• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS BIAYA KUALITAS PADA PT SINAR ALAM PERMAI PALEMBANG ABSTRAK. Oleh:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS BIAYA KUALITAS PADA PT SINAR ALAM PERMAI PALEMBANG ABSTRAK. Oleh:"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS BIAYA KUALITAS PADA PT SINAR ALAM PERMAI PALEMBANG ABSTRAK Oleh: MEIRLINA TANJUNG NPM : 0641031139 Tlpn : 085380027300 Email : meita87_chubby@yahoo.com

Pembimbing I : Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., Akt. Pembimbing II : Basuki Wibowo, S.E., Akt.

Perumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah seharusnya biaya kualitas pada PT Sinar Alam Permai untuk membantu manajemen dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Tujuannya untuk mengetahui perencanaan, pengendalian dan pelaporan biaya kualitas untuk membantu manajemen dalam meningkatkan kinerja. Penelitian ini bermanfaat bagi perusahaan sebagai masukan bagi perusahaan dalam penyusunan laporan biaya kualitas, mengenai analisis perencanaan, pengendalian dan pelaporan biaya kualitas dalam rangka meningkatkan kinerja.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif. Data yang digunakan, data primer dan data sekunder, teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara dan dokumentasi. Metode analisis yang digunakan analisis kualitatif.

Hasil analisis menunjukkan bahwa biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal mengalami fluktuasi tiap tahunnya, tetapi pada biaya kegagalan eksternal mengalami kenaikan tiap tahunnya dan penurunan pangsa pasar yang diakibatkan oleh kehilangan penjualan, sehingga mempengaruhi kinerja

perusahaan. Jadi perencanaan, pengendalian, dan pelaporan biaya kualitas yang terjadi pada perusahaan belum baik dan optimal karena manajemen belum memperhatikan dan membuat laporan biaya kualitas, sehingga perencanaan, pengendalian, dan pelaporan biaya kualitas belum dapat membantu dalam meningkatkan kinerja perusahaan.

Kata kunci: biaya kualitas tersembunyi, pelaporan biaya kualitas, analisis tren, kinerja perusahaan.

(2)

THE ANALYSIS OF QUALITY COST IN PT SINAR ALAM PERMAI AT PALEMBANG ABSTRACT By: MEIRLINA TANJUNG NPM : 0641031139 Tlpn : 085380027300 Email : meita87_chubby@yahoo.com

Pembimbing I : Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., Akt. Pembimbing II : Basuki Wibowo, S.E., Akt.

This research problem formulation is how must be quality cost in PT Sinar Alam Permai for helping managerial in increasing company performance. The aim of it is to know planning, controlling and reporting of quality cost to helping

managerial in increasing performance. This research is benefit to the company as support in arranging the quality cost report about planning analysis, controlling and quality cost report in increasing performance.

This research belongs to descriptive research. Data uses primary data and secondary data. Data collecting technique which used is interview and documentation. Analysis method uses qualitative analysis.

Research result shows that prevention cost, value cost, internal failure cost has fluctuation every year, but in external failure cost has increase every year and decreasing of market segment that caused by loose sale can influence company performance. So planning, controlling, and quality cost report that happens in the company is not good and optimally yet because management is not pay attention and making report of quality cost, so planning, controlling, and quality cost report can not help in increasing company performance.

Key word: hidden quality cost, quality cost report, tren analysis, and company performance

(3)

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PT Sinar Alam Permai Palembang adalah Perusahaan Modal Asing (PMA) yang bergerak di bidang pengolahan minyak sawit. Perusahaan PT Sinar Alam Permai Palembang ini memproduksi minyak sayur yang bermerek Fortune. Semakin berkembangnya perusahaan minyak di Palembang, maka PT Sinar Alam Permai Palembang semakin mendapat pesaing-pesaing yang saling berebut untuk memperoleh pangsa pasar. Apabila perusahaan ini ingin tetap eksis dan mempertahankan pangsa pasarnya, maka perusahaan harus merencanakan dan mengendalikan biaya kualitasnya. Pemberian porsi yang tepat pada ke-empat kelompok biaya kualitas akan memberikan titik temu biaya kualitas yang optimal bagi perusahaan. Hal lain yang tidak boleh diabaikan oleh PT Sinar Alam Permai Palembang yang berkaitan dengan kualitas adalah seberapa efektif pelaksanaan pembiayaan kualitas yang dapat dilihat dari kualitas produk yang dihasilkan dalam proses produksi.

PT Sinar Alam Permai Palembang, perusahaan yang memegang komitmen untuk menghasilkan produk yang terbaik, tetapi selama ini PT Sinar Alam Permai Palembang belum menyelenggarakan penyusunan laporan biaya kualitas secara khusus. Biaya kualitas yang terjadi selama ini masih terdapat di dalam biaya produksi, biaya penjualan, biaya administrasi (umum) dan biaya-biaya lainnya, seperti biaya pencegahan yaitu biaya perangsangan prestasi, biaya program training karyawan, biaya pemeliharaan mesin pabrik, biaya pemeliharaan pabrik, biaya pemeliharaan kapal motor dan tongkang, biaya aktifitas peningkatan mutu terpadu, biaya perjalanan dinas, biaya khusus/pendidikan, biaya-biaya ini dicatat ke dalam rincian biaya produksi. Biaya penilaian seperti biaya alat-alat

labaratorium, biaya pergaulan, biaya jamuan tamu dan biaya jasa tenaga ahli, biaya-biaya ini dicatat ke dalam rincian biaya produksi dan biaya administrasi (umum). Biaya yang termasuk ke dalam komponen biaya kegagalan internal adalah biaya asuransi kebakaran, biaya asuransi kerusakan mesin dan biaya asuransi kapal motor dan tongkang, biaya-biaya ini masuk ke dalam rincian biaya produksi dan biaya administrasi (umum), dan yang termasuk dalam biaya

(4)

kegagalan eksternal yaitu biaya komplain pelanggan, biaya ini dicatat dalam rincian biaya penjualan.

