• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. penyampai maksud dalam berkomunikasi. Komunikasi verbal adalah bentuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. penyampai maksud dalam berkomunikasi. Komunikasi verbal adalah bentuk"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial yang menggunakan bahasa sebagai alat penyampai maksud dalam berkomunikasi. Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan dengan cara lisan dan tulisan. Dalam kehidupan sehari-hari, bahasa verbal (lisan dan tulisan) memiliki peranan yang sangat penting dalam berinteraksi, sedangkan bahasa non-verbal dirasa kurang begitu penting, padahal keduanya adalah satu kesatuan yang bernilai jika dikaitkan karena banyak hasil kerja yang baik tercipta antara keduanya. Pemahaman kita akan terbatas kalau melupakan bahasa non-verbal yang menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, objek, warna sebagai medianya.

Interaksi bahasa meliputi sarana verbal, graf melalui sarana tulis sedangkan sarana lisan,meliputi suara atau bunyi, dan sarana non-verbal meliputi gerakan dan visual. Bahasa verbal termaksud bahasa tulisan dan bahasa lisan yang menghasilkan bunyi/suara untuk bahasa lisan dan tulisan/graf untuk bahasa tulisan. Bahasa non-verbal termaksud gerakan, warna, bahasa tubuh,objek material dan objek visual. Semua interaksi yang menggabungkan dua sarana yang dapat memberikan makna kombinasi pada bahasa yaitu verbal dan non-verbal dinamakan multimodal (Sinar, 2012 : 30).

Bahasa juga digunakan media untuk banyak kepentingan, seperti untuk informasi, iklan, dan lain-lain. Iklan adalah berita pesanan untuk mendorong,membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan.Untuk menyampaikan suatu pesan, manusia melakukan berbagai cara

(2)

seperti penyampaian informasi melalui kuliah, ceramah, pengumuman, tanda atau simbol, iklan, dan lain sebagainya. Semua kegiatan tersebut sudah pasti membutuhkan alat yang disebut dengan bahasa.

Iklan mempunyai ragam dimensi; mulai dimensi estestis, yang ada kalanya diambil dari makna simbolis maupun citra-citra tertentu dalam struktur sosial masyarakat, secara konotatif tak jarang mempunyai fenomena kode sosial yang mencerminkan bias-bias ideology. Hal ini dinterpretasikan dari pengorganisasian watak ikonik disamping petanda (signifiant) akan juga sekaligus berfungsi sebagai kesatuan petanda (signifier). Bahkan tak jarang pula kesatuan petanda tersebut dibentuk untuk memaknakan citra yang mengadopsi simbol-simbol, stereotip, serta nilai-nilai budaya (hegemoni kultural) yang terdapat dalam masyarakat. Eggins (1994:10) menyatakan konteks ideologi mencakup nilai (yang dimiliki secara sadar atau tidak) sudut pandang, posisi atau perspektif yang dianut. Ideologi ditentukan oleh sejumlah faktor seperti kelas sosial, jenis kelamin, etnis, dan generasi. Kajian ideologi membicarakan hubungan bahasa dengan masyarakat dan kebudayaan karena adanya pengaruh tuntutan sosial politik. Pengaruh kekuasaan terhadap sejarah, politik, sistem masyarakat, nilai, sastra, dan budaya membentuk pandangan masyarakat sehingga meyakini suatu konsep sebagai kebenaran yang wajar.

Jepang selalu menciptakan hal dengan berlandaskan ideologi mereka, sama dengan hal iklan, mereka sering menggunakan banyak persamaan makna,untuk mengindikasikan bahwa iklan itu memiliki banyak arti untuk dicerna, karna didalam bahasa jepang sendiri memiliki banyak kata yang homonim. Hal ini digunakan untuk membuat iklan itu semakin unik.Di samping itu ideologi jepang

(3)

juga mengacu kepada perwujudan terhadap teks sebagai nilai budaya dalam interaksi sosial dimana bahasa sebagai alat untuk menginterpretasikan ideasional, interpersonal, dan tekstual.

