• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAYANAN PEMBUATAN KARTU KELUARGA DI SINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN JAYAWIJAYA PROVINSI PAPUA - Repository IPDN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PELAYANAN PEMBUATAN KARTU KELUARGA DI SINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN JAYAWIJAYA PROVINSI PAPUA - Repository IPDN"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat

Untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana Sains Terapan Pemerinthan Pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri

Oleh :

ADOLVINA LIA HUBY NPP. 25.1310

Program studi : Administrasi Kependudukan dan catatan Sipill

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

Jatinangor, 2018

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan utama yang terkandung dalam Undang-Undang

Dasar 1945 pada alinea ke empat,

“Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial” adalah memberikan jaminan kehidupan serta kesejahteraan kepada bangsa, negara dan masyarakat Indonesia seutuhnya salah satunya melalui pelayanan publik.

Pelayanan publik (public service) merupakan salah satu

perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat,

pelayanan publik dimaksudkan untuk mensejahterakan warga

negara atau masyarakat. Dalam organisasi pemerintah, pelayanan

kepada masyarakat adalah tujuan utama yang menjadi kewajiban

dalam penyelenggaraan pelayanan dengan menciptakan

pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Selain itu,

pemerintah juga mempunyai peranan penting untuk meyediakan

(3)

dalam bentuk pengaturan ataupun pelayanan-pelayanan lain

dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat.

Berkaitan dengan tugas yang harus dilaksanakan maka,

penyediaan pelayanan oleh pemerintah itu sendiri harus

difokuskan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat, baik secara

kualitas maupun kuantitas dalam penyelenggaraan pelayanan

publik, aparat pemerintah harus bertanggung jawab dalam

memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat sebagai

wujud dari penciptaan kesejahteraan masyarakat.

masyarakat berhak mendapatkan pelayanan yang efektif

dan yang terbaik oleh pemerintah karena sistem demokrasi yang

ada juga kembali pada rakyatnya. Dari rakyat, oleh rakyat, dan

untuk rakyat. Namun hingga saat ini pelayanan yang seharusnya

ditujukan kepada masyarakat umum kadang dibalik manjadi

pelayanan masyarakat kepada negara, meskipun negara berdiri

sesungguhnya adalah untuk kepentingan masyarakat yang

mendirikannya. Artinya birokrat harus memberikan pelayanan

yang terbaik kepada masyarakat dan benar-benar masyarakat

dapat merasakan kepuasan.

Dalam konteks penyelenggaraan otonomi daerah, yang

menjadi sasaran pembangunan adalah masyarakat bangsa. Salah

satu instrument pembangunan yang merupakan hak khusus yang

(4)

publik, masyarakat berhak memperoleh berbagai layanan yang

harus diberikan dari pemerintah karena pada dasarnya

pemerintah dibentuk untuk melayani masyarakat, atau dengan

kata lain pemerintah berkewajiban penuh untuk memberikan

layanan kepada masyarakat.

Peningkatan serta tuntutan yang masyarakat inginkan

pada pelayanan publik (publik service) yang efektif dan efisien

serta memuaskan dari para pegawai pemerintahan sebagai

pelayanan publik semakin populer. Hal ini terjadi karena tuntutan

perkembangan kebutuhan masyarakat, keinginan serta harapan

dari masyarakat yang terus bertambah.

salah satu dari pelaksanaan pelayanan publik yaitu

administrasi kependudukan. Administrasi kependudukan adalah

rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penertiban

dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk,

pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi

kependudukan serta pendayagunaan untuk pelayanan publik dan

pembangunan sektor lain.

Perubahan atas Undang-undang Nomor 23 tahun 2006

menjadi Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Pasal 1 ayat (1)

dan (13) tentang Administrasi Kependudukan, yang mengatakan:

Administrasi kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan

(5)

kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil,

pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta

pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan

pembangunan sektor lain. Kartu Keluarga (KK), adalah kartu

identitas keluarga yang memuat data tentang Nama, susunan dan

hubungan dalam keluarga serta identitas anggota keluarga.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001

Tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua, telah

memeberikan kewenangannya pada daerah kabupaten/kota untuk

mengurus sendiri daerahnya. Berdasarkan kewenangan tersebut

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Jayawijaya

adalah salah satu instansi yang berwenang dan bertanggung

jawab melaksanakan tugas pelayanan publik dalam urusan

administrasi kependudukan di Kabupaten Jayawijaya berdasarkan

Peraturan Daerah (perda) Nomor 2 Tahun 2015 Tentang

Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan

Sipil. Hal ini dikarenakan kabupaten Jayawijaya merupakan

kabbupaten induk yang memekarkan enam kabupaten dan

memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak sehingga menjadi

dasar tolak ukur dalam membuat suatu kebijakan dan

perencanaan pembangunan nasional maupun daerah.

Berdasarkan Peraturan Bupati (Perbub) Kabupaten

(6)

Pasal 2 (dua) bagian ke 1 Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kabupaten Jayawijaya merupakan unsur pelaksana urusan

administrasi kependudukan dan pencatatan sipil yang menjadi

kewenangan Kabupaten Jayawijaya maka, dengan adanya dasar

hukum tersebut Dinas Dependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Jayawijaya melaksanakan salah satu tugas

adminisrtasi kependudukan salah satunya adalah pelayanan

pembuatan Kartu Keluarga.

Berdasarkan Peraturan di atas, perlu diketahui bahwa

kemajuan yang dicapai oleh suatu negara tercermin dari

standar-standar pelayanan yang sudah diberikan pemerintah terhadap

masyarakat. Negara-negara yang tergolong miskin pada

umumnya kualitas pelayanan yang diberikan di bawah standar

minimal. Pada Negara-negara berkembang kualitas pelayanan

telah memenuhi standal minimal. Sedangkan di Negara-negara

maju kualitas pelayanan kepada masyarakat telah memenuhi

kualitas di atas standar minimal.

Menyadari arti pentingnya pelayanan administrasi

kependudukan perlu meningkatkan kesadaran masyarakat akan

pentingnya memiliki Kartu Keluarga (KK) dalam kehidupan

sehari-hari, dan pemerintah senantiasa dituntut memberikan pelayanan

yang berkulitas kepada masyarakat, dengan demikian,

(7)

berkualitas sebagai pelayan masyarakat sangat berpengaruh

terhadap pembangunan sumber daya manusia di suatu daerah.

Aparatur pemerintah sebagai pelayan masyarakat dituntut

agar lebih tanggap dan lebih serius dalam menangani keluhan

-keluhan maupun persoalan persoalan yang ada di lapangan baik

secara langsung maupun secara tidak langsung khususnya di

Kabupaten Jayawijaya. Oleh karena itu, aparat Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil harus dapat memahami

kebutuhan dan harapan masyarakat pengguna layanan dengan

mengembangkan atau meningkatkan kualitas pelayanan. Dan

perlu melakukan sosialisasi secara terus menerus tentang

pentingnya kartu keluarga, karena dengan adanya Kartu Keluarga

(KK) dapat mempermudah persyaratan penerbitan Kartu Tanda

Penduduk (KTP).dan lain-lain.

Masalah yang terjadi dengan melihat luasnya Kabupaten

Jayawijaya dengan Jumlah penduduk yang sangat banyak maka,

pada umumnya masyarakat Kabupaten Jayawijaya masih banyak

kepala keluarga di Kecamatan/Distrik terpencil yang belum

memiliki kartu keluarga sebagai identitasnya, dengan berbagai

alasan dalam proses pembuatan masih rumit maupun banyak

persyaratan yang harus dilengkapi dan lain-lain, sehingga

membuat masyarakat tidak / belum memiliki dan membuat kartu

(8)

terhadap persyaratan serta prosedur dalam pembuatan Kartu

Keluarga, yang mana ada surat pengantar yang dilampirkan dari

RT/RW setempat hingga ke kelurahan isi berbagai formulir yang

disediakan dan hingga data masuk ke dinas lalu diproses akhirnya

hal ini memakan waktu yang sangat lama dalam proses

pembuatan kartu keluarga.