Biaya-biaya tersebut dapat dilihat pada lampiran 1, rincian biaya yang terjadi di PT Sinar Alam Permai Palembang, ada biaya-biaya yang termasuk dalam empat kategori komponen biaya kualitas, ini menyebabkan manajemen tidak dapat mengetahui program perencanaan dan pengendalian biaya kualitas, tidak dapat dilihat berapa besar biaya kualitas yang terjadi pada perusahaan tersebut dan tidak mengetahui perilaku elemen-elemen biaya kualitas terhadap total biaya kualitas serta pengaruh besarnya total biaya kualitas terhadap laba perusahaan. Dengan demikian perlu bagi manajemen untuk mengetahui yang termasuk dalam komponen-komponen biaya kualitas, cara mengidentifikasikan dalam anggaran perusahaan, serta pelaporannya dalam laporan keuangan perusahaan, sehingga PT Sinar Alam Permai Palembang perlu mengadakan perencanaan dan

pengendalian biaya kualitas.

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Analisis Perencanaan, Pengendalian dan Pelaporan Biaya Kualitas dalam Rangka Meningkatkan Kinerja PT Sinar Alam Permai Palembang.

1.2. Permasalahan

1.2.1. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini yaitu: Bagaimanakah seharusnya biaya kualitas pada PT Sinar Alam Permai Palembang untuk membantu manajemen dalam meningkatkan kinerja perusahaan.

1.2.2. Batasan Masalah

Penelitian ini memiliki beberapa batasan yaitu :

1. Menyelenggarakan penyusunan laporan biaya kualitas secara khusus, karena biaya kualitas yang terjadi selama ini masih terdapat di dalam biaya produksi,

(5)

biaya penjualan, biaya umum dan ADM dalam rentang waktu 2008, 2009, dan 2010.

2. Pelaporan biaya kualitas menggunakan metode Multiple Period Trend Report (Analisis laporan tren kualitas multriperiode) yaitu selama 3 tahun dari tahun 2008, 2009 sampai dengan tahun 2010.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui perencanaan, pengendalian dan pelaporan biaya kualitas pada PT Sinar Alam Permai Palembang untuk membantu manajemen dalam meningkatkan kinerja perusahaan.

1.3.2. Manfaat Penelitian Bagi Perusahaan

Dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan pada perusahaan dalam penyusunan laporan biaya kualitas sebagai masukan mengenai analisis

perencanaan, pengendalian dan pelaporan biaya kualitas dalam rangka meningkatkan kinerja PT Sinar Alam Permai Palembang.

2. TINJAUAN PUSTAKA a. Definisi Kualitas

Secara operasional, produk atau jasa dikatakan berkualitas jika produk tersebut memenuhi bahkan melebihi harapan konsumen. Produk atau jasa yang kualitas adalah yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan dalam delapan dimensi sebagai berikut:

1) Kinerja ( performance)

Kinerja mengacu pada konsistensi dan seberapa baik fungsi-fungsi sebuah produk.

2) Estetika (aesthetics)

Berhubungan dengan penampilan wujud produk serta penampilan fasilitas, peralatan, personalia dan materi komunikasi yang berkaitan dengan jasa.

(6)

3) Kemudahan perawatan dan perbaikan (serviceability)

Berkaitan dengan tingkat kemudahan merawat dan memperbaiki produk. 4) Fitur (features)

Adalah karakteristik produk yang berbeda secara fungsional dari produk-produk sejenis.

5) Keandalan (Reabilitas)

Adalah probabilitas produk atau jasa dalam menjalankan fungsi yang dimaksud dalam jangka waktu tertentu.

6) Tahan lama (durabilitas)

Didefinisikan sebagai umur manfaat dari fungsi produk. 7) Tingkat Kesesuaian (quality of conformance)

Adalah ukuran mengenai apakah sebuah produk atau jasa telah memenuhi spesifikasinya.

8) Kecocokan penggunaan (fitness for use)

Adalah kecocokan dari sebuah produk menjalankan fungsi-fungsi sebagaimana yang dilakukan.

b. Biaya Kualitas

Biaya kualitas adalah biaya yang timbul berkaitan dengan upaya mengubah produk bermutu buruk (bad quality product) menjadi produk yang bermutu baik (good quality product).

c. Perencanaan Biaya Kualitas

Perencanaan biaya kualitas merupakan suatu rencana yang dibuat oleh perusahaan dalam menentukan biaya-biaya yang menyangkut mutu produk dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.

d. Pengendalian Biaya Kualitas

Pada dasarnya pengendalian biaya kualitas perlu diukur karena biaya tersebut besar sekali, tidak dikenal dan dapat mempunyai dampak yang sangat berarti terhadap profitabilitas dan kepuasan pelanggan.

(7)

e. Pelaporan Biaya Kualitas

Laporan biaya kualitas menunjukan jumlah dan distribusi biaya kualitas diantara keempat kategori sehingga menunjukan peluang untuk perbaikan kualitas.

Analisis laporan tren kualitas multiperiode (Multiple Period quality Trend Report) adalah mengambarkan biaya kualitas sebagai persentanse dari penjualan,

keseluruhan tren program kualitas dapat dinilai.

f. Kinerja Perusahaan

Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang merupakan prestasi yang dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu.

g. Analisis Perencanaan, Pengendalian, dan Pelaporan Biaya Kualitas dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Perusahaan.

Pelaporan biaya kualitas bermanfaat untuk memberikan informasi kepada manajer tentang besarnya biaya kualitas, kecendungan pengawasan kualitas yang telah berlaku di perusahaan, kemajuan yang telah dicapai dalam program-program peningkatan kualitas, serta mengindentifikasi berbagai hambatan dalam

mewujudkan pengendalian kualitas produk atau jasa. Dapat disimpulkan bahwa laporan biaya kualitas mendukung proses perencanaan dan pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan, selain pelaporan biaya kualitas, diperlukan juga pengendalian biaya kualitas untuk menjamin bahwa biaya-biaya tersebut terkendali. Pengendalian yang baik mensyaratkan standar dan suatu usulan atas biaya sesungguhnya sehingga kinerja dapat diukur dengan tindakan-tindakan koreksi dapat dilakukan jika perlu.

