1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan
Permintaan pasar akan produk gas di Indonesia memang terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Menurut observasi pada harian vivanews.com dijelaskan bahwa permintaan masyarakat akan produk gas di Indonesia terus meningkat, bahkan dikarenakan tingginya produksi gas tersebut, membuat harga gas di beberapa daerah pun terus melonjak. Terbukti dari meningkatnya harga gas 12 kg yang sekarang mencapai titik Rp89.000,00 hingga Rp120.100,00. Dari uraian tersebut dapat dipastikan bahwa memang permintaan akan produk gas di Indonesia terus mengalami peningkatan. (http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/485855-harga-gas-melon-di-bantul-melonjak-hingga-rp20-000-per-tabung)
Tingginya permintaan pasar akan produk gas membuat perusahaan-perusahaan yang saat ini bergerak dalam industri pemenuhan kebutuhan gas harus mampu menghasilkan produk yang baik secara kuantitas maupun kualitas.Namun selain itu, perusahaan juga dituntut untuk dapat memenuhi permintaan pasar secara tepat waktu, dikarenakan apabila perusahaan tidak dapat memenuhi keinginan pasar baik dari segi kualitas, kuantitas dan waktu, maka besar kemungkinan pasar akan kecewa dengan perusahaan tersebut dan mencari alternatif perusahaan lain yang dapat memenuhi keinginan pasar.
Untuk dapat menghindarikekecewaan dari pasar yang dapat terjadi, maka perusahaan perlu memaksimalkan kinerja operasional, terutama untuk memproduksi barang secara tepat waktu. Namun, pada dasarnya, perusahaan juga harus memperhatikan biaya operasional yang dikeluarkan sehingga pengeluaran-pengeluaran yang terjadi pada proses produksi tetap berada pada posisi yang menguntungkan perusahaan. Biaya operasional itu sendiri menurut Nafarin (2000:76) adalah: “Biaya operasional adalah biaya usaha pokok perusahaan selain harga pokok penjualan. Biaya usaha terdiri dari biaya penjualan, biaya administrasi dan umum”.Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya operasional adalah seluruh biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi barang dan pastinya biaya operasional ini harus lebih kecil dari harga jual kepada konsumen.
Melihat dari fluktuasi permintaan pasar atas produk karet dan keterikatan antara kegiatan operasional sebuah perusahaan dengan pasar dimana kegiatan operasional yang baik akan menarik minat pasar untuk menggunakan jasa atau produk sebuah perusahaan, maka dalam memenuhi permintaan pasar tersebut,dibutuhkanlahsebuah penghitungan peramalan-peramalanpermintaan yang akan terjadi pada masa datang sehingga perusahaan dapat mempersiapkan kapasitas produksi yang berguna untuk menghindari keterlambatan produksi atas jumlah permintaan diluar jam kerja reguler. Dari beberapa uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa seluruh perusahaan membutuhkan perencanaan dalam kegiatan operasionalnya, terutama perusahaan-perusahaan yang secara rutin memproduksi barang dalam jumlah yang tidak sedikit, salah satunya adalah perusahaan yang bergerak padaindustri pemenuhan kebutuhan gas, salah satunya adalahPT Gasindo Pirantinusa.
PT Gasindo Pirantinusa adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Elpiji (SPPBE). Selain itu, PT Grasindo Pirantinusa juga bergerak dalam penjualan gas dengan merek “GASKU” Beralamat di Pondok Pinang Center, Blok BR-14, Ciputat, Jakarta Selatan 12310, dan sudah berdiri sejak tahun 2006.
Permasalahan yang dihadapi perusahaan saat ini adalah meningkatnya komplain dari konsumen yang disebabkan oleh keterlambatan produksi.Menurut wawancara yang dilakukan kepada bapak Deddy Nugraha selaku petinggi pada PT Gasindo Pirantinusa dijelaskan bahwa tingkat komplain konsumen atas perusahaan pada beberapa bulan terus mengalami peningkatan diakibatkan keterlambatan produksi karena permintaan dari konsumen yang meningkat drastis, di sisi lain, perusahaan tidak mengetahui bagaimana langkah-langkah untuk meramalkan penjualan pada periode-periode kedepan dan saat ini masih menggunakan peramalan dengan dasar asumsi. Selain itu, tingginya permintaan akan produk GASKU membuat perusahaan secara tidak langsung harus mengeluarkan biaya modal lebih untuk memproduksi produk GASKU. Hal itu dikarenakan perusahaan memaksakan jam kerja reguler untuk memenuhi permintaan yang berlebih tersebut.
J.B. Guerard, Jr (2013:19-25), menjelaskan peramalan merupakan sebuah kegiatan yang penting dalam perusahaan untuk menentukan nilai pada masa datang. Sebuah ramalan hanyalah sebuah prediksi tentang nilai-nilai data di masa depan. Namun, untuk pendekatan paling akurat untuk perkiraan model ini adalah dengan
menggunakan nilai pada masa lalu. Melihat dari keadaan perusahaan saat ini, maka dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui permintaan pada periode selanjutnya, metode peramalan adalah metode yang paling tepat.