Dalam interaksi interpersonal dalam komunikasi, Sinar (2012:131) menyatakan bahwa ada tiga unsur penting yang ikut ambil bagian di dalamnya, yaitu: verbal, bunyi atau suara (bahasa lisan) atau graf (bahasa tulisan) dan visual. Bahasa verbal adalah bahasa lisan dan tulisan sedangkan komponen hasil keluaran bahasa verbal adalah bunyi atau suara dan tulisan adalah graf. Interaksi visual adalah bahasa non-verbal yang termasuk di dalamnya adalah gestur, bahasa tubuh, dan lain sebagainya. Ketiga unsur interaksi interpersonal tersebut di atas kadang-kadang memiliki tingkat peranan yang berbeda, namun ada kalanya memiliki tingkat peranan yang seimbang dalam menyampaikan pesan.

Analisis sistem semiotik multimodal merupakan analisis secara menyeluruh terhadap semua yang memiliki peran komunikasi dalam menyampaikan pesan. Sebagaimana Norris dalam Sinar (2012:30) mengatakan bahwa semua interaksi adalah multimodal. Analisis multimodal menekankan bahwa semua sarana komunikasi memainkan peranan penting baik itu verbal maupun non verbal karena bahasa mengandung makna, konten atau isi yang informatif. Hasil contoh analisis multimodal yang telah dikerjakan oleh Rosa (2014) akan menjadi rujukan penulis dalam meneliti multimodal iklan kuroneko.

Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan analisis bentuk multimodal terhadap sebuah iklan jasa angkutan PT. Yamato Transport yang bernama “Kuroneko”, didalam iklan kuroneko terdapat text クロネコならカエル時ラク ダ, yang diperankan oleh Kucing Hitam, Katak dan Unta. Iklan ini sangat populer

(4)

di Jepang karena semua unsur didalam iklan menunjukkan maksud yang sama,yaitu menggunakan jasa kuroneko. Dengan musik yang ringan dan lokasi pengambilan iklan yang mendukung iklan ini, maka penulis ingin membuktikan bahwa unsur interpersonal dimaksud memiliki peran masing-masing dalam menyampaikan pesannya.Oleh karena itu, penulis tertarik untuk memilih multimodal teks dalam iklan kuroneko sebagai judul dan mengangkatnya menjadi objek skripsi.

1.2 Rumusan Masalah

Bahasa memiliki peranan yang sangat penting bagi manusia. Peranannya yang sangat penting itu disebabkan karena bahasa membantu manusia untuk membentuk suatukelompok sosial, memenuhi kebutuhannya untuk dapat hidup bersama di lingkunganmasyarakat dan menjadi sebuah sarana untuk mengekspresikan perasaan, sikap, pikiran atau gagasan, dan praktik-praktik sosial lainnya. Bahasa juga digunakan manusia sebagai sarana untuk melakukaninteraksi dengan manusia lainnya.Gambaran yang menjelaskan betapapentingnya bahasa (lisan atau tulis) itukadangkala mengabaikan unsur lainnyayang mengiringi keberhasilanpenggunaan bahasa dalam interaksi sosial.Unsur itu adalah bahasa nonverbal dansarana visual lainnya. Padahal, banyakhasil kerja yang bernilai (berhasil) karenaadanya keterkaitan antara bahasa (teks),bahasa nonverbal, dan sarana visuallainnya (Sinar, 2012: 31). Bahasa verbaltanpa adanya bahasa nonverbal misalnyagerak, wajah, suara dan sarana visuallainnya menyebabkan pemahaman kitaterhadap bahasa (teks) menjadi terbatas.

(5)

Pemahaman bahasa (teks) yang berpijakpada satu sudut pandang inilah yangdisebut dengan monomodal. Pemahamanbahasa (teks) harus berpijak pada lebih darisatu sudut pandang atau yang disebutmultimodal agar kompleksitas maknabahasa (teks) dapat terpahami.Salah satu teks yang memilikikekompleksitasan makna adalah iklan, baikiklan media cetak maupun iklan mediaelektronik. Kompleksitas makna itu karenauntuk menyampaikan pesan di dalam iklantidak saja digunakan unsur bahasamelainkan juga unsur bahasa nonverbal dan sarana visual lainnya. Oleh karenanya,untuk memahami kekompleksitasan maknaperlu dilakukan analisis multimodal dalamiklan tersebut.

Jepang adalah negara yang terkenal dengan kekreatifitasan mereka yang tinggi dibanyak bidang, salah satunya dunia periklanan. Iklan merupakan salah satu bentuk kegiatan promosi yang cukup dikenal sebagai instrument pemasaran dalam menawarkan sebuah produk atau jasa kepada khalayak. Iklan sebagai proses komunikasi yang bertujuan membujuk orang untuk menambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap, pendapat, pemikiran dan citra konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek, dengan upaya untuk dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam menilai sebuah produk yang ditawarkan.