3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu untuk

(8)

Permai Palembang dan mengelompokan biaya-biaya ke dalam komponen-komponen biaya kualitas.

3.2 Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi unit penelitian adalah PT Sinar Alam Permai Palembang yang pabriknya beralamat di Jalan Sabar Jaya No. 21 Desa Prajen Mariana Kec. Banyuasin 1 Kab. Banyuasin dan kantornya beralamatkan di jalan Blabak No. 18, 3 ilir Palembang.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan dokumentasi. Wawancara secara langsung dengan karyawan yang

berwewenang untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan data yang diperlukan dan informasi mengenai perusahaan dan dokumentasi yang berupa laporan keuangan perusahaan.

3.4 Operasionalisasi Variabel

Tabel III

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator

Perencanaan biaya kualitas

Suatu rencana yang dibuat oleh perusahaan dalam menentukan biaya-biaya yang menyangkut mutu produk dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.

Kompenen-kompenen biaya kualitas antara lain: - Biaya pencegahan - Biaya penilaian - Biaya kegagalan internal - Biaya kegagalan eksternal Pengendalian biaya kualitas

Suatu faktor penting untuk membantu perusahaan mencapai hasil yang diharapkan

Pengukuran biaya kualitas tersembunyi dengan menggunakan metode: Penilaian pangsa pasar. Pelaporan biaya Kualitas Mendefinisikan data,

mengidentifikasikan sumber data, mengumpulkan data dan

Laporan analisis tren: Multiple Period Quality Trend Report

(9)

menyiapkan serta mendistribusikan laporan biaya kualitas.

Kinerja Perusahaan

Kemampuan kerja yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Laba Perusahaan. - Pendapatan - Biaya Sumber : Penulis, 2011

3.5 Data yang Diperlukan

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dilakukan dengan terjun langsung ke perusahaan (objek penelitian) dan data sekundernya diperoleh dengan cara memanfaatkan data yang telah ada dalam perusahaan berupa catatan, dokumen, laporan keuangan PT Sinar Alam Permai Palembang.

3.6 Analisis Data dan teknik Analisis

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis kualitatif dengan cara mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengelolah data yang sifatnya kualitatif dan melaporkan biaya kualitas yang terdapat dalam perusahaan, serta menginterpretasikan data yang diperoleh kemudian dapat ditarik kesimpulan.

3.7 Alat Analisis

Laporan biaya kualitas menunjukkan jumlah dan distribusi biaya kualitas diantara keempat kategori sehingga menunjukkan peluang untuk perbaikan kualitas. Analisis laporan tren kualitas multiperiode (Multiple Period Quality Trend Report) adalah menggambarkan biaya kualitas sebagai persentase dari penjualan, keseluruhan tren program kualitas dapat dinilai (Hansen dan Mowen, 2009:284).

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 DATA

4.1.1 Kebijakan Kualitas Pada PT Sinar Alam Permai Palembang. Ada beberapa hal yang dilakukan perusahaan untuk mewujudkan peningkatkan kualitas:

(10)

1 Menggunakan bahan baku khusus dengan kualitas yang tinggi yang dimaksudkan untuk menjaga kualitas produk agar menjadi lebih naik dan tahan lama.

2 Memberi masukan-masukan kepada konsumen mengenai ukuran produk, sesuai dengan kebutuhan konsumen.

3 Melakukan perbaikan sistem manajemen secara terus menerus yang akan mendukung usaha perusahaan dalam peningkatan kualitas.

4 Peningkatan sistem manajemen kualitas adalah tugas dan kewajiban dari mananjemen dan seluruh karyawan dalam organisasi.

4.1.2 Perencanaan, Pengendalian dan Pelaporan Biaya Kualitas dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Pada PT Sinar Alam Permai Palembang.

Untuk mempertahankan, meningkatkan dan mengendalikan kualitas produk yang dihasilkan, PT Sinar Alam Permai Palembang mengeluarkan beberapa biaya yang merupakan biaya kualitas namun biaya-biaya tersebut belum dibuatkan

laporannya secara tersendiri atau secara khusus seperti dalam format laporan biaya kualitas, dimana biaya-biaya yang terjadi dikelompokan menurut

kelompoknya. Biaya kualitas tersebut dilaporkan secara umum oleh perusahaan ke dalam biaya produksi, biaya penjualan dan biaya administrasi dan umum.

Rincian-rincian biaya tersebut dapat dilihat dilampiran 1.

Dari lampiran 1 tersebut, terlihat bahwa perusahaan belum memperhatikan dan memisahkan secara khusus biaya-biaya yang termasuk dalam biaya kualitas sehingga perencanaan dan pengendalian terhadap biaya kualitas belum dilakukan secara maksimal oleh perusahaan. Perusahaan hanya melakukan perencanaan dan pengendalian terhadap biaya-biaya yang terjadi secara umum dengan

menggunakan anggaran yang ada, maka dari pada itu biaya kualitas perlu dilaporkan secara khusus guna mendapatkan informasi seberapa besar biaya kualitas yang terjadi di dalam perusahaan dan sejauhmana perencanaan dan

(11)

pengendalian biaya kualitas ini dapat digunakan untuk perbaikan kualitas secara terus menerus yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