Tabel 1.1. Production CostGASKU (Dalam kisaran) Bulan Biaya Produksi
November 2013 Rp 47.275.372.117 Desember 2013 Rp 47.570.103.560
Januari 2014 Rp 48.187.291.924 Febuari 2014 Rp 48.417.902.028 Sumber: Data Sekunder PT Gasindo Pirantinusa
Dari tabel di atas, ditemukan fakta bahwa biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan pada 4 bulan terakhir memang terus mengalami peningkatan dari bulan November 2013 sebesar 101.323.500 hingga Febuari 2014 sudah mencapai 106.372.994 sedangkan pada dasarnya, bapak Deddy Nugraha menjelaskan bahwa biaya produksi ini tidak sesuai dengan harapan perusahaan. Hal ini terjadi karena besarnya permintaan, namun menurut bapak Deddy Nugraha, pengeluaran ini tidak signifikan dengan keuntungan yang seharusnya bisa dicapai. Selain itu, bukti lain juga mendukung permasalahan perusahaan dimana komplain dari konsumen pada 4 bulan terakhir juga terus meningkat dimana komplain tersebut mayoritas terjadi karena lambatnya produksi yang dilakukan oleh PT Gasindo Pirantinusa diakibatkan perusahaan masih menggunakan jam produksi reguler.
Tabel 1.2. Komplain Konsumen GASKU Bulan Jumlah Komplain
November 2013 11
Desember 2013 14
Januari 2014 15
Febuari 2014 19
Dari tabel di atas terlihat bahwa tingkat complain konsumen terhadap PT Gasindo Pirantinusa terus mengalami peningkatan dari 11 komplain mencapai 19 komplain pada Febuari 2014. Hal ini memperkuat bukti bahwa perusahaan memang tidak dapat memenuhi kebutuhan pasar secara tepat waktu.
Hingga saat ini, PT Gasindo Pirantinusabelum mengetahui alternatif apa saja yang dapat diterapkan oleh perusahaan untuk memenuhi permintaan produksi diluar batas kemampuan reguler perusahaan sehingga membuat perusahaan mengalami pemborosan biaya dan kerap kali mendapatkan komplain karena pemesanan tidak dapat dipenuhi secara efektif. Menurut penelitian yang dijalankan oleh A. A. Elimam (2011) dijelaskan bahwa pada dasarnya untuk menyelesaikan permasalahan mengenai biaya dan alternatif produksi untuk pemenuhan permintaan yang berlebih, terdapat dua alternatif yaitu sub-contract dan overtime, dimana dalam pengolahan dan penghitungannya, dapat menggunakan metode perencanaan agregat.
Dari uraian latar belakang di atas, maka penelitian ini akan dilanjutkan guna memberikan perhitungan peramalan pada PT Gasindo Pirantinusa dan menerapkan perencanaan agregat pada PT Gasindo Pirantinusa agar dapat memenuhi kebutuhan yang berlebih dengan waktu dan biaya seefektif dan seefisien mungkin. Penelitian ini akan diberi judul“Perencanaan Agregat Untuk Meminimalisasi Biaya Produksi pada PT Gasindo Pirantinusa”
1.2. Formulasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka formulasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana peramalan permintaan atas produk karet PT Gasindo Pirantinusa pada periode 2014?
2. Bagaimanakah perhitungan perencanaan agregat yang dapat diterapkan oleh PT Gasindo Pirantinusadalam memenuhi permintaan pasar?
3. Rekomendasi apa yang dapat diterapkan oleh PT Gasindo Pirantinusauntuk dapat memenuhi permintaan pasar dilihat dari hasil perhitungan agregat?
1.3. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian
Melihat dari formulasi masalah di atas, maka penelitain ini terlingkup hanya untuk menghitung peramalan permintaan pada PT Gasindo Pirantinusa dan memberikan perhitungan perencanaan agregat yang tepat untuk meminimalisasi
biaya dan memaksimalkan waktu produksi serta penelitian ini tidak membahas mengenai hasil implementasi dari perhitungan yang telah dilakukan.
1.4. Tujuan Penelitian
Selanjutnya, dari formulasi masalah serta ruang lingkup dan batasan penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk memberikan perhitungan peramalan permintaan atas produk karet PT Gasindo Pirantinusa Indonesia pada periode 2014.
2. Untuk memberikan perhitungan perencanaan agregat yang dapat diterapkan oleh PT Gasindo Pirantinusadalam memenuhi permintaan pasar.
3. Untuk memberikan rekomendasi yang dapat diterapkan oleh PT Gasindo Pirantinusa untuk dapat memenuhi permintaan pasar dilihat dari hasil perhitungan agregat
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu manfaat praktis dan manfaat akademis. Berikut penjelasan manfaat praktis dan akademis dari penelitian ini:
1. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai referensi kepada PT Gasindo Pirantinusa dalam memproduksi gas sesuai dengan permintaan dilihat dari waktu produksi serta biaya produksi.
2. Manfaat Akademis
Manfaat akademis dari penelitian ini adalah sebagai bahan pembelajaran dan konsep dasar untuk penelitian selanjutnya untuk pembaca yang ingin melakukan penelitian yang memiliki konsep menyerupai penelitian ini.
1.6. State of the Arts
Penelitian terdahulu yang menjadi konsep dasar penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 1.3. Penelitian Terdahulu
Jurnal Judul Kesimpulan
Radwan, A. dan Majid Aarabi (2010) Modeling of Information Systems for Manufacturing Enterprises Aggregate Planning Using ARIS Framework
Penerapan Chase Strategy berhasil memaksimalkan efektifitas waktu produksi
Geoff Buxey (2005) Aggregate Planning for Seasonal Demand: Reconciling Theory with Practice
Untuk mengurangi biaya-biaya produksi, maka
penerapan level strategy dan chase strategy adalah strategi yang tepat dan penerapannya dikembalikan kepada
kebijakan perusahaan. Flávia M. Takey dan Marco
A. Mesquita (2006)
Aggregate Planning for a Large Food Manufacturer with High Seasonal Demand
Untuk memaksimalkan kesuksesan produksi yang periodik dan berkala, dapat menggunakan 2 alternatif yaitu chase strategy dan level strategy.