• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perusahaan yang melakukan Corporate Social Responsibility (CSR) pada umumnya akan mengungkapkannya dalam laporan tahunan (annual report).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perusahaan yang melakukan Corporate Social Responsibility (CSR) pada umumnya akan mengungkapkannya dalam laporan tahunan (annual report)."

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENDAHULUAN

Industri tekstil merupakan salah satu industri yang di prioritaskan untuk dikembangkan karena memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional yaitu sebagai penyumbang devisa negara, menyerap tenaga kerja dalam jumlah cukup besar, dan sebagai industri yang diandalkan untuk memenuhi kebutuhan sandang nasional. Hal ini dapat ditunjukkan melalui perolehan surplus ekspor terhadap impor selama satu dasawarsa terakhir, bahkan saat krisis ekonomi melanda dunia, industri tekstil nasional masih dapat mempertahankan surplus perdagangannya dengan nilai tidak kurang dari US$ 5 Milyar, penyerapan tenaga kerja 1,34 juta jiwa, capaian tenaga kerja dalam negeri hingga 63 persen dan berkontribusi memenuhi kebutuhan domestik sebesar 46 persen (Biro Umum dan Humas, Kementrian Perindustrian, 2010).

Dengan dapat bertahannya sektor indusri tekstil ini tidak lepas dari tanggung jawab perusahaan yang berpijak pada triple bottom lines yaitu tanggung jawab perusahaan pada aspek sosial, lingkungan, dan keuangan. Perusahaan harus memperhatikan konsep triple bottom line dan secara langsung akan memberikan warna baru dalam implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) (Jalal, 2007).

Banyak kasus sosial dan lingkungan di Indonesia yang menunjukkan pentingnya Corporate Social Responsibility (CSR) antara lain kasus PT. Freeport Indonesia yang sejak memulai operasinya pada tahun 1969 sudah menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan, kasus pencemaran lingkungan Lapindo pada tahun 2006, serta kasus pencemaran di Teluk Buyat oleh PT. Newmont Minahasa Raya pada pertengahan tahun 2004. Hal ini yang mendorong pemerintah untuk menerbitkan regulasi mengatur tentang Corporate Social Responsibility (CSR) yaitu UU No. 40 Tahun 2007 pasal 74 ayat (1) tentang perseroan terbatas yang menjalankan usahanya dengan mengeksploitasi sumber daya alam diwajibkan melaksanakan tanggungjawab sosial dan lingkungan.

(2)

2 Perusahaan yang melakukan Corporate Social Responsibility (CSR) pada umumnya akan mengungkapkannya dalam laporan tahunan (annual report). Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) juga telah diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 paragraf 9 yang menyatakan bahwa perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri, faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting. Manfaat dari pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan (annual report) adalah pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) akan memberikan hasil baik langsung maupun tidak langsung dalam keuangan di masa mendatang, sebagai wujud dialog antara manajemen dengan stakeholder, serta citra baik yang dihasilkan oleh perusahaan yang melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) sehingga perusahaan mendapatkan kepercayaan dari investor dan masyarakat (Anggraini, 2006). Sedangkan manfaat yang ditimbulkan untuk kinerja perusahaan adalah dapat memberikan petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi, sebagai dasar penentuan strategi perusahaan dimasa yang akan datang dan sebagai penentu kebijakan penanaman modal agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan (Siswardani, 2012).

Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk membuktikan pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap biaya operasional dan kinerja keuangan (profitabilitas). Kotler dan Lee (2005) dalam Solihin (2009) menyatakan bahwa penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) dapat menurunkan biaya operasi suatu perusahaan, karena setelah diterapkannya Corporate Social Responsibility (CSR), perusahaan akan mengurangi biaya pemasaran dan menggantinya dengan biaya Corporate Social Responsibility (CSR) yang awalnya termasuk pada biaya pertanggungjawaban perusahaan terhadap lingkungan sekitar. Leki dan Christiawan (2013) menyatakan bahwa penerapan Corporate Social

(3)

3 Responsibility (CSR) dapat meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku (reused, recycle) dan overhead (berpengaruh kepada penggunaan air dan listrik) sehingga mengurangi biaya operasional perusahaan.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Sullivan (1998) menemukan bahwa reputasi perusahaan dapat dijadikan jaminan bagi pelanggan untuk menilai kualitas produk atau jasa yang diberikan oleh perusahaan. Dengan demikian, semakin baik reputasi suatu perusahaan, maka semakin meningkat pula pembelian yang dilakukan oleh pelanggan sehingga mengakibatkan penjualan perusahaan meningkat.

Penelitian yang dilakukan oleh Gulsevim dan Gokhan (2009) menyebutkan bahwa, kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan sebagai upaya meningkatkan reputasi sosial yang bertujuan untuk meningkatkan nilai (value) perusahaan dalam kaitannya dengan sisi tenaga kerja, keselamatan kerja dan kesehatan tenaga kerja yang merupakan isu penting dalam industri bidang tekstil.

Penelitian yang dilakukan oleh Eriana (2009) yang menyimpulkan bahwa dalam program Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas perusahaan yang diukur melalui rasio tingkat pengembalian aset (Return on Asset – ROA). Paul dan Siegel (2006) dalam Apridita (2009) menemukan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) dapat berdampak pada perbaikan persepsi dan perilaku konsumen, termasuk meningkatnya keputusan dalam pembelian yang pada akhirnya akan meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Permanasari (2010) meneliti pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap kinerja keuangan (Return on Asset – ROA) maupun biaya operasional (OER) dan besaran pajak penghasilan. Hasil menunjukan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif dengan kinerja keuangan (Return on Asset – ROA) dan biaya operasional (OER) dan tidak berpengaruh terhadap besaran pajak penghasilan. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Leki dan Christiawan (2013) menemukan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) tidak berpengaruh dengan biaya operasional (OER). Karena adanya hasil penelitian yang berbeda dan

(4)

4 tidak sejalan maka peneliti tertarik untuk meneliti ulang untuk mengkonfirmasi hasil penelitian yang berbeda tersebut.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Permanasari (2010), namun dalam penelitian ini terdapat perbedaan dengan penelitian terdahulu, yaitu penelitian ini hanya fokus pada perusahaan tekstil dan garment, kinerja Corporate Social Responsibility (CSR) diukur melalui tingkat pengembalian atas ekuitas (Return on Equity – ROE) dengan variabel kontrol ukuran perusahaan (SIZE). Dalam penelitian ini digunakan variabel kontrol karena variabel kontrol merupakan variabel yang diduga dapat berpengaruh terhadap variabel dependent, dimana variabel ukuran perusahaan (SIZE) yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dari total aset perusahaan yang menunjukkan skala ekonomis sebuah perusahaan (Margaretta, 2010). Semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin besar skala produksi perusahaan itu, serta mampu untuk mengefisienkan/menurunkan biaya operasional (Leki dan Christiawan, 2013). Perusahaan dengan ukuran besar relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibandingkan dengan perusahaan yang berukuran kecil (Sunarto dan Budi, 2009). Selain itu penelitian Permanasari (2010) menggunakan variabel pajak penghasilan tetapi dalam penelitian ini tidak, karena dari penelitian Permanasari (2010) disimpulkan bahwa penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) tidak berpengaruh terhadap besaran pajak penghasilan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap biaya operasional dan profitabilitas pada perusahaan tekstil dan garment yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan tekstil dan garment dipilih karena merupakan perusahaan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa negara dan wajib melakukan Corporate Social Responsibility (CSR) (Biro Umum dan Humas, Kementrian Perindustrian, 2010).

Menurut Apridita (2009), ada beberapa faktor yang mendukung tentang penggunaan tingkat pengembalian atas ekuitas (Return on Equity – ROE) sebagai ukuran kinerja profitabilitas antara lain: (1) Dapat digunakan untuk mengukur

(5)

5 kemampuan perusahaan dalam menghasilkan net income. (2) Untuk mengukur tingkat hasil investasi (laba) dari pemegang saham. (3) Merupakan rasio pengukuran perusahaan dalam menghasilkan lama selama periode tertentu (tidak hanya berfokus pada jangka pendek) dan (4) Dapat digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya.