4.2 Pembahasan

1. Perencanaan Biaya Kualitas pada PT Sinar Alam Permai Palembang PT Sinar Alam Permai Palembang mengakui biaya kualitas sebagai biaya-biaya yang terdapat dalam klasifikasi biaya produksi, biaya penjualan, dan biaya umum dan adm. PT Sinar Alam Permai Palembang belum mengelompokan biaya kualitas ke dalam 4 kategori biaya kualitas yang sesuai dengan standar biaya kualitas, maka dari itu penulis membuat pengelompokan biaya kualitas ke dalam komponennya sebagai berikut:

a. Biaya Pencegahan

- Biaya Program Traning Karyawan - Biaya Perangsang Prestasi

- Biaya Kursus/Pendidikan - Biaya Pemeliharaan Pabrik - Biaya Pemeliharaan Mesin Pabrik

- Biaya Pemeliharaan Kapal Motor Dan Tongkang - Biaya Perjalanan Dinas

- Biaya Aktifitas Peningkataan Mutu Terpadu

Biaya program traning karyawan, biaya perangsangan prestasi, biaya

kursus/pendidikan, biaya perjalanan dinas, biaya aktifitas peningkataan mutu terpadu merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan agar karyawan memberikan konstribusi yang positif untuk perusahaan. Salah satu yaitu dalam bentuk pemikiran mengenai kualitas dan menerapkannya demi kemajuan perusahaan.

Biaya pemeliharaan pabrik dan biaya pemeliharaan mesin pabrik termasuk ke dalam biaya pencegahan karena diharapkan dengan adanya biaya-biaya tersebut maka seluruh kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik dan lancar karena adanya pemeliharaan yang baik terhadap alat dan fasilitas perusahaan. Demikian juga halnya dengan biaya pemeliharaan kapal dan

(12)

pemeliharaan tersebut maka pengiriman barang kepelanggan akan datanya tepat waktu.

b. Biaya Penilaian

- Biaya Jasa Tenaga Ahli - Biaya Alat-Alat Laboratorium - Biaya Jamuan Tamu

- Biaya Pergaulan

Biaya Jasa Tenaga Ahli digolongkan biaya penilaian karena berhubungan dengan pengembangan dan perbaikan kualitas produk, pengembangan untuk ISO dan sistem manajemen mutu dan juga untuk biaya audit. Biaya Alat-Alat

Laboratorium digunakan untuk pengujian sawit agar sesuai dengan standar yang ditetapkan pada tahapan proses produksi. Biaya jamuan tamu dan biaya pergaulan terjadi karena perusahaan menjamu pelanggan yang melakukan survei tentang kinerja perusahaan dan kuantitas barang dagang PT Sinar Alam Permai

Palembang selaku penyedia bahan baku sawit bagi industri mereka selama terjalin kerja sama di antara kedua belah pihak.

c. Biaya Kegagalan Internal

- Biaya Asuransi Kerusakan Mesin - Biaya Asuransi Kebakaran

- Biaya Asuransi Kapal Motor Dan Tongkang

Biaya asuransi kerusakan mesin merupakan biaya kegagalan internal karena biaya asuransi ini untuk mengatasi kerusakan mesin sewaktu-waktu dapat terjadi dalam proses produksi yang dapat menggangu kualitas produk yang dihasilkan. Biaya asuransi kebakaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk mencegah proses produksi dan produk yang dihasilkan agar tetap aman dan untuk mengantisipasi keadaan yang tidak dapat dikendalikan dan diluar kekuasaan. Biaya asuransi kapal motor dan tongkang dikeluarkan untuk mengantisipasi keadaan fisik alat angkut tersebut, sehingga perusahaan memiliki rasa aman.

d. Biaya Kegagalan Eksternal - Biaya Komplain Pelanggan

Biaya ini merupakan biaya kegagalan eksternal karena produk yang dihasilkan tidak memenuhi spesifikasi atau keinginan pelanggan setelah produk dikirimkan

(13)

kepelanggan sehingga pelanggan melakukan komplain kepada perusahaan. Komplain pelanggan ini dapat terjadi karena warna minyak goreng telalu kuning, terlalu kental, minyak mengalami pengendapan (beku) didalam kemasan maupun di dalam jerigen minyak goreng, minyak goreng berbau tengik, dan kerusakan kemasan, kardus dan juga jerigen. Maka dari itu, PT Sinar Alam Permai Palembang mengeluarkan biaya untuk menangani komplain pelanggan agar tidak terjadi lagi dikemudian hari. Namun, pada PT Sinar Alam Permai Palembang tidak ditemukan mengalokasikan biaya untuk kegagalan eksternal lainnya seperti retur, jaminan, diskon karena barang cacat, ataupun penarikan kembali produk karena PT Sinar Alam Permai Palembang telah melakukan penyelidikan dan tindakan korektif serta ganti rugi komplain pelanggan sehingga pelanggan merasa puas dengan penanganan keluhan yang dilakukan perusahaan dan tidak terjadi biaya kegagalan eksternal lainnya.

2. Pengendalian Biaya Kualitas pada PT Sinar Alam Permai Palembang Pengendalian Biaya Kualitas pada PT Sinar Alam Permai Palembang

Biaya kualitas ada 2 macam yaitu yang dapat diperoleh dari catatan akuntansi (obser vable quality cost) dan biaya kualitas tersembunyi (hidden quality cost). Biaya kualitas tersembunyi ini adalah biaya opurtunitas yang terjadi karena mutu jelek dan biaya ini tidak disajikan dalam catatan akuntansi. Berdasarkan data yang di dapat dari PT Sinar Alam Permai Palembang, penulis melakukan pengukuran terhadap biaya kualitas yang tersembunyi dan nilai dari biaya kualitas

tersembunyi ini akan dimasukkan ke dalam biaya kegagalan eksternal. Biaya kualitas tersembunyi ini diukur dengan menggunakan metode penelitian pasar. Dengan metode ini penulis mengukur kerugian perusahaan akibat penurunan pangsa pasar. Untuk mengukur biaya kualitas tersembunyi diperlukan informasi berikut:

(14)