Periklanan menciptakan struktur makna, menghadirkan realitas dalam kehidupan manusia, dan Jepang sendiri menciptakan banyak hal pada dunia periklanan mereka, kekreatifitasan mereka menciptakan banyak makna dengan efek visual dan audio mereka menjadikan iklan Jepang sangat menarik untuk dikaji, karena dengan visual saja, mereka dapat menciptakan banyak makna yang

(6)

tersirat didalamnya, ditambah dengan audio dan gestural yang membuat iklan Jepang sangat menarik dan kreatif.

Oleh karena itu, penulis akan merumuskan permasalahan sebagai berikut; 1. Bagaimana dapat terjadi multimodal dalam iklan Kuroneko?

2. Bagaimana bentuk multimodal di dalam iklan Kuroneko?

1.3 Ruang Lingkup Permasalahan

Iklan Jepang menarik karena mereka selalu menggabungkan banyak modus semiotik dalam produknya, menurut Kress dan Van Leeuwen (2006) Multimodal adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada cara orang berkomunikasi menggunakan dua atau lebih modus yang berbeda pada saat bersamaan. Didalam sebuah iklan juga selalu menggunakan dan menggabungkan lebih dari dua modus dengan tujuan agar iklan itu menarik, seperti audio, visual dan gestural. Dalam multimodal ada 5 sistem semiotik yaitu Linguistik, Visual, Audio, Gestural dan Lokasi. Ke lima sistem ini selalu digunakan didalam sebuah iklan untuk menarik perhatian banyak orang untuk membeli atau menggunakan jasa produk, perusahaan akan menggunakan iklan sebagus mungkin untuk menarik perhatian pembeli. Dengan menggabungkan beberapa modus semiotik dan ide yang menarik,banyak perusahaan di Jepang yang berhasil menjual produknya dan disukai banyak pembeli.

PT YAMATO TRANSPORT adalah salah satu perusahaan jasa transportasi Jepang yang mempunyai kuroneko (kucing hitam) sebagai mascot perusahaan. Perusahaan yang berdiri sejak tahun 1919 ini mempunyai iklan yang menarik banyak perhatian masyarakat Jepang. Dalam iklan yang tayang pada

(7)

tahun 2007, mereka menggunakan 3 ekor binatang, yaitu kucing hitam, katak dan unta. クロネコならカエル時ラクダ adalah jargon dari iklan selama 30 detik ini.Oleh karena itu, penulis membatasi permasalah penelitian multimodal pada iklan PT YAMATO TRANSPORT クロネコならカエル時ラクダ.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1 Tinjauan Pustaka

Iklan merupakan salah satu wujud ragam bahasa jurnalistik yaitu ragam bahasa yang digunakan oleh insan kreatif, dalam hal ini wartawan, untuk penerbitan pers (Sumarlam, 2009:169). Iklan mengandung daya informatif persuasif yang secara aturan diharuskan memakai kata-kata yang mudah dimengerti oleh masyarakat. Selain itu, iklan juga mempunyai sifat istimewa yang biasa membatasinya, yakni singkat, padat, sederhana, netral, dan menarik. Selain itu, bahasa iklan mempunyai bentuk komunikasi yang khas. Pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa iklan merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan untuk menarik perhatian khalayak dalam menawarkan produk-produk suatu perusahaan atau ajakan-ajakan untuk melakukan sesuatu yang dianggap baik, dengan tampilan gambar dan kata-kata yang menarik yang termuat dalam media elektronik maupun media cetak.

Berkenaan dengan struktur wacana, wacana iklan mempunyai tiga unsur pembentuk struktur wacana, yaitu (1) butir utama (Headline), (2) badan (Body), dan (3) penutup (close) yang dalam struktur wacana iklan tersebut dikaitkan dengan permasalahan tahap-tahap untuk mencapai tujuan. Iklan merupakan salah satu media komunikasi yang sangat efektif untuk digunakan sebagai alat

(8)

penghubung antara produsen dan konsumen. Produsen sering menggunakan iklan sebagai alat untuk menawarkan atau mempromosikan produk-produk, atau mengajak masyarakat untuk melakukan suatu tindakan yang dianggap baik. Oleh karena itu, semua perusahaan yang menghasilkan produk baru, atau intansi-instansi yang menginginkan sesuatu yang lebih baik, berlomba-lomba dalam memasang iklan sebagus-bagusnya untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya dari hasil penjualan produk-produknya, atau untuk memberikan kebaikan-kebaikan bagi masyarakat tanpa memperoleh keuntungan secara individual.