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi perusahaan tekstil dan garment sehubungan dengan penerapan program Corporate Social Responsibility (CSR) dan pengungkapannya dimasa mendatang. Diharapkan akan memberikan wacana baru bagi investor dalam mempertimbangkan aspek-aspek dalam investasi.

KONSEP DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Stakeholder

Teori yang digunakan untuk mendasari penelitian ini adalah teori stakeholder. Menurut Daniri (2007) dalam Oktaviani (2011), salah satu alasan mengapa konsep Corporate Social Responsibility (CSR) didasarkan pada Stakeholder Theory bahwa keberadaan perusahaan bukan semata-mata bertujuan untuk melayani kepentingan pemegang saham (sharehoder) melainkan juga kepentingan-kepentingan pihak lainnya (stakeholder) termasuk masyarakat. Dengan demikian cukup jelas bahwa masyarakat menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perusahaan dan begitu juga sebaliknya. Menurut Freeman (1984) dalam Oktaviani (2011), yang dimaksud dengan pemangku kepentingan adalah kelompok atau individu yang mendapatkan keuntungan dan atau kerugian, dan yang hak-haknya dilanggar atau dihargai oleh tindakan korporasi. Penggunaan teori ini menekankan bahwa perusahaan memiliki tanggungjawab sosial yang menuntut mereka mempertimbangkan semua kepentingan berbagai pihak (stakeholders) yang terkena pengaruh dari tindakannya.

(6)

6 Corporate Social Responsibility (CSR)

Menurut The World Business Council on Sustainable Development (WBCSD) adalah suatu komitmen dari perusahaan untuk melaksanakan etika keprilakuan (behavioural ethnics) dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan (sustainable economic development). Sedangkan menurut ISO 26000, Corporate Social Responsibility (CSR) adalah tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional; serta integrasi dengan organisasi secara menyeluruh (Jalal, 2007). Tanggung jawab perusahaan juga harus berpijak pada triple bottom lines, yang terdiri atas aspek finansial, aspek sosial, dan aspek lingkungan. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan. Keberlanjutannya perusahaan hanya akan terjamin apabila perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup.

Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)

Pengungkapan adalah pengeluaran informasi yang ditujukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Pengungkapan tanggung jawab social (Corporate Social Responsibility Disclosure) adalahsuatu bentuk pertanggungjawaban yang seharusnya dilakukan perusahaan atas dampak positif maupun negatif yang ditimbulkan dari aktifitas operasionalnya dan berpengaruh terhadap masyarakat internal maupun eksternal dalam lingkungan perusahaan (Sofa, 2010). Tujuannya agar perusahaan dapat menyampaikan tanggung jawab sosial yang telah dilaksanakan perusahaan dalam periode tertentu (Sari, 2012). Pengukuran dalam pengungkapan CSR yang akan dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Rahayu (2010), yang mengelompokkan Corporate Social Responsibility (CSR) kedalam tujuh kategori

(7)

7 pengungkapan, yaitu: lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan kerja, lain-lain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan umum.

Hasil penelitian di berbagai negara membuktikan, bahwa laporan tahunan (annual report) merupakan media yang tepat untuk menyampaikan tanggung jawab sosial perusahaan (Eriana, 2011).

Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Biaya Operasional Penelitian yang dilakukan oleh Earnhart dan Lizal (2010) dalam Leki dan Christiawan (2013) dan penelitian yang dilakukan oleh Permanasari (2010) menunjukkan bahwa corporate environmental performance sebagai proksi dari Corporate Social Responsibility (CSR) dapat mempengaruhi penurunan biaya operasional perusahaan.

Aktifitas Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan perusahaan akan mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk pemasaran produk dan menggantinya dengan biaya Corporate Social Responsibility (CSR) yang secara tidak langsung juga akan membangun brand image bagi masyarakat. Biasanya kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh perusahaan merupakan suatu bentuk tanggungjawab perusahaan yang dilakukan untuk karyawan, masyarakat dan atau lingkungan atas kegiatan operasional perusahaan. Namun, kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dapat juga dilakukan oleh perusahaan sebagai upaya untuk melakukan penghematan sumber daya yang digunakan. Ketika perusahaan menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai upaya melakukan penghematan sumber daya atau sering disebut dengan eko-efisiensi secara jangka panjang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan, yaitu dapat menciptakan efisiensi produksi yang dapat menurunkan biaya operasional perusahaan. Menurut Praswanto (2002), eko-efisiensi adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk dengan menggunakan sumber daya secara lebih hemat, serta menghasilkan limbah yang minimal atau sama sekali tidak ada

(8)

8 limbah. Eko-efisiensi dapat dilakukan dengan cara mengefisienkan penggunakan bahan baku dengan cara melakukan reused dan recyle serta melakukan penghematan penggunaan listrik dan air (Leki dan Christiawan, 2013). Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh perusahaan merupakan bentuk investasi yang manfaatnya akan diperoleh dalam jangka panjang, ketika perusahaan melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) secara terus-menerus maka dapat menciptakan proses produksi yang semakin efisien sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan biaya operasional (Leki dan Christiawan, 2013). Corporate Social Responsibility (CSR) juga berfungsi sebagai sarana untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat melalui upaya peningkatan sarana pendidikan dan kesehatan masyarakat, serta dapat juga dilakukan melalui pengembangan ekonomi dengan cara memberikan bantuan modal dan pemngembangan usaha lokal, sehingga dapat mengurangi biaya iklan dan promosi (Kolter dan Lee, 2005 dalam Leki dan Christiawan, 2013).

Dari pengertian yang telah diuraikan dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh negatif terhadap biaya operasional.

Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Profitabilitas

Permanasari (2010) telah melakukan penelitian terhadap pengaruh penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap tingkat profitabilitas, besaran pajak penghasilan, dan biaya operasi pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Penelitian ini menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Paul dan Siegel (2006) dalam Apridita (2009) menemukan bahwa aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) berdampak pada produktifitas, perubahan teknologi dan skala ekonomi. Secara keseluruhan eksekutif

(9)

9 dan praktisi Corporate Social Responsibility (CSR) percaya bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) dapat berdampak pada perbaikan persepsi dan perilaku konsumen, termasuk meningkatnya keputusan dalam pembelian yang pada akhirnya akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Selain itu ketika perusahaan melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta perusahaan mampu melakukan inovasi produk yang ramah lingkungan maka hal ini akan membetuk brand image perusahaan yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli sebuah produk yang dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan (Hokerts et al, 2007 dalam Leki dan Christiawan, 2013).

Corporate Social Responsibility (CSR) dapat digunakan sebagai alat marketing baru bagi perusahaan bila itu dilaksanakan berkelanjutan. Untuk melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR) berarti perusahaan akan mengeluarkan sejumlah biaya. Semakin besar kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) maka semakin besar pula biaya yang dikeluarkan, semakin besar kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR), maka semakin luas pula jangkauan masyarakat yang akan mempengaruhi citra perusahaan di mata konsumen dan masyarakat. Peningkatan citra inilah yang diharapkan perusahaan dapat mendukung kegiatan operasional mereka dan membantu memperoleh profitabilitas (Setyo, 2005).

Untuk mengukur rasio profitabilitas digunakan rasio Return On Equity (ROE). ROE dapat menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu (tidak hanya berfokus pada jangka pendek) dan dapat digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya. Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) akan memberikan hasil baik langsung maupun tidak langsung dalam keuangan di masa mendatang, serta citra baik yang dihasilkan oleh perusahaan yang melaksanakan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) sehingga perusahaan mendapatkan kepercayaan dari investor dan masyarakat.

(10)

10 Dari pengertian yang telah diuraikan dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif terhadap profitabilitas.

METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan tekstil dan garment yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2012. Penelitian ini memilih perusahaan tekstil dan garment sebagai sampel penelitian disebabkan karena perusahaan tekstil dan garment banyak menimbulkan efek lingkungan dalam proses produksinya seperti pencemaran limbah sehingga perusahaan perlu menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai timbal balik kepada lingkungan disekitarnya (Indrawan, 2011). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative dengan kriteria perusahaan tekstil dan garment yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang telah melakukan program Corporate Social Responsibility (CSR) tahun 2011-2012 dan yang melaporkan program Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan (annual report) perusahaan dan data yang dibutuhkan dalam penelitian lengkap.

Teknik Pengambilan Data

Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang berupa laporan tahunan (annual report) tahun 2011-2012 yang diakses melalui website Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id

(11)

11 Variabel Penelitian

Variabel Independen

Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility Disclosure Index (CSRDI) dalam penelitian ini mengacu pada instrumen yang digunakan oleh Sembiring (2005). Penelitian Hackston dan Milne (1996) yang diadopsi oleh Eddy Rismanda Sembiring (2005). Penggungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam tujuh kategori yaitu: lingkungan, energi, kesehatan, dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan umum. Ketujuh kategori tersebut terbagi dalam Sembilan puluh item pengungkapan. Berdasarkan peraturan Bapepam No. VIII.G.2 tentang laporan tahunan dan disesuaikan item tersebut untuk diaplikasikan di Indonesia, maka penyesuaian dilakukan. Dua belas item dihapuskan karena kurang sesuai untuk diterapkan dengan kondisi di Indonesia sehingga secara total tersisa tujuh puluh delapan item pengungkapan. Tujuh puluh delapan item tersebut kemudian disesuaikan kembali dengan masing-masing 3 sektor industri sehingga item pengungkapan yang diharapkan setiap sektor berbeda-beda dalam (Sembiring, 2005 dalam Setyandaru 2011).

Item pengungkapan yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative (GRI) merupakan item pengungkapan CSR yang bersifat internasional, jumlah item pengungkapannya juga lebih banyak dibandingkan dengan item pengungkapan yang diadopsi oleh Sembiring (2005) (Setyandaru, 2011). Sehingga peneliti lebih memilih item pengungkapan yang diadopsi oleh Sembiring (2005) karena 78 item pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) telah sesuai dengan kondisi perusahaan di Indonesia dibandingkan dengan item penungkapan Global Reporting Initiative (GRI) yang bersifat internasional.

Corporate Social Responsibility (CSR) dapat diukur dengan metode Corporate Social Responsibility Disclosure Index (CSRDI), dengan rumus:

(12)

12 Keterangan:

CSRDIj : Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j.

nj : Jumlah item pengungkapan untuk pengungkapan perusahaan j, nj = 78 Xij : 1 = jika item I diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan.

Dengan demikian 0 < CSRDIj < 1 (Hapsoro, 2012).

Variabel Dependen 1. Biaya Operasional

Dalam penelitian ini biaya operasional dapat dihitung secara matematis menggunakan Operating Expense Ratio (OER) dengan rumus:

(Leki dan Christiawan, 2013) 2. Profitabilitas

Profitabilitas perusahaan diukur melalui tingkat pengembalian atas ekuitas (Return On Equity – ROE).

(Hutami, 2012)

Variabel kontrol

Ukuran Perusahaan (SIZE)

Ukuran perusahaan (SIZE) sebagai variabel kontrol adalah untuk mengontrol hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, karena variabel kontrol diduga ikut berpengaruh terhadap variabel independen. Perusahaan dengan

(13)

13 ukuran besar akan dapat menghasilkan produk dengan tingkat biaya rendah. Dimana tingkat biaya yang rendah merupakan unsur untuk mencapai laba yang diinginkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (Akbar dan Kinanti, 2009). Semakin besar perusahaan akan semakin mudah mengakses pasar modal sehingga mudah untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan dari kreditor, sehingga perusahaan dapat berinvestasi seperti membeli asset untuk memenuhi permintaan produk dan memperluas pangsa pasar, dengan demikian penjualan akan meningkat dan profitabilitas perusahaan akan semakin meningkat (Akbar, 2009).

(Waryanto, 2010)

Teknik Pengujian Hipotesis

Sebelum dilakukan analisis regresi linear untuk pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian keabsahan regresi berdasarkan asumsi klasik, pertama dilakukan uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test, yang akan menunjukkan bahwa sampel berasal dari populasi yang telah berdistribusi secara normal, setelah sampel yang dihasil berdistribusi normal maka selanjutnya akan dilakukan uji heteroskedatisitas yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain menggunakan uji Glejser. Setelah didapat hasil dari model regresi tersebut, selanjutnya dilakukan uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi yang kuat diantara variabel-variabel independen yang diikutsertakan dalam pembentukan model (Gujarati, 2003 dalam Rahayu, 2010). Untuk mendeteksi apakah model regresi linier mengalami multikoleniaritas dapat diperiksa dengan menggunakan variance inflation factor (VIF) untuk masing-masing variabel independen, yaitu jika suatu variabel independen mempunyai nilai VIF>10 (Santoso, 2010) berarti telah terjadi multikolenaritas.

(14)

14 Selanjutnya akan dilanjutkan dengan analisis regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk menganalisis pengaruh variable independen terhadap variable dependen dengan menggunakan variabel kontrol.

Model Penelitian

Keterangan :

ROE : Return On Equity

CSRDI : Corporate Social Responsibility Disclosure Index OER : Operating Expense Ratio

 koefisien yang diestimasi

Error Term, yaitu tingkat kesalahan penyesuaian yang diduga

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Objek Penelitian

Berdasarkan data dari BEI populasi perusahaan tekstil dan garment sebanyak 18 perusahaan, namun berdasarkan kriteria dengan mengungkapkan laporan tahunan (annual report) maka dalam penelitian ini hanya digunakan sampel sebanyak 16 perusahaan, sehingga jumlah sampel yang diperoleh peneliti pada tahun 2011 dan 2012 sebanyak 32 sampel. Tahun 2011 dan 2012 dipilih sebagai tahun pengamatan karena kedua tahun tersebut adalah tahun yang paling dekat dengan dimulainya penelitian yaitu tahun 2013, sehingga peneliti merasa data yang diperoleh pada dua tahun tersebut adalah data terbaru yang disajikan oleh perusahaan dan data dinilai masih relevan dengan kondisi perusahaan saat ini. Proses pengambilan sampel dapat dilihat pada tabel 1.

(15)

15 Tabel 1 : Proses Pemilihan Sampel

KETERANGAN JUMLAH

Perusahaan Tekstil dan Garment yang terdaftar di BEI pada tahun 2011 18

Perusahaan Tekstil dan Garment yang terdaftar di BEI pada tahun 2012 18

Perusahaan Tekstil dan Garment yang tidak mengungkapkan laporan

tahunan tahun 2011 (2)

Perusahaan Tekstil dan Garment yang tidak mengungkapkan laporan

tahunan tahun 2012 (2)

Total sampel penelitian 32

Sumber Data : Data Sekunder 2013

Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata dan nilai standar deviasi. Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran perusahaan sebagai berikut:

Tabel 2 : Analisis Statistik Deskriptif

Sumber Data: Data setelah diolah dengan SPSS.

Variabel CSRDI memiliki rata-rata sebesar 0.61, yang artinya bahwa rata-rata perusahaan melakukan pengungkapan item-item Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar 61%. Dalam pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terdapat 78 sub item pengungkapan yang harus diungkapkan artinya rata-rata setiap

N Minimum Maximum Mean

CSRDI 32 0.44 0.76 0.6109

OER 32 0.60 1.17 0.9991

ROE 32 0.11 0.95 0.3347

SIZE 32 11.22 12.84 12.0441

(16)

16 perusahaan mengungkapkan 48 sub item dari 78 sub item yang ada. Sedangkan OER memiliki rata-rata sebesar 0.99, yang artinya perusahaan memiliki biaya operasional sebesar 99% dari pendapatan operasional diluar pendapatan lain-lain yang diperoleh perusahaan. Variabel ROE dalam penelitian ini memiliki rata-rata sebesar 0,33, yang artinya perusahaan memiliki laba bersih sesudah pajak sebesar 33% dari modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan.