Data yang di dapat adalah sebagai berikut:

a. Penjualan tahun 2008 Rp. 388.282.194.650 dengan pangsa pasar 45% b. Penjualan tahun 2009 Rp. 582.538.668.000 dengan pangsa pasar 43% c. Penjualan tahun 2010 Rp. 775.758.412.336 dengan pangsa pasar 47% Dari data tersebut dapat diketahui besarnya penjualan pada pangsa pasar berbeda untuk masing-masing tahun dengan membagi jumlah penjualan (dalam rupiah) dengan pangsa pasarnya yaitu:

a. Tahun 2008 Rp. 388.282.194.650 / 45 = Rp. 8.628.493.214 b. Tahun 2009 Rp. 582.538.668.000 / 43 = Rp. 13.547.410.884 c. Tahun 2010 Rp. 775.758.412.336 / 47 = Rp. 16.505.498.135

Dari data di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 terjadi peningkatan penjualan dari Rp. 388.282.194.650. Pada tahun 2009 menjadi Rp. 582.538.668.000. Hal ini diakibatkan karena permintaan pasar yang meningkat, sedangkan pangsa pasar yang dapat dicapai PT Sinar Alam Permai Palembang menurun dari 45% menjadi 43% sehingga dapat diindikasikan bahwa perusahaan mengalami kerugian akibat penurunan pangsa pasar tersebut.

Kerugian perusahaan akibat kehilangan peluang penjualan karena penurunan pangsa pasar merupakan biaya kualitas tersembunyi. Biaya tersebut dapat diperkirakan sebesar kerugian kehilangan penjualan yang dihitung sebagai berikut:

{Persentase (%) penurunan pangsa pasar} * {Jumlah penjualan pada persentase pangsa pasar 2%}

(15)

Kerugian tersebut adalah:

(45-43)* Rp. 13.547.410.884 = Rp. 27.094.821.767

Pada tahun 2010 pangsa pasar meningkat dari 43% menjadi 47% (meningkat sebesar 4%) dan jumlah penjualan juga mengalami peningkatan sebesar Rp. 193.219.744.336 (dari Rp. 582.538.668.000 tahun 2009 menjadi Rp. 775.758.412.336). Apabila perusahaan dapat mempertahankan pangsa pasar sebesar 43% pada tahun 2009 seperti pada tahun 2008, maka di tahun 2010, dengan peningkatan pangsa pasar sekitar 4%, maka pangsa pasar yang dapat dicapai adalah sebesar 51%, sehingga ada indikasi kerugian yang dialami oleh perusahaan karena kehilangan peluang penjualan akibat adanya penurunan pangsa pasar di tahun 2009. Besarnya kerugian tersebut merupakan biaya kualitas

tersembunyi untuk tahun 2010. Kerugian tersebut dihitung dengan mengalihkan jumlah penjualan untuk pangsa pasar dengan selisih pangsa pasar aktual dapat dicapai tahun 2010 dengan peluang pangsa pasar yang diperkirakan dapat dicapai pada tahun 2010. Jika terjadi penurunan pangsa pasar pada tahun 2009, kerugian tersebut sebesar Rp. 16.505.498.135 (51%-47%) = Rp. 66.021.992.539

Dari pengukuran tersebut dapat diindikasikan bahwa pada tahun 2009 dan 2010 terdapat kerugian karena kehilangan penjualan yang merupakan biaya kualitas tersembunyi akibat penurunan pangsa pasar. Biaya tersebut adalah sebesar:

Tabel IV. 2

Biaya Kualitas Tersembunyi Tahun Biaya Kualitas Tersembunyi

2009 Rp. 27.094.821.767 2010 66.021.992.539

(16)

3. Pelaporan Biaya kualitas dan Analisis Tren

Biaya kualitas perlu dilaporkan guna mendapatkan informasi seberapa besar biaya kualitas yang terjadi dan sejauhmana perencanaan dan pengendalian biaya kualitas ini dapat digunakan untuk perbaikan kualitas secara terus menerus yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Penulis mencoba untuk membuat laporan biaya kualitas dengan menetapkan biaya kualitas sebagai presentase penjualan dari waktu ke waktu dan juga analisis tren yang berguna untuk melihat seberapa besar program peningkatan kualitas yang dibuat selama 3 tahun penelitian yaitu tahun 2008, 2009 dan 2010, dapat dilihat sebagai berikut: Dari laporan biaya kualitas diatas dapat dilihat bahwa biaya kualitas yang terjadi adalah sebagai berikut:

- Tahun 2008, Total Biaya Kualitas sebesar Rp. 7.362.524.051 yaitu 1,986% dari penjualan.

- Tahun 2009, Total Biaya Kualitas sebesar Rp. 36.077.104.587 yaitu 6,193% dari penjualan.

- Tahun 2010, Total Biaya Kualitas sebesar Rp. 77.267.810.632 yaitu 9,961% dari penjualan.

Dari data di atas menunjukkan bahwa total biaya kualitas mengalami kenaikan tiap tahunnya dari tahun 2008, 2009 sampai 2010. Tahun 2008 sebesar 1,986%, tahun 2009 sebesar 6,193% dan tahun 2010 sebesar 9,961%.

1) Laporan tren biaya kualitas untuk masing-masing kategori biaya kualitas selama tiga tahun dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 sebagai berikut:

(17)

Dari tren dan grafik tersebut dapat diketahui bahwa total biaya kualitas

mengalami kenaikan tiap tahunnya. Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 4,207% (6,193%-1,986%) dari tahun 2008, sedangkan pada tahun 2010 juga terjadi peningkatan biaya kualitas sebesar 3,768% (9,961%-6,193%) dari tahun 2009 dan tahun 2008 sebesar 7,975%.

Dari laporan tren biaya kualitas untuk masing-masing kategori dapat diketahui bahwa biaya pencegahan, biaya penilaian dan biaya kegagalan internal mengalami fluktuasi. Biaya pencegahan pada tahun 2009 mengalami penurunan 0,234% dari tahun 2008 dan mengalami kenaikan sebesar 0,074% dari tahun 2010. Biaya penilaian pada tahun 2009 mengalami penurunan 0,016% dari tahun 2008 dan mengalami kenaikan sebesar 0,006% dari tahun 2010.