Namun sebenarnya, iklan terbagi menjadi dua macam, yaitu iklan lisan dan iklan tulis. Iklan lisan sering dijumpai di televisi, yang tersajikan dalam bentuk berupa kata-kata singkat namun menarik, disertai dengan gambar-gambar mencolok yang dapat bergerak, dapat dinikmati audio visualnya. Dan dapat dikatakan bahwa iklan lisan adalah iklan yang memuat tentang produk dengan tampilan audio visual yang menarik. Sedangkan iklan tulis merupakan iklan yang sering dijumpai di media cetak (majalah, tabloid dan surat kabar). Iklan tulis hanya berupa kata-kata dan gambar yang mencolok dan menarik, namun tidak dapat bergerak seperti di televisi.

Multimodal adalah sebuah interaksi, artinya multimodal menekankan bahwa semua sarana komunikasi memainkan peranan penting baik itu verbal maupun non verbal (visual) karena bahasa mengandung makna, konten atau isi yang informatif (Norris, 2004: 61). Sedangkan menurut O’Halloran dan Smith mengatakan analisis multimodal termasuk analisis segala jenis komunikasi yang

(9)

mempunyai teks interaksi dan interaksi dua atau lebih sumber semiotik atau sarana komunikasi untuk mencapai fungsi komunikasi teks tersebut.

Kajian mengenai multimodal teks merupakan salah satu kajian dalam semiotik yangdidefinisikan oleh Saussure sebagai suatu studi tentang tanda-tanda yang terdapat di dalammasyarakat (Saussure, 1959: 16). Secara lebih rinci, Semiotikmelibatkan suatu kajian yang tidak hanya merujuk kepada kajian tentang “tanda-tanda” dalampercakapan sehari-hari, tetapi semiotik juga mengkaji tentang segala sesuatu yang merujuk kesesuatu yang lain (Chandler, 2007: 2).Dalam pengertian semiotik, tanda berupa kata-kata, gambar, bunyi, gestur, dan objek(Chandler, 2007: 2).

2.Kerangka Teori

Linguistik Fungsional Sistemik (LFS) adalah salah satu aliran dalam disiplin linguistik yang memperkenalkan tentang sistem fungsional dan teori sistemik. Teori sistemik bahasa memandang bahasa sebagai bagian dari fenomena sosial yang berhubungan dengan konteks sosial pemakaian bahasa.Seperti yang dikemukakan Sinar (2008 : 19-24), teori sistemik melingkupi fungsi, sistem, makna, semiotika sosial, dan konteks.

Multimodal adalah semua interaksi, artinya multimodal menekankan bahwa semua sarana komunikasi memainkan peran yang penting baik itu verbal maupun non verbal (visual) karena mengandung makna, konten atau isi yang informatif.

Dalam kajian multimodal, konsep metafungsi bahasa Halliday (1985, 2004) yang dikembangkan oleh Kress dan Van Leewen (2006) mencakup pada

(10)

tatabahasa visual dan virtual. Tatabahasa visual mendeskripsikan secara gramatikal makna visual terletak pada sarana komunikasi dan tiap sarana mempengaruhi makna secara sentral dan secara dominan dalam keseluruhan proses komunikasi baik secara fonik maupun grafik, yaitu ujaran, tulisan, gambar dan isyarat. Tatabahasa virtual mendeskripsikan secara gramatikal makna melalui tubuh, gerakan dan interaksi dengan objek. Misalnya teks yang terdiri dari tulisan dan gambar, sistem makna multimodal yang dibentuk secara verbal maupun tulisan dan visual memalui gambar yang dapat merepresentasikan berbagai pengalaman-pengalaman sosial. Jadi, sistem makna visual diakibatkan oleh semakin pentingnya elemen visual dalam sistem komunikasi masa kini. Sistem makna visual merupakan sistem semiotik lain yang secara independen ataupun bersama-sama dengan bahasa verbal menciptakan kebudayaan. Produk-produk kebudayaan yang dihasilkan oleh sistem makna ini dapat ditemukan dalam berbagai produk, misalnya media massa dan iklan.