Untuk mengetahui rata-rata item Corporate Social Responsibility (CSR) yang diungkapkan oleh seluruh perusahaan, dapat dilihat melalui tabel tiga.

Tabel 3 : Rata-rata Item-item Pengungkapan

Corporate Social Responsibility (CSR) Item yang diungkapkan Rata-rata pengungkapan Lingkungan 0.62 Energi 0.71 Kesehatan dan Keselamatan Kerja 0.63 Lain-lain Tenaga Kerja 0.55 Produk 0.9 Keterlibatan Masyarakat 0.44 Umum 0.5

Sumber Data: Data diolah 2013.

Dari tabel tiga dapat diketahui bahwa rata-rata pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) tertinggi adalah sebesar 0.9 pada item produk. Artinya, 90% dari keseluruhan item produk telah diungkapkan. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan cenderung lebih memperhatikan aspek produknya dalam melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). Hal ini terjadi karena kebanyakan perusahaan tekstil dan garment ingin memberikan kepuasan kepada konsumen atas produk yang dimiliki. Dengan adanya kualitas yang baik maka akan mendorong terjadinya peningkatan penjualan dalam perusahaan. Sedangkan nilai terendah adalah

(17)

17 sebesar 0.44 pada item keterlibatan masyarakat. Artinya, dari keseluruhan sub item yang ada hanya 44%, yang diungkapkan perusahaan dari 9 sub item yang ada dalam item keterlibatan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan kurang memperhatikan aspek keterlibatan masyarakat.

Uji Asumsi Klasik

Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan dengan melihat nilai variance inflation factor (VIF). Suatu regresi mengandung multikolinearitas jika nilai VIF-nya lebih dari 10. Nilai tolerance dan nilai VIF dari semua variabel penelitian berkisar antara 0.936 sampai dengan 1.069, sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat multikolinearitas. Uji heterokedastitas dilakukan dengan Uji Glejser. Uji Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolute residual terhadap variabel independen (Ghozali, 2005 dalam Hapsoro, 2012). Hasil uji Glejser semua variabel penelitian menunjukkan bahwa besarnya nilai signifikansi 0.238 sampai 0.644 (diatas 0.05) sehingga data terbebas dari masalah heterokedastisitas. Pengujian normalitas menghasilkan nilai signifikansi Kolmogorov Smirnov pada variable ROE menunjukan 0.226 lebih besar dari taraf signifikansi 0.05 dan pada variable OER menunjukan 0.251 yang berarti variabel terdistribusi secara normal (Ghozali, 2006).

Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda dapat dilihat pada tabel 4 dan tabel 5.

(18)

18 Corporate Social Responsibility (CSR) dan Biaya Operasional

Tabel 4: Output Persamaan Regresi

Variabel Dependen Β t Hitung Sign.

(Constant) 64.166 1.371 0.181

CSRDI 2.191 0.093 0.926

SIZE 2.860 0.713 0.481

Dependent variabel : OER, R-square = 1.8%, Adj R2 = -0.049 Sumber data: Data setelah diolah dengan SPSS.

Dari pengujian hipotesis dapat diketahui Adjusted R2 sebesar -0.049 berarti hanya sebesar 4.9% OER dijelaskan oleh variabel CSRDI dan variabel kontrol (SIZE), sedangkan 93.4% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model misalnya praktik penerapan Good Corporate Governance dalam perusahaan seperti proporsi kepemilikan saham, proporsi komisaris independen dan ukuran komite audit yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan dalam melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dan kegiatan operasional perusahaan yang lain. Dengan demikian dapat diartikan bahwa variabel CSRDI dan variabel kontrol (SIZE) tidak memberikan pengaruh terhadap OER. Hasil yang diperoleh tabel sepuluh menunjukkan bahwa variabel CSRDI memiliki koefisien sebesar 2.191 dengan signifikansi sebesar 0.926. Pada taraf signifikansi level 5 persen, nilai signifikansi sebesar 0.926 lebih besar dari taraf signifikansi yang ditentukan, yang berarti H1 ditolak. Hal ini berati bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) tidak berpengaruh terhadap OER perusahaan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan Bosch et al (1998) dalam Leki dan Christiawan (2012) yang mengungkapkan bahwa praktik program Corporate Social Responsibility (CSR) tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya operasional.

Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia sifatnya mandatory, sehingga motivasi utama perusahaan melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah untuk mematuhi undang-undang yang telah ditetapkan pemerintah. Selain itu kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR)

(19)

19 banyak dilakukan perusahaan untuk menghindarkan kegiatan perusahaan dari konflik dengan masyarakat maupun dengan karyawan atas dampak yang timbul dari kegiatan operasional perusahaan. Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan biaya pengganti untuk kegiatan promosi dan iklan yang dilakukan oleh perusahaan sebelumnya. Selain itu, kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan tekstil dan garment yang ada di Indonesia terbanyak dilakukan berupa peningkatan keamanan produk dan peningkatan kebersihan dalam pengolahan produk, bukan pada kegiatan penghematan dan efisiensi energi. Hal ini yang menyebabkan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan tekstil dan garment yang ada di Indonesia tidak berpengaruh terhadap Biaya Operasional. Selain itu, manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)akan dirasakan dalam jangka panjang (Leki dan Christiawan, 2013) dan penelitian ini dilakukan pada laporan keuangan (ROE dan OER) dengan laporan tahunan (annual report) khususnya Corporate Social Responsibility (CSR) di tahun yang sama, sehingga hasil yang diperoleh tidak menunjukkan pengaruh.

Sebagai contoh dari data sampel PT. Nusantara Inti Corpora dan PT. Tifico Fiber Indonesia pada tahun 2011 yang telah melakukan 47% dan 59% item kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dimana terdapat 37 item kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang telah dilakukan PT. Nusantara Inti Corpora dan 46 item Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh PT. Tifico Fiber Indonesia, dengan OER sebesar 0.95% dan 0.97%. Sedangkan pada tahun 2012 PT. Nusantara Inti Corpora dan PT. Tifico Fiber Indonesia mengalami peningkatan pengungkapan item kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR), yaitu sebasar 56% item kegiatan dan 68% item pengungkapan, dimana terdapat 44 item kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang telah dilakukan PT. Nusantara Inti Corpora dan 53 item kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh PT. Tifico Fiber Indonesia dengan OER yang tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar 0.98% dan sebesar 0.99%.

(20)

20 Hasil yang diperoleh tabel sepuluh juga menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan (SIZE) sebagai variabel kontrol memiliki koefisien sebesar 2.860 dengan signifikansi sebesar 0.481. Pada taraf signifikansi level 5 persen, nilai signifikansi sebesar 0.481 lebih besar dari taraf signifikansi yang ditentukan, hal ini berarti variabel ukuran perusahaan (SIZE) tidak berpengaruh terhadap biaya operasional perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Campbell (2002) dalam Damayanti (2012) yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (SIZE) tidak memiliki hubungan dengan OER. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (SIZE) ternyata tidak dapat menjamin mendorongnya efisiensi biaya operasional. Karena perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel, cenderung belum dapat memanfaatkan ukuran perusahaannya (SIZE) dimana total aset yang dimiliki perusahaan tersebut belum dapat digunakan secara efisien untuk menghasilkan produk dengan tingkat biaya rendah.

Corporate Social Responsibility (CSR) dan Profitabilitas Tabel 5: Output Persamaan Regresi

Variabel Dependen Β t Hitung Sign.

(Constant) 0.471 0.459 0.650

CSRDI 0.147 0.285 0.778

SIZE -0.019 -0.213 0.833

Dependent variabel : ROE, R-square = 4%, Adj R2 = -0.065 Sumber data: Data setelah diolah dengan SPSS.