Biaya kegagalan internal mengalami penurunan tiap tahunnya, pada tahun 2008 sebesar 0,067 ke tahun 2009 dan pada tahun 2009 sebesar 0,01. Biaya kegagalan eksternal mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pada tahun 2008 jumlahnya sangat kecil yaitu hanya sebesar 0,064% dari penjualan aktual, hal ini disebabkan perusahaan belum melakukan pengukuran terhadap biaya kualitas tersembunyi. Padahal setelah dilakukan pengukuran biaya kualitas tersembunyi ini jumlahnya sangat besar dan mengakibatkan peningkatan biaya kualitas total secara

signifikan.

Biaya kualitas tersembunyi pada tahun 2009 adalah sebesar 4,678% dari penjualan dan pada tahun 2010 adalah sebesar 8,536% dari penjualan. Biaya kualitas tersembunyi inilah yang menyebabkan biaya kualitas total perusahaan meningkat dari 1,986% pada tahun 2008 menjadi 4,678% pada tahun 2009.

(18)

Dengan perusahaan belum membuat laporan biaya kualitas dan tidak melakukan pengukuran terhadap biaya kualitas tersembunyi, maka dengan tanpa

memperhatikan biaya kegagalan eksternal didapat informasi bahwa pada tahun 2010 perusahaan dapat meningkatkan penjualan dan pangsa pasar.

Dari laporan biaya kualitas dan laporan tren tersebut, dapat dilihat dan diindikasikan bahwa perencanaan dan pengendalian yang dilakukan oleh

perusahaan belum cukup baik, walaupun biaya pencegahan, biaya penilaian dan biaya kegagalan internal dapat ditekan dan diminimalkan dari tahun ke tahun. Tetapi, pada biaya kegagalan eksternal mengalami peningkatan tiap tahunnya dikarenakan tidak melakukan pengukuran terhadap biaya kualitas tersembunyi. Berdasarkan kesepakatan para ahli di bidang kualitas, tingkat kualitas optimal adalah total biaya kualitas harus dapat mencapai 2,5% dari penjualan bersih karena peningkatan kualitas dapat mencapai 2,5% dari penjualan bersih dapat menghasilkan perbaikan yang signifikan dalam profitabilitas. Jika biaya kualitas tersembunyi tidak diukur maka manajemen akan mendapatkan informasi yang kabur dan tidak akurat. Jika biaya kualitas tidak diukur maka biaya kualitas yang terjadi sebagai berikut:

Tahun 2008 = 1,472% + 0,114% + 0,246% + 0,064% = 1,896% Tahun 2009 = 1,238% + 0,098% + 0,179% + 0,027% = 1,542% Tahun 2010 = 1,164% + 0,092% + 0,169% + 0,025% = 1,45%

Manajemen akan mengira bahwa biaya kualitas mengalami kenaikan yang tidak terlalu besar dan dapat dikendalikan dengan baik padahal biaya kualitas

(19)

kehilangan pangsa pasar. Namun, dengan melihat laporan biaya kualitas dan laporan tren dimana biaya kualitas tersembunyi pada perusahaan diukur, maka perencanaan dan pengendalian biaya kualitas pada perusahaan belum dapat dikatakan dilaksanakan dengan baik.

Perencanaan dan pengendalian yang belum maksimal dilakukan ini karena perusahaan tidak mempunyai informasi yang akurat mengenai biaya kualitas tersebut. Untuk dapat merencanakan dan mengendalikan biaya kualitas salah satu caranya dengan menerapkan informasi biaya kualitas pada perusahaan dan membuat laporan biaya kualitas tersendiri serta membuat pengukuran biaya kualitas tersembunyi sehingga dapat dilihat pengurangan biaya kualitas dan kehilangan peluang penjualan dari tahun ke tahun dan program perbaikan kualitas yang telah dan akan dilakukan perusahaan agar dapat mencapai tingkat kualitas optimal pada tahun mendatang dan pada akhirnya akan meningkatkan laba perusahaan.

4. Analisis perencanaan, pengendalian, dan pelaporan biaya kualitas dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan.

Dapat kita ketahui bahwa kualitas mempunyai dampak terhadap pendapatan dan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dapat diukur dengan laba perusahaan, laba perusahaan berupa selisih antara pendapatan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Untuk meningkatkan kinerja perusahaan salah satunya adalah dengan adanya perencanaan, pengendalian dan pelaporan biaya kualitas. Biaya kualitas yang terjadi harus dapat di identifikasi, dilaporkan dan dapat

(20)

pengambilan keputusan terutama mengenai masalah program peningkatan kualitas yang sedang dan telah dilaksanakan serta mengenai biaya kualitas itu sendiri. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat pada tabel IV. 1 bahwa dalam hal

perencanaan biaya kualitas terdapat biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal dan biaya-biaya tersebut

mengalami kenaikan tiap tahunnya. Perusahaan PT Sinar Alam Permai Palembang mengeluarkan biaya pencegahan dan biaya kegagalan eksternal terlalu besar. Kenaikan biaya pencegahan ini terjadi dikarenakan perusahaan memberikan pelatihan dan kursus terus menerus terhadap karyawan yang tidak memberikan aktivitas atau nilai tambah terhadap perusahaan serta tidak memelihara pabrik, mesin, dan mesin kapal tongkang dengan baik sehingga biaya pemeliharaan tersebut naik tiap tahunnya. Kenaikan biaya kegagalan eksternal dikarenakan biaya komplain pelanggan mengalami kenaikan, diindikasikan perusahaan tidak memfokuskan perhatian pada biaya pencegahan dan biaya penilaian sehingga produk yang dihasilkan tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan sehingga komplain pelanggan terhadap produk perusahaan mengalami kenaikan.