Problem yang terjadi Dinas Kependududkan dan

Pencatatan Sipil tersebut, Pejabat Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Jayawijaya Provinsi Papua

menyatakan mayoritas anak di Kabupaten jayawijaya belum

memiliki Akta kelahiran dikarenakan salah satu syarat untuk

memperoleh Akta Lahir adalah dengan membawa surat nikah dari

orang tua yang bersangkutan namun pihak orang tua tidak pernah

melakukan nikah resmi sehingga belum bisa untuk pembuatan

Akta Kelahiran. http/www.Jayawijaya.net. Harian pagi Jayawijaya

Pagi.Selasa 15 Agustus 2017.

Jumlah penduduk Kabupaten Jayawijaya yang sudah

memiliki Kartu Keluarga (KK) dan yang belum memiliki Kartu

Keluarga sesuai Distrik/ Kecamatan lebih jelasnya dapat dilihat

(9)

Tabel 1.1

Jumlah Kepemilikan Kartu Keluarga (KK) Berdasarkan Distrik Kabupaten Jayawijaya Tahun 2017

Sumber : Dinas

No Distrik Tahun Jumlah Penduduk PendudukTotal (KK)Ada

LR PR

1. WAMENA 2017 28.211 23.424 51.635 13.619

2. KURULU 2017 2.225 2.271 4.496 1.385

3. ASOLOGAIMA 2017 3.589 3.232 6.821 2.101

4. HUBIKOSI 2017 3.577 3.421 6.998 1.914

5. BOLAKME 2017 3.542 3.152 6.694 2.050

6. WALELAGAMA 2017 1.306 1.255 2.561 746

7. MUSATFAK 2017 1.416 1.313 2.729 810

8. WOLO 2017 5.663 4.552 10.215 2.242

9. ASOLOKOBAL 2017 2.024 1.747 3.771 1.019

10. PELEBAGA 2017 9.909 9.344 19.253 5.523

11. YALENGGA 2017 4.216 3.838 8.054 2.479

12. TRIKORA 2017 292 263 555 160

13. NAPUA 2017 2.445 2.246 4.691 1.446

14. WALAIK 2017 1.571 1.623 3.194 891

15. WOUMA 2017 2.609 2.300 4.909 1.307

16. HUBIKIAK 2017 6.596 6.429 13.025 3.472

17. IBELE 2017 4.974 4.071 9.045 2.437

18. TAILAREK 2017 2.279 2.179 4.458 1.350

19. ITLAI HISAGE 2017 1.998 1.696 3.694 1.138

20. SIEPKOSI 2017 1.363 1.269 2.632 791

21. USILIMO 2017 1.552 1.631 3.183 1.120

22. WITAWAYA 2017 619 652 1.271 357

23. LIBAREK 2017 592 560 1.152 349

24. WADANGKU 2017 1.876 1.546 3.422 954

25. PISUGI 2017 1.226 1.201 2.427 653

26. KORAGI 2017 1.612 1.337 2.949 745

27. TAGIME 2017 6.707 5.810 12.517 3.797

28. MOLAGALOME 2017 1.861 1.587 3.448 1.026

29. TAGINERI 2017 2.712 2.321 5.033 1.786

30. SILOKARNOD OGA

2017

2.470 2.363 4.833 1.298

31. PIRAMID 2017 1.501 1.380 2.881 810

32. MULIAMA 2017 2.625 2.796 5.421 1.896

33. BUGI 2017 2.062 1.331 3.393 767

34. BPRI 2017 534 472 1.006 276

35. WALESI 2017 2.385 2.251 4.636 1.536

36. ASOTIPO 2017 5.646 5.223 10.869 3.431

37. MAIMA 2017 5.384 5.007 10.391 2.891

38. POPUGOBA 2017 4.708 4.616 9.324 2.449

39. WAME 2017 1.339 1.208 2.547 858

40. WESAPUT 2017 4.201 3.803 8.004 2.189

(10)

Sumber : (Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Jayawijaya Tahun 2017)

Administrasi Kependudukan dalam pembuatan Kartu

Keluarga di Kabupaten Jayawijaya masih sangat jauh di bawah

harapan pemerintah, hal tersebut dapat dilihat dari data Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Jayawijaya Tahun

2017 di atas, menunjukan bahwa jumlah penduduk Kabupaten

Jayawijaya sebagian besar belum memiliki Kartu Keluarga

sehingga benar-benar pemerintah berperan aktif mengajak

masyarakat dan memberikan peluang serta kemudahan kepada

masyarakat untuk memiliki Kartu Keluarga (KK).

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Jayawijaya ditemukan juga kurangnya peralatan dan

perlengkapan yang dimiliki untuk mendukung proses pelayanan,

dan kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai aparat

yang melayani masyakat sehingga keterbatasan pengetahuan

yang dimiliki serta kurangnya disiplin pegawai dalam menjalankan

tugas sebagai pelayan pada Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Jayawijaya sangat menentukan

sukses dan tidaknya membuat para pelanggan yang mendapatkan

(11)

Berkaitan dengan urusan administrasi Kependudukan

yang ada di Kabupaten Jayawijaya, khususnya pelayanan dalam

pembuatan Kartu Keluarga (KK), menunjukan bahwa masih

terdapat sejumlah permasalahan serius yang dapat

mempengaruhi efektifitas pelayanan pembuatan Kartu Keluarga

(KK), diantaranya 2 (dua) faktor utama internal dan eksternal

yaitu. Tingkat pengetahuan dari aparat sebagai pelayan

masyarakat yang masih lemah serta kurangnya sarana dan

prasarana yang dimiliki sebagai pendukung dalam pelayanan, dan

kurangnya kepuasan masyarakat atas pelayanan yang diberikan.

dan faktor Eksternal sendiri yakni Kurangnya kesadaran

masyarakat akan pentingnya Kartu Keluarga. Berdasarkan Uraian

latar belakang di atas mendorong penulis untuk melakukan

penelitian dengan judul :

PELAYANAN PEMBUATAN KARTU KELUARGA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN JAYAWIJAYA PROVINSI PAPUA”

1.2 Ruang Lingkup, Fokus dan Lokasi Magang 1.2.1 Ruang Lingkup

Berkaitan dengan judul usulan magang penulis,

Pelayanan pembuatan kartu keluarga di Dinas Kependudukan dan

(12)

1. Belum maksimalnya kualitas pelayanan aparatur Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam pembuatan

Kartu Keluarga (KK) di Kabupaten Jayawijaya.

2. Belum seluruhnya masyarakat Kabupaten Jayawijaya

memiliki Kartu Keluarga (KK).

3. Pelayanan administrasi dipusatkan satu tempat di kantor

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Jayawijaya.

1.2.2 Fokus Magang

Berdasarkan ruang lingkup, maka penelitian ini memiliki

fokus pada beberapa permasalahan yang akan diteliti yaitu :

1. Bagaimana kualitas pelayanan aparatur Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam pembuatan

Kartu Keluarga (KK) di Kabupaten Jayawijaya.

2. Faktor-Faktor apa saja yang yang menjadi penghambat

dalam pelayanan Pembuatan Kartu Keluarga (KK), di

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

3. Bagaimana Upaya yang dilakukan oleh aparatur Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Jayawijaya.

(13)

Dalam penelitian ini Penulis menentukan lokasi magang

di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Jayawijaya Provinsi Papua.

1.3 Maksud dan Tujuan Magang 1.3.1 Maksud Magang

Adapun maksud dari kegiatan magang ini adalah untuk

mengetahui kualitas pelayanan dari aparatur Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam pembuatan Kartu

Keluarga (KK), dan sebagai bahan acuan guna memahami

pentingnya administrasi kependudukan mengenai pembuatan

Kartu Keluarga di Kabupaten Jayawijaya.

1.3.2 Tujuan Magang

Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengatahui kualitas pelayanan Dinas

Kependuudkan dan Pencatatan Sipil dalam pembuatan

Kartu Keluarga di kabupaten Jayawijaya.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor atau kendala yang

mempengaruhi pelaksanaan pembuatan Kartu Keluarga di

Dinas Kependududkan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

(14)

3. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan oleh

aparatur Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Jayawijaya, dalam meningkatkan kualitas

pelayanan pembuatan kartu keluarga.