Dari pengujian hipotesis R2 sebesar 0.04 dan Adjusted R2 sebesar -0,065, Adjusted R2 bernilai negatif karena nilai R2 terlalu kecil dan disebabkan oleh jumlah sampel yang terbatas (Junaidi, 2010). Hal ini dapat diartikan bahwa hanya 6.5% ROE dapat dijelaskan oleh variabel CSRDI dan variabel kontrol (SIZE) sementara 93.5% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model misalnya ukuran dewan komisaris sebagai proksi dari Good Corporate Governence yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dan penentu kebijakan perusahaan

(21)

21 dalam melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). Sehingga dengan demikian variabel CSRDI dan variabel kontrol (SIZE) tidak memberikan pengaruh terhadap ROE. Tabel sebelas menunjukan bahwa variabel CSRDI memiliki koefisien sebesar 0.147 dengan signifikansi sebesar 0.778. Pada taraf signifikansi level 5 persen, nilai signifikansi sebesar 0.778 lebih besar dari taraf signifikansi yang ditentukan, yang berarti H2 ditolak. Hal ini berarti bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kurnianto dan Prastiwi (2009) dalam Sitanggang (2012) yang dalam penelitiannya menyatakan bahwa pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE (ukuran kinerja keuangan) perusahaan satu tahun mendatang. Namun, penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Earnhart dan Lizal (2010) dalam Leki dan Christiawan (2013) pada perusahaan-perusahaan di Republik Ceko mengemukakan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif terhadap profitabilitas yang disebabkan oleh penurunan biaya. Penelitian lain yang dilakukan oleh Russo dan Fouts (1997) dalam Leki dan Christiawan (2013) pada perusahaan-perusahaan retail di Inggris seperti Tesco, Marks dan Spencer Group, John Lewis Partnership’s Waitrose, Wal-Mart Asda dan J. Sainsbury mengemukakan bahwa Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap penurunan biaya operasional perusahaan dan peningkatan profitabilitas perusahaan.

Pada penelitian Titisan et al (2010) dalam Yaparto (2013) menjelaskan bahwa hal ini kemungkinan disebabkan karena isu mengenai Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang relatif baru di Indonesia. Selain itu, kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan di Indonesia bersifat mandatory sehingga Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan merupakan sebuah upaya perusahaan untuk mematuhi undang-undang, bukan sebagai upaya untuk meyakinkan konsumen untuk memilih produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Sehingga banyak atau sedikitnya kegiatan Corporate Social

(22)

22 Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh perusahaan tidak akan mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan perusahaan. Selain itu, kebanyakan perusahaan yang ada di Indonesia kurang memperhatikan tanggung jawab sosial pada aspek keterlibatan masyarakat dan lingkungan, sehingga perusahaan tidak memiliki keunggulan kompetitif dibanding kompetitor lain dimata masyarakat (Leki dan Christiawan, 2013). Pada penelitian ini Corporate Social Responsibility tidak memberikan pengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, karena kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) ini akan dirasakan dalam jangka panjang (Leki dan Christiawan, 2013) bagi reputasi dan kinerja perusahaan. Selain itu, konsumen kurang mempertimbangkan hasil pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam menentukan keputusan pembelian produk, sehingga hasil penjualan perusahaan belum sesuai dengan yang diharapkan.

Sebagai contoh dari data sampel PT. Sunshon Textile Manufacturer dan PT. Nusantara Inti Corpora pada tahun 2011 telah melakukan 53% dan 47% item kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dimana terdapat 41 item kegiatan CSR yang dilakukan oleh PT. Sunshon Textile Manufacturer dan 37 item kegiatan telah dilakukan oleh PT. Nusantara Inti Corpora, dengan ROE sebesar 0.21 dan 0.25. Sedangkan pada tahun 2012 PT. Sunshon Textile Manufacturer dan PT. Nusantara Inti Corpora telah mengalami peningkatan pengungkapan item kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yaitu sebesar 60% dan 56% item pengungkapan, dimana terdapat 47 item Corporate Social Responsibility (CSR) yang telah dilakukan oleh PT. Sunshon Textile Manufacturer dan 44 item kegiatan yang telah dilakukan oleh PT. Nusantara Inti Corpora dengan ROE yang tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya yaitu 0.26 dan 0.32.

Hasil dari tabel sebelas menunjukkan bahwa variabel SIZE memiliki koefisien sebesar -0.019 dengan signifikansi sebesar 0.833. Pada taraf signifikansi level 5 persen, nilai signifikansi sebesar 0.833 lebih besar dari taraf signifikansi yang ditentukan, yang berarti variabel kontrol tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wu (2006) dalam

(23)

23 Damayanti (2012) menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang positif antara ukuran perusahaan (SIZE) dengan profitabilitas perusahaan. Perusahaan yang besar memang cenderung memiliki kemampuan produksi yang tinggi, akan tetapi profitabilitas sebuah perusahaan tidak hanya bergantung pada kemampuan perusahaan memproduksi barang, melainkan perusahaan harus mampu menjual produk tersebut. Volume penjualan dapat tercapai secara maksimal adalah saat harga produk yang ditawarkan dapat dijangkau oleh konsumen, produk memiliki kualitas bagus, dan jenis produk yang dihasilkan perusahaan beragam, bukan hanya semata-mata tergantung pada kemampuan perusahaan menghasilkan jumlah produk (Kolter, 2000, p.55 dalam Leki dan Christiawan, 2013).

PENUTUP Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan adalah untuk menguji pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap biaya operasional dan profitabilias. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) tidak berpengaruh terhadap biaya operasional dan profitabilitas perusahaan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan (SIZE) sebagai variabel kontrol tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya operasional dan profitabilitas.

Implikasi

Berdasarkan hasil analisis, maka implikasi teoritis dari penelitian ini adalah penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Leki dan Christiawan (2013) yang menemukan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) tidak berpengaruh terhadapp biaya operasional dan profitabilitas. Namun hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Permanasari (2010), Kotler dan Lee (2005) dalam Solihin (2009), Eriana (2009), Earnhart dan Lizal dalam Leki dan

(24)

24 Christiawan (2013), Setyo (2005) yang menyimpulkan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh terhadap biaya operasional dan profitablitas perusahaan.

Keterbatasan dan Saran Untuk Penelitian Mendatang

Penelitian ini mempunyai keterbatasan, yaitu: (1) Penilaian pengungkapan item Corporate Social Responsibility (CSR) terdapat unsur subjektifitas yang menggunakan metode dummy, sehingga tidak menjelaskan informasi atas kualitas pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) yang disajikan. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan menggunakan indeks pengukuran dengan bobot angka. (2) Dalam penelitian ini hanya menggunakan periode penelitian selama 2 tahun, sehingga hasil jangka panjang diabaikan. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk memperpanjang periode agar dapat memprediksi hasil penelitian jangka panjang. (3) Periode pengukuran tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) sama dengan periode kinerja operasional perusahaan, sehingga tidak dapat merefleksikan manfaat Corporate Social Responsibility (CSR).

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Fr Reni R. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Tahunan (Studi empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Jurnal SNA IX, Padang, 23-26 Agustus 2006.

Akbar, Nasrizal dan Kinanti, Lexinta. 2009. Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Leverage Keuangan, Ukuran dan Umur Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Wholesale and Retail Trade yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Fakultas Ekonomi Universitas Riau.

(25)

25 Apridita, Nurina. 2009. Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.

Damayanti, Pupik. 2012. Analisis Pengaruh Ukuran (size), Capital Adequacy Ratio (CAR), Pertumbuhan Deposit, Loan To Deposit Ratio (LDR), Terhadap Profitabilitas Perbankan Go Publik Di Indonesia Tahun 2005-2009 (Studi Empiris Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI). STIE Totalwin, Semarang.

Eriana, Dewi. 2011. Perbandingan Efektivitas Strategi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Dalam SRI-KEHATI INDEX (Studi pada Metode Cause Branding, Venture Philantrophy dan Mix Method). Universitas Negeri Surabaya.

Fitriyani. 2012. Keterkaitan Kinerja Lingkungan, Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility (CSR) dan Kinerja Finansial. Universitas Diponegoro Semarang.

Ghozali, Imam. 2006. Analisis Multivariate dengan program SPSS. Edisi ke 4, Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang.

Hapsoro, Dody. 2012. Pengaruh Corporate Governance dan Kualitas Audit terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility. STIE YKPN, Yogyakarta.