Diharapkan perusahaan dapat menekankan biaya-biaya kualitas yang terjadi di perusahaan dengan cara mengurangi atau menghilangkan biaya-biaya tersebut sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Berdasarkan data yang di dapat dari perusahaan PT Sinar Alam Permai Palembang, penulis melakukan pengendalian biaya kualitas dengan cara mengukur biaya kualitas tersembunyi dengan menggunakan metode penilaian pangsa pasar. PT Sinar Alam Permai Palembang mengalami penurunan pangsa pasar dari tahun 2008 ke tahun 2009 sebesar 2%, hal ini diakibatkan karena

(21)

permintaan pasar yang meningkat, sehingga hal ini dapat diindikasikan bahwa perusahaan mengalami kerugian akibat penurunan pangsa pasar tersebut. Biaya kualitas tersembunyi tersebut dapat dilihat pada tabel IV. 2. Dari laporan tersebut, perusahaan dapat melihat berapa besar biaya kualitas yang terjadi, berapa besar peningkatan atau penurunan yang terjadi dan apa penyebab peningkatan atau penurunan biaya tersebut.

Laporan keuangan merupakan laporan mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari laporan keuangan tersebut, dapat diketahui berbagai informasi keuangan perusahaan yang sangat bermanfaat bagi pengambilan keputusan. Untuk melihat sejauh mana hubungan antara biaya kualitas dengan peningkatan kinerja perusahaan, penulis akan menilai kinerja perusahaan dengan melihat laporan laba/rugi perusahaan.

- Penjualan pada tahun 2008 sebesar Rp. 388.282.194.650 dengan pangsa pasar 45%

- Penjualan pada tahun 2009 sebesar Rp. 582.538.668.000 dengan pangsa pasar 43%

- Penjualan pada tahun 2010 sebesar Rp. 775.758.412.336 dengan pangsa pasar 47%.

- Laba pada tahun 2008 sebesar Rp. 3.584.423.500 - Laba pada tahun 2009 sebesar Rp. 40.433.106.000 - Laba pada tahun 2010 sebesar Rp. 83.214.829.503

Dari data di atas dapat diketahui bahwa penjualan pada tahun 2008, 2009 dan 2010 mengalami kenaikan yaitu dari tahun 2008 sampai 2009 terjadi kenaikan

(22)

sebesar Rp. 36.848.682.500 dan dari tahun 2009 sampai tahun 2010 terjadi kenaikan kembali sebesar Rp. 42.781.723.503. Begitu juga terhadap laba yang diperoleh perusahaan mengalami peningkatan setiap tahunnya, tetapi walaupun laba perusahaan mengalami kenaikan persentase, kenaikan tersebut belum maksimal, sedangkan pada pangsa pasar pada tahun 2009 perusahaan mengalami penurunan pangsa pasar sebesar 2% dari tahun 2008 sampai dengan 2009, maka dari itu menunjukan bahwa kecilnya presentase laba yang dihasilkan oleh perusahaan akibat dari penurunan pangsa pasar, sehingga menunjukan bahwa kinerja perusahaan belum maksimal. Penurunan kinerja ini juga bisa diindikasikan dari peningkatan biaya kegagalan eksternal yang berupa biaya kualitas

tersembunyi pada tahun 2009 dan 2010.

Perencanaan, pengendalian dan pelaporan biaya kualitas yang terjadi pada perusahaan belum baik dan optimal karena manajemen belum memperhatikan biaya kualitas dan belum dibuatnya laporan biaya kualitas, sehingga perencanaan, pengendalian dan pelaporan biaya kualitas belum dapat membantu dalam

meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan demikian jelaslah bahwa pengukuran dan pelaporan biaya kualitas sangat penting terutama untuk melakukan

perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan manajerial yang akhirnya juga berdampak kepada kinerja perusahaan. Adanya informasi yang akurat mengenai biaya kualitas akan sangat membantu manajemen dalam program perbaikan kualitas dan mengetahui masalah-masalah yang dapat dihadapi perusahaan dan dapat mencari penyebabnya dan kemudian dapat mengambil langkah-langkah untuk perbaikan strategi dan kebijakan yang diambil manajemen

(23)

untuk perbaikan ini ditujukan untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja perusahaan.

Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Rike (2007) yang menyatakan bahwa perusahaan belum membuat laporan biaya kualitas secara tersendiri atau khusus sehingga perencanaan dan pengendalian terhadap biaya kualitas belum dapat dilaksanakan dengan baik dan optimal dan biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal mengalami fluktuasi selama 3 tahun. Biaya kegagalan eksternal tiap tahun mengalami peningkatan yang

signifikan akibat adanya penurunan pangsa pasar sehingga perusahaan mengalami kerugian akibat kehilangan peluang penjualan.

Hasil penelitian ini juga sama dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Herlin (2007) yang menyatakan bahwa pengukuran dan pelaporan biaya kualitas sangat penting terutama untuk melakukan perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan manajerial yang akhirnya juga berdampak kepada kinerja perusahaan.

Hasil penelitian ini juga sama dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Asmalia (2009) yang menyatakan bahwa dengan membuat laporan biaya kualitas dan menerapkannya pada perusahaan dapat membantu perusahaan dalam

hubungannya melakukan perencanaan, pengendalian manajemen sehingga perusahaan dapat tetap eksis dan bersaing di dunia bisnis.

(24)

5. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan, pengendalian dan pelaporan biaya kualitas yang terjadi pada perusahaan PT Sinar Alam Permai Palembang belum baik dan

optimal karena manajemen belum memperhatikan biaya kualitas dan belum dibuat laporannya, sehingga perencanaan, pengendalian dan pelaporan biaya kualitas belum dapat membantu dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Terlihat pada tahun 2009 perusahaan mengalami penurunan pangsa pasar sebesar 2% dari tahun 2008 sampai dengan 2009, maka dari itu menunjukan bahwa kecilnya persentase laba yang dihasilkan oleh perusahaan akibat dari penurunan pangsa pasar,

sehingga menunjukan bahwa kinerja perusahaan belum maksimal.