Kress dan Van Leeuwen (2006) mengembangkan ketiga komponen metafungsi Halliday untuk sistem semiotik dalam suatu teks multimodal, seperti yang telah dikemukakan sebelumnya,sistem semiotik dalam teks multimodal berarti tidak secara khusus berhubungan dengan bahasa saja sebagai sistem semiotik, tetapi juga sistem lain seperti visual. Ketiga metafungsi tersebut dijelaskan sebagai berikut :

(1) Komponen ideasional : setiap sistem semiotik memiliki kemampuan untuk merepresentasikan aspek-aspek pengalaman dunia di luar sistem tanda baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan kata lain, sistem semiotik harus mampu untuk merepresentasikan objek dan hubungannya dengan dunia di luar

(11)

sistemrepresentasi tersebut yang mungkin memiliki sistem tanda yang lain. Dengan cara itulah, sistem semiotik ideasional memberikan pilihan-pilihan untuk merepresentasikan objek dengan cara yang berbeda,agar cara-cara ini dapat saling berhubungan satu sama lain.

(2)Komponen interpersonal : setiap sistem semiotik harus mampu untuk memproyeksikan hubungan-hubungan antara pencipta/produser yang menciptakan tanda atau kompleks tanda dengan penerima/reproducer tanda tersebut. Dengan kata lain, sistem semiotik harus mampu memproyeksikan sebuah hubungan sosial diantara pencipta, pemirsa (yang menerima tanda), dan objek yang direpresentasikan oleh tanda tersebut. Dalam sistem semiotik ditawarkan hubungan interpersonal yang berbeda.

(3)Komponen tekstual : setiap sistem semiotik harus memiliki kemampuan untuk membentuk teks, kompleks tanda yang saling melekat satu dengan yang lain, baik secara internal maupun konteks didalamnya dan untuk apa tanda-tanda tersebut diproduksi.

Selanjutnya, Anstey dan Bull (2010 : 83 ) berpendapat bahwa sebuah teks dapat didefinisikan sebagai multimodal ketika menggabungkan dua atau lebih sistem semiotik. Berikut lima sistem semiotik tersebut,yaitu ;

a. Linguistik: berisikan aspek-aspek seperti kosa kata, struktur generik, dan gramatikal bahasa lisan dan tulisan. Dalam menganalisis linguistik, penulis akan menggunakan teori metafungsi bahasa : ideasional, antapersona, dan tekstual.

b. Visual: berisikan aspek-aspek seperti warna, vektor, sudut pandang pada objek diamdan bergerak. Dalam menganalisis visual, penulis akan

(12)

menerapkan teori multimodal dan secara khusus juga menganalisis struktur generiknya.

c. Audio: berisikan aspek-aspek seperti volume, tinggi rendahnya nada dan ritme musikdan efek suara. Dalam menganalisis Audio, penulis akan menjelaskan seperti apa musik yang digunakan.

d. Gestural: berisikan aspek-aspek seperti pergerakan, kecepatan, dan keheningan dalamexpresi wajah dan bahasa tubuh. Dalam menganalisis gesturan, penulis akan membuktikan,apakah gestural mendukung pencapaian makna yang diinginkan iklan kuroneko.

e. Letak: berisikan aspek-aspek seperti dekat jauhnya letak objek, arah, posisi darilayout, dan pengaturan jarak berdasarkan tata letak.

Maka dari itu, penulis ingin menggunakan teori LFS dengan menfokuskan kepada teori multimodal sebagai teori yang dipakai dalam skripsi ini.

Intimerupakanbagianyangpalingmenonjolataupaling

penting dari sebuah iklan melaluipemilihanukuran, posisi, dan/atau warna pada iklan (Kress and van Leeuwen, 2006 : 170). Inti terbagi dalam dua komponen: (i) pusat perhatian dan(ii) pelengkap pusat perhatian. Pusat perhatian merupakan bagian yang paling jelas dari iklan,sementara pelengkap pusat perhatian merupakan latar belakang iklan, bagian yang tidak begitumenonjol pada iklan. Selanjutnya, berhubungan dengan tampilan, sebuah iklan dapat ditampilkan secaraeksplisit maupun implisit secara kongruen maupun tidak kongruen.