Indrawan, Danu Chandra. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Perusahaan. Universitas Diponegoro Semarang.

Jalal. 2007. Antara ISO 26000 dan pasal 74 UU perseroan terbatas. CSR Indonesia Newsletter, vol 1, p. 1-15 from media@csrindonesia.com.

(26)

26 Leki, Rambu dan Christiawan, Y. Jogi. 2013. Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Penjualan dan Biaya Operasional Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011. Akuntansi Bisnis Universitas Kristen Petra.

Margaretta, Yenni. 2009. Analisis Rasio Keuangan, Kebijakan Deviden Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Bariabel Kontrol Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. STIE Perbanas, Surabaya.

Oktaviani, Rachmawati Meita. 2011. FENOMENOLOGI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY SEBAGAI REALITA STRATEGI PERUSAHAAN STUDY KASUS PADA PT APAC INTI CORPORA BAWEN SEMARANG. Universitas Stikubank, Semarang.

Permanasari, Mirra. (2010). Pengaruh penerapan CSR terhadap tingkat profitabilitas, besaran pajak pengasilan dan biaya operasi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Universitas Gunadarma, Depok.

Permanasari, Wien Eka. 2010. Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusional dan CSR Terhadap Nilai Perusahaan. Universitas Diponegoro. Semarang.

Pradipta, Dyah Hayu dan Purwaningsih, Anna. 2011. Pengaruh Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan terhadap Earning Response Coefficient (ERC), Dengan Ukuran Perusahaan dan Leverage sebagai variabel kontrol. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Rahayu, Sri. 2010. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Universitas Diponegoro. Semarang.

(27)

27 Sari, Rizkia Anggita. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Coeporate Social Responsibility Disclosure Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Universitas Negeri Yogjakarta.

Setyandaru, Setyaki. 2011. Analisis Perbandingan Pengungkapan Sustanability Reporting Pada PT. Telkom Indonesia dan PT. Kaltim Prima Coal Tahun 2006-2009. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas. Surabaya.

Siswardani, Fahmi. 2012. Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Kinerja Perusahaan Sektor Perbankan di Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Sitanggang, Ester Wartini. 2012. Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa efek Indonesia Dengan Size Perusahaan Sebagai Variabel Moderating. Universitas Negeri Medan.

Setyo. 2005. Media Akuntansi Edisi 47.

Sofa. 2010. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. massofa.wordpress.com.

Solihin, Ismail. 2009. Corporate Social Responsibility from Charity to Sustainability. Jakarta: Salemba Empat.

Sunarto dan Budi, Agus Prasetyo. 2009. Pengaruh Leverage, Ukuran dan Pertumbuhan Perusahaan Tehadap Profitabilitas. Program Pasca Sarjana Universitas Stikubank, Semarang.

Waryanto. 2010. “Pengaruh Karakteristik Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Di Indonesia”. Skripsi. Universitas Diponegoro.

(28)

28 Yaparto, Marissa. 2013. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Pada Sektor Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2010-2011. Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya.

(29)

29

(30)

30 Lampiran 1

Perhitungan Total Aset, Laba Bersih Setelah Pajak, Modal, Biaya Operasional, dan Pendapatan Operasional

No Nama Perusahaan Laba Bersih setelah Pajak (Rp)

2011 2012

1 PT. Apac Citra Centertex 13,727,500,000 -11,304,000,000

2 PT. Argo Pantes 180,144,905,000 39,863,931,120

3 PT. Asia Pacific Fibers -3,065,052,268,000 -1,595,677,698,000

4 PT. Century Textile Industry 36,910,000,000 2,707,200,000

5 PT. Eratex Djaja 82,073,177,000 33,955,267,950

6 PT. Ever Shine Tex 302,575,853,100,000 40,226,296,000,000

7 PT. Indo Rama Synthetics 1,323,166,968,000 622,323,828,000

8 PT. Nusantara Inti Corpora 60,018,169,975 76,936,130,104

9 PT. Pan Brothers 164,240,745,554 255,595,074,681

10 PT. Panasia Indo Resources 124,351,669,826 349,575,551,796

11 PT. Polychem Indonesia 1,236,665,472,000 544,050,763,700

12 PT. Star Petrochem 97,666,810,940 53,818,038,227

13 PT. Sunshon Textile Manufacturer 62,805,846,537 74,083,950,953

14 PT. Tifico Fiber Indonesia 329,578,180,000 800,856,190,000

No Nama Perusahaan Total Aset (Rp)

2011 2012

1 PT. Apac Citra Centertex 1,848,394,822,216 1,803,323,308,102

2 PT. Argo Pantes 1,709,908,215,000 1,809,813,835,000

3 PT. Asia Pacific Fibers 4,526,353,120,000 4,032,522,910,000

4 PT. Century Textile Industry 365,245,320,000 311,557,570,000

5 PT. Eratex Djaja 345,272,938,000 433,414,874,000

6 PT. Ever Shine Tex 833,779,290,000 804,645,210,000

7 PT. Indo Rama Synthetics 6,747,775,600,000 6,880,061,950,000

8 PT. Nusantara Inti Corpora 304,802,980,424 379,900,742,389

9 PT. Pan Brothers 1,515,038,439,895 2,003,097,631,825

10 PT. Panasia Indo Resources 1,013,575,088,112 1,362,546,557,862

11 PT. Polychem Indonesia 6,042,241,710,000 5,988,383,460,000

12 PT. Star Petrochem 718,569,181,860 751,720,620,157

13 PT. Sunshon Textile Manufacturer 843,450,156,961 810,275,583,968

14 PT. Tifico Fiber Indonesia 3,870,980,290,000 3,835,493,850,000

15 PT. Trisula International 237,957,245,281 366,248,271,960

(31)

31

15 PT. Trisula International 57,257,628,369 44,393,034,558

16 PT. Unitex 26,407,994,789 48,085,081,315

No Nama Perusahaan Modal (Rp)

2011 2012

1 PT. Apac Citra Centertex 14,450,000,000 -37,680,000,000

2 PT. Argo Pantes 360,289,810,000 221,466,284,000

3 PT. Asia Pacific Fibers -7,662,630,670,000 -7,978,388,490,000

4 PT. Century Textile Industry 58,980,000,000 22,560,000,000

5 PT. Eratex Djaja 86,703,314,000 75,456,151,000

6 PT. Ever Shine Tex 414,487,470,000,000 365,693,600,000,000

7 PT. Indo Rama Synthetics 2,940,371,040,000 2,963,446,800,000

8 PT. Nusantara Inti Corpora 240,072,679,898 240,425,406,576

9 PT. Pan Brothers 684,336,439,807 824,500,240,906

10 PT. Panasia Indo Resources 565,234,862,845 635,591,912,356

11 PT. Polychem Indonesia 3,091,663,680,000 3,200,298,610,000

12 PT. Star Petrochem 488,334,054,702 489,254,892,975

13 PT. Sunshon Textile Manufacturer 299,075,459,700 284,938,272,897

14 PT. Tifico Fiber Indonesia 2,936,714,280,000 3,017,570,470,000

15 PT. Trisula International 136,327,686,592 242,556,471,149

16 PT. Unitex 240,072,679,898 240,425,406,576

No Nama Perusahaan Biaya Operasional (Rp)

2011 2012

1 PT. Apac Citra Centertex 2,101,720,000,000 1,675,820,000,000

2 PT. Argo Pantes 993,051,573,000 1,146,399,726,000

3 PT. Asia Pacific Fibers 6,722,460,890,000 6,422,917,480,000

4 PT. Century Textile Industry 370,080,000,000 321,120,000,000

5 PT. Eratex Djaja 257,212,559,000 468,445,864,000

6 PT. Ever Shine Tex 487,684,848,000,000 612,111,666,555,000

7 PT. Indo Rama Synthetics 7,804,276,320,000 7,452,100,150,000

8 PT. Nusantara Inti Corpora 102,796,333,874 88,370,530,104

9 PT. Pan Brothers 2,124,588,617,287 2,628,701,706,690

10 PT. Panasia Indo Resources 1,020,122,993,213 888,626,246,702

11 PT. Polychem Indonesia 5,218,606,510,000 4,883,781,840,000

12 PT. Star Petrochem 217,744,487,456 200,546,537,677

13 PT. Sunshon Textile Manufacturer 432,859,117,522 627,265,779,039

(32)

32

15 PT. Trisula International 445,420,742,074 521,108,498,524

16 PT. Unitex 101,199,018,257 88,316,765,042

No Nama Perusahaan Pendapatan Operasional (Rp)

2011 2012

1 PT. Apac Citra Centertex 1,957,040,000,000 1,519,060,000,000

2 PT. Argo Pantes 848,287,113,000 1,001,452,918,000

3 PT. Asia Pacific Fibers 6,360,677,620,000 6,005,317,510,000

4 PT. Century Textile Industry 406,990,000,000 284,700,000,000

5 PT. Eratex Djaja 257,517,000,000 467,537,000,000

6 PT. Ever Shine Tex 812,808,080,000,000 754,296,570,000,000

7 PT. Indo Rama Synthetics 7,805,553,740,000 7,450,177,440,000

8 PT. Nusantara Inti Corpora 103,226,308,264 88,465,983,753

9 PT. Pan Brothers 2,170,706,640,132 2,698,804,647,288

10 PT. Panasia Indo Resources 1,016,881,448,518 861,164,216,195

11 PT. Polychem Indonesia 5,527,692,030,000 4,878,664,460,000

12 PT. Star Petrochem 220,333,781,433 204,735,375,950

13 PT. Sunshon Textile Manufacturer 403,181,559,300 554,471,435,919

14 PT. Tifico Fiber Indonesia 4,019,231,610,000 3,595,227,570,000

15 PT. Trisula International 470,116,723,006 558,886,515,975

(33)

33 Lampiran 2

Perhitungan ROE, OER, CSR, CSRDI, dan SIZE

No Nama Perusahaan ROE

2011 2012

1 PT. Apac Citra Centertex 0.95 0.30

2 PT. Argo Pantes 0.50 0.18

3 PT. Asia Pacific Fibers 0.40 0.20

4 PT. Century Textile Industry 0.63 0.12

5 PT. Eratex Djaja 0.95 0.45

6 PT. Ever Shine Tex 0.73 0.11

7 PT. Indo Rama Synthetics 0.45 0.21

8 PT. Nusantara Inti Corpora 0.25 0.32

9 PT. Pan Brothers 0.24 0.31

10 PT. Panasia Indo Resources 0.22 0.55

11 PT. Polychem Indonesia 0.40 0.17

12 PT. Star Petrochem 0.20 0.11

13 PT. Sunshon Textile Manufacturer 0.21 0.26

14 PT. Tifico Fiber Indonesia 0.11 0.27

15 PT. Trisula International 0.42 0.18

16 PT. Unitex 0.11 0.20

No Nama Perusahaan OER

2011 2012

1 PT. Apac Citra Centertex 107.39 110.32

2 PT. Argo Pantes 117.07 114.47

3 PT. Asia Pacific Fibers 105.69 106.95

4 PT. Century Textile Industry 90.93 112.79

5 PT. Eratex Djaja 99.88 100.19

6 PT. Ever Shine Tex 60.00 81.15

7 PT. Indo Rama Synthetics 99.98 100.03

8 PT. Nusantara Inti Corpora 99.58 99.89

9 PT. Pan Brothers 97.88 97.40

10 PT. Panasia Indo Resources 100.32 103.19

11 PT. Polychem Indonesia 94.41 100.10

12 PT. Star Petrochem 98.82 97.95

13 PT. Sunshon Textile Manufacturer 107.36 113.13

14 PT. Tifico Fiber Indonesia 96.83 98.87

15 PT. Trisula International 94.75 93.24

(34)

34

No Nama Perusahaan CSRDI

2011 2012

1 PT. Apac Citra Centertex 0.76 0.73

2 PT. Argo Pantes 0.50 0.56

3 PT. Asia Pacific Fibers 0.65 0.68

4 PT. Century Textile Industry 0.63 0.60

5 PT. Eratex Djaja 0.55 0.58

6 PT. Ever Shine Tex 0.53 0.59

7 PT. Indo Rama Synthetics 0.74 0.74

8 PT. Nusantara Inti Corpora 0.47 0.56

9 PT. Pan Brothers 0.65 0.68

10 PT. Panasia Indo Resources 0.44 0.53

11 PT. Polychem Indonesia 0.59 0.56

12 PT. Star Petrochem 0.50 0.64

13 PT. Sunshon Textile Manufacturer 0.53 0.60

14 PT. Tifico Fiber Indonesia 0.59 0.68

15 PT. Trisula International 0.69 0.73

16 PT. Unitex 0.62 0.65

No Nama Perusahaan CSR

2011 2012

1 PT. Apac Citra Centertex 59 57

2 PT. Argo Pantes 39 44

3 PT. Asia Pacific Fibers 51 53

4 PT. Century Textile Industry 49 47

5 PT. Eratex Djaja 43 45

6 PT. Ever Shine Tex 41 46

7 PT. Indo Rama Synthetics 58 58

8 PT. Nusantara Inti Corpora 37 44

9 PT. Pan Brothers 51 53

10 PT. Panasia Indo Resources 34 41

11 PT. Polychem Indonesia 46 44

12 PT. Star Petrochem 39 50

13 PT. Sunshon Textile Manufacturer 41 47

14 PT. Tifico Fiber Indonesia 46 53

15 PT. Trisula International 54 57

(35)

35

No Nama Perusahaan SIZE

2011 2012

1 PT. Apac Citra Centertex 12.26679 12.25607

2 PT. Argo Pantes 12.23297 12.25763

3 PT. Asia Pacific Fibers 12.65575 12.60558

4 PT. Century Textile Industry 11.56258 11.49354

5 PT. Eratex Djaja 11.53816 11.6369

6 PT. Ever Shine Tex 11.92105 11.9056

7 PT. Indo Rama Synthetics 12.82916 12.83759

8 PT. Nusantara Inti Corpora 11.48402 11.57967

9 PT. Pan Brothers 12.18042 12.3017

10 PT. Panasia Indo Resources 12.00586 12.13435

11 PT. Polychem Indonesia 12.7812 12.77731

12 PT. Star Petrochem 11.85647 11.87606

13 PT. Sunshon Textile Manufacturer 11.92606 11.90863

14 PT. Tifico Fiber Indonesia 12.58782 12.58382

15 PT. Trisula International 11.3765 11.56378

(36)

36 Lampiran 3

Daftar Item Pengungkapan CSR

No Kategori 1 LING K U N G A N

1. Pengendalian polusi kegiatan operasi; pengeluaran riset dan pengembangan untuk pengurangan polusi

2 2. Pernyataan yang menunjukkan bahwa operasi perusahaan tidak

mengakibatkan polusi atau memenuhi ketentuan hukum dan peraturan polusi

3 3. Pernyataan yang menunujukkan bahwa polusi operasi telah atau akan

dikurangi.

4 4. Pencegahan atau perbaikan kerusakan lingkungan akibat pengolahan

sumber alam, misalnya reklamasi daratan atau reboisasi.

5 5. Konservasi sumber daya alam, misalnya mendaur ulang kaca, besi,

minyak, air, dan kertas.

6 6. Penggunaan material daur ulang.

7 7. Menerima penghargaan bekaitan dengan program lingkungan yang dibuat

perusahaan.

8 8. Merancang fasilitas yang harmonis dengan lingkungan.

9 9. Kontribusi dalam seni yang bertujuan untuk memperindah lingkungan.

10 10. Kontribusi dalam pemugaran bangunan sejarah.

11 11. Pengolahan limbah

12 12. Mempelajarai dampak lingkungan untuk memonitor dampak lingkungan

perusahaan.

13 13. Perlindungan lingkungan hidup.

14

EN

ER

G

I

1. Menggunakan energy secara lebih efisien dalam kegiatan operasi.

15 2. Memanfaatkan barang bekas untuk memproduksi energi.

16 3. Penghematan energi sebagai hasil produk daur ulang.

17 4. Membahas upaya perusahaan dalam mengurangi konsumsi energi.

18 5. Peningkatan efisiensi energy dari produk.

19 6. Riset yang mengarah pada peningkatan efisiensi energi dari produk.

20 7. Kebijakan energy perusahaan.

21 K ES EH A TA N D A N K ES EL A MAT A N K ER

JA 1. Mengurangi polusi, iritasi, atau resiko dalam lingkungan kerja.

22 2. Mempromosikan keselamatan tenaga kerja dan kesehatan fisik atau

mental

23 3. Statistik kecelakaan kerja.

24 4. Mentaati peraturan standar kesehatan dan keselamatan kerja.

25 5. Menerima penghargaan berkaitan dengan keselamatan kerja.

26 6. Menetapkan suatu komite keselamatan kerja.

27 7. Melaksanakan riset untuk meningkatkan keselamatan kerja.

(37)

37 29 LA IN -LA IN TE N A G A K ER JA

1. Perekrutan atau memanfaatkan tenaga kerja wanita/orang cacat

30 2. Persentase/jumlah tenaga kerja wanita/orang cacat dalam tingkat

managerial.

31 3. Tujuan penggunaan tenaga kerja wanita/orang cacat dalam pekerjaan

32 4. Program untuk kemajuan tenaga kerja wanita/orang cacat

33 5. Pelatihan tenaga kerja melalui program tertentu di tempat kerja

34 6. Memberi bantuan keuangan pada tenaga kerja dalam bidang pendidikan

35 7. Mendirikan suatu pusat pelatihan tenaga kerja

36 8. Bantuan atau bimbingan untuk tenaga kerja yang dalam proses

mengundurkan diri atau yang telah membuat kesalahan

37 9. Perencanaan kepemilikan rumah karyawan

38 10. Fasilitas untuk aktivitas rekreasi

39 11. Presentase gaji untuk pensiun

40 12. Kebijakan penggajian dalam perusahaan

41 13. Jumlah tenaga kerja dalam perusahaan

42 14. Tingkatan managerial yang ada

43 15. Disposisi staff – dimana staff ditempatkan

44 16. Jumlah staff, masa kerja dan kelompok usia mereka

45 17. Statistik tenaga kerja, misal: penjualan per tenaga kerja

46 18. Kualifikasi tenaga kerja yang direkrut

47 19. Rencana kepemilikan saham oleh tenaga kerja

48 20. Rencana pembagian keuntungan lain

49 21. Informasi hub manajemen dengan tenaga kerja dlm meningkatkan

kepuasan & motivasi kerja

50 22. Informasi stabilitas pekerjaan tenaga kerja & masa depan perusahaan

51 23. Laporan tenaga kerja yg terpisah

52 24. Hubungan perusahaan dgn serikat buruh

53 25. Gangguan dan aksi tenaga kerja

54 26. Informasi bagaimana aksi tenaga kerja dinegosiasikan

55 27. Kondisi kerja secara umum

56 28. Re-organisasi perusahaan yang mempengaruhi tenaga kerja

57 29. Statistik perputaran tenaga kerja

58 PR O D U K

1. Pengembangan produk perusahaan, termasuk pengemasannya

59 2. Gambaran pengeluaran riset dan pengembangan produk

60 3. Informasi proyek riset perusahaan untuk memperbaiki produk

61 4. Produk memenuhi standar keselamatan

62 5. Membuat produk lebih aman untuk konsumen

63 6. Melaksanakan riset atas tingkat keselamatan produk perusahaan

(38)

38

produk

65 8. Informasi atas keselamatan produk perusahaan

66 9. Informasi mutu produk yg dicerminkan dalam penerimaan penghargaan

67 10. Informasi yg dapat diverifikasi bahwa mutu produk telah meningkat

(misalnya ISO 9000) 68 K ET ER LIBA TA N MAS Y A R A K A T

1. Sumbangan tunai, produk, pelayanan untuk mendukung aktivitas masy, pendidikan & seni

69 2. Tenaga kerja paruh waktu dari mahasiswa/pelajar

70 3. Sebagai sponsor untuk proyek kesehatan masyarakat

71 4. Membantu riset medis

72 5. Sponsor untuk konferensi pendidikan, seminar atau pameran seni

73 6. Membiayai program beasiswa

74 7. Ada fasilitas perusahaan untuk masyarakat

75 8. Sponsor kampanye nasional

76 9. Mendukung pengembangan industri lokal

77

UMUM

1. Tujuan/kebijakan perusahaan secara umum berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat

78 2. Informasi berhubungan dengan tanggung jawab sosial perusahaan selain

yang disebutkan di atas

(39)

39 Lampiran 4

Skor Pengungkapan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR)

DAFTAR ITEM PENGUNGKAPAN CSR

No Kategori PT. Apac Citra Centertex PT. Argo Pantes PT. Asia Pacific Fibers PT. Century Textile Industry 2011 2012 2011 2012 2011 2012 2011 2012 1 L INGK U N G A N

1. Pengendalian polusi kegiatan operasi; pengeluaran riset dan pengembangan untuk pengurangan polusi

1 1 1 1 1 1 1 1

2 2. Pernyataan yang menunjukkan bahwa operasi perusahaan

tidak mengakibatkan polusi atau memenuhi ketentuan hukum dan peraturan polusi

1 1 1 1 1 1 1 1

3 3. Pernyataan yang menunujukkan bahwa polusi operasi telah

atau akan dikurangi.

1 1 1 1 1 1 1 1

4 4. Pencegahan atau perbaikan kerusakan lingkungan akibat

pengolahan sumber alam, misalnya reklamasi daratan atau reboisasi.

1 1 1 1 1 1 1 1

5 5. Konservasi sumber daya alam, misalnya mendaur ulang

kaca, besi, minyak, air, dan kertas.

1 1 0 0 1 1 0 0

6 6. Penggunaan material daur ulang. 1 1 0 0 1 1 0 0

7 7. Menerima penghargaan bekaitan dengan program

lingkungan yang dibuat perusahaan.

1 1 1 0 0 0 0 0

8 8. Merancang fasilitas yang harmonis dengan lingkungan. 1 1 0 1 0 0 1 1

9 9. Kontribusi dalam seni yang bertujuan untuk memperindah

lingkungan.

0 0 0 0 1 1 0 0

10 10. Kontribusi dalam pemugaran bangunan sejarah. 0 0 0 0 0 0 1 1

11 11. Pengolahan limbah 1 1 0 0 1 1 1 0

Gambar

Tabel 2 : Analisis Statistik Deskriptif
Tabel 3 : Rata-rata Item-item  Pengungkapan
Tabel 4: Output Persamaan Regresi
Tabel 5: Output Persamaan Regresi

Referensi

Dokumen terkait

PAKAIAN ADAT BATAK KARO... RUMAH ADAT

Sekiranya produk bercampur atau diproses dengan bahan-bahan lain, atau sesuatu pembaikan dilakukan, pernyataan di dalam helaian data keselamatan ini tidak boleh diguna pakai

Dari sisi sistem yang dibutuhkan adalah database karena semua aplikasi web yang akan dibuat semua terhubung ke database dan akan melakukan tiga tahap yaitu input,

Menjadi menarik ketika etnis Minang merupakan salah satu etnis yang sering diangkat pada Media, namun banyak penggambaran akan etnis Minang yang disajikan membuat etnis ini

This research aims at finding out the correlation between the mastery of present tense and the ability I writing descriptive text of the eighth grade students of SMP N

Multimodal adalah sebuah interaksi, artinya multimodal menekankan bahwa semua sarana komunikasi memainkan peranan penting baik itu verbal maupun non verbal (visual) karena

Hasil identifikasi (Lampiran 5) menggunakan Vitek 2 Compact menunjukkan bahwa bakteri yang didapat yaitu jenis bakteri Kocuria kristinae dan Stenotrophomonas maltophilia

Pembuatan Website Elektronik Online Dengan Menggunakan Macromedia Dreamweaver MX, PHP dan MySQL merupakan sebuah aplikasi WWW yang berisi informasi mengenai penjualan