1.4 Kegunaan Magang

1. Bagi praja Sarana berlatih praja IPDN untuk

menambahkan wawasan dan pengetahuan sebagai bekal

dalam mempersiapkan diri sebelum terjun di lapangan

kerja

2. Bagi IPDN menjadi sumber inspirasi bagi yang

memerlukan khususnya bagi praja selanjutnya yang

sedang menyusun laporan dan penelitian nantiinya dan

sebagai bahan pustaka di pepustakaan Institut

Pemerintahan Dalam negeri.

3. Bagi lokasi magang hasil dari pengamatan ini diharapkan

memberikan tambahan wawasan pengetahuan di bidang

manajemen kependudukan dan Pencatatan sipil,

khususnya peningkatan pelayanan pembuatan Kartu

(15)

BAB II

TINJAUAN TEORETIS DAN LEGALISTIK

2.1 Tinjauan Teoretis

2.1.1 Pengertian Pelayanan

Pelayanan adalah “kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang atau kelompok orang dengan landasan faktor material

melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam usaha

memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya”

(Moenir, (2006 :27) ”Pelayananan ini merupakan salah satu

pelayanan yang ditujukan pada publik”.

Adapun prinsip-prinsip penyelenggaraan pelayanan publik

menurut Surjadi (2012 : 12 ), meliputi:

1. Kepastian hukum dimaksudkan adanya peraturan perundang-undangan yang menjamin terselenggaranya pelayan publik sesuai dengan kebutuhan dan rasa keadilan masyarakat.

(16)

3. Partisipatif, dimaksudkan untuk mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraaan pelayanan dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat

4. Akuntabilitas, dimaksudkan bahwa proses penyelenggaraan pelayanan publik harus di pertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

5. Kepentingan umum, dimasudkan bahwa dalam pemberian pelayanan publik tidak boleh mengutamakan kepentingan pribadi dan golongan 6. Profesionalisme, dimaksudkan bahwa aprat

penyelenggara pelayanan harus memilki kompetensi yang sesuai dengan bidang tugasnya.

7. Kesamaan hak di maksud bahwah dalam arti tidak membedahkan suku, ras, agama, golongan, gender, dan status ekonomi.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, kualitas

pelayanan publik merupakan suatu kondisi dimana pelayanan

mempertemukan apa yang menjadi harapan konsumen dengan

sistem kinerja aktual dari penyedia jasa. Dan keberhasilan

pelayanan publik sangat tergantung pada dua pihak yaitu birokrasi

(pelayan) dan masyarakat (yang dilayani) dengan demikian untuk

melihat kualitas pelayanan publik perlu diperhatikan dan dikaji dari

2 (dua) aspek pokok yaitu: aspek internal organisasi birokrasi

(pelayan) dan aspek eksternal dan masyarakat yang dilayani.

Organisasi publik selalu memiliki ciri public accountability

yaitu. Setiap warga negara mempunyai hak untuk mengevaluasi

kualitas suatu pelayanan tanpa mempertimbangkan peran

masyarakat sebagai penerima pelayanan. Dan evaluasi yang

(17)

dalam analisis kualitas pelayan publik. Dan elemen kedua dalam

analisis adalah kemudahan suatu pelayanan untuk dikenali baik

sebelum dalam proses, atau setelah pelayanan yang diberikan.

Kualitas pelayanan menurut Hardiansyah (2011:11)

berdasarkan keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor 63 tahun 2003, definisi dari pelayanan umum adalah:

Segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh Instansi

Pemerintah Pusat, didaerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik

Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam upaya pemenuhan

kebutuhan masyarakat maupun dalam bentuk baarang dan jasa,

baik dalam rangka pelaksanaan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan.

Lebih lanjut dijelaskan dalam bab I Pasal I Ayat (I) No. 25

tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, yang dimaksud dengan

pelayanan publik adalah “Kegiatan atau rangkaian dalam rangka

pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan

perundang – undangan bagi setiap warga negara dan penduduk

atas barang, jasa, atau pelayanan Administratif yang disediakan

oleh penyelenggara pelayanan publik”.

Sedangkan menurut Ratminto dan Winarsih (2013:23)

bahwa: Pelayanan adalah tidak kasat mata (tidak dapat diraba)

dan melibatkan upaya manusia (karyawan) atau peralatan lain

(18)

Pelayanan adalah “bagaimana cara melayani, membantu,

menyiapkan atau mengurus keperluan seseorang atas

sekelompok orang”.

Selanjutnya dikutip Ibrahim Hardiyansyah (2011 : 40),

kualitas pelayanan publik merupakan suatu kondisi yang dinamis

yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan

lingkungan dimana penilaian kualitasnya ditentukan pada saat

terjadinya pemberian pelayanan publik tersebut”.

Pelayanan prima kata lainnya adalah pelayanan yang

sangat baik, terpadu, mengesankan. Yang di maksud dengan

pelayanan prima adalah kegiata merencanakan, mengorganisasi,

menggerakkan serta mengendalikan proses pelayanan dengan

standar yang sangat baik untuk memuaskan pelanggan agar

tujuan perusahaan tercapai. Menurut Nina Rahmayanty (2010 :17)

mendefinisikan bahwa:

1. Layanan prima adalah pelayanan yang sangat baik dan melampaui harapan pelanggan.

2. Layanan prima adalah pelayanan yang memiliki ciri khas kualitas (quality nice). Ciri khas kualitas yang baik meliputi kemudahan, ketepatan, kehandalan dan emphaty dari petugas pelayanan dalam pemberian dan penyampaian pelayanan kepada pelanggan yang berkesan kuat yang dapat langsung di rasakan pelanggan waktu itu dan saat itu juga. 3. Layanan prima adalah pelayanan dengan standar

kualitas yang tinggi dan selalu mengikuti perkembangan kebutuhan pelanggan setiap saat, secara konsisten dan akurat (handal).

(19)

meliputi nilai yang dirasakan dengan bentuk perwujud fisik (tangible) dan kebutuhan emosional yang dirasakan kepada fisiologis pelanggan.

Sinambela dkk (2014: 6) mengatakan bahwa kualitas

pelayanan prima tercermin dari enam aspek yaitu:

1. Tranparansi, yaitu pelayanan yang bersifat terbuka, muda diakses oleh semua pihak yaang membutuhkan dan disediahkan secara memadai serta mudah di mengerti.

2. Akuntabilitas, yaitu pelayanan dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Kondisional, yaitu pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima layanan dengan tetap berpegang pada prisip efisiensi dan efektifitas

4. Partisipatif, yaitu pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat dengan memperhatikaan aspirasi dan harapan masyarakat.

5. Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat dari aspek maupun khususnya suku, ras, agama, golongan status sosial. 6. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan publik.

2.1.2 Pengertian Kartu Keluarga

Kartu keluarga merupakan dokumen kependudukan yang

sangat penting yang harus dimilliki oleh setiap masyarakat.

Menurut Siswosoediro (2008 : 37) adalah kartu identitas keluarga

yang memuat data tentang susunan, hubungan dan jumlah

angoota keluarga”. Selanjutnya menurut Siswosoediro “ Kartu

(20)

anggota keluarga”. Kegunaan Kartu Keluarga (KK) menurut

Siswosoediro (2008 : 39), sebagai berikut :

a. Sebagai persyaratan untuk mendapatkan identiras lain, seperti KTP atau Paspor.

b. Untuk melamar pekerjaan c. Untuk persyaratan nikah

Selanjutnya fungsi kartu keluarga menurut Siswosoediro

(2008 : 39) sebagai berikut :

1. Untuk mendata penduduk yang bertempat tinggal disetiap rumah,baik kepala keluargamaupun anggota keluarga.

2. Dengan tercantumnya seseorang dalam Kartu Keluarga (KK) yang dimiliki, jika pindah tempat tinggal, wajib dilaporkan ke RT/RW setempat dan pihak kelurahan/desa. Ditempat tinggal yang baru, kita harus mendaftar dalam wilayah tersebut dan merubah atau mengganti Kartu Keluarga (KK).

Kegunaan Kartu Keluarga sebagai salah satu persyaratan

utama dalam pembuatan kartu tanda penduduk (KTP) dan

persyaratan untuk pembuatan akte kelahiran serta untuk masa

depan anak ketik anak mendaftarkan diri disekolah dasar (SD)

juga menggunakan kartu keluarga. Karena Nomor KK terdiri dari

16 digit dan penetapan nomor ini dibuat dengan menggunakan

kombinasi variabel kode wilayah, tanggal pencatatan, dan juga

terdapat nomor seri keluarga.

(21)

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang

Administrasi Kependudukan menyebutkan bahwa, Administrasi

Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan

penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan

melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan

informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan

hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.

Lebih lanjut dijelaskan dalam bab 1 (satu) pasal satu yang

menyebutkan bahwa Kartu Keluarga (KK) adalah kartu identitas

keluarga yang memuat data tentang nama, susunan dan

hubungan dalam keluarga, serta identitas anggota keluarga itu

sendiri.

Dilihat dari makna pernyataan undang-undang tersebut

bahwa pentingnya Kartu Keluarga bagi masyarakat karena, Kartu

Keluarga (KK) juga memuat data tentang nama, jenis kelamin,

susunan dalam hubungan keluarga serta identitas anggota

keluarga. Disamping itu Kartu Keluarga (KK) merupakan dokumen

kependudukan yang sangat penting untuk digunakan sebagai

salah satu syarat penerbit Kartu Tanda Penduduk (KTP), dan

persyaratan pelayanan publik yang lain seperti pengurursan

paspor, sertifikat hak atas tanah, polisi asuransi, Nomor Pokok

(22)

Sebelum lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2006, bahwa sebagian masyarakat beranggapan bahwa untuk

memperoleh Kartu Keluarga itu sesuatu yang sangat mudah

bahkan dianggap tidak penting hal ini disebapkan karena

pemahaman masyarakat tentang kartu keluarga hanya sebatas

kartu identitas saja namun, begitu ditetapkan aturan yang baru

melalui kebijakan pemerintah yang baru berbau teknologi

informasih, penduduk tampaknya perlu diberikan pemahaman

tentang arti pentingnya Kartu Keluarga (KK) bagi masyarakat

serta penertiban setiap dokumen kependudukan maupun

dokumen lain yang berhubungan dengan pencatatan administrasi

kependudukan sangat penting dan bermanfaat.

Sesuai Undang-undang Nomo 23 Tahun 2006 Tentang

Administrasi Kependudukan mengatakan bahwa, Setiap

Penduduk wajib melaporkan Peristiwa Kependudukan dan

Peristiwa Penting yang dialaminya kepada Instansi Pelaksana

dengan memenuhi persyaratan yang diperlukan dalam

Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil sehingga,

Pemerintah kabupaten/kota berkewajiban dan bertanggung jawab

menyelenggarakan urusan administrasi kependudukan yang

dilakukan oleh Bupati/Walikota dalam hal ini Dinas terkait yang

ada sebagai Pelaksana melaksanakan urusan Administrasi

(23)

1. mendaftar Peristiwa Kependudukan dan mencatat

Peristiwa Penting;

2. memberikan pelayanan yang sama dan profesional

kepada setiap Penduduk atas pelaporan Peristiwa

Kependudukan dan Peristiwa Penting;

3. menerbitkan Dokumen Kependudukan;

4. mendokumentasikan hasil Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil;

5. menjamin kerahasiaan dan keamanan data atas Peristiwa

Kependudukan dan Peristiwa Penting; dan

6. melakukan verifikasi dan validasi data dan informasi yang

disampaikan oleh Penduduk dalam pelayanan

Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

Kewajiban dinas terkait dalam pembuatan administrasi

kependudukan maka pejabat pencatatan sipil mempunyai

kewenangan melakukan verifikasi kebenaran data, melakukan

pembuktian pencatatan atas nama jabatannya, mencatat data

dalam register akta pencatatan sipil, maupun dalam pembuatan

Kartu Keluarga (KK), menerbitkan kutipan akta Pencatatan Sipil,

dan membuat catatan pinggir pada akta-akta Pencatatan Sipil

lainnya. Sehingga setiap penduduk yang menjadi warga negara

(24)

diterbitkan oleh instansi maupun dinas terkait. Nomor Induk

Kependudukan yang diberikan melalui Kartu Keluarga (KK)

tersebut akan diberikan seumur hidup 1 (satu) kali dan berlaku

seumur hidup sepenjang orang tersebut masih hidup.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 ada

beberapa asas penyelenggaraan pelayanan publik, yaitu:

1. Kepentingan umum; 2. Kepastian hukum; 3. Kesamaan hak;

4. Keseimbangan hak dan kewajiban; 5. Keprofesionalan;

6. Partisipatif;

7. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif; 8. Keterbukaan;

9. Akuntabilitas;

10. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;

11. Ketepatan waktu; dan

12. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.

Dalam Undang-Undang RI nomor 25 Tahun 2009 tentang

pelayayanan publik, pasal 1 ayat (1) dijelaskan tentang definisi

pelayanan publik adalah sebagai berikut: “Kegiatan atau

rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan

pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi

setiap bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,

dan pelayanan administrasi yang di sediahkan oleh

penyeleggaraan pelayanan publik”.

Definisi pelayanan publik menurut keputusan menteri

(25)

“segalah publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima

pelayanan, maupun publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan

penerima layanan, maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan

peraturan perundang-undangan”.

Menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003

menyatakan bahwa : Hakikat pelayanan publik adalah pemberian

pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan

perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi

masyarakat. Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus

memiliki standar pelayanan dan publikasikan sebagai jaminan

adanya kepastian bagi penerima pelayanan. Standar pelayanan

merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan

menurut pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan

atau penerima pelayanan. Menurut keputusan MENPAN Nomor

63 Tahun 2003 standar pelayanan, sekurang-kurangnya meliputi :

1. Prosedur pelayanan

2. Prosedur pelayanan yang di lakukan bagi pemberi dan penerima layanan termasuk pengaduan

3. Waktu penyelesaian

4. Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.

5. Biaya pelayanan

6. Biaya atau tarif pelayanan termasuk perincian yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan. 7. Produk pelayanan

8. Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

(26)

10. Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik. 11. Kompetensi petugas pemberi layanan

12. Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus di tetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku yang di butuhkan.

Aparatur Sipil Negara nomor 81 Tahun 1993 dalam

Ratminto dan winarsih (2013 : 250 ) menyatakan bahwa tatacara

pelayanan setidak-tidaknya harus memuat secara jelas hal-hal

sebagai berikut :

1. Landasan hukum pelayanan 2. Maksud dan tujuan pelayanan 3. Alur proses/tatacara pelayanan

4. Persyaratan yang harus dipenuhi, baik persyaratan teknis maupun persyaratan administratif

5. Tatacara penilaian untuk membedahkan kepastian kepada masyarakat atau pennolakan

6. Rincian biaya jasa umum dan tatacara pembayarannya

7. Waktu penyelesaian pelayanan umum

8. Uraian mengenai hak dan kewajiban pihak pemberi dan penerima layanan umum

9. Penunjukkan pejabat penerima keluhan masyarakat

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor 25 Tahun 2004 tentang pedoman umum penyusunan

indeks kepuasan masyarakat unit pelayanan instansi pemerintah

menyebutkan bahwa: “salah satu kegiatan dalam upaya

meningkatkan pelayanan publik adalah menyusun indeks

(27)

kinerja pelayanan publik oleh aparatur pemerintah terhadap

masyarakat”.

Kepuasan masyarakat menururt keputusan menteri

pendayagunaan aparatur Negara Nomor 25 Tahun 2004 adalah “

hasil pendaoatan dan penilaian masyarakat terhadap kinerja

pelayanan yang diberikan oleh aparat pelayanan publik.

Berdasarkan prinsip pelayanan yang telah ditetapkan

dalam keputusan menteri pendayagunaan aparatur negara

nomor :63/KEP/M.PAN/72003, yang kemudian dikembangkan

menjadi 14 unsur yang relevan, valid serta reliable sebagai unsur

minimal yang ada sebagai dasar dalam melakukan pengukuran

terhadap indeks kepuasan masyarakar yaitu :

1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

2. Persyaratan pelayanan, yaitu merupakan persyaratan teknis dan administrasi yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya

3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan layanan (nama, jabatan serta wewenang dan tanggung jawabnya). 4. Kedisplinan petugas pelayan, yaitu kesanggupan

petugas dalam memberikan pelayanan terutama dalam hal konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan. 6. Kemampuan petugas pelayansn, ysitu tingkat

keahlian dan ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memeberikanpelayanan kepada masyarakat. 7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan

(28)

8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedah bedahkan golongan atau status dari masyarakat yang dilayani.

9. Kesopanan dan keramahan petugas, adalah sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan sopan dan ramah serta saling menghormati dan menghargai.

10. Kewajaran biaya pelayanan, merupakan keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya yang telah ditetapkan oleh unit pelayanan.

11. Kepastiaan biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan.

12. Kepastian jadwal pelayanan, pelaksanaan waktu pelayanan yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

13. Kenyamanan lingkungan yaitu. Kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan.

14. Keamanan pelayanan adalah terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit penyelenggaraan pelayanan atau sarana yang digunakan, sehingga masyarakkat penerima layanan merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang dapat diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.

Untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan

bagi pengguna jasa, penyelenggara pelayanan haruslah

memenihi asas-asas pelayanan yang tertuang dalam keputusan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003

Tentang Pedoman umum penyelenggaraan pelayanan publik,

yaitu :

1. Transparansi : bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti. 2. Akuntabilitas: dapat dipertanggung jawabkan sesuai

(29)

3. Kondisional: sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektifitas. 4. Partisipatif: mendorong peran serta masyarakat

dalam penyelenggaraan publik dan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

5. Kesamaan hak: tidak diskriminatif dalam arti tidak membedah bedahkan suku, ras, agama, golongan, jender, status ekonomi.

6. Keseimbangan hak dan kewajiban pemberi dan penerima layanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.

2.2.2 Pengertian Kartu Keluarga (KK)

Menurut pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 23

Tahun 2006 Tentag Administrasi Kependudukan disebutkan

bahwa Administrasi kependudukan adalah “Rrangkaian kegiatan

penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data

kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil,

pengelola informasi administrasi kependudukan serat

pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan

pembangunan sektor lain”. Pada ayat 9 disebutkan bahwa

Dokumen kependudukan adalah ’’Dokumen resmi yang diterbitkan

oleh instansi pelaksanan yang mempunyai kekuatan hukum

sebagai alat bukti autentik yang dihasilkan dari pelayanan,

pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil”.

Kartu Keluarga selanjutya disebut KK adalah kartu

(30)

dalam leluarga, serta identitas angggota keluarga, sebagaimana

yang tersebut pada pasal 1 Ayat (13). Undang-undang Nomor 23

Tahun 2006.

Ketentuan mengenai Kartu keluarga (KK) disebutkan pada

pasal 61 dan 62 Undang-undang Nomor 23 tahun 2006 Tentang

Administrasi Kependudukan, yaitu sebagai berikut:

Pasal 61

1. KK memuat keterangan mengenai kolom KK, nama lengkap kepala keluarga dan anggota keluarga, jenis kelamin, alamat, tempat lahir, tanggal lahir, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, status hubungan dalam keluarga, dokumen imigrasi dan nama orang tua.

2. Keterangan mengenai kolom agama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi penduduk yang agamanya belum diakui berdasarkan peraturan perundang-undangan atau bagi penghayat kepercayaan tidak diisi, namun tetap dilayani dan divcatat dalam base kependudukan.

3. Nomor KK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Berlaku untuk selamanya kecuali terjadi perubahan kepala keluarga.

4. KK diterbitkan dan diberikan pada instansi pelaksana kepada penduduk warga negara indonesi dan orang asing yang memiliki izin tinggal tetap.

5. KK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijadikan salah satu dasar penelitian KTP.

Pasal 62

(31)

2. Perubahan susunan keluarga dalam KK Wajib dilaporkan kepada instansi pelaksana selambat-lambatnya 30 hari

3. Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) instansi pelaksana mendaftar dan menerbitkan Kartu Keluarga.

BAB III

METODE MAGANG RISET TERAPAN PEMERINTAHAN

3.1 Desain Magang

Untuk mempermudah pencapaian tujuan magang di

perlukan penelitian, dalam melakukan penelitian di butuhkan suatu

metode atau cara dalam pengumpulan data–data yang valid pada

saat melakukan penelitian berdasarkan peraturan Rektor Institut

Pemerintahan Dalam Negeri Nomor 06 Tahun 2017 pasal 1 poin q

mendefinisikan magang adalah kegiatan Wasana Praja Diploma

IV yang bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan

pengawasan Aparatur Sipil Negara yang lebih berpengalaman

(32)

berdasarkan program studi di likasi yang telah di tetapkan serta

sebagai kegiatan pengamatan (intersip) untuk penyusunan

laporan akhir sebagai persyaratan menyelesaikan pendidikan

diploma IV.

Peran magang sangatlah penting dalam menunjang

peningkatan dalam ilmu pengetahuan dengan membuat suatu

pengamatan yang di landaskan karena adanya rasa ingin tau

dengan cara mengamati dan mencari suatu kebenaran dalam

suatu sistematis dalam waktu tertentu dengan menggunakan

metode ilmiah sesuai dengan aturan yang berlaku.

Pengumpulan data merupakan data yang sangat penting

dalam metode ilmiah, karen adalam metode pengumpulan data

pada umumnya data dikumpulkan digunakan untuk memeperoleh

informasih yang dibutuhkan dalam pencapaian tujuan penelitian

atau magang.

Desaian magang yang penulis gunakan dalam penelitian

ini adalah metode penelitian kualitatif. Menurut Jhon W Creswell

(2009 : 5) menyebutkan bahwa :

(33)

ini memiliki struktur atau kerangka yang fleksibel. Siapa pun yang terlibat dalam bentuk penelitian ini harus menerapkan cara pandang peneliti yang bergaya induktif, berfokus pada makna individual, dan menerjemahkan kompleksitas suatu persoalan.

Penelitian Deskriptif merupakan suatu metode dalam

meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi,

suatu sistem pikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa

sekrang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk

membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,

faktual dan akurat mengeni fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

antar fenomena yang diselidiki. Menurut Whintney (1960: 85),

Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-maasalah dalam masyarakat serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengru dari suatu fenomena. Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau standar-stadar, sehingga penelitian deskriptif ini disebut juga survey normative.dalam metode deskripftif dapat di teliti masalah normative bersama-sama dengan maslah status dan sekaligus membuat perbandingan-perbandingan antar fenomena.studi demikian di namakan secara umum sebagai studi atau penelitian deskriptif, adalah waktu sekarang, atau sekurang-kurangnya jangka waktu yang masi terjangkau dalam ingatan responden.

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa jenis

metode penelitian deskritif adalah metode penelitian yang untuk

(34)

metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar

belaka. Namun, dalam pengertian metode yang luas, penelitian

deskriptif mencakup metode penelitian yang luas, peneliti

deskriptif mencakup metode penelitian yang luas diluar metode

sejarah dan eksperimental, dan secara umum lebih di sebut

dengan metode survei. Kerja peneliti, bukan saja memberikan

gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga

menerangkan hubungan, menguji hipotesis-hipotesis, membuat

prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu

masalah yang ingin di pecahkan.

Penulis menggunakan metode deskriptif dalam proses

magang ini karena sudah mengetahui permasalahan secara kulit

luarnya saja, yaitu mengenai Pelayanan aparatur dalam

pembuatan Kartu Keluarga (KK). Namun dengan menggunakan

metode ini peneliti dapat memperdalam pengetahuan tentang

sebab atau hal-hal yang mempengaruhi permasalahan yang

diperoleh lalu dianalisis sedemikian rupa sesuai dengan keadaan

yang sebenarnya di lapangan.

Pendekatan induktif yang di gunakan untuk memahami

suatu penelitian, dapat membangun pengetahuan dan mencari

apa yang sesunggunya yang terjadi di lapangan melalui

pengelolaan yang akan di lakukan berdasarkan data dan fakta

(35)

kemudian di lakukan iterpretasi. Hal ini di lakukan karena proses

pengumpulan data merupakan faktor yang penting dalam

keberhasilan suatu penelitian.

Adapun sumber data primer berupa informan yang

berkaitan dengan penelitian ini adalah Kepala Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil, masyarakat yang sudah

mengurus dan memilii kartu kleluarga dan sumber data sekunder

lain berupa dokumen resmi, arsip-arsip dan buku-buku yang

berkaitan dengan objek penelitian.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan sumber utama dalam sebuah penelitian,

data yang telah dianalisis akan dapat dijadikan dasar dalam

pemecahan suatu masalah, oleh karena itu data sangat penting

untuk di kumpulkan sebelum dianalisis. Berdasarkan sumbernya

terdiri dari data primer dan sekunder, yaitu menurut mulyadi

(2014: 145) sumber data di klasifikasikan sebagai berikut :

1. Data primer

(36)

2. Data sekunder

Merupakan data yang peroleh atau di kumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada.data sekunder dapat di peroleh dari berbagai sumber, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), buku, dokumen laporan, jurnal, dan lain-lain.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis

adalah dengan cara sebagai berikut:

1. Observasi

pengumpulan data dengan observasi adalah cara

pengambilan data dengan melakukan pengamatan langsung

terhadap objek penelitian untuk memperoleh gambaran mengenai

fenomena yang diteliti secara nyata di lapangan. Menurut Creswell

(2009: 266); Observasi adalah :

langkah pengumpulan data dengan turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktifitas individ-individu di lokasi penelitian. Dalam langkah ini peneliti merekam/ mencatat baik secara terstruktur maupun semistruktur. Peneliti juga dapat terlibat dalam peran-peran yang beragam, mulai dari sebagai partisipan non-partisipan hingga partisipan utuh.

Dengan demikian penulis melakukan pengamatan dengan

terjun langsung ketempat lokasih penelitian dan akan

melaksanakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti

sehingga nantinya akan mendapatkan data yang aktual dan

(37)

2. Wawancara.

Wawancara adalah salah satu metode pengumpulan data

dengan cara mendapatkan informasih dengan cara bertanya

langsung kepada responden agar memperoleh keterangan uantuk

tujuan penelitian. Menurut Creswell (2009: 266); Dalam

wawancara kualitatif, peneliti dapat melakukan face—to face

interview (wawancara berhadap-hadapan) dengan partisipan,

memawawancarai mereka dengan telephone atau terlibat

langsung dalam focus group interview yang terdiri atas enam

sampai delapan partisipan, perkelompok. Wawancara-wawancara

ini tentu saja memerlukan pertanyaan-pertanyaan yang secara

umum tidak terstruktur (unstructured) atau bersifat terbuka

(open-ended) yang di rancang untuk memunculkan

pandangan-pandangan dan opini dari para partisipan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tipe

wawancara terbuka dimana peneliti dapat mengetahui data

selengkap sehingga pemahaman peneliti terhadap permasalahan

yang ada sesuai dengan pemahaman para pelaku itu sendiri,

adapun pihak – pihak yang akan peneliti wawancarai adalah

sebagai berikut:

(38)

NO SUMBER INFORMASIH JUMLAH

bahan-bahan tertulis berupa surat atau gambar yang tersimpan

sebagaimana adanya. Menurut Creswell (2009:266), Dokumentasi

adalah “pengumpulan dokumen-dokumen public seperti koran,

makalah, laporan kantor ataupun dokumen privat seperti buku

harian, diary, surat dan email”.

Dengan demikian penulis dalam menggunakan teknik

dokumentasi, mengumpulkan data dari dokumentasi naskah

dianas, sumber dari arsip, dan laporan-laporan tertulis lain yang

berkaitan dengan tujuan penelitian.

3.3 Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh pada saat melakukan penelitian

di lokus penelitian yang telah ditentukan sebelumnya, tentu akan

(39)

masih mentah tersebut harus dianalisis agar dapat diberi arti dan

makna yang berguna dalam pemecahan masalah penelitian. Yang

sifatnya eksploratif dan induktif degan tujuan untuk memperoleh

pemahaman dan pengertian bukan membuktikan hipotesis teori.

Menurut Miles dan Huberman (2012: 91) mengemukakan bahwa

“aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif

dan berlangsung secara terus hingga tuntas sehingga data yang

diperoleh sesuai fakta dilapangan.

Penelitian dilakukan penulis menggunakan teknik analisis data

model Miles dan Huberman sebagaimana dikutip yaitu:

1. Data Reductio

Merangkul atau memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dan dicari tema dan polanya. Dengan demikina data yang akan direduksi akan memberikan gambaran yang jauh lebih jelas dan mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data dan mencarinya bila diperlukan. Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data. dimaksudkan dapat mempermudah untuk memahami yang terjadi, merencanakan keja selanjutnya berdasarkan apa yang telah sudah dipahami sebelumnya.

3. Conslusion Drawing

(40)

karena telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada dilapangan.

Penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan

analisis kualitatif, hal ini dapat dilihat dari teknik analisis data yaitu

reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan seperti yang

sudah dijelaskan penulis diatas. Dengan demikian setelah

memeperoleh data melalui pengumpulan data dengan metode

wawancara dan dokumentasi, penulis menganalisa data yang

banyak tersebut dengan mereduksi terlebih dahulu, kemudian

menyajikan data yang telah direduksi dan pada akhirnya akan

ditearik kesimpulan. Penelitian kualitatif yang dilakukan oleh

penulis menekankan pada kemampuan nalar dalam

menghubungkan fakta di lokasi magang, disesuaikan dengan

lokasih magang peneliti sesuai data – data yang diperoleh dari

informan.

3.4 Tempat dan Jadwal Magang 3.4.1 Tempat Magang

Pelaksanaan kegiatan magang ini dilaksanakan di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Jayawijaya

Provinsi Papua.

(41)

Berdasarkan kalender Akademik Institut Pemerintahan

Jadwal Kegiatan Magang dan Penyusunan Laporan Akhir Wasana Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri Tahun

20117-2018

Okt Nov Des Jan Feb Mar

(42)

Keteragan : Pelaksanaan Kegiatan

BAB IV

ANALISIS FOKUS MAGANG RISET TERAPAN PEMERINTAHAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Magang

Kabupaten Jayawijaya adalah salah satu kabupaten yang

berada di ujung timur Indonesia di Provinsi Papua. Ibu kota

kabupaten terletak di Wamena atau yang sering disebut dengan

Lembah Baliem. Kota Wamena merupakan satu-satunya kota

terbesar yang terletak di pegunungan tengah Papua, wamena

berasal dari dua kata Wam dan Ena yang berarti Babi Jinak.

Berbeda dengan kota-kota besar lainnya di Papua seperti Timika,

Jayapura, Sorong, dan Merauke.

Wamena merupakan surga dan mutiara yang belum

(43)

Kabupaten Jayawijaya sendiri memiliki ketinggian sekitar 1800

meter diatas permukaan laut, dan terletak antara 138° 30’ - 139°

40’ Bujur Timur dan 3° 45’-4° 20’ Lintang Selatan. Luas wilayah

Kabupaten Jayawijaya adalah 8. 469. Km2 dengan total jumlah

penduduk 268. 137 jiwa masing-masing laki-laki sebanyak 141,

417 jiwa dan perempuan sebanyak 126. 720 jiwa.

Secara Administasi Kabupaten Jayawijaya terdiri dari 40

(empat puluh) Distrik, 4 (empat) Kelurahan, dan 328 (tiga ratus

dua puluh delapan) Kampung. Distrik dengan Kampung terbanyak

adalah Distrik Kurulu (12 Kampung) sedangkan Distrik dengan

Kampung Paling Sedikit adalah Distrik Witawaya dan Wame

(masing-masing 4 Kampung) Distrik dengan Wilyah terluas adalah

Distrik Siepkosi (138,41 Km) dan Distrik dengan luas terkecil

adalah Distrik Wouma (48,75 Km)

Tabel 4.1

Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Jayawijaya

No

PEMBAGIAN WILAYAH

ADMINISTRASI JUMLAH

(44)

1. Distrik 40

2. Kampung 328

3. Kelurahan 4

5. Rumah Tangga / KK 76.068

6. Penduduk 268.137

7. Kepadatan Per KM2 16,05 orang/Km2

8. Luas Wilayah 8.469 Km2

8. Perbandingan Laki : Perempuan (sex ratio)

112,09 %

(Dalam 112 laki-laki ada 9 perempuan

Sumber : (Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Jayawijaya 2017)

Batas wilayah Kabupaten Jayawijaya berbatas dengan

Kabupaten/ Kota yaitu :

Sebelah Utara : Kabupaten Mambramo tengah Sebelah

Selatan : Kabupaten Yahukimo

Sebelah Barat : Kabupaten Lanny Jaya dan Tolikara

Sebelah Timur : Kabupaten Pegunungan Bintang.

a. Topografi dan iklim

Kabupaten Jayawijaya berada dihamparan Lembah

Baliem, sebuah lembah aluvial yang terbentang pada areal

ketinggian 1500–2000m diatas permukaan laut. Temperatur udara

bervariasi antara 14,5 derajat celsius. Dalam setahun rata-rata

curah hujan 1.900 mm dalam dalam sebulan terdapat kurang lebih

16 hari hujan. Musim kemarau dan musim hujan sulit dibedakan,

berdasarkan data bulan maret adalah bulan dengan curah hujan

(45)

Kota Wamena dikelilingi oleh Pegunungan Jayawijaya

yang terkenal karena puncak-puncak salju abadinya, antara lain:

Puncak Trikora (4. 750 m), Puncak Mandala (4. 700 m) dan

Puncak Yamin (4. 595 m). Pegunungan ini amat menarik

wisatawan dan peneliti Ilmu Pengetahuan Alam karena puncakna

yang selalu ditutupi salju walaupun berada di kawasan tropis,

lereng pegunungan yang terjal dan lembah sungai yang sempi

dan curam menjadi ciri khas pegunungan ini.

b. Demografi dan Budaya

Kabupaten Jayawijaya dihuni oleh masyarakat pribumi

Lembah Baliem yang sering disebut Suku Dani, rata-rata kenaikan

populasi orang Dani sangat rendah dibandingkan dengan daerah

lain di Indonesia, salah satu penyebabnya adalah keenggangan

pada ibu untuk mempunyai anak lebih dari pada dua yang

menyebabkan rendahnya pertumbuhan populasi Suku Dani di

Lembah Baliem.

Sikap berpantang pada ibu selama masih ada anak yang

masih disusui membuat jarak kelahiran menjadi jarang, hal ini

dapat dipengaruhi oleh adat istiadat orang Baliem suku Dani yang

hidup di Kabupaten Jayawijaya. Poligami terjadi pada laki-laki

yang kaya mempunyai banyak Babi, karena Babi merupakan

(46)

selain sebagai maskawin Babi juga digunakan sebagai lambang

kegembiraan maupun kedudukan, dan Babi dapat digunakan

menjadi alat pembayaran denda terhadap berbagai jenis

pelanggaran adat maupun masalah lain.

Sebelum tahun 1945, penduduk kabupaten jayawijaya

merupakan pendududk masyarakat yang homogen dan hidup

berkelompok menurut wilayah adat, sosial, komfederasi suku pada

masing-masing kelompok, hingga berkembangnya pekembangan

jaman modern sekarang ini, penduduk jayawijaya sudah menjadi

Heterogen yang datang dari berbagai wilayah di Indonesia dengan

kehidupan yang rukun dan berbaur satu sama lain.

c. Sosial Ekonomi

Mata pencaharian utama masyarakat Jayawijaya adalah

bertani, dengan sistem pertanian tradisional, makanan pokok

masyarakat Kabupaten Jayawijaya adalah Ubi Jalar, Keladi dan

Jagung sehingga pada areal pertanian masyarakat dipenuhi

dengan jenis tanaman makanan pokok ini sehingga Pemerintah

Kabupaten Jayawijaya berkomitmen dan berusaha untuk

memperkenalkan jenis tanaman lainnya seperti berbagai jenis

sayuran (Kol, Sawi, Wortel, Buncis, Kentang melalui Dinas terkait

dalam hal ini, Dinas Pertanian dan Tanaman Panggang.

Lembah Balim adalah areal luas yang sangat subur

(47)

dikembangkan tanpa pupuk kimia. Padi sawah juga mulai

berkembang didaerah ini karena masyarakat penduduk asli

Kabupaten Jayawijaya sudah mengenal cara bertani Padi Sawah,

dan kini komoditas perkebunan lainnya yang kini mulai mengenal

dan berkembang pesat adalah Kopi Arabika.

d. Jumlah Penduduk.

Kabupaten Jayawijaya didiami oleh Suku Dani, seiring

dengan perkembangan zaman dan tuntutan reformasih dewasa ini

Kabupaten Jayawijaya didiami oleh beraneka ragam etnis dan

suku bangsa setidaknya terdapat 3 (tiga) suku yang saat ini hidup

berdampingan dan saling berbaur satu sama lain dengan

harmonis yakni Suku Dani, Suku Lani, dan Suku Yali,.

komposisi penduduk yang dirinci menurut etnis

menunjukan bahwa Suku Dani merupakan jumlah terbesar (45%),

selanjutnya Suku Lani (20%), Suku Yali (22%), dan suku lainnya

(13%).

Jumlah Penduduk Kabupaten Jayawijaya saat ini dapat

dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel. 4.2

(48)

No DISTRIK

19. ITLAI HISAGE 1.998 1.696 3.694.Jiwa

(49)

Sumber : (Bagian Tata Pemerintahan Setda Kabupaten Jayawijaya Tahun 2017)

Berdasarkan data jumlah penduduk Kabupaten

Jayawijaya tahun 2017 diatas menunjukan bahwa Distrik dengan

Jumlah penduduk terbanyak adalah Distrik Wamena dengan

jumlah penduduk 51.635 Jiwa, Sedangkan Distrik dengan jumlah

penduduk paling sedikit adalah Distrik Bpiri dengan jumlah

penduduk 1.006 Jiwa.

Jumlah Penduduk Kabupaten Jayawijaya Sampai dengan

Tahun 2017 yang telah terdaftar dalam Sistem Informasi

Kependudukan (SIAK) adalah sebanyak 268.137 Jiwa, terdiri dari

penduduk laki-laki sebanyak 141.417 jiwa dan penduduk

perempuan sebanyak 126.720 jiwa. Data perkembangan Jumlah

penduduk Kabupaten Jayawijaya selama 5 (lima) tahun terakhir

dapat dilihat pada tabel dibawah 4.3 dibawah ini :

(50)

Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Jayawijaya 5 (lima) Tahun Terakhir

NO TAHUN JUMLAH PENDUDUK KENAIKAN

1 2 3 4

1. 2013 199.557 Jiwa 3,472 Jiwa

2. 2014 212.362 Jiwa 12,805 Jiwa

3. 2015 223.443 Jiwa 11,081 Jiwa

4. 2016 265.242 Jiwa 41,799 Jiwa

5 2017 268.137 Jiwa 49,925 Jiwa

Sumber : (Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Jayawijaya Tahun 2017)

e. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan.

Peranan Pemerintah Daerah Kabupaten Jayawijaya saat

ini, cukup konsen dengan mengembangkan dunia pendidikan dari

tingkat sekolah dasar (SD) sampai pada sekolah menengah atas

(SMA) bahkan sampai pada level perguruan tinggi melalui tenaga

(51)

daya manusi (SDM) di Kabupaten Jayawijaya benar-benar

melahirkan pemimpin-pemimpin yang cerdas.

Tujuan pendidikan pada dasarnya menghantarkan para

peserta didik menuju pada perubahan-perubahan tingka laku baik

intelektual, moral, maupun sosial agar dapat hidup mandiri

sebagai individu dan makluk sosial. Oleh karena itu pemerintah

Kabupaten Jayawijaya tetap berupaya untuk meningkatkan

kualitas pendidikan di Kabupaten Jayawijaya melalui penyediaan

sarana belajar bagi anak sebagai peserta didik maupun

menyiapkan tenagan-tenaga pengajar atau pendidik Dinas terkait.

Dibidang pendidikan, terdapat beberapa jenjang

pendidikan formal yang ada di Kabupaten Jayawijaya

sebagaimana tercantum pada tabel dibawah ini:

Tabel. 4.4

Jumlah Lembaga Pendidikan Formal Kabupaten Jayawijaya

No LEMBAGA

PENDIDIKAN

JUMLA

H STATUS

1. PAUD 10 Aktif

2. TK 8 Aktif

3. SD 122 Aktif

4. SMP 55 Aktif

(52)

6. PERGURUAN TINGGI 4 Aktif

Sumber : ( Dinas Pendidikan & pengajaran Kabupaten Jayawija Tahun 2017)

f. Keagamaan

Pada umumnya masyarakat Kabupaten Jayawijaya

mayoritas memeluk agama Kristen Katholik. Hal ini dapat dilihat

dari banyaknya tempat beribadah pemeluk agama Katholik

(Gereja) yang terdapat paling banyak. Dikabupaten Jayawijaya

mempunyai 446 tempat peribadatan/beribadah yakni 319 buah

tempat beribadah umat beragama Khatolik (Gereja), 111 buah

tempat beribadah umat beragama Kristen Prostetan (Gereja), 15

buah tempat ibadah beragama Islam (Mesjid), dan satu buah

tempat Ibadah umat Hindu (Pura).

Sejalan dengan itu jumlah rohaniwan dan penyuluh

agama yang ada dikabupaten jayawaijaya juga cukup banyak dan

presentase terbesar pada agama Katholik yaitu 967 Rohaniwan

atau Hamba Tuhan (Pastor), 602 Rahaniwan (Pendeta) bagi umat

Kristen Prostetan, 26 Rohaniwan (Ustad) bagi umat Islam, 2

Rohaniwan bagi umat Hindu

Dibawah ini jumlah tempat peribadatan yang terdapat di

Kabupaten Jayawijaya dapat dilihat pada Tabel Dibawah ini

(53)

1. Katholik : 319 Gereja

2. Kristen Prostetan : 111 Gereja

3. Islam : 15 Masjid

4. Hindu : 1 Pura

5. Budah : -

4.1.1 Gambaran Umum Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Jayawijaya

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Jayawijaya di bentuk melalui Peraturan Daerah Kabupaten

Jayawijaya Nomor 18 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Perangkat Daerah Sebagai suatu lembaga perangkat darah

yang bersifat teknis yang mempunyai kewenangan dibidang

Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Jumlah Pegawai yang bekerja pada Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Kabupaten Jayawijaya sebanyak 17 (tujuh

belas ) orang masing masing memiliki posisi dan kedudukan setra

tugas fungsi yang berbedah-bedah, diantaranya terdiri dari 1 orang

Kepala Dinas, 3 orang Sekretaris, 4 orang Kepala Bidang, 11 orang

(54)

4.1.2 Visi dan Misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Jayawijaya

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Jayawijaya mempunyai Visi dan Misi Sebagai Berikut:

Visi :

MEWUJUDKAN PELAYANAN PRIMA DALAM TATA KELOLA ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL, MENUJU MASYARAKAT KABUPATEN JAYAWIJAYA YANG SEHAT CERDAS DAN SEJAHTERA.

Misi :

Adapun misi dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kabupaten Jayawijaya adalah :

1. Meningkatkan tertib Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil.

2. Meningkatkan pelayanan yang optimal kepada

masyarakat (Transparan, mudah, dan ada kepastian.

3. Membangun data Base kependudukan yang akurat

4. Meningkatkan sosialisasi produk hukum tentang

administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

5. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan

prasarana kerja guna memehuhi standar pelayanan yang

(55)

Makna dari Visi tersebut dapat disimpulkan bahwa Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Jayawijaya

berkeinginan menjadi Instansi Profesioanal di bidang

Kependudukan dan Pencatatan Sipil, kondisi yang diinginkan

dalam Visi tersebut adalah dapat mewujudkan terkendalinya

pertumbuhan dan mobilitas penduduk serta tertibnya Administrasi

Kependudukan. Sejalan dengan Visi Kabupaten Jayawijaya maka

diharapkan untuk masa yang akan datang membangun

Kabupaten Jayawijaya dibidang Kependudukan dan Pencatatan

Sipil diantaranya mengacu kepada peningkatan Sumber Daya

Manusia Aparatur dan menata data basse Kependudukan

Kabupaten Jayawijaya dengan baik dan akurat.

4.1.3 Susunan Organisasi

Adapun susunan organisasi Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Jayawijaya terdiri dari :

 Kepala Dinas

 Sekretaris terdiri dari :

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi

 Bidang Pelayanaan Pendaftaran Penduduk terdiri dari :

Seksi Identitas Penduduk

(56)

Seksi Pendataan Penduduk

 Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil terdiri dari :

Seksi Kelahiran

Seksi Perkawinan dan Perceraian

Seksi Perubahan Status Anak dan Kematian

 Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan

Seksi Sistem Informasih Administrasi Kependudukan

Seksi Pengelolaan dan Penyajian data Kependudukan

Seksi Tata Kelola SDM dan Tek-Kom

 Bidang Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan terdiri dari:

Pemanfaatan Data dan Dokumentasi Kependudukan

Seksi Kerja sama dan Inovasi Pelayanan

(57)

4.1.4 Uraian Tugas Pokok dan Fungsi

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati Kabupaten

Jayawijaya No 53 Tahun 2016, Tentang Organisasi tata kerja

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Jayawijaya

merupakan unsur pelaksana urusan Administrasi Kependudukan

Gambar

Tabel 3.2Jadwal Kegiatan Magang dan Penyusunan Laporan Akhir
Tabel. 4.4
Tabel  diatas  menunjukan  Penduduk  Kabupaten

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, pelaksanaan Program Pembinaan Ideologi, harus menjadi fokus utama dalam penyusunan program prioritas lainya pada Direktorat Jenderal Politik dan

Cara yang ditempuh Hansen selaku marketing komunikasi dalam menampilkan tampilan visual dari event yang akan diselenggarakan di JX International, memang harus lengkap

Hasil penelitian Budi (2016) tentang suhu simpan dan berat biji pada pertumbuhan awal bibit durian lokal Lumajang diperoleh informasi sebagai berikut: (a)

 Pada kondisi 0, sudut yang terbentuk antara tuas handbrake dan lantai dasar kabin cukup besar sehingga perlu dirubah menjadi lebih kecil.  Pada mobil GEA ini, yang digunakan

64 Dari langkah-langkah perubahan dan usulan yang dilakukan dapat dibuat menjadi future state map aktivitas perbaikan preventive untuk menunjukkan adanya perbaikan

Penerapan model pembelajaran Think Talk Write untuk meningkatkan keterampilan menulis laporan hasil praktik pada peserta didik kelas IV SDN Karangasem 1 tahun

(2) Giberelin 100 ppm merupakan konsentrasi terbaik dalam mempengaruhi induksi partenokarpi sedangkan giberelin dengan konsentrasi 200 dan 300 ppm mempengaruhi

Upaya pemerintah yang harus dilakukan dalam pemberantasan illegal fishing adalah: pembenahan sistem hukum dan peradilan perikanan, Peningkatan aparatur penegak hukum