah di ajukan dan disetujui oleh Dosen Pembimbing Skripsi
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga
Pada
Hari : ...
Tanggal: ... 2008
Dosen Pembimbing
PENGESAHAN SKRIPSI
Judul : PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR’AN
MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL
KELAS V SD NEGERI KRAMAT 4 TAHUN PELAJARAN
2007/2008
Nama : ACHSANUDIN
NIM :11406252
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Salatiga, 23 Agustus 2008
Dewan Penguji,
Ketua Sekretaris
Penguji II
Muna Erawati, M. Si.
NIP. 150293624 Penguji I
/ j t C
-Drs. H. Nasafi
P E R N Y A T A A N
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NIM
Jurusan
Perguruan Tinggi
Achsanudin
11406252
Tarbiyah
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga
M enyatakan bahwa skripsi yang beijudul: “PENINGKATAN
KEM AM PUAN M EM BACA AL Q UR’AN M ELALUI M EDIA PEM BELAJARAN
AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KRAM AT 4
M EGELANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008” adalah benar-benar karya saya
yang saya kerjakan sendiri, dan judul ini belum pernah ada yang mempublikasikan.
Demikian pernyataan saya, apabila di kem udian hari terbukti bahwa skripsi
ini tidak sesuai dengan pernyataan, saya bersedia m enerim a sanksi akademik.
M agelang, 5 A gustus 2008
Penulis
NIM . 11406252
MOTTO
^ J
I j^ O y W A jI£*
O J(jjj)
£-A
(JP
Kjirena Sesungguhnya sesudah hesufoan itu ada hemudahan,
PERSEMBAHAN
Teriring rasa syukur kepada Allah SW T, karya ini
ku persembahkan untuk :
1. Allah SWT yang selalu m emberikan petunjuk-
Nya
2. Bapak dan Ibu tercinta sebagai tanda bakti
3. Istri dan anak-anakku tersayang
4. Almamaterku Sekolah Tinggi A gam a Islam
Negeri Salatiga
5. Teman-teman yang telah m em berikan banyak
dorongan dan semangat
ABSTRAK
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR’AN MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KRAMAT 4 KOTA MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2007/2008 ACHSANUDIN, 2008
Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) U ntuk m engetahui bagaimana motivasi siswa dalam pem belajaran dengan menggunakan M edia A udio Visual (2) Untuk mengetahui bagaim ana keijasam a antar siswa dalam pem belajaran melalui M edia Audio Visual, (3) U ntuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan siswa dalam membaca A l qur’an melalui Media Audio Visual
M edia audio visual adalah media instruksional m odem yang sesuai dengan perkembangan zam an (kem ajuan ilmu pengetahuan dan teknologi), meliputi media yang dapat dilihat, didengar dan yang dapat dilihat dan didengar. Sedangkan kemampuan membaca Al qur’an yaitu upaya pengukuran kem am puan siswa dalam m embaca Al qur’an dengan baik dan benar yang dilihat dari segi tajwid, makhroj dan kelancarannya.
Hipotesis penelitian ini adalah penggunaan m edia audio visual dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca al Q ur’an.
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kramat 4 M agelang, populasi penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Kramat 4 M agelang sebanyak 26 siswa. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas, Pengumpulan data m enggunakan teknik dokumentasi dan observasi untuk mendapatkan data yang tepat terhadap siswa dan tes berupa soal uraian (pre test dan pos test),serta lembar pengam atan selama proses belajar mengajar.
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena dengan segala Rahmat karuniaNya telah menyertai langkah peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang peneliti susun beijudul Peningkatan
Kemampuan Membaca Al Q ur’an Melalui M edia Pem belajaran A udio Visual Pada
Siswa Kelas V SD Negeri Kramat 4 Kota M agelang Tahun Pelajaran 2007/2008 yang
merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Strata Satu pada
Fakultas Agama Islam Jurusan Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri Salatiga.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan
-kekurangan. Oleh karena itu kritik ataupun saran-saran yang bersifat membangun
untuk melangkah ke arah yang lebih sempurna dalam m enulis skripsi sangat peneliti
harapkan.
Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terim a kasih yang sebesar-
besarnya atas segala bantuan dalam penyusunan skripsi kepada yang terhormat
b ap ak /Ib u :
1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag, Ketua Sekolah Tinggi A gam a Islam N egeri Salatiga
2. Drs. Joko Sutopo, Kaprodi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri Salatiga.
3. Drs. Kastolani, M.Ag, Dosen pembimbing yang secara tulus telah memberi
bimbingan dan petunjuk - petunjuknya.
4. Sardjimat, S.Pd, Kepala SD Negeri Kramat 4 M agelang yang telah memberi ijin
penelitian.
5. Semua yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu
dalam penulisan skripsi ini.
Semoga atas bantuan yang telah diberikan kepada peneliti m endapat pahala
dari Allah SWT. Skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan karena
keterbatasan penelitian penulis. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi penelitian penulis. A khir kata semoga skripsi ini dapat berm anfaat bagi
peneliti khususnya dan pem baca umumnya.
DAFTAR ISI
HALAM AN JUDUL i
HALAM AN PERSETUJUAN ii
HALAM AN PENGESAHAN iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN iv
HALAMAN MOTTO v
HALAM AN PERSEMBAHAN vi
ABSTRAK vii
B. Perumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Hipotesis Tindakan 4
E. Kegunaan Penelitian 4
F. Definisi Operasional 5
G. M etode Penelitian 6
H. Sistematika Penulisan 11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Media Audio Visual 12
B. Kemampuan Membaca Al Q ur’an 20
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 28
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal 39
B. Deskripsi Hasil Siklus I 40
C. Deskripsi Hasil Siklus II 47
D. Pem bahasan A ntar Siklus 53
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 58
B. Saran 58
DAFTAR PUSTAKA 60
DAFTAR TABEL
Pengam atan Motivasi Siswa Terhadap M ata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam
Hasil Pengamatan Kerja sam a Siswa dalam Kelompok pada
pembelajaran pendidikan Agama Islam Siklus II
W awancara Siswa (Tanggapan Pem belajaran Pendidikan A gam a Islam
melalui M edia Audio Visual)
Kegiatan Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus I
Hasil Penilaian Pre-tes dan Pos-tes Siklus I
Analisis Hasil P re-test Siklus I
Analisis Hasil Pos-tes t Siklus I
Kegiatan Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus II
Hasil Penilaian Pre-tes dan Pos-tes Siklus II
Analisis Hasil P re-test Siklus II
Analisis Hasil P os-test Siklus II
Hasil w awancara dengan siswa (Tanggapan Pem belajaran Pendidikan
Agama Islam melalui media Audio Visual)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen pengamatan motivasi dan keija sam a siswa
Lampiran 2. Pedoman wawancara siswa
Lampiran 3. Lembar hasil angket motivasi siswa
Lampiran 4 Lembar hasil angket kerja sama siswa dalam kelom pok
Lampiran 5 Materi surat Al m a’un dan Al fiil
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 7 Soal pre test dan post test siklus I dan II
Lampiran 8 Surat keterangan sekolah
Lampiran 9 Gambar/foto kegiatan
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan keagamaan anak perlu mendapat perhatian dari berbagai
pihak termasuk orang tua, karena saat ini anak banyak dimanjakan dengan
hal-hal yang kurang membangkitkan semangatnya untuk mempelajari ilmu
keagamaan (Barus, 2007). Haidar (2003) mengemukakan dua hal yang
menjadi sebab utama gagalnya pendidikan agama di Indonesia. Pertama,
karena pengajaran agama selama ini dilakukan secara simbolik-ritualistik.