Penurunan kinerja ini juga bisa diindikasikan dari peningkatan biaya kegagalan eksternal yang berupa biaya kualitas tersembunyi pada tahun 2009 dan 2010. Jadi seharusnya perusahaan harus membuat pelaporan biaya kualitas secara khusus agar perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan tidak akan keliru dan dapat berjalan dengan maksimal dan dapat meningkatkan kinerja perusahaan, membantu untuk mempertahankan dan meningkatkan penjualan serta dapat meningkatkan pangsa pasar yang akhirnya dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.

5.2 Saran

1. PT Sinar Alam Permai Palembang sebaiknya memperhatikan biaya-biaya yang merupakan biaya kualitas dan mengelompokkan biaya tersebut menurut klasifikasinya. Setelah di kelompokkan, perusahaan melakukan pengukuran terhadap biaya tersebut dalam laporan biaya kualitas tersendiri. Laporan biaya kualitas menguraikan empat komponen biaya kualitas yang akan

mempermudah pendeteksian masalah yang timbul karena kualitas. Dari laporan tersebut dapat diketahui klasifikasi biaya kualitas mana yang mengalami peningkatan atau penurunan sehingga dapat diidentifikasi penyebab masalah tersebut dan perusahaan dapat menggunakan informasi

(25)

biaya kualitas untuk program perbaikan kualitas yang akan datang sehingga tidak terjadi permasalahan-permasalahan yang dapat merugikan perusahaan. 2. Dalam melakukan pengukuran terhadap biaya kualitas, sebaiknya perusahaan

melakukan pengukuran terhadap biaya kualitas tersembunyi karena biaya tersebut tidak terdapat dalam catatan keuangan dan kontribusi biaya tersebut sangat besar terhadap total biaya kualitas.

3. Perusahaan dapat menggunakan laporan biaya kualitas untuk melakukan perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan manajerial untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Asmalia, Herliyanti. 2009. Analisis Laporan Biaya Kualitas dalam Hubungannya dengan Perencanaan dan Pengendalian Manajemen pada CV. Globalindo

Palembang. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah

Palembang (Tidak dipublikasikan).

Basu, swasta. 2003. Pengantar Bisnis Modern. Edisi Ketiga. Cetakan Keempat. PT. Raja Grafindo. Jakarta.

Blocher, Chen dan Lin. 2000. Alih bahasa A. Susty Ambarriani, M.Si, Akt, Manajemen Biaya, Buku 1, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Brower, Garrison dan Norren. 2006. Akuntansi Manajemen, Edisi Ke 2, Jilid 1dan 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Fandi Tjiptono dan Anastasia Diana. 2000. Total Quality Management, Andi, Yogyakarta.

Hansen dan Mowen. 2006. Alih bahasa Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Akuntansi Manajemen, Buku 1, Edisi 7, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Hansen dan Mowen. 2009. Alih bahasa Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary.

(26)

Herlin, Eltaria. 2007. Analisis Pengukuran dan pelaporan Biaya Kualitas dalam Upaya Meningkatkan Kinerja PT. Sunan Rubber Palembang. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Palembang (Tidak dipublikasikan).

Indra, bastian. 2005. Akuntansi Sektor Publik, Penerbit Erlangga, Yogyakarta. Melayu SP, Hasibuan. 2003. Manajemen Pemasaran: Pengertian dan Masalah,

Edisi Revisi, Jilid 2, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Nan Lin Alih Bahasa W. Gulo. 2000. Metodologi Penelitian, PT. Grasindo, Jakarta.

Nasution, M. N. 2002. Manajemen Mutu Terpadu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Monika Kussetya Ciptani. 1999. Pengukuran Biaya Kualitas: Suatu Paradigma Alternatif. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 1, No. 1, Mei 1999: 68 -83.

Rike Miradyastuti Sari Dewi. 2007. Peranan Laporan Biaya Kualitas dalam Perencanaan dan Pengendalian Manajemen pada PT. Semen Batu Raja (PERSERO). Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Palembang (Tidak dipublikasikan).

Supriyono. 2002. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen Untuk Teknologi Maju dan Globalisasi, BPFE, Yogyakarta.

Supriyono. 2000. Manajemen Biaya: Suatu Reformasi Pengelolahan Bisnis. Jilid 1, BPFE, Yogyakarta.

Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kelima, CV. ALFABETA, Bandung.

Usry, Carter. 2004. Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian. Edisi ke 13, Salemba Empat, Jakarta.

Gambar

Tabel III

Referensi

Dokumen terkait

Dari gambar 4.1, 4.2, dan 4.3 diatas pada perlakuan seresah Tephrosia candida yang berkualitas tinggi , seresah Acacia auriculiformis yang berkualitas rendah dan seresah

Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah dan sikap ilmiah. Selain itu, IPA dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai

Sebagian besar negara di dunia memiliki sistem perpajakan untuk membiayai pengeluaran pemerintahnya. Besar dan kecilnya pajak pada suatu negara ditentukan

[7] Lauren, Glenn “RANCANG BANGUN APLIKASI PEMBELAJARAN BUDAYA INDONESIA UNTUK ANAK SEKOLAH DASAR BERBASIS ANDROID”, Universitas Gunadarma, 2013. [8] Trimarsiah, Yunita

Sistem Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara, yang. senantiasa memberikan ilmu yang bermanfaat membimbing

untuk mengetaui nilai arus# tegangan# !an ambatan "a!a rangkaian. Pra Prakti ktikka kkan n )ug )uga a mem memba$ ba$a a nil nilai ai am" am"erem eremeter eter

Mengingat arti strategis dokumen Renja Inspektorat dalam mendukung penyelenggaraan program pembangunan tahunan Pemerintah Kabupaten Maros, maka sejak awal

Perkembangan Kinerja Keuangan menunjukan bahwa dalam uji hipotesis gabungan tiga indikator rasio pada Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat dengan hasil yang