Elemen struktur generikiklanberikutnyaadalahlambangyangdapatberupaverbaldannonverbal. Secar

(13)

sementara secara verbal,lambang direalisasikan melalui nama merek produk atau jasa yang diiklankan. Fungsi lambangadalah untuk memberikan identitas, serta untuk memberikan status produk.

Berikutnya, pengumuman dapat berupa pengumuman primer dan/atau sekunder. Pengumuman primer dapat berupa: (i) satu-satunya pengumuman yang

ada di dalam iklan, (ii) pengumumanyangsecaraantarpersonalebihmenonjoldibandingkanpengumuma

n-pengumuman lainnya yang ada di dalam iklan, dan (iii) frasa di dalam iklan

yang menarik perhatian. Sementara itu,pengumumansekundertentunyamerupakanpengumumanyangkurang

menonjolyangterdapatdi dalamiklan.

Elemen struktur generik iklan selanjutnya adalah penambah yang hanya terdiri dari unsurlinguistik saja, biasanya dalam bentuk paragraf. Penambahmembangun atau memodifikasi makna yang berasal dari interaksi antara Inti dan Pengumuman.Penambah berfungsi untuk membujuk dan mempengaruhi pemirsa untuk membeli produk(Cheong, 2004: 173). Maka dari itu, teori yang dipaparkan oleh Cheong akan penulis jadikan sebagai teori dalam skripsi ini.

1.5 Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di paparkan di atas, adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

(14)

2. Untuk mengetahui bagaimana dapat terjadi multimodal dalam iklanKuroneko.

1.5.2 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang sosiolinguistik khususnya mengenai multimodal.

2. Dapat menjadi rujukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya di bidang sosiolinguistik terkhusus multi modal.

3. Memberi informasi kepada pembaca mengenai multimodalyang terdapat pada iklan Jepang.

1.6 Metode Penelitian

Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Nazir (2005:54) metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pustaka atau dalam istilah asing disebut Library Research, yakni dengan mengumpulkan data–data terkait dari berbagai sumber-sumber tertulis seperti perpustakaan. Selain itu, data dapat juga diperoleh dari internet berupa artikel-artikel terkait sebagai bahan pendukung penelitian. Sumber data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif.

(15)

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data-data dari referensi yang berkaitan dengan judul penulisan .

2. Membaca dan melihat iklan Jepang yang berkaitan.

3. Mengumpulkan cuplikan-cuplikan kalimat yang mengandung multimodal yang terdapat pada iklan Jepang.

4. Menerjemahkan cuplikan-cuplikan kalimat yang telah terkumpul tersebut. 5. Menganalisis wujud dan penyebab terjadinya multimodal dalam iklan

Jepang.

6. Mengambil kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan dan menuliskannya ke dalam masing-masing sub bab.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam bagian mesin juga sering kita jumpai suatu bahan yang memerlukan kekerasan dan keuletan misalnya poros engkol, dengan permasalahan ini maka tentunya diperlukan

Penggunaan air laut dari Tanjung Luar dengan pengukusan selama 45 menit menghasilkan tongkol dengan penerimaan organoleptik terbaik dengan karakteristik warna disukai

Hal ini mengakibatkan tidak adanya standar yang jelas tentang proses audit internal yang dilakukan oleh tim auditor (dari pihak yayasan), maupun standar pelaporan audit. d) Dalam

Hasil analisis multidimensi scaling (MDS) tingkat perkembangan kawasan agropolitan menunjukkan bahwa kawasan Agropolitan Desa Perpat Kabupaten Belitung yang

Dari hasil wawancara yang dilakukan pada responden guru SMAN 1 Kedungwaru (SS) dan guru SMA PGRI Kalangbret (AT) serta pengamatan langsung yang dilakukan oleh

“. Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi setiap orang yang mau berpikir, dan bukankah sudah tiba kepadamu pemberi peringatan?. Allah

Sementara, nilai elastisitas pendapatan negara-negara pengimpor, dan elastisitas karet sintetis tidak signifikan secara statistik dan masing-masing nilainya sebesar

4002173010, judul “ Evaluasi Program Kurikulum Tahfizh Alquran di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Sumatera Utara, ” perlu diatur ketentuan tentang pelaksanaan