Agama diperlakukan sebagai kumpulan simbol-simbol yang harus diajarkan
kepada anak didik dan diulang-ulang, tanpa memikirkan korelasi antara
simbol-simbol ini dengan kenyataan dan aktivitas kehidupan di sekeliling
mereka. Kedua, pendidikan agama di Indonesia dinilai gagal karena
mengabaikan syarat-syarat dasar pendidikan yang mencakup tiga komponen:
intelektual, emosional, dan psikomotorik. Namun pelaksanaan Pendidikan
agama tidak berimbang dalam menerapkan tiga syarat dasar ini.
Dalam dunia pendidikan, keyakinan seperti itu direfleksikan dengan
mengampanyekan pentingnya pendidikan agama di sekolah. Pendidikan
agama diusahakan untuk mendapat porsi penting dan perhatian lebih. Bahkan,
secara lebih radikal, keyakinan atas pendidikan agama diwujudkan dalam
bentuk pendirian dua sistem pendidikan menjadi sistem pendidikan agama (di
bawah Departemen Agama) dan sistem pendidikan umum (di bawah
Departemen Pendidikan).
Pentingnya pendidikan agama diajarkan di sekolah tak perlu
diperdebatkan lagi. Kita semua sepakat, percaya dan yakin bila pendidikan
agama memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk moralitas siswa.
Karena hanya pendidikan agamalah yang mempunyai misi utama
menanamkan dan menciptakan pribadi atau akhlak mulia anak, pendidikan
agama di SD mengemban misi utama untuk menanamkan dasar keimanan,
ibadah, Al Quran, dan akhlak pada siswa. Secara umum implikasi negatif dari
realitas tersebut adalah pelaksanaan pendidikan agama di SD menjadi mentah
dan tidak maksimal. Pertama, anak menjadi kurang menguasai materi
pelajaran agama. Karena untuk melahirkan atau mencetak anak yang mampu
menguasai materi pelajaran agama diperlukan bimbingan yang lebih dari guru
agama terutama tentang baca tulis Al qur’an. Apalagi pendidikan agama di
SD, yang masih banyak materi pelajaran wajib dihafalkan anak (Alia, 2007).
Penggunaan multimedia dalam pembelajaran belum banyak diteliti, sehingga
hasilnya belum banyak dipublikasikan. Namun pada beberapa penelitian di
bidang lain menunjukkan bahwa penggunaan multimedia tersebut dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep (Susetyo,
2005).
Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti bermaksud
Kemampuan Membaca Al qur'an dengan benar Melalui Media Pembelajaran
Audio Visual“ pada siswa kelas V SD Negeri Kramat 4 Kota Magelang tahun
pelajaran 2007/2008
B. Perumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang masalah di atas peneliti
merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana motivasi siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan
Media Audio Visual ?
2. Bagaimana kerjasama antar siswa dalam pembelajaran dengan
menggunakan Media Audio Visual ?
3. Bagaimana peningkatan kemampuan siswa dalam membaca Al qur'an
melalui Media Audio Visual?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan bagian yang terpenting dalam
pelaksanaan penelitian ilmiah. Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk
mengetahui:
1. Untuk mengetahui bagaimana motivasi siswa dalam pembelajaran dengan
menggunakan Media Audio Visual.
2. Untuk mengetahui bagaimana kerjasama antar siswa dalam pembelajaran
melalui Media Audio Visual
3. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan siswa dalam
membaca Al qur'an melalui Media Audio Visual
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan
di atas, hipotesis penelitian ini adalah: ” Penggunaan Media Audio Visual dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al qur’an” .
E. Kegunaan Penelitian
Suatu penelitian tidak akan bermanfaat apabila penelitian tidak
membawa manfaat, oleh karena pemilihan judul dan perlu dipertimbangkan
dengan seksama sehingga dapat membawa manfaat. Adapun manfaat
penelitian sebagai berikut:
1. Bagi peserta didik
a. Meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri dalam belajar
b. Menarik perhatian siswa terhadap mata pelajaran
c. Meningkatkan prestasi hasil belajar
2. Bagi guru
a. Untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya dan menciptakan
kondisi belajar yang menarik dan menyenangkan bagi siswa
b. Meningkatkan motivasi guru untuk selalu berupaya menemukan dan
menggali pendekatan dan strategi pembelajaran yang efektif, efisien
dan bermakna
c. Meningkatkan kreatifitas guru untuk mencapai pembelajaran yang
berkualitas
3. Bagi sekolah
a. Meningkatkan prestasi sekolah dengan meningkatnya prestasi hasil
belajar peserta didik
b. Meningkatkan kineija sekolah dengan mengoptimalkan kineija guru
c. Sebagai kontribusi adanya inovasi pembelajaran
4. Bagi masyarakat
a. Upaya menaruh kepercayaan masyarakat terhadap sekolah
b. Meningkatkan kajian keilmuan dan wawasan proses pembelajaran
partisipasi masyarakat dan orang tua
c. Meningkatkan keijasama antar sekolah, masyarakat dan orang tua
d. Memperkenalkan teknologi Media Audio Visual kepada masyarakat
melalui peserta didik
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang salah dan melebar, maka perlu
adanya penjelasan terhadap istilah-istilah yang ada dalam penelitian ini:
a. Kemampuan membaca Al qur’an
Al qur’an adalah merupakan sumber ilmu pengetahuan,
penuntun sikap, serta petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka
untuk mampu membaca Al qur’an dengan baik dan benar ada tahapan -
tahapan pembelajaran Al qur’an yaitu pengenalan huruf-huruf hijaiyah,
pengetahuan ilmu tajwid dan latihan membaca (Taqror).
Jadi yang dimaksud dengan kemampuan membaca Al qur’an
yaitu upaya pengukuran kemampuan siswa dalam membaca Al qur’an
dengan baik dan benar yang dilihat dari segi tajwid, makhroj dan
kelancarannya,
b. Media Audio Visual
Media audio visual adalah media instruksional modem yang
sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi), meliputi media yang dapat dilihat dan didengar. 1
G. Metode Penelitian
1. Rancangan penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) menurut Nugroho (2005 : 5)
melalui empat tahapan utama sebagai berikut: (1) perencanaan (planning),
(2) tindakan (acting), (3) pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting),
empat tahap kegiatan ini disebut satu siklus pemecahan masalah.
Sedangkan menurut Supardi (2005 : 23) PTK mengandung empat
tahapan, untuk setiap putaran (siklus). Daur ulang setiap siklus dalam PTK
diawali dengan perencanaan tindakan {planning), penerapan tindakan
(action), mengamati dan mengenali proses dan hasil tindakan
(observation and evaluation), dan melakukan refleksi (reflecting), dan
seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai
(indikator/kriteria/keberhasilan).
Adapun alur kegiatan siklus dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Tahapan Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari 2 (dua) siklus yaitu siklus I dan
siklus II.
2. Subyek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa SD Negeri Kramat 4 Kota
Magelang tahun pelajaran 2007/2008 kelas V ( L im a).
3. Langkah - langkah/siklus penelitian
Dalam tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti
antara lain :
a. Guru memberikan appersepsi dan motivasi.
b. Membagikan pre tesi.
c. Memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran .
d. Membagi kelompok dengan menggunakan undian.
e. Menjelaskan tujuan dan materi pembelajaran
f. Mempersiapkan media audio visual dengan menggunakan
komputer
g. Secara berkelompok siswa mengamati dan mencatat hal - hal yang
penting dalam pembelajaran melalui media audio visual kemudian
didiskusikan
h. Memotivasi siswa melakukan diskusi dalam kelompok
i. Presentasi hasil diskusi
j. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya
jawab
k. Guru bersama siswa membuat kesimpulan bersama
l. Guru mengevaluasi hasil pembelajaran dengan praktek membaca
Al qur’an secara individu
m. Guru membagikan pos tesi.
n. Guru menutup pelajaran
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematika
sehingga lebih mudah diolah.2
Di dalam penelitian data memiliki kedudukan yang paling tinggi,
karena data merupakan penggambaran variabel yang teliti dan berfungsi
sebagai alat pembuktian hipotesis. Benar tidaknya data, tergantung dari
baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus
memenuhi dua persyaratan penting yaitu validitas dan reliabilitas.
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berupa tes tertulis (pos test dan pre test) sebagai umpan balik untuk
memberikan perlakuan atau intervensi, serta tes performance dengan
menggunakan lembar pengamatan terhadap siswa dalam melakukan
praktek membaca Al qur’an secara individu..
5. Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.3
Pengamatan dan pencatatan ini dilakukan terhadap objek di tempat
teijadi atau berlangsungnya penelitian tindakan kelas.
b. Wawancara
Wawancara atau interviu adalah pengumpulan informasi dengan
cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara
lisan pula.4 Wawancara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
percakapan antara guru peneliti dengan subjek penelitian (siswa) dengan
3 S.Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. : Rineka Cipta,Jakarta. 2000 him. 121 4 Opcit
cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara tertulis untuk dijawab
secara tertulis pada lembar wawancara yang telah disediakan.
c. Tes
Siswa sebelum mendapatkan perlakuan dalam pembelajaran pada
siklus I diadakan penilaian melalui tes berupa pre-tes, dan siswa yang
sudah mendapatkan perlakuan dalam pembelajaran pada siklus I dan II
diadakan penilaian melalui tes berupa pos-tes. Dari tes tersebut akan
diperoleh hasil penilaian yang berupa skor nilai tes. Berdasarkan data
hasil penilaian dari tes akan dapat diketahui sejauh mana hasil belajar
siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam . Hasil penilaian juga
dapat digunakan sebagai umpan balik untuk memberikan perlakuan atau
intervensi.
d. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk melihat dokumen yang ada berupa
nomor kode siswa, nomor induk siswa, dan hasil belajar yang terdiri atas
nilai pre-test dan pos-test serta tes performance terhadap kemampuan
membaca Al qur’an pada siswa kelas V SD Negeri Kramat 4 Kota
Magelang.
6. Analisis Data
Analisa data pada penelitian ini menggunakan analisis diskriptif:
a. Hasil belajar dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif yaitu
b. Observasi maupun wawancara dengan analisis diskriptif berdasarkan
hasil observasi dan refleksi.
H. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman isi skripsi ini, penulis menguraikan
sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, kegunaan
penelitian, definisi Operasional, metode penelitian, dan
sistematika penulisan
BAB II : Kajian Pustaka, terdiri dari analisa teori yang berkaitan
dengan penelitian yaitu tentang kemampuan membaca Al
qur'an dan media audio visual.
BAB 111 : Pelaksanaan Penelitian, mencakup deskripsi pelaksanaan
siklus 1 dan siklus ke II
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, mencakup deskripsi tiap
siklus dan pembahasan tiap siklus
BAB V : Penutup, mencakup kesimpulan hasil penelitian dan saran -
saran yang selanjutnya akan bermanfaat bagi perkembangan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. MEDIA AUDIO VISUAL
1. Pengertian Media Audio visual
Media berasal dari bahasa latin dengan bentuk jamak medium
yang berarti perantara. Dalam dunia pendidikan kata media memiliki
beberapa pengertian. Menurut Usman media merupakan sesuatu yang
mempunyai fungsi untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang
pikiran, perasaan dan kemauan audien(siswa) sehingga dapat mendorong
teijadinya proses belajar pada dirinya.5
Menurut Marshall Mcluhan media adalah suatu ekstensi
manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak
mengadakan kontak langsung dengan dia.6 Gerlach & Elye (1971)
mengartikan media sebagai berikut:
Media secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membantu kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap. Dengan kata lain media cenderung diartikan alat - alat grafis, photografis atau elektronika untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.7
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa media
adalah alat yang dipakai untuk menyampaikan pesan dari pengirim
5 Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, Delia Citra Utama, Jakrta, 2002 him. 11 6 Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 2006 him. 246
kepada penerima. Karena yang dibahas disini adalah media pembelajaran
maka yang menjadi obyek adalah siswa dan subyeknya adalah guru.
Audio berarti dapat didengar, sedangkan visual artinya dapat
dilihat Audio visual artinya dapat didengar dan dapat dilihat. 8 Media
audio visual adalah media instruksional modem yang sesuai dengan
perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi),
meliputi media yang dapat dilihat didengar dan yang dapat dilihat dan
didengar.9
2. Jenis-Jenis Media Audio Visual
a. Film
Film adalah salah satu jenis media audio visual. Dibanding dengan
media yang lain film mempunyai kelebihan sebagai berikut:
1) Penerima pesan akan memperoleh tanggapan yang lebih jelas dan
tidak mudah dilupakan, karena antara melihat dan mendengar
dapat dikombinasikan menjadi satu.
2) Dapat menikmati kejadian dalam waktu yang lama pada suatu
proses atau peristiwa tertentu
3) Dengan teknik Slow Motion dapat mengikuti suatu gerakan atau
aktifitas yang berlangsung cepat
4) Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu
5) Dapat membangun sikap, perbuatan dan membangkitkan emosi
dan mengembangkan problema
8 JS Badudu), Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pustaka sinar Harapan, 2001, Jakarta 9 Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, Rineka Cipta, Jakarta. 1997. him. 97
b. Televisi
Spesifikasi dari televisi sebagai media instruksional edukatif serta
implikasinya ke dalam dunia pendidikan antara lain :
1) Kenyataan ditayangkan konkret dan langsung
2) Melalui indra penglihatan dan pendengar, TV dapat membawa
kontak dengan peristiwa nyata dan langsung
3) Memberikan tantangan untuk mengetahui lebih lanjut
4) Keseragaman komunikasi
5) Keterangan ringkas yang diprogramkan harus bersifat
komprehensif. 9
3. Kegunaan Media Pembelajaran
Para ahli telah sepakat bahwa media pendidikan dapat
mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya
diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan sebagai
berikut:
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas
(dalam bentuk kata - kata tertulis atau lisan belaka).
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra, seperti;
1) Obyek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realitas, gambar,
film bingkai, film, atau model
2) Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai,
film atau gambar
3) Kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa ditampilkan
lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara
verbal
4) Obyek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat
disajikan dengan model, diagram dan lain-lain
c. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi
dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan
berguna untuk:
1) Menimbulkan kegairahan belajar
2) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik
dengan lingkungan dan kenyataan
3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuan dan minatnya.
d. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah
lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan
kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa,
maka guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu
harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang lingkungan guru
dengan siswa berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media juga
berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu
dengan kemampuan dalam:
1) Memberikan perangsang yang sama
2) Mempersamakan pengalaman
3) Menimbulkan persepsi yang sama
4. Sifat-Sifat Bahan Audio Visual
Untuk menentukan bahan audio visual mana yang digunakan
biasanya diajukan pertanyaan “Bagaimana alat bantu ini bisa digunakan
sehingga sifat-sifat serta atributnya bisa dimanfaatkan?” Secara umum
bahan audio visual memiliki 5 sifat yaitu:
a. Kemampuan untuk meningkatkan persepsi
b. Kemampuan untuk meningkatkan pengertian
c. Kemampuan untuk meningkatkan transfer/pengalihan belajar
d. Kemampuan untuk memberi penguat (reinforcement) atau
pengetahuan hasil yang dicapai
e. Kemampuan untuk meningkatkan retensi
5. Fungsi Media Pembelajaran
Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai sarana
membangkitkan motivasi dan minat siswa, juga sebagai alat bantu
mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan
belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Fungsi media pembelajaran khususnya media berbasis
a. Fungsi atensi
Media berfungsi menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna
visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran
b. Fungsi afektif
Media berfungssi sebagai alat untuk menggugah emosi dan sikap
siswa sehingga siswa lebih menikmati pelajaran
c. Fungsi kognitif
Media visual memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami
dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam
gambar
d. Fungsi kompensatoris
Media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks
membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya
kembali.
6. Pemilihan Media
Menurut Prof. Drs. Hartono Kasmadi M.Sc. bahwa didalam
memilih media pendidikan perlu dipertimbangkan adanya 4 hal yaitu :
a. Pertimbangan produksi
1) Availability: tersedianya bahan. Media akan lebih efektif dalam
mencapai tujuan, bila tersedia bahan dan benda pada sistem yang
tepat
2) Cost (harga) yang tinggi tidak menjamin penyusunan menjadi
tepat, demikian sebaliknya tanpa biasanya juga tidak berhasil,
artinya tujuan belum tentu dapat tercapai
3) Phisycal Condition (kondisi fisik). Misalkan dengan warna yang
buram, akan mengganggu belajar mengajar
4) Accessibility to student (mudah dicapai) maksudnya pembelian
bahan (peralatan) hendaknya yang dwi fungsi yaitu : guru dapat
menggunakannya, peserta didik juga akan semakin mudah
mencerna pelajaran.
5) Emotional Impact. Sejauh mana yang dapat dicapai oleh
pendidikan, maka pelaksanaan pengajaran dengan menggunakan
media harus mampu bernilai estetika sebab akan lebih menarik
untuk menumbuhkan motivasi.
b. Pertimbangan peserta didik
1) Student Charactyeristics (watak peserta didik). Guru harus mampu
memahami tingkat kematangan dan latar belakang peserta didik
2) Student relevance (sesuai dengan peserta didik). Bahan yang
relevan akan memberi nilai positif dalam mencapai tujuan belajar,
pemgaruhnya akan meningkatkan pengalaman peserta didik,
pengembangan pola pikir, analisi pelajaran, hingga dapat
menceritakan kembali pelajaran yang diajarkan dengan baik
3) Student Involvement (keterlibatan peserta didik). Bahan yang
keterlibatan peserta didik secara fisik dan mental untuk
meningkatkan potensi belajar
c. Pertimbangan isi
1) Penggunaan media harus sesuai dengan isi kurikulum, tujuannya
harus jelas, perlu dengan baik
2) Banyak media yang sudah diprogram {software) siap pakai jadi
seperti; Film slide, sound slide, video cassette dan sebagainya, tapi
kemungkinan bahan jadi tersebut belum tentu cocok dan mungkin
sudah tidak up to date atau sudah out o f print, sudah ketinggalan
zaman, sehingga tidak sesuai lagi. Maka perlu kejelian dalam
memilih media antara lain:
a) Pembelian yang efektif disesuaikan dengan kebutuhan
b) Pembelian hanya untuk referensi bukan untuk demonstrasi
c) Jika memungkinkan guru harus mampu membuat sendiri
media yang cocok dengan kebutuhan up to date
3) Jika isi sudah tepat dan sesuai dengan kebutuhan, perlu juga cara
menyajikan yang harus benar
d. Pertimbangan guru
1) Teacher utilization. Guru harus mempertimbangkan dari segi
pemanfaatan media yang akan digunakan, sebagai bahan
pertimbangan :
a) Apakah digunakan untuk kepentingan individu atau kelompok
b) Apakah yang digunakan media tunggal atau multi media
c) Yang lebih berorientasi terhadap tujuan pendidikan
2) Teacher peace o f mind. Media yang digunakan mampu
memecahkan problem jangan malah menimbulkan masalah, maka
perlu observasi dan review bahan-bahan tersebut sebelum
disajikan. 11
B. KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR’AN
1) Pengertian Al qur'an
Al qur'an menurut bahasa dan istilah adalah masdar dari kata
kerja q a ra ’a, ya q ra ’u, qur'anan yang berarti bacaan.12 * Dalam Al
qur'an sendiri ada pemakaian kata-kata Qur'an yang terdapat dalam
surat Qiyamah ayat 17 dan 18.
£ _ o l 3 4 J j l ) 4j \ f - f i y UwJ-P
*
0
Artinya : Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami Telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannva itu. L'
Sedangkan menurut istilah ada beberapa definisi tentang Al
qur'an yaitu :
a) Al qur'an adalah kitab suci umat islam yang diturunkan kepada
nabi Muhammad SAW untuk menjadi pedoman hidup bagi
manusia 14
11 Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Rincka Cipta, Jakarta, 2005 him. 245
12 Mahmud Yunus, Kamus Arah Indonesia. Mahmud Yunus Wad/.uryah, Jakarta. 1990 him. 335 ' DI TAG RI, Al qur'an dan Terjemahannya. Jakarta. 1971 him. 999
b) Al qur’an adalah kalam Tuhan yang diturunkan kepada nabi
Muhammad dalam waktu kurang lebih dua puluh tiga tahun yang
tertuang dalam mushaf (lembaran) yang selanjutnya sebagai
pedoman manusia sepanjang masa.15
Berdasarkan definisi diatas maka dapat dikatakan bahwa
kalam Allah yang diturunkan kepada nabi-nabi selain nabi
Muhammad SAW tidak dinamakan Al qur’an seperti taurot yang
diturunkan kepada nabi Musa AS atau Injil yang diturunkan kepada
nabi Isa AS. Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
Al qur’an adalah merupakan kitab suci umat Islam yang selalu dibaca
oleh umatnya karena membaca merupakan nilai ibadah.
Al qur’an merupakan kalam Allah yang suci dan
diagungkan yang disampaikan kepada nabi Muhammad SAW untuk
seluruh umat manusia yang meyakini kebenarannya. Barang siapa
yang meyakini dan mengamalkan Al qur’an maka akan mendapatkan
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Dan untuk dapat menghayati
dan mengamalkan dengan baik isi Al qur’an maka posisi kemampuan
membaca Al qur’an merupakan kunci utama dalam mencapai tujuan
itu.
15 Amin Syukur. Metodologi Studi Islam. Gunug Jati. Semarang, 1998 him. 5
2) Keutamaan Al qur’an
Al qur’an merupakan kalam Allah yang suci dan Allah
menjaga dan menjamin bahwa kemurnian Al qur’an tetap teijaga, hal
ini dijamin oleh Allah SWT dalam surat al Hijr ayat 9 :
Artinya : Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.16
Allah menjamin kepada orang-orang yang mempelajari,
membaca, menghayati dan mengamalkan dengan beberapa keutamaan
-keutamaan diantaranya adalah:
a) Sebagai obat hati
Penyakit yang menimpa hati adalah penyakit yang
bersifat batiniah yang sulit disembuhkan secara medis seperti iri,
dengki, hasut dan lain-lain. Untuk menyembuhkan penyakit seperti
itu bagi umat islam konsep spiritual yang mengacu kepada nilai-
nilai Al qur’an adalah merupakan obat yang paling mujarab. Agar
semua penyakit hati dapat terobati maka penghayatan dan
pengamalan Al qur’an adalah harus dilakukan secara konsekuensi.
b) Sebagai petunjuk orang-orang yang bertaqwa
Al qur’an adalah merupakan sumber ilmu pengetahuan,
penuntun sikap serta petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa.
Dijelaskan dalam surat Al Baqoroh ayat 2 - 5 :
16
Artinya : Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang Telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang Telah diturunkan
sebelummu, serta mereka yakin akan adanya
(kehidupan) akhirat. Mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang- orang yang beruntung.17
Untuk dapat menjadi orang yang bertaqwa sebagaimana
disebutkan dalam Al qur’an tidak haruslah memiliki kemampuan
dan pemahaman yang cukup terhadap nilai-nilai agama. Hal itu
dapat tercapai apabila memiliki kemampuan untuk membaca,
memahami dan menghayati serta mengamalkan Al qur’an.
c) Akan mengangkat derajat bagi orang-orang yang mempelajari
Terdapat dalam Al qur’an surat al mujaadilah ayat 11:
17
Opcit. h im . 8
Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu keijakan.18
Pengertian ayat di sini menunjukkan bahwa derajat
manusia dan keunggulannya manusia dihadapan Allah dibanding
makhluk lainnya adalah sejauh mana mereka mau mengkaji dan
mendalami nilai - nilai yang terkandung dalam ajaran agama yang
tercermin dalam kitab suciAl qur’an.
3) Pembelajaran Al qur’an
Sesuai dengan namanya Al qur’an berarti bacaan maksudnya
yaitu suatu kitab (buku) yang selalu dibaca oleh penganutnya dan
menjadi suatu nilai ibadah. Hal ini sesuai dengan perintah wahyu Allah
yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yaitu
surat al Alaq ayat 1 - 5:
0
f
jt
-S
!/
jj
c
.
is $
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.19
Dari pengertian ayat tersebut diatas para ulama’ berijtihad
dan menafsiri bahwa Al qur’an sesuatu materi yang wajib diajarkan
kepada semua penganut agama Islam bahkan bukan hanya sekedar
dibaca tetapi harus dipahami, dihayati dan diamalkan sebagai pedoman
hidup bermasyarakat dan bernegara. Untuk dapat mempelajari Al
qur’an dengan baik dan benar ada tahap-tahap pembelajaran Al qur’an
yaitu:
a. Pengenalan huruf-huruf hijaiyah (makhorijul huruf)
Makhorijul huruf adalah suatu metode tentang pengenalan huruf-
huruf menyangkut:
1. dari mana huruf dikeluarkan
2. Sifat- sifat huruf
3. Jens-jenis huruf
b. Pengetahuan ilmu tajwid
Ilmu tajwid adalah pengetahuan tentang kaidah serta cara - cara
membaca Al qur’an dan sebaik-baiknya.20
Sedangkan hukum-hukum bacaan itu adalah :
4. Idzhar, adalah bunyi huruf yang dibaca dengan terang artinya
tidak berdengung dan tidak sama.
5. Idghom, adalah bunyi huruf yang dibaca dengan memasukkan
bunyi huruf kepada huruf didepannya
19 Opcit. him. 1079
20 Imam Zarkasyi. Pelajaran Tajwid. Trimurti Press. Gontor Ponorogo, 1995 him. 6
3. Iqlab, adalah bunyi huruf yang dibaca dengan mengubah bunyi
huruf dengan huruf yang lain
4. Ikhfa’ adalah bunyi huruf yang dibaca dengan samar yaitu
membaca huruf antara idzhar dan idghom tanpa tasydid dengan
ghunnah pada awal hurufnya.
c. Latihan membaca
Setelah mengetahui makhorijul huruf dan ilmu
pengetahuan tentang tajwid pada tahapan selanjutnya adalah
mempraktekkan pengetahuan dengan bacaan, artinya kita dapat
membaca Al qur’an dengan baik apabila telah mengetahui dua hal
tersebut kita rajin dan rutin untuk mempraktekkan keduanya
dengan taqror (sering membaca Al qur’an). Hal ini penting
mengingat bahwa khususnya bagi umat islam khususnya di
Indonesia lidah ‘ajam (bukan lidah arab) untuk melafalkan h u ru f-
huruf hijaiyah akan merasa sulit sehingga latihan membaca secara
berulang-ulang sangat membantu untuk dapat membaca dengan
baik. 21
21
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas (PTK) melalui empat tahapan utama sebagai
berikut : (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamatan
(observing), dan refleksi (reflecting), empat tahap kegiatan ini disebut satu siklus
pemecahan masalah. Sedangkan menurut Supardi PTK mengandung empat
tahapan, untuk setiap putaran (siklus). Daur ulang setiap siklus dalam PTK
diawali dengan perencanaan tindakan {planning), penerapan tindakan (action),
mengamati dan mengenali proses dan hasil tindakan (observation and
evaluation), dan melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan
atau peningkatan yang diharapkan tercapai (indikator/kriteria/keberhasilan).
Adapun alur kegiatan siklus dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Tahapan Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian
Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 (d u a) siklus yaitu siklus I dan siklus II.
A. DESKRIPSI PELAKSANAAN SIKLUS I
1. Perencanaan ( Planning)
Peneliti membuat perencanaan sebagai berikut: (1) Menyusun soal pre-
tes/pos-tes untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum/sesudah pelaksanaan
tindakan kelas, (2) Menyiapkan media audio visual dan fasilitas pendukung, (3)
Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan media audio visual dan
metode ataupun pendekatan pembelajaran, (4) Membuat panduan observasi
(instrumen) untuk mengetahui motivasi belajar siswa, kerjasama antarsiswa dalam
diskusi/kerja kelompok, dan kelancaran kegiatan pembelajaran dengan media
audio visual.
2. Tindakan (Acting)
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan peneliti untuk mengoptimalkan
kemampuan membaca Al qur’an bagi siswa kelas V SD Negeri Kramat 4
Magelang melalui media pembelajaran audio visual ada beberapa tahapan antara
la in :
a. Tahap pertama:
1. Mengadakan pre-tes pada setiap awal siklus untuk mengetahui kondisi
awal siswa sebelum diberi tindakan
3. Bila kelompok sudah terbentuk, kemudian memilih ketua, sekretaris, dan
anggota. Siswa yang terpilih sebagai ketua akan berperan sebagai juru
bicara kelompok dalam kegiatan diskusi.
4. Mempersiapkan media audio visual dengan menggunakan komputer
b. Tahap kedua:
1) Guru menginformasikan materi pelajaran yang akan dipelajari siswa.
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
3) Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan materi dengan Al qur’an
Digital dan meminta peserta didik untuk mempraktekkan dalam
komputer dengan melihat tampilan, mendengarkan, mengucapkan, dan
melihat gambar visual yang tentang konsep masalah Al qur’an yang
pernah dikenal dari pengalaman pribadi siswa
4) Guru memberikan kesempatan bertanya kepada peserta didik
5) Guru menyampaikan masalah esensial tentang Al qur’an yang harus
didiskusikan peserta didik.
6) Secara berkelompok siswa berdiskusi. Guru sebagai fasilitator dan
motivator
7) Presentasi masing-masing kelompok tentang hasil diskusi dan ditanggapi
oleh kelompok lain
8) Penarikan kesimpulan oleh siswa dan pembahasan hasil oleh guru
c. Tahap ketiga:
1) Melakukan penilaian yang sebenarnya melalui pos-test untuk mengukur
kondisi akhir siswa setelah diberi tindakan (komponen penilaian yang
sebenarnya).
2) Melakukan refleksi di akhir pertemuan agar siswa merasa bahwa hari ini
mereka belajar sesuatu (komponen refleksi sebagai langkah akhir dan
pembelajaran).
3) Penugasan kepada setiap indifidu untuk membaca Al qur'an dengan baik
dan benar sesuai dengan tajwid dan makhrojnya.
3. Pengamatan (Observing)
Selama guru dan siswa terlibat dalam pembelajaran dengan
menggunakan media audio visual di kelas maupun di ruang laboratorium
komputer maka pada saat siswa aktif terlihat dalam pembelajaran dan pada
saat siswa aktif mengerjakan lugas, guru menyiapkan alat untuk melakukan
pengamatan diri, yaitu mencatat hal-hal yang mungkin terjadi ketika tindakan
berlangsung atau mengamati aktivitas siswa dibantu lembar observasi dan
lembar wawancara yang telah dipersiapkan.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
bagaimana motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran membaca Al
qur'an dengan menggunakan Media Audio Visual program "Tajwid
Macromedia Flash Player 7.0” maka observasi difokuskan pada motivasi
siswa, kerjasama siswa dan wawancara tentang kelancaran dalam proses
situasi kelas pada saat pembelajaran, peneliti meminta bantuan guru pengamat
dan siswa untuk menjawab lembar observasi dan wawancara.
Dalam observasi atau pengamatan peneliti menggunakan lembar
pengamatan sebagai berikut:
Tabel 1. Pengam atan Motivasi Siswa Terhadap M ata P elajaran Pendidikan
Agama Islam
NO PERNYATAAN CHECK LIST
SL SR JR TP
1. Saya senang mengikuti pelajaran Agama Islam
2. Saya rugi bila tidak mengikuti pelajaran Agama
Islam
3. Saya merasa pelajaran Agama Islam bermanfaat
4. Saya berusaha meyerahkan tugas tepat waktu
5. Saya berusaha memahami pelajaran Agama Islam
6. Saya bertanya pada guru bila ada yang tidak jelas
7. Saya mengerjakan soal-soal latihan di rumah
8. Saya mendiskusikan tentang pelajaran Agama
Islam
9. Saya berusaha memiliki buku pelajaran Agama
Islam
Tabel 2. Hasil Pengamatan Kerja sama Siswa dalam Kelompok pada
pembelajaran pendidikan Agama Islam Siklus II
NO PERNYATAAN CHECK LIST
SL SR JR TP
1. Kelompok belajar Anda antaranggotanya
berkomunikasi untuk berbagai gagasan dan
pengalaman
2. Kelompok belajar Anda ada keija sama untuk
memecahkan masalah
3. Anda aktif untuk mengemukakan masalah
4. Teman-teman Anda juga aktif mengemukakan
masalah
5. Anda aktif untuk memberikan alternatif pemecahan
masalah
6. Teman-teman Anda juga aktif memberikan alternatif
pemecahan masalah
7. Hasil keija kelompok Anda lebih baik daripada kerja
secara individual
8. Semua anggota kelompok mempunyai tanggung
jawab yang sama
9. Kelompok Anda ada rasa tanggung jawab dan keija
sama antaraanggota kelompok untuk saling
memberi dan menerima
10. Ada fasilitator/guru yang memandu proses belajar
dalam kelompok
11. Ada dua komunikasi dua arah atau multi arah
12. Ada kemauan untuk menerima pendapat yang lebih
baik
13. Ada kesedian untuk menghargai pendapat orang lain
14. Siswa yang pintar memberi/membantu siswa yang
15. Ada siswa yang bertanya kepada teman-temannya
Tabel 3.Wawancara Siswa (Tanggapan Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam melalui Media Audio Visual)
NO. PERNYATAAN
CHECK LIST
SS S TS
1. Pembelajaran pendidikan Agama Islam melalui Media
Audio Visual, menurut pendapat saya :
2. Menumbuhkan suasana pembelajaran yang
menyenangkan
3. Memudahkan dalam memahami materi pelajaran
4. Memudahkan dalam menghafal materi pelajaran
5. Memberikan kesempatan siswa untuk berinisiatif
6. Memberikan kesempatan siswa untuk kreatif
7. Meningkatkan kreativitas (imaginasi dan daya cipta)
8. Menumbuhkan semangat /gairah/motivasi belajar siswa
9 Menumbuhkan kerja sama dalam diskusi/ keija
kelompok
10 Memperlancar kegiatan proses pembelajaran
4. Refleksi (.Reflecting)
Pada tahap ini dianalisis perubahan yang terjadi : (1) pada siswa, (2)
suasana kelas. Pada tahap ini guru sebagai peneliti bersama guru pelaksana yang
telah mengamati perubahan yang terjadi dan hal-hal yang dialami selama proses
pembelajaran berlangsung., dan subjek penelitian (siswa-siswi yang diajar)
berhadapan untuk bersama-sama mendiskusikan pelaksanaan tindakan yang telah
berlangsung. Para siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat
tentang apa yang dialami serta adanya kemungkinan usul untuk penyempurnaan
tindakan berikutnya.
Berdasarkan hasil analisis data dan pengamatan selama berlangsungnya
tindakan ditemukan kelemahan-kelemahan yang perlu direncanakan kembali pada
siklus berikutnya, y aitu :
a. Dalam mengikuti pembelajaran masih ada beberapa siswa yang belum bisa
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi di kelas, kurang percaya diri
terhadap teman-teman yang lebih pandai/persaingan di kelas yang sangat
ketat dan kurangnya perhatian guru.
b. Ketika guru menjelaskan tentang materi esensial terlalu cepat dan terkesan
terburu-buru, sehingga daya tangkap siswa merasa berkurang.
c. Tugas-tugas Pendidikan Agama Islam yang harus diselesaikan siswa
terlalu banyak sehingga siswa merasa bingung dan tidak sempat untuk
mengerjakan semua.
d. Masih banyak siswa yang belum jelas tentang masalah yang telah dibahas
tetapi enggan untuk bertanya, padahal sudah diberi kesempatan untuk
bertanya.
e. Perasaan takut yang masih ada pada beberapa siswa ketika menghadapi
soal-soal yang relatif sulit.
f. Masih minimnya semangat siswa dalam membaca buku-buku yang
berhubungan dengan materi pelajaran yang seharusnya dipelajari
g. Guru dalam mengajar terlalu serius/tidak santai/kurang enjoy/kurang
senantiasa belajar Pendidikan Agama Islam terutama tentang membaca Al
qur’an tanpa memandang besok ada tugas / ulangan apa tidak.
k. Beberapa siswa masih banyak yang kurang teliti di dalam menyelesaikan
soal.
l. Contoh soal yang diberikan guru terlalu mudah sedangkan jika ulangan
terlalu sulit
m. Beberapa siswa merasa masih kurang dalam berlatih/mengerjakan soal-
soal Pendidikan agama Islam /belajarnya kurang maksimal.
n. Kecenderungan beberapa siswa dalam berlatih/belajar mengeijakan soal-
soal latihan hanya pada waktu mau ulangan saja.
o. Dalam diskusi kelompok masih ada beberapa siswa yang kurang a k tif ,
sehingga konsentrasi pembahasan permasalahan oleh kelompoknya belum
bisa dipahami.
p. Keterbacaan permasalahan yang dibuat oleh beberapa kelompok masih
kurang jelas, hal ini dapat diketahui pada saat siswa mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya masih sering berhenti karena tulisan tentang
permasalahan dan penjelasanya kurang bisa dibaca dengan baik.
Berdasarkan hal di atas, maka hal-hal yang akan peneliti perhatikan
pada siklus kedua ini adalah:
a. Guru melengkapi apa yang telah disampaikan dalam refleksi pada Siklus I.
b. Menginformasikan kepada masing-masing kelompok agar membawa
spidol yang beraneka warna untuk digunakan dalam penulisan agar lebih
menarik.
c. Masing-masing kelompok menuliskan permasalahan dan penjelasannya
dengan baik, menarik, dan jelas pada saat presentasi sehingga terbaca oleh
siswa/kelompok lain, sehingga presentasi bisa berjalan lancar dan
siswa/kelompok lain bisa lebih mudah memahami apa yang telah dibahas
d. Menambahkan waktu untuk pembuatan/penulisan laporan hasil diskusi
Secara visual tahapan pada setiap siklus penelitian tindakan kelas dapat
PERENCANAAN
Gambar 2. Tahapan pada setiap Siklus Penelitian Tindakan Kelas
B. DESKRIPSI PELAKSANAAN SIKLUS KE II
a.Perencanaaan tindakan siklus II
Perencanaan tindakan pada siklus ke II merupakan revisi rencana
tindakan pada siklus I. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari siklus I.
Bentuk rencana tindakan ke dua adalah peningkatan kemamapuan
membaca Al qur’an. Cara yang ditempuh ialah dengan proses
pembelajaran dengan menggunakan Media Audio Visual.
b. Pelaksanaan tindakan siklus II
Pelaksanaan tindakan II pada hakekatnya sama dengan tindakan
I. Perbedaannya terletak pada peningkatan tindakan perbaikan. Inti sasaran
tindakan adalah meningkatkan kemampuan membaca Al qur’an. Target
prosentase perubahan yang diharapkan adalah lebih dari 30% menuju
kearah yang lebih baik.
c. Pengamatan
Pengamatan pada siklus II terhadap pelaksanaan tindakan siklus
II dilakukan secara lebih cermat terhadap proses dan tindakan pada siklus
ke II.
d. Refleksi
Kegiatan ini bertujuan untuk menilai seluruh kegiatan pembelajaran
dengan metode demonstrasi dan analisis kesalahan dalam rangka
meningkatkan kemampuan membaca Al qur’an. Atau lebih konkretnya
untuk mengetahui seberapa besar prosesntase perubahan terhadap
kemampuan membaca Al qur’an ke arah yang lebih baik dan benar yang
terjadi pada siswa sesuai kaidah-kaidah yang telah ditentukan pada
pembelajaran dengan menggunakan media audio visual melalui dua siklus
yang telah ditentukan. Peningkatan kemampuan membaca Al qur’an yang
B A B IV
H A SIL P E N E L IT IA N D A N P E M B A H A S A N
A. DESKRIPSI KONDISI AWAL
KONDISI
AWAL
G u ru :
Belum menggunakan Media Audio Visual
<=> S is w a :Kemampuan
Membaca Al qur’an rendah
-a
Gambar 3 Kondisi Awal-Tindakan-Kondisi Akhir
Kondisi awal ditengarai dari perolehan nilai mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam, untuk materi awal semester II yang telah diterima siswa sebelum
guru menggunakan media audio visual kemudian dievaluasi melalui ulangan blok
hasilnya 16 siswa dari 26 siswa belum tuntas dengan Standar Ketuntasan Belajar
Minimal (SKBM) = 65. Banyaknya siswa yang belum tuntas menunjukkan bahwa
kurangnya hasil belajar Pendidikan Agama Islam bagi siswa kelas V tersebut
merupakan kelas yang tingkat hasil belajarnya paling rendah. Atas dasar kondisi
yang belum menggembirakan tersebut, guru atau pengajar harus tanggap dan
instropeksi diri untuk memperbaiki kondisi tersebut dengan melakukan inovasi
pembelajaran dengan menggunakan media audio visual yang dapat meningkatkan
atau mengoptimalkan hasil belajar pendidikan Agama Islam pada siswa agar
prestasi hasil belajarnya menjadi lebih baik.
B.DESKRIPSI HASIL SIKLUS I
Tabel 4. Kegiatan Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus I
No. Kegiatan G uru No. K egiatan Siswa
1. Membagikan soal pre-tes 1. Mengeijakan soal pre-tes
2. Memberikan informasi tentang 2. Mendengarkan informasi guru
tujuan dari materi kajian tentang dengan penuh kesungguhan dan
Membaca QS Al Lahab mengembangkan pemikiran
3. Menjelaskan dan dengan cara bekeija sendiri untuk
Mendemonstrasikan materi memahami permasalahan
dengan menggunakan media 3. Mengamati demonstrasi dari
audio visual guru tentang hal-hal yang
4. Guru memberikan kesempatan berhubungan dengan konsep dan
bertanya kepada siswa terhadap prinsip yang dijumpai dalam
yang belum dimengerti siswa. peristiwa sehari-hari yang
5. Membagi siswa menjadi 5 pernah dialami dikehidupan
kelompok, untuk berdiskusi sekitar dan berusaha untuk dapat
6. Menyampaikan permasalahan menemukan jawaban sendiri
esensial tentang ”A1 qur’an” 4. Mengembangkan sifat ingin tahu
yang harus didiskusikan siswa siswa dengan bertanya
7. Guru berperan sebagai fasilitator 5. Bergabung dengan kelompoknya
dan motivator untuk berdiskusi yang
8. Bersama-sama siswa merupakan komponen
menyimpulkan hasil diskusi masyarakat belajar sebagai
9. Melakukan refleksi di akhir penciptaan lingkungan belajar
pertemuan, dengan memberi 6. Mendiskusikan permasalahan
kesempatan siswa untuk esensial yang disampaikan guru
memberi komentar dan masukan 7. Presentasi hasil kerja kelompok
tentang pembelajaran hari ini. dalam forum diskusi kelas
10 Membagikan soal post-tes 8. Bersama-sama guru
11. Memberikan tugas Indifidu
9.
menyimpulkan hasil diskusi
Merasa bahwa hari ini mereka
belajar sesuatu, dengan
menyampaikan komentar dan
masukan tentang pembelajaran
yang belum dimengerti siswa. peristiwa sehari-hari yang
5. Membagi siswa menjadi 5 pernah dialami dikehidupan
kelompok, untuk berdiskusi sekitar dan berusaha untuk dapat
6. Menyampaikan permasalahan menemukan jawaban sendiri
esenssial tentang ”A1 qur’an” 4. Mengembangkan sifat ingin tahu
yang harus didiskusikan siswa siswa dengan bertanya
7. Guru berperan sebagai fasilitator 5. Bergabung dengan kelompoknya
dan motivator untuk berdiskusi yang
8. Bersama-sama siswa merupakan komponen
menyimpulkan hasil diskusi masyarakat belajar sebagai
9. Melakukan refleksi di akhir penciptaan lingkungan belajar
pertemuan, dengan memberi 6. Mendiskusikan permasalahan
kesempatan siswa untuk esensial yang disampaikan guru
memberi komentar dan masukan 7. Presentasi hasil kerja kelompok
tentang pembelajaran hari ini. dalam forum diskusi kelas
10 Membagikan soal post-tes 8. Bersama-sama guru
11. Memberikan tugas Indifidu
9.
menyimpulkan hasil diskusi
Merasa bahwa hari ini mereka
belajar sesuatu, dengan
menyampaikan komentar dan
masukan tentang pembelajaran
kepada guru
10. Mengerjakan soal post-tes
11. Melaksanakan tugas
Hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai pre-test dan pos-test dapat
Tabel 5. Hasil Penilaian Pre-tes dan Pos-tes Siklus I
6. ALDINO MUHAMAD LAZERRA 40 53
7. ARYAN NOOR NOVARIO 40 55
8. DEDEN SAPUTRA 42 54
9. FATIMAH NURAINI 40 49
10. GILANG MUHAMAD FAHMI 50 66
11. GALUH PANJI SETIA WAN 50 75
12. LUCKY WAHYU ARFIAN 50 60
13. MUFASIROTUL MUSTAFIDA 40 50
14. NAUFAL HANIF PUTRA AJI 60 80
15. OKA WAHYU ARDIKA 60 78
16. OKKA BIMA ARYANDIKA 50 70
17. RENDI SURYA PRAYOGA 40 56
18. RETNOSIH W UL AN DARI 70 71
19. WINDA KARTIKASARI 70 85
20. WIDYA RINANTYO 50 65
21. RATNA SUCI OKTAVIANI 60 65
22. LUTFIA ISNA RAHMI 80 90
23. SUCI WIDYASTUTINURINGRAT 60 65
24. ADITYA VEGA BRAFEDA 65 68
25. HUSAIN MAIRUF ALHAKIM 60 66
26. ABDUL FATAH 40 55
TABEL 6. Analisis Hasil
Pre-test
Siklus INO NILAI KATEGORI JUMLAH SISWA PROSENTASE
1 9 0 - 1 0 0 Sangat Baik
-2 7 6 - 8 9 Baik 1 3,9 %
3 6 5 - 7 5 Cukup Baik 3 11,5%
4 <65 Kurang Baik 22 84,6 %
Jum ah 26 100%
TABEL 7. Analisis Hasil Pos-test Siklus I
NO NILAI KATEGORI JUM LA H PROSENTASE
1 9 0 - 1 0 0 Sangat Baik 1 3,9 %
2 7 6 - 8 9 Baik 4 15,3%
3 6 5 - 7 5 Cukup Baik 13 50%
4 <65 Kurang Baik 8 30,8 %
Jum ah 26 100%
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa hasil belajar siswa pada
siklus I sebelum diadakan tindakan kelas adalah sebesar 84,6 % siswa
memperoleh hasil belajar tergolong kategori kurang baik, 11,5 % siswa
tergolong kategori cukup baik, 3,9 % siswa tergolong kategori
baik,sedangkan yang tergolong amat baik belum ada. Setelah diadakan
tindakan, ternyata prestasi belajar siswa mengalami perubahan. Hal ini
bisa dilihat dari hasil pos-tes yang menunjukkan bahwa 3,9 % siswa,
memperoleh hasil belajar tergolong kategori sangat baik, berarti ada
peningkatan sebesar 3,9 % dibandingkan dengan pre-tes, 15,3 % siswa
dengan pre-tes, 50% tergolong kategori cukup baik, berarti ada
peningkatan sebesar 38,5 % dibandingkan dengan pre-tes, dan 30,8 % siwa
tergolong kategori kurang baik, berarti ada penurunan sebesar 53,8 %
dibandingkan dengan pre-tes. Sedangkan ketuntasan belajar klasikal yang
diperoleh pada siklus I ini sebesar 69,2 %.
2. Hasil Non Tes
Hasil pengamatan/observasi pada siklus pertama terhadap
motivasi siswa dan kerjasama siswa sebagai berikut
a. Hasil pengamatan motivasi siswa dengan menggunakan media audio
visual pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap materi
baca tulis Al qur’an diperoleh hasil pada siklus 1 sebesar 2,8 % siswa
tergolong tidak pemah termotivasi 22,1 % siswa tergolong jarang
termotivasi, 60,7 % siswa sering termotivasi, dan 14,4 % siswa selalu
termotivasi.
b. Hasil pengamatan kerjasama antarsiswa dengan menggunakan media
audio visual pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap
materi baca tulis Al qur’an diperoleh hasil kerja sama antar siswa pada
siklus I sebesar 0,7% siswa tergolong tidak pemah kerja sama 27,3%
siswa tergolong jarang kerja sama, 59,3% siswa sering kerja sama, dan
12,7% siswa selalu kerjasama.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil analisis data dan pengamatan selama berlangsungnya
tindakan ditemukan kelemahan-kelemahan yang perlu direncanakan kembali pada
siklus berikutnya, y a itu :
a. Dalam mengikuti pembelajaran masih ada beberapa siswa yang belum bisa
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi di kelas, kurang percaya diri
terhadap teman-teman yang lebih pandai/persaingan di kelas yang sangat
ketat, dan kurangnya perhatian guru.
b. Ketika guru menjelaskan tentang materi esensial terlalu cepat dan terkesan
terburu-buru, sehingga daya tangkap siswa merasa berkurang.
c. Tugas-tugas Pendidikan Agama Islam yang harus diselesaikan siswa
terlalu banyak sehingga siswa merasa bingung dan tidak sempat untuk
mengerjakan semua.
d. Masih banyak siswa yang belum jelas tentang masalah yang telah dibahas
tetapi enggan untuk bertanya, padahal sudah diberi kesempatan untuk
bertanya.
e. Perasaan takut yang masih ada pada beberapa siswa ketika menghadapi
soal-soal yang relatif sulit.
f. Masih minimnya semangat siswa dalam membaca buku-buku yang
berhubungan dengan materi pelajaran yang seharusnya dipelajari
sebelumnya
g. Guru dalam mengajar terlalu serius/tidak santai/kurang enjoy/kurang
h. Beberapa siswa masih ada yang kurang memperhatikan pada saat
dijelaskan materi pelajaran.
i. Beberapa siswa masih ada yang beranggapan bahwa membaca Al qur’an
itu sulit dipahaminya.
j. Beberapa siswa merasa masih kurangnya motivasi pada diri sendiri untuk
senantiasa belajar Pendidikan Agama Islam terutama tentang membaca Al
qur’an tanpa memandang besok ada tugas / ulangan apa tidak.
k. Beberapa siswa masih banyak yang kurang teliti di dalam menyelesaikan
soal.
l. Contoh soal yang diberikan guru terlalu mudah sedangkan jika ulangan
terlalu sulit
m. Beberapa siswa merasa masih kurang dalam berlatih/mengerjakan soal-
soal Pendidikan Agama Islam /belajarnya kurang maksimal.
n. Kecenderungan beberapa siswa dalam berlatih/belajar mengerjakan soal-
soal latihan hanya pada waktu mau ulangan saja.
o. Dalam diskusi kelompok masih ada beberapa siswa yang kurang a k tif ,
sehingga konsentrasi pembahasan permasalahan oleh kelompoknya belum
bisa dipahami.
p. Keterbacaan permasalahan yang dibuat oleh beberapa kelompok masih
kurang jelas, hal ini dapat diketahui pada saat siswa mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya masih sering berhenti karena tulisan tentang
permasalahan dan penjelasanya kurang bisa dibaca dengan